8/18/2011
Sharing Informasi secara Visual dan Online Memonitor secara Visual dan Online Fasilitas-Fasilitas dengan Dynamic Visual Network dari xSiA Systems http://www.xsia-systems.cz.cc Catur Diantono
[email protected]
Catur Diantono
[email protected]
Sharing Informasi secara Visual dan Online Memonitor secara Visual dan Online Fasilitas-Fasilitas dengan Dynamic Visual Network dari xSiA Systems
Pendahuluan Untuk perusahaan yang memiliki fasilitas-fasilitas penting yang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia, pengawasan dan pengendalian kondisi operasional dari fasilitas-fasilitas ini akan memakan waktu, tenaga dan tentunya biaya. Apalagi jika pengawasan dan pengendalian selama ini dilakukan secara manual dan dengan data yang bukan digital (baik berupa kertas, fax, ataupun dokumen lain). Atau data itu sudah dalam format digital tetapi tidak dapat diakses oleh pihak lain yang membutuhkannya (alias tidak online), maka akan menambah semakin sulitnya pengendalian operasional tersebut. Agar operasional fasilitas-fasilitas penting yang tersebar itu dapat terkendali dengan baik, maka xSiA System mencoba membangun sistem yang dapat menjadi solusi untuk masalah ini, yang kami sebut dengan “Dynamic Visual Network”. Dengan sistem ini, pengawasan dan pengendalian dapat dilakukan secara VISUAL dan ONLINE. Dalam sessi berikutnya akan dijelaskan tentang pentingnya dua kata ini, yaitu Visual dan Online, dan hubungannya dengan Common Operational Picture, yaitu konsep pengawasan dan pengendalian operasional secara visual untuk tercapainya sinergi yang lebih tinggi.
Sharing Informasi secara Visual dan Online Dalam pemrosesan informasi, perbedaan penggunaan text dan gambar adalah sangat penting. Tidak terkecuali dalam merancang sistem informasi perlu dimengerti lebih dalam perbedaan ini agar sistem yang akan dibangun sesuai dengan yang dibutuhkan.
Text untuk Komputer dan Gambar untuk Otak Manusia Sebagian besar sistem informasi yang ada saat ini menampilkan informasi dengan text. Selain mudah dikelola, text memang sangat sesuai dengan pemrosesan data pada komputer. Kenapa? Karena logika dasar komputer berjalan dengan binary data yang merupakan bentuk lain dari text. Itulah sebabnya hampir semua sistem informasi yang ada saat ini menampilkan informasi dalam bentuk atau format text. Dilain pihak, otak manusia jauh lebih mudah memproses dan memahami informasi secara visual atau gambar dibandingkan dengan text. Sebagai contoh, coba anda ceritakan dalam bentuk tulisan seperti apa bentuk rumah anda kepada orang yang belum
… otak manusia jauh lebih mudah memproses dan memahami informasi secara visual atau gambar dibandingkan dengan text. 1
Catur Diantono
[email protected] pernah melihatnya. Seberapa banyak kalimat dalam tulisan itu yang harus anda tulis? Setelah membaca tulisan anda, apakah orang itu benar-benar mengerti seperti apa rumah anda? Sekarang coba ambil beberapa photo rumah anda dari berbagai sudut yang mewakili agar informasi yang ingin anda sampaikan dapat tertuang dalam photo-photo tersebut. Tunjukkan photo-photo itu kepada orang tadi, tanyakan kepadanya apakah dia mengerti seperti apa rumah anda. Jika anda mau, beberapa tahun kemudian anda bisa menanyakan kembali seperti apa rumah anda kepada orang tadi. Sekalipun telah berlalu beberapa lama, otak manusia masih dapat mengingat informasi dalam bentuk visual (gambar). Tetapi ingatan manusia untuk informasi berupa kalimat, tulisan atau text biasanya tidak dapat bertahan lama. Sebagai contoh, pelajar yang menghafal kalimat atau text sebelum ujian sekolah biasanya akan lupa saat ujian, apalagi beberapa hari setelah ujian berlalu.
Perbedaan Text dan Gambar Coba anda lihat tabel di bawah ini yang menyajikan data pekerjaan dan persentasenya baik dalam bentuk text (table) maupun gambar (pie grafik).
Tabel 1. Persentase Pekerjaan Pekerjaan
Persentase (%)
Listrik Mesin Pipa Beton Survey Furniture Lain-lain Total
14,90% 18,10% 27,20% 9,50% 17,50% 7,30% 5,50% 100,00%
7.30% Furniture 17.50% Survey 9.50% Beton
5.50% Lain-lain Listrik
14.90% Listrik 18.10% Mesin
Mesin Pipa Beton
27.20% Pipa
Survey Furniture Lain-lain
Gambar 1. Graphic Pie untuk Persentase Pekerjaan Untuk memahami seberapa besar persentase pekerjaan, jauh lebih mudah dengan grafik di sebelah kanan daripada dengan tabel di sebelah kiri. Membanding-bandingkan mana yang lebih besar atau lebih kecil juga lebih mudah jika kita menggunakan grafik. Berikut ini adalah contoh lain, yaitu sebuah alamat yang ditampilkan baik dengan text maupun dengan gambar peta. Alamat PT DKB Galangan II Jl Sindang Laut No. 119 Tanjung Priok Jakarta, 14110
Gambar 2. Alamat yang ditampilkan baik dengan text maupun gambar 2
Catur Diantono
[email protected] Terlihat bahwa lebih mudah memahami informasi lokasi (dalam hal ini adalah posisi alamat) dengan gambar peta dari pada dengan text. Misalnya pada gambar peta, dengan sepintas kita bisa memahami dekat atau jauh suatu obyek terhadap obyek lain. Atau hal lain lagi misalnya arah, luas, panjang, lebar, kepadatan dan kerenggangan atau hal lainnya yang berhubungan dengan ruang akan jauh lebih mudah dipahami dengan gambar peta.
Informasi Lokasi sangat sesuai jika ditampilkan dengan Denah, Layout, atau Peta Bayangkan jika informasi mengenai lokasi fasilitas-fasilitas penting di suatu area (sebagai contoh sebuah lapangan terbang seperti ditunjukkan gambar 3 di bawah ini) di tampilkan hanya dengan text atau tulisan saja, misalnya berupa koordinat atau berupa kalimat yang menerangkan posisi atau lokasi dari berbagai fasilitas tersebut. Dengan text atau tulisan saja tentu tidak mudah memahami artinya secara geografis (tata letak ruang).
Gambar 3. Denah sebuah lapangan terbang Gambar 3 di atas menunjukkan Denah sebuah lapangan terbang. Selain Denah, contoh lainnya adalah Layout dan Peta. Baik Denah, Layout maupun Peta memiliki kesamaan yaitu dapat menampilkan berbagai macam data dengan lokasi geografis sebagai referensinya. Hanya saja untuk Denah biasanya skala yang digunakan tidak nyata (real). Layout digunakan untuk menggambarkan posisi-posisi obyek dengan konteks yang lebih kecil dan untuk tujuan tertentu, biasanya lebih bersifat teknis. Sedangkan Peta, lebih bersifat universal dan skala yang digunakannya pun nyata.
Peta, Denah atau Layout yang ada umumnya bersifat statis Peta, Denah, ataupun Layout yang ada saat ini pada umumnya bersifat statis (apa lagi yang medianya bukan digital). Artinya obyek yang ditampilkan di dalamnya, semuanya statis atau tidak bergerak (tidak berubah posisinya). Padahal sebagian dari obyek-obyek yang ditampilkannya sangat bersifat dinamis dan selalu berubah-ubah sesuai dengan aktivitasnya di lapangan. Mari kita lihat contoh gambar Denah lapangan terbang Narita Tokyo Jepang di bawah ini (Gambar 4).
3
Catur Diantono
[email protected]
Gambar 4. Denah lapangan terbang Narita Tokyo Jepang.
Idealnya semua obyek dinamis seperti pesawat terbang yang ditunjukkan pada gambar ini dapat ditampilkan secara dinamis, selalu berubah-ubah posisinya sesuai dengan realita di lapangan. Selain dari itu, setiap pesawat terbang (juga obyek lain yang dinamis) bisa menunjukkan informasi terkini tentang aktivitasnya di pelabuhan udara secara real time, dan juga semua informasi ini dapat dimonitor dari mana saja dan kapan saja oleh siapa saja yang berkepentingan (Online).
Idealnya semua obyek dinamis seperti pesawat terbang yang ditunjukkan gambar ini dapat ditampilkan secara dinamis, selalu berubah-ubah posisinya sesuai dengan realita di lapangan.
Gambarnya bersifat Dinamis, Online, dan dapat di-Sharing Jika Peta, Denah atau Layout tersedia dan dapat diakses secara Online, maka semua pihak terkait (baik internal maupun eksternal) dapat mengakses informasi yang dikandungnya dari mana saja dan kapan saja, sesuai dengan otoritas yang dimilikinya. Tidak cuma mengakses, akan lebih ideal lagi jika mereka 4
Catur Diantono
[email protected] dapat juga memberikan atau menambahkan informasi tersebut. Sehingga mereka akan dapat berbagi informasi dan menggunakan informasi ini secara bersama-sama (information sharing), agar dapat memiliki pemahaman dan persepsi terhadap situasi dan masalah yang dihadapi juga secara bersamasama. Dengan demikian, 1. 2. 3. 4.
Masing-masing pihak akan mengerti informasi terkait peran dan tanggung jawabnya, Pengertian ini akan memudahkan mereka bertindak sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya, Peran yang dilakukan dengan baik dari masing-masing pihak akan meningkatkan kerja sama, Kerja sama yang saling mendukung ini akan melahirkan sinergi lebih baik lagi
Informasi yang dapat diakses secara Online, dan dapat di-sharing seperti ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi agar dapat melipat gandakan kekuatan yang dimiliki. Sebagai gambaran mengenai sinergi yang baik hasil dari penggunaan informasi bersama yang efektif, berikut ini adalah contoh sinergi dari Dell dengan pelanggan dan pemasoknya dalam merebut dominasi pasar PC.
Dell dalam merebut dominasi market PC Di era informasi, tingginya efektivitas suatu organisasi bisnis lahir dari kemampuannya beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah-ubah. Dalam bisnis tidak ada jaminan produk unggulan saat ini akan tetap pada posisinya ditahun depan. Munculnya produk tandingan, yang diiringi dengan merosotnya harga dipasaran, adalah fenomena biasa yang harus dihadapi. Kondisi ini memaksa setiap organisasi bisnis untuk benar dalam menggunakan dan mengelola informasi. Sebagai gambaran betapa kuatnya informasi jika dikelola dengan benar, mari kita kaji sebuah contoh kasus mengenai hilangnya dominasi raksasa IBM (International Business Machine) di market PC (Personal Computer). Dalam upayanya menandingi PC produk dari Apple Computer, diawal tahun 80-an IBM merilis produk PC pertamanya (tepatnya 12 Agustus 1981). IBM PC ini berkembang dengan pesat, dan 6 tahun kemudian mendominasi baik home market (penggunaan di rumah) maupun business market (penggunaan di perusahaan) dan sekaligus menjadi raksasa di market PC dan memimpin sampai pada awal tahun 90-an. Tetapi setelah itu banyak muncul clone (compatible) IBM PC dan mulai merubah peta pasar dengan hilangnya posisi IBM sebagai leader digantikan oleh perusahaan lain seperti HP, Compaq (yang kemudian bergabung dengan HP), Dell dan lainnya. Khusus untuk Dell (yang bermula disebuah kamar asrama pada tahun 1984 oleh Michael Dell, seorang mahasiswa Universitas Texas di Austin), teknologi informasi secara serius digunakan untuk merebut dominasi market PC dengan membentuk suatu teknik penjualan unik yang dikenal dengan sebutan “Direct Sales” dan “Build-to-Order”. Yaitu melalui situs e-commerce Dell, pembeli secara langsung (tanpa perantara) membeli produk Dell dengan menentukan sendiri spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan cara ini, selain produk yang dijual itu tepat dengan kebutuhan pembeli, harganyapun dapat ditekan seminimal mungkin. Ini dikarenakan tidak ada biaya yang dipungut pihak parantara seperti distributor, toko pengecer dan broker lainnya dan juga biaya gudang (termasuk juga resiko menumpuknya barang di gudang) dapat ditekan mendekati nol. Selain itu Dell juga dapat langsung memonitor berbagai pola perilaku pembeli, kesenangannya, kecenderungannya, dan menganalisa segmen dan kategori untuk kemudian memprosesnya menjadi informasi penting. Informasi ini kemudian digunakan untuk menentukan berbagai strategi yang tepat dan benar sesuai dengan kondisi pasar saat itu. Pemasok (Supplier) yang mensuplai berbagai komponen untuk komputer Dell, seperti juga karyawan Dell, mendapatkan kepercayaan yang cukup untuk menjadi elemen yang ter-link (tersambungkan) dalam suatu lingkungan ter-network dan bersinergi tinggi. Dari luar perusahaan, mereka nampak sebagai satu team yang sangat cepat dalam beradaptasi, mengambil keputusan dan merespon setiap perubahan apapun yang terjadi di pasar (misalnya perubahan harga komponen komputer akan segera direponse dengan cepat). Munculnya 5
Catur Diantono
[email protected] pesaing kuat seperti Dell ini membuat raksasa IBM tak berdaya dan terpaksa melepas divisi PCnya pada tahun 2005 ke perusahaan Lenovo (Cina).
Berikut ini adalah analisa terkait dengan penggunaan teknologi informasi oleh Dell dalam merebut dominasi market PC (pasar PC) 1.
Semua elemen (internal seperti karyawan & eksternal yang terkait seperti pemasok atau supplier) saling tersambungkan (link) dalam suatu lingkungan jaringan (network). Dell membangun system informasi yang menyambungkan (link) semua pihak yang berkepentingan, mulai dari karyawan, manajemen, pelanggan atau customer, bisnis patner, pabrik pembuat produk, pemasok komponen (component supplier), sampai kepada perusahaan pengirim (delivery service). 2. Dengan saling tersambungnya semua elemen dalam suatu jaringan, maka akan tersedia informasi yang dapat digunakan secara bersama-sama (information sharing). Sehingga semua pihak yang berkepentingan dapat memiliki persepsi terhadap situasi yang sebenarnya secara bersama-sama. 3. Dengan dicapainya persepsi situasi secara bersama-sama (shared situational awareness), maka: a) Setiap elemen bisa mengerti dan bertindak sesuai perannya masing-masing. Sebagai contoh, pemasok atau supplier memiliki real-time layar monitor yang terintegrasi dengan system informasi Dell. Mereka dapat mengetahui semua informasi yang diperlukan mengenai produk yang menggunakan komponen mereka. Sehingga mereka dapat meresponse secara langsung setiap perubahan yang terjadi, baik yang berhubungan dengan kebutuhan komponennya, maupun berbagai kendala yang harus diselesaikannya, tanpa harus menunggu kontak atau order dari Dell. b) Setelah mengerti dan bertindak sesuai perannya, kerjasama antar elemen akan meningkat. c) Meningkatnya kerjasama akan melahirkan sinergi yang lebih baik. Karena setiap elemen bersinergi dengan baik, kemampuan team ataupun organisasi secara keseluruhan dalam beradaptasi kedalam lingkungan yang selalu berubah-ubah akan meningkat. d) Meningkatnya kecepatan meresponse. kemampuan beradaptasi ini meliputi kecepatan dalam pengambilan keputusan untuk merespon ataupun mengantisipasi setiap situasi yang terjadi Dell menyebutkan hubungannya dengan pemasok dengan istilah integrasi virtual (virtual integration). Integrasi virtual memerlukan berbagi informasi (information sharing) secara intensif dan real time antara Dell, pemasok dan pelanggan. Kemampuan berbagi informasi mendekati real time diantara semua elemen yang relevan dari ekosistem ini memungkinkan Dell untuk menggantikan informasi persediaan (stok) dan sekaligus meningkatkan fleksibilitas dan responsifnya. Berbagi informasi mendekati real time seperti ini akan menyediakan para pengambil kebijakan atau keputusan dengan Common Operational Picture (Gambaran Umum Operasional). Common Operational Picture akan membantu memfasilitasi sinkronisasi diri dari setiap elemen, sehingga masing-masing elemen dapat bergabung dalam suatu kerja sama untuk berperan sesuai tanggung jawabnya, yang pada akhirnya akan mempercepat tempo operasional perusahaan dengan sinergi yang jauh lebih tinggi. (Alberts_NCW.pdf)
Common Operational Picture Common Operational Picture atau Gambaran Umum Operasional adalah sebuah gambaran umum mengenai operasional yang dapat di-sharing oleh semua pihak terkait. Gambaran ini dibangun dengan tujuan, agar dapat membuat lingkungan kerja yang kolaboratif (kerja sama dengan sinergi tinggi) dari semua penentu kebijakan atau pengambil keputusan (manajemen), dan pihak-pihak terkait atau mereka 6
Catur Diantono
[email protected] yang bertanggung jawab serta elemen lain yang relevan. Dari kolaborasi ini dapat dibangun presepsi umum dari situasi yang dihadapi dan tercapainya response yang terkoordinasi dari masing-masing elemen (self-coordinated response) terhadap situasi tersebut.
Gambar 5. Common Operational (tactical) Picture manual dalam sebuah operasi militer Berikut ini adalah contoh bagaimana Common Operational Picture digunakan oleh Angkatan Udara Inggris dalam menghadapi invasi Jerman di tahun 1940.
Kemenangan Angkatan Udara Inggris dalam menghadapi invasi Jerman 1940 Perintah Tempur yang dikeluarkan Laksamana Penerbang Inggris Hugh Dowding dalam perang Inggris menghadapi invasi Jerman pada perang dunia ke 2 merupakan salah satu contoh pentingnya pengelolaandan penyebaran informasi yang efektif. Dalam cerita ini, sekalipun Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) jauh lebih unggul baik dalam jumlah maupun kemampuan peralatannya, Inggris mampu mematahkan serangan udara Jerman itu. Pada masa awal perang, Inggris membangun sejumlah Radar Pertahanan. Tetapi, sebenarnya bukan teknologi radar ini yang mengungguli Angkatan Udara Jerman, karena pada kenyataannya, justru Radar Jerman (Freya dan Wurzburg) jauh lebih unggul dibandingkan radar-radar Inggris.Yang membuat Angkatan Udara Inggris lebih kuat adalah sistem pengolahan dan penyebaran informasi. Inggris memiliki sistem yang menyambungkan antara radar, pengamat, dan pilot dengan Ruang Kendali. Inilah yang sesungguhnya telah memberikan keunggulan bagi Angkatan Udara Inggris. Dalam kesaksian salah satu Pilot Inggris Petter Townsend, dia mengatakan "Jerman mengetahui mengenai radar Inggris, tetapi mereka tidak pernah bisa membayangkan kalau apa yang telah dilihat radar, juga dikirimkan ke pilot di udara melalui sistem komunikasi yang rumit."
7
Catur Diantono
[email protected]
Informasi yang didapat dari radar dan pengamat muncul dalam Gambar Besar (Big Picture) yang terpasang di Ruang Kendali Operasi Militer. Laporan awal yang bersumber dari radar dikirim melalui Ruang Filter agar semua informasi yang tidak relevan dapat disaring dan informasi penting dapat diekstrak. Kemudian informasi dari radar yang telah disaring ini digabungkan dengan laporan dari pengamat dan data-data lain yang diperoleh dari pasukan kawan. Di sini ditetapkan “bogies” (pesawat tak dikenal) dan “bandits” (pesawat musuh) untuk kemudian dikirimkan ke Sektor Kendali agar mereka dapat memandu pesawat-pesawat yang ditugaskan menyambut pesawat-pesawat musuh itu. Gambar Besar, atau dengan kata lain Common Tactical (Operational) Picture, menjadi basis dalam menentukan pilot-pilot mana untuk dikirim kemana. Ini adalah kemampuan yang belum pernah ada sebelumnya, yang dimiliki Angkatan Udara Inggris untuk mengantisipasi serangan udara Jerman. Dengan ini Inggris dapat mengkonsentrasikan seluruh pilot yang tersedia ke titik-titik kritis, yaitu titiktitik dimana di tempat itu pilot-pilotnya akan dapat dengan tiba-tiba menyerang dan menghancurkan musuh. Dengan usahanya ini angkatan udara Inggris dapat mematahkan usaha Jerman menguasai wilayah udaranya.
-- Diadaptasi dari Thomas P. Coakley, Command and Control for War and Peace, Washington, D.C.: National Defense University Press, 1992 (ndp6.pdf)
Common Operational Picture tidak berarti bahwa semua orang melihat hal yang persis sama, dengan cara yang sama, dan pada waktu yang sama. Sebaliknya ini berarti bahwa setidaknya sebagian dari orang memiliki informasi yang sama tentang komponen kunci dari kesadaran mengenai situasi (situational awareness) secara tepat waktu. Efeknya adalah bahwa mereka dapat berbagi informasi mengenai persepsi umum dari situasi yang terjadi. Persepsi umum ini akan memungkinkan komunikasi yang lebih baik dan tindakan saling mendukung (sinergi). 8
Catur Diantono
[email protected] Sekalipun tidak berarti bahwa semua orang harus melihat hal yang persis sama, berbagi persepsi umum mengenai situasi yang terjadi akan menjadi lebih mudah jika difasilitasi dengan kemampuan melihat gambar … karena dengan melihat gambar yang yang sama, karena dengan melihat sama, komunikasi dan koordinasi akan gambar yang sama komunikasi dan koordinasi akan menjadi lebih menjadi lebih mudah. mudah. Adanya Ruang Kendali (Control Room) dengan Layar Besar merupakan upaya mewujudkan prinsip ini, yaitu semua pihak yang berwenang dan bertanggung jawab hadir dalam ruang kendali untuk berbagi informasi (Information Sharing) dengan melihat gambar yang sama dari Common Operational Picture (lihat gambar 6 di bawah ini). Hasilnya adalah akan terbentuknya persepsi umum yang sama mengenai situasi yang terjadi, dan kemudian masing-masing pihak akan mengkoordinasikan dirinya untuk tindakan selanjutnya sesuai dengan perannya masing-masing agar tercapai sinergi yang jauh lebih baik dan response yang labih cepat.
Gambar 6. Dengan melihat gambar yang sama akan memudahkan komunikasi dan koordinasi antara semua pihak terkait
Melihat gambar yang sama dari lokasi yang berbeda Jika semua orang harus hadir pada ruang tertentu (misalnya ruang kendali atau Control Room) seperti yang diilustrasikan pada gambar 6, dalam kondisi tertentu hal ini tidak memungkinkan. Coba bayangkan, misalnya salah satu pengambil keputusan penting, anggap saja presiden, tidak dapat hadir karena sedang dirawat di rumah sakit, sementara situasi menuntut orang tersebut untuk memahami situasi dengan melihat semua yang tertuang dalam Common Operational Picture dan mengambil keputusan super cepat yang sangat penting. Sekalipun pada umumnya jarang didapati situasi segenting ini, misalnya harus melibatkan keputusan super cepat dari seorang presiden yang sedang sakit, dalam banyak situasi tidaklah memungkinkan diwajibkannya semua orang yang berkepentingan, berwenang dan bertanggung jawab untuk hadir dalam ruangan itu (misalnya Ruang Kendali). Oleh karenanya, dibutuhkan alat agar semua pihak terkait 9
Catur Diantono
[email protected] dapat melihat gambar yang sama (Common Operational Picture) dari mana saja mereka berada saat diperlukan (termasuk dari rumah sakit jika dia sedang dirawat).
Dynamic Visual Network dari xSiA Systems xSiA Systems telah memulai pengembangan Sistem Informasi Online yang disebut “Dynamic Visual Network”, untuk menjadi solusi dari masalah ini. Dynamic Visual Network adalah teknologi yang didasari dari 3 konsep penting, yaitu Dynamic, Visual dan Online (Network). Dynamic di sini artinya, obyek-obyek yang dinamis berubah-ubah posisinya dan perubahan itu dapat segera terlihat secara visual dari komputer lain yang terkoneksi dalam jaringan (network). Sistem ini dapat diakses dari mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja yang memiliki wewenang selama komputer yang digunakan dapat akses ke internet. Dapat diakses dari mana saja artinya, dengan bantuan sistem ini semua pihak terkait dapat melihat gambar yang sama dan berbagi informasi dari mana saja, kapan saja saat diperlukan.
Dynamic Visual Network adalah
Selain dari itu, dengan sistem ini teknologi yang didasari 3 konsep dapat dilihat beberapa gambar dari fasilitas-fasilitas yang tersebar penting, yaitu Dynamic, Visual, dan dibeberapa lokasi yang berbeda. Online (Network) Sebagai contoh, misalnya PT Pelindo 3 yang memiliki cabang pelabuhan yang tersebar di 7 wilayah provinsi. Dengan bantuan sistem ini seluruh pelabuhan umum yang menjadi tanggung jawab PT Pelindo 3 yang tersebar di 7 wilayah provinsi itu dapat dimonitor dan dikendalikan dari mana saja, misalnya dari lapangan oleh operator, dari ruang kerja direksi, manajemen, atau komisaris, dari kendaraan, dari rumah jika sedang berada di rumah, dari rumah sakit jika sedang dirawat, dari ruang kendali departemen terkait (misalnya Departemen Perhubungan), dari ruang kerja menteri, atau dari mana saja selama komputer itu bisa akses ke internet. Gambar 7 di bawah ini mengilustrasikan dimana gambar yang sama dapat dilihat dari mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Begitu pula masing-masing pihak dapat melihat beberapa gambar dari fasilitasfasilitas yang berbeda lokasinya. Gambar yang terlihat secara bersama-sama ini adalah Common Operational Picture yang menjadi media bagi semua pihak untuk dapat berbagi informasi dan memiliki persepsi umum yang sama terhadap situasi yang terjadi. Agar masing-masing pihak dapat mengkoordinasikan dirinya untuk mengambil tindakan selanjutnya sesuai dengan perannya masingmasing. Sehingga dapat tercapai sinergi yang jauh lebih baik dan response yang labih cepat
10
Catur Diantono
[email protected]
Gambar 7. Dynamic Visual Network memungkinkan semua pihak terkait melihat dan mengedit gambar yang sama dari mana saja dan kapan saja. Juga mereka dapat melihat beberapa gambar dari fasilitas dengan lokasi yang berbeda.
Untuk membuktikan konsep ini, maka xSiA Systems mencoba mengimplementasikan sebuah aplikasi untuk pengawasan dan pengendalian Pelabuhan/Galangan kapal.
Contoh Aplikasi Visualisasi Pelabuhan/Galangan Aplikasi ini dirancang untuk membantu pihak manajemen dan pihak terkait lainnya dalam pengawasan dan pengendalian cabang (Pelabuhan/Galangan). Yaitu dengan mencoba mengintegritaskan kegiatan pelabuhan-pelabuhan di cabang dengan pengendalian dari pusat (Direksi, Komisaris, Manajemen dan lainnya) dengan melihat kegiatan pokok apa saja yang penting dilakukan. Misalnya, 1. Posisi kapal dan pergerakannya Pemantauan posisi dan pergerakan kapal secara visual dari seluruh cabang perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia menjadi hal penting untuk bisa di-sharing informasi tersebut dengan pihak terkait lainnya (misalnya Direksi, Komisaris, Operator, DepHub, Meneg BUMN, dll). 2. Efisiensi lalu lintas di pelabuhan Pengoptimalan pengoperasian kapal, termasuk kendala-kendala seperti antrian yang terjadi di setiap pelabuhan di seluruh cabang perusahaan, menjadi mudah karena bisa dipantau dan dimonitor secara visual, langsung (online), dan otomatis. 3. Evaluasi layanan dan pendapatan Pengevaluasian jumlah penumpang, barang, arus bongkar muat & trayek kapal bisa mudah dilakukan, sehingga bisa diketahui pendapatan baik perkapal maupun perpelabuhan. 4. Keselamatan Pengawasan kapal yang dapat lebih terkendali, baik untuk muatan material berbahaya di pelabuhan, posisi & pergerakannya untuk keselamatan lalu lintas pelabuhan.
Kemudahan dalam pengisian data 11
Catur Diantono
[email protected] Pengisian data oleh pengguna dapat dilakukan dengan semudah mungkin, bahkan oleh pengguna yang tidak terbiasa dengan komputer sekalipun. Kemudahan dalam pengisian data akan meningkatkan keakuratan data dan kualitas informasi dari sistem itu sendiri. Misalnya pengubahan secara manual posisi kapal dapat dilakukan secara visual dengan mudah, yaitu hanya dengan menggunakan mouse seperti layaknya merubah obyek gambar pada Microsoft Power Point (lihat gambar 7 di bawah ini), dan hasilnya dapat langsung dimonitor saat itu juga secara otomatis dari mana saja oleh klien komputer lain yang tersambung dengan jaringan (internet). Atau dengan AIS (Automatic Identification System) perubahan posisi pergerakan kapal ini bisa dilakukan secara otomatis.
Gambar 7. Merubah posisi obyek yang dinamis seperti kapal secara manual sangat mudah dilakukan, yaitu dengan menggunakan mouse seperti layaknya mengedit obyek gambar pada Microsoft Power Point.
Dirancang agar dapat diintegrasikan dengan sistem lain Dirancang agar dapat diintegrasikan dengan berbagai sumber informasi yang berbeda dari fasilitasfasilitas pelabuhan kedalam gambaran situasi operasional (common operational picture), sehingga dapat membantu pengendalian operasional pelabuhan dengan lebih efektif lagi. Gambar 8 di bawah ini menunjukkan tampilan yang menggunakan photo udara sebagai latar belakang. Photo udara ini bersifat statis dan digunakan untuk membuat Peta GIS seperti yang ditunjukkan dalam gambar 9.
12
Catur Diantono
[email protected]
Gambar 8. Contoh tampilan dengan photo udara sebagai latar belakang .
Gambar 9. Contoh tampilan dengan Peta GIS sebagai latar belakang
13
Catur Diantono
[email protected] Gambar 9 menunjukkan tampilan yang menggunakan GIS (Geographic Information System) sebagai latar belakang. Dengan Peta GIS, berbagai data dapat di-integrasi-kan dengan lokasi geographis sebagai referensinya. Dan dengan teknologi Spatial Database dapat di-extract berbagai informasi guna menunjang operasional lapangan. Oleh karenanya jika dikehendaki dapat dikembangkan dengan fungsifungsi GIS (Geographic Information System), seperti analisa ruang, penghitungan jarak, luas dan lain sebagainya. Di sisi kiri terlihat layar Palette dan Outline, sedangkan di sisi kanan adalah Layar Utama dan layar yang menunjukkan informasi dari sistem lain yang terintegrasi. Palette digunakan untuk menambahkan informasi visual (dalam contoh tampilan ini adalah kapal) secara manual. Sedangkan Outline adalah gambaran peta secara keseluruhan. Gambar di sebelah kanan atas memperlihatkan layar utama yang menampilkan Common Operational Picture. Sedangkan layar kanan bawah, adalah data yang di integrasi dengan sistem lain. Popup Window menunjukkan informasi dari obyek dinamis (dalam hal ini informasi kapal dan aktivitasnya di pelabuhan).
Tidak memerlukan infrastruktur yang mahal untuk mengoperasikannya. Sistem ini tidak memerlukan biaya tinggi untuk pengoperasiannya. Sebagai contoh, data posisi dari gambar obyek yang dinamis sangat kecil (karena yang digunakan adalah data vektor dan bukan data raster image), sehingga aliran data yang melalui jaringan pun kecil dan tidak mewajibkan adanya broadband (pita lebar), sekalipun tentu saja dengan broadband akan lebih baik lagi. Dan lagi karena datadatanya telah dioptimasikan, prosesnya tidak memerlukan CPU berkekuatan tinggi (high powered cpu), maka komputer servernya pun tidak perlu yang besar dan mahal seperti kebanyakan sistem-sistem lain yang banyak menggunakan gambar.
Kesimpulan Interaksi manusia dengan sistem informasi dapat lebih efektif jika informasi itu ditampilkan dalam bentuk yang mudah dicerna oleh otak manusia. Otak manusia jauh lebih mudah mencerna informasi dalam bentuk gambar daripada text. Oleh karena itu visualisasi informasi yang ditampilkan sistem informasi sangat penting, dan perlu adanya usaha memvisualisasikan berbagai informasi yang ada agar penggunaan sistem informasi itu menjadi lebih efektif. Dynamic Visual Network adalah teknologi yang didasari dari 3 konsep penting, yaitu Dynamic, Visual dan Online (Network). Dynamic di sini artinya, obyek-obyek yang dinamis berubah-ubah posisinya dan perubahan itu dapat terlihat secara visual dari komputer lain yang terkoneksi dalam jaringan (network). Visual disini artinya, informasi ditampilkan dalam bentuk visual atau gambar yang mudah dicerna otak manusia sehingga memudahkan bagi pengguna memahami arti dari informasi yang dikandungnya. Sedangkan online (atau dalam bentuk network) artinya informasi yang ditampilkan dapat di-sharing dari mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja (yang memiliki otoritas). Dengan Dynamic Visual Network, informasi fasilitas-fasilitas penting dapat ditampilkan secara visual. Gambar yang secara umum menyajikan kondisi operasional (Common Operational Picture) dapat disharing oleh semua pihak terkait dengan tujuan agar terciptanya kerjasama saling mendukukng dan sinergi yang jauh lebih baik. Sehingga pada akhirnya pengawasan dan pengendalian operasional menjadi lebih efektif.
14