ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN AKTIVITAS USAHA KUD SUMBER ALAM DAN PRIMKOPTI (Studi Kasus : KUD Sumber Alam dan Primkopti Kabupaten dan Kota Bogor Propinsi Jawa Barat)
SKRIPSI
ASEP ALI AKBAR A14104661
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
2
RINGKASAN
ASEP ALI AKBAR. Analisis Kinerja Keuangan dan Aktivitas Usaha KUD Sumber Alam dan Primkopti. Studi Kasus KUD Sumber Alam dan Primkopti Kabupaten dan Kota Bogor Propinsi Jawa Barat (Dibawah Bimbingan MUHAMMAD FIRDAUS). Koperasi merupakan wadah masyarakat untuk bekerjasama secara sukarela berdasarkan kesamaan tujuan, kebutuhan, kesamaan aktivitas dan dibentuk oleh masyarakat untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Koperasi merupakan salah satu lembaga lokal yang dapat dijadikan sebagai wadah untuk pemberdayaan masyarakat. Gerakan koperasi tersebut merupakan upaya pemberdayaan masyarakat, karena dapat terlihat adanya proses pemberdayaan yang dilakukan secara kolektif. (Tiktik sartika&Soejoeno, 2002) Tahun kepengurusan baru KUD Sumber Alam terjadi pada periode 20032008. Terbentuknya kepengurusan baru ini menciptakan kebijakan-kebijakan baru yang bertujuan untuk pengembangan KUD Sumber Alam di masa mendatang. Pada periode kepengurusan ini, pengurus KUD Sumber Alam telah melakukan perubahan struktur organisasi yaitu pada tahun 2005 dan 2007. Pada tahun 2005 unit usaha yang terdapat pada KUD terdiri dari lima unit usaha yaitu perdagangan, simpan pinjam, sewa atau kontrak pertokoan, klistrikan, dan wartel. Sedangkan unit usaha pada tahun 2007 unit usaha utama dibagi kembali menjadi tiga unit usaha dimana unit usaha tersebut membawahi sub unit lainnya. Terdiri dari (1) unit usaha perdagangan membawahi, unit usaha saprotan, pakan ikan, air mineral, dan oli; (2) Unit usaha jasa membawahi unit usaha kelistrikan, wartel, dan sewa pertokoan; dan (3) unit usaha simpan pinjam. Sedangkan perkembangan unit usaha yang terdapat pada Primkopti pada tahun 2005-2006 terdiri dari empat unit usaha yaitu, simpan pinjam, sewa ruko, sewa aporthall dan aula, dan sewa dapur produksi. Sedangkan pada tahun 2007 unit usaha yang terdapat pada Primkopti terdiri dari lima unit usaha yaitu, kacang kedelai, simpan pinjam, sewa ruko, sewa sporthall dan aula, dan sewa dapur produksi. Dari kelima unit usaha tersebut, ada satu unit usaha yang diaktifkan kembali yaitu unit usaha kacang kedelai. Dalam rangka efisiensi biaya, pada tahun 2005-2006 unit usaha kacang kedelai di non aktifkan karena sejak dihapuskannya monopoli impor kedelai oleh BULOG mengakibatkan harga kedelai sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar dan setiap orang memiliki kesempatan mengimpor kedelai. Dalam menghadapi situasi tersebut dimana banyak muncul pesaing dalam penjualan kedelai, maka Primkopti tidak siap dalam mempertahankan posisinya dalam pasar kedelai. Dengan adanya kepengurusan baru KUD Sumber Alam tentunya akan mengalami perubahan bila dibandingkan dengan kepengurusan sebelumnya. Sehubungan dengan adanya penghentian unit usaha kacang kedelai pada Primkopti, tentunya akan mempengaruh terhadap kinierja Primkopti. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan perkembangan usaha KUD sumber Alam dan Primkopti. (2) Menganalisis kinerja keuangan KUD Sumber Alam dan Primkopti.
3
Penelitian di lakukan di KUD Sumber Alam dan Primkopti, dimulai pada bulan Nopember 2008 sampai dengan bulan Maret 2009 di wilayah Bogor, meliputi kabupaten dan kota. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive sampling atau sengaja dengan alasan bahwa KUD Sumber Alam tergolong maju didaerah tersebut, sedangkan penentuan lokasi untuk Primkopti dengan alasan Primkopti mampu bertahan dibandingkan dengan Primkopti yang lain setelah dihapuskannya impor kedelai oleh Bulog. Hasil Penelitian ini menunjukkan trend pada pos aktiva lancar mengakibatkan pos ini memperlihatkan trend yang cenderung meningkat. Peningkatan ini terutama dikarenakan adanya kenaikan pada pos bank, piutang anggota dan piutang non anggota serta kenaikan biaya dibayar dimuka. Trend aktiva tetap yang berbentuk tanah pada tahun 2005-2007 cenderung menunjukkan konstan atau tidak mengalami perubahan karena selama empat tahun terakhir KUD Sumber Alam tidak menambah investasi dalam bentuk tanah. Trend kewajiban lancar pada tahun 2005-2007 menunjukkan penurunan. Terjadinya penurunan kewajiban lancar disebabkan turunnya hutang anggota, hutang jangka pendek dan dana-dana pada KUD Sumber Alam. pos penjualan barang dan jasa menunjukkan trend yang menurun. Hal ini disebabkan adanya penurunan dari komponen penjualan barang dan pendapatan jasa. Sedangkan analisis trend Primkopti menunjukkan trend pada pos aktiva lancar mengakibatkan pos ini memperlihatkan trend yang cenderung menurun. Penurunan ini terutama dikarenakan adanya penurunan pada pos bank, dan piutang non anggota. Trend aktiva tetap yang berbentuk tanah pada tahun 2005-2007 mengalami penurunan yang konstan. Trend kewajiban lancar pada tahun 2005-2007 menunjukkan peningkatan. Terjadinya peningkatan kewajiban lancar disebabkan naiknya hutang anggota, hutang jangka pendek dan dana-dana pada Primkopti. dijelaskan pos penjualan barang dan jasa menunjukkan trend yang menurun. Hal ini disebabkan adanya penurunan dari komponen penjualan barang dan pendapatan jasa. Penurunan yang signifikan terutama disebabkan menurunnya nilai penjualan barang seperti kacang kedelai. Kinerja keuangan KUD Sumber Alam dilihat dari sisi analisis trend dan analisis rasio mengindikasikan kurang baik karena hasil perhitungan secara keseluruhan dibawah standar minimum. Sedangkan kinerja keuangan Primkopti secara keseluruhan sangat kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari sisi rasio solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas usaha menunjukkan nilai yang sangat rendah, bahkan nilai rasio rentabilitas yang dimiliki Primkopti sangat buruk.
4
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN AKTIVITAS USAHA KUD SUMBER ALAM DAN PRIMKOPTI (Studi Kasus : KUD Sumber Alam dan Primkopti Kabupaten dan Kota Bogor Propinsi Jawa Barat)
ASEP ALI AKBAR A14104661
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
5
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Keuangan dan Aktivitas Usaha KUD Sumber Alam dan Primkopti (Studi Kasus : KUD Sumber Alam dan Primkopti Kabupaten dan Kota Bogor Propinsi Jawa Barat) Nama
: Asep Ali Akbar
NRP
: A 14104661
Disetujui, Dosen Pembimbing
Muhammad Firdaus, PhD NIP. 19730105199702 1 001
Diketahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 19571222198203 1 002
Tanggal Lulus :
6
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL “ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN AKTIVITAS USAHA KUD SUMBER ALAM DAN PRIMKOPTI (Studi Kasus : KUD Sumber Alam dan Primkopti Kabupaten dan Kota Bogor Propinsi Jawa Barat)” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR ASLI KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, November 2009
Asep Ali Akbar A 14104661
7
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 Februari 1983. Penulis merupakan putra ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Juhri Muhtar dan Ibunda Siti Aisah. Pada tahun 1989 penulis menamatkan pendidikan Taman Kanak-Kanak di Nugraha Bogor, dan pada tahun 1995 menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri Sirnagalih V Bogor. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan ke SLTPN 9 Bogor serta menamatkan pendidikan menengah keatas pada SMUN 4 Bogor pada tahun 2001. Pada tahun yang sama, penulis juga diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor, pada Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Program Diploma Manajemen Bisnis dan Koperasi angkatan 38. Pada tahun 2005 pula penulis melanjutkan kegiatan perkuliahan ke Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan kasih dan sayang, melimpahkan berkah dan Ramat-Nya yang Maha luas dan tiada terbatas. Atas Restu dan RidhoNya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam waktu yang telah ditentukan. Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai “Analisis Kinerja Keuangan dan Aktivitas Usaha KUD Sumber Alam dan Primkopti (Studi Kasus : KUD Sumber Alam dan Primkopti Kabupaten dan Kota Bogor Propinsi Jawa Barat)”. Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan perkembangan usaha KUD sumber Alam dan Primkopti. Dan Menganalisis kinerja keuangan KUD Sumber Alam dan Primkopti. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan serta dapat memperkaya khasanah pembaca. Kekurangan yang terdapat pada Skripsi ini diharapkan dapat diperbaiki dan dikembangkan pada penelitian selanjutnya yang akan menganalisi kinerja koperasi. Penelitian ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan oleh penulis.
Bogor, November 2009
Asep Ali Akbar Penulis
9
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahi robbil ’alamin, atas berkah, rahmat dan izin dari Allah SWT akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Muhammad Firdaus, PhD, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan solusi sehingga penulis diberikan kemudahan dalam melakukan dan menyelesaikan penelitian serta dalam penulisan skripsi. 2. Ir. Netty Triaprillia, MM sebagai dosen evaluator sekaligus dosen penguji utama. Terima kasih atas ilmu, kritik serta masukan berharga bagi kesempurnaan skripsi ini. 3. Tintin Sarianti, SP. MM selaku dosen perwakilan dari Komisi Pendidikan. Terima kasih atas waktu yang diluangkan bagi berjalannya proses sidang dengan lancar. 4. Babeh dan Mamih tercinta yang tidak pernah kering akan keringat dan doa serta atas segala pemberian dan pengorbanannya. 5. Keluarga tercinta Ibu Yuyu, Ahmad dan Ule serta keponakanku Akbar, Nikki dan Saffan yang telah memberikan doa dan kasih sayang dan dukungan moril maupun spritual. 6. Pengurus dan Pengelola KUD Sumber Alam yang telah mengizinkan dan membantu untuk melakukan penelitian. 7. Pengelola Primkopti yaitu Bpk. Abas yang telah mengizinkan dan membantu untuk melakukan penelitian. 8. veteran-veteran, Yoso, Abah, Dori, Aswan, Yayan, Tatep, Boy dan Cuday yang telah memberikan semangat maupun bantuan yang tidak pernah terlupakan. 9. Teman-teman ekstensi wildan, lisma, Diky dan Matus atas dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
10
10. Trio jackes Datuk, Zenonk dan budi (Qtela) yang selalu mengganggu penulis dalam melakukan penyusunan. 11. Penasehat (SPT) Babeh Hermas dan M. Eman yang selalu memberikan inspirasi dan spirit bagi penulis sehingga penulisan skripsi ini menjadi ringan. 12. Rekan-rekan sejati Ya2, Muko, Dabo, Igun, Isal, Luky, Agi, Sapaat, rafy dan arief atas segala masukan, kritikan, dukungan serta doa yang diberikan bagi penulis (Thanks For Everything). 13. Oom edy, Bpk. Arsya dan Oom Na2 yang telah memberikan fasilitas yang sangat membantu. 14. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu dan rekan-rekan sekalian mendapat kebaikan yang lebih dari Allah SWT. Amin.
Bogor, November 2009
Asep Ali Akbar Penulis
11
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv I.
PENDAHULUAN .................................................................................
1
1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang ...................................................................................... Perumusan Masalah ............................................................................... Tujuan Penelitian ................................................................................... Manfaat Penelitian .................................................................................. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................
1 4 5 6 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................
7
2.1. Koperasi .................................................................................................. 2.1.1. Koperasi Di Indonesia ................................................................ 2.1.2. Prinsip-prinsip Organisasi Koperasi ............................................ 2.1.3. Dasar Manajemen Koperasi ......................................................... 2.1.4. Jenis-jenis Kopersi ....................................................................... 2.1.5. Gambaran Umum Koperasi Unit Desa (KUD) ............................ 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...............................................................
7 7 8 8 10 11 12
III. KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................................
18
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis.................................................................. 3.1.1. Kinerja Keuangan ...................................................................... 3.1.2. Laporan Keuangan ....................................................................... 3.1.2.1. Laporan Neraca ............................................................... 3.1.2.2. Laporan Rugi Laba ......................................................... 3.1.3. Analisis Laporan Keuangan ......................................................... 3.1.3.1. Analisis Trend ................................................................. 3.1.3.2. Analisis Rasio ................................................................. 3.1.3.2.1. Rasio Likuiditas .............................................. 3.1.3.2.2. Rasio Solvabilitas ........................................... 3.1.3.2.3. Rasio Rentabilitas ........................................... 3.1.3.2.4. Rasio Aktivitas Usaha .................................... 3.2. Kerangka Operasional Penelitian ...........................................................
18 18 19 21 23 24 25 25 26 27 28 29 30
IV. METODE PENELITIAN .......................................................................
33
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 4.2. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 4.3. Metode Pengolahan Dan Analisis Data .................................................
33 33 33
12
4.4. Analisis Kinerja Keuangan .................................................................... 4.4.1. Analisis Trend ............................................................................ 4.4.2. Analisis Rasio ............................................................................. 4.4.2.1. Rasio Likuiditas .............................................................. 4.4.2.2. Rasio Solvabilitas............................................................ 4.4.2.3. Rasio Rentabilitas ........................................................... 4.4.2.4. Rasio Aktivitas Usaha .....................................................
33 34 34 35 36 37 40
V. GAMBARAN UMUM KUD SUMBER ALAM DAN PRIMKOPTI PRIMKOPTI ........................................................................................... 5.1. Sejarah Pembentukan KUD Sumber Alam ........................................... 5.1.1.KUD Sumber Alam ...................................................................... 5.1.2. Primkopti...................................................................................... 5.2. Perkembangan Koperasi ......................................................................... 5.2.1. Perkembangan KUD Sumber Alam ............................................ 5.2.2. Perkembangan Primkopti ............................................................. 5.3. Struktur Organisasi Koperasi ................................................................. 5.3.1. Struktur KUD Sumber Alam ...................................................... 5.3.2. Struktur Primkopti .......................................................................
42 42 42 43 43 43 44 45 45 47
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
50
6.1. Analisis Kinerja Keuangan KUD Sumber Alam dan Primkopti ........... 6.1.1. Analisis Trend KUD Sumber Alam ............................................ 6.1.2. Analisis Trend Primkopti ............................................................ 6.2. Analisis Rasio Keuangan ...................................................................... 6.2.1. Rasio Likuiditas ........................................................................... 6.2.2. Rasio Solvabilitas......................................................................... 6.2.3. Rasio Rentabilitas ........................................................................ 6.2.4. Rasio Aktivitas Usaha ..................................................................
50 50 54 58 58 60 64 67
VII. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
75
7.1. Kesimpulan ............................................................................................ 7.2. Saran ......................................................................................................
75 75
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
77
LAMPIRAN ..................................................................................................
78
13
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Perkembangan Koperasi Indonesia tahun 2005-2006 ..........................
2
2. Jumlah Pengurus KUD Sumber Alam..................................................
45
3. Jumlah Anggota KUD Sumber Alam Tahun 2007......................... .....
46
4. Jumlah Pengurus Primkopti..................................................................
47
5. Jumlah Anggota Primkopti Tahun 2007......................... .....................
48
6. Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas KUD Sumber Alam dan Primkopti Tahun 2004 - 2007......................... .....................................
59
7. Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas KUD Sumber Alam dan Primkopti Tahun 2004 - 2007......................... .....................................
61
8. Hasil Perhitungan Rasio Rentabilita KUD Sumber Alam dan Primkopti Tahun 2004 - 2007......................... .....................................
65
9. Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas Usaha KUD Sumber Alam dan Primkopti Tahun 2004 - 2007......................... .....................................
68
10. Rekapitulasi Rasio Keuangan KUD Sumber Alam Tahun 2004-2007......................... ....................................................................
71
11. Rekapitulasi Rasio Keuangan Primkopti Tahun 2004-2007......................... .....................................................................
73
14
DAFTAR GAMBAR
Nomor 1.
Halaman Bagan Alur Kerangka Pemikiran ......................................................
32
15
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Perkembangan Laporan Neraca KUD Sumber Alam Tahun 2004-2007 ........................................................................................
79
2. Perkembangan Laporan Rugi Laba KUD Sumber Alam Tahun 2004-2007 ..........................................................................................
81
3. Perkambangan Laporan Naraca Primkopti Tahun 2004 - 2007 .......
82
4. Perkembangan Laporan Rugi Laba Primkopti Tahun 2004-2007 ....
84
5. Output Analisis Trend Terhadap Komponen Laporan Neraca KUD Sumber Alam Tahun 2004 - 2007 .........................................
85
6. Output Anallsia Trend Terhadap Laporan Rugi Laba KUD Sumber Alam Tahun 2004 - 2007 ....................................................
87
7. Output Analisis Trend Terhadap Komponen Laporan Neraca Primkopti Tahun 2004-2007 .............................................................
88
8. Output Analisis Trend Terhadap Laporan Rugi Laba Primkopti Tahun 2004-2007 .............................................................................
90
9. Output Analisis Rasio KUD Sumber Alam .......................................
91
10. Output Analisis Rasio Primkopti ......................................................
92
16
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan wadah masyarakat untuk bekerjasama secara sukarela berdasarkan kesamaan tujuan, kebutuhan, kesamaan aktivitas dan dibentuk oleh masyarakat untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Koperasi merupakan salah satu lembaga lokal yang dapat dijadikan sebagai wadah untuk pemberdayaan masyarakat. Gerakan koperasi tersebut merupakan upaya pemberdayaan masyarakat, karena dapat terlihat adanya proses pemberdayaan yang dilakukan secara kolektif. (Tiktik sartika&Soejoeno, 2002) Keberadaan koperasi sebagai wadah untuk mewujudkan kesejahteraan bersama bagi seluruh masyarakat sejalan dengan nilai yang terkandung dalam pasal 33 UUD 1945. Perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat selain anggota sesuai dengan tujuan koperasi Indonesia tertuang dalam pasal tiga Bab II UU RI No.25 Tahun 1992, yakni memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan ekonomi dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandasan Pancasila dan UUD 1945. Koperasi diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi rakyat, menjadi sarana untuk mengatasi masalah-masalah pokok pembangunan, khususnya mengatasi pengangguran dan keterbelakangan.1 Dalam rangka membangun ekonomi dan mengembangkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, koperasi berperan dan bertugas untuk mempersatukan mengerahkan, membina, dan mengembangkan potensi, daya kreasi, daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata. Selama
periode
2005-2006,
perkembangan
koperasi
mengalami
peningkatan yang cukup signifikan apabila dilihat dari sejumlah indikator seperti jumlah koperasi, jumlah anggota, volume usaha dan nilai Sisa Hasil Usaha (SHU). 16
Nugraha Parsua.2003.Peran Koperasi dan UKM di Era Otonomi Daerah Pasca Amandemen UUD 1945. http://www.baliprov.go.id/media/index.php. Diakses Pada Tanggal 07 Oktober 2009
17
Untuk lebih jelasnya perkembangan koperasi di Indonesia tahun 2005-2006 dapat dilihat pada Tabel 1. Sebagai berikut : Tabel 1. Perkembangan Koperasi Indonesia tahun 2005-2006 No.
1.
Keterangan
Perkembangan jumlah koperasi
Tahun
Perubahan
2005
2006
Jumlah
%
94.818
98.944
4.126
4,35
40.145
42.382
2.237
5,57
27.286.784
27.776.133
489.349
1,79
308.771
318.472
41.664
13,49
14.836.206
16.790.860
1.954.652
13,17
18.179.195
22.062.212
3.883.017
21,36
40.831.693
62.718.499
21.886.806
53,60
2.198.320
3.216.817
1.018.497
46,33
aktif (unit) 2.
Perkembangan jumlah koperasi tidak aktif (unit)
3.
Perkembangan jumlah anggota (orang)
4.
Perkembangan penyerapan tenaga kerja (orang)
5.
Perkembangan jumlah modal sendiri (Rp Juta)
6.
Perkembangan jumlah modal luar (Rp Juta)
7.
Perkembangan jumlah volume usaha koperasi (Rp Juta)
8.
Perkembangan jumlah SHU koperasi aktif (Rp Juta)
Sumber: Dinas Pembinaan Koperasi dan UKM Indonesia Tahun 2008
Kelembagaan koperasi periode 2005-2006 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan laju perkembangannya yaitu sebanyak 6.363 unit atau 4,71 persen. Peningkatan kelembagaan koperasi karena masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk membentuk koperasi. Perkembangan koperasi yang aktif untuk periode yang sama mengalami peningkatan secara nasional sebanyak 4.126 unit atau 4,25 persen dan perkembangan jumlah koperasi yang tidak aktif sebanyak 2.237 unit atau 5,57 persen. Sedangkan perkembangan jumlah anggota koperasi pada periode 2005-2006 mengalami peningkatan sebanyak 489.349 orang atau 1,79 persen. Hal ini dikarenakan meningkatnya kemampuan koperasi memberikan pelayanan kepada anggota. Dengan perkembangan koperasi tersebut, maka keberadaan koperasi sebagai badan usaha di seluruh daerah diharapkan dapat memberikan peluang bagi terciptanya lapangan kerja baru untuk anggota masyarakat. Hal ini ditunjukan
18
dengan perkembangan penyerapan tenaga kerja oleh koperasi pada periode 20052006 secara nasional yang mengalami peningkatan sebanyak 41.664 orang atau 13,49 persen. Perkembangan usaha koperasi yang dicerminkan oleh indikator keuangan koperasi seperti modal sendiri, modal luar, volume usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi memberikan gambaran yang tidak jauh berbeda dengan perkembangan kelembagaan. Modal sendiri koperasi pada periode 2005-2006 meningkat sebesar 13,17 persen sedangkan modal luar mengalami peningkatan sebesar 21,36 persen. peningkatan modal luar diduga sebagian berasal dari dana bergulir yang difasilitasi oleh pemerintah. Peningkatan modal luar yang lebih tinggi menunjukan bahwa usaha koperasi masih mengandalkan bantuan dari luar. Disisi lain perkembangan transaksi usaha koperasi dicerminkan oleh besarnya nilai volume usaha koperasi yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 53,60 persen yang akhirnya mempengaruhi peningkatan SHU yaitu sebesar 46,33 persen. Dalam pencapaian tujuan koperasi, maka koperasi harus mampu mempertahankan eksistensinya ditengah usaha alat-alat perekonomian lainnya yang pada umumnya tidak saja kuat dan lebih berpengalaman tetapi lebih bebas dalam tindakannya. Oleh karena itu koperasi memerlukan penanganan yang benar-benar efektif dan efisien dalam segala aspek kegiatannya. Setiap koperasi harus mampu melihat kondisi lingkungan organisasinya untuk mempertahankan eksistensinya. Salah satu hal yang dapat dilakukan koperasi dalam menghadapai persaingan yang semakin ketat adalah mengupayakan kinerja keuangan yang baik dan sehat. Kinerja keuangan koperasi yang baik sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi ekonomi rakyat dan mempertahankan eksistensi usaha untuk dapat bersaing memerlukan manajemen koperasi yang baik. Hal ini dapat dilakukan bila sumber daya yang ada dapat dikelola secara efisien serta diimbangi dengan kemampuan kepemimpinan yang tangguh untuk menjaga pertumbuhan maupun perkembangan koperasi. KUD Sumber Alam dan Primkopti sebagai salah satu unit perekonomian meliliki peran yang sama dengan koperasi lainnya. Dalam menjalankan
19
organisasinya, KUD Sumber Alam memiliki visi menjadikan KUD sebagai sokoguru perekonomian yang dapat membantu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya anggota yaitu dengan mengembangkan usaha dalam sektor ekonomi yang ada kaitannya dengan kegiatan anggota, meningkatkan potensi anggota dan sumber daya manusia pengelola. Sedangkan dalam menjalankan usahanya, Primkopti mempunyai tujuan menjadikan Primkopti sebagai penyalur kacang kedelai bersubsidi untuk pengrajin tahu dan tempe yang berdomisili di wilayah Bogor, menghimpun dana dan menyalurkan kepada anggota secara khusus maupun masyarakat umum untuk keperluan yang bermanfaat. Perkembangan KUD Sumber Alama dan Primkopti tidak terlepas dari manajemen koperasi dalam menggunakan sumber daya material maupun finansial sebagai pencapaian tujuan yaitu mensejahterakan anggotanya.
1.2 Perumusan Masalah Tahun kepengurusan baru KUD Sumber Alam terjadi pada periode 20032008. Terbentuknya kepengurusan baru ini menciptakan kebijakan-kebijakan baru yang bertujuan untuk pengembangan KUD Sumber Alam di masa mendatang. Pada periode kepengurusan ini, pengurus KUD Sumber Alam telah melakukan perubahan struktur organisasi yaitu pada tahun 2005 dan 2007. Pada tahun 2005 unit usaha yang terdapat pada KUD terdiri dari lima unit usaha yaitu perdagangan, simpan pinjam, sewa atau kontrak pertokoan, kelistrikan, dan wartel. Sedangkan unit usaha pada tahun 2007 unit usaha utama dibagi kembali menjadi tiga unit usaha dimana unit usaha tersebut membawahi sub unit lainnya. Terdiri dari (1) unit usaha perdagangan membawahi, unit usaha saprotan, pakan ikan, air mineral, dan oli; (2) Unit usaha jasa membawahi unit usaha kelistrikan, wartel, dan sewa pertokoan; dan (3) unit usaha simpan pinjam. Dari ketiga unit usaha utama tersebut, ada beberapa sub unit usaha yang sudah tidak beroperasi lagi yaitu unit angkutan dan unit wisma. Berdasarkan laporan rugi laba, unit usaha ini setiap tahunnya mengalami penurunan sehingga KUD menjual angkutan tersebut dan hasil penjualannya di gunakan oleh KUD Sumber Alam untuk kegiatan yang lebih produktif dan menguntungkan. Selain masalah penghapusan kedua sub unit usaha tersebut, dalam hal keanggotaan KUD
20
menghadapi kendala berupa keaktifan anggota yang masih kurang dalam melaksanakan kewajiban organisasi. Kurangnya partisipasi anggota KUD Sumber Alam diduga disebabkan oleh kualitas organisasi dan kinerja keuangan masih jauh dari harapan anggota. Sedangkan perkembangan unit usaha yang terdapat pada Primkopti pada tahun 2005-2006 terdiri dari empat unit usaha yaitu, simpan pinjam, sewa ruko, sewa aporthall dan aula, dan sewa dapur produksi. Sedangkan pada tahun 2007 unit usaha yang terdapat pada Primkopti terdiri dari lima unit usaha yaitu, kacang kedelai, simpan pinjam, sewa ruko, sewa sporthall dan aula, dan sewa dapur produksi. Dari kelima unit usaha tersebut, ada satu unit usaha yang diaktifkan kembali yaitu unit usaha kacang kedelai. Dalam rangka efisiensi biaya, pada tahun 2005-2006 unit usaha kacang kedelai di non aktifkan karena sejak dihapuskannya monopoli impor kedelai oleh BULOG mengakibatkan harga kedelai sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar dan setiap orang memiliki kesempatan mengimpor kedelai. Dalam menghadapi situasi tersebut dimana banyak muncul pesaing
dalam
penjualan
kedelai,
maka
Primkopti
tidak
siap
dalam
mempertahankan posisinya dalam pasar kedelai. Dengan adanya kepengurusan baru KUD Sumber Alam tentunya akan mengalami perubahan bila dibandingkan dengan kepengurusan sebelumnya. Sehubungan dengan adanya penghentian unit usaha kacang kedelai pada Primkopti, tentunya akan mempengaruhi terhadap kinierja Primkopti. Berdasarkan dari latar belakang dan pemasalahan tersebut, maka masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu : 1.
Bagaimana perkembangan usaha KUD sumber Alam dan Primkopti.
2.
Bagaimana kinerja keuangan KUD Sumber Alam dan Primkopti.
1.3 Tujuan Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan perkembangan usaha KUD sumber Alam dan Primkopti. 2. Menganalisis kinerja keuangan KUD Sumber Alam dan Primkopti.
21
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Koperasi : Hasil penelitian ini bisa memberikan gambaran mengenai kinerja usaha sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan dalam mengevaluasi kinerja usaha. 2. Penulis : Penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diterima selama masa kuliah, serta sebagai ilmu yang sangat berharga dalam menambah pengetahuan. 3. Pembaca : Dapat memberikan informasi dan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Sehubungan dengan terbatasnya waktu, biaya, dan kemampuan dalam melakukan penelitian, maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada : 1. Penelitian terbatas pada KUD Sumber Alam dan Primkopti. 2. Dalam menganalisis kinerja keuangan terbatas pada KUD Sumber Alam dan Primkopti. 3. Dalam menganalisis kinerja keuangan terbatas pada wawancara dan pengisian kuisioner oleh pengelola KUD Sumber Alam dan Primkopti.
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Koperasi Di Inonesia Dalam Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargan. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa koperasi merupakan kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal yang bergabung dan bekerjasama secara sukarela berdasarkan persamaan hak, derajat dan kewajiban untuk mencapai kepentingan bersama (Departemen koperasi,1992). Menurut International Cooperatives Alliance (ICA), koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang memiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis (Soedjono, Ibnoe. 2001) Berdasarkan
definisi
koperasi
yang
dikemukakan
International
Cooperatives Alliance (ICA), maka karakteristik koperasi dapat disimpulkan sebagai berikut (Soedjono, 2001) 1. Koperasi adalah otonom, artinya sejauh mungkin bebas dari pemerintah dan perusahaan swasta. 2. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang. Ini berarti bahwa koperasi memiliki kebebasan untuk mendefinisikan orang-orang sesuai dengan ketentuan hukum yang dipilih. 3. Orang-orang bersatu secara sukarela. Oleh karena itu, anggota harus bebas dalam batas tujuan dan sumber daya koperasi untuk bergabung atau menanggulanginya. 4. Koperasi diorganisir oleh anggota untuk kemanfaatan bagi diri sendiri dan bagi mereka bersama.
8
5. Koperasi adalah perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis. 2.1.2 Prinsip-prinsip Organisasi Koperasi Prinsip-prinsip koperasi Indonesia menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 adalah : 1. Keanggotan bersifat sukarela dan terbuka Sifat keanggotan koperasi mengandung arti bahwa anggota koperasi tidak dapat dipaksakan oleh siapapun, selain mengandung arti bahwa anggota dapat menggundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sifat terbuka memiliki arti bahwa keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. 2. Pengelolaan dikelola secara demokratis Prinsip ini menunjukan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas dasar kehendak dan keputusan para anggotanya, sebab para anggotalah yang memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. 3. Pembagian SHU dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa terhadap modal Pemberian balas jasa terhadap modal tidak berdasarkan besarnya modal yang diberikan para anggota, tetapi wajar dan tidak melebihi suku bunga yang berlaku. 5. Kemandirian Prinsip ini mengandung pengertian bahwa koperasi dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain, disamping mengandung kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi swadaya, berani mempertanggung jawabkan perbuatan sendiri dan berkehendak mengelola sendiri. 2.1.3 Dasar Manajemen Koperasi Dasar manajemen koperasi berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 bab VI pasal 21, terdiri dari :
9
1. Rapat anggota atau RA merupakan fungsi perangkat manajemen koperasi yang pertama, dan mempunyai tugas yaitu : a.
Memilih serta mengangkat pengurus dan pengawas,
b.
Menetapkan dan mematuhi pembagian dan penggunaan sisa hasil usaha atau SHU
c.
Merencanakan dan membuat keputusan program kerja dan anggaran belanja koperasi Rapat anggota merupakan kekuasan tertinggi dalam perkumpulan koperasi
berdasarkan pasal 22 pada Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, dan dalam anggaran dasar atau AD/RT disebutkan : a.
Siapa yang bertanggung jawab dan untuk apa.
b.
Pengambilan keputusan untuk memperjuangkan agar tercapainya tujuan koperasi.
c.
Diharapkan agar produk anggota koperasi dapat mencapai harga setinggi mungkin.
2. Pengurus adalah fungsi perangkat manajemen yang kedua, dan mempunyai tugas yaitu : a.
Mengajukan usulan rancangan anggaran pendapatan belanja koperasi atau RAPBK.
b.
Menyelenggarakan rapat anggota.
c.
Menyelenggarakan pendidikan bagi anggota koperasi
3. Pengawas adalah fungsi perangkat koperasi yang ketiga dan mempunyai tugas yaitu : a.
Menyusun rencana dan melaporkan hasil pengawasan secara berkala tentang pelaksanaan.
b.
Pengelolaan koperasi oleh pengurus kepada anggota koperasi dalam rapat anggota.
4. Manajer adalah fungsi perangkat koperasi yang keempat dan mempunyai tugas yaitu : a. Melaksanakan usaha koperasi. b. Memberikan pelayanan usaha kepada anggota koperasi. c. Membuat laporan perkembangan usaha koperasi.
10
2.1.4 Jenis-jenis Koperasi Dalam pasal 16 dari Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya, dan dalam penjelasannya berbunyi “dasar untuk menentukan jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi.” Pasal tersebut mendasari tiga jenis koperasi yang ada khususnya di Indonesia, yaitu : koperasi produsen, koperasi konsumen dan koperasi jasa. Kesamaan kepentingan ekonomi tersebut mencakup kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti : Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Konsumen, Koperasi produsen, Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa. Khusus koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional seperti : Koperasi Pegawai Negeri, Koperasi ABRI, Koperasi Karyawan, dan sebagainya, bukan merupakan jenis koperasi tersendiri. Berdasarkan kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan akan dapat ditetapkan fungsi-fungsi koperasi secara tepat sesuai dengan keinginan anggota. Karena itu, penjenisan koperasi dapat ditetapkan menurut dua kategori yaitu : 1. Penjenisan Menurut Fungsi Koperasi a. Koperasi pembelian atau koperasi pengadaan atau koperasi konsumsi adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota, sebagai konsumen akhir. Identitas anggota disini adalah anggota sebagai pemilik, dan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen terhadap koperasinya. b. Koperasi pemasaran atau koperasi penjualan adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang dan jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai kepada konsumen dipasar. Pengertian konsumen dipasar (diluar organisasi koperasi) adalah konsumen industri atau konsumen akhir bergantung pada produk yang dihasilkan oleh anggota. Identitas anggota sebagai pemilik dan pemasok terhadap koperasinya. c. Koperasi produksi adalah koperasi yang menyelanggarakan perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja dalam
11
koperasi sebagai pegawai atau karyawan. Identitas anggota adalah anggota sebagai pemilik dan bekerja terhadap koperasinya. d. Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa-jasa yang dibutuhkan oleh anggotanya , misalnya jasa simpan pinjam, auditing, asuransi, angkutan dan sebagainya. Identitas anggota adalah anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa/nasabah terhadap koperasinya. Apabila suatu koperasi menyelenggarakan salah satu fungsi saja disebut koperasi tunggal atau single-purpose cooperative dan apabila koperasi menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi serba usaha atau multipurpose cooperative. 2. Penjenisan Koperasi Menurut Status Keanggotanya a. Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang atau jasa dan memiliki rumah tangga usaha. b. Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa yang ditawarkan oleh pemasok dipasar. Berdasarkan pasal 19 pada Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tersebut, dapat diketahui bahwa koperasi jasa adalah : 1. Kepentingan anggota koperasi jasa adalah memperoleh produk jasa, misalnya simpan pinjam, asuransi dan sebagainya. 2. Dengan bekerjasama dengan koperasi, anggota bisa menekan ongkos jasa. 3. Anggota dapat mengusulkan jenis jasa apa yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. 4. Anggota dapat penyuluhan dan informasi agar jasa tersebut digunakan secara optimal. 2.1.5 Gambaran Umum Koperasi Unit Desa (KUD) Pada awal berdirinya, KUD merupakan penyatuan dari koperasi-koperasi kecil yang demikian banyaknya. KUD merupakan koperasi yang berkembang di Indonesia sejak tahun 1973, sebagai bentuk penjabaran dari UU No.12 Tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian khususnya yang menyangkut dengan pembangunan pedesaan yang dinyatakan dalam kebijakan pemerintah melalui
12
Intruksi Presiden No.4 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pemeliharaan Badan Usaha Unit Desa (BUUD) yang merupakan cikal bakal dari lahirnya KUD (Hedrojogi, 2002). KUD dibentuk oleh warga desa atau sekelompok desa-desa yang disebut unit desa yang merupakan satu kesatuan ekonomi masyarakat kecil. Kelahiran dan keberadaan KUD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. KUD sebagai wadah kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan menangani tiga kegiatan usaha utama, yaitu : 1. Kegiatan pengelola, pengumpul dan pemasaran produk yang dihasilkan anggota dan masyarakat. 2. Kegiatan perkreditan atau simpan pinjam dan kegiatan usaha jasa lainnya sesuai dengan kebutuhan dan keputusan para anggota. 3. Kegiatan penyediaan dan penyaluran kebutuhan sehari-hari dan sarana atau produksi. 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam melakukan peneliti, studi terdahulu atau penelitian terdahulu sangat penting untuk mengetahui penelitian apa yang sudah dilakukan dan apa yang harus disempurnakan kembali. Dari beberapa penelitian yang sudah ada dan berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan ini, diantaranya yaitu Novianti (2005) pada KUD Mina Sumitra tentang Analisis Kinerja Keuangan, IFE, EFE, IE dan SWOT. Analisis kinerja keuangan yang digunakan yaitu analisis rasio terdiri dari likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas. Hasil analisis likuiditas menunjukan bahwa kemampuan KUD untuk membayar hutang-hutang jangka pendeknya semakin menurun. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata rasio cepat (69,16 persen) dan posisi kas (15,72 persen) yang selalu di bawah standar. Sedangkan nilai rasio solvabilitas cenderung stabil setiap tahunnya, yang menunjukan KUD telah mampu memenuhi pembayaran setiap hutangnya dengan sebagian harta yang dimiliki karena besarnya modal sendiri. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata modal sendiri dengan total aktiva (72,32) dan total hutang dengan total aktiva (27,68 persen) yang selalu berada di atas standar. Rasio rentabilitas yang diukur yaitu gross margin, ROI dan ROE yang masing-masing mempunyai
13
nilai rata-rata 6,12 persen 12,25 persen dan 8,76 persen. Nilai tersebut berada selalu di bawah standar sehingga hasil dari perhitungan rasio rentabilitas menunjukan KUD belum mampu menarik keuntungan dari usahanya karena tingginya investasi KUD pada persediaan dan kinerja manajemen belum efisien. Sedangkan dilihat dari rasio aktivitas, KUD dianggap belum mampu menanamkan dananya secara maksimal pada kegiatan yang lebih menguntungkan. Sebelum melakukan analisis SWOT, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan KUD Mina Sumitra. Analisis faktor internal terdiri dari manajemen, sumberdaya manusia (SDM), produksi, keuangan, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi komputer. Berdasarkan hasil evaluasi (IFE) didapat kekuatan utama yaitu struktur organisasi yang tersusun baik dan kelemahan utama yaitu kualitas SDM yang rendah. Sedangkan analisis faktor eksternal terdiri dari ekonomi, alam, kebijakan pemerintah, teknologi, daya subtitusi dan pesaing. Berdasarkan hasil evaluasi (EFE) didapat peluang utama yaitu kebijakan pemerintah untuk pelatihan karyawan dan anggota serta ancaman utama yaitu pencemaran lingkungan. Penggabungan IFE dan EFE menghasilkan strategi matriks IE yaitu KUD harus mempertahankan dan memelihara perkembangan usahanya. Adapun alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT adalah mengembangkan dan menambah unit usaha, meningkatkan kinerja karyawan dengan cara memberi penghargaan bagi karyawan yang berprestasi atau memberikan kompensasi kepada karyawan serta menerapkan sistem kedisiplinan yang tinggi, melakukan diversifikasi produk, meningkatkan profitabilitas dengan cara efisiensi dan efektivitas, meningkatkan pelayanan kepada anggota dan non anggota, meningkatkan penjualan dengan efisiensi biaya, meningkatkan simpanan anggota serta meningkatkan partisipasi dan kesadaran anggota. Peneliti lain, Dartiana (2005) pada Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan (KPS) mengenai Analisis Kinerja Keuangan dan Partisipasi Anggota yang membandingkan kepengurusan 2001 dengan kepengurusan baru. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa nilai rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio modal sendiri dengan aktiva tetap, rasio total hutang dengan modal sendiri dan tingkat pembelian investasi pada kepengurusan 2001 lebih baik dari pada
14
tahun 2002-2004. Hal ini dikarenakan SHU tahun 2002 turun sebesar 150,85 persen dari tahun 2001 yang disebabkan terjadinya penurunan nilai penjualan pada tahun 2002 sehingga nilai rata-rata SHU tahun 2001 lebih besar dari nilai rata-rata SHU tahun 2002-2004. Penurunan penjualan susu dikarenakan belum adanya kepercayaan kepada pengurus yang baru. Namun demikian, nilai rasio aktivitas usaha kepengurusan tahun 2002-2004 lebih baik dibandingkan dengan kepengurusan tahun 2001. Secara umum kinerja KPS dengan adanya kepengurusan belum menunjukkuan kondisi yang baik tetapi sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan. Anggota KPS secara keseluruhan merasakan adanya jaminan pemasaran susu. Namun demikian seluruh responden menyatakan tidak puas terhadap harga susu yang ditetapkan oleh KPS karena harga yang ditetapkan dibawah harga pasar. Partisipasi anggota dibidang organisasi dinilai tinggi untuk hadir dalam RAT, sedangkan partisipasi keaktifan memberikan saran menunjukkan tingkat partisipasi yang sedang. Partisipasi anggota dalam menghadiri RAT dipengaruhi oleh tersedianya waktu luang, sedangkan dalam memberikan saran sangat dipengaruhi oleh tingkat pendididkan dan kedudukan anggota dalam masingmasing KTTSP KPS. Tingkat keeratan antara variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang usaha menunjukkan hubungan erat. Hal ini dikarenakan anggota akan berpartisipasi secara maksimal jika adanya peningkatan pelayanan usaha. Menurut peneliti Talakua (2002) pada Primkopti Kabupaten Subang tentang Kinerja Usaha dan Pelayanan yang menggunakan analisis rasio keuangan, trend dan persentase perkomponen dengan membandingkan kondisi Primkopti sebelum dengan setelah penghapusan monopoli impor kedelai oleh bulog tahun 1998, yaitu dengan menganalisis kondisi keuangan periode 1997-2000. Hasil rasio rentabilitas menunjukan kinerja Primkopti yang kurang baik dalam menghasilkan laba. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ROE (2,95 persen) dan ROI (1,76 persen) yang tidak memenuhi standar. Rasio likuiditas menunjukan Primkopti memiliki kemampuan yang tinggi dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata rasio lancar (422,29 persen) dan rasio cepat (367,96 persen) yang selalu berada di atas standar. Rasio solvabilitas
15
yang digunakan menunjukan nilai rata-rata rasio total aktiva terhadap hutang (269,10 persen) dan total hutang terhadap modal sendiri (63,86 persen) telah memenuhi standar. Hal ini berarti kinerja Primkopti sudah baik karena memiliki aktiva dan modal sendiri yang cukup untuk menjamin seluruh kewajibannya. Dalam menelaah analisis trend pada laporan neraca dan rugi laba, terlihat bahwa perkembangan trend total aktiva, total hutang, kekayaan bersih dan laporan rugi laba menunjukan trand yang meningkat pada tahun 1998 dan menurun pada tahun 1999-2000. Sedangkan menurut Rachmawati (2003) pada KUD Sumber Alam mengenai Analisis Usaha Koperasi Unit Desa Sebagai Organisasi Perekonomian Pedesaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa selama periode analisis tahun 1998-2002, kondisi likuiditas dan solvabilitas KUD Sumber Alam menunjukkan keadaan yang kurang menguntungkan, hal ini dikarenakan aktiva lancar yang digunakan koperasi mengalami penurunan setiap tahunnya. Aktivitas usaha dan efisiensi KUD dalam mengelola sumber daya menggambarkan keadaan yang baik dan cenderung stabil. Secara umum perkembangan KUD dari tahun 1998-2002 cukup baik. Pertumbuhan usaha KUD menunjukkan peningkatan dengan tingkat hasil investasi lebih besar dibandingkan dengan tingkat biaya modal luar. Untuk dapat meningkatkan laba bersih, maka koperasi harus melakukan beberapa perbaikan, antara lain meningkatkan perputaran aktiva melalui peningkatan penjualan yang lebih dibandingkan dengan kenaikan aktiva usaha. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Saryanto (2004) pada Koperasi Abacan Inti Perkasa mengenai Analisis Kinerja Usaha Koperasi melalui analisis keuangan dengan menggunakan analisis rasio, persentasi per komponen serta perbandingan laporan keuangan. Analisis rasio digunakan untuk mengetahui rentabilitas, likuiditas serta solvabilitas. Rasio likuiditas menunjukan hasil yang kurang baik karena kemampuan koperasi untuk membayar hutang lancarnya masih kurang baik dan belum mampu menangani persedian dengan baik. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata rasio lancar (107,17 persen) dan rasio cepat (76,805 persen) yang berada di bawah standar. Upaya yang harus dilakukan koperasi adalah meningkatkan kas, simpanan bank, piutang lain-lain dan penjualan. Rasio solvabilitas menunjukkan koperasi belum mampu menjamin total hutangnya
16
dengan total aktiva yang dimiliki sehingga kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan masih belum baik. Hal ini terlihat dari total hutang terhadap total aktiva (53,46 persen) dan total hutang terhadap total modal sendiri (227,44 persen) yang belum memenuhi nilai standar sehingga mengurangi kepercayaan anggota kepada koperasi. Rasio rentabilitas koperasi menunjukkan nilai rata-rata ROE (62,4 persen) dan ROI (6,12 persen) telah memenuhi standar dan meningkat dari tahun 2001-2002, sehingga koperasi dianggap dapat melaksanakan biaya dan modal secara efisien. Analisi persentase per komponen memperhatikan bahwa ada kenaikan pada proporsi aktiva lancar terhadap pos piutang. Hal ini menunjukkan bahwa pengalokasian modal sendiri pada pos piutang mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan analisis perbandingan laporan keuangan menunjukkan bahwa adanya kenaikan modal kerja yang disebabkan oleh perubahan keuntungan dan aktiva tetap menjadi aktiva lancar melalui proses penjualan. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka koperasi disaranjan meningkatkan SDM melalui pendidikan, pelatihan, pembinaan anggota dan pengurus demi kelangsungan usahanya. Dalam penelitian terdahulu diatas, tidak jauh berbeda dengan penelitian ini. Dalam menganalisis kinerja keuangan dalam penelitian ini sama dengan peneliti Novianti, Dartiana, Rachmawati dan Saryanto yaitu Analisis Per Komponen dan Analisis Rasio. Dalam penelitian ini dimasukan juga analisis trend seperti pada peneliti Talakua. Analisis rasio keuangan uang umumnya digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas usaha. Hanya peneliti talakua dan Suryanto yang tidak memasukan rasio aktivitas. Perhitungan rasio likuiditas yang digunakan yaitu rasio lancar dan cepat. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal sendiri dengan total aktiva, modal sendiri dengan aktiva tetap, aktiva tetap dengan hutang tetap, total hutang dengan total modal dan tutal hutang dengan total aktiva, pada dua koperasi. sedangkan dalam penelitian terdahulu umunya menggunakan total hutang dengan total modal dan total hutang dengan total aktiva, pada satu koperasi. Rasio rentabilitas yang digunakan pada penelitian ini sama dengan umumnya digunakan dalam penelitian terdahulu yaitu laba bersih, tingkat pengembalian modal sendiri (ROE) dan tingkat pengembalian investasi (ROI).
17
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu dilakukan pada dua koperasi. Rasio aktivitas yang digunakan pada penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Novianti yaitu perputaran piutang dan perputaran total aktiva, selain itu dihitung juga perputaran persedian dan perputaran aktiva tetap.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan yang menyangkut posisi keuangan perusahaan serta pertumbuhan terhadap posisi keuangan tersebut (Ikatan Akuntansi Indonesia, 1999). Kinerja keuangan didefinisikan juga sebagai ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Upaya meningkatkan kinerja keuangan sangat terkait dengan tujuan manajemen keuangan. Dalam membahas metode penilaian kinerja keuangan perusahaan harus didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu (Munawir, 1995) : 1. Memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya, yaitu pada waktu ditagih. 2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak intern). 3. Membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan. 4. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan. Pada prinsipnya, sebuah perusahaan didirikan dengan tujuan untuk meraih keuntungan yang setinggi-tingginya atau mencari sumber dana yang efisien. Demikian juga koperasi sebagai organisasi ekonomi dituntut agar berkembang secara efisien. Meskipun tujuan utamanya untuk melayani anggota, namun pada dasarnya koperasi tidak berada dengan bentuk badan usaha lain, artinya koperasi juga boleh bekerja secara efisien dalam tujuannya. Pada koperasi tingkat efisiensi juga harus berimbang dengan tingkat efektivitasnya. Dilihat dari sudut koperasi sebagai badan usaha, efisiensi koperasi tidak berbeda ukurannya dengan efisensi badan usaha lain, yaitu untuk mengukur kinerja keuangan suatu badan usaha. Kinerja usaha merupakan prestasi yang dicapai oleh badan usaha dalam suatu
19
periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.1.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukakan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi terkini. Kondisi terkini adalah keadaan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis. (Kasmir, 2008). Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Dengan demikian dilihat fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Adapun pengguna utama dari laporan keuangan koperasi, pejabat koperasi, calon anggota koperasi, bank, kreditur dan kantor pajak (Sitio dan Tamba, 2001). Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh. Prinsip Akuntansi Indonesia dalam Harahap (2002), menyatakan tujuan utama laporan keuangan adalah : 1. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba 3. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
20
4. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi. 5. Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. Pada koperasi tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Adapun tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi adalah : 1. Menilai pertanggungjawaban pengurus. 2. Menilai prestasi pengurus. 3. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya. 4. Menilai kondisi keuangan koperasi (rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas). 5. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi. Laporan keuangan koperasi mempunyai karakter tersendiri yang membedakannya dangan badan usaha lain, yaitu sebagai berikut (Sitio dan Tamba, 2001) 1. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada para anggotanya di dalam RAT. 2. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca, laporan sisa hasi usaha dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif. 3. Laporan keuangan disampaikan pada RAT harus ditandatangani oleh semua anggota pengurus koperasi. 4. Laporan rugi laba menyajikan hasil akhir yang disebut SHU. SHU koperasi dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan non anggota. 5. SHU yang berasal dari usaha anggota maupun non anggota didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam AD dan ART koperasi. 6. Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca sedangkan SHU tercermin pada perhitungan hasil usaha sebagai pengganti istilah laporan rugi laba pada perusahaan non koperasi mengingat manfaat dari usaha koperasi semata-mata diukur dari laba, tetapi ditekankan pada manfaat bagi anggota.
21
3.1.2.1 Laporan Neraca Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan diharuskan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disususn pada periode tertentu, misalnya satu tahun. Namun neraca juga dapat dibuat pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila diperlukan. Biasanya hal ini sering dilakukan oleh pihak manajemen pada saat tertentu (Kasmir, 2008). Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut. Pos-pos perkiraan yang dapat dilihat pada neraca, yaitu (Sundjaja dan Inge Barlian, 2003) : 1. Aktiva Aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva
yang
tidak
terwujud
lainnya.
Pada
dasarnya,
aktiva
dapat
diklasifikasikan menjadi : 1. Aktiva Lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun). Bentuk aktiva lancar antara lain kas dan setara kas, bank, surat berharga, piutang, persediaan serta beban dibayar dimuka. Sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa pos kas dan bank dalam neraca koperasi dapat digolongkan menjadi: 1. Kas dan Bank milik koperasi yang penggunaannya dibatasi. 2. Kas dan Bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi. Misalnya rekening fee pengadaan pangan dan pupuk. 3. Kas dan Bank atas nama koperasi (titipan) dan oleh itu wewenang penggunaannya dibatasi. Misalnya rekening dana penggembangan cengkeh. 2. Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dulu yang digunakan dalam operasi
22
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Bentuk aktiva tetap antara lain tanah, bangunan, mesin dan peralatan serta akumulasi penyusutan. Aktiva tetap pada koperasi dapat dikelompokkan menjadi (1) aktiva tetap yang diperoleh untuk keperluan pengembangan usahanya sendiri; (2) aktiva tetap dari pemerintah yang dikelola koperasi atas dasar dana bergulir seperti mesin pengelolaan padi; dan (3) aktiva tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah seperti Gudang Lantai Jemur (GLK) 3. Aktiva lain-lain adalah pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva tetap maupun aktiva lancar. Selain ketiga jenis aktiva diatas, pada koperasi terdapat juga aktiva penyertaan, yaitu aktiva yang pada dasarnya adalah sama dengan investasi. Penyertaan atau investasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyertaan pada koperasi lainnya dan penyertaan pada badan usaha non koperasi (Sitio dan Tamban, 2001). 1. Hutang Hutang adalah kewajiban-kewajiban perusahaan. Pada dasarnya hutang dibagi menjadi : 1. Hutang Lancar, terdiri dari pinjaman bank, hutang dagang, uang muka, penjualan, hutang pembelian aktiva tetap dan lain-lain. Kewajiban/hutang pada koperasi yang dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban kepada anggota dan non anggota. Salah satu komponen hutang lancar koperasi yang tidak ada pada perusahaan non koperasi adalah simpanan sukarela yang berasal dari anggota. 2. Hutang Jangka Panjang, terdiri dari pembiayaan jangka panjang yang dijaminkan, pembiayaan jangka panjang yang tidak dijaminkan dan lainlain 3. Modal Sendiri (Kekayaan Bersih Koperasi), modal menggambarkan hak pemilikan di perusahaan dan dapat terdiri dari beberapa sumber. Modal tidak
menggambarkan
uang
yang
dipegang
perusahaan,
tetapi
menunjukkan sumber aktiva dan pemikiran beberapa bagian aktiva yang
23
dibiayai pemilik dan bagian laba yang ditahan. Modal sendiri koperasi terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib yang berasal dari anggotanya. Semakin banyak anggota koperasi dan semakin aktif partisipasi anggota akan membuat modal koperasi semakin besar. Selain dari anggota, modal sendiri juga berasal dari dana cadangan SHU dan donasi.
3.1.2.2 Laporan Rugi Laba Laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasila, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 1995). Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan rugi laba bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang umumnya ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang atau memberikan servis) diikuti dengan harga pokok dari barang atau servis yang dijual sehingga diperoleh laba kotor. 2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi. 3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar uasah pokok perusahaan. 4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. Pada koperasi pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya (tanpa memasukan komponen pajak hasil usaha) dari tahun buku yang bersangkutan disebut Sisa Hasil Usaha (SHU), sehingga laporannya dinamakan perhitungan hasil usaha. SHU berasal dari hasil usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan non anggota. SHU pada koperasi bukan merupakan satu-satunya alat pengukur bagi manfaat keanggotaan koperasi dan potensi pengurus.
24
3.1.3 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan adalah untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam maka akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Hasil analisis laporan keuangan akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.(Kasmir, 2008). Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode adalah menganalisis antara pos-pos yang ada dalam satu laporan, atau dapat dilakukan antara satu laporan dengan laporan lainnya. Hal ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai kemajuan atau kinerja manajemen dari periode-periode selanjutnya. Adapun kegunaan analisis laporan keuangan secara umum antara lain : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan dalam periode tertentu baik harta, kewajiban dan modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 3. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 4. Dapat dugunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal. Analisis horizontal adalah analisis yang mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal ini disebut juga sebagai metode analisis dinamis. Sedangkan metode analisis vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang statis karena kesimpulan yang didapat hanya satu periode saja tanpa mengetahui perkembangannya.
25
Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan keuangan, diantaranya analisis trend dan analisis rasio.
3.1.3.1 Analisis Trend Analisis trend adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun (Munawir, 1995). Perhitungan trend yang dinyatakan dalam persentase memerlukan dasar pengukuran atau tahun dasar. Biasanya data atau laporan keuangan dari tahun paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisis tersebut dianggap sebagai tahun dasar. Tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai tahun dasar diberikan angka indeks 100, sedangkan pos-pos yang sama dari periode-periode yang dianalisis dihubungkan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar dengan cara membagi jumlah rupiah tiap-tiap pos dalam periode yang dianalisis dengan jumlah rupiah dari pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar. Jadi trend yang dimaksudkan adalah menunjukkan hubungan antara masing-masing pos suatu tahun dengan tahun dasarnya. Dengan demikian analisis ternd dapat menunjukkan suatu pos itu mempunyai kecendrungan atau arah yang menurun, meningkat atau tetap serta menunjukkan apakah kecendrungan atau tendensi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan.
3.1.3.2 Analisis Rasio Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam suatu laporan keuangan. Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 1995). Adanya analisis rasio dapat memberikan gambaran mengenai baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Terdapat empat kelompok rasio yang digunakan dalam analisis ini, yaitu likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas usaha.
26
3.1.3.2.1 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan dalam keadaan “likuid”. Perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek (Munawir, 1995). Terdapat beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, diantaranya rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio lancar (current ratio) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancarnya. Suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarkan hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan. current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah dari pada aktiva lancar dan sebagainya (Munawir, 1995). Standar yang baik untuk rasio ini minimal 200 persen (Kasmir, 2008). Rasio cepat (quick ratio) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar dengan tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk dicairkan menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari pada piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar (Munawir, 1995). Standar yang baik untuk rasio ini minimal 150 persen (Kasmir, 2008).
27
3.1.3.2.2 Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuiditas, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir, 1995). Suatu perusahaan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari pada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (Harahap, 2002). Rasio-rasio yang digunakan untuk menilai tingkat solvabilitas perusahaan diantaranya rasio modal sendiri dengan total aktiva (equity to total asset ratio), rasio modal sendiri dengan aktiva tetap (equity to fixed asset ratio), rasio aktiva tetap dengan hutang tetap (fixed asset to long term debt ratio), rasio total hutang dengan total modal sendiri (debt equity ratio) dan rasio total hutang dengan total aktiva (debt ratio). Rasio modal sendiri dengan total aktiva (equity to total asset ratio) menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur. Semakin tinggi nilai ratio ini semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Jika nilai rasio ini 75 persen maka 25 persen aktiva perusahaan dibiayai dari pinjaman dan margin of sefety.rasio ini menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 50 persen (Suwandi, 1985). Rasio modal sendiri dengan aktiva tetap (equity to fixed asset ratio) dihitung dengan cara membagi total hak pemilik perusahaan (anggota) dengan nilai buku dari aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika nilai rasio lebih dari 100 persen berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap, hal ini menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan (anggota) dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan (anggota). Sebaliknya jika nilai rasio dibawah 150 persen berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman sedangkan aktiva lancar seluruhnya dibiayai dengan
28
modal pinjaman (Munawir, 1995). Standar yang baik untuk rasio ini minimal 150 persen (Suwandi, 1985). Rasio aktiva tetap dengan hutang tetap (fixed asset to long term debt ratio) diperoleh dengan membagi total aktiva tetap dengan total hutang jangka panjang. Disamping itu juga menunjukan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Semakin tinggi nilai rasio, semakin besar jaminan dan kreditur jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. (Munawir, 1995). Standar yang baik untuk rasio ini minimal 150 persen (Suwandi, 1985). Rasio
total
hutang
dengan
modal
sendiri
(debt
equity
ratio)
menggambarkan sejauh mana modal sendiri koperasi menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil nilai rasio, maka akan semakin baik. Rasio terbaik tercapai apabila jumlah modal sendiri lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama (Harahap, 2002). Standar yang baik untuk rasio ini minimal 67 persen (Suwandi, 1985). Rasio hutang dengan total aktiva (debt ratio) menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Dapat dikatakan juga berapa porsi hutang dibandingkan dengan aktiva. Agar aman maka porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil (Harahap,2002). Standar yang baik untuk rasio ini minimal 50 persen (Suwandi, 1985).
3.1.3.2.3 Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas atau profitability menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir, 1995). Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuannya dalam menggunakan aktiva secara produktif. Penilaian kinerja keuangan dari sisi rentabilitas koperasi berbeda dengan perusahaan non koperasi mengingat koperasi telah memberikan manfaat yang langsung diterima anggota pada saat transaksi terjadi, sehingga kurang tepat apabila Sisa Hasil Usaha (SHU) pada koperasi disamakan dengan laba pada perusahaan non koperasi. Hal ini dikarenakan koperasi harus memberikan selisih harga yang menguntungkan secara langsung kepada anggota pada saat terjadi transaksi, sehingga harga pelayanan koperasi
29
kepada anggota lebih murah dibandingkan dengan harga perusahaan non koperasi (Rusdi dan Suratman, 2002). Rasio rentabilitas koperasi dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio, diantaranya rasio laba bersih (net margin ratio), rasio tingkat pengembalian modal sendiri ( return on equity) dan rasio tingkat pengembalian investasi (return on invesment). Rasio laba bersih (net margin ratio) adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak (Sundjaja, dan inge Barlian, 2003). Rasio ini merupakan perbandingan antara SHU dengan Manfaat Ekonomi Langsung (MLE) anggota dengan penjualan (Rusidi dan Suratman, 2002). Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 4 persen (Suwandi, 1985). Rasio tingkat pengembalian modal sendiri ( return on equity) merupakan perbandingan antara SHU dan Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) anggota dengan modal sendiri (Rusidi dan Suratman, 2002). Standar yang baik untuk rasio ini minimal 15 persen (Suwandi, 1985). Rasio tingkat pengembalian investasi (return on invesment) digunakan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. ROI adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunkan untuk operasi perusahaan agar menghasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan SHU yang diperoleh dari operasi koperasi dan Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) anggota dengan jumlah investasi yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (Rusidi dan Suratman, 2002). Standar yang baik untuk rasio ini minimal 4 persen (Suwandi, 1985).
3.1.3.2.4 Rasio Aktivitas Usaha Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya, baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis rasio ini antara lain :
30
perputaran persediaan (inventory turnover), perputaran piutang (receivable turnover), dan perputaran total aktiva (total asset turnover). (Harahap, 2002). Perputaran persediaan (inventory turnover) merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini menunjukkan beberapa kali persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahu (dijual dan diganti) (Munawir, 1995). Semakin besar nilai rasio ini maka akan semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 10 kali (Suwandi, 1985). Perputaran piutang (receivable turnover) yaitu membagi total penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata. Semakin tinggi nilai rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Sebaliknya, jika rasio rendah berarti ada oven invesment dalam piutang, sehingga memerlukan analisis lebih lanjut (Munawir, 1995). Standar yang baik untuk rasio ini minimal enam kali (Suwandi, 1985). Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) merupakan alat ukur efisiensi dimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan (Sundjaja dan Inge Berlian, 2003). Rasio ini menunjukkan beberapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi nilai rasio, maka semakin baik artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 10 kali (Suwandi, 1985). Perputaran total aktiva (total asset turnover) menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Pada umumnya, semakin tinggi perputaran aktiva maka semakin efisien penggunaan akktiva tersebut (Sundjaja dan Inge Berlian, 2003). Standar yang baik untuk rasio ini adalah lima kali (Suwandi, 1985).
3.2 Kerangka Operasional Penelitian Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk menganalisis kinerja keuangan KUD Sumber Alam dan Primkopti di Bogor. Tahapan penelitian ini, yaitu melihat kepengurusah baru KUD Sumber Alam dan penghentian unit usaha kacang kedelai Primkopti di Bogor. Kemudian aktivitas
31
usaha KUD Sumber Alam dan Primkopti. Kemudian semakin ketatnya persaingan usaha dengan perusahaan swasta. Dilanjutkan dengan menganalisis kinerja keuangan KUD Sumber Alam dan Primkopti di Bogor, untuk mengetahui kinerja keuangan banyak teknik yang dapat digunakan untuk menganalisa, namun pada penelitian ini dibatasi pada analisis trend dan analisis rasio keuangan antara lain dengan menghitung rasio likuiditas,
rasio
solvabilitas,
rasio
rentabilitas
dan
untuk
mengetahui
perkembangan usaha digunkan rasio aktivitas usaha. Hasil akhir dari kerangka pemikiran penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana kinerja keuangan di KUD Sumber Alam dan Primkopti. Dengan hasil ini diharapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja koperasi KUD Sumber Alam dan Primkopti. Hasil dari analisis tersebut adalah untuk memberikan rekomendasi dalam rangka meningkatkan aktivitas usaha, dan untuk dapat meninterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi koperasi. Untuk lebih jelasnya, Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
32
KUD Sumber Alam dan Primkopti
- Kepengurusan baru KUD Sumber Alam -Penghapusan unit usaha kacang kedelai Primkopti -Aktivitas Usaha KUD Sumber Alam Dan Primkopti -Semakin ketatnya persaingan dengan perusahaan swasta
Analisis Kinerja Keuangan Primkopti
Analisis Kinerja Keuangan KUD Sumber Alam
Analisis Laporan Keuangan melalui : 1. Analisis Trend 2. Analisis Rasio
Rekomendasi
Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian di lakukan di KUD Sumber Alam dan Primkopti, dimulai pada bulan Nopember 2008 sampai dengan bulan Maret 2009 di wilayah Bogor, meliputi kabupaten dan kota. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive sampling atau sengaja dengan alasan bahwa KUD Sumber Alam tergolong maju didaerah tersebut, sedangkan penentuan lokasi untuk Primkopti dengan alasan Primkopti mampu bertahan dibandingkan dengan Primkopti yang lain setelah dihapuskannya impor kedelai oleh Bulog.
4.2 Metode Pengumpulan Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara langsung di lapangan, melalui kuesioner yang berupa daftar pertanyaan ditujukan kepada responden pengurus KUD Sumber Alam dan Primkopti. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumentasi data historis berupa catatan yang mendukung dari koperasi, laporan penelitian digunakan sebagai literatur, data Badan Pusat Statistik, Disprindagkop dan situs-situs internet yang berhubungan dengan topik penelitian.
4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan secara manual dengan menggunakan perangkat lunak komputer Microsoft Excel (Microsoft Office 2007), yang hasilnya disajikan dalam bentuk tabel. Data dianalisis secara tabulasi dan deskriptif. Yang dilakukan dalam pengolahan hasil dan analisis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah pendekatan akuntansi.
4.4 Analisis Kinerja Keuangan Analisis kinerja keuangan bertujuan untuk menyederhanakan data sehingga dapat dimengerti. Metode yang digunakan adalah analisis kinerja keuangan KUD Sumber Alam dan Primkopti adalah analisis horizontal. Analisis
34
horizontal adalah analisis dengan menggunakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya (Munawir, 1995). Analisis kinerja keuangan KUD Sumber Alam dan Primkopti dilakukan dengan menggunakan analisis trend dan analisis rasio.
4.4.1 Analisis Trend Analisis trend adalah suatu metode atau tenik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun. Analisis trend digunakan untuk melihat perkembangan usaha KUD Sumber Alam dan Primkopti selama beberapa tahun berturut-turut dengan menggunakan tahun dasar. Karena tidak ada tahun yang dianggap paling normal oleh KUD Sumber Alam dan Primkopti, maka dalam perhitungan ini tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar adalah tahun 2004. Analisis ini dihitung dengan persentase dan sebagai sumber datanya adalah daftar neraca dan rugi laba. Adapun perhitungannya adalah dengan menyertakan tiap-tiap pos dari daftar neraca dan rugi laba pada tahun dasar dengan angka indeks 100, kemudian pospos dari periode yang akan dianalisis dihubungkan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar. Rumus analisis trend adalah sebagai berikut :
Dimana : Rx = Persentase untuk tahun ke-x Hx = Nilai mutlak untuk tahun ke-x Ho = Nilai mutlak untuk tahun dasar (tahun 2004)
4.4.2 Analisis Rasio Analisi rasio merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba maupun kombinasi dari keduanya. Dari hasil analisis rasio ini, maka KUD Sumber Alam dan Primkopti dapat mengetahui gambaran mengenai baik buruknya keadaan atau posisi keuangannya. Adapun analisis rasio yang digunakan yaitu rasio likuiditas,
35
solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas usaha. Dibandingkan dengan analisis lainya, analisis rasio memiliki beberapa keunggulan, antara lain : 1. Rasio merupakan angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci. 3. Melihat perkembangan perusahaan secara periodik. 4. Lebih mudah melihat trand perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
4.4.2.1 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan KUD Sumber Alam dan Primkopti untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuh. Kewajiban yang dimaksud disini adalah kewajiban jangka pendek yang mampu dibiaya oleh aktiva lancar yang dimiliki oleh KUD Sumber Alam dan Primkopti. Rasio likuiditas diukur dengan : 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar menunjukkan sejauh mana aktiva lancar KUD Sumber Alam dan Primkopti mampu menutupi hutang-hutang lancarnya. Hutang lancar adalah hutang yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek (biasanya dalam jangka satu tahun atau kurang) dan yang pembayaranya akan mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar KUD Sumber Alam dan Primkopti. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 200 persen (Kasmir, 2008). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
2. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat menunjukkan kemampuan KUD Sumber Alam dan Primkopti dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan dianggap memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas. Rasio ini lebih tajam dari pada rasio lancar hanya memperbandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancarnya.
36
Standar yang baik untuk rasio ini minimal 150 persen (Kasmir, 2008). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
4.4.2.2 Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan KUD Sumber Alam dan Primkopti untuk memenuhi kewajiban keuangannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Dikatan solvabe apabila mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua kewajibannya. Rasio solvabilitas diukur dengan : 1. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Equity to Total Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman, artinya semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva KUD Sumber Alam dan Primkopti. Rasio ini menunjukkan tingkat solvabilitas KUD Sumber Alam dan Primkopti dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 50 persen (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
2. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Equity to Fixed Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan proporsi aktiva tetap yang dibiaya oleh modal sendiri. Apabila nilai rasio ini lebih dari 100 persen maka modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh modal sendiri dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh modal sendiri. ). Standar yang baik untuk rasio ini minimal 150 persen (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
3. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Tetap (Fixed Asset Trunover Ratio)
37
Rasio ini menunjukkan kemampuan KUD Sumber Alam dan Primkopti untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Semakin tinggi nilai rasio ini, maka akan memiliki jaminan yang semakin besar. Dengan demikian kemampuan untuk mencari pinjaman akan semakin besar. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 150 persen (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
4. Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri (Debt Equity Ratio) Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal sendiri KUD Sumber Alam dan Primkopti mampu menutupi hutang-hutangnya kepada pihak luar. Semakin kecil nilai rasio ini, maka akan semakin baik karena menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk menjamin semua hutang lebih besar. Rasio terbaik terjadi pada saat jumlah modal sendiri lebih besar dari jumlah hutang minimal sama. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 67 persen (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
5. Rasio Hutang dengan Total Aktiva (Debt Ratio) Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana hutang-hutang KUD Sumber Alam dan Primkopti dapat ditutupi oleh total aktivanya. Dapat dikatakan juga berapa porsi hutang dibandingkan dengan total aktivanya. Agar aman maka porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil, semakin kecil pola resiko yang harus ditanggung. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 50 persen (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
4.4.2.3 Rasio Rentabilitas
38
Rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan KUD Sumber Alam dan Primkopti memperoleh laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada selama periode tertentu. Rentabilitas koperasi berbeda dengan rentabilitas perusahaan non koperasi karena koperasi harus memberikan selisih harga yang menguntungkan secara langsung kepada anggota pada saat terjadi transaksi, sehingga harga koperasi kepada anggota akan lebih murah dibandingkan dengan harga non koperasi. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan (Manfaat Ekonomi Langsung MEL) yang diterima anggota pada saat terjadi transaksi. Adapun manfaat ekonomi untuk masing-masing jenis koperasi atau kegiatan yang dijalankan oleh koperasi dapat diilustrasikan sebagai berikut (Rusdi dan Suratman, 2002) : a. Koperasi Konsumen (Pengadaan atau Jasa) Hjk
= Kuantitas pelayanan
b. Koperasi Produsen (Pemasaran) Hbk>Hbnk; maka akan terjadi efisiensi harga jual (EfHJ) bagi anggota EfHJ = (Hbk – Hbnk) QA-Koperasi Dimana : Hbk = Harga jual koperasi Hbnk = Harga jual non koperasi QA
= Kuantiras pemasaran
c. Koperasi Simpan Pinjam Pinjaman bpk>bpnk; maka akan terjadi efisiensi bunga pinjaman (Ebp) bagi anggota Ebp = (bbk – bbnk) P Dimana : bpnk = Bunga pinjaman non koperasi bpk
= Bunga pinjaman koperasi
P
= Pinjaman
Simpanan bsk>bsnk; maka akan terjadi efisiensi bunga simpanan (Efbs) bagi anggota
39
EBp = (bsk – bsnk) S Dimana : bsnk = Bunga simpanan pada non koperasi bsk
= Bunga simpanan koperasi
S
= simpanan
Sedangkan MEL dapat dicari dengan cara menjumlahkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari kegiatan-kegiatan tersebut : MEL = EBH + EfHJ + Ebp + Efbs dengan demikian, rasio rentabilitas koperasi dapat dihitung sebagai berikut : 1. Rasio Laba Bersih (Net Margin Ratio) Rasio ini menunjukkan besarnya laba bersih (SHU) yang dihasilkan dari setiap Rp 1,- penjualannya. Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin besar pula kemampuan memperoleh SHU-nya. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 4 persen (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
2. Rasio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri ( Return On Equity) Rasio ini menunjukkan kemampuan dalam menghasilkan keuntungan bersih berdasarkan modal sendiri. Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin baik karena menunjukkan bahwa modal sendiri yang terpakai semakin produktif dalam menyumbangkan laba bersih. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 15 persen (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
3. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Invesment)
40
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi, yaitu dengan mengukur kemampuan KUD Sumber Alam dan Primkopti dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi koperasi agar menghasilkan keuntungan (SHU). Analisis ROI menunjukkan hubungan antara keuntungan yang diperoleh dari operasi koperasi dan Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) anggota dengan jumlah investasi yang digunakan. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 4 persen (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
4.4.2.4 Rasio Aktivitas Usaha Rasio aktivitas usaha menggambarkan aktivitas yang dilakukan KUD Sumber Alam dan Primkopti dalam menjalankan operasinya. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi penjualan atau kas. Rasio aktivitas usaha diukur dengan cara : 1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) Rasio ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun. Sehingga rasio ini mampu menggambarkan kemampuan dalam memutarkan barang dagangannya. Semakin tinggi nilai rasio ini berarti semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan berjalan dengan cepat. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 10 kali (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
2. Rasio Perputaran piutang (Receivable Turnover Ratio)
41
Rasio ini menunjukkan besarnya modal kerja yang ditanamkan sebagai piutang. Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Standar yang baik untuk rasio ini minimal enam kali (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
3. Rasio Perputaran aktiva tetap (Fixed Asset Turnover Ratio) Rasio ini merupakan alat ukur efisiensi KUD Sumber Alam dan Primkopti dalam menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin baik, artinya kemampuaan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 10 kali (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
4. Rasio Perputaran total aktiva (Total Asset Turnover Ratio) Rasio ini menggambarkan tingkat efisiensi dimana KUD Sumber Alam dan Primkopti menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi perputaran aktiva maka semakin efisien penggunaan aktiva tersebut. Standar yang baik untuk rasio ini adalah lima kali (Suwandi, 1985). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
V GAMBARAN UMUM KUD SUMBER ALAM DAN PRIMKOPTI
5.1 Sejarah Pembentukan KUD Sumber Alam 5.1.1 KUD Sumber Alam Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam berdiri pada tanggal 1 Agustus 1980 dengan jumlah anggota awal sebanyak 50 orang. Berdirinya KUD diprakarsai oleh MA Sodikin yang pada waktu itu menjabat sebagai Kepala Desa Dramaga bersama tokoh masyarakat lainnya seperti Ahmad Odjan, Atje Sujai dan Adung Saepudin. Berdirinya KUD dilatar belakangi semakin banyaknya kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat khususnya petani untuk mendapatkan bantuan kredit saran produksi pertanian dan sembilan bahan pokok serta kesulitan dalam proses penjualan gabah dan beras. Saat itu keberadaan KUD Sumber Alam diharapkan dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat terutama dalam masalah penjualan gabah, beras, perkreditan, penyediaan saprotan dan kebutuhan pokok. Dalam memperoleh hak Badan Hukum KUD Sumber Alam mengalami perubahan akan tetapi yang digunakan yaitu pada tanggal 9 Desembar 1996. dengan
nomor
:7204/BH/PAD/KWK.10/XII/1996
oleh
kantor
wilayah
Departemen Koperasi. Tentang pengesahan sebagai badan hukum. KUD Sumber Alam berlokasi di Jalan R. Soewandana No. 72 Dramaga Bogor. KUD Sumber Alam memiliki wilayah kerja meliputi 10 desa. Berdirinya KUD Sumber Alam bertujuan, untuk menjadikan koperasi sebagai soko guru perekonomian yang dapat membantu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya anggota. Untuk mencapai maksud dan tujuannya, maka KUD Sumber Alam menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut : 1. Mengembangkan kegiatan usaha dalam sektor ekonomi yang ada keterkaitan dengan kegiatan anggota. 2. Meningkatkan potensi anggota dan sumber daya manusia pengelola. 3. Memberikan hasil yang optimal melalui kegiatan usaha
43
5.1.2 Primkopti Sehubungan dengan, konsumsi tempe dan tahu mengalami peningkatan yang sangat berarti. Hal ini mendorong peningkatan pengrajin tempe dan tahu dalam jumlah yang cukup besar khususnya di kota Bogor. Kondisi usaha pengrajin tempe dan tahu yang jumlahnya cukup banyak tersebar di pelosok desa maupun kota telah membuat beberapa tokoh masyarakat menaruh kepedulian kepada mereka. Tokoh-tokoh tersebut adalah Abdul Hanan, Djadjang Nurdjana, Suryana Hanapi, Agung Soetrisno, dan Ezrim Jamil. Kelima orang tokoh masyarakat inilah yang memprakarsai untuk membentuk suatu wadah yang dapat menghimpun dan membina para pengusaha tempe dan tahu yang kemudian pada tanggal 18 Mei 1979 didirikan wadah dalam bentuk koperasi yang diberi nama Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (KOPTI). Koperasi ini Dalam memperoleh hak Badan Hukum Primkopti mengalami perubahan akan tetapi yang digunakan yaitu pada tanggal 1 Juli 1996. dengan nomor :7204/BH/PAD/KWK.10/XII/1996 oleh kantor wilayah Departemen Koperasi. Tentang pengesahan koperasi sebagai badan hukum. Primkopti berlokasi di Jalan Raya. Kedung Badak Bogor. Primkopti memiliki wilayah kerja meliputi Kelurahan dan Kecamatan. Berdirinya koperasi Primkopti bertujuan untuk mendukung, pemenuhan kebutuhan kacang kedelai di wilayah Bogor. Sedangkan tujuan secara umumnya adalah mensejahterakan dan mengembangkan anggota dan masyarakat. Untuk mendukung maksud dan tujuannya Primkopti menyelenggarakan usaha sebagai berikut : 1. Menghimpun, membina dan kesejahteraan usaha para perajin tempe tahu. 2. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada anggota secara khusus maupun masyarakat umum untuk keperluan yang bermanfaat.
5.2 Perkembangan Koperasi 5.2.1 Perkembangan KUD Sumber Alam Dalam kondisi yang dirasakan sulit, maka KUD Sumber Alam berupaya melakukan perbaikan dan perkembangan. Pada tahun 2007 perkembangan KUD
44
Sumber Alam dibidang organisasi, bidang keanggotaan dan bidang usaha sebagai berikut : 1. Bidang Operasional a. Meningkatkan manajemen organisasi koperasi. b. Meningkatkan pengetahuan pengurus dan karyawan baik melalui pendidikan maupun pendidikan yang diselenggarakan oleh instansi terkait. c. Mengevaluasi terus penempatan setiap karyawan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian. 2. Bidang Keanggotaan a. Meningkatkan peran aktif anggota dalam segala bidang. b. Melakukan pendidikan dan pelatihan terhadap anggota khususnya UMKM sesuai dengan program pemerintah dalam upaya memberdayakan UMKM. c. Mengupayakan peningkatan jumlah anggota yang berkualitas. 3. Bidang Usaha a. Meningkatkan permodalan unit simpan pinjam, Listrik, wartel, dan saprotan b. Mengembangkan pertokoan yang sudah ada. c. Menambah loket-loket baru yang strategis untuk pembayaran rekening listrik. d. Mencari rekanan usaha dengan pihak ketiga e. Mengoptimalkan gudang-gudang koperasi untuk lebih bermanfaat dan menghasilkan.
5.2.2 Perkembangan Primkopti Dalam melakukan kegiatan usahanya Primkopti melakukan perkembangan dan perbaikan usaha, pada tahun 2007 dibidang organisasi, bidang keanggotaan dan bidang usaha sebagai berikut : 1. Bidang Operasional a. Mengendalikan fungsi-fungsi manajemen. b. Melakukan evaluasi dalam pengelolaan unit-unit usaha untuk lebih efektif dan efisien. c. Meningkatkan pengetahuan pengurus dan karyawan baik melalui pendidikan maupun pendidikan yang diselenggarakan oleh instansi terkait.
45
2. Bidang Keanggotaan a. Meningkatkan peran aktif anggota. b. Melakukan inventarisasi terhadap anggota aktif maupun non aktif. c. Mengupayakan peningkatan jumlah anggota yang berkualitas. 3. Bidang Usaha a. Meningkatkan permodalan unit simpan pinjam b. Mencari rekanan usaha dengan pihak ketiga c. Membina perkembangan anggota yang ada di wilayah kerja koperasi.
5.3 Struktur Organisasi Koperasi 5.3.1 Struktur KUD Sumber Alam 1. Susunan Pengurus Susunan kepengurusan KUD Sumber Alam periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 berjumlah 7 orang terdiri dari Ketua Koperasi, Sekertaris, Bendahara, Manajer, Ka.Simpan Pinjam, Ka. Unit Perdagangan, dan Koord. Penagihan Piutang. Adapun jumlah pengurus dapat dilihat pada Tabel. 2 berikut ini : Tabel. 2 Jumlah Pengurus KUD Sumber Alam. No Jabatan
Nama
1
Ketua Koperasi
Drs.H.Tatang A.S,MM
2
Sekertaris
Yayat Supriatna
3
Bendahara
Yayan Mulyana
4
Manajer
Asep Hidayat
5
Ka. Simpan Pinjam
Asep Hidayat
6
Ka. Unit Perdagangan
Slamet Firmansyah
7
Koord. Penagihan Piutang
Adung Saepudin
Sumber : Laporan Koperasi Sumber Alam
Dari Tabel. 2 menunjukan bahwa struktur kepengurusan KUD Sumber Alam berjumlah 7 orang. Sesuai dengan kegiatan yang dijalankan oleh KUD Sumber Alam maka pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi struktur organisasi KUD Sumber Alam.
46
2. Keanggotaan Jumlah anggota pada tahun 2007 mengalami perubahan, perkembangan jumlah anggota selama satu tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel. 3 sebagai berikut : Tabel. 3 Jumlah Anggota KUD Sumber Alam Tahun 2007. No Uraian Jumlah (Orang) 1
Jumlah Awal
2564
2
Penambahan
60
3
Pengurangan
1336
4
Jumlah Akhir
1288
Sumber : Laporan KUD Sumber Alam
Dari Tabel. 3 menunjukan bahwa pada tahun 2007 terjadi penambahan anggota sebanyak 60 orang, dan terjadi pengurangan jumlah anggota yang signifikan sebanyak 1336 orang. Secara keseluruhan jumlah anggota KUD Sumber Alam sebanyak 1288 orang. 3. Administrasi Buku-buku administrasi dan keuangan yang saat ini digunakan adalah : a. Daftar anggota dan pengurus. b. Catatan kejadian penting dan agenda surat. c. Kas umum, kas harian, dan harian memorial. d. Rekapitulasi harian kas dan rekapitulasi harian memorial. e. Kartu sub buku besar dan buku simpanan dan pinjaman anggota. 4. Bidang Usaha Untuk meningkatkan dan mempermudah pelayanan kepada anggota maka usaha yang dijalankan KUD Sumber Alam yaitu : a. Perdagangan saprotan, pakan ikan dan air mineral. b. Simpan pinjam c. Kelistrikan d. Wartel e. Sewa kios
47
5. Hubungan Kerja Sama a. Kerjasama Internal Kerjasama internal antar pengurus, pengurus dengan karyawan dan anggota selama tahun 2007. Kerjasama internal ini akan terus dipelihara bahkan harus ditingkatkan karena sangat penting bagi kelancaran pengelolaan usaha koperasi a. Kerjasama Internal Kerjasama ekternal dengan instansi pembina yaitu kantor koperasi dan UMKM kabupaten Bogor serta instansi lainnya seperti PUSKUD Jabar, PT. PLN cabang Bogor, Bank Bukopin, PT Raharja sinergi komunikasi, Ditributor pupuk, PT. Telkom, Disperindagkop Kab. Bogor dan perwakilan PUSKUD Kab. Bogor.
5.3.2 Struktur Primkopti 1. Susunan Pengurus Pengurus Primkopti pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 terdiri dari 7 orang terdiri dari Ketua Koperasi, Sekertaris, Bendahara, Pengawas, Ka. Simpan Pinjam, Ka. Pembukuan, dan Kasir. Adapun jumlah karyawan dapat dilihat pada Tabel. 4 berikut ini : Tabel. 4 Jumlah Pengurus Primkopti. No Jabatan
Nama
1
Ketua Koperasi
Muchtar Shatrie
2
Sekertaris
H.Yayan Taryono
3
Bendahara
H.Suherman
4
Pengawas
Sularno
5
Anggota Pengawas
Ny.Sudjirah
5
Ka. Simpan Pinjam
Suhardi
6
Ka. Pembukuan
7
Kasir
Abas Basri Nani Sophiani
Sumber : Laporan Primkopti
Pada Tabel. 4 dapat dijelaskan bahwa jumlah kepengurusan Primkopti terdiri dari 7 orang, Sesuai dengan kegiatan yang dijalankan oleh Primkopti maka
48
pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi struktur organisasi Primkopti. 2. Keanggotaan Jumlah anggota pada tahun 2007 mengalami perubahan, perkembangan jumlah anggota selama satu tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel. 5 sebagai berikut : Tabel. 5 Jumlah Anggota Primkopti Tahun 2007. No Uraian
Jumlah (Orang)
1
Jumlah Awal
670
2
Penambahan
-
3
Pengurangan
14
4
Jumlah Akhir
656
Sumber : Laporan Primkopti
Dari Tabel. 5 menunjukan bahwa pada tahun 2007 jumlah awal anggota Primkopti yaitu sebanyak 670 orang, terjadi pengurangan jumlah anggota sebanyak 14 orang karena mengundurkan diri. Secara keseluruhan jumlah anggota Primkopti sebanyak 656 orang. 3. Administrasi Buku-buku administrasi dan keuangan yang saat ini digunakan adalah : a. Daftar anggota dan pengurus. b. Catatan kejadian penting. c. Buku harian kas e. Buku simpanan dan pinjaman anggota. 4. Bidang Usaha Untuk meningkatkan dan mempermudah pelayanan kepada anggota maka usaha yang dijalankan koperasi Sumber Alam yaitu : a. Simpan pinjam. b. Bangunan Ruko c. Sport Hall dan Aula d. Menyewakan Dapur Produksi. 5. Hubungan Kerja Sama a. Kerjasama Internal
49
Kerjasama internal antar pengurus, pengurus dengan karyawan dan anggota selama tahun 2007. Kerjasama internal ini akan terus dipertahankan bahkan harus ditingkatkan karena sangat penting bagi kelancaran pengelolaan usaha koperasi a. Kerjasama Internal Kerjasama ekternal dengan instansi pembina yaitu Puskopti Jawa Barat serta instansi lainnya seperti Bank Jabar, Bank Bukopin, Ditributor Kacang Kedelai, Pengusaha tempe tahu, dan Disperindagkop Kota. Bogor.
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Analisis Kinerja Keuangan KUD Sumber Alam dan Primkopti 6.1.1 Analisis Trend KUD Sumber Alam Analisis trend digunakan untuk mengetahui tendensi atau kecendrungan dari KUD Sumber Alam, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun. Analisis trend dalam penelitian ini menggunakan tahun 2004 sebagai tahun dasar. Hasil analisis trend terhadap laporan neraca dan rugi laba pada KUD Sumber Alam dapat dilihat pada Lampiran 5. Pada Lampiran 5. terlihat perkembangan pos kas KUD Sumber Alam memiliki
kecendrungan
meningkat
jika
dibandingkan
tahun
dasarnya.
Peningkatan ini diduga karena adanya peningkatan penjualan pada beberapa unit usaha. Namun demikian trend dari pos kas pada tahun 2006 memperlihatkan penurunan akan tetapi nilai pos ini meningkat kembali pada tahun 2007. Pos bank pada tahun 2005-2007 pada aktiva lancar memperlihatkan trend yang menurun. Penurunan ini terjadi karena tidak ada penambahan dana yang diperoleh KUD Sumber Alam. Trend simpanan jangka pendek pada tahun 2005-2007 memperlihatkan trend yang konstan atau sama dengan tahun dasarnya. Trend piutang anggota tahun 2005-2007 mengalami peningkatan setiap tahun dengan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 113,97 persen. dibandingkan tahun dasarnya. Peningkatan piutang terjadi karena meningkatnya jumlah pinjaman yang dialokasikan unit simpan pinjam kepada anggota, adanya penjualan kredit dan tingginya angka piutang macet. Trend pos Piutang non anggota pada tahun 2005-2006 memperlihatkan trend yang menurun dibandingkan dengan tahun dasar. Hal ini disebabkan ada pengeluaran maupun pemasukan pada pos piutang non anggota. Sedangkan pada tahun 2007 trend pada pos ini mengalami peningkatan dengan adanya kenaikan piutang non anggota dalam bentuk uang tunai. Pos persediaan dari tahun 2005-2007 menunjukkan trend menurun karena nilai penjualan barang KUD Sumber Alam menurun sehingga untuk mengurangi biaya harus mengurangi jumlah persediaan. Peningkatan
maupun
penurunan
trend
pada
pos
aktiva
lancar
mengakibatkan pos ini memperlihatkan trend yang cenderung meningkat.
51
Peningkatan ini terutama dikarenakan adanya kenaikan pada pos bank, piutang anggota dan piutang non anggota serta kenaikan biaya dibayar dimuka. Trend tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 104,6 persen. sehingga pada kepengurusan ini cukup baik dalam investasi pada aktiva lancar karena pengalokasian yang tepat pada pos ini akan mempermudah KUD Sumber Alam dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Trend aktiva tetap yang berbentuk tanah pada tahun 2005-2007 cenderung menunjukkan konstan atau tidak mengalami perubahan karena selama empat tahun terakhir KUD Sumber Alam tidak menambah investasi dalam bentuk tanah. Pada pos bangunan menunjukan trend yang meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya penjualan bangunan. Pos kendaraan 2005-2007 menunjukkan trend yang konstan. Akan tetapi pada tahun 2007 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2005-2006. Karena adanya pembelian satu unit sepeda motor. Pada pos perlengkapan tahun 2005-2007 menunjukkan trend konstan atau cenderung stabil. Sedangkan pada pos peralatan kantor memperlihatkan trend yang konstan atau tidak ada perubahan dan relatif stabil, karena tidak ada penambahan pada pos perlengkapan kantor. Pos akumulasi penyusutan pada tahun 2005-2007 menunjukkan trend yang meningkat. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2007. Karena nilai dari bangunan, kendaraan, perlengkapan dan peralatan kantor mengalami penurunan. Pada pos aktiva tetap memperlihatkan trend yang meningkat sehingga mengakibatkan trend dari total aktiva tetap mengalami peningkatan. Peningkatan aktiva tetap sebagian besar tidak dimanfaatkan untuk memenuhi hutang KUD Sumber Alam. Aktiva lain-lain memperlihatkan trend yang menurun, penurunan aktiva lain-lain sebagai respon dari trend cadangan piutang yang semakin meningkat. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2007 karena kenaikan cadangan piutang sejalan dengan meningkatnya piutang anggota dan piutang non anggota KUD Sumber Alam mampu menurunkan jumlah piutang jatuh tempo. Peningkatan dan penurunan aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva lain-lain menyebabkan trend dari jumlah aktiva mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun dasar.
52
Trend kewajiban lancar pada tahun 2005-2007 menunjukkan penurunan. Terjadinya penurunan kewajiban lancar disebabkan turunnya hutang anggota, hutang jangka pendek dan dana-dana pada KUD Sumber Alam. Pada tahun 2007 nilai trendnya meningkat jika dibandingkan tahun dasarnya. Peningkatan pos kewajiban lancar dikarenakan adanya peningkatan pada simpanan sukarela dan simpanan lainnya. Meningkatnya simpanan sukarela dan simpanan lainnya sebagai respon positif dari anggota terhadap unit simpan pinjam (USP). Jika dibandingkan dengan kepengurusan KUD Sumber Alam pada tahun 2005-2007 dinilai cukup baik karena trend kewajiban lancar yang menurun diimbangi dengan trend aktiva lancar yang meningkat. Meskipun terjadi peningkatan kewajiban lancar, namun peningkatan ini dikarenakan meningkatnya simpanan bukan bertambahnya hutang pada pihak perbankkan. Pos kewajiban jangka panjang pada tahun 2005-2007 menunjukkan trend yang menurun. Penurunan kewajiban jangka panjang dikarenakan trend hutang bank mengalami penurunan dibandingkan tahun dasarnya. Pada tahun 2007 nilai trendnya meningkat jika dibandingkan tahun dasarnya. Trend kewajiban jangka panjang KUD Sumber Alam sudah cukup baik karena jumlah kewajiban jangka panjang semakin berkurang. Pos kekayaan bersih pada tahun 2005-2006 memperlihatkan trend yang meningkat. Peningkatan trend kekayaan bersih dikarenakan beberapa pos penyusutan kekayaan yang terdiri dari simpanan pokok dan cadangan mengalami peningkatan. Penurunan tertinggi terjadi Pada tahun 2007 simpanan pokok mengalami penurunan karena pada tahun tersebut pengurus mengeluarkan anggota sebanyak 49,77 persen sehingga trendnya mengalami penurunan yaitu sebesar 56,13 persen dibandingkan tahun dasar. Sedangkan pos simpanan wajib pada tahun 2005-2006 trendnya mengalami peningkatan. Tahun 2007 trendnya menalami penurunan, hal ini disebabkan karena sebagian simpanan wajib dibagikan kepada anggota. Trend cadangan pada tahun 2005-2007 menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun dasar. Peningkatan cadangan disebabkan oleh peningkatan SHU. Sedangkan pos SHU pada tahun 2005-2007 menunjukkan trend yang meningkat dibandikan dengan tahun dasar. Akan tetapi nilai dari SHU mengalami peningkatan karena kondisi kepengurusan ini semakin membaik.
53
Pada Lampiran 6. dapat dijelaskan pos penjualan barang dan jasa menunjukkan trend yang menurun. Hal ini disebabkan adanya penurunan dari komponen penjualan barang dan pendapatan jasa. Penurunan terutama disebabkan menurunnya nilai penjualan barang seperti saprotan serta pendapatan jasa wartel yang cukup signifikan. Walaupun trend dari pendapatan jasa cenderung menurun namun dalam kenyataannya perkembangan unit listrik dan simpan pinjam mengalami kemajuan. Peningkatan unit simpan pinjam terlihat dari pos simpanan sukarela dan simpanan lainnya pada laporan neraca. Kondisi ini membuktikan bahwa unit simpan pinjam sudah dimanfaatkan oleh anggota dengan baik. Penurunan trend penjualan barang dan jasa terbesar terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 58,17 persen disebabkan oleh penurunan komponen penjualan barang yaitu sebesar 30,36 persen dan pendapatan jasa sebesar 80,10 persen. Penurunan ini merupakan yang tertinggi karena menurunnya nilai penjualan saprotan, pakan ikan, dan jasa wartel yang cukup besar dibanding dengan tahun dasarnya. Pos HPP menunjukkan trend yang menurun. Penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 31,10 persen dibandingkan dengan tahun dasar karena pada tahun 2007 penjualan barang menurun cukup besar. Walaupun nilai trend dari komponen HPP mengalami penurunan untuk setiap tahunnya namun tidak demikian dengan trend dari komponen stok awal, stok akhir, dan pembelian. Trend dari stok awal mengalami penurunan pada tahun 2006-2007 namun penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2007 seperti pos HPP. Sedangkan pada pos stok akhir mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2007 yaitu sebesar 36,97 persen, sehingga mempengaruhi stok awal di tahun 2007. Trend di pos pembelian menunjukkan penurunan dibandingkan tahun dasarnya. Penurunan terjadi seiring dengan menurunya nilai penjualan barang. Keadaan ini mempengaruhi trend dari pos barang yang tersedia untuk dijual. Nilai trend pos akhir yang cenderung berfluktuasi menunjukkan manajemen persediaan yang kurang efektif dan efisien. Pada pos laba kotor menunjukkan trend yang menurun dari tahun dasarnya. Hal ini disebabkan jumlah penurunan yang tinggi tidak diimbangi oleh penurunan HPP yang semakin besar. Tingginya nilai HPP disebabkan oleh harga beli produk untuk barang yang akan dijual kembali selalu mengalami kenaikkan
54
sementara sehingga KUD Sumber Alam tidak dapat menjual barang tersebut dengan harga yang lebih tinggi sehingga margin keuntungannya mengalami penurunan. Pos pendapatan lain-lain menunjukkan trend yang meningkat pada tahun 2005 yaitu sebesar 202,62 persen sedangkan pada tahun 2006 mengalami penurunan dari tahun 2005 yaitu sebesar 129,15 persen dikarenakan pendapatan lain-lain untuk penyewaan mobil mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 meningkat kembali yaitu sebesar 146,44 persen. laba kotor ditambah dengan pendapatan lain-lain menghasilkan jumlah pendapatan yang trendnya mengalami penurunan pada tahun 2005-2007 disebabkan oleh seiring dengan penurunan laba kotor dan pendapatan lain-lain. Trend pos biaya pada tahun 2005-2007 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya penurunan jumlah penjualan sehingga jumlah biaya usahanya cenderung menurun. Selain disebabkan oleh menurunnya jumlah penjualan juga disebabkan adanya perampingan struktur organisasi sehingga biaya yang dikeluarkan lebih kecil. Pos biaya administrasi pada tahun 2005-2007 menunjukkan trend yang menurun. Hal ini disebabkan dikeluarkannya beberapa karyawan dalam rangka efisiensi biaya dan disebabkan adanya penurunan biaya RAT. Jumlah pendapatan dikurangi dengan biaya menghasilkan trend laba sebelum pajak menunjukkan trend yang meningkat dibandingkan dengan tahun dasarnya. Hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah biaya selama tiga tahun terakhir. Pos SHU sebelum pajak menunjukkan trend yang tidak jauh berbeda dengan SHU setelah pajak yaitu mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan keadaan yang baik. Tetapi pada pos biaya organisasi menunjukkan trend yang meningkat terutama pada pada pos honor pengurus. Besarnya jumlah biaya terhadap penjualan mengakibatkan SHU yang diperoleh sangat rendah. Untuk mencegah penurunan SHU para pengurus harus memikirkan usaha yang lebih produktif agar biaya organisasi yang besar berimbang dengan pendapatan.
6.1.2 Analisis Trend Primkopti Analisis trend digunakan untuk mengetahui tendensi atau kecendrungan dari Primkopti, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun. Analisis trend dalam penelitian ini menggunakan tahun 2004 sebagai tahun dasar. Hasil
55
analisis trend terhadap laporan neraca dan rugi laba pada Primkopti dapat dilihat pada Lampiran 7. Pada lampiran 7. terlihat perkembangan pos kas Primkopti memiliki kecendrungan menurun jika dibandingkan tahun dasarnya. Penurunan ini diduga karena tidak adanya penjualan pada beberapa unit usaha kedelai. Penurunan tertinggi terjadi tahun 2007 yaitu sebesar 41,93 persen. Pos bank pada tahun 20052007 pada aktiva lancar memperlihatkan trend yang menurun. Penurunan ini terjadi karena tidak ada penambahan dana yang diperoleh Primkopti. Trend simpanan jangka pendek pada tahun 2005-2007 memperlihatkan trend menurun dibandingkan dengan tahun dasarnya tahun 2006 trendnya mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 55,85 persen. Trend piutang anggota tahun 2005 mengalami peningkatan dengan peningkatan yaitu sebesar 104,96 persen. Peningkatan piutang terjadi karena meningkatnya jumlah pinjaman yang dialokasikan unit simpan pinjam kepada anggota, adanya penjualan kredit dan tingginya angka piutang macet. Sedangkan pada tahun 2006-2007 mengalami penurunan. Trend pos Piutang non anggota pada tahun 2005-2006 memperlihatkan trend yang menurun dibandingkan dengan tahun dasar. Hal ini disebabkan ada pengeluaran maupun pemasukan pada pos piutang non anggota. Sedangkan pada tahun 2007 trend pada pos ini mengalami peningkatan yang signifikan dengan adanya kenaikan piutang non anggota dalam bentuk uang tunai. Trend pos penyisihan piutang dan barang pada tahun 20052007 memperlihatkan trend yang sama dengan tahun dasarnya. Pos pendapatan diterima dimuka dari tahun 2005-2006 menunjukkan trend menurun karena nilai penjualan kacang kedelai Primkopti menurun sehingga untuk mengurangi biaya harus mengurangi jumlah persediaan. Peningkatan maupun penurunan trend pada pos aktiva lancar mengakibatkan pos ini memperlihatkan trend yang cenderung menurun. Penurunan ini terutama dikarenakan adanya penurunan pada pos bank, dan piutang non anggota serta penurunan biaya dibayar dimuka. Sedangkan pada tahun 2007 menunjukkan trend yang meningkat yaitu sebesar 107,99 persen. sehingga pada tahun 2007 ini cukup baik dalam investasi pada aktiva lancar karena pengalokasian yang tepat pada pos ini akan mempermudah Primkopti dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.
56
Trend aktiva tetap yang berbentuk tanah pada tahun 2005-2007 mengalami penurunan yang konstan pada tahun 2005-2007 Primkopti tidak menambah investasi dalam bentuk tanah. Pada pos bangunan menunjukan trend yang konstan atau tidak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya pembelian atau penjualan bangunan. Pos kendaraan 2005-2007 menunjukkan trend yang menurun. Karena tidak adanya pembelian yang dilakukan Primkopti. Pada pos perlengkapan tahun 2005-2007 menunjukkan trend yang menurun. Pos akumulasi penyusutan pada tahun 2005-2007 menunjukkan trend yang meningkat. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2007. Karena nilai dari bangunan, kendaraan, perlengkapan dan peralatan kantor mengalami penurunan. Pada pos aktiva tetap memperlihatkan trend yang menurun sehingga mengakibatkan trend dari total aktiva tetap mengalami penurunan. Penurunan aktiva tetap sebagian besar tidak dimanfaatkan untuk memenuhi hutang Primkopti. Aktiva lain-lain memperlihatkan trend yang menurun, penurunan aktiva lain-lain sebagai respon dari trend cadangan piutang yang semakin meningkat. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2007 karena kenaikan cadangan piutang sejalan dengan meningkatnya piutang anggota dan piutang non anggota Primkopti mampu menurunkan jumlah piutang jatuh tempo. Peningkatan dan penurunan aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva lain-lain menyebabkan trend dari jumlah aktiva mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun dasar. Trend kewajiban lancar pada tahun 2005-2007 menunjukkan peningkatan. Terjadinya peningkatan kewajiban lancar disebabkan naiknya hutang anggota, hutang jangka pendek dan dana-dana pada Primkopti. Pada tahun 2006 nilai trendnya meningkat jika dibandingkan tahun dasarnya. Peningkatan pos kewajiban lancar dikarenakan adanya peningkatan pada simpanan anggota dan simpanan lainnya. Meningkatnya simpanan anggota dan simpanan lainnya sebagai respon positif dari anggota terhadap unit simpan pinjam (USP). Jika dibandingkan dengan tidak adanya unit kacang kedelai pada tahun 2005-2007 dinilai tidak baik karena trend kewajiban lancar yang meningkat tidak diimbangi dengan trend aktiva lancar yang meningkat. Meskipun terjadi peningkatan kewajiban lancar, namun peningkatan ini dikarenakan meningkatnya simpanan bukan bertambahnya
57
hutang pada pihak perbankan. Pos kewajiban jangka panjang pada tahun 20052006 menunjukkan trend yang sama pada tahun dasarnya. Samanya kewajiban jangka panjang dengan tahun dasar dikarenakan trend hutang bank tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun dasarnya. Pada tahun 2007 nilai trendnya nol jika dibandingkan tahun dasarnya. Trend kewajiban jangka panjang Primkopti kurang baik karena jumlah kewajiban jangka panjang tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun dasarnya. Pos kekayaan bersih pada tahun 2005-2006 memperlihatkan trend yang menurun. Penurunan trend kekayaan bersih dikarenakan beberapa pos penyusutan kekayaan yang terdiri dari simpanan pokok dan cadangan mengalami penurunan. Penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2006 simpanan pokok mengalami penurunan karena pada tahun tersebut pengurus mengeluarkan mengeluarkan anggota sebanyak 7,68 persen sehingga trendnya mengalami penurunan yaitu sebesar 79,45 persen dibandingkan tahun dasar. Sedangkan pos simpanan wajib pada tahun 2005-2007 trendnya mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena sebagian simpanan wajib dibagikan kepada anggota. Trend cadangan pada tahun 2005-2007 menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan tahun dasar. Penurunan cadangan disebabkan oleh penurunan SHU. Sedangkan pos SHU pada tahun 2005-2007 menunjukkan trend yang menurun dibandikan dengan tahun dasar. Akan tetapi nilai dari SHU mengalami penurunan yang signifikan karena tidak adanya unit kacang kedelai menyebabkan nilai dari SHU Primkopti sangat tidak baik. Pada Lampiran 8. dapat dijelaskan pos penjualan barang dan jasa menunjukkan trend yang menurun. Hal ini disebabkan adanya penurunan dari komponen penjualan barang dan pendapatan jasa. Penurunan yang signifikan terutama disebabkan menurunnya nilai penjualan barang seperti kacang kedelai. Walaupun trend dari pendapatan jasa cenderung menurun namun dalam kenyataannya perkembangan simpan pinjam mengalami kemajuan. Peningkatan unit simpan pinjam terlihat dari pos simpanan anggota dan simpanan lainnya pada laporan neraca. Kondisi ini membuktikan bahwa unit simpan pinjam sudah dimanfaatkan oleh anggota dengan baik. Penurunan trend penjualan barang dan jasa terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 8,89 persen disebabkan oleh
58
tidak adanya komponen penjualan barang. Penurunan ini merupakan yang tertinggi karena tidak adanya nilai penjualan kacang kedelai yang cukup besar dibanding dengan tahun dasarnya. Pada pos laba kotor menunjukkan trend yang meningkat dari tahun dasarnya. Hal ini disebabkan pada tahun dasar terdapat unit kacang kedelai sedangkan pada tahun 2005-2007 tidak terdapat unit kacang kedelai sehingga jumlah peningkatan yang tinggi tidak diimbangi oleh penurunan HPP yang semakin besar. Pos pendapatan lain-lain menunjukkan trend yang meningkat pada tahun 2007 yaitu sebesar 116,85 persen dikarenakan pendapatan lain-lain untuk penyewaan Sporthall dan penyewaan ruko mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pos biaya administrasi pada tahun 2005-2007 menunjukkan trend yang meningkat. Hal ini disebabkan meningkatnya biaya usaha, operasional dan penyusutan aktiva tetap. Jumlah pendapatan dikurangi dengan biaya menghasilkan trend laba sebelum pajak menunjukkan trend yang menurun secara signifikan dibandingkan dengan tahun dasarnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah biaya selama tiga tahun terakhir. Pos SHU sebelum pajak menunjukkan trend yang tidak jauh berbeda dengan SHU setelah pajak yaitu mengalami penurunan. Hal ini menunjukan keadaan sangat tidak baik. Tetapi pada pos biaya operasional pada tahun 2005-2007 menunjukkan trend yang meningkat. Besarnya jumlah biaya mengakibatkan SHU yang diperoleh sangat tidak baik. Untuk mencegah penurunan SHU para pengurus harus memikirkan unit usaha yang lebih produktif agar biaya organisasi yang besar berimbang dengan pendapatan.
6.2 Analisis Rasio Keuangan 6.2.1 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan KUD Sumber Alam dan Primkopti untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang mampu dibiaya oleh aktiva lancar yang dimiliki oleh KUD Sumber Alam dan Primkopti. Pada Lampiran 9 dan 10. dapat dijelaskan hasil perhitungan rasio likuiditas dihitung dengan menggunakan rasio lancar (Current Ratio) dan rasio cepat (Quick Ratio) dapat dilihat Tabel 6 berikut ini :
59
Tabel. 6 Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas KUD Sumber Alam dan Primkopti Tahun 2004-2007. KUD Sumber Alam Periode Rasio Lancar % Rasio Cepat % 2004 1,56 1,60 2005 1,40 1,42 2006 1,40 1,43 2007 1,34 1,36 Periode Primkopti Rasio Lancar % Rasio Cepat % 2004 3,47 3,48 2005 2,59 2,89 2006 1,92 1,93 2007 3,06 3,70 Sumber: Laporan Neraca Koperasi (Diolah) 2004-2007
1. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio ini menunjukan kemampuan lembaga untuk membayar kembali kewajiban jangka pendeknya yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin tinggi pula kemampuan likuiditasnya. Dari Tabel. 6, nilai rasio lancar yang dimiliki oleh KUD Sumber Alam tidak memenuhi standar karena nilainya dibawah dua. Nilai rata-rata KUD Sumber Alam yaitu 1,43. Sedangkan nilai rata-rata Primkopti telah memenuhi standar karena nilainya diatas dua yaitu 2,76. Pada tahun 2004-2007 nilai rasio lancar yang dimiliki KUD Sumber Alam untuk setiap tahunnya mengalami penurunan, karena simpanan bank digunakan untuk kegiatan KUD Sumber Alam sementara sembilan ruko disewakan. Sedangkan pada tahun 2006 nilai rasio lancar Primkopti berada dibawah standar yaitu 1,92 karena simpanan bank yang dimiliki digunakan untuk unit simpan pinjam. Penurunan aktiva lancar KUD Sumber Alam disebabkan adanya peningkatan kewajiban lancar. Peningkatan kewajiban lancar pada tahun 20042007 disebabkan adanya peningkatan pada pos simpanan sukarela dan simpanan lainnya. Peningkatan aktiva lancar Primkopti dikarenakan adanya penurunan kewajiban lancar. Penurunan kewajiban lancar Primkopti disebabkan adanya penurunan simpanan anggota dan hutang usaha. 2. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio ini hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar. Berdasarkan Tabel 6, Nilai rata-rata rasio cepat yang dimiliki KUD
60
Sumber Alam pada tahun 2004-2007 yaitu 1,45 artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar KUD mampu menjamin Rp 1,45 aktiva lancar yang dimiliki tanpa memperhitungkan persediaan.Nilai rata-rata rasio cepat yang dimiliki KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 yaitu 1,45 artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar KUD mampu menjamin Rp 1,45 aktiva lancar yang dimiliki tanpa memperhitungkan persediaan. Nilai rata-rata rasio cepat yang dimiliki Primkopti pada tahun 2004-2007 yaitu 3,00 artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar Primkopti mampu menjamin Rp 3,00 aktiva lancar yang dimiliki tanpa memperhitungkan persediaan. Nilai rata-rata rasio cepat yang dimiliki KUD Sumber Alam dibawah standar minimum yaitu 1,5. Namun pada tahun 2004 nilai rasio ini berada diatas standar yaitu 1,60, nilai ini mengalami peningkatan disebabkan dengan bertambahnya pos bank. Pada tahun 2005-2007, nilai rasio ini mengalami penurunan setelah dana bank digunakan, penjualan beberapa produk mengalami penurunan dan adanya peningkatan kewajiban lancar. Sedangkan Nilai rata-rata rasio cepat yang dimiliki Primkopti sangat signifikan diatas standar minimum yaitu 3,00. Namun pada tahun 2006 nilai rasio ini menurun dari tahun sebelumnya akan tetapi masih berada diatas standar yaitu 1,93. Nilai rata-rata rasio ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan disebabkan dengan bertambahnya pos bank. Pada tahun 2004, nilai rasio ini mengalami peningkatan yang signifikan seiring dana bank meningkat, pendapatan jasa simpan pinjam mengalami peningkatan dan adanya penurunan kewajiban lancar.
6.2.2 Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan KUD Sumber Alam dan Primkopti untuk memenuhi kewajiban keuangannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Pada Lampiran 9 dan 10, hasil perhitungan rasio solvabilitas dihitung dengan menggunakan rasio : Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Equity to Total Asset Ratio), Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Equity to Fixed Asset Ratio), Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Tetap (Fixed Asset To Long Term Ratio), Rasio Total Hutang dengan Total Modal
61
Sendiri(Debt Equity Ratio) dan Rasio Hutang dengan Total Aktiva (Debt Ratio) dapat dilihat Tabel.7 berikut ini : Tabel. 7 Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas KUD Sumber Alam dan Primkopti Tahun 2004-2007. KUD Sumber Alam Periode RMSTA RMSAT RATHT RTHTMS RTHTA (%) (%) (%) (%) (%) 2004 0,51 2,27 1,61 0,97 0,49 2005 0,51 1,88 2,08 0,96 0,49 2006 0,51 1,97 2,20 0,95 0,48 2007 0,48 2,01 2,22 1,06 0,51 Periode Primkopti RMSTA RMSAT RATHT RTHTMS RTHTA (%) (%) (%) (%) (%) 2004 0,84 1,98 2,146 0,19 0,16 2005 0,82 1,94 2,029 0,23 0,18 2006 0,74 1,68 2,015 0,36 0,26 2007 0,83 1,98 0,21 0,17 Sumber: Laporan Neraca Koperasi (Diolah) 2004-2007
1. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Equity to Total Asset Ratio) Rasio ini menggambarkan besarnya modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai total aktiva. Berdasarkan Tabel 7, nilai rata-rata rasio modal sendiri dengan total aktiva yang dimiliki KUD Sumber Alam yaitu 0,50, artinya setiap Rp 1,00 total aktiva mampu dijamin dengan Rp 0,50 modal sendiri. Sedangkan nilai rata-rata rasio modal sendiri dengan total aktiva yang dimiliki Primkopti yaitu 0,80, artinya setiap Rp 1,00 total aktiva dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp 0,80. Nilai rasio modal sendiri dengan total aktiva yang dimiliki KUD Sumber Alam telah memenuhi standar minimum yaitu sebesar 0,5. Nilai rasio ini pada tahun 2004-2006 diatas standar kecuali pada tahun 2007 mengalami penurunan. Penurunan dikarenakan menurunnya modal sendiri pada KUD Sumber Alam pada pos simpanan pokok dan simpanan wajib. Karena pada tahun ini pengurus mengeluarkan anggota sebanyak 49, 77 persen. nilai rasio pada tahun 2004-2006 cenderung meningkat. Untuk menjamin total aktiva dengan modal sendiri, maka KUD Sumber Alam harus mengusahakan kegiatan yang menarik minat anggota. Sedangkan Nilai rasio modal sendiri dengan total aktiva yang dimiliki Primkopti
62
telah memenuhi standar minimum yaitu sebesar 0,5. Nilai rasio ini pada tahun 2004-2007 diatas standar. Peningkatan dikarenakan meningkatnya modal sendiri pada Primkopti pada pos simpanan pokok dan simpanan wajib. Agar lebih meningkatkan kemampuan Primkopti dalam menjamin total aktiva dengan modal sendiri, maka Primkopti harus mengusahakan kegiatan yang menarik minat anggota. 2. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Equity to Fixed Asset Ratio) Rasio ini menggambarkan proporsi aktiva tetap yang dibiayai modal sendiri. Berdasarkan Tabel 7, nilai rata-rata rasio modal sendiri dengan aktiva tetap yang dimiliki KUD Sumber Alam yaitu 2,03, artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap mampu dijamin dengan Rp 2,03 modal sendiri. Sedangkan nilai rata-rata rasio modal sendiri dengan aktiva tetap yang dimiliki Primkopti yaitu 1,89, artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp 1,89. Nilai rata-rata rasio modal sendiri dengan aktiva tetap pada tahun 20042007 yang dimiliki KUD Sumber Alam masuk dalam standar minimum yaitu sebesar 1,5. Peningkatan ini disebabkan oleh jumlah aktiva tetap mengalami penurunan terutama pada pos bangunan. Sedangkan Nilai rata-rata rasio modal sendiri dengan aktiva tetap pada tahun 2004-2007 yang dimiliki Primkopti masuk dalam standar minimum yaitu sebesar 1,5. Peningkatan ini disebabkan oleh jumlah aktiva tetap mengalami penurunan terutama pada pos kendaraan. 3. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Tetap (Fixed Asset To Long Term Ratio) Hasil perhitungan rasio aktiva tetap dengan hutang tetap KUD Sumber Alam dan Primkopti dapat dilihat pada Tabel 7. Rasio ini menggambarkan kemampuan memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Nilai ratarata rasio aktiva tetap dengan hutang tetap KUD Sumber Alam yaitu sebesar 2,03, artinya setiap Rp 1,00 hutang jangka panjang dapat dijamin dengan Rp 2,03 aktiva tetap yang dimiliki KUD Sumber Alam. Sedangkan Nilai rata-rata rasio aktiva tetap dengan hutang tetap Primkopti sangat singnifikan yaitu 1,547.84 artinya setiap Rp 1,00 hutang jangka panjang dapat dijamin dengan Rp 1,547.84 aktiva tetap yang dimiliki Primkopti. Berdasarkan Tabel 7, nilai rasio aktiva tetap dengan hutang tetap KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 masuk dalam standar minimum yaitu 1,5.
63
Hal ini menunjukkan KUD Sumber Alam mampu memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap yang dimilikinya. Rasio terendah terjadi pada tahun 2004, karena pada tahun tersebut nilai dari pos bangunan mengalami penurunan. Pada tahun 2005-2007 mengalami peningkatan kembali. Disebabkan nilai aktiva tetap kembali meningkat. Sedangkan nilai rasio aktiva tetap dengan hutang tetap Primkopti yang signifikan pada tahun 2004-2006 masuk dalam standar minimum yaitu 1,5. Hal ini menunjukkan Primkopti mampu memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap yang dimilikinya. Disebabkan jumlah total hutang jangka panjang Primkopti sangat rendah dan nilai aktiva tetap kembali meningkat. 4. Rasio Total Hutang dengan Total Modal Sendiri(Debt Equity Ratio) Hasil perhitungan rasio total hutang dengan total modal sendiri KUD Sumber Alam dan Primkopti dapat dilihat pada Tabel 7. Rasio ini menggambarkan jumlah total hutang yang dijamin dengan modal sendiri. Nilai rata-rata rasio total hutang dengan total modal sendiri KUD Sumber Alam yaitu sebesar 0,98, artinya setiap Rp 1,00 total hutang yang dipinjam KUD Sumber Alam dapat dijamin dengan Rp 2,03 modal sendiri yang dimiliki KUD Sumber Alam. Sedangkan Nilai rata-rata rasio total hutang dengan total modal sendiri Primkopti yaitu 0,25 artinya setiap Rp 1,00 hutang yang dipinjam Primkopti dapat dijamin dengan Rp 0,25 modal sendiri yang dimiliki Primkopti. Berdasarkan Tabel 7, nilai rasio total hutang dengan total modal sendiri KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 masuk dalam standar minimum yaitu 0,67. Pada tahun 2007 nilai rasio total hutang dengan total modal sendiri yang dimiliki KUD Sumber Alam meningkat. Hal ini disebabkan meningkatnya pos hutang bank, sementara modal sendiri menurun. Pada tahun 2004-2006 nilai rasio ini mengalami penurunan, akan tetapi penurunannya masih masih masuk standar minimum. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya hutang bank disertai meningkatnya simpanan wajib dan cadangan. Sedangkan nilai rasio total hutang dengan total modal sendiri Primkopti pada tahun 2004-2007 dibawah standar minimum yaitu 0,67. Pada tahun 2004-2007 nilai rasio total hutang dengan total modal sendiri yang dimiliki Primkopti mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya hutang bank yang signifikan disertai meningkatnya simpanan pokok, simpanan wajib dan cadangan.
64
5. Rasio Hutang dengan Total Aktiva (Debt Ratio) Rasio ini menggambarkan jumlah aktiva yang digunakan untuk menjamin total hutang. Berdasarkan Tabel 7, nilai rata-rata rasio total hutang dengan total aktiva yang dimiliki KUD Sumber Alam yaitu 0,49, artinya setiap Rp 1,00 total hutang tetap mampu dijamin dengan Rp 0,49 total aktiva. Sedangkan nilai ratarata rasio total hutang dengan total aktiva yang dimiliki Primkopti yaitu 0,20, artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp 0,20. Berdasarkan Tabel 7, nilai rasio jumlah aktiva yang digunakan untuk menjamin total hutang KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 tidak masuk dalam standar minimum yaitu 0,5. Hal ini menunjukkan KUD Sumber Alam tidak mempunyai aktiva yang cukup untuk membiayai seluruh hutang-hutangnya. Sedangkan nilai rasio jumlah aktiva yang digunakan untuk menjamin total hutang Primkopti pada tahun 2004-2007 dibawah standar minimum yaitu 0,5. Hal ini menunjukkan jumlah aktiva yang dimiliki Primkopti tidak cukup untuk membiayai seluruh hutang-hutangnya.
6.2.3 Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan KUD Sumber Alam dan Primkopti memperoleh laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada selama periode tertentu. Rentabilitas koperasi berbeda dengan rentabilitas perusahaan non koperasi karena koperasi harus memberikan selisih harga yang menguntungkan secara langsung kepada anggota pada saat terjadi transaksi, sehingga harga koperasi kepada anggota akan lebih murah dibandingkan dengan harga non koperasi. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan (Manfaat Ekonomi Langsung MEL) yang diterima anggota pada saat terjadi transaksi. Adapun manfaat ekonomi untuk masing-masing jenis koperasi atau kegiatan yang dijalankan oleh koperasi. Pada Lampiran 9 dan 10, hasil perhitungan rasio rentabilitas dihitung dengan menggunakan rasio : Rasio Laba Bersih (Net Margin Ratio), Rasio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri ( Return On Equity) dan Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Invesment) dapat dilihat pada Tabel. 8 berikut ini :
65
Tabel. 8 Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas KUD Sumber Alam dan Primkopti Tahun 2004-2007. KUD Sumber Alam Periode NMR (%)
2004 2005 2006 2007 Periode 2004 2005 2006 2007
1,80 2,88 3,57 5,20
ROE (%)
0,83 0,94 1,03 1,40 Primkopti
ROI (%)
0,42 0,48 0,53 0,68
NMR (%)
ROE (%)
ROI (%)
-17,16 -210,72 -102,98 -154,59
-4,78 -5,64 -4,94 -4,90
-4,10 -4,60 -3,64 -4,05
Sumber: Laporan Neraca Koperasi (Diolah) 2004-2007
1. Rasio Laba Bersih (Net Margin Ratio) Hasil perhitungan rasio laba bersih KUD Sumber Alam dan Primkopti dapat dilihat pada Tabel 8. Nilai rata-rata rasio laba bersih yang dimiliki KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar 3,36 persen artinya setiap Rp 1,- penjualan mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 3,36 artinya margin laba bersih dari hasil penjualan hanya 3,36 selebihnya merupakan harga pokok penjualan dan biaya. Sedangkan Nilai rata-rata rasio laba bersih yang dimiliki Primkopti pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar -121,36 persen artinya setiap Rp 1,- penjualan menghasilkan SHU sebesar Rp -121,36 artinya margin laba bersih dari hasil penjualan -121,36 selebihnya merupakan biaya. Berdasarkan Tabel 8, nilai rata-rata rasio laba bersih KUD Sumber Alam pada tahun 2005-2007 dapat ditekan karena KUD sumber alam mampu mengelola pembelian dan penjualan barang. Dibandingkan pada tahun 2004 jumlah penjualan barang pada tahun 2005-2007 mengalami penurunan. Pos biaya secara nominal mengalami penurunan namun secara persentase jumlah biaya terhadap penjualan mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan jumlah penjualan yang terus mengalami penurunan. Sedangkan nilai rata-rata rasio laba bersih Primkopti pada tahun 2004-2007 tidak dapat ditekan karena tidak adanya unit kacang kedelai sehingga Primkopti tidak mampu mengelola pembelian dan penjualan barang. Namun penurunan ini diimbangi oleh peningkatan penjualan jasa walaupun secara jumlah penjualan jasa tidak signifikan. Pos biaya secara nominal mengalami
66
peningkatan namun secara persentase jumlah biaya terhadap penjualan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan tidak adanya unit kacang kedelai. 2. Rasio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri ( Return On Equity) Hasil perhitungan rasio tingkat pengembalian modal sendiri KUD Sumber Alam dan Primkopti dapat dilihat pada Tabel 8. Nilai rata-rata rasio tingkat pengembalian modal sendiri yang dimiliki KUD Sumber Alam pada tahun 20042007 yaitu sebesar 1,05 persen artinya setiap Rp 1,- modal sendiri mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 1,05. Sedangkan Nilai rata-rata rasio tingkat pengembalian modal sendiri yang dimiliki Primkopti pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar -5,07 persen artinya setiap Rp 1,- modal sendiri menghasilkan SHU sebesar Rp -5,07. Berdasarkan Tabel 8, nilai rata-rata tingkat pengembalian modal sendiri KUD Sumber Alam pada tahun 2005-2007 belum mampu menghasilkan laba dan modal sendiri yang dimilikinya tidak baik. Keadaan ini menunjukkan KUD Sumber Alam tidak mampu menarik investor. Sedangkan nilai rata-rata tingkat pengembalian modal sendiri Primkopti pada tahun 2005-2007 sangat tidak mampu menghasilkan laba dan modal sendiri yang dimilikinya tidak baik. Keadaan ini membuat Primkopti tidak mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya, karena nilai ROEnya minus atau -5,07 persen. bahkan bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga deposito bank dengan nilai empat persen, nilai ROE primkopti masih sangat jauh dibawah bank. 3. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Invesment) Hasil perhitungan rasio tingkat pengembalian investasi KUD Sumber Alam dan Primkopti dapat dilihat pada Tabel 8. Nilai rata-rata rasio tingkat pengembalian investasi yang dimiliki KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar 0,53 persen artinya setiap Rp 1,- total aktiva mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 0,53 keadaan ini kurang menguntungkan karena nilai ROI KUD Sumber Alam masih kurang dari nilai standarnya. Hal ini menunjukkan KUD Sumber Alam belum mampu menghasilkan SHU dari total aktiva. Sedangkan Nilai rata-rata rasio tingkat pengembalian investasi yang dimiliki Primkopti pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar -4,08 persen artinya setiap Rp 1,- total aktiva menghasilkan SHU sebesar Rp -4,08 keadaan ini sangat kurang menguntungkan
67
karena nilai ROI Primkopti sangat kurang bahkan minus dari nilai standarnya. Hal ini menunjukkan primkopti sangat tidak mampu menghasilkan SHU dari total aktiva. Berdasarkan Tabel 8, Nilai rasio tingkat pengembalian investasi yang dimiliki KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 menunjukkan perkembangan peningkatan walaupun nilainya dibawah standar. Hal ini menunjukkan keadaan yang semakin baik yang mengindikasikan kemampuan KUD Sumber Alam masih memperoleh SHU dari total aktiva yang ditanamkannya walaupun nilainya semakin masih jauh dari standar. Sedangkan Nilai rasio tingkat pengembalian investasi yang dimiliki Primkopti pada tahun 2004-2007 menunjukkan penurunan yang sangat signifikan. Hal ini menunjukkan keadaan yang semakin memburuk yang mengindikasikan kemampuan Primkopti tidak memperoleh SHU dari total aktiva.
6.2.4 Rasio Aktivitas Usaha Rasio aktivitas usaha menggambarkan aktivitas yang dilakukan KUD Sumber Alam dan Primkopti dalam menjalankan operasinya. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi penjualan atau kas. Pada Lampiran 9 dan 10,
hasil perhitungan rasio aktivitas usaha dihitung dengan
menggunakan rasio : Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio), Rasio Perputaran piutang (Receivable Turnover Ratio), Rasio Perputaran aktiva tetap (Fixed Asset Turnover Ratio) dan Rasio Perputaran total aktiva (Total Asset Turnover Ratio) dapat dilihat pada Tabel. 9 berikut ini :
68
Tabel. 9 Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas Usaha KUD Sumber Alam dan Primkopti Tahun 2004-2007. KUD Sumber Alam Periode ITOR RTOR FATOR TATOR (%) (%) (%) (%) 2004 7,11 0,61 1,05 0,23 2005 8,91 0,41 0,61 0,17 2006 4,08 0,36 0,57 0,15 2007 6,03 0,31 0,54 0,13 Periode Primkopti ITOR RTOR FATOR TATOR (%) (%) (%) (%) 2004 0,66 0,62 0,55 0,23 2005 0,05 0,05 0,02 2006 0,09 0,08 0,04 2007 0,51 0,06 0,03 Sumber: Laporan Neraca Koperasi (Diolah) 2004-2007
1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) Hasil perhitungan rasio perputaran persediaan KUD Sumber Alam dan Primkopti dapat dilihat pada Tabel 9. Rasio ini menggambarkan kemampuan KUD Sumber Alam dalam memutarkan barang dagangannya. Nilai rata-rata perputaran persediaan yang dimiliki KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar 6,53 kali. Sedangkan nilai rata-rata perputaran persediaan yang dimiliki Primkopti pada tahun 2004 yaitu sebesar 0,66 kali dan nilai ini jauh dibawah standar minimum yaitu sebesar 10 kali. Nilai rasio tingkat perputaran persediaan yang dimiliki KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 tidak memenuhi nilainya standar minimum yaitu 10 kali. Hal ini menunjukkan KUD Sumber Alam tidak mampu memutar barang dagangannya dengan baik. Penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 4,08 kali karena penjualan mengalami penurunan. Untuk menghadapi situasi ini KUD Sumber Alam melakukan perbaikan, dengan cara melakukan pembelian dalam jumlah kecil agar persediaan didistribusikan terlebih dahulu sehingga biaya dan resiko menurun. Hasil dari perbaikannya maka pada tahun selanjutnya meningkat kembali. Sedangkan Nilai rasio tingkat perputaran persediaan yang dimiliki Primkopti hanya pada tahun 2004 karena pada tahun
69
2005-2007 unit usaha kacang kedelai dihapuskan sehingga tidak memiliki nilai penjualan barang. 2. Rasio Perputaran piutang (Receivable Turnover Ratio) Hasil perhitungan rasio perputaran piutang KUD Sumber Alam dan Primkopti dapat dilihat pada Tabel 9. Rasio ini menunjukkan besarnya modal kerja yang ditanamkan sebagai piutang. Nilai rata-rata perputaran piutang yang dimiliki KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar 0,43 kali. Sedangkan Nilai rata-rata perputaran piutang yang dimiliki Primkopti pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar 0,32 kali. Tabel 9 menunjukkan nilai rasio perputaran piutang yang dimiliki KUD Sumber Alam dibawah standar minimum yaitu sebesar 6 kali. Hal ini menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang KUD Sumber Alam cukup besar dan perputaran piutang tidak baik. Karena nilai penjualan cenderung menurun sedangkan nilai piutang meningkat. Disebabkan KUD Sumber Alam tidak mampu menarik piutang anggota dan non anggota. Sedangkan nilai rasio perputaran piutang yang dimiliki Primpokti setiap tahunnya menurun yang signifikan. Hal ini disebabkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang Primkopti cukup besar dan perputaran piutang tidak baik. Karena nilai penjualan kacang kedelai tidak ada sedangkan nilai piutang meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya aktivitas unit simpan pinjam. 3. Rasio Perputaran aktiva tetap (Fixed Asset Turnover Ratio) Hasil perhitungan rasio perputaran aktiva tetap KUD Sumber Alam dan Primkopti dapat dilihat pada Tabel 9. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam menghasilkan pendapatan. Nilai rata-rata perputaran aktiva tetap yang dimiliki KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar 0,69 kali. Artinya setiap Rp 1,- investasi dalam aktiva tetap dapat memberikan tambahan penghasilan Rp 0,69. Sedangkan Nilai rata-rata perputaran aktiva tetap yang dimiliki Primkopti pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar 0,19 kali. Artinya setiap Rp 1,- investasi dalam aktiva tetap dapat memberikan tambahan penghasilan Rp 0,19. Menurunnya rasio perputaran aktiva tetap karena pemanfaatan aktiva tetap untuk kegiatan usaha yang dijalankan KUD Sumber Alam tidak efektif.
70
Penurunan rasio ini karena nilai aktiva yang besar tidak diimbangi oleh peningkatan penjualan. Sedangkan Menurunnya rasio perputaran aktiva tetap karena pemanfaatan aktiva tetap untuk kegiatan usaha yang dijalankan primkopti tidak efisien dan efektif. Penurunan rasio ini karena nilai aktiva yang besar tidak diimbangi oleh peningkatan penjualan. Dikarenakan unit usaha kacang kedelai dihapuskan sehingga nilai penjualannya nol. 4. Rasio Perputaran total aktiva (Total Asset Turnover Ratio) Hasil perhitungan rasio perputaran total aktiva KUD Sumber Alam dan Primkopti dapat dilihat pada Tabel 9. Rasio ini menunjukkan kemampuan mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki dan mengukur tingkat efisiensi operasi KUD Sumber Alam, apakah investasi yang ada dapat mendukung usaha atau tidak. Nilai rata-rata perputaran aktiva tetap yang dimiliki KUD Sumber Alam pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar 0,17 kali. Sedangkan rata-rata perputaran aktiva tetap yang dimiliki Primkopti pada tahun 2004-2007 yaitu sebesar 0,08 kali Nilai rasio perputaran total aktiva KUD Sumber Alam berada dibawah standar minimum yaitu sebesar 5 kali. Hal ini menunjukkan nilai investasi tidak dapat mendukung usaha. Penurunan ini disebabkan total aktiva yang tinggi tidak diimbangi oleh nilai penjualan. Pada tahun 2004-2007 nilai penjualan barang dan jasa mengalami penurunan terutama nilai penjualan barang penurunannya sangat signifikan. Nilai rasio perputaran total aktiva Primkopti berada jauh dibawah standar minimum yaitu sebesar 5 kali. Hal ini menunjukkan nilai investasi tidak dapat mendukung usaha. Penurunan signifikan ini disebabkan total aktiva yang tinggi tidak diimbangi oleh nilai penjualan. Pada tahun 2005-2007 nilai penjualan barang kacang kedelai tidak ada atau nol tidak dapat mengimbangi nilai dari total aktiva. Kinerja keuangan yang dimiliki oleh KUD Sumber Alam menunjukkan keadaan yang tidak baik. Karena dari hasil analisis trend dan analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas dan aktivitas usaha. Perkembangan kinierja keuangan dari sisi rasio secara keseluruhan pada tahun 2004-2007 dapat dilihat pada Tabel 10.
71
Tabel. 10 Rekapitulasi Rasio Keuangan KUD Sumber Alam Tahun 2004-2007. Tahun No Rasio Keuangan Rata-rata 2004 2005 2006 2007 1 Likuiditas 1. CR 1,56 1,40 1,40 1,34 1,43 2. QR 1,60 1,42 1,43 1,36 1,45 2 Solvabilitas 1. RMSTA 0,51 0,51 0,51 0,48 0,50* 2. RMSAT 2,27 1,88 1,97 2,01 2,30* 3. RATHT 1,61 2,08 2,20 2,22 2,30* 4. RHTMS 0,97 0,96 0,95 1,06 0,98 5. RTHTA 0,49 0,49 0,48 0,51 0,49 3 Rentabilitas 1. NMR 1,80 2,88 3,57 5,20 3,36 2. ROE (%) 0,83 0,94 1,03 1,40 1,05 3. ROI (%) 0,42 0,48 0,53 0,68 0,53 4 Aktivita Usaha 1. ITO 7,11 8,91 4,08 6,03 6,53 2. RTO 0,61 0,41 0,36 0,31 0,43 3. FATO 1,05 0,61 0,57 0,54 0,69 4. TATO 0,23 0,17 0,15 0,13 0,17 Keterangan : * : Telah Memenuhi Standar Keuangan yang dinyatakan Suwandi 1985 dan kasmir 2008.
Tabel 10. Menunjukkan dari keseluruhan nilai rasio yang dimiliki KUD Sumber Alam sebagian besar tidak memenuhi standar minimum. Akan tetapi jika dilihat dari pergerakannya, nilai rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas menunjukkan nilai yang meningkat pada setiap tahunnya walaupun masih dibawah standar minimum. Sedangkan nilai rasio aktivitas usaha yang dimiliki KUD Sumber Alam cenderung menurun untuk setiap tahunnya. Dengan adanya peningkatan nilai rasio rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas pada setiap tahunnya menunjukkan adanya perbaikan pada kepengurusan baru ini. Perkembangan rasio aktivitas KUD Sumber Alam belum cukup baik karena KUD Sumber Alam belum mampu memutar barang dagangannya dengan baik sehingga perputaran persediaan, piutang, aktiva tetap dan total aktivanya masih rendah. Hal ini bertentangan dengan prinsip koperasi. Adapun kegiatan usaha yang dijalankan KUD Sumber Alam seperti saprotan pelaksananya kurang sesuai karena unit usaha ini didirikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
72
anggota yang kesulitan memperoleh kredit saprotan. Akan tetapi pada pelaksanaannya pengurus dan pengelola koperasi tidak dapat membedakan antara anggota dan non anggota. Unit usaha pakan ikan pelaksanaannya kurang sesuai karena pengurus dan pengelola koperasi tidak dapat membedakan antara anggota dan non anggota dalam memberikan kredit. Unit usaha jasa listrik, wartel dan penyewaan ruko pelaksanaannya tidak sesuai karena unit usaha ini hanyalah program kemitraan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas dan tidak melibatkan anggota secara langsung. Dan unit simpan pinjam dalam pelaksanaannya sangat sesuai karena pada unit usaha ini anggota mendapatkan manfaat
berupa
kemudahan
dalam
proses
simpan
dan
pinjam
untuk
mengembangkan usaha para anggota. Sedangkan Kinerja keuangan yang dimiliki oleh Primkopti menunjukkan keadaan yang sangat tidak baik. Hal ini terlihat dari hasil analisis terhadap Primkopti seperti analisis trend dan analisis rasio yang terdiri dari rasio solvabilitas, rasio rentabilitas dan aktivitas usaha. Perkembangan kinierja keuangan dari sisi rasio secara keseluruhan pada tahun 2004-2007 dapat dilihat pada tabel 11.
73
Tabel. 11 Rekapitulasi Rasio Keuangan Primkopti Tahun 2004-2007. Tahun Rasio Keuangan Rata-rata No 2004 2005 2006 2007 1 Likuiditas 1. CR 3,47 2,59 1,92 3,06 2,76* 2. QR 3,48 2,89 1,93 3,70 3,00* 2 Solvabilitas 1. RMSTA 0,84 0,82 0,74 0,83 0,80
3
4
2. RMSAT 1,98 1,94 3. RATHT 2,146.67 2,029.07 4. RHTMS 0,19 0,23 5. RTHTA 0,16 0,18 Rentabilitas 1. NMR -17,16 -210,72 2. ROE (%) -4,78 -5,64 3. ROI (%) -4,01 -4,60 Aktivita Usaha 1. ITO 0,66 2. RTO 0,62 0,05 3. FATO 0,55 0,05 4. TATO 0,23 0,02
1,68 2,015.59 0,36 0,26
1,98 0,21 0,17
-102,98 -4,94 -3,64
-154,59 -4,90 -4,05
0,09 0,08 0,04
0,51 0,06 0,03
1,89 1,547.84* 0,25 0,20 -121,36 -5,07 -4,08 0,66 0,32 0,19 0,08
Keterangan : * Telah Memenuhi Standar Keuangan yang dinyatakan Suwandi 1985 dan kasmir 2008.
Berdasarkan Tabel 11. Menunjukkan hasil dari keseluruhan nilai rasio yang dimiliki Primkopti sebagian besar tidak memenuhi standar minimum. namun jika dilihat dari nilai rasio likuiditas yang dimiliki oleh primkopti berada pada standar minimum, nilai rasio solvabilitas pada setiap tahunnya cenderung meningkat dan nilai rasio rentabilitas menunjukkan nilai minus yang sangat jauh dari standar minimum. Sedangkan nilai rasio aktivitas usaha yang dimiliki cenderung menurun untuk setiap tahunnya bahkan nilai rasio perputaran persediaan untuk tahun 2005-2007 tidak adanya karena unit usaha kacang kedelai. Dengan menurunnya nilai rasio rasio solvabilitas, rasio rentabilitas dan aktivitas pada setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya unit kacang kedelai mempengaruhi kinerja keuangan secara keseluruhan. Perkembangan rasio aktivitas Primkopti sangat tidak baik karena Primkopti tidak mampu memutar barang dagangannya dengan baik sehingga perputaran persediaan, piutang, aktiva tetap dan total aktivanya masih rendah. Hal
74
ini bertentangan dengan prinsip koperasi. Adapun kegiatan usaha yang dijalankan Primkopti seperti penyewaan ruko dan sporthall pelaksanaannya tidak sesuai karena unit usaha ini hanyalah memenuhi kebutuhan masyarakat luas dan tidak melibatkan anggota secara langsung. Dalam pelaksanaannya tidak ada perlakuan khusus untuk anggota yang memanfaatkannya. Sedangkan untuk unit kacang kedelai pelaksanaanya sudah sesuai dengan kebutuhan anggota akan tetapi unit usaha ini pada tahun 2005-2007 ditiadakan. Kesesuaian unit usaha simpan pinjam dalam pelaksanaannya sangat sesuai karena pada unit usaha ini anggota mendapatkan manfaat berupa kemudahan dalam proses simpan dan pinjam untuk mengembangkan usaha para anggota. Dan pada unit usaha ini ada perlakuan yang membedakan antara anggota dan non anggota. Sehingga prinsip koperasi yang memprioritaskan anggota sudah terlihat pada unit usaha simpan pinjam ini.
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian analisis kinerja keuangan dan aktivitas usaha KUD Sumber Alam dan Primkopti ini adalah sebagai berikut: 1. Unit usaha perdagangan yang dijalankan oleh KUD Sumber Alam tidak sebaik pada saat dijalankan oleh kepengurusan sebelumnya. Sedangkan unit usaha kacang kedelai pada saat dihentikan oleh Primkopti memberikan dampak yang tidak baik, dibandingkan pada saat dijalankan. 2. Perkembangan unit simpan pinjam pada KUD Sumber Alam dinilai sangat baik karena sesuai dengan prinsip koperasi yaitu menjadikan anggota prioritas utama. Begitupun dengan perkembangan unit simpan pinjam Primkopti yang dinilai cukup baik karena telah menjalankan prinsip koperasi yaitu mengutamakan kepentingan anggota. 3. Kinerja keuangan KUD Sumber Alam dilihat dari sisi analisis trend dan analisis rasio mengindikasikan kurang baik karena hasil perhitungan secara keseluruhan dibawah standar minimum. Sedangkan kinerja keuangan Primkopti secara keseluruhan sangat kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari sisi rasio solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas usaha menunjukkan nilai yang sangat rendah, bahkan nilai rasio rentabilitas yang dimiliki Primkopti sangat buruk.
7.2 Saran Saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak KUD Sumber Alam dan Primkopti antara lain: 1. Bagi pihak pengurus dan pengelola KUD Sumber Alam dan Primkopti untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan unit usaha simpan pinjam karena unit usaha ini dinilai cukup baik. Karena dari nilai pendapatan KUD Sumber Alam dan Primkopti yang disumbangkan mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya.
76
2. Dalam meningkatkan usaha perdagangan, seharusnya KUD Sumber Alam lebih memperhatikan secara khusus anggotanya. Sehingga anggota dapat berpartisipasi yang lebih dalam unit usaha perdagangan. Sedangkan untuk Primkopti agar mengaktifkan kembali unit usaha kacang kedelai karena dari unit usaha ini dapat menyumbangkan pendapatan bagi Primkopti. 3. Untuk KUD Sumber Alam lebih meningkatkan dan memperbaiki kinerja keuangannya. terutama dari sisi rasio likuiditas, rasio rentabilitas dan rasio aktivitas. Sedangkan untuk Primkopti yang harus ditingkatkan secara utama yaitu rasio rentabilitas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas, diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1992. Undang-Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 Depatemen koperasi. Jakarta. Anonim. 2005-2007. Laporan RAT Tahun Buku 2004-2007. KUD Sumber Alam Kabupaten Bogor. Anonim. 2004-2007. Laporan RAT Tahun Buku 2003-2007. Primkopti Kabupaten Bogor. Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Indonesia. Jakarta. Dartiana, Irna 2005. Skripsi. Analisis Kinerja Keuangan dan Partisipasi Anggota Pada Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan (KPS) (Studi Kasus : Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan (KPS) Kota Bogor Jawa Barat) Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Munawir. 1995. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga. Liberty. Yogyakarta. Novianti, Marisha. 2005. Skripsi. Analisis Kinerja Keuangan KUD Mina Sumitra (Studi Kasus KUD Mina Sumitra Desa Karang Lagu kecamatan indramayu, Kabupaten indramayu, Propinsi Jawa Barat) Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Partomo, Tiktik Sartika dan Soejoedono, Abdul Rachman. 2002. Ekonomi Skala Kecil dan Menengah dan Koperasi. Ghalia Indonesia. Bogor. Rachmawati, Nina. 2003 Skripsi. Analisis Koperasi Unit Desa Sebagai Organisasi Perekonomian Pedesaan (Studi Kasus : KUD Sumber Alam, Desa Darmaga, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat ).Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Rusidi dan Suratman, Maman. 2002. Pokok Pemikiran Tentang Pembangunan Koperasi, Institut Manajemen Koperasi Indonesia IKOPIN. Bandung.
78
Saryanto, Bambang. 2004. Skripsi. Kajian Kinerja Usaha Koperasi Melalui Analisis Keuangan (Studi Kasus : Koperasi Abaca Inti Perkasa Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis, Jawa Barat). Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Sitio, Arifin dan Tamba, Halomoan. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Erlangga . Jakarta. Suwandi, Ima. 1985. Koperasi Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial. Bharata Karya Aksara. Jakarta. Soedjono, Ibnoe. 2001. Jati Diri Koperasi. ICA Co-Operative Identity Statement. Prinsip-prinsip Koperasi untuk Abad Ke-21. Lembaga Studi Pengembangan Perkoprasian Indonesia. Jakarta. Sundjaja, Ridwan S. dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan, Edisi Kelima. Literata Lintas Media. Jakarta. Talakua, Matheis. 2002. Skripsi. Analisis Kemampuan Pelayanan dan Kinerja Usaha Primkopti Pasca Penghapusan Monopoli Impor Kedele oleh Bulog (Studi Kasus Pada Primkopti Kabupaten Subang, Jawa Barat.)Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Lampiran 1. Perkembangan Laporan Neraca KUD Sumber Alam Tahun 2004-2007 (Rupiah) No.
Uralan 2004
I 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7
AKTIVA LANCAR kas Bank Simpanan Jk. Pendek Piutang Anggota Piutang Non Anggota Persediaan Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar
II 2,1 2,2
III 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6
Tahun (%) 2005
2006
2007
77.716.644,00 407.122.046,00 110.000,00 1.205.155.027,24 14.302.081,00 42.036.351,00 0 1.746.442.149,24
108.737.696,00 179.077.427,00 110.000,00 1.267.986.839,24 13.562.081,00 20.046.513,00 22.306.850,00 1.611.827.406,00
87.777.833,00 214.003.101,00 110.000.00 1.284.935.339,24 13.562.081,00 30.235.660,00 15.942.850,00 1646566864,24
100.657.241,00 280.794.377,00 110.000.00 1.373.515.562,24 18.562.081,00 15.417.070,00 28.347.850,00 1.817.404.178,24
INVESTASI JK. PANJANG Simpanan pada Koperasl Saham Bukopin Jumlah Inveatesi Jk.PanJang
394.477.070,00 10.000.000,00 404.477.070,00
394.591.923,00 10.000.000,00 404.591.923,00
394.667.523,00 10.000.000,00 404.667.523,00
394.731.223,00 10.000.000,00 404.731.223,00
AKTIVA TETAP Tanah/Hak Atas Tanah Bangunan Kendaraan Perlengkapan Peralatan Kantor Jumlah Akuva Tetap Akumulasl Penyusutan Nilai Buku
338.000.000,00 324.787.861,00 74.385.830,00 165.461.525,00 25.160.910,00 927.796.126,00 -217.463.552,00 710.332.574,00
338.000.000,00 509.823.211,00 74.385.830,00 166.536.525,00 25.160.910,00 1.113.906.476,00 -247.914.424,00 865.992.052,00
338.000.000,00 498.323.211,00 74.385.830,00 166.536.525,00 25.160.910,00 1.102.406.476,00 -268.990.303,00 833.416.173,00
338.000.000,00 498.323.211,00 80.497.830,00 165.742.525,00 25.160.910,00 1.107.724.476,00 -303.744.313,00 803.980.145,00
79
Lamparan 1. Perkembangan Laporan Naraca KUD Sumbar Alam Tahun 2004 - 2007 (Rupiah) Uralan
No. IV
Piutang Jatuh tempo
4,2
Cadangan Piutang Jumlan Aktiva Lain-taln
Bank BRI (Fee KUT) JUMLAH AKTIVA
V
2005
2006
2007
291.099.456,00
291.099.456,00
291.099.456,00
291.099.456,00
AKTIVA LAIN-LAIN
4,1
4,3
Tahun
2004
-14.268.632,00
-16.276.812,00
-16.276.812,00
-18.866.195,00
276.830.824,00 50.224.550,00
274.822.644,00 50.224.550,00
274.822.644,00 50.224.550,00
272.233.161,00 50.224.550,00
3.188.307.167,24
3.207.458.575,24
3.209.697.754,24
3.348.573.257,24
10.232.327,00
11.022.327,00
10.232.327,00
10.232.327,00
KEWAJIBAN LANCAR
5,1
Hutang anggota
5,2
Hutang Non Anggota
5,3
Hutang Bank Jk. Pendek
863.069.739,00
863.069.739,00
863.069.739,00
863.069.739,00
5,4
Simpanan Sukarela
207.154.253,00
236.364.090,00
261.815.845,00
385.515.763,00
5,5
Simpanan lainnya
38.925.491,80
38.853.091,80
38.853.091,80
93.299.651,80
5,6
Dana-dana
5,7
SHU Jumlah Kawajiban Lancar
VI
KEWAJIBAN JK. PANJANG
6,1
Hutang Bank
6,2
Hutang Pihak III Jumlan Kawajiban Jk. Panjang
JUMLAH KEWAJIBAN
-
-
63.648,92
-
144.740,00
-
-
-
-
-
1.119.590.199,72
1.149.309.247,80
1.173.971.022,80
1.352.117.480,80
440.640.118,00
416.105.618,00
378.586.618,00
361.374.118,00
-
-
-
-
440.640.118,00
416.105.618,00
378.586.618,00
361.374.118,00
1.560.230.317,72
1.565.414.865,80
1.552.557.620,80
1.713.491.598,80
VII
KEKAYAAN BERSIH
7,1
Simpanan Pokok
12.210.000,00
12.580.000,00
12.968.000,00
6.854.000,00
7,2
Simpanan Wajib
69.011.000,00
74.957.700,00
81.622.800,00
52.100.760,00
7,3
Cadangan
1.441.845.755,52
1.447.621.095,00
1.454.063.233,44
1.461.928.469,00
7,4
Donasi
91.566.717,00
91.566.717,00
91.566.717,00
91.566.717,00
Jumlah Kakayaan Barsih
1.614.633.472,52
1.626.752.512,52
1.640.220.750,44
1.612.449.946,44
SHU JUMLAH PASSIVA
13.443.377,00
15.318.196,92
16.919.383,00
22.631.712,00
3.188.307.167,24
3.207.458.575,24
3.209.697.754,24
3.348.573.257,24
VIII
80
Lampiran 2. Perkembangan Laporan Rugi Laba KUD Sumber Alam Tahun 2004-2007 (Rupiah) No. I II III
Uralan Penjualan Barang
Tahun (%) 2004 329.811.550,00
2005 193.242.660,00
2006 134.507.350,00
2007 100.151.150,00
Pendapatan Jasa
418.157.954,00
337.737.847,00
338.776.009,00
334.968.277,00
Jumlag Penj. Barang & Jasa
747.976.504,00
530.980.507,00
473.283.359,00
435.119.427,00
Harga Pokok Penjualan Stok Awal
39.715.311,00
42.036.351,00
20.046.513,00
23.169.045,00
Pembelian
301.349.000,00
156.618.160,00
133.670.200,00
85.249.200,00
Jumlah Barang Tersedia
341.064.311,00
198.654.511,00
153.716.713,00
108.418.245,00
42.036.351,00
20.046.513,00
30.265.660,00
15.417.070,00
299.027.960,00 448.948.544,00
178.607.998,00 352.372.509,00
123.481.053,00 349.802.306,00
93.001.175,00 342.118.252,00
Stok Akhir Harga Pokok Penjualan
IV
Laba Kotor Usaha
V
Pendapatan Lain-lain
28.371.615,00
57.487.412,00
36.642.241,00
41.548.404,00
VII
Jumlah Pendapatan
477.320.159,00
409.859.912,00
386.444.547,00
383.666.656,00
323.169.640,00 83.351.266,00
271.054.148,00 56.372.901,00
245.298.989,00 55.285.346,00
219.221.864,00 53.748.878,00
Biaya Operasional
27.743.250,00
31.075.000,00
32.186.150,00
38.967.250,00
Biaya Peny. Aktiva Tetap
24.280.398,00
31.673.675,00
32.575.879,00
44.421.292,00
458.544.544,00
390.175.724,00
365.346.346,00
356.359.284,00
18.775.605,00
19.684.197,00
21.098.183,00
27.307.372,00
5.332.228,00
4.366.000,00
4.178.800,00
4.675.660,00
13.443.377,00
15.318.197,00
16.919.383,00
22.631.712,00
Biaya Usaha, Adm&Organisasi : Biaya Usaha Biaya Administrasi&Umum
Jumlah Biaya VIII
SHU Sebelum Pajak
IX
Biaya Pajak
X
Sisa Hasil Usaha
81
Lampiran 3. Perkembangan Laporan Neraca Primkopti Tahun 2004-2007 (Rupiah) No.
Uralan
Tahun (%) 2004
2005
2006
2007
I 1,1
Kas
128.694.038,00
78.658.925,00
70.793.032,50
53.971.502,00
1,2
Simp. Jangka Pendek
320.000.000,00
198.597.324,00
178.737.591,60
250.000.000,00
1,3
Piut. Usaha Aggota
827.211.152,00
868.314.600,00
781.483.140,00
785.858.361,00
1,4
Piut. Bukan Anggota
79.546.960,00
71.592.264,00
64.433.037,60
399.721.827,00
1,5
Piut. Lain-lain
1,6
Penyisihan Piutang
67.321.640,00 (25.942.287,00)
67.321.640,00 (25.942.287,00)
60.589.476,00 (25.942.287,00)
(25.942.287,00) 5.347.002,00
AKTIVA LANCAR
1,7
Penyisihan Barag
1,8
Pndpt/Biaya dimuka/terima
II
Jumlah Aktiva Lancar INVESTASI JK. PANJANG
2,1
Simp. Koperasi
2,2
Simp. Non kopersi
Jumlah Investasi Jk. Panjang
5.347.002,00
5.347.002,00
5.347.002,00
15.117.002,00
17.255.871,00
15.530.283,90
1.417.295.510,00
1.281.145.339,00
1.150.971.276,00
88.518.125,00
-
1.530.537.534,00
9.900.521,00
9.900.521,00
9.900.521,00
9.900.521,00
334.335.554,00
346.644.541,00
316.833.110,47
225.574.530,00
344.236.076,00
356.545.062,00
326.733.631,47
235.475.052,00
III 3,1
Tanah & hak Atas tanah
283.356.843,00
274.356.843,00
274.356.843,00
274.356.843,00
3,2
Bangunan & Gedung
605.372.722,00
605.372.722,00
605.372.722,00
605.372.722,00
3,3
Kendaraan
116.425.000,00
79.278.690,35
79.325.000,00
3,4
Mesin-mesin
83.451.253,00 -
3,5 3,6
AKTIVA TETAP
-
-
-
Perlengkapan/Peralatan
68.188.680,00
51.356.600,00
48.788.770,00
46.412.700,00
Jumlah Aktiva Tetap
1.073.336.246,00
1.014.537.418,00
1.007.797.025,00
1.005.467.266,00
Akumulasi Peyusutan NILAI BUKU
(313.649.186,00)
759.687.059,00
(342.547.520,00)
671.989.898,00
(325.420.144,00)
682.376.881,00
(367.983.525,00)
637.483.741,00
82
Lampiran 3. Perkembangan Laporan Naraca Primkopti Tahun 2004 - 2007 (Rupiah) Uralan
No.
Tahun
2004
2005
2006
2007
IV
AKTIVA LAIN-LAIN
4,1
Aktiva dititipkan
9.693.506,00
9.693.506,00
9.693.506,00
4,2
Aktiva titipan
4.058.171,00
4.449.445,35
3.782.028,55
4,3
Kewajiban titipan
(4.058.171,00)
(3.449.445,35)
(2.932.028,55)
4,4
Aktiva lain-lain
4.800.000,00
3.080.000,00
2.618.000,00
Jumlah lain-lain
14.493.506,00
12.319.480,10
9.856.850,00
9.693.506,00
JUMLAH AKTIVA
2.535.721.153,00
2.410.389.122,00
2.290.563.580,00
2.413.189.834,00
9.693.506,00 4.058.171,00 (4.058.171,00) -
V
KEWAJIBAN LANCAR
5,1
Hutang simpanan Anggota
301.674.062,00
327.828.298,49
414.239.798,00
298.945.284,00
5,2
Hutang Usaha
46.633.847,00
51.676.861,68
81.038.848,35
25.000.000,00
5,3
Pendapatan dimuka
23.673.200,00
24.725.598,45
41.138.550,39
58.033.333,00
5,4
Dana-dana SHU
36.863.148,00
40.059.072,38
64.059.631,63
36.863.148,00
408.844.257,00
444.289.831,00
600.476.828,37
418.841.766,00
Jumlah Kawajiban Lancar
VI
KEWAJIBAN JK PANJANG
6,1
Hutang Pd. Non Anggota
6,2
Hutang Pada bank Jumlan Kawajiban Jk. Panjang
-
-
-
-
500.000,00
500.000,00
500.000,00
-
500.000,00
500.000,00
500.000,00
-
VII
KEKAYAAN BERSIH
7,1
Simpanan Pokok
16.951.700,00
14.408.945,00
12.247.603,25
23.276.700,00
7,2
Simpanan Wajib
20.869.407,00
19.842.169,00
16.865.843,65
18.411.629,00
7,3
Modal Donasi
5.800.000,00
5.800.000,00
5.800.000,00
5.800.000,00
7,4
VIII
2.184.315.208,00
1.925.548.180,00
1.654.673.304,73
1.946.859.739,00
Jumlah Kekayaan Bersih
2.126.367.894,00
1.965.599.294,00
1.689.586.751,00
1.994.348.068,00
SHU JUMLAH PASSIVA
(101.568.421,00) 2.535.712.153,00
(110.938.451,00) 2.410.389.122,00
(83.456.103,00) 2.290.563.580,00
(97.722.506,00) 2.413.189.834,00
Cadangan
83
Lampiran 4. Perkembangan Laporan Rugi Laba Primkopti Tahun 2004-2007 (Rupiah) No.
Uralan
Tahun (%) 2004
I
Penjualan Barang
II
Pendapatan Jasa
III
Harga Pokok Penjualan
IV V
2005
2006
2007 -
52.645.371,00
81.041.439,00
63.212.322,00
592.057.972,00 546.187.379,00
52.647.376,00 -
81.041.439,00 -
63.212.322,00
Laba Kotor Usaha
45.870.593,00
52.647.376,00
81.041.439,00
63.212.322,00
Pendapatan Lain-lain
41.083.932,00
43.658.230,00
43.251.989,00
48.009.707,00
Jumlag Penj. Barang & Jasa
-
-
544.589.381,00 47.468.591,00
Biaya Usaha, Adm&Organisasi : Biaya Operasional Biaya Administrasi&Umum Biaya lain-lain
VII VIII X
SHU Sebelum Pajak Biaya Pajak Sisa Hasil Usaha
545.250,00
523.525,00
642.518,00
865.750,00
179.303.893,00
197.234.282,30
198.872.451,00
199.621.485,00
8.673.803,00
9.486.250,00
8.234.562,00
8.457.300,00
(101.568.421,00) (101.568.421,00)
(110.938.451,00) (110.938.451,00)
(83.456.103,00) (83.456.103,00)
(97.722.506,00) (97.722.506,00)
84
Lampiran 5. Output Analisis Trend Terhadap Komponen Laporan Neraca KUD Sumber Alam Tahun 2004 - 2007
No.
Uraian 2004 Piutang Jatuh Tempo
4.3
Bank BRI (Fee KUT)
100,00
100,00
100,00
114,07 99,27 100,00 100,67
132,22 98,33 100,00 105,02
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
107,72 100,00 114,10 99,81
100,00 100,00 126,38 99,81
100,00 100,00 186,10 239,68
100.00
96,10
98,16
113,06
100.00 100.00 100.00 100.00
94,43 94,43 100,33
85,91 99,05 99,50
82,01 109,82 109,82
Jumlah Kekayaan Berslh
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
103,03 108,61 100,40 100,00 100,75
106,21 118,27 100,84 100,00 101,58
56,13 75,49 101,39 100,00 99,86
SHU JUMLAH PASSIVA
100.00 100.00
113,94 100,60
125,85 100,67
168,34 105,02
JUMLAH AKTIVA
Hutang Non Anggota Hutang Bank Jk. Pendek Simpanan Sukarela Simpanan lainnya Dana-dana SHU
KEWAJIBAN JK. PANJANG Hutang Bank Hutang Pihak III Jumlah Kewajiban Jk. Panjang
JUMLAH KEWAJIBAN
VIII
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
KEWAJIBAN LANCAR Hutang Anggota
Jumlah Kewajiban Lancar
VII 7.1 7.2 7.3 7.4
2007
114,07 99,27 100,00 100,60
Cadangan Piutang
Jumlah Aktiva Lain-lain
VI 6.1 6.2
Tahun (%) 2006
AKTIVA LAIN-LAIN
IV 4.1 4.2
V 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7
2005
KEKAYAAN BERSIH Simpanan Pokok Simpanan Wajib Cadangan Donasi
86
Lampiran 5. Output Anaiisis Trend Terhadap Komponen Laporan Neraca KUD Sumber Alam Tahun 2004 - 2007
No.
Uraian 2004
I 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7
Kas Bank Simpanan Jk. Pendek Piutang Anggota
,
Piutang Non Anggota Persediaan Biaya Oibayar Dimuka
Jumlah Aktiva Lancar
II 2,1 2,2
Saham Bukopin
2007
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
139,91 43,99 100 105,21 94,83 47,69 92,29
112,95 52,56 100 106,62 94,83 71,93 94,28
129,51 68,97 100 113,97 129,78 36,68 104,6
100.00 100.00 100.00
100,03 100 100,03
100,05 100 100,05
100,06 100 100,06
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
100 156,97 100 100 100 120,05 114,00 121,91
100 153,43 100 100 100 118,81 123,69 117,32
100 153,43 108,21 100 100 119,39 139,67 113,18
AKTIVA TETAP Tanah/Hak Atas Tanah Bangunan Kendaraan Periengkapan Peralatan Kantor
Jumlah Aktiva Tetap
3,6
2006
INVESTASI JK. PANJANG Simpanan pada Koperasi
Jumlah Investasi Jk.Panjang
III 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5
2005
AKTIVA LANCAR
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
85
Lampiran 6. Output Analisis Trend Terhadap Laporan Rugi Laba KUD Sumber Alam Tahun 2004 - 2007 Uraian
No.
2004
I II
Panjualan Barang Pendapatan Jasa Jumlah penj. Barang&Jasa
III
Pembelian
Jumlah Barang Tersedia Stok Akhir
Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Usaha Pendapatan Lain-laln Jumlah Pendapatan Blaya Usaha, Adm&Organisasi Blaya Usaha Blaya Administrasi&Umum Biaya Organisasi Biaya Peny.Aktiva Tetap
VIII
IX X
2006
2007
100.00 100.00 100.00
58,59 80,76 70,98
40,78 81,01 63,27
30,36 80,10 58,17
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
105,84 51,97 58,24 47,68 59,72 78,48 202,62 85,86
50,47 44,35 45,06 71,99 41,29 77,91 129,15 80,96
58,33 28,28 31,78 36,97 31,10 76,20 146,44 80,37
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
83,87 67,63 112,00 130,44 85,09 104,83 81,87 113,94
75,90 66,32 116,01 134,16 79,67 112,37 78,36 125,85
67,83 64,48 140,45 182,95 77,71 145,44 87,68 168,34
Harga Pokok Panjualai Stok Awal
IV V VI VII
2005
Jumlah Blaya SHU Sebelum Pajak Biaya Pajak Sisa Hasil Usaha
87
Lampiran 7. Output Analisis Trend Terhadap Komponen Laporan Neraca Primkopti Tahun 2004-2007 (Rupiah) No.
Uralan
Tahun (%) 2004
I 1,1
Kas
1,2
Simp. Jangka Pendek
1,3
Piut. Usaha Aggota
1,4
Piut. Bukan Anggota
1,5
Piut. Lain-lain
1,6
Penyisihan Piutang
1,7
Penyisihan Barag
1,8
Pndpt/Biaya dimuka/terima
II
2005
2006
2007
AKTIVA LANCAR
Jumlah Aktiva Lancar INVESTASI JK. PANJANG
2,1
Simp. Koperasi
2,2
Simp. Non kopersi
Jumlah Investasi Jk. Panjang III 3,1
Tanah & hak Atas tanah
3,2
Bangunan & Gedung
3,3
Kendaraan
3,4
Mesin-mesin
3,5
Perlengkapan/Peralatan
3,6
Akumulasi Peyusutan
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
61,12 62,06 104,96 90,00 100,00 100,00 100,00 114,14 90,39
55,00 55,85 94,47 81,00 90,00 100,00 100,00 102,73 81,20
41,93 78,12 95,00 502,49 131,48 100,00 100,00 107,99
100.00 100.00 100.00
100,00 103,68 103,57
100,00 94,76 94,91
100,00 67,46 68,40
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
96,82 100,00 71,67 75,31 94,52 109,21 88,45
96,82 100,00 68,09 71,54 93,89 103,75 89,82
96,82 100,00 68,09 68,06 93,67 117,32 83,91
AKTIVA TETAP
Jumlah Aktiva Tetap NILAI BUKU
88
Lampiran 7. Output Analisis Trend Terhadap Komponen Laporan Neraca Primkopti Tahun 2004 - 2007 (Rupiah) Uralan
No.
Tahun
2004 IV
AKTIVA LAIN-LAIN
4,1
Aktiva dititipkan
4,2
Aktiva titipan
4,3
Kewajiban titipan
4,4
Aktiva lain-lain
2007
100,00 109,64 85,00 64,17 85,00 95,06
100,00 72,25 72,25 72,25 68,01 90,33
100,00 100,00 100,00 66,88 95,16
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
108,67 110,81 104,45 108,66 108,67
137,31 173,78 173,77 173,78 146,87
99,10 53,60 245,14 100,00 102,44
100.00 100.00 100.00
100,00 100,00
100,00 100,00
-
Jumlah Kekayaan Bersih
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
85,00 95,08 100,00 88,15 92,43
75,00 80,81 100,00 75,75 79,45
137,31 88,22 100,00 89,12 93,79
SHU JUMLAH PASSIVA
100.00 100.00
85,00 95,05
75,25 90,33
Jumlah lain-lain
V
KEWAJIBAN LANCAR
5,1
Hutang simpanan Anggota
5,2
Hutang Usaha
5,3
Pendapatan dimuka Dana-dana Jumlah Kawajiban Lancar
VI
KEWAJIBAN JK PANJANG
6,1
Hutang Pd. Non Anggota
6,2
Hutang Pada bank Jumlan Kawajiban Jk. Panjang
VII
KEKAYAAN BERSIH
7,1
Simpanan Pokok
7,2
Simpanan Wajib
7,3
Modal Donasi
7,4
Cadangan
VIII
2006
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
JUMLAH AKTIVA
5,4
2005
93,79 95,17
89
Lampiran 8.Output Analisis Trend Terhadap Laporan Rugi Laba Primkopti Tahun 2004-2007 (Rupiah) No.
Uralan
Tahun (%) 2004
I
Penjualan Barang
II
Pendapatan Jasa
III
Harga Pokok Penjualan
IV
Laba Kotor Usaha
V
Pendapatan Lain-lain
Jumlag Penj. Barang & Jasa
2005
2006
2007
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
110,90 8,89 114,77 106,26
170,72 13,68 176,77 105,27
133,16 10,67 137,80 116,85
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
96,01 110,00 109,36 98,53 109,22
117,83 110,91 94,93 77,92 82,16
158,78 111,33 97,50 96,21 96,21
Biaya Usaha, Adm&Organisasi : Biaya Operasional Biaya Administrasi&Umum Biaya lain-lain
VII VIII X
SHU Sebelum Pajak Biaya Pajak Sisa Hasil Usaha
90
91 Lampiran 9. Output Analisis Rasio KUD Sumber Alam LIKUIDITAS 1. Rasio Lancar (ccurent ratio) Tahun 2004 2005 2006 2007
Aktiva Lancar 1.746.442.149,24 1.611.827.406,00 1.646.566.864,24 1.817.404.178,24
Hutang Lancar 1.119.590.199,72 1.149.309.247,80 1.173.971.022,80 1.352.117.480,80
2. Rasio Lancar (quick ratio) Rasio 1,56 1,40 1,40 1,34
Tahun 2004 2005 2006 2007
Aktiva Lancar&Sediaan 1.788.478.500,24 1.631.873.919,00 1.676.802.524,24 1.832.821.248,24
Hutang Lancar 1.119.590.199,72 1.149.309.247,80 1.173.971.022,80 1.352.117.480,80
Rasio 1,60 1,42 1,43 1,36
SOLVABILITAS 1. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Equity To Total Asset Ratio)
Tahun 2004 2005 2006 2007
Tahun 2004 2005 2006 2007
Total Modal Sendiri 1.614.633.472,52 1.626.752.512,52 1.640.220.750,44 1.612.449.946,44
Total Aktiva 3.188.307.167,24 3.207.458.575,24 3.209.697.754,24 3.348.573.257,24
2. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Equity To Fixed Asset Ratio)
Rasio 0,51 0,51 0,51 0,48
Tahun 2004 2005 2006 2007
Total Modal Sendiri 1.614.633.472,52 1.626.752.512,52 1.640.220.750,44 1.612.449.946,44
Total Aktiva Tetap 710.332.574,00 865.992.052,00 833.416.173,00 803.980.145,00
3. Rasio Total Hutang dengan Hutang Tetap
4. Rasio Total Hutang dengan Total Modal Sendiri
( Fixed Asset To Long Term Ratio)
( Debt Equity Ratio)
Total Aktiva Tetap 710.332.574,00 865.992.052,00 833.416.173,00 803.980.145,00
Total Hutang Jk. Panjang 440.640.118,00 416.105.618,00 378.586.618,00 361.374.118,00
Rasio 1,61 2,08 2,20 2,22
Tahun 2004 2005 2006 2007
Total Hutang 1.560.230.317,72 1.565.414.865,80 1.552.557.620,80 1.713.491.598,80
Total Modal Sendiri 1.614.633.472,52 1.626.752.512,52 1.640.220.750,44 1.612.449.946,44
Rasio 2,27 1,88 1,97 2,01
Rasio 0,97 0,96 0,95 1,06
5. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva
( Debt Ratio) Tahun 2004 2005 2006 2007
Total Hutang 1.560.230.317,72 1.565.414.865,80 1.552.557.620,80 1.713.491.598,80
Total Aktiva 3.188.307.167,24 3.207.458.575,24 3.209.697.754,24 3.348.573.257,24
Rasio 0,49 0,49 0,48 0,51 RENTABILITAS
1. Rasio Laba Bersih (Net Margin Rasio) Tahun 2004 2005 2006 2007
SHU 13.443.377,00 15.318.196,92 16.919.383,00 22.631.712,00
Penjualan 747.976.504,00 530.980.507,00 473.283.359,00 435.119.427,00
2. Rasio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Return On Equity) Rasio 1,80 2,88 3,57 5,20
Tahun 2004 2005 2006 2007
SHU 13.443.377,00 15.318.196,92 16.919.383,00 22.631.712,00
Modal Sendiri 1.614.633.472,52 1.626.752.512,52 1.640.220.750,44 1.612.449.946,44
Rasio 0,83 0,94 1,03 1,40
3. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Invesment) Tahun 2004 2005 2006 2007
SHU 13.443.377,00 15.318.196,92 16.919.383,00 22.631.712,00
Total Aktiva 3.188.307.167,24 3.207.458.575,24 3.209.697.754,24 3.348.573.257,24
Rasio 0,42 0,48 0,53 0,68 AKTIVITAS
1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over Ratio) Tahun 2004 2005 2006 2007
HPP 299.027.960,00 178.607.998,00 123.481.053,00 93.001.175,00
Persediaan 42.036.351,00 20.046.513,00 30.235.660,00 15.417.070,00
Rasio 7,11 8,91 4,08 6,03
3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turn Over Ratio) Tahun 2004 2005 2006 2007
Penjualan 747.976.504,00 530.980.507,00 473.283.359,00 435.119.427,00
Total Aktiva Tetap 710.332.574,00 865.992.052,00 833.416.173,00 803.980.145,00
Rasio 1,05 0,61 0,57 0,54
2. Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turn Over Ratio) Tahun 2004 2005 2006 2007
Penjualan 747.976.504,00 530.980.507,00 473.283.359,00 435.119.427,00
Piutang 1.219.457.108 1.281.548.920 1.298.497.420 1.392.077.643
Rasio 0,61 0,41 0,36 0,31
4. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Trun Over Ratio ) Tahun 2004 2005 2006 2007
Penjualan 747.976.504,00 530.980.507,00 473.283.359,00 435.119.427,00
Total Aktiva 3.188.307.167,24 3.207.458.575,24 3.209.697.754,24 3.348.573.257,24
Rasio 0,23 0,17 0,15 0,13
92 Lampiran 10. Output Analisis Rasio Primkopti LIKUIDITAS 1. Rasio Lancar (ccurent ratio) Tahun 2004 2005 2006 2007
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
1.417.295.510,00 1.281.145.339,00 1.150.971.276,00 1.530.537.534,00
408.844.257,00 444.289.831,00 600.476.828,37 418.841.766,00
2. Rasio Lancar (quick ratio) Rasio 3,47 2,59 1,92 3,06
Tahun 2004 2005 2006 2007
Aktiva Lancar&Sediaan
Hutang Lancar
1.422.773.793,00
408.844.257,00 444.289.831,00 600.476.828,37 418.841.766,00
1.284.484.753,00 1.156.036.277,00 1.551.132.819,00
Rasio 3,48 2,89 1,93 3,70
SOLVABILITAS 1. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Equity To Total Asset Ratio)
Tahun 2004 2005 2006 2007
Tahun 2004 2005 2006 2007
Total Modal Sendiri 2.126.367.894,00 1.965.599.294,00 1.689.586.751,00 1.994.348.068,00
Total Aktiva 2.535.721.153,00 2.410.389.122,00 2.290.563.580,00 2.413.189.834,00
2. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Equity To Fixed Asset Ratio)
Rasio 0,84 0,82 0,74 0,83
Tahun 2004 2005 2006 2007
Total Modal Sendiri 2.126.367.894,00 1.965.599.294,00 1.689.586.751,00 1.994.348.068,00
Total Aktiva Tetap 1.073.336.246,00 1.014.537.418,00 1.007.797.025,00 1.005.467.266,00
3. Rasio Total Hutang dengan Hutang Tetap
4. Rasio Total Hutang dengan Total Modal Sendiri
( Fixed Asset To Long Term Ratio)
( Debt Equity Ratio)
Total Aktiva Tetap 1.073.336.246,00 1.014.537.418,00 1.007.797.025,00 -
Total Hutang Jk. Panjang 500.000,00 500.000,00 500.000,00 -
Rasio 2.146,67 2.029,07 2.015,59 -
Tahun 2004 2005 2006 2007
Total Hutang 409.344.257,00 444.789.831,00 600.976.828,00 418.841.766,00
Total Modal Sendiri 2.126.367.894,00 1.965.599.294,00 1.689.586.751,00 1.994.348.068,00
Rasio 1,98 1,94 1,68 1,98
Rasio 0,19 0,23 0,36 0,21
5. Rasio Total Hutang Dengan Total Aktiva
( Debt Ratio) Tahun 2004 2005 2006 2007
Total Hutang 409.344.257,00 444.789.831,00 600.976.828,00 418.841.766,00
Total Aktiva 2.535.721.153,00 2.410.389.122,00 2.290.563.580,00 2.413.189.834,00
Rasio 0,16 0,18 0,26 0,17 RENTABILITAS
1. Rasio Laba Bersih (Net Margin Rasio) Tahun 2004 2005 2006 2007
SHU (101.568.421,00) (110.938.451,00) (83.456.103,00) (97.722.506,00)
Penjualan 592.057.972,00 52.647.376,00 81.041.439,00 63.212.322,00
2. Rasio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Return On Equity) Rasio -17,16 -210,72 -102,98 -154,59
Tahun 2004 2005 2006 2007
SHU (101.568.421,00) (110.938.451,00) (83.456.103,00) (97.722.506,00)
Modal Sendiri 2.126.367.894,00 1.965.599.294,00 1.689.586.751,00 1.994.348.068,00
Rasio -4,78 -5,64 -4,94 -4,90
3. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Invesment) Tahun 2004 2005 2006 2007
SHU (101.568.421,00) (110.938.451,00) (83.456.103,00) (97.722.506,00)
Total Aktiva 2.535.721.153,00 2.410.389.122,00 2.290.563.580,00 2.413.189.834,00
Rasio -4,01 -4,60 -3,64 -4,05 AKTIVITAS
1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over Ratio) Tahun 2004 2005 2006 2007
HPP 546.187.379,00 -
Persediaan 827.211.152,00 -
Rasio 0,66 -
3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turn Over Ratio) Tahun 2004 2005 2006 2007
Penjualan 592.057.972,00 52.647.376,00 81.041.439,00 63.212.322,00
Total Aktiva Tetap 1.073.336.246,00 1.014.537.418,00 1.007.797.025,00 1.005.467.266,00
Rasio 0,55 0,05 0,08 0,06
2. Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turn Over Ratio) Tahun 2004 2005 2006 2007
Penjualan 592.057.972,00 52.647.376,00 81.041.439,00 63.212.322,00
Piutang 948.137.465,00 981.286.217,00 880.563.366,00 124.156.026,00
Rasio 0,62 0,05 0,09 0,51
4. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Trun Over Ratio ) Tahun 2004 2005 2006 2007
Penjualan 592.057.972,00 52.647.376,00 81.041.439,00 63.212.322,00
Total Aktiva 2.535.721.153,00 2.410.389.122,00 2.290.563.580,00 2.413.189.834,00
Rasio 0,23 0,02 0,04 0,03