Strategi Menghadapi Dinamika Perekonomian UNAIR NEWS – Perekonomian global bergerak dinamis seiring perkembangan teknologi. Gejolak internal dan eksternal menjadi tantangan bagi ketahanan bisnis nasional. Ihwal tersebut menjadi momentum kebangkitan bisnis atau bahkan keterpurukan. Selaras dengan fenomena tersebut, Executive Development Program (EDP) Magister Manajemen FEB menghelat seminar bertajuk “CEO FORUM STRATEGIC MANAGEMENT FACING VUCA”, pada Selasa (17/1). Seminar tersebut bertujuan untuk merumuskan strategi manajemen dalam menghadapi kondisi global yang vulnerable (mudah berubah), uncertainty (tidak pasti), complexity (kompleks), dan ambiguity (bermakna dua). Selain itu, seminar tersebut juga membangun awareness (kesadaran) terhadap berbagai probabilitas aktivitas manajemen di masa depan. Dengan pemaparan kondisi makro dan mikro ekonomi dari tahun ke tahun, sehingga mampu membuat rencana strategis. Seminar yang dihelat di Aula Fadjar Notonagoro FEB UNAIR ini dihadiri kurang lebih 200 peserta, baik dari praktisi maupun akademisi. Pemateri pun dihadirkan dari berbagai sektor bisnis, yaitu Sabam Hutajulu, PhD (CEO PT Tugu Pratama Indonesia), Mohammad Syafiudin, MBA (Chief HR Officer PT TPS), Harryadin Mahardika, Ph.D (KPS MM UI), dan Faisal Ramadhan (Wakil Pimpinan Cabang BNI Syariah). “Dalam menghadapi VUCA, PT Tugu Pratama menanamkan pohon tugu yang berlandaskan sincerity, peningkatan kualitas teknologi, diversifikasi produk, Initialing Public Offering (IPO), AM Best Rating, dan pembentukan Tugu School Leadership untuk membangun karakter pegawai,” tutur Sabam Hutajulu.
Untuk membangun karakter pegawai, Sabam berupaya untuk bertemu langsung secara rutin dengan 220 pegawai di perusahaan yang dipimpinnya. Selain itu, PT Tugu Pratama juga menerapkan open information kepada pegawainya. Menurut Sabam, informasi yang terbuka menumbuhkan rasa kepemilikan pada bisnis. “Saya ingin mereka tidak sekadar bekerja dan pulang, tapi juga memahami tujuan perusahaan,” tandasnya. Begitu halnya dengan PT TPS, Syafiudin mengungkapkan betapa pentingnya pegawai dengan kategori spriritual calling. Menurutnya, hal tersebut membuat para pegawai menganggap bahwa sebuah pekerjaan tidak berorientasi pada gaji, melainkan kualitas kinerja dan pelayanan. Selain
itu,
Wakil
Pimpinan
Cabang
BNI
Syariah
Faisal
mengungkapkan, unsur spiritualisme dalam bekerja sangat penting untuk membangun sinergi kerja, baik direktur kepada karyawan atau sebaliknya. “Semoga dalam forum ini saya atau hadirin dapat menambah ilmu, serta meningkatkan spiritualisme kita masing-masing,” kata Faisal. (*) Penulis : Siti Nur Umami Editor : Dilan Salsabila
Hadirilah LPDP EduFair Awal Februari Mendatang di ACC UNAIR UNAIR NEWS – Bila berjalan sesuai rencana, pada 2 Februari 2017 mendatang, akan digelar LPDP EduFair di Airlangga
Convention Center (ACC). Gelaran ini merupakan yang kedua, setelah sukses pada acara yang sama tahun lalu. Awardee (penerima beasiswa) LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dari Universitas Airlangga bertekad ikut menyukseskan event ini. Terlebih, bisa dibilang, mereka kembali menjadi tuan rumah. “Kami beserta awardee dari kampus lain di Jawa Timur terus melakukan persiapan untuk memback-up panitia dari pusat,” papar Tis’at Afriyandi, koordiantor (lurah) awardee LPDP UNAIR. “Kami sudah membentuk kepanitian dan siap all out,” tambah mahasiswa S2 Fakultas Hukum tersebut. LPDP EduFair adalah salah satu pameran pendidikan dan beasiswa bergengsi di tanah air. Ada banyak pihak yang siap mendukung acara ini. Khususnya, yang berasal dari institusi/lembaga pendidikan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. Selain di Surabaya, acara ini juga dihelat di Jakarta, tepatnya di Dhanapala Building Kementerian Keuangan pada 31 Januari 2017, dan Yogyakarta, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 4 Februari 2017. Di sini, para calon mahasiswa dapat menentukan beasiswa apa yang paling cocok dengan dirinya. Sebab, tak kurang dari 200 mitra pendidikan akan hadir. Dalam ajang ini, pengunjung bisa bertemu langsung dengan para perwakilan universitas dan perguruan tinggi mitra LPDP. Termasuk, memperoleh informasi mengenai tata cara pendaftaran, persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan, batas waktu pendaftaran, biaya perkuliahan, cara mendapatkan visa studi, memperoleh izin tinggal, dan lain sebagainya. Selain perolehan informasi tersebut, pada event ini terdapat pula seminar, test TOEFL, art performances, serta inspiring talk show dari para pelajar yang berkuliah di luar negeri. (*)
Penulis: Rio F. Rachman Editor: Binti Q. Masruroh
SNMPTN 2017 Lebih Selektif, Sesuai Pemeringkatan Panitia Pusat UNAIR NEWS – Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) akan dibuka pada Februari mendatang. Sosialisasi pun digalakkan untuk memberikan informasi yang akurat kepada calon mahasiswa. Panitia pusat pun mengundang seluruh Unit Humas (Hubungan Masyarakat) seluruh PTN seIndonesia untuk mengikuti sosialisasi SBMPTN dan SNMPTN 2017 pada Jumat,(13/1), di Century Park Hotel, Jakarta. Terkait SNMPTN, kuota penerimaan siswa dengan prestasi unggul akan dibatasi dengan ketentuan berdasarkan akreditasi sekolah. Bagi sekolah dengan Akreditasi A, 50% terbaik di sekolahnya berhak mengikuti SNMPTN; Akreditasi B, 30% terbaik; Akreditasi C, 10% terbaik; Belum terakreditasi, 5% terbaik di sekolahnya. Dalam SNMPTN kali ini, tidak ada pemeringkatan siswa dari pihak sekolah. Sehingga, pemeringkatan hanya dilakukan oleh panitia pusat. “Tidak ada pemeringkatan dari sekolah, karena sistem pemeringkatan yang berbeda antar sekolah, maka pemeringkatan dilakukan oleh panitia pusat,” jelas Sekretaris Pusat Informasi dan Humas UNAIR Dr. drh. Bimo Aksono, MS. Untuk pemeringkatan oleh panitia pusat, calon peserta SNMTPN harus memiliki nilai rapor semester 1 sampai semester 5 (bagi siswa SMA/SMK/MA atau sederajat tiga tahun) atau nilai rapor
semester 1 sampai semester 7 (bagi SMK empat tahun), yang telah diisikan pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Terkait pengisian PDSS oleh sekolah, kali ini harus diisi dan dilengkapi sejak awal pengisian. Pasalnya, banyak kasus dari sekolah calon peserta yang melompati pengisian data PDSS, namun lupa untuk tidak mengulang atau mengecek lagi. “Banyak kasus yang lupa tidak mengisi lagi, niatnya diloncati dulu karena bisa diisi nanti, tapi kelupaan, maka secara administrasi dinyatakan gagal,” ujar Bimo. Guna memperketat ketentuan pengisian PDSS, panitia pusat telah melampirkan surat pernyataan yang ditujukan kepada para Kepala Sekolah atau penanggung jawab pengisian PDSS. Sehingga, pengisian PDSS akan dilakukan dengan hati-hati dan benar. “Pada akhir pengisian, Kepala Sekolah harus mengisi surat pernyataan,” tandas Bimo. Setelah data PDSS diisi oleh pihak sekolah, siswa calon peserta harus melakukan verifikasi data rekam jejak prestasi akademik (nilai rapor) yang diisikan oleh Kepala Sekolah atau yang ditugasi oleh Kepala Sekolah dengan menggunakan NISN dan password yang telah diberikan kepada masing-masing Kepala Sekolah. Apabila siswa tidak melaksanakan verifikasi data rekam jejak prestasi akademik (nilai rapor) yang diisikan oleh Kepala Sekolah atau yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah maka data yang diisikan dianggap benar dan tidak dapat diubah setelah waktu verifikasi berakhir. Selama pihak sekolah belum selesai finalisasi pengisian PDSS, maka siswa belum bisa melihat PDSS. Menurut Bimo, para siswa calon peserta harus berhati-hati dalam mengecek data dari sekolah. Pasalnya, apabila ada kesalahan data, akan dianggap gagal walaupun siswa calon peserta diterima di SNMPTN.
“Jika ada permasalahan dengan PDSS, silakan menggunakan menu bantuan,” pungkasnya. Untuk informasi resmi terkait jadwal dan ketentuan pelaksanaan SNMPTN 2017, dapat diakses melalui: http://snmptn.ac.id/ Penulis : Dilan Salsabila Editor : Defrina Sukma S
Waspadai Penyebaran Penyakit di Lingkungan Rumah Sakit UNAIR NEWS – Saat ini, angka kejadian kasus Methicillinresistant Staphylococcus aureus atau MRSA semakin tinggi. Penyakit satu ini sedang menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia. Karena penyebarannya berada di lingkungan rumah sakit, maka penyakit ini menjadi ancaman tersendiri bagi para pasien yang menjalani rawat inap. Bisa dikatakan, MRSA adalah ‘super bakteri’ yang sulit ditaklukkan. MRSA pertama kali ditemukan di inggris pada tahun 1961. MRSA merupakan jenis spesifik dari bakteri Staphylococcus aureus yang tahan terhadap methiciline (jenis antibiotik). Namun karena obat MRSA masih terbatas, mengakibatkan infeksi satu ini relatif sulit diobati. Dampaknya, dari tahun ke tahun, prevalensi infeksi MRSA semakin meningkat. Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Prof. Dr. Kuntaman, dr., MS., Sp.MK-K dalam perbincangan khusus mengungkapkan, prevalensi kejadian infeksi MRSA di berbagai rumah sakit di Indonesia terus meningkat. Menurut data, karier MRSA di tahun 2001 tercatat sekitar 0,05 persen. Saat ini, perkembangan tersebut diperkirakan naik
hingga 8 persen. Kenaikan ini juga terjadi di RSUD Dr Soetomo. Sebagai rumah sakit rujukan terbesar di Jawa Timur, RSUD Dr Soetomo tak henti-hentinya menerima pasien rujukan dari berbagai wilayah. Artinya, semakin banyak pasien yang ditangani, maka semakin tinggi pula potensi penumpukan kuman maupun bakteri di rumah sakit. Untuk itu, Prof Kuntaman menghimbau, rumah sakit besar yang menjadi pusat rujukan harus berupaya menekan laju peningkatan infeksi MRSA. Upaya yang dilakukan tidak hanya di rumah sakit besar, tapi juga di rumah sakit tingkat dua. “Jika tidak dilakukan, maka rumah sakit pusat rujukan hanya seperti ‘mesin cuci’ saja. Setelah pasien sembuh, masih menerima lagi pasien terinfeksi, begitu lagi dan seterusnya,” ungkapnya. Penggunaan antibiotik yang rasional Upaya penurunan angka infeksi MRSA dapat dilakukan melalui project eradikasi yang kini sedang diupayakan oleh Prof Kuntaman beserta sejumlah pakar mikrobiologi lainnya. Caranya adalah dengan pengendalian penggunaan antibiotik di tengah masyarakat. Prof Kuntaman meyakini, kuncinya ada pada kebijakan pemakaian antibiotik. Karena menurutnya, hal tersebut sangat berkaitan dengan kuat tidaknya pengaruh infeksi MRSA. “Semakin tidak baik kebijakan antibiotik, maka semakin tinggi resistensi antibiotik,” katanya. Secara teori, tingginya infeksi bakteri disebabkan karena penggunaan antibiotik yang kurang bijak. Oleh sebab itu, masih dilakukan penelitian seputar penggunaan antibiotik oleh masyarakat Indonesia. “Selama penggunaannya rasional, tidak akan berdampak. Tapi
bagaimana jika konsumsi antibiotiknya sembarangan? Kondisi ini memicu resistensi antibiotik sehingga lebih rentan terinfeksi bakteri,” ungkapnya. Selain meningkatkan rasionalitas pemakaian antibiotik, Prof Kuntaman juga menyarankan perlu dilakukan pula upaya peningkatan ketaatan terhadap standar higienitas, sanitasi, dan budaya cuci tangan di lingkungan rumah sakit. Melalui penelitiannya bersama sejumlah pakar mikrobiologi lainnya, Prof Kuntaman juga sudah mematangkan sebuah konsep eradikasi melalui terapi pengobatan pasien yang terinfeksi MRSA. Mengingat bakteri MRSA menyebar dan bersembunyi di hidung, tenggorokan, dan permukaan kulit, maka konsep eradikasi menggunakan tiga konsep. Bagaimana jika terlanjur terinfeksi? Pertama, jika pasien benar-benar terinfeksi MRSA, maka dalam periode tertentu, pasien diwajibkan mandi menggunakan cairan antiseptik. Yang kedua, mengoles salep pada bagian hidung. Dan untuk meruntuhkan ‘sarang’ bakteri MRSA di tenggorokan, maka dilakukan upaya pemberian obat antibiotik. “Selama kondisi tubuh fit maka kemungkinan kecil terinfeksi. Lain dengan orang sakit sakit. Kuman mudah masuk, sehingga makin bertumpuk penyakit di dalam tubuh dan semakin sulit diobati,” ungkapnya. Apakah jika telah terinfeksi dapat disembuhkan? Prof Kuntaman meyakini, selama pemberian obat sesuai maka infeksi MRSA dapat disembuhkan. Hanya saja, metode pengobatan yang tepat dan efektif memerlukan dukungan tenaga mikrobiologi yang mumpuni dan fasilitas laboratorium mikrobiologi yang canggih. Di berbagai rumah sakit besar di Indonesia mayoritas sudah dilengkapi alat pemeriksaan yang canggih dan tenaga Mikrobiologi yang mumpuni. Namun, bagaimana dengan rumah sakit tipe dua?
Sayangnya tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas tersebut. Dampaknya terapi pengobatan yang digunakan bersifat empiris atau dugaan terdekat. Lain halnya dengan rumah sakit besar yang memiliki SDM dan laboratorium Mikrobiologi yang baik. Maka, terapi pengobatan infeksi MRSA dapat dicapai dengan terapi pengobatan yang pas dan bersifat definitif. (*) Penulis: Sefya Hayu Editor : Binti Q. Masruroh
Pemkab Sampang Mahasiswa KKN
Terima
523
UNAIR NEWS – Universitas Airlangga kembali menerjunkan mahasiswanya melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM). Tahun ini merupakan tahun ke-55 UNAIR mengirim mahasiswa ke lima wilayah di Jawa Timur. Sebanyak 2531 mahasiswa tersebar di Kabupaten Probolinggo, Sampang, Bojonegoro, Nganjuk, dan Kota Surabaya. Hari ini Selasa (16/1) pemberangkatan awal dilakukan di sekitar Airlangga Convention Center, Kampus C UNAIR. Seluruh mahasiswa berkumpul dan berkelompok sesuai dengan kabupaten masing-masing. Seluruh mahasiswa berangkat ke masing-masing pembagian wilayah KKN dengan menggunakan bus yang disediakan oleh UNAIR. Kabupaten Sampang merupakan wilayah terdekat kedua setelah Kota Surabaya untuk wilayah pelaksanaan KKN-BBM 55 ini. Sebanyak 523 mahasiswa dari 14 fakultas, tersebar di 49 desa di Kabupaten Sampang. Sebaran 523 mahasiswa tersebut yaitu 62 mahasiswa di Kecamatan
Pangarengan, 87 mahasiswa di Kecamatan Banyuates, 129 mahasiswa di Kecamatan Sreseh, 110 mahasiswa di Kecamatan Tambelangan, dan 135 mahasiswa di Kecamatan Mandangin. Prosesi penerimaan mahasiswa KKN dilaksanakan di pendopo Kabupaten Sampang. Penerimaan mahasiswa KKN kali ini, dihadiri oleh Wakil Bupati Sampang Fadhilah Budiono. Sedangkan dari UNAIR, turut hadir Wakil Rektor III Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D, Ir., M.Si., Ph.D., Ketua Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, M.Com., dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) masing masing desa. Pada kesempatan ini, Fadhilah mengajak mahasiswa untuk melaksanalan KKN-BBM dengan sungguh-sungguh. Sehingga, hasil KKN mahasiswa secara pelan-pelan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Kabupaten Sampang. Menurutnya, permasalahan terbesar saat ini memang masih dalam area penggunaan narkoba yang tak terbendung, dan banjir yang nyaris menjadi masalah tahunan. “Kontribusi yang nyata sangat kami tunggu. Sehingga kegiatan ini tidak hanya datang dan pulang saja. Saya harap apabila mahasiswa menemui permasalahan dan apapun itu, bisa ditulis dalam laporan dan menjadi bahan evaluasi bagi kami,” tambah Fadhilah. Rifqi Muhammad D.P, ketua kelompok mahasiswa yang melakukan KKN di Kecamatan Pangarengan, Desa Pangarengan, Kabupaten Sampang, mengatakan, ia dan tim sangat siap untuk segera menjalankan program kerja mereka. “Proker kami di bidang kesehatan yaitu penyuluhan hipertensi pada orang dewasa. Di bidang pendidikan dengan mengajar dan buka les atau bimbingan di rumah. Program ekonomi atau kewirausahaan dengan penyuluhan pembukaan rekening menabung untuk anak SD. Sedangkan bidang lingkungan dengan program kerja bakti dan penyediaan bank sampah,” ujar mahasiswa
Akuntansi tahun angkatan 2012 ini. (*) Penulis : Zahrina Arum Nabilah Editor : Binti Q. Masruroh
Fakultas Keperawatan Menang Lomba Web Terbaik Universitas UNAIR
NEWS
–
Universitas
Airlangga
kembali
memberikan
penghargaan kepada sivitas akademika dan unit kerja yang telah mengelola laman dan blog resmi dengan baik. Penghargaan itu dibagikan oleh Rektor dan Direktur Sistem Informasi kepada masing-masing penerima di Ruang Sidang Pleno, Selasa (17/1). Penghargaan diberikan pada 18 pemenang pada empat kategori. Pemenang – pemenang berasal dari kalangan fakultas, departemen, sivitas akademika, dan mahasiswa. Keempat kategori tersebut adalah laman fakultas/unit kerja/lembaga terbaik, departemen terbaik, blog sivitas akademika terbaik, dan blog mahasiswa terbaik. Pada kategori laman fakultas/unit kerja/lembaga terbaik, Fakultas Keperawatan (http://ners.unair.ac.id) berhasil meraih juara I. Pada posisi berikutnya, juara II diraih oleh Fakultas Psikologi (http://psikologi.unair.ac.id), dan juara III diraih oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (http://fisip.unair.ac.id). Pada kategori laman departemen terbaik, Departemen Manajemen (http://manajemen.feb.unair.ac.id) berhasil meraih juara I, disusul Departemen Kimia pada juara II (http://kimia.fst.unair.ac.id), dan Departemen Ilmu Ekonomi pada juara III (http://ie.feb.unair.ac.id).
Pada kategori laman blog sivitas akademika terbaik, secara berurutan diraih oleh Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum (Fakultas Ilmu Budaya), Nove Eka Variant Anna, S.Sos., MIMS (FISIP), dan Dr. Suparto Wijoyo, SH., M.Hum (Fakultas Hukum). Pada kategori blog mahasiswa terbaik, secara berurutan terbaik diraih oleh Sri Harini Wijayanti (FISIP), Amalia Mastur (FISIP), Helmi Akbar D (FISIP), Yohanes Putra (FISIP), Elly Raheliyawati (FIB), Sacharissa (FK). Penilaian itu didasarkan pada enam parameter, keempat di antaranya mengacu pada standar perangkingan Webometrics. Yakni, presence (total jumlah halaman web dan kekayaan file akademik), visibility (total jumlah backlink yang terkait dengan subdomain), openness (transparansi konten ilmiah berdasarkan sitasi pada Google Scholar), excellence (kekayaan konten ilmiah yang ditemukan dan disitasi pada artikel di web lain), content (update artikel, berita, dan informasi di laman fakultas), dan web design (kekayaan fitur layanan dan kesesuaian desain laman berdasarkan template yang ditetapkan). Direktur Sistem Informasi Eko Supeno, M.Si., dalam sambutannya mengatakan, saat ini baru 30 persen sivitas akademika yang secara rutin memperbarui konten dalam blognya. Ke depan, pihaknya berencana untuk mendorong seluruh sivitas akademika untuk blogging. “Kami targetkan blog-blog kita ini bisa memperkuat hasil penilaian Webometrics kita (UNAIR),” tutur Eko.
Para pemenang lomba web dan blog terbaik. (Foto: Defrina Sukma) Rektor Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, mengapresiasi para pemenang yang telah bekerja secara rutin untuk memperbarui informasi melalui masing-masing laman resmi yang disediakan. Nasih juga berharap, agar mereka tetap rutin memperbarui informasi demi mengikuti perkembangan informasi di era digital. “Penyampaian gagasan tak mungkin lagi diantarkan dengan kuda atau justru tidak memerlukan kehadiran fisik. Fenomena kebaikan berupa gagasan ini sebarluaskan ke dunia. Prodi dan dekanat juga harus aktif mendorong mahasiswa untuk melakukan ini. Universitas Airlangga harus terus mengalirkan kebaikan tanpa batas dan ini harus dilakukan secara masif,” tutur Nasih. Fakultas Keperawatan yang diwakili Wakil Dekan III Dr. Ahmad Yusuf, S.Kp., M.Kes mengatakan pihaknya secara rutin memperbarui informasi di laman resmi fakultas. Konten lamannya kini dipenuhi dengan berita, artikel penelitian, maupun informasi-informasi yang diperlukan oleh sivitas akademika
seperti yudisium profesi, kalender akademik, dan penerimaan proposal program kreativitas mahasiswa. Penulis: Defrina Sukma S Editor : Faridah Hari
Memutar Video untuk Pahami Rumus Fisika UNAIR NEWS – Fisika memang identik dengan berbagai rumus untuk menyelesaikan soal-soal. Dari rumus-rumus itu, tak sedikit yang merasa pusing dengan berbagai formula yang harus dihafal di luar kepala. Koordinator program studi S-1 Fisika, Prof. Dr. M. Yasin, Drs., M.Si, tak memungkiri hal tersebut banyak terjadi di kalangan pelajar. Ia bahkan pernah merasa bingung untuk memberikan jawaban ketika ditanya defnisi tentang atom oleh anaknya yang masih berseragam putih biru. “Saya punya pengalaman anak saya yang SMP. Apa itu atom? Saya kepikiran, bagaimana mengajarkan atom kepada anak SMP yang belum waktunya,” tutur Yasin. Metode pembelajaran menjadi hal penentu. Oleh karena itu, harus ada inovasi terhadap cara mengajar agar konsep-konsep dasar yang susah dipahami bisa diimbangi dengan model belajar yang menarik. Tujuannya, agar pelajar menjadi suka dengan ilmu yang mempelajari fenomena alam itu. Hal yang diterapkan oleh Yasin dalam mengajar mahasiswanya antara lain memutar video yang relevan dengan materi yang ia ajarkan. “Kalau saya biasanya sebelum masuk ke materi, dikenalkan dulu
aplikasinya di industri. Misalnya, saya mengajar optika laser. Saya gambarkan, oh laser itu lho banyak aplikasi di industri, di kereta api untuk motong baja. Untuk kecantikan. Baru setelah itu mereka tertarik masuk ke rumus-rumus,” terang Yasin. Senada dengan Yasin, Dyah Hikmawati, M.Si, salah satu pengajar Fisika Material mengatakan, rumus-rumus dalam Fisika hanya sebagai salah satu cara untuk memecahkan persoalan yang tengah dihadapi. Padahal, dengan belajar Fisika, masyarakat bisa mengeksplorasi potensi di dalamnya. “Masyarakat belum melihat Fisika sebagai sesuatu yang indah. Padahal kalau kita bangkitkan itu dari indahnya Fisika, akan menimbulkan motivasi yang luar biasa. Mereka hanya mengolah rumus-rumus dengan cara yang matematis. Padahal rumus-rumus itu membantu bagaimana ceritanya itu singkat,” tutur Dyah. Di Fisika UNAIR, proporsi antara belajar di kelas dan praktikum di laboratorium juga berimbang. Selain praktikum dasar pada semester satu dan dua, mahasiswa juga diajak untuk melakukan eksperimen Fisika pada tingkat lanjut. “Kita ada eksperimen I, II, elektronika, pemrograman komputer. Itu yang menambah skill. Di samping pemahaman melalui teori di kelas, kita juga ada praktik,” tutur Yasin. Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
Belajar
Fenomena
Alam,
Instrumentasi sampai Medis di Fisika UNAIR UNAIR NEWS – Memahami cara alam semesta bekerja. Itulah yang mendasari ilmu Fisika lahir dan banyak dipelajari oleh sivitas akademika hingga sekarang. Ilmu Fisika menjadi salah satu disiplin akademik yang paling tua sampai saat ini. Nicolaus Copernicus, misalnya, ia berhasil menciptakan teori heliosentris. Sekitar dua abad kemudian, teorinya dibenarkan oleh Sir Isaac Newton yang juga penemu percepatan gravitasi bumi. Di dalam fisika modern, ada pula Albert Einstein yang mengemukakan teori relativitas khusus. Apa rumusnya yang banyak dikenal? Ya, E=mc 2 . Ada pula Stephen Hawking yang dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama teori-teorinya mengenai kosmologi, lubang hitam, gravitasi kuantum, dan radiasi Hawking. Dalam perkembangannya, Fisika tak hanya mempelajari tentang gejala alam tetapi juga sudah menyentuh ranah instrumentasi, material hingga tubuh manusia yang selama ini baru disentuh oleh bidang medis. Tanpa meninggalkan teori dasar, keduanya – baik hal dasar maupun aplikatif – sama-sama dipelajari, khususnya bila kamu melanjutkan studi di program studi S-1 Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. “Fisika itu ada yang Fisika fundamental yang mempelajari Fisika betul, ada yang aplikasi. Yang aplikasi ini yang bisa diperlukan di industri maupun kedokteran atau medis. Sebetulnya, Fisika itu mempelajari konsep dasar gejala alam. Jadi, semua gejala alam itu dipelajari sama Fisika. Kurikulumnya mencakup sains dan aplikasi,” tutur Koordinator Prodi S-1 Fisika Prof. Dr. M. Yasin, Drs., M.Si, ketika diwawancarai. Di Fisika UNAIR, terdapat empat kelompok peminatan. Ada minat
Fotonika yang berkonsentrasi ke cahaya atau sumber radiasi, dan serat optik. Ada pula Fisika Material yang mempelajari karakteristik material, baik biomaterial maupun non-material, teori-teori partikel, dan nanoteknologi. Ada Fisika Komputasi yang membuat permodelan atas fenomena fisis. Ada pula Fisika Instrumentasi yang membuat instrumen-instrumen untuk keperluan medis seperti ECG (electrocardiography), maupun keperluan nonmedis. Di samping mempelajari teori-teori dasar dalam mata kuliah Fisika I dan II, atau Fisika Kuantum seperti di perguruan tinggi lainnya, ada sejumlah mata kuliah pilihan yang merupakan muatan lokal. Adanya muatan lokal itulah yang menjadi ciri khas prodi S-1 Fisika UNAIR. Ciri khas itu dipengaruhi oleh citra UNAIR yang dikenal sebagai perguruan tinggi pusat ilmu kesehatan. Ciri khas itu bisa ditemui melalui mata kuliah-mata kuliah seperti Biofisika, Fisika Kedokteran, Biomaterial, Biofisika Lanjut, serta Instrumentasi dan Sinyal Medis. “Yang khusus, aplikasi di bidang medis, biomaterial untuk implan tulang, di prodi lain mungkin tidak ada. Fotonika dalam bidang medis, misalnya untuk OCT seperti CT Scan, ini pakai sumber cahaya optik. Itu yang spesifik di program studi Fisika. Istilahnya, life science tapi nuansanya medis,” tutur Yasin. Lalu, bagaimana dengan non-medis? Meski tak banyak, ada pula mahasiswa-mahasiswa Fisika yang melakukan praktik kerja lapangan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) selama beberapa minggu. Di bidang aplikasi industri, prodi S-1 Fisika UNAIR memiliki kerjasama dengan Sekolah Tinggi Energi dan Mineral Migas (STEM Akamigas), Cepu. Di sana, sivitas akademika Fisika UNAIR memiliki kerjasama suatu aplikasi di kilang minyak untuk mengukur level ketinggian tangki bahan bakar minyak, aliran,
serta pengaruhnya terhadap suhu. Dengan adanya peminatan yang beragam, diharapkan para calon mahasiswa S-1 Fisika UNAIR bisa mengetahui alternatif apa saja yang bisa ditekuni ketika menjalani studi. Masuk ke Fisika memang tak harus menjadi fisikawan seperti Copernicus, Newton, Einstein maupun Hawking. Tetapi, kamu bisa mengaplikasikan ilmu alam baik di bidang medis maupun industri. “Dengan masuk Fisika UNAIR, maka lulusannya idealnya jadi ilmuwan. Tapi tidak semua jadi ilmuwan. Artinya, masuk Fisika bisa melanjutkan studi yang lebih tinggi karena beasiswa banyak. Serta siap masuk dunia kerja di bidang medis maupun industri,” ujar Yasin mengakhiri. (*) Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
2531 Mahasiswa UNAIR KKN di 235 Desa, 17 Mahasiswa Asing UNAIR NEWS – Rektor Universitas Airlangga melepas 2.531 mahasiswa yang akan berangkat melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata – Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) dan KKN Tematik Cipta Karya. Dari 2.531 orang tersebut, 17 diantaranya mahasiswa asing. Pelepasan mahasiswa KKN tersebut dilaksanakan di gedung Airlangga Convention Center (ACC), kampus C UNAIR, Senin (16/1). Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., dalam sambutannya mengatakan, dengan KKN ini diharapkan menjadi wahana mahasiswa untuk mengintegrasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan. Sehingga,
aplikasi keilmuan mahasiswa yang berasal dari berbagai bidang dapat diterapkan dalam program KKN ini. “Selain itu KKN ini sebagai ajang pembuktian penguasaan IPTEK. Agar memanfaatkan momentum KKN sebagai wahana untuk mengasah diri, peka terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat, berusaha mengamalkan ilmu dan pengetahuan yang ia peroleh selama di bangku perkuliahan,” ujar Prof. Nasih. Sebelum ini pelaksanaan KKN Tematik hanya dilaksanakan di Kota Surabaya. Namun pada KKN Tematik tahun ini, wilayahnya bertambah hingga menjangkau Kabupaten Probolinggo. ”KKN Tematik Cipta Karya ini meliputi tiga bidang yaitu sanitasi, penyediaan air minum bersih, dan pemukiman. Itu jelas berbeda cara pengukurannya. Pelaksanaannya juga berbeda,” ujar Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, M.Com. Pada pelaksanaan KKN kali ini, sebanyak 2.531 mahasiswa akan dibimbing oleh 124 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Seluruh mahasiswa tersebar di lima wilayah, yaitu Kabupaten Bojonegoro, Probolinggo, Nganjuk, Sampang, dan Kota Surabaya. Mereka akan terhampar di 25 kecamatan dan 235 desa. Masingmasing desa akan ditempati oleh satu kelompok terdiri 10-12 mahasiswa. Saat ini, LP4M tengah menyiapkan lima wilayah baru sebagai sasaran KKN-BBM para periode yang akan datang. Kelima wilayah tersebut yaitu Gresik, Lamongan, Kediri, Jember, dan Banyuwangi. Jusuf mengatakan, rencana penambahan lokasi tersebut sejalan dengan visi UNAIR untuk memberikan pelayanan dan dampak positif terhadap perubahan di masyarakat.
RIBUAN mahasiswa UNAIR, 17 diantaranya mahasiswa Brunei Darusalam, siap terjun KKN ke 235 desa di Jawa Timur. (Foto: Binti Q Masruroh) “Harus dipersiapkan matang-matang agar KKN ini betul-betul berdampak posifif. Kita desain KKN UNAIR ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sesuai pula dengan kompetensi anak-anak, dan ini proses persiapannya sudah memakan waktu lama. Mudahmudahan semester depan bisa jadi 10 lokasi,” ujar Guru Besar FISIP itu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, KKN ini juga diikuti oleh mahasiswa asing. Diantara 2.531 mahasiswa yang diterjunkan, sejumlah 17 diantaranya adalah mahasiswa dari Universitas Brunei Darussalam. Ke-17 mahasiswa tersebut akan diterjunkan di wilayah Nganjuk, dengan persebaran desa yang berbeda. “Ada mahasiswa dari Universitas Brunai Darussalam. Supaya tidak shock, kita tempatkan di Kabupaten Nganjuk. Mereka disebar ke desa yang berbeda. Masing-masing desa ada dua mahasiswa Brunai,” ujarnya. Ke-17 mahasiswa tersebut secara khusus mengikuti program KKNBBM di UNAIR untuk menambah pengetahuan dan softskill mereka.
“Saya berharap bisa mendapatkan pengalam berharga dalam mengikuti KKN-BBM ini. Saya ingin tahu budaya di sini, bisa mempelajari sesuatu yang baru, pengalaman baru, dan mendalami budaya di sini. Saya rasa senang di sini,” Ujar Haldiyah, salah satu peserta KKN-BBM asal Brunei Darussalam. (*) Penulis: Binti Quryatul Masruroh Editor: Bambang Bes
Sederet hal Menarik yang Kamu Temui Jika Kuliah di Ilmu Sejarah UNAIR UNAIR NEWS – Sebagian dari kita, mungkin, menganggap bahwa mempelajari sejarah adalah hal yang membosankan. Hal itu disebabkan oleh banyak hal, salah satunya yakni metode pembelajaran sejarah yang kita terima di bangku sekolah tidak cukup efektif untuk membuat siswa menyenangi ilmu yang sesungguhnya penting ini. Betapa tidak, ilmu sejarah mengajak kita mempelajari rekaman peristiwa masa lalu dari semua dimensi kehidupan yang bisa menjadi penentu langkah kebijakan di masa depan. Kali ini, bersama Gayung Kasuma, S.S., M.Hum., selaku Koordinator Program Studi Ilmu Sejarah UNAIR, tim UNAIR NEWS mengulas tentang beberapa hal menarik jika anda kuliah di Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga. Selengkapnya sebagai berikut. 1. Dari Penulisan Kreatif, Membuat Film, Hingga Interpretasi Kebenaran
Pada Prodi Ilmu Sejarah UNAIR, ada mata kuliah Penulisan Kreatif yang mengajarkan mahasiswa untuk menulis opini, feature, artikel, puisi, hingga menulis di media massa. Karya tulis yang dihasilkan dalam mata kuliah ini kemudian diterbitkan ke dalam sebuah buku. Tentunya, topik Penulisan Kreatif ini tetap dengan nuansa sejarah. Ada juga mata kuliah Visualisasi Sejarah. Karya yang dihasilkan mata kuliah ini yaitu film dokumenter yang berkaitan dengan peristiwa sejarah. Film merupakan media yang cukup efektif dalam penyampaian pesan, utamanya sebuah peristiwa sejarah. Departemen Ilmu Sejarah UNAIR pada tahun 2011 lalu, mendapat dana dari Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI) untuk sarana prasarana mahasiswa.
untuk
perlengkapan
membuat
video
oleh
“Ini mata kuliah yang saya kira mendukung. Apalagi ada wacana jangka panjang, syarat lulus tidak harus berupa skripsi yang dicetak, tapi bisa jadi seseorang yang punya kemampuan merekam masa lalu melalui sebauh film,” ujar Gayung. Selain itu, mahasiswa diajak menginterpretasi peristiwa melalui matakuliah Metodologi dan Praktik Penelitian Sejarah yang di dalamnya terdapat kritik sumber. Seringkali, peristiwa sejarah memiliki beragam versi. Melalui kritik sumber, mahasiswa diajak untuk menafsirkan peristiwa sejarah dari beragam sumber. “Ada ucapan di kalangan akademisi bahwa sejarah itu milik orang yang menang, milik orang yang berkuasa. Kita tidak bisa menampik itu. Bisa jadi itu benar. Karena ditonjolkan untuk kepentingan tertentu. Bisa jadi ada relasi dengan kekuasaan, politik, dan beberapa kepentingan. Oleh karena itu ada kritik sumber,” ujar Gayung. 2. Peristiwa Sejarah Itu Tidak Pernah Titik
“Perlu dicatat bahwa peristiwa sejarah itu tidak pernah titik, dia koma. Tidak akan berakhir sebuah peristiwa menjadi absolut,” ujar Gayung. Apa artinya? Selama proses temuan sumber yang baru, akan ada klarifikasi atau pelurusan sejarah. Di dalam prinsip sejarah ada istilah subjektifitas dan objektifitas. Selama penulisan sejarah hanya ditemukan sumber sebatas itu, ya hanya sebatas itu sejarah tercatat. Seperti kata Gayung, selama ada sumbersumber sejarah yang baru, maka sejarah akan ditulis ulang. 3. Menerima Keberagaman Versi Melalui kritik sumber, mahasiswa diajak menelaah sebuah peristiwa sejarah yang bersumber dari beragam versi. Mahasiswa harus memperhatikan beberapa hal, seperti siapa penulis sejarah dan dari mana sumber sejarah itu ditulis. “Oleh karena itu, dalam sejarah bangsa kita ada berbagai peristiwa-peristiwa yang menjadi kontrovesi. Akhirnya, belajar sejarah itu kita menerima beragam versi. Nanti kita akan menentukan terhadap Kritik Sumber,” kata Gayung. Misalnya saja, materi sejarah di buku sekolah mengatakan bahwa Indonesia dijajah Belanda hingga 350 tahun lamanya. Namun, ketika masuk perguruan tinggi dan mempelajari sejarah, akan kita temukan fakta-fakta yang beragam. Sebab ternyata, Belanda membutuhkan waktu 300 tahun untuk menguasai wilayah-wilayah di Indonesia. Hal itu seperti yang dituturkan Gj Resink dalam bukunya Bukan 350 Tahun Dijajah (2012), dan Jos Wibisono dalam artikelnya di Majalah Historia berjudul Mitos 350 Tahun Penjahan (13/09/2011). Hal itu adalah contoh kecil betapa peristiwa sejarah di masa lalu, memiliki beragam versi sesuai kepentingan penulisnya. Pemahaman mahasiswa menjadi banyak dan beragam. Pada peristiwa G30S/PKI misalnya, kita tidak hanya mendapatkan cerita dari satu sumber saja. Namun bisa beragam sumber seperti versi pemerintah, versi tentara, versi pelaku, hingga versi korban.
4. Belajar dengan Berkunjung Langsung ke Sumber Sejarah Semua mata kuliah yang ditawarkan pada prodi Ilmu Sejarah, mengharuskan mahasiswa untuk berkunjung di tempat-tempat bersejarah. Misalnya, pada mata kuliah Musiologi mahasiswa berkunjung ke museum. Sehingga, belajar sejarah tidak melulu duduk di bangku dan membaca buku. Tapi berkunjung langsung ke objek peristiwa sejarah tersebut. 5. Museum Sejarah dan Budaya Adalah Satu-satunya di Indonesia Sejak Desember 2016 lalu, telah resmi dibuka Museum Sejarah dan Budaya UNAIR yang dikelola oleh Departemen Ilmu Sejarah. Museum ini menjadi musem ketiga di UNAIR setelah Museum Etnografi (FISIP) dan Museum Pendidikan Dokter (FK). Museum Sejarah dan Budaya UNAIR ini menyimpan benda-benda seperti buku kuno dan arsip penting dalam penelitian sejarah, serta foto dan benda yang merepresentasikan kegiatan sehari-hari manusia pada masa lalu, seperti proyektor kuno, keris, pedang, tombak, dan wayang. 6. Ilmumu Berguna Dimanapun Kamu Bekerja Dari beragam ilmu yang diberikan itu, mahasiswa sejarah memiliki bekal kreatifitas dan softskill yang bisa diaplikasikan di tempat ia bekerja usai lulus kuliah. Gayung mengatakan, sebaran lulusan Ilmu Sejarah bekerja pada bidang yang beragam. “Lulus tidak harus kerja di bidang sejarah, tapi ekspresi diri berangkat dari sejarah. Di perusahaan misalnya, mahasiswa sejarah bisa menjadi orang yang melihat rekam perusahaaan di masa lalu. Mengapa mengalami kemunduran maupun kemajuan? Analisis itu untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan perusahaan,” ujarnya. Jika bekerja di bidang yang linier dengan bidang sejarah, salah satu pilihannya yaitu bekerja di bidang museologi, bekerja di permusiuman dengan menjadi kurator. (*)
Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan