FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PROFESIONALISME DALAM PENGURUSAN SURAT IZIN MENGEMUDI DI SATUAN PENYELENGGARA ADMINISTRASI SIM (SATPAS) POLRES KOTA TAN JUNGPINANG
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
SARIPAH H. JAMHUR POTI WAHJOE PANGESTOETI
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015
1
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut di bawah ini:
Nama
: Saripah
NIM
: 100563201013
Jurusan/Prodi
: Ilmu Administrasi Negara
Alamat
: Perumahan Griya Bestari Permai 3
Nomor Telp.
: 081991335560
Email
:
[email protected]
Judul Naskah
:FAKTOR-FAKTOR
YANG
MENDUKUNG
PROFESIONALISME DALAM PENGURUSAN SURAT IZIN MENGEMUDI DI SATUAN PENYELENGGARA ADMINISTRASI SIM (SATPAS) POLRES KOTA TANJUNGPINANG.
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.
Tanjungpinang, 18 Agustus 2015 Yang Menyatakan
Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
H. JAMHUR POTI, M.Si NIDN. 1010016404
Wahjoe Pangestoeti, M.Si. NIDN. 0713097001
2
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PROFESIONALISME DALAM PENGURUSAN SURAT IZIN MENGEMUDI DI SATUAN PENYELENGGARA ADMINISTRASI SIM (SATPAS) POLRES KOTA TANJUNGPINANG
Saripah
[email protected] H. . Jamhur Poti, M.Si
[email protected] Wahjoe Pangestoeti,M.Si
[email protected] Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji
Abstrak Dalam era globalisasi dengan kondisi persaingan yang cukup ketat dan penuh tantangan pemerintah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat dan berorientasi kepada kebutuhan masyarakat. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dan bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Profesionalisme seseorang tidak bisa hanya di tentukan oleh individu dalam melaksanakan tugasnya, tetapi juga ditentukan oleh teknologi seperti software dan hardware nya yang dapat membantu profesionalisme seseorang agar tugasnya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pengurusan surat izin mengemudi merupakan salah satu pengurusan surat izin yang memerlukan pelayanan yang baik serta berjalan secara sistematis, terarah dan terpantau sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Pengurusan surat izin mengemudi di Kota Tanjungpinang dilaksanakan oleh satuan penyelenggara administrasi SIM (Satpas) Polres Kota Tanjungpinang. Pentingnya profesional petugas dalam melaksanakan tugasnya sangat berpengaruh terhadap pekerjaan yang dikerjakan serta dituntut untuk mampu menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi. Dalam penelitian ini yang menjadi informan berjumlah 5 orang yang terdiri dari bagian pendaftaran, bagian ujian teori, bagian ujian praktek, bagian simulator, dan bagian foto serta key informannya yaitu Baur SIM, kemudian menggunakan teknik deskriptif kualitatif, yaitu berupa mencari fakta-fakta sesuai dengan ruang lingkup masalah faktor-faktor yang mendukung profesionalisme dalam pembuatan SIM. Untuk memperoleh data yang akurat dan lengkap penulis menggunakan teknik wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa petugas satuan penyelenggara administrasi SIM Polres Kota Tanjungpinang pada dasarnya telah bekerja secara professional, namun masih terdapat hambatan yang ditemukan dalam profesionalisme kerja petugas satuan penyelenggara administrasi SIM seperti kurangnya sumber daya manusia, dan fasilitas yang belum lengkap. Saran saya adalah agar ada penambahan sumber daya manusianya serta penambahan alat-alat yang belum memadai seperti sarana dan prasarana lainnya. Kata Kunci: Profesionalisme, Satuan Penyelenggara Administrasi SIM
3
ABSTRACT
In the era of globalization with the conditions of competition are sufficiently stringent and challenging the government has to be able to provide the best possible service to the community and oriented to the needs of the community. Professionalism is a term that refers to the mental attitude and the commitment of the members of a profession to always realize and improve the professional quality. Professionalism one can not only determined by the individual in performing their duties, but also determined by the software and hardware technologies like her that can help a person to their duties professionalism can be achieved effectively and efficiently. Obtaining a driving license is a license that requires the maintenance of good service and runs in a systematic, targeted and monitored in accordance with established rules. Obtaining a driving license in Tanjungpinang implemented by administrative organizer unit SIM (Satpas) Police Tanjungpinang. The importance of professional personnel in carrying out their duties affects the job done and is required to resolve the constraints faced. In this study, the informants are 5 people consisting of the registration section, part of the theory test, practice test section, part simulator, and part photos as well as key informant that the Baur SIM , then using qualitative descriptive technique, namely in the form of seeking the facts in accordance with the scope of the problem factors that support the professionalism of the driver's license. In order to obtain accurate and complete data the author uses interview and observation techniques. Based on these results the authors conclude that the officer can force organizers Tanjungpinang Police SIM administration has basically been working professionally, but there are obstacles that are found in the work professionalism guards SIM administration organizers such as the lack of human resources, and facilities are not yet complete. Keywords: Professionalism, Administration Unit Operator SIM
4
PENDAHULUAN Seperti halnya organisasi swasta, Perkembangan informasi dan teknologi
dalam
kehidupan
berbagai
mendorong
organisasi
pemerintahan
juga
menuntut
pegawai
yang
aspek
terjadinya profesionalisme dalam menjalankan
perubahan dalam berbagai bidang. kegiatan
pemerintah.
Perubahan tersebut juga dilakukan Profesionalisme berasal dari kata oleh
pemerintah
dalam
rangka profesi yang menurut kamus bahasa
mewujudkan proses penyelenggaraan Indonesia adalah pekerjaan yang pemerintahan
yang
baik
(good dilandasi
governance).
Pemerintah
oleh pengetahuan atau
dituntut pendidikan
tertentu.
Selanjutnya
profesional
memiliki
pengertian
agar memberikan pelayanan yang prima
kepada
masyarakat.
Hal yaitu berkenaan dengan keahlian,
tersebut
dilakukan
melalui memerlukan
kepandaian
khusus
serangkaian visi, tujuan, sasaran, untuk melaksanakannya. program
dan
kegiatan
yang Kepolisian Republik Indonesia
terencana, berkesinambungan dan di sini merupakan bagian fungsi terukur. pemerintahan
Negara
pemeliharaan
dan
di
bidang
Profesionalisme adalah sebutan keamanan,
yang mengacu kepada sikap mental ketertiban
masyarakat,
penegak
dalam bentuk komitmen dari para hukum, anggota
suatu
profesi
perlindungan,
pengkajian senantiasa
mewujudkan
masalah
lalu
lintas,
dan administrasi
meningkatkan
pengayom,
untuk
profesionalitasnya.
1
registrasi
dan
identifikasi
pengemudi
dan
Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) pasal
kendaraan
bermotor
serta
19 dan RUU tentang LLAJ pasal 61
melaksanakan patroli jalan raya.
ayat 1, unit pelaksana penerbit Surat
Melihat begitu kompleksnya tugas
Izin Mengemudi (SIM) ditunjuk oleh
Polantas tersebut maka perlu kerja
pemerintah
yang ekstra agar tugas tersebut dapat
kewenangan presiden. Selanjutnya
dijalankan dengan baik oleh aparat
melalui
kepolisian khususnya
lalu
Pemerintah (PP) No 44 Tahun 1993
lintas. Penilaian masyarakat sangat
tentang Kendaraan dan Pengemudi,
penting dalam sebuah organisasi
presiden menunjuk Polisi Republik
kemasyarakatan.
Indonesia (Polri) sebagai pelaksana
Berdasarkan
polisi
Undang-Undang
dalam
pasal
penerbitan
hal
216
SIM,
ini
Peraturan
sehingga
dapat
No 2 Tahun 2002 Kepolisian Negara
dikatakan penerbitan SIM adalah
Republik Indonesia merupakan alat
bentuk pelayanan pemerintah melalui
negara
Polri kepada masyarakat.
yang
berperan
dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, serta
menegakkan
memberikan
Surat Ijin Mengemudi atau
hukum,
biasa
di
singkat
(SIM),
bagi
perlindungan,
masyarakat umum tentunya sudah
pengayoman, dan pelayanan kepada
tidak asing lagi sebagai salah satu
masyarakat
dalam
rangka
persyaratan yang harus dipenuhi bagi
terpeliharanya
keamanan
dalam
pengendara kendaraan bermotor di
negeri. Berdasarkan Undang-Undang
jalan raya. Pembuatan SIM di Kota
No 14 Tahun 1992 tentang Lalu
Tanjungpinang
2
dilaksanakan
oleh
Satuan Penyelenggara Administrasi
juga
SIM
seperti software dan hardware nya
(SATPAS)
Polres
ditentukan
oleh
Tanjungpinang. Pembuatan SIM di
yang
Kota Tanjungpinang masih terpusat
profesionalisme seseorang agar tugas
di satu tempat saja yaitu di SATPAS
dan pekerjaannya dapat tercapai
Polres
secara efektif dan efisien.
Tanjungpinang,
sehingga
SATPAS melayani pemohon SIM
dapat
teknologi
Pengurusan
membantu
surat
izin
baik dari masyarakat pusat kota
mengemudi merupakan salah satu
sendiri maupun masyarakat dari desa
pengurusan
di sekitar kota. Pelayanan yang
memerlukan pelayanan yang baik
terpusat seperti ini mengakibatkan
serta
timbulnya tumpukan massa.
terarah, dan terpantau sesuai dengan
Dalam era globalisasi dengan
surat
berjalan
secara
izin
yang
sistematis,
aturan yang telah ditetapkan dan
kondisi persaingan yang cukup ketat
diberlakukan.
dan
tunggu dalam proses pembuatan SIM
penuh
pemerintah
tantangan dituntut
memberikan baiknya
aparatur
untuk
pelayanan
kepada
berorientasi masyarakat.
akan menyebabkan semakin lamanya
sebaik-
total waktu pelayanan dalam proses
dan
pembuatan SIM mulai dari awal
kebutuhan
pembelian
Profesionalisme
seseorang itu
tidak
waktu
bisa
masyarakat
kepada
Lamanya
blanko
pendaftaran
sampai dengan SIM tersebut dapat
bisa
hanya
diterima oleh pemohon. Lamanya waktu pelayanan ini tidak jarang
ditentukan
oleh
individu
dalam
melakukan
tugas-tugasnya,
tetapi
3
akan
mengakibatkan
terjadinya
dengan SIM Tersebut selesai dengan
antrian dalam pembuatan SIM.
total waktu 150 menit sesuai dengan SOP
Gambar 1.1
yang
kenyataannya
Alur Pengurusan SIM
berlaku,
namun
dilapangan
waktu
pembuatan SIM tidak sesuai dengan SOP, waktunya lama bahkan sampai berjam-jam, tidak jarang akan terjadi antrian dalam tiap proses tersebut. Proses yang paling lama adalah Sumber: Satuan Penyelenggara saat tes praktek, yang bisa memakan Administrasi SIM Kota waktu
berminggu-minggu
dan
Tanjungpinang,2015 beberapa Gambar di atas merupakan
kali
jika
tidak
lulus.
Kurangnya sumber daya atau petugas
Alur proses pembuatan SIM secara
pada
umum sesuai dengan SOP yang
menghambat
berlaku yang dimulai dari pembelian
pembuatan SIM tersebut hambatan
blanko
tes
selanjutnya terjadi ketika mesin yang
kesehatan, pembayaran, pengisian
digunakan terjadi gangguan atau
formulir, tes tulis, tes praktek, foto,
rusak, masalah lainnya juga timbul
sampai SIM tersebut jadi. Menurut
saat mati lampu karena petugas
standar
SATPAS
pendaftaran
waktu
SIM,
pelayanan
telah
tiap
loket
juga
kelancaran
harus
dapat proses
menghidupkan
tertulis waktu yang digunakan untuk
genset terlebih dahulu yang akan
pembuatan SIM dari awal sampai
memakan banyak waktu. Hal-hal
4
seperti
ini
lah
yang
membuat
berikut juga dengan masalah alat
pemohon menunggu lama, dampak
yang
yang timbul jika pemohon terlalu
pembuatan SIM, karena jika ada alat
lama
yang
menunggu
adalah
akan
digunakan
rusak
dalam
petugas
proses
telah
mengganggu kenyamanan pemohon
mengantisipasinya
dalam
menggunakan alat cadangan yang
mendapatkan
pelayanan.
Tentu saja hal ini akan semakin
telah
menambah
calo
Sehingga tidak akan menghambat
sangat
profesionalisme kerja petugasnya.
maraknya
pembuatan
SIM
yang
meresahkan.
sebelumnya.
Pihak SATPAS dituntut untuk dapat
Untuk mengatasi permasalahan
melakukan
ini pihak manajemen SATPAS perlu melakukan
disediakan
dengan
dan
fungsinya
secara profesional.
terhadap
Namun dalam kenyataannya
dapat
hal tersebut tidaklah mudah untuk
dilakukan untuk menurunkan waktu
terbentuk dengan sendirinya, tanpa
tunggu pembuatan SIM. Standard
adanya kerjasama yang baik dari
Operation Procedure (SOP) adalah
petugas SATPAS nya. Fenomena
standar yang di berlakukan oleh
yang terjadi dalam pembuatan SIM
SATPAS dalam pembutan SIM,
ini adalah:
standar ini di berlakukan agar proses
1. Terlihat masih kurangnya sumber
berbagai
evaluasi
tugas
alternatif
yang
pembuatan SIM lebih cepat. Masalah
daya
sumber
SATPAS yang hanya berjumlah
daya
manusia
atau
petugasnya juga harus di tambah
manusia
5 orang.
5
pada
petugas
2. Terlihat
masih
teknologi
minimnya
atau
digunakan
alat
dalam
ADMINISTRASI SIM (SATPAS)
yang
POLRES
KOTA
TANJUNGPINANG”.
proses
pengurusan SIM, separti lamanya proses perbaikan ketika mesin
A. Perumusan masalah
simulator SIM rusak. 3. Terlihat
sarana
Dari penjelasan latar belakang
yang
tidak
masalah
tersebut
diatas,
maka
memadai seperti ruangan yang
dipandang perlu untuk melakukan
kecil sehingga ruangan terlihat
serangkaian kajian yang objektif dan
sempit
ilmiah untuk mengetahui Faktor-
mengingat
banyaknya
jumlah pemohon.
faktor
Berdasarkan uraian yang telah penulis
kemukakan
diatas
yang
Profesionalisme dalam Pembuatan
serta
Surat Izin Mengemudi di Satuan
mengacu kepada fenomena yang
Penyelenggara
penulis temui di lapangan, maka
(SATPAS)
penulis tertarik untuk melakukan
Tanjungpinang.
penelitian dengan judul, yaitu: “FAKTOR-FAKTOR
mempengaruhi
Administrasi
Berdasarkan YANG
diatas
MENDUKUNG
SIM
Polres
Kota
latar
belakang
dapat
dirumuskan
permasalahan yang perlu diteliti
PROFESIONALISME
DALAM
PENGURUSAN
SURAT
MENGEMUDI
DI
adalah: Faktor-faktor apa yang
IZIN
Mendukung
SATUAN
dalam
PENYELENGGARA
Pengurusan
Mengemudi
6
Profesionalisme
di
Surat
Izin
Satuan
Penyelenggara Administrasi SIM
sumbangan
(SATPAS)
Ilmu Administrasi Negara.
Polres
Kota
b.
Tanjungpinang?
bagi
pengetahuan
Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat mengetahui
B. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Faktor-faktor
1. Tujuan Penelitian
mendukung Profesionalisme
Dalam suatu penelitian pasti mempunyai dicapai.
dalam Pengurusan Surat Izin
tujuan yang hendak Adapun
penelitian
ini
mengetahui
tujuan adalah:
dari Untuk
“Faktor-faktor
yang
Mengemudi
di
Satuan
Penyelenggara
Administrasi
SIM (SATPAS) Polres Kota
yang
Tanjungpinang.
mendukung Profesionalisme dalam
C. Kerangka Teori
Pengurusan Surat Izin Mengemudi di
Profesionalisme
merupakan
Satuan Penyelenggara Administrasi
penilaian orang lain atas kinerja dan
SIM
peforma yang kita lakukan. Kinerja
(SATPAS)
Polres
Kota
Tanjungpinang”.
merupakan suatu penilaian hasil
2. Kegunaan Penelitian Setelah
ini
menyelesaikan tugas dengan efisien
dilaksanakan, diharapkan manfaat
dan efektif serta memiliki kualitas
yang dapat diperoleh adalah:
kerja yang baik demi mendapatkan
a. Secara
penelitian
kerja seorang pegawai yang telah
teoritik
diharapkan
dapat
penulisan
ini
sebuah prestasi kerja yang akan
memberikan
dihasilkan
dari
pekerjaan
diberikan kepadanya.
7
yang
Profesionalisme mencerminkan
sangat
sikap
(2011:62) juga menyatakan bahwa
seseorang
profesionalisme dari
aparatur
dapat
aspek-aspek
sebagai
terhadap pekerjaan maupun jenis
dilihat
pekerjaannya/profesinya. Pandangan
berikut:
mengenai profesionalisme ini telah
1. Responsivitas. 2. Inovasi.
banyak dikemukakan oleh para ahli, Berbeda salah
satu
pendapat
dengan
yang
menganai diungkapkan Yuwono (2011:481),
profesionalisme dikemukakan oleh seorang
yang
bekerja
secara
Suriyani (2011:60) yang menyatakan profesional bahwa
profesionalisme aparatur
orang
yang
adalah bekerja
“kemampuan
adalah dengan
standar
dalam profesionalisme sebagai berikut:
memberikan pelayanan yang baik, 1. Menguasai kemampuan teknis yang diperlukan oleh tugas atau pekerjaannya. 2. Memiliki keterampilan untuk mendatangkan solusi. 3. Memiliki integritas (kesetiaan kepada yang benar) yang membangun kepercayaan dan hormat kepadanya. 4. Mengutamakan kepentingan orang banyak sehingga keberhasilannya dibangun dari akumulasi keberhasilan orang lain. 5. Berpandangan kedepan, dan tidak terlalaikan oleh permasalahanpermasalahan yang sifatnya sementara dan jangka pendek. 6. Selalu berupaya mengembangkan kualitas pribadinya agar sesuai dengan masa depan besar yang direncanakannya.
adil, dan inklusif dan tidak hanya sekedar kecocokan keahlian dengan tempat penugasan”. Selanjutnya Suriyani (2011:60) mengemukakan
bahwa
profesionalisme adalah “Kemampuan aparatur
dalam
memberikan
pelayanan yang baik, adil, dan inklusif dan tidak hanya sekedar kecocokan keahlian dengan tepat penugasan”.
Selanjutnya
Suriyani
8
Sedangkan Nawawi (2007:188) mengemukakan
bahwa
“Pengembangan
profesionalisme
mengemukakan profesionalisme antara lain:
1. Kreativitas (Creativity), adalah kemampuan untuk menghadapi hambatan dalam memberikan pelayanan kepada publik dengan melakukan perubahan. 2. Inovasi (Inovation), adalah kemampuan untuk mencari dan menggunakan metode baru dalam melaksanakan tugasnya. 3. Responsivitas (responsivity), adalah kemampuan dalam mengantisipasi dan menghadapi perkembangan baru dan pengetahuan baru.
didefinisikan sebagai upaya yang sengaja
dilakukan
meningkatkan
untuk
kemampuan
agar
mampu bekerja secara baik sesuai dengan
bidang
Nawawi
(2007:188)
menegaskan
kembali
bahwa
karakteristik
bahwa
pekerjaannya”.
Selanjutnya menurut Dwiyanto profesionalisme dapat dilihat dari: (2011:157) mengemukakan bahwa 1. Ahli dibidangnya (expertise). 2. Bersikap mandiri (autonomy). 3. Bertanggungjawab terhadap pekerjaannya (commitment to the work). 4. Bekerja dengan sepenuh kemampuan, bukan asal-asalan dan tidak asal jadi. 5. Memperlihatkan bahwa dirinya adalah seorang professional. 6. Memegang teguh etika profesi (ethics), bersikap jujur, tidak berdusta, dan tidak berbuat curang. 7. Mampu memelihara hubungan baik dengan pihak lain termasuk klien atau kolega.
“Paham atau keyakinan bahwa sikap dan
tindakan
menyelenggarakan
aparatur
dalam kegiatan
pemerintahan dan pelayanan selalu didasarkan pada ilmu pengetahuan dan nilai-nilai profesi aparatur yang mengutamakan kepentingan publik. Karakteristik
profesionalisme
ini dapat ditafsir lebih dalam karena Selanjutnya menurut Siagian memuat nilai-nilai moral dan mental, (Tangkilisan,2006:229) apalagi bagi aparatur pemerintah yang berprofesi sebagai pelayan
9
masyarakat.
Seseorang
profesional
dikatakan
Dalam mengkaji Faktor-faktor
menguasai
yang mendukung Profesionalisme
baik
dalam
jika
pekerjaannya
dengan
dan
Pengurusan
Surat
Izin
bekerja dengan prinsip kerja yang
Mengemudi di Satuan Penyelenggara
cerdas.
Sumber
daya
aparatur
Administrasi SIM (SATPAS) Polres
dapat
digelari
Kota
ia
mampu
menggunakan teori yang berpijak
memberikan pelayanan yang baik
pada penelitian ini adalah menurut
kepada masyarakat.
Siagian
(Tangkilisan,
yang
mengemukakan
pemerintah
pun
profesional
D. Konsep
jika
Operasional
dan
ini
penulis
2006:229) bahwa
profesionalisme dapat diukur antara
Pengukuran. Konsep
Tanjungpinang
yaitu
istilah
yang
lain:
khusus untuk menggambarkan secara
1. Kreativitas (Creativity)
tepat fenomena yang hendak diteliti
Kemampuan
pegawai
untuk
dari penelitian, sedangkan oprasional
menghadapi
hambatan
dalam
adalah
memberikan
pelayanan
kepada
unsur
penelitian
yang
memberitahukan separti apa caranya
publik dengan melakukan perubahan.
mengukur suatu variabel. Mengacu
Adapun pengukurannya adalah:
pada beberapa konsep teori yang
a. Mengembangkan
ide-ide
telah dipaparkan sebelumnya maka
masukan
diperlukan konsep operasional secara
menyelesaikan
nyata serta mudah yang disesuaikan
diberikan pimpinan.
dengan keadaan objek penelitian.
10
yang positif tugas
atau dalam yang
b. Bekerja dengan fleksibel yaitu
Adapun pengukurannya adalah:
tidak kaku dalam bekerja.
a. Cekatan yaitu kondisi jasmani
c. Berinisiatif dalam menyelesaikan
yang baik sehingga dapat bekerja
tugas tanpa menunggu perintah
dengan baik.
dari pimpinan.
b. Cepat tanggap yaitu kemampuan
2. Inovasi (Inovation)
dalam menanggapi permasalahan
Kemampuan untuk mencari dan
dalam pelaksanaan pembuatan
menggunakan metode baru dalam
SIM.
melaksanakan tugasnya.
c. Memiliki
keterampilan
Adapun pengukurannya adalah:
mendatangkan
a. Mengembangkan
menanggapi
kualitas
pribadi.
solusi
untuk dalam
permasalahan
pelaksanakan pembuatan SIM.
b. Berfikir secara sistematis dalam menyelesaikan
tugas
yang
E. Metode penelitian
diberikan pimpinan. c. Berkembang
melalui
1. Jenis penelitian ilmu
Berdasarkan
pengetahuan dan teknologi.
diajukan
3. Responsivitas (Responsivity).
dan
Faktor-faktor
masalah
yang
menekankan
pada
yang
mendukung
Kemampuan untuk mencari dan
Profesionalisme dalam Pengurusan
menggunakan metode baru secara
Surat Izin Mengemudi di Satuan
cepat tanggap dengan permasalahan
Penyelenggara
yang dihadapi dalam melaksanakan
(SATPAS)
tugasnya.
Tanjungpinang, maka jenis penelitian
11
Administrasi Polres
SIM Kota
ini berbentuk penelitian deskriptif
atau lisan dari orang-orang dan
kualitatif,
karena
prilaku yang dapat diamati‟‟.
berusaha
untuk
penelitian
ini
mengungkapkan
Selain itu menurut Nawawi
suatu fakta atau peristiwa sebagai
dalam Utami (2007:38) mengatakan
mana
bahwa “metode deskriptif kualitatif
adanya
gambar
dan
secara
memberikan
obyektif
tentang
sebagai pemecahan masalah yang
keadaan atau permasalahan yang
diselidiki dengan menggambarkan
mungkin dihadapi.
keadaan subjek atau objek penelitian
Menurut Sugiyono (2011:11), menyatakan
bahwa
seseorang, lembaga, masyarakat dan
“penelitian
lain-lain
pada
saat
sekarang
deskriptif adalah penelitian yang
berdasarkan
fakta-fakta
yang
dilakukan untuk mengetahui nilai
Nampak atau sebagai mana adanya”.
variabel mandiri, baik satu variabel ataupun lebih (independen) tanpa
2. Lokasi penelitian
membuat suatu perbandingan atau menghubungkan
satu
Penelitian
variabel
Satuan
dengan variabel lain”.
(2004:4)
dikutip
mengemukakan
Lalu
(SATLANTAS)
Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana
Polisi
dilakukan
pada Lintas
POLRES
Tanjungpinang yang beralamat di
Moleong
JL. Ahmad Yani KM 5.
bahwa
„‟Metode kualitatif sebagai prosedur
3. Informan.
penelitian yang menghasilkan data
Informan menurut Arikunto
deskriptif derupa kata-kata tertulis
(2010:188) adalah orang yang
12
memberikan informasi. Dengan
Sumber data yang digunakan
pengertian ini maka informan
dalam penelitian ini meliputi:
dapat dikatakan sama dengan responden,
a. Data Primer
apabila
Data primer adalah data
keterangannya karena di pancing
yang
oleh
pertama yang belum diolah oleh
pihak
peneliti.
Iatilah
bersumber
dari
pihak
“informan” ini banyak digunakan
pihak
dalam penelitian kualitatif.
diperoleh secara langsung dari
a. Informan kunci
responden
Informan
Kunci
adalah
lain
data
yang
memalui
hasil
wawancara dan kuesioner yang
mereka yang mengetahui dan
berkaitan
memiliki
penelitian.
berbagai
atau
informasi
pokok yang di perlukan dalam
dengan
masalah
b. Data Skunder
penelitian atau informan, dan
Data yang diperoleh dari
informan kunci dalam penelitian
data-data yang telah ada baik
ini adalah Baur SIM yang telah
ditingkat
bertugas sebagai Baur SIM di
maupun
SATLANTAS
penelitian
terdahulu,
Tanjungpinang selama 9 Bulan
mendukung
kelengkapan
dan
yang dibutuhkan.
telah
POLRES
menjadi
anggota
kepolisian selama 19 tahun.
Kantor dari
5. Teknik
4. Sumber dan Jenis Data
hasil
dan
Pengumpulan Data
13
SATPAS laporan untuk data
Alat
a. Wawancara
alat untuk mencatat (pulpen &
Wawancara
kertas).
digunakan
b.
sebagai tehnik pengumpulan data
Observasi
apabila peneliti ingin melakukan
yang spesifik
permasalahan yang harus diteliti, dan apabila
peneliti
yang lebih mendalam dan jumlah
merupakan dengan
mengajukan
dan
dan
Jika
kuisioner
selalu
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
data
tersusun
pertanyaan-
dari
berbagai
proses
biologis dan psikilogis. Dua diantara
pertanyaan secara langsung kepada responden
wawancara
kuisioner.
(2011:166) mengemukakan bahwa
atau
Wawancara
pengumpulan
dan
lain. Menurut Hadi dalam Sugiyono
atau self report atau setidak-tidaknya
pribadi.
wawancara
yaitu
tetapi juga obyek-obyek alam yang
diri pada laporan tentang diri sendiri
keyakinan
dibandingkan
observasi tidak terbatas pada orang,
pengambilan data ini mendasarkan
dan
bila
berkomunikasi dengan orang, maka
respondennya kecil/sedikit. Teknik
pengetahuan
teknik
dengan teknik yang lain,
ingin
mengetahui hal-hal dari responden
pada
sebagai
pengumpulan data mempunyai ciri
studi pendahuluan untuk menentukan
juga
Observasi
yang terpenting adalah proses-proses
jawaban-jawaban
pengamatan dan ingatan.
responden dicatat atau direkam. Alat
Mengamati
yang digunakan untuk wawancara
dilapangan
adalah pedoman wawancara serta
secara
kondisi langsung
dan
melihat aktifitas/tindakan masyarakat
14
dan
para
langsung
pelaksanaan dilokasi.
secara
dan pekerjaannya dapat tercapai
Dengan
secara efektif dan efisien.
menggunakan alat berupa daftar
Agar dapat mengetahui apa
check list.
sajakah
c. Dokumentasi.
mengambil
pengurusan surat izin mengemudi di
gambar,foto
satuan penyelenggara administrasi
dengan menggunakan alat kamera.
SIM
sebanyak
adalah
6
orang
informan.
pembuatan surat izin mengemudi di
para anggota suatu profesi untuk
kantor SATLANTAS POLRES Kota
senantiasa untuk mewujudkan dan
Tanjungpinang.
profesionalitasnya,
Penulis
juga
melakukan wawancara bersama Key
profesionalisme seseorang tidak bias
Informan
hanya di tentukan oleh individu
yaitu
SATLANTAS
dalam melaksanakan tugas-tugasnya,
Baur
SIM
Tanjungpinang
dimana baur SIM adalah orang yang
tetapi juga ditentukan oleh teknologi
bertanggung jawab dalam proses
seperti software dan hardware nya
pembuatan SIM dan di sempurnakan
serta di tentukan oleh sarana dan yang
Kota
orang yang mengerti dalam proses
mental dalam bentuk komitmen diri
prasarana
POLRES
Informan diambil berdasarkan orang-
sebutan yang mengacu pada sikap
meningkatkan
(SATPAS)
Tanjungpinang, penulis menentukan
ANALISIS DATA Profesionalisme
yang
mendukung profesionalisme dalam
Yaitu tehnik pengumpulan data dengan
faktor-faktor
dengan hasil observasi yang penulis
mendukung
lakukan selama penelitian.
profesionalisme seseorang agar tugas
15
Adapun tiga dimensi yang akan penulis
paparkan
Kreativitas
diantaranya
(creativity),
(Inovation),
dan
(responsivity).
kesimpulan bahwa petugas SATPAS mampu
Inovasi
mengembangkan
Responsivitas
baik
ide-ide
yang
positif, ini dapat dilihat dari semua
dimensi
jawaban dari hasil wawancara diatas,
berdasarkan
dimana semua informan memberikan
penelitian yang telah penulis lakukan
jawaban yang baik. Hal ini juga di
sebelumnya sehingga dapat penulis
perkuat
paparkan sebagai berikut:
bersama Key informan serta dari
tersebut
di
Ketiga
dengan
analisis
petugas
untuk
menghadapi
hambatan
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
mengembangkan masukan
yang
menyelesaikan
dalam
tugas
yang
atas
dapat
dengan
baik
ini
dilakukan
oleh
petugas
b. Rekapitulasi jawaban dari hasil wawancara
terhadap
bekerja secara
indikator
fleksibel
yaitu
tidak kaku dalam bekerja.
Dari hasil wawancara dengan di
mampu
selesaikan dengan baik.
diberikan pimpinan.
informan
SATPAS
diberikan oleh pimpinan dapat di
atau
positif
Petugas
SATPAS agar semua tugas yang
indikator
ide-ide
dilapangan.
hal
a. Rekaputulasi jawaban dari hasil terhadap
wawancara
mengembangkan ide-ide yang positif
publik dengan melakukan perubahan.
wawancara
hasil
hasil observasi yang penulis lihat
1. Kreativitas (creativity). Kemampuan
dari
Dari hasil informasi diatas
ditarik
dapat disimpulkan sementara bahwa 16
ada beberapa petugas SATPAS yang
bersama Key informan dan jawaban
bekerja dengan fleksibel yaitu tidak
dari hasil wawancara menunjukkan
kaku ini dikarenakan petugas merasa
bahwa benar masih ada beberapa
nyaman
petugas
dengan
pekerjaan
yang
SATPAS
yang
bekerja
mereka lakukan seperti yang di
kurang fleksebel atau kurang nyaman
kemukakan oleh informan 1 dan
dan hal ini juga di perkuat dengan
informan 5, masalah yang di hadapi
hasil observasi yang penulis lihat
oleh informan 5 hanya ketika mati
dilapangan.
lampu, karena ketika mati lampu petugas
SATPAS
c. Rekapitulasi jawaban dari hasil
harus
wawancara
menghidupkan genset terlebih dahulu
terhadap
indikator
berinisiatif menyelesaikan tugas
yang akan memakan waktu dan akan
tanpa menunggu perintah dari
membuat pemohon menunggu. Ada
pimpinan.
beberapa juga petugas yang bekerja dengan
kaku
seperti
yang
kemukakan oleh informan 2,3,dan
wawancara
menunggu
SATPAS
berinisiatif
tugas
perintah
dari
tanpa atasan,
untuk memperkuat hasil wawancara
wawancara kepada semua informan melanjutkan
hasil
menyelesaikan
memadai.
Selanjutnya untuk memperkuat hasil
penulis
berdasarkan
petugas
kecil, mesin yang rusak, dan fasilitas tidak
pengamatan
dapat di tarik kesimpulan bahwa
beberapa hal seperti ruangan yang
yang
hasil
bersama seluruh informan diatas
informan 4 ini disebabkan oleh
ujian
Dari
di
diatas
wawancara
penulis
melanjutkan
melakukan wawancara bersama Key 17
informan yang menyatakan bahwa
a.
Rekapitulasi jawaban dari hasil
petugas SATPAS selalu berinisiatif
wawancara terhadap indikator
dalam melaksanakan tugas yang
mengembangkan
diberikan ini dikarenakan semua
pribadinya.
petugas telah mengetahui tugas nya
manusia yang selalu berupaya
masing-masing
mengembangkan kualitas pribadi
pada
SOP
dan
berpedoman
yang berlaku.
Hasil
akan
kualitas
Sumber
selalu
daya
berfikir
wawancara ini juga di perkuat dari
bertindak
hasil observasi yang penulis lihat
kualitas organisasi dengan cara-
dilapangan dimana petugas SATPAS
cara baru dalam bekerja dan
terlihat
tidak akan berdiam diri untuk
berinisiatif
dalam
melaksanakan tugasnya.
lebih baik. Dari
Yaitu kemampuan petugas satuan administrasi
bahwa
dengan
ppetugas SATPAS
dapat
dengan baik, untuk memperkuat hasil
tugasnya. Berikut penulis paparkan
wawancara
hasil wawancara yang dapat penulis hasil
wawancara
mengembangkan kualitas pribadinya
metode baru dalam melaksanakan
dengan
hasil
informan diatas dapat disimpulkan
SIM
untuk mencari dan menggunakan
rangkum
perbaikan
mencari perubahan kearah yang
2. Inovasi (inovation).
penyelenggara
untuk
dan
penulis
melanjutkan
melakukan wawancara dengan Key
sebagai
informan yang menyatakan bahwa
berikut:
petugas
SATPAS
mampu
mengembangkan kualitas pribadinya
18
sesuai dengan perkembangan zaman
dilapangan, dimana terlihat bahwa
saat ini. Hal ini juga diperkuat dari
petugas SATPAS sudah berusaha
hasil observasi yang penulis lihat
bekerja secara profesional dalam
dilapangan.
mengerjakan
terhadap
baik kepada pemohon pembuat SIM.
indikator
berfikir secara sistematis dalam menyelesaikan diberikan
tugas
pimpinan.
termasuk
memberikan pelayanan yang cukup
b. Rekapitulasi jawaban dari hasil wawancara
tugasnya
c. Rekapitulasi jawaban
yang
wawancara
dari hasil
terhadap
indikator
Dalam
kemampuan dalam menggunakan
menyelesaikan suatu pekerjaan
teknologi untuk mempermudah
harus dapat memahami tugas dari
pekerjaan
pekerjaan itu sendiri agar setiap
seperti
pekerjaan dapat diselesaikan tanpa
teknologi
ada hambatan.
komunikasi.
Dari hasil wawancara bersama
Berdasarkan
petugas
SATPAS
penggunaan
komputer,
informasi
hasil
dan
wawancara
informan diatas dapat disimpulkan
yang dilakukan oleh penulis, dapat
bahwa petugas SATPAS mampu
disimpulkan
dengan baik berfikir secara sistematis
SATPAS
dalam menyelesaikan tugas yang di
menggunakan
berikan
teknologi
diperkuat
oleh dari
pimpinan, hasil
juga
wawancara
bahwa
mampu
mempermudah
petugas
dengan
komputer lainnya pekerjaan
baik atau untuk karena
bersama Key informan dan hasil
petugas Satpas sebelumnya telah
observasi
menjalankan
yang
penulis
lihat 19
pelatihan
tentang
penggunaan
tersebut,
baru serta cepat tanggap dengan
hanya saja kendala yang di hadapi
permasalahan yang dihadapi dalam
petugas SATPAS adalah ketika mati
melaksanakan tugasnya.
lampu
dan
teknologi
ketika
alat
yang
Berikut
digunakan itu mengalami kerusakan. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan bersama Key informan yang
akan penulis sampaikan
jawaban
dari
hasil
terhadap
dimensi
wawancara Responsivitas
(responsivity) sebagai berikut:
menyatakan bahwa seluruh petugas SATPAS
telah
a. Rekapitulasi jawaban dari hasil
mendapatkan
wawancara
pelatihan terlebih dahulu sebelum
indikator
cekatan yaitu kondisi jasmani
ditempatkan pada posisi kerjanya
yang baik sehingga dapat bekerja
masing-masing, petugas SATPAS
dengan baik dalam pembuatan
juga memiliki sertifikat pelatihan keahlian.
terhadap
surat izin mengemudi.
Hal ini juga dibuktikan
dari hasil observasi yang penulis
Dari
hasil
wawancara
yang
lihat di lapangan dimana seluruh
penulis lakukan bersama informan
petugas
diatas, dapat di simpulkan bahwa
kemampuan
SATPAS untuk
memiliki menggunakan
petugas
SATPAS
dalam
computer atau teknologi lainnya
menjalankan pekerjaannya memiliki
yang mendukung pekerjaannya.
kondisi jasmani yang baik sehingga dapat bekerja dengan baik pula.
3. Responsivitas (responsivity).
Karena jika bekerja dengan kondisi Yaitu
kemampuan
untuk
jasmani yang kurang sehat akan
mencari dan menggunakan metode 20
menghambat bahkan mengganggu
melakukan wawancara bersama Key
pekerjaan yang di kerjakan dan
informan yang menyatakan bahwa
mempengaruhi profesionalisme kerja
petugas
SATPAS
petugas SATPAS. Hal ini juga
berusaha
cepat
diperkuat dari hasil observasi yang
menghadapi
penulis
terjadi, hal ini juga sesuai dengan
lihat
dilapangan
dimana
benar
selalu
tanggap
dalam
permasalahan
seluruh petugas SATPAS melakukan
observasi
pekerjaannya dengan kondisi jasmani
dilapangan, dimana pada saat mati
yang sehat.
lampu
terhadap
melanjutkan
indikator
permasalahan yang terjadi dalam
yang
dilakukan
disimpulkan
bahwa
dalam
dan
pekerjaanya
dalam
terhadap
indikator
memberikan masukan saran untuk mendatangkan
dapat
solusi
dalam
menanggapi permasalahan yang
petugas
terjadi dalam pembuatan surat izin
SATPAS selalu berusaha untuk cepat tanggap
genset
wawancara
wawancara
penulis,
langsung
c. Rekapitulasi jawaban dari hasil
pembuatan surat izin mengemudi. hasil
lihat
melayani masyarakat.
cepat tanggap dalam menghadapi
Berdasarkan
penulis
petugas
menghidupkan
b. Rekapitulasi jawaban dari hasil wawancara
yang
yang
mengemudi.
menghadapi
permasalahan yang terjadi dalam
Berdasarkan hasil wawancara
pengurusan Surat Izin Mengemudi,
yang
untuk memperkuat hasil wawancara
informan diatas, dapat disimpulkan
diatas
bahwa
penulis
melanjutkan 21
penulis
petugas
lakukan
SATPAS
bersama
selalu
berupaya
memberikan
masukan
profesionalisme dalam pengurusan
saran untuk mendatangkan solusi
surat izin mengemudi di satuan
dalam
penyelenggara
administrasi
SIM
yang terjadi agar setiap permasalahan
(SATPAS)
POLRES
Kota
yang terjadi dalam pembuatan SIM
Tanjungpinang,
maka
dapat
ini
dise;lesaikan bersama-
disimpulkan dari 3 dimensi yang
sama. Kemudian penulis melanjutkan
terdiri dari Kreativitas (creativity),
melakukan wawancara dengan Key
Inovasi (inovation), Responsivitas
informan yang menyatakan bahwa
(responsivity),
benar
observasi yang penulis lakukan dapat
menanggapi
dapat
petugas
permasalahan
SATPAS
selallu
serta
dari
hasil
memberikan saran dan masukan
diperoleh hasil bahwa:
ketika terjadi permasalahan, untuk
1. Dalam dimensi kreativitas dimana
diterimanya hasil saran dan masukan
petugas mampu mengembangkan
yang
ide-idenya dalam menyelesaikan
di
SATPAS
berikan itu
oleh
semua
petugas
tergantung
tugas
yang
diberikan
oleh
atasan, namum petugas SATPAS
pimpinan, petugas juga bekerja
selalu
dengan santai atau tidak kaku,
berusaha
memberikan
masukan dan saran yang positif.
walaupun ada beberapa informan yang
Kesimpulan.
merasa
menjalankan
tugasnya dengan kaku, ini di Berdasarkan hasil penelitian
sebabkan oleh faktor lain seperti
dan pembahasan yang telah penulis sampaikan Faktor-faktor
sebelumnya yang
ruangan yang kecil, alat yang
tentang
tidak lengkap dan sumber daya
mendukung 22
manusia yang kurang. Namun untuk
berinisiatif
3. Dimensi
dalam
dimensi
yang terakhir adalah responsivitas
dimana
menyelesaikan tugasnya petugas
kemampuan petugas untuk cepat
satpas telah melakukannya dengan
tanggap
baik
permasalahan yang terjadi, ini
tanpa
harus
menunggu
menghadapi
perintah dari pimpinan, seperti
juga
sudah
di
segera menyalakan mesin genset
petugas
ketika mati lampu agar proses
seperti ketika ada mesin yang
pembuatan SIM kembali lancar.
rusak
satpas
lakukan
oleh
dengan
baik,
petugas
langsung
2. Kemudian dimensi kedua yaitu
memberitahukan kepada atasan
inovasi dimana petugas satpas
umtuk segera diperbaiki. Petugas
sudah dapat berinovasi dengan
satpas juga selalu memberikan
baik
masukan
untuk
mendatangkan
solusi
dalam
menaggapi
dalam
pelaksanaan
pekerjaannya
dengan
menunjukkan
kemampuan
permasalahan
petugas satpas untuk mencari dan
yang
terjadi
di
dalam instansi.
menggunakan metode baru dalam melaksanakan tugasnya keahlian
dalam
teknologi teknologi
seperti
seperti
DAFTAR PUSTAKA
menggunakan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
komputer,
informasi
dan
Dwiyanto, Agus, 2011, Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi Birokrasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
komunikasi.
23
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Kurniawan, Agung, 2005, Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta: Pembaharuan.
Manajemen Publik. Jakarta, PT. Gramedia
Harefa, Andrias, Membangkitkan Profesionalisme, Gramedia.
2004, Etos Jakarta:
Yuwono, Ismantoro Dwi, 2011, Memahami Berbagai Etika Profesi & Pekerjaan, Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Moleong, Lexy J.2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jurnal
Nawawi, Zaidan, 2007, Analisis Tentang Profesionalisme Aparatur dalam Pelayanan Publik di Era Otonomi Daerah, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Volume 8 Nomor 2.
Suriyani, Erna, 2011, Profesionalisme Aparatur Pemerintah, Socioscientia jurnal ilmu-ilmu sosial, Volume 3 Nomor 1. Utami, Eko Tri, 2007, Peranan
Saebani, Beni Ahmad, 2008, Metode Penelitian (Cetakan I), Bandung, CV Pustaka Setia.
Badan Permusyawaratan Desa dalam
Siagian, Sondang P., 2009, Administrasi Pembangunan, Jakarta: Bumi Aksara.
Perencanaan
Pembangunan Desa (Suatu Studi Deskriptif tentang Proyek Desa
Subagyo, Jonathan, 2006, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (Cetakan kelima), Jakarta, PT Rineka Cipta
Melaluai APBD di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan),
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Administrasi (Cetakan ke 19). Bandung:Alfabeta.
Skripsi Sarjana Fisip USU
Sukamto, dkk, 2013, Etika Profesi Berbagai Bidang (Cetakan I), Jakarta: PT. Pustaka Mandiri.
Data Internet Maharani, Nurhayati, 2010, Pengertian Profesi, (http://ranisakura.wordpress.com, diakses 1 Maret 2015, 20.00 Wib).
24
diakses 1 Maret 2015, 19.15 Wib).
Pasaribu, Refi, 2009, Peran Pembinaan Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Pegawai Negri Sipil, (http://repository.usu.ac.id,
Winchester, Dean, 2010, Pengertian Profesionalitas Pegawai (http://id.shvoong.com, diakses 31 Januari 2015, 22.30 Wib).
25