Sosial Budaya Kepengarangan Syukur A. Mirhan Dalam Antologi Puisi Rembulan Pun Melapuk Di Reranting Perak Oleh : Citra Maya Pusvitasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI NGAWI
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini secara umum bertujuan memperoleh deskripsi tentang latar belakang sosial budaya kepengarangan Syukur A. Mirhan dalam antologi puisi Rembulan pun Melapuk di Reranting Perak. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan berupa kata-kata tertulis dan hasil wawancara dari gambaran katakata yang diungkapkan pengarang secara lisan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh, kehidupan sosial SAM dengan masyarakat dan keluarga sangat erat. Sedangkan dalam segi budaya, bagi SAM sendiri budaya jawa dan sunda tidah jauh berbeda, karena sama-sama meninggikan santunitas antara anak muda dengan orang tua. Antologi Puisi Rembulan pun Melapuk di Reranting Perak sangat berpengaruh. Karena semua puisi yang dibuatnya adalah pengalaman pribadi SAM. Apa yang dilihat, dialami, dan peristiwa yang mengganggu pikiran SAM semua dituangkannya dalam barisan puisi. Antologi puisi Rembulan pun Melapuk di Reranting perak ini merupakan secarik kisah SAM dari yang jauh dari Allah hingga menjadi dekat mengenai keluarganya, dan orang-orang yang disekitarnya semua dicurahkan ke dalam barisan puisi ini. Kata Kunci: Sosial, Budaya, Puisi, Pendekatan Ekspresif. PENDAHULUAN Sastra
pengaruhnya
sangat
dalam
besar
kehidupan
masyarakat, begitu juga sebaliknya kehidupan
masyarakat
sangat
berpengaruh besar dalam terciptanya sastra.
Sastra
dikenal
masyarakat
karena hasil dari imajinatif seseorang dan makna yang tersirat di dalamnya
seperti dalam kehidupan yang pernah
mereka alami. Istilah sastra menurut A.
Teeuw (dalam Nyoman Kunta Ratna, 2010: 4) bahwasanya sastra berasal
dari akar kata ‘sas’ (Sansekerta) berarti mengarahkan,
mengajar,
memberi
petunjuk, dan instruksi. Akhiran ‘tra’
berarti alat untuk mengajar, buku
petunjuk atau buku pengajaran yang baik,
seperti
silpasastra
(buku
petunjuk arsitektur), kamasastra (buku petunjuk
perkembangan
percintaan). berikut
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
kata
Dalam
sastra 14
sering dikombinasikan dengana awalan
citra-citra , dan disusun secara artistik
diartikan sebagai hasil cipta yang baik
modern memberikan pengaruh yang
Sastra memiliki beberapa jenis,
perkembangan bahasa yang diperguna
‘su’, sehingga menjadi susastra, yang dan indah.
yaitu puisi, prosa fiksi, dan drama.
Dalam penelitian ini, akan dikaji mengenai
puisi
ekspresif.
dalam
Sehingga,
pendekatan
puisi
akan
dikaitkan dengan pengalaman hidup yang dialami oleh pengarang.
Pandangan umum mengatakan
bahwa bahasa puisi adalah bahasa yang khas sudah menyebar luas. Bahasa puisi
seorang
penyair
seringkali
menunjukkan sebagai bahasa yang
Perkembangan puisi Indonesia
besar dalam
hubungannya dengan
kan oleh para penyair. Puisi Indonesia
mayoritas diciptakan oleh penyair lakilaki. Salah satu penyair laki-laki itu
bernama Syukur A. Mirhan. Banyak hasil karyanya yang diterbitkan oleh tabloid maupun koran dan menjadi
sebuah kumpulan buku antologi puisi yang akan peneliti kaji menggunakan
pendekatan ekspresif. Sebut saja nanti namanya dengan sebutan SAM. Seperti
diketahui,
banyak
spesial, yang hanya dimanfaatkan oleh
ragam ide yang disampaikan oleh para
Wordsworth (dalam Rachmat
sajak yang ditulis penyair di Indonesia
penyair.
Djoko Pradopo, 2010: 6) berpendapat bahwa
puisi
adalah
pernyataan
perasaan yang imajinatif, yaitu perasa an yang direkakan atau diangankan.
Adapun Auden mengemukakan bahwa
puisi itu lebih merupakan pernyataan
perasaan yang bercampur-baur, sedang kan
Dunton
sebenarnya
berpendapat
puisi
itu
bahwa
merupakan
pemikiran manusia secara konkret dan
artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, kiasan, dengan
penyair melalui sajak-sajaknya. Setiap memiliki ciri ide tersendiri. SAM banyak menggunakan berbagai istilah
bahasa yang berbeda-beda dari mulai bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa Sunda, dan bahasa asing yang memang ia pelajari dan kuasai. Daya tarik dari
sajak-sajaknya itu pada kata-kata yang selalu melibatkan bahasa dari kota asalnya yang berbaur dengan bahasa di
daerah yang sekarang ia mukimi, dan bercampur dengan bahasa religi. Aspek
itulah yang sangat kental sekali dengan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
15
kehidupannya sehari-hari yang ia alami di saat ini. kan
Berbagai macam ide telah dituang oleh
penyair
melalui
sajak-
sajaknya. Gambaran menyeluruh atas aneka ragam ide para penyair Indonesi a modern beserta perkembangannya
dapat ditelusuri melalui penelitian sejarah puisi Indonesia modern secara lebih
mendalam
sajak
SAM
sistematis,
dan
terperinci. Daya tarik dalam sajakbanyak
menyinggung
keberagaman kisah yang ada di sekitar kehidupannya dan hal yang pernah dia alami, mengusik kehidupannya.
Selanjutnya, sastra tidak lahir
begitu saja di dunia ini, ia dihasilkan oleh sastrawan dan dimaksudkan untuk dibaca orang lain. Tentunya sastra juga mempunyai asal-usul, ia berasal dari
masyarakat yang mencakup sastrawan sebagai anggotanya. Dalam penelitian ini
menitik
belakang dengan
beratkan
pengarang
pendekatan
pada
yang
latar
dikaji
ekspresif,
ini
dilihat dari segi pengarang dan hasil
karyanya. Segi pengarang, maka akan dilihat dari kehidupan pengarang mulai dari
ekonomi,
lingkungan
tinggal dan berasal.
tempat
sebagai
Sastrawan
bisa
diartikan
pengarang.
Pengarang
merupakan orang yang menulis sebuah karya
atau
kepengarangan
karangan.
Sedangkan,
yaitu
isi
resensi
berkenaan dengan diri pengarang buku,
antara lain riwayatnya dalam dunia mengarang/tulis
menulis,
karya-
karyanya yang diresensi dengan karya
lainnya. Pengarang sebutan bagi orang yang membuat atau mencipta karangan (KBBI, 2005: 175). Dalam
puisi,
orang
yang
menciptakan atau menulis puisi sering disebut
Penyair
sebagai
menurut
seorang
Sapardi
penyair.
Djoko
Pradopo (dalam Suminto A. Sayuti,
2010: 5) merupakan seseorang yang membukakan rahasia
kehidupannya
kepada orang lain. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang paradoksal.
Sementara manusia pada umumnya
merahasiakan kehidupannya agar tidak diketahui
oleh
Lewat
puisi-puisinya,
demikian membuka
halnya
orang
lain,
dengan
“pintu-pintu”
tidak
penyair. penyair
jiwa
kehidupannya bagi orang lain.
dan
Dari pendapat di atas, dapat
ditandai bahwa penyair menulis sebuah karya sastra tidak semata-mata karena
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
16
imajinasi
pengalaman
saja,
melainkan
pribadi
dan
juga
kejadian/
peristiwa yang ada di sekitar lingkung annya. Dari sudut kepengarangan,
setiap pengarang memiliki konflik
batin dan kesenjangan sosial sesuai dengan tempat tinggal yang ada di
sekitar mereka, atau bahkan keberada an mereka di manapun tempatnya, yang
pasti
pengarang
setiap
atau
kejadian
penyair
lihat
yang itu
mngetuk hati dan pikiran mereka, sehingga sastra. 40)
terlahirlah
sebuah
karya
Asep Yusuf Hidayat (2007: 39-
mengemukakan
bahwa
secara
konseptual dan metodologis dapat
diketahui bahwa pendekatan ekspresif
menempatkan karya sastra sebagai: (1)
and made salient, by one or another synonym, in almost all theories which aim to be comprehensive. First, there is the work, the artist product itself. And since this is a human product, an artifact, the second common element is the artificer, the artist. Third, the work is taken to have a subject which, directly or deviously, is derived from existing things-to be about, or signify, or reflect something which either is, or bears some relation to, an objective state of affairs. This third element, whether held to consist of people and actions, ideas and feelings, material things and events, or super-sensible essences, has frequently been denoted by that word-all-work, ‘nature’; but let us use the more neutral and comprehensive term, universe, instead. For the final element we have the audience : the listeners, spectators, or readers to whom the work of art is addressed.” Maksud
Abrams
dengan
empat unsur dalam situasi total karya
pengarang
yang
persepsi-persepsi,
bekerja
pikiran-
pikiran, dan perasaan-perasaannya, dan (3)
produk
pengarang.
pandangan
dunia
Dalam buku The Mirror and
The Lamp, Abrams (1953: 6) mengete ngahkan berikut
Teori
Universe
sebagai
“Four elements in the total situation of a work of art are discriminated
atas,
bahwa
pernyataan
wujud ekspresi pengarang, (2) produk imajinasi
di
dari
mengete
ngahkan Teori Universe yaitu memiliki seni
didiskriminasi
menonjol,
dengan
dan
satu
membuat
atau
lain
sinonim, serta hampir semua teori
bertujuan sebagai pelengkap. Pertama,
ada peristiwa, artis produk itu sendiri. Dan karena ini adalah produk manusia, elemen umum, kedua adalah pencipta, artis. Ketiga, peristiwa yang diambil
yang memiliki subjek yang secara
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
17
langsung berasal dari hal-hal yang ada
terungkap sehingga menjadi dunia
mencerminkan
perwujudannya melalui proses kreatif,
di sekitar, bisa juga menandakan atau sesuatu
yang baik.
Unsur ketiga ini, terdiri dari orang-
orang dan tindakan, gagasan dan perasaan,
hal-hal
material
dan
peristiwa, atau esensi super masuk akal,
telah
sering
dilambangkan
eksternal
(berupa
karya
seni);
dengan titik tolak dorongan perasaan pengarang;
dan
hasilnya
adalah
kombinasi antara persepsi, pikiran, dan perasaan pengarangnya.
Dari uraian alasan di atas, dapat
dengan kata semua peristiwa, 'alam',
diambil kesimpulan tentang judul dari
istilah netral dan komprehensif, alam
mengambil judul penelitian “Latar
tetapi marilah kita menggunakan lebih semesta,
sebagai
elemen
gantinya.
terakhir
kita
Untuk
memiliki
penonton: para pendengar, penonton, pembaca atau kepada siapa karya seni ditujukan.
Ilparsudi
mengemukakan
(2009:
bahwa
2)
pendekatan
ekspresif memandang karya sastra sebagai
perasaan,
ekspresi,
pengarang,
sebagai
luapan, hasil
ucapan
imajinasi
pikiran-pikiran
dan
perasaannya. Pendekatan ini cenderung menimbang
keasliannya,
karya
kecocokannya keadaan
sastra
kesejatiannya, dengan
pikiran
dan
visi
dengan atau
atau
kejiwaan
pengarang. Telaah ini didasarkan pada teori ekspresif yang memandang suatu karya seni yang secara esensial sebagai dunia
internal
(pengarang)
yang
penelitian
ini,
maka
peneliti
Belakang Kepengarangan Syukur A. Mirhan
dalam
Antologi
Puisi
Rembulan pun Melapuk di Reranting Perak. Berdasarkan uraian latar di atas,
maka peneliti mengambil rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut,
pertama bagaimanakah latar belakang
kehidupan dan kepengarangan Syukur A.
Mirhan?
dan
yang
kedua,
bagaimanakah pengaruh latar belakang kehidupan pengarang terhadap puisipuisinya
dalam
antologi
puisi
Rembulan pun Melapuk di Reranting Perak? Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut, pertama mendeskripsi
kan latar belakang kehidupan dan
kepengarangan Syukur A. Mirhan. Dan yang
kedua,
Mendeskripsikan
pengaruh latar belakang kehidupan pengarang
terhadap
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
puisi-puisinya 18
dalam antologi puisi Rembulan pun Melapuk di Reranting Perak. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Hasil Penelitian Menurut
penuturan
penulis
antologi puisi Rembulan pun Melapuk
di Reranting Perak yaitu Syukur A. Mirhan
peneliti,
dalam
wawancara
dengan
puisi ini berkisahkan
perjalanan hidup yang dimulai dari
usia 40 tahun. Usia 40 tahun inilah yang
membuat
penulis
bertafakur
tentang kematian. Membayangkan usia
Rosulullah yang meninggal dunia di
usia 60 tahun, itu menandakan usia 40 tahun lebih dari 50% usia Nabi Muhammad
SAW.
Berikut
dipaparkan hasil wawancara
ini
yang
dapat memperjelas pernyataan tersebut dalam segi sosial dan budaya. Dari
segi
sosial,
penulis
menggambarkan sebuah kehidupan ini bahwa sebenarnya semua manusia
adalah bersaudara. Satu sama lain selalu
sewajarnya
menghormati,
bersikap
saling
saling
mengajarkan
dalam hal kebaikan kepada sesama, semua akan terjalin suatu hubungan yang baik dan erat. Hal ini sesuai
dengan
penuturan
penulis
dalam
wawancara dengan peneliti sebagai berikut.
“Dengan saya mengikuti berdakwah, hubungan saya dengan keluarga dan masyarakat semakin erat. Terus terang setelah saya aktif dalam dakwah/tabligh, aktif dengan teman-teman qurut, saya merasa hubungan dengan masyarakat, tetangga, keluarga semakin dekat. Karena dakwah tempat kerja dengan bersamasama orang-orang.” Penuturan penulis di atas dapat
di tegaskan lagi mengenai hubungan
sosial penulis dengan cara sebagai pendakwah
masyarakat
di
dengan luar
berbagai
rumah
atau
kampung. Selain itu, istri penulis juga mengungkapkan hal yang sama tentang
kehidupan sosial penulis sehari-hari dalam masyarakat di sekitar, berikut tuturannya.
“Alhamdulillah baik. Apalagi dengan suasana temboro yang kental dengan suasana agama yang menjadikan muasyaroh(hubungan dengan sesama) semakin baik. Masalah-masalah kecil akan selalu ada dan dialami oleh siapapun juga, hanya semua bisa diselesaikan dengan agama.” Hubungan
masyarakat
penulis
memang
sangat
dengan erat,
karena kegiatannya berdakwah ini
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
19
membantu penulis untuk bersosialis dengan baik, seperti permasalahan sosial
yang
kampungnya penulis
penulis
mengenai
ketika
lihat
di
untuk menuangkannya dalam sebuah bentuk puisi sebagai berikut.
...... Tukang daun pandan di gigil dini hari Jembatan Merah. Kehilangan hiburan murah meriah di TV Warteg Ceu Mirah: Siaran langsung pertandingan El Clasio: Barcelona Versus Real Madrid. Derbi Duo Milan: AC Milan Lawan Inter Milan. Dan Big Match: Liverpool Kontra Menchester United.
kegelisahan
melihat
seorang
tetangganya yang merenung mengenai
pekerjaan keluar negeri, ini penulis ungkapkan dalam wawancara sebagai berikut.
“Saya termasuk orang yang boleh jadi setuju, boleh jadi tidak setuju dengan saya. Saya prihatin dengan banyaknya TKW keluar negeri, banyak sekali orang Indonesia yang kerja sebagai TKW. Saya sering merenungkan hal ini, saya pernah diundang selamatan, selamatan untuk anaknya yang kerja diluar negeri, tapi setelah seminggu selamatan itu, saya melihat langsung anak yang mengundang itu merenung di bawah pohon, ternyata anaknya itu di deportasi di Amerika. Kemudian banyak kisah yang menimpa TKW, banyak puisi saya yang di Magetan menceritakan tentang TKW, tapi idiomnya tidak langsung saya tulis denga kata TKW. Karena saya banyak bergaul dengan masyarakat, saya melihat banyak masyarakat yang menjual sawah, traktor, diesel untuk mengirim anaknya keluar negeri. Saya kasihan sekali melihat mereka ditipu dan disiksa.” Realita
yang
dilihat
penulis
inilah yang selalu menggelitik SAM
Pulang ke kota kanak-kekanak kita. Masih seperti Mudik tahun ketiga. Menyisakan kisah sama. Kisah Sederhana. Namun menyesak di dada: biaya pendidikan Bersekongkol tunggakan kreditan sungguh bengis Merampok habis seluruh malam tukang daun pandan.. (TDPDGDHJM, Puisi di atas menggambarkan
jiwa sosial SAM yang ikut prihatin dengan keadaan orang di sekitarnya,
yang bekerja siang dan malam untuk mencari sesuap nasi tanpa menghirau kan
waktu
bersenda
untuk
gurau
bersantai
dengan
atau
keluarga
walaupun itu hanya menonton acara televisi.
Demikian halnya dalam segi
budaya kehidupan SAM sehari-hari bercampur antara budaya Jawa dan
Sunda. Karena SAM merupakan orang
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
20
asli Sunda yang kemudian hijrah ke
dengan orang tua ada satunitas dalam
Keberadaan
dengan pandangan dari istri SAM
Temboro
yaitu
tempat
budaya
tinggal
Jawa.
yang
berbeda budaya inilah, puisi-puisinya
sangat berpengaruh dengan idiomidiom pemakaian bahasa antara Jawa
dan Sunda. Berikut pendapat SAM mengenai budaya Jawa dengan Sunda.
“Saya lihat dari sudut budaya perasaan bahwa budaya Jawa dengan budaya Sunda itu budaya hati. Insya’allah budaya Jawa dengan budaya Sunda tidak jauh berbeda, bahkan boleh dikatakan sama, artinya orang Sunda dengan orang Jawa itu kelihatannya mendahulukan perasaan, satunitas, adat. Jadi, kalu berbicara dengan yang lebih tua atau sebaya dengan yang lebih kecil itu ada adab tata kramanya sendiri, karena budaya Sunda dengan budaya Jawa didalamnya ada bahasa, yang merupakan budaya bahasa Jawa dan Sunda keduanya mengenal krama inggil, madya, ngoko. Jadi, di Jawa Barat juga sama ada bahasa untuk halus, sedang, pasaran.” Dari
wawancara
paparan
di
atas,
kutipan SAM
mengungkapkan bahwa budaya jawa
dan sunda tidak jauh berbeda. Jawa
dan sunda hampir sama, karena samasama
mendahulukan
perasaan.
Ketatakramaan dalam berbahasa dan
tingkah laku sama antara anak muda
bertutur kata. Hal ini dapat diperkuat terhadap budaya Sunda dan Jawa, yaitu sebagai berikut.
“Budaya Jawa dan budaya tempat tinggal Pak Syukur tidak jauh berbeda, jadi tidak menguras tenaga untuk penyesuaian. Apalagi budaya yang dominan untuk temboro saat ini adalah budaya membiasakan hidup sunnah Rosul, jadi lebih enjoy karena itu yang dicari dan bisa dilakukan oleh siapapun orangnya, dari manapun dia asalnya.” Kutipan
menunjukkan
di
atas
bagaimana
sudah
adaptasi
SAM terhadap budaya jawa tidak terlalu sulit, karena dari segi bahasa
hampir sama. Apalagi menurut istri SAM, kehidupan budaya yang dijalani
SAM lebih terpacu terhadap kehidupan
budaya Rosul. Seperti yang dituangkan dalam bentuk puisi sebagai berikut.
...... Temboro, sesalku yang menggumpal luruh dalam semerbak harum Jejak kelebat yang detik demi detik suntuk malam khusyuk ku cium Tumpahlah seluruh perih hikayatku di luas lautan ikhlas tarikat cinta Sebab dialah cahaya yang senantiasa iba pada yang dirundung gulita
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
21
Temboro, seperti para pengembara yang mencari sejatinya diri sendiri Ingin kutinggalkan sejauhnya dirimu, menghapus tapak pertama kutiba Menorehkan angin pada cerita di negeri yang ku bangun dengan mimpi Namun, siapa yang sanggup berdusta kepada cinta dengan sekoyak luka
berbincang-bincang, tata cara bicara masih pengaruh. Saya memang tidak membawa semua karya puisi Pak Syukur, tapi sebagian sudah saya baca, di situ masih nampak pengaruh budaya Sundanya, namun juga bercampur dengan budaya Jawa, karena budaya Sunda dan Jawa hampir bahasanya sama, hanya logat bicara yang berbeda.”
Temboro, demikianlah diriku, tak mampu melarikan diri dari kasihmu Terkulailah aku di sudut malammu, menafakuri air mata nur matahatiku Memakrifati sepucuk harap: tatapmu seperti pertama kujejaki dirimu Sungguhpun kau tahu, aku Cuma punya do’a, air mata, dan sebuluh rindu.. (TKAMGKM, hal 47-48)
SAM asli orang Sunda yang
Puisi
di
atas
menceritakan
kehidupan SAM yang berubah sejak memasuki budaya di Temboro yang selalu dipenuhi dengan budaya untuk
beribadah dan bahasa yang berbeda,
juga
bertempat
tinggal
di
perkampungan. Sekarang SAM tinggal
di perkampungan pula yang tinggal di desa
Temboro
Magetan.
Ketika
menulis puisi di Bandung, idiom-idom yang dipakai SAM adalah budaya sunda, namun ketika sudah tinggal di Temboro,
maka
idiom-idom
yang
dipakai SAM ketika membuat puisi
menggunakan idiom budaya Jawa. Ada pula puisi yang menggunakan idiom jawa dan sunda bersamaan.
yaitu bahasa jawa. Hal ini diperkuat
PEMBAHASAN
Panji Kuncoro Hadi salah satu dosen
dapat dipisahkan dari latar belakang
penulis pula. Berikut penuturannya.
terbentuknya sebuah literatur puisi.
dengan pendapat teman SAM yaitu
IKIP PGRI MADIUN serta seorang
“Budaya Sunda yang mempengaruhi dia itu ada juga. Kalau bicara masih terbawa budaya Sunda. Tapi kalau dalam karya-karyanya, saya tidak bisa menafsirkan ke sana, tapi ketika
Secara umum, karya sastra tak
sosial
yang
menjadi
pondasi
Hal-hal yang tertulis dalam karya
sastra terilhami dari realitas hidup
masyarakat baik permasalahan yang dihadapi maupun upaya pemecahan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
22
nya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Mirhan menunjukkan adanya potret
254)
tinggalnya yang bersosialis dengan
Teeuw (dalam Djoko Pradopo, 2010: bahwa
karya
sastra
itu
mencerminkan masyarakat nya dan
secara tidak terhindarkan dipersiapkan oleh keadaan sosial-budayanya. Begitu
pula dengan Syukur A. Mirhan, karyakaryanya tidak jauh dari kehidupan
sehari-hari di sekitarnya. Hal ini juga sependapat
dengan
Grebstein
(Wordpress, 2013: 1) yang mengung kapkan bahwa karya sastra adalah hasil
pengaruh yang rumit dari faktor sosial dan kultural, sehingga karya sastra
selalu mengungkapkan tatar sosial
budaya pengarangnya. Kisah-kisah di dalam puisi bersumber dari fenomena,
fakta, dan situasi sosial yang terjadi di
kehidupan sosial di sekitar tempat cara berdakwah. Sebagai sebuah karya
sastra dekat dengan kritisasi potret kehidupan masyarakat, Mirhan
menunjukkan
Syukur
fakta
A.
yang
banyak terjadi di lingkungan sosial masyarakat menengah ke bawah. Fakta
yang menjadi dasar ide manifestasi inspirasi
dalam
terwujudnya
proses
bait-bait
puisi
kreatif
cukup
membuka mata bahwa dalam proses kehidupan dengan
memang
keberagaman
dekat
adab
sekali
antara
tetangga atau masyarakat luar yang tidak hanya di sekitar tempat tinggal.
SAM selalu menjalin hubungan
masyarakatnya. Selain itu, kecende
dengan keluarga dan tetangga dengan
sebagai sumber terciptanya pandangan
bisa menjadi teman untuk saling
rungan penggunaan bahasa hidup
disesuaikan
pula
rakyat
dengan
kekuatan-kekuatan yang tumbuh dan hidup pada zamannya. Senada dengan
itu, Abrams (1979: 178) menggungkap kan
bahwa
mencerminkan
karya
sastra
masyarakatnya
dapat
dan
secara tidak terhindarkan dipersiapkan oleh keadaan-keadaan masyarakat dan kekuatan-kekuatan zamannya.
Melalui intuisinya, Syukur A.
melalui dakwah. Dengan berdakwah, ia
berbagi pengalaman dan ilmu. Sastra adalah lembaga sosial yang mempergu
nakan bahasa sebagai mediumnya. Bahasa adalah salah satu ciptaan sosial.
Tidak jarang, karya sastra merupakan cerminan
atau
pantulan
hubungan
individu
dengan
sosial individu dengan individu lain, atau
antara
masyarakat.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
23
atas
Dari berbagai pernyataan di dapat
disimpulkan
bahwa
kehidupan SAM di masyarakat dan
keluarga sangat bersahaja. Hubungan
puisi itu berdiri pribadi penyairnya lengkap
dengan
latar
belakang
kebudayaan dan pengalamannya.
Bagi SAM budaya Jawa dan
masyarakat dengan SAM sangat erat.
Sunda pada dasarnya sama saja, karena
hubungan pertemanan, namun disatu
tas ketika berbicara dengan lawan
SAM menjadikan keluarganya seperti
sisi SAM tetaplah sebagai nahkoda
yang memimpin arah jalannya kapal berlayar
yaitu
keluarganya
naungan agama.
dalam
Dari segi budaya, dapat dilihat
berbagai macam kosa kata yang ada dalam antologi puisi SAM ini terlihat percampuran budaya, yaitu budaya
Jawa dan Sunda. Kehidupan SAM yang bergeser dari awalnya budaya Sunda
sekarang
berubah
menjadi
budaya Jawa, dan dulunya kuliah
mengambil jurusan Bahasa Jerman sekarang berganti kuliah lagi pada
jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Ini sesuai dengan pandapat Herman J. Waluyo (2010: 83) yang mengatakan bahwa dari latar belakang bacaan dan
pendidikan penyair yang berbeda juga dimungkinkan
perbendaharaan
kata
yang berbeda pula. Demikian halnya
dengan pendapat Suminto A. Sayuti
(2010: 25) bahwa tidak mustahil di belakang atau lebih tepat di dalam
sama-sama menjunjung tinggi santuni bicara tergantung siapa yang dihadapi, antara orang tua dan muda.
Dari pernyataan di atas dapat
disimpulkan bahwasanya budaya jawa
dan sunda hampir sama. Bagi SAM tidak terlalu sulit untuk mempelajari
nya, karena penduduk di Temboro pun juga banyak yang bukan penduduk
asli, melainkan para muhajirin dari berbagi pulau dan negara. KESIMPULAN Latar
belakang
kehidupan
sosial dan budaya Syukur A. Mirhan sebagai berikut, dalam segi sosial hubungan SAM dengan masyarakat
dan keluarga sangat erat. Sedangkan,
dalam budaya SAM selalu mnyesuai kan
diri
dengan
orang
yang
ditemuinya, karena jika di dalam rumah/keluarga ia pun menggunakan
bahasa Jawa, Sunda, dan bahasa Indonesia. Sedangkan dengan tetangga
menggunakan bahasa jawa dan bahasa
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
24
Indonesia, di dalam Ponpes, tergantung lawan bicaranya. Namun bagi SAM
http://ilparsudi.blogspot.com/, diakses 23 Desember 2009.
meninggikan santunitas antara anak
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasionl. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga. PT. Balai Pustaka: jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Rachmat Djoko Pradopo. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
sendiri budaya Jawa dan Sunda tidah jauh
berbeda,
karena
sama-sama
muda dengan orang tua.
Abrams, M. 1953. The Mirror and The Lamp (Romantic Theory and The Critical Tradition). Amerika: Oxford University Press. Herman J. Waluyo. 2010. Pengkajian dan Apresiasi Sastra. Salatiga: widya Sari Press. Ilparsudi. 2009. Pembelajaran Analisis Sastra.
. 2011. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suminto A. Sayuti. 2010. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media. Syukur A. Mirhan. 2012. Antologi Puisi Rembulan Pun Melapuk di Reranting Perak. Yogyakarta: Leutikaprio.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
25