PEMBINAAN MENTAL AGAMA ISLAM PADA PERSATUAN ISTRI PRAJURIT (PERSIT) KARTIKA CHANDRA KIRANA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH DI LINGKUNGAN TNI AD YONKAV 7 PRAGOSA SATYA CIJANTUNG JAKARTA TIMUR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh : THI THI HARDHIYANTHI NIM 1110052000035
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1347 H/2016 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
2.
3.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Sarjana Sosial (S.Sos) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedisa menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,27 Agustus 2016
THI THI HARDHIYANTHI
Abstrak THI THI HARDHIYANTHI 1110052000035 Pembinaan Mental Agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (PERSIT) Kartika Chandra Kirana Dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Dilingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur Sistem pembinaan adalah sistem yang dipakai untuk para anggota persit kartika chandra kirana dalam mewujudkan dan meminimalisir kasus – kasus didalam hidup berumah tangga sebagai Istri Prajurit di lingkungan Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung. Tujuan di bentuknya Persit kartika Chandra kiranan sebagai wadah dimana para persit bisa saling berbagi, saling berbenah diri, saling menuport, dan saling menguatkan. Dalam kegiatan pembinaan mental Agama Islam persit di bina agar menjadi para persit yang mandiri, cekatan, dan sadar atas kehadirannya berperan penting terhadap hidup para prajurit yang mengabdikan hidupnya untuk keutuhan NKRI. Didalam sistem pembinaan mental terhadap persit sebelumnya berdiri hanya untuk menangani kasus – kasus dalam rumah tangga, dan mengatur sistem sebagaimana mestinya menjadi Istri Prajurit. Organisasi ini berdiri tepat disamping organisasi keprajuritan, Seiring berkembangnya waktu organisasi ini menjadi wadah untuk menambah ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta tempat untuk menyalurkan kreatifitas para istri prajurit. Dari segala beban dan tanggung jawab sebagai istri prajurit yang berat makan persit diberi pembinaan mental terutama para persit yang mayoritas beragama islam. Diharapkan ketika mengikuti seluruh kegiatan pembinaan mental ini para persit akan menjadikan Agama sebagai pedoman dan pengendalian tingkah laku, sikap, serta solusi dalam mengahadapi permaslalahan hidup di lingkungan kav 7 Pragosa satya cijantung, selain itu para persit diberikan juga ilmu pengetahuan umum, dan keterampilan yang tujuannya kelak agar menjadi persit yang cerdas, certmat, tangguh serta mandiri untuk mewujudkan keluarga sakinah dilingkungan yonkav 7 pragosa satya cijantung. Penelitian ini adalah penelitian snow ball yaitu penelitina yang dilakukan secara intensif dan terinci terhadap suatu organisasi/ lembaga yang menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kegiatan pembinaan mental yang diadakan di yonkav 7 pragosa satya cijantung terutama dalam kegiatan pengajian mingguan memberikan tambahan pengetahuan agama terhadap para persit dan disana ada konseling agama untuk konsultasi dari setiap masalahnya, serta berbagai kegiatan yang mengisi serta melatih para istri prajurit untuk menjadi insan yang mandiri dan bermanfaat untuk orang banyak. Aktifitas pembinaan mental agama ini sangat berperan dalam mpelaksanaan program bintal khususnya di bidang agama Islam, sebagai pedoman, petunjuk, serta perlindungan untuk persit itu sendiri untuk menjadi Istri dan masyarakat yang baik.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya yang setia. Alhamdulillah wa syukurillah berkat rahmat dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pembinaan Mental Agama Islam Pada persatuan istri prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana Dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah
Di Lingkungan TNI AD
Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur.” Selanjutnya, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada orang tua saya, Ayahanda (Alm) H. Matamim Hasan dan Ibunda Tita Rosita yang selama ini telah memberikan saya dukungan baik dari segi moril maupun materil, yang senantiasa ridho dengan langkah saya, yang tak letih berdoa di setiap penghujung malam, dan tak habis membagi cinta dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril maupun materil, khususnya kepada: 1. Dr. Arief subhan, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Wakil Dekan Bidang Akademik, Suparto, M.Ed. Ph.D,
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Hj. Roudhonah, MA, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dr. Suhaimi, M.Si. 2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku ketua Jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu memberkan arahan/masukan nasihat, bimbingan dan do’a kepada penulis. 3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku sekretaris Jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu secara administarif. 4. Drs. Helmi Rustandi, M.Ag. selaku dosen penasihat akademik, serta segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan dan pengalaman nya selama ini. 5. Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Pimpinan dan karyawan perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) yang telah memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Seluruh pejabat dan staf TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur Khusunya pada Sertu H. Aseng dan Praka Eko susanto yang
dengan ramah
yang telah menyilahkan
dan membimbing serta
mengarahkan peneliti untuk melakukan penelitian terkait skripsi. 8.
Teman terkasih yang telah mensuport Kapt. E. Saepul Bahri yang senantiasa memberi suport penulis moril dan materil, juga memberi makna arti perjuangan dalam hidup yang telah penulis berani mulai dan harus penulis akhiri dengan berani.
9. Teman-teman seperjuangan Amini Rachman, Arfiana Amalia Fikri, Annisa Trisnawati, Sefty Nur Ainy, Yeni Nur Asyah terimakasih untuk selalu bersama dalam suka maupun duka dalam menjalani
problema
kehidupan yang mengajarkan penulis arti sebuah persahabatan. 10. Teman-teman kampus dan teman-teman BPI angkatan 2010 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih buat sharingnya dalam proses merampungkan skripsi. Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada kalian semua, penulis mengucapkan banyak terimakasih. Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita semua. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah khazanah pengetahuan walaupun sepenuhnya optimal. Jakarta, 28 Agustus 2016
THI THI HARDHIYANTHI NIM 1110052000035
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...............................................................................
ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
v
BAB
I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G.
BAB
BAB
Latar Belakang Masalah ................................................. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... Tinjauan Pustaka............................................................... Tinjauan Teoritis ............................................................. Metodologi Penelitian .................................................... Sistematika Penulisan ....................................................
1 6 7 8 9 11 17
II LANDASAN TEORI A. Pembinaan Mental Agama Islam .................................... 1. Pengertian Pembinaan Mental Agama ..................... 2. Tujun dan Fungsi Pembinaan Mental Agama .......... 3. Metode Pembinaan Mental Agama .......................... 4. Bentuk Pembinaan Mental Agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana ......................................................................
19 19 27 28
B. Keluarga Sakinah ........................................................... 1. Pengertian Keluarga Sakinah ................................... 2. Keluarga Sakinah Dalam Pandangan Agama Islam 3. Pembentukan Keluarga Sakinah................... ............
32 32 36 38
30
III GAMBARAN UMUM YONKAV 7 PRAGOSA SATYA A. B. C. D.
Sejarah Berdirinya Berdirinya Yonkav 7 ....................... Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Yonkav 7 .................. Struktur Organisasi Yonkav 7........................................ . Layanan Pembinaan Mental Agama................................ 1. Tujuan Pembinaan Mental Agama............................. 2. Metode Pembinaan Mental Agama.......................... . 3. Manfaat Pembinaan Mental Agama Terhadap Persit Kartika Chandra Kirana........................................... .
iii
41 42 43 44 44 45 47
E. Sarana dan Prasarana.......................................................
BAB
IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA
1.
Pelaksanaan Pembinaan Mental Agama Islam PadaPersit.................................................................
2.
51
Metode Pembinaan Mental Keagamaan Islam Di Yonkav 7 Pragosa Satya....................................
3.
55
Faktor Pendukung dan Penghambat Pembina Mental
4.
BAB
49
Agama Islam Pada Persit......................................
58
Analisis Pembinaan Mental Agama Islam Pada Persit
63
V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
68
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laki-laki dan perempuan harus mampu bekerja sama dan hidup harmonis berdampingan. Salah satu bentuk kerjasama dan perwujudan dari kehidupan harmonis itu adalah pernikahan. Manusia menikah dan membangun rumah tangga. Bahkan bukan hanya manusia yang menikah, atau katakanlah berpasangan, semua makhluk memiliki pasangannya. Dalam diri setiap makhluk yang tidak kecil peranannya dalam wujud ini, sesuatu itu adalah naluri seksual. Ikan-ikan mengarungi samudera yang luas menuju ketempat terpencil untuk memenuhi naluri itu. Sepasang burung merpati berkicau dan bercumbu sambil merangkai sarangnya. Bunga-bunga yang mekar dengan indahnya, merayu burung dan lebah agar mengantar benihnya ke kembang lain untuk dibuahi. Bukan hanya binatang dan tumbuh-tumbuhan, bahkan atom pun yang negative dan positif-elektron dan proton bertemu untuk saling menarik demi memelihara eksistensinya. Demikianlah naluri makhluk, masing-masing memiliki pasangan dan berupaya bertemu dengan pasangannya1. Satu naluri yang lebih dalam dan lebih kuat dorongannya melebihi naluri dorongan pertemuan dua lawan jenis : pria dan wanita, jantan dan betina, positif dan negative, itulah ciptaan dan pengaturan ilahi : “segala sesuatu telah kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat (kebesaran Allah)” (QS. 1
M. Quraish Shihab, Perempuan, (Tangerang : Lentera Hati, 2005) Hal 1-3
1
2
Adz-Dzariyat 51:49) Sungguh! Maha suci dia yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkaan oleh bumi dan dari diri mereka (manusia) maupun (makhluk-makhluk ) yang mereka tidak ketahui”. Adapun fungsi-fungsi keluarga yang sangat realita dan kebanyakan seorang pria mengharapkan jika setelah menikah seorang pria berharap ada yang mengurusnya, serta menemukan penerusnya yaitu anaknya, adapun sebagian merasa patah hati lalu sengaja menikah untuk mengobati kekecewaannya, sedangkan perempuan, disamping sebagian dari alasan – alasan di atas ada juga yang menikah karena merasa dengan pernikahan dia akan dapat hidup lebih nyaman, memperoleh fasilitas dan kemudahan yang tidak diperolehnya sebelum menikah. Sebagaimana ada juga karena khawatir akan pandangan mata masyarakat yang dapat menilainya telah ketinggalan kereta bila tidak menikah. Jika tujuan utama pernikahan hanya hal-hal yang disebut di atas, pernikahan tidaklah akan meraih sukses yang di harapkan2. Pernikahan haruslah ditegakkan di atas asas yang teguh berupa kecenderungan kasih dan sayang, jika bergunanya tanpa tiang-tiang penyangga ini, maka akibatnya akan runtuh dan bercerai berai. Begitupun dengan kesejahteraan hidup rumah tangga dan terpenuhinya hak dan kewajiban suami istri serta kebutuhan-kebutuhan lainnya. Perkawinan merupakan amalan sunnah yang disyariatkan oleh Allah SWT dan sunnah rasulullah SAW, karena dengannya ingin memuliakan martabat hamba-Nya. Begitu indah dalam Islam 2
M. Quraish Shihab, Perempuan, (Tangerang : Lentera Hati, 2005) Hal 125-127
3
dengan segala risalah pernikahannya, yang menjadikan barokah orang-orang yang terhimpun dalam sunnah-Nya. Dengan segala keagungan-Nya pernikahan menjadi surga dunia yang dengan-Nya Allah SWT tumbuhkan rasa mencintai, saling berbagi dan menyayangi. Dengan adanya ikatan akad-nikah (pernikahan) di antara laki-laki dan perempuan dimaksud, maka anak keturunan yang dihasilkan dari ikatan tersebut menjadi sah. Secara hukum agama sebagai anak, dan terikat norma-norma atau kaidah-kaidah yang berkaitan dengan pernikahan dan kekeluargaan3 Keagungan sebuah pernikahan terletak pada keikhlasan yang melahirkan ketundukan seorang hamba untuk mendapatkan ridha Allah. Kecintaan yang melahirkan ketaatan untuk mendapatkan keagungan cinta sejati illahi rabbi. Pembentukan kelurga (rumah tangga) dengan melalui akad (perjanjian) nikah itu adalah untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hidup berkeluarga merupakan naluri kemanusiaan, suatu kebutuhan rasa sayang yang pemenuhannya relatif mutlak diperlukan. Berkeluarga disamping sebagai sarana pemenuhan kebutuhan biologis-seksual, juga bisa untuk memenuhi berbagai kebutuhan rohaniah (kebutuhan akan rasa aman dan kasih sayang), dan kodrati diperlukan untuk menjaga kelestarian umat manusia, agar keluarga yang dibentuk itu menjadi keluarga yang dalam istilah Al Qur’an disebut keluarga yang di liputi rasa sakinah, cinta mencintai (mawadah), dan kasih sayang (rahmah).
3
PP Aisiyah, Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah (Yogyakarta : Pp Aisiyah, 1989) hal. 5
4
Tujuan utama pernikahan adalah untuk membina rumah tangga sakinah, dan ini tidak dapat diraih kecuali kalau fungsi-fungsi keluarga dapat dilaksanakan oleh suami istri. Yaitu fungsi keagamaan,fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisai dan pendidikan, fungsi ekonomi, serta fungsi pembinaan lingkungan. Tetapi tidak semua orang berpegang teguh pada fungsi fungsi di atas terutama difungsi keagamaan, dan tidak semua orang bisa sukses membentuk keluarganya menjadi keluarga yang sangat di idamidamkan (keluarga sakinah). Apalagi bagi keluarga TNI yang dimana pembentukan rumah tangganya itu hasil dari musyawarah dan kesepakatan bersama. Urusan keluarganya adalah sebagian dari dinas, dan permasalahan di dalamnya menjadi masalah bersama dan diatur oleh peraturan-peraturan anggaran rumah tangga batalyon itu sendiri, dikarenakan profesi prajurit itu sendiri yang secara garis besar mengabdikan seluruh jiwa dan raganya untuk Negara demi keutuhan NKRI, sehingga mayoritas yang berprofesi TNI ini menghabiskan waktunya untuk berdinas di dunia militernya dibandingkan menghabiskan waktunya untuk keluarganya, namun bukan berarti sebuah keluarga TNI tidak bisa mewujudkan keluarga yang sakinah, maka diperlukannya upaya suami istri dalam mewujudkan keluarga yang sakinah walaupun berprofesi yang separuhnya mengorbankan keluarga, di sinilah perlunya pembimbing untuk mengingatkan menguatkan terutama terhadap seorang istri yang sepenuhnya bertugas menjaga keutuhan rumah tangga itu sendiri karena ada pengalihan fungsi suami istri di sini dalam memimpin dan membina di keluarga ketika suami hendak pergi bertugas yang memakan cukup
5
lama waktu 1 tahun 2 tahun bahkan lebih, Ini yang membuat terlahirnya sebuah PERSIT (persatuan istri prajurit) Kartika Chandra Kirana sebagai wadah dimana para istri prajurit saling menguatkan satu sama lain, saling berbagi pengalaman serta mendapat pembinaan dan bimbingan langsung dari berbagai nara sumber. Persit Kartika Chandra Kirana adalah suatu badan pelaksanaan yang berdiri sendiri, berkedudukan langsung di bawah Kepala staf TNI Angkatan Darat yang sifat kegiatannya diatur secara ekstra struktural di dalam struktur Organisasi TNI Angkatan darat yang berfungsi membantu staf TNI
Angkatan Darat dalam
membentuk dan meningkatkan ketahanan mental dan fisik seorang prajurit, kesejahteraan material dan spriritual prajurit serta keluarganya dalam rangka melaksanakan tugas dan pokok TNI Angkatan Darat sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan kekuatan sosial, serta mendukung kebijaksanaan ABRI dengan membina dan mengarahkan perjuangan istri anggota TNI angkatan darat, menciptakan rasa pesaudaraan dan kekeluargaan, rasa peratuan dan kesatuan serta kesadaran nasional4 Persit Kartika Chandra Kirana adalah sebuah wadah dimana tidak semua Persit sanggup menjalankan tugas dan pokok sebagai istri prajurit yang di tuntut untuk mandiri, sederhana, pengertiann bertanggung jawab, dan setia menanti hingga suaminya kembali kerumah ketika bertugas, sehingga banyak terjadinya permasalahan hidup, status sosial, hingga perselingkuhan sering kali kerap
4
Pengurus Pusat Kartika Chandra Kirana, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, ( Jakarta : Puskop Jayakarta, 1993).
6
terjadi. Walaupun pembentukan keluarga TNI itu sendiri sudah diatur dan atas kesepakatan kedua belah pihak. Disinilah yang membuat tertarik peneliti untuk meneliti bagaimana upaya pembinaan mental Agama yang bernama Inf Yudianto Putra Jaya yang berperan serta befungsi sebagai penasihat keluarga untuk mewujudkan keluarga sakinah terhadap istri prajurit di dalam wadah Persit Kartika Chandra Kirana yang mengambil alih fungsi pemimpin keluarga ketika suaminya hendak pergi bertugas. Bagaimana
upaya seorang istri prajurit, salah satu anggota persit
Kartika Chandra kirana Yonkav 7 pragosa satya, untuk membentuk keluarga sakinah pada keluarganya, dan untuk mengetahui pula sejauh mana seorang istri prajurit
melibatkan
norma-norma
agama
Islam
dalam
membentuk
kemandiriannya, serta ketabahannya mendidik anak-anaknya, dan mendampingi suaminya dengan rasa penuh tanggung jawab. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, penulis memberikan batasan permasalahan yang akan dipaparkan. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya perluasan materi yang dibahas. Penulis membatasi masalah penelitian hanya pada Pelaksanaan Pembinaan Mental Agama Islam Pada persatuan istri prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana Dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur.
7
2. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana Pelaksanaan Pembinaan Mental Agama Islam Pada istri prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah
di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya
Cijantung? b. Metode apa yang digunakan Pembinaan Mental agama Islam pada persatuan istri prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur? c. Apa faktor pendukung dan penghambat pembina mental agama Islam pada persatuan istri prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengerahui dengan jelas Pelaksanaan Pembinaan Mental Agama Islam Pada istri prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung. b. Untuk mengetahui metode yang digunakan Pembinaan Mental agama Islam pada persatuan istri prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana
8
dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur. c. Untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat pembina
mental agama Islam pada persatuan istri prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur. 2. Manfaat dari penelitan ini: a. Manfaat Akademis Diharapkan dapat menambah referensi bahan kajian ilmu, khususnya berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi jurusan BPI (Bimbingan dan Penyuluhan Islam) tentang peran pembina mental agama dalam upaya membentuk keluarga sakinah. b. Manfaat Praktis Dapat berguna sebagai bahan evaluasi dan contoh dalam meningkatkan keluarga sakinah. Khususnya bagi para keluarga ataupun yang sedang dalam proses membina keluarga. Dan bagi masyarakat umumnya penulisan ini memberikan informasi pentingnya dalam membentuk keluarga yang sakinah. D. Tinjauan Pustaka 1. Hafivah, Jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi “Peran Bimbingan Pranikah bagi calon pengantin Dikantor Urusan Agama (KUA)”. Yang membedakan penulis dengan skripsi sebelumnya adalah: “peranan bimbingan Pranikah bagi
9
calon pengantin di Kantor Urusan Agama Ciputat, sebagai mana pentingnya member bimbingan sebelum memulai berumah tangga untuk menuju keluarga sakinah”.skripsi ini menginspirasi penulis melahirkan judul yang berkaitan tentang keluarga yaitu tentang bagaimana proses pembinaan pembimbing agama dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah walaupun objek dan subjek nya sangat berbeda. 2. Dian Permana Putra, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi “Analisis Pembinaan Mental Rohani Islam Di TNI AD Komando daerah Militer (KODAM ) Jaya / Jayakarta”. Pada skripsi ini meneliti tentang peran bimbingan agama dalam pembinaan mental rohani islam di lingkungan militer dalam mengembangkan akhlak para prajurit di kehidupan sosial keluarga (KODAM) jaya / jayakarta. Skripsi ini memberi banyak penulis wawasan tentang gambaran dunia Militer yang menjadi objek penelitian penulis dalam judul “Pembinaan mental Agama Islam terhadap Persit Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah dilimgkungan TNI Kav7 Pragosa Satya”. E. Tinjauan teoritis Dalam judul skripsi yang penulis angkat yaitu “pembinaaan mental agama Islam terhadap persit kartika Chandra kirana dalam upaya membentuk keluarga sakinah dilingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa satya”.Penulis
10
menggunakan teori dari elective counseling atau sering dikenal teori pendekatan counseling. Elective counseling yaitu teori pendekatan yang merupakan gabungan dari teori directive
counseling dengan non directive counseling. Teori
pendekatan ini sering digunakan konselor atau pembimbing serta penasehat dalam menghadapi keluarga bermasalah. Directive counseling yaitu pendekatan dimana penasehat banyak memberikan tuntunan kepada klien, dan menunjukan apa yang mesti dilakukan. Pendekatan ini dipakai apabila suami istri yang bermasalah kurang memiliki kemampuan verbal untuk mengutarakan masalah. Non directive Counseling yaitu pendekatan dimana nasehat dipusatkan pada suami istri yang bermasalah. Pendekatan ini menekankan pada aktifitas dan tanggung jawab klien itu sendiri.Pendekatan ini digunakan terhadap klien yang memiliki kemampuan verbal untuk mengutarakan perasaan dan fikirannya secara verbal. Sementara elective counseling yaitu teori pendekatan yang merupakan gabungan dari kedua pendekatan diatas, yang lebih sering dipakai penasehat atau pembimbing dalam menghadapi keluarga yang bermasalah. Winkel (1997: 373) menyatakan bahwa teori counseling adalah suatu konseptualisasi atau kerangka acuan berfikir tentang bagaimana proses konseling berlangsung, apa yang terjadi selama proses konseling, perubahan yang bagaimana yang dituju, mengapa perubahan dapat terjadi, dan apa unsur unsur yang memegang peranan pokok.
11
Oleh karena itu penulis memilih teori elective counseling yang dimana penasehat atau pembimbing membutuhkan teori pendekatan tersebut sebagai acuan atau kerangka berfikir tentang bagaimana persit kartika Chandra kirana sebagai klien yang membutuhkan masukan serta penguatan dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan Keluarga besar TNI AD yang bertanggung jawab untuk membantu personil TNI Angkatan Darat dalam membentuk ketahanan mental dan fisik, kesejahteraan material dan spiritual prajurit serta keluargamya dalam rangka melaksanakan tugas pokok TNI Angkatan Darat sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan kekuatan sosial. F. Metodologi penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang dipakai untuk memahami obyek menjadi sasaran, sehingga dapat mencapai tujuan dan hasil yang di harapkan.5 Metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam skripsi ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang secara langsung secara obyek yang diteliti, untuk mendapatkan
data-data
yang
berkaitan
dengan
permasalahan-
permasalahan yang di bahas. Penelitian ini bersifat deskriftif analitik kualitatif yaitu menggambarkan tentang reariltas yang ada dilapangan dengn menggunakan kata-kata.
5
Anto Bakker, Metode-metode filsafat (Jakarta; Ghalia Indonesia 1986), hal.10
12
1. Pendekatan Penelitian Sebuah pendekatan diakui selain mengandung sejumlah keunggulan, juga memiliki beberapa kelemahan tertentu. Hal ini adalah sesuatu yang wajar dan universal. Meskipun demikian, tidak berarti sebuah pendekatan menjadi tidak sah atau tidak penting untuk digunakan. Sebab, persoalannya
tidak
terletak
pada
bagaimana
menggunakan
dan
menempatkan sebuah pendekatan (dengan keunggulan dan kelemahan yang melekat padanya) dalam suatu studi dengan masalah yang relevan ditelaah menurut logika pendekatan tersebut.6 Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian deskriptif, seperti perkataan orang dan prilaku yang diamati.7 Selain itu metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.8 Dengan
menggunakan
penelitian
kualitatif,
peneliti
memberikan
kesempatan pada informan untuk menyampaikan informasi yang sebanyak- banyaknya dan tidak terbatas pada bentuk kuesioner tertutup, 6
LexyJ. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), Hal3. 7 Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Refisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 11. 8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV Alfabeta, 2009), cet. 5, h. 1
13
melainkan dengan menggunakan wawancara mendalam sesuai dengan metode pengumpulan data yang seringkali digunakan dalam penelitian kualitatif.9 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur. 3. Subyek dan Obyek Penelitian. Subjek penelitian adalah sumber data atau sumber tempat memperoleh keterangan penulisan. Subjek penelitian yang dimaksud adalah para informasi atau sumber data, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Maka yang dimaksud subjek penelitian di sini adalah seorang pembina mental Agama dan seorang istri prajurit dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungannya sendiri yang nantinya dapat memberikan argument atau informasi yang dibutuhkan oleh penulis dalam proses penelitian skripsi, yaitu seorang pembina mental agama sebut saja namanya Bpk Sertu H. Aseng dengan salah satu anggota Persit . Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah usaha yang seperti apa dalam upaya pembinaan mental agama pada persit dalam upaya membentuk keluarga sakinah dilingkungan TNI Kav 7 Pragosa Satya,
9
Kristi E Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi (Jakarta: LPSP3, 1998), h. 32.
14
Serta upaya seorang istri Prajurit dalam mewujudkan keluarga sakinah di keluarganya sendiri. 4. Teknik Pengumpulan data Dalam rangka pengumpulan data yang dibutuhkan oleh penelitian itu baik data primer ataupun data sekunder, diperlukan alat pengumpulan data, yaitu : a) Wawancara Dalam Penelitian ini, penulis mengajukan pertanyaan atau wawancara secara bebas terpimpin, artinya dimana pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan dan dapat di sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, namun tidak keluar dari pokok permasalahan yang ada7. Wawancara dalam penelitian ini di pergunakan untuk mengugkapkan sebagian besar data tentang upaya membentuk keluarga sakinah yang dilakukan seorang pembina mental Agama terhadap istri prajurit, dan upaya mewujudkan keluarga sakinah yang dilakukan seorang istri prajurit yang bernama Bapak Sertu H. Aseng.serta seorang istri prajurit yang bernama Iis Maisaroh. b) Observasi Dalam hal ini metode observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatanan pencatatan secara sistematik mengenai fenomena yang di selidiki8.Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan serta pengumpulan data-data saat di lingkungan rumah atau di lingkungan batalyon TNI kav 7 pragosa satya itu sendiri. Di harapkan dari
15
beberapa metode di atas, dapat di peroleh data yang relevan dengan penelitian, mengenai kondisi objektif daerah atau tempat penelitian. c) Dokumentasi Yaitu menelaah dokumentasi dan arsip yang di miliki Yonkav 7 5. Teknik Analisa data Analisa data merupakan suatu cara yang di pergunakan untuk menganalisa data, mempelajari, serta menganalisa data-data tertentu sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang kongkrit tentang persoalan yang diteliti dan yang sedang di bahas10 Sedangkan menurut sugiono mengartikan analisis data meupakan proses mencari dan menyusun, serta system yang diperoleh dari berbagai hasil yang telah di dapat yaitu wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan juga orang lain. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu mengelola data dan melaporkan apa yang telah diperoleh selama penelitian dengan cermat dan teliti serta memberikan interpretasi terhadap data itu kedalam suatu kebulatan dengan menggunakan kata-kata,
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus besar Bahasa indonesia ( Jakarta : Balai Pustaka, 1996) hal. 995
16
sehingga dapat menggambarkan objek penelitian saat dilakukannya penelitian ini11 Ada berbagai cara untuk menganalisi data, tetapi secara garis besar menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a) Reduksi data, yaitu peneliti mencoba memilih data yang relevan terkait Pembinaan Mental Agama Islam Pada persatuan istri prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung. b) Penyajian data, setelah data mengenai Pembinaan Mental Agama Islam Pada persatuan istri prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung terkumpul atau diperoleh, maka data tersebut di susun dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel dan lain sebagainya. c) Penyimpulan atas apa yang di sajikan, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari tema tersebut sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan.12 6. Teknik Penulisan Skripsi Adapun pedoman dalam penulisan penelitian ini, peneliti mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi), yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang disusun oleh Hamid 11
Masri sangribuan dan sofyan Efendi (ed), metode penelitian survey (Jakarta : Rajawali press, tt) hal.52 12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penenlitian Kualitatif Edisi Refisi, h. 186
17
Nasuhi DKK, diterbitkan oleh CEQDA ( Center Of Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatulah Jakarta tahun 2007. G. Sistematika Penulisan Dalam penelitian skripsi diperlukan sistematika penulisan yang baik dan benar melalui aturan atau tata cara penulisan. Untuk dijadikan sebagai bahan acuan, maka penulis memasukkan sistematika penulisan ke dalam bahasan. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I :
Pendahuluan, yang merupakan bab awal yang menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
dan
manfaat
penelitian,
tinjauan
pustaka,
dan
sistematika penulisan. BAB II :
Landasan teoritis, yang berisikan masalah inti dalam judul skripsi ini. Yaitu memuat tentang Pembinaan Mental Agama Islam (Pengertian Pembinaan Mental Agama, Tujun dan Fungsi Pembinaan Mental Agama, Metode Pembinaan Mental Agama, Bentuk Pembinaan Mental Agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana), Keluarga Sakinah (Pengertian Keluarga Sakinah, Keluarga Sakinah Dalam Pandangan Agama Islam, Upaya Pembentukan Keluarga Sakinah )
BAB III:
Gambaran umum Yonkav 7 Pragosa Satya, meliputi sejarah berdirinya Yonkav 7, Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Yonkav 7, Struktur Organisasi Yonkav 7, Layanan Pembinaan Mental Agama
18
(Tujuan Pembinaan Mental Agama, Metode Pembinaan Mental Agama, Manfaat Pembinaan Mental Agama Terhadap Persit Kartika Chandra Kirana), Sarana dan Prasarana.
BAB IV
Hasil Temuan Data dan Analisa Data
BAB V
Penutup, berisi kesimpulan dalam penulisan skripsi ini dan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Pembinaan Mental Agama Islam 1. Pengertian Pembinaan mental agama Kata pembinaan berasal dari bahasa arab “bina” artinya bangunan. Setelah di bakukan kedalam bahasa Indonesia, jika diberi awalan “pe-” dan akhiran “an” menjadi pembinaan yang mempunyai arti pembaruan, penyempurnaan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.1Pembinaan adalah suatu upaya, usaha kegiatan yang terus menerus mempelajari,
meningkatkan,
mengembangkan
menyempurnakan,
mengarahkan,
kemampuan untuk mencapai tujuan agar sasaran
pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan sosial masyarakat. Pembinaan adalah segala upaya pengelolahan berupa merintis, meletakan dasar, melatih, membiasakan, memelihara, mencegah, mengawasi,
menyantuni,
mengarahkan,
serta
mengembangkan
kemampuan seorang untuk mencapai tujuan, mewujudkan manusia sejahtera dengan mengadakan dan menggunakan segala daya dana yang dimiliki. 1
Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994, Cet. Ke-2, h. 117.
19
20
Jadi,
pembinaan
dapat
dipahami
sebagai
suatu
kegiatan
membangun yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik terhadap warga binaan pemasyarakatan yang bertujuan
agar
mereka
(warga
binaan)
menyadari
kesalahan,
memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dianggap berguna serta berperan aktif bagi pembangunan bangsa dan negara. Pembinaan hampir sama juga dengan bimbingan dan penyuluhan. Kata “bimbingan” merupakan terjemahan dari kata “guidance” yang mempunyai arti menunjukan, membimbing, menuntun, atau membantu.2 Prayitno
mengemukakan
bahwa
bimbingan
adalah
proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individudan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.3 Sementara itu, Winkel mendefinisikan bimbingan: a. Usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri b. Cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya. 2 3
80
Hallen A., Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet Ke 1, H 3 Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Bandung, (Cv Pustaka Setia, 2012), h. 79-
21
c. Sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menetukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat, dan menyusun rencana dengan realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan tempat mereka hidup d. Proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan. Ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam bimbingan yaitu sebagai berikut: 1. Bimbingan berarti bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang memerlukannya. Perkataan “membantu” berarti dalam bimbingan berarti tidak ada paksaan, tetapi lebih menekankan kepada pemberian peranan individu kke arah tujuan yang sesuai dengan potensinya. Jadi, pembimbing tidak ikut menentukan pilihan atau mengambil keputusan dari orang yang dibimbingnya. Orang yang menetukan pilihan atau keputusan adalah individu itu sendiri. 2. Bantuan (bimbingan) tersebut diberikan kepada setiap orang tetapi prioritas diberikan kepada individu-individu yang membutuhkan atau benar-benaryang harus dibantu. 3. Bimbingan merupakan suatu proses kontinu dan terarah pada tujuan. Artinya bimbingan itu tidak diberikan hanya sewaktu-waktu dan secara kebetulam.
22
4. Bimbingan atau bantuan diberikan agar individu dapat mengem bangkan dirinya secara semaksimal mungkin. Bimbingan diberikan agar individu dapat lebih mengenal dirinya sendiri (kekuatan dan kelemahannnya), menerima keadaan dirinya, dan dapat mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuannya. 5. Bimbingan diberikan agar individu dapat menyesuaikan diri secara harmonis dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.4 Adapun secara umum tujuan bimbingan adalah membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tujuan secara khusus sebagai berikut: a. Membantu individu untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi b.
Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.5 Bimbingan secara harfiah dapat diartikan sebagai memajukan, memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang.6 Dan juga dapat disebut sebagai suatu proses membantu individu
melalui usahanya
sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar
4
85
5
Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Bandung, (CV Pustaka Setia, 2012), h. 83-
Aunur Rahman Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta: UII Press, 2001), Cet Ke-2, H. 35. 6 HM. Arifin, pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, Cet. Ke-4, h. 18.
23
memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.7 Sedangkan penyuluhan mengandung arti menerangi, menasehati atau memberi kejelasan kepada orang lain, memahami atau mengerti tentang hal yang dialaminya.8 Jadi menurut penulis bahwa pengertian pembinaan hampir sama dengan pengertian bimbingan dan penyuluhan yang sama-sama berusaha membentuk manusia untuk menjadi yang lebih baik dan dapat beradaptasi dengan baik-baik terhadap lingkungannya, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya dengan tepat, benar dan berjalan dengan lancar. Mental dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai “suatu hal yang berhubungan dengan batin dan watak manusia yang bukan bersifat badan dan tenaga”.9 J.P Chapin mendefinisikan mental dalam bukunya “Kamus Lengkap Psikologi” yang di terjemahkan Kartni Kartono sebagai berikut: a. Menyimpang masalah pikiran, akal ingatan atau proses-proses yang berasosiasi dengan pikiran, akal, ingatan. b. (Strukuralisme) menyinggung isi kesadaran c. (Fungsionalisme) menyinggung perbuatan atau proses. d. (Psikoanalisis) menyinggung ketidak sadaran, pra-kesadaran, dan kesadaran.
7
Abu Ahmad, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Semarang: Toha Putra, 1997, h. 8. HM. Arifin, pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, Cet. Ke-4, h. 18. 9 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembang Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet. Ke-1, Edisi Tiga, h. 733. 8
24
e. Menyinggung proses-proses khusus misalnya kesiagaan, sikap, implus, dan proses intelektual. f.
Menyinggung proses tersembunyi, yang dipertentangkan dengan proses terbuka.
g. Menyinggung segala sesuatu yang bersumber pada sebahagian hasil dari sebab musabab mental seperti gangguan mental”.10 Dalam istilah lain H.M. Arifin menyatakan bahwa “arti mental” adalah sesuatu kekuatan yang abstrak (tidak tampak) serta tidak dapat dilihat oleh pancaindra tentang wujud dan zatnya, melainkan yang tampak adalah hanya gejalanya saja dan gejala inilah yang mungkin dapat dijadikan sasaran penyelidikan ilmu jiwa atau lainnya.11 Zakiah Daradjat, mengemukakan bahwa mental sering digunakan sebagai ganti dari kata Personality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termaksud pikiran, emosi, sikap (attitude) dan perasaan dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan corak tingkah laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan mengecewakan, mengembirakan, dan sebagainya.12 Jadi kata mental adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat, diraba secara lahiriah dan tidak mudah untuk di ukur karena ia sesuatu yang abstrak. Namun pada prinsipnya mental itu satu kekuatan yang utuh dan terbentuk dalam suatu wujud kegiatan yang merupakan gambaran yang 10
Jp. Chapin, (Penerjemah: Kartini Kartono), Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004, Cet. Ke-9, h. 297. 11 HM. Arifin Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Ruhaniah Manusia, Jakarta: Bulan Bintang, 1997, Cet. Ke-2, h. 17. 12 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 1990, Cet. Ke-4, h. 38-39.
25
jelas antara suasana yang sedang meraka lakukan, sehingga hal ini dapat terlihat dalam wujud tingkah laku seseorang dalam bentuk wajar atau tidak. Dengan demikian, pembinaan mental adalah usaha untuk memperbaiki dan memperbaharui suatu tindakan atau tingkah laku seseorang melalui bimbingan mental atau jiwanya sehingga memiliki kepribadian yang sehat, akhlak yang terpuji dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan agama dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajibankewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. 13 Agama dalam perspektif sosiologi merupakan sebuah sistem kepercayaan. Agama dengan sendirinya menjadi acuan moral bagi tindakan manusia, karena agama adalah gejala yang begitu sering terjadi dimana-mana.14 Agama diartikan pula dengan kata “Din” dari bahasa arab yang mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Agama memang membawa peraturan-peraturan yang merupakan hukum, yang harus dipatuhi orang. Agama selanjutnya memang menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh dengan Tuhan dengan menjalankan ajaran-ajaran agama.15 Tujuan agama adalah memang membina manusia baik-baik, manusia yang jauh
H. 214
13
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-4
14
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), H. 119 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1985, h. 9
15
26
dari kejahatan.16Dari segi lain, agama merupakan motovator dinamisator dan stabilisator terhadap manusia untuk berbuat. Melalui agama manusia dengan
kebesaran
jiwanya
sanggup
berbuat
kebaikan
bahkan
menguntungkan pihak lain dengan tanpa mendatangkan keutungan dunia bagi dirinya sendiri. Hanya agama Islam lah yang mampu membimbing manusia secara langsung dan tidak langsung untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirar, bukan hanya kebahagiaan dunia saja. Karena dalam Islam tidak ada pemisahan antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat. Tetapi segala sesuatu apa saja di dunia ini, baik itu moral maupun material, adalah tidak ada yang terlepas dari normanorma agama. Untuk itu pengertian dari “mental agama Islam” adalah sesuatu yang berhubungan dengan keadaan mental spiritual atau jiwa seseorang yang mencerminkan suatu sikap, perbuatan atau tingkah laku yang selaras dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Jadi pengertian “pembinaan mental agama Islam” adalah suatu usaha atau kegiatan berupa nasehat-nasehat tentang ajaran agama kepada seseorang atau kelompok orang untuk membentuk, memelihara dan meningkatkan kondisi mental spiritual yang dengan kesadarannya sendiri bersedia dan mampu mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ketentuan dan prinsip-prinsip Islam.
16
Ibid,. h. 18
27
2. Tujuan dan fungsi pembinaan mental agama Tujuan merupakan perubahan dan perkembangan dari diri manusia yang ingin diusahakan oleh suatu proses dalam pembinaan. Drs, M. Lutfi, MA menyatakan bahwa: “Bimbingan atau pembinaan mental dalam Islam bertujuan menginternalisasikan, mengeksternalisasikan dan mentransformasikan sistem ajaran Islam ke dalam kehidupan individu, keluarga, kelompok kecil atas dasar masalah khusus (kasuistik) dalam semua kehidupan yang berdampak pada kehidupan individu dan keluarga serta lingkungan sosial”.17 Menurut Drs Dewa. Dewa Ketut Sukardi, MBA., MM, tujuan dari pembinaan atau bimbingan yaitu “mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri dan bertanggung jawab”.18 Berdasarkan beberapa rumusan di atas, maka tujuan pembinaan mental agama Islam adalah memberikan bimbingan, tuntunan atau nasehat
tentang agama
Islam
kepada seseorang agar mereka
mendapatkan nilai-nilai tuntunan atau memiliki sumber pegangan keagamaannya sendiri, mereka mampu dan meningkatkan dalam pengamalan
ajaran-ajaran
agama
Islam
secara
nyata
sehingga
terbentuklah dalam diri pribadi seseorang itu akan selaras dan sesuai dengan ajaran Islam. Pembinaan mental Islam yang bersumberkan Al-Qur’an dan AlHadist menerapkan dan mengembangkan fungsi-fungsi dari Al-Qur’an dan Al-Hadist yang dijadikan sumber utama ajaran Islam. Al-Qur’an
17
M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , 2008 h, 98. 18 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2008, cet ke-2, h, 44.
28
sebagai petunjuk, rahmat, penyembuh, pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan adalah fungsi yang ditujukan bagi kehidupan setiap manusia. Drs. M. Lutfi, MA menjelaskan bahwa “pembinaan mental mempunyai lima fungsi yaitu sebagai pencegahan, pemahaman, perbaikan, pemeliharaan dan pengembangan jiwa manusia agar menjadi manusia yang sempurna”.19 Jadi, fungsi pembinaan mental agama yang bersumberkan AlQur’an dan Al-Hadist adalah sebagai pencegah terhadap penyakit mental agar menjadi istri prajurit yang beradab, bertanggung jawab, berkhlak mulia, bertakwa, beriman dan bermanfaat bagi nusa bangsa dan agamanya. 3. Metode Pembinaan Mental Agama Metode berasal dari bahasa Jerman ”methodica” artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani, “metode” berasal dari bahasa “methodos” artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut “thoriq”. Metode yaitu cara yang telah teratur dan terfikirkan baik-baik untuk mencapai sesuatu yang dimaksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya)20. Secara sematik “metode” berarti cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien21. Dengan demikian metode pembinaan mental agama adalah 19
M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2008 h, 105-106. 20 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, cet. Ke-1, h.35. 21
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h.99
29
cara atau jalan yang ditempuh untuk tercapainya suatu tujuan pembinaan Islam yang efektif dan efisien. Beberapa metode yang digunakan dalam kegiatan pembinaan mental agama pada umumnya, yaitu: a. Metode Ceramah, Yaitu suatu tehnik dakwah yang banyak diwarnai oleh karakteristik bicara oleh seorang Da’i atau mubaliqh pada aktifitas dakwah. Ceramah dapat pula bersifat berpidato (retorika), khutbah, mengajar, dan sebagainya. Istilah ceramah di zaman mutakhir
ini
sedang
ramai-ramainya
dipergunakan
instansi
pemerintah ataupun swasta, organisasi (jam’iyah), baik melalui televisi, radio maupun ceramah secara langsung22. b. Metode Tanya Jawab (Dialog) Yaitu penyampaian dakwah dengan cara mendorong audience (peserta pengajian) untuk menyatakan sesuatu masalah yang dirasa belum dimengerti agar lebih aktif dan bersungguh-sungguh
memperhatikan
materi
yang
diberikan.
Sehingga dengan metode ini pendengar akan langsung memahami persoalan-persoalan yang dihadapinya.23 Di samping itu kelebihan (segi) dari metode ini, sangat berguna untuk mengurangi kesalah pahaman objek dakwah, menjelaskan perbedaan-perbedaan pandangan dalam memahami ajaran-ajaran agama Islam, dan menerangkan suatu persoalan yang belum pernah dimengerti, yang semuanya itu dapat secara jelas dengan langsung dijelaskan kepada objek dakwah. Dalam metode ini terdapat komunikasi dua arah maka penyampaian materi akan dengan efektif 22
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 104
23
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 124
30
dapat dipahami oleh audien. Sehingga pokok-pokok persoalan agama dapat lebih luas dan lebih dalam diketahui. Sebaliknya, kekurangan (segi negatif) metode tanya jawab yaitu akan memakan waktu lama jika terjadi perbedaan pendapat dan perdebatan, penanya kadang-kadang kurang memperhatikan jika terjadi penyimpangan (over lapping)24. 4. Bentuk Pembinaan Mental Agama Pada Persit ( Persatuan Istri Prajurit) Kartika Chadra Kirana. Melaksanakan pembinaan terhadap perilaku seseorang agar memiliki rasa beragama bukanlah hal yang mudah. Semua itu membutuhkan metode dan teknik yang sistematis, efektif, dan efisien. Dan apabila berbicara mengenai metode yang digunakan, maka sebenarnya ada banyak metode yang ditawarkan oleh beberapa buku mengenai hal tersebut. Namun, persoalannya adalah bagaimana menanamkan rasa iman, rasa cinta kepada Allah SWT, rasa hormat kepada orang tua, dan sebagainya. Menurud Ainur Rahim Faqih, pembinaan atau mental agama dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut25:
24 25
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h.99
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UI Press, 2001, Cet. Ke-2, h.55.
31
a.
Bimbingan Langsung Yaitu komunikasi langsung dimana pembimbing dan klien langsung bertatap muka. Dalam bimbingan langsung, pembimbing dapat menggunakan teknik: 1. Individual, cara ini memungkinkan pembimbing dan klien berbicara langsung empat mata. Hal ini dapat dilakukan pada saat percakapan pribadi, kunjungan kerumah, dan observasi kerja klien. 2. Kelompok, pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam kelompok. Hal yang dapat diterapkan dalam
bimbingan
kelompok
adalah
diskusi
kelompok,
karyawisata, sosiodrama, dan group teaching. b.
Bimbingan tidak langsung Adalah bimbingan yang dilakukan melalui media komunikasi masa. Bimbingan tidak langsung dapat pula dilakukan secara individual maupun kelompok. Tehnik yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Individual, dilakukan melalui surat, telepon, fax, email, dan sebagainya. 2. Kelompok, dapat dilakukan melalui papan bimbingan, surat kabar atau majalah, brosur, radio, dan televisi.
32
B.
Keluarga sakinah 1. Pengertian Keluarga Sakinah Keluarga sakinah terdiri dari dua kata, yaitu kata keluarga dan sakinah. Keluarga dalam istilah fiqih disebut dengan Usrah atau Qirabah yang telah menjadi Bahasa Indonesia yakni Kerabat.26 Dalam kamus Bahasa Indonesia keluarga adalah Sanak Saudara.27 Sementara dalam buku membina keluarga sakinah, keluarga adalah masyarakat terkecil sekurang-kurangnya terdiri dari pasangan suami istri sebagai sumber intinya berikut anak-anak yang lahir dari mereka. Jadi, keluarga adalah pasangan suami istri, baik mempunyai anak atau tidak mempunyai anak.28 Dalam kamus besar bahasa Indonesia Sakinah adalah damai, tempat yang aman dan damai.29Sakinah berasal dari kata “Sakana, Yaskunu, Sakinatan” yang berarti rasa tentram, aman dan damai. Menurut Cyril Glasse kata sakinah menandakan ketenangan dan kedamaian.30 Sakinah secara etimologi adalah ketenangan, kedamaian, dari akar kata akan menjadi tenang, damai, merdeka, hening, tinggal. Dalam Islam kata sakinah menandakan ketenangan dan kedamaian secara khusus, yakni kedamaian dari Allah, yang berada dalam Qalbu. Sakinah
26
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ilmu Fiqih, Jakarta: Departemen Agama, 1984/1985, Jilid II, Cet Ke-2, h. 156. 27 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Modern, Jakarta: Pustaka Amani, 1996, h. 73. 28 Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Propinsi DKI Jakarta 2005, Membina Keluarga Sakinah, Jakarta: 1991, h. 4. 29 Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976, h. 851. 30 Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam, Penerjemah Ghufron A. Mas’adi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1991), Cet. Ke-2, H. 351
33
adalah kedamaian, ketentraman, ketenangan dan kebahagiaan. M. Quraish shihab menjelaskan bahwa kata tenangnya
sesuatu
setelah
bergejolak.
sakinah berarti diam atau Jadi
keluarga
sakinah
adalahkeluarga yang mampu menciptakan suasan kehidupan berkeluarga yang tentram, dinamis, dan aktif, yang asih, asah dan asuh.31 Secara terminologi, keluarga sakinah adalah keluarga yang tenang dan tenteram, rukun, damai. Dalam keluarga itu terjalin hubungan mesra dan harmonis, di antara semua anggota keluarga dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.32 Keluarga
sakinah
menurut
Islam
adalah
keluarga
yang
mendapatkan limpahan rahmat dan berkat dari Allah, menjadi dambaan dan idaman setiap insan sejak merencanakan pernikahan serta merupakan tujuan utama dari pernikahan itu sendiri. Keluarga sakinah adalah keluarga yang di bina atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat hidup spiritual dan material secara layak dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannya dengan selaras, serasi, serta mampu mengamalkan, menghayati dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.33Keluarga sakinah tidak akan berjalan
31
Asrofi dan M. Thorir, Keluarga Sakinah dalam Tradisi Islam Jawa (Yogyakarta: Arindo Nusa Media, 2006), h. 3 32 Hasan Basri, Keluarga Sakinah “Membina Keluarga Sakinah”, Jakarta: Pustaka Antara, 1996, cet Ke-4, h. 16. 33 Departemen Agama RI, Modul Pelatihan Motivator Keluarga Sakinah, (Jakarta: Departemen Agama RI Dirjen Bimas Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, 2005), h. 49.
34
mulus tanpa adanya mawaddah warrahmah. Oleh karena itu, mawaddah adalah cinta mencintai antara suami istri yang mendatangkan komitmen kedua belah pihak dengan nyaman dan aman tanpa peduli pihak luar. Kriteria mawaddah dalam Islam menghendaki adanya kecintaan lahir batin agar suana pernikahan hakiki dapat dicapai dengan baik dan benar. Apabila suasana mawaddah mampu diwujudkan dan dikondisikan, maka anak yang dihasilkan pun merupakan belahan jiwa mereka berdua dan kelak menjadi pengikat erat dan kuat bagi keduanya. Sedangkan rahmah adalah kasih sayang antara keduanya sejak ikrar akad nikah hingga ajal menjemput
keduanya.
Apabila
rasa
cinta
memiliki
terminal
pemberhentian, maka kasih sayang sebagai rasa dan karsa cinta tidaklah demekian. Rahmah merupakan karunia agung dan dari kreasi zat maha agung, yang di berikan kepada para makhluknya yang benar benar mengharapkan. Dapat diuraikan ciri-ciri keluarga sakinah itu adalah: a.
Keluarga dibina atas perkawinan yang sah
b.
Keluarga mampu memenuhi hajat hidup baik secara materil maupun spritual dengan layak
c.
Keluarga mampu menciptakan suasana cinta kasih dan kasih sayang antara sesama anggota
d.
Keluarga mampu menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai keimanan, ketakwaan, amal saleh dan akhlaqul karimah
e.
Keluarga mampu mendidik anak dan remaja minimal sampai dengan sekolah menengah umum.
35
f.
Kehidupan sosial ekonomi keluarga mampu mencapai tingkat yang memadai
sesuai dengan ukuran masyarakat yang maju dan
mandiri34 Keluarga sakinah yang penuh diliputi suasana kasih sayang, cinta mencintai, antara sesama anggota keluarga adalah menjadi idaman setiap orang yang menikah. Dimana hal itu akan tercapai jika masing-masing pihak suamimaupun istri dapat melaksanakan kewajiban dan hak secara seimbang. Serasi selaras. Selain dalam menjalani kehhidupan rumah tangga dilandasi nilai-nilai agama dan dapat menerapkan akhlaqul karimah. Kehidupan rumah tangga sakinah memiliki tujuan mulia disisi Allah SWT sehingga dapat hidup bahagia di dunia dan lebih-lebih di akhirat. Untuk mendapatkan limpahan rahmat dan ridho Allah SWT, maka rumah tangga atau keluarga tersebut setidaknya memenuhi syarat: anggota keluarga itu taat menjalankan agamanya, yang muda menghormati yang tua, dan yang tua menyayangi yang muda, pembiayaan keluarga itu harus berasal dari rezeki yang halal, hemat dalam pembelanjaan dan penggunaan harta, cepat mohon ampun dan brtaubat bila ada kesalahan dan kehilafan serta saling memafaafkan sesama manusia. Rumah tangga yang Islami adalah rumah tangga yang laksana surga bagi setiap penghuninya, tempat istirahat melepas lelah, tempat 34
Ahmad Sudirman Abbas, Problematika Pernikahan dan Solusinya, (Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006), Cet-ke-1, h. 52
36
bersenda gurau yang diliputi rasa bahagia, aman dan tenteram. Rumah tangga yang sakinah, baik secara lahir maupun batin dapat merasakan ketentraman, kedamaian dimanasegala hajat lahir dan batin terpenuhi secara langsung, serasi dan selaras. Kebutuhan batin yaitu dengan adanya suasana keagamaan dalam keluarga serta penglaman akhlakul karimah oleh setiap anggota keluarga, komunikasi yang baik antara suami, istri dan anak-anak . kebutuhan lahir terpenuhi juga materi baik sandang, pangan, papan, dan lain-lain. 2. Keluarga Sakinah Dalam Pandangan Islam Mempunyai keluarga sakinah mawaddah wa rahmah adalah dambaan setiap insan, baik yang akan maupun yang tengah membangun rumah tangga. Faktanya menunjukan bahwa banyak orang yang merindukan rumah tangga menjadi suatu yang teramat indah, bahagia, penuh dengan berkah. Namun, fakta juga membuktikan tidak sedikit keluarga yang hari demi harinya hanyalah perpindahan dari kecemasan, kegelisahan dan penderitaan. Bahkan tidak jarang di akhiri dengan pertengkaran, perceraian dan juga penderitaan. Ada ungkapan Rasulullah SAW “Baitii jannatii” rumahku adalah surgaku, merupakan ungkapan tepat tentang bangunan rumah tangga atau keluarga ideal. Dimana dalam pembangunannya mesti dilandasi fondasi kokoh berupa Iman, kelengkapan bangunan dengan Islam, dan pengisian ruang kehidupannya dengan Ihsan, tanpa mengurangi kehirauan kepada tuntutan kebutuhan hidup sebagaimana layaknya
37
manusia tak lepas dari hajat keduniaan, baik yang bersifat kebendaan maupun bukan. Merindukan suatu keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah itu tidak asal jadi, yang hanya bermodalkan cinta saja, tetapi dibutuhkan kesungguhan, keyakinan, keberanian, serta dibutuhkan kerja keras dan kemauan yang kuat untuk mewujudkannya. Ada beberapa indikasi untuk menciptakan keluarga yang bahagia35: a. Dengan menjadikan keluarga yang ahli ibadah, keluarga yang ahli taat, keluarga yang menghiasi dirinya dengan dzikrullah dan keluarga yang selalu rindu untuk mengutuhkan kemulian hidup di Dunia, terutama mengutuhkan kemuliaan dihadapan Allah SWT kelak di Surga. Yang menjadikan tempat berkumpulnya keluarga di Surga sebagai motivasi dalam meningkatkan amal ibadah. b. Menjadikan rumah tangga sebagai pusat ilmu. Pupuk iman adalah Ilmu. Memiliki harta tapi kurang
ilmu akan menjadikan kita
diperbudaknya. Harta dinafkahkan akan habis, iImu dinafkahkan tidak akan habis dan akan berlimpah. Pastikan keluarga kita sungguh-sungguh mencari ilmu baik ilmu tentang Dunia maupun Ilmu Akhirat, bekali anak sedari kecil dengan ilmu dan jadilah orang tua yang senantiasa menjadi sumber ilmu bagi anak-anaknya.
35
Suma, Muhammad Amin, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2004.
38
c. Jadikan rumah sebagi pusat nasihat. Kita harus tahu persis semakin hari semakin banyak yang harus kita lakukan, untuk itu kita butuh orang lain agar bisa saling melengkapi kekurangan, guna memperbaiki kesalahan kita. Apabila sebuah rumah tangga mulai saling menasihati, maka keluarga bagaikan cermin yang akan membuat anggota keluarganya berpenampilan lebih baik dan lebih baik lagi. Karena tidak ada koreksi yang lebih baik daripada koreksi dari keluarga. d. Jadikan
rumah sebagi pusat kemulian, pastikan keluarga kita
sebagai contoh bagi keluarga yang lain. Berbahagialah jika keluarga kita dijadikan contoh teladan bagi keluarga lain. Itu berarti masingmasing anggota keluarga senantiasa menuai pahala dari setiap orang yang berubah karena kita sebagi jalan kebaikannya, saling berlombalombalah dalam memunculkan kemulian dikeluarga agar terciptanya keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. 3. Pembentukan Keluarga Sakinah Dalam pembentukan keluarga sakinah, yang paling berperan adalah orang tua. Karena orang tua adalah suri tauladan bagi keluarga. Orang tua dapat memulainya dari pendidikan agama dan keluarga. Pendidikan agama dalam keluarga mempunyai posisi yang strategis dalam masyarakat yang sedang membangun, karena keluarga adalah lembaga kecil dalam masyarakat yang pada gilirannya dapat berperan membentuk masyarakat sebagaimana yang diharapkan.
39
Agama harus dikenalkan sejak dini kepada anak, bahkan sejak dalam kandungan. Pengenalan agama dilaksanakan secara terus-menerus melalui pembiasaan-pembiasaan bacaan dan perilaku baik yang dilaksanakan dalam keluarga. Beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua sebagai realisasi dan tanggung jawabnya dalam mendidik anak adalah: a. Pendidikan ibadah b. Pembinan mengenai pokok-pokok ajaran Islam dan Al-Qur’an c. Pendidikan akhlak d. Pendidikan Aqidah Islamiyah36 Dalam suatu perjalanan rumah tangga tidak selalu berisikan senyum tawa, tetapi sesekali pasti terdapat perselisihan antara suami dan istri. Karena itulah, ketika hendak melangkah ke jenjang perkawinan dianjurkan untuk memilih jodoh yang baik, hal ini tidak lain hanya untuk bertujuan dalam membina perkawinan yang bahagia, sakinah dan harmonis. Untuk itu, dalam upaya membina keluarga yang sakinah perlu diperhatikan berbagai aspek secara menyeluruh, di antaranya peranan masing-masing suami dan istri, baik yang individu maupun yang dimiliki bersama.37 Selain mengetahui peranan masing-masing suami dan istri, terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membentuk keluarga sakinah yaitu: 1. Saling pengertian 36
Zulfa Zidniyah Fitri, “Peranan BP4 Kemayoran Jakarta Pusat Terhadap Pembentukan Keluarga Sakinah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Negeri Jakarta, 2010), h. 33 37 Dedi Junaedi, Bimbingan Perkawinan Membina Keluarga Sakinah Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah (Jakarta: Akademika Pressindo, Edisi Pertama, 2003), H. 220
40
2.
Saling sabar
3. Saling terbuka 4. Toleransi 5. Kasih sayang 6. Komunikasi 7. Adanya kerjasama38
38
Ali Qaimi, Single Parent Peran Ganda Ibu dalam Mendidik Anak, (Bogor, Cahaya, 2003), H. 187
BAB III GAMBARAN UMUM YONKAV 7 PRAGOSA SATYA A.
Sejarah berdirinya Yonkav 7 Pembentukan Yonkaf 7 Sersus berdasarkan SK Menpangad No. Skep/911/VII/1962, tanggal 9 Juli 1962. Bertempat di lapangan Tegal Lega, Bandung 23 Juli 1962, tepat pukul 10.00 WIB diresmikan Batalyon Kavaleri 7 Panser/Caduad oleh Menpangad Mayjen TNI Achmad Yani. Mayor Kav. Gustav Adolf. Manulang diangkat sebagai komandan pertama
Yonkav
7
Panser/Caduad,
dimana
penyerahan
tongkat
kepemimpinan diserahkan langsung oleh Menpangad Mayjen TNI Achmad Yani. Bermodalkan 50 unit panser buatan Inggris Macam Ferret Scout Car, Saladin dan Saracen, Batalyon baru ini menumpang bermarkas di Rinkavnis (Resimen Induk Kavaleri Mekanis) di Purbaya, Padalarang, Bandung. Sebenarnya Batalyon ini merupakan hasil peleburan Batalyon Kridha Yudha Turangga I dan Batalyon Kridha Yudha Turangga II. Proses peleburan ini baru dapat dilaksanakan setelah selesainya Operasi Pagar Betis untuk menumpas pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat. Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor Skep/1044/IX/1963 Yonkav 7 Panser/Caduad secara resmi menjadi Batalyon organik Kodam V/Jaya.
41
42
Awal perpindahan dari padalarang ke DKI Jakarta, empat unit Kompi dari Yonkav 7 Sersus bermarkas terpisah-pisah. Kompi 1 Bermarkas di Palmerian, Kompi 2 di Bendengan Utara, Kompi 3 di Keramat, Kompi 4 di Tanah Abang. Dan Theresia (belakang Sarinah) dan Kompi Markas di lapangan Merdeka Barat. Kemudian markas Kompi Markas dipindahkan ke Theresia karena lokasinya dibangun Monumen Nasional (Monas) oleh pemerintahan saat itu. 1 B.
Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Yonkav 7 1. Visi a. Solid b. Profesional c. Tangguh d. Berwawasan kebangsaan e. Dicintai rakyat f. Modern 2. Misi a. Penegak kedaulatan negara di wilayah darat b. Penegak keutuhan wilayah negara di daratan c. Melindungi segenap dan seluruh tumpah darah indonesia d. Melaksanakan pendidikan dn latihan wajib militer e. Kegiatan kemausiaan f. Membantu polri atas pemerintahan
1
2014.
Buku Saku Persit, TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur, April
43
g. Memelihara perdamaian dunia2
C.
Struktur Organisasi Yonkav 73
PANGDAM JAYA Mayjen TNI Agus Sutomo, SE
KASDAM JAYA Brigjen TNI Teddy Uhak Samana ASINTEL Kolonel Infanteri 1 Gusti Putu Danny Nugraha Karya ASOPS Kolonel Inf. Bobby Rinal Makmum, S.I.P ASPERS Kolonel Inf Yudianto Putra Jaya ASLOG Letkol C Zitri Hascaryo ASTER Kolonel inf yudianto putra jaya
KABINTALDAM Kolonel Arh Hindro Martono
2
DANYON KAV 7/SERSUS Mayor Kav Gurug Prabowo Kolonel Inf. Bobby Rinal Makmum, Asops,
Wawancara dengan Bapak Cijantung, 8 April 2015. 3 Pamflet, Profil TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur, pada tahun 2014.
44
D. Layanan pembinaan agama 1. Tujuan Pembinaan Mental Agama a. Memperkuat ketaqwaan dan amal keagamaan di dalam masyarakat. b. Terwujudnya sikap masyarakat yang konstruktif dan responsip terhadap gangguan-gangguan pembangunan. c. Mempertahankan masyarakat dan mengamalkan pancasila dan membudayakan P4. d. Memperkuat komitmen (keterikatan) bangsa Indonesia, mengikis sebab-sebab dan kemungkinan serta berkembangnya ateisme, komunisme, dan kesesatan masyarakat e. Menimbulkan sikap mental yang didasari oleh Rohman dan Rohim Allah, pergaulan yang rukun dan serasi baik antar golongan maupun antar agama. f. Mengembangkan generasi muda yang sehat, cakap terampil dan taqwa kepada Allah S.W.T. g. Terwujudnya lembaga-lembaga ketaqwaan yang memberikan peran bagi terwujudnya pembangunan nasional. h. Timbulnya kegairahan dan kebanggaan hidup beragama dan mengenali
motivasi
keagamaan
untuk
lebih
mendorong
kemajuan gerak pembangunan bangsa Indonesia4
4
Wawancara dengan Bapak Cijantung, 12 April 2015.
Kolonel Inf. Bobby Rinal Makmum, Asops,
45
2. Metode Pembinaan Mental Agama yang diterapkan di lingkungsn yonkav 7 a. Ceramah: yaitu metode yang dititik beratkan pada penyampaian informasi,
keterangan,
penjelasan
suatu
masalah
yang
disampaikan secara formal dan lisan. Forum yang digunakan antara lain: Perayaan Hari Raya Agama, Peringatan Hari Besar Agama, Amanat Irup, Sambutan-sambutan, Jam Komandan, Arahan Apel pagi/sore dan kumpulan wajib. b. Diskusi: yaitu metode yang dititik beratkan pada pendalaman masalah dan kasus, dengan maksud mendorong peserta mendayagunakan
pengetahuan
dan
pengalamannya
untuk
merumuskan konsep pemecahannya. Forum yang digunakan antara lain: Rapat bulanan persit, Briefing anggota persit, Seminar yang dilakukan 3 bulan sekali oleh para pengurus persit. c. Tanya Jawab : yaitu metode yang dititik beratkan pada pengalaman butir-butir penting yang diceramahkan di acara pengajian rutin pagi/sore. d. Sosiodrama : yaitu metode yang dititik beratkan pada upaya memvisualisasikan atau mendramakan suatu permasalahan gabungan antara manusia atau kelompok dalam bahasan. Metode ini biasanya di terapkan ketika ada pentas karya seni di kegiatan persit yang dilakukan ketika ada penyambutan anggota baru. e. Bermain Peran : yaitu metode yang di titik beratkan pada upaya memainkan peran seorang tokoh masyarakat dalam sikap atau
46
perilaku tertentu yang dijadikan obyek bahasan. Metode ini digunakan di acara pengajian rutin persit yang dilaksanakan pagi dan sore hari setelah berjama’ah, walaupun belum wajib diikuti oleh seluruh anggota karena kegiatan pribadi dan profesi masing masing persit. f. Simulasi : yaitu metode yang dititik beratkan pada permainan atau perumpamaan dengan menerapkan aturan tertentu, sebagai dalam memilih cara memecahkan masalah yang terbaik. Seperti ice breaking di kegiatan senam setiap hari sabtu yang diikuti oleh seluruh anggota persit. g. Pelatihan : yaitu metode yang dititik beratkan pada aspek-aspek tertentu dari individu agar lebih mendalami dan terampil dalam membawakan peran yang diharapkan. Biasanya metode ini digunakan ketika mendapat jam arahan dari komandan. Dan biasanya dengan ibu ketua persit mendampingi. Seperti ketika di bulan agustus terjadi arahan komando dari komandan untuk anggota persit agar menanam sayuran yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan sehari –hari seperti cabai, tomat, terong, dan pare,serta jahe, dan kunyit. Serta mmberi arahan pada pengurus dan seluruh anggota persit untuk mengolah lahan yang kosong di lingkungan untuk menanam sayur mayur, sehingga membantu perekonomian batalyon itu sendiri, sehingga dapat membantu pendapatan koperasi persit kartika Chandra Kirana di batalyon.
47
h. Konseling : yaitu metode yang dititik beratkan pada pemberian pertimbangan atau nasihat kepada orang tertentu yang sedang menghadapi masalah khusus. Metode ini biasanya diberikan kepada rumah tangga yang sedang mengalami kasus serius dan berat, contoh salah satunya terjadinya KDRT dalam rumah tangga seorang anggota, dan biasanya ditindak lanjuti oleh bagian bintal pusat dari KODAM JAYA. i.
Bimbingan penyuluhan : yaitu metode yang menitik beratkan pada penyampaian penjelasan dan uraian tuntunan dari suatu materi atau masalah yang disampaikan secara lisan dan formal disertai dengan contoh atau peraga. Metode ini sering digunakan di acara seminar yang rutin di adakan 3 bulan sekali, yang melibatkan pembicara dari luar anggota, guna untuk menambah wawasan seluruh anggota persit.
j. Wisata Rohani : yaitu metode yang menitik beratkan pada penyampaian sesuatu materi melalui bentuk kegiatan-kegiatan dengan mengunjungi obyek yang memiliki nilai spiritual dan nilai juang.5seperti kunjungan ke makam pahlawan kalibata dihari kesaktian pancasila, dan kunjungan ke lubang buaya di ahri kemerdekaan, serta berkunjung ke museum keprajuritan di hari ulang tahun berdirinya persit. 3. Manfaat pembinaan mental Agama terhadap Persit Kartika Chandra Kirana 5
Wawancara dengan Bapak Kolonel Infanteri 1 Gusti Putu Danny Nugraha Karya, Asintel, Cijantung, 12 April 2015
48
Pembinaan mental di lingkungan TNI merupakan bagian dari pembinaan anggota dengan fungsi dan tugas membina sikap mental personel, sehingga seluruh perilaku setiap istri anggota TNI merupakan pola perilaku yang berpedoman sesuai dengan nilainilai Sapta Marga. Bagi istri anggota TNI, wujud pembinaan mental dan peranan mental sudah mewarnai jati dirinya, sejak perjuangan
merebut,
meneggakkan
dan
mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia yaitu sebagai Prajurit Pejuangan, Prajurit Rakyat dan Prajurit Nasional. Salah satu upaya agar jati diri TNI tersebut tetap terpelihara ialah melalui pembinaan mental secara sistimatis dan berlanjut diakukan terhadap istri sebagai seseorang yang berpengaruh dalam karier anggota TNI, dan bagi anggota persit
pembinaan
mental
dilakukan
dalam
mewujudkan
keharmonisan di dalam rumah tangga dan dapat mendukung tugastugas suami sebagai prajurit. Dengan di dasari kepentingan di atas, maka Yonkav 7 melakukan pembinaan mental rohani terhadap istri prajurit (Persit) yang
di daya gunakan untuk membentuk, memelihara dan
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai agamanya masing-masing, dan sekaligus kesadaran akan harkat dan martabat manusia dalam kerangka falsafah Pancasila umumnya.
6
6
Wawancara dengan Bapak Kolonel Infanteri 1 Gusti Putu Danny Nugraha Karya, Asintel, Cijantung, 14 April 2015
49
E. Sarana dan prasarana Adapun sarana dan prasarana Yonkav 7 1.
Ruangan a. Ruang kantor b. Ruang aula c. Ruang perpustakaan d. Gedung Serbaguna Persit e. Asrama / Komplek / untuk anggota yang sudah berumah tangga f. Gedung Barak /Mess untuk Anggota belum menikah g. Pos jaga/keamanan
2.
Fasilitas a. Meja dan kursi b. Gudang Senjata c. Computer, mesin tik, mesin penghancur kertas, mesin foto copy, TV d. Peta e. Kamar mandi f. Kamera digital, kompas, teropong g. Pesawat telepon h. Ruang Komandan i. Kantin j. Gedung serbaguna Mawas pragosa k. Lapangan Olahraga l. Sepeda motor
50
m. Sound sistem n. Mobil dinas o. Garasi Mobil Panser p. Lapangan Tembak q. Lapangan latihan lumpur hidup r. Ladang sayur mayur
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA 1.
Pelaksanaan Pembinaan Mental Agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana Pembina mental agama Islam pada Persit Kartika Chandra Kirana di Lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur memegang peranan penting dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah. Pembina mental agama Islam di Yonkav 7 berjumlah dua orang yaitu: Bapak Inf Yudianto Putra Jaya dan Bapak Bobby Rinal Makmum. Dalam memberikan
pembinaan mental agama Islam pada Persit di Yonkav 7 mereka memiliki jadwal bimbingan yang berbeda. Jadwal bimbingan Bapak Inf Yudianto Putra Jaya di laksanakan pada hari Sabtu mulai pukul 15.30-16.30 WIB di
Ruangan Mesjid, disinilah para persit mendapatkan materi pembinaan sekaligus materi pendidikan agama islam. Kegiatan ini dihadiri seluruh pengurus dan anggota persit. Sebagaimana yang Bapak Inf Yudianto Putra Jaya kemukakan dalam wawancara:
“Saya memberikan pembinaan mental kepada Persit di Yonkav 7 dan di hadiri seluruh pengurus persit juga yang dilaksanakan setiap seminggu pada hari Sabtu setelah shalat ashar sampai menjelang waktu magrib diruangan mesjid. Untuk materi saya memilih seperti isi dalam kegiatan pembinaan mental keagamaan Islam, tentunya yang berbasis dengan fiqih seperti tata cara shalat, perawatan jenazah, puasa, zakat, dan haji. Menyesuaikan momen tertentu. Karena menurut saya materi di atas sangat penting guna mengatur keseharian dan bekal untuk seorang istri yang dimana suatu saat dia sendiri yang harus mengambil keputusan didalam kehidupan sehari hari, sehingga terciptanya sebuah keteraturan dalam hidup guna mendekati kehidupan rumah tangga yang sakinah.”1 1
Wawancara pribadi dengan Bapak Inf Yudianto Putra Jaya , Pembina Mental Agama, YONKAV 7, 3 Agustus 2015.
51
52
Sedangkan tempat dan jadwal pembinaan mental agama Islam oleh Bapak Bobby Rinal Makmum, dilaksanakan pada hari sabtu pukul 08.00-
11.00 WIB. Sebagaimana yang diungkapkan beliau dalam pernyataan berikut: “Kalau saya memberikan pembinaan mental agama Islam di ruang serbaguna Persit, Satu minggu sekali setiap hari Minggu pagi pukul 08.00-11.00. Ketika isi pembinaan mental keagamaan Islam di sini, saya mengisi tentang yang berkaitan dengan agama. Seperti fiqih Islam, ahkhlak, shalat, waris, nikah, merawat jenazah, hadits-hadits, membaca Al-Qur’an dan kerukunan hidup beragama tetapi saya lebih fokus terhadap Al qur’an dan hadist untuk membekali para persit agar terciptanya kerukunan hidup beragama. Saya juga wajib mendampingi Danyon Gurug Prabowo dalam memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap seluruh anggota persit. Setelah mendampingi Danyon saya menindak lanjuti buku laporan kasus yang saya dapatkan dari pengurus persit setiap minggunya.”2 Dari hasil wawancara di atas bahwa pelaksanaan pembinaan mental agama Islam Bapak Inf Yudianto Putra Jaya bertempat di Ruangan Mesjid. Pembinaan mental diberikan kepada Persit setiap hari Sabtusetelah shalat ashar sampai menjelang waktu magrib. Untuk materi Bapak Inf Yudianto Putra Jaya memilih seperti isi dalam kegiatan pembinaan mental keagamaan
Islam, tentunya yang berbasis dengan fiqih seperti tata cara shalat, perawatan jenazah, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan pelaksanaan pembinaan mental agama Islam Bapak Bobby Rinal Makmum, di laksanakan di ruangan serbaguna Persit pada hari minggu pukul 08.00-11.00 WIB. Ketika isi pembinaan mental keagamaan Islam di sini, mengisi tentang yang berkaitan dengan agama. Seperti fiqih Islam, ahkhlak, shalat, waris,
2
Wawancara pribadi dengan Bapak Bobby Rinal Makmum , Pembina Mental Agama, YONKAV 7, 4 Agustus 2015.
53
nikah, merawat jenazah, hadits-hadits, menbaca Al-Qur’an dan kerukunan hidup beragama. Maka dapat disimpulkan isi pembinaan mental keagamaan Islam yang ada di Yonkav 7 antara lain: materi fiqih seperti tata cara slalat, perawatan jenazah, puasa, zakat, haji, akhlak, waris, nikah, hadits-hadits, membaca Al-Qur’an dan kerukunan hidup beragama. Tentunya yang berhubungan dengan rukun Islam. Dan intinya agar bisa membagun keimanan dan ketaqwaan Persit kepada Allah SWT. Menurut HR Arifin Pembinaan hampir sama juga dengan bimbingan dan penyuluhan. Bimbingan secara harfiah dapat diartikan sebagai memajukan, memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya dimasa kini dan masa mendatang.3 Dan juga dapat disebut sebagai suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. 4 Sedangkan penyuluhan mengandung arti menerangi, menasehati atau memberi kejelasan kepada orang lain, memahami atau mengerti tentang hal yang di alaminya.5 Jadi menurut penulis bahwa pengertian pembinaan hampir sama dengan pengertian bimbingan dan penyuluhan yang sama-sama berusaha membentuk manusia untuk menjadi yang lebih baik dan dapat beradaptasi
3
HM. Arifin, pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, Cet. Ke-4, h. 18. 4 Abu Ahmad, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Semarang: Toha Putra, 1997, h. 8. 5 HM. Arifin, pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, Cet. Ke-4, h. 18.
54
dengan baik-baik terhadap lingkungannya, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya dengan tepat, benar dan berjalan dengan lancar. Pembina mental agama di Yonkav 7 Pragosa Satya memberikan bantuan kepada Persit yang dilakukan secara berskala, bertujuan agar Persitpersit tersebut dapat mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Pelaksanaan Pembinaan Mental Agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana Dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur Sebagaimana yang diungkapkan oleh para persit yang saya wawancarai. Dari seluruh anggota persit penulis mempunyai kriteria dalam menggali informasi seperti memilih persit yang tidak berkegiatan diluar rumah, mengikuti seluruh kegiatan persit dan berkunjung ke rumah 3 orang persit. Sebgai berikut hasil wawancara dari Persit 1: “Pembina mental agama Islam yang ada di sini menjelaskan kepada Persit tentang fiqih seperti shalat, kedudukan shalat, pengaruh shalat dalam kehidupan individu dan sosial, keutamaan shalat berjamaah, urgensi shalat dll. Selanjutnya zakat, macam-macam zakat seperti cara menghitung zakat fitrah dan zakat mal. Puasa : menjelaskan puasa wajib, puasa sunah. Ahklak: menjelaskan bagaimana cara menghormati antar umat beragama, akhlak muslim di tengah keluarga, masyarakat dan Negara. Serta isi dari pembinaan mengikuti moment-moment tertentu. Seperti pengajian Isro Mi’raj, maulid Nabi Muhammad SAW, adapun jam arahan komandan selalu di isi dengan motivasi motivasi untuk kami sebagai istri prajurit yang memegang teguh Agama, kesetiaan dan kepercayaan serta dukungan positif untuk suami ketika hendak bertugas.’’6
6
Wawancara pribadi dengan persit Iis Maisaroh , Persatuan isrti prajurit (Persit), YONKAV 7, 6 Agustus 2015.
55
Hal ini juga dapat diperkuat dengan hasil wawancara penulis bersama salah seorang Persit 2: “Pembina mental agama memberikan pertama pelajaran Al Qur’an yang di tujukan untuk melatih penyempurnaan bacaan Al-Qur’an di lanjutkan dengan pemahaman dan aplikasi ajaran dalam kehidupan sehari-hari, karena pelajaran Al-Qur’an merupakan sarana utama dalam mewujudkan tujuan. Kedua pelajaran hadist di tujukan agar umat Islam meneladani Rosul SAW, dalam beribadah, bermuamalah dll. Ketiga Pelajaran Tauhid yang mana Tujuan mempelajari tauhid disini adalah untuk menambah keimanan Persit dalam ketaatan kepada Allah, menambah ayat-ayat al Qur‟an dan perenungan ayatayat Allah. Seperti pemahaman rukun iman sehingga perilaku umat Islam dapat bersumber dengan konsep-konsep keimanan. Keempat Pelajaran Fiqih Memperkenalkan perilaku Islami, baik secara individu maupun secara sosial yang bersumber dari Al qur‟an dan sunnah meliputi: cara beribadah, berperilaku dan bermasyarakat. Kelima Pelajaran Budaya Islam Pelajaran ini dititikberatkan pada pengaruh budaya Barat terhadap budaya Islam.hal ini di tujukan untuk menanamkan akidah Islam agar tidak terpengaruh dengan budaya barat.” Hal ini juga dapat dilengkapi
dengan hasil wawancara penulis
bersama salah seorang Persit 3: “saya salah satu istri yang pernah merasakan ditinggal dinas perdamaian ke Lebanon. Dimana dinas perdamaian ini berkisar 2 tahun tidak dapat berjumpa maupun berkomunikasi melalui alat telekomunikasi apapun. Disaat itulah saya merasakan manfaatnya meleburkan diri kepada setiap kegiatan pembinaan mental. Wawasan Agama saya bertambah, dan sikap mandiri mengikuti dengan sendirinya. Suamipun merasakan kemandirian saya sepulang dari dinas. Contoh kecil seperti saya sudah tidak bertanya atau mengeluhkan lagi kegiatan suami diluar rumah, karena pengetahuan kegiatan dinas suami saya dapatkan di pembinaan mental di jam arahan danyon, rasa pengertian terhadap suamipun muncul seiring berjalannya waktu, jauh berbeda rasa pengertian saya pada saat awal berumah tangga. Saya lebih mampu mengendalikan tingkah laku serta sikap sesuai pemngetahuan agama yang saya dapatkan di kegiatan pembinaan mental agama islam setiap minggunya.” Hal ini juga dapat dilengkapi bersama salah seorang Persit 4:
dengan hasil wawancara penulis
56
“Saya salah satu persit yang berkegiatan diluar rumah pada awalnya. Alasan saya untuk bekerja dan berkegiatan diluar batalyon hanya untuk mengisi waktu. Dan saya mengikuti kegiatan pembinaan mental persit hanya di waktu yang penting-penting saja. Seperti pembinaan jam arahan komandan atau ada kegiatan pada saat ultah TNI / Persit. Usia ke 3 Tahuna rumah tangga saya mulai goyah, minim nya rasa percaya saya terhadap suami begitupun suami terhadap saya, itu salah satu faktor pemicu kami selalu bertengkar. Suatu kegitka saya menghadap berkonssultasi langsung kepada bintal batalyon, saya diberi pendekatan langsung oleh ketua ibu persit ibu mytha sendiri. Setelah mengikuti beberapa kegiatan mental rutin di setiap kegiatan, begitu banyaknya dunia militer yang belum saya pahami, terutama banyaknya jam dinas yang dihadapi oleh suami saya yang tidak saya ketahui serta,wajib Tugas TNI yang sama sekali menjauhkan rasa kepercayaan saya terhadap suami karena kurangnya rasa ingin tahu saya terhadap tugas Prajurit. Disaat itu saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan beraktifitas diluar kegiatan batalyon, untuk lebih menguatkan rasa kepercayaan saya dan rasa pengertian saya terhadap tugas Suami saya demi anak-anak saya dan demi keutuhan rumah tangga yang sakinah dan insha Allah mawaddah warrahmah,. Disetiap kegiatan saya merasa jauh lebih dekat dengan Allah, lebih banyak waktu beribadah sehingga saya merasa jauh lebih tenang dan sabar dalam menghadapi persoalan kehidupan.” Hal ini juga dapat diperkuat dan dilengkapi dengan hasil wawancara penulis bersama salah seorang Persit 5: “Betapa pentingnya untuk saya terutama sebagai anggota persit yang tidak mempunyai aktifitas lain selain mengurus ibu rumah tangga, dari sejauh ini saya mengikuti seluruh kegiatan pembinaan mental di batalyon ini dan hasilnya alhamdulillah saya merasakan perubahan sikap saya semakin lebih baik, dan lebih bisa mengontrol emosi, dan tingkah laku saya dalam menghadapi suami dan mendidik anak anak, serta menjadi kepala rumah tangga ketika suami hendak bertugas di daerah. Saya merasa hanya Agama lah sistem yang mengatur damai nya hati ini, kehidupan saya menjadi lebih teratur disamping kegiatan pembinaan mental yang saya ikuti, dan berdampak baik khususnya di keluarga kecil saya. Saya merasa tidak sendiri ketika saya membaurkan diri dalam setiap kegiatan.” Dari hasil observasi dan wawancara kepada informan 1 sampai 5 dan 3 orang bintal di atas bahwa pembinaan mental agama Islam pada Persatuan Istri Prajurit (Persit) kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur dinilai baik dan penting, hal ini dapat di lihat dari pembina mental agama dalam memberikan materi bimbingan kepada Persit di yonkav 7.
57
2.
Metode Pembinaan Mental Agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana Dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur. Metode adalah segala sesuatu
atau cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.7 Metode dalam suatu pembinaan mental agama Islam sangat diperlukan sekali agar materi yang disampaikan oleh pembina mental agama dapat dimengerti oleh Persit. Adapun metode yang digunakan oleh pembina mental agama dalam mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung yaitu sebagai berikut: a. Metode Ceramah Dalam menyampaikan informasi atau kegiatan keagamaan Islam, para pembina mental agama salah satunya menggunakan metode ceramah di pengajian harian juga mingguan, supaya para Persit lebih mudah untuk memahami isi dari ceramah tersebut. Kebanyakan Persit yang mengikuti kegiatan pembinaan mental keagamaan Islam di Yonkav, rata-rata menyukai metode ceramah. Karena ceramah lebih mengena ketika di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sepeti: ilmu fiqih yang diterapkan dalam beribadah sehari hari,Perayaan Hari Raya Agama, Peringatan Hari Besar Agama, Amanat Irup, Sambutansambutan, Jam Komandan, Arahan pagi/sore. b. Metode Diskusi 7
M. Lutfi, MA, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 120.
58
Metode diskusi ini dipakai untuk mempelajari sesuatu bahan atau menyampaikan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan perubahan tingkah laku dan pengertian dari Persit. Seperti: Briefing, Seminar, ice breaking, dll. c. Metode Tanya Jawab Selain metode ceramah dalam pembinaan mental keagamaan Islam digunakan juga metode tanya jawab. Hal ini dimaksudkan untuk memperhatikan dan mendalami materi pembinaan mental keagamaan Islam, para pembina mental agama mengisi suatu kegiatan Setiap seminggu sekali ada juga kegiatan rutin yaitu Jam Komandan yang berisi arahan pembinaan mental keagamaan Islam kepada Persit. Serta ada tanya jawab yang belum paham.8 d. Metode Konseling Metode konseling digunakan ketika Persit mendapatkan masalah dalam kehidupan dan perlu orang lain dalam penyelesaian masalah tersebut. Oleh karena itu Pembina Mental Agama memberikan konseling akan tetapi di lakukan secara khusus. Karena menyangkut kepribadian Persit yang dirahasiakan, seperti perkawinan, karir, dan masalah.
e. Metode Simulasi 8
Wawancara pribadi dengan Bapak Inf Yudianto Putra Jaya , Pembina Mental Agama, YONKAV 7, 10 Agustus 2015.
59
Metode ini dititik beratkan pada permainan atau perumpamaan dengan menerapkan aturan tertentu, sebagai dalam memilih cara memecahkan masalah yang terbaik, seperti ice breaking senam dan olah raga yang dilakukan setiap seminggu 1 kali di hari sabtu. f. Metode Pelatihan Metode ini dititik beratkan pada aspek-aspek tertentu dari individu agar lebih mendalami dan terampil dalam membawakan peran yang diharapkan. Metode ini yang paling efektif digunakan oleh komandan pada jam arahan komandan, karena beliau orang yang berpengaruh di lingkungan yonkav 7 pragosa Satya. g. Metode Bimbingan penyuluhan Metode ini menitik beratkan pada penyampaian penjelasan dan uraian tuntunan dari suatu materi atau masalah yang di sampaikan secara lisan da formal di sertai dengan contoh atau peraga. Metode ini digunakan di lingkungan yonkav 7 ketika di adakannya seminar rutin 3 bulan sekali yang melibatkan pembicara dari luar/ orang ahli seperti konselor dan motivator atau tokoh masyarakat yang berpengaruh. h. Wisata Rohani Metode ini menitik beratkan pada penyampaian sesuatu materi melalui bentuk kegiatan-kegiatan dengan mengunjungi obyek yang
60
memiliki nilai spiritual dan nilai juang.9seperti berkunjung ke taman pahlawan kalibata ketika hari pahlawan, berkunjung ke lubang buaya di ahri kemerdekaan, atau berkunjung ke museum keprajuritan di hari jadi persit. 3.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pembina Mental Agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana Dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur. a. Faktor Pendukung Setiap program kegiatan pasti akan mendapati faktor penghambat dan faktor pendukungnya. Begitu juga dengan kegiatan pembina mental agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana Dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur. Adapun faktor pendukung dari kegiatan ini diantaranya: 1. Fasilitas yang disediakan oleh pembinaan keagamaan mendukung keagamaan Persit. 2. Berbagai macam kegiatan keagamaan seperti ceramah keagamaan, sholat berjamaah, tadarus, jam Komandan. 3. Kepedulian pembina mental agama dan seluruh elemen masyarakat sekitar. 4. Setiap saat Persit mudah dikumpulkan untuk kegiatan.
9
Wawancara pribadi dengan Bapak Bobby Rinal Makmum , Pembina Mental Agama, YONKAV 7, 20 Agustus 2015.
61
5. Semangat, antusias dalam Persit melaksanakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keagamaan. 6. Bekal keagamaan Persit yang cukup diperoleh dari lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat yang agamis. 7. Rekan-rekan dari luar seperti tokoh masyarakat yang berpengaruh dalam meyelenggarakan kegiatan ketika di dalam lingkungan Yonkav 7 maupun bergabung dengan organisasi di luar. 10 b. Faktor penghambat Sedangkan faktor penghambat pembina mental agama Islam Pada Persit Kartika Chandra Kirana Dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur adalah: 1. Tidak ada jabatan secara khusus yang menangani Persit di yonkav 7, maka dari itu yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah tugas pokok staff administrasi. 2. Penyampaian pembinaan mental keagamaan masih di pengaruhi oleh siapa yang menyampaikannya. 3. SDM Persit yang berbeda-beda, ketika masuk di TNI AD sangat mempengaruhi tingkat kereligiusan dalam mengikuti pembinaan mental keagamaan Islam. 4. Keterbatasan pemahaman pembina mental agama terhadap pengetahuan agama pada masalah-masalah tertentu. 10
Wawancara pribadi dengan Bapak Bobby Rinal Makmum , Pembina Mental Agama, YONKAV 7, 21 Agustus 2015.
62
5. SDM dari pembina mental agama yang terkadang tidak dari profesinya, tidak ada jabatan khusus mengurusi kegiatam pembinaan mental di yonkav 7, dan segala sesuatu kegiatan tergantung kepada Komandan. 4.
Analisis Pembinaan Mental Agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (PERSIT) Kartika Chandra Kirana Dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Lingkungan TNI AD YONKAV 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur Dalam penelitian ini, pembina mental agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (PERSIT) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD YONKAV 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur adalah dengan memberikan materi fiqih seperti tata cara shalat, perawatan jenazah, puasa, zakat, haji, akhlak, waris, pernikahan, hadits-hadits, menbaca Al-Qur’an dan kerukunan hidup beragama. Adapun metode yang di gunakan para pembina mental agama Islam pada Persatuan Istri Prajurit (PERSIT) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD YONKAV 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur
yaitu dengan metode ceramah, diskusi,
tanya jawab, konseling, bermain peran, simulasi, pelatihan, bimbingan dan penyuluhan, serta wisata rohani. Adapun faktor pendukung dari kegiatan ini di antaranya: Fasilitas yang di sediakan oleh pembinaan keagamaan untuk mendukung keagamaan Persit, Berbagai macam kegiatan keagamaan seperti ceramah keagamaan, sholat berjamaah, tadarus, jam Komandan, Kepedulian pembina mental agama dan seluruh elemen masyarakat sekitar, Setiap saat Persit mudah
63
dikumpulkan untuk kegiatan keagamaan, Semangat, antusias dalam Persit melaksanakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keagamaan, Bekal keagamaan Persit yang cukup diperoleh dari lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat yang agamis, Rekan-rekan dari tokoh masyarakat yang berpengaruh dalam meyelenggarakan kegiatan ketika di dalam lingkungan Yonkav 7 maupun bergabung dengan organisasi di luar. Sedangkan faktor penghambat pembina mental agama Islam Pada Persit Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur adalah: Tidak ada jabatan secara khusus yang menangani pembinaan mental terhadap Persit yonkav 7, menjadi tugas staf administrasi, Penyampaian keagamaan Islam di pengaruhi sekali dengan siapa yang menyampaikan, SDM Persit yang berbeda-beda, ketika masuk di TNI AD sangat mempengaruhi tingkat kereligiusan dalam mengikuti pembinaan mental keagamaan Islam, Keterbatasan pemahaman pembina mental agama terhadap pengetahuan agama pada masalah-masalah tertentu, SDM dari pembina mental agama yang terkadang tidak dari profesinya, Seluruh kegiatan tergantung kepada Komandan.
BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur “Pembinaan Mental Agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Pembinaan Mental Agama Islam Pada Persatuan Istri Prajurit (Persit) Kartika Chandra Kirana Dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur: memberikan materi fiqih seperti tata cara shalat, perawatan jenazah, puasa, zakat, haji, akhlak, waris, nikah, hadits-hadits, menbaca Al-Qur’an dan kerukunan hidup beragama. Materi-materi di atas sangat penting dalam mengatur tingkah laku dan dalam pengendalian sikap para persit dikehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi problema kehidupan dilingkungan yonkav 7 Pragosa Satya yang berpotensi memicu kehidupan keluarga yang sakinah. 2. Adapun metode yang digunakan para pembina mental agama Islam pada Persatuan Istri Prajurit (PERSIT) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur yaitu dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, konseling, simulasi, pelatihan, bimbingan dan penyuluhan, wisata rohani yang dilakukan secara continuitas. 64
65
3. Faktor pendukung dan penghambat pembina mental agama Islam pada Persatuan Istri Prajurit (PERSIT) Kartika Chandra Kirana dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah di lingkungan TNI AD Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung Jakarta Timur a. Faktor pendukung 1. Fasilitas yang disediakan oleh pembinaan keagamaan untuk mendukung keagamaan Persit 2. Berbagai macam kegiatan keagamaan seperti ceramah keagamaan, sholat berjamaah (pengajian bulanan dan harian), kumpulan persit yang di isi seminar seminar baik keagamaan atau kegiatan khusus, dan jam Komandan. 3. Kepedulian pembina mental agama dan seluruh elemen masyarakat sekitar, Setiap saat Persit mudah dikumpulkan untuk kegiatan keagamaan, Semangat, antusias dalam Persit melaksanakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keagamaan 4. Bekal keagamaan Persit yang cukup diperoleh dari lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat yang agamis, Rekan-rekan dari luar BHBI, IPHI, PMII dalam meyelenggarakan kegiatan ketika di dalam lingkungan Yonkav 7 maupun bergabung dengan organisasi di luar. b. Faktor penghambat 1. Tidak ada jabatan secara khusus yang menangani Persit, menjadi tugas staf administrasi, adapun jabatan khusus di bintal keagamaan hanya untuk menangani permasalahan yang darurat, dan penguji
66
serta pembimbing ketika seorang prajurit akan membangun rumah tangga.(pembentukan mental perempuan sipil menjadi perempuan persit). 2. Penyampaian keagamaan Islam di pengaruhi sekali dengan siapa yang menyampaikan 3. SDM Persit yang berbeda-beda, ketika masuk di TNI AD sangat mempengaruhi tingkat religius dalam mengikuti pembinaan mental keagamaan Islam 4. Keterbatasan
pemahaman
pembina
mental
agama
terhadap
pengetahuan agama pada masalah-masalah tertentu 5. SDM dari pembina mental agama yang terkadang tidak dari profesinya, Seluruh kegiatan tergantung kepada Komandan.
Saran 1. Melihat besarnya pengaruh pelayanan pembinaan mental agama Islam terhadap Istri Prajurit (Persit) di lingkungan yonkav 7, penulis memberikan saran bahwa program tersebut sebaiknya dipertahankan serta dikembangkan bukan hanya kepada para istri prajurit tetapi terhadap para istri sipil sekalipun melalui salah satu wadah organisasi, serta di bantu dan di tangani oleh tenaga ahli pembinaan mental agar terciptanya keluarga sakinah khususnya di lingkungan yonkav 7 Pragosa Satya.
67
2. Para Persit umumnya memiliki ilmu pengetahuan agama yang berbeda-beda dan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap keluarga, khususnya dalam membina keluarga yang sakinah, namun tingkat kesadaran ini masih belum dibarengi dengan informasi yang baik. Untuk itu maka kegiatan pembinaan mental agama khususnya pembinaan mental agama Islam yang mayoritas anggota persit menganut agama Islam perlu dimaksimalkan dengan peran pendamping bintal yang cukup berpengaruh positif untuk mensosialisasikan ppragosa rogram-program pembinaan mental di lingkungan yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Semarang: Toha Putra,1997. Aisiyah, PP, Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah, Yogyakarta : Pp Aisiyah, 1989 Ali, Muhammad, Kamus Lengkap Bahasa Modern, Jakarta: Pustaka Amani, 1996. Membina Keluarga Sakinah, Jakarta: 1991. Amin, Suma, Muhammad, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2004. Arifin, HM, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Ruhaniah Manusia, Jakarta: Bulan Bintang, 1997, Cet. Ke-2, Arifin, HM. Pokok -pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, Cet. Ke-4, Asmuni, Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983. Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Propinsi DKI Jakarta 2005. Bakker, Anto, Metode-metode filsafat, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986. Chapin, Jp, Penerjemah: Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004, Cet. Ke-9 Daradjat, Zakiah Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 1990, Cet. Ke-4, Departemen Agama, 1984/1985, Jilid II, Cet Ke-2, Departemen Agama RI, Modul Pelatihan Motivator Keluarga Sakinah, Jakarta: Dirjen Bimas Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, 2005. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1996, Cet. Ke-2, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ilmu Fiqih, Jakarta. Faqih, Ainur, Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UI Press, 2001, Cet. Ke-2,
68
69
Fitri, Zulfa Zidniyah, Peranan BP4 Kemayoran Jakarta Pusat Terhadap Pembentukan Keluarga Sakinah, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Negeri Jakarta, 2010. Hasan, Basri, Keluarga Sakinah “Membina Keluarga Sakinah”, Jakarta: Pustaka Antara, 1996, cet Ke-4, Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, cet. Ke-1. Moleong, LexyJ. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998. M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , 2008. Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1985. Pengurus Pusat Kartika Chandra Kirana, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Jakarta : Puskop Jayakarta, 1993. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976. Poerwandari, Kristi E, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, Jakarta: LPSP3, 1998. Sangribuan, Masri dan Efendi, sofyan, metode penelitian survey, Jakarta : Rajawali press, Shihab, M. Quraish, Perempuan, Tangerang : Lentera Hati, 2005. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV Alfabeta, 2009, cet. 5, Sukardi, Dewa, Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2008, cet ke-2, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembang Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet. Ke-1,
ANGKET WAWANCARA Hari, Tanggal wawancara
: 15 Agustus 2016
Waktu
:15.30 s/d Selesai
Tempat Wawancara
:mesjid Asrama
Narasumber
: Bpk Inf Yudianto
Jabatan
: bintal Pusat
Pewawancara
: Thi thi Hardhiyanthi
PERTANYAAN 1. Apa saja materi bimbingan yang diberikan kepada para persit disini? Pengetahuan Agama seperti fiqih, hadist, Al qur’an serta kegiatan pembinaan yang mampu melatih kreatifitas para persit 2. Bagaimanakah penerapan metode bimbingan di kompi B ini? Diberi kegiatan dan di chek secara rutin siapa saja yang mengikuti kegiatan dengan yang tidak, setelah adanya pemantauan adanya tindakan khusus dari setiap permasalahan yang ada. 3. Bagaimanakah pengaturan alokasi kegiatan di batlyon ini ? Kegiatan pembinaan mental di sampaikan per kompi, begitupun ketika adanya penindak lanjutan atau konseling khusus terhadap suatu permaslahan, semua di periksa per kompi 4. Metode bimbingan apa saja yang digunakan untun membina para persit disini? Bimbingan langsung dan tidak langsung seperti bimbingan individual maupun kelompok disini digunakan 5. Sarana dan prasana apa saja yang dibutuhkan dalam proses bimbingan disini? Ruang serba guna, atau lapangan yang memadai untuk terlaksananya pembinaan baik kegiatan pembinaan menyeluruh atau per kompi 6. Kendala-kendala apa saja yang ditemui dalam proses bimbingan mental persit disini? Tidak adanya Struktur khusus Bintal di yonkav ini, semua berjalan sesuai intruksi dari bintal pusat yaitu di KODAM Jaya 7. Dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala tersebut?
Mengintruksikan orang orang yang berkemampuan untuk bertanggung jawab di setiap kegiatan pembinaan mental, sehingga mempermudah pekerja bintal pusat dalam menangani pembinaan maupun menangani kasus 8. Bagaimana tanggapan Para persit terhadap penerapan metode bimbingan pembinaan mental Agama Islam yang diterapkan? Selama ini saya rasa cukup baik 9. Bagaimana pendapat pembimbing tentang penerapan metode bimbingan dalam pembinaan mental Agama di yonkav 7? Dilanjutkan terus menerus demi terciptanya keluarga yang sakinah tdan melahirkan para istri prajurit yang mandiri, kuat, dan bijaksana.
Cijantung, 15 Agustus 2016 Bintal Agama Islam
Inf. Yudianto
ANGKET WAWANCARA Hari, Tanggal wawancara
: 04 Juli 2016
Waktu
:08.00 s/d Selesai
Tempat Wawancara
:Gedung serba Guna kav 7
Narasumber
: Lettu Bobby Rinal Makmum
Jabatan
: bintal Pusat
Pewawancara
: Thi thi Hardhiyanthi
PERTANYAAN 1. Apa saja materi bimbingan yang diberikan kepada para persit disini? Ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan dunia militer kebetulan saya bertugas disini untuk mengisi wawasan para persit terhadap dunia militer 2. Bagaimanakah penerapan metode bimbingan di kompi B ini? Saya lakukan bimbingan tidak langsung 3. Bagaimanakah pengaturan alokasi kegiatan di batlyon ini ? Saya informasikan terhadap pengurus persit dan mereka yang mengatur tempat saran dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan bintal saya 4. Metode bimbingan apa saja yang digunakan oleh bapak untuk membina para persit disini? Saya menggunakan metode kelompok seperti ceramah dan arahan 5. Sarana dan prasana apa saja yang dibutuhkan dalam proses bimbingan disini? Gedung serbaguna dan soundsystem 6. Kendala-kendala apa saja yang ditemui dalam proses bimbingan mental persit disini? Menyesuaikan waktu dengan jam Komandan 7. Dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala tersebut? Mencari informasi terlebih dahulu kegiatan komandan 8. Bagaimana tanggapan Para persit terhadap penerapan metode bimbingan pembinaan mental Agama Islam yang diterapkan? Sangat antusias dan cukup mendapat respon yang baik 9. Bagaimana pendapat pembimbing tentang penerapan metode bimbingan dalam pembinaan mental Agama disini?
Wajib dikembangkan dan dipertahankan, terutama penyampaian ilmu agama yang mampu menjadi tombak sebuah keluarga yang sakinah, dan dikeluarga yang sakinahlah tercipta seorang Prajurit sejati yang bertanggung jawab.
Cijantung, 04 Juli 2016 Bintal Agama Islam
Lettu Bobby Rinal Makmum
ANGKET WAWANCARA Hari, Tanggal wawancara
: 04 Juli 2016
Waktu
: 11.00 s/d Selesai
Tempat Wawancara
: Gedung serbaguna Kav 7
Narasumber
: Persit Iis (Persit 1)
Jabatan
: Persit dari Praka Eko Susanto
Pewawancara
: Thi thi Hardhiyanthi
1. Apakah ibu rutin mengikuti bimbingan mental Agama islam disini ? Rutin 2. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan bimbingan mental agama disini? 12 Tahun 3. Mengapa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembinaan mental agama disini? Disarankan kemudian mengikuti dengan penuh kesadaran 4. Apakah tujuan ibu mengikuti bimbingan mental disini ? Untuk mengisi kegiatan serta menambah wawasan 5. Bagaimana cara bimbingan yang diberikan oleh pembimbing disini ? Baik, mampu diikuti dan dimengerti 6. Apakah menurut ibu cara tersebut sudah efektif untuk membangun keluarga sakinah? Sudah efektif 7. Apakah manfaat yang ibu rasakan setelah mengikuti bimbingan mental agama islam disini? Menjadi lebih baik dan meningkatkan kesadaran diri terhadap ilmu agama salah satunya yang mendukung terwujudnya rumah tangga yang harmonis
ANGKET WAWANCARA Hari, Tanggal wawancara
: 04 Juli 2016
Waktu
: 11.00 s/d Selesai
Tempat Wawancara
: Gedung serbaguna Kav 7
Narasumber
: Persit Shinta (Persit 2)
Jabatan
: Persit dari Pratu Sugiyanto
Pewawancara
: Thi thi Hardhiyanthi
1. Apakah ibu rutin mengikuti bimbingan mental Agama islam disini ? Rutin 2. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan bimbingan mental agama disini? 10 Tahun semenjak berhenti bekerja di perusahaan swasta 3. Mengapa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembinaan mental agama disini ? Disarankan oleh ibu ketua persit, 4. Apakah tujuan ibu mengikuti bimbingan mental disini ? Untuk mencari wawasan Agama dan juga wawasan dunia militer yaitu dunia kerja suami saya sebagai Prajurit 5. Bagaimana cara bimbingan yang diberikan oleh pembimbing disini ? Lebih banyaknya kegiatan sehingga tidak merasa diceramahi, atau diberi nasihat terutama dalam hidup ebrumah tangga 6. Apakah menurut ibu cara tersebut sudah efektif untuk membangun keluarga sakinah?Cukup Efektif 7. Apakah manfaat yang ibu rasakan setelah mengikuti bimbingan mental agama islam disini? Lebih mandiri, lebih melatih kesabaran, pengendalian tingkah laku serta mampu menhadapi masalah di dalam rumah tangga sesuan ajaran Agama Islam yang saya yakini
ANGKET WAWANCARA Hari, Tanggal wawancara
: 04 Juli 2016
Waktu
: 11.00 s/d Selesai
Tempat Wawancara
: Gedung serbaguna Kav 7
Narasumber
: Persit Hikamyanti (Persit 3)
Jabatan
: Persit dari sertu H. Aseng
Pewawancara
: Thi thi Hardhiyanthi
1. Apakah ibu rutin mengikuti bimbingan mental Agama islam disini ? Rutin 2. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan bimbingan mental agama disini? 7 Tahun 3. Mengapa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembinaan mental agama disini ? Disarankan untuk mengikuti rutin 4. Apakah tujuan ibu mengikuti bimbingan mental disini ? Untuk mencari wawasan ilmu agama maupun ilmu keseharian lainnya 5. Bagaimana cara bimbingan yang diberikan oleh pembimbing disini ? Praktis, menyenangkan dan mudah dimengerti 6. Apakah menurut ibu cara tersebut sudah efektif untuk membangun keluarga sakinah? Sangat efektif terutama bagi para istri prajurit yang baru membina rumah tangga 7. Apakah manfaat yang ibu rasakan setelah mengikuti bimbingan mental agama islam disini? Banyak sekali salah satunya ilmu agama saya menjadi bertambah
ANGKET WAWANCARA Hari, Tanggal wawancara
: 30 September 2016
Waktu
: 11.00 s/d Selesai
Tempat Wawancara
: Gedung serbaguna Kav 7
Narasumber
: Persit Yuni (Persit 5)
Jabatan
: Persit dari Serda Kavad
Pewawancara
: Thi thi Hardhiyanthi
1. Apakah ibu rutin mengikuti bimbingan mental Agama islam disini ? Cukup rutin 2. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan bimbingan mental agama disini? 15 Tahun dari awal menikah 3. Mengapa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembinaan mental agama disini ? Diwajibkan mengikuti kegiatan, selanjutnya kebutuhan 4. Apakah tujuan ibu mengikuti bimbingan mental disini ? Tempat curhat, tempat berbagi, serta tempat mencari solusi dari setiap permasalahan 5. Bagaimana cara bimbingan yang diberikan oleh pembimbing disini ? Praktek di kegiatan langsung contohnya seperti akegiatan ice breaking, seminarseminar, berwisata rohani, serta berkonsultasi khusus 6. Apakah menurut ibu cara tersebut sudah efektif untuk membangun keluarga sakinah? Bagi saya sangat membantu dalam keluarga untuk mewujudkan keluarga yang bahagia, jika keluarga sudah harmonis sudah pasti urusan pekerjaan suami sebagai prajurit menjadi sedikit ringan 7. Apakah manfaat yang ibu rasakan setelah mengikuti bimbingan mental agama islam disini? Sangat banyak terutama untuk wawasan agama saya yang minim
ANGKET WAWANCARA Hari, Tanggal wawancara
: 30 September 2016
Waktu
: 11.00 s/d Selesai
Tempat Wawancara
: Gedung serbaguna Kav 7
Narasumber
: Persit Nurjamah (Persit 4)
Jabatan
: Persit dari Serma Lalu teguh surya
Pewawancara
: Thi thi Hardhiyanthi
1. Apakah ibu rutin mengikuti bimbingan mental Agama islam disini ? Rutin 2. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan bimbingan mental agama disini? 10 tahun sejak awal pernikahan 3. Mengapa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembinaan mental agama disini ? Rasa ingin tahu saya yang tinggi terhadap dunia militer dan ilmu agama 4. Apakah tujuan ibu mengikuti bimbingan mental disini ? Ingin melatih diri menjadi yang paling sabar dan siap menghadapi permasalahan hidup terutama dalam urusan rumah tangga 5. Bagaimana cara bimbingan yang diberikan oleh pembimbing disini ? Tersusun dan terprogram sehingga mudah diikuti dan dimengerti oleh saya 6. Apakah menurut ibu cara tersebut sudah efektif untuk membangun keluarga sakinah? Sudah efektif, karena setiap mengikuti pembinaan pengendalian sikap kita semakin terlatih 7. Apakah manfaat yang ibu rasakan setelah mengikuti bimbingan mental agama islam disini? Saya merasakan manfaatnya dikehidupan sehari-hari saya, saya menjadi lebih mandiri dan sabar.
BAGAN 1 STRUKTUR KEPENGURUSAN PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA CABANG YONKAV 7 JAKARTA PUSAT 2015 Kepala Persit
Persit Mytha, SE
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
1.Persit Cantika 2. Persit Rahayu Indriani
Sekretaris
Bendahara
Persit Shinta Romagianto S.kom 1. Persit Rahayu Indriani 2. Persit Selviana
Ketua HUMAS 1.Persit Ghita S.sos 2. Persit Denis S.pd 3.Persit Ayu 4.Persit Riani
Daftar Hadir Kegiatan Seluruh Pengurus Dan Anggota Persit Juli Dan Agustus Setiap Senin- Jumat Pukul 15.30-16.30 No
Pengurus/Anggota
1.
Persit Mytha, SE
2. 3. 4. 5. 6.
Persit Cantika Persit Rahayu Indriani Persit Rahayu Indriani Persit Selviana Persit Shinta Romagianto S.kom Persit Ghita S.sos Persit Denis S.pd Persit Ayu Persit Riani Persit Nurjannah Persit Lestari Persit Renita Persit Tinstia Persit Rafi Persit Zikria Persit Alldela Persit Rayastya Persit Ellia Persit Lolandia Persit Killan
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Tgl 4
Tgl 11
Juli Tgl 18
Tgl 25
Tgl 1
Tgl 8
Agustus Tgl 15
Tgl 22
-
Daftar Hadir Kegiatan Wajib Seluruh Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Sabtu, 4 Juli 2015 Pukul 08.00-11.00 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.
Nama Persit Persit Ratna Persit Altasya Persit Nurjannah Persit Lestari Persit Renita Persit Tinstia Persit Ellia Persit Lolandia Persit Killan Persit Tings Persit Sintia Persit Ella Persit Ona Persit Zikra Persit Silvia Persit Riska Persit Umay Persit Nunung Persit Yanti Persit Nur Persit Nini Persit Rahmi Persit Icha Persit Elli Persit Nova Persit Ria Persit Tika Persit Anggi Persit Pel Persit Yeni Persit Lulu Persit Dhea Persit Yuni Persit Bella Persit Lita Persit Ida Persit Dini Persit Dina Persit Desti
Umur 45 50 56 44 46 46 35 36 38 38 33 34 38 36 35 35 34 34 34 35 25 23 34 34 54 46 36 35 32 33 37 35 34 49 45 47 44 34 40
Daftar Hadir Kegiatan Wajib Seluruh Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Sabtu, 11 Juli 2015 Pukul 08.00-11.00 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Nama Persit Persit Hikamyanti Persit Kurniawati Persit Mellynda Persit Anggriana Persit Ratna Persit Altasya Persit Nurjannah Persit Lestari Persit Renita Persit Tinstia Persit Ellia Persit Lolandia Persit Killan Persit Tings Persit Sintia Persit Ella Persit Ona Persit Zikra Persit Silvia Persit Riska Persit Umay Persit Nunung Persit Nur Persit Nini Persit Rahmi Persit Icha Persit Anggi Persit Pel Persit Yeni Persit Lulu Persit Dhea Persit Yuni Persit Bella Persit Lita Persit Desti
Umur 40 45 47 34 45 50 56 44 46 46 35 36 38 38 33 34 38 36 35 35 34 34 35 25 23 34 35 32 33 37 35 34 49 45 40
Daftar Hadir Kegiatan Wajib Seluruh Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Sabtu, 18 Juli 2015 Pukul 08.00-11.00 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
Nama Persit Persit Hikamyanti Persit Kurniawati Persit Mellynda Persit Anggriana Persit Ratna Persit Altasya Persit Nurjannah Persit Lestari Persit Renita Persit Tinstia Persit Ellia Persit Lolandia Persit Killan Persit Tings Persit Sintia Persit Ella Persit Ona Persit Zikra Persit Silvia Persit Riska Persit Umay Persit Nunung Persit Yanti Persit Nur Persit Nini Persit Rahmi Persit Icha Persit Anggi Persit Pel Persit Yeni Persit Lulu Persit Dhea Persit Yuni Persit Bella Persit Lita Persit Desti
Umur 40 45 47 34 45 50 56 44 46 46 35 36 38 38 33 34 38 36 35 35 34 34 34 35 25 23 34 35 32 33 37 35 34 49 45 40
Daftar Hadir Kegiatan Wajib Seluruh Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Sabtu, 25 Juli 2015 Pukul 08.00-11.00 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Nama Persit Persit Kurniawati Persit Mellynda Persit Anggriana Persit Ratna Persit Altasya Persit Nurjannah Persit Lestari Persit Renita Persit Tinstia Persit Ellia Persit Lolandia Persit Killan Persit Tings Persit Sintia Persit Ella Persit Ona Persit Zikra Persit Silvia Persit Riska Persit Umay Persit Nunung Persit Yanti Persit Nur Persit Nini Persit Rahmi Persit Icha Persit Anggi Persit Pel Persit Yeni Persit Lulu Persit Dhea Persit Yuni Persit Bella Persit Lita Persit Desti
Umur 45 47 34 45 50 56 44 46 46 35 36 38 38 33 34 38 36 35 35 34 34 34 35 25 23 34 35 32 33 37 35 34 49 45 40
Daftar Hadir Kegiatan Wajib Seluruh Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Sabtu, 8 Agustus 2015 Pukul 08.00-11.00 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Nama Persit Persit Altasya Persit Nurjannah Persit Lestari Persit Renita Persit Tinstia Persit Ellia Persit Lolandia Persit Killan Persit Tings Persit Sintia Persit Ella Persit Ona Persit Zikra Persit Silvia Persit Riska Persit Umay Persit Nunung Persit Yanti Persit Nur Persit Nini Persit Rahmi Persit Icha Persit Elli Persit Nova Persit Ria Persit Tika Persit Anggi Persit Pel Persit Yeni Persit Lulu Persit Dhea Persit Yuni Persit Bella Persit Lita Persit Ida Persit Dini Persit Dina Persit Desti
Umur 50 56 44 46 46 35 36 38 38 33 34 38 36 35 35 34 34 34 35 25 23 34 34 54 46 36 35 32 33 37 35 34 49 45 47 44 34 40
Daftar Hadir Kegiatan Wajib Seluruh Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Sabtu, 8 Agustus 2015 Pukul 08.00-11.00 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.
Nama Persit Persit Ratna Persit Altasya Persit Nurjannah Persit Lestari Persit Renita Persit Tinstia Persit Ellia Persit Lolandia Persit Killan Persit Tings Persit Sintia Persit Ella Persit Ona Persit Zikra Persit Silvia Persit Riska Persit Umay Persit Nunung Persit Yanti Persit Nur Persit Nini Persit Rahmi Persit Icha Persit Elli Persit Nova Persit Ria Persit Tika Persit Anggi Persit Pel Persit Yeni Persit Lulu Persit Dhea Persit Yuni Persit Bella Persit Lita Persit Ida Persit Dini Persit Dina Persit Desti
Umur 45 50 56 44 46 46 35 36 38 38 33 34 38 36 35 35 34 34 34 35 25 23 34 34 54 46 36 35 32 33 37 35 34 49 45 47 44 34 40
Daftar Hadir Kegiatan Wajib Seluruh Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Sabtu, 15 Agustus 2015 Pukul 08.00-11.00 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
Nama Persit Persit Altasya Persit Nurjannah Persit Lestari Persit Renita Persit Tinstia Persit Ellia Persit Lolandia Persit Killan Persit Tings Persit Sintia Persit Ella Persit Ona Persit Zikra Persit Silvia Persit Riska Persit Umay Persit Nunung Persit Yanti Persit Nur Persit Nini Persit Rahmi Persit Icha Persit Elli Persit Nova Persit Ria Persit Tika Persit Anggi Persit Pel Persit Yeni Persit Lulu Persit Dhea Persit Yuni Persit Bella Persit Lita Persit Ida Persit Dini
Umur 50 56 44 46 46 35 36 38 38 33 34 38 36 35 35 34 34 34 35 25 23 34 34 54 46 36 35 32 33 37 35 34 49 45 47 44
Daftar Hadir Kegiatan Wajib Seluruh Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Sabtu, 22 Agusus 2015 Pukul 08.00-11.00 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Nama Persit Persit Altasya Persit Nurjannah Persit Lestari Persit Renita Persit Tinstia Persit Ellia Persit Lolandia Persit Killan Persit Tings Persit Sintia Persit Ella Persit Ona Persit Zikra Persit Silvia Persit Riska Persit Umay Persit Nunung Persit Yanti Persit Nur Persit Nini Persit Rahmi Persit Icha Persit Elli Persit Nova Persit Ria Persit Tika Persit Anggi Persit Pel Persit Yeni Persit Lulu Persit Dhea Persit Yuni Persit Bella Persit Lita Persit Ida Persit Dini Persit Dina Persit Desti
Umur 50 56 44 46 46 35 36 38 38 33 34 38 36 35 35 34 34 34 35 25 23 34 34 54 46 36 35 32 33 37 35 34 49 45 47 44 34 40
Daftar Hadir Kegiatan Wajib Seluruh Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Sabtu, 29 Agustus 2015 Pukul 08.00-11.00 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.
Nama Persit Persit Altasya Persit Nurjannah Persit Hikamyanti Persit Lestari Persit Renita Persit Tinstia Persit Ellia Persit Lolandia Persit Killan Persit Tings Persit Sintia Persit Ella Persit Ona Persit Zikra Persit Silvia Persit Riska Persit Umay Persit Nunung Persit Yanti Persit Nur Persit Nini Persit Rahmi Persit Icha Persit Elli Persit Nova Persit Ria Persit Tika Persit Anggi Persit Pel Persit Yeni Persit Lulu Persit Dhea Persit Yuni Persit Bella Persit Lita Persit Ida Persit Dini Persit Dina Persit Desti
Umur 50 56 40 44 46 46 35 36 38 38 33 34 38 36 35 35 34 34 34 35 25 23 34 34 54 46 36 35 32 33 37 35 34 49 45 47 44 34 40
Daftar Persit Kartika Chandra Kirana Kompi B No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Nama Persit Persit Hikamyanti Persit Kurniawati Persit Mellynda Persit Anggriana Persit Ratna Persit Altasya Persit Nurjannah Persit Lestari Persit Renita Persit Tinstia Persit Rafi Persit Zikria Persit Alldela Persit Rayastya Persit Ellia Persit Lolandia Persit Killan Persit Tings Persit Lonvia Persit Sakriani Persit Nadia Persit Sintia Persit Ella Persit Ona Persit Zikra Persit Silvia Persit Riska Persit Umay Persit Nunung Persit Yanti Persit Nur Persit Nini Persit Rahmi Persit Icha Persit Elli Persit Nova Persit Ria Persit Tika Persit Anggi Persit Pel Persit Yeni Persit Lulu Persit Dhea Persit Yuni Persit Bella Persit Lita
Umur 40 45 47 34 45 50 56 44 46 46 38 39 37 41 35 36 38 38 34 38 32 33 34 38 36 35 35 34 34 34 35 25 23 34 34 54 46 36 35 32 33 37 35 34 49 45
47 48 49 50
Persit Ida Persit Dini Persit Dina Persit Desti
47 44 34 40
Kegiatan pengajian Mingguan Persit Kartika Chandra Kirana Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung
Kegiatan Pembinaaan mental bersama Danyon Kav 7 Pragosa satya Cijantung
Kegiatan Pembinaan Mental Di Aula Persit
Salah satu kegiatan Wiasata rohani Persit Yonkav 7 Pragosa Satya Cijantung ke makam pahlawan kalibata