RS. Hasan Sadikin, Cuci Darah dan Operasi Asep Roni Hermansyah http://arhsa.wordpress.com/2009/07/28/rs-hasan-sadikin-cuci-darah-dan-operasi%E2%80%A6/
28/07/2009
Sebelumnya: Mohon do’a untuk seorang sahabat saya, besok dia dioperasi karena gagal ginjal. Allahu Yasyfiih, amin. Karena berbagai hal, posting ini agak terlambat. Sabtu Ba‟da Ashar, saya bersama pengurus baru Hammuna (Himpunan Alumni Ma‟had An-Nu‟aimy) berangkat ke RS. Hasan Sadikin Bandung. Perjalanan Hujan deras plus banjir yang menggenang di palmerah sebelum masuk Slipi cukup menghambat perjalanan. Ada seorang sahabat yang mesti kami jemput di Palmerah, hingga harus melalui jalan itu. Senja menjelang menyambut malam. Kabut kelabu agak mengganggu penglihatan. Sepuluh orang pemuda bersama dalam satu mobil. „Sahabat saya‟ kebagian pegang setir. Maklum, pengalamanya sudah teruji, bahkan Direktur pun sering mendapuknya untuk menakhodai perjalanan. Tak ada senda gurau dan tawa ngakak apalagi nuansa hura-hura dalam perjalanan ini. Itu pasti, pertama: suasana sedih meliputi hati dan perasaan kami. Kedua: memang ga suka rame gak jelas he… (masih bisa senyum, alhamdulillah). Berangkat jam lima (karena berbagai kendala) tiba jam delapan kurang sekian menit. Dengan panduan kawan saya “Om Djin” (penguasa jalanan Bandung) via HP, kami sampai di tempat melalui pintu tol Pasteur. Tiba di ruangan RBB No. 1. Kami bertemu dengan sahabat kami (yang lagi mendapat cobaan) dan bersua dengan keluarganya. Sahabat saya ini duduk tenang diatas ranjang. Taka ada kesan sakit, meringis, apalagi meratap. Wajahnya seperti biasa saat masih belajar (awal bulan Juli kami temu alumni). Hanya wajahnya menyisakan warna pucat dan kesan lelah. Sabar, ya dia teramat sabar dalam kondisinya yang seperti sekarang. Kondisi Tangan kananya dililit perban, cairan inpus mengalir melalui selang kedalam urat nadinya. Pinggang kiri dan kananya dipasangi selang untuk mengalirkan air seni yang selama ini tidak keluar. Dua kantung plastic transparan tergantung dikedua sisi ranjang, saya kira setiap kantung berisi hampir satu liter air seni memerah bercampur darah.
Akan tetapi, saya benar-benar salut. Tidak ada keluh kesah yang keluar dari mulutnya, dia Cuma bilang, “Du‟akeun nya ngarah tereh cageur, kesel.” (do‟ain ya biar cepet sembuh, suntuk). Kalo saya pada posisi dia, gat tau lah, mudah-mudahan tidak. Pengobatan Uaknya bercerita panjang lebar (saya ringkas): ternyata gejala penyakitnya sudah lama. Cuma karena tidak ingin menyusahkan orang tua, sahabat saya ini menahan rasa sakit dalam waktu yang cukup lama. Ya, karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan. Dan sekali lagi saya salut, prestasi dia cukup membanggakan dalam kondisinya yang demikian. Kami (bahkan saya sendiri) tidak tahu ia sakit, Cuma pernah saat kencing ada batu yang ikut keluar, dan dia santai saja. Cuci darah (Hemodialisis) Karena air seni yang tidak lepas keluar, maka air itu mengalir (mungkin diserap) keseluruh tubuh dan meracuni darah. Tidak ada alternative lain kecuali cuci darah. Awalnya saya ga kebayang cuci darah itu seperti apa? Saya mendengar cuci darah pertama kali dari novel Pipit Senja. Namun gak kebayang seperti apa darah dicuci, bukankah darah itu cairan, pikir saya saat itu? Mana bisa? Kemarin, Uaknya bercerita mengilustrasikan cuci darah seprti apa. Katanya darah pasien dikeluarkan melaui selang ke sebuah alat, darahnya dimasukan kedalam wadah menyerupai tabung yang lebih kecil dari kemasan aqua, ada wadah lain yang berisi air jernih yang kemudian berubah keruh setelah proses selesai, disinilah kotoran dari darah yang dicuci ditampung. Darah yang telah dibersihkan masuk kembali ke tubuh pasien melalui selang yang terhubung ke nadi. Teman saya saat cuci darah memakan waktu dua jam. Kata uak beliau, orang lain ada yang empat bahkan enam jam, tergantung tingkat keracunan. Beliau bilang darah peminum (minuman keras) sangat kental, terkadang mesinnya ngadat dan mati seperti listrik yang mengalami arus pendek (mungkin beliau nanya-nanya). Biaya sekali cuci darah 600 ribu. Gak kebayang kalo mesti tiap minggu, mudah-mudahan dia segera sembuh. Amin.
Operasi Tadi pagi, sahabat saya ini ngirim SMS, isinya: “Slm. Mang doay insyaaloh ana besok dioperasi” (sms ini apa adanya tidak saya rubah satu huruf pun). Dia manggil saya “Mang” karena saya termasuk yang paling tua diangkatan kami. Hampir semua orang disini (kampus) manggil saya “Kangasep” atau “Mangasep”. Bahkan sebagian dosen pun manggil saya seperti itu. Saya kagum, orang ini tanpa beban sekali. Kemarin kami mau kesana dia terus ngirim sms nanyain sampe mana? Trus ngirim saudaranya untuk menjemput kami di lobi rumah sakit. Sungguh Motivasi dari dalam (Inner Motivation –kalo benar bikin istilahnya-) yang sangat kuat ia miliki. Dalam duka masih bisa tertawa, dalam luka masih bisa menahan rasa, -kuatan maneh jang-. Besok, ya besok, dia akan mengalami satu proses yang mungkin bagi mayoritas orang adalah momok mengerikan dalam hidup yang bisa membuat trauma berkepanjangan dan tanpa ujung. Tapi dia, dia tetap tegar, sekokoh karang diterpa deburan ombak yang menggunung. Setegak gunung dihantam badai menggila dan topan prahara semisal tsunami, elnino dan Katrina (halah malah ngelantur). Donasi Al-hamdulillah, kemarin kami berhasil mengumpulkan bantuan walau sekedarnya dan jauh dari cukup. Biaya untuk nginap, cuci darah dan nguras air seni saja sudah sekitar 10 juta, belum termasuk akomodasi dari Tasik ke Bandung dan biaya hidup keluarga yang menunggui. Operasi ini katanya mencapai 30 juta. Wuih…! Lebih besar dari nge-laser batu (dulu salah satu guru saya dirawat disini karena kencing batu) yang Cuma 20 juta (saat itu, gak tau sekarang berapa). Jadi saya sudah dua kali kesini menyaksikan kasus yang hampir sama, seputar PIPIS dan ORGAN BAWAH. Untuk anda yang kebetulan membaca tulisan ini dan memiliki kelebihan dana kemudian tergerak untuk membantu, silahkan kirim bantuan anda kerekening berikut. Sekecil apapun insya Allah bermanfaat. Saya bersaksi demi Allah ini bukan penipuan, hanya sayang kemarin kamera digital gak kebawa jadi ga bisa ditampilkan disini. Kalo anda ingin no HP beliau (untuk memastikan benar apa tidaknya) bisa ngirim sms ke saya, 081213454559. ini akun Facebook saya, kawan ngeblog yang nge-add pasti saya approve, insya Allah. Muamalat No. 9107088599 an. Puji Rahmat Basuki
Hikmah Pertama: Prevention is better than cure. Yakz, bersikap hati-hati atau pencegahan lebih daripada mengobati. Guru saya yang dulu di-Laser batu di kandung kemihnya berkata, “Masalahnya sangat sepele, dulu bapak kalo
habis ngajar di tempat lain kemudian diperjalanan ingin buang air, bapak tunda. Biarlah nanti dirumah saja. Karena keseringan jadi penyakit, padahal hanya karena uang seribu di WC umum akhirnya menjadi 20 juta disini (RS).” Maka berhati-hatilah. Kedua: Sehat itu mahal. Hm…mestinya kita bersyukur kepada allah setiap menit bahkan setiap detik. Nafas kita, kedipan mata, keringat, air kencing , buang angin, dll. Semuanya adalah nikmat, dan Allah hanya mewajibkan mensyukuri nikmat itu. Coba bayangkan jika harus menghitung setiap nikmat yang Allah berikan?!! (seperti komentar Kang Hanifa tempo hari. Terima kasih Kang sudah mengingatkan saya.). Ketiga: kita ini lemah dan selalu bergantung kepada sang pencipta Maka mendekat dan semakin mendekatlah kepada-Nya. Urusan kita sehat dan sakit adalah kehendak-Nya. Jika sehat maka bersyukur dan jika sakit maka bersabar. Rasulullah bersabda:
عجبا ألمر املؤمن إن أمره كلو خري وليس ذاك ألحد إال للمؤمن إن أصابتو سراء شكر فكان خريا لو وإن أصابتو ضراء صرب فكان خريا لو Artinya: “Sungguh mengagumkan urusan kaum mukminin, semua urusan mereka selalu baik. jika mendapat kesenangan mereka bersyukr, maka perkara itu menjadi baik bagi mereka. Dan jika mereka mendapat kesusahan, mereka bersabar, maka perkara itu menjadi baik bagi mereka. Dan hal itu bukan untuk orang kecuali untuk orang mukmin.” (HR. Bukhari, juz 4 hal. 2295, hadits no. 2999) Selalu ada hikmah dalam setiap kehendaknya. Dia yang dicoba adalah dia yang dicinta, sebab Allah tidak memberi ujian kecuali sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh hambanya.
ِ اال ي اكلِّف اللَّو نا ْفسا إَِّال وسعها اَلا ما اكسبت وعلاي ها ما ا ْكتاسبت ربَّناا اال تُؤ اخ ْذناا إِ ْن نا ِسيناا أ ْاو ا ُ ْ ا ا ا ا اا ْ ا ا ْ ا ا اا ْ ا ً ُ ُ ُ ِأاخطاأْناا ربَّناا واال اَْت ِمل علاي ناا إِصرا اكما اَحلْتاو علاى الَّ ِذين ِمن قابلِناا ربَّناا واال َُت ِّملْناا ما اال طااقاةا لاناا بِو ْ ا ْ ًْ ا ا ُ ا ا ْ ْ ا ا ا ا ْ ا ا ِ ِ ِ ين ُ او ْاع ف اعنَّا اوا ْغف ْر لاناا او ْار اَحْناا أانْ ا ُ ْت ام ْواالناا فاان ص ْرناا اعلاى الْ اق ْوم الْ اكاف ِر ا Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-
orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma‟aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.” (AlBaqarah: 286) KH. Ahmad Sahal (salah satu Pendiri Darussalam Gontor) berdo‟a: “Ya Allah berikanlah aku cobaan yang sebesar-besarnya kemudian berikanlah aku kemampuan untuk menanggungnya.” Keempat: Akan ada solusi untuk setiap permasalahan Ya, karena semua ada dan dicipta berpasang-pasangan (kecuali Allah). Ada siang ada malam, gelap-terang, laki-laki-perempuan de el el.
ِ وىو الَّ ِذي م َّد ْاألارض وجعل فِيها رو ِاسي وأانْهارا وِمن ُك ِّل الثَّمر ِ ْ ْي اثْنا ِ ْ ات اج اعل فِ ايها ازْو اج ْي ْ ا ْ ا ا ا ا ا ا اا ا ا ا ً ا اُا اا ا ٍ ي ْغ ِشي اللَّيل النَّهار إِ َّن ِِف اذلِك اَلي ات لِاق ْوٍم ياتا اف َّك ُرو ان ا ا ُ ْا اا Artinya: “Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gununggunung dan sungai-sungai padanya. dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan[765], Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Ar-Ra‟d: 3) [765] Yang dimaksud berpasang-pasangan, ialah jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan hitam, besar kecil dan sebagainya.
ِ ْ وِم ْن ُك ِّل اشي ٍء اخلا ْقناا ازْو اج ْي لا اعلَّ ُك ْم تا اذ َّك ُرو ان ا ْ Artinya: “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (Adz-Dzariat: 49) Begitu juga jika ada penyakit maka ada obatnya, kecuali penyalit tua. Rasulullah bersabda:
لكل داء دواء فإذا أصيب دواء الداء برأ بإذن اهلل عز وجل Artinya: “Setiap penyakit ada obatnya, jika suatu penyakit telah bertemu dengan obatnya maka Allah akan menyembuhkan penyakit itu.” (HR. Bukhari, juz 4 hal. 1729 Hadits no. 2204) Kelima: keenam:…(silahkan menambahkan, he….)