Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
SISTEM PENENTUAN KANDIDAT KETUA KARANG TARUNA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC ( STUDY KASUS : KARANG TARUNA DESA PUHJARAK )
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Nusantara PGRI Kediri
OLEH: DONY SAPUTRA NPM : 11.1.03.02.0100
FAKULTAS TEKNIK (FT) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
UNP KEDIRI 2015
DONY SAPUTRA | 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
DONY SAPUTRA | 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
DONY SAPUTRA | 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
SISTEM PENENTUAN KANDIDAT KETUA KARANG TARUNA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC ( STUDY KASUS : KARANG TARUNA DESA PUHJARAK ) Dony Saputra 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
[email protected] Pembimbing 1 : Dr. H. M. Anas, S.E., MM., M.Si. dan Pembimbing 2 : Daniel Swanjaya, S.Kom., M.Kom. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Dony Saputra : Sistem Penentuan Kandidat Ketua Karang Taruna Dengan Menggunakan Fuzzy Logic, Skripsi, Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2015. Karang taruna adalah sebuah organisasi yang berada pada tingkat desa dan dipimpin oleh seorang ketua, kemajuan suatu desa tidak terlepas dari peran pemuda-pemuda yang ada didalamnya dan dibutuhkan wadah serta pemimpin untuk mengarahkan, maka peran ketua karang taruna itu sangatlah penting. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Kepala desa selaku pembina saat ini masih kerepotan dalam menentukan kandidat ketua karang taruna. (2) Penyeleksian kandidat ketua karang taruna belum melibatkan keseluruhan anggota, jadi anggota merasa kurang adil dalam pemilihan kandidat ketua. (3) Saat ini dalam menentukan kandidat ketua karang taruna penilaian tentang kedisiplinan, tanggung jawab, kepemimpinan, keorganisasian, dan kematangan hanya berdasarkan perkiraan saja. Penentuan kandidat ketua karang taruna pada penelitian ini melalui proses pengumpulan data yang diambil dari organisasi Karang Taruna Desa Puhjarak menjadi informasi serta faktor-faktor pendukung dalam penentuan kandidat ketua karang taruna ini. Setelah melakukan penelitian dan pembahasan yang penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik simpulan bahwa dengan mengimplementasikan Fuzzy dan Simple additive weighting (SAW) maka sistem ini dapat menghasilkan rekomendasi kandidat ketua karang taruna yang lebih mudah dan efisien. Saran yang bisa penulis sampaikan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, adalah sistem ini masih perlu banyak pengembangan yakni penambahan penilaian maupun hasil yang berupa presentase, untuk itu penulis mengharapkan sistem ini akan ada yang menggunakan dan mengembangkannya.
Kata Kunci : Kandidat ketua, fuzzy logic, SAW
DONY SAPUTRA | 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
Ketua
LATAR BELAKANG Pemimpin
dalam
suatu
karang
diharuskan
taruna
juga
mampu
untuk
organisasi atau biasa disebut
menjalin hubungan yang baik
sebagai ketua memiliki peranan
antar anggota, menyelesaikan
sangat
masalah
penting
dalam
yang
terjadi
antar
karang
taruna
serta
membangun sebuah organisasi
warga
ditingkatan
baik
mampu membangun semangat
pendidikan
generasi muda untuk sadar akan
maupun tingkat instansi swasta.
pentingnya bekerjasama dalam
Disamping itu peranan dari
upaya membangun desa yang
struktur organisasi yang lain
lebih baik. Kemajuan suatu
seperti sekertaris, bedahara, sesi
desa tidak terlepas dari peran
humas dan sesi yang lain turut
pemuda-pemuda
yang
mendukung
didalamnya
dibutuhkan
tingkat
manapun
satuan
kinerja
dari
dan
ada
seorang ketua. Bila dikaitkan
wadah serta pemimpin untuk
dengan manajemen organisasi
mengarahkan,
peran dari seorang pemimpin
ketua
lebih
sangatlah penting.
dominan,
melalui
karang
rancangan program dan ide kreatifnya
sebuah organisasi
dapat berkembang dan maju. Karang
taruna
maka
peran
taruna
itu
Dalam karang taruna Desa
Puhjarak,
kecamatan
plemahan, kabupaten kediri ini terdapat
pemuda
40
orang
adalah sebuah organisasi yang
dalam usia produktif, ketuanya
berada pada naungan kepala
dipilih
desa dan dipimpin oleh seorang
musyawarah bersama, beberapa
ketua.
ketua
orang dipilih untuk menjadi
adalah
kandidat ketua karang taruna
dan
yang ditunjuk oleh kepala desa.
Tugas
karang
utama
taruna
mengarahkan mengkoordinasi anggotanya
semua dengan
cara
Hal
berdasarkan
ini
sering
terjadi
kebimbangan dalam pemilihan
mendefinisikan tujuan kedepan,
kandidat
mengevaluasi
kinerja,
penilaian setiap anggota tentang
hubungan
kedisiplinan, tanggung jawab,
lain-lain.
kepemimpinan, keorganisasian,
membangun bermasyarakat
dan
DONY SAPUTRA | 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
ketua,
karena
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dan kematangan selama ini
yang memiliki nilai benar dan salah
hanya berdasarkan perkiraan
secara tegas. Dalam logika tegas
saja.
merasa
nilai, yang menunjukkan seberapa
apabila
besar
Anggota
kurang
adil
penyeleksian tidak
juga
kandidat
melibatkan
tingkat
suatu
ketua
elemen (X) dalam suatu himpunan
semua
(A), sering dikenal dengan nama nilai
anggota karang taruna. Kepala
keanggotaan
desa harus bekerja dua kali,
keanggotaan
padahal
desa
dengan A (X). Pada himpunan tegas,
bukan hanya membina karang
hanya ada dua nilai keanggotaan,
taruna saja.
yaitu A (X) = 1 untuk X menjadi
tugas
kepala
Maka
dari
atau yang
derajat dinotasikan
itu
anggota A dan A (X) = 0 untuk X
dibutuhkan sebuah sistem yang
bukan anggota dari A. Sedangkan
dapat
dalam logika fuzzy, nilai keanggotaan
merekomendasikan
kandidat ketua karang taruna yang sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat membantu dan memudahkan
kepala
desa
dalam proses pemilihan ketua yang lebih efektif.
berada antara (0,1). a. Proses Logika Fuzzy Dalam implementasinya, sistem fuzzy terdiri dari 3 bagian, yaitu fuzzyfikasi,
METODE 1. Logika Fuzzy “Logika fuzzy Merupakan sebuah logika yang memiliki kekaburan / kesamaran antara benar dan salah atau antara 0 dan 1.” Zadeh (dalam Kusumadewi Sri, 2010), Berbeda dengan logika digital yang hanya memiliki dua nilai yaitu 1 (satu) atau 0 (nol). Sebelum munculnya teori logika fuzzy (Fuzzy Logic), dikenal sebuah istilah logika tegas (crisp logic) atau logika klasik
DONY SAPUTRA | 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
inferensi
defuzzyfikasi dimaksud
II.
keanggotaan
fuzzy,
(optional),
optional
dan yang
disini
jika
konklusinya sudah sesuai dengan yang diinginkan, maka tidak perlu dilakukan defuzzyfikasi, tetapi jika konklusinya belum memenuhi maka perlu dilakukan defuzzyfikasi. 1) Fuzzyfikasi Pada
logika
fuzzy
terdapat
proses fuzzyfikasi, yaitu proses pemetaan input ke himpunan fuzzy. Jika data-data input crisp, maka fuzzyfikasi dibutuhkan untuk memetakan input crisp
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
tersebut pada nilai fuzzy yang
inferensi dari tiap-tiap aturan
akan
diberikan secara tegas (crisp)
dipergunakan
sebagai
berdasarkan
variabel input sistem. 2) Inferensi Fuzzy
α-predikat
(fire
strength).
Sistem Inferensi Fuzzy (Fuzzy
3) Defuzzyfikasi
Inference System/FIS) disebut
Defuzzifikasi merupakan proses
juga fuzzy inference engine
mengubah
adalah
menjadi data
sistem
yang
dapat
data-data
fuzzy
numerik
atau
melakukan penalaran dengan
angka. Dalam penelitian ini
prinsip serupa seperti manusia.
proses untuk merubah data
Input yang diberikan kepada
fuzzy menjadi angka.
FIS adalah berupa bilangan tertentu
dan
output
yang
dihasilkan juga harus berupa bilangan
tertentu.
Kaidah-
2. Metode SAW ( Simple Additive Weighting ) Menurut
Fishburn, 1967 dan
MacCrimmon,
1968
(dalam
kaidah dalam bahasa linguistik
Kusumadewi dkk : 2006 : 74),
dapat digunakan sebagai input
Metode SAW sering juga dikenal
yang
harus
istilah metode penjumlahan terbobot.
dikonversikan terlebih dahulu,
Konsep dasar metode SAW adalah
lalu
penalaran
mencari penjumlahan terbobot dari
berdasarkan kaidah-kaidah dan
rating kinerja pada setiap alternative
mengkonversi
pada semua atribut.
bersifat
teliti
melakukan
hasil
tersebut
Metode SAW
menjadi output yang bersifat
membutuhkan
teliti.
matriks keputusan (X) ke suatu skala Kaidah-kaidah
Input
output
proses
normalisasi
yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternative yang ada.
Fuzzyfikasi
Penalaran
Defuzzyfikasi
Gambar 1 Proses dalam FIS Setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-Then harus
Adapun melakukan
langkah-langkah perhitungan
dengan
metode SAW : a. Memberikan
nilai
setiap
direpresentasikan dengan suatu
alternatif (Ai) pada setiap
himpunan fuzzy dengan fungsi
kriteria (Cj) yang sudah
keanggotaan
ditentukan, dimana nilai i =
yang
monoton.
Sebagai hasilnya, output hasil DONY SAPUTRA | 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
1,2,…m dan j = 1,2,…n. simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
b. Memberikan (W)
nilai
yang
bobot
perhitungan
didapatkan
berdasarkan
rentang nilai akhir.
berdasarkan nilai crisp. c. Melakukan
normalisasi
matriks
dengan
cara
nilai
rating
menghitung
kinerja ternormalisasi (rij) dari
alternatif
atribut
Cj
Ai
pada
berdasarkan
persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan/benefit MAKSIMUM
=
III.
HASIL DAN KESIMPULAN Tahapan
Logika
Fuzzy
secara
merupakan
suatu
keseluruhan adalah : 1. Fuzzification Fuzzification
proses ubah variabel non fuzzy menjadi variabel fuzzy. 2. Inference Inference
adalah
proses
atau
transformasi dari suatu input dalam
biaya/cost = MINIMUM).
domain fuzzy ke suatu output dalam
Apabila
domain fuzzy. Proses transformasi
berupa
artibut
keuntungan maka nilai crisp
pada
(Xij)
dari setiap kolom
membutuhkan aturan-aturan fuzzy
atribut dibagi dengan nilai
yang terdapat didalam basis-basis
crisp MAX (MAX Xij) dari
aturan (rule base).
tiap
kolom,
sedangkan
bagian
inferensi
3. Defuzzification (SAW)
untuk atribut biaya, nilai
Defuzzification merupakan proses
crisp MIN (MIN Xij) dari
mengubah data-data fuzzy menjadi
tiap kolom atribut dibagi
data numerik atau angka. Dalam
dengan nilai crisp (Xij)
penelitian ini proses untuk merubah
setiap kolom.
data
d. Melakukan
proses
perankingan untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara mengalikan nilai bobot (wi) dengan
nilai
rating
ternormalisasi (rij). e. Kemudian dari hasil akhir tersebut
dilakukan
fuzzy
menjadi
menggunakan
SAW
angka (Simple
Additive Weighting). a. Mencari kriteria KEDISIPLINAN Berikut ada beberapa nama kandidat untuk direkomendasikan menjadi calon ketua karang taruna, pertama
menghitung
nilai
KEDISIPLINAN Input disiplin setiap anggota.
DONY SAPUTRA | 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri HADIR
Tabel 1 Nilai Kedisiplinan NAMA
KEHADIRAN
NAMA
KERAPIAN
1
0
1
0
0
0
0,5
0,5
0
0
1
0
0,5
0,5
0,083
0,91667
0
0
0
1
0
0
1
0
0,5
0,5
11
7
BUDI
BUDI
36
7
BUNGA
7
SOPAN
0
RUDI
37
BIASA
1
6
ULFA
URAKAN
0
42
9
RAPI RUTIN
0
JOKO
23
JARANG
JOKO RUDI
BUNGA
MALAS
ULFA
Kemudian di fuzzyfikasi
Dari hasil fuzzyfikasi kemudian diproses pada inference rule base ,dengan IF A is a AND B is b THEN C is c [R1] IF rutin hadir AND berpakaian sopan THEN DISIPLIN [R2] IF rutin hadir AND berpakaian biasa THEN DISIPLIN
Gambar 2 Himpunan fuzzy kehadiran
[R3] IF rutin hadir AND berpakaian urakan THEN KURANG DISIPLIN [R4] IF jarang hadir AND berpakaian sopan THEN CUKUP DISIPLIN [R5] IF jarang hadir AND berpakaian biasa THEN CUKUP DISIPLIN [R6] IF jarang hadir AND berpakaian urakan THEN KURANG DISIPLIN [R7] IF malas hadir AND berpakaian sopan THEN TIDAK DISIPLIN [R8] IF malas hadir AND berpakaian biasa THEN TIDAK DISIPLIN [R9] IF malas hadir AND berpakaian urakan THEN TIDAK DISIPLIN
Kemudian implikasi
menentukan yaitu
fungsi
menggunakan
fungsi min Gambar 3 Himpunan fuzzy kerapihan
µA∩B = min(µA[x], µB[y]) Tabel 3 nilai implikasi kedisiplinan -predikat R1
R2
R3
0
1
0
0
0
0,5
R4
R5
R6
R7
R8
R9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,5
0,5
0
0,5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,92
0
0
0,1
0
0
0,5
0,5
0
0
0
0
0
0
0
Tabel 2 Hasil Fuzzyfikasi kedisiplinan
DONY SAPUTRA | 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kemudian aturan
mencari dengan
komposisi
menggunakan
IV.
DAFTAR PUSTAKA Dwijanti
R.Y.
2014.
Sistem
metode sum
Pendukung
µkf[xi] ← min(1,µsf[xi] + µsf[xi])
Pemilihan Ketua Kompetensi
µsf[xi] = nilai keanggotaan solusi
Keahlian (K3) Dengan Metode
fuzzy sampai aturan ke-i;
Simple
µkf[xi]
Pada
=
nilai
keanggotaan
konsekuen fuzzy aturan ke-i;
DISIPLIN KURANG CUKUP TIDAK 1 0 0 0 0 0 0 1 0,58333 0 0,41667 0 0 0 0,91667 0,0833 1 0 0 0
Tabel 5 Status penilaian kedisiplinan
Untuk
STATUS
lain
sama,
TANGGUNG
Smkn
Weighting
11
Semarang:
tersedia
:
htpp://eprint.
dinus.ac.id/13233/jurnal_13716 .pdf, diunduh 17 Januari 2015. Kusumadewi, Sri. 2006 Rekayasa Perangkat Lunak edisi ke-2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kusumadewi, Sri, dkk. 2006. Fuzzymulti-Attribute decision Making
DISIPLIN TIDAK DISIPLIN DISIPLIN CUKUP DISIPLIN DISIPLIN
yang
Additive
UDINUS Semarang, (online),
Tabel 4 Nilai komposisi kedisiplinan
NAMA JOKO RUDI BUDI BUNGA ULFA
Keputusan
(Fuzzy MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu. Kusumadewi, Sri; Purnomo, Hari. yaitu
JAWAB,
2010 Aplikasi Logika Fuzzy Untuk
Pendukung
KEPEMIMPINAN,
Keputusan(Edisi
KEORGANISASIAN,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
KEMATANGAN. Kesimpulan
2).
Pinandita Tito, dkk. 2014. Sistem Penentuan Tingkat Kompetensi
Setelah melakukan penelitian dan
Pendidik Menggunakan Fuzzy
pembahasan pada bab-bab
Inference
sebelumnya maka dapat ditarik
Web. Jurnal Generic, (online),
kesimpulan bahwa dengan
1
mengimplementasikan Fuzzy dan
http://repository.usu.ac.id
Simple additive weighting (SAW)
/bitstream/
maka sistem ini dapat menghasilkan
/41032/4/
rekomendasi kandidat ketua karang
diunduh 17 Januari 2015.
System
(9):272-283,
Berbasis
tersedia:
123456789 460-890-1-SM.pdf,
taruna yang lebih tepat dan cepat. DONY SAPUTRA | 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sutanta, Edhy. 2011. Basis Data
Calon
Kepala
Daerah
dalam Tinjauan Konseptual.
diIndonesia. IJCCS,(online), 1
Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
(7):101-110,
tersedia
:
Yusro M.M., Wardoyo R. 2013.
http://eprint.ums.ac.id/2809/18/
Aplikasi Metode Fuzzy Multi-
3056-5229-1-SM.pdf , diunduh
Attribute
17
Decision
Making
Januari
2015.
Berbasis Web dalam Pemilihan
DONY SAPUTRA | 11.1.03.02.0100 Fakultas Teknik – Teknik Informatika
simki.unpkediri.ac.id || 11||