Edisi 62 Juni 2015 No. 062/Juni/2015
Berita1
Saat Mahasiswa Afganistan dan Venezuela Ikut Pameran “On-Material(ity)”: Ajang Pamer Karya Mahasiswa Afganistan dan Venezuela BANDUNG, TEL-U – Sejumlah mahasiswa asing asal Afghanistan dan Venezuela turut memamerkan karya mereka dalam pameran bertajuk “On-Material(ity)”. Mereka tingkat internasional sesuai dipamerkan untuk mendapat adalah mahasiswa yang visi Tel-U sebagai perguruan apresiasi masyarakat secara tergabung dalam program tinggi berkelas dunia (World luas. “Pada semester pertama Darmasiswa selama 1 tahun Class University) dan visi karya mereka sudah di Program Studi Kriya Indonesia 2020. “Jika kita dipamerkan di kampus. Tekstil & Mode (KTM) berbicara pada tataran Semester kedua ini sayang Fakultas Industri Kreatif internasional, apalagi kalo kalau cuma dikampus lagi,” Telkom University (FIK Teltadi dikaitkan dengan visi ujarnya. Karena itulah, kata U). “Karya yang dipamerkan Indonesia 2020 ingin Arini, pihaknya memilih mampu mengeksplorasi menjadi salah satu kota mode Galeri Hidayat, Jalan potensi sumber daya lokal dunia, maka membangun Sulanjana No. 36 Bandung Indonesia untuk diangkat suatu ciri khas adalah suatu sebagai tempat berpameran menjadi sebuah karya tekstil keharusan. Dan itu sudah selama dua hari, Jumat-Sabtu dan desain yang luar biasa, dilakukan oleh kawan-kawan (5-6/6). Karya mahasiswa ujar Dekan FIK, Dr. Ir. Agus dosen kita di KTM,” ujarnya. asing itu berada di antara tiga Achmad Suhendra, MT saat Menurut Ketua Program puluh karya yang membuka pameran ini. Studi Kriya Tekstil dan dipamerkan, berpadu dengan Menurut Agus, pameran ini Mode, Arini Arumsari, karya para seniman Bandung juga bisa mendorong dosen S.Ds., M.Ds, karya ini yang terpilih. (purel/izal) dan mahasiswa FIK untuk merupakan tugas mahasiswa selanjutnya berkiprah di semester kedua yang sengaja =======================================================================
Edisi 62 Juni 2015 No. 062/Juni/2015
Berita 2
Prof Paul Bijleveld: Aspek Psikologi Kunci Sukses Sistem Inovasi BANDUNG, TELU – Untuk membangun budaya bisnis dan inovasi, wawasan teknologi saja ternyata belum cukup. Dibutuhkan faktor yang tidak kalah pentingnya, yaitu psikologi. “Aspek psikologi membangun motivasi untuk menjadi inovator dan entrepreneur. Inilah kunci sukses dalam membangun sistem inovasi,” kata guru besar dari Saxion University Prof. Paul Bijleveld, Senin (8/6). Pernyataan Paul disampaikan dalam kuliah umum yang digelar di Ruang Multimedia, Gedung Bangkit Telkom University. Kuliah umum ini dihadiri oleh sejumlah dosen dan mahasiswa Telkom University.
kepemimpinan yang visioner ditunjang dengan strategi bisnis yang tepat, hingga inovasi yang tiada henti yang dibangun oleh sumber daya manusia kreatif. Menurut Paul, aspek psikologi menumbuhkan kesadaran berdasarkan nalurinya untuk menjadi bagian dari pembangunan untuk bertahan hidup. Secara naluriah mereka akan memaksimalkan inovasi saat ini dan berfikir untuk menciptakan inovasi di masa mendatang. Ia memperhitungkan keuntungan jangka panjang ketimbang jangka pendek. “Sistem inovasi akan tergantung pada orang-orang
yang aktif menghubungkan dan menjembatani jarak sosial,” katanya. Paula menambahkan, universitas mengajarkan generasi muda yang tetap harus mendapatkan dukungan psikologi dari pihak kampus. Saat mereka memulai start up company, aspek psikologis tersebut akan mendorong mereka akan lebih inovatif mengembangkan teknologiteknologi yang bermanfaat bagi masyarakat. “Mereka pun akan mampu bertahan mengembangkan bisnisnya,” papar Paul. (Purel/Risca)
Paul mencontohkan, Silicon Valley yang terkenal itu kerap membuat decak kagum. Kunci keberhasilan Silicon Valley, kata Paul, antara lain dari ========================================================================
Edisi 62 Juni 2015 No. 062/Juni/2015
Berita 3
Tel-U jadi Tuan Rumah Porseni
BANDUNG, TEL-U – Pembukaan pekan olahraga dan seni (PORSENI) perguruan tinggi swasta rayon V kopertis wilayah IV Bandung dilaksanakan di Student Centre Tel-U, Selasa (9/6). Dalam pembukaan ini hadir warek IV Dr. M. Yahya Arwiyah, SH., MH., serta Direktur Kemahasiswaan Hendratno S.E. Akt, M.M. Menurut Yahya, tujuan dari Porseni ini adalah untuk pengembangan dan pembinaan minat serta bakat mahasiswa perguruan tinggi swasta, khususnya pada bidang olahraga dan seni. Dalam kegiatan ini, ada dua jenis perlombaan yaitu bulutangkis dan tenis meja. “Pertandingan ini adalah sebuah pembinaan kedewasaan untuk kalian
selaku peserta lomba, siapapun yang menjadi pemenang dia adalah yang terbaik, pemenang tersebut adalah perwakilan dari kita semua,” ujar Yahya Arwiyah. Adapun perguruan tinggi swasta yang tergabung dalam rayon V kopertis wilayah IV Bandung ini adalah Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Universitas Kristen Maranatha, Universitas Widyatama, STIKES Aisyah, STIKES Immanuel, STKIP Pasundan Cimahi, Universitas Islam Nusantara
(UIN), Politeknik Piksi Ganesha, dan Telkom University. Dengan mengucapkan selamat bertanding kepada seluruh atlet olahraga dan seni, secara simbolis Warek IV Tel-U membuka Porseni ini. “Diharapkan hasil dari kerja keras selama ini dapat meraih kemenangan,” katanya. (Purel/Sarah)
Edisi 62 Juni 2015 No. 062/Juni/2015
Berita 4
Tim SES Tel-U Wakili Jabar Menuju Kompetisi Tingkat Nasional BANDUNG, TEL-U – Tim debat Bahasa Inggris SES Telkom University berhasil meraih peringkat tiga dalam kejuaran National University Debating Championship (NUDC) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) 18 - 20 Mei 2015 lalu di Universitas Widyatama Bandung. Dengan begitu, delapan tim dengan peringkat dan nilai terbesar akan dikirim menuju kompetisi tingkat nasional yang akan diselenggarakan pada Agustus mendatang. Di sana, tim akan berlaga melawan perwakilan kopertis wilayah lain untuk memperebutkan tempat menjadi tim yang akan dikirim ke tingkat internasional World University Debating Championship di Thessaloniki Yunani. Tim Tel-U yang beranggotakan Ranna Artha Jayanti (MBTI Interasional) dan Ryan Aminullah berhasil mencapai babak Grand Final
dengan memperdebatkan mosi “This House Supports Vatican’s Recognition of Palestine as a State”. Menurut Ranna, lomba yang diikuti oleh 31 tim dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat tersebut menggunakan sistem British Parliamentary. Setiap sesi pada sistem ini terdiri dari 4 tim yang masing-masing beranggotakan 2 orang dan dibagi menjadi opening debate dan closing debate. “Dalam lomba ini, terdapat tiga babak preliminary dimana setiap tim mengumpulkan poin, kemudian dipilih 16 tim menuju babak penyisihan,” katanya. Dalam lomba tersebut, Ranna Artha Jayanti juga berhasil menjadi pembicara
terbaik ke-4 dan Ryan Aminullah meraih peringkat ke-8 terbaik dari seluruh peserta lomba. Selain itu, dalam lomba ini Ida Salina Ginting, mahasiswi Prodi Kriya Tekstil dan Mode Fakultas Industri Kreatif juga masuk dalam 6 besar skor tertinggi sebagai N1 Adjudicator dengan meraih urutan ke lima. Ranna menuturkan, mengikuti kompetisi debat merupakan sebuah pengalaman yang berharga untuk dapat merasakan lingkungan kerja yang sebenarnya. “Dalam lomba, kita dituntut untuk beripikir analitis, memberikan respon secara cepat, dan melakukan riset dengan benar untuk menyelesaikan suatu persoalan yang harus selesai sesuai dengan tenggat waktu
Edisi 62 Juni 2015 No. 062/Juni/2015
yang ditentukan,” ujarnya. (Purel/EAD/SilaSE
S) -
--------------------------------------------------------------------------------------------------------Berita 5
Sempat Minder, Tim Tel-U Malah Juara Umum Lomba Debat Nasional: Trilogy of Coin 2015 BANDUNG, TEL-U – Tim debat Telkom University berhasil meraih juara pertama dan juara umum dalam Lomba Debat Nasional: Trilogy of Coin yang diselenggarakan pada tanggal 3 - 6 Juni lalu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Soedirman (UNSOED) Purwokerto, Jawa Tengah. Tim yang beranggotakan Mohammad Rynaldi Faisal AK (MBTI), Made Kevin Bratawisnu (MBTI), dan Sari Rahmawati (IF) berhasil meraih juara setelah mengalahkan tim dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) B dengan memperdebatkan mosi “Dewan ini Percaya Pemerintah Indonesia telah Melakukan Kebijakan Ekonomi Yang Efektif dalam Menghadapi MEA 2015”. Lomba dengan tema “Ekonomi Kreatif Untuk Menghadapi MEA 2015” tersebut menggunakan sistem Asian Parliamentary, dimana setiap peserta mendapatkan
waktu 7 menit 20 detik untuk bicara dan satu orang dalam tim akan memberikan reply speech di akhir pidatonya. Dalam lomba ini, sistem pemberian mosi terdiri dari Preposition Motion saat babak penyisihan hingga semifinal dan Impromtu Motion saat babak final. Untuk bisa meraih juara tim debat TelU ini mempunyai strategi khusus. “Kami saling membagi tugas satu sama lain untuk mencari konsep dan mekanisme yang dibutuhkan. Karena ini debat, jadi tidak mungkin semuanya mencari satu hal yang sama,” ujar Kevin. Menurutnya, konsep dibutuhkan agar mosi menjadi lebih terarah sedangkan mekanisme dibutuhkan untuk mencari data-data kemudian
keduanya saling dihubungkan satu sama lain. Menurut Rynaldi, tim-tim dari universitas lain jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan lomba-lomba sebelumnya yang pernah mereka ikuti. ”Awalnya kami sempat minder dengan tim-tim tersebut. Tapi karena kita sudah bertekad bersama-sama akhirnya kami bisa melaluinya dan mendapat juara,” ujarnya. Lomba ini diikuti berbagai perguruan tinggi di Indonesia antara lain Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (UNNES), UPN Yogya, UNY, Universitas Brawijaya Malang, Undiksa, dan tentu saja tuan rumah,
Edisi 62 Juni 2015 No. 062/Juni/2015
Universitas Soedirman (Unsoed) Purwokerto Jawa Tengah. Rynaldi juga menambahkan, timnya ini
merupakan binaan dan anggota dari UKM Search Telkom University. “Kami bisa mendapatkan prestasi dan juara
karena adanya bimbingan dari teman-teman dalam UKM Search,” pungkasnya. (Purel/EAD) -