STRATEGI PENINGKATAN PEMBELAJARAN QUR’AN HADITS DI MTs DARUL ULUM KECAMATAN CIPARI
Diajukan kepada IAIIG Cilacapuntuk melengkapi salah satu syarat Guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata I dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh Nama : ABIDIN NIM : 072322026 Program Studi : Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP 2011
SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: ABIDIN
NIM
: 072 322 026
Fak/ Prodi
: Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam
Tahun
: 2011
Judul Skripsi : ”STRATEGI PENINGKATAN PEMBELAJARAN QUR’AN HADITS DI MTs DARUL ‘ULUM KECAMATAN CIPARI”.
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar orisinil atau asli buatan saya sendiri, tidak ada unsur menjiplak atau dibuatkan. Jika dikemudian hari ditemukan adanya indikasi salah satu dari unsur di atas, maka saya bersedia untuk dicabut gelar kesarjanaannya. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh dan tanpa unsur paksaaan.
Cilacap, Juli 2011 Penulis Skripsi
ABIDIN 072322026
1
YAYASAN BADAN AMAL KESEJAHTERAAN ITTIHADUL ISLAMIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) STATUS TERAKREDITASI SK. BAN-PT. BAN NOMOR : 012/BAN-PT/Ak PT/Ak-X/S1/VIII/2006 Alamat : Jl. Raya kemerdekaan Barat No. No 17 Kesugihan No. 17 Kesugihan – Cilacap 53274 Jawa Tengah Telp/fak (0280) 695415
PERSETUJUAN
SKRIPSI BERJUDUL : “STRATEGI PENINGKATAN PEMBELAJARAN QUR’AN HADITS DI MTs DARUL ‘ULUM KECAMATAN CIPARI”.
Oleh
: ABIDIN
NIM
: 072 322 026
Telah disetujui untuk mengikuti munaqosah sekripsi
Kesugihan,……………………….. ……………………….. Dosen Pembimbing akademik
ROHMAT, M. Ag, M. Pd. Pembimbing
MUNIRIYANTO, S. Ag, MM. asisten Pembimbing
ROHMAT, M.Ag, M.Pd Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Cilacap NOTA PEMBIMBING Hal : Skripsi Saudara ABIDIN Lamp : 4 Eksemplar
Cilacap, Juli 2011
Kepada : Yth Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) diCilacap
Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah saya memeriksa dan mengadakan koreksi seperlunya atas skripsi saudara : Nama : ABIDIN NIM
: 072 322 026
Judul
: "Strategi Pningkatan Pembelajaran Qur'an Hadits di MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari.
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan ke sidang munaqosah. Berdasarkan ini kami kirimkan skripsi tersebut, semoga dapat segera dimunaqosahkan. Atas perhatianya kami ucapkan terimaksih Wassalamu’alaikum Wr.Wb Pembimbing
Assinten Pembimbing
ROHMAT, M.Ag, M.Pd
MUNIRIYANTO, S.Ag, MM.
iii
MOTTO
QS. An-Nhl : 43
ִ ֠ ִ % !" #$ ִ֠ 12345֠' -./0 &'() *+, 6<=/) +79:;4 6 Artinya : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan [828] jika kamu tidak mengetahui”. [828] Yakni : Orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang Nabi dan kitabkitab.
iv
PERSEMBAHAN
) ضرع (
اء و ا ك ا ا ا ! .ه ا #$و" إ %أ +وأ +,وزو)(' ا" ،ا$خ ا ، 2و) 0أ +.!/ا )45ا روح ام أ #و" %57ا(6ء .آمسقنا ا ت وا=? وا> اء وا= اء .آ 4Aز @ "6 +ه ا(=" رج اس ا ه دا .هك @ +اضر ا 'F
v
و.%
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah dzat yang melimpahkan rahmat dan hidayah kepada manusia serta Dialah Yang Maha Tunggal Rabb seru sekalian alam. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasululloh SAW, yang telah menguak tabir kegelapan dunia dengan pelita Islam yang dibawanya. Meskipun berbagai macam batu sandungan menerjang sebagai ujian dalam pembuatan skripsi ini, alhamdulillah penulis dapat melaluinya hingga sampai tujuan yang diniatkan. Penulis menyadari, bahwa penulisan ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan kontribusi dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis haturkan banyak terima kasih kepada : 1.
Drs. KH. Nasrullah sebagai Rektor IAIIG.
2.
Lumaur Ridlo, S. Psi. sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah IAIIG.
3.
Rohmat, M. Ag., M. Pd. dan Muniriyanto, S. Ag., MM. Yang telah dengan sabar meluangkan waktu kepada penulis dan dengan ketulusan memberi bimbingan selama penulisan skripsi. Terima kasih atas ilmu yang sangat berharga.
4.
Drs. H. Suratman, M. Ag. yang telah memberikan masukan banyak pada detik-detik penyempurnaan sekripsi ini.
5.
Drs. H. M. Muchdir Ma’sum, Psi. yang telah mengarahkan penulis.
6.
Holidin sebagai Kepala MTs Darul‘Ulum Cipari yang telah memberi izin riset.
Dan segenap
vi
guru MTs Darul ‘Ulum
Kecamatan Cipari beserta
siswa- siswinya yang turut andil
dalamriset penulis. 7.
Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi semangat dalam penulisan ini.
Kita dipertemukan karena Allah dan kita semoga terpisahkan juga karena Allah. Amin. Mudah-mudahan Allah SWT menerima amal baik kita semua, Amin ya Rabbal ‘alamin, ya Mujibassailin. Birahmatika ya Arhamarrahimin.
Cipari, Juli 2011
Penulis
vii
ABSTRAKSI ABIDIN, NIM : 072322026, Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. Skripsi, Fakultas Tarbiyah Studi Program Pendidikan Agama Islam Strata Satu (S1) Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Tahun 2011 M. Al Qur’an dan al Hadits seperti sisi mata uang, keduanya berisikan petunjuk bagi manusia menuju jalan yang benar, yang dalam hal ini adalah Islam. Maka dari itu al Qur’an dan al Hadits perlu dikaji oleh semuanya, terkhusus umat Islam di mana saja bahkan di lingkungan pendidikan (madrasah/sekolah). Dalam rangka menanamkan pemahaman akan pentingnya bidang studi Qur’an Hadits terutama bagi peserta didik, maka proses pelaksanaan pembelajarannya antara guru dan siswa sangatlah perlu dicermati, agar apa yang telah diajarkan oleh guru betul-betul dapat diterima dengan baik oleh peserta didik dan dapat dipahaminya pula dengan baik. Sehingga dari proses belajar mengajar ini nantinya diharapkan para siswa memiliki pengetahuan dan kepribadian seperti yang tertuang dalam tujuan “Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional”. Dari rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui proses pembelajaran Qur’an Hadits kelas IX di MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari. Dan untuk mengetahui strategi guru dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits kelas IX di MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari. Penelitian ini termasuk metode penelitian kualitatif deskriptif. Agar hasil penelitian berjalan dengan baik, maka proses analisa data yang dilakukan adalah menganalisa data yang sudah diperoleh dengan cara deskriptif (non statistik), yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan untuk katagori dapat memperoleh kesimpulan, sehingga memberikan gambaran nyata kepada pembaca. Sedangkan data yang diperlukan digali melalui teknik observasi, wawancara, interview, dan dokumentasi. Dalam rangka proses pelaksanaan pembelajaran Qur’an Hadits, diharapkan dapat dipergunakan oleh guru untuk lebih meningkatkan celah strategi pembelajaran dalam menentukan suatu sikap guru untuk menghadapi siswa dan sejauh mana siswa dapat menerima atas Strategi pembelajaran exposition dan Strategi pembelajaran discovery yang digunakan guru.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………….......................i LEMBAR PERNYATAAN…………………………………................................ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………...............................iii MOTTO……………………………………………………….............................iv HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….........v KATA PENGANTAR…………………………………………….......................vi LEMBAR ABSTRAKSI…………………………………….............................viii DAFTAR ISI…………………………………………………………..................ix BAB I PENDAHULUAN…………………………………………....................1 A. Latar Belakang masalah…………………………………………..............1 B. Definisi Operasional……………………………………………................5 C. Rumusan Masalah…………………………………………………...........6 D. Tujuan Penelitian .......................................................................................6 E. Kegunaan Penelitian…………………………………………………........7 F. Telaah Pustaka.............................................................................................7 G. Sistematika Penulisan…………………………………………..................9 BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………….......10 A. Strategi Pembelajaran Quran Hadits ………………………………........10 1. Pengertian Strategi Pembelajaran……………………………….........10 2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran…………………………………......13 3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Mengajar...............................15
ix
4. Ciri-ciri Umum Strategi Yang Baik…………………………..............24 5. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Dalam Proses Pendidikan…………………………………………………….............25 B. Pembelajaran Quran Hadits………………………………………...........29 1. Definisi Pembelajaran Qur'an Hadits………………………………....29 2. Dasar Pembelajaran Qur'an Hadits……………………………...........32 3. Landasan Religius…………………………………………….............32 4. Perundang-undangan Yang Berlaku Di Indonesia…………………....35 C. Tujuan Pembelajaran Quran Hadits………………………………..........35 D. Fungsi pembelajaran Quran Hadits………………………………...........37 E. Tinjauan Bidang Studi Quran Hadits…………………………………... 38 1. Pengertian Al Qur'an……………………………………….................38 2. Pengertian Hadits……………………………………………..............41 3. Bidang Studi Qur'an Hadits………………………………..................43 4. Tujuan Bidang Studi Qur'an Hadits…………………………..............44 5. Fungsi Bidang Studi Qur'an Hadits……………………………...........45 F. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Qur’an Hadits………………..........51 BAB III METODE PENELITIAN……………………………………...............52 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian…………………………………………52 B. Subyek dan Obyek Penelitian...................................................................52 C. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………...............53 D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….........54 E. Teknik Analisis Data…………………………………………..................56
x
F. Triangulasi……………………………………………………..................57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………......58 A. Gambaran Umum MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari………………..58 1. Letak geografis……………………………………………..................58 2. Sejarah singkat Berdirinya MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari.........58 3. Visi dan Misi…………………………………………………..............60 4. Tujuan Madrasah…………………………………………...................64 5. Struktur Organisasi MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari………........66 6. Keadaan Guru dan Karyawan di MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari......................................................................................................70 7. Keadaan Peserta Didik……………………………………...................71 8. Sarana dan Prasarana……………………………………….................72 B. Pelaksanaan Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX di MTsDarul Ulum Keamatan Cipari……....................................................................74 C. Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX di MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari……………….......................75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................79 A. Kesimpulan B. Saran……………………………………………....……..........................80 DAFTAR PUSTAKA……………………...........................................................81 LAMPIRAN………………………………………………………......................83
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Al Qur’an dan Al Hadits merupakan dua sumber ajaran Islam dan pedoman hidup bagi umat Islam. Keduanya mengajarkan prinsip-prinsip dan tata aturan kehidupan yang harus dijalankan oleh umatnya, tidak hanya terkait dengan tata hubungan manusia dengan Rabbnya (Hablun minallah) tetapi juga tata aturan dalam kehidupan dengan sesama manusia (Hablun minannas). Al Qur’an merupakan wahyu, kalam atau firman Allah yang mengandung ajaran untuk dijadikan pedoman dan tuntunan dalam tata nilai kehidupan umat manusia dan seluruh alam, karena pada dasarnya al Qur’an diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta. Ajarannya berlaku sepanjang masa, sejak diturunkan hingga hari kiamat. Kebenaran yang terkandung di dalamnya tidak dapat diragukan lagi, karena Allah sendiri yang akan menjaganya. Allah berfirman di dalam al Qur’an surat al Hijr ayat 9 : ֠ %&' !"# $ “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz Dzikr (al Qur’an) dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Hadits merupakan sumber penting kedua setelah al Qur’an. Fungsi dari Hadits sebagai penjelas dari apa-apa yang terdapat di dalam al Qur’an. Hadits merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam, baik perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan) ataupun
1
sifat darinya. Hadits shohih (benar/asli) yang berasal dari Rosulullah sendiri juga tidak diragukan kebenarannya, karena segala perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan) ataupun sifatnya bukan berasal dari hawa nafsu dirinya, melainkan semuanya berasal dari wahyu Allah. Hal ini telah dijelaskan di dalam al Qur’an surat an Najm ayat 3-4, Allah berfirman: %1'
-./0 % , )* + ( %' 97ִ,+ 78 5 34 2
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan( kepadanya)”. Al Qur’an dan Al Hadits seperti sisi mata uang yang tak terpisahkan, karena keduanya berisikan petunjuk bagi manusia menuju jalan yang benar, yang dalam hal ini adalah Islam. Menurut AD. Marimba dalam bukunya “Pengantar Filsafat Islam” hal 42 menyatakan bahwa “Al Qur’an dan Al Hadits merupakan dasar pendidikan dan filsafat Islam.”1 Sedangkan Oemar M. Al-Toumy Al Asyaibani dalam bukunya falsafah pendidikan Islam hal 41, menyatakan bahwa “Al Qur’an adalah falsafah yang penting dan utama. Hal ini disebabkan al Qur’an merupakan kitab pendidikan sosial, moral, spiritual secara khusus". Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka al Qur’an dan al Hadits perlu dikaji oleh semua saja, terkhusus umat Islam di mana saja bahkan di lingkungan pendidikan (sekolah). Namun, di Indonesia tidak semua lembaga pendidikan memberikan pelajaran secara khusus. Pelajaran Qur’an dan Hadits ini di SLTP dan SMA sudah dipadukan dengan pelajaran agama Islam,
1
Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al Ma’arif, Cet. I.
2
sedangkan Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri maupun Swasta, pelajaran ini terdapat dalam bidang studi tersendiri dan termasuk pelajaran inti seperti PKN, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan pelajaran lainnya. Prestasi yang dicapai pun harus memenuhi Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yang masing-masing sudah ditetapkan sesuai dengan standar kompetensinya. Sehingga dari proses belajar mengajar ini nantinya diharapkan para siswa memiliki pengetahuan dan kepribadian seperti yang tertuang dalam tujuan “Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional”. Dalam rangka menanamkan pemahaman akan pentingnya al Qur’an dalam proses belajar mengajar terutama bagi peserta didik, maka pengetahuan tentang keutamaan al Qur’an sangatlah penting. Dalam kitab Minhajul Muslim karya Syaikh Abu Bakar Jabir al Jazaair hal 85, Dari Utsman bin Affan r.a. berkata : Rosulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam telah bersabda : “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al Qur’an dan mengamalkan nya”. (HR. Bukhori). Ibnu Mas’ud radhiallahu‘anhu turut menegaskan akan pentingnya pengajaran al Qur’an dengan mengatakan, “Jika kamu sekalian menginginkan ilmu pengetahuan, maka pahami dan renungkanlah al Qur’an, karena dalam alQur’an itu terdapat ilmu orang terdahulu dan orang-orang kemudian”. Tilawah al Qur’an memiliki peran untuk memudahkan belajar siswa terutama pada bidang studi Qur’an dan Hadits, karena disamping materi pelajaran bidang studi tersebut diambil dari potongan ayat al Qur’an dan tajwid (hukum/ aturan membaca al Qur’an), juga dapat meningkatkan daya
3
ingat dan memberikan ketenangan. Ibrahim bin Ismail dalam karyanya Ta’limul Muta’allim menyatakan bahwa, “Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang kuat ingatan atau hafalannya. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakan shalat malam, dan membaca al Qur-an sambil melihat mushaf.” Selanjutnya, ia berkata, “Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca al Qur’an” (Egha Zainur Ramadhani, 2007: 154) . Oleh karena itu, sangatlah mungkin kegiatan tilawah al Qur’an ini dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa, baik dari segi memudahkan dalam menghafal materi, pemahaman materi, penerapan materi dan pada akhirnya nilai evaluasi belajar. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari, merupakan madrasah yang mengalami peningkatan dari segi kuantitas dan kualitas siswa baik spiritual maupun intelektual. Peningkatan kuantitas siswa terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang masuk setiap tahun. Adapun kualitas spiritual siswa terlihat dari kefasihan dalam membaca al Qur’an siswa pada kegiatan rutin tilawah al Qur’an dan kekhusyu’an dalam kegiatan sholat dhuhur berjama’ah. Sedangkan peningkatan kualitas intelektual terlihat dari meningkatnya prestasi nilai ujian akhir nasional (UAN) siswa, sehingga jumlah alumni MTs Darul ‘Ulum yang diterima di sekolah lanjutan favorit semakin banyak. Proses belajar mengajar belajar khususnya siswa kelas IX MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari pada bidang studi Qur’an dan Hadits pada tahun ajaran 2010/2011mengalami peningkatan. Berdasarkan kondisi-
4
kondisi tersebut, maka peneliti tertarik untuk menyalin penelitian tentang strategi yang dilakukan oleh guru Qur’an Hadits MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari layak untuk diteliti. B. Definisi Operasional Untuk mengantisipasi adanya kesalahan persepsi dalam memahami judul skripsi ini, penulis jelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul ini, antara lain: 1. Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits di MTs Darul ‘Ulum Cipari. Pelajaran Quran Hadits adalah merupakan salah satu pelajaran Agama Islam yang diajarkan oleh guru disetiap madrasah, hal ini sesuai dengan adanya sebuah aturan di dalam kurikulum 2004 pedoman khusus di madrash yang mewajibkan siswanya untuk belajar mata pelajaran Qur’an Hadits. Dengan demikian harus ada upaya dari guru untuk meningkatan pembelajaran Qur’an Hadits di madrasah, dengan harapan siswa dapat berprestasi dan dapat mampu memberikan ilmu dilingkungan masyarakat yang awam akan al Qur’an. 2. Strategi Pembelajaran Quran Hadits di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. Menurut Wina Sanjaya, dalam konteks strategi pendidikan dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai
5
tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.2 Pembelejaran PAI adalah pendidikan atau pembelajaran Agama Islam yaitu Agama yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAW. Yang bersumber dari al Qur an dan al Hadits. 3. Siswa Siswa adalah murid atau peserta didik terutama pada tingkatan Tsanawiyah / Menengah. 4. MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari Adalah sebuah madrasah tsanawiyah / sekolah menengah swasta di bawah naungan Kementerian Agama yang terletek di Dusun Banjareja, Desa Cisuru, Kecamatan Cipari. C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Qur’an Hadits kelas IX di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari ? 2. Bagaimana srtategi pembelajaran Qur’an Hadits kelas IX di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari ? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui proses pembelajaran Qur’an Hadits kelas IX di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. 2. Untuk mengetahui strategi guru dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits kelas IX di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. 2
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006). Cet. 2, hal. 99.
6
E. Kegunaan Penelitian 1. Memberikan masukan kepada MTs Darul ‘Ulum dalam upaya meningkatkan prestasi belajar Qur’an Hadits. 2.
Memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar Qu'ran Hadits.
3.
Memberikan masukan kepada praktisi pendidikan dalam merekontruksi konsep meningkatkan prestasi belajar Qur’an Hadits.
F. Telaah Pustaka Buku-buku yang relevan yang berkaitan dengan masalah yang sedang peneliti teliti diantaranya : 1. Buku :“Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum” Karya Prof. Drs. H. Dakir. Yang membahas berbagai komponen kurikulum dan perkembangannya. 2. Buku : “Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi”, (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004) yang membahas sebuah proses untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di Sekolah/ Madrasah sebagai langkah awal untuk menuju kearah yang lebih baik. 3. Buku : Hamzah B. Uno “Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Me ngajar yang Kreatif dan Efektif ” B. Uno Hamzah, yakni : a. Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih , yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada pesrta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
7
b. Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu 4. Buku : “Pembinaan dan Pengembangan kurikulum di sekolah”. Karya DR. H. Nana Sudjana, yang mebahas pembinaan kurikul disekolah ditujukan untuk menjaga, mempertahankan dan mengupayakan agar kurikulum yang telah disusun dan diperlakukan berjalan sebagaimana mestinya, sehingga tujuan-tujuan pendidikan ssesuai dengan tingkat dan jenisnya dapat dicapai. 5. Buku : “Strategi Belajar Mengajar”
Karya Dra. Roestiyah N. K.
Buku ini banyak membahas tentang berbagai macam teknik penyajian dalam proses pembelajaran yang mana salah satunya memberikan pembahasan mengenai persiapan dan prosedur pembelajaran yang menggunakan model eksperimen. 6. Skripsi Raisa Nursaida yang berjudul : "Strategi Guru Mata Pelajaran Qur’an Hadits dalam Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII/B Madrasah Tsanawiyah Negeri Nganjuk". Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2010. 7. Skripsi El Wafie Dienal Muhtadie yang berjudul : "Penerapan Pendekatan Active
Learning".
Pendidikan
Agama
Universitas Islam Negeri Malang tahun 2007.
8
Islam,
Fakultas
Tarbiyah,
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam memahami isi skripsi ini, maka peneliti sajikan sitematika penulisan skripsi sebagai berikut : Bagian awal terdiri dari Halaman judul, Lembar Pernyataan, Lembar Pengesahan, Motto, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Lembar Abstraksi dan Daftar Isi. BAB 1 adalah Pendahuluan yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Telaah Pustaka dan Sistematika Penulisan. BAB II adalah Kajian Pustaka yang meliputi : Strategi Pembelajaran Quran Hadits , Pembelajaran Quran Hadits, Tujuan Pembelajaran Qu'ran Hadits, Fungsi Pembelajaran Quran Hadits, Tinjauan Bidang Studi Qur'an Hadits dan Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Qur’an Hadits. BAB III adalah Metode Penelitian yang meliputi : Jenis dan Pendekatan Penelitian, Subyek dan Obyek Penelitian, Waktu dan Tempat Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data dan Triangulasi. BAB IV adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi : Gambaran Umum MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari, Pelaksanaan Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari dan Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari. BAB V adalah Kesimpulan dan Saran.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Pembelajaran Quran Hadits 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan peperangan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan J.R. David, dalam bukunya Wina Sanjaya diartikan sebagai a plan, method, or series, of activities designed to achieves a particular educational goal.3 Dalam hal ini peneliti dapat menguraikan pengertian pembelajaran yakni proses pemerolehan pengetahuan, penguasaan dan kemahiran dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam konteks pendidikan, guru biasanya berusaha sedaya upaya mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran bagi mencapai suatu objektif yang ditentukan. Pembelajaran akan membawa kepada perubahan pada seseorang. Berikut definisi tentang pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli: a.
Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan ini mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih efektif dan efisien.3
3
M.A Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya : Citra Media, 1996), hal. 99.
10
b.
Pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga dapat menciptakan kondisi belajar bagi siswa.4 Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.5 Beberapa ahli berpendapat tentang Strategi Pembelajaran dalam bukunya Hamzah B. Uno “ Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif ” yakni: -
Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih , yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada pesrta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
-
Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajara merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan metode
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.6 -
Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajara terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.7
-
Gropper (1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan
4
Oemar Hamalik , Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001). Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 126 6 Ibid.. 7 Ibid.. 5
11
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.8 Dari beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran di atas, merupakan cara-cara yang akan, dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar. Dalam Bukunya Wina Sanjaya, “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan” bahwa straregi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pengertian ini senada dengan pendapat Dick and Carey yang juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.9 Untuk melaksanakan tugas secara baik, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan. Dan dalam mengimplementasikan rencana pengajaran yang telah disusun agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal maka seorang guru diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif.
8 9
Ibid.. Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 126.
12
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajarmengajar, seperti merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih metode, menetapkan evaluasi, dan menentukan strategi yang cocok. 2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Ada beberapa jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan antara lain : a. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Menurut pendapat Rowntree (1974) menjelaskan dalam bukunya Wina Sanjaya, bahwa "Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan" adalah mengelompokkan kedalam strategi penyampaian penemuan atau exposition discovery learning, strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individu atau groups-individual learning.10 Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), dikatakan strategi pembelajaran langsung karena dalam strategi ini materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa; siswa tidak dituntut mengolahnya kewajiban siswa adalalah menguasainya secara penuh. Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi. Berbeda dengan strategi discovery, dalam
10
Ibid, hal. 128
13
strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung. Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio. b. Strategi Pembelajaran Individual Dengan strategi pembelajaran individual, mengedepankan belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar aleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok bisa dalam pembelajaran kelompok besar, atau bisa juga siswa belajar dalam
kelompok-kelompok
kecil.
Strategi
kelompok
tidak
memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan
biasa-biasa
saja;
sebaliknya
siswa
yang
memiliki
kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
14
c. Strategi Pembelajaran Deduktif dan Strategi Pembelajaran Induktif. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannnya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengaan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi ; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-perlahan menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks. Strategi ini sering dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum. 3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Mengajar Ada beberapa faktor yang harus dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar. Dasar pertimbangan itu bertolak dari faktor-faktor : a. Berpedoman pada Tujuan Tujuan adalah keinginan
yang hendak dicapai dalam setiap
kegiatan interaksi edukatif. Tujuan dapat memberikan pedoman yang jelas
bagi
guru dalam mempersiapkan segala sesuatunya
rangka pengajaran, termasuk pemilihan strategi mengajar.
15
dalam
b. Perbedaan Individual Anak Didik Perbedaan individual anak didik perlu dipertimbangkan dalam pemilihan strategi mengajar. c. Kemampuan Guru Kemampuan guru bermacam-macam, disebabkan latar belakang pendidikan dan pengalaman belajar. Seorang guru dengan latar belakang pendidikan keguruan akan lain kemampuannya bila dibandingkan dengan seseorang bukan keguruan. d. Sifat Bahan Pelajaran Setiap mata pelajaran mempunyai sifat masing-masing, ada yang mudah, sedang, dan sukar. Ketiga sifat ini tidak bisa diabaikan begitu saja dalam mempertimbangkan pemilihan metode mengajar. Untuk metode tertentu barangkali cocok untuk mata pelajaran tertentu, tetapi belum tentu pas untuk mata pelajaran lain. e. Situasi Kelas Situasi
kelas
adalah
sisi
lain
yang
patut
diperhatikan
dan
dipertimbangkan guru ketika akan melakukan pilihan terhadap metode mengajar. f.
Kelengkapan Fasilitas Penggunaan metode perlu dukungan fasilitas. Fasilitas yang dipilih harussesuai dengan karakteristik metode mengajar yang akan dipergunakan.
16
g. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Setiap strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dua sisi ini perlu diperhatikan guru. Jumlah anak didik di kelas dan kelengkapan fasilitas mempunyai andil tepat tidaknya suatu metode dipergunakan untuk membantu proses pengajaran. Metode yang tepat untuk pengajaran tergantung dari kecermatan guru dalam memilihnya. Dan hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah & Winarno Surakhmad (1991) yang tertuang dalam bukunya Pupuh Fathurrohman mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar, yakni :11 1. Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya; 2. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya; 3. Situasi berlainan keadaannya; 4. Fasilitas bervariasi secara kualitas dan kuantitasnya; 5. Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda. Untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, maka dalam setiap pengajaran guru diharuskan untuk memilih strategi, sebab strategi merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, strategi sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Seorang guru tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai strategi secara tepat. 11
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama,2009), hlm. 1.
17
Berikut beberapa strategi dalam pembelajaran dengan menggunakan metode-metode pembelajaran, yakni : a. Metode Ceramah Metode eramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Strategi ceramah merupakan strategi yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru maupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar. Strategi ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
straregi
pembelajaran
ekspositori.
Ada
beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan, yakni: 1. Ceramah merupakan strategi yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatanperalatan yang lengkap, sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak memerlukan persiapan yang rumit.
18
2. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokokpokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat. 3. Ceramah dapat memeberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhandan tujuan yang ingin dicapai. 5. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya
kelas
merupakan
tanggung
jawab
guru
yang
memberikan ceramah. 6. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Disamping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya: - Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. - Ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan terjadi nya verbalisme. Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin disebabkan oleh proses ceramah. Oleh karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menengkap meteri pembelajaran melalui pendengarannya.
19
- Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. - Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti yang dijelaskan atau belum. b. Metode Diskusi Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsure-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama tang lebih jelas dan teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.12 Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan sustu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan. Kelebihan dan kelemahan strategi diskusi sudah barang tentu ada. Beberapa kelebihan strategi diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, antara lain : 1. Strategi diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide. 2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan. 3. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau
12
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000), hlm. 79
20
gagasan secara verbal. Di samping itu diskusi, juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain. Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: - Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh duaatau tiga orang siswa yang memiliki ketrampilan berbicara. - Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur. - Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan. - Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. c. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah strategi mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode tanya jawab ini sebagai berikut: - Untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran telah dikuasai oleh siswa. - Untuk merangsang siswa berfikir. - Memberi kesempatan pada siswa mengajukan masalah yang belum dipahami.
21
- Jenis pertanyaan, pada dasarnya ada dua pertanyaan yang Perlu diajukan, yakni : 1. Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. 2. Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berfikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Metode tanya jawab biasanya dipergunakan apabila: - Bermaksud mengulang bahan pelajaran. -
Ingin membangkitkan siswa belajar.
- Sebagai selingan strategi ceramah. d. Metode Hafalan Metode hafalan merupakan strategi yang sering dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Kendatipun cara belajar demikian kurang memberikan hasil, namun tetap dianggap perlu, karena dengan menghafal kita akan dapat mengingat banyak hal. Menghafal berlangsung sejalan dengan proses mengingat. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam metode hafalan antara lain: 1. Apa saja yang akan dihafal maka terlebih dalu hendaklah itu dipahami dengan baik. 2. Supaya dapat mengingat dengan mudah, maka curahkanlah perhatian sepenuhnya terhadap bahan hafalan itu. Dengan ada kemauan dan keinginan yang kuat maka perhatian dapat dikonsentrasikan sepenuhnya.
22
e. Metode Tugas Belajar dan Resitasi Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. f. Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (subsub kelompok, mengutamakan belajar aktif. Dalam strategi ini membutuhkan persiapan yang lebih lama dan rumit dan penerapannya agak sulit dibandingkan dengan menggunakan strategi ceramah. g. Metode Demonstrasi dan Eksperimen Demonstrasi dan eksperimen merupakan strategi mengajar yang sa ngat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Demonstrasi merupakan suatus strategi mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Dalam pelaksanaannya demonstrasi dan eksperimen dapat digabungkan, artinya demonstrasi dulu lalu diikuti dengan eksperimen. Kedua metode ini digabungkan bila siswa bermaksud mengetahui tentang bagaimana proses mengaturnya,
23
bagaimana proses membuatnya, bagaimana proses bekerjanya, bagaimana proses menggunakannya, bagaimana proses mengetahui kebenarannya, terdiri dari apa, dan cara mana yang paling baik. h. Metode Simulasi. Metode simulasi merupakan strategi tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura, dalam hal ini bertujuan untuk melatih ketrampilan tertentu baik yang bersifat professional atau untuk kehidupan sehari-hari, kemudian untuk mempereh pemahaman suatu konsep atau prinsip dan yang terakhir untuk pemecahan masalah. 4. Ciri-ciri Umum Strategi yang Baik Setiap guru yang akan mengajar senantiasa dihadapkan pada pilihan metode. Banyak strategi yang bisa dipilih guru dalam kegiatan mengajar, namun tidak semua metode bisa dikatagorikan sebagai metode yang baik, dan tidak msemua strategi dikatakan jelek. Kebaikan suatu metode terletak pada ketepatan memilih sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Omar Muhammad al-Thaomi dalam bukunya Pupuh Fathurrahman mengatakan, terdapat bebera rapa ciri dari sebuah strategi yang baik untuk pembelajaran sebuah strategi yang baik untuk pembelajaran terdapat beberapa cirri dari sebuah strategi yang baik untuk pembelajaran yakni:13 a. Berpadunya strategi dari segi tujuan dan alat dengan jiwa; b. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi;
13
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Op. Cit., hlm. 56.
24
c. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dalam mengantarkan siswa pada kemampuan praktis. d. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan materi. e. Memberikan keluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya. f.
Mampu menempatkan guru dalm posisi yang tepat, terhormat, dalam keseluruhan proses pembelajaran.
5. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Proses Pendidikan Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi mempunyai kekhasan sendirihal yang harus diperhatikan dalam menggunakan pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua sendiri. Oleh sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut: a. Berorientasi pada tujuan Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan mencapai mencapai siswa, diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran
25
b. Aktivitas Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; menghafal pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas fisik siswa.. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas psikis seperti aktivitas mental. c. Individualitas Belajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap siswa. d. Integritas Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepriibadian siswa secara terintegrasi. Di samping itu, BAB IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta
26
psikologis pes rta didik. Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas maka, ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagi berikut: 1. Interaktif Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkunganyang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian, proses pembelajaran merupakan poses interaksi baik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, maupun antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi, memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual. 2. Inspiratif Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagai informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi hipotesis yang merangsang siswa untuk mau mencoba dan mengujinya. Oleh karena itu, guru mesti membuka berbagai kemungkinan yang dapat dikerjakan siswa. Biarkan siswa berbuat dan berfikir sesuai dengan inspirasinya sendiri.
27
3. Menyenangkan Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Dalam proses pembelajaran guru harus mengupayakan proses pembelajaran yang menyenangkan (enjoying learning).
Proses
pembelajaran
yang
menyenangkan
bisa
dilakukan, dengan menata ruangan yang apik dan menarik, yaitu yang memenuhi unsure kesehatan, misalnya dengan pengaturan cahaya, ventilasi, dan sebagainya; serta memenuhi unsurkeindahan, melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media, dan sumber belajaryang releven serta gerakangerakan guru yang mampu membengkitkan motivasi belajar siswa. 4. Menantang Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba. Apapun yang diberikandan dilakukan guru harus dapat merangsang siswa untuk berfikir (learning how to learn), dan melakukan (learning how to do) 5. Motivasi Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki
28
kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap pembelajaran. B. Pembelajaran Qur’an Hadits 1. Definisi pembelajaran Qur’an Hadits Belajar adalah proses penambahan pengetahuan. Definisi lain yang dikemukakan oleh Gegne bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai, dan perubahan kemampuannya, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja).14 Perubahan tingkah laku tersebut harus dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian, belajar pada dasrnya dapat dipandang sebagai suatu proses perubahan positif-kualitatif yang terjadi pada tingkah laku siswa sebagai subjek didik akibat adanya peningkatan pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, kemampuan berpikir logis dan kritis, kemampuan interaktif, dan kreatifitas yang telah dicapainya. Konsep belajar demikian menempatkan manusia yang belajar tidak hanya pada proses teknis, tetapi juga sekaliguspada proses normative. Hal ini amat penting agar perkembangan kepribadian dan kemampuan pembelajar (siswa) terjadi secara harmonis dan optimal. Sedangkan pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik atau pembelajar yang direncanakan atau 14
didesain, dilak- sanakan, dan
Nurhadi, dkk. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK (Malang: UNM Press. 2004) hlm. 5.
29
dievaluasi secara sistematis agar subjek atau pembelajaran dapat
atau
pembelajaran dapat mencapai tujuan-tujuan secara efektif dan efisien.15 Dengan demikian, jika pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, berarti pembelajaran terdiri atas sejumlah komponen yang terorganisir antara tujuan pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Sebaliknya, jika pembelajaran dipandang sebagai suatu proses maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatana guru dalam rangka membuat siswa belajar. Berikut beberapa definisi tentang pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli:Menurut Degeng seperti yang dikutip Muhaimin pembelajaran (atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya "pengajaran") adalah upaya untuk membelajarkan siswa.16 Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan ini mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien.17 Pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.18 Al Qur’an berasal dari kata qara’a yang berarti membaca dan bentuk masdar (kata dasar)-nya adalah Qur’an yang berarti bacaan.19 Sedangkan menurut istilah al Qur’an adalah kitab suci yang isinya mengandung
15 16
17 18 19
Nurhadi, dkk. Op. Cit. hlm. 7 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002,) hlm. 183. Muhaimin, dkk , Strategi Belajar Mengajar, ( Surabaya: CV Citra Media, 1996), hlm. 99. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003) hlm. 48. Hafizh Dasuki, Insiklopedi Islam, Jil IV, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm.122.
30
firman Allah, turunnya secara bertahap melalui malaikat jibril, pembawanya Nabi Muhammad SAW, susunannya dimulai dari surat al Fatihah dan diakhiri dengan surat al Nas, bagi yang membacanya bernilai ibadah, fungsinya antara lain menjadi hujjah atau bukti yang kuat atas kerasulan Nabi Muhammad SAW, keberadaannya hingga kini masih tetap terpelihara dengan baik, dan pemasyarakatannya dilakukan secara berantai dari satu generasi ke generasi lain dengan tulisan maupun lisan.20 Hadits menurut bahasa adalah ucapan, pembicaraan, cerita. Menurut ahli Hadits adalah segala ucapan perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW berupa ucapan, perbuatan, akrir (peneguhan kebenaran dengan alasan), maupun deskripsi sifat-sifat Nab SAW.21 Al Qur’an dan Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti merupakan sumber Aqidah (keimanan). Adapun dalam penulisan skripsi yang penulis maksud dengan
Pembelajaran Qur’an Hadits ini adalah salah satu dari
ruang lingkup pembelajaran PAI di MTs, diantaranya adalah : Al Qur’an Hadits, Aqidah, Fiqih, SKI, dan Bahas Arab. Pembelajaran Al Qur’an Hadits adalah suatu perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran baik dengan cara membaca, menulis, menterjemahkan, menafsirkan ayatayat Al Qur’an dan Hadits tertentu yang sesuai dengan kebutuhan siswa setelah melanjutkan studi kelak.22
20
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2002), hlm. 66. Hafizh Dasuki, Op. Cit., hlm. 41. 22 Depag. Kurikulum Hasil Belajar Al Qur’an dan Hadits, (Jakarta : Dep Dik Nas, 2004), hlm.l. 21
31
Adanya pembelajaran Qur’an Hadits siswa diharapkan mempunyai modal sebagai bekal mempelajari, mengembangkan, meresapi, dan menghayati, apa yang telah disampaikan dalam Al Qur’an. 2. Dasar Pembelajaran Quran Hadits Dasar atau landasan merupakan tempat berpijak bagi suatu usaha atau kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan maksimal. Oleh karena itu pelajaran Qur’an Hadits merupakan salah satu ruang lingkup PAI, maka harus mempunyai dasar atau landasan yang sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. 3. Landasan Religius a. Al Quran Al Qur’an merupakan kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dalam maknanya.23 Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Allah dan merupakan perwujudan ibadah kepadaNya. Ayat yang menunjukkan perintah tersebut, salah satunya QS. Nahl: 125, Allah berfirman :
ִ ִ ִ☺ ) &'( "#ִ☺$% 45 0123$ *,$-.ִ/% #=5 ִ< :; 6'(78%9 6 :'@ 6ִ☺ >* ?7%9 >* ?7%9 #=5% ) A9ִ BC-D7,☺$
23
Hafizh Dasuki, Op. Cit., hlm.132.
32
Artinya: ”Serulah (manusia) k epada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetatahui orang-orang yang mendapat petunjuk". Dalam Q.S Al Imran: 104 Allah juga berfirman: Artinya: “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” Karena pendidikan termasuk kedalam usaha atau tindakan untuk membentuk manusia, termasuk ke dalam ruang lingkup muamalah. Pendidikan sangat penting karena ikut menentukan corak dan bentuk amal kehidupan
manusia, baik pribadi maupun masyarakat. Allah
berfirman dalam QS Al Mujadi lah:11:
BC֠3K JK EFG"HI BC֠3K% "N&M )#&M Q*G?=$ )#=O%P9 RS.ִ/ִ Artinnya: "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. b. Assunnah Assunnah ialah perkataan, perbuaatan ataupun pengakuan Rasul Allah SWT.Yang dimaksud pengakuan disini adalah kejadian atau perbuaatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunah merupakan sumber ajaran kedua setelah al Qur’an. Allah berfirman dalam QS. An Nisa : 80: 7- G U#VH$ :EFTI6M% Kִ☺G X #O 6M% ) 3K %9 "N, ?[ ִ.YZG?ִ"%9 & \ִ8 33
Artinya: “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”. Adapun dasar ideal pendidikan agama yang digunakan di Indonesia adalah firman Allah dan sunnah rasulullah SAW, kalau pendidikan diibaratkan bangunan maka isi al Qur’an dan al Hadits yang menjadi fundamentalnya. Sebagaimana Abdurrahman Al Nahllai megemukakan dua faedah Sunnah dalam lapangan pendidikan yaitu: Menjelaskan sistem pendidikan Islam sebagaimana terdapat di dalam al Qur’an dan menerangkan hal-hal rinci yang terdapat di dalam al Qur’an dan menerangkan hal-hal rinci yang tidak terdapat di dalamnya. Menerangkan metode-metode pendidikan yang di praktekkan, salah satu Hadits Nabi menunjukkan tentang perintah memberikan pendidikan Islam kepada manusia, yaitu antara lain : Artinya: “Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah SAW bersabda Setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah beragama (perasaan percaya pada Allah), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (Al Baihaqi) c. Ijtihad Ijtihad adalah berusaha dengan sungguh-sungguh sedangkan dalam bidang fiqih ijtihad berarti mengerahkan segala tenaga dan pikiran untuk menyelidiki dan mengeluarkan (mengistinbatkan) hukum-hukum yang terkandung di dalam al Qur’an dengan syarat-syarat tertentu.24 Ijtihad dalam hal ini dapat meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk 24
Hafizh Dasuki, Op. Cit., jil. II.hlm.183.
34
aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada al Qur’an dan al Hadits. Dengan seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi semakin berkembang mengikuti arah zaman yang bermuara pada kehudupan sosial, oleh karena itu perlu adanya pemikiran serta solusi yang sesuai dengan falsafah Pancasila. Pancasila adalah hasil rumusan manusia dan hal ijtihad. Para pemimpin bangsa dalam menciptakan prinsip ideal kesatuan seluruh rakyat Indonesia dan sekaligus menjadi cita-cita masyarakat beragama di Indonesia. Agama Islam sebagai agama mayoritas warga Indonesia maka pembelajaran agama harus dapat diamalkan dalam kehidupan bernagara dan bermasyarakat dengan cara yang tidak bertentangan dengan falsafah negara. Disinilah adanya Ijtihad sehingga antara ajaran agama Islam sejalan dan tidak menyimpang dari dasar negara. Sehinga pendidikan agama Islam dapat tumbuh dengan subur di negara yang berlandaskan Pancasila ini. 4. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia Undang-undang dasar 1945, pasal 2 Ayat 1 berbunyi: “Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa Ayat 2 berbunyi: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaanya itu”. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI bagian ke 3 pasal 17 ayat 2 disebutkan: Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasahibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah
35
Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat Bab VI bagian kesembilan pasal 30 ayat 2, disebutkan: Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama. Pasal 37 ayat 1 disebutkan: Bahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia. C. Tujuan Pembelajaran Qur’an dan Hadits Tujuan pembelajaran Al Qur'an adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorang dandijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha. Dalam tujuan terkandung cita-cita, kehendak, dan kesengajaan serta berkonsekwensi upaya untuk mencapainya. Karena itu tujuan pembelajaran Qur’an Hadits adalah peserta didik bergairah untuk membaca al Qur’an dan al Hadits dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan jaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.25 Adapun tujuan pendidikan Islam menurut Imam Ghazali yaitu: mendekatkan diri pada Allah, bukan pangkat dan bermegah-megah dengan kawan.26 Sedangkan tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Muhammad Al Munir yaitu: Tercapainya manusia seutuhnya, karena Islam itu adalah agama yang sempurna. Tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, merupakan tu25 26
Departemen Agama RI, Standar Komepetensi Madrasah Tsanawiyah (Jakarta : 1994), hlm. 4. Muhamad Atiyah Al Barasyi, Dasar-DasarPokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993). hlm.2.
36
juan yang seimbang. Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi, dan takut kepada Allah.27 D. Fungsi pembelajaran Qur’an Hadits Mata pelajaran Qur’an Hadits pada Madrasah memiliki fungsi sebagai berikut: 1.
Pengembangan Yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah dimulai dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.
2.
Perbaikan Yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Pencegahan Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri peserat didik dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
4.
Pembiasaan, Yaitu menjadian nilai-nilai al Qur’an dan al Hadits sebagi petunjuk dan pedoman bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari.28 Nilai-nilai tersebut diharapkan mampu diterapkan di dalam keluarga, lingkungan masyarakat dan masyarakat luas pada umumnya. Bahkan kelak peserta
27
Abdul Majid dkk, Pendidikan Agama Islam berbasis Kompetensi,(Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2005), hlm.75. 28 Departemen Agama RI, Standar Komepetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: 1994), hlm. 5.
37
didik diharapkan menjadi generasi yang didamba-dambakan orang tua, yakni menjadikan nilai tersebut sebagai jembatan hubungan antara manisia dan hubungan dengan Allah. E. Tinjauan Bidang Studi Qur’an Hadits 1. Pengertian Al Qur’an Ditinjau dari segi kebahasaan (etimologi), al Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti “ bacaan” atau sesuatu yang diulang-ulang. Kata al Qur’an berasal dari kata kerja Qara’a yang berarti membaca, bentuk masdarnya adalah al Qur’an yang berarti bacaan. Secara khusus, al Qur’an menjadi nama bagi sebuah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Maka jadilah ia sebagai identitas diri. Sebutan al Qur’an tidak terbatas pada sebuah kitab dengan seluruh kandungannya, tapi juga bagian daripada ayat-ayatnya juga dinisbatkan kepadanya, dalam Qs. Al A’raf : 204:
;"H $ H^_H=֠ ] % a8$ )#=☺D`G "NJ?ִ=$ )#cdef%9% ij1 ;#g#"H=O Artinya: “Dan apabila d ibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”. Menurut sebagian ulama, penamaan kitab ini dengan nama al Qur’an di antara kitab-kitab Allah itu, karena kitab al Qur’an juga mencakup esensi dari kitab-kitabNya, bahkan mencakup esensi dari semua ilmu.Hal itu diisyaratkan dalam firman-Nya, Qs. An-Nahl:89: :MP9 no B mִ="f l"#I% 76qM *, ?[ p-,3 38
uv &td/% ) "Nrds \f%9 wx X.ִ5 O p-rִ< 'Z&."R uv ? &$:yf% yZ-=5% 9 `0{ nz$ ?.Dd$O y|7}~% &ִ☺78% i B☺?`(☺G?$ Artinya : “(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiaptiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datang kan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh uma tmanusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orangorang yang berserah diri". Para ulama menyebutkan definisi khusus bahwa al Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang membacanya menjadi suatu ibadah.29Adapun
Muhammad Salim Muhsin
yang dinukil oleh Muhaimin mendefinisikan al Qur’an adalah firman Allah yang diturun- kan kepada Nabi Muhammad SAW yang tertulis dalam mushaf mushaf dan di nukil / diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya di pandang ibadah serta sebagai penentang
(bagi
yang
tidak
percaya)
walaupun
surat
terpendek.
Menurut Abdul Wahab Khalaf mendefinisikan al Qur’an adalah kalam Allah Yang diturunkan dengan perantaraan malaikat Jibril as. Kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya, dan sebagai hujjah kerasulannya, undang-undang bagi seluruh manusia dan petunjuk dalam beribadah serta di pandang ibadah dalam membacanya, yang terhimpun dalam mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca, yang
29
Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi IlmuAl-Qur’an , (Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2007), hal.17-18.
39
dimulai dengan surat al Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas, yang diriwayatkan kepada kita secara mutawatir. Sedangkan Muhammad Abduh mendefinisikan al Qur’an adalah kalam mulia yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi yang paling sempurna Muhammad SAW ajarannya mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. Ia merupakan sumber yang mulia yang esensinya tidak dimengerti kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal cerdas.30
*I_Ho U# U"# $ a8Xf y] ִ-& YV#=֠ y] i@ 9BdM ij1
"Hִ=$ M% ij@ 9BM%9 VN%* TM ijj ;#&7ִ☺ 8'
=G 7- $% #=5 M% ij_ BfG ij 9BZ 1?`$ O Artinya:“Sesungguhnya al Qur'aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril). Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy. Yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. Dan Sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. Dan Dia (Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib.” (Qs. At-Takwir:19-24). Berbeda dengan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, alQur’an mempunyai keistimewaan, antara lain: a. Al Qur’an itu ialah Kalamullah (wahyu Allah) yang dibukukan,kemurnian eksistensinya dijamin pemeliharaannya oleh Allah sendiri. b. Al Qur’an itu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secar bertahap sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pikiran, diterima oleh Nabi 30
Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, ( Jakarta: Kencana, 2005), hal.82-83.
40
dengan perasaan yang khusus. c. Al Qur’an mengandung ajaran yang bersifat universal, berlaku pada segala tempat dan situasi, menjadi pedoman sepanjang zaman. d. Al Qur’an merupakan mu’jizat Nabi Muhammad SAW yang tidak dapat diatandingi, baik dari s egi isi, susuna kalimat (bahasa) dan keabadian berlakunya. e. Kemurnian dan keaslian al Qur’an terjamin dengan pemeliharaan Allah sendiri. f. Ajaran yang dikandung oleh al Qur’an, secara umum dan prinsip, meliputi aspek kehidupan. g. Membaca al Qur’an (walaupun belum mengerti terjemahannya), dinilai sebagai suatu ibadah. h. Kebenaran yang dibawa oleh al Qur’an bersifat mutlak, tidak diragukan dan tidak meragukan.31 2. Pengertian Hadits Kata Hadits berasala dari bahasa Arab. Menurut Ibn Manzhur, kata ini bersala dari kata al Hadits, jamaknya: al-Ahadits al-Haditsan dan al Hudtsan. Secara etimologis kata ini memiliki banyak arti, diantaranya: alJadid (yang baru), lawan dari al Qadim (yang lama), dan al Khabar, yang berarti kabar atau berita. Hadits secara bahasa bermakna ”dhiddul qadim” yakni lawan dari lama atau baru.32 Hadits juga sering disebut dengan alkabar yang berarti berita, yaitu sesuatu yang sering dipercakakapkan dan 31 32
Zakiah Darajat, dkk., op. cit., hal. 90. Endang Soetari, Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah, (Yogyakarta: Mimbar Pustaka, 2005), hal. 1.
41
dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, sama maknanya dengan Hadits. Hadits dengan pengertian khabar sebagaimana pengertian tersebut, dapat dilihat pada beberapa ayat al Qur’an, seperti Qs. Al-Thur: 34, Qs. Al-Kahfi: 6, dan Qs. Ad Dhuha: 11.33 Adapun secara terminologis, Hadits dirumuskan dalam pengertian yang berbeda-beda diantara para ulama. Ulama Hadits mendefinisikan Hadits adalah segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi SAW baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi. Menurut istilah ahli Ushul Fiqh, Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW selain al Qur’anul Karim, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir Nabi yang bersangkut paut dengan hukum syara’. Sedangkan menurut istilah para Fuqaha, Hadits adalah segala sesuatu yang ditetapkan Nabi SAW yang tidak bersangkut paut dengan masalah-masalah fadhu atau wajib Sementara kalangan ulama ada yang menyatakan, bahwa apa yang dikatakan Hadits bukan hanya yang berasal dari Nabi SAW, namun yang bersal dari shahabat dan tabi’in disebut juga Hadits. Sebagai buktinya, telah kita kenal adanya istilah Hadits Marfu’ yaitu Hadits yang dinisbahkan kepada Nabi SAW, Hadits Mauquf yaitu Hadits yang dinisbahkan pada shahabat, dan Hadits Maqtu’ yaitu Hadits yang dinisbahkan pada tabi’in. Sebagian ulama berpendapat bahwa apabila kata Hadits itu berdiri sendiri, dalam arti tidak dikaitkan dengan kata atau istilah lain, maka 33
Munzier Suparta, Ilmu Hadits, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal.1. Ulama Hadits mendefinisikan Hadits.
42
biasanya yang dimaksudkan adalah apa yang bersal Nabi SAW hanya kadang-kadang kata Hadits yang berdiri sendiri itu memiliki pengertian tentang apa yang dinisbahkan kepada shahabat atau tabi’in.34 Hadits adalah apa saja yang disandarkan kepada Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan Nabi terhadap suatu perbuatan atau ucapan yang datang dari sahabatnya). Yang berupa perkataan (alqaul), seperti sabda Nabi saw : Artinya:”sesungguhnya sahnya amal itu, apabila disertai dengan niat., Dan setiap (perbuatan) seseorang itu tergantung pada apa yang diniatkanya” Yang berupa perbuatan (al fi’il), ialah seperti yang beliau ajarkan kepada para sahabat tentang tata cara shalat, ”Shalatlah kalian seperti kalian melihat aku mengerjakan shalat”. Sedangkan yang berupa persetujuan (taqrir) ialah seperti beliau menyetujui suatu perkara yang dilakukan salah seorang sahabat baik perkataan ataupun perbuatan yang dilakukan dihadapannya ataupun, baik idak. Misalnya, mengenai makan biawak yang dihidangkan kepada dihidangkan kepadanya.35 3. Bidang Studi Qur’an Hadits Dalam mata pelajaran Qur’an Hadits termasuk dalam rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mana tujuan dan fungsi mata pelajaran Qur’an Hadits tidak jauh berbeda dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Bidang Studi Qu’an Hadits merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) pada Madrasah Tsanawiyah yang diberikan 34 35
Endang Soetari, Op. Cit., hal. 1-3. Syaikh Manna’ Al-Qaththan,Op. Cit., hal. 23-24.
43
kepada peserta didik untuk memahami Qur’an Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk serta landasan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Tujuan Bidang Studi Qur’an Hadits Dalam mengajar al Qur’anul Karim, baik ayat-ayat bacaan, maupun ayat-ayat tafsir dan hafalan, bertujuan memberikan pengetahuan al Qur’an kepada anak didik yang mampu mengarah kepada: a. Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dan menghafal ayat-ayat atau surat-surat yang mudah bagi mereka. b. Kemampuan memahami kitab Allah secara sempurna, memuaskan akal dan mampu menenangkan jiwanya. c. Kesanggupan menerapkan ajaran Islam dalam menyelesaikan problema hidup sehari-hari. d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku murid melalui metode pengajaran yang tepat. e. Kemampuan memanifestasikan keindahan retorika dan uslub al Qur’an. f. Penumbuhan rasa cinta dan keagungan al Qur’an dalam jiwanya. g. Pembinaan pendidikan Islam berdasarkan sumber-sumbernya yang utama dari al Qur’anul Karim.36 Tujuan mengajar Hadits, berarti sesuatu yang dituju atau yang akan dicapai dengan kegiatan atau usaha mengajar Hadits. Kegiatan mengajar Hadits mesti mempunyai tujuan, karena kegiatan yang tidak mempunyai
36
Chabib Thoha, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
44
tujuan akan berjalan meraba-raba, berputar-putar tak tentu arah. Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan pengajaran hadits ialah: agar peserta didik mengerti ajaran Islam yang berhubungan dengan masalah yangdibicarakan. Yang jelas, memberi pengertahuan Hadits kepada peserta didik yang mengarah kepada: a. Kemantapan membaca tanpa salah, sesuai dengan ketentuan membaca huruf arab dan nash, dan kemampuan menghafalnya dengan mudah. dan kemampuan memenagkan jiwa. b. Kemampuam memahami isi bacaan dengan sempurna, memuaskan akal dan dan kemampuan menenangkan jiwa. c. Kemampuan menerapkan ajaran Islam dalam menyelesaikan problema kehidupan sehari-hari. d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku peserta didik melalui metode pengajaran yang tepat.37 Bidang studi Qur’an Hadits bertujuan agar peserta didik bergairah untuk membaca Qur’an dan Hadits dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya. 5. Fungsi Bidang Studi Qur’an Hadits Sebelum membahas tentang fungsi dari bidang studi Qur’an Hadits, maka perlu diketahui terlebih dahulu fungsi dari pada al Qur’an dan fungsi
37
Chabib Toha dkk. Op. Cit., hal. 63-64.
45
Hadits. Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia, sudah barang tentu memiliki sekian banyak fungsi, diantaranya : 1. Sebagai bukti kerasulan Muhammad dan kebenaran ajarannya. QS. Al Ahzab: 4 : Artinya:“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki laki di antara kamu tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabinabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Ahzab:4) 2. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia, yang tersimpul dalam keimanan akan ke Esaan Allah dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan. ( 8G ( '?I x T?.Dd$ ִִ$] ij Q61
46
njuk bagi seluruh manusia kejalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.38 Allah telah berfirman di dalam al Qur’an surat al Maidah ayat : 15, sebagai berikut : Artinya:“Wahai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, (Muhammad) menjelaskan kepadamu banyak dari (keteranganketerangan dan hukum-hukum) yang telah kamu sembunyikan dari Kitab Suci, dan ia memafkanmu (dengan tidak mengungkapkan) banyak perkara (yang kamu sembunyikan). Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan”. (Qs. AlMa’idah: 15) Al Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran dalam Islam, keduanya merupakan satu kesatuan. al Qur’an sebagai sumber pertama dan utama banyak memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global. Oleh karena itulah kehadiran Hadits, sebagai ajaran kedua tampil untuk menjelaskan (bayan) keumuman isi al Qur,an tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT Qs. An-Nahl: 44 Artinya:“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka berfikir‘’. Allah SWT menurunkan al Qur’an bagi umat manusia, agar al Qur’an ini dapat difahami oleh manusia, maka Rasul SAW diperintahkan untuk menjelaskan kandungan dan cara-cara melaksanakan ajarannya kepada mereka melalui Hadits-haditsnya. Oleh karena itu, fungsi Hadits Rasul sebagai penjelasan al Qur’an itu bermacam-macam. Imam Syafi’I menyebutkan lima fungsi Hadits, yaitu; bayan al-tafshil, bayan attakhshih, bayan al-ta’yin, bayan al-tasyri’, dan bayan al-nasakh. Imam 38
Muhaimin, dkk. Op. Cit. hal. 85-86.
47
Malik bin Anas menyebutkan lima macam fungsi Hadits, yaitu; bayan altaqrir, bayan al-tafsir, bayan al-tafshil, bayan al-ba’ts, dan bayan altasyri’. 1. Bayan At Taqrir Yang dimaksud dengan bayan ini, ialah menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan di dalam al Qur’an. Fungsi Hadits dalam hal ini hanya memperkokoh kandungan al Qur’an. Contoh Hadits riwayat Bukhari dari Abu Hurairah Artinya: “Rasul SAW telah bersabda: Tidak diterima shalat seseorang yang berhadas sebelum ia berwudhu” (HR Bukhari). Hadits ini mentaqrir Qs. Al-Maidah:6, mengenai keharusan berwudhu ketika seseorang akan mendirikan shalat. “Artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulahmukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. 2. Bayan Al Tafsir Yang dimaksud dengan bayan al-tafsir adalah bahwa kehadiran Hadits berfungsi untuk memberikan rincian dan tafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat global (mujmal), memberikan persyaratan/batasan (taqyid) ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat mutlak.
48
Diantara contoh tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang masih mujmal adalah perintah mengerjakan shalat. Artinya: “Shalatlah sebagaimana engkau melihat aku shalat” (HR Bukhari) 3. Bayan Al Tasyri’ Yang dimaksud dengan bayan al-tasyri’ adalah mewujudkan suatu hukum atau ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam al Qur’an, atau dalam Al-Qur’an hanya terdapat pokok-pokoknya (ashl) saja. 4. Bayan Al Nasakh Menurut pendapat yang dipegang dari ulama mutaqaddimin, bahwa terjadi nasakh ini karena adanya dalil syara’ yang mengubah suatu hukum meskipun jelas, karena telah berakhir masa keberlakuannya serta tidak bisa diamalkan lagi, dan pembuat syari’at menurunkan ayat tersebut tidak diberlakukan untuk diamalkan lagi, dan pembuat syareat menurunkan untuk selama-lamanya (temporal).39 Adapun bidang Qur’an Hadits pada madrasah berfungsi sebagai berikut: a. Pengajaran Yaitu penyampaian i lmu pengetahuan yang merupakan Infomasi dan pesan-pesan Qur’an Hadits tentang berbagai disiplinilmu pengetahuan.
39
Al Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Surabaya: Penerbit AlHidayah.
49
b. Sumber Nilai Yaitu pengajaran Qur’an Hadits dapat melandasi nilai sikap, nilai keyakinan dan akhlak untuk terbentuknya insan yang utuh dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak. c. Sumber Motivasi Yaitu memberikan dorongan
dan semangat yang kuat dalam
beramal dan lebih meyakini akan makna perbuatan yang dilakukannya. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pesrta didik dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah dilaksanakan mulai dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya. d. Perbaikan Yaitu perbaikan kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan
pengalaman ajaran Islam peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari. e. Pencegahan Yaitu untuk menagkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri peserta didik dan menghambat perkembangan menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT; f. Pembiasaan Yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, penanaman dan pengembangan nilai-nilai al Qur’an dalam konteks lingkungan fisik dan cepat belajar
50
anak didik.
F. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Qur’an Hadits Ada beberapa cara yang sering digunakan guru untuk merangsang dalam belajar yang bersifat ekstrinsik. Diantaranya adalah sebagai berikut: a. Menggairahkan Anak Didik Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus memelihara konsekwensi peserta didik dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. b. Memberikan Harapan Realitis. Guru harus memelihara harapan-harapan peserta didik yang realitis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. c. Memberikan Insentif Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada peserta didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak terdorong untuk melakukan usaha lebuh lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. d. Mengarahkan Perilaku Anak Didik Mengarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru. Guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak didik yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas.
51
52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian kualitatif atau dengan kata lain pendekatan yang digumakan oleh peneliti ini adalah penelitian yang bersifat non statistik. Jenis penelitian kualitatif ini mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang dapat diamati.40 Penelitian ini merupakan penelitian lapangan tentang “Strategi Peningkatan pembelajaran Qu’ran Hadits di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari”. Peneliti akan mengkaji proses pembelajaran Quran Hadits yang dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. B. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian dapat diartikan sebagai usaha penentuan sumber data, artinya dari mana data penelitian itu diperoleh.41 Apa yang menjadi populasi dalam penelitian itu. Populasi adalah keseluruhan subyek dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek adalah : 1. Guru Pendidikan Agama Islam Guru Pendidikan Agama I slam
40
MTs Darul ‘ Ulum yang mengajar
Lexi J. Moloeng, Metodologi penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 3 41 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hal 114
52
materi Quran Hadits. Subjek pertama yang akan dipilih adalah informasi kunci, yaitu informasi yang dipandang sangat mengetahui aspek-aspek yang akan diteliti, dengan pertimbangan tersebut, yang dipilih sebagai informan kunci adalah Guru Pendidikan Agama Islam, dia dianggap subyek yang paling mengetahui dalam strategi peningkatkan pembelajaran Qur’an Hadits . 2. Peserta Didik Untuk mencari data dari peserta didik, peneliti mengambil peserta didik kelas IX A dan IX B MTs Darul ‘Ulum sejumlah 68 dengan pertimbangan sudah lama telah diberikan materi pelajaran Qur’an Hadits, sehingga akan lebih memudahkan untuk dievaluasi. Obyek penelitian ini adlah MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari, yang melibatkan kegiatan proses pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX di MTs tersebut. Penelitian ini didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa “untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, selanjutn jika subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih . Dari pendapat tersebut, selanjutnya peneliti mengambil 25% lebih yaitu 50% dari jumlah populasi sehingga menjadi kurang dari 100 siswa.42
C. Waktu dan Tempat penelitian Waktu yang digunakan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah mutlak yang harus dilakukan, oleh karena itu peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Sebagaimana salah satu ciri penelitian kualitatif dalam pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti. Adapun kehadiran peneliti 42
Ibid.....hal. 104
53
dilapangan diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subyek atau informan.43 Dalam hal ini, peneliti mengambil waktu ketika jam efektif pada proses belajar mengajar yakni pukul 07.00 s/d 13.15 WIB. Tempat dalam penelitian ini dilakukan di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. yang berlokasi di Jl. Raya Cipari Km 04 Cisuru Cipari Cilacap Kode
Pos 53262. Tepatnya Desa Cisuru, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah dan Ibukota Propinsi Semarang D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan beberapa metode yang sekiranya sesuai dengan masalah yang diteliti dalam hal ini penulis menggunakan : 1. Metode observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.44 Tentang observasi yang menggunakan kerangka untuk memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorinya terlebih dahulu. Metode ini dimaksudkan untuk mengamati secara langsung data yang terkait dengan penelitian ini, yakni pelaksanaan pembelajaran Qur’an Hadits dan hasil yang dicapai dari pembelajaran Qur’an Hadits. 2. Metode Wawancara (interview) Interview adalah sebagai proses tanya jawab lisan antara dua atau lebih
43 44
Lexy j. Moleong, Op.cit, hlm. 121. Hadi Sutrisno, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1998), hal. 136.
54
yang sama-sama mendengarkan secara langsung.45 Dengan menggunakan jenis interview ini diharapkan dapat digali tentang sikap pendapat dan keyakinan responden. Metode ini berguna untuk menguji data yang diperoleh lewat observasi tentang keadaan proses pembelajaran Qur’an Hadits pada siswa dan strategi guru Qur’an Hadits dalam meningkatkan pembelajaran Qur’an Hadits pada siswa. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, rapat, agenda dan sebagainya.46 Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang letak geografis, sejarah berdirinya MTs Darul ‘Ulum, visi dan misi, tujuan madarasah, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan peserta didik, sarana dan prasarana, serta program dan hasil yang dicapai dari pembelajaran Qur’an Hadits di MTs Darul ‘Ulum. E. Teknik Analisis Data Adapaun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis “deskriptif kualitatif”, yaitu dengan menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami oleh siswa sehubungan dengan strategi yang digunakan guru dalam proses pembelajarannya.47 Dari pengertian tersebut diatas akhirnya ditentukan langkahlangkah analisis data sebaga berikut : 1. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan, yaitu data dari pengamatan, 45
Ibid, hal. 192. Arikunto Suharsimi , Procedure Penelitian, hal. 236. 47 Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Rosda karya, 2000), hal. 103. 46
55
wawancara, dan dokumentasi. 2. Mengadakan reduksi data yaitu mengambil data yang sekiranya dapat diolah lebih lanjut. 3. Menyusun data-data dalam satuan-satuan. 4. Melakukan kategorisasi sambil melakukan koding. 5. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data. 6. Menafsirkan data dan kemudian mengambil kesimpulan. Di samping teknis analisis data tersebut, peneliti dalam mengolah data juga menggunakan pola berfikir Induktif dan Dedukatif. Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya Metodologi Research I, bahwa metode Induktif dan Deduktif diartikan sebagai berikut : a. Metode berfikir Induktif. Adalah berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa yang konkrit, generalisasi yang mempunyai sifat umum. b. Metode berfikir kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang konkrit itu ditari generalisasi Deduktif. Adalah berfikir yang bersifat umum dan bertitik tolak pada pengetahuan untuk menarik kejadian atau peristiwa yang bersifat khusus.48 F. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
48
Hadi Sutrisno, Metodologi Research I (Yogyakarta: Psikologi UGM, 1982), hal 42.
56
perbandingan data itu.49 Menurut Patton yakni membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif dicapai dengan cara sebagai berikut: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dari perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dana pandangan orang lain. e. Membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang berlaku. Pada penelitian ini hanya digunakan dua modus saja yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kedua modus tersebut cukup simpel dan mudah dilaksanakan. Selain triangulasi dengan sumber, peneliti juga menggunakan triangulsi dengan metode. Menurut Patton terdapat dua strategi, yaitu : 1. Pengecekan beberapa derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. 2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
49
Lexy J , Moleong ,Metodologi Penelitian, hal. 178.
57
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari 1. Letak Georafis MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari terletak di pedesaan tepatnya Desa Cisuru, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah dan Ibukota Propinsi Semarang, yang beralamatkan Jl. Raya Cipari Km 04 Cisuru Cipari Cilacap Kode Pos 53262.50 2. Sejarah Berdirinya MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari merupakan salah satu Pendidikan Islam yang berada di Kecamatan Cipari. MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari didirikan pada tahun 1994 KH. Hafidz Taftazani didukung oleh ayahnya almaghfurlah almukarrom Romo KH. Syamsuddin, didukung oleh para 'Ulama Kecamatan Cipari. Pendirian MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari dilatarbelakangi oleh keprihatinan Beliau pada saat itu melihat anak-anak yang tidak sekolah karena faktor ekonomi. Maka salah satu tanggung MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari tidak lepas dari misi sosial tersebut. Dengan melihat keberadaan 60% siswanya merupakan anak dari keluarga tidak mampu dan anak yatim piatu yang berada di sekitar wilayah Kecamatan Cipari kususnya Desa Cisuru, Desa Mekarsari, Desa 50
Hasil wawancara bersama Kepala Madrasah : Bapak Holidin, (Rabu , 23 Maret 2011).
58
Pegadingan, Desa Mulyadadi, Desa Serang dan Desa Cilongkrang. Darul 'Ulum
Kecamatan
Cipari
merupakan
lembaga
pendidikan
milik
masyarakat yang berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Darul 'Ulum Desa Cisuru, Kecamatan Cipari, Dusun Banjareja, atau grumbul Bakung. Yayasan Darul 'Ulum ini menaungi beberapa lembaga pendidikan baik formal maupun informal, diantaranya yaitu: TK. Darul 'Ulum, MTs Darul 'Ulum SMA Darul 'Ulum dan Pondok Pesantren Darul 'Ulum. Kemudian alasan peneliti memilih obyek atau klien dalam penelitian ini adalah karena adanya perbedaan ciri khas guru Qur’an Hadits dengan guru lainnya, selain itu MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari ini merupakan salah satu lembaga pendidikan tingkat menengah yang berbasis Islam di wilayah Kecamatan Cipari yang mayoritas peserta didiknya dari golongan menengah kebawah dan dari golongan anak-anak yatim piatu yang berada di daerah sekitar wilayah tersebut.51 MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari sejak berdiri sampai saat ini telah mengalami empat kali pergantian kepemimpinam / Kepala Madrasah yakni:52 a. Wasiludin, BA. b. Umi Kulsum, S.Pd c. Khanifudin, SH. d . Holidin. 51 52
Sumber, Dokumentasi MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. (Selasa 22 Maret 2011). Hasil wawancara bersama Kepala Madrasah : Bapak Holidin, (Rabu,, 23 Maret 2011).
59
Pada saat ini Kepala MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari dipegang oleh Bapak Holidin. 3. Visi dan Misi a. Visi "Terwujudnya peserta didik yang berakhlakul karimah dan unggul dalam berprestasi". Adapun indikator visi tersebut sebagai berikut :53 1.
Terwujudnya generasi yang mampu membaca al Qur'an dengan baik dan benar (tartil).
2.
Terwujudnya generasi yang yang tekun melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah.
3.
Terwujudnya generasi yang santun dalam bertutur sapa dan berperilaku.
4.
Terwujudnya generasi yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik sebagai bekal melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
b. Misi 1.
Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapain yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat dan prestasi akademik dan non akademik.
2.
Mewujudkan pembelajaran, pembiasaan dalam mempelajari alQur'an dan menjalankan agama Islam.
53
Sumber, Dokumentasi MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari.(Jumat, 25 maret 2011).
60
3.
Mewujudkan pembentukan karakter Islam.
4.
Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga pendidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
5.
Menyelenggarkan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntable. Misi tersebut diharapkan dapat menerapkan : a.
Kedisiplinan pribadi, dalam kehadiran, proses belajar dan berkaitan sesuai dengan Tata Tertib Madrasah
b.
Pelatihan dan pendalaman baca tulis huruf al Qur’an, bacaan surat Yasiin, sholat berjama’ah, wirid dan do’a.
c.
Intensifikasi dalam pembelajaran dan pendalaman semua mata pelajaran umum yang di ajarkan di SLTP.
d.
Motivasi terhadap siswa agar selalu menjunjung tinggi akhlaqul karimah, berpegang pada uswatun hasanah, setia kawan dan siap menuju prestasi yang lebih tinggi.
Dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan di atas, maka sekolah telah mengagendakan atau melaksanakan reformasi sekolah dian taranya sebagai berikut: 1.
Modernisasi pengelolaan sekolah Hal ini dilakukan dengan cara menerapkan manajemen ini menjalani hubungan kerja sama dengan masyarakat. Komite ini berfungsi untuk memberi masukan kepada pihak sekolah sesuai peningkatan mutu barbasis sekolah dengan cara membentuk
61
komite sekolah, dimana sekolah dengan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah, khususnya yang berkaitan dengan pendanaan. 2.
Modernisasi guru Guru merupakan faktor utama dalam pendidikan di sekolah. Oleh sebab itu, sekolah telah melakukan upaya-upaya yang dapat disebut modernisasi guru dengan cara: a. Menekankan pada guru untuk mengikuti program penyetaraan ijazah S1, sebab banyak diantara guru yang pengangkatannya program S1 menggunakan ijazah SLTA . Karena itu mereka sangat ditekankan untuk mengambil kuliah lagi. b. Mengikutkan workshop
para guru pada latihan, sertifikasi, seminar,
dan
kegiatan-kegiatan
lainnya
yang
dapat
memperbaruhi pola pikir dan model pengajarannya di kelas. c. Meningkatkan supervisi akademik dengan tujuan untuk ketertiban administrasi kurikulum guru (perangkat mengajar), sekaligus mengadakan evaluasi dan meningkatkan mutu pengajaran guru. Hal ini dilakukan pada awal bulan dari kalender akademik. Dari hasil supervisi ini, kemudian dilakukan evaluasi untuk masing-masing guru, sekaligus memberi masukan/saran dan pembinaan pada guru-guru tersebut demi peningkatan mutu pengajaran di kelas dan sekolah secara umum.
62
3.
Pembinaan kependidikan a. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Senin setelah upacara bendera dengan durasi waktu 20 menit. Melalui kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi siswa dan memberi masukan/pembinaan pada civitas akademik terutama guru perlu diingatkan agar memberi pelayanan terbaik kepada seluruh siswa dan juga mempersembahkan hal terbaik untuk sekolah. b. Tadarus Al Qura'an Qur'an di Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari dilaksanakan Tadarus Al pada waktu pagi selama 20 menit dari mulai hari Selasa sampai dengan hari Sabtu yang dibimbing oleh guru mata pelajaran jam pertama.
4.
Modernisasi proses belajar Terkait dengan ini sekolah telah mengambil langkah-langkah: a. Pengadaan media pengajaran, melengkapi sarana dan prasarana olah raga melengkapi buku perpustakaan baik yang terkait dengan mata pelajaran secara langsung atau buku bacaan umum. b. Menyiapkan Masjid Darul 'Ulum sebagai tempat ibadah, media peningkatan IMTAQ sekaligus sebagai sarana menggali khazanah Islam yang pada saat ini masih dalam pembangunan.
63
c. Menekankan guru agar belajar tentang " Strategi Pembelajaran" yang profesional. Hal-hal yang terkait di atas adalah upaya sekolah untuk meningkatkan kualitas yang terkait dengan kemampuan diri guru atau komponen yang terlibat dalam manajemen interaksi belajar mengajar. Sementara hal lain yang sudah dikondisikan adalah yang terkait langsung dengan siswa, para guru telah melakukan: 1.
Identifikasi persoalan- persoalan siswa baik yang terkait dengan latar belakang keluarga, ekonomi, dan lingkungan masyarakatnya. Hal ini dilakukan melalui BP atau BK.
2. .
Memetakan tingkat kem ampuan dan jenis potensi atau kompetensi siswa dengan langkah persiapan ini diharapkan akan memperlancar dan mempermudah mengelola siswa yang kaitannya dalam pengelolaan kelas. 54
4. Tujuan Madrasah Berdasarkan visi dan misi yang telah dirumuskan, serta sesuai dengan tujuan pendidikan dasar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu meletakkan dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia dan ketrampilan untuk hidup mandiri serta sebagai bekal mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari mengembangkan tujuan-tujuan yang akan dicapai secara bertahap sesuai dengan Program Kerja Sekolah, dalam jangka waktu satu tahun pelajaran 54
Dokumentasi MTs Darul 'Ulum Cipari, dari Ka.TU: Bapak Nur Rahmat Taufik (Sabtu, 26 Maret 2011).
64
yang akan datang ( 2011 / 2012 ) dan pada tahun-tahun pelajaran selanjutnya, melalui Program Kerja Sekolah jangka menengah dua ( 2 ) tahunan. Adapun tujuan sekolah tersebut yaitu: 55 a.
Sekolah mampu memenuh i/ meningkatkan profesionalisme standar pendidik dan tenaga kependidikan yang berdedikasi tinggi.
b.
Sekolah mampu memenuh /menghasilkan perangkat kurikulum Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari beserta kelengkapannya yaitu silabus, dan RPP sistem penilaian untuk semua tingkatan.
c.
Sekolah mampu melaksanakan kegiatan monitoring, evaluasi dan supervisi yang berkelanjutan pada guru, siswa dan tenaga kependidikan lainnya.
d. Sekolah mampu meningkatkan hasil belajar akademik dan non akademik melalui kegiatan lomba akademik dan non akademik. e.
Sekolah mampu melaksanakan kegiatan keagamaan melalui pembiasaan dan atau peringatan hari-hari besar keagamaan.
f.
Sekolah mampu meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan melalui penyetaraan, penataran, workshop, sosialisasi, diklat, seminar, pelatihan, dan melanjutkan studi yang lebih tinggi.
g.
Sekolah mampu menambah koleksi buku referensi, fiksi dan non fiksi dalam perpustakaan untuk menambah minat baca warga sekolah.
h.
Sekolah mampu memfasilitasi bakat dan minat siswa dalam Seni dan olah raga.
55
Sumber, Dokumentasi MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. (Jumat, 25 Maret 2011).
65
i.
Sekolah mampu menciptakan lingkungan hidup sehat, tertib, disiplin melalui kegiatan omba-lomba. Beberapa hal pokok yang dilakukan Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari, antara lain sebagai berikut : 1.
Membentuk dan mengefektifkan kinerja Tim Pengembang Pendidikan, Staf Sekolah dan Komite Sekolah.
2.
Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidikan dan kependidikan yang memenuhi standar nasional.
3.
Memenuhi sarana dan prasarana serta fasilitas pendidikan yang sesuai dengan standar nasional.
4.
Melaksanakan pengembangan kelembagaan dan manajemen sekolah denga melakukan MBS, s upervisi, monitoring dan evaluasi serta akreditasi sekolah.
5.
Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan.
6.
Mengembangkan dan mengelola sumber dana pendidikan yang transparan, relevansi efesiensi, dan akuntabel.
7.
Meningkatkan budaya tata karma dan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. 56
5. Struktur Organisasi MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari Stuktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang menunjukkan hubungan antar komponen yang satu dengan yang lain, sehingga jelas tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
56
Dokumentasi MTs Darul 'Ulum Cipari, dari Ka.TU : Bapak Nur Rahmat Taufik, (Jumat, 25 Maret 2011).
66
dalam suatu kebulatan yang teratur. Adapun stuktur organisasi MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari adalah sebagai berikut: 57 1.
Kepala Madrasah Berfungsi sebagai Edukator, Manager, Administrator dan Supervisor (EMAS
Kepala Madrasah) mempunyai tugas pokok: merencanakan
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan pendidikan. 2.
Wakil Kepala Madrasah Tugas wakil kepala sekolah adalah membantu dalam urusan-urusan tugas kepala sekolah dan dalam hal tertentu mewakili kepala sekolah ke dalam maupun keluar, bila kepala sekolah berhalangan.
3.
Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan. a.
Mengelola administrasi , tata usaha dan keuangan madrasah.
b.
Mengelola anggaran belanja dan pendapatan
madrasah, dan
lembaga-lembaga. c.
Membina administrasi lembaga-lembaga.
d.
Memeriksa dan mengevaluasi laporan lembaga-lembaga tentang keuangan dan administrasi.
57
e.
Memasukkan data murid ke buku induk.
f.
Memasukkan nilai murid dari wali kelas ke dalam buku induk.
g.
Mengelola administrasi madrasah.
h.
Menghadiri rapat dinas apabila ditugaskan.
Sumber, Dokumentasi MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari.(Jumat, 25 Maret 2011).
67
I.
Mengelola keuangan madrasah dan administrasi.
j.
Membuat laporan keuangan setiap akhir bulan.
k.
Memberikan THR kepada karyawan dan guru.
l.
Menyiapkan perlengkapan dan konsumsi sehari-hari.
Dalam
pelaksanaan
pembelajaran
untuk
mempermudah
akan
pengerjaannnya, maka di MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari ada beberapa devinisi ataupun pembantu Kepala Madrasah dan wakilnya dalam tugasnya yakni: 1. PKM Kurikulum Ruang lingkupnya meliputi pengurusan kegiatan proses belajar mengajar kurikuler, ekstrakurikuler, maupun proses pengembangan kemampuan guru melalui MGMP atau latihan kerja serta pelaksanaan kegiatan sekolah. 2. PKM Kesiswaaan a.
Pembina OSIS
b.
Pengarahan dan pengendalian siswa dalam rangka menegakan disiplin dan tata tertib sekolah.
3. Pembinaandan pelaksanaan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, kei ndahan, kekeluargaan, kerindangan, dan kesehatan (7K). 4. PKM Sarana dan Prasarana Ruang lingkupnya mencakup: a.
Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana.
b.
Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana.
68
c. 5.
Mengelola pembeayaan alat-alat pembelajaran.
PKM Hubungan Masyarakat Ruang lingkupnya mencakup: a.
Memberikan penjelasan tentang kebijaksanaan sekolah,situasi,dan perkembangan sekolah sesuai dengan Pendelegasiaan kepala sekolah.
b.
Menampung saran-saran dan pendapat masyarakat memajukan sekolah.
c.
Membantu mewujudkan kerjasama.
e.
Wali Kelas. Wali Kelas dijabat oleh seorang guru dan bertugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan.
f.
Guru bidang studi. 1.
Membuat RPP satuan pelajaran, lengkap dengan
AMP
(Analisis Materi Pelajaran), Prota, Promes. 2.
Datang di madrasah, mengajar dan berada di madrasah setiap hari kerja
3.
Mengadakan evaluasi pembelajaran secara teratur.
4.
Ikut memelihara ketertiban kelas dan madrasah.
5.
Ikut membina hubungan baik antara madrasah, guru, orang tua,masya rakat dan pemerintah daerah.
g.
Bimbingan dan Konseling (BK) Bimbingan dan konseling ditangani oleh guru pembimbing atau
69
guru mata pelajaran yang dianggap mampu menangani tugas tersebut. 58 6. Keadaan Guru dan Karyawan di Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari Guru atau pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar mengajar berhasil tidaknya kegiatan belajar megajar tidak lepas dari peranan guru dan sarana sebagai penunjang, terlebih "Strategi Pembelajaran" yang digunakannya, karena gurulah yang menentukan corak dan warna anak didik dari lembaga pendidikan itu. Tenaga pengajar di MTs Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari berpendidikan Sarjana Strata 1 (S1) yang berjumlah 8 guru dari 19 guru yang sudah dapat dikatakan mempunyai pengajar atau pendidik yang berkualitas, baik itu pada pendidikan umum atau pendidikan agama yang menjadi guru tetap, yang masih dijenjang penempuhan Sarjana Strata 1 berjumlah 5 guru. Adapun mekanisme dan sistem kerja penyelenggara aktivitas pendidikan yang ada di Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari dapat diklasifikasikan pada struktur organisasi dimana hal ini bertujuan untuk mempermudah koordinasi dan penugasan pada seluruh aktifitas yang dilaksanakan oleh MTs Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari sebagaimana lazimnya suatu lembaga pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada data guru dan karyawan sebagai berikut : 59
58 59
Sumber, Dokumentasi Mts Darul 'Ulum Cipari, (Tahun Ajaran 2010 – 2011). Sumber, Dokumentasi Mts Darul 'Ulum Cipari, (Tahun Ajaran 2010 – 2011).
70
Tabel I Data Guru dan Karyawan NO NAMA
L/P PENDIDIKAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
L L P L L P L L L L L L L L L L L L P L P P L L L
Abidin Bagus, S.Hum Daimatul M.,S.PdI Drs.Sarno Emil fauzi, S.Ag Faiqotur Rohmah, SE H.Masngudin Hadi Purwanto Hadiyil Mahfudz Holidin KH.Hakim Mahmiludin KH.Hayatudin bahri M. Rifa'I M.Sobihun Masrukhin Mujahid Nur Rahmat taufik Nurkholik Ansori Siti Juriah Sumadyo, SE Tuti Yuningsih, S.Ag Uswatun Hasanah Wahid Romadon Zaenurrohman Sodikun
MA S.I S.I S.I S.I S.I SMA MA MA S.I MA MA MA SMA SMA SMA SMA SMA SMA S.I S.I SMA D.II SMA SLTP
JABATAN Guru Guru Guru+Wakakur Guru + BK Guru Guru+Perpus Guru Guru Guru Kamad Guru Guru Wakasarpras Wabidkes Bendahara Guru Guru+Ka.TU Guru Sekretaris Guru Guru+Wakasis Guru Guru Guru Juru Taman
7. Keadan Peserta Didik Anak didik (siswa) adalah faktor yang sangat penting dalam roses belajar mengajar karena anak didik merupakan subyek yang mendukung
71
keberhasilan pendidikan. Berikut ini adalah keadaan siswa Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari :60 Tabel II Keadaan Siswa Kelas L 37
VII P JML 29 66
L 43
VIII P JML L 29 72 35
IX P JML L 33 68 115
Total P JML 91 206
8. Sarana dan Prasarana Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alatalat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas secara tidak langsung menunjang proses pengajaran seperti halaman, kebun taman sekolah, jalan menuju sekolah dan sebagainya, lapangan sekolah sekaligus sebagai tempat praktik pengajaran penjaskes. Sarana dan prasarana sangat penting bagi sebuah lembaga pendidikan karena keberadaannya akan menjadikan kegiatan proses belajar mengajar lebih mudah dan lancar.Sarana dan prasarana yang dimiliki MTs Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari sebagai berikut :
60
: luas 8 x 56 m2
a.
Ruang Kelas berjumlah 8
b.
Ruang Kepala Sekolah berjumlah 1 :
luas 1 x 30 m2
c.
Ruang Guru berjumlah 1
luas 1 x 56 m2
:
Sumber, Dokumentasi Mts Darul 'Ulum Cipari, (Tahun Ajaran 2010 – 2011).
72
d.
Ruang Tata Usaha berjumlah 1
: luas 1 x 56 m2
e.
Lab. Computer berjumlah 1
:
luas 1 x 56 m2
f.
Perpustakaan berjumlah 1
:
luas 1 x 56 m2
g.
Ruang BK berjumlah 1
:
luas 1 x 28 m2
h.
Ruang UKS berjumlah 1
: luas 1 x 28 m2
i.
Musolla berjumlah 1
: luas 1 x 56 m2
j.
Koperasi berjumlah 1
:
luas 1 x 48 m2
k.
WC Guru berjumlah 2
:
luas 2 x 9 m2
l.
WC Siswa berjumlah 3
: iuas 3 x 9 m2 : luas 1 x 28 m2
m. Ruang PMR berjumlah 1 n.
Sarana Olah Raga - Lapangan Volly Ball berjumlah 1 - Lapangan Basket berjumlah 1 - Lapangan Badminton berjumlah 1 - Tenis Meja berjumlah 1
61
o.
Computer, Laptop 1 dan Computer Siswa 13
q.
Meja Guru di ruang guru berjumlah 17
r.
Meja Guru di kelas berjumlah 6
s.
Meja Siswa berjumlah 250
t.
Dll berjumlah berjumlah 19 macam.61
Dokumentasi dari Wakasarpras MTs Darul 'Ulum Cipari : Bapak M. Rifa'I, (Senin, 27 Maret 2011).
73
B. Pelaksanaan Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Qur'an Hadits yakni: "Saya kira untuk Pelaksanaan Pembelajaran Qur’an Hadits untuk kelas IX cukup baik". Usaha saya membangkitkan semangat belajar siswa dengan berbagai cara lumayan berhasil. Siswa banyak yang antusias dalam belajarnya, aktif di kelas walaupun ada beberapa siswa yang cuek kalau diberi hukuman atau tugas”.62 Selanjutnya peneliti melakukan cross chek dengan mewancarai salah satu siswa kelas IX guna mengetahui keabsahan informasi dan tingkat kepastian data yang diperoleh dari informan. Berdasarkan hasil cross chek peneliti dengan salah satu siswa kelas IX, mereka menyatakan: "Kami suka cara mengajar pak Emil, memberikan materi santai tapi mudah dimengerti. Beliu bisa diajak bercanda, kami jadi suka mata pelajaran Qur'an Hadits. Walaupun kita sering diberi hukuman karena tidak hafal tapi kami tambah semangat menghafal ayat atau Hadits, kami jadi bisa menghafal padahal kami dulu sulit untuk bisa hafal ayat-ayat Al-Qur‟an maupun Hadits".63 Berdasarkan kedua pernyataan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa cukup baik. Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Qur’an Hadits di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari guru berperan dengan baik. Dan usaha-usaha guru dalam
62
Hasil wawancara bersama guru mata pelajaran Qur'an Hadits : Bapak Emil Fauzi,S.Ag.(Kamis, 24 Maret 2011). 63 Hasil wawancara bersama siswa Kelas IX MTs Darul 'Ulum Cipari : Rijal Fathurrahman, (Kamis, 24 Maret 2011).
74
pelaksanaan
proses belajar mengajar dengan siswa cukup berhasil. Ini
terbukti dengan keaktifan siswa di kelas dalam pembelajaran Qur'an Hadits.64 C. Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX di MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari Berdasarkan hasil interview dengan Kepala Madrasah Bapak Holidin, pada tanggal 11 Juni 2011 beliau menyatakan bahwa: “Dalam proses pembelajaran agar mencapai tujuan yang maksimal, tidak hanya guru saja yang berperan tetapi Kepala Sekolah juga berperan, sehingga pembelajaran di MTs Darul ‘Ulum
Kecamatan Cipari tidak monoton, khususnya mata
pelajaran Qur'an Hadits. Peran Kepala Sekolah dalam "Strategi Peningkatkan Prestasi Qur'an Hadits Kelas IX MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari" harus selalu dipantau sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan berhasil. Karena bukan hanya guru saja yang memberikan strategi pembelajaran, tetapi tentunya saya tidak bisa memberikan pembelajaran pada siswa, maka yang perlu saya lakukan adalah : Meningkatkan sarana prasarana, mengoptimalkan fungsi perpus untuk meningkatkan sadar baca terhadap siswa, meningkatkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam mata pelajaran yang serumpun dengan membentuk coodinator”.65 Jadi dari hasil wawancara dengan bapak Kepala Sekolah dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian motivasi Strategi peningkatkan pembelajaran Qur'an Hadits sebanarnya tidak hanya guru bidang studi saja yang yang berperan memberikan motivasi, tetapi secara tidak langsung Kepala 64
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000) hal. 70-71 65 Hasil wawancara bersama Kepala Madrasah : Bapak Holidin , (Kamis, 24 Maret 2011)..
75
Sekolah juga berperan dalam pemberian motivasi karena tanpa adanya dukungan yang baik dari kepala sekolah maka, kegiatan pembelajaran juga tidak akan berjalan dengan lancar. Dan ini sangat berpengaruh terhadap guru dalam melakukan tugasnya yakni sebagai pengajar di kelas. Apabila dalam menjalankan tidak ditunjang oleh sarana yang memadai maka akan berakibat pada siswanya. Siswa akan merasa jenuh dan tidak ada semangat dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar. Walaupun yang dominan berpanguruh adalah faktor guru dalam kegiatan belajar mengajar terutama dalam pemberian motivasi ekstrinsik, karena dengan memberikan motivasi semangat siawa akan semakin bertambah dan prestasipun diharapkan unggul. Peneliti juga melakukan interview dengan guru mata pelajaran Qur'an Hadits Emil Fauzi, S.Ag yang menyatakan bahwa: "Memang dalam pembelajaran mata pelajaran Qur'an Hadits pada awalnya sebagian besar siswa acuh terhadap mata pelajaran ini. Sebenarnya tidak hanya mata pelajaran Qur'an Hadits saja yang mendapat respon kurang baik, hampir semua rekan guru agama yang lain juga bilang kepada saya sebagian siswa tidak antusias dalam pelajaran agama. Apalagi mata pelajaran Qur'an Hadits diberikan pada jam terakhir selama dua jam. Seandainya saya jadi siswa pasti saya juga merasa jenuh, tetapi saya punya strategi agar siswa manjadi termotivasi, saya menggunakan berbagai strategi dan penggunaannya sesuai dengan kebutuhannya mengadakan evaluasi asalkan materi yang saya sampaikan sudah selesai, saya memberikan hukuman pada siswa yang belum
76
bisa menghafal Qur'an maupun Hadits, dengan begitu mereka akan jera dan berusaha untuk ayat maupun hadist sampai hafal".66 Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru sangat berpengaruh dalam memberikan semangat yang bersifat ekstrinsik. Dalam belajar siswa memerlukan perhatian dan pengarahan yang khusus dari guru. Seringkali jika mereka tidak menerima umpan balik yang baik berkenaan dengan hasil pekerjaan mereka, maka kerja mereka akan menjadi lamban atau mereka menjadi malas belajar. Siswa yang demikian sangat tergantung pada keharusan-keharusan yang ditentukan oleh guru untuk mendorong mereka dalam belajar. Namun tidak berarti bahwa semangat ekstrinsik itu jelek dan dan perlu dihindari tetapi antara semangati ekstrinsik dan instrinsik saling memperkuat, bahkan semangat ekstrinsik dapat membangkitkan semangat instrinsik. Dalam upaya memberikan semangat guru harus menganalisis motifmotif yang melatar belakangi anak didik malas belajar di sekolah. Setiap saat guru bertindak sebagai penyemangat, semangat dapat efektif apabila dilakukan dengan memperhatikan anak didik, dengan memberikan penguatan dan sebagainya. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas IX Rizal Fathurrahman yang mengatakan: "Saya jadi senang pada mata pelajaran Qur'an Hadist, karena gurunya mudah dipahami dalam mengajar. Bapaknya semangat sekali dalam mengajar, saya menyukai soalnya waktu kelas tujuh saya sulit kalau disuruh hafalan tetapi di kelas IX ini saya lumayan cepat hafal
66
Hasil wawancara bersama guru Qur'an Hadits:Bapak Emil Fauzi, S.Ag.,(Kamis, 24 Maret 2011).
77
kalau disuruh hafalan, karena guru Qur'an Hadits menuntut saya harus bisa hafalan dan wajib harus bisa hafal dengan ayat maupun Hadist yang ada dalam materi pelajaran. Pak Emil Fauzi, S.Ag juga sabar dalam mengajar. Di kelas juga beliu mengajarkan diskusi walaupun waktunya hanya sebentar, dalam diskusi terus beliu juga sering melakukan tanya jawab. Beliu juga dekat dengan siswa, kadang beliu seperti temen sendiri."67 Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh teman-temannya yakni: "Kami senang cara pak Emil Fauzi menerangkan karena mudah dimengerti, kadang pak Emil memberikan pertanyaan sebelum mengajar, jadi saya harus belajar sebelumnya. Strategi yang sering digunakan hafalan, tetapi saya senang karena dengan hafalan saya jadi bisa mengerjakan soal ulangan yang diberikan pak Emil. Beliu juga memberikan bimbingan tentang tajwid karena tajwid sangat penting dalam membaca Al Qur'an".68 Dengan menggunakan Strategi yang sesuai dalam pembelajaran dan cara guru menyampaikan materi belajar di kelas dan kehangatan guru terhadap anak didiknya akan meningkatkan dorongan dan keantusiasan siswa dalam belajar. Peranan strategi akan menjadi nyata jika guru memilih strategi yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai oleh tujuan pembela- jaran. Banyak faktor yang perlu diketahu di dalam strategi yang akurat, seperti faktor guru sendiri, sifat bahan pelajaran, fasilitas, jumlah akurat anak didik di kelas dan tujuan strategi pembelajaran.69
67
Hasil wawancara bersama siswa Kelas IX MTs Darul 'Ulum Cipari: Rijal Fathurrahman,(Kamis. 24 Maret 2011).. 68 Hasil wawancara bersama siswa-siswi Kelas IX MTs Darul 'Ulum Cipari. 69 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hal. 70-71.
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX di MTs Darul ‘Ulum sudah cukup baik, karena faktor keberhasilan guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif, tidak monoton dan sikap yang sabar dalam menjalankan tugasnya. 2. Didalam pembelajarannya, guru bidang studi Qur’an Hadits menggunakan strategi, sebagai berikut : a.
Strategi pembelajaran exposition Bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut.
b.
Strategi pembelajaran discovery Dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui buku atau modul guna mendukung berbagai aktivitas sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya.
B.
Saran-saran Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, perlu kiranya penulis me mberikan sumbangan pemikiaran berupa saran-saran bagi semua pihak
79
terhadap Strategi Guru dalam peningkatan pembelajaran Qur'an Hadits di MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari sebagai berikut : 1. Kepada Kepala Madrasah Perlunya pemantauan dalam kegiatan belajar mengajar dan memberikan saran serta bimbingan kepada guru mata pelajaran Qur'an Hadits untuk meningkatkan strategi pembelajaran Qur'an Hadits, sehingga strategi pembelajaran pada mata pelajaran Qur'an Hadits semakin profesional. 2. Kepada Guru Qur'an Hadits Harus ada upaya terus dalam peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits, diantaranya : a. Menggairahkan Anak Didik b. Memberikan Harapan Realistis. c. Memberikan Insentif d. Mengarahkan Perilaku Anak Didik
80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Catatan Lapangan (Field Notes) hasil Observasi Tentang Pelaksanaan Pembelajaran Qu’ran Hadits Kelas IX MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. Lampiran 2 : Catatan Lapangan (Field Notes) hasil Observasi Tentang “Dirasasatul Qur’an” atau “Tadarus Al Qur’an” sebagai salah satu aplikasi dari Pembelajaran Qur’an Hadits siswa-siswi IX MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. Lampiran 3 : Catatan Lapangan (Field Notes) hasil ObservasiTentang Lampiran 4 : Pedoman Wawancara Key Informan I Lampiran 5 : Pedoman Wawancara Key Informan 2 Lampiran 6 : Pedoman Wawancara Key Informan 3 Lampiran 4 : Pedoman Dokumentasi 1 Lampiran 7 : Pedoman Dokumentasi 2 Lampiran 8 : Pedoman Dokumentasi 3 Lampiran 9 : Pedoman Dokumentasi 4 Lampiran 10 : Pedoman Konsultasi Penulisan Skripsi Lampiran 11 : Daftar Riwayat Hidup Lampiran 12 : Surat-surat Keterangan
83
Lampiran 1 : Catatan Lapangan (Field Notes) Hasil Observasi Tentan Pelaksanaan Pembelajaran Qu’ran Hadits Kelas IX MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari.
Hari/Tanggal
: Kamis, 24 Maret 2011
Pukul
: 10.15 – 11.30 WIB
Obyek Pengamatan : Kegiatan proses belajar siswa-siswi Kelas IX MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari Alat Pengamatan
: Catatan
Berdasarkan hasil peneliti dengan siswa-siswi kelas IX, mereka menyatakan: "Kami suka cara mengajar pak Emil, cara memberikan materi santai tapi mudah dimengerti. Beliu bisa diajak bercanda, kami jadi suka mata pelajaran Qur'an Hadits. Walaupun kita sering diberi hukuman karena tidak hafal tapi kami tambah semangat menghafal ayat atau Hadits, kami jadi bisa menghafal padahal kami dulu sulit untuk bisa hafal ayat-ayat
al Qur’an
maupun
Hadits".
Berdasarkan kedua pernyataan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa cukup baik. Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Qur’an Hadits di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari guru berperan dengan baik. Dan usaha-usaha guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dengan siswa cukup berhasil. Ini terbukti dengan keaktifan siswa di kelas dalam pembelajaran Qur'an Hadits.
84
Lampiran 2 : Catatan Lapangan (Field Notes) Hasil Observasi Tentang “Dirasasatul Qur’an” atau “Tadarus Al Qur’an” sebagai salah satu aplikasi dari Pembelajaran Qur’an Hadits siswa-siswi IX MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari
Hari/Tanggal
: Selasa, 29 Maret 2011
Pukul
: 07.00 - 07.30 WIB
Obyek Pengamatan : Kegiatan proses belajar siswa-siswi Kelas IX MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari Alat Pengamatan
: Catatan
“Dirasatul Qur’an” di Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari dilaksanakan pada waktu pagi selama 20 menit dari mulai hari Selasa sampai dengan hari Sabtu yang dibimbing oleh guru mata pelajaran jam pertama, dimulai dari pukul 07.00 – 07.20 WIB. Pada hari Senin tidak digunakan tadarus, karena ada kegiatan rutin upacara di halama madrasah. Diawali dengan salam oleh guru jam pertama, doa bersama dan membaca sholawat munjiyat, barulah tadarus dimulai. Ketika tadarus sudah selesai, peneliti meminta waktu 10 menit untuk menanyakan hal tentang “Dirasatul Quran” atau tadarus al Qur’an. Berdasarkan hasil peneliti dari proses tadarus tersebut, bahwa tadarus alQur’an sangat membantu pembelajaran bidang studi Qur’an Hadits, karena bidang studi Qur’an Hadits merupakan salah satu bidang studi yang konteks bacaannya tidak akan pernah luput dari allughatul ‘arabiyah. Sehingga peserta didik merasa tidak kaget lagi jika pada suatu saat disuruh menghafal salah satu ayat al Qur’an atau al Hadits, dimana dalam pada ini strategi pembelajaran Qur’an 85
Hadits di Kelas IX MTs Darul ‘Ulum Cipari yang paling ditekankan dengam menggunakan metode menghafal. Jika ada dari salah satu murid yang terlambat tida mengikuti tadarus al Qur’an, dikenakan sangsi untuk menghafal Hadits dari materi yang sudah disampaikan oleh guru bidang studinya. Dari proses tadarus al Qur’an tersebut jelas-jelas akan mengatsar atau membekas pada diri peserta didik, baik itu kelancaran, kefashihan dan pengingatannya serta otomatis tidak hanya mendukung pembelajaran Qur’an Hadits saja, tetapi juga pembelajaran PAI yang lainnya.
86
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Key Informan I
A. Identitas
Nama
: Holidin
Alamat
: Desa Cisuru RT. 02, RW. 05 Kec. Cipari Kab. Cilacap
Pekerjaan/Jabatan : Kepala MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari
B. Pertanyaan 1. Bagaimana Letak Georafis MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari? 2. Bagaimana Sejarah Berdirinya MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari? 3. Bagaimanakah pandangan bapak tentang bidang studi Qur’an Hadits sebagai salah satu rumpun bidang studi PAI, dari segi fungsi dan tujuan? 4. Responds apakah yang bapak amati dari guru bidang studi Qur’an Hadits mengenai strategi peningkatan pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari? 5. Saran apakah yang pernah bapak sampaikan kepada guru bidang studi Qur,an Hadits mengenai strategi peningkatan pembelajaran Qur’an Hadits?
87
Lampiran 4 : Pedoman Wawancara Key Informan 2
A. Identitas Nama
: Emil Fauzi, S. Ag.
Alamat
: Desa Serang Rt. 02, RW. 06 Kec. Cipari Kab. Cilacap
Pekerjan/Jabatan : Guru bidang studi Qur’an Hadits MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari B. Pertanyaan 1. Strategi apakah yang bapak gunakan didalam pembelajaran Qur’an Hadits di kelas IX? 2. Dari strategi yang bapak gunakan, manakah yang paling disenangi peserta didik? 3. Apakah Strategi pembelajaran exposition dan Strategi pembelajaran disco very efektif digunakan dalam materi pelajaran Qur’an dan Hadits di Kelas IX? 4. Persiapan apa saja yang bapak lakukan, sebelum aplikasi strategi tersebut di Kelas? 5. Sejauh manakah peningkatan dari strategi pembelajaran yang bapak gunakan?
88
Lampiran 5 : Pedoman Wawancara Key Informan 3
A. Identitas Nama : Rizal Fathurrahman Alamat : Desa Cipari RT. 06, RW. 01 Kec. Cipari Kab. Cilacap Jabatan : Ketua Kelas IX MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari B. Pertanyaan 1. Bagaimana pendapat anda dan , saat pelaksanaan pembelajaran bidang studi Qur’an Hadits berlangsung di kelas? 2. Bagaimana
pendapat anda mengenai
aplikasi
strategi pembelajaran
Qur’an Hadits? 3. Apakah guru kreatif dalam
penyamapain
materi
dengan aplikasi
tersebut? 4. Apakah aplikasi strategi pembelajaran bidang studi Qur’an Hadits disampaikan secara bervariasi? 5. Bagaiamana pendapat anda mengenai teman-teman, setelah dilaksanakannya pembelajaran Qur’an Hadits dengan strategi yang digunakan oleh guru?
89
Lampiran 6 : Pedoman Dokumentasi 1
Pembagian Tugas Kepala MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari Tahun Pelajaran 2010-2011: A. Kegiatan Harian. 1. Mengefektifkan jam pertama. 2. Mengefektifkan petugas piket. 3. Mengefektifkan kehadiran Guru. 4. Kelancaran KBM. 5. Infal dan daftar hadir guru. 6. Pelanggaran siswa. 7. Menyelesaikan administrasi Madrasah. 8. Memantau pelaksanaan KBM. 9. Mengajar ke kelas. 10. Menerima tamu. 11. Memberi nasehat pada guru dan siswa yang jarang masuk. 12. Mengecek pemasukan keuangan dan menandatangani buku setoran. 13. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan. 14. Memantau kebersihan kelas dan lingkungan Madrasah. B. Kegiatan Mingguan 1. Memeriksa laporan jurnal KBM. 2. Mengecek rekap absensi guru dan siswa termasuk laporan absensi siswa kepondok dan Wali murid. 3. Memeriksa daftar infal dan daftar kehadiran guru selama seminggu.
90
4. Memberikan nasehat / surat teguran kepada guru / karyawan yang tidak melaksanakan Tugas tanpa izin. 5. Lain – lain. C. Kegiatan Bulanan 1. Memeriksa buku laporan wali kelas yang meliputi : 2. Jumlah murid awal dan akhir bulan. 3. Data mutasi siswa. 4. Data absensi siswa. 5. Bimbingan dan penyuluhan siswa bermasalah. 6. Memeriksa keuangan selama 1 ( satu ) bulan. 7. Membuat laporan ke yayasan tentang 8. Kehadiran guru dan siswa. 9. Keadaan sarana. 10. Keadaan keuangan. 11. Mengadakan Rapat rutin antar pimpinan Madrasah. 12. Mengadakan Rapat rutin guru dan karyawan. 13. Memeriksa kegiatan lab. Dan ekstra kurikuler. D. Kegiatan Awal Tahun 1. Pembentukan panitia PMB 2. Pelaksanaan PMB. 3. Pelaksanaan kegiatan MOPD. 4. Pengelompokan kelas. 5. Pertemuan wali kelas.
91
6. Pembagian tugas guru dan karyawan. E. Kegiatan Ulangan Umum Bersama semester genap dan ganjil 1. Mengadakan Rapat guru dan karyawan tentang persiapan ujian semester. 2. Pembentukan panitia semester ganjil / genap. 3. Pelaksanaan ujian. 4. Mengadakan rapat guru pengumpulan nilai / sidang kanaikan kelas. 5. Melaporkan prestasi hasil belajar berupa raport. F.
Kegiatan Akhir Tahun 1. Mengadakan Rapat guru dan Karyawan tentang persiapan Ujian Nasional (UNAS ). 2. Membentuk panitia Ujian Nasional. 3. Pelaksanaan Ujian Nasional. 4. Sidang kelulusan / tamat. 5. Pelaksanaan wisuda / pembagian Raport kenaikan kelas. 6. Lain – lain.
92
Lampiran 7 : Pedoman Dokumentasi 2
Pembagian Tugas Wakil Kepala MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari Tahun Pelajaran 2010-2011 : 1. Membantu tugas – tugas Kepala Madrasah. 2. Membantu tugas – tugas Kaur Kurikulum. 3. Membantu tugas – tugas Kaur Kesiswaan. 4. Membantu tugas – tugas Kaur Tata Usaha. 5. Membantu tugas – tugas Kaur Sarana. 6. Membantu tugas – tugas Kaur Humas.
93
Lampiran 8 : Pedoman Dokumentasi 3
Tata Tertib MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari A. PASAL I Hal-hal masuk Madrasah : 1. Semua Siswa / I harus hadir di Madrasah 10 menit sebelum bel masuk. 2. Siswa-siswi yang terlambat dating, tidak diperkenankan masuk sebelum mendapat ijin dari guru piket. 3. Sebelum masuk ruang kelas, semua Siswa harus berbaris dalam kelompok kelas masing – masing. 4. Setiap pergantian Guru ketua kelas atau anak yang ditunjuk harus memberi penghormatan dengan komando “QIYAMAN” dan duduk setelah menjawab salam. B. PASAL II Kewajiban Siswa-siswi : 1. Menaati ketentuan- ketentuan Madrasah. 2. Menghormati Guru, Kapan dan di mana saja berada. 3. Saling menghargai sesama Siswa / i. 4. Menjaga nama baik Madrasah. 5. Ikut memelihara gedung, peralatan inventaris dan lingkungan Madrasah. 6. Memiliki buku, kitab alat tulis. 7. Membayar uang sumbangan lain yang ditentukan Madrasah. 8. Memakai seragam Madrasah. 9. Mengikuti Pelajaran dan kegiatan - kegiatan yang diadakan oleh Madrasah
94
dari awal hingga akhir. C. PASAL III Tata busana dan rias : 1. Pemakaian seragam harus teratur, r api sesuai dengan ketentuan Madrasah yang berlaku dan tidak menyimpang dari Norma agama Islam. 2. Bagi Siswa pada waktu olahraga harus memakai seragam olah raga. 3. Bagi Siswi tidak diperkenankan memakai perhiasan dan makeup yang berlebihan. 4. Ketentuan Seragam : Putra/ Putri : - Kopyah Hitam - Minang putih dan cokelat - Baju lengan pendek - Baju kurung lengan panjang - Celana panjang - Rok panjang sampai mata kaki -
Ikat pinggang ( sabuk ) - Jarik
- Sepatu hitam - Sepatu hitam - Kaos kaki coklat muda- Kaos kaki coklat muda D. PASAL IV Ha- hak Siswa-siswi : 1. Menerima pendidikan dan pelajaran. 2. Mendapat perlakuan yang wajar dan sama dengan siswa / I yang lain. 3. Memanfaatkan fasilitas yang disediakan dan diatur oleh Madrasah.
95
E. PASAL V Larangan : 1. Meninggalkan pelajaran dan kegiatan Madrasah sebelum berakhir tanpa iJin Kepala Madrasah. 2. Berada dalam kelas pada waktu jam istrirahat dan keluar dari halaman tanpa ijin Kepala Madrasah atau Orang yang ditunjuk. 3. Membeli makanan dan minuman di lain kantin Madrasah. 4. Membeli buku-buku / kitab dan peralatan lain diluar selama masih tersedia di koperasi Madrasah. 5. Mengambil atau memanfaatkan hak milik orang lain tanpa ijin pemiliknya. 6. Mengganggu ketentraman dan ketertiban orang lain. F. PASAL VI Sangsi – sangsi : 1. Peringatan secara lisan 2. Peringatan secara tertulis dan tembusan kepada Orang tua / Wali murid. 3. Pencabutan hak-hak. 4. Diserahkan kembali kepada Wali murid untuk sementara waktu. 5. Diserahkan kembali kepada Wali murid untuk selamanya.
96
Lampiran 9 : Pedoman Konsultasi Penulisan Skripsi
Nama
: ABIDIN
NIM
: 072322026
Dosen Pembimbing
: ROHMAT, M.Ag, M.Pd.
Dosen AsistenPembimbing : MUNIRIYANTO, S.Ag, MM. Judul Sripsi
: “Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari”.
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Konsultasi danTanda Tangan Pembimbing dan Asisten Pembimbing : a. 28 Desember 2010 : Pengajuan dan Revisi Judul Skripsi. b. 04 Januari 2011
: Rekomendasi Judul Skripsi.
c. 10 Januari 2011
: Revisi Proposal Skripsi.
d. 12 Januari 2011
: Revisi Proposal Skripsi.
e.
07 Februari 2011 : ACC Proposal Skripsi untuk dilaksanakan Seminar.
f.
30 Mei 2011
g. 16 Juli 2011
: Revisi BAB I, II, III, IV dan BAB V. : Revisi Kata Pengantar, Halaman Judul, Halaman persembahan, Abstrak, Kesimpulan
h. 23 Agustus 2011
: Munaqasah
97
dan Lampiran.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: ABIDIN
2. Tempat tgl lahir
: Cilacap, 10 Oktober 1972
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Status
: Kawin
5. Alamat
: Jl. H. Nursaleh No. 07 RT. 02 / RW. 05
Desa
Cisuru , Kecamatan Cipari 6. Nama Orang Tua : a. Ayah : Hasan Bisri b. Ibu
: Karsiti
7. Pengalaman Kerja : - Guru Tilawah dan ajwid di Pon. Pes. Miftahul Huda Cigaru I Majenang - Guru SMP PGRI 27 Cisuru-Cipari 8. Pendidikan
: a. SD Negeri O1 Cisuru 1985 b. SMP Negeri 03 Sidareja 1988 c. MA Negeri Cigaru - Majenang 1991
9. Pekerjaan
: Guru Bahasa Jawa di MTs Darul 'Ulum Cipari
Demikian identitas ini kami buat dengan sebenarnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Cpari, Juni 2011 Yang membuat
ABIDIN NIM: 072322026
98
YAYASAN DARUL ULUM
MTS DARUL ULUM CIPARI Terakreditasi Sangat Baik (A) Alamat : Jl.Raya Cipari Km 04 Cisuru Cipari Cilacap 53262
SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN Nomor : 488/MTs DU/VII/ 2011
Yang bertandatangan dibawah ini, Kepala MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari Kab. Cilacap Prop. Jawa Tengah menerangkan bahwa :
Nama
: ABIDIN
NIM
: 072 322 026
Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Alamat : Desa Cisuru RT. 02/RW. 05 Kecamatan Cipari Kab. Cilacap
Telah melaksanakan penelitian di madrasah kami pada tanggal 15 Februari 2011 s/d 08 Juli 2011, sesuai surat dari Dekan Fakultas Tarbiyah IAIIG Cilacap Nomor : Ybk.1271/ 094/ IAIIG.F.T/ X. 19-2/II/2011, tanggal 08 Februari 2011 tentang perihal permohonan izin riset untuk penyusunan skripsi yang berjudul : “Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur'an Hadits di MTs Darul 'Ulum Cipari", Tahun Pelajaran 2010/2011. Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan seba gaimana mestinya.
Cipari, 08 Juli 2011 Kepala MTs Darul Ulum Cipari
HOLIDIN, S. Pd.I.