perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SISTEM DAN PROSEDUR TUNJANGAN KESEHATAN BAGI PEGAWAI, PENSIUNAN DAN KELUARGA DI PT PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MADIUN
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md. ) Dalam Bidang Manajemen Administrasi
Oleh : NINDY NURVITA DEWI D1508054
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
SISTEM DAN PROSEDUR TUNJANGAN KESEHATAN BAGI PEGAWAI, PENSIUNAN DAN KELUARGA DI PT PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MADIUN
Disusun Oleh : NINDY NURVITA DEWI D1508054
Disetujui Untuk Dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarata
Pembimbing,
Drs. Pramono, SU NIP 194904071980031001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SISTEM DAN PROSEDUR TUNJANGAN KESEHATAN BAGI PEGAWAI, PENSIUNAN DAN KELUARGA DI PT PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MADIUN Disusun Oleh : NINDY NURVITA DEWI D1508054 Disetujui Untuk Dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarata Pada Hari : Rabu Tanggal Tim Penguji
: 22 Juni 2011
Nama
1.
Tanda Tangan Penguji 1
Sudarto, M. Si
Drs.
.........................
2.
Penguji 2 Pramono. SU
......................... Mengetahui,
Dekan,
Ketua Program
commit to user
Drs.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prof. Drs. Pawito, Ph. D
Drs. Sudarto, M. Si
NIP. 195408051985031002
NIP. 195502021985031006 PERNYATAAN
Nama
: Nindy Nurvita Dewi
NIM
: D1508054
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang berjudul “ Sistem dan Prosedur Tunjangan Kesehatan Bagi Pegawai, Pensiunan dan Keluarga di PT PLN (Persero ) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun “ adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya peroleh dari tugas akhit tersebut.
Surakarta, Juni 2011 Yang Membuat Pernyataan,
Nindy Nurvita Dewi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Kesuksesan akan didapatkan dengan kesungguhan dan kegagalan terjadi akibat kemalasan, bersungguh-sungguhlah maka kamu akan mendapatkan dengan segera apa yang kamu cita-citakan. ( Sholahuddin As-Supadi )
Sesungguhnya setiap dari kamu mempunyai tempat pemberhentian, maka tujulah tempat pemberhentianmu. Dan sesungguhnya kamu mempunyai tujuan, maka raihlah tujuanmu. ( Akbar Zainudin )
Rendah hati, dan jadilah bintang yang menjulang di langit. Walaupun dalam bayangan air sekalipun, ia tetaplah menjulang tinggi. Dan janganlah menjadi awan yang terbang ke langit seakan-akan tinggi, padahal tidak ada isinya apa-apa ( Akbar Zainuddin )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan untuk :
Kedua Orang Tua yang saya sayangi yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik serta memberikan kasih sayang, do’a dan dukungan atas apa yang saya lakukan sampai saat ini.
Adikku satu-satunya Muhammad Nur Febriansyah yang telah menjadikan motivasi dan semangat saya dalam setiap apa yang saya lakukan.
Untuk almamater saya Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengamatan dengan judul “ Sistem dan Prosedur Tunjangan Kesehatan Bagi Pegawai, Pensiunan dan Keluarga di PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun “. Penulis menyusun Tugas Akhir ini untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh sebutan vocation Ahli Madya ( A.Md. ) program Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret. Tugas akhir ini dapat penulis selesaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret 2. Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret 3. Drs. Pramono, SU . Dosen Pembimbing penulisan Tugas Akhir 4. Drs. Agung Priyono, M, Si . Dosen Pembimbing Akademik 5. Bapak Gusyanto selaku ASMAN SDM dan Keuangan dan Bapak Drs. Sujianto, SE, MM selaku SPV PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun. 6. Pegawai PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun yang telah membantu penulisan dalam melengkapi data dalam penunjang Tugas Akhir 7. Orang Tua dan keluarga yang telah membantu memberikan dukungan dan doa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pengalaman. Kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai pedoman dalam menyusun Tugas Akhir di masa mendatang. Penulis berharap Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya pengetahuan tentang sistem dan prosedur tunjangan kesehatan bagi pegawai, pensiunan dan keluarga di PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun.
Surakarta.
Nindy Nurvita Dewi ( D1508054 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................
i
PERSETUJUAN .......................................................................................................
ii
PENGESAHAN ........................................................................................................
iii
PERNYATAAN ........................................................................................................
iv
MOTTO ....................................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .....................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................
ix
DAFTAR BAGAN ....................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
xv
ABATRAK ................................................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ` ..............................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGi PENGAMATAN A. Pengertian Sistem dan Prosedur .............................................................
6
1. Sistem ..............................................................................................
6
2. Prosedur ..........................................................................................
8
B. Tunjangan Kesehatan ...........................................................................
12
1. Pengertian Tunjangan Kesehatan ....................................................
12
2. Macam-macam Tunjangan...............................................................
13
3. Manfaat Tunjangan Kesehatan.........................................................
15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pengertian Pegawai, Pensiunan dan Keluarga ......................................
16
1. Pegawai ............................................................................................
16
2. Pensiunan .........................................................................................
18
3. Keluarga ...........................................................................................
20
D. Metode pengamatan .............................................................................
21
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI A. Sejarah singkat PT PLN (Persero) APJ Madiun ...................................
26
B. Visi dan Misi Persahaann .....................................................................
28
C. Logo dan Arti Logo PT PLN ( Presero ) ..............................................
29
D. Bidang Usaha Perusahaan.....................................................................
31
E. Struktur Organisasi PT PLN ( Persero ) APJ Madiun ..........................
31
F. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi.....................................................
33
G. Pembagian Unit Jringan APJ Madiun...................................................
38
H. Data Kepegawaian PT PLN ( Persero ) APJ Madiun ...........................
39
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Sistem dan Prosedur Tunjangan Kesehatan..........................................
40
1. Prosedur Pengajuan Tunjangan Kesehatan ......................................
40
2. Ketentuan Umum Tunjangan Kesehatan .........................................
42
B. Tempat Pelayanan Tunjangan Kesehatan .......................... ..................
47
C. Prosedur Pelayanan Tunjangan Kesehatan, Tarif dan Ketentuan yang Distandarkan ........................................................
48
1. Tagihan.............................................................................................
48
2. Restitusi............................................................................................
66
D. Prosedur pengelolaan Data ...................................................................
69
1. Proses Tagihan / Restitusi ( Input )..................................................
70
2. Proses Pengelolaan Data ..................................................................
71
3. Submit ke Bagian keuangan.............................................................
80
4. Mencetak Laporan Keuangan ( Output )..........................................
80
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN A. Saran .....................................................................................................
84
B. Kesimpulan ...........................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Teknik Anilisa Data ...............................................................
25
Bagan 2.2 Struktur Organisasi ................................................................
32
Bagan 4.1 Bagan Pelayanan Kesehatan PT PLN ( Persero ) APJ Madiun.............................................................................
65
Bagan 4.2 Alur Prosedur Pengolahan Data Tunjangan Kesehatan Untuk Keuangan .....................................................................
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Rekapan Biaya Kesehatan Tahun 2010 .............................
3
Tabel 3.1 Pembagian Unit Jaringan APJ Madiun ..............................
38
Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Bagian-Bagian pada PT PLN (Persero) APJ Madiun Tahun 2011 ............
39
Tabel 4.1 Penyesuaian Hak Kelas Rawat Inap Pegawai ( Jenjang Jabatan Struktural ) PT PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Timur.......................................................
44
Tabel 4.2 Penyesuaian Kelas Rawat Inap Pegawai ( Jenjang jabatan Struktural ) PT PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Timur.......................................................
45
Tabel 4.3 Tabel Penyesuaian Kelas Rawat Inap Pegawai PT PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Timur ...................... .
46
Tabel 4.4 Rekap Tagihan Rumah Sakit RSI. Siti Aisyah dan RSU. Dr. Soedono Tahun 2010...................................
50
Tabel 4.5 Rekap Tagihan Rumah Sakit RS. Griya Husada dan RS. Santa Clara Tahun 2010 .......................................
51
Tabel 4.6 Rekap Tagihan Dokter Umum dan Dr. Haniwati Halim dan Dr. Wiranto Tahun 2010 .............................................
53
Tabel 4.7 Rekap Tagihan Dokter Umum Dr. Eddy Susetyo Budi dan Dr. Samsudibjo Tahun 2010........................................
54
Tabel 4.8 Rekap Tagihan Dokter Gigi Tahun 2010...........................
57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.9 Rekap Tagihan Obat Apotek Medico dan Kimia Farma Tahun 2010 ..................................................
60
Tabel 4.10 Rekap Tagihan Laboratorium Tahun 2010 ......................
62
Tabel 4.11 Rekap Biaya Kesehatan Pegawai dan Pensiunan Tahunan 2010 .................................................
64
Tabel 4.12 Rekap Restitusi APJ Tahun 2010....................................
68
Tabel 4.13 Tagihan.............................................................................
81
Tabel 4.14 Restitusi............................................................................
82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Logo PLN............................................................................
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
1. Proses Pengolahan Data Aplikasi SAP ( System Aplication and Product ) Proses Pengolahan Data Tagihan Dokter Umum Proses Pengolahan Data Tagihan Apotek Proses Pengolahan Data Tagihan Dokter Gigi Proses Pengolahan Data Tagihan Laboratorium Proses Pengolahan Data Tagihan Rumah Sakit Proses Pengolahan Dara Restitusi 2. Tagihan Surat Pengatar Dokter dan Apotek Surat Pengantar Laboratorium Prodia Surat pengatantar Pengambilan Obat di Apotek Langganan Nama-nama Obat yang di Konsumsi Pasien PT PLN Rakap Tagihan Pegawai dan Pensiun Laboratorium Rekap Tagihan Pegawai dan Pensiun Dokter Umum Rekap Tagihan Pegawai dan Pensiun Dokter Gigi Rekap Taguhan Pegawai dan Pensiun Apotek Rekap Tagihan Pegawai dan Pensiun Rumah Sakit 3. Restitusi Rekap Pemeriksaan dan Obat Pegawai dan Pensiun Rekap Semua Restitusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
NINDY NURVITA DEWI D10508054, “ SISTEM DAN PROSEDUR TUNJANGAN KESEHATAN BAGI PEGAWAI, PENSIUNAN DAN KELUARGA DI PT PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MADIUN”, Program Studi Manajemen Administrasi, Diploma III, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 2011, 87 Halaman. Penulisan Tugas Akhir ini untuk mengetahui secara menyeluruh bagaimana sistem dan prosedur Tunjangan Kesehatan bagi Pegawai, Pensiunan dan Keluarga sampai dengan pengolahan tagihan dan restitusi setelah proses selesai dalam pemeriksaan dan pengobatan serta sebagai pengetahuan, masukan dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan tugas kepegawaian. Sistem dan Prosedur Tunjangan Kesehatan adalah suatu ketentuan atau tahap-tahap kegiatan dalam melaksanakan tuntutan dari suatu pihak atas kesejahteraan dan kesehatan yang dirasa kurang baik atau sehat. Bahan materi yang digunakan dalam penulisan ini adalah dari buku-buku, website, maupun bahan materi lainnya yang mendukung judul tersebut. Penggunaan buku-buku ini diambil dari Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik maupun perpustakaan pusat Universitas. Metode pengamatan yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini mempergunakan metode pengamatan deskriptif kualitatif. Pengamatan ini mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka. Selain itu pengamatan deskriptif kualitatif menggambarkan situasi sebenernya guna mendukung penyajian data. Jadi dalam mencari pemahaman, penelitian kualitatif cenderung tidak memotong halamn ceritera dan data lainnya dengan simbol-simbol angka. Tunjangan Kesehatan di PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun memiliki ketentuan-ketentuan sistem dan prosedur dalam pengajuannya. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa prosedur tunjangan kesehatan dalam pelayanannya yang dilakukan PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun pada dasarkan sudah baik dan mudah tetapi masih ada beberapa kendala yaitu kurangnya pengetahuan dan informasi yang diterima pegawai dan pensiunan dalam pengajuan tunjangan kesehatan. Untuk itu pihak PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan lebih berperan aktif dalam memberikan pengetahuan dan informasi yang lebih baik dan benar, sehingga para peggawai dan pensiunan mendapatkan kemudahan dalam usaha pengajuan dan mendaptakan tunjangan kesehatan yang dalam hal ini berbentuk pelayanan kesehatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
NINDY NURVITA DEWI D10508054, "SYSTEM AND PROCEDURE SUBSIDY HEALTH TO OFFICER, RETIRED AND FAMILY IN PT PLN ( PERSERO) AREA SERVICE AND NETWORK MADIUN", Program Study Administration Management, Diploma of III, Faculty of Social Science and Politics, Sebelas Maret University, 2011, 87 Page Writing of this Final Duty to know by totally how Subsidy Health procedure and system to Officer, Retired and Family up to processing of restitution and invoice after process finish in medication and inspection and also as knowledge, consideration and input in executing officer duty. System and Procedure Subsidy Health is an activity phases or rule in executing demand from an side of healthy or unfavourable felt health and prosperity. Items materials which is used in this writing is from books, website, and also other items materials which support the title. Usage of this books is taken away from by Library of Faculty Social Science and Politics and also library of University center. Perception method which is used in solving of Final Duty utilize descriptive perception method qualitative. This perception can catch various information qualitative with accurate deskripsi and full of nuance, what more valuable than simply statement of amount and or frequency in the form of number. Besides descriptive perception qualitative depict its situation utilize to support presentation of data. Become in searching understanding, research qualitative tend to do not cut story page and other data with number symbols. Subsidy Health in PT PLN ( Persero) Area Service and Network of Madiun have rules of procedure and system in its proffering. Pursuant to perception can know that health subsidy procedure in its service which conducted by PT PLN ( Persero) Area Service and Network of Madiun at basing have easy and good but there is still some constraint that is lack of accepted by information and knowledge is retired and officer in proffering of health subsidy. For that side of PT PLN ( Persero) Area Service and Network of Madiun more share active in giving real correct and better information and knowledge, so that all retired and peggawai get amenity in effort and proffering of mendaptakan health subsidy which in this case in form of service of health.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam tujuannya suatu perusahaan mengharapkan pencapaian yang baik tanpa ada kendala-kendala yang berarti. Bukan hal yang mudah untuk mencapai tujuan tersebut, banyak hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pencapaian suatu tujuan sampai mendapatkan suatu tujuan yang di harapkan. Oleh karena itu perlu suatu kesadaran dari setiap individu yang berada dalam perusahaan tersebut untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang di inginkan, sedangkan untuk pencapaian suatu tujuan tersebut perlu kinerja yang baik dari setiap sumber daya manusia . Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat domain dalam aktivitas atau kegiatan perusahaan. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan yang di tetapkan sebelumnya sangat tergantung pada kinerja sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas-tugas yang di berikan kepadanya. Bila perusahaan ingin berkembang maka harus di tunjang dengan sumber daya manusia yang memiliki kinerja yang baik, bagaimanapun juga sumber daya manusia merupakan faktor penting untuk mencapai suatu keberhasilan. Apabila sumber daya manusia memiliki keterampilan yang tinggi dan memiliki dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik serta ada dukungan dari lingkungan dan perusahaan, maka sumber daya manusia tersebut memiliki kinerja yang baik, dan dengan adanya kinerja yang baik serta terus meningkat, maka akan bisa meningkatkan produktifitas sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai. Setiap perusahaan perlu memikirkan bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusianya agar dapat mendorong kemajuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bagi perusahaan dan bagaimana caranya agar sumber daya manusia tersebut memiliki produktifitas tinggi, yang tentunya pimpinan perusahaan perlu memotivasi sumber daya manusianya. Salah satu caranya adalah dengan adanya tunjangan kesehatan. Salah satu yang memang semakin dirasa sebagai fasilitas pokok / primer baik bagi perusahaan maupun sumber daya manusia adalah tunjangan kesehatan bagi pegawai, pensiunan serta keluarga. Dahulu tunjangan ini tidak terlalu diprioritaskan namun banyak masalah yang ditimbulkan dengan tidak adanya hal ini. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya pada PT PLN (Persero) APJ Madiun ini tidak luput dari kemungkinan menghadapi resiko. Untuk itu PT PLN (Persero) APJ Madiun memberikan tunjangan kesehatan kepada pegawai, pensiunan serta keluarga sebagai sarana pendukung dalam meningkatkan produktifitas para pegawai. Tunjangan kesehatan adalah bentuk pelayanan kesehatan PT PLN (Persero) APJ Madiun. Dimana pegawai, pensiunan atau keluarga datang langsung
ke
bagian SDM perusahaan dengan melapor bahwa pegawai, pensiunan atau keluarga ingin mengajukan pengobatan ke tempat layanan kesehatan yang di langgan ataupun yang tidak di langgan. Tunjangan kesehatan ini diharapkan dapat menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan dalam bekerja sehingga dapat di serasikan dengan tingkat efisiensi kerja yang tinggi. Dalam melayani tunjangan kesehatan perusahaan berusaha untuk melayani secara profesional. PT PLN (Persero) APJ Madiun tiap harinya menerima klaim kesehatan dari pegawai, pensiunan dan keluarga. Data mengenai jumlah klaim kesehatan dapat di lihat di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1.1 Rekap Biaya Kesehatan Tahun 2010 No.
BULAN
KUNJ.
PEGAWAI (Rp)
KUNJ.
PENSIUNAN (Rp)
TOTAL
1
JANUARI
653
103.200.551
424
55.021.250
158.221.801
2
PEBRUARI
781
106.282.488
520
61.743.050
168.025.538
3
MARET
722
70.642.265
388
46.527.125
117.169.390
4
APRIL
702
107.959.284
588
60.951.450
168.910.734
5
MEI
632
103.174.776
432
56.802.787
159.977.563
6
JUNI
666
83.712.167
565
70.308.350
154.020.517
7
JULI
526
54.603.006
513
73.212.563
127.815.569
8
AGUSTUS
661
86.960.484
547
91.848.142
178.808.626
SEPTEMBER
10
OKTOBER
507
55.942.022
445
41.494.564
97.436.586
11
NOPEMBER
445
44.039.373
459
55.900.284
99.939.657
12
DESEMBER
372
36.563.860
407
53.114.328
89.678.188
7.235
950.732.655
5.766
785.296.107
1.736.028.762
JUML AH
568
97.652.379
478
118.372.214
216.024.593
9
Sumber Kantor PT PLN (Persero) APJ Madiun
Berdasarkan tabel diatas, pada kenyataannya tunjangan kesehatan sangat penting diberikan. Karena secara psikologis, sumber daya manusia memiliki kebutuhan untuk rasa aman, terjamin dan dilindungi dari sesuatu yang dapat membahayakannya. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dihadapkan pada pengamatan mengenai pelayanan kesehatan sebagai sarana pendukung sumber daya manusia dalam bentuk tunjangan kesehatan. Dengan alasan tersebut, penulis tertarik untuk menyusun Tugas Akhir mengenai “ Sistem dan Prosedur Tunjangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kesehatan Bagi Pegawai, Pensiunan, Keluarga Sebagai Fungsi Dukungan SDM di PT PLN (Persero) APJ Madiun “.
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah di rumuskan di atas dapat di ketahui bahwa pemberian tunjangan kesehatan pada suatu perusahaan itu sangatlah penting guna menunjang kelancaran produktifitas sumber daya manusia dalam menjalankan tugas kewajibannya. Untuk itu penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : “ Bagaimana penerapan sistem dan prosedur tunjangan kesehatan bagi pegawai, pensiunan dan keluarga di PT PLN (Persero) APJ Madiun “ C. Tujuan Pengamatan 1.
Tujuan Operasional Untuk mengetahui secara menyeluruh bagaimana sistem dan prosedur tunjangan kesehatan mulai dari penanganannya dalam mengajukan klaim kesehatan sampai dengan penanganan tagihan setelah pasien selesai dalam pengobatan.
2.
Tujuan Fungsional Hasil pengamatan ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi penulis, pembaca maupun bagi PT PLN (Persero) APJ Madiun, baik sebagai pengetahuan, masukan dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan tugas kepegawaiannya, sehingga bisa memperbaiki kekurangan dalam bekerja maupun pelayanan.
3.
Tujuan Individual Untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Diploma III jurusan Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Pengamatan Dengan adanya pengamatan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Penulis mendapatkan wahana pembelajaran melalui pengamatan langsung di lapangan setelah sebelumnya memperoleh teori di bangku kuliah. 2. Penulis dapat memberikan sumbangan pikiran atau memperbaiki atau memnyempurnakan kegiatan pengurusan tunjangan kesehatan agar lebih memajukan perkembangan instansi yang bersangkutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI PENGAMATAN A. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Sistem Sistem adalah suatu istilah yang sering kita jumpai yang digunakan untuk menggambarkan sejumlah benda, obyek-obyek, metode-metode atau kelompok-kelompok. Sekelompok tatanan tentang fakta-fakta, prinsipprinsip, filsafat / pandangan hidup, dan tradisi-tradisi seperti sistem demokrasi dari suatu pemerintah, digambarkan sebagai suatu sistem. Suatu organisasi yang terdiri dari manusia, uang, metode-metode, suatu konfigurasi komputer, yang meliputi sejumlah alat-alat pencetakan / printer, kartu-kartu pencatatan data / informasi, unit-unit penyimpanan data, alat-alat kontrol dan alat perekam informasi (output) adalah berkenaan dengan dan dapat disebut sebagai suatu sistem, sebab itu menunjukkan adanya saling ketergantungan dari obyek-obyek yang berada di dalamnya dan membentuk suatu jaringan menyeluruh. Sehubungan dengan hal di atas, ternyata suatu kebutuhan untuk mengerti atau memahami dan kemampuan untuk bekerja dengan sistem atau berfikir secara kesisteman. Hal ini sesuai dengan pendapat Inu Kencana Syafiie (2003 : 2) : Sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian, yang kaitmegait satu sama lain. Bagian atau anak cabang dari suatu sistem, menjadi induk dari rangkaian selanjutnya. Begitulah seterusnya sampai pada bagian terkecil. Rusaknya salah satu bagian akan mengganggu kestabilan sistem itu sendiri secara keseluruhan. Istilah sistem bukanlah merupakan istilah yang baru, yang walaupun kadang-kadang istilah itu dapat diartikan sebagai suatu “cara”, tetapi apa yang dimaksudkan dengan sistem di sini adalah serangkaian dari bagian bagian yang saling berhubungan dan saling ketergantungan pada suatu kesatuan
keseluruhan.
Semua
sistem
saling
lingkungan mereka.
commit to user
mempengaruhi
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sistem harus mengarah ke satu atau beberapa tujuan. Apakah suatu sistem dapat memberikan ukuran waktu, daya listrik atau informasi , sistem tersebut tetap harus mengarah kesuatu tujuan, maka sistem itu harus diganti. Tujuan umum dari suatu sistem adalah menghubungkan berbagai bagian dari sistem tersebut. Meskipun tiap bagian berfungsi secara independen dari yang lainnya, semua bagian tersebut melakukan tujuan yang sama. Jika komponen tertentu tidak memberikan kontribusinya pada tujuan bersama, maka kmponen tersebut bukanlah bagian dari sistem tersebut. Dari ulasan di atas sesuai dengan pendapatnya Marshall B. Ramney dan PauL John Stenbart (2003 : 2) : Sistem adalah serangkaian dari dua atau lebih komponenkomponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Karena suatu sistem harus memiliki suatu hubungan utuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien maka dikemukakan konsep tentang sistem. Menurut Susartono, Ali dan Js Hadri Sutomo (1996 : 21-22) beberapa konsep tentang sistem yaitu : 1. Sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. 2. Sistem bukan hanya penjumlah dari bagian-bagiannya, tetapi suatu keseluruhan yang terorganisasi, yang juga mempunyai tujuan tertentu. 3. Sistem terdiri dari dua jenis : (1) sistem terbuka: (2) sistem tertutup. Sistem terbuka memperoleh dan memberikan informasi, enersi ataupun bahan dengan lingkungannya sedangkan sistem tertutup merupakan kebalikan sistem terbuka. 4. Sistem terbuka menerima input dari lingkungannya dan mentransformasikan manjadi output. 5. Sistem mempunyai pembatas yang memisahkannya dari lingkungan. 6. Pada sistem tertutup terjadi negative intropy, yaitu penurunan enersi/sumberdaya yang dimiliki oleh sistem yang lamakelamaan menyababkan sistem tidak berfungsi. 7. Sistem selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan. Pada sistem hal ini dicapai melalui pengorbanan enersi (entropy), sedang pada sistem terbuka keseimbangan ini dicapai melalui aliran input-output dengan lingkungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Keseimbangan sistem dilakukan melalui proses umpan balik (feed back) dimana informasi tentang output ataupun proses tranformasi masuk kembali ke dalam sistem, sehingga diketahui penyimpangan yang terjadi dan digunakan sebagai dasar untuk mancapai kondisi keseimbangan yang baru. 9. Terdapat hirarki yang memperlihatkan tingkatan suatu sistem dengan bagian-bagiannya. 10. Sistem dapat mencapai tujuan yang sama, walaupun usaha untuk mancapai tujuan itu dimulai dari kondisi yang berbeda. Jadi, penulis menyimpulkan bahwa sistem adalah seperangkat bagianbagian yang berhubungan dan bergantung satu sama lain untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien 2. Prosedur Prosedur itu ditemukan dalam setiap bagian organisasi. Prosedur itu ada di seluruh organisasi, walaupun mungkin lebih banyak eksak dan lebih banyak pada tingkat yang lebih rendah, terutama karena keharusan untuk kontrol yang lebih teliti, karena keuntungan ekonomis jika tindakan-tindakan diuraikan secara mendetail, karena lebih sedikitnya kebutuhan peluang bagi manajer yang lebih rendah, dan karena fakta bahwa banyak pekerjaan rutin dapat dilaksanakan paling efisien jika manajer menentukan cara terbaik untuk melaksanakannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Harold Koontz, Cyril O’Donnell, Heinz Weihrich (1989 : 124) : Prosedur adalah rencana yang menetapkan suatu metode penanganan yang dibutuhkan untuk aktivitas-aktivitas yang akan datang. Ia merupakan pedoman untuk bertindak, bukan untuk berfikir, dan ia menguraikan cara yang tepat untuk menyelesaikan suatu kegiatan tertentu. Ia merupakan urutan kronologis dari tindakan-tindakan yang dibutuhkan. Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan suatu arah tindakan tertentu sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan.
Prosedur-prosedur
memberikan
urutan
menurut
waktu
(chronologis) kepada tugas-tugas dan menentukan jalan dari serangkaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tugas-tugas demikian dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan dan ke arah tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Moekijat (1984 : 475) menyebutkan bahwa : Prosedur adalah serangkaian dari pada tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu yang melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan. Urutan secara chronologis (menurut waktu) daripada tugas-tugas ini merupakan ciri dari pada setiap prosedur. Biasanya suatu prosedur meliputi bagaimana, bilamana dan oleh siapa masing-masing tugas harus diselesaikan. Prosedur-prosedur menggambarkan cara atau metode, dengan mana pekerjaan akan diselesaikan. Oleh karenanya batas-batas waktu perlu ditetapkan pada setiap langkah sebuah prosedur agar dapat dipastikan bahwa masing-masing tugas merupakan hasil dapat dilaksanakan. Karena waktu merupakan sumber yang sama sekali tidak dapat diperbaharui, sehingga harus dapat dipergunakan sebaik-baiknya. Prosedur-prosedur juga tidak dapat berdiri melainkan dijalankan oleh orang-orang sebagai pelaksana prosedur. Peranan tenaga manusia merupakan sumber terpenting yang dimiliki perusahaan. Karena sifatnya sebagai pelaksana dari semua langkah-langkah kebijaksanaan dan keputusan yang diambil dalam melaksanakan pekerjaannya, maka perannya juga harus dikelola secara maksimal. Keharusan bekerja bersama-sama lebih domain dari pada bekerja sendiri-sendiri, maka harus diciptakan dan dibina kerja sama antara yang satu dengan yang lain agar tercipta tata hubungan kerja yang harmonis. Di samping itu hubungan kerja itu harus diatur dan dalam melaksanakan tugastugas umum harus ditetapkan secara sistematis, agar pekerjaan berlangsung efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan.. Pengaturan hubungan kerja dan pentahapan kerja itu, di lingkungan setiap satu satuan organisasi/unit kerja menghasilkan prosedur kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sehubungan dengan itu perlu diperhatikan prinsip-prinsip umum dalam menetapkan,
memelihara
dan
mengembangkan
prosedur
kerja
agar
pelaksanaan pekerjaan terus menerus berlangsung secara efektif dan efesien. Hadari Nawawi (1989 : 51) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip kerja adalah sebagai berikut : a. b.
c.
d.
e. f.
g. h.
i.
Prosedur kerja harus dinyatakan secara jelas dalam bentuk tertulis yang menggambarkan arus jalannya pekerjaan secara bertahap dan sistematis, agar mudah dilaksanakan dan diawasi. Prosedur kerja harus dikomunikasikan secara sistematis kepada semua personil, agar dalam pelaksanaan pekerjaan rutin berlangsung secara mekanis dan lancar. Di samping itu, setiap personil akan memperoleh gambaran mengenai batas-batas mekanisme kerja yang harus diwujudkannya dan yang tidak boleh dilampauinya. Prosedur kerja yang diciptakan dan dikembangkan sedapat mungkin diselaraskan dengan prosedur kerja yang dipergunakan oleh suatu organisasi/unit kerja yang lebih tinggi di lingkungan yang berhubungan vertikal. Prosedur kerja harus disusun secara baik, dengan garis komando yang menggambarkan arus perintah dan pertanggung jawaban yang jelas dan garis hubung kerja konsultatif yang jelas pula. Prosedur kerja yang jelas akan mendorong pelaksanaan pekerjaan secara berdisiplin, sehingga dapat menjamin pemeliharaan dan pendayagunaan sumber daya yang terdapat di dalam organisasi/unit kerja secara maksimal. Prosedur kerja harus selalu dievaluasi atau memuat program pemeriksaan intern, agar selalu dapat dilakukan tindakan perbaikan secara periodik dan berkesinambungan. Untuk mengurani dan mencegah kemungkinan terjadinya kecurangan atau kekeliruan, prosedur kerja harus dikoordinasikan secara baik pula, agar pekerjaan seorang personil/pegawai secara otomatis dicek oleh pegawai/personil yang lain, terutama dalam melaksanakan pekerjaan yang berproses secara bertahap Dalam mewujutkan pekerjaan secara operasional yang sifatnya tidak mekanis, prosedur kerja tidak boleh terlalu terinci sehingga menghasilkan birokrasi yang terlalu ketat. Prosedur kerja tidak boleh tumpang tindih (overlapping), bertentangan dan berduplikasi antara yang satu dengan yang lain, karen membingungkan dalam melaksanakan arus pekerjaan. Prosedur kerja harus bernilai ekonomis, sehingga tidak memerlukan banyak uang, waktu dan tenaga kerja yang berlebihan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prosedur kerja harus terus menerus dipantau, diperiksa dan dievaluasi tingkat efisiensi dan efektivitasnya dalam melaksanakan tugas pokok satu satuan organisasi / unit tertentu. Pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan oleh atasan langsung harus mampu mengungkap apakah prosedur kerja tersebut sudah jelas, dan apakah pentahapan kerja sudah sistematis, sehingga tidak adanya tumpang tindih atau pertentangan di dalam prosedur kerja yang menjadi penghambat pelaksanaan tugas pokok satuan organisasi / unit. PT
PLN (Persero)
APJ
Madiun
mempunyai
prosedur
untuk
mendapatkan tunjangan kesehatan, tidak semuanya pegawai, pensiunan dan keluarga langsung memdapatkan tunjangan kesehatan tetapi harus memenuhi syarat-syaratnya terlebih dahulu. Untuk prosedur mendapatkan tunjangan kesehatan pegawai harus : a.
Pegawai masih aktif di PT PLN (Persero) APJ Madiun.
b.
Pegawai, pensiunan dan keluarga (isteri / suami dan anak) harus terdaftar dan diakui PT PLN (Persero) APJ Madiun.
c.
Pendaftaran isteri / suami / anak / anak angkat / anak tiri dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan sejak terjadinya perkawinan / kelahiran / pengangkatan anak.
d.
Pendaftaran hanya berlaku untuk 1 (satu) isteri dan 3 (tiga) orang anak.
Sedangkan prosedur untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari tunjangan kesehatan , sebagai berikut : a.
Meminta surat rujukan / jaminan ke bagian SDM PT PLN (Persero) APJ Madiun untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
b.
Untuk surat rujukan pasien bisa langsung ke dokter / apotek yang di inginkan sedangkan
surat
jaminan untuk pasien
yang
akan
melakukakan rawat inap di Rumah Sakit. Untuk surat jaminan harus ada surat rujukan terlebih dahulu daru Dokter Umum yang dilanggan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh PT PLN (Persero) APJ Madiun kemudian diberikan kepada PT PLN (Persero) APJ Madiun untuk dibuatkan surat jaminan tersebut. Setelah pegawai memenuhi persyaratan seperti diatas maka pegawai, pensiunan dan keluarga bisa mendapatkan haknya untuk mendapat pelayanan tunjangan kesehatan yang diberikan PT PLN (Persero) APJ Madiun sebagai sarana peningkatan produktivitas kinerja dan rasa aman serta kesejahteraan pegawai. B. Tunjangan Kesehatan 1. Pengertian Tunjangan Kesehatan Salah satu bagian lingkungan kerja pada jaman dulu sempat dianggap remeh adalah pegawai/buruh, walaupun pekerja ini memungkinkan merupakan komponen yang memakan biaya paling besar dalam anggaran perusahaan. Perusahaan yang besar dan posisi yang mapan sekalipun tidak pernah luput dari kejadian yag tak terduga. Kejadian tak terduga ini bisa membutuhkan biaya penyelesaian yang sangat besar dan menghasilkan beban keuangan yang besar. Sangat sedikit perusahaan yang cukup besar mampu mengalokasikan biaya-biaya, dari sumber dayanya sendiri, untuk proses di pengadilan dan perbaikan kerusakan. Cara lainnya yang paling umum untuk memperkecil resiko adalah memberikan tunjangan kesehatan. Ahmad Ghufron dan Sudarsono (1991 : 17), memberikan pengertian tentang tunjangan : “ Tunjangan adalah penghasilan yang diberikan kepada pegawai di luar gaji pokok.” Sedangkan kesehatan merupakan unsur penting agar kita dapat menikmati hidup yang berkualitas, baik dirumah maupun dalam pekerjaan. Kesehatan juga menjadi faktor penting dalam menjaga kelangsungan hidup sebuah organisasi. Beberapa situasi dan kondisi pekerjaan, baik tata letak tempat kerja atau material-material yang digunakan, menghindari resiko yang lebih tinggi dari pada normal, terhadap kesehatan. Mariati Sukarni (1994 : 2), menyebutkan pengertian kesehatan yang artinya :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sehat atau kesehatan adalah keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan, yang kemungkinan setiap individu hidup produktif secara sosial, ekonomi dan intelektual. Semua pegawai berhak mendapatkan tunjangan kesehatan agar dapat bekerja dan hidup layak dengan martabat manusia. Jadi dari pengertian tunjangan dan kesehatan di atas dapat di simpulkan bahwa tunjangan kesehatan adalah suatu penghasilan yang diberikan kepada pegawai yang dialokasikan dalam bentuk pelayanan kesehatan agar setiap individu hidup produktif secara sosial, ekonomi dan intelektual. 2. Macam-macam Tunjangan Sejak dahulu kita sudah mengenal adanya berbagai bentuk penghargaan yang diberikan perusahaan kepada pegawainya. Hubungan antara karyawan dan perusahaan pada dasarnya adalah hubungan timbal balik. Disisi lain, perusahaan juga mempunyai kewajiban terhadap karyawannya. Salah satu kewajiban perusahaan adalah memberikan penghargaan kepada karyawan atas apa yang telah diberikan karyawan tersebut kepada perusahaan. Ada berbagai bentuk penghargaan yang diberikan perusahaan kepada pegawainya diantaranya adalah tunjangan. Tunjangan yang berlaku bagi pegawai negeri pada umumnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, dan tunjangan yang berlaku bagi golongan Pegawai Negeri tertentu ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Ahmad Ghufron dan Sudarsono (1991 : 41),menyebutkan beberapa jenis tunjangan: a.
Tunjangan keluarga a.1. Tunjangan isteri/suami, sebesar 5% dari gaki pokok jika suami dan isteri sama-sama Pegawai Negeri, maka tunjangan diberikan kepada Pegawi Negeri yang gajinya lebih tinggi. a.2. Tunjangan anak dengan ketentuan : - Anak kandung/anak angkat tersebut belum mempunyai penghasilan dan belum kawin - Usia setinggi-tingginya 25 tahun - Besarnya tunjangan 2%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b.
c.
- Sebanyak-banyaknya yang diberi tunjangan adalah 3 anak Tunjangan jabatan b.1. Tunjangan jabatan struktural, yang diberikan kepada Pegawai Negeri yang menduduki jabatan struktural tertentu b.2. Tunjangan jabatan fungsional, yang diberikan kepada Pegawai Negeri yang menduduki jabatan fungsional tertentu Tunjangan Pangan Dewasa ini tunjangan pangan tidak hanya berupa beras akan tetapi satuan-satuan organisasi Pemerintah telah mengatur satuan organisasinya masing-masing untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawainya. Mekanisme pengaturan tersebut satu sama lain berbeda, akan tetapi tujuannya adalah kesejahteraan Pegawai dilingkunganya.
Selain macam-macam tunjangan yang sudah diulas diatas ada lagi yaitu Tunjangan Kesehatan, mengingat kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang agar dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik. Tanpa kesehatan tidak mungkin seseorang dapat berpikir dan bekerja dengan baik dan penuh konsentrasi. Tetapi tidak hanya itu, ditengah-tengah meningkatnya biaya yang diperlukan untuk mendapatkan kesehatan tersebut, sedangkan banyak dari rakyat Indonesia masih hidup dengan kondisi miskin, tentu saja kebutuhan akan adanya tunjangan kesehatan dari pemerintah merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pemerintah atau penyelenggara negara. Maka dari itu salah satu yang memang semakin dirasa sebagai fasilitas pokok/primer baik bagi perusahaan maupun karyawan adalah tunjangan kesehatan bagi pegawai. Dewasa ini tunjangan kesehatan sangat berkembang, banyak perusahaan memberikan tunjangan kesehatan kepada para pegawai, pensiun dan keluarga yang terkait untuk memberikan rasa aman dan kesejahteraan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Manfaat Tunjangan Kesehatan Meskipun biaya-biaya hidup terus meningkat, namun mayoritas karyawan di perusahaan-perusahaan besar mengaku puas dengan benefitbenefit yang berkaitan dengan perawatan kesehatan yang mereka terima. Dan, mereka menganggap tunjangan kesehatan tersebut merupakan benefit terpenting yang disediakan perusahaan. Manfaat Tunjangan Kesehatan, antara lain : 1.
Memberikan jaminan kesehatan terhadap pegawai, pensiun dan keluaga.
2.
Pegawai
merasa
mendapatkan
penghargaan
yang
layak
dari
Perusahaan. 3.
Meningkatkan motivasi kerja pegawai, terutama untuk tunjangan kesehatan yang dikaitkan dengan produktivitas dalam bekerja.
4.
Meningkatkan pendapatan pegawai, sehingga standart biaya hidup minimal bisa dicapai.
5.
Memberikan rasa aman dan sejahtera bagi pegawai, pensiun dan keluarga. C. Pengertian Pegawai, Pensiun dan Keluarga
1. Pegawai Berawal dari Undang-Undang No 18 tahun 1961 ditetapkan UndangUndang Pokok Kepegawaian yang memuat ketentuan-ketentuan pokok tentang urusan kepegawaian. Dengan ditetapkan undang-undang tersebut, maka tercapailah suatu maksud yang sejak dahulu kala telah diusahakan, baik oleh Pemerintah, maupun oleh berbagai organisasi pegawai negeri. Ditetapkannya Undang-Undang Pokok Kepegawaian adalah sesuai pula dengan Ketetapanketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No I dan II tahun 1960 yang menghendaki diadakannya suatu undang-undang, yang mengatur ketentuan-ketentuan pokok mengenai kepegawaian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 632 ) : Pegawai adalah karyawan, orang yang bekerja di suatu instansi dan mendapatkan upah (baik tetap maupun borongan, dsb): yang bekerja pada pekerjaan: alat, perkakas. Secara umum, pegawai merupakan kesatuan yang kompleks. Pegawai atau tenaga kerja disebut sebagai human resources adalah manusia dalam usia kerja (working ages) yang mampu menyelenggarakan pekerjaan fisik ataupun mental. Hubungan manusia hendaknya dilihat dari segi objek dan tujuan, yaitu manusia insani yang menjadi tujuan daripada segala usaha, usaha mana yang dilakukan pula oleh manusia sebagai subjek atau pelaksananya. Manusia merupakan faktor atau sumber produksi yang berkewajiban memberikan hasil karyanya. Dalam hal-hal tertentu pegawai digolongkan dalam kedudukan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Sastra Djatmika dan Marsono (1975 : 26-30) menggolongkan pegawai sebagai berikut : a. Pegawai harian Pengangkatan sebagai pegawai harian dimaksdukan sebagai suatu pengangkatan sementara bagi seorang yang baru akan dipekerjakan dalam jabatan Negeri selama menunggu adanya kepastian tentang suatu hal yang akan menentukan apakah yang bersangkutan akan dapat dipekerjakan atau tidak. Seorang pegawai harian menerima gaji untuk setiap hari ia bekerja, sehingga ia tidak menerima gaji untuk hari-hari Minggu. b. Pegawai bulanan Bedanya dengan seorang pegawai harian adalah bahwa gaji seorang pegawai bulanan diperhitungkan untuk sebulan demi sebulan, sehingga akibatnya ialah, bahwa ia meneriama juga penghasilan selama hari-hari Minggu dan libur umum. Suatu perbedaan dengan seorang pegawai harian, ialah bahwa kepada seorang pegawai bulanan, di samping gaji bulanannya dapat pula diberikan tunjangan kemahalan umum dan tunjangan keluarga, tunjangan ini tidak diberikan kepada pegawai harian. c. Pegawai sementara Seorang pegawai harian atau bulanan yang dipandang cakap dalam pekerjanya, dapat diangkat sebagai pegawai sementara, setelah ia bekerja sekurang-kurangnya 3 bulan dan diperiksa kesehatan jasmaninya oleh Majelis Penguji Kesehatan (Surat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Edaran Wakil Perdana Menteri I tanggal 7 Mei 1954 No 12385/54). Waktu 3 bulan itu adalah suatu batasan waktu minimum, Menurut kenyataannya seorang pegawai harian atau bulanan bekerja lebih lama dari waktu tersebut sebelum mereka diangkat menjadi pegawai sementara. Masa selama menjadi pegawai sementara merupakan masa percobaan terakhir untuk diangkat menjadi pegawai Negeri tetap. d. Pegawai Negeri tetap Kedudukan sebagai pegawai Negeri tetap adalah kedudukan yang seharusnya dan yang lazim pula dicapai oleh seorang pegawai Negeri, setelah ia menjalankan masa-masa percobaan sebagai pegawai harian, pegawai bulanan dan pegawai sementara dan sekarang sebagai calon pegawai. Dalam kedudukan ini ia mempunyai hak-hak serta kewajibankewajiban sepenuhnya dari seorang pegawai Negeri. e. Pegawai dalam ikatan dinas untuk waktu terbatas Seorang pegawai dalam ikatan dinas untuk waktu terbatas (atau disingkat : ikatan dinas terbatas) masuk dalam peraturan khusus yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. Karena mungkun dianggap tidak atau belum ada keperluannya, maka Peraturan Pemerintah termaksud hingga sekarang belum ditetapkan dan pada waktu ini tidak ada seorang pegawai yang diangkat dalam ikatan dinas terbatas. Golongan ini termasuk pegawai Negeri dan mereka mempunyai kedudukan sebagai pegawai sementara, sedangkan mereka yang bekerja dengan suatu ikatan dinas berdasar Hukum Sipil tidak termasuk istilah pegawai Negeri.
2. Pensiunan Manusia tidak terlepas dari aktivitas bekerja. Ada orang yang bekerja untuk mencari uang, ada yang bekerja untuk mengisi waktu luang, ada pula yang bekerja untuk mencari identitas dan sebagainya. Apapun alasan manusia bekerja, semuanya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi fisik manusia untuk bekerja ada batasannya, semakin tua seseorang, semakin menurun kondisi fisiknya, maka beriringan dengan hal itu produktivitas kerja pun akan menurun. Pada waktunya seseorang akan diminta untuk berhenti bekerja, yang awamnya dikenal dengan istilah pensiun. Masa pensiun ini dapat menimbulkan masalah karena tidak semua orang siap menghadapinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 665) : Pensiun adalah uang yang diterima setiap bulan oleh karyawan setelah berhenti bekerja atau oleh istri, suami dan anak-anak yang belum dewasa kalau ia meninggal atau tidak bekerja lagi. Selama ini yang menjadi patokan untuk memasuki masa pensiun adalah faktor usia dimana pekerja dianggap mulai kurang produktif. Seseorang baru memasuki masa pensiun jika ia berusia 65 tahun. Ketika seseorang memasuki masa tersebut secara psikologis ia sudah masuk pada kategori dewasa akhir atau yang lebih dikenal dengan istilah manula. Artinya dari segi produktivitas kerja sudah menurun, dan dari tugas perkembangan pun mereka telah dipersiapkan untuk menikmati kehidupan mereka. Sejauh ini memang usia yang berperan
banyak dalam menentukan
seseorang untuk pensiun. Seperti yang telah di jelaskan oleh Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006 : 271-272) : Usia Pensiun adalah usia ketika peserta berhak mengajukan pensiun dan mendapatkan manfaat pensiun. Usia pensiun dapat dibedakan dalam empat kategori : a. Pensiun Normal (normal retirement) Adalah usia paling rendah saat karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja dengan memperoleh manfaat pensiun penuh. Usia pensiun normal ditentukan dalam Peraturan dana Pensiun. Dalam usia pensiun normal, peserta pensiun berhak atas jumlah pensiun penuh. b. Pensiun Dipercepat Adalah ketentuan pensiun yang mengizinkan peserta pensiun untuk mempercepat pensiun karena satu hal. Ketentuan ini diatur dalam peraturan dana pensiun bahwa karyawan dimungkinkan untuk pensiun lebih awal dari usia pensiun normal dengan persyaratan khusus. Persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh peserta antara lain mendapatkan persetujuan dari pemberi kerja, dan ada halangan yang bersifat tetap seperti karyawan mengalami cacat tetap. Besarnya manfaat pensiun yang dapat diperoleh ditentukan berdasarkan perhitungan ekuivalen aktuarial (actuarial equivalent). c. Pensiun Ditunda (deferred retirement) Ketentuan ini memperkenankan karyawannya yang secara mental dan fisik masih sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal, dengan ketentuan pembayaran pensiun dimulai pada tanggal pensiun normal meskipun yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja dan memperoleh gaji dari peusahaan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bersangkutan. Sebenarnya ketentuan ini tidak sesuai dengan konsep dasar dari manfaat pensiuan (manfaat pesiun sebagai pengganti pendapatan karyawan). Dalam hal ini karyawan tersebut mendapatkan pendapatan dari dua sumber. d. Pensiun Cacat Apabila karyawan mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu pensiun dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal dengan masa kerjanya diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat bersangkutan dinyatakan cacat. Pensiun adalah sebagai suatu kejadian yag ditandai dengan adanya transisi baik transisi dari aktif menjadi tidak bekerja, aktif scara sosial menjadi banyak dirumah dan dari penghasilan yang tinggi menjadi tidak berpenghasilan tinggi. Intervensi dalam menghadapi masa pensiun penting dilakukan oleh perusahaan. Sebagian besar perusahaan memang sudah membuat program pensiun untuk menghadapi masalah keuangan, tapi belum banyak yang tertarik untuk melakukan intervensi untuk menghadapi konflik psikologis yang dihadapi para pensiunan. 3. Keluarga Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Pengertian keluarga menurut undang-undang Nomor 10 tahun 1992 pasal 1 ayat 10 menjelaskan bahwa : “ Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anak.” Keluarga mempunyai peranan (fungsi) utama didalam mengasuh anak, disegala norma nilai dan etika yang berlaku didalam lingkungan masyarakat, dan budayanya dapat diteruskan dari orang tua kepada anaknya dari generasigenerasi yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Nilai-nilai yang diteruskan dari orang tua kepada anak akan mengalami transpormasi sesuai dengan perubahan lingkungan dan waktu, begitu pula dengan orang tua dan anak-anak sama-sama mengalami perubahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keluarga memiliki fungsi-fungsi dalam setiap strukturnya, seperti yang ditulis oleh Suratman Effendi (1995 : 40-59) : Fungsi-fungsi keluarga : a. Fungsi ekonomi Didalam pembangunan keluarga sejahtera dijelaskan, bahwa “setiap keluarga diharapkan mampu berfungsi meningkatkan ketrampilan dalam usaha ekonomi produktif, sehingga tercapainya upaya peningkatan pendapatan keluarga guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga”, maka dapat juga dikatakan arti ekonomi dari suatu keluarga seperti, bagaimana keluarga mengelola kegiatan ekonomi keluarga, pembagian kerja dan fungsi, kemudian berapa jumlah pendapatan yang diperoleh atau konsumsinya serta jenis produksi dan jasa yang dihasilkan. (Raharjo, 1989). b. Fungsi sosialisasi Didalam kamus umum bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Sosialisasi merupakan, proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat atau dengan kata lain sosialisasi adalah suatu proses yang dialami oleh individu untuk dapat belajar berinteraksi dengan sesamanya, keluarga dan masyarakat, menurut sistem nilai, norma-norma dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Inti dari pada sosialisasi adalah proses beradaptasi dalam suatu sistem sosial tertentu sejak masa kanak-kanak hingga mencapai dewasa, malahan bisa sampai tua, makan jelaslah bahwa setiap individu akan mengenal nilai-nilai yang dianut, maupun aturan-aturan untuk bertindan dan berinteraksi dengan berbagai individu yang lain serta alam sekelilingnya. Proses tersebut akan dapat memberikan kemampuan pada masing-masing individu untuk dapat memainkan peran-peran sosial dalam masyarakat sesuai dengan statusnya masing-masing. c. Fungsi perlindungan Dalam sebuah keluarga seorang ayah berfungsi sebagai kepala keluarga, dia wajib melindungi anggota keluarga, selain daripada anak-anak juga istri mereka, karena istri merupakan patner suami dalam membina rumah tangga yang aman sejahtera. Oleh sebab itu seorang ayah secara umum mempunyai fungsi mencari nafkah untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga, ayah sebagai kepala keluarga tentu mempunyai tanggung jawab yang lebih besar, tanggung jawab sebagai seorang bapak maupun sebagai seorang suami. d. Fungsi reproduksi Pernikahan itu adalah disyari’atkan oleh Allah dengan maksud memperbanyak keturunan demi terciptanya kemakmuran di bumi secara sempurna. Terciptanya lembaga keluarga dimulai saat seorang pria (laki-laki) telah membutuhkan seorang pendamping
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(istri), keduanya dapat saling tolong menolong dalam merealisasikan dan pengabdian tugas-tugas serta kekhalifahan di muka bumi sebagaimana kehidupan di ciptakan Allah SWT. Hubungan yang baik dalam keluarga antara ayah dan ibu, ayah dan anak, serta ibu dan anak-anak di samping keluarga lainnya akan dapat terjalin dengan baik apabila komunikasi dapat berjalan baik dalam lingkungan keluarga. D. Metode Pengamatan 1. Lokasi Suatu pengamatan memerlukan lokasi yang dijadikan obyek untuk memperoleh data, diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pengamatan itu. Adapun lokasi yang dipilih sebagai tempat pengamatan adalah PT PLN (Persero) APJ Madiun. Adapun alasannya penulis memilih tempat tersebut, diantaranya : a. Lokasi tersebut merupakan tempat magang. b. Dalam lokasi pengamatan terhadap masalah yang ingin dikaji dalam pengamatan. c. Di lokasi, penulis mendapat ijin untuk melaksanakan pengamatan yang memungkinkan mendapat data-data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang di amati. 2. Jenis Pengamatan Jenis pengamatan yang digunakan oleh penulis yaitu deskriptif kualitatif. Jenis pengamatan ini mampu menangkap berbagai informasi-informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka. (HB. Sutopo, 2002 : 183)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Sumber Data Adapun jenis sumber-sumber data yang di peroleh secara menyeluruh sebagai berikut : a. Narasumber (Informan) Narasumber (Informan) adalah individu yang diharapkan dapat menjadi mitra pengamatan dengan segenap keberagamannya, informasi ini dapat berupa pelaku, aktivitas, pengamat, orang yang secara langsung mengelola atau merencanakan atau bahkan orang yang menerima informasi secara tidak langsung. Dalam sumber informasi ini penulis mewawancarai pihak-pihak yang terkait dalam masalah pengamatan ini, diantaranya : 1. SPV. Sumber Daya Manusia 2. Junior Officer 3. Assitant Officer b. Dokumen dan Arsip Dokumen dan Arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia merupakan rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu). Penulis memperoleh dokumen dan arsip dari mencatat data-data, dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang ada di PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun. c. Tempat dan Lokasi di Temukannya Data Tempat dan lokasi di temukannya data adalah PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun. 4. Teknik Pengumpulan Data a.
Wawancara Teknik wawancara yang digunakan pada pengamatan ini adalah wawancara mendalam (in-dept interviewing). Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasan formal, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bisa dilakukan berulang pada informan yang sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga informasi yang bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalama. (HB. Sutopo, 2002 : 184) b.
Dokumentasi Teknik ini akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen dan arsip yang terdapat di PT PLN (Persero) APJ Madiun.
c.
Observasi Observasi pada pengamatan ini adalah observasi langsung yang dilakukan dengan cara formal dan informal, untuk mengamati berbagai kegiatan dan kegiatan yang terjadi di PT PLN (Persero) APJ Madiun.
5. Teknik Analisis Data Dalam pengamatan ini penulis menggunkan Teknik Analisi Interaktif, yaitu proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Dalam melaksanakan proses ini peneliti aktivitasnya tetap bergerak diantara komponen analisis dengan pengumpulan datanya selama proses pengumpulan data masih berlangsung. Kemudian selanjutnya peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis tersebut sesudah pengumpulan data selerasi pada setiap unitnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa dalam penelitian ini.(HB. Sutopo, 2002 : 186) Dalam model analisis ini, tiga komponen analisinya yaitu : a.
Reduksi Data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisi yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, sepanjang pelaksanaan penelitian. Pada waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh dilapangan. Proses reduksi ini berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian selesai disusun.
b.
Sajian Data Sebagai komponen analisis kedua, sajian data merupakan suatu rakitan organisasi
informasi,
deskripsi
dalam
commit to user
bentuk
narasi
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini merupakan narasi yang disusun dengan pertimbangan permasalahannya dengan menggunakan logika penelitiannya. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar/skema, jaringan kerja, kaitan kerja dan juga tabel sebagai pendukung narasinya. c.
Penarikan Kesimpulan Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan lapangan.
Tiga komponen tersebut masih aktif bertautan dalam jalinan dan masih tetap dilakukan pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, dan dilanjutkan sampai pada waktu proses penulisan laporan penelitian berakhir. Secara sedehana proses jalinan tiga komponen model analisi interaktif dapat digambarkan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan 2.1 Teknik Analisis Data PENGUMPULAN DATA
REDUKSI
SAJIAN
DATA
DATA
PENARIKAN SIMPULAN/ VERIFIKASI Model Analisis Interaktif (HB. Sutopo, 2002 : 96)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) APJ Madiun Pada masa penjajahan Belanda sejak tahun 1898 sampai permulaan tahun 1942 di Indonesia telah asa dan dikenal Badan ataupun Perusahaan yang menyediakan tenaga listrik baik milik patungan Pemerintah daerah otonom (GRMEETE) maupun swasta ataupun milik patungan Pemerintah dan swasta. Perkembangan pengelolaan tenaga listrik sdi Indonesia dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda bersama dengan Perusahaan-perusahaan Listrik swasta seperti ANIEM (Algemeene Nederlands Maatschapy), OGEM (Oveerzeesche Gas en Electricitien Maatschaapy), GEBEO (Gas en Electrictien Maatscapy bandung en Omgeeving) Pada saat pendudukan Jepang mulai permulaan tahubn 1942 seluruh Perusahaan Listrik tersebut diambil alih oleh Pemerintahan Jepang, beberapa waktu setelah Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 beberapa karyawan berasal dari listrik dan Gas dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah , Jawa Barat dan Jakarta dengan maksud membicarakan langgkah-langkah lanjut setelah Proklamasi kemerdekaan. Mereka menemui tokoh-tokoh Pemerintah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNI Pusat) dan pemuda-pemuda pejuang Proklamasi di Jakarta. Dengan kesepakatan pendirian dan tekat yang bulat pemuda listrik dan gas yang mewakili masing-masing daerah tersebut kembali ke daerahnya masingmasing dan bersama dengan seluruh karyawan yang ada di masing-masing perusahaan listrik dan gas mereka mengadakan aksi merebut dan mengambil alih secara serempak perusahaan listrik dan gas yang dikuasai Jepang untuk diserahkan kepada dan menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia Setelah mengambil alih perusahaan listrik dan gas dari tangan Jepang, pada bulan september 1945 suatu delegasi karyawan listrik dan gas menghadapi KNI Pusat untuk melaporkan pengambil alihan Perusahaan Listrik dabn Gas tersebut. Selanjutnya delegasi karyawan bersdama pimpinan KNI Pusat menghadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Presiden Republik Indonesia untuk melaporkan pengambil alihan Perusahaan Listrik dan Gas darui tangan kekuasaan Jepang dan meyenrahkannya kepada Pemerintah Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia menerima dan menyambut penyerahan ini. Perusahaan Listrik dan Gas yang ada saat itu kemudian disebut jawatan listrik dan gas, dan dengan penetapan No. I/S.D tahun 1945 tanggal 27 oktober 1945 jawatan listrik dan gas ditetapkan masuk dalam Departemen Pekerjaan Umum. Mulai saat itu penyediaan tenaga listrik nasional seluruh Indonesia. Tanggal 27 Oktober 1945 mempunyai nilai historis dan nilai formal sebagai mulanya pengelolaan ketenagaan listrikan secara Nasional di Indonesia. Hari bersejarah ini di peringati untuk pertama kalinya pada 27 Oktober 1945 bertempatan di Gedung Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP), Jl. Malioboro Yogyakarta. Melalui
Keputusan
Menteri
Pertambangan
dan
Energi
No
1134.
K/43/M.PE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 tentang hari Listrik Nasional yaitu bahwa penetapan hari listrik nasional adalah dalam rangka usaha untuk meningkatkan idealisme, motivasi dan semangat kerja mempunyai jiwa karsa rasa persatuan dan kesatuan di kalangan masyarakat ketenaga listrikan, peristiwa ini ditetapkan untuk diperingati kembali. Pada tahun 1959 perusahaan-perusahaan listrik Negara hasil nasionalisasi diberbagai daerah dijadikan satu menjadi Perusahaan Listrik Negara dibawah pimpinan sebuah Badan Umum (BPU) PLN, dengan Direktur Utama Ir. Srigatie Santoso. Selanjutnya dalam perkembangan PLN diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomer 18 Tahun 1982. Dalam Peraturan Pemerintah ini diingatkan bahwa PLN adalah suatu Perusahaan Umum. Dalam tahun 1985 dikeluarkan Undang-Undang No 15 yang memungkinkan swasta dalam pengusahaan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah No 17 tahun 1990 sebagai pengganti Peraturan pemerintah No 18 tahun 1982 yang mengatur PLN. Pada tahun 1994 status PLN diubah menjadi Persetroan dengan Peraturan pemerintah No 23 tahun 1994. Perubahan status PLN menjadi perseroan memungkinkan PLN mendapatkan modal untuk melakukan pembangunan dalam bentuk bukan hutang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bentuk modal bukan hutang ini bisa berupa : a. Penjualan saham b. Melakukan usaha patungan Disamping
ituPLN
sebagai
persetroan
bisa
membentik
anak-anak
perusahaan untuk membuat akuntabilitas suatu kegiatan menjadi lebih jelas dan bisa ditimbulakan suasana persaingan yang sehat antara anak perusahaan untuk memperbaiki efisiensi dan pelayanan. Walaupun PLn telah berstatus Persero selama lebih dari satu tahun, masih diperlikan banyak tindakan-tindakan persiapan untuk bisa menjual saham PLN ke pasar modal. B. Visi dan Misi Perusahaan Dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan pasti adanya suatu visi dan misi yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Adapun visi dan misi yang ingin dicapai oleh PT PLN (Persero) APJ Madiun adalah sebagai berikut : a. Visi 1. Menguasai pangsa pasar di Indonesia 2. Menjadi perusahaan kelas dunia 3. Memiliki SDM yang professional 4. Peduli lingkungan b. Misi 1. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang usaha terkait, yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan, karyawan dan pemagang saham.\ 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di Madiun dan sekitarnya. 3. Mengupayakan
agar
tenaga
listrik
kegiatan/pertumbhan ekonomi.
commit to user
menjadi
pendorong
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Logo dan Arti Logo PT PLN (Persero) a. Logo PT PLN (Persero) Dalam sebuah perusahaan pastinya mempunyai logo yang merupakan sebagai ciri atau identitas bagi perusahaan. Dengan demikian logo dan arti dari perusahaan PT PLN (Persero), sebagai berikut : Gambar 3.1 Logo PT PLN (Persero)
Sumber Kantor PT PLN (Persero) APJ Madiun b. Arti logo PT PLN (Persero) Arti logo Logo perusahaan PT PLN (Persero) merupakan gabungan dari lambang perusahaan dari nama perusahaan namun baik lambang maupun nama perusahaan, masing-masing dapat ditampilkan secara terpisah (berdiri sendiri). Logo PT PLN (Persero) sebagai identitas perusahaan yang standar akan mampu meningkatkan citra perusahaan sebagai perusahaan berkelas dunia, khususnya dimata masyarakat Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bentuk lambang perusahaan PT PLN (persero) merupakan perpaduan tiga elemen dasar yang tidak terpisahkan yaitu terdiri dari bidang persegi panjang vertical, petir atau kilat dan tiga gelombang sinusoida. Gambar lambang perusahaan diartikan sebagai berikut: 1. Bidang persegi panjang vertical melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Warna kuning melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, serta agungnya kewajiban PT PLN (Persero). Menggambarkan pencerahan dan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insane yang berkarya di PT PLN (Persero). 2. Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik, yang terkandung didalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Petir mengartikan kerja cepat dan tepat para insane PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warna merah darah
melambangkan
perkembangan
jaman,
keberanian
dalam
kedewasaan
dan
perusahaan dalam melaksanakan
menghadapi kedinamisan
tantangan gerak
laju
tugas untuk mencapai sasaran
pembangunan. Gambar gelombang melambangkan gaya rambat energi listrik; dinamika konservasi segala macam tenaga (energy) menjadi tenaga listrik. Artinya adalah bahwa pelaksanaan tugas PT PLN (Persero) harus serempak dalam tiga bidang yaitu pembangkitan, penyaluran, dan distribusi tenaga listrik. Warna biru laut melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas untuk menuju dan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat
Indonesia.
Keandalan
yang
dimiliki
insan
perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Bidang Usaha Perusahaan PT PLN (Persero) APJ Madiun merupaskan salah satu unit pengusahaan yang berada di bawah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur yang memiliki, menjalankan dan melayani pelanggan yang tersebar di Kota dan Kabupaten Madiun dalam bidang usaha ketenagalistrikan. D. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) APJ Madiun PT PLN (Persero) Area pelayanan dan Jaringan (APJ) Maadiun merupakan salah satu unit pengusahaan yang berada di bawah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur yang melayani pelanggan yang tersebar di Kota dan Kabupaten Madiun. PT PLN (Persero) APJ Madiun dibagi menjadi enam bagian yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi 1. Manajer APJ Tugas pokok manajer APJ adalah bertanggung jawab mengelola usaha secara efektif dan efisien serta menjamin hasil penerimaan hasil penjualan tenaga listrik, peningkatan kualitas pelayanan, pelaksanaan pengelolaan jaringan Tenaga Menengah (JTM), jaringan tenaga rendah, sambungan rumah dan alat pembatas dan pengukur, pengelolaan keuangan serta pengelolaan SDM dan keuangan, membina kerja, membina kemitraan dan komunikasi yang efektif guna menjaga citra perusahaan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, manajer APJ berfungsi : a. Menyusun perkiraan kebutuhan tenaga listrik. b. Menyusun dan menerapkan program penjualan tenaga listrik. c. Mamantau perkembangan jumlah pelanggan dan jenis tarif. d. Menyusun program peningkatan kualitas pelayanan pelanggan. e. Mengkoordinir dan mengendalikan pengoperasian jaringan tengan menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah, sambungan rumah dan APPnya. f. Melaksanakan kegiatan pengelolaan PUKK. g. Menangani permasalhan hukum yang terhjadi si lingkungan area. h. Melaksanakan penngelolaan SDM, Keuangan serta administrasi. i. Membuat evaluasi secara berkala terhadap kegiatan pengelolaan Pemasaran, Niaga dan PP, APP, distribusi, SDM dan keuangan serta APP. j. Melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokok sesuai prosedur yang ditetapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Asman Niaga dan PP a. Menyusun
rencana kerja dan anggaran
strategi
pemasaran,
peningkatan pelayanan dan tata usaha langganan. b. Melakukan riset dan segmentasi pasar. c. Melaksanakan analisa dan evaluasi kerja pemasaran , pelayanan pelanggan, serta tata usaha langganan. d. Membuat
Surat
Ijin
Penyambungan
(SIP),
mengelola
dan
mengevaluasi Surat Ijin Jual Beli Tenaga Listrik pelanggan besar agar tercapai tertib administrasi. e. Mengkoordinir pemasaran kreatif, promosi pproduk / penjualan dan sosialisasi produk, perubahan harga jual listrik. f. Melakukan proses openyambungan baru untuk pelanggan. g. Mengusulkan kuota PB dan target penjualan untuk UPJ. h. Memonitir dan mengevaluasi proses pelaksanaan penyambungan baru, perubahan daya dan penyambungan sementara. i. Mengelola dan memutakirkan Data Induk Pelanggan. j. Mengelola sistem baca meter.. k. Mengelola pembukuan langganan. l. Melaksanakan fungsi pengolahan data termasuk proses billing. m. Mengelola dan memuthakirkan Data Induk Saldo. n. Mengendalikan sistem administrasi pelanggan sesuai dengan TUL. o. Memantau dan mengendalikan proses billing. p. Bekerja sama dengan fungsi terkait yang melakukan rekonsiliasi. q. Mengendalikan surat non teknis. r. Melaksanakan
pemutusan
sementara
pelanggan tengan menengah.
commit to user
dan
bongkar
rampung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Asman Perencanaan Tugas pokok Asman perencanaan adalah bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik , Grencana Kerja dan Anggaran Perusahaa, perencanaan pengembangan sistem aplikasi teknologi informasi, database serta persiapan SOP (Standar Operasi Prosedur) pengelolaan aplikasi sistem informasi. Untuk melaksanakan tugasnya Asman Perencanaan memiliki fungsi : a. menyusun
Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik dan
rencana Kerja Anggaran Perusahaan bersama dengan fungsi terkait. b. Memberi masukan pada Pemda dalam rangka penyusunan Rencana Umum Kelistrikan Daerah. c. Menyusun perkiraan kebutuhan tenaga listrik. d. Menyusun
rencana
pengembangan
dan
pembenahan
sistem
kelistrikan. e. Melaksanakan koordinasi dengan kantor induk atas penanganan masalah pola rencana yang terkait dengan pihak eksternal / Pemda dan instansi lain. f. mengkoordinir fungsi terkait (pemasaran dan niaga, distribusi) dalam data PDPJ. g. Menyusun load forecasting (peramalan beban) trafo gardu distribusi, penyulang 20kv dan rencan kebutuhan tenaga listrik APJ. h. Mengelola dan mengevaluasi kinerja operasi jaringan distribusi. i. Mengkoordinir
dengan
fungsi
terkait
dalam
merencanakan
pengembangan aplikasi sistem teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. j. Mengelola dan mengevaluasi pemakaian aplikasi sistem teknologi informasi untuk menyusun rencana pengembangan sistem teknologi informasi. k. Memelihara
sistem teknologi informasi
menajemen dam pengambilan keputusan.
commit to user
untiuk
pengendalian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
l. Mengelola, memonitoring dan mengevaluasi perbaikan, upgrading infrastuktur untuk mengoptimalkan [engo[erasian aplikasi sistem teknologi informasi. m. Mengelola dan mengevaluasi sarana pengangkat keras jaringan untuk efektifitas dan efisiensi pengguna. n. Membuat laporan rutin dan berkala sesuai dengan bidang tugasnya. o. Melaksanakan hubungan dengan mitra kerja, lembaga pemerinah, swasta, serta mass media sesuai bidang tugasnya. 4. Asman SDM dan Keuangan a. Menyusun program kerja dan anggaran fungsi SDM sebagai pedoman kerja. b. Mengelola, memonitoring dan mengrevaluasi proses dan biaya pegawai, administrasi, kesekretariatan dan encapaian target untuk mendapatkan efisiensi kerja perusahaan. c. Mengevaluasi lkinerja dan mengusulkan peningkatan kompetisi staff untuk meningkatkan kinerja perusahaan. d. Menyusun usulan formasi tenaga kerja serta oursourcing. e. Mengelola, memonitoring dan mengevaluasi usulan peningkatan kompetisi SDM. f. Melaksanakn administrasi perkantoran sesuai dengan ketentuan. g. Mengelola,
memonitoring
serta
mengevaluasi
pelaksanaan
keamanan, keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan kerja. h. Melaksakan pembinaan terhadap UPJ sesuai dengan bidang tugasnya. i. Melaksanakan koordinasi, mensupervisi serta bertnaggung jawab atas tersusunnya cashflow (laba/rugi dan neraca). j. Memverifikasi dan memvalidasi terhadap kelengkapan bukti-bukti pembayaran tentang persyaratan berkas tagihan serta kelayakannya. k. Mem;validasi buku kas atau buku bank.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
l. Mengelola,
digilib.uns.ac.id
memonitoring
dan
mengevaluasi
ketepatan
dan
kecepatan penerimaan pendapat. m. Melakasanakan rekonsiliasi dengan bank. n. Mengelola, memonitoring dan mengevaluasi arus kas keluar masuk pada rekening bank Receipt dan Imperest. o. Membuat laporan rutin dan berkala sesuai dengan bidang tugasnya. p. Merencanakan kebutuhan kas jangangka pendek dan melaksanakan pembayaran dengan giro / cheque. 5. Asman Distribusi a. Menyusun program kerja dan anggaran fungsi distribusi sebagai pedoman kerja. b. Melakukan analisa dan evaluasi neraca energi. c. Mengelola dan memonitoring pengoperasian sarana pendistribusian tenaga listrik secara efektif dan efisien dalam rangka menjaga kontinuitas serta menjamin mutu kendala penyaluran tenaga listrik. d. Mengelola dan memonitoring asset jaringan distribusi. e. Menganalisa
dan
mengevaluasi
kinerja
pelaksana
kegiatan
pengaturan operasional jaringan distribusi. f. Mengelola,
memonitoring
dan
mengevaluasi
pelayanan
/
penanggulangan gangguan sistem distribusi tenaga listrik.\ g. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait dalam rangka pengembangan dan operasi sistem distribusi. h. Membuat laporan rutin dan berkala sesuai dengan bidang tugasnya. 6.
Asman APP a. Mengelola, memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan, pengukuran, pemeriksaan dan pemeliharaan APP pelanggan besar. b. Mengelola, memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penerimaan, perakitan dan pemeliharaan APP. c. Melaksanakan pengelolaan tata usaha gudang sesuai ketentuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Menganalisa
dan
mengevaluasi
kinerja
pelaksanaan
kegiatan
pengukuran dan pembatasan listrik. e. Membuat laporan rutin dan berkala sesuai dengan bidang tugasnya. F. Pembagian Unit Jaringan APJ Madiun PT PLN (Persero Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Madiun adalah suatu Badan Milik Negara (BUMN) penyedia jasa ketenaga listrikan yang beralamat di Jalan Letjen Haryono No 30, Madiun. Wilayah kerja PT PLN (Persero APJ Madiun yaitu Sekarisidenan Madiun. Dalam menyediakan jasa ketenagalistrikan PT PLN (Persero) APJ Madiun dibantu 8 (delapan) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ), yaitu : Tabel 3.1 Pembagian Unit Jaringan APJ Madiun Wilayah
Alamat
Jumlah Pegawai
APJ Madiun
Jl. Letjen Haryono No 30 Madiun
65
UJ Madiun Kota
Jl. Letjen Haryono No 30 Madiun
20
UJ Dolopo
Jl. Raya Ponorogo No 246 Dolopo
16
UJ Maospati
Jl. Raya Solo No 51 Maospati
15
UJ Magetan
Jl. Basuki Rahmat No 7 Magetan
20
UJ Ngawi
Jl. Jaksa Agung Suprapto No 37 Ngawi
17
UJ Mantingan
Jl. Raya Mantingan No 44 Mantingan
13
UJ Caruban
Jl. Bali No 3 Caruban
13
Sumber Kantor PT PLN (Persero) APJ Madiun Dari tabel di atas dapat dilihat pembagian unit jaringan secara menyeluruh sehingga dapat bekerja secara efektif dan efisien. Selain itu dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara keseluruhan dalam wilayah sekarisidenan Madiun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G. Data Kepegawaian PT PLN (Persero) APJ Madiun Jumlah total Pegawai PT PLN (Persero)APJ Madiun sebanyak 65 Pegawai. Dari keseluruhan pegawai tersebut di kelompokkan berdasarkan bagianbagiannya. Untuk lebih kelasnya dapat dilihat dibawah ini : Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Bagian-Bagian Pada PT PLN (Persero)APJ Madiun Tahun 2011 Bagian
Jumlah Pegawai
Distribusi
18
Niaga dan Pelayanan Pelanggan
11
Perencanaan
7
SDM dan Keuangan
15
Sekretariat
14
Jumlah
65
Sumber Kantor PT PLN ( Persero ) APJ Madiun Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pembagian tenaga kerja di sesuaikan dengan jumlah tugas pekerjaan dan tanggung jawabnya. Pembagian tenaga kerja sangat diperlukan di setiap bagian untuk mengefektif dan efisienkan pekerjaan sehingga dapat mencapai tujuan yang maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PEMBAHASAN Kesehatan merupakan unsur penting agar kita dapat menikmati hidup yang berkualitas, baik dirumah maupun dalam pekerjaan. Kesehatan Pegawai PT PLN (Persero) APJ Madiun menjadi faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan produktifitas kerja. Maka dari itu PT PLN (Persero) APJ Madiun memberikan tunjangan kesehatan kepada para pegawai, pensiun dan keluarga untuk menjamin kesehatan dan memberikan rasa aman. Dalam tunjangan kesehatan ini PT PLN (Persero) APJ Madiun memiliki ketentuan-ketentuan
yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Dalam ketentuan-ketentuan tersebut mempunyai sistem dan prosedur dalam pengajuannya. A. SISTEM DAN PROSEDUR TUNJANGAN KESEHATAN Tunjangan kesehatan di PT PLN (Persero) APJ Madiun memiliki sistem yang didalamnya mengandung suatu ketentuan-ketentuan dan memiliki suatu prosedur tunjangan kesehatan yang harus dipenuhi semua persyaratannya sehingga dapat memberikan manfaat bagi pegawai, pensiunan dan keluarga. 1.
Prosedur Pengajuan Tunjangan Kesehatan Untuk mendapatkan tunjangan kesehatan pegawai dan pensiunan harus memenuhi prosedur pendaftaran sebagai berikut : a. Langkah awal untuk mendapatkan tunjangan kesehatan yaitu pegawai dan pensiunan harus mendaftar kepihak PT PLN (Persero) APJ Madiun bagian Sumber Daya Manusia yang mengurusi tentang Kepegawaian. b. Untuk Pegawai harus masih aktif di perusahaan sedangkan untuk Pensiunan harus mendaftar ulang setelah surat keputusan kepensiunan keluar dan sudah habis masa kerja di perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Pendaftaran isteri / suami / anak / anak angkat / anak tiri dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan sejak terjadinya perkawinan / kelahiran / pengangkatan anak. d. Untuk pendaftaran Pegawai dan Pensiunan wajib memberikan fotocopy KTP, foto 3x4 berjumlah 2 (dua) lembar beserta fotocopy KK (Kartu Keluarga) sebagai data di PT PLN (Pesero) APJ Madiun. Dalam hal ini keluarga, isteri hanya 1 (satu) sedangkan untuk anak maksimal 3 (tiga) termasuk anak kandung / anak angkat / anak tiri dan dibawah umur 25 tahun. e. Pihak SDM (Sumber Daya Manusia) bagian kepegawaian akan mendata menggunakan aplikasi SAP (System Aplication and Product) untuk merekap semua pegawai yang termasuk pegawai aktif dan pensiun beserta keluarga yang akan didaftarkan untuk mendapatkan tunjangan kesehatan. f. Setelah didata dan direkap oleh bagian SDM (Sumber Daya Manusia) bagian Kepegawaian maka sudah dapat menggunakan pelayanan kesehatan yang berbentuk tunjangan kesehatan tersebut. Tunjangan kesehatan dalam PT PLN (Persero) APJ Madiun sangat diperlukan. Sebagai manfaat dari tunjangan kesehatan tersebut sebagai berikut : a. Dapat memberikan rasa aman terhadap pegawai, pensiunan dan keluarga. b. Memberikan kesejahteraan dalam bidang kesehatan, ekonomi dan sosial. c. Sebagai kompensasi pegawai dan pensiun yang sudah bekerja di PT PLN (Persero) APJ Madiun. d. Meningkatkan motivasi kerja pegawai, terutama untuk tunjangan kesehatan yang dikaitkan dengan produktivitas dalam bekerja. e. Meringankan biaya pegawai dalam hal kesehatan sehingga dapat meminimal biaya yang dikeluarkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Ketentuan Umum Tunjangan Kesehatan Pemberian tunjangan kesehatan di PT PLN (Persero) APJ Madiun tidak semuanya akan diterima karena ada ketentuan untuk pemberian tunjangan kesehatan tersebut. Dalam hal ini pegawai, pensiunan dan keluarga harus memenuhi ketentuan yang berlaku sebagai berikut : a. Ketentuan yang berhak mendapat tunjangan kesehatan 1.
Keluarga pegawai yang dapat diberikan tunjangan kesehatan, maksimum 1 (satu) orang istri/suami dan maksimum 3 (tiga) anak yang terdaftar di perusahaan ketika pegawai masih aktif bekerja/sebelum berhenti bekerja.
2.
Pendaftaran istri / suami / anak / anak angkat / anak tiri dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan sejak terjadinya perkawinan / kelahiran / pengangkatan anak.
3.
Anak kandung pegawai yang menjadi tanggungan kesehatan perusahaan maksimum 3 (tiga) anak kandung yang terdaftar di perusahaan ketika pegawai aktif / sebelum berhenti bekerja.
4.
Batas usia anak yang diberikan tunjangan kesehatan adalah usia 25 (dua puluh lima) tahun dengan ketentuan tidak / belum pernah kawin dan tidak mempunyai penghasilan sendiri dan atau masih menjadi tanggungan pegawai.
5.
Karyawan yang telah berhenti bekerja kemudian kawin / kawin lagi
6.
Pendaftaran anak sebagaimana dimaksud diatas, harus dilakukan secara berurutan mulai dari anak pertama sampai dengan anak yang ketiga dengan ketentuan bahwa apabila anak / anak angkat dimaksud sudah tidak berhak lagi atas tunjangan kesehatan maka tidak dapat digantikan dengan anak yang lainnya, kecuali karena anak yang sedang mendapat tunjangan kesehatan meninggal dunia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Ketentuan berakhirnya pemberian tunjangan kesehatan 1. Jika hubungan perkawinan dengan isteri / suami terputus akibat perceraian, maka sejak sah terputusnya perceraian itu , suami / isteri tidak dapat tunjangan kesehatan lagi. 2. Jika anak pegawai sebelum usia 25 tahun sudah menikah atau memiliki penghasilan sendiri maka tidak berhak lagi mendapatkan tunjangan kesehatan. 3. Jika pegawai diberhentikan dari perusahan baik pengunduran diri atau dari pihak perusahan padahal masa kerja masih beberapa tahun tetap tidak berhak mendapatkan tunjangan kesehatan, baik pegawai atau keluarganya. 4. Jika janda / duda setelah di tinggal mati oleh pegawai kemudian menikah lagi maka sejak sahnya pernikahan itu janda / duda tidak berhak mendapatkan tunjangan kesehatan. c. Ketentuan biaya yang ditanggung 1. Biaya pemeriksaan 2. Biaya pengobatan 3. Biaya rawat inap 4. Biaya pemeriksaan penunjang 5. Biaya vaksinasi 6. Biaya rehabilitasi d. Ketentuan biaya yang tidak ditanggung 1. Biaya untuk pengobatan penyakit yang timbul sebagai akibat dari perbuatan yang bersangkutan, antara lain : -
Penyalah gunaan narkoba
-
Percobaan bunuh diri
-
Perawatan kesehatan non medis
-
Penyakit hubungan seksual
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Perawatan wajah untuk kecantikan non medik dan bedah plastik ( kosmetik ) yang bukan sebagai akibat kecelakaan kerja. 3. Pemeliharaan kesehatan yang tidak termasuk standar prosedur perawatan tubuh ( seperti terapi ozon dan lain-lain ) e. Ketentuan kelas perawat Hak kelas rawat inap atau opname di Rumah Sakit bagi pegawai ditetapkan dengan
grade sesuai dengan jabatan
yang sedang
dipangkunya. Pegawai bisa saja memilih kelas rawat inap atau opname sesuai keinginnya tetapi apabila kelas rawat inap atau opnamenya melebihi dengan ketentuan maka biaya lebihnya ditanggung sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel bawah ini : Tabel 4.1 Penyesuaian Hak Kelas Rawat Inap Pegawai (Jengjang Jabatan Struktural) PT PLN ( Persero ) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun Jenjang Jabatan Struktural
Kelas Rawat Inap
Manajer Atas
VIP Standar
Manajemen Menengah
I
Manajemen Dasar
I
Supervisior Atas
II
Supervisior Dasar
II
Sumber kantor PT PLN (Persero) APJ Madiun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2 Penyesuaian Hak Kelas Rawat Inap Pegawai (Jengjang Jabatan Fungsional) PT PLN ( Persero ) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun Sebelum 1 Februari 2010
Jenjang Jabatan Fungsional Ahli Utama
Ahli Ahli Teknik Muda Utama /Ahli Madya Ahli Teknik Muda Utama / Ahli Muda Utama Ahli Teknik Muda Pratama / Ahli Muda Pratama
Peringkat Gaji 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16
Mulai 1 Februari 2010
Kelas Rawat Inap
VIP standar
I I
I
Jenjang Jabatan Fungsional
Fungsional I
Fungsional II
Fungsional III
Fungsional IV
II
17 Terampil 18 II 19 Utama 20 21 22 23 Terampil II 24 25 26 Sumber kantor PT PLN (Persero) APJ Madiun
Fungsional V
Fungsional VI
commit to user
Grade
Integration 1 Integration 2 Integration 3 Advanced 1 Advanced 2 Advanced 3 Optimization 1 Optimization 2 Optimization 3 Optimization 4 System 1 System 2 System 3
System 4 Specific 1 Specific 2 Specific 3 Specific 4 Basic 1 Basic 2 Basic 3 Basic 4e Basic 4d Basic 4c Basic 4b Basic 4a
Kelas Rawat Inap
VIP Standar
I
I
II
II
II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3 Tabel Penyesuaian Kelas Rawat Inap Pegawai PT PLN ( Persero ) Area pelayanan dan Jaringan Madiun Sebelum 1 Februari 2010 Peringkat Gaji Kelas Rawat Inap 0 1 VIP standar 2 3 4 5 6 I 7 8 I 9 10 11 12 I 13 14 15 II 16 17 18 II 19 20 21 22 23 II 24 25 26 Sumber kantor PT PLN (Persero) APJ Madiun
commit to user
Mulai 1 Februari 2010 Grade Integration 1 Integration 2 Integration 3 Advanced 1 Advanced 2 Advanced 3 Optimization 1 Optimization 2 Optimization 3 Optimization 4 System 1 System 2 System 3 System 4 Specific 1 Specific 2 Specific 3 Specific 4 Basic 1 Basic 2 Basic 3 Basic 4e Basic 4d Basic 4c Basic 4b Basic 4a
Kelas Rawat Inap VIP Standar
I
I
II
II
II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Lingkup tunjangan kesehatan 1.
Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter umum / dokter gigi.
2.
Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis tidak termasuk perawatan wajah dan kecantikan.
3.
Pelayanan keluarga berencana dan imunisasi / vaksin.
4.
Alat-alat rehabilitasi untuk pengoptimalan fungsi tubuh untuk karyawan dan pensiun, seperti alat bantu dengar, alat penyandang cacat tubuh, kacamata dan prothesa tetapi tidak termasuk prothesa gigi.
B. TEMPAT PELAYANAN TUNJANGAN KESEHATAN Tempat pelayanan kesehatan dan pengobatan pasien, pegawai atau pensiunan PT PLN (Persero) Madiun dapat dilakukan di disarana kesehatan milik pemerintah atau milik swasta yang telah dilanggan oleh perusahaan melalui kerja sama yang di sepakati bersama. Adapun tempat pelayanan kesehatan sebagai berikut : 1. Tempat praktek Dokter Umum, Dokter Gigi, Poliklinik dan Puskesmas 2. Rumah Sakit 3. Laboratorim 4. Apotek Dari tempat pelayanan kesehatan diatas merupakan tempat pelayanan kesehatan yang sudah menjadi mitra / kerjasama dengan pihak PT PLN (Persero) APJ Madiun. Selain ke empat mitra kerja juga terdapat Dokter Audit yang ada di PT PLN (Persero) APJ Madiun. Maksud Dokter Audit ini adalah dokter yang memberikan pengobatan dan pemeriksaan bagi pegawai yang masih aktif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. PROSEDUR PELAYANAN TUNJANGAN KESEHATAN, TARIF DAN KETENTUAN YANG DISTANDARKAN Pelayanan kesehatan yang termasuk tunjangan kesehatan yang diberikan PT PLN (Persero) APJ Madiun antara lain Rumah Sakit, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Persalinan, Apotek, Laboratorium, Alat Rehabilitasi, dan Alat Prothesa. Untuk tarifnya PT PLN (Persero) APJ Madiun memberikan standar sendiri dengan adanya perjanjian baik dengan pihak tempat pelayanan kesehatan atau tidak adanya perjajian dengan tempat pelayanan kesehatan tetapi merupakan ketentuan yang dibuat oleh PT PLN (Persero) APJ Madiun. Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan yang diberikan PT PLN (Persero) APJ Madiun dan ketentuan tarif standar dari masing- masing, seperti berikut : 1. Tagihan a. Rumah Sakit Apabila secara medis peserta memerlukan pengobatan rawat inap / rawat jalan di Rumah Sakit maka harus dilakukan berdasarkan Rujukan dari Dokter Umum tempat berobat penderita. Untuk proses melakukan pemeriksaan dan pengobatan apabila memerlukan rawat inap, maka harus : 1. Peserta harus mendapat surat rujukan dari Dokter Umum mitra kerja perusahaan tempat penderita periksa dan berobat yang kemudian diberikan ke perusahaa. 2. Meminta surat jaminan kepada pihak perusahaan dengan menunjukkan surat rujukan dari Dokter Umum mitra kerja perusahaan, dalam hal ini peserta harus merujuk ke Rumah Sakit yang sudang dilanggan atau menjadi mitra kerja perusahaan. Sedangkan untuk tarif dan ketentuan tunjangan kesehatan di Rumah Sakit sebagai berikut : 1. Dalam hal ini apabila melakukan rawat inap di Rumah Sakit yang menjadi mitra kerja perusahaan maka biaya pemeriksaan dan pengobatan diganti penuh oleh perusahan baik yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melakukan pemeriksaan dan pengobatan pegawai, pensiunan atau keluarga yang bersangkutan yang sudah terdaftar dalam perusahaan. 2. Apabila Rumah Sakitnya tidak mitra kerja perusahaan maka biaya ditanggung oleh peserta kemudian baru direstitusi ke perusahaan dengan tarif Rumah Sakit yang distandarkan. Untuk Pegawai dan keluarga di restitusi penuh sedangkan untuk pegawai di restitusi 50%. 3. Untuk kelas rawat peserta sudah ada ketentuannya, apabila ingin kelas perawat yang melebihi standar yang ditentukan maka biaya lebihnya di tanggung oleh peserta sendiri. 4. Sedangkan dalam keadaan gawat darurat, peserta dapat langsung dirujuk ke Rumah Sakit kemudian untuk penggantiannya dapat dilakukan restitusi. PT PLN (Persero) APJ Madiun bekerja sama dengan 4 (empat) Rumah Sakit. Untuk data rekap perbulan mengenai jumlah kunjungan pegawai dan pensiunan ke Rumah Sakit mitra kerja perusahan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Dokter Umum Prosedur tunjangan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan di Dokter Umum sebagai berikut : 1. Meminta
surat
pengantar
dari
pihak
perusahaan
untuk
melakukan pemeriksaan dan pengobatan di Dokter Umum yang dikehendaki. 2. Dapat langsung melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke Dokter Umum yang telah di kehendaki dalam surat pengantar. Sedangkan untuk tarif dan ketentuan tunjangan kesehatan di Dokter Umum sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Apabila Dokter Umum yang menjadi mitra kerja perusahaan maka semua biaya diganti sepenuhnya baik untuk pegawai, pensiunan dan keluarga pegawai yang bersangkutan. 2. Untuk Pensiunan dan keluarga apabila melakukan pemeriksaan dan pengobatan di Dokter Umum yang tidak menjadi mitra perusahaan maka di berikan ketentuan maksimal Rp. 50.000, 00 dan di ganti 50 %. 3. Untuk Pegawai dan keluarga apabila melakukan pemeriksaan dan pengobatan di Dokter Umum yang tidak menjadi mitra kerja perusahaan maka diberikan ketentuan tarif maksimal Rp. 50.000,00 dan diganti penuh. PT PLN (Persero) APJ Madiun bekerja sama dengan 4 (empat) Dokter Umum. Untuk data rekap perbulan mengenai jumlah kunjungan pegawai dan pensiunan ke Dokter Umum mitra kerja perusahan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Dokter Spesialis Prosedur tunjangan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan di Dokter Spesialis sebagai berikut : 1. Untuk Pegawai dan keluarga dapat langsung ke Dokter Spesialis yang dikehendaki sedangkan untuk Pensiunan dan keluarga harus ada surat rujukan dari Dokter Umum mitra kerja perusahaan. 2. Pegawai dan keluarga bisa langsung sedangkan Pensiunan dan keluarga harus menunjukkan surat rujukan dari Dokter Umum mitra kerja kepada Dokter Spesialis yang di rujuk. Sedangkan untuk tarif dan ketentuan tunjangan kesehatan di Dokter Spesialis sebagai berikut : 1. Semua peserta dirujuk ke Dokter Spesialis yang bukan mitra kerja dengan perusahaan karena belum adanya Dokter Spesialis yang bermitra kerja dengan perusahaan. 2. Untuk ke Dokter Spesialis tidak menggunakan surat pengantar dari perusahaan karena pemeriksaan dan pengobatan di Dokter Spesialis merupakan restitusi bukan tagihan. 3. Untuk Dokter Spesialis perusahaan memberikan ketentuan tarif maksimal Rp. 100.000,00. 4. Pegawai
dan
keluarga
mendapatkan
pergantian
penuh
sedangkan pensiunan dan keluarga direstitusi 50%. Untuk Dokter Spesialis, PT PLN (Persero) APJ Madiun belum ada mitra kerja. Dokter Spesialis di merupakan restitusi jadi untuk rekapan perbulan dimasukkan dalam restitusi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Dokter Gigi Prosedur tunjangan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan di Dokter Gigi sebagai berikut : 1. Meminta surat pengantar dari perusahaan untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke Dokter Gigi. 2. Langsung ke Dokter Gigi yang dipastikan dalam surat pengantar. Sedangkan tarif dan ketentuan tunjangan kesehatan di Dokter Gigi sebagai berikut : 1. Untuk Dokter Gigi yang menjadi mitra perusahaan semua biaya diganti penuh sesuai tarif yang sudah menjadi persetujuan pihak perusahaan dan Dokter Gigi. 2. Dokter Gigi yang bukan mitra kerja perusahaan untuk tarifnya diganti sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh perusahaan dengan tingkat golongan yang telah dibuat perusahaan. 3. Pegawai dan keluarga apabila melakukan pemeriksaan dan pengobatan di Dokter Gigi yang bukan mitar kerja perusahaan tarifnya sesuai ketentuan perusahaan sedangkan Pensiunan dan keluarga selain tarifnya sesuai dengan ketentuan perusahaan diganti 50 %. PT PLN (Persero) APJ Madiun bekerja sama dengan 1 (satu) Dokter Gigi. Untuk data rekap perbulan mengenai jumlah kunjungan pegawai dan pensiunan ke Rumah Sakit mitra kerja perusahan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.8 Rekap Tagihan Dokter Gigi Tahun 2011 Drg. Sudarto NO.
BULAN
KUNJ.
PEGAWAI (Rp)
KUNJ.
PENSIUNAN (Rp)
TOTAL (Rp)
1
JANUARI
22
2.190.000
26
3.240.000
5.430.000
2
PEBRUARI
32
3.110.000
15
2.160.000
5.270.000
3
MARET
45
5.857.500
15
2.402.000
8.259.500
4
APRIL
13
1.954.000
21
3.418.500
5.372.500
5
MEI
-
-
-
-
-
6
JUNI
11
1.614.500
9
1.340.500
2.955.000
7
JULI
27
4.983.000
27
4.088.500
9.071.500
8
AGUSTUS
14
1.896.000
22
4.259.000
6.155.000
9
SEPTEMBER
12
1.830.500
19
3.639.000
5.469.500
10
OKTOBER
10
1.768.000
18
3.787.500
5.555.500
11
NOPEMBER
29
4.296.000
37
6.280.000
10.576.000
12
DESEMBER
10
1.466.500
20
3.410.000
4.876.500
225
30.966.000
229
38.025.000
68.991.000
JUMLA H
Sumber kantor PT PLN (Persero) APJ Madiun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Persalinan Prosedur tunjangan kesehatan untuk persalinan di Rumah Sakit Mitra sebagai berikut : 1. Dalam keadaan darurat, peserta dapat langsung dirujuk ke Rumah Sakit untuk menjalani persalinan, selanjutnya segera melapor ke Dokter Umum mitra perusahaan untuk diberikan surat pengantar. 2. Melapor ke pihak perusaan untuk diberikan surat jaminan dengan membawa surat rujukan dari Dokter mitra kerja perusahaan. Sedangkan untuk tarif dan ketentuan tunjangan kesehatan untuk persalinan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan persalinan hanya diberikan maksimal sampai dengan persalinan ke 3 (tiga). 2. Biaya kesehatan kehamilan dan persalinan setelah yang ke tiga sebagaimana dimaksud dalam butir
a tidak ditanggung
perusahaan, kecuali persalinan yang diakibatkan kegagalan Keluarga Berencana (KB) dengan metode Sterelisasi, Intra Uterine Device (IUD), Suntik, Susuk atau metode terpilih lainnya
dan
yang
bersangkutan
dapat
membuktikan
keikutsertaannya dalam program KB. 3. Pertolongan peralinan bagi seluruh pegawai dan isteri pegawai diberikan fasilitas Dokter. Untuk persalinan, rekapan perbulan dimasukkan dalam rekapan rumah sakit karena dalam persalinan dilakukan di Rumah Sakit mitra kerja apabila dilakukan di Bidan yang tidak merupakan mitra kerja perusahaan maka untuk rekap bulanan masuk dalam restitusi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Apotek Prosedur tunjangan kesehatan untuk pengambilan obat di Apotek sebagai berikut : 1. Minta surat pengantar pengambilan obat di Apotek langganan atau mitra kerja dari pihak perusahaan. 2. Langsung menyerahkan surat pengantar dan resep kepada Apotek langganan atau mitra kerja perusahaan. Sedangkan tarif dan ketentuan tunjangan kesehatan di Apotek sebagai berikut : 1. Untuk yang melakukan pemeriksaan di Dokter Umum mitra kerja perusahaan maka di surat pengantar sudah ada rangkap 2 (dua) yang satu untuk pengangtar berobat dan satunya untuk pengantar pengambilan obat. 2. Untuk yang melakukan pemeriksaan bukan di Dokter mitra kerja perusahaan maka untuk mengambil obatnya dapat meminta surat rujukan pengambilan obat kepada pihak perusahaan dengan menunjukkan resep dari Dokter sehingga dapat diganti penuh. 3. Untuk pergantian obat yang bukan Apotek mitra kerja perusahaan bagi pensiunan diberikan 50% sedangkan untuk pegawai diganti penuh. PT PLN (Persero) APJ Madiun bekerja sama dengan 2 (dua) Apotek. Untuk data rekap perbulan jumlah kunjungan pegawai dan pensiunan ke Apotek mitra kerja perusahan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Laboratorium Prosedur tunjangan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan atau pengambilan hasil Laboratorium sebagai berikut : 1. Meminta surat pengantar dari pihak perusahaan dengan memberikan surat pengantar dari pihak Dokter tempat peserta periksa. 2. Langsung
ke
Laboratorium
yang
menjadi
mitra
kerja
perusahaan. Sedangkan tarif dan ketentuan tunjangan kesehatan di Laboratoriun sebagai berikut : 1. Untuk Laboratorium sebelum pemberian surat pengantar, pihak perusahaan membuat surat jaminan. 2. Untuk Laboratorium mitra kerja perusahaan biaya ditanggung penuh. 3. Untuk laboratorium bukan mitra kerja perusahaan, pegawai dan keluarga diganti penuh sedangkan pensiunan dan keluarga diganti 50%. PT PLN (Persero) APJ Madiun bekerja sama dengan 2 (dua) Laboratorium. Untuk data rekap perbulan jumlah kunjungan pegawai dan pensiunan ke Laboratorium mitra kerja perusahan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h. Alat Rehabilitasi dan Protesha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perusahaan
memberikan
bantuan
alat-alat
rehabilitasi
untuk
membantu mengambalikan fungsi fisik baik yang hilang atau berukuran akibat suatu penyakit atau kecelakaan yang meliputi kacamata, prothesaa dan periodental gigi, alat bantu dengar dan alatalat protesha aggota badan lainnya. Prosedur tunjangan kesehatan untuk permintaan alat-alat seperti diatas sebagai berikut : 1. Meminta
surat
pengantar
dari
pihak
perusahaan
untuk
pemeriksaan 2. Meminta surat pengantar atau surat rekomendasi kepada Dokter yang memeriksa. Sedangkan untuk tarif dan ketentuan tunjangan kesehatan sebagai berikut : 1. Untuk penggantian kacamata dilakukan 3 tahun sekali dengan tarif maksimal untuk frame dan lensa Rp. 1.000.000,00. 2. Untuk alat prothesa diberikan untuk 1 (satu) kali. 3. Untuk periodental gigi sesuai dengan ketentuan yang berlaku diperusahaan. 4. Untuk pegawai dan keluarga apabila ingin periksa mata dan penggantian kacamata dapat langsung ke Dokter Spesialis sedangkan untuk pensiunan dan keluarga harus periksa ke Dokter mitra kerja perusahaan baru ke Dokter Spesialis. 5. Untuk penggantiannya pegawai dan keluarga diganti penuh sedangkan pensiunan dan keluarga diganti 50 %. Untuk rekapan penggunaan alat rahabilitasi dan prothesa masuk dalam restitusi tetapi apabila pemberian alat rehabilitasi / prothesa dari Rumah Sakit mitra kerja perusahaan maka untuk rekapan masuk ke tagihan Rumah Sakit. Setiap tempat pelayanan kesehatan dilakukan perekapan daftar kunjungan yang telah dilakukan oleh pegawai dan pensiunan. Selain bagian SDM (Sumber
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daya Manusia) membuat rekapan perbulannya untuk setiap tempat pelayanan kesehatan juga membuat rekapan kunjungan setiap setahun sekali. Perekapan kunjungan dapat digunakan sebagai pembanding setiap tahunnya mengenai daftar kunjungan pegawai dan pensiunan. Untuk rekap kunjungan setiap tahun dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.11 Rekap Biaya Kesehatan Pegawai dan Pensiunan Tahun 2010 No.
BULAN
KUNJ.
PEGAWAI (Rp)
KUNJ.
PENSIUNAN (Rp)
TOTAL
1
JANUARI
653
103.200.551
424
55.021.250
158.221.801
2
PEBRUARI
781
106.282.488
520
61.743.050
168.025.538
3
MARET
722
70.642.265
388
46.527.125
117.169.390
4
APRIL
702
107.959.284
588
60.951.450
168.910.734
5
MEI
632
103.174.776
432
56.802.787
159.977.563
6
JUNI
666
83.712.167
565
70.308.350
154.020.517
7
JULI
526
54.603.006
513
73.212.563
127.815.569
8
AGUSTUS
661
86.960.484
547
91.848.142
178.808.626
9
SEPTEMBER
568
97.652.379
478
118.372.214
216.024.593
10
OKTOBER
507
55.942.022
445
41.494.564
97.436.586
11
NOPEMBER
445
44.039.373
459
55.900.284
99.939.657
12
DESEMBER
372
36.563.860
407
53.114.328
89.678.188
7.235
950.732.655
5.766
785.296.107
1.736.028.762
JUMLAH
Sumber Kantor PT PLN (Persero) APJ Madiun
Untuk lebih mempermudah pembaca mengenai prosedur pelayanan kesehatan secara umum di PT PLN (Persero) APJ Madiun, maka penulis membuat bagan mengenai alur pelayanan kesehatan. Berikut bagan pelayanan kesehatan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan 4.1 Bagan Pelayanan Kesehatan PT PLN (Persero) APJ Madiun Mendatangi bagian SDM Bidang kesehatan
Diberikan Surat pengantar
Penandatanganan oleh Pejabat yang berhak
Peserta menjalani Pemeriksaan dan pengobatan
2. Restitusi Restitusi adalah semua pengobatan, kesehatan dan peralatan kesehatan yang dilakukan di luar mitra tempat pelayanan kesehatan PT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PLN (Persero) APJ Madiun atau pelayanan kesehatan yang melakukan pemeriksaan dan pengobatan dahulu tanpa membuat surat pengantar atau jaminan. Untuk prosedur pelayanan kesehatan di semua tempat pelayanan kesehatan sama, prosedur pelayanan kesehatan untuk Rumah Sakit, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Persalinan, Apotek , Laboratorium serta Alat Rehabilitasi dan Prothesa sebagai berikut : a. Pegawai atau Pensiun melakukan pemeriksaan dan pengobatan / persalinan / pengambilan obat terlebih dahulu tanpa meminta surat rujukan atau surat pengantar dari pihak PT PLN (Persero) APJ Madiun. Setelah melakukan pemeriksaan dan pengobatan / persalinan / pengambilan obat pegawai atau pensiunan meminta kwitansi pembayaran atau hasil pemeriksaan yang nanti diberikan ke pihak SDM (Sumber Daya Manusia) PT PLN (Persero) APJ Madiun bagian restitusi untuk meminta penggantian. Masa berlaku kuitansi biaya pemeriksaan dan pengobatan / persalinan / pengambilan obat yang dapat di restitusi maksimal 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterbitkannya kwitansi. b. Untuk penggantian pihak pengelola restitusi tidak langsung memberikan penggantiannya tetapi akan dilakukan pengolahan data untuk dilaporkan ke bagian keuangan. c. Setelah di lakukan pengolahan oleh pihak SDM (Sumber Daya Manusia) bagian restitusi, pihak keuangan mengelola lagi kemudian baru memberikan penggantian kepada pegawai atau pensiun yang menggunakan pelayanan kesehatan tersebut.
Dalam restitusi ada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan perusahaan. 1. Ketentuan-ketentuan restitusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a.
Untuk layanan kesehatan bagi pegawai dan keluarga diberikan penggantian
100% sedangkan
untuk pensiun
diberikan
penggantian 50 %. b.
Untuk obat-obatan bagi pegawai dan keluarga diberikan penggantian 100% sedangkan untuk pensiunan diberikan penggantian 50%.
c.
Untuk layanan Dokter Gigi diberikan penggantian sesuai dengan tarif yang di tentukan merurut PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia).
d.
Untuk penggantian alat rehabilitasi disesuaikan dengan ketentuang yang ditetapkan perusahaan.
2. Pelayanan kesehatan yang tidak di Restitusi a. Pemeriksaan dan pengobatan yang dilakukan pensiunan dan keluarga di Dokter Spesialis tetapi tidak menggunakan surat rujukan dari Dokter Umum mitra perusahaan. b. Pemeriksaan
Laboratorium
dilakukan
tidak
berdasarkan
rujukan Dokter mitra perusahaan. c. Pemberian bukti-bukti pemeriksaan dan pengobatan yang melebihi jangka waktu yang ditentukan untuk restitusi. d. Pemeliharaan kesehatan yang tidak termasuk standar prosedur perawatan tubuh ( seperti terapi ozon dan lain-lain ) serta perawatan wajah non medik. e. Pemberian bukti pemeriksaan dan pengobatan yang tidak lengkap ke pihak perusahaan sesuai bidang kesehatan.
Selain pengolahan data dari tempat pelayanan kesehatan, bagian SDM (Sumber Daya Manusia) juga merekap data kunjungan perbulan pegawai dan pensiunan yang melakukan restitusi. Untuk lebih mengetahui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berapa orang yang melakukan restitusi setiap bulan di PT PLN (Persero) APJ Madiun dapat dilihat seperti berikut : Tabel 4.12 REKAP RESTITUSI APJ TH – 2010
RESTITUSI NO.
BULAN
KUNJ.
PEGAWAI (Rp)
KUNJ. PENSIUNAN (Rp)
TOTAL (Rp)
1
JANUARI
38
7.953.050
26
5.623.350
13.576.400
2
PEBRUARI
25
1.613.000
40
10.105.100
11.718.100
3
MARET
50
6.142.758
31
5.369.600
11.512.358
4
APRIL
43
3.896.500
17
1.242.317
5.138.817
5
MEI
44
7.060.996
22
3.175.200
10.236.196
6
JUNI
50
21.442.583
35
12.606.310
34.048.893
7
JULI
30
5.066.044
15
941.500
6.007.544
8
AGUSTUS
43
7.044.187
26
5.158.160
12.202.347
9
SEPTEMBER
30
7.495.692
17
1.765.950
9.261.642
10
OKTOBER
42
5.944.887
21
7.182.900
13.127.787
11
NOPEMBER
37
5.505.600
15
1.325.250
6.830.850
12
DESEMBER
42
9.556.307
35
6.071.258
15.627.565
474
88.721.604
300
60.566.895
JUMLA H
149.288.499
Sumber kantor PT PLN (Persero) APJ Madiun
D. PROSEDUR PENGOLAHAN DATA TUNJANGAN KESEHATAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Data tunjangan kesehatan disini adalah bukti pemeriksaan dan pengobatan dari tempat layanan kesehatan yang terkait. PT PLN (Persero) APJ Madiun menggunakan aplikasi SAP (System Aplication and Product ) untuk mengolah data untuk bukti tagihan dan restirusi yang harus diberikan kepada pihak keuangan. Untuk proses tunjangan kesehatan PT PLN (Persero) APJ Madiun dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu tunjangan dan restitusi. Prosedur pengolahan data tunjangan kesehatan sebagai berikut : Bagan 4.2 Alur Prosedur Pengolahan Data Tunjangn Kesehatan Untuk Keuangan Proses Tagihan / Restitusi (input)
Proses Pengolahan Data
Submit ke Bagian Keuangan
Mencetak Laporan Keuangan (output)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Proses Tagihan / Restitusi (input) Proses ini adalah membedakan untuk tunjangan yang merupakan tagihan atau restitusi. Tagihan adalah suatu tunjangan kesehatan yang bekerjasama dengan tempat pelayanan kesehatan yang dilanggan / menjadi mitra PT PLN (Persero) APJ Madiun sedangkan restitusi adalah suatu tunjangan kesehatan yang bekerjasama dengan tempat pelayanan kesehatan yang tidak dilanggan / tidak menjadi mitra PT PLN (Persero) APJ Madiun. Di
bagian SDM PT PLN (Persero) APJ Madiun untuk
bagian tagihan dan restitusi dibedakan supaya mempermudah pengolahan data tunjangan kesehatan. Proses tagihan / restitusi ini merupakan proses awal yaitu apabila tagihan maka pihak tempat pelayanan kesehatan yang di langgan / mitra PT PLN (Persero) APJ Madiun memberikan surat tagihan dan data serta kwitansi total biaya pemeriksaan dan pengobatan pegawai, pensiunan atau keluarga untuk diolah dan sebagai bukti atau laporan keuangan kepada pihak SDM PT PLN (Persero) APJ Madiun. Sedangkan apabila tunjangan kesehatan merupakan restitusi maka pihak pasiennya sendiri yang memberikan bukti-bukti pemeriksaan kepada SDM PT PLN (Persero) APJ Madiun. Untuk restitusi diperlukan Dokter Audit dalam melihat obat dan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh pegawai, pensiun atau keluarga sehingga dapat diketahui berapa biaya yang harus diganti pihak PT PLN (Persero) APJ Madiun sedangkan untuk tagihan, fungsi Dokter Audit adalah untuk melihat / menchek obat-obat yang dikonsumsi oleh pegawai, pensiunan serta keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Proses Pengolahan Data 1. Tagihan Proses tagihan ini dimaksudkan pengolahan data untuk bukti-bukti pemeriksaan dan pengobatan dari tempat layanan kesehatan yang di langgan / menjadi mitra PT PLN (Persero) APJ Madiun. Dalam hal ini tempat pelayanan kesehatan memberikan data tagihan untuk di proses pihak PT PLN (Persero) APJ Madiun khususnya bagian SDM dan Keuangan yang mengurusi tentang tunjangan kesehatan untuk memberikan penggantian kepada tempat pelayanan kesehatan yang terkait. a. Rumah sakit Dalam pengolahan data dari rumah sakit dilakukan setelah data yang diberikan rumah sakit lengkap baru diproses. Untuk rumah sakit, PT PLN (Persero) APJ Madiun memiliki 3 (tiga) mitra kerja. Proses awal untuk pengolahan data rumah sakit yaitu dengan menggunakan aplikasi SAP (System Aplication and Product). Adapun data yang dimasukkan sebagai berikut : 1. Nama Pegawai 2. Tanggal Pemeriksaan 3. Nomor Tagihan 4. Tanggal Kwitansi 5. Nomor Surat Jaminan 6. Nama Pasien Untuk nama pasien apabila yang sakit adalah keluarga pegawai maka diisi dengan nama yang akan melakukan pemeriksaan
dan
pengobatan,
apabila
yang
akan
melakukan pemeriksaan dan pengobatan pegawainya maka kolom nama pasien dikosongkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Provider (kode untuk Rumah Sakit) 8. Nama Provider (nama Rumah Sakit) 9. Buss area yang dibayarkan 10. Biaya Setelah pemasukan data-data tersebut maka proses selanjutnya adalah
approve dan submite kebagian keuangan untuk
diproses lebih lanjut dan bukti untuk pembayaran tagihan rumah sakit. Kemudian proses selanjutnya adalah pencetakan hasil submite kebagian keuangan, hasil pencetakan ini akan diberikan kebagian keuangan untuk kearsipan dan di tambah data dari rumah sakit dan kwitansi asli. b. Dokter Umum PT PLN (Persero) mempunyai 4 (empat) mitra kerja dengan dokter umum. Proses awal pemasukan data tagihan dari dokter umum yaitu dengan aplikasi SAP (System Aplicatin and Product). Adapun data yang dimasukkan yaitu : 1. Claim Number 2. NIPEG 3. Tagihan / Restitusi Untuk jenis tunjangan kesehatan ini ada kodenya sendiri, untuk tagihan yaitu 1 (satu) dan untuk restitusi diberi kode 2 (dua). Karena ini merupakan pengolahan data dari Dokter Umum yang dilanggan maka berupa tagihan sedangkan restitusi adalah bentuk tunjangan kesehatan yang tempat pelayanan kesehatannya tidak dilanggan. 4. Jenis Perawatan (Rawat jalan / Rawat inap) Untuk jenis perawatan ini ada kodenya sendiri, untuk rawat jalan yaitu 1 (satu) dan untuk rawat inap diberi kode 2 (dua). Karena ini merupakan pemeriksaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diDokter Umum maka pengisiannya yaitu rawat jalan / 1 (satu). 5. Tanggal Berobat 6. No. Tagihan 7. No. Kwitansi 8. Tanggal kwitansi 9. Family Tipe Family tipe terdapat kodenya sendiri untuk istri/suami kodenya 1 (satu) untuk anak kodenya 2 (dua). Dalam kolom ini apabila yang melakukan pemeriksaan dan pengobatan adalah keluarga pasien maka kolom ini diisi tetapi
kalau
pengobatan
yang
melakukan
adalah
pegawainya
pemeriksaan sendiri
dan maka
dikosongkan. 10. Child Number Child Number diisi dengan nomor urut anak pegawai yang melakukan pemeriksaan dan pengobatan. 11. Provider Number Provider Number adalah jenis pelayanan kesehatan yang digunakan oleh pasien, misal : Rumah Sakit, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Apotek atau Laboratorium 12. Vendor Number Vendor Number adalah tempat pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan PT PLN (Persero) APJ Madiun, dimana pasien secara langsung berobat ke pelayanan kesehatan yang telah dilanggan oleh PT PLN (Persero) APJ Madiun. 13. Nama Pasien 14. Claim Tipe 15. Amount (Rp)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah pemasukan data-data tersebut maka proses selanjutnya adalah
approve dan submite kebagian keuangan untuk
diproses lebih lanjut dan bukti untuk pembayaran tagihan dokter umum. Kemudian proses selanjutnya adalah pencetakan hasil submite kebagian keuangan, hasil pencetakan ini akan diberikan kebagian keuangan untuk kearsipan dan di tambah data dari dokter umum dan kwitansi asli. c. Dokter Gigi PT PLN (Persero) APJ Madiun bekerjasama dengan 1 (satu) Dokter Gigi. Setelah data tagihan dari Dokter Gigi lengkap maka langkah awal pengolahan data yaitu dengan aplikasi SAP (System Aplication and Product). Untuk data yang dimasukkan sebagai berikut: 1. Nama Pegawai 2. Tanggal Pemeriksaan 3. Nomor Tagihan 4. Tanggal Kwitansi 5. Nomor Surat Jaminan 6. Nama Pasien Untuk nama pasien apabila yang sakit adalah keluarga pegawai maka diisi dengan nama yang akan melakukan pemeriksaan
dan
pengobatan,
apabila
yang
akan
melakukan pemeriksaan dan pengobatan pegawainya maka kolom nama pasien dikosongkan. 7. Provider (kode untuk Dokter Gigi) 8. Nama provider (nama Dokter Gigi) 9. Buss area yang dibayarkan 10. Biaya Setelah pemasukan data-data tersebut maka proses selanjutnya adalah
approve dan submite kebagian keuangan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diproses lebih lanjut dan bukti untuk pembayaran tagihan Dokter Gigi. Kemudian proses selanjutnya adalah pencetakan hasil submite kebagian keuangan, hasil pencetakan ini akan diberikan kebagian keuangan untuk kearsipan dan di tambah data dari Dokter Gigi dan kwitansi asli. d. Apotek PT PLN (Persero) APJ Madiun bekerjasama dengan 2 (dua) Apotek. Setelah data tagihan dari Apotek lengkap maka langkah awal pengolahan data yaitu dengan aplikasi SAP (System Aplication and Product). Untuk data yang dimasukkan sebagai berikut: 1. Claim Number 2. NIPEG 3. Tagihan / Restitusi Untuk jenis tunjangan kesehatan ini ada kodenya sendiri, untuk tagihan yaitu 1 (satu) dan untuk restitusi diberi kode 2 (dua). Karena ini merupakan pengolahan data dari apotek yang dilanggan maka berupa tagihan sedangkan restitusi adalah bentuk tunjangan kesehatan yang tempat pelayanan kesehatannya tidak dilanggan. 4. Jenis Perawatan (Rawat jalan / Rawat inap) Untuk jenis perawatan ini ada kodenya sendiri, untuk rawat jalan yaitu 1 (satu) dan untuk rawat inap diberi kode 2 (dua). Karena ini merupakan pengambilan obata maka termasuk rawat jalan. 5. Tanggal Berobat 6. No. Tagihan 7. No. Kwitansi 8. Tanggal kwitansi 9. Family tipe
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Family tipe terdapat kodenya sendiri untuk istri/suami kodenya 1 (satu) untuk anak kodenya 2 (dua). Dalam kolom ini apabila yang melakukan pemeriksaan / pengobatan dan pengambilan obat adalah keluarga pasien maka kolom ini diisi tetapi kalau yang melakukan pemeriksaan / pengobatan dan pengambilan obat adalah pegawainya sendiri maka dikosongkan. 10. Child Number Child Number diisi dengan nomor urut anak pegawai yang
melakukan
pemeriksaan
/
pengobatan
dan
pengambilan obat. 11. Provider Number Provider Number adalah jenis pelayanan kesehatan yang digunakan oleh pasien, misal : Rumah Sakit, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Apotek atau Laboratorium 12. Vendor Number Vendor Number adalah tempat pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan PT PLN (Persero) APJ Madiun, dimana pasien secara langsung berobat ke pelayanan kesehatan yang telah dilanggan oleh PT PLN (Persero) APJ Madiun. 13. Nama pasien 14. Claim tipe 15. Amount (Rp) Setelah pemasukan data-data tersebut maka proses selanjutnya adalah
approve dan submite kebagian keuangan untuk
diproses lebih lanjut dan bukti untuk pembayaran tagihan apotek. Kemudian proses selanjutnya adalah pencetakan hasil submite kebagian keuangan, hasil pencetakan ini akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diberikan kebagian keuangan untuk kearsipan dan di tambah data dari apotek dan kwitansi asli. e. Laboratorium PT PLN (Persero) APJ Madiun bekerjasama dengan 2 (dua) Laboratorium. Setelah data tagihan dari Laboratorium lengkap maka langkah awal pengolahan data yaitu dengan aplikasi SAP (System Aplication and Product) tetapi berbeda dengan pengolahan data dari tempat pelayanan kesehatan yang lainnya, pengolahan data dari Laboratorium dimulai dengan membuat surat jaminan dari pihak PT PLN (Persero) APJ Madiun. Untuk data pembuatan surat jaminan data yang dimasukkan sebagai berikut: 1. Personel Number 2. Personel Name 3. Company Code 4. Nama pasien 5. Jabatan Penandatangan Jabatan penandatangan diisi Asman SDM dan Keungan. 6. Nama Penandatangan Untuk nama penandatangn surat jaminan ini adalah Asman SDM dan Keuangan. 7. Jenis Surat Jaminan 8. Nama Laboratorium 9. Dokter yang Merujuk 10. Tanggal Rujukan Setelah membuat surat jaminan maka langkah selanjutnya adalah memasukkan data sebagai berikut ini : 1. Nama Pegawai 2. Tanggal Pemeriksaan 3. Nomor Tagihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Tanggal Kwitansi 5. Nomor Surat Jaminan 6. Nama Pasien Untuk nama pasien apabila yang sakit adalah keluarga pegawai maka diisi dengan nama yang akan melakukan pemeriksaan
dan
pengobatan,
apabila
yang
akan
melakukan pemeriksaan dan pengobatan pegawainya maka kolom nama pasien dikosongkan. 7. Provider (kode untuk Laboratorium) 8. Nama Provider (nama Laboratorium) 9. Buss area yang dibayarkan 10. Biaya Setelah pemasukan data-data tersebut maka proses selanjutnya adalah
approve dan submite kebagian keuangan untuk
diproses lebih lanjut dan bukti untuk pembayaran tagihan Laboratorium. Kemudian proses selanjutnya adalah pencetakan hasil submite kebagian keuangan, hasil pencetakan ini akan diberikan kebagian keuangan untuk kearsipan dan di tambah data dari Laboratorium dan kwitansi asli. 2. Restitusi Proses tagihan ini dimaksudkan pengolahan data untuk buktibukti pemeriksaan dan pengobatan dari tempat layanan kesehatan yang tidak dilanggan / tidak menjadi mitra PT PLN (Persero) APJ Madiun. Dalam hal ini pihak yang melakukan pemeriksaan dan pengobatan (Pegawai) memberikan bukti-bukti pemeriksaan dan pengobatan seperti kwitansi, diagnosa, surat rujukan atau surat jaminan untuk meminta ganti kepada PT PLN (Persero) APJ Madiun. Setelah semuanya lengkap maka pihak SDM dan Keuangan yang menangani tunjangan kesehatan bagian restitusi mengolah data dengan aplikasi SAP (System Aplication and Product). Dalam restitusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sistem dan prosedur pengolahan data untuk Rumah Sakit, Dokter Umum, Dokter Gigi, Apotek dan Laboratorium sama. Untuk Proses data yang dimasukkan sebagai berikut : a. Nama Pegawai b. Tanggal Berobat c. Nomor Kwitansi Untuk restitusi nomor kwitansi diisi sesuai dengan keperluan pasien, misalnya pemeriksaan dan obat / pemeriksaan / pengobatan. d. Tanggal kwitansi e. Nama Pasien Untuk nama pasien apabila yang sakit adalah keluarga pegawai maka diisi dengan nama yang akan melakukan pemeriksaan dan pengobatan, apabila yang akan melakukan pemeriksaan dan pengobatan pegawainya maka kolom nama pasien dikosongkan. f. Provider (Kode Tempat Pelayanan Kesehatan) g. Nama Provider (Nama Tempat Pelayanan Kesehatan) h. Spesialisasi Spesialisasi adalh pasien yang menggunakan dokter spesialis untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan, maka kolom spesialisasi diisi dengan spesialis yang disandang oleh dokter spesialis tersebut. i.
Claim Level 1 Claim Level 1 adalah kolom untuk mengisi pelayanan kesehatan apa yang digunakan oleh pasien, misal Rumah Sakit, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, laboratorum atau Apotek.
j.
Claim Level 2 Claim Level 2 adalah kolom untuk mengisi spesifikasi pemeriksaan yang dilakukan oleh pasien.
k. Jumlah Biaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah pemasukan data-data tersebut maka proses selanjutnya adalah approve dan submite kebagian keuangan untuk diproses lebih lanjut dan bukti untuk pembayaran restitusi. Kemudian proses selanjutnya adalah pencetakan hasil submite kebagian keuangan, hasil pencetakan ini akan diberikan kebagian keuangan untuk kearsipan dan di tambah data dari tempat pelayanan kesehatan atau kwitansi asli. 3. Submit Kebagian Keuangan Submite adalah proses pengiriman data kebagian keuangan dalam bentuk softfile yang telah diolah oleh bagian SDM. Proses submite ini merupakan bukti pengihan dan restitusi laporan keuangan yang diajukan kebagian keuangan. Bagian tagihan dan restitusi harus melakukan proses submit ini kemudian membuat laporan keuangan dalam pembukuan. 4. Mencetak Laporan Keuangan (output) Proses terakhir dari pengolahan data tunjangan kesehatan PT PLN (Persero) APJ Madiun adalah pembuatan laporan untuk bagin SDM untuk kearsipan dan sebagai bukti laporan bahwa telah dilakukan submit kebagian keuangan. Semua bukti yang sudah disubmit dicetak untuk dimintakan tanda tangan supervisor SDM dan sipervisor Keuangan. Bukti keuangan yang sudah dicetak sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Tagihan Tabel 4.13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Restitusi Tabel 4.14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah semuanya diolah dan terdapat bukti hasil akhir maka proses pengolahan data tunjangan kesehatan tersebut selesai. Bukti dari hasil cetak satunya untuk arsip SDM dan satunya untuk bagian Keuangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pengamatan penulis di PT PLN (Persero) APJ Madiun mengenai “Sistem dan Prosedur Tunjangan Kesehatan Bagi Pegawai, Pensiunan dan Keluarga di PT PLN (Persero) Area Pelayanan Jaringan Madiun”, bahwa sistem dan prosedur yang dilakukan dan diterapkan cukup bagus, tetapi masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi. Untuk itu pihak PT PLN (Persero) APJ Madiun lebih berperan aktif dalam membatu dan memberikan informasi kepada peserta sehingga dapat mempermudah peserta untuk mendapatkan tunjangan kesehatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang di berikan. Dimana sistem untuk mendapatkan tunjangan kesehatan di PT PLN (Persero) APJ Madiun mempunyai ketentuan-ketentuan yang cukup baik sebagai berikut : g. Keluarga
pegawai
yang
dapat
diberikan
tunjangan
kesehatan,
maksimum 1 (satu) orang istri/suami dan maksimum 3 (tiga) anak yang terdaftar di perusahaan ketika pegawai masih aktif bekerja/sebelum berhenti bekerja. h. Pendaftaran istri / suami / anak / anak angkat / anak tiri dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan sejak terjadinya perkawinan / kelahiran / pengangkatan anak dengan memberikan foto 3x4 sebanyak 2 (dua) lembar, fotocopy KTP dan fotocopy KK (Kartu Keluarga) ke Bagian SDM (Sumber Daya Manusia) yang menangani bagian Kepegawaian. i. Anak
kandung
pegawai
yang
menjadi
tanggungan
kesehatan
perusahaan maksimum 3 (tiga) anak kandung yang terdaftar di perusahaan ketika pegawai aktif / sebelum berhenti bekerja. j. Batas usia anak yang diberikan tunjangan kesehatan adalah usia 25 (dua puluh lima) tahun dengan ketentuan tidak / belum pernah kawin dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak mempunyai penghasilan sendiri dan atau masih menjadi tanggungan pegawai. k. Karyawan yang telah berhenti bekerja kemudian kawin / kawin lagiPendaftaran anak sebagaimana dimaksud diatas, harus dilakukan secara berurutan mulai dari anak pertama sampai dengan anak yang ketiga dengan ketentuan bahwa apabila anak / anak angkat dimaksud sudah tidak berhak lagi atas tunjangan kesehatan maka tidak dapt digantikan dengan anak yang lainnya, kecuali karena anak yang sedang mendapat tunjangan kesehatan meninggal dunia. Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan yang diberikan PT PLN (Persero) APJ Madiun sebagai berikut : a. Rumah Sakit b. Dokter Umum c. Dokter Spesialis d. Dokter Gigi e. Persalinan f. Apotek g. Laboratorium h. Alat Rehabilitasi dan Prothesa Prosedur yang di jalankan di PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringa Madiun cukup bagus. Dalam hal ini prosedur PT PLN (Persero) APJ Madiun yang dijalankan dalam pelayanan kesehatan adalah sebagi berikut : a. Pegawai, Pensiunan atau Keluarga mengajukan diri untuk melakukan pelayanan kesehatan dan meminta surat jaminan atau surat pengantar, dengan semua ketentuan telah dipenuhi. b. Pihak SDM bagian tunjangan kesehatan memberikan surat jaminan atau pengantar sesuai yang diminta peserta dengan semua persyaratan dipenuhi. c. Surat jaminan dapat digunakan untuk merujuk ke tempat pelayanan kesehatan yang memiliki persyaratan adanya surat jaminan dari pihak perusahaan sedangkan surat pengantar dapat digunakan untuk pengantar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemeriksaan dan pengobatan serta pengambilan obat di tempat pelayanan mitra kerja perusahaan. d. Setelah proses pemeriksaan dan pengobatan semua bukti tagihan diberikan kepada pihak perusahaan untuk diganti, sedangkan untuk yang dibayar dahulu oleh peserta maka direstitusikan ke perusahaan. e. Bukti pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan pengambilan obat kemudian diproses dengan aplikasi SAP (System Aplication and Product) oleh SDM PT PLN (Persero) APJ Madiun bagian tunjangan kesehatan ke bagian Keuangan. f. Bukti laporan keuangan dan bukti pemeriksaan, pengobatan, perawatan serta
pengambilan
obat
diserahkan
kebagian
keuangan
untuk
ditandatangi dan diproses kembali. g. Setelah Bagian Keuangan memproses dan menyetujui maka total tagihan dan restitusi akan segera dilunasi. B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil pengamatan dan pembahasannya, penulis mengajukan saran-saran dengan harapan untuk dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi kantor PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun dalam rangka meningkatkan pengelolaan sistem dan prosedur tunjangan kesehatan bagi pegawai, pensiunan dan keluarga antara lain : a. Sistem yang diterapkan dalam PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun sudah cukup memenuhi ketentuan-ketentuan yang diterapkan tetapi sebaiknya ketentuan-ketentuan mengenai tata cara pengajuan tunjangan kesehatan disosialisasikan lebih baik lagi setiap ada perbaruan sistem di PT PLN ( Persero ) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun selain itu juga dapat memberikan pelayanan melalui CS ( Customer Service ) sehingga dapat mempermudah pegawai, pensiunan dan keluarga untuk mendapatkan informasi tunjangan kesehatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Prosedur yang dijalankan PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun cukup baik tetapi prosedur untuk mendapatkan pelayanan kesehatan juga patut diperhatikan karena banyak pegawai atau pensiun yang belum memahami secara betul bagaimana prosedur mendapatkan pelayanan kesehatan dalam hal ini dapat dibuat suatu bagan prosedur dari tata cara mendapatkan pelayanan kesehatan beserta peta ruangan untuk mempermudah para pegawai, pensiunan dan keluarga PT PLN ( Persero ) Area Pelayanan dan Jaringan Madiun , sehingga setiap proses adanya permintaan untuk pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
commit to user