TIMBER PROJECTS
ASMINDO dibentuk pada tanggal 10 Agustus 1988, berdasarkan mandat dan Surat Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa Himpunan Pengusaha Rotan Indonesia (HPRI) serta Mandat dan Surat Keputusan Nasional Asosiasi Industri Permebelan dan Hasil Kayu Indonesia (APHKI) yang dikukuhkan di Jakarta pada tanggal 3 April 1989. Pembentukan ASMINDO bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan pengusaha di bidang industri permebelan dan kerajinan Indonesia dalam rangka optimalisasi usaha mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat; menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang kondusif bagi kelangsungan usaha industri permebelan dan kerajinan Indonesia; membantu kepentingan anggota mulai dari pengadaan bahan baku, pengolahan, pemasaran, dan promosi serta distribusi; serta mendorong terwujudnya standarisasi mutu, baik dibidang tenaga kerja maupun hasil produ, guna memenuhi persyaratan perdagangan domestik dan internasional. (www. asmindoindonesia.com) Visi dan Misi nya adalah : 1. Turut serta menciptakan iklim pembangunan ekonomi Indonesia sebagai dimaksud dalam Pola Umum Pembangunan Nasional 2. Membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan Pengusaha Indonesia di Bidang Industri Permebelan dan Kerajinan dalam arti seluas-luasnya. 3. Menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang sehat yang memungkinkan keikutsertaan setiap pengusaha dalam arti seluas-luasnya. 4. Melindungi kepentingan para anggota mulai dari pengadaan bahan baku, pengolahan sampai dengan distribusi dan promosi.
donesian Rattan Manufacturers Association, and the Mandate and Decree of Indonesian Furniture Industry & Wooden Producers Association, which was legalized in Jakarta in April 3, 1989. Establishment of ASMINDO is a good desire with devotion of all furniture and handicraft manufacturers. They have responsibility and awareness to fully make role in building and developing harmonious cooperation, driving work vacancy, and participating in the national economy. The Vision and Missions are: 1. Participating in creating climate of Indonesia economic development as stated in General Blueprint of National Development. 2. Building and developing desire, activity and interest of Indonesia manufacturers in the furniture and handicraft industrial sector.
Vol.3 / FEBRUARY 2015
Program lingkungan berskala regional dari , program SWITCH-Asia, bertujuan untuk mempromosikan adopsi Produksi dan Konsumsi yang Lestari ( (SCP)) untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kelompok konsumen di Asia. SCP merupakan usaha meningkatkan permintaan akan barang dan jasa kebutuhan dasar berkualitas sekaligus meminimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, materi beracun dan emisi buangan serta polusi akibat siklus produksi demi generasi mendatang yang lebih baik. Program SWITCH-Asia fokus pada hasil berikut
3. Creating and developing healthy business cilmate, which enables every businessmen to take participation in. 4. Protecting the members interest, ranging from supplying of raw materials, processing, and distribution to promotion.
2. Menekankan implementasi instrumen lingkungan yang legal dan aman
About WWF-UK The mission of WWF’s Global Forest and Trade Network-UK (GFTN-UK) is to improve the management of the world’s production forests by using the purchasing power and influence of UK businesses. The GFTN-UK was founded in 1991, originally called the WWF 1995 Group, and has 28 participating companies. Its founding members’ vision was to ensure their timber and paper supplies came from well managed forests, and did not contribute to forest destruction and illegal logging practices. Since its launch, GFTN-UK has become widely recognised as a successful partnership between WWF and business – a partnership that promotes and progresses responsible management of the world’s forests.
TIMBER PROJECTS
Tentang Program SWITCH-Asia
1. Pembangunan dan aplikasi instrumen ekonomi yang efektif dalam meningkatkan
Mengenai WWF-UK Misi WWF - Global Forest and Trade Network UK (GFTN-UK) adalah untuk meningkatkan pengelolaan hutan produksi dunia dengan menggunakan daya beli dan pengaruh bisnis Negara Inggris.
NEWSLETTER
3. Mengubah pola konsumsi produk yang tidak merusak lingkungan 4. Meningkatkan jumlah praktik teknologi dan usaha-usaha ramah lingkungan oleh para UKM
About SWITCH-Asia Programme The European Commission’s regional environment programme SWITCH-Asia, is aiming to promote the adoption of Sustainable Consumption and Production (SCP) among Small and Medium sized Enterprises and consumer groups in Asia. Sustainable Consumption and Production (SCP) is an attempt to reconcile the increased demand for goods and services that respond to basic needs and bring a better quality of life, while minimizing the use of natural resources, toxic materials and emissions of waste and pollutants over the life cycle, in order not to jeopardize the needs of future generations. SWITCH-Asia programme focuses on following results 1. Development & application of effective economic instruments that enhance SCP
© WWF-Indonesia
IFFINA 2014
S
ejak 2006, IFFINA (International Furniture and Craft Fair Indonesia) yang diselenggarakan oleh ASMINDO telah menjadi pameran produk furnitur dan produk hasil hutan lestari terbesar di Indonesia. Tahun 2014, IFFINA berlangsung di Eco Park, Senayan. Sesuai tema Eco Green, selain memamerkan produk-produk kayu unggulan, serangkaian workshop terkait industri kayu juga menjadi agenda IFFINA 2014, di antaranya UKM Award bersama Himpunan Desainer Mebel Indonesia dan training legalitas kayu bersama TRAFFIC. Regulasi SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) bagi seluruh perusahaan mebel dan kerajinan kayu yang melakukan ekspor menjadi salah satu fokus dalam Kemitraan WWF dan ASMINDO yang didukung oleh Uni Eropa dalam program SWITCH ASIA
S
ince 2006, IFFINA (International Furniture and Craft Fair Indonesia) held by ASMINDO has been the largest furniture and sustainable forest product fair in Indonesia. In 2014, IFFINA was held in Eco Park, Senayan. In line with the Eco Green theme, aside from displaying quality timber products, IFFINA 2014 also included in its agenda a series of timber industry-related workshops, such as SME Award in cooperation with Indonesian Furniture Designer Association and timber legality training in cooperation with TRAFFIC.
GFTN-UK didirikan pada tahun 1991, yang awalnya disebut Grup WWF 1995, dan memiliki 28 perusahaan yang berpartisipasi.
2. Reinforcement and implementation of legal environmental and safety instruments
Visi para anggota pendiri adalah untuk memastikan bahwa persediaan kayu dan kertas mereka berasal dari hutan yang dikelola dengan baik dan tidak berkontribusi terhadap perusakan hutan dan praktek pembalakan liar.
4. Increased use of environmentally friendly technologies and practices by SMEs
Sejak diluncurkan, GFTN-UK telah diakui secara luas sebagai sebuah kemitraan yang sukses antara WWF dan bisnis - kemitraan yang mempromosikan dan memajukan manajemen hutan dunia yang bertanggung jawab.
Pendapat/pandangan yang dinyatakan dalam newsletter ini di luar tanggung jawab Uni Eropa / The views expressed in this publication do not necessarily reflect the views of the European Union.
3. A switch to consumption of products that are less environmentally damaging
Funded by the
A project implemented by Indonesia Furniture
European Union
Industry & Handycraft Association (ASMINDO) and WWF-Indonesia Global Forest & Trade
||
Network (GFTN-Indonesia)
SVLK (Timber Legality Verification System) Regulation applicable for all furniture and woodcraft exporting companies become one of the focuses in the WWF and ASMINDO partnership supported by the European Union in SWITCH ASIA timber project program.
Program SWITCH-Asia dikelola oleh:
WWF-Indonesia
WWF-UK
ASMINDO Jl. Pegambiran No.5A Lantai III Rawamangun, Jakarta 13220 – Indonesia T: +62 21 47864028, 47864029, 47864013, 47864014 F: +62 21 47864031 E:
[email protected] Contact Person: Indrawan (
[email protected])
Gedung Graha Simatupang Tower 2 Unit C Lantai 7 Jl. Letjen TB Simatupang Kav. 38 Jakarta Selatan 12540 T: +62 21-7829461 F: +62 21-7829462 E:
[email protected] Contact Person: Nur Maliki Arifiandi (
[email protected])
The Living Planet Centre Rufford House Brewery Road Woking Surrey, GU21 4LL T: +441483 426444 F: +441483 426409 Contact Person: Julia Young (
[email protected])
TIMBER PROJECTS
MENUJU DESAIN HIJAU
KEMITRAAN ANTARA WWF-INDONESIA, WWF-UK AND ASMINDO
Toward Green Design
Partnership between WWF-INDONESIA, WWF-UK and ASMINDO
S
ustainable product design is one of the keys toward a better future for earth. Product designers’ awareness of environmental sustainability is highly important in encouraging sustainable design practices that not only yield functional products, but also pay attention to the use of environmentallyfriendly raw materials. This theme was the focus of the talkshow Toward Green Design, a cooperation between Indonesian Furniture Designer Association (HDMI), d-INsight and WWF Indonesia held in IFFINA on 15 March 2014 in Eco Park, Senayan.
© WWF-Indonesia
esain produk berkelanjutan merupakan salah satu kunci menuju masa depan bumi yang lebih baik. Kesadaran para desainer produk terhadap kelestarian lingkungan sangat penting untuk mendorong praktik desain berkelanjutan agar tidak sekadar menghasilkan produk yang fungsional, tapi juga memperhatikan penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan. Tema ini menjadi fokus dalam talkshow kerja sama antara Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI), d-INsight dan WWF Indonesia di ajang IFFINA IFFINA (International Furniture and Craft Fair Indonesia) pada 15 Maret 2014 di Eco Park, Senayan.
D
Talkshow yang dihadiri oleh para desainer, mahasiswa desain yang ingin menambah ilmu tentang produk ramah lingkungan. Joshua Simanjuntak, desainer dan pemilik Zylia Design Studio yang karyanya pernah memenangi Indonesian Good Design Selection 2009 ikut berbagi pengalaman mendesain mebel dari kayu daur ulang. Sementara itu, desainer muda Ivan Christianto mengisahkan konsep (penggunaan kembali) material bekas industri yang ditemukan di sekelilingnya sebagai bahan furnitur. Dari WWF Indonesia, Dita Ramadhani melengkapi materi tentang perjalanan kayu lestari yang dapat menjadi bahan baku ramah lingkungan bagi produk unggulan desainer. Pemilihan bahan baku sejak proses awal desain diharapkan dapat perlahan mengubah pola konsumsi masyarakat menjadi konsumen bertanggung jawab dengan membeli produk–produk kayu bersertifikat atau menggunakan kayu daur ulang.
||
The talkshow was attended by designer and design students intending to increase their knowledge on environmentally friendly products. Joshua Simanjuntak, designer and owner of Zylia Design Studio whose creations had won Indonesian Good Design Selection 2009, shared his experience in designing furniture from recycled timber. Young designer Ivan Christianto also explained the concept of reusing ex-industry materials found in his surroundings as materials for building furniture. Dita Ramadhani from WWF Indonesia round up the talkshow material with presentation on the journey of sustainable timber, which may become environmentally-friendly raw materials for superior designer products. Raw material selection at the early stage of design process was expected to slowly change the consumption pattern of the community into that of responsible customer through the purchase certified timber products or use of recycled timbers.
W
WF-Indonesia, WWF-UK dan ASMINDO (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) bermitra untuk menjadikan produksi dan konsumsi lestari sebagai praktik umum dari pasar produk kehutanan, menjaga nilai – nilai hutan dan mendukung pengentasan kemiskinan dalam pembangunan yang lestari di Indonesia. Kemitraan ini bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan Usaha Kecil Menengah (UKM) mengenai verifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan menjembatani produk hutan lestari dalam permintaan pasar. Melalui kemitraan ini, para pemangku kepentingan diharapkan agar kapasitas teknis dalam aspek legalitas meningkat dan menguatkan implementasi SVLK di Indonesia.
W
WF-Indonesia, WWF-UK and ASMINDO (Association of Indonesian Furniture and Handycraft) are partnering to enable sustainable production and consumption as best practice in forest product markets, safeguarding forest value and supporting poverty reducation in sustainable development in Indonesia. This partnership is work together to increase capacity building of wood processing SMEs, replication of TLAS (Timber Legality Assurance System) verification and link sustainable forest product to existing market demand. Through this partnership, stakeholders are expected to increase its technical capacity in legality aspect and strengthen the Timber Legality Verification System (SVLK) implementation in Indonesia.
Mengenai WWF-Indonesia dan Program GFTN
About WWF-Indonesia and GFTN Program
Selama 50 tahun, WWF telah melindungi masa depan alam. Organisasi konservasi multinasional terbesar di dunia, WWF bekerja di 100 negara dan telah didukung oleh 1,2 juta suporter di Amerika Serikat dan hampir 5 juta secara di dunia. Cara unik WWF yang mengombinasikan jaringan global dengan ilmu alam, melibatkan aksi pada setiap level, baik di tingkat lokal maupun global, dan menjamin solusi inovatif terwujud dalam memenuhi kebutuhan manusia dan alam.
For 50 years, WWF has protecting nature’s future. As the biggest multinational conservation organization in the world, WWF is working in 100 countries and has been supported by 1.2 million supporter in the United States and nearly 5 million in the whole world. The approach of WWF combines global network and science knowledge, involving action in each level both in local and global, and offer guarantee for innovative solution in fulfilling human and nature’s need.
Global Forest & Trade Network (GFTN) merupakan salah satu inisiatif WWF untuk mengeliminasi pembalakan liar . GFTN memfasilitasi perusahaan-perusahaan dalam mengevaluasi pembelian dan pengimplementasian untuk menjamin bahan baku yang lestari. Dengan memfasilitasi jaringan-jaringan perdagangan antara perusahaanperusahaan yang berkomitmen terhadap hutan bertanggung jawab, GFTN menciptakan kondisi pasar yang membantu konservasi hutan serta memberikan keuntungan ekonomi dan sosial untuk bisnis dan masyarakat yang bergantung pada hutan. Lebih dari 360 perusahaan menjadi anggota Global Forest & Trade Network, termasuk manufatur, importer, distributor, retailer, pemilik hutan dan pengelola hutan. (www.wwf.or.id/ gftn)
Global Forest & Trade Network (GFTN) is one of the WWF’s initiatives to eliminate illegal logging. GFTN facilitates companies in evaluating purchasing and implementation of action plan for sustainable supply chain. By facilitating trade networks between high committed companies toward responsible forest, GFTN drives market condition to help forest conservation as well as offering economy and social benefit for business and forest dependent communities. More than 360 companies are participated as GFTN members including manufacturer, importer, distributor, retailer and forest owner and forest managers. (www.wwf.or.id/gftn)
Mengenai ASMINDO Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (ASMINDO), merupakan wadah bagi pengusaha industri Mebel dan Kerajinan serta Industri Barang Setengah Jadi yang erat kaitannya dengan industri permebelan. ASMINDO bersifat mandiri, bukan organisasi politik, yang dalam kegiatannya tidak mencari keuntungan finansial maupun materi.
About ASMINDO ASMINDO or Indonesia Furniture Industry and Handicraft Association is a media for business people of furniture and handicraft, including middle finished good and raw material industry relating with the furniture and handicraft industry. ASMINDO is independent, non-political organization, and non-profit organization. ASMINDO was established in August 10, 1988, under the Mandate and Decree of the Extraordinary National Meeting of In-
||
TIMBER PROJECTS
PRODUK LESTARI DARI UKM INDONESIA Sustainable Product from Indonesian Small and Medium Enterprises (SMEs)
© WWF-Indonesia
© WWF-Indonesia
MANFAAT TRAINING LEGALITAS KAYU UNTUK BISNIS Timber Legality Training Benefits for Business
D
I
Importir kayu di ketiga negara tadi harus mematuhi US Lacey Act, EU Timber Regulation (EUTR) dan Australia Illegal Logging Prohibition Act (AILPA). Pemahaman komprehensif tentang regulasi internasional tentang perdagangan kayu menjadi penting bagi pebisnis kayu agar bisa memasuki pasar di negara tujuan ekspor. Hal ini ditegaskan oleh Program Leader Timber Trade TRAFFIC, Chen Hin Keong, “Perusahaan produsen dan eksportir kayu harus meningkatkan upaya mereka dalam memenuhi persyaratan kayu legal sebagai jaminan pada importir.”
Timber importers from the three countries must meet US Lacey Act, EU Timber Regulation (EUTR) and Australia Illegal Logging Prohibition Act (AILPA). Comprehensive understanding of international regulations on timber trade has become essential for timber business players in order to penetrate the market in export destination country. This is confirmed by Program Leader Timber Trade TRAFFIC, Chen Hin Keong, “Timber producers and exporters must increase their efforts in meeting legal timber requirement as guarantee for importers.”
Melalui Indonesia/EU Voluntary Partnership Agreement (VPA) yang resmi ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Maret 2014, dipastikan hanya kayu dan produk kayu dari sumber legal dari negara mitra VPA yang diizinkan masuk ke pasar Uni Eropa. Hal ini juga berarti sertifikasi SVLK yang telah dimiliki oleh para pengusaha kayu akan sangat menguntungkan sebagai jaminan sumber kayu legal dan bisa memperluas target pasar kayu di Uni Eropa.
Through Indonesia/EU Voluntary Partnership Agreement (VPA) officially signed by President Susilo Bambang Yudhoyono on 14 March 2014, it was confirmed that only legally sourced timber and timber products from VPA partner countries are allowed to be imported to European Union market. This also means that SVLK certifications held by timber producers would be very beneficial as guarantee for legally sourced timbers and may expand timber target market in the European Union.
i ajang IFFINA 2014, program GFTN Indonesia berkolaborasi dengan TRAFFIC, , di bawah program “Local Forest. Global Markets – GFTN” bersama IKEA, menyelenggarakan dialog dan workshop tentang legalitas kayu. Acara ini merupakan edukasi untuk perusahaan dengan produk hutan yang diekspor ke Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Australia dan dihadiri 69 peserta dari 36 perusahaan dari industri kayu, serta wakil dari LSM dan pemerintah.
||
n the 2014 IFFINA, GFTN Indonesia program in collaboration with TRAFFIC, The Wildlife Trade Monitoring Network under “Local Forest, Global Markets – GFTN” with IKEA held a dialogue and workshop on timber legality. This event was intended to educate companies exporting forest products to the European Union, United States of America and Australia and attended by 69 participants from 36 companies in timber industry sector, as well as representatives from NGOs and the government.
U
W
Colin Crooks, Wakil Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia menyampaikan apresiasinya untuk program ini dan sembilan UKM yang memenangi UKM Award. “Karya terbaik dari sembilan UKM pemenang menunjukkan bahwa industri mebel kayu Indonesia bisa lestari dalam hal pengadaan dan pengolahan kayu secara legal. Dengan sertifikasi SVLK, kepercayaan konsumen di Eropa akan makin tinggi terhadap produk kayu UKM Indonesia karena berasal dari kayu legal. Uni Eropa akan terus berusaha keras mendampingi produsen kayu Indonesia mendapatkan sertifikat SVLK.”
Colin Crooks, Deputy Ambassador of European Union for Indonesia, expressed his appreciation for this program and the nine SMEs winning the SME Award. “The best works of the nine winning SMEs show that Indonesian timber furniture industry may be sustainable in legal timber procurement and processing. With SVLK certificate, the trust of European customer in Indonesian SME timber products will increase as they come from legal timber. The European Union will continue to work hard to assist Indonesian timber producers in obtaining SVLK certificate.”
Fasilitas pendampingan UKM ini berlangsung dalam tiga tahap, dan masing-masing tahap terdiri atas 10 UKM di Pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Hingga Desember 2013, program Tahap I telah berhasil membantu seluruh UKM mendapatkan sertifikat SVLK. Sembilan UKM terpilih yang dianggap
This SME assistance facility continued in three stages, each consisting of 10 SMEs in Java, Sumatera and Kalimantan. Up to December 2013, the Phase I program has successfully assisted all SMEs in obtaining SVLK certificates. The nine chosen SMEs considered as having superior performance and product from de-
paya untuk mendukung keterlibatan usaha kecil menengah (UKM) Indonesia dalam memproduksi produk lestari terus dilakukan oleh WWF Indonesia. Salah satunya melalui pendampingan intensif 30 UKM dengan bisnis produk hasil hutan untuk memperoleh sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) sebagai salah satu identitas bisnis yang berkelanjutan. Proram ini merupakan agenda kerja sama antara Global Forest & Trade Network (GFTN) dengan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) yang didukung oleh Uni Eropa di bawah naungan program SWITCH ASIA.
WF Indonesia continued to support the involvement of Indonesian small and medium enterprises (SMEs) in producing sustainable products. One of such attempts was through intensive assistance of 30 SMEs engaging in forest product business to obtain Timber Legality Verification System (SVLK) as a sustainable business identity. This program was the agenda of cooperation between Global Forest & Trade Network (GFTN) and Indonesian Furniture and Handicraft Industry Association (ASMINDO) which is supported by European Union under the SWITCH ASIA program.
||
TIMBER PROJECTS
memiliki keunggulan kinerja dan produk dari segi desain dan nilai lainnya juga menerima apresiasi dari WWF Indonesia, ASMINDO, dan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI). Penilaian UKM Award ini meliputi sebelas kategori, yaitu: dan . Menurut Bambang Kartono, Ketua HDMI, apresiasi ini diberikan bagi para UKM untuk mendongkrak nilai-nilai di pasar demi kehidupan yang lebih baik dengan pertimbangan ramah lingkungan, keamanan dan kesehatan konsumen. Dewan juri independen UKM Award yang menetapkan kriteria penilaian hingga penjurian adalah Benni Yusriza (The Jakarta Post), Zainuri (dosen/akademisi), Nur Maliki (WWF-Indonesia), Joshua Simanjuntak (desainer mebel), dan Fabianus (HDMI). Para pemenang UKM Award telah diumumkan pada 17 Maret 2014 di booth SWITCH Asia di ajang IFFINA (International Furniture and Craft Fair Indonesia) 2014 di Eco Park, Senayan.
sign perspective and other scores also received appreciations from WWF Indonesia, ASMINDO and Indonesian Furniture Designer Association (HDMI). This SME Award covered eleven categories, namely: and . According to Bambang Kartono, Chairperson of HDMI, this appreciation was given to SMEs to leverage the values in the market for a better livelihood with considerations of environmental-friendly values, safety and consumer health. The independent judge panel of SME Award which stipulated scoring to judging criteria are Benni Yusriza (The Jakarta Post), Zainuri (lecturer/academics), Nur Maliki (WWF-Indonesia), Joshua Simanjuntak (furniture designer) and Fabianus (HDMI). Winners of SME Award have been announced on 17 March 2014 at SWITCH Asia booth in the 2014 IFFINA event in Eco Park, Senayan.
CV. Queen Jepara © WWF-Indonesia
CV. Queen Jepara © WWF-Indonesia
PENILAIAN SVLK SVLK Assessment
P
T
1. PT. Mario Antik, Gianyar, Bali. Produk: indoor furniture, dengan tujuan ekspor Prancis dan Brazil.
1. PT. Mario Antik, Gianyar, Bali. Product: indoor furniture, export destination: France and Brazil.
2. CV. Queen, Jepara, Jawa Tengah. Produk: furnitur. Bahan: kayu jati.
2. CV. Queen, Jepara, Central Java. Product: furniture. Material: teak wood.
3. PT. Bali Prefab, Denpasar, Bali. Produk: furnitur, gazebo, flooring dan rumah kayu. Tujuan ekspor: Tahiti, Hawaii, dan India.
3. PT. Bali Prefab, Denpasar, Bali. Products: furniture, gazebo, flooring and wood house. Export destination: Tahiti, Hawaii and India.
rogram pendampingan intensif dari SWITCH ASIA untuk meningkatkan kualitas produsen kayu di Indonesia masih terus berlanjut. Melalui serangkaian penilaian dari kunjungan lapangan dalam kurun waktu Juni-Juli 2014, kelima perusahaan ini dinilai memenuhi syarat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan siap mengikuti audit SVLK.
4. PO. Sipra Furniture, Jepara, Jawa Tengah. Produk: furnitur. Bahan: kayu jati dan mahoni. 5. PT. Hasta Mandiri Karya, Yogyakarta. Produk: furnitur kamar mandi. Bahan: kayu jati. Tujuan ekspor: Prancis.
he intensive assistance program from SWITCH ASIA to improve the quality of Indonesian timber producers is still ongoing. Through a series of assessment from June-July 2014 field trip, the following five companies have been considered as meeting Timber Legality Verification System (SVLK) criteria and ready for SVLK audit.
PT. Mario Antik © WWF-Indonesia
4. PO. Sipra Furniture, Jepara, Central Java. Product: furniture. Materials: teak wood and mahogany. 5. PT. Hasta Mandiri Karya, Yogyakarta. Product: bathroom furniture. Material: teak wood. Export destination: France.
PO Sipra Furniture © WWF-Indonesia
||
PT. Mario Antik © WWF-Indonesia
PO Sipra Furniture © WWF-Indonesia
||
TIMBER PROJECTS
memiliki keunggulan kinerja dan produk dari segi desain dan nilai lainnya juga menerima apresiasi dari WWF Indonesia, ASMINDO, dan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI). Penilaian UKM Award ini meliputi sebelas kategori, yaitu: dan . Menurut Bambang Kartono, Ketua HDMI, apresiasi ini diberikan bagi para UKM untuk mendongkrak nilai-nilai di pasar demi kehidupan yang lebih baik dengan pertimbangan ramah lingkungan, keamanan dan kesehatan konsumen. Dewan juri independen UKM Award yang menetapkan kriteria penilaian hingga penjurian adalah Benni Yusriza (The Jakarta Post), Zainuri (dosen/akademisi), Nur Maliki (WWF-Indonesia), Joshua Simanjuntak (desainer mebel), dan Fabianus (HDMI). Para pemenang UKM Award telah diumumkan pada 17 Maret 2014 di booth SWITCH Asia di ajang IFFINA (International Furniture and Craft Fair Indonesia) 2014 di Eco Park, Senayan.
sign perspective and other scores also received appreciations from WWF Indonesia, ASMINDO and Indonesian Furniture Designer Association (HDMI). This SME Award covered eleven categories, namely: and . According to Bambang Kartono, Chairperson of HDMI, this appreciation was given to SMEs to leverage the values in the market for a better livelihood with considerations of environmental-friendly values, safety and consumer health. The independent judge panel of SME Award which stipulated scoring to judging criteria are Benni Yusriza (The Jakarta Post), Zainuri (lecturer/academics), Nur Maliki (WWF-Indonesia), Joshua Simanjuntak (furniture designer) and Fabianus (HDMI). Winners of SME Award have been announced on 17 March 2014 at SWITCH Asia booth in the 2014 IFFINA event in Eco Park, Senayan.
CV. Queen Jepara © WWF-Indonesia
CV. Queen Jepara © WWF-Indonesia
PENILAIAN SVLK SVLK Assessment
P
T
1. PT. Mario Antik, Gianyar, Bali. Produk: indoor furniture, dengan tujuan ekspor Prancis dan Brazil.
1. PT. Mario Antik, Gianyar, Bali. Product: indoor furniture, export destination: France and Brazil.
2. CV. Queen, Jepara, Jawa Tengah. Produk: furnitur. Bahan: kayu jati.
2. CV. Queen, Jepara, Central Java. Product: furniture. Material: teak wood.
3. PT. Bali Prefab, Denpasar, Bali. Produk: furnitur, gazebo, flooring dan rumah kayu. Tujuan ekspor: Tahiti, Hawaii, dan India.
3. PT. Bali Prefab, Denpasar, Bali. Products: furniture, gazebo, flooring and wood house. Export destination: Tahiti, Hawaii and India.
rogram pendampingan intensif dari SWITCH ASIA untuk meningkatkan kualitas produsen kayu di Indonesia masih terus berlanjut. Melalui serangkaian penilaian dari kunjungan lapangan dalam kurun waktu Juni-Juli 2014, kelima perusahaan ini dinilai memenuhi syarat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan siap mengikuti audit SVLK.
4. PO. Sipra Furniture, Jepara, Jawa Tengah. Produk: furnitur. Bahan: kayu jati dan mahoni. 5. PT. Hasta Mandiri Karya, Yogyakarta. Produk: furnitur kamar mandi. Bahan: kayu jati. Tujuan ekspor: Prancis.
he intensive assistance program from SWITCH ASIA to improve the quality of Indonesian timber producers is still ongoing. Through a series of assessment from June-July 2014 field trip, the following five companies have been considered as meeting Timber Legality Verification System (SVLK) criteria and ready for SVLK audit.
PT. Mario Antik © WWF-Indonesia
4. PO. Sipra Furniture, Jepara, Central Java. Product: furniture. Materials: teak wood and mahogany. 5. PT. Hasta Mandiri Karya, Yogyakarta. Product: bathroom furniture. Material: teak wood. Export destination: France.
PO Sipra Furniture © WWF-Indonesia
||
PT. Mario Antik © WWF-Indonesia
PO Sipra Furniture © WWF-Indonesia
||
TIMBER PROJECTS
PRODUK LESTARI DARI UKM INDONESIA Sustainable Product from Indonesian Small and Medium Enterprises (SMEs)
© WWF-Indonesia
© WWF-Indonesia
MANFAAT TRAINING LEGALITAS KAYU UNTUK BISNIS Timber Legality Training Benefits for Business
D
I
Importir kayu di ketiga negara tadi harus mematuhi US Lacey Act, EU Timber Regulation (EUTR) dan Australia Illegal Logging Prohibition Act (AILPA). Pemahaman komprehensif tentang regulasi internasional tentang perdagangan kayu menjadi penting bagi pebisnis kayu agar bisa memasuki pasar di negara tujuan ekspor. Hal ini ditegaskan oleh Program Leader Timber Trade TRAFFIC, Chen Hin Keong, “Perusahaan produsen dan eksportir kayu harus meningkatkan upaya mereka dalam memenuhi persyaratan kayu legal sebagai jaminan pada importir.”
Timber importers from the three countries must meet US Lacey Act, EU Timber Regulation (EUTR) and Australia Illegal Logging Prohibition Act (AILPA). Comprehensive understanding of international regulations on timber trade has become essential for timber business players in order to penetrate the market in export destination country. This is confirmed by Program Leader Timber Trade TRAFFIC, Chen Hin Keong, “Timber producers and exporters must increase their efforts in meeting legal timber requirement as guarantee for importers.”
Melalui Indonesia/EU Voluntary Partnership Agreement (VPA) yang resmi ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Maret 2014, dipastikan hanya kayu dan produk kayu dari sumber legal dari negara mitra VPA yang diizinkan masuk ke pasar Uni Eropa. Hal ini juga berarti sertifikasi SVLK yang telah dimiliki oleh para pengusaha kayu akan sangat menguntungkan sebagai jaminan sumber kayu legal dan bisa memperluas target pasar kayu di Uni Eropa.
Through Indonesia/EU Voluntary Partnership Agreement (VPA) officially signed by President Susilo Bambang Yudhoyono on 14 March 2014, it was confirmed that only legally sourced timber and timber products from VPA partner countries are allowed to be imported to European Union market. This also means that SVLK certifications held by timber producers would be very beneficial as guarantee for legally sourced timbers and may expand timber target market in the European Union.
i ajang IFFINA 2014, program GFTN Indonesia berkolaborasi dengan TRAFFIC, , di bawah program “Local Forest. Global Markets – GFTN” bersama IKEA, menyelenggarakan dialog dan workshop tentang legalitas kayu. Acara ini merupakan edukasi untuk perusahaan dengan produk hutan yang diekspor ke Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Australia dan dihadiri 69 peserta dari 36 perusahaan dari industri kayu, serta wakil dari LSM dan pemerintah.
||
n the 2014 IFFINA, GFTN Indonesia program in collaboration with TRAFFIC, The Wildlife Trade Monitoring Network under “Local Forest, Global Markets – GFTN” with IKEA held a dialogue and workshop on timber legality. This event was intended to educate companies exporting forest products to the European Union, United States of America and Australia and attended by 69 participants from 36 companies in timber industry sector, as well as representatives from NGOs and the government.
U
W
Colin Crooks, Wakil Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia menyampaikan apresiasinya untuk program ini dan sembilan UKM yang memenangi UKM Award. “Karya terbaik dari sembilan UKM pemenang menunjukkan bahwa industri mebel kayu Indonesia bisa lestari dalam hal pengadaan dan pengolahan kayu secara legal. Dengan sertifikasi SVLK, kepercayaan konsumen di Eropa akan makin tinggi terhadap produk kayu UKM Indonesia karena berasal dari kayu legal. Uni Eropa akan terus berusaha keras mendampingi produsen kayu Indonesia mendapatkan sertifikat SVLK.”
Colin Crooks, Deputy Ambassador of European Union for Indonesia, expressed his appreciation for this program and the nine SMEs winning the SME Award. “The best works of the nine winning SMEs show that Indonesian timber furniture industry may be sustainable in legal timber procurement and processing. With SVLK certificate, the trust of European customer in Indonesian SME timber products will increase as they come from legal timber. The European Union will continue to work hard to assist Indonesian timber producers in obtaining SVLK certificate.”
Fasilitas pendampingan UKM ini berlangsung dalam tiga tahap, dan masing-masing tahap terdiri atas 10 UKM di Pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Hingga Desember 2013, program Tahap I telah berhasil membantu seluruh UKM mendapatkan sertifikat SVLK. Sembilan UKM terpilih yang dianggap
This SME assistance facility continued in three stages, each consisting of 10 SMEs in Java, Sumatera and Kalimantan. Up to December 2013, the Phase I program has successfully assisted all SMEs in obtaining SVLK certificates. The nine chosen SMEs considered as having superior performance and product from de-
paya untuk mendukung keterlibatan usaha kecil menengah (UKM) Indonesia dalam memproduksi produk lestari terus dilakukan oleh WWF Indonesia. Salah satunya melalui pendampingan intensif 30 UKM dengan bisnis produk hasil hutan untuk memperoleh sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) sebagai salah satu identitas bisnis yang berkelanjutan. Proram ini merupakan agenda kerja sama antara Global Forest & Trade Network (GFTN) dengan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) yang didukung oleh Uni Eropa di bawah naungan program SWITCH ASIA.
WF Indonesia continued to support the involvement of Indonesian small and medium enterprises (SMEs) in producing sustainable products. One of such attempts was through intensive assistance of 30 SMEs engaging in forest product business to obtain Timber Legality Verification System (SVLK) as a sustainable business identity. This program was the agenda of cooperation between Global Forest & Trade Network (GFTN) and Indonesian Furniture and Handicraft Industry Association (ASMINDO) which is supported by European Union under the SWITCH ASIA program.
||
TIMBER PROJECTS
MENUJU DESAIN HIJAU
KEMITRAAN ANTARA WWF-INDONESIA, WWF-UK AND ASMINDO
Toward Green Design
Partnership between WWF-INDONESIA, WWF-UK and ASMINDO
S
ustainable product design is one of the keys toward a better future for earth. Product designers’ awareness of environmental sustainability is highly important in encouraging sustainable design practices that not only yield functional products, but also pay attention to the use of environmentallyfriendly raw materials. This theme was the focus of the talkshow Toward Green Design, a cooperation between Indonesian Furniture Designer Association (HDMI), d-INsight and WWF Indonesia held in IFFINA on 15 March 2014 in Eco Park, Senayan.
© WWF-Indonesia
esain produk berkelanjutan merupakan salah satu kunci menuju masa depan bumi yang lebih baik. Kesadaran para desainer produk terhadap kelestarian lingkungan sangat penting untuk mendorong praktik desain berkelanjutan agar tidak sekadar menghasilkan produk yang fungsional, tapi juga memperhatikan penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan. Tema ini menjadi fokus dalam talkshow kerja sama antara Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI), d-INsight dan WWF Indonesia di ajang IFFINA IFFINA (International Furniture and Craft Fair Indonesia) pada 15 Maret 2014 di Eco Park, Senayan.
D
Talkshow yang dihadiri oleh para desainer, mahasiswa desain yang ingin menambah ilmu tentang produk ramah lingkungan. Joshua Simanjuntak, desainer dan pemilik Zylia Design Studio yang karyanya pernah memenangi Indonesian Good Design Selection 2009 ikut berbagi pengalaman mendesain mebel dari kayu daur ulang. Sementara itu, desainer muda Ivan Christianto mengisahkan konsep (penggunaan kembali) material bekas industri yang ditemukan di sekelilingnya sebagai bahan furnitur. Dari WWF Indonesia, Dita Ramadhani melengkapi materi tentang perjalanan kayu lestari yang dapat menjadi bahan baku ramah lingkungan bagi produk unggulan desainer. Pemilihan bahan baku sejak proses awal desain diharapkan dapat perlahan mengubah pola konsumsi masyarakat menjadi konsumen bertanggung jawab dengan membeli produk–produk kayu bersertifikat atau menggunakan kayu daur ulang.
||
The talkshow was attended by designer and design students intending to increase their knowledge on environmentally friendly products. Joshua Simanjuntak, designer and owner of Zylia Design Studio whose creations had won Indonesian Good Design Selection 2009, shared his experience in designing furniture from recycled timber. Young designer Ivan Christianto also explained the concept of reusing ex-industry materials found in his surroundings as materials for building furniture. Dita Ramadhani from WWF Indonesia round up the talkshow material with presentation on the journey of sustainable timber, which may become environmentally-friendly raw materials for superior designer products. Raw material selection at the early stage of design process was expected to slowly change the consumption pattern of the community into that of responsible customer through the purchase certified timber products or use of recycled timbers.
W
WF-Indonesia, WWF-UK dan ASMINDO (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) bermitra untuk menjadikan produksi dan konsumsi lestari sebagai praktik umum dari pasar produk kehutanan, menjaga nilai – nilai hutan dan mendukung pengentasan kemiskinan dalam pembangunan yang lestari di Indonesia. Kemitraan ini bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan Usaha Kecil Menengah (UKM) mengenai verifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan menjembatani produk hutan lestari dalam permintaan pasar. Melalui kemitraan ini, para pemangku kepentingan diharapkan agar kapasitas teknis dalam aspek legalitas meningkat dan menguatkan implementasi SVLK di Indonesia.
W
WF-Indonesia, WWF-UK and ASMINDO (Association of Indonesian Furniture and Handycraft) are partnering to enable sustainable production and consumption as best practice in forest product markets, safeguarding forest value and supporting poverty reducation in sustainable development in Indonesia. This partnership is work together to increase capacity building of wood processing SMEs, replication of TLAS (Timber Legality Assurance System) verification and link sustainable forest product to existing market demand. Through this partnership, stakeholders are expected to increase its technical capacity in legality aspect and strengthen the Timber Legality Verification System (SVLK) implementation in Indonesia.
Mengenai WWF-Indonesia dan Program GFTN
About WWF-Indonesia and GFTN Program
Selama 50 tahun, WWF telah melindungi masa depan alam. Organisasi konservasi multinasional terbesar di dunia, WWF bekerja di 100 negara dan telah didukung oleh 1,2 juta suporter di Amerika Serikat dan hampir 5 juta secara di dunia. Cara unik WWF yang mengombinasikan jaringan global dengan ilmu alam, melibatkan aksi pada setiap level, baik di tingkat lokal maupun global, dan menjamin solusi inovatif terwujud dalam memenuhi kebutuhan manusia dan alam.
For 50 years, WWF has protecting nature’s future. As the biggest multinational conservation organization in the world, WWF is working in 100 countries and has been supported by 1.2 million supporter in the United States and nearly 5 million in the whole world. The approach of WWF combines global network and science knowledge, involving action in each level both in local and global, and offer guarantee for innovative solution in fulfilling human and nature’s need.
Global Forest & Trade Network (GFTN) merupakan salah satu inisiatif WWF untuk mengeliminasi pembalakan liar . GFTN memfasilitasi perusahaan-perusahaan dalam mengevaluasi pembelian dan pengimplementasian untuk menjamin bahan baku yang lestari. Dengan memfasilitasi jaringan-jaringan perdagangan antara perusahaanperusahaan yang berkomitmen terhadap hutan bertanggung jawab, GFTN menciptakan kondisi pasar yang membantu konservasi hutan serta memberikan keuntungan ekonomi dan sosial untuk bisnis dan masyarakat yang bergantung pada hutan. Lebih dari 360 perusahaan menjadi anggota Global Forest & Trade Network, termasuk manufatur, importer, distributor, retailer, pemilik hutan dan pengelola hutan. (www.wwf.or.id/ gftn)
Global Forest & Trade Network (GFTN) is one of the WWF’s initiatives to eliminate illegal logging. GFTN facilitates companies in evaluating purchasing and implementation of action plan for sustainable supply chain. By facilitating trade networks between high committed companies toward responsible forest, GFTN drives market condition to help forest conservation as well as offering economy and social benefit for business and forest dependent communities. More than 360 companies are participated as GFTN members including manufacturer, importer, distributor, retailer and forest owner and forest managers. (www.wwf.or.id/gftn)
Mengenai ASMINDO Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (ASMINDO), merupakan wadah bagi pengusaha industri Mebel dan Kerajinan serta Industri Barang Setengah Jadi yang erat kaitannya dengan industri permebelan. ASMINDO bersifat mandiri, bukan organisasi politik, yang dalam kegiatannya tidak mencari keuntungan finansial maupun materi.
About ASMINDO ASMINDO or Indonesia Furniture Industry and Handicraft Association is a media for business people of furniture and handicraft, including middle finished good and raw material industry relating with the furniture and handicraft industry. ASMINDO is independent, non-political organization, and non-profit organization. ASMINDO was established in August 10, 1988, under the Mandate and Decree of the Extraordinary National Meeting of In-
||
TIMBER PROJECTS
ASMINDO dibentuk pada tanggal 10 Agustus 1988, berdasarkan mandat dan Surat Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa Himpunan Pengusaha Rotan Indonesia (HPRI) serta Mandat dan Surat Keputusan Nasional Asosiasi Industri Permebelan dan Hasil Kayu Indonesia (APHKI) yang dikukuhkan di Jakarta pada tanggal 3 April 1989. Pembentukan ASMINDO bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan pengusaha di bidang industri permebelan dan kerajinan Indonesia dalam rangka optimalisasi usaha mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat; menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang kondusif bagi kelangsungan usaha industri permebelan dan kerajinan Indonesia; membantu kepentingan anggota mulai dari pengadaan bahan baku, pengolahan, pemasaran, dan promosi serta distribusi; serta mendorong terwujudnya standarisasi mutu, baik dibidang tenaga kerja maupun hasil produ, guna memenuhi persyaratan perdagangan domestik dan internasional. (www. asmindoindonesia.com) Visi dan Misi nya adalah : 1. Turut serta menciptakan iklim pembangunan ekonomi Indonesia sebagai dimaksud dalam Pola Umum Pembangunan Nasional 2. Membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan Pengusaha Indonesia di Bidang Industri Permebelan dan Kerajinan dalam arti seluas-luasnya. 3. Menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang sehat yang memungkinkan keikutsertaan setiap pengusaha dalam arti seluas-luasnya. 4. Melindungi kepentingan para anggota mulai dari pengadaan bahan baku, pengolahan sampai dengan distribusi dan promosi.
donesian Rattan Manufacturers Association, and the Mandate and Decree of Indonesian Furniture Industry & Wooden Producers Association, which was legalized in Jakarta in April 3, 1989. Establishment of ASMINDO is a good desire with devotion of all furniture and handicraft manufacturers. They have responsibility and awareness to fully make role in building and developing harmonious cooperation, driving work vacancy, and participating in the national economy. The Vision and Missions are: 1. Participating in creating climate of Indonesia economic development as stated in General Blueprint of National Development. 2. Building and developing desire, activity and interest of Indonesia manufacturers in the furniture and handicraft industrial sector.
Vol.3 / FEBRUARY 2015
Program lingkungan berskala regional dari , program SWITCH-Asia, bertujuan untuk mempromosikan adopsi Produksi dan Konsumsi yang Lestari ( (SCP)) untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kelompok konsumen di Asia. SCP merupakan usaha meningkatkan permintaan akan barang dan jasa kebutuhan dasar berkualitas sekaligus meminimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, materi beracun dan emisi buangan serta polusi akibat siklus produksi demi generasi mendatang yang lebih baik. Program SWITCH-Asia fokus pada hasil berikut
3. Creating and developing healthy business cilmate, which enables every businessmen to take participation in. 4. Protecting the members interest, ranging from supplying of raw materials, processing, and distribution to promotion.
2. Menekankan implementasi instrumen lingkungan yang legal dan aman
About WWF-UK The mission of WWF’s Global Forest and Trade Network-UK (GFTN-UK) is to improve the management of the world’s production forests by using the purchasing power and influence of UK businesses. The GFTN-UK was founded in 1991, originally called the WWF 1995 Group, and has 28 participating companies. Its founding members’ vision was to ensure their timber and paper supplies came from well managed forests, and did not contribute to forest destruction and illegal logging practices. Since its launch, GFTN-UK has become widely recognised as a successful partnership between WWF and business – a partnership that promotes and progresses responsible management of the world’s forests.
TIMBER PROJECTS
Tentang Program SWITCH-Asia
1. Pembangunan dan aplikasi instrumen ekonomi yang efektif dalam meningkatkan
Mengenai WWF-UK Misi WWF - Global Forest and Trade Network UK (GFTN-UK) adalah untuk meningkatkan pengelolaan hutan produksi dunia dengan menggunakan daya beli dan pengaruh bisnis Negara Inggris.
NEWSLETTER
3. Mengubah pola konsumsi produk yang tidak merusak lingkungan 4. Meningkatkan jumlah praktik teknologi dan usaha-usaha ramah lingkungan oleh para UKM
About SWITCH-Asia Programme The European Commission’s regional environment programme SWITCH-Asia, is aiming to promote the adoption of Sustainable Consumption and Production (SCP) among Small and Medium sized Enterprises and consumer groups in Asia. Sustainable Consumption and Production (SCP) is an attempt to reconcile the increased demand for goods and services that respond to basic needs and bring a better quality of life, while minimizing the use of natural resources, toxic materials and emissions of waste and pollutants over the life cycle, in order not to jeopardize the needs of future generations. SWITCH-Asia programme focuses on following results 1. Development & application of effective economic instruments that enhance SCP
© WWF-Indonesia
IFFINA 2014
S
ejak 2006, IFFINA (International Furniture and Craft Fair Indonesia) yang diselenggarakan oleh ASMINDO telah menjadi pameran produk furnitur dan produk hasil hutan lestari terbesar di Indonesia. Tahun 2014, IFFINA berlangsung di Eco Park, Senayan. Sesuai tema Eco Green, selain memamerkan produk-produk kayu unggulan, serangkaian workshop terkait industri kayu juga menjadi agenda IFFINA 2014, di antaranya UKM Award bersama Himpunan Desainer Mebel Indonesia dan training legalitas kayu bersama TRAFFIC. Regulasi SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) bagi seluruh perusahaan mebel dan kerajinan kayu yang melakukan ekspor menjadi salah satu fokus dalam Kemitraan WWF dan ASMINDO yang didukung oleh Uni Eropa dalam program SWITCH ASIA
S
ince 2006, IFFINA (International Furniture and Craft Fair Indonesia) held by ASMINDO has been the largest furniture and sustainable forest product fair in Indonesia. In 2014, IFFINA was held in Eco Park, Senayan. In line with the Eco Green theme, aside from displaying quality timber products, IFFINA 2014 also included in its agenda a series of timber industry-related workshops, such as SME Award in cooperation with Indonesian Furniture Designer Association and timber legality training in cooperation with TRAFFIC.
GFTN-UK didirikan pada tahun 1991, yang awalnya disebut Grup WWF 1995, dan memiliki 28 perusahaan yang berpartisipasi.
2. Reinforcement and implementation of legal environmental and safety instruments
Visi para anggota pendiri adalah untuk memastikan bahwa persediaan kayu dan kertas mereka berasal dari hutan yang dikelola dengan baik dan tidak berkontribusi terhadap perusakan hutan dan praktek pembalakan liar.
4. Increased use of environmentally friendly technologies and practices by SMEs
Sejak diluncurkan, GFTN-UK telah diakui secara luas sebagai sebuah kemitraan yang sukses antara WWF dan bisnis - kemitraan yang mempromosikan dan memajukan manajemen hutan dunia yang bertanggung jawab.
Pendapat/pandangan yang dinyatakan dalam newsletter ini di luar tanggung jawab Uni Eropa / The views expressed in this publication do not necessarily reflect the views of the European Union.
3. A switch to consumption of products that are less environmentally damaging
Funded by the
A project implemented by Indonesia Furniture
European Union
Industry & Handycraft Association (ASMINDO) and WWF-Indonesia Global Forest & Trade
||
Network (GFTN-Indonesia)
SVLK (Timber Legality Verification System) Regulation applicable for all furniture and woodcraft exporting companies become one of the focuses in the WWF and ASMINDO partnership supported by the European Union in SWITCH ASIA timber project program.
Program SWITCH-Asia dikelola oleh:
WWF-Indonesia
WWF-UK
ASMINDO Jl. Pegambiran No.5A Lantai III Rawamangun, Jakarta 13220 – Indonesia T: +62 21 47864028, 47864029, 47864013, 47864014 F: +62 21 47864031 E:
[email protected] Contact Person: Indrawan (
[email protected])
Gedung Graha Simatupang Tower 2 Unit C Lantai 7 Jl. Letjen TB Simatupang Kav. 38 Jakarta Selatan 12540 T: +62 21-7829461 F: +62 21-7829462 E:
[email protected] Contact Person: Nur Maliki Arifiandi (
[email protected])
The Living Planet Centre Rufford House Brewery Road Woking Surrey, GU21 4LL T: +441483 426444 F: +441483 426409 Contact Person: Julia Young (
[email protected])