Struktur Secara Hirarki Motif Menabung (Translate) Luigina Canova, Anna Maria Manganelli Rattazi, Paul Webley
Pendahuluan Dari sudut pandang Psikologi, tabungan dapat menjadi bahan pertimbangan sebuah proses pengambilan keputusan dan menabung sebagai kegiatan rutin dapat menjadi sumber untuk tercapainya sebuah tujuan (dana pensiun, membeli sesuatu, memberi hadiah) (Lewis, Webley & Furnham 1995; Warneryd, 1999). Dalam Psikologi, beberapa telah memfokuskan perhatian tentang pengaruh sifat kepribadian, kemampuan menunda kesenangan, control diri, perasaan tidak suka terhadap resiko (bahaya), locus of control dan kesukaan atas waktu. Dalam sudut pandang ekonomi, tabungan menjadi objek pertimbangan secara teoritik dan empiric (seperti teori-teori Keynes, Modigliani, Friedman and Duesenberry). Beberapa telah melakukan analisis terhadap dampak variable sosio-ekonomi (usia, pendidikan dan pendapatan), kebiasaan dan sikap. Kondisi ini menunjukkan bahwa keputusan untuk menabung meskipun dipengaruhi oleh factor ekonomi, juga ada proses psikologi dan sosiapsikologi yang kompleks. Menurut Keynes (1936) ada 8 motif yang berbeda dalam menabung yaitu : (1) Precaution (tindakan pencegahan), berimplikasi pada menambah cadangan untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga; (2) Foresight (tinjauan masa depan), untuk mengantisipasi perbedaan antara pendapatan dengan pengeluaran belanja di masa depan (the life-cycle motive); (3) Calculation (perhitungan), ingin memperoleh keununtungan (bunga uang); (4) Improvement (perbaikan), meningkatkan standar hidup untuk waktu yang lama; (5) Independence (kebebasan), menunjukkan adanya kebutuhan akan kebebasan dan memiliki kekuasaan untuk melakukan sesuatu; (6) Enterprise (usaha), adanya kebebasan untuk menanamkan uang ketika ia memungkinkan
(mendukung);
(7)
Pride
(kebanggaan),
lebih
tertuju
pada
menempatkan uang untuk ahli waris (the bequest motive); dan (8) Avarice (keserakahan harta) atau kekikiran yang sesungguhnya. Sedangkan Browning dan Lusardi (1996) menambahkan adanya down-payment motive, yaitu keinginan (hasrat) untuk mengakumulasikan keseluruhan uang untuk digunakan sebagai alat pembayaran terhadap barang yang mahal dan tahan lama seperti rumah atau mobil. Salah satu yang penting menurut teori ekonomi tentang tabungan adalah hipotesa life cycle yang dikemukakan oleh Modigliani dan Brumberg (1954), dimana
individu menabung untuk pegangan di akhir kehidupannya saat mereka tidak memperoleh pendapatan lagi. Dalam konteks ini maka motivasi utama yang mendorong individu menabung adalah keinginan mengakumulasikan uang untuk digunakan saat ia pensiun. Sedangkan pengembangan dari hipotesa ini adalah the permanent income (Friedman, 1957), dimana motivasi menabung adalah untuk warisan (Bequast motive). Beberapa studi yang telah dilakukan menemukan adanya perbedaan motivasi untuk menabung. Katona (1975) menemukan bahwa pada tahun 1960an di USA orang menabung karena untuk menghadapi hal-hal darurat (sakit, menganggur), cadangan kebutuhan, masa tua atau pensiun, kebutuhan anak-anak, membeli rumah atau barang yang tahan lama dan untuk liburan. Hanya sedikit yang mengatakan bahwa menabung untuk memperoleh pendapatan di masa yang akan datang atau meninggalkan uang untuk warisan. Temuan terbaru oleh Kotlikoff (1989) menyatakan bahwa sekitar 30 % tabungan keluarga di USA dapat diterangkan melalui motive precautionary nature (tindakan pencegahan yang alami), misalnya dalam bentuk kecemasan tentagn usia tuanya. Hal ini juga ditemukan di Belanda dan Swedia. Sementara Johnson (1999) menemukan adanya motive antisipasi keadaan darurat dan pendidikan anak-anaknya pada orang Asia. Sedangkan penelitian di Jepang oleh Horioka & Watanabe (1997) menemukan bahwa orang jepang menabung karena alasan menghadapi pensiun dan tindakan pencegahan. Keluarga di Australia mengemukakan motif menabung adalah untuk alasan pensiun, liburan dan pencegahan serta investasi rumah, membayar tagihan, pendidikan anak dan pembelian barang yang tahan lama. Sementara motif untuk mewariskan harta kurang penting di kalangan mereka (Haris, Loundes dan Webster, 2002). Komunitas orang Inggris menyatakan bahwa yang lebih penting adalah tabungan untuk pegangan masa depan sedangkan orang Israel dan Italia untuk pendidikan dan kesehatan anak-anaknya (Webley, 2000). Peneliti yang lain telah memasukkan factor psikologi dalam perhitungan model perilaku menabung. Sebagai contoh dalam hipotesa behavioural lif cycle oleh Thaler dan Shefrin (1988) mempertimbangkan factor psikologi seperti akutansi mental dan self control. Menurut model ini, orang tidak memperlakukan kekayaan mereka dengan cara yang sama, tetapi sangat bergantung bagaimana ia memandang uangnya apakah sebagai pendapatan sekarang, asset sekarang atau asset masa depan. Sementara terkait dengan control diri Thaler dan Shefrin mengatakan bahwa orang
sering mengadopsi (menerima) aturan yang membatasi adanya kesempatan untuk membelanjakan uang, baik itu dari luar dirinya maupun dari dalam. Lindqvist (1981) mengatakan ada sebuah struktur dalam motif menabung yaitu : pada level terendah adalah kebutuhan untuk mengatur uang tunai untuk tujuan jangka pendek, level kedua adalah kebutuhan untuk pegangan uang sebagai ukuran tindakan pencegahan, level ketiga adalah kebutuhan membeli barang yang sangat mahal dan level terakhir adalah kebutuhan mengatur akumulasi keuangan. Variasi tingkatan ini sangat tergantung perbedaan karakteristik penabung. Xiao dan Anderson (1993) dan Xiaon dan Olson (1993) menguraikan teori Maslow dan hipotesa behavioral life cycle dalam pendekatan mereka. Mereka menemukan bahwa keluarga menunjukkan perbedaan motivasi dalam menabung dan menabung menurut perbedaan kategori mental accounting akan menentukan perbedaan kebutuhan. Xiao dan Noring (1994) mengatakan bahwa motivasi untuk mengkonsumsi saat ini dan yang akan datang dapat didefinisikan sebagai kebutuhan financial yang merupakan refleksi dari kebutuhan yang dideskripsikan oleh Maslow. Tingkat kebutuhan financial paling rendah memfokuskan pada konsumsi saat ini sedangkan yang paling tinggi adalah konsumsi masa depan. Hal ini berarti bahwa ketika sebuah keluarga mempunyai sumber keuangan yang memadai (pendapatan, assest dan keuangan bersih) lebih memungkinkan memiliki kebutuhan financial lebih tinggi. Sedangkan keluarga dengan sumber daya yang sedikit akan cenderung pada pengeluaran tiap hari. Jika sumber daya meningkat, maka motivasi menabung untuk kepentingan darurat akan meningkat pula. Pada tingkat pendapatan paling tinggi, motivasi terfokus pada pensiun, anak-anak dan pertumbuhan (meningkatkan standar hidup). Warneryd (1995) menyatakan ada 4 motif menabung dan ia menekankan bahwa seseorang dapat menabung untuk satu atau lebih motif pada saat yang sama. Pada level yang pertama adalah menabung sebagai kebiasaan yang terus menerus. Kondisi ini tidak terkait dengan tujuan yang spesifik. Yang kedua sering disebut motif tindakah pencegahan yang terkait dengan kondisi ketidakpastian di masa depan. Motif yang ketiga adalah motif mewariskan, artinya tabungan yang digunakan setelah terjadinya kematian dalam keluarga dan yang keempat adalah motif profit yang berarti keinginan untuk memperoleh tambahan pendapatan dari tabungan yang dimiliki. Hasil dari analisis multiple regressi menunjukkan bahwa motivasi menabung
sebagai kebiasaan yang berkelanjutan dan tindakan pencegahan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total varian uang yang ditabung.
2. Metode 2.1. Prosedur dan Partisipan Data telah dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebar pada bulan November – Desember 1999 dengan 302 responden pada Exeter School of Psychology. Responden diminta memaparkan rencana tabungannya untuk 12 bulan kedepan. Jika responden mempunyai rencana tersebut maka ia diminta menjawab kuesioner A dan jika tidak punya ia diminta menjawab kuesioner B. Ada 141 kuesioner yang dinyatakan valid dan 97 merupakan tipe A. Responden yang terlibat adalah 58 % wanita dengan usia 5 % di bawah 30 tahun, 23 % usia 31 – 45 tahun, 56 % usia 46 – 65 tahun dan 16 % 65 tahun keatas. 71 % responden telah menikah atau tinggal bersama pasangannya dan 51 % bergantung pada anak-anaknya. 29 % memiliki kualifikasi professional dan 36 % setingkat universitas. 34 % responden bekerja sebagai tenaga professional dan 32 % telah pensiun. 29 % pendapatannya di bawah ₤ 1200, 24 % antara ₤ 1200 – ₤ 1600, 22 % antara ₤ 1600 – ₤ 2400 dan 23 % diatas ₤ 2400. 93 % responden memiliki pekerjaan sendiri. 50 % responden memiliki sumber pendapatan dari rumah tangga dan 31 % dari pensiun atau keamanan social.
22. Bahan – Bahan Quesioner yang digunakan terdiri dari pertanyaan tentang keuangan rumah tangga dan situasi saat menabung di masa lalu, sosio demografi dan ekonomi (jumlah pendapatan bersih tiap bulan dan sumber pendapatan). Responden diminta memberi 4 alasan mengapa mereka merencanakan untuk menabung (pada kolom 1) kemudian mereka diminta memberika alasan (pertimbangan) mengapa hal itu penting (pada kolom 2) dan setelah itu responden diminta memberikan pertimbangan mengapa jawaban tersebut penting (diletakkan pada kolom 3).
3. Hasil. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengna menggunakan analisis isi (content analysis) dan hasil penelitian menunjukkan total ada 15 kategori tujuan seseorang menabung.
Tabel : kategori tujuan menabung
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15.
TUJUAN Otonomi
KETERANGAN
Untuk memperoleh otonomi dari orang lain maupun dunia luar Ketersediaan uang Agar tetap tersedia uang Spekulasi Untuk mendapatkan bunga dari investasi Pembeliaan Untuk membeli barang-barang konsumsi Keamanan Untuk mengembangkan rasa aman dan ketenangan Liburan / hobi Untuk memperoleh suatu liburan dan rekreasi yang lain Proyek Untuk hasrat kepuasan atau merealisasikan proyek di masa yang akan dating Tindakan pencegahan Untuk menghadapi situasi yang tidak terduga atau kejadian yang buruk Kebiasaan menabung dan Menabung sebagai konsekuensi kebiasaan nilai uang seseorang untuk menghindari pengeluaran, moral, budaya dan alasan psikologis Harga diri Untuk mengembangkan konsep diri Rumah tangga Untuk mengelola pengeluaran rumah tangga yang tidak terduga Kesenangan diri Untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan diri Pensiun Menabung dalam pandangan pensiun dari kerja Menghindari hutang Untuk menghindari dari hutang atau pembayaran pinjaman Masa tua atau sakit Menabung dalam pandangan masa tua atau pemeliharaan kesehatan
Tabel : Implikasi matrik tujuan dihubungkan dengan menabung
Abstrak rasio 0.84 0.81 0.67 0.67 0.63 0.56 0.53 0.40 0.39 0.35 0.30 0.29 0.25 0.17 0.05
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tujuan
1
2
3
Self esteem Self gratification Autonomy Household To avoid debt Security Project Speculation Saving habit and money value Old age / illness Retirement Precaution Money availability Purchases Holidays / hobbies
11 4 1 3 5 1 4 4 0 0 2 1 1 4
6 2 7 0 8 2 6 2 4 15 4 7 20 2
0 3 1 2 10 0 2 0 7 1 3 3 0 6
In-degrees Mention per goal Number people mentioning goal ≥ 1 Percent
41 58 36 37
109 134 70 72
32 59 32 33
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
Out degree 8 25 16 15 15 40 7 25 17 20 28 50 45 45 36
0 1 0 0 3 2 1 2 2 0 4 6 6 0
0 1 1 0 0 0 0 2 0 0 10 3 8 3
1 6 3 1 3 0 5 4 1 3 16 3 4 0
0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
0 1 1 0 1 2 0 1 0 1 0 5 5 3
1 0 2 2 0 1 1 0 0 0 2 2 0 0
0 2 0 1 1 4 0 0 0 1 2 0 0 0
0 0 1 0 1 1 0 2 0 5 1 1 0 0
0 0 0 1 0 6 0 1 0 1 2 9 0 0
0 0 1 1 3 0 0 0 1 0 4 4 1 0
0 0 0 0 0 0 0 3 1 0 0 1 4 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 -
30 130 54 56
25 35 30 31
50 94 51 53
8 12 10 10
17 49 27 28
11 53 27 28
11 27 21 22
12 38 30 31
20 94 58 60
15 53 38 39
9 60 46 47
2 392 47 39 40
Diagram : Hirarki tujuan menabung
11
Self gratification
Autonomy
Self estem 6 10 8 5
7
7
6
Hause hold
To avoid debt
6
15
Security
Old age/Illness
20
5
26
16 6
5
Retirement
6
10
Speculation
8
6 5 9
Money availability
Precaution
5
Holidays/ Hobbies
Purchases
4. Kesimpulan Dalam penelitian ini ditemukan adanya 15 tujuan yang menonjol dengan hirarkinya. Hirarki yang paling bawah lebih konkrit motivasinya seperti menabung untuk rumah yang lebih baik, mobil baru atau liburan. Motivasi yang konkrit lainnya adalah ketersediaan uang, sehingga menabung menjadi salah satu solusinya. Kelompok motivasi yang lain difokuskan pada masa tua atau sakit dan pensiun. Pada kasus pertama tabungan mempunyai tujuan sebagai jaminan untuk kebebasan dan otonomi individu; pada kasus yang kedua tabungan mempunyai tujuan sebagai garansi dan menjaga standar hidup yang lebih baik setelah pensiun. Secara umum ada 3 orientasi menabung yang dapat diketahui, yaitu : Pertama, difokuskan sebagai cara menghindari hutang dan meningkatkan keamanan yang pasti dalam kehidupan. Kedua, difokuskan sebagai refleksi atas hasrat untuk kesenangan diri seperti liburan, hobi, pembelian dan sebagai perantara menjaga (mengurus) keluarga. Ketiga,
difokuskan pada keterkaitan dengan masa tua. Pad responden ini, tabungan untuk pensiun penting untuk menjami kesenangan pada periode kehidupan ini. Kemudian disambungkan dengan 3 tujuan superordinat yang lain seperti keamanan, harga diri dan kesenangan diri yang berhubungan secara timbale balik. Tujuan menabung pada responden ini mirip dengan yang sering muncul dalam literature. Tetapi dalam studi ini dapat ditemukan adanya urutannya (hirarki). Struktur hirarki menunjukkan bahwa level yang lebih tinggi ditemukan pada aspek psikologi seperti kesenangan diri dan harga diri. Disamping itu studi yang lain menemukan hal yang tidak sama yaitu bahwa urutan motivasi adalah sebuah skema kognitif, indikasinya adalah struktur motif menabung mungkin tidak bergantung sepenuhnya pada variable sosio-demografi. Dalam analisanya peneliti sangat setuju dengan pernyataan Warneryd yang mengatakan bahwa lebih banyak perhatian diberikan pada aspek kesenangan (hedonis) dalam menabung. Ini berarti bahwa menabung sebagai sebuah proses dan signifikansi tabungan tabungan terhadap individu harus dipelajari (1999). Ekonomi secara umum mendefinisikan tabungan sebagai pendapatan setelah terjadinya pengeluaran atas barang yang dikonsumsi, sehingga menabung adalah hal yang pasif. Sementara menabung untuk ekonomi klasik dihubungkan dengan menahan diri dari kegiatan konsumsi dan menunda (mengundurkan) konsumsi. Tetapi menabung tidak selalu negative, ia mengesankan menimbulkan rasa sakit (menderita) saat ini untuk mencapai kesenangan dimasa yang akan datang, tetapi dapat dilihat sebagai sesuatu yang mendorong munculnya kesenangan yang lezat di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan secara luas karena sample yang digunakan tidak mewakili keseluruhan populasinya. Meskipun demikian hal ini dapat memberikan dorongan bagi penelitian tentang motivasi menabung. Misalnya Warneryd (1995) menunjukkan adanya 3 motif yaitu pengendalian pengeluaran (belanja), tindakan pencegahan dan motif mewariskan memiliki kontribusi yang nyata untuk
menjelaskan
ukuran-ukuran
menabung.
Diharapkan
studi
berikutnya
membutuhkan investigasi bagaimana pengaruh motivasi menabung dengan niat dan perilaku menabung.
Contoh Kuesioner Sebutkan 4 alasan menabung.
Alasan-alasan Mengapa saya menabung
Mengapa alasan ini penting
Mengapa alasan ini penting
Untuk persediaan tunai
Untuk meningkatkan pendapatan
Untuk keamanan keuangan
Untuk liburan
Untuk memperoleh kesenangan
Untuk perasaan baik tentang diriku
Untuk membeli sesuatu
Untuk memberikan anak yang terbaik
Untuk memberikan standar hidup yang diterima
Untuk masa tuaku
Tunjangan Negara tidak cukup untuk hidup
Untuk dapat hidup senang setelah berhenti bekerja