perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA PESERTA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA 2010 DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SKRIPSI Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi
Oleh Fadhilah G 0106045
Pembimbing : 1. Dra. Salmah Lilik, M. Si. 2. Nugraha Arif Karyanta, S.Psi.
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha 2010 di Universitas Sebelas Maret.
Nama Peneliti
: FADHILAH
NIM/Semester
: G0106045
Tahun
: 2010
Telah disetujui untuk dipresentasikan dihadapan Pembimbing dan Penguji Skripsi Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada: Hari
: ……………………………..
Tanggal : ……………………………...
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Salmah Lilik, M.Si.
Koordinator Skripsi Nugraha Arif Karyanta, S.Psi.
NIP 19490415 198101 2 001
NIP 19760323 200501 1 002
HALAMAN PENGESAHAN commit to user Rin Widya Agustin, M.Psi. ii NIP 19760817 200501 2 002
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha 2010 di Universitas Sebelas Maret
Fadhilah, G 0106045, Tahun 2010
Telah diuji dan disahkan oleh Pembimbing dan Penguji Skripsi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada: Hari
:..................................
Tanggal
:..................................
1. Pembimbing I
(
)
(
)
(
)
(
)
Dra. Salmah Lilik, M.Si. 2. Pembimbing II Nugraha Arif Karyanta, S.Psi. 3. Penguji I Dra. Machmuroch, MS. 4. Penguji II Tri Rejeki Andayani, S.Psi, M.Si.
Surakarta,
Ketua Program Studi Psikologi,
Koordinator Skripsi,
Drs. Hardjono, M.Si. Rin Widya Agustin, M.Psi. NIP 195901191989031002 commit to user NIP 197608172005012002
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal- hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.
Surakarta,
Januari 2011
Fadhilah
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs. Ar-Ra’d:11)
Kenyataan hari ini adalah hasil dari impian kemarin, kenyataan esok hari ditentukan oleh impian hari ini. (penulis)
Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kita. (Andrea Hirata)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini didedikasikan kepada: Setiap insan yang mewarnai perjalanan kehidupan ini, mereka yang dicintai, dibanggakan, dihormati, disayangi, dan mereka yang menuntunku menggapai cita dan cinta.
Karya ini penulis persembahkan: 1. Ibu
dan
Ayah
untuk
keikhlasannya,
ketabahannya, kasih sayangnya dan lantunan doa yang memperkuat diri ku dalam melangkah. 2. Adik ku tercinta, Muh. Syaiful Ar Rosyid & F. khoirunnisa smoga tergapai cita dan harapannya. 3. Kakak ku tersayang, S N Fathonah & Aris B atas petuah, pelajaran, dan pengalamannya sangatlah bermanfaat bagi ku. 4. Sohib ku, Alm. Nur Fatimah atas persahabatan kita, waktunya, motivasinya, inspirator bagi ku. 5. Seluruh guru yang aku banggakan, dan almamater ku tercinta
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji hanya bagi Allah SWT, Dzat yang memberi rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya di jagad raya ini. Salam dan Shalawat senantiasa tercurah pada junjungan-Nya Rosulullah Muhammad SAW, tauladan bagi umat manusia. Selangkah, dua langkah, tiga langkah dan beberapa langkah telah terlampau sehingga karya ini pun terwujud. Perjalanan ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. AA. Subijanto, dr, M.S. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
2.
Drs. Hardjono, M.Si., Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
3.
Aditya Nanda Priyatama, M.Si., sekretaris Prodi Psikologi sekaligus bidang pendidikan yang senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswanya.
4.
Dra. Salmah Lilik, selaku pembimbing pertama, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, serta penuh kesabaran memberikan bimbingan, arahan, motivasi, kepercayaan kepada penulis dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.
5.
Nugraha Arif Karyanta, S. Psi., selaku pembimbing kedua, dengan kesibukannya masih bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta commitdalam to user memberikan semangat bagi penulis penyelesaiannya karya ini.
vii
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Dra. Machmuroch, MS., selaku penguji pertama yang penuh semangat dan saran yang berarti bagi penulis demi penyempurnaan karya ini.
7.
Tri Rejeki Andayani, S. Psi., M.Si., selaku penguji kedua yang menyenangkan diajak berdiskusi, serta kritik dan saran yang berarti bagi penulis demi penyempurnaan karya ini.
8.
Ir. Eddy Triharyanto, MP selaku kepala Ppkwu UNS dan seluruh staf Ppkwu (Mbak Irma, Mbak Luvi, Mbak Watik, dan yang lainnya) atas izin yang diberikan dan dukungan serta kerjasamanya.
9.
Drs. Tulus Hidayat, SU. MA, selaku pembimbing akademik atas petuah, perhatian yang telah diberikan selama penulis menempuh studi di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS.
10. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Psikologi (Bu Rin, Pak Arista, Bu Tutik, Bu Wiyanti, beserta bapak ibu dosen yang tidak dapat disebutkan satu per satu) yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis dalam penyelesaian studi. 11. Staf Tata Usaha Program Studi Psikologi (Mbak Ana, Mas Dimas, dan Mas Ryan) dan segenap karyawan Program Studi Psikologi (Pak No, Mas Aan, Pak Satpam) atas kesabaran dan bantuannya yang dapat memperlancar proses penyelesaian kuliah dan skripsi ini. 12. Keluarga penulis (ayah, ibu, kakak, adik) atas doa, kasih sayang, dorongan, serta kesempatan yang diberikan untuk menyelesaikan pendidikan sampai kejenjang ini. commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. Sahabat, kawan, rekan, (Rini, Candra, Aris, Iza, Vera, Ike, Nandes, Dika, Dika IR, dan seluruh kawan psikologi 2006 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu) atas kebersamaannya, semangatnya, dan petuahpetuahnya. 14. Rekan-rekan ku (Pre, Putut, Ivan, Ika, Kurnia, Khoirul, Uud, Qomar, Isur, dan seluruh rekan PMW lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu), yang sangat dibanggakan, terimakasih atas bantuan, dukungan, dan kerjasamanya dalam proses penelitian ini. 15. Keluarga besar himapsi khususnya POSDM Himapsi semesta (Mifta, Arfi, Novel, Tutut, Puput, Nisa, Afif, Citra, Unu, Risa, Ichsan, Farah, Ica, Nike) terimakasih atas kebersamaannya dalam berkarya dan organisasi lainnya terimakasih atas pengalaman yang telah penulis peroleh. Semoga Allah SWT berkenan memberikan pahala yang sepadan dengan jerih payah Bapak Ibu dan teman-teman lakukan, dan semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta,
Januari 2011
Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA PESERTA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA 2010 DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET Fadhilah Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Wirausaha merupakan terobosan dalam mengurangi pengangguran, hal tersebut mendorong dari berbagai pihak turut andil dalam proses menumbuhkan wirausaha baru. Dikti melalui Ppkwu menyelenggarakan PMW yang bertujuan memfasilitasi mahasiswa menjadi wirausaha berhasil. Proses tersebut dilandaskan pada intensi berwirausaha. Intensi berwirausaha dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: motivasi berprestasi dan dukungan sosial. Motivasi berprestasi yang tinggi mendorong seseorang untuk bergerak, ditambah adanya dukungan dari orang-orang disekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha, serta hubungan masing-masing variabel prediktor motivasi berprestasi, dukungan sosial dengan intensi berwirausaha. Penelitian ini merupakan studi populasi, yaitu: keseluruhan peserta program mahasiswa wirausaha (PMW) 2010 di Universitas Sebelas Maret yang berjumlah 112 orang. Pengumpulan data menggunakan Skala Motivasi Berprestasi, Skala Dukungan Sosial, Dan Skala Intensi Berwirausaha. Skala Motivasi Berprestasi terdiri dari 56 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,884, Skala Dukungan Sosial terdiri dari 60 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,944, Skala Intensi Berwirausaha terdiri dari 42 aitem dengan koefisien korelasi 0,885. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda yang menunjukkan nilai R sebesar 0,782 dan Fhitung sebesar 85,981 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (p<0,05). Terdapat hubungan kuat dan positif antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha. Hasil analisis korelasi parsial antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha sebesar 0,539 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (p<0,05) dan antara dukungan social dengan intensi berwirausaha sebesar 0,517 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha, terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha. Berarti semakin tinggi motivasi berprestasi dan dukungan sosial yang dimiliki seseorang dalam berwirausaha, semakin tinggi pula intensi berwirausaha, dan sebaliknya. Kata kunci: Intensi Berwirausaha, Motivasi Berprestasi, Dukungan Sosial. commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE RELATIONSHIP BETWEEN ACHIEVEMENT MOTIVATION AND SOCIAL SUPPORT IN RELATION WITH ENTREPRENEURSHIP INTENTION OF THE PARTICIPANTS OF ENTREPRENEURSHIP PROGRAM (PMW) 2010 AT SEBELAS MARET UNIVERSITY Fadhilah Psychology department of medical faculty, sebelas maret university ABSTRACT Entrepreneurship is a breakthrough in reducing the number of unemployment. It is encouraging the various parties to take part in the process of growing new entrepreneurship. Dikti, trough Ppkwu, held PMW which aims to facilitate students to become successful entrepreneurs. The process is based on entrepreneurship intention. Intention of entrepreneurship is influenced by several factors, such as: achievement motivation and social support. High achievement motivation will encourage someone to move, plus the support of both psychological support and material support from the people around him. The purpose of this research were to determine the relationship between achievement motivation and social support with entrepreneurship intention. This research is study of population. The population was all the participants of entrepreneurship program (PMW) 2010 at Sebelas Maret University. The overall amount of the participants was 112 people. Data collected by achievement motivation scale, social support scale, and entrepreneurship intention scale. The achievement motivation scale has 56 aitem with correlation coefficient 0,884, social support scale has 60 aitem with correlation coefficient 0,944, entrepreneurship intention scale has 42 aitem with correlation coefficient 0,885. Multiple regression analysis showed that R values was about 0,782 and the F regression was about 85,981 with a significance p=0,000 (p<0,05). It mean that there were strong and positive relationship between achievement motivation and social support with entrepreneurship intention. The results parsial correlation analysis achievement motivation with entrepreneurship intention was about 0,539 with a significance p=0,000 (p<0,05) and social support with entrepreneurship intention was about 0,517 with a significance p=0,000 (p<0,05). Based on the results of this study, it can be concluded that there was a correlation between achievement motivation and social support with entrepreneurship intention, there was a correlation between achievement motivation with entrepreneurship intention, there was a correlation between social support with entrepreneurship intention. In addition, the higher achievement motivation and social support of a person in doing entrepreneurship makes the intention to entrepreneurship higher too. It worked vice versa. Keywords: entrepreneurship intention, achievement motivation, social support commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iv MOTTO ................................................................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................ x ABSTRACT .......................................................................................................... xi DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix BAB I.
PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 11 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 12 D. Manfaat Penelitian............................................................................ 12
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 13 A. Intensi Berwirausaha ........................................................................ 13 1. Pengertian Intensi Berwirausaha ................................................ 15 commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Karakteristik Wirausaha ............................................................. 16 3. Teori Intensi .............................................................................. 18 4. Aspek-aspek Intensi Berwirausaha ........................................... 20 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha ........ 24 B. Motivasi Berprestasi......................................................................... 27 1. Pengertian Motivasi Berprestasi ................................................ 27 2. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi ............................................. 29 3. Ciri Motivasi Berprestasi Tinggi ............................................... 31 C. Dukungan Sosial ............................................................................. 33 1. Pengertian Dukungan Sosial ..................................................... 33 2. Aspek-aspek Dukungan Sosial .................................................. 34 3. Sumber Dukungan Sosial .......................................................... 36 D. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha ....................................................................... 37 E. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Intensi Berwirausaha ..... 40 F. Hubungan Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha ............ 41 G. Kerangka Pikir ................................................................................ 42 H. Hipotesis Penelitian.......................................................................... 43 BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 44 A. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................ 44 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ......................................... 44 C. Populasi, dan Sampel ...................................................................... 46 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 47 commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ................................................ 50 F. Teknik Analisis Data......................................................................... 52 BAB IV. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 54 A. Persiapan Penelitian ......................................................................... 54 1. Orientasi Kancah Penelitian ....................................................... 54 2. Persiapan Penelitian ................................................................... 58 3. Pelaksanaan Uji Coba ................................................................ 64 4. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 66 B. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 71 1. Penentuan Subjek Penelitian ..................................................... 71 2. Pengumpulan Data Penelitian ................................................... 73 3. Pelaksanaan Skoring ................................................................ 73 C. Hasil Analisis Data .......................................................................... 74 1. Uji Asumsi Dasar ....................................................................... 74 2. Uji Asumsi Kalsik ...................................................................... 76 3. Uji Hipotesis .............................................................................. 79 4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif .............................. 84 5. Analisis Deskriptif ..................................................................... 85 6. Analisis Tambahan .................................................................... 87 D. Pembahasan
............................................................................... 99
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 106 A. Kesimpulan ..................................................................................... 106 B. Saran ............................................................................................... 107 commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 109 LAMPIRAN ....................................................................................................... 115
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
3.1 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi ......................................................... 48 3.2 Blueprint Skala Dukungan Sosial ................................................................ 49 3.3 Blue Print Skala Intensi Berwirausaha ........................................................ 50 4.1 Pelaksanaan Uji Coba .................................................................................. 66 4.2 Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Motivasi Berprestasi ............. 68 4.3 Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Dukungan Sosial ................... 69 4.4 Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Intensi Berwirausaha ............ 70 4.5 Data Peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) UNS 2010................ 72 4.6 Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... 74 4.7 Hasil Uji Linieritas antara Motivasi Berprestasi dengan Intensi Berwirausaha ...................................................................................... 75 4.8 Hasil Uji Linieritas antara Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha ...................................................................................... 76 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................................ 77 4.10 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................................. 78 4.11 Hasil Analisis Regresi Berganda .................................................................. 80 4.12 Hasil Hipotesis Secara Simultan .................................................................. 81 4.13 Hasil Analisis Korelasi Parsial Motivasi Berprestasi dengan Intensi berwirausaha ................................................................................... 82 4.14 Hasil Analisis Korelasi Parsial Dukungan Sosial dengan Intensi berwirausaha ................................................................................... 83 commit to user 4.15 Hasil Sumbangan Variabel Prediktor Terhadap Variabel Kriterium ........... 84 xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.16 Deskripsi Data Empirik ................................................................................ 85 4.17 Deskripsi Data Penelitian ............................................................................. 85 4.18 Kategorisasi berdasarkan Rumus Standar Deviasi ....................................... 86 4.19 Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Alat Ukur Penelitian ............................ 86 4.20 Materi Pelatihan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) .......................... 91 4.21 Uji Analisis Faktor ....................................................................................... 98
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
2.1 Theory if Planned Behavior (Ajzen 1991) ..................................................... 19 2.2 Kerangka Pikir ............................................................................................... 43 4.1 Struktur Organisasi PPKwu UNS .................................................................. 57 4.2 Skema Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) ............................................. 60 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 79 4.4 Proses PPKwu ................................................................................................ 88
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. ALAT UKUR ...................................................................... 116 1.
Skala 1
.................................................................................................. 117
2.
Skala 2
.................................................................................................. 121
3.
Skala 3
.................................................................................................. 125
LAMPIRAN B. SEBARAN NILAI DATA ALAT UKUR............................. 128 1.
Skala 1
.................................................................................................. 129
2.
Skala 2
.................................................................................................. 144
3.
Skala 3
.................................................................................................. 159
LAMPIRAN C. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR ............ 169 1.
Skala 1 .................................................................................................... 170
2.
Skala 2 .................................................................................................... 173
3.
Skala 3 .................................................................................................... 176
LAMPIRAN D. ANALISIS DATA PENELITIAN ........................................ 179 1.
Data Penelitian yang dianalisis ................................................................. 180
2.
Hasil Uji Asumsi Dasar (Uji Normalitas dan Linearitas) ........................ 183
3.
Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 186
4.
Hasil Uji Hipotesis (Analisis Regresi) ..................................................... 187
5.
Hasil Uji Korelasi Parsial.......................................................................... 188
6.
Hasil Analisis Deskriptif ........................................................................... 189
7.
Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ............................................. 189
8.
Hasil Katagorisasi Skala Penelitian .......................................................... 196 commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN E. TANDA BUKTI .................................................................... 199 1. Surat Ijin Penelitian
.............................................................. 200
2. Surat Tanda Bukti Penelitian
.............................................................. 201
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan problem yang kompleks bagi suatu negara. Negara akan makmur apabila dapat menyelesaikan masalah pengangguran, dengan demikian pengangguran selalu menjadi skala prioritas yang dituntaskan oleh suatu negara. Berita Resmi Statistik (2009), melaporkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia pada Desember 2009 sebesar 8,78 persen dari total angkatan kerja atau 8,96 juta orang termasuk kategori sebagai pengangguran terbuka. Laporan tersebut menyatakan bahwa lulusan sarjana mengalami peningkatan sebesar 0,49 persen dari tahun lalu. Berdasarkan tingkat pendidikan, lulusan sarjana merupakan tingkatan tertinggi, namun tingkat pengangguran lulusan sarjana selalu beranjak naik. Dengan demikian tingkat pengangguran dari kalangan terdidik masih mengalami peningkatan dan diprediksi cenderung meningkat apabila tidak ada upaya dalam menanggapi kondisi ini. Pada kondisi seperti sekarang ini, diketahui bahwa jumlah pengangguran dari kalangan terdidik beranjak naik dan lapangan pekerjaan terbatas, maka wirausaha merupakan alternatif pekerjaan yang rasional (Wijaya, 2007). Hal sama disampaikan oleh Widodo dalam Berita Mandiri, bahwa suatu negara akan menjadi negara maju, apabila jumlah wirausahawan minimal sebesar 2% dari jumlah populasi penduduk di negara tersebut. Hal itu berarti, Indonesia masih membutuhkan empat juta lebih wirausahawan. Peluang yang besar untuk menjadi commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
wirausahawan mendorong dari berbagai pihak turut andil dalam proses menumbuhkan wirausaha baru, khususnya dikalangan mahasiswa yang dirasa mempunyai sumber daya yang memadai dalam menciptakan lapangan kerja. Menurut Eels dan Mas’oed (dalam Wardoyo, 2010), dibandingkan dengan tenaga lain tenaga terdidik sarjana (S1) memiliki potensi untuk berhasil menjadi seorang wirausaha karena memiliki kemampuan penalaran yang telah berkembang dan wawasan berpikir yang luas. Seorang sarjana juga memiliki dua peran pokok, pertama sebagai manajer dan kedua sebagai pencetus gagasan. Peran pertama berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah, sehingga pengetahuan manajemen dan keteknikan yang memadai mutlak diperlukan. Peran kedua menekankan pada kemampuan merangkai alternatif-alternatif. Pengetahuan keilmuan yang lengkap merupakan bekal yang diperlukan untuk berhasil menjadi seorang wirausaha. Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah suatu proses kreativitas dan inovasi yang mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi wirausahawan. Kewirausahaan merupakan kemampuan melihat dan menilai peluang bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumberdaya dan mengambil tindakan dan risiko dalam rangka menuju sukses (Siswoyo, 2009). Salah satu bentuk upaya pengembangan kewirausahaan adalah pemberian materi kewirausahaan pada peserta didik. Namun, materi kewirausahaan dirasa masih kurang dalam menumbuhkan keinginan atau tekad peserta didik untuk menjadi wirausaha. Hasil penelitian Sumarni (2006), menyatakan bahwa hal tersebut dikarenakan mata kuliah kewirausahaan diikuti sekadar untuk mendapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
nilai semata tanpa dimaknai dan dihayati betul manfaatnya. Peserta didik cenderung menghafal materi agar mendapatkan nilai yang baik tanpa mempelajari betul kandungan materi atau mencoba merealisasikan materi yang dipelajari. Pada tahun 2009, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengembangkan sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang merupakan kelanjutan Program Kreativitas Mahasiswa. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) adalah salah satu program kewirausahaan yang dikembangkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan maksud berusaha menjembatani para mahasiswa memasuki dunia riil melalui fasilitasi start-up bussines. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) merupakan bagian dari strategi pendidikan di perguruan tinggi dalam memfasilitasi para mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat kewirausahaan untuk memulai berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (PPKwu LPPM, 2009). Berdasarkan data yang diambil dari PPKwu LPPM UNS, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) menarik perhatian mahasiswa, terbukti dari banyaknya mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Mahasiswa yang mendaftar Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) memperlihatkan adanya ketertarikan atau minat dengan wirausaha. Mulyati (2004) mengemukakan sejumlah hal pokok yang terdapat dalam minat meliputi adanya perasaan senang dalam diri seseorang yang memberi perhatian pada obyek tertentu, adanya ketertarikan pada obyek tertentu, adanya aktivitas atas obyek yang dipilih, adanya kecenderungan berusaha lebih aktif, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
aktivitas tersebut dipandang fungsional dalam kehidupan dan cenderung bersifat mempengaruhi tingkah laku individu. Adanya minat mendorong seseorang untuk berbuat, dorongan tersebut sering disebut motif. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan, atau dorongan-dorongan dalam diri individu yang menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan, 1996). Berdasarkan hasil wawancara dari sebagian peserta Program Mahasiswa Wirausaha terdapat beberapa motif mahasiswa untuk berwirausaha, antara lain: mencoba-coba untuk berkarir, adanya peluang terkait Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), keinginan menghasilkan produk atau karya, keinginan menciptakan lapangan kerja dan ketidakinginan mencari kerja, dan adanya ketakutan menghadapi persaingan mencari kerja, dan berbagai motif lainnya. Prasyarat awal menjadi peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) adalah mahasiswa S1 yang telah menyelesaikan kuliah empat semester atau minimal telah menempuh 80 SKS dan mahasiswa program diploma dan politeknik yang telah menyelesaikan kuliah tiga semester atau minimal telah menempuh 60 SKS. Hurlock (1980) berpendapat bahwa perkembangan karir berjalan seiring dengan proses perkembangan manusia. Mahasiswa yang duduk disemester tiga atau empat ke atas, usianya berkisar 18-23 tahun. Dalam psikologi perkembangan, usia tersebut berada pada masa dewasa awal. Masa dewasa awal merupakan masa dimana seseorang mencoba-coba untuk berkarir, artinya kemantapan karirnya masih belum pasti. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Hal tersebut sering dialami individu yang memutuskan menjadi wirausaha pada usia dini bukan karena karir tersebut sesuai dengan keinginan, bakat dan minatnya, tetapi karena faktor yang lain. Apabila demikian halnya, jika individu tersebut gagal maka akan mencoba bidang karir lain yang dianggap lebih sesuai, atau tetap menjadi wirausaha dengan pikiran yang tidak fokus. Oleh karena itu, komitmen menjadi wirausaha pada mahasiswa peserta Program Mahasiswa Wirausaha masih perlu diteliti lebih lanjut. Menurut Mc Clelland (1987) seorang entrepreneur adalah seorang yang menerapkan kemampuannya untuk mengatur, menguasai alat-alat produksi dan menghasilkan hasil yang berlebihan yang selanjutnya dijual atau ditukarkan dan memperoleh pendapatan dari usahanya tersebut, Sedangkan menurut Sukardi (dalam As’ad, 1991), pengertian entrepreneur menunjuk kepada kepribadian tertentu, yakni pribadi yang mampu berdiri di atas kekuatan sendiri, berarti mampu mengambil keputusan untuk diri sendiri, mampu menetapkan tujuan yang ingin dicapai atas pertimbangan sendiri, dengan kata lain seorang entrepreneur adalah seorang yang merdeka lahir dan batin. Entrepreneur atau wirausaha terjadi melalui suatu proses. Keputusan bertindak untuk berwirausaha merupakan suatu tingkah laku yang terencana. Dalam mencapai suatu tujuan seperti berwirausaha, diperlukan usaha yang gigih untuk mengarahkan tingkah laku dan mengadopsi rencana-rencana supaya dapat mewujudkan tujuan tersebut. Tingkah laku terarah ini berlandaskan pada intensi (Riyanti, 2009). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Hisrich,dkk., (2008) berpendapat bahwa intensi menunjukkan faktorfaktor motivasional yang mempengaruhi perilaku dan merupakan indikasi tentang betapa sulitnya orang bersedia untuk berusaha, serta seberapa banyak upaya yang direncanakan untuk digunakan dalam melaksanakan perilaku tersebut. Semakin kuat intensi seseorang untuk terlibat dalam sebuah perilaku wirausaha, semakin besar kemungkinan kegiatan wirausaha itu dilaksanakan. Riyanti (2008) mengemukakan bahwa intensi dapat menunjukkan seberapa besar kemauan seseorang untuk berusaha melakukan suatu tingkah laku tertentu. Intensi tersebut masih merupakan disposisi untuk bertingkah laku sampai pada saat dan kesempatan yang tepat. Zimmerer (2008), menjelaskan bahwa individu yang memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha, dengan kata lain memiliki intensi yang kuat merupakan salah satu karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang berhasil. Intensi yang lemah atau rendah hanya mengakibatkan kemungkinan untuk gagal dalam berwirausaha. Gambaran nyata dari etnis cina yang terlihat mempunyai intensi kuat dalam berwirausaha. Selaras dengan Hasil penelitian Astutik (2007) menunjukkan minat enterpreneurship remaja etnis Cina lebih tinggi (mean 152.52) dibandingkan minat enterpreneurship remaja etnis Sunda (mean 146.48). Hal itu dikarenakan etnis Cina lekat dengan nebula (megabudaya) China, yaitu: menekankan pentingnya jiwa kewirausahaan, inovasi teknologi, dan kreativitas (Asvi Warman Adam, dalam Kompas 5 Desember 2009). Berbeda dengan suku commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Jawa yang terkenal sebagai orang yang bersikap pasif terhadap hidup, lemah dalam hal karya, dan nrimo (Riyanti, 2009). Hasil penelitian Indarti & Rostiana (2008) mengenai perbedaan intensi kewirausahaan mahasiswa pada negara berkembang dan negara maju, menunjukkan tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa Indonesia (negara berkembang) lebih tinggi secara signifikan dibandingkan mahasiswa Jepang dan Norwegia (negara maju). Dengan rata-rata nilai intensi kewirausahaan masingmasing negara, berturut-turut sebesar 4,46 (Indonesia), 3,81 (Jepang) dan 3,04 (Norwegia). Hasil temuan tersebut merupakan indikator bahwa hambatan untuk memulai usaha baru dipersepsikan lebih rendah di Indonesia dibandingkan di Jepang dan Norwegia. Intensi erat kaitanya dengan motivasi seseorang. Untuk memulai usaha diperlukan tekad yang kuat atau karsa yang besar. Seseorang yang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhan-kebutuhan, kemudian mendorong dimunculkannya kegiatan tertentu, kegiatan tersebut ditujukan pada pencapaian tujuan. Kebutuhan tersebut oleh McClelland (1987) dikelompokan menjadi tiga, yaitu: need for achievement, need for power, need for affiliation. Purwanto (1990), menjelaskan bahwa motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah “pendorongan” suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang supaya orang tersebut tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Seseorang terdorong untuk menyelesaikan kesukaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
yang dihadapi dan berusaha melebihi orang lain, dan bila hal tersebut berhasil maka akan meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri. Seseorang yang mempunyai dorongan untuk bekerja keras dan gigih dalam upaya meraih prestasi yang lebih baik dibandingkan orang lain identik dengan motif berprestasi. Suryana (2003) dalam bukunya menyatakan bahwa keberadaan motivasi berprestasi mendorong seseorang untuk berhasil. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang. Hal ini diperjelas oleh Hadisoegondo (2006) bahwa wirausaha baru memerlukan ketangguhan dan ketekunan dalam menempuh tahaptahap pengembangan selanjutnya dan setelah kegiatan usaha mulai dilakukan. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan selalu bekerja keras, tangguh, tidak mudah putus asa, berorientasi ke masa depan, menyenangi tugas yang memiliki tingkat kesulitan sedang, menyukai balikan yang cepat dan efisien mengenai prestasinya serta mandiri (Riani, 2005). Individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan cenderung memberikan penghargaan kecil terhadap prestasi yang bersifat bersaing, apatis, lesu, dan tidak mempunyai tujuan (FkBA, 2001). Menurut Hall dan Lindzey (dalam Riani, 2005), motif berprestasi sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu: menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik, mengatasi rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang lain. Motif berprestasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi wirausaha yang berhasil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Selain seorang wirausaha cenderung mempunyai motivasi berprestasi tinggi, seorang wirausaha cenderung mempunyai kebutuhan untuk berafiliasi. Kebutuhan berafiliasi terkait dengan hubungan individu dengan orang lain, dari hubungan tersebut sering kali individu mendapatkan bantuan baik materi ataupun skill, individu merasa dipedulikan dan diperhatikan, sehingga hubungan ini dapat berupa dukungan sosial. Sarafino (1998) menjelaskan bahwa dukungan sosial adalah suatu kesenangan, rasa aman, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan dari orang lain atau sekelompok. Hisrich, dkk., (2008) dukungan sosial sangat diperlukan dalam fase pembentukan usaha atau memulai usaha, karena memberikan informasi, nasihat, bimbingan, bantuan modal, jaringan, afiliasi, dan lain-lainnya. Sehingga dengan dukungan sosial yang tinggi pada mahasiswa dalam berwirausaha dimungkinkan memperkuat intensi berwirausaha pada mahasiswa. Dukungan sosial diharapkan mampu menunjang seseorang melalui tindakan yang bersifat membantu dengan melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan materi dan penilaian positif (Handoko, 2008). Faktor paling penting yang mempengaruhi jalan karier seorang wirausaha adalah adanya seorang teladan (role model), jaringan dukungan moral, dan jaringan dukungan profesional. Teladan (role model) dan sistem-sistem pendukung memberikan point dalam intensi seseorang berwirausaha (Hisrich, dkk., 2008). Teladan (role model) bisa diperoleh dari orang tua, saudara, kerabat, maupun pengusaha lain. Role model dapat berfungsi dalam kapasitas pendukung sebagai mentor-mentor selama dan setelah pembentukan usaha baru. Sistem commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
pendukung ini sangat penting selama fase pembentukan, karena sistem ini memberikan informasi, nasihat, serta bimbingan. Jaringan dukungan moral merupakan dukungan psikologis, dorongan ini diperoleh dari keluarga, temanteman, guru, dan sebagainya. Teman memainkan peran penting dalam jaringan dukungan moral, teman sering memberikan nasihat yang seringkali lebih jujur daripada nasihat dari sumber-sumber lain, memberikan dorongan, pengertian, bahkan bantuan. Orang tua juga merupakan sumber dukungan moral yang kuat dalam awal proses pembentukan usaha baru. Jaringan dukungan profesional adalah individu-individu yang membantu dalam aktivitas-aktivitas usaha. Adanya mentor (guru), faktor finansial, jaringan bisnis, informasi, teknologi dan sebagainya merupakan jaringan dukungan profesional (Hisrich, dkk., 2008). Mahasiswa yang tergabung dalam
Program Mahasiswa Wirausaha
(PMW) mendapat berbagai dukungan yang bertujuan untuk memfasilitasi start-up bussines. Dukungan tersebut berupa in-class training, internship (pemagangan), dan penyusunan rencana usaha. Dalam in-class training mahasiswa mendapatkan materi tentang wawasan kewirausahaan, strategi pengelolaan bisnis, komunikasi bisnis, manajemen keuangan, business plan, dan menghadirkan role model guna memperlihatkan success story seseorang yang berhasil dalam berwirausaha. Setelah mendapatkan materi tersebut, mahasiswa melaksanakan internship (pemagangan) di beberapa UKM yang sudah ditunjuk. Dukungan tersebut diharapkan mampu mendorong dan mengembangkan kewirausahaan yang akan atau telah dilakukan mahasiswa, sehingga mampu memperkuat intensi mahasiswa untuk terjun dalam dunia wirausaha (PPKwu LPPM, 2010). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Peserta yang tergabung dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) diharapkan memiliki intensi berwirausaha yang kuat, sehingga memiliki tekad yang bulat dalam mencurahkan perhatiannya pada usaha dan memiliki semangat juang
dalam
merealisasikan
tekadnya
menjadi
wirausaha
dan
mampu
mewujudkan dalam bentuk tindakan usaha. Hal tersebut penting terutama pada awal proses pembentukan usaha baru, sehingga dapat memacu keberhasilan usahanya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha”.
B. Rumusan Masalah Permasalahan yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini, antara lain: 1. Apakah ada hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha? 2. Apakah
ada
hubungan
antara
Motivasi
Berprestasi
dengan
Intensi
Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha? 3. Apakah ada hubungan antara Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, antara lain: 1. Mengetahui hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2. Mengetahui
digilib.uns.ac.id 12
hubungan
antara
Motivasi
Berprestasi
dengan
Intensi
Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha. 3. Mengetahui hubungan antara Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain: 1. Manfaat Teoritis Sebagai bahan kajian dan informasi tentang intensi berwirausaha ditinjau dari motivasi berprestasi dan dukungan sosial. 2. Manfaat Praktis Bagi peserta dan penyelenggara Program Mahasiswa Wirausaha a. Penelitian ini dapat memberikan informasi terkait hubungan antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi mahasiswa yang terseleksi mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha. b. Sebagai bahan tambahan dan pertimbangan dalam mengetahui intensi berwirausaha peserta Program Mahasiswa Wirausaha. c. Sebagai sumbangan data guna pengembangan intensi berwirausaha melalui Program Mahasiswa Wirausaha.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Intensi Berwirausaha 1. Pengertian Intensi Berwirausaha a.
Wirausaha Wirausaha berasal dari kata wira yang artinya gagah berani, perkasa
dan usaha jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha (Riyanti, 2009). Secara sederhana arti wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan (Kasmir, 2007). Sedangkan, Helmi (2006) menyatakan bahwa kewirausahaan meliputi proses
yang dinamis, sehingga timbul
pengertian baru dalam kewirausahaan adalah sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan risiko sosial, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. Hasil Simposium Nasional Kewirausahaan (1995) mendefinisikan kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai, dan prinsip serta sikap, kiat, seni dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat, dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah kepada pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa, dan negara. commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Hisrich, dkk., (2008) mengartikan kewirausahaan sebagai proses penciptaan sesuatu yang baru serta pengambilan risiko dan menerima imbalan yang dihasilkan dari proses tersebut. Pengertian tersebut hampir sama diungkapkan oleh Drucker (dalam Kasmir, 2007) bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kao (dalam Lupiyoadi, 1998) memaparkan bahwa wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan/kekayaan dan nilai tambah, merealisasikan gagasan menjadi kenyataan. Hal ini bisa dikatakan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang mampu merealisaiskan gagasan menjadi realitas. Selanjutnya, Suryana (2003) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. McClelland (1987) mendefinisikan entrepreneur adalah seorang yang menerapkan kemampuannya untuk mengatur, menguasai alat-alat produksi dan menghasilkan hasil yang berlebihan yang selanjutnya dijual atau ditukarkan dan memperoleh pendapatan dari usaha tersebut. Berdasarkan konsep yang diutarakan para ahli di atas dapat diketahui bahwa wirausaha adalah suatu proses yang dinamis dalam menerapkan kemampuannya untuk mengatur, menciptakan, memberi nilai tambah, dan menghasilkan produk baik barang ataupun jasa yang selanjutnya dijual atau ditukarkan, dan nantinya akan menerima hasil atau imbalan dari proses tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id 15
Intensi Berwirausaha Fishbein dan Ajzen (1975), intensi didefinisikan sebagai posisi
seseorang dalam dimensi probabilitas subjektif yang melibatkan suatu hubungan antara diri dengan beberapa tindakan. Selanjutnya, Kruger, dkk.(2000) mengartikan intensi sebagai derajat komitmen seseorang terhadap target tingkah laku di masa yang akan datang. Intensi mengarahkan tingkah laku dan membuat individu mengadopsi rencana-rencana dengan harapan tujuan di masa yang akan datang dapat terlaksana. Kartono (1990) berpendapat intensi adalah tujuan dan maksud untuk berbuat sesuatu. Selanjutnya, Bird (dalam Riyanti, 2009) mendefinisikan intensi sebagai keadaan pemikiran, yang mana dengan pemikiran tersebut perhatian, pengalaman, dan tingkah laku seseorang akan terarah menuju suatu objek atau tujuan untuk mencapai sesuatu yang mempunyai arti bagi orang tersebut. Hisrich, dkk. (2008) berpendapat bahwa intensi berwirausaha menunjukkan faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku dan merupakan indikasi tentang betapa sulitnya orang-orang bersedia untuk berusaha, serta seberapa banyak upaya yang direncanakan untuk digunakan dalam melaksanakan perilaku wirausaha dan mengejar hasil-hasil dari berwirausaha. Smet (1999) menyatakan bahwa intensi merupakan prediktor yang terbaik dari perilaku. Hal ini berarti, apabila ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik untuk memprediksikannya adalah dengan mengetahui intensi orang tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Wijaya (2007) bahwa intensi wirausaha adalah keinginan atau niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan wirausaha. Katz dan Gartner (dalam Indarti dan Rostiani, 2008) mendefiniskan intensi berwirausaha sebagai suatu proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha. Seseorang dengan intensi untuk memulai suatu usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang dijalankannya apabila dibandingkan dengan seseorang tanpa ada intensi. Berdasarkan konsep yang diutarakan para ahli di atas dapat diketahui bahwa intensi berwirausaha adalah posisi individu dalam dimensi probabilitas subjektif yang melibatkan suatu hubungan antara diri dengan beberapa tindakan berwirausaha guna mencapai tujuan yaitu menjadi wirausaha yang berhasil. 2. Karakteristik Wirausaha Wirausaha yang berhasil memiliki karakteristik tertentu. Zimmerer (2008) memaparkan bahwa seorang wirausaha yang berhasil memiliki karakteristik sebagai berikut: a.
Komitmen yang tinggi Kewirausahaan
adalah
kerja keras,
dan
agar sukses dalam
menjalankan usaha, seorang wirausaha harus memiliki komitmen penuh. Para pendiri usaha sering kali membenamkan diri sepenuhnya dalam usaha yang dijalankan. Kebanyakan wirausaha harus melewati rintangan yang tampak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
mengecilkan
digilib.uns.ac.id 17
hati
ketika
memulai
usaha
dan
mempertahankan
perkembangannya. Hal tersebut memerlukan sebuah komitmen yang penuh. b.
Toleransi terhadap ambiguitas Para wirausaha cenderung memiliki toleransi tinggi terhadap situasi
yang selalu berubah dan ambigu, lingkungan tempat kerjanya. Kemampuan untuk menangani ketidakpastian ini sangat penting sebab seorang wirausaha akan terus menerus dituntut mengambil keputusan dengan menggunakan informasi-informasi baru yang kadang-kadang bertentangan dengan yang diperoleh dari berbagi sumber yang tidak lazim. c.
Fleksibilitas Kemampuan beradaptasi dengan perubahan permintaan pelanggan dan
usahanya. Adanya kekakuan sering mengakibatkan kegagalan. Dengan berubahnya masyarakat, orang –orang, dan selera para wirausaha juga harus bersedia menyesuaikan usahanya untuk memenuhi perubahan-perubahan ini. d.
Keuletan Hambatan, rintangan, dan kekalahan umumnya tidak menghalangi
para wirausaha yang bertekad baja menggapai visinya. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa wirausaha yang berhasil memiliki karakteristik sebagai berikut: komitmen yang tinggi dalam menjalankan usahanya, toleransi terhadap ambiguitas, fleksibilitas dalam melihat situasi, dan memiliki keuletan dalam menghadapi rintangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
3. Teori Intensi Teori intensi dari Fishbein dan Ajzen (1991) mendasarkan pada Theory if planned behavior. Teori tersebut mengasumsikan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh seseorang didasarkan atas alasan tertentu. Individu akan berpikir tentang konsekuensi perilaku yang ditampilkan dan membuat keputusan atas pertimbangan-pertimbangan dalam mencapai hasil tertentu. Kunci dari anteseden perilaku dalam teori ini adalah intensi (Riyanti, 2009). Menurut Theory if planned behavior, perilaku individu dituntun oleh tiga hal, yaitu: behavioral beliefs, normative beliefs, dan control beliefs. Behavioral beliefs adalah keyakinan seseorang tentang outcome yang diharapkan dari tingkah laku yang dimaksud serta evaluasi terhadap outcome tersebut. Normative beliefs memuat harapan normatif mengenai perilaku yang dimaksud dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut. Control beliefs adalah keyakinan individu tentang faktor-faktor yang dapat memfasilitasi dan menghambat ditampilkannya perilaku dan keyakinan individu tentang kemampuannya mengatasi faktor-faktor tersebut. Proses selanjutnya, behavioral beliefs akan menghasilkan sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior). Normative beliefs akan menghasilkan penerimaan
tekanan
sosial
yang
disebut
subjective
norm,
dan
akan
membangkitkan perceived behavior control. Kombinasi antara sikap terhadap perilaku, subjective norm, dan perceived behavior control akan menghasilkan formasi intensi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Hal tersebut dapat ditunjukan melalui gambar berikut ini:
Attitude toward the behavior
Subjective norm
intention
behavior
Perceived behavioral
control Gambar 2.1 Theory if Planned Behavior (Ajzen 1991) Allport (dalam Riyanti, 2009) menyatakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap seseorang terhadap suatu tingkah laku dipengaruhi oleh keyakinannya tentang konsekuensi (yaitu: cost dan benefit) terhadap ditampilkannya tingkah laku. Misalnya seorang wirausaha membutuhkan keuletan dan modal yang kuat. Selain itu juga adanya evaluasi terhadap konsekuensinya, misal dengan menjadi wirausahawan tidak perlu bekerja kepada orang lain, bisa mengumpulkan uang lebih banyak, dan sebagainya. Norma subyektif merupakan persepsi seseorang terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tertentu. Sedangkan perceived behavioral control sebagai derajat kemudahan atau kesulitan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
dipersiapkan untuk melakukan tingkah laku dan hal tersebut diasumsikan mencerminkan pengalaman masa lampau (Ajzen, 1991). Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perilaku individu dituntun melalui tiga hal, yaitu: behavioral beliefs, normative beliefs, dan control beliefs. Tiga hal ini akan menghasilkan sikap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku. Hasil tersebut merupakan determinan dasar untuk mengukur intensi. 4. Aspek-aspek Intensi Berwirausaha Teori intensi yang dikemukakan Ajzen (1991) terdiri dari tiga determinan dasar yang dapat digunakan untuk mengukur intensi, yaitu: a.
Aspek sikap pribadi Merupakan dorongan, pikiran, dan keinginan untuk melakukan (atau
tidak melakukan). Wirausaha dipengaruhi oleh keyakinan subyektif akan akibat perilaku wirausaha tersebut. Dua aspek pokok dalam keyakinan pribadi, yaitu: keyakinan individu bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat-akibat atau hasil-hasil tertentu, dan merupakan aspek pengetahuan individu tentang obyek sikap atau opini individu. Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu obyek sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap obyek tersebut, demikian pula sebaliknya. b.
Aspek norma subyektif Dorongan, pikiran, dan keinginan untuk melakukan norma dalam
lingkungan sosial (berisi pengaruh dan tekanan dari lingkungan sosial). Dua commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
aspek pokok dalam norma subyektif adalah keyakinan akan harapan, harapan norma referen yaitu pandangan pihak lain yang dianggap penting oleh individu yang menyarankan individu untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku. c.
Aspek kontrol perilaku Merupakan
dasar
bagi
pembentukan
kontrol
perilaku
yang
dipersepsikan. Kontrol perilaku yang dipersepsi merupakan persepsi terhadap kekuatan faktor-faktor yang mempermudah atau mempersulit. Kontrol perilaku melibatkan dua aspek internal dan eksternal. Aspek internal meliputi: informasi, keterampilan dan kemampuan individu untuk melaksanakan perilakunya. Sedangkan, aspek eksternal meliputi: hal-hal yang menghalangi individu untuk melakukan kegiatan, seperti ketergantungan individu pada orang lain. Shapero dan Sokol (dalam Riyanti, 2009) mengadaptasi Theory of Planned Behavior dari Ajzen (1991) yang diaplikasikan secara khusus dalam dunia wirausaha untuk mengetahui intensi menjadi seorang wirausaha. Menurut Shapero dan Sokol (dalam Riyanti, 2009) intensi menjadi wirausaha dipengaruhi oleh tiga dimensi, yaitu: a.
Perceived desirability Perceived
desirability
adalah
bias
personal
seseorang
yang
memandang penciptaan usaha baru sebagai sesuatu yang menarik dan diinginkan. Bias ini tumbuh dari pandangan dan konsekuensi personal pengalaman kewirausahaan, dan tingkat dukungan dari lingkungan (keluarga, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
teman, kerabat, sejawat, dan sebagainya). Variabel ini merefleksikan afeksi individu terhadap kewirausahaan. b.
Perceived feasibility Perceived feasibility menunjukkan derajat kepercayaan dimana
seseorang memandang dirinya mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan sumber daya (manusia, sosial, finansial) untuk membangun usaha baru. c.
Prospensity to act Propensity to act menunjukkan dorongan dalam diri seseorang untuk
bertingkah laku dan intesitasnya sangat bervariasi bagi tiap individu. Ketika prospensity to act individu rendah, intensi berwirausaha hanya mempunyai kemungkinan sedikit untuk berkembang. Linan dan Moriano (2007), dengan mengadaptasi teori dari Ajzen (1991) menjelaskan bahwa intensi berwirausaha dapat diungkap melalui tiga aspek, yaitu: a.
Sikap terhadap kewirausahaan (attitude towards start-up/personal
attitude) Sikap kewirausahaan merujuk pada derajat penilaian sejauh mana individu memiliki penilaian positif atau negatif untuk menjadi seorang wirausaha. Penilaian tersebut tidak hanya mencakup aspek afektif saja, tetapi juga mencakup aspek penilaian evaluatif dalam menjadi wirausaha. b.
Norma-norma subjektif (subjective norms) Norma sosial yang dimaksud adalah persepsi individu mengenai
tekanan sosial yang diberikan oleh keluarga, teman, atau orang-orang terdekat lainnya terhadap keputusannya dalam menampilkan perilaku wirausaha. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Persepsi akan penilaian sosial tersebut menjadi acuan bagi individu untuk menyetujui atau tidak menyetujui keputusannya menjadi wirausaha. Apabila individu yakin bahwa orang-orang dekatnya mengharapkannya untuk menampilkan perilaku berwirausaha, individu tersebut cenderung untuk menampilkan perilaku berwirausaha. Jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka individu
akan
cenderung
menghindari
untuk
menampilkan
perilaku
berwirausaha. c.
Kendali tingkah laku yang dipersepsikan (perceived behavioral control) Hal ini berkaitan dengan persepsi yang dimiliki individu terhadap
kompetensinya dalam mengendalikan tingkah laku berwirausaha. Faktor ini sering disebut juga self efficacy, yang merupakan persepsi seseorang akan kemudahan atau kesukaran menjadi seorang wirausaha. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai proses yang berbeda, seperti penguasaan materi, adanya role model, adanya persuasi sosial, dan juga penilaian. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur tingkat intensi berwirausaha adalah aspek sikap terhadap kewirausahaan yang merupakan keyakinan individu untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku berwirausaha dan keyakinan individu akan akibat dari perilaku tersebut, aspek norma-norma subyektif yang merupakan kesediaan individu melaksanakan atau tidak melaksanakan pendapat atau pikiran pihak lain mengenai wirausaha, dan aspek kendali tingkah laku yang dipersepsikan yang merupakan persepsi terhadap kekuatan dan kesulitan dalam melakukan perilaku wirausaha.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha Karakteristik-karakteristik dasar memberikan sebuah indikasi mengenai kecenderungan individu untuk lebih atau kurang menganggap tindakan wirausaha sebagai tindakan yang layak dilakukan dan diinginkan, dan oleh karena itu muncul kecenderungan lebih atau kurang bermaksud untuk menjadi pengusaha. Menurut Ajzen (1991) ada dua macam faktor utama penentu terwujudnya intensi ke dalam perilaku nyata, yaitu: a.
Faktor internal Faktor internal terbentuk karena pengaruh pelatihan dan pengalaman
yang ada dalam diri individu. Faktor internal yang mempengaruhi terwujudnya intensi ke dalam perilaku nyata, antara lain: 1) Informasi, keahlian Individu yang akan berperilaku membutuhkan informasi yang diperlukannya serta keahlian dan keterampilan untuk mewujudkan intensinya ke dalam bentuk perilaku nyata. 2) Emosi dan pengulangan Perilaku emosional mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu, yaitu tindakan tersebut dilakukan dengan tertekan dan penuh emosi, misal tindak kejahatan, aksi pengrusakan, dan sebagainya. b.
Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi intensi, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
1) Kesempatan Individu yang kehilangan kesempatan untuk mewujudkan intensi ke dalam perilaku yang sesungguhnya dapat mengalami perubahan intensi yang belum diwujudkan dalam perilaku nyata dan kemudian mendapatkan informasi baru, maka informasi baru tersebut kemungkinann akan mengubah intensi tersebut. 2) Ketergantungan terhadap individu lain Ketergantungan
individu
terhadap
individu
lain
dapat
mempengaruhi perilaku yang dilakukan. Individu yang mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan interpersonal kadang mengalami kesulitan dalam mewujudkan intensi dalam perilaku nyata apabila berhadapan dengan orang yang asing. Selanjutnya, Hisrich, dkk. (2008) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha adalah: a. Lingkungan keluarga Orang tua akan memberikan corak budaya, suasana rumah, pandangan hidup dan pola sosialisasi yang akan menentukan sikap, perilaku serta proses pendidikan terhadap anak-anaknya. Orang tua yang bekerja sebagai wirausaha akan mendukung dan mendorong kemandirian, berprestasi dan bertanggung jawab. Dukungan orang tua ini, terutama ayah sangat penting dalam pengambilan keputusan pemilihan karir bagi anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
b. Pendidikan Pendidikan penting bagi wirausaha, tidak hanya gelar yang didapatkannya saja, namun pendidikan juga mempunyai peranan yang besar dalam membantu mengatasi masalah-masalah dalam bisnis seperti keputusan investasi dan sebagainya. Secara lebih spesifik penelitian ini menemukan bahwa pendidikan yang dibutuhkan untuk berwirausaha termasuk dalam area finansial, strategi perencanaan, marketing (termasuk pemasaran dan manajemen). c. Nilai Personal Beberapa penelitian menemukan bahwa wirausahawan memiliki sikap yang berbeda terhadap proses manajemen dan bisnis secara. Nilai personal dibentuk oleh motivasi, dan optimisme individu. Penelitian Indarti dan Kristiansen (2003) menemukan bahwa tingkat intensi wirausaha siswa dipengaruhi tinggi rendahnya kapasitas motivasi, pengendalian diri dan optimisme siswa. d. Usia Pada masa dewasa awal yang dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun merupakan masa individu mencoba-coba untuk berkarir, artinya kemantapan karir masih belum pasti (Horluck, 1980). e. Jenis kelamin Jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap minat berwirausaha mengingat adanya perbedaan terhadap pandangan pekerjaan antara laki-laki dan perempuan. Horluck (1980) mengemukakan bahwa wanita cenderung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
kurang mantap dalam pekerjaan yang dipilih dari pada laki-laki, terutama karena perempuan berkeluarga, perempuan harus lebih sering melakukan penyesuaian pekerjaan yang disukai sesuai dengan tanggung jawab rumah tangga. Namun, perbedaan pandangan pekerjaan antara laki-laki
dan
perempuan pada masa sekarang dianggap sama. Tidak ada perbedaan gender untuk profesi apapun (Erwindia, 2009). Hasil penelitian Indarti (2008) menunjukkan bahwa jender tidak terbukti secara signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan, dan tidak menujukkan adanya bahwa intensi berwirausaha laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan. Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
diketahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi intensi berwirausaha adalah dukungan sosial yang berasal dari keluarga atau pihak lain, pendidikan khususnya pendidikan kewirausahaan, usia individu, keahlian atau kemampuan individu, nilai pribadi yang erat kaitannya dengan kapasitas motivasi individu.
B. Motivasi Berprestasi 1. Pengertian Motivasi Berprestasi Motif adalah dorongan yang datang dari dalam untuk berbuat. Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force (Walgito, 2003). Motivasi merupakan motif yang seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Gerungan (1996) menyatakan bahwa motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seorang berbuat sesuatu. Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam diri untuk melakukan sesuatu. Motif-motif tersebut memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku. Kartono (1990) mengungkapkan motif dengan istilah dorongan (drives) adalah desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup, dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup. Pendidikan dan kebiasaan yang baik ikut mempengaruhi dorongan-dorongan tersebut, bahkan dapat memperkuatnya. Motif merupakan sebab atau gambaran penyebab yang akan menimbulkan tingkah laku menuju pada satu tujuan. McClelland (1987), menggunakan istilah n-Ach (need for achievement) atau motivasi berprestasi yaitu kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi. Motivasi berprestasi ditemukan pada pikiran yang berhubungan dengan melakukan sesuatu yang baik, lebih baik dari sebelumnya dan lebih efisisien. Motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan tujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan perstasi. Selanjutnya, As’ad (1991) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah kebutuhan untuk berbuat lebih baik dari orang lain, yang mendorong individu untuk menyelesaikan tugas lebih sukses, untuk mencapai prestasi yang tinggi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa motivasi berprestasi adalah kebutuhan atau dorongan dari diri individu untuk meraih hasil atau prestasi yang tinggi dengan melakukan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya atau bekerja lebih baik dari orang lain. 2. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi McClelland (1987) menggambarkan beberapa aspek untuk melihat adanya motivasi berprestasi yang tinggi, adalah: a.
Kreatif dan inovatif Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bosan dengan
rutinitas dan berusaha menghasilkan sesuatu yang baru atau original, terlibat dalam kegiatan inovasi, mampu berdaya cipta dan penuh semangat. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih suka perbedaan dan kekhasan tersendiri sesuai dengan kompetensi profesional yang di miliki. b.
Ukuran atas hasil dan umpan balik Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung membutuhkan
umpan balik untuk mengetahui hasil atas tindakan yang dilakukan. Umpan balik diartikan sebagai reward bisa dalam bentuk keuntungan, masukan dari orang lain, dan penghargaan. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung senang menyelesaikan tugas dengan tuntas dan setiap tugas akan diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan dan ukuran yang jelas. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi selalu ingin mengetahui hasil nyata dari tindakannya, agar segera dapat memperbaiki kesalahanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id 30
Tanggung jawab pribadi Pengambilan
tanggung
jawab
secara
pribadi
atas
perbuatan
menentukan standar prestasi. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi menyukai situasi yang terdapat peluang bagi prestasi pribadi, menerima penghargaan atas keberhasilan maupun tumpuan kesalahan karena kegagalan, dan cenderung menampilkan perilaku tertentu melebihi atau mengungguli orang lain tanpa mengabaikan kepentingan orang lain. d.
Pemilihan Tugas 1) Tugas-tugas yang menantang Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi senang dengan tugas-tugas yang dapat menguji kemampuan yang dimilikinya. 2) Tugas-tugas yang memperlihatkan keunggulan Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan tertarik dan memilih tugas yang melibatkan persaingan. 3) Pengambilan resiko sedang Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk memilih risiko yang relatif sedang (moderat) supaya kesempatan berhasil lebih besar dari pada gagal. Santrock (2001) yang menyatakan bahwa orang yang memiliki motivasi berprestasi rendah cenderung memilih tugas yang taraf kesulitannya rendah.
e.
Berorientasi sukses Berorientasi sukses artinya apabila individu dihadapkan pada situasi
berprestasi maka akan merasa optimis bahwa sukses akan diraihnya dan dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
mengerjakan tugas akan lebih terdorong oleh harapan untuk sukses dari pada menghindar yang berakhir dengan kegagalan. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bertahan dalam menghadapi rintangan, tidak mudah putus asa, optimis, dan percaya diri serta membuat tujuan-tujuan yang hendak dicapainya di waktu yang akan datang, sangat menghargai waktu, dan lebih dapat menangguhkan pemuasan untuk mendapatkan penghargaan di waktu mendatang. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa aspek-aspek motivasi berprestasi meliputi: 1) kreatif dan inovatif, yaitu berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru, 2) ukuran hasil dan umpan balik terkait perbuatan yang dilakukan, 3) pengambilan tanggung jawab pribadi atas perbuatan yang dilakukan, 4) pemilihan tugas, yaitu memilih tugas yang risiko sedang, menantang, dan menunjukkan keunggulan, dan 5) berorientasi sukses, menunjukkan kerja keras, ulet, dan optimis. 3. Ciri-ciri Motivasi Berprestasi Tinggi Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mempunyai nachievement tinggi akan mempunyai performance yang lebih baik apabila dibandingkan dengan orang yang mempunyai n-achievement rendah (Walgito, 2003). Ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, sebagai berikut: a. Selalu bekerja keras dan tangguh, serta tidak mudah putus asa. b. Berorientasi kemasa depan dan menyenangi tugas. c. Menyukai balikan yang cepat dan efisien. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
d. Bertanggung jawab dalam memecahkan masalah e. Efektif dan efisien dalam usahanya mencapai tujuan f. Memilih tugas yang ada tantangan dan menurut kemampuannya. Suryana (2003) menjelaskan bahwa wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a.
Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul
pada dirinya. b.
Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan
dan kegagalan. c.
Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
d.
Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.
e.
Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa ciri-ciri individu yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah adanya keinginan
mengatasi
sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya, selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan, memiliki tanggung jawab personal yang tinggi, dan berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan, serta menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
C. Dukungan Sosial 1. Pengertian Dukungan Sosial Manusia merupakan mahluk sosial, dan mempunyai dua kebutuhan sosial dasar manusia, yaitu: kebersamaan atau merasa memiliki dan dimiliki, dan dua kebutuhan untuk memperoleh dukungan atau sama lainnya. Selain mengadakan kontak-kontak sosial manusia juga membutuhkan dukungan dari orang lain atau dukungan sosial dalam mengantisipasi dan menghadapi suatu masalah. Sarafino (1998) mendefinisikan dukungan sosial adalah suatu kesenangan, rasa aman, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan dari orang lain atau kelompok. Siegel (dalam Taylor, 1999), menyatakan bahwa dukungan sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama. Gottlieb (dalam Smet, 1994) menjelaskan bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal atau non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau kehadiran individu yang bersangkutan yang bermanfaat mempengaruhi perilaku maupun emosi individu. Selanjutnya, Johnson & Johnson (1991) mendefinisikan dukungan sosial sebagai keberadaan orang lain yang dapat memberikan bantuan, dorongan, penerimaan, dan perhatian kepada seseorang. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa definisi dukungan sosial adalah ketersediaan sumber daya baik individu atau kelompok yang memberikan suatu kenyamanan baik fisik maupun psikologis, perhatian, penghargaan, bantuan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
yang semua itu akan mengarahkan tingkah laku
individu dalam mengatasi
hambatan atau mencapai target tujuan yang telah ditentukan. 2. Aspek-aspek Dukungan Sosial Sarafino (1998) mengklasifikasikan dukungan sosial ke dalam lima bentuk dukungan sosial, yang terdiri dari: a. Dukungan emosional (emotional support) Dukungan yang melibatkan ekspresi rasa empati dan kepedulian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Dukungan sosial dapat diperoleh dari orang lain yang memperhatikan prestasi individu dalam pembentukan dan perjalanan usaha, kepedulian terhadap kegiatan usaha yang dilakukan, sehingga perasaan nyaman dan terdorong mengakibatkan individu tersebut berhasil melakukan sesuai tujuan yang ingin dicapai. b. Dukungan penghargaan (esteem support) Dukungan yang melibatkan penilaian positif pada individu, pemberian semangat dan pernyataan setuju pada pendapat individu. Dukungan ini akan membantu perasaan berharga bagi individu yang menganggap dirinya memiliki kemampuan yang berbeda dengan orang lain sehingga menimbulkan percaya diri dan harga diri pada individu. Orang-orang yang berada disekitar individu memberikan respon yang positif dan menunjukkan rasa bangga ketika individu tersebut menunjukkan atau mengarahkan tingkah laku dalam kegiatan wirausaha. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
c. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support) Berupa pemberian bantuan secara langsung seperti pemberian mata pelajaran kewirausahaan, praktik berwirausaha, praktik kerja, dan bantuan uang
atau
materi
lainnya.
Berbagai
program
kewirausahaan
yang
diselenggarkan pemerintah, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, maupun masyarakat dirasa mampu memperlancar intensi individu menjadi wirausaha, misal dengan diadakannya dan diikutinya pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan kewirausahaan, atau Program Mahasiswa Wirausaha. d. Dukungan informasi (informational support) Dukungan yang terdiri dari pemberian nasihat, pengarahan, saran atau umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan. Dukungan ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah. Orang tua memberikan saran, nasihat dan pengarahan bagaimana menjadi seorang wirausaha, menjelaskan apa yang akan menjadi risiko menjadi wirausaha, informasi tentang peluang usaha yang ada, dan lain sebagainya tentang informasi yang berkaitan dengan dunia wirausaha. e. Dukungan jaringan sosial (network support) Dukungan yang menimbulkan perasaan memiliki pada individu karena individu menjadi anggota dalam kelompok. Individu dapat membagi minat serta aktivitas sosial sehingga individu merasa dirinya dapat diterima oleh kelompok tersebut. Individu yang tergabung dalam Program Mahasiswa Wirausaha akan merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut dan saling memberikan informasi atau menjalin kerjasama antar anggota kelompok. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa aspek-aspek dalam dukungan sosial meliputi: 1) dukungan emosional yang berupa pemberian empati, perhatian dari orang lain, 2) dukungan penilaian berupa penghargaan, pengakuan, hubungan timbal balik serta perbandingan sosial, 3) dukungan instrumental berkaitan dengan kesejahteraan seseorang, 4) dukungan informasi berupa pemberian nasehat atau informasi dari orang-orang sekitar individu, dan 5) dukungan jaringan sosial berkaitan sebagai anggota dalam suatu kelompok. 3. Sumber Dukungan Sosial Sumber dukungan sosial berasal dari pihak-pihak yang terkait dengan individu. Hisrich, dkk. (2008) menjelaskan beberapa sumber dukungan sosial, antara lain: keluarga merupakan sumber dukungan utama bagi setiap individu, dengan adanya anggota keluarga yang mendukung seseorang akan mampu bertahan dalam kesulitan. Teman memainkan peran penting dalam memberikan dukungan. Teman-teman tidak hanya memberi nasihat yang sering kali lebih jujur daripada nasihat yang didapat dari sumber-sumber lain, tetapi juga memberi dorongan, pengertian, dan bahkan bantuan. Mentor atau seorang teladan menjadi sistem pendukung yang juga penting dalam fase pembentukan usaha. Berdasarkan paparan di atas sumber dukungan sosial dalam penelitian ini adalah keluarga khususnya orang tua, teman-teman baik teman sesama wirausaha maupun teman biasa, pembimbing yaitu orang yang membimbing individu dalam berwirausaha.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
D. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha Setiap perbuatan atau perilaku yang dilakukan seseorang pasti didasari dengan niat untuk melakukan sesuatu. Perilaku yang akan dilakukan seseorang dapat diketahui dari intensinya. Hal ini dikarenakan intensi merupakan dimensi probabilitas subjektif yang melibatkan suatu hubungan antara diri dengan beberapa tindakan (Fishbein dan Ajzen, 1975). Niat untuk melakukan perilaku adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku tertentu, dan sejauh mana kalau individu memilih untuk melakukan perilaku tertentu itu dan mendapat dukungan dari orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya (Wijaya, 2008). Seseorang membutuhkan waktu yang lama untuk berfikir hingga akhirnya menjadikan wirausaha sebagai tingkah laku yang terencana (Riyanti, 2009). Wirausaha merupakan perilaku yang terencana, sehingga sangat tepat dijelaskan melalui intensinya. Apabila diketahui intensi seseorang, maka akan dapat diketahui kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu target tingkah laku di masa yang akan datang. Target tingkah laku tersebut adalah menjadi seorang wirausaha, sehingga dapat diprediksi kemungkinan untuk memulai usaha atau berwirausaha. Intensi muncul karena pengaruh dari beberapa hal, seperti lingkungan keluarga, pendidikan, usia, jenis kelamin, nilai personal (Wijaya, 2007). Hal tersebut tidak luput dari tiga dasar motif sosial: motif untuk berprestasi, motif commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
untuk berafiliasi (menjalin persahabatan), dan motif untuk berkuasa. Dari perbandingan ketiga motif tersebut, ternyata seorang wirausaha terlihat jelas memiliki motif berprestasi yang menonjol (sangat tinggi) dibandingkan dengan individu yang tidak tertarik berwirausaha (As’ad, 1991). Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive), sehingga dapat dikatakan bahwa minat berwirausaha lahir dari motif ingin berprestasi (Suryana, 2003). Motif berprestasi dijelaskan Purwanto (1990) merupakan suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Lebih lanjut, McClelland (1987) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasi sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain. Hal ini menunjukan bahwa motivasi berpestasi memiliki peranan yang penting dalam berwirausaha. Salah satu ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil adalah berorientasi pada prestasi (Kasmir, 2007). Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung jawab, dan terbuka untuk umpan balik yang memperbaiki prestasi inovatif dan kreatif. Selain itu, hasil penelitian Lestari dan Helmi (2000) menyatakan orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dapat mengerjakan sesuatu dengan lebih semangat sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan yang baik dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
pengembangan diri. Selanjutnya, Suryana (2003) mengatakan bahwa orang-orang yang motivasi berprestasinya tinggi dipandang cocok untuk menjadi seorang wirausaha. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka ada kemungkinan bahwa seorang wirausaha mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi. Motivasi berprestasi merupakan unsur intrinsik dari diri manusia, unsur intrinsik belum tentu dapat berkembang secara optimal tanpa adanya unsur ekstrinsik, yaitu: dukungan sosial. Selaras dengan pernyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan dukungan dari pihak lain, begitu pula seorang wirausaha. Hasil penelitian Prasetya (2009) menyatakan bahwa tujuan ketika seseorang melakukan usaha adalah kemandirian, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang melakukan usaha membutuhkan suatu dukungan sosial dalam perjalanan usahanya, terlebih ketika individu sedang start-up bussines. Dukungan sosial adalah ketersediaan sumber daya baik individu atau kelompok yang memberikan suatu kenyamanan baik fisik maupun psikologis, perhatian, penghargaan, bantuan, yang semua itu akan mengarahkan tingkah laku individu dalam mengatasi hambatan atau mencapai target tujuan yang telah ditentukan. Hisrich, dkk. (2008) menyatakan bahwa seorang wirausaha membutuhkan dukungan yang kuat dan sistem penasehat dalam setiap fase dari usaha baru. Dukungan ini bisa berupa dukungan moral (psikologis) atau dukungan profesional (dukungan terkait aktivitas usaha). Dukungan moral dapat berupa empati, kepedulian, perhatian, kenyamanan, dan penilaian positif dari orang lain terkait aktivitas wirausaha yang dilakukan individu. Sedangkan dukungan profesional commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
dapat berupa jaringan sosial, dukungan informasi dari orang lain terkait aktivitas wirausaha yang dilakukan individu. Individu yang mendapatkan dukungan sosial tinggi cenderung lebih mantap dalam bertindak, lebih percaya diri, memperkuat keyakinan untuk berhasil, dan memperkokoh jaringan. Dukungan seperti ini memberi keyakinan yang lebih besar dalam kemampuan mengakses sumber-sumber yang penting untuk pencapaian hasil-hasil wirausaha yang sukses, sehingga kemungkinan ini dirasa
semakin
memperkuat
intensi
berwirausaha.
Pernyataan
tersebut
menunjukkan bahwa individu yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi akan cenderung memperkuat intensi berwirausaha. Berdasarkan uraian di atas, orang yang mempunyai keinginan kuat dalam wirausaha dapat diketahui melalui intensi berwirausaha. Motivasi berprestasi dimungkinkan akan mempengaruhi intensi berwirausaha. Selain itu, dukungan sosial yang tinggi juga akan mempengaruhi intensi berwirausaha. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan mendapatkan dukungan sosial yang tinggi dari berbagai pihak akan meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa.
E. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Intensi Berwirausaha Seorang wirausaha memiliki tiga dasar motif sosial, yaitu: motif untuk berprestasi yang merupakan dorongan untuk melebihi prestasi di masa lalu atau melebihi prestasi orang lain, motif untuk berafiliasi (menjalin persahabatan) merupakan kebutuhan akan kehangatan dan hubungan dengan orang lain, dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
motif untuk berkuasa adalah motif untuk menguasai dan mempengaruhi orang lain (As’ad, 1991). Individu yang mempunyai motif untuk berprestasi yang tinggi cenderung selalu bekerja keras dan tangguh, tidak mudah putus asa, berorientasi kemasa depan dan menyenangi tugas, menyukai balikan yang cepat dan efisien, bertanggung jawab dalam memecahkan masalah, efektif dan efisien dalam usahanya mencapai tujuan, memilih tugas yang ada tantangan dan menurut kemampuannya (Walgito, 2003). Tingkat intensi berwirausaha dipengaruhi beberapa faktor, antara lain faktor nilai personal. Nilai personal dibentuk oleh tinggi rendanhnya kapasitas motivasi, pengendalian diri dan optimisme individu (Indarti dan Kristiansen, 2003). Seorang wirausaha terdapat motif untuk berprestasi yang lebih menonjol daripada yang dimiliki individu yang bukan wirausaha (McClelland, 1987). .Berdasarkan uraian di atas, komitmen individu untuk berwirausaha dan menjadi wirausaha berhasil dipengaruhi adanya motivasi berprestasi yang tinggi dari individu itu sendiri. Adanya motivasi berprestasi individu akan mendorong individu untuk meraih hasil atau prestasi melebihi prestasi sebelumnya dan sesuai dengan ukuran standar yang sudah ditentukan.
F. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha Intensi berwirausaha dipengaruhi faktor internal dan eksternal, faktor eksternal antara lain keterlibatan orang lain seperti keluarga, teman, dan mentor dalam proses wirausahanya. Hisrich, dkk. (2008) menjelaskan bahwa dukungan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
sosial sangat diperlukan dalam fase pembentukan usaha atau memulai usaha, karena memberikan informasi, nasihat, bimbingan, bantuan modal, jaringan, afiliasi, dan lain-lainnya. Dukungan dari keluarga memiliki peran penting bagi individu dalam memulai dan menjalankan usaha (Riyanti, 2009). Dukungan keluarga biasanya berupa
dukungan
moral
atau
dukungan
psikologis.
Faktor
lain
yang
mempengaruhi wirausaha adalah pilihan atas seorang teladan (role model). Role model dapat berfungsi dalam kapasitas pendukung sebagai mentor-mentor selama dan setelah pembentukan usaha baru. Adanya mentor (guru), faktor finansial, jaringan bisnis, informasi, teknologi merupakan jaringan dukungan profesional. Individu yang mendapatkan dukungan sosial tinggi cenderung lebih mantap dalam bertindak, lebih percaya diri, memperkuat keyakinan untuk berhasil, dan memperkokoh jaringan (Hisrich,dkk., 2008). Berdasarkan uraian di atas, pada umumnya seorang wirausaha memerlukan dukungan dari berbagai pihak dalam menjalankan usahanya. Dukungan tersebut akan mengarahkan tingkahlaku individu dalam mengatasi hambatan usaha atau guna mencapai target tujuan yang telah ditentukan.
G. Kerangka Pikir Hubungan antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa peserta Program Mahasiswa Wirausaha dapat digambarkan dengan kerangka pikiran sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
H2
Motivasi Berprestasi H1
Intensi Berwirausaha Dukungan Sosial
H3
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir Keterangan : H1 : Hipotesis 1 H2 : Hipotesis 2 H3 : Hipotesis 3 H. Hipotesis Penelitian Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah: 1. Ada hubungan antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha. 2. Ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha. 3. Ada hubungan antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah setiap kejadian, situasi perilaku atau karakteristik individual yang beragam (Cozby, 2009). Variabel penelitian yang diteliti adalah: 1. Variabel prediktor : a. Motivasi Berprestasi b. Dukungan Sosial 2. Variabel kriterium : Intensi Berwirausaha
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah besarnya kebutuhan atau dorongan yang meliputi daya kreativitas dan inovatif, pengukuran hasil dan umpan balik, pengambilan tanggung jawab secara pribadi, pemilihan tugas, orientasi sukses dari diri individu untuk meraih hasil atau prestasi yang tinggi. Motivasi berprestasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala Motivasi Berprestasi yang disusun berdasar aspek-aspek menurut McClelland (1987) yang meliputi: kreatif dan inovatif, ukuran hasil dan umpan balik, pengambilan tanggung jawab pribadi, pemilihan tugas, dan berorientasi sukses. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, berarti semakin tinggi pula motivasi berprestasi yang dimiliki subjek. Semakin rendah skor yang commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
diperoleh subjek, maka semakin rendah pula motivasi berprestasi yang dimiliki subjek. 2. Dukungan Sosial Dukungan sosial adalah besarnya perhatian, penghargaan, bantuan dari orang lain yang memberikan suatu kenyamanan baik fisik maupun psikologis, , dan semua itu mengarahkan tingkah laku individu dalam mengatasi hambatan atau mencapai target tujuan yang telah ditentukan. Dukungan sosial dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala Dukungan Sosial yang disusun berdasar aspek-aspek dari Sarafino
(1998) yang meliputi: dukungan emosional, dukungan penilaian,
dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan sosial. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, berarti semakin tinggi pula tingkat dukungan sosial yang diperoleh subjek. Semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka semakin rendah pula dukungan sosial yang diperoleh subjek. 3. Intensi Berwirausaha Intensi berwirausaha adalah penilaian posisi individu dalam dimensi probabilitas subjektif yang melibatkan suatu hubungan antara diri dengan beberapa tindakan berwirausaha dengan cara mengarahkan tingkah laku dan menampilkan perilaku berwirausaha dengan berbagai perencanaan yang ditindaklanjuti guna mencapai target yaitu menjadi wirausaha yang berhasil. Intensi berwirausaha dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala Intensi Berwirausaha yang disusun berdasar aspek-aspek menurut Linan & Mariano (2007) yang meliputi: sikap terhadap kewirausahaan (attitude towards start-up/personal attitude), norma-norma subjektif (subjective norms), dan kendali tingkah laku yang dipersepsikan (perceived commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
behavioral control). Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, berarti semakin tinggi pula tingkat intensi berwirausaha subjek. Semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka semakin rendah pula tingkat intensi berwirausaha individu.
C. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan individu yang akan dikenakan generalisasi hasil penelitian. Keseluruhan individu tersebut paling sedikit mempunyai satu sifat atau ciri yang sama (Hadi, 1992). Populasi dalam penelitian ini adalah individu yang terseleksi menjadi peserta Program Wirausaha Mahasiswa (PMW) 2010 di Universitas Sebelas Maret. Populasi penelitian ini berjumlah 112 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari individu yang diselidiki atau wakil populasi yang diteliti (Cozby, 2009). Sehubungan jumlah populasi yang terbatas dan latar belakang jurusan pendidikan yang berbeda, maka penelitian ini menggunakan studi populasi sehingga tidak ada sampel penelitian. Studi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006), oleh karena itu subyek penelitian ini adalah peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010 di Universitas Sebelas Maret yang berjumlah 112 orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari sumber pertama, yaitu diperoleh langsung dari peserta Program Mahasiswa Wirausaha Universitas Sebelas Maret. Data tersebut berupa tanggapan atau respon dari pernyataan yang diajukan peneliti dalam Skala Motivasi Berprestasi, Skala Dukungan Sosial, dan Skala Intensi Berwirausaha. 2. Alat pengumpul data Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah skala. Skala yang digunakan berpedoman pada skala Likert yang telah dimodifikasi. Skala dalam penelitian ini dibuat empat alternatif jawaban yang dibagi menjadi pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable. Pernyataan favourable dinilai dari 4-1, sedangkan pernyataan unfavourable dinilai dari 1-4. Bentuk skoring dalam skala ini menggunakan empat alternatif jawaban yaitu: SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai), dengan tidak menggunakan alternatif jawaban ragu-ragu karena jawaban tersebut merupakan jawaban yang mengambang atau tidak berpendapat (netral merupakan kecenderungan subjek untuk memilihnya), sehingga hal ini sedapat mungkin untuk dihindari. a. Skala Motivasi Berprestasi Skala Motivasi Berprestasi yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasar aspek motivasi berprestasi dari McClelland (1987), yaitu: aspek kreatif dan inovatif, ukuran hasil dan umpan balik, pengambilan tanggung jawab pribadi, pemilihan tugas, berorientasi sukses. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Tabel 3.1 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi Nomor Item No Aspek Indikator Favorable Unfavorable Original atau asli 11,37 40,51 Berpikir 1. kreatif dan Suka hal yang 17,36,47 19,50,58 inovatif berbeda dan unik Feedback 16,34 2,43 Ukuran Hasil nyata dari 9,28,65 3,55,63 hasil dan tindakan 2. Umpan Evaluasi kegagalan balik dan berpatokan pada 15,31,46 26,53 prestasi yang diraih Tidak mengabaikan kepentingan orang 6,25 29,49 Tanggung lain jawab 3. Berani menanggung pribadi akibat dari apa yang 13,32,45 5,23,39 dilakukan Memilih tugas 1,38,44 14,24,33,62 berisiko sedang tugas yang Pemilihan 10,64 27,54 menantang 4. tugas tugas yang memperlihatkan 21, 60 8,48 keunggulan Optimis 7,18,57 4,20,35 Berorientasi 5. Kerja keras 22,41,61 29,52 sukses Tekun dan Ulet 12,56 30,42 Jumlah
Jumlah f % 10 15,38
15 23,08
10 15,38
15 23,08
15 23,08 65
100
b. Skala Dukungan Sosial Skala Dukungan Sosial yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasar aspek dukungan sosial dari Sarafino (1998), yaitu: aspek dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan sosial. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tabel 3.2 Blueprint Skala Dukungan Sosial Nomor Item No Aspek Indikator Favorable Unfavorable Rasa simpati yang 3,37 9,56 diberikan orang lain Kepedulian orang 11,26 15,33 lain terhadap individu Dukungan 1. Perasaan nyaman dan emosional aman dengan orang 22,45 7,31 lain Perhatian yang 28,35 20,53 diberikan orang lain Penilaian positif dari 1,41 10,58 orang lain Pernyataan setuju 17,38 21,49 Dukungan dari orang lain 2. penghargaan 5,19 29,48 Pemberian semangat Rasa bangga terhadap 18,46 39,6 individu 43,5 13,34 Dukungan Bantuan materi 3. instrumental Bantuan skill 25,55 4,12 23,51 30,44 Pemberian nasihat Dukungan Umpan balik 6,42 24,57 4. informasi Saran atau arahan 27,52 10,14 dari orang lain Perasaan memiliki atau sebagai anggota 2,36 32,59 Dukungan organisasi (PMW) 5. jaringan Kerjasama antar sosial anggota organisasi 16,47 8,54 atau pihak yang mendukung Jumlah
49
Jumlah f %
16
26,67
16
26,67
8
13,33
12
20
8
13,33
60
100
c. Skala Intensi Berwirausaha Skala Intensi Berwirausaha yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasar aspek intensi berwirausaha dari Linan & Mariano, (2007) yaitu: sikap terhadap kewirausahaan (attitude towards start-up/personal attitude), normacommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
norma subjektif (subjective norms), dan kendali tingkah laku yang dipersepsikan (perceived behavioral control). tabel 3.3 Blue Print Skala Intensi Berwirausaha Nomor Item No Aspek Indikator Favorable Unfavorable Keyakinan terhadap 5,17,28,37,46 14,20,36,41,44 perilaku Sikap wirausaha 1. terhadap kewirausahaan Evaluasi akibat perilaku 10,26,33 8,15,21 wirausaha Harapan norma referen dalam menampilkan 3,11,22,40 13,27,32,42 Norma-norma perilaku 2. wirausaha subjektif pelaksanaan dan penilaian 1,22,34,39 4,18,31 norma sosial kompetensi kewirausahaan 6,16,24 9,23,35 individu Kontrol 3. perilaku yang Ketergantungan dipersepsikan individu 7,19,30,38 2,12,29,43,45 dengan orang lain Jumlah
Jumlah f %
16 34,78
15 32,61
15 32,61
46
100
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dapat diketahui dengan uji validitas dan uji reliabilitas, yaitu sebagai berikut: 1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Validitas alat ukur adalah sejauh mana alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas alat ukur yang akan commit to dipenuhi adalah validitas isi. Validitas isiuser menunjukkan sejauh mana butir-butir
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
dalam alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh alat ukur tersebut. Pengujian validitas isi menggunakan analisis rasional, dengan melihat butirbutir dalam alat ukur telah ditulis sesuai dengan blue printnya, yaitu telah sesuai dengan batasan kawasan ukur yang telah ditetapkan semula dan memeriksa apakah masing-masing butir telah sesuai dengan indikator perilaku yang akan diungkap (Azwar, 1996). Analisis rasional ini juga dilakukan oleh pihak yang berkompeten untuk menganalisis skala tersebut. Dalam penelitian ini, pelaksanaan reviu butir-butir dalam alat ukur oleh professional judgement, yaitu pembimbing. Selanjutnya, dilakukan analisis kuantitatif terhadap butir-butir dalam alat ukur tersebut. Pada tahap ini akan dilakukan seleksi aitem berdasarkan daya diskriminasinya. Daya diskriminasi aitem adalah sejauhmana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan pula indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total (Azwar, 1999). Pengujian daya beda yang digunakan dalam penelitian ini adalah product moment dari Pearson (Bivariate Pearson) dengan cara mengorelasikan masingmasing skor aitem dengan skor total. Perhitungan koefisien korelasi dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan keajegan. Hasil ukur adalah dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas (Azwar, 1999). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan formula Alpha Cronbach yaitu dengan membelah aitem-aitem sebanyak dua atau tiga bagian, sehingga setiap belahan berisi aitem dengan jumlah yang sama banyak (Azwar, 1996). Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. F. Teknik Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, sehingga menggunakan analisis statistik (Suryabrata, 2003). Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi dengan dua prediktor dan analisis korelasi parsial. Alasan digunakannya analisis regresi dengan dua prediktor karena pada penelitian ini terdapat dua variabel prediktor, yaitu motivasi berprestasi, dukungan sosial dan satu variabel kriterium, yaitu intensi berwirausaha.
Analisis korelasi
parsial digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel prediktor terhadap variabel kriterium. Analisis regresi dua prediktor dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui korelasi antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha pada peserta Program Mahasiswa Wirausaha. Asumsi yang harus commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
dipenuhi untuk dapat menggunakan teknik analisis regresi dua prediktor adalah uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik, yaitu: 1. Uji asumsi dasar a.
Uji normalitas, bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak.
b.
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak.
2. Uji asumsi klasik a.
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variable independen lain dalam satu model.
b.
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi bahwa variable dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri.
c.
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Setelah diperoleh hasil dari analisis regresi dua prediktor, kemudian
dilakukan analisis korelasi parsial untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha apabila dukungan sosial dianggap tetap dan mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha apabila motivasi berprestasi dianggap tetap. Perhitungan analisis data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Tahapan awal yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah memahami kancah atau tempat penelitian dan mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan jalannya penelitian. Penelitian mengenai Hubungan Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha 2010 Universitas Sebelas Maret dilaksanakan bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret. Hal tersebut dikarenakan Program Mahasiswa Wirausaha merupakan salah satu program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang dikelola oleh Pusat Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret (PPKwu). a. Latar Belakang Pusat Pengembangan Kewirausahaan Pusat Pengembangan Kewirausahaan (selanjutnya disingkat PPKwu) merupakan salah satu pusat dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret yang bergerak dalam bidang pengembangan kewirausahaan dan bisnis bagi civitas akademika dan masyarakat. Pada awalnya PPKwu merupakan lembaga non struktural yang menjalankan program pengembangan kewirausahaan sejak tahun 1996 yang berada di dalam lembaga dengan nama Pusat Pengembangan Kewirausahaan sesuai dengan SK Rektor No. 237/PT.40.H/I/1996 tanggal 20 Mei 1996. Selanjutnya untuk mengantisipasi commit to user besarnya tuntutan masyarakat, dikeluarkan SK Rektor No. 208/J27/PP/97 tanggal 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
7 Juli 1997 tentang perubahan dari Pusat Pengembangan Kewirausahaan menjadi Lembaga Pengembangan Kewirausahaan yang memiliki tiga pusat yaitu (1) Pusat Pengembangan Bisnis (Pusbangnis), (2) Pusat Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM), dan (3) Pusat Pengembangan dan Pelayanan Hak Atas Kekayaan Intelektual (P3HAKI). Tahun 2003 terjadi restrukturisasi kelembagaan di lingkungan Universitas Sebelas Maret
Surakarta,
maka
No.1b/J27/PP/2003
diadakan
tanggal
2
reorganisasi
Januari
2003
berdasarkan tentang
SK
Rektor
Reorganisasi
dan
Pengintegrasian Pusat-Pusat Lembaga Pengembangan Kewirausahaan (LPKwu) Universitas Sebelas Maret dan Pemberhentian Tim Pengelolanya. Selanjutnya, berdasarkan SK Rektor No. 1D/J27/KP/2003 tanggal 3 Januari 2003 tentang Pengalihan dan Pengintegrasian Pusat Pengembangan Bisnis (Pusbangnis) dari Lembaga Pengembangan Kewirausahaan (LPKwu) ke Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret, maka Pusat Pengembangan Bisnis (Pusbangnis) LPKwu UNS berintegrasi ke dalam LPM UNS dan berubah nama menjadi Pusat Pengembangan Kewirausahaan. Dalam rangka mengupayakan efisiensi kelembagaan Universitas Sebelas Maret, maka berdasarkan SK Rektor No. 649A/J.27/KP/2004 tanggal 30 Oktober 2004 tentang Pembentukan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret, maka LPM UNS berintegrasi ke dalam Lembaga Penelitian
dan
Pengabdian
Kepada
Masyarakat
(LPPM),
dan
Pusat
Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) menjadi salah satu pusat dalam kelembagaan LPPM.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Program utama PPKwu adalah mengkaji dan mengembangkan keilmuan bidang kewirausahaan dan bisnis. Dalam menjalankan programnya, PPKwu bekerjasama dengan Fakultas-Fakultas di lingkungan UNS, Perguruan Tinggi di luar UNS, Instansi Pemerintah (seperti : Menristek, Kementerian Koperasi & UKM, Bank Indonesia, BUMN, PEMDA, LSM,
perusahaan-perusahaan dan sebagainya.
PPKwu didukung oleh peer group yaitu dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UNS, para pakar profesional, praktisi bisnis, serta staff administrasi yang memadai. Fasilitas yang tersedia seperti laboratorium, Inkubator dan Industri/UKM mitra merupakan sumber belajar bidang kewirausahaan yang signifikan. b. Visi Menjadi pusat riset dan layanan yang profesional, unggul dan terdepan di bidang kewirausahaan dan pengembangan bisnis bagi warga kampus dan masyarakat. c. Misi 1) Mewujudkan institusi PPKwu yang handal dan terpercaya 2) Membudayakan dan mengimplementasikan nilai-nilai kewirausahaan dalam kehidupan warga kampus dan masyarakat 3) Menumbuhkembangkan wirausaha-wirausaha baru dari kalangan terdidik 4) Mewujudkan pelaku bisnis mikro, kecil, menengah, dan koperasi yang profesional, mandiri dan inovatif yang berwawasan iptek. 5) Mewujudkan pusat
kepakaran dalam bidang kewirausahaan dan
pengembangan bisnis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
d. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS SEBELAS MARET KEPALA SEKRETARIS PUSAT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
Peer Group
STAF ADMINISTRASI
Ketua & Sekretaris
Ketua & Sekretaris
Ketua & Sekretaris
Unit Diklat & Pemagangan Kewirausahaan
Unit Inkubator Bisnis & Usaha Produktif
Unit Riset & Pengembangan Kewirausahaan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PPKwu
PERSONALIA Kepala PPKwu
:
Ir. Eddy Triharyanto, MP.
Sekretaris PPKwu
:
Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si
Unit-unit: 1. Pendidikan, Pelatihan dan dan Pemagangan Ketua
:
Drs. Edy Legowo, MPd.
Sekretaris
:
Dra. LV. Ratna Devi S, M.Si
2. Inkubator Bisnis dan Usaha Produktif commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Ketua
:
Ir. Joko Sutrisno, MP.
Sekretaris
:
Ir. MAM. Andriani, MS
3. Riset dan Pengembangan Kewirausahaan Ketua
:
Drs. Munawir Yusuf, M.Psi.
Sekretaris
:
Prof. Dr. Siswandari, M.Stats
2. Peserta Program Wirausaha Mahasiswa 2010 Universitas Sebelas Maret Mahasiswa adalah sebutan bagi seseorang yang sedang belajar pada jenjang tertinggi dalam suatu tingkatan pendidikan yaitu perguruan tinggi. Mahasiswa sering mengambil masa pendidikan selama empat tahun (sarjana) atau tiga tahun (DIII). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi merupakan lembaga negara yang menaungi
pendidikan
di
perguruan
tinggi.
Salah
satu
program
yang
dikembangkan adalah Program Mahasiswa Wirausaha. Kedudukan Program Mahasiswa Wirausaha merupakan bagian dari sistem pendidikan yang ada di perguruan tinggi, sehingga terintegrasi dengan program-program yang sudah ada. Program
Mahasiswa
Wirausaha
dikelola
oleh
Pusat
Pengembangan
Kewirausahaan (PPKwu) Universitas Sebelas Maret. Target yang diharapkan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut, setelah mahasiswa mengikuti “Program Wirausaha Mahasiswa” peserta mampu menjadi seorang wirausahawan yang memiliki kompetensi sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
a.
Memiliki sikap mental wirausaha
b.
Mampu memilih peluang yang potensial untuk dikembangkan menjadi bisnis riil
c.
Mampu memperhitungkan resiko usaha
d.
Memiliki keberanian untuk menanggung risiko
e.
Mampu bangkit dari kegagalan usaha
f.
Mampu memanfaatkan sumber daya yang
ada secara efektif untuk
mengembangkan usahanya g.
Mampu mengatur usaha untuk memenuhi permintaan pasar
h.
Mampu mengembangkan perencanaan bisnis
i.
Mampu menjadi seorang pemimpin tim
j.
Lancar dalam Bahasa Inggris, baik lisan maupun tulisan.
k.
Mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk bisnis
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), merupakan bagian dari strategi pendidikan di Perguruan Tinggi, dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat kewirausahaan untuk memulai berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sedang dipclajarinya. Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan dan pendampingan usaha. Skema program terangkum dalam Gambar di bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Bagan 4.2 Skema Program PMW (sumber: www.lembagadikti.ac.id)
a. Pelatihan Kewirausahaan (Entrepreneurship Training) Metode pelatihan dilakukan untuk mencapai salah satu tujuan kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), yaitu menumbuhkan kembangkan motivasi berwirausaha di kalangan mahasiswa dan membangun sikap mental wirausaha mahasiwa, serta membentuk soft skill kewirausahan peserta seperti keterampilan dalam memimpin, keberanian mengambil risiko, kerjasama tim, kemandirian dan kepercayaan diri, serta meningkatkan potensi kuantum bidang kewirausahaan. Materi-materi yang disampaikan melalui metode pelatihan ini, secara garis besar meliputi empat kompetensi yaitu: (1) Kompetensi umum (generic competencies); (2) Keterampilan kewirausahaan (Entrepreneur skills); (3) Keterampilan manajerial (managerial skills) dan (4) Keterampilan khusus (specific skills). Sedangkan
dalam
pelaksanaan
pelatihan
pembelajaran, yaitu:
commit to user
memadukan
berbagai
metode
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
1) Ceramah dan tanya jawab 2) Diskusi kelompok 3) Studi Kasus/ Pemecahan Masalah 4) Bermain Peran/Role Play 5) Demontrasi 6) Simulasi 7) Asignment atau Tugas terstruktur 8) Praktek Kerja 9) Out bond. b. Magang Kewirausahaan (Internship) Metode magang (internship) merupakan tindak lanjut dari metode pelatihan (training). Magang bertujuan untuk memberikan pengalaman dan sekaligus sebagai praktek nyata peserta PMW dalam melatih soft skill kewirausahaannya secara riil. Merujuk pendapat beberapa ahli bahwa dalam pelaksanaan kegiatan magang, mahasiswa tidak hanya belajar tentang apa dan bagaimana sesuatu itu berproses (learning about and learning how), tetapi mereka belajar melakukan proses (learning with). Selama kegiatan magang berlangsung, peserta diharapkan mampu membangun jejaring bisnis dengan pelaku bisnis, menganalisis, mengevaluasi dan membuat rekomendasi/keputusan terhadap berbagai permasalahan bisnis yang terjadi di lokasi magang. Pada akhirnya, melalui metode magang diharapkan mampu meningkatkan kecakapan dan keterampilan serta menumbuhkan sense of business peserta PMW secara efisien.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Kegiatan magang (internship) dilaksanakan di beberapa mitra pengusaha (terutama dengan skala usaha menengah dan besar) yang dimiliki oleh Pelaksana Program (PPKwu). Penetepan skala usaha menengah dan besar sebagai lokasi magang peserta PMW dengan alasan bahwa pada usaha dengan skala tersebut, permasalahan usaha yang terjadi sudah kompleks baik dalam hal manajemen, pemasaran, keuangan, serta proses produksinya. Sehingga diharapkan peserta mampu menyerap berbagai keterampilan yang diperlukan dalam mengelola suatu usaha. c. Pendampingan Penyusunan Rencana Bisnis (business plan) Peserta PMW diberikan pendampingan secara intensif dalam melakukan penyusunan rencana bisnis yang akan dirintisnya. Panduan penyusunan rencana bisnis mengacu pada materi yang telah disampaikan pada saat pelatihan kewirausahaan. d. Seleksi Rencana Bisnis Dalam rangka mempersiapkan rencana bisnis peserta yang riil, prospektif, dan berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni maka diperlukan kegiatan seleksi rencana bisnis. Proses seleksi ini meliputi kegiatan presentasi peserta atas rencana bisnis yang disusunnya dihadapan para evaluator yang terdiri dari unsur perbankan, praktisi bisnis dan pelaksana program. e. Praktek Bisnis Riil Praktek bisnis riil merupakan tujuan utama dari kegiatan PMW. Dalam tahap ini, peserta mulai melaksanakan usaha berdasarkan rencana bisnis yang telah disusun dan disetujui oleh tim evaluator pada saat seleksi rencana bisnis. Implementasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
rencana usaha menjadi usaha riil merupakan langkah awal pembentukan wirausahawan mahasiswa melalui start-up business. f. Pendampingan Usaha Baru (start-up business) Pendampingan usaha pada umumnya dilakukan dengan tujuan agar operasional usaha yang dijalankan oleh peserta tidak melenceng dari rencana bisnis yang telah disusunnya. Disamping itu juga untuk membantu pemecahan masalah bisnis yang mungkin terjadi pada saat bisnis mulai dijalankan. Secara khusus, tujuan pendampingan usaha adalah untuk: 1) meningkatkan jangkauan pasar 2) mempertahankan kelancaran cash flow 3) meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kerja 4) meningkatkan omzet dan asset 5) meningkatkan jumlah dan variasi inventori Pendampingan dilakukan secara terpadu oleh tim dari PPKwu LPPM UNS, dan UKM Mitra tempat magang. g. Monitoring dan Evaluasi Program Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan agar program berjalan sesuai dengan rencana untuk mencapai luaran yang diharapkan. Secara umum, aspek-aspek yang dimonitor dan dievaluasi terdiri dari empat bagian, yaitu a) Proses pelatihan kewirausahaan; b) Pendampingan Penyusunan Rencana Bisnis; c). Pelaksanaan Magang; d). Pendampingan Usaha Baru Mahasiswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
3. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian perlu dilakukan agar penelitian berjalan baik, lancar, dan terarah. Persiapan tersebut meliputi perijinan dan penyusunan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. a. Persiapan Administrasi Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan yang diajukan pada pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. Perijinan tersebut meliputi beberapa tahap, yaitu: 1) Peneliti meminta surat pengantar pra penelitian dengan nomor 740/H 27.1.17.3/TU/2010 dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas
Pengembangan
Maret
yang
Kewirausahaan
ditujukan
Universitas
kepada Sebelas
kepala
Pusat
Maret
untuk
mendapatkan penjelasan Program Mahasiswa Wirausaha dan mendapatkan data-data mengenai Program Mahasiswa Wirausaha. 2) Peneliti
meminta
surat
pengantar
penelitian
dengan
nomor
786/H27.1.17.3/TU/2010 dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas
Maret
yang
ditujukan
kepada
kepala
Pusat
Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret untuk perijinan melakukan penelitian terkait program yang dikelola Pusat Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret. Melalui surat tersebut peneliti mendapat surat balasan dari Pusat Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret dengan nomor surat 282/H27.3/PPKwu/IX/2010 bahwa peneliti diizinkan untuk melakukan penelitian pada peserta Program commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Mahasiswa Wirausaha 2010. Setelah mendapat izin, peneliti mulai menghubungi subjek penelitian untuk mendapatkan data langsung dari subjek penelitian. b. Persiapan Alat Ukur Penelitian ini menggunakan tiga skala psikologi, yaitu Skala Motivasi Berprestasi, Skala Dukungan Sosial, dan Skala Intensi Berwirausaha. Skala Motivasi Berprestasi yang digunakan berjumlah 65 item pernyataan yang terdiri dari 32 item favourable dan 33 item unfavorable, disusun oleh peneliti berdasar aspek motivasi berprestasi dari McClelland (1987), yaitu: kreatif dan inovatif, ukuran hasil dan umpan balik, pengambilan tanggung jawab pribadi, pemilihan tugas, dan berorientasi sukses. Skala Dukungan Sosial yang digunakan berjumlah 60 item pernyataan yang terdiri dari 30 item favourable dan 30 item unfavourable, disusun oleh peneliti berdasar aspek dukungan sosial dari Sarafino (1998), yaitu: dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan sosial. Selanjutnya, Skala Intensi Berwirausaha yang digunakan berjumlah 46 item pernyataan yang terdiri dari 23 item favourable dan 23 item unfavourable, disusun oleh peneliti berdasar aspek intensi berwirausaha dari Linan,dkk., (2007) yaitu: sikap terhadap kewirausahaan (attitude towards start-up/personal attitude), norma-norma subjektif (subjective norms), dan kendali tingkah laku yang dipersepsikan (perceived behavioral control).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
4.
Pelaksanaan Uji Coba
Pelaksanaan uji coba dalam penelitian ini menggunakan try out terpakai yaitu pengambilan data dilakukan satu kali yang digunakan untuk dua kepentingan yaitu uji validitas, reliabilitas dan uji hipotesis. Pertimbangan peneliti menggunakan try out terpakai adalah jumlah populasi tidak terlalu banyak, subyek memiliki aktivitas yang banyak seperti: kuliah, kuliah magang mahasiswa, organisasi, penelitian, sekaligus menjalankan usaha sehingga peneliti kesulitan dalam menjadwalkan pertemuan dengan subyek penelitian. Selain itu, bagi subyek penelitian yang sudah lulus, peneliti harus menemui di tempat tinggalnya yang lokasinya di berbagai daerah, apabila daerah tersebut tidak bisa dijangkau oleh peneliti maka pemberian skala melalui e-mail.. Pelaksanaan uji coba terangkum dalam tabel berikut ini:
No 1. 2. 3. Uji
Tabel 4.1 pelaksanaan uji coba Pelaksanaan Cara Jumlah Tempat Senin, 27 September klasikal 11 orang Ppkwu 2010 28 September – 9 individual 78 orang o Tempat tinggal subyek November 2010 o Di Fakultas subyek 1 Oktober – 13 Via e-mail 23 orang November 2010 coba dilakukan pada tanggal 27 September 2010 sampai 13 November 2010.
Pemberian skala dilakukan dengan tiga cara, yaitu: a. klasikal Peneliti mengundang peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010 pada hari Senin, 27 September 2010 di Ppkwu. Peserta hadir sebanyak 11 orang dan merupakan peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang aktif dalam menjalankan usahanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
b. individual Peneliti menghubungi setiap peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010 untuk permohonan bantuan mengisi skala dan menetapkan waktu, tempat bertemu. Kemudian penulis menemui subyek sesuai waktu dan tempat yang sudah ditentukan. c. via e-mail Via e-mail dilakukan karena pertimbangan kesulitan menemui subyek penelitian, sehingga dengan cara tersebut sedikit mempermudah pendistribusian alat ukur. 5. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Penghitungan Validitas Uji validitas skala dilakukan dengan review professional judgement, yaitu pembimbing, sedangkan uji validitas internal dalam penelitian ini menggunakan teknik Bivariate Pearson atau sering disebut sebagai korelasi Product Moment Pearson, yaitu dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor aitem dengan skor total. Pengujian validitas internal menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Dengan nilai r untuk N=112 adalah 0,186. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1) Jika r hitung
r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05), maka aitem tersebut
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). 2) Jika r hitung
r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05), maka aitem tersebut
tidak berkorelsi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
1) Skala Motivasi Berprestasi Skala Motivasi Berprestasi terdiri dari 65 item. Berdasarkan hasil analisis diperoleh
56
aitem
yang
valid
dan
9
aitem
yang
gugur,
yaitu:
6,8,12,14,28,30,32,40,48 dengan nilar r antara 0,193-0,688. Distribusi aitem yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2
Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Motivasi Berprestasi Favorable No
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek
Indikator
Original atau asli Suka hal yang berbeda dan unik Feedback Hasil nyata dari Ukuran tindakan hasil dan Evaluasi kegagalan Umpan dan berpatokan balik pada prestasi yang diraih Tidak mengabaikan kepentingan orang Tanggung lain jawab Berani pribadi menanggung akibat dari apa yang dilakukan Memilih tugas berisiko sedang tugas yang Pemilihan menantang tugas tugas yang memperlihatkan keunggulan Optimis Berorientasi Kerja keras sukses Tekun dan Ulet jumlah item valid Berpikir kreatif dan inovatif
valid
gugur
valid
11,37
-
51
17,36,47 16,34 9,65
28
15,46
19,50,58 2,43 3,55,63
25
6 4
-
5
-
5
-
3
-
5
14
6
-
4
8,48 30
2 6 5 2 56
49,59 6
13,45
5,23,39 32
10,64
-
26,31,53 -
1,38,44
Jumlah item gugur valid 40 3
Unfavorable
-
24,33,62 27,54
21, 60 7,18,57 22,41,61 56 28
commit to user
12
4,20,35 29,52 42 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
2) Skala Dukungan Sosial Skala Dukungan Sosial terdiri dari 60 aitem. Berdasarkan hasil analisis diperoleh 60 aitem valid, sehingga tidak ada aitem yang gugur dengan nilai r antara 0,2520,682. Distribusi aitem yang valid dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3
Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Dukungan Sosial Favorable No
1.
2.
Aspek
Dukungan emosional
Dukungan penghargaan
3.
Dukungan instrumental
4.
Dukungan informasi
5.
Dukungan jaringan sosial
Indikator Rasa simpati yang diberikan orang lain Kepedulian orang lain terhadap individu Perasaan nyaman dan aman dengan orang lain Perhatian yang diberikan orang lain Penilaian positif dari orang lain Pernyataan setuju dari orang lain
valid
gugur
Unfavorable valid
gugur
Jumlah item valid
3,37
9,56
4
11,26
15,33
4
22,45
7,31
4
28,35
20,53
4
1,41
40,58
4
17,38
21,49
4
5,19
29,48
4
18,46
39,6
4
Bantuan materi
43,5
13,34
4
Bantuan skill
25,55
4,12
4
Pemberian nasihat
23,51
30,44
4
Umpan balik Saran atau arahan dari orang lain Perasaan memiliki atau sebagai anggota organisasi (PMW) Kerjasama antar anggota organisasi atau pihak yang mendukung
6,42
24,57
4
27,52
10,14
4
2,36
32,59
4
16,47
8,54
4
30
30
60
Pemberian semangat Rasa bangga terhadap individu
jumlah item valid
commit to user 3) Skala Intensi Berwirausaha
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Skala Intensi Berwirausaha terdiri dari 46 aitem. Berdasarkan hasil analisis diperoleh 42 aitem yang valid dan 4 aitem yang gugur, yaitu: 2,18,19,45 dengan nilai r antara 0,187-0,678. Distribusi aitem yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Intensi Berwirausaha Favorable No
Aspek
Indikator
Keyakinan terhadap perilaku Sikap terhadap wirausaha 1. kewirausahaan Evaluasi akibat perilaku wirausaha Harapan norma referen dalam menampilkan perilaku Norma-norma 2. wirausaha subjektif pelaksanaan dan penilaian norma sosial kompetensi kewirausahaan Kontrol individu 3. perilaku yang Ketergantungan dipersepsikan individu dengan orang lain jumlah item valid
valid
Unfavorable
Jumlah item gugur valid
gugur
valid
5,17,28, 37,46
-
14,20, 36,41,44
-
10
10,26, 33
-
8,15,21
-
6
3,11, 22,40
-
13,27, 32,42
-
8
1,34, 39,46
-
4,31
6,16, 24
-
9,23, 35
-
6
12,29, 43
2,45
6
7,30, 38 22
19
20
18
6
42
b. Penghitungan Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas, Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur (Priyatno, 2008). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan formula Alpha Cronbach dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Hasil penghitungan reliabilitas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi sebesar 0,884, reliabilitas Skala Dukungan Sosial sebesar 0,944,
sedangkan
reliabilitas Skala Intensi Berwirausaha sebesar 0,885,. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya, yaitu semakin mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas skala tersebut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala motivasi berprestasi, dukungan sosial, dan intensi berwirausaha dinyatakan valid dan reliabel yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai alat ukur penelitian.
B. Pelaksanaan Penelitian 1. Penentuan Subjek Penelitian Peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) terdiri dari berbagai angkatan, yaitu angkatan 2004, 2005, 2006, dan 2007 sehingga sebagian subjek ada yang sudah lulus dari perguruan tinggi, ada yang sedang mengerjakan skripsi, dan ada yang sedang Kuliah Magang Mahasiswa (KMM), dengan demikian aktivitas subyek cukup banyak dan keberadaannya jarang di kampus. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010 di Universitas Sebelas Maret yang terdiri dari 112 orang. Subjek berasal dari sembilan fakultas di Universitas Sebelas Maret, data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Tabel 4.5 Data Peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) UNS 2010 NO 1.
FAKULTAS Kedokteran
2.
Teknik
3.
MIPA
4.
Pertanian
5.
Ekonomi
6.
Ilmu Sosial dan Politik
7. 8.
Hukum Keguruan dan Ilmu Pendidikan
9.
Sastra dan Seni Rupa
JURUSAN Kebidanan Psikologi Arsitektur Sipil Mesin Kimia Industri Teknik Informatika Komputer Biologi Matematika Fisika Kimia Peternakan Agronomi THP Agrobisnis PKP Ilmu tanah Holtikultura Manajemen Bisnis Internasional Akuntansi Komunikasi Sosiologi Administrasi Negara Periklanan Hukum Sejarah Geografi Ekonomi Sosologi Antropologi Teknik Mesin POK Ilmu Sejarah Sastra Daerah Sastra Inggris Sastra Cina Desain Interior Kriya Seni
Jumlah
commit to user
JUMLAH 1 4 1 6 3 3 3 5 2 5 2 5 2 5 7 5 2 3 1 2 6 2 1 6 1 1 1 2 2 1 9 1 1 1 3 2 1 1 2 1 112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
2. Pengumpulan Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari hasil uji coba yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan Product and Service Solution (SPSS) versi 16,0. Hasil tersebut akan diperoleh aitem-aitem yang valid dan gugur, aitem-aitem valid saja yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini.
Pelaksanaan pengumpulan data penelitian
terangkum dalam tabel 4.1. 3. Pelaksanaan Skoring Data penelitian yang terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan pemberian skor sesuai kriteria penilaian yang sudah ditentukan. Ketiga skala menggunakan sistem penilaian dengan kategori Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Aitem-aitem dalam ketiga skala ini terdiri dari aitem favourable dan aitem unfavourable. Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4 (sangat sesuai), 3 (sesuai), 2 (tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai). Penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 (sangat sesuai), 2 (sesuai), 3 (tidak sesuai), 4 (sangat tidak sesuai). Skor aitem valid yang diperoleh subjek penelitian dijumlahkan untuk setiap skala. Skor total tersebut yang digunakan dalam penghitungan analisis data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
C. Analisa Data 1. Uji Asumsi Dasar a.
Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang normal (Priyatno, 2008). Penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
dengan
taraf
signifikansi
0,05.
Data
dinyatakan
berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. lebih besar 5% atau 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6, di bawah ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test intensi
motivasi
berwirausaha berprestasi N Normal Parameters
a
dukungan sosial
112
112
112
Mean
127.46
172.21
180.23
Std. Deviation
10.979
12.906
16.387
Most Extreme
Absolute
.115
.075
.088
Differences
Positive
.115
.051
.088
Negative
-.099
-.075
-.085
1.220
.793
.936
.102
.555
.345
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Hasil uji normalitas dengan metode
One Sample Kolmogorov-Smirnov
to user menunjukkan nilai Asymp. Sig. commit (2-tailed) untuk Intensi Berwirausaha sebesar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
0,102, Motivasi Berprestasi sebesar 0.555, dan Dukungan Sosial sebesar 0,345. Ketiga variabel menunjukkan nilai diatas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian ini berdistribusi normal. b.
Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji linieritas biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16 menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05 (p<0,05). Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila nilai signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 2008). Tabel 4.7 Hasil Uji Linieritas antara Motivasi Berprestasi dengan Intensi Berwirausaha ANOVA Table Sum of
Mean
Squares intensi
Between
(Combined)
10179.15
berwirausaha * Groups motivasi
0 Linearity
6293.132
df
Square
F
231.344
4.843
.000
1 6293.132 131.737
.000
44
Sig.
berprestasi Deviation from
3886.018
43
90.373
Within Groups
3200.627
67
47.771
Total
13379.77
Linearity
7
commit to user
111
1.892
.009
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas antara Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha ANOVA Table Sum of Squares intensi
Between
berwirausaha *
Groups
(Combined) Linearity
11030.143 6062.266
Mean df
Square
F
229.795
6.161
.000
1 6062.266
162.546
.000
2.834
.000
48
Sig.
dukungan sosial Deviation from Linearity Within Groups Total
4967.877
47
105.700
2349.633
63
37.296
13379.777 111
Tabel di atas menunjukkan bahwa hubungan antara variabel motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha menghasilkan nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha terdapat hubungan yang linier. Selanjutnya, antara variabel dukungan sosial dengan intensi berwirausaha juga menghasilkan nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel dukungan sosial dengan intensi berwirausaha juga terdapat hubungan yang linier. 2. Uji Asumsi Klasik a. Multikolinieritas Uji
multikolinieritas
digunakan
untuk
mengetahui
ada
atau
tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya hubungan linier antara variabel independen dalamcommit model to regresi user (Priyatno, 2009). Prasyarat yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinieritas. Pada penelitian ini uji multikolinierias dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF), apabila nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian. Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Bebas
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
0,741
1,350
Dukungan Sosial 0,741 Sumber: Data Olahan Peneliti (2010)
1,350
Motivasi Berprestasi
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa motivasi berprestasi dan dukungan sosial memiliki nilai variance inflation factor (VIF) sebesar 1,350 tidak lebih dari 10 dan tolerance sebesar 0,74 lebih dari 0,1, sehingga model regresi dalam penelitian ini terbebas dari multikolinieritas. b. Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Apabila nilai DW diantara 1,5 sampai dengan 2,5 maka data tidak mengalami autokorelasi. Apabila nilai DW < 1,5 disebut memiliki autokorelasi positif, dan apabila nilai DW > 2,5 sampai dengan 4 disebut autokorelasi negatif (Priyatno, 2008). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model
R
1
.782
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.612
.605
Durbin-Watson 6.901
2.085
Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 2,085, nilai tersebut berada diantara 1,5 sampai 2,5 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi. c. Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas apabila: 1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atad atau di bawah saja. 3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4) Penyebaran tidak berpola.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Bagan 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil dari uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas. Setelah uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik terpenuhi, maka dapat dilanjutkan uji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi dengan dua prediktor. 3. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik, langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda atau analisis dua prediktor. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini melalui dua tahap, yaitu: uji koefisien regresi dan uji koefisien korelasi parsial.
a. Uji Koefisien Regresi (Uji F) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel prediktor mempunyai hubungan secara bersama-sama terhadap variabel kriterium (Ghozali, 2005). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Berikut adalah hasil uji koefisien regresi variable predictor, yaitu: motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan variable kriterium intense berwirausaha. Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Berganda b
Model Summary Model 1
R
R Square .782
a
Adjusted R Square
.612
.605
Std. Error of the Estimate 6.901
a. Predictors: (Constant), dukungan sosial, motivasi berprestasi b. Dependent Variable: intensi berwirausaha
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa koefisien korelasi berganda antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha adalah sebesar 0,782. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha. Persamaan regresi menggunakan lebih dari satu variabel, maka koefisien detreminasi yang baik menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square). Dari tabel tersebut, nilai Adjusted R Square sebesar 0,605 yang berarti bahwa sebanyak 60,5% perubahan dalam intensi berwirausaha bisa dijelaskan oleh perubahan dari motivasi berprestasi dan dukungan sosial. Sebanyak 39,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disebutkan dalam penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Tabel 4.12 Hasil Hipotesis Secara Simultan b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
8189.046
2
4094.523
Residual
5190.731
109
47.621
13379.777
111
Total
F 85.981
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), dukungan sosial, motivasi berprestasi b. Dependent Variable: intensi berwirausaha
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 85,981, sementara Ftabel kurang dari 3,104 pada tingkat signifikasi 5%. Nilai Fhitung jauh lebih besar dari nilai Ftabel (Fhitung > Ftabel) dan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel prediktor yaitu: motivasi berprestasi dan dukungan sosial memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel kriterium intensi berwirausaha. b. Uji Koefisien Korelasi Parsial Uji koefisien korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hubungan yang antara dua variabel, variabel lain yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel control). Nilai korelasi berkisar antara 1 sampai -1. Semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan variabel semakin kuat, nilai mendekati 0 berarti hubungan semakin lemah.. Berikut adalah hasil analisis korelasi parsial dengan variabel dukungan sosial sebagai variabel yang dikendalikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Tabel 4.13 Hasil Analisis Korelasi Parsial Motivasi Berprestasi dengan Intensi berwirausaha Correlations
Control Variables
dukungan
motivasi
sosial
berprestasi
Correlation
motivasi
intensi
berprestasi
berwirausaha
1.000
.539
.
.000
0
109
Correlation
.539
1.000
Significance (2-
.000
.
109
0
Significance (2tailed)
df
intensi berwirausaha
tailed)
df
Dari hasil analisis korelasi parsial didapat koefisien korelasi antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha adalah sebesar 0,539 dengan sig. 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau sedang antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha jika dukungan sosial dianggap tetap. Sedangkan arah hubungannya adalah positif karena nilai korelasi ( r ) positif artinya semakin tinggi motivasi berprestasi semakin tinggi pula intensi berwirausaha pada penelitian ini. Hal ini berarti hipotesis kedua penelitian ini diterima. Berikut adalah hasil analisis korelasi parsial dengan variabel motivasi berprestasi sebagai variabel yang dikendalikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Tabel 4.14 Hasil Analisis Korelasi Parsial Dukungan Sosial dengan Intensi berwirausaha Correlations
Control Variables
motivasi
dukungan
berprestasi
sosial
intensi
Correlation
dukungan
intensi
sosial
berwirausaha
1.000
.517
Significance (2-tailed)
.
.000
df
0
109
Correlation
.517
1.000
Significance (2-tailed)
.000
.
df
109
0
berwirausaha
Dari hasil analisis korelasi parsial didapatkan koefisien korelasi antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha adalah sebesar 0,517 dengan sig. 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau sedang antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha jika motivasi berprestasi dianggap tetap. Sedangkan arah hubungannya adalah positif karena nilai korelasi ( r ) positif artinya semakin tinggi dukungan sosial semakin tinggi pula intensi berwirausaha pada penelitian ini. Hal ini berarti hipotesis ketiga penelitian ini diterima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Sumbangan relatif dan sumbangan efektif memberikan informasi tentang besarnya sumbangan pengaruh masing-masing variabel independen atau prediktor terhadap variabel dependen dalam model regresi. Perbedaan antara sumbangan relatif dengan sumbangan efektif yaitu sumbangan relatif menunjukkan ukuran besarnya sumbangan suatu variabel prediktor terhadap junlah kuadrat regresi, sedangkan sumbangan efektif menunjukkan besarnya sumbangan suatu variabel prediktor terhadap keseluruhan efektifitas garis regresi yang digunakan sebagai dasar prediksi. Tabel 4.15 Hasil Sumbangan Variabel Prediktor Terhadap Variabel Kriterium b
Model Summary
Std. Error of the Model 1
R
R Square .782
a
Adjusted R Square
.612
.605
Estimate 6.901
a. Predictors: (Constant), dukungan sosial, motivasi berprestasi b. Dependent Variable: intensi berwirausaha
Hasil penghitungan menunjukkan: a.
Sumbangan relatif motivasi berprestasi terhadap intensi berwirausaha sebesar
51,9% dan sumbangan relatif dukungan sosial terhadap intensi berwirausaha sebesar 48,1%. b.
Sumbangan efektif motivasi berprestasi terhadap intensi berwirausaha sebesar
31,76% dan sumbangan efektif dukungan sosial terhadap intensi berwirausaha sebesar 29,44%. Motivasi berprestasi dan dukungan sosial secara bersama dapat memberikan kontribusi atau sumbangan commit toefektif user terhadap intensi berwirausaha
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
sebesar 61,2 %, dapat dilihat dari nilai R Square sebesar 0,612, sehingga 38,8% intensi berwirausaha dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel dalam penelitian ini. 5. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi intensi berwirausaha, motivasi berprestasi, dan dukungan sosial pada subjek yang diteliti. Tabel 4.16 Deskripsi Data Empirik Descriptive Statistics intensi berwirausaha motivasi berprestasi
dukungan sosial
Valid N (listwise)
N Min
112
112
112
92
134
130
Max
161
205
231
Mean
127.46
172.21
180.23
SD
10.979
12.906
16.387
112
Tabel 4.17 Deskripsi Data Penelitian Skala
Jml Sbjk
IB MB DS
112 112 112
Keterangan Jml Sbjk Min Maks M SD
Data Hipotetik Skor Skor Min Maks 42 168 56 224 60 240
M 105 140 150
SD 21 28 30
Data Empirik Skor Skor Min Maks 92 161 134 205 130 231
: Jumlah Subjek : Minimal : Maksimal : Rerata : Standar Deviasi
commit to user
M 127,46 172,21 180,23
SD 10,979 12,906 16,387
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
Berdasarkan deskripsi data di atas, subjek penelitian pada masing-masing variabel dikategorisasikan menjadi tiga, yaitu: rendah, sedang, tinggi dengan kategori dan persentase sebagai berikut: Tabel 4.18 Kategorisasi berdasarkan Rumus Standar Deviasi Rumus standar deviasi
Kategorisasi
X < (µ-1,0𝜽)
rendah
(µ-1,0𝜽) ≤ X < (µ+1,0𝜽)
sedang
(µ+1,0𝜽) ≤ X
tinggi
Tabel 4.19 Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Alat Ukur Penelitian Kategorisasi Komposisi Kategori Skor Jumlah Persentase Rendah X<112 0 0 Motivasi Berprestasi Sedang 112≤X<168 44 39,29 Tinggi 168≤X 68 60,71 Rendah X<120 0 0 Dukungan Sosial Sedang 120≤X<180 61 54,46 Tinggi 180≤X 51 45,54 Rendah X<84 0 0 Intensi Berwirausaha Sedang 84≤X<126 62 55,36 Tinggi 126≤X 50 44,64 Variabel
a.
Motivasi Berprestasi
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki motivasi berprestasi rendah tidak ada, 39,29% memiliki motivasi berprestasi sedang, dan 60,71% memiliki motivasi berprestasi tinggi, maka dapat dinyatakan bahwa subjek penelitian cenderung memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. b.
Dukungan Sosial
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki dukungan sosial rendah tidak ada, 54,46% memiliki dukungan sosial sedang, dan 45,54% memiliki dukungan sosial tinggi, maka dapat dinyatakan bahwa subjek penelitian cenderung memiliki dukungan sosial yang sedang. c.
Intensi Berwirausaha
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki intensi berwirausaha rendah tidak ada, 55,36% memiliki intensi berwirausaha sedang, dan 44,64% memiliki intensi berwirausaha tinggi, maka dapat dinyatakan bahwa subjek penelitian cenderung memiliki intensi berwirausaha yang sedang. 6. Analisis Tambahan Penelitian Analisis tambahan penelitian ini diperoleh peneliti berdasarkan laporan Ppkwu terkait dengan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), sharing dengan peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), dan pengamatan peneliti ketika pengambilan data terkait dengan pelaksanaan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Mekanisme Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) di Universitas Sebelas Maret, antara lain: Ppkwu melakukan sosialisasi kepada para mahasiswa, identifikasi dan seleksi mahasiswa, pembekalan kewirausahaan, penyusunan rencana bisnis dan magang di sebuah UKM. Dukungan permodalan dalam rangka pendirian usaha baru (business start-up) mahasiswa diperoleh mahasiswa yang berhasil menyusun rencana bisnis yang layak. Kelayakan recana bisnis ditentukan oleh tim penyeleksi dari perguruan tinggi pelaksana. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Selama program berjalan perguruan tinggi bekerja sama dengan para pengusaha, baik UKM atau koperasi maupun perusahaan besar. Pengusaha dilibatkan secara aktif untuk memberikan bimbingan praktis wirausaha, mulai dari pendidikan dan pelatihan, magang, penyusunan rencana bisnis, dan pendampingan terpadu. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.4 Bagan Proses PMW (sumber: Laporan Ppkwu)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
a. Tahap Sosialisasi Publikasi dilakukan terlebih dahulu dengan cara pemasangan pamflet ke semua fakultas yang ada di UNS, kegiatan publikasi dan pendaftaran untuk mengikuti sosialisasi dilakukan pada tanggal 22 Feb – 19 Maret 2010. Sosialisasi kepada
mahasiswa.
Sosialisasi
Program
Mahasiswa
Wirausaha
(PMW)
dilaksanakan tanggal 22 Maret 2010 bertempat di Aula Fakultas Ekonomi UNS. Mahasiswa yang mengikuti sosialisasi sebanyak 600 orang. Kegiatan Sosialisasi dibuka oleh Pembantu Rektor III UNS, yaitu Drs. Dwi Tiyanto, SU serta dihadiri oleh beberapa pejabat di lingkungan UNS antara lain Pembantu Rektor I, Kepala Biro Administrasi Mahasiswa UNS, Ketua LPPM UNS, Kepala PPKwu LPPM UNS. Sosialisasi yang dilakukan ada dua yaitu : Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi disampaikan oleh Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S, dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) T.A.2010 di UNS disampaikan oleh kepala PPKwu LPPM UNS, yaitu Ir. Eddy Triharyanto, MP. b.
Tahap Seleksi 1) Seleksi Administrasi
Pendaftaran dan penyerahan berkas administrasi dilakukan tanggal 23 Maret - 1 April 2010. Sebanyak 559 mahasiswa mengikuti seleksi administrasi. Seleksi administrasi dilaksanakan tanggal 30 Maret – 3 April 2010. Pengumuman lolos seleksi administrasi dilaksanakan pada tanggal 5 April 2010. Dari 559 mahasiswa yang mendaftar, sebanyak 530 mahasiswa dinyatakan lolos seleksi administrasi dan berhak mengikuti berikutnya yaitu seleksi tertulis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
2) Seleksi Psikotest dan Wawancara a) Psikotest. Mahasiswa sebanyak 530 orang yang lolos seleksi administrasi selanjutnya mengikuti tes tertulis yang dilaksanakan pada tanggal 6 April 2010 di LPPM UNS Kampus Mesen Surakarta. Seleksi tertulis meliputi : Tes kepribadian EPPS, Tes Creapelin, Tes Minat Jabatan, Tes Egostrength dan kejujuran. b) Seleksi Wawancara Wawancara diselenggarakan tanggal 7 April 2010 di PPKwu LPPM UNS Kampus Mesen Surakarta. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang tepat tentang profil peserta Selanjutnya pengumuman hasil seleksi psikotest dan wawancara dilakukan pada tanggal 11 April 2010. Dari 530 mahasiswa yang mengikuti tes seleksi, 130 mahasiswa lolos seleksi untuk mengikuti tahap pembekalan. c. Daftar Ulang Mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi psikotest dan wawancara diwajibkan untuk melakukan daftar ulang. Dari 130 mahasiswa, sebanyak 129 mahasiswa melakukan daftar ulang. d. Pelatihan Kewirausahaan Materi pelatihan kewirausahaan lebih dititikberatkan pada materi-materi soft skill yang diperlukan dalam melakukan kegiatan usaha riil. Secara terperinci materi pelatihan sebagaimana Tabel 4.20.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
Tabel 4.20 Materi Pelatihan Program Mahasiswa Wirausaha Materi Pelatihan 1. Kompetensi Umum Komunikasi Bisnis
Pokok-pokok Materi Komunikasi personal Hubungan publik Bernegosiasi Presentasi bisnis - Dinamika Kelompok - Manajemen Konflik
Business Motivation Skill (Out bond) 2. Keterampilan Kewirausahaan Wawasan Kewirausahaan Merubah mental Lanjut kewirausahaan Kreativitas Pengambilan Resiko Prestasi dan motivasi bisnis 3. Keterampilan Manajerial Strategi Pengelolaan Bisnis Menangkap peluang usaha Prinsip dasar perencanan, operasional dan pengendalian Bisnis Kepemimpinan Manajemen Keuangan Administrasi Keuangan Modal Bisnis dan Kredit Usaha Business Plan Teori business plan Kerangka business plan Analisis kelayakan usaha Kasus Succes Story Pengalaman bisnis Kunci sukses menjalankan bisnis Total JPL
JP L 4
8
4
4
4
6
2
32
Pelatihan kewirausahaan Program Mahasiswa Wirausaha dilaksanakan selama 11 hari yaitu tanggal 23, 24, 25, 29, 30 April dan 1, 2, 6, 7, 8, 9 Mei 2010 dengan materi sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
1) Hari Pertama (23 April 2010)
: a. Program Pengembangan Kwu
di PT b. Program PMW di UNS T.A 2010 2) Hari Kedua (24 April 2010) 3) Hari Ketiga (25 April 2010)
: Outbond : a. Wawasan Kewirausahaan b. Peluang Usaha c. Perkoperasian
4)
Hari Keempat (29 April 2010) : a. Strategi Pengelolaan Bisnis b. Negosiasi Bisnsi
5)
Hari Kelima (30 April 2010)
: a. Succes Story b. Etika Bisnis c. Creative Thingking
6)
Hari Keenam (1 Mei 2010)
: a. Komunikasi bisnis b.
Teknologi
informasi
komunikasi untuk bisnis c. Simulasi Bisnis 7)
Hari Ketujuh (2 Mei 2010) :
a. Manajemen Pemasaran b. Legal Bisnis c. Manajemen Keuangan
8)
Hari Kedelapan (6 Mei 2010) :
a. Budaya Kerja b. English Business c. Pelayanan Prima
9)
Hari Kesembilan (7 Mei 2010) : a. Manajemen Produksi commit to user
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
b. Manajemen SDM 10)
Hari Kesepuluh (8 Mei 2010)
: a. Penyusunan Business Plan b. Refleksi Malam
11)
Hari Kesebelas (9 Mei 2010) : a. Study kelayakan Usaha b. Program Kwu Pemuda Mandiri
e. Magang Tahapan selanjutnya setelah pelatihan, adalah kegiatan magang. Tujuan magang, yaitu: dapat meningkat pengetahuan dan wawasan mahasiswa terutama dalam hal berwirausaha, dapat meningkatkan motivasi dan mendorong minat untuk berwirausaha dengan bekal manajerial maupun teknis usaha yang mereka miliki, serta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh pada usaha yang akan dijalankan. Pada saat magang peserta diwajibkan menyusun jurnal harian magang untuk mencatat kegiatan yang dilaksanakan selama magang, kendala-kendala yang ada, manfaat yang diperoleh dan ide-ide pengembangan yang bisa diberikan ke UKM. Kegiatan magang dilaksanakan selama 1 bulan dengan kegiatan yang terdiri dari magang di UKM dan praktek bisnis riil. Untuk mempermudahkan pelaksanaan magang peserta dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan minat usaha peserta. Adapun uraian pelaksanaan dari kegiatan magang tersebut adalah sebagai berikut :
1) Magang di UKM Pembekalan magang di UKM dilaksanakan tanggal 10 – 11 Mei 2010 dengan materi 1). Penjelasan tentang kegiatan magang,; 2) Selayang pandang UKM commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
tempat magang; 3) Penyusunan Action Plan Magang di UKM; 4) Penyusunan Action Plan Magang (Bisnis Riil). Pelaksanaan Magang di UKM menyesuaikan jam kerja UKM masing-masing. Adapun UKM yang digunakan sebagai tempat magang antara lain: a)
Batik Merak Manis, Laweyan Surakarta
b)
Java Techno, Mendungan Surakarta
c)
Peternakan Puyuh, Palur
d)
Peternakan Lele, Palur
e)
Perusahaan Roti Ganep Surakarta
f)
Ulin Collection, Surakarta
g)
LP3S Bimanusa, Surakarta
h)
KBU Nur Hidayah, Boyolali
i)
CV. Agro Mitra Raya, Karanganyar
j)
Lembaga Studi Design (Lestude), Surakarta
f. Praktek Bisnis Riil Praktek bisnis riil bertujuan untuk melatih skill mahasiswa dalam bidang manajemen usaha kecil mikro mulai dari manajemen produksi, pemasaran dan keuangan. Praktek bisnis riil bisa dilakukan secara kelompok maupun individu sesuai dengan bidang usaha mereka. Setiap individu memperoleh pinjaman modal sebesar Rp. 50.000,- yang dikembalikan 1 bulan setelah magang selesai. Bidang usaha yang dijalankan mahasiswa antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
1.
Produksi makanan ringan, misalnya puding, roti, timlo goreng, donat, sosis goreng, sate koyor, kripik jamur tiram, singkong tiga rasa, kripik ubi jalar, ketela balado, makaroni goreng, dll.
2.
Jasa, misalnya Digital Printing, Training quantum english, bimbel, persewaan modul, rafting travel,
3.
Produksi minuman, misalnya susu kedelai, juice, dll.
4.
Kerajinan,
misalnya
kreasi
dengan
flanel,
souvenir
khas
Wonosobo, mainan edukatif dari kertas, bingkai foto, scheduling book, dll. 5.
Usaha warung makan, misalnya ayam bakar madu, warung aneka snack, dll.
6.
Perdagangan, misalnya jual beli pulsa, aksesoris handphone, mainan anak, arang kayu, kripik belut, susu kambing, dll.
g. Pendampingan Penyusunan Laporan Magang Setelah selesai melaksanakan kegiatan magang di UKM dan praktek bisnis riil, peserta menyusun laporan pelaksanaan kegiatan magang secara berkelompok dan laporan
bisnis
riil
disusun
sesuai
usaha
yang
dijalankan
secara
individu/kelompok. Selama proses penyusunan laporan, peserta diberi kesempatan untuk berkonsultasi dengan pembimbing dari tempat magang maupun pembimbing dari PPKwu LPPM UNS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
h. Presentasi Laporan Magang Presentasi laporan magang di UKM dilaksanakan pada tanggal 14- 15 Juni 2010. Peserta PMW diwajibkan mempresentasikan secara kelompok hasil dari kegiatan magang baik yang dilakukan di UKM maupun praktek bisnis riil. Presentasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta dapat menimba ilmu dan pengalaman dan kegiatan magang yang dilakukan. i. Penyusunan Business Plan Menindaklanjuti penyusunan Business Plan yang telah dilakukan pada tanggal 8 Mei 2010, peserta melanjutkan lagi pada tahapan ini. Business Plan yang disusun oleh peserta PMW merupakan acuan dalam memberikan kelayakan bantuan modal usaha yang akan diterima oleh peserta PMW. j. Pendampingan penyusunan Business Plan Pendampingan dilakukan selama bulan Mei-Juni 2009. Selama pendampingan, peserta PMW melakukan konsultasi dengan pembimbing dari PPKwu LPPM UNS. Business Plan yang disusun oleh peserta baik secara kelompok atau individu dapat berubah judul usahanya. k. Review Business Plan Kegiatan review Business Plan dilakukan pada tanggal 21-22 Juni 2010. Dengan adanya review, dapat digunakan sebagai acuan kelayakan dan kesiapan usaha yang akan dirintis oleh peserta PMW. Pada tahap penyusunan business plan dari 129 mahasiswa sebanyak 121 mengumpulkan business plan, dan hanya 112 mahasiswa yang melakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
presentasi. Business Plan yang disusun sebanyak 85, yaitu 25 usaha kelompok dan 60 usaha individu. l. Penentuan Bantuan Modal Usaha Rapat penentuan modal usaha dilakukan pada tanggal 25 Juni 2010. Bahan pertimbangan penentuan bantuan modal usaha selain dilihat dari Business Plan yang diusulkan, juga dipertimbangkan dari review hasil magang dan praktek bisnis, keaktifan mahasiswa mengikuti program serta perilaku (attitude) mahasiswa. Total Modal usaha yang diberikan kepada 112 orang peserta sebanyak Rp. 900.000.000,- dengan rata-rata kredit per individu Rp. 7.500.000,-. m. Pembukaan Rekening Mahasiswa Bantuan modal usaha diberikan secara langsung dari KPKN ke rekening masing – masing mahasiswa. Untuk memudahkan proses pencairan dana, maka pembukaan rekening mahasiswa dilakukan secara kolektif melalui kerja sama dengan Bank BTN Capem Kampus UNS Surakarta. Pembukaan Rekening dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2010. n. Penandatanganan Perjanjian Penandatangan Perjanjian antara PPKwu LPPM UNS dengan mahasiswa peserta PMW merupakan perjanjian yang mengikat mereka agar melaksanakan tugas dan kewajibannya secara baik dan bertanggung jawab. Penandatanganan perjanjian dilakukan pada tanggal 1 Juli 2010. Selain menandatangani perjanjian kerjasama semua peserta wajib mengumpulkan revisi business plan sesuai dengan dana yang telah disetujui. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
Proses selanjutnya adalah start up bussiness yaitu: peserta PMW memulai usahanya sesuai dengan bussiness plan yang telah disusun. Perjalanan memulai usaha merupakan sebuah proses, dalam proses tersebut dimungkinkan muncul berbagai permasalahan yang dihadapi, namun ada juga yang berhasil tanpa ada masalah. Menindaklanjuti hal tersebut maka dilakukan evaluasi dan monitoring terkait dengan program mahasiswa wirausaha (PMW). Individu yang menjadi peserta program mahasiswa wirausaha (PMW) mendapatkan berbagai dukungan sosial yang mampu mengarahkan individu tersebut untuk memulai usaha atau melakukan perilaku wirausaha. Dukungan tersebut
meliputi:
dukungan
emosional,
dukungan
penilaian,
dukungan
instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan sosial. Untuk mengetahui urutan aspek yang paling berpengaruh pada subyek penelitian adalah dengan melakukan uji analisis faktor. Adapun hasil dari uji analisis faktor pada variabel dukungan sosial, sebagai berikut: Tabel 4.21 Uji analisis faktor Component Matrix
a
Component 1 DE
.899
DP
.910
DI
.777
DIF
.896
DJ
.810
Extraction Method: Principal Component Analysis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Berdasarkan hasil uji analisis faktor dapat diketahui aspek yang berpengaruh pada variabel dukungan sosial dapat diurutkan sebagai berikut: a. Dukungan penilaian dengan nilai component 91%. b. Dukungan emosional dengan nilai component 89,9%. c. Dukungan informasi dengan nilai component 89,6%. d. Dukungan jaringan sosial dengan nilai component 81%. e. Dukungan instrumental dengan nilai component 77,7%.
D. Pembahasan Hasil uji hipotesis yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha. Hal tersebut berdasarkan hasil output
program
Statistical
Product and Service
Solution (SPSS) versi 16 dengan menggunakan penghitungan analisis regresi linier berganda, yakni nilai p-value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 0,05 dan nilai Fhitung sebesar 85,981, sementara Ftabel kurang dari 3,104 pada tingkat signifikasi 5%, serta nilai koefisien korelasi ganda (R) yang dihasilkan sebesar 0,782. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Semakin tinggi motivasi berprestasi dan dukungan sosial yang dimiliki peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) maka semakin tinggi intensi berwirausaha peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Mc Clelland (1987) yang menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki “need for commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
achievement” (N-Ach) tinggi, pada umumnya cenderung memilih pekerjaan yang bersifat bisnis, sehingga merupakan salah satu pendorong individu terjun dalam dunia entrepreneur. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi terlihat lebih peka dalam melihat kesempatan dalam lingkungannya, kemudian dimanfaatkan untuk pengembangan diri, adanya dorongan untuk mandiri, pengambilan risiko yang diperhitungkan, dan tidak mudah patah semangat. Suryana (2003) juga mengatakan bahwa orang-orang yang mempunyai motivasi berprestasinya tinggi dipandang cocok untuk menjadi seorang wirausaha dibanding mereka yang mempunyai motivasi berprestasi yang rendah. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha. Hal tersebut dapat diperoleh dari nilai koefisien korelasi antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha adalah sebesar 0,539 dengan sig. 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau sedang antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha jika dukungan sosial dianggap tetap. Sedangkan arah hubungannya adalah positif karena nilai korelasi ( r ) positif artinya semakin tinggi motivasi berprestasi semakin tinggi pula intensi berwirausaha. Wirausaha memiliki sifat prestatif yaitu senantiasa tampil lebih baik dan lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang dicapai sebelumnya. Wirausaha senantiasa berbuat yang lebih baik dan tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai sekarang, serta senantiasa membuat target yang lebih baik dan lebih tinggi dari sebelumnya. Oleh karena itu, seorang wirausaha senang bersaing dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
dirinya dan selalu berusaha mengalahkan prestasi sebelumnya. Bagi seorang wirausaha yang penting adalah tahapan dan proses pencapaian prestasi itu sendiri, sedangkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian prestasi dianggap umpan balik (Riyanti, 2009). Selain itu, adanya dukungan dari orang-orang di sekitar individu tidak kalah penting dalam mempertahankan intensi berwirausaha pada individu. Hal tersebut, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Riani,dkk., (2005) bahwa dukungan dari keluarga memiliki peran penting bagi individu dalam memulai dan menjalankan usaha. Lingkungan keluarga yang memiliki tradisi entrepreneur akan mendorong individu menjadi seorang entrepreneur, tidak sedikit subjek penelitian ini yang berasal dari keluarga-keluarga entrepreneur. Seorang wirausaha membutuhkan dukungan yang kuat dan sistem penasehat dalam setiap fase dari usaha baru. Dukungan ini bisa berupa dukungan moral (psikologis) atau dukungan profesional (dukungan terkait aktivitas usaha). Individu yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi cenderung lebih mantap dalam bertindak, lebih percaya diri, memperkuat keyakinan untuk berhasil, dan memperkokoh jaringan (Hisrich,dkk., 2008). Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha. Hal tersebut dapat diperoleh dari nilai koefisien korelasi antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha adalah sebesar 0,517 dengan sig. 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau sedang antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha jika motivasi berprestasi dianggap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
tetap. Sedangkan arah hubungannya adalah positif karena nilai korelasi ( r ) positif artinya semakin tinggi dukungan sosial semakin tinggi pula intensi berwirausaha pada penelitian ini. Hal ini berarti hipotesis ketiga penelitian ini diterima. Sumbangan relatif motivasi berprestasi terhadap intensi berwirausaha sebesar 51,9% dan sumbangan relatif dukungan sosial terhadap intensi berwirausaha sebesar 48,1%. Hal ini berarti motivasi berprestasi dan dukungan sosial dapat digunakan sebagai prediktor untuk mengetahui intensi berwirausaha pada peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Sumbangan efektif masing-masing prediktor yaitu motivasi berprestasi memiliki peran 31,76% sedangkan dukungan sosial yaitu 29,44 %. Motivasi berprestasi dan dukungan sosial secara bersama-sama dapat memberikan kontribusi terhadap intensi berwirausaha pada peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) sebesar 61,2%, sedangkan 38,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel motivasi berprestasi dan dukungan sosial. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha antara lain: dukungan sosial yang berasal dari keluarga atau pihak lain, pendidikan khususnya pendidikan kewirausahaan, usia individu, jenis kelamin, keahlian atau kemampuan individu, nilai pribadi yang erat kaitannya dengan kapasitas motivasi individu. Pada penelitian ini, usia subjek penelitian berada di masa dewasa awal (18-40 tahun) yang berkisar mulai 21 sampai 25 tahun, dikarenakan rentang usia yang tidak jauh maka dalam penelitian ini varians usia dianggap sama. Sedangkan dalam perkembangan saat ini tidak ada perbedaan gender untuk profesi apapun (Erwindia, 2009). Hasil penelitian Indarti (2008) menunjukkan bahwa jender tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
terbukti secara signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan. Sejalan dengan penelitian ini yang tidak membedakan gender, dikarenakan peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) telah melalui serangkaian pelatihan kewirausahaan antara
lain:
kompetensi
umum,
keterampilan
manajerial,
keterampilan
kewirausahaan. Subyek perempuan dan laki-laki mendapatkan pelatihan yang sama, baik materi ataupun waktu pelatihan. Adanya Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) sebagai salah satu pendukung individu dalam menjadi wirausaha, selain dukungan dari keluarga atau teman. Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji analisis faktor diketahui bahwa aspek yang paling berpengaruh adalah dukungan penilaian, dukungan yang melibatkan penilaian positif pada individu, pemberian semangat, pernyataan setuju. Aspek kedua yang berpengaruh adalah dukungan emosional, dukungan yang melibatkan ekspresi rasa empati, kepedulian terhadap individu. Aspek selanjutnya adalah dukungan informasi yang melibatkan pemberian nasihat, saran, arahan dari pihak lain, dukungan jaringan sosial yang melibatkan individu dalam suatu organisasi, dan dukungan instrumental yang terkait dengan dukungan material dan dukungan skill. Dari hasil tersebut terlihat bahwa aspek-aspek dukungan yang berupa dukungan moral (bersifat psikologis) berpengaruh lebih tinggi dibandingkan aspek-aspek dukungan yang berupa profesional (dukungan terkait aktivitas usaha). Laporan Ppkwu terkait dengan PMW 2010 yang didasarkan pada laporan usaha yang dikirimkan peserta maupun dari form evaluasi, dapat diketahui bahwa ada beberapa kendala yang dialami peserta dalam menjalankan usaha antara lain : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
a. Perencanaan yang kurang matang, sehingga peserta mengalami kerugian. b. Kurangnya komitmen antar peserta yang tergabung dalam satu kelompok, sehingga menyebabkan kelompok tersebut pecah dan mendirikan usaha sendiri-sendiri. c. Ada beberapa usaha yang sudah menghasilkan produk tetapi kesulitan dalam pemasaranya karena produk yang dihasilkan sangat khusus dan harganya agak mahal, misalnya jilbab lukis, tas dari kain perca. d. Dengan adanya investasi peralatan sebetulnya perusahaan peserta tersebut bisa menambah kuantitas produk yang dihasilkan dan bisa masih bisa diterima pasar, tetapi belum bisa maksimal karena kekurangan tenaga kerja. e. Ada beberapa peserta yang kurang menguasai teknis bidang usaha yang ditekuninya, sehingga mengalami kegagalan, misalnya, budidaya ayam, peternakan kambing. Penelitian ini dikenakan pada peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010, dikarenakan penelitian ini adalah studi populasi maka hasil penelitian ini tidak untuk digeneralisasikan, namun diharapkan dapat digunakan sebagai informasi pengembangan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) selanjutnya dan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut, misalnya: efektivitas Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan, antara lain hanya digunakan secara terbatas pada populasi penelitian ini saja, sedangkan apabila diterapkan pada populasi yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda, memerlukan penelitian lebih lanjut. Dengan penelitian berulang-ulang disertai perubahan dan penyempurnaan dalam teknik pengukuran, pemakaian alat ukur, prosedur penelitian, diharapkan dapat memberikan hasil penelitian hubungan di antara ketiga variabel tersebut dengan lebih baik dan diharapkan untuk memperhatikan variabel-variabel lain terkait dengan intensi berwirausaha.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1.
Motivasi berprestasi dan dukungan sosial secara bersama-sama terdapat
hubungan yang signifikan dengan intensi berwirausaha. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,782 dan tingkat signifikansi korelasi p = 0,000 (p<0,05) serta F hitung sebesar 85,981 lebih besar dari F tabel sebesar 3,92. Hal tersebut berarti terdapat hubungan yang kuat antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intense berwirausaha pada peserta PMW 2010. Nilai R positif menandakan bahwa arah hubungan ketiga variabel adalah positif, artinya semakin tinggi motivasi berprestasi dan dukungan sosial maka semakin tinggi pula intensi berwirausaha, dan sebaliknya. Berdasarkan hasil tersebut, dengan demikian hipotesis pertama diterima. 2.
Ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan intensi
berwirausaha, diperoleh dari nilai koefisien korelasi antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha adalah sebesar 0,539 dengan sig. 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau sedang antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha jika dukungan sosial dianggap tetap. Sedangkan nilai korelasi (r) positif menandakan bahwa arah hubungan variabel adalah positif, artinya semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin tinggi pula intensi berwirausaha, dan sebaliknya. Berdasarkan hasil tersebut, commit to user dengan demikian hipotesis kedua diterima. 106
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
3.
Ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan intensi
berwirausaha, diperoleh dari nilai koefisien korelasi antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha adalah sebesar 0,517 dengan sig. 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau sedang antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha jika motivasi berprestasi dianggap tetap. Sedangkan nilai korelasi (r) positif menandakan bahwa arah hubungan variabel adalah positif, artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi pula intensi berwirausaha, dan sebaliknya. Berdasarkan hasil tersebut, dengan demikian hipotesis ketiga diterima.
B. Saran Berdasar hasil dari penelitian ini, sehingga dapat diberikan saran sebagai berikut: 1.
Bagi peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Subjek hendaknya dapat menjaga motivasi berprestasi yang tinggi
sehingga semangat untuk berprestasi tetap terjaga dan memanfaatkan dukungan sosial
yang sudah diperoleh dengan sebaik-baiknya, sehingga
mampu
memperkuat intensi dalam menjalankan usahanya. 2.
Bagi penyelenggara Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Penyelenggara Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) hendaknya
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) secara berkala. Dengan demikian, dapat dilakukan asesmen hal-hal yang dibutuhkan atau yang tidak diperlukan dalam mempertahankan intensi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
berwirausaha peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Kemudian dapat dijadikan bahan pertimbangan, untuk menentukan, membuat, melaksanakan, dan mengembangkan program-program intervensi guna pengembangan Program Mahasiswa Wirausaha selanjutnya. 3.
Bagi peneliti selanjutnya a.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi intensi berwirausaha selain faktor motivasi berprestasi dan dukungan sosial, seperti: tingkat pendidikan, latar belakang keluarga individu,dan nilai-nilai pribadi lainnya.
b.
Bagi peniliti yang berkeinginan meneliti Program Mahasiswa Wirausaha diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini, misal: meneliti efektivitas Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).
commit to user