RESUME MATERI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI ( PAI-BP )
Disusun oleh MIFTAHUL KHAER, M.Pd.I
KELAS
: XI (SEBELAS)
SEMESTER
: GANJIL
TAHUN PELAJARAN : 2014/2015
SMA PGRI 4 JAKARTA Jl. Raya Cipayung Kec. Cipayung Jakarta Timur
BAB I DALIL TENTANG TAAT ATURAN, KOMPETITIF DALAM KEBAIKAN DAN KERJA KERAS
A. Dalil Tentang Taat Aturan dan Kompetitif dalam Kebaikan 1. QS. Al-Maidah (5) : 48
$·ΨÏϑø‹yγãΒuρ É=≈tGÅ6ø9$# z⎯ÏΒ Ïμ÷ƒy‰tƒ š⎥÷⎫t/ $yϑÏj9 $]%Ïd‰|ÁãΒ Èd,ysø9$$Î/ |=≈tGÅ3ø9$# y7ø‹s9Î) !$uΖø9t“Ρr&uρ 4 Èd,ysø9$# z⎯ÏΒ x8u™!%y` $£ϑtã öΝèδu™!#uθ÷δr& ôìÎ6®Ks? Ÿωuρ ( ª!$# tΑt“Ρr& !$yϑÎ/ ΟßγoΨ÷t/ Νà6÷n$$sù ( Ïμø‹n=tã ⎯Å3≈s9uρ Zοy‰Ïn≡uρ Zπ¨Βé& öΝà6n=yèyfs9 ª!$# u™!$x© öθs9uρ 4 %[`$yγ÷ΨÏΒuρ Zπtã÷Å° öΝä3ΖÏΒ $oΨù=yèy_ 9e≅ä3Ï9 Νä3ã∞Îm6t⊥ãŠsù $Yè‹Ïϑy_ öΝà6ãèÅ_ötΒ «!$# ’n<Î) 4 ÏN≡uöy‚ø9$# (#θà)Î7tFó™$$sù ( öΝä38s?#u™ !$tΒ ’Îû öΝä.uθè=ö7uŠÏj9 ∩⊆∇∪ tβθàÎ=tFøƒrB ÏμŠÏù óΟçGΨä. $yϑÎ/ 2. Tajwid Lafal !$uΖø9t“Ρr&uρ
Hukum Bacaan Ikhfa
Alasan Nun sukun bertemu huruf zay
y7ø‹s9Î)!$uΖø9t“Ρr&uρ
Mad thobi’i mad jaiz bertemu munfashil hamzah dalam kata kedua
$yϑÏj9$]%Ïd‰|ÁãΒ
Idghom bila ghunnah
Ïμø‹n=tã $·ΨÏϑø‹yγãΒuρ
Izhar
öΝèδu™!#uθ÷δr&
Mad wajib muttashil
Fathatain bertemu dengan huruf lam Fathatain bertemu dengan huruf ‘ain Mad thobi’i bertemu hamzah dalam satu kata
Lafal
Hukum Bacaan
Alasan
$oΨù=yèy_ 9e≅ä3Ï9
Ikhfa
kasrotain bertemu dengan huruf jim
öΝä3ΖÏΒ
Ikhfa
Nun sukun bertemu huruf kaf
Zπtã÷Å° %[`$yγ÷ΨÏΒuρ
$Yè‹Ïϑy_
tβθàÎ=tFøƒrB
Fathatain Idghom bertemu bi dengan huruf ghunnah wawu Kasroh Mad bertemu ya thobi’i sukun Mad aridh lis sukun
mad thobi’i di akhir ayat
3. Mufrodat dan Terjemah Lafal !$uΖø9t“Ρr&uρ
Arti Dan telah Kami turunkan
Lafal
Èd,ysø9$$Î/
Dengan kebenaran
%[`$yγ÷ΨÏΒuρ
Dan jalan (yang terang)
$]%Ïd‰|ÁãΒ
Membenarkan
öΝä.uθè=ö7uŠÏj9
Supaya menguji kalian
Zπtã÷Å°
Arti Aturan
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
1
Lafal
Arti
Lafal
Arti Maka berlombaÏ ≡uöy‚ø9$# (#θà)Î7tFó™$$sù N lombalah dalam kebaikan
$·ΨÏϑø‹yγãΒuρ
Dan menjaga
öΝèδu™!#uθ÷δr&
Keinginan-keinginan mereka
öΝà6ãèÅ_ötΒ
Tempat kembali kalian
Terjemah: “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,” (QS. Al-Maidah (5): 48). 4. Kandungan Ayat QS. Al-Maidah (5) : 48 memiliki relevansi dengan QS. Al-Maidah (5) : 45. Menurut riwayat, kaum Yahudi mengutus orang-orang untuk meminta fatwa kepada Nabi Muhammad, tetapi dengan catatan. Apabila fatwanya menyuruh agar pezina itu dijemur dan dipukuli sesuai hukum yang mereka tetapkan, maka fatwa itu akan diterima. Namun, jika fatwanya agar pezina dihukum rajam, maka harus diabaikan. Hal tersebut menjadi penyebab turunnya ayat agar selalu menegakkan hukum-hukum yang diturunkan Allah. Secara umum, QS. Al-Maidah (5): 48 berkaitan dengan perintah untuk selalu taat dan patuh terhadap semua hukum yang telah ditetapkan Allah dalam al-Qur’an. Beberapa poin penting yang terdapat dalam ayat ini adalah: 1) Kebenaran tentang Al-Qur’an yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. 2) Al-Qur’an berfungsi sebagai pembenar (mushaddiq), penjaga sekaligus penyempurna kitab-kitab terdahulu. 3) Larangan mengikuti hawa nafsu dengan menolak kebenaran yang datang dari Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita. 4) Setiap umat dari nabi dan rasul memiliki syariat dan jalan kebenarannya (manhaj) masing-masing. 5) Adanya perbedaan diantara manusia adalah sebagai motivasi dalam berkompetisi untuk meraih kebaikan yang hakiki. 6) Allah adalah tempat untuk kembali seluruh makhluk-Nya. B. Dalil Tentang Taat Aturan 1. Q.S. An-Nisa (4) : 59
’Îû ÷Λä⎢ôãt“≈uΖs? βÎ*sù ( óΟä3ΖÏΒ ÍöΔF{$# ’Í<'ρé&uρ tΑθß™§9$# (#θãè‹ÏÛr&uρ ©!$# (#θãè‹ÏÛr& (#þθãΨtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ ß⎯|¡ômr&uρ ×öyz y7Ï9≡sŒ 4 ÌÅzFψ$# ÏΘöθu‹ø9$#uρ «!$$Î/ tβθãΖÏΒ÷σè? ÷Λä⎢Ψä. βÎ) ÉΑθß™§9$#uρ «!$# ’n<Î) çνρ–Šãsù &™ó©x« ∩∈®∪ ¸ξƒÍρù's? 2. Tajwid Lafal t⎦⎪Ï%©!$#
Hukum Bacaan
Alasan
Alif lam Alif Lam bertemu huruf syamsiyah lam
Lafal çνρ–Šãsù &™ó©x«
Hukum Bacaan
Alasan
Ikhfa
Kasrotain bertemu huruf fa’
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
2
Hukum Bacaan
Lafal (#θãè‹ÏÛr& ÍöΔF{$#’Í<'ρé&uρ ÷Λä⎢ôãt“≈uΖs? βÎ*sù
Alasan
kasroh bertemu huruf ya’ sukun Alif lam Alif Lam bertemu huruf qomariyah hamzah Nun sukun bertemu huruf Ikhfa ta’ Mad thobi’i
Izhar syafawi
’Îû ÷Λä⎢ôãt“≈uΖs?
mim sukun bertemu huruf fa’
Lafal
Hukum Bacaan
Alasan
Alif lam Alif Lam ÉΑθß™§9$#uρ bertemu huruf syamsiyah ra’ Alif lam Alif Lam ÌÅzFψ$# ÏΘöθu‹ø9$#uρ bertemu huruf qomariyah ya’ Dhammatain ß⎯|¡ômr&uρ ×öyz bertemu huruf Ikhfa wawu Fathatain berada di Mad ¸ξƒÍρù's? akhir ayat/ ‘iwadh waqaf
3. Mufrodat dan terjemah Lafal
Arti
Lafal
Arti
(#θãè‹ÏÛr&
Taatilah kalian
tβθãΖÏΒ÷σè?
Kalian beriman
ÍöΔF{$# ’Í<'ρé&uρ
Dan para pemimpin
ÌÅzFψ$# ÏΘöθu‹ø9$#uρ
÷Λä⎢ôãt“≈uΖs?
Kalian berbeda pendapat Maka kembalikanlah kepadanya
×öyz
çνρ–Šãsù
¸ξƒÍρù's?
Dan hari akhir/kiamat Baik Akibat
Terjemah: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa (4) : 59) 4. Kandungan Ayat Asbabun nuzul QS. An-Nisa (4) : 59 dikemukakan dalam suatu riwayat dari Bukhari bahwa ayat ini berkenaan dengan diutusnya Abdullah bin Hudzafah bin Qais oleh Rasulullah sebagai pemimpin suatu pasukan. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, kisahnya tersebut menjadi sebab turunnya ayat ini karena adanya batasan taat kepada perintah pimpinan dan menolak perintah pimpinan untuk terjun ke dalam api. Pada saat itu mereka memerlukan petunjuk berkenaan dengan apa yang harus mereka lakukan. Isi kandungan QS. An-Nisa (4) : 59 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Setiap umat Islam wajib taat dan patuh kepada Allah, Rasul dan ulul amri. 2) Terhadap ulil amri, apabila pemimpin itu benar maka wajib ditaati. Tetapi jika ulil amri itu tidak benar maka tidak wajib ditaati. 3) Apabila terjadi perselisihan dalam suatu urusan, maka harus kembali kepada Allah (alQur’an) dan rasul-Nya (al-hadis). C. Dalil Tentang Kerja Keras Q.S. Az-Zumar (39) : 39 1. Ayat Al-Qur’an
∩⊂®∪ šχθßϑn=÷ès? t∃öθ|¡sù ( ×≅Ïϑ≈tã ’ÎoΤÎ) öΝà6ÏGtΡ%s3tΒ 4’n?tã (#θè=yϑôã$# ÉΘöθs)≈tƒ ö≅è%
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
3
2. Tajwid
ÉΘöθs)≈tƒ
Hukum Bacaan Mad thobi’i
(#θè=yϑôã$#
Mad thobi’i
Lafal
öΝà6ÏGtΡ%s3tΒ ’ÎoΤÎ)
Izhar syafawi
Alasan
Lafal
Hukum Bacaan
Fathah bertemu huruf ya’ sukun Dhammah bertemu huruf wawu sukun
’ÎoΤÎ)
Ghunnah
t∃öθ|¡sù ( ×≅Ïϑ≈tã
Ikhfa
šχθßϑn=÷ès?
Mad aridh lis sukun
Mim sukun bertemu huruf hamzah
Alasan Nun bertasydid Dhommatain bertemu huruf fa’ mad thobi’i di akhir ayat
3. Mufrodat dan terjemah Lafal ö≅è% (#θè=yϑôã$#
Arti
Lafal 4’n?tã öΝà6ÏGtΡ%s3tΒ
Katakanlah
šχθßϑn=÷ès?
Bekerjalah kalian
Arti Sesuai keadaan kalian Kalian mengetahui
Terjemah: “Katakanlah: “Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan mengetahui”. (QS. Az-Zumar (39): 39) 4. Kandungan Ayat Asbabun nuzul QS. Az-Zumar (39): 39 disebutkan dalam suatu riwayat bahwa kaum musyrikin berkata kepada Nabi Muhammad, “Hentikan makianmu terhadap tuhan-tuhan kami atau kami perintahkan tuhan-tuhan kami untuk menjadikan engkau orang yang tidak waras”. Kemudian turun ayat sebagai penegasan kepada Nabi Muhammad bahwa hanya Allah yang dapat memberi petunjuk. Isi kandungan QS. Az-Zumar (39): 39 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Allah memerintahkan kepada umat Islam agar menyembah kepada yang berhak disembah (Allah) sesuai kemampuan. 2) Semua jenis ibadah yang dilakukan oleh manusia hendaklah dilakukan secara ikhlas karena Allah. 3) Untuk mempertahankan kehidupan di dunia, manusia hendaklah bekerja sesuai keahlian masing-masing sehingga hasilnya maksimal. Q.S. At-Taubah (9) : 105 1. Ayat Al-Qur’an
ÉΟÎ=≈tã 4’n<Î) šχρ–ŠuäIy™uρ ( tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$#uρ …ã&è!θß™u‘uρ ö/ä3n=uΗxå ª!$# “uz|¡sù (#θè=yϑôã$# È≅è%uρ ∩⊇⊃∈∪ tβθè=yϑ÷ès? ÷Λä⎢Ζä. $yϑÎ/ /ä3ã∞Îm7t⊥ã‹sù Íοy‰≈pꤶ9$#uρ É=ø‹tóø9$# 2. Tajwid Lafal
Hukum Bacaan
Alasan
Lafal
(#θè=yϑôã$#
Mad thobi’i
Dhammah bertemu huruf wawu sukun
Íοy‰≈pꤶ9$#uρ
Hukum Bacaan
Alasan
Alif lam Alif Lam bertemu syamsiyah huruf syin
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
4
Lafal ö/ä3n=uΗxå
…ã&è!θß™u‘uρ tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$#uρ šχρ–ŠuäIy™uρ É=ø‹tóø9$# ÉΟÎ=≈tã
Hukum Bacaan
Alasan
Lafal
Hukum Bacaan
Alasan
Izhar syafawi
Mim sukun bertemu huruf wawu
$yϑÎ/ /ä3ã∞Îm7t⊥ã‹sù
ikhfa syafawi
Mim sukun bertemu huruf ba’
tβθè=yϑ÷ès? ÷Λä⎢Ζä.
Izhar syafawi
÷Λä⎢Ζä.
Ikhfa
tβθè=yϑ÷ès?
Mad aridh lis sukun
Alif lam Alif Lam bertemu huruf qomariyah mim Dhammah Mad bertemu huruf thobi’i wawu sukun Alif lam Alif Lam bertemu huruf qomariyah ghain
Mim sukun bertemu huruf ta’ Nun sukun bertemu huruf ta’ mad thobi’i di akhir ayat
3. Mufrodat dan Terjemah Lafal
Arti
Lafal
“uz|¡sù
Maka dia akan melihat
Íοy‰≈pꤶ9$#uρ
ö/ä3n=uΗxå
Pekerjaan kalian
/ä3ã∞Îm7t⊥ã‹sù
Arti Dan sesuatu yang nyata/tampak Maka diberitakan kepada kalian
šχρ–ŠuäIy™uρ
Dan kalian akan dikembalikan
tβθè=yϑ÷ès?
Kalian mengerjakan
Terjemah: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah (9): 105). 4. Kandungan Ayat Secara khusus QS. At-Taubah (9): 105 tidak memiliki asbabun nuzul tersendiri. Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa setelah lama Rasulullah mendirikan masjid Quba, beberapa kaum Anshar yang berdekatan dengan masjid Quba, diantara Yakhdad mendirikan masjid An-Nifaq. Sehingga Rasulullah bersabda kepada Yakhdad, “Celaka engkau Yakhdad, engkau bermaksud melakukan sesuatu yang aku pun tahu maksudnya”. Ia menjawab, “Saya tidak bermaksud apa-apa kecuali mengharapkan kebaikan”. Maka turunlah ayat yang menegaskan adanya orang-orang yang mendirikan masjid dengan maksud memecah belah umat. Isi kandungan QS. At-Taubah (9): 105 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Setiap umat Islam diperintahkan untuk bekerja keras sehingga menjadi umat yang mampu (kuat ekonominya). 2) Umat Islam yang kuat ekonominya lebih unggul dibandingkan umat Islam yang kurang mampu. 3) Umat Islam yang mampu dan beriman dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan umat Islam lainnya yang masih lemah dari ancaman kekafiran. 4) Allah akan menampakkan dan memberi balasan dari setiap amal perbuatan manusia kelak di akhirat.
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
5
BAB II MAKNA TENTANG TAAT ATURAN, KOMPETITIF DALAM KEBAIKAN DAN KERJA KERAS A. Makna Taat Kepada Aturan Secara bahasa, kata taat berasal dari Bahasa Arab yakni thaa‘atun yang artinya tunduk atau patuh. Maksud dari taat pada aturan adalah sikap tunduk dan patuh terhadap sejumlah aturan dan ketentuan, baik aturan dan ketentuan yang sudah Allah dan rasulullah tetapkan dalam Al-Quran dan hadis, maupun aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pemegang kekuasaan (ulil amri). Pada hakikatnya, peraturan dibentuk memiliki tujuan yang baik agar kehidupan kita menjadi lebih tertata. Akan tetapi, tidak semua orang sadar akan hal itu, bahkan tidak sedikit yang menganggap aturan hanya mempersulit manusia, padahal sejatinya tidak. Dalam surat An-Nisa ayat 59, secara tegas kita diperintahkan untuk mentaati Allah,
اَ ِﻃﻴْـﻌُ ْﻮاdisebutkan dua kali sebelum kata اﷲdan ِ َا. Hal ini menunjukkan bahwa ketaatan kata ﻃﻴْـﻌُ ْﻮا
Rasul dan ulil amri. Dalam ayat tersebut, kata
اﻟﱠﺮ ُﺳ ْﻮَل
sedangkan
اُ ِوﱃ اْﻻَ ْﻣ ِﺮ
tidak didahului
kepada Allah dan Rasul-Nya adalah ketaatan yang mutlak dan harus dilaksanakan oleh semua umat yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tanpa ada pengecualian. Sementara ketaatan kepada ulil amri adalah terbatas dalam hal-hal yang memang tidak dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana sabda Nabi saw.:
ِ ﻻَﻃَﺎﻋﺔَ ﻟِﻤﺨﻠُﻮ ٍق ِﰲ ﻣﻌ (اﳋَﺎﻟِ ِﻖ )رواﻩ اﻟﻄﱪاﱐ ْ ﺼﻴَ ِﺔ َْ ْ ْ ْ َ َ
“Tidak ada ketaatan bagi makhluk dalam hal kemaksiatan terhadap khaliq (Allah)”, (HR. Thabrani). Dan hadis riwayat Ali bin Thalib, bahwa Rasulullah bersabda:
ِ ﺼﻴ ٍﺔ إِﱠﳕﺎَ اﻟﻄﱠﺎﻋﺔُ ِﰱ اﻟْﻤﻌﺮو ِ (ف )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري َ َ َﻻَﻃ ُْْ َ َ ﺎﻋﺔَ ِﰲ َﻣ ْﻌ
“Tidak ada ketaatan bagi untuk setiap perbuatan maksiat, melainkan ketaatan itu untuksetiap perbuatan baik”, (HR. Bukhari).
Asbabul wurud hadis dijelaskan Ali bin Abi Thalib bahwa ketika pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Abdullah Ibnu Hudzafah ketika bangun tidur dan menyalakan api unggun, ia mengatakan, “Bukankah kalian harus mendengar dan menaatiku?” mereka menjawab, “Ya”. Dia berkata, “Sesungguhnya aku memerintahkan kamu terjun ke dalam api unggun tersebut”. Maka orang-orang berdiri dan mendekati api unggun dan yang lain mencegahnya. Kemudian Abu Hudzafah berteriak, “Hentikan, karena sesungguhnya aku hanya bercanda”. Dan setelah sampai di Madinah dan menceritakan kepada Rasulullah, beliau bersabda, “Barangsiapa dari pemimpin menyuruh kamu mengerjakan maksiat, maka janganlah kamu ikuti perintahnya”. 1. Contoh Perilaku Taat Kepada Aturan a. b. c. d.
Ciri-ciri seseorang taat terhadap aturan adalah: Mengetahui aturan-aturan hukum yang berlaku Mengetahui isi aturan-aturan hukum yang berlaku Bersikap positif terhadap aturan-aturan yang berlaku Berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sesuai aturan-aturan yang berlaku
Contoh perilaku taat terhadap aturan adalah: a. Taat terhadap Allah swt. dan Rasul-Nya 1) Melaksanakan sholat wajib lima waktu tepat pada waktunya 2) Menghindarkan diri dari praktik muamalah yang mengandung unsur riba 3) Melaksanakan puasa Ramadhan 4) Menjaga pandangan dari hal-hal yang dilarang Allah dan Rasul-Nya 5) Menutup aurat di hadapanorang yang bukan muhrimnya Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
6
6) Menjaga ucapan dari hal-hal yang tidak bermanfaat atau menyakiti perasaan orang lain 7) Menjauhkan diri dari pergaulan bebas 8) Menjaga kerukunan sesama muslim b. Taat terhadap ulil amri 1) Mengendarai kendaraan sesuai dengan tata tertib lalu lintas 2) Menyukseskan program pemerintah wajib belajar 12 tahun 3) Menjaga ketertiban dan kedamaian lingkungan sekitar 4) Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar 5) Membayar pajak demi pembangunan bangsa yang lebih baik 6) Menghindarkan diri dari perilaku suap menyuap dalam menyelesaikan masalah 2. Manfaat dan Hikmah Taat Kepada Aturan 1) Hidup tenang dan tidak merasa dikejar-kejar oleh dosa akibat melanggar peraturan 2) Hidup menjadi selamat, nyaman, tentram karena setiap aturan membawa kebaikan bagi hidup manusia 3) Cita-cita hidup bahagia dapat tercapai, abik kebahagiaan di dunia maupun di akhirat B. Makna Kompetisi dalam Kebaikan Kata kompetisi berarti berlomba-lomba untuk menjadi orang yang terbaik dalam melakukan sesuatu, baik secara kualitas maupun kuantitas. Sehingga, yang dimaksud dengan kompetisi dalam kebaikan menurut agama Islam adalah berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dalam melakukan amal saleh atau amal kebaikan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Amal saleh dalam arti yang umum mencakup kebaikan dalam melakukan ibadah ritual, seperti sholat, puasa dan lain sebagainya; maupun ibadah sosial seperti sedekah, menolong orang yang membutuhkan dan lain sebagainya. Rasulullah saw. bersabda:
ِ ﺎل ﻳﺎ رﺳﻮ َل ِ ِ ِ اﷲ َﻣ ْﻦ َﺧﻴْـ ُﺮ اﻟﻨ ﺎل ﻋُ ْﻤ ُﺮﻩُ َو َﺣ ُﺴ َﻦ َ َﺎل َﻣ ْﻦ ﻃ َ َﱠﺎس ﻗ ْ ُ َ َ َ ََﻋ ْﻦ َﻋْﺒﺪ اﷲ ﺑْ ِﻦ ﺑُ ْﺴ ٍﺮ أَ ﱠن أ َْﻋَﺮﺑِـﻴﺎﱠ ﻗ (َﻋ َﻤﻠُﻪُ )رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي Dari Abdullah bin Busr, bahwa ada orang Arab Badui berkata, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling baik?” Rasulullah menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan bagus amalnya”, (HR. Tirmidzi).
1. Contoh Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan a. b. c. d.
Ciri-ciri seseorang selalu berkompetisi dalam kebaikan adalah: Memperbanyak amal saleh dalam kehidupan sehari-hari Menghindarkan diri dari perbuatan yang mungkar Berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan amal kebaikan Menjadi lebih taat, rendah hati, tulus dan santun kepada semua orang
Contoh perilaku kompetisi dalam kebaikan adalah: a. Bersegera dalam melakukan kebaikan b. Merasa iri dengan amal kebaikan orang lain c. Selalu mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan 2. Manfaat dan Hikmah Kompetisi dalam Kebaikan 1) Kualitas hidupnya terus meningkat 2) Menjadi manusia yang terbaik, yakni manusia yang bermanfaat bagi orang lain 3) Dicintai oleh Allah karena dapat kembali kepada-Nya dengan bekal yang maksimal C. Makna Kerja Keras Yang dimaksud kerja keras dalam pembahasan ini adalah melakukan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh, penuh semangat, tekun, serius dan tidak mengenal lelah demi tercapainya sesuatu yang diinginkan dan mendapatkan ridho dari Allah. Dalam QS. Al-
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
7
Qashosh ayat 77 Allah telah memerintahkan untuk senantiasa bekerja keras, baik dalam hal ibadah untuk kehidupan akhirat maupun pekerjaan untuk kehidupan di dunia. Hal ini juga disabdakan Rasulullah dalam hadisnya:
ِاِﺣ ِﺮص ﻟ ِﻚ ﺗَﻌ ﱠ َ (ت َﻏﺪاً )رواﻩ اﳊﺎرث ﻴ ﻧ ﺄ ﻛ ﺎك ﻴ ـ ﻧ ﺪ َ َ ْ ُ َ ﻚ َﻛﺎَﻧﱠ َ ِﺶ اَﺑَﺪاً َو ْاﻋ َﻤ ْﻞ ِﻵ ِﺧَﺮﺗ َ ُ ﻚ َﲤُْﻮ ْ ُ َ ْ ْ
“Capailah duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkan akan mati besok”, (HR. Al-Harits). Dan sabda Nabi saw.:
ِ ْ ﺑﺎﻛِﺮوا ﻃَﻠَﺐ اﻟﱢﺮْزِق و (ﺎح )رواﻩ اﻟﻄﱪاﱐ ٌ َاﳊََﻮاﺋ َﺞ ﻓَِﺈ ﱠن اﻟْﻐُ ُﺪ ﱠو ﺑَـَﺮَﻛﺔٌ َوَﳒ َ َ ُْ َ
“Berpagi-pagilah dalam mencari rizki, karena sesungguhnya pada pagi hari itulah terletak keberkahan dan keberhasilan”, (HR. Thabrani). 1. Contoh Perilaku Kerja Keras a. b. c. d.
Ciri-ciri seseorang selalu bekerja keras adalah: Mencintai pekerjaan Bertindak efektif dan efisien Ulet, tekun, rajin dan disiplin Pantang menyerah
a. b. c. d. e.
Contoh perilaku kerja keras adalah: Memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja Tidak pernah mengenal putus asa Tidak menunda-nunda setiap pekerjaan Pekerjaan dilakukan dengan tuntas Pekerjaan dilakukan dengan ikhlas
2. Manfaat dan Hikmah Kerja Keras 1) 2) 3) 4)
Menjadi orang kaya dan dapat masuk surga Sukses dalam meraih cita-cita Hidupnya menjadi bahagia Menjadi orang yang dermawan
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
8
BAB III IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH 1. Pengertian Iman kepada Kitab-Kitab Allah Secara bahasa, iman berasal dari B. Arab
إِْﳝَﺎﻧًﺎ- ﻳـُ ْﺆِﻣ ُﻦ- َآﻣ َﻦ
yang artinya percaya
atau yakin. Sedangkan kitab-kitab Allah berarti firman-firman Allah yang dibukukan menjadi sebuah mushaf. Dalam memahami kitab-kitab Allah, kita dapat membedakannya menjadi dua kategori, yaitu: a. Kitab samawi, yaitu kitab suci yang bersumber dari wahyu atau firman Allah yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada para rasul pilihan-Nya. b. Kitab ardhi, yaitu kitab yang bersumber dari hasil perenungan para tokoh agama dan bukan bersumber dari wahyu atau firman Allah. Adapun yang dimaksud dengan beriman kepada kitab-kitab Allah disini berarti beriman kepada kitab samawi. Artinya meyakini dengan sepenuh hati, membenarkan dengan ucapan dan membuktikan dengan perilaku keseharian atas keberadaan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya masing-masing. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2): 213:
ãΝßγyètΒ tΑt“Ρr&uρ t⎦⎪Í‘É‹ΨãΒuρ š⎥⎪ÌÏe±u;ãΒ z⎯↵ÍhŠÎ;¨Ψ9$# ª!$# y]yèt7sù Zοy‰Ïn≡uρ Zπ¨Βé& â¨$¨Ζ9$# tβ%x. t⎦⎪Ï%©!$# ωÎ) ÏμŠÏù y#n=tG÷z$# $tΒuρ 4 ÏμŠÏù (#θàn=tF÷z$# $yϑŠÏù Ĩ$¨Ζ9$# t⎦÷⎫t/ zΝä3ósuŠÏ9 Èd,ysø9$$Î/ |=≈tGÅ3ø9$# $yϑÏ9 (#θãΖtΒ#u™ š⎥⎪Ï%©!$# ª!$# “y‰yγsù ( óΟßγoΨ÷t/ $JŠøót/ àM≈oΨÉit6ø9$# ÞΟßγø?u™!%y` $tΒ Ï‰÷èt/ .⎯ÏΒ çνθè?ρé& ∩⊄⊇⊂∪ ?Λ⎧É)tGó¡•Β :Þ≡uÅÀ 4’n<Î) â™!$t±o„ ⎯tΒ “ωôγtƒ ª!$#uρ 3 ⎯ÏμÏΡøŒÎ*Î/ Èd,ysø9$# z⎯ÏΒ ÏμŠÏù (#θàn=tF÷z$# Terjemahnya: “Manusia itu (dahulunya) adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendakNya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqarah (2): 213). 2. Macam-Macam Kitab Allah Wahyu atau firman Allah yang diterima para nabi dan rasul-Nya ada dua macam: a. Shuhuf, yaitu wahyu yang terpisah-pisah dalam bentuk lembaran-lembaran. Secara rinci dapat dijelaskan dalam tabel berikut: Nabi / Rasul Jumlah No Keterangan Penerima Shuhuf 1 Nabi Adam 10 lembar Pendapat lain, Nabi Adam tidak menerima shuhuf 2 Nabi Syits 50 lembar Pendapat lain mengatakan 60 lembar 3 Nabi Idris 30 lembar 4 Nabi Ibrahim 10 lembar Pendapat lain mengatakan 30 lembar 5 Nabi Musa 10 lembar Diterima sebelum Kitab Taurat Perincian tersebut di atas berdasarkan hadis riwayat Ibnu Hibban no. 362. Diceritakan bahwa Rasulullah pernah ditanya oleh Abu Dzar, “Ya Rasulullah, berapakah jumlah kitab yang diturunkan Allah?” Rasul menjawab sebagai berikut:
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
9
ِ ﺚ ﲬَْﺴﻮ َن ٍ ﺐ أُﻧْ ِﺰَل ﻋﻠَﻰ ِﺷﻴ ٍ ِ ِ ٍ ُﺎب واَْرﺑَـ َﻌﺔُ ُﻛﺘ َﺧﻨُـ ْﻮ َخ ﺛَﻼَﺛـُ ْﻮ َن ْ ﺻﺤْﻴـ َﻔﺔً َو أُﻧْ ِﺰَل َﻋﻠَﻰ أ ْ َ َ ُْ َ َﻣﺎﺋَﺔُ ﻛﺘ ِ ِ ِ ﻒ َو أُﻧْ ِﺰَل َﻋﻠَﻰ ُﻣ ْﻮ َﺳﻰ ِﻣ ْﻦ ﻗَـْﺒ ِﻞ اﻟﺘـ ْﱠﻮَر ِاة َﻋ ْﺸ ُﺮ َ ﺻ َﺤﺎﺋ َ ﺻﺤْﻴـ َﻔﺔً َو أُﻧْ ِﺰَل َﻋﻠَﻰ إِﺑْـَﺮاﻫْﻴ َﻢ َﻋ ْﺸ ُﺮ َ ِ (ﻒ َو أُﻧْ ِﺰَل اﻟﺘـ ْﱠﻮَراةُ َوا ِﻹ ِْﳒْﻴ ُﻞ َواﻟﱠﺰﺑـُ ْﻮُر َواﻟْ ُﻔ ْﺮﻗَﺎ ُن )رواﻩ اﺑﻦ ﺣﺒﺎن َ ﺻ َﺤﺎﺋ َ
Terjemah: “104 buah kitab, Allah menurunkan kepada Nabi Syits 50 shuhuf, kepada Nabi Khunnukh (Idris) 30 shuhuf, kepada Nabi Ibrahim 10 shuhuf dan kepada Nabi Musa sebelum diberikan kitab Taurat 10 shuhuf. Dan Allah menurunkan kitab Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an”. (HR. Ibnu Hibban) Berdasarkan hadis tersebut, jumlah shuhuf yang diturunkan adalah 100 ditambah 4 kitab. Meskipun demikian, sebagian ulama mengatakan jumlahnya adalah 114 shuhuf dan kitab.
b. Kitab, yaitu wahyu yang dijadikan dalam satu buku atau mushaf. Ada empat kitab suci yang diturunkan Allah ke bumi, yaitu kitab Taurat untuk Nabi Musa, Kitab Zabur untuk Nabi Daud, Kitab Injil kepada Nabi Isa dan Kitab Al-Qur’an untuk Nabi Muhammad saw. 3. Nama dan Kandungan Kitab-Kitab Allah serta Masa Diturunkannya No 1
2
3
4
Kitab / Rasul Penerima Kitab Taurat (Torah) diturunkan kepada Nabi Musa
Bahasa / Umat Bahasa Ibrani untuk umat Yahudi
Kitab Zabur (Mazmur) diturunkan kepada Nabi Daud Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa
Bahasa Suryani untuk umat Yahudi Bahasa Qibti untuk umat Nasrani
Kitab AlQur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad
Bahasa Arab untuk umat Islam
Tempat dan Masa Berlaku
Isi Akidah (tauhid) dan hukum syariat Allah yang terkenal dengan sebutan 10 perintah Tuhan, yaitu: 1. Perintah mengesakan Allah 2. Larangan menyembah berhala 3. Perintah menyebut nama Allah dengan hormat 4. Perintah memuliakan hari Sabat 5. Perintah menghormati ayah-ibu 6. Larangan membunuh sesama manusia 7. Larangan berbuat zina 8. Larangan mencuri 9. Larangan berdusta 10. Larangan memiliki barang orang lain dengan cara tidak benar Zikir, nasihat, hikmah dan tidak mengandung syariat, karena Nabi Daud meneruskan syariat Nabi Musa
Isi kitab Injil sama dengan kitab-kitab sebelumnya. Menghapus hukum-hukum yang tertera dalam Kitab Taurat yang tidak sesuai untuk zaman itu, sehingga kitab Injil yang asli tidak diketahui lagi keberadaannya a. Akidah/tauhid (keyakinan) b. Syariah (hukum), baik yang berkaitan dengan ibadah maupun muamalah c. Akhlak (etika) dalam semua ruang lingkupnya d. Kisah-kisah umat terdahulu
Tempat: di bukit Tursina (Mesir) Berlaku sejak abad ke 12 SM – 10 SM
Tempat di Yerussalem (Israel) Berlaku sejak abad 10 SM – 1 SM Tempat di Yerussalem (Israel) Berlaku sejak abad 1 M – 610 M
Tempat di Mekkah (13 tahun) dan Madinah (10 tahun) Berlaku sejak 610 M sampai datangnya hari kiamat
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
10
No
Kitab / Rasul Penerima
Bahasa / Umat
Isi
Tempat dan Masa Berlaku
e. Berita-berita tentang masa depan (akhirat) f. Prinsip dan dasar hukum-hukum yang berlaku bagi alam semesta termasuk manusia 4. Persamaan dan Perbedaan Kitab Al-Qur’an dengan Kitab-Kitab Sebelumnya Keistimewaan Kitab Al-Qur’an a. Sebagai pembenar kitab-kitab sebelumnya b. Akan memperoleh berkah pahala bagi yang membacanya c. Membuat daya tarik orang yang beriman untuk memperlajarinya d. Memberikan ketenangan jiwa e. Terjaga keasliannya hingga hari kiamat f. Pemberi syafaat (pertolongan) kelak di hari kiamat No. Persamaan 1 Sama-sama sebagai kitab suci dari Allah yang diberikan kepada para nabi dan rasul 2 Sama-sama firman Allah (kitab samawi) 3
Perbedaan Al-Qur’an isinya paling lengkap, karena isinya mencakup seluruh aspek kehidupan Al-Qur’an bersifat paling sempurna karena menyempurnakan isi kitab-kitab sebelumnya Sama-sama berfungsi sebagai petunjuk Al-Qur’an berlaku sepanjang masa sejak dan pedman hidup manusia diturunkannya sampai datangnya hari kiamat. Kitab-kitab lain hanya berlaku sepanjang masa kerasulan nabi yang menerimanya
5. Sikap Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah a. Meyakini bahwa Allah menurunkan semua kitab-kitab tersebut di atas kepada para nabi dan rasul-Nya. b. Meyakini bahwa semua rasul yang diutus ke bumi mengajarkan ajaran pokok yang sama, yaitu tauhid kepada Allah. c. Meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kitab terakhir dan paling sempurna yang diturunkan kepada umat manusia. d. Membaca kitab suci Al-Qur’an dalam setiap waktu dan kesempatan sebagai pedoman dan tuntunan hidup. e. Memahami makna yang terkandung di dalam ayat-ayat Al-Qur’an. f. Mengamalkan apa yang disampaikan di dalam Al-Qur’an dengan melaksanakan seluruh perintah dan menjauhi seluruh larangan Allah. 6. Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah a. Mendapatkan kesempurnaan iman dan terbebas dari kesesatan. b. Menambah keyakinan bahwa Allah telah mengutus para rasul untuk menyampaikan risalahnya. c. Menjadikan kehidupan manusia di dunia tertata dengan baik karena adanya hukum di dalam kitab suci. d. Menambah keyakinan bahwa adanya kesamaan visi dan misi para rasul untuk menyampaikan tauhid kepada Allah. e. Menambah keyakinan bahwa Islam adalah agama penyempurna dari risalah para rasul sebelumnya. f. Menambah motivasi dalam beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama seperti yang tertuang di dalam kitab suci.
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
11
g. Menambah sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah untuk meraih kesuksesan di dunia dan di akhirat.
BAB IV TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH 1. Pengertian Pengurusan Jenazah Jenazah berasal dari bahasa arab, yaitu janazah yang berarti sebutan untuk mayat atau mayyit (seseorang yang sudah meninggal dunia). Pengurusan jenazah adalah perilaku mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkan. Hal ini dilakukan sebagai wujud dan upaya memuliakan manusia sebagai hamba Allah. Karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang paling dimuliakan Allah dibandingkan seluruh makhluk ciptaan-Nya yang lain, baik ketika masih hidup maupun sudah meninggal. Allah berfirman:
óΟßγ≈uΖù=Òsùuρ ÏM≈t7ÍhŠ©Ü9$# š∅ÏiΒ Νßγ≈oΨø%y—u‘uρ Ìóst7ø9$#uρ Îhy9ø9$# ’Îû öΝßγ≈oΨù=uΗxquρ tΠyŠ#u™ û©Í_t/ $oΨøΒ§x. ô‰s)s9uρ ∩∠⊃∪ WξŠÅÒøs? $oΨø)n=yz ô⎯£ϑÏiΒ 9ÏVŸ2 4’n?tã Terjemah: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra’ (17): 70). 2. Hukum Pengurusan Jenazah Pengurusan jenazah hukumnya fardhu kifayah, baik dari kalangan umat Islam maupun non-muslim. Pengertian fardhu kifayah adalah bentuk kewajiban yang dibebankan kepada umat Islam secara kolektif dan memenuhi asas ketercukupan. Artinya, jika dalam satu desa atau wilayah terdapat sebagian umat Islam yang sudah mengurusi jenazah maka masyarakat lainnya di desa tersebut telah gugur kewajibannya, namun sebaliknya jika tidak ada seorang pun yang mengurusi jenazah maka berdosalah seluruh masyarakat dalam satu desa tersebut. Rasulullah saw. bersabda:
ِ ِ ِِ ِ ﱠ ﻠﻰ ﺻ ﱠ َ َرﺿ َﻲ اﷲ َﻋْﻨﻪُ اَ ﱠن َر ُﺳ ْﻮَل اﷲ َ ﻠﻰ اﷲ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠ َﻢ ﻗَ َﺎل َﺣ ﱡﻖ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠﻢ َﻋ ِ ِ ْ ﺾ واﺗـﱢﺒﺎع ِ ِ ﱠﻋﻮِة وﺗَ ْﺸ ِﻤﻴﺖ اﻟْﻌ ِ ﺎﻃ ﺲ ُ َ َ ِ َْرﱡد اﻟ ﱠﺴﻼَِم َوﻋﻴَ َﺎدةُ اﻟْ َﻤ ِﺮﻳ َ ُ ْ َ َ ْ اﳉَﻨﺎَﺋ ِﺰ َواﺟﺎَﺑَﺔُ اﻟﺪ
َﻋ ْﻦ اَِ ْﰊ ُﻫَﺮﻳْـَﺮَة ِ ِاﻟْ ُﻤ ْﺴﻠ ﺲ ﲬ ﻢ َْ ٌ ()ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
Terjemah: Abu Hurairah ra. berkata, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Hak seorang muslim yang harus dipenuhi muslim lainnya ada lima, yaitu menjawab salam, mengunjungi orang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan dan menjawab doa orang yang bersin”. (HR. Bukhari dan Muslim) Rasulullah saw. juga bersabda:
ِ ِ َ ﻣ ِﻦ اﺗـﱠﺒﻊ ﺟﻨَﺎزةَ ﻣﺴﻠِ ٍﻢ اِْﳝَﺎﻧﺎً واﺣﺘِﺴﺎﺑﺎً وﻛﺎَ َن ﻣﻌﻪ ﺣ ﱠﱴ ﻳﺼﻠﱢﻲ ﻋﻠَﻴـﻬﺎ وﻳـ ْﻔﺮ ُغ ﻣ ْﻦ َدﻓْﻨ َﻬﺎ ﻓَِﺈﻧﱠﻪ ْ ُ َ َ ََ َ َ َُ َ ْ َ ْ َ ُ َ َُ َ َ َ ْ َ ٍ ِ ٍ ِ ِ َﻳـﺮِﺟﻊ ِﻣﻦ اْﻻَﺟ ِﺮ ﺑِِﻘﻴـﺮاﻃ ْ َ ْ ْ َ ُ َْ ُﺻﻠﱠﻰ َﻋﻠَْﻴـ َﻬﺎ ﰒُﱠ َر َﺟ َﻊ ﻗَـْﺒ َﻞ اَ ْن ﺗُ ْﺪﻓَ َﻦ ﻓَِﺈﻧﱠﻪ َ ﲔ ُﻛ ﱡﻞ ﻗْﻴـَﺮاط ﻣﺜْ ُﻞ اُ ُﺣﺪ َوَﻣ ْﻦ ٍ ﻳـﺮِﺟﻊ ﺑِِﻘﻴـﺮ (اط )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري َ ْ ُ َْ Terjemah: “Barang siapa mengantarkan jenazah seorang muslim karena iman dan mengharapkan ridha Allah sampai menyolati dan menguburkannya, maka ia pulang dengan membawa pahala dua
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
12
qirot. Setiap satu qirot besarnya sama dengan gunung uhud. Namun, barang siapa yang menyolatinya lalu pulang sebelum dimakamkan, maka ia pulang dengan membawa pahala satu qirot”. (HR. Bukhari) 3. Macam-Macam Jenazah Jenazah yang wajib diurusi oleh umat Islam adalah jenazah umat Islam. Sedangkan, jenazah non-muslim, umat Islam tidak wajib mengurusnya secara Islami. Artinya, jenazah non-muslim tetap diurusi tetapi tidak perlu disholatkan. Namun, tidak semua jenazah umat Islam wajib diurusi oleh umat Islam secara sempurna. Ada beberapa jenis jenazah yang tidak diwajibkan sempurna pengurusannya, diantaranya adalah: a. Jenazah muslim yang mati syahid dalam peperangan b. Jenazah bayi yang keguguran dan belum sempurna bentuknya c. Jenazah muslim yang hilang atau tidak ditemukan, seperti tenggelam dan semisalnya d. Jenazah muslim yang rusak berat karena kecelakaan atau hangus terbakar, tidak dimandikan tetapi cukup tayammum atau disesuaikan dengan kondisinya 4. Tata Cara Pengurusan Calon Jenazah (Sebelum Meninggal Dunia) a. Sedang sakit: 1) Membesuk dan menghiburnya 2) Mendoakan semoga lekas sembuh Siti Aisyah ra. menjelaskan bahwa ketika Rasulullah menjenguk keluarganya yang sakit, beliau mengusapnya dengan tangan kanan dan berdoa:
ِ ﺐ اﻟْﺒﺄْس اِ ْﺷ ِ ﱠﺎس اَ ْذ ِﻫ ِ ﺖ اﻟﺸ ِ ب اﻟﻨ ﻧ ا ﻒ اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َر ﱢ َﻚ ِﺷ َﻔﺎءً ﻻ ْ َ َ ُﱠﺎﰲ ﻻَ ِﺷ َﻔﺎءَ إِﻻﱠ ِﺷ َﻔﺎﺋ َ َ ْ َ (ﻳـُﻐَ ِﺎد ُر َﺳ َﻘﻤﺎً )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
Terjemah: “Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, Penghalang sakit, sembuhkanlah, Engkau adalah Zat Pemberi kesembuhan, tiada yang lain yang dapat memberi kesembuhan selain Engkau, kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit sedikit pun”. (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Ketika Sakaratul Maut Ada beberapa hal yang harus dilakukan ketika menghadapi seseorang yang sedang dalam keadaan sakaratul maut, yaitu: 1) Menghadapkan ke arah kiblat 2) Menganjurkannya untuk berdoa dengan tujuan meringankan rasa sakit yang sedang dialaminya karena proses berpisahnya ruh dan jasad. Berikut ini adalah doa yang diucapkan oleh Rasulullah ketika beliau menghadapi sakaratul maut:
(اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻏ ِﻔ ْﺮ ِ ْﱄ َو ْار َﲪِْ ْﲏ َواَ ْﳊِ ْﻘ ِ ْﲏ ﺑِﺎﻟﱠﺮﻓِْﻴ ِﻖ اْﻻَ ْﻋﻠَﻰ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
Terjemah: “Ya Allah, ampunilah diriku, kasihanilah diriku, sandingkanlah diriku dengan Allah Zat Ar-Rafiqul a’laa”. (HR. Bukhari dan Muslim)
3) Membaca surat Yasin dengan suara agak keras dan surat Ar-Ra’d dengan suara pelan. Tujuannya adalah untuk mempermudah keluarnya ruh dari jasad 4) Mentalqin dengan kalimat tahlil, yaitu laa ilaaha illallaah dan syahadat secara santun, tanpa ada kesan memaksa. Hal ini bertujuan agar kalimat terakhir yang ia ucapkan sebelum meninggal adalah kalimat tauhid, sehingga ia dapat masuk surga, baik secara langsung maupun setelah mendapat ampunan atas dosa-dosanya. Sebagaimana sabda Rasulullah dari Abu Sa’id Al-Khudri ra:
(ﻟَﱢﻘﻨُـ ْﻮا َﻣ ْﻮﺗَﺎ ُﻛ ْﻢ ﻻَ إِﻟَﻪَ إِﻻﱠ اﷲ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
13
Terjemah: “Talqin (ajarilah) orang yang menjelang mati di antara kamu dengan kalimat laa ilaaha illallaah”. (HR. Muslim) 5) Orang yang menunggui tidak boleh berkata jelek, karena malaikat akan mengamininya. Sebagaimana perintah Rasulullah ketika mengunjungi jenazah Abu Salamah, beliau melihat orang-orang bersedih meratapi keadaan keluarganya yang telah meninggal dunia. Rasulullah bersabda:
(ﻠﻰ اَﻧْـ ُﻔ ِﺴ ُﻜ ْﻢ إِﻻﱠ ِﲞٍَْﲑ ﻓَِﺈ ﱠن اﻟْ َﻤﻼَﺋِ َﻜﺔَ ﻳـُ َﺆﱢﻣﻨُـ ْﻮ َن َﻋﻠَﻰ َﻣﺎ ﺗَـ ُﻘ ْﻮﻟُْﻮ َن )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ َ ﻻَ ﺗَ ْﺪﻋُ ْﻮ َﻋ
Terjemah: “Jangan mendoakan keluarga kalian kecuali dengan kebaikan, karena malaikat akan mengamini semua yang kalian ucapkan”. (HR. Muslim)
c. Ketika Meninggal Dunia Apabila orang yang sakaratul maut sudah meninggal dunia, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh umat Islam terhadap jenazah tersebut, yaitu: 1) Meninggikan tempat jenazah dan menghadapkan ke arah kiblat 2) Mengucapkan doa musibah, yaitu kalimat istirja’ atau tarji’ sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah:
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ﱠ ﻒ ْ ُاﺧﻠ ْ ﱐ ِ ْﰲ ُﻣﺼْﻴﺒَِ ْﱵ َو ْ اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ اَ ُﺟ ْﺮ. َﻣﺎ ﻣ ْﻦ َﻋْﺒﺪ ﺗُﺼْﻴﺒُﻪُ ُﻣﺼْﻴﺒَﺔٌ ﻓَـﻴَـ ُﻘ ْﻮ ُل إﻧﱠﺎ ﷲ َوإﻧﱠﺎ إﻟَْﻴﻪ َراﺟﻌُ ْﻮ َن ِِ ِ ِ ِ (ﻒ ﻟَﻪُ َﺧ ْﲑاً )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ َ َﺎﱃ ِ ْﰲ ُﻣﺼْﻴﺒَﺘﻪ َواَ ْﺧﻠ َ ِ ْﱄ َﺧْﻴـًﺮا ﻣْﻨـ َﻬﺎ إﻻﱠ أ َ َﺟَﺮﻩُ اﷲ ﺗَـ َﻌ
Terjemah: “Apabila seorang hamba tertimpa musibah lalu mengucapkan: Innaa lillahi wa innaa ilayhi rooji’un (sesungguhnya yang datang dari Allah dan pasti semua akan kembali kepada-Nya), Ya Allah, berikan aku pahala terhadap musibah yang kualami ini, gantikan untukku yang lebih baik darinya. Maka Allah akan memberinya pahala atas musibahnya dan akan memberikan pengganti yang lebih baik darinya”. (HR. Muslim) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Memejamkan mata jenazah Mengikat dagunya dengan kain, jika mulutnya membuka Meletakkan sesuatu di atas perut sebagai penindih agar tidak menggembung Meletakkan kedua tangannya di antara tali pusar dan dada Menutupi tubuh jenazah dengan kain Segera membayar hutang-hutangnya, jika memiliki hutang. Rasulullah bersabda:
ِِ ِ (ﻀﻰ َﻋْﻨﻪُ )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ َ ﺲ اﻟْ ُﻤ ْﺆﻣ ِﻦ ُﻣ َﻌﻠﱠ َﻘﺔٌ ﺑِ َﺪﻳْﻨﻪ َﺣ ﱠﱴ ﻳـُ ْﻘ ُ ﻧَـ ْﻔ
Terjemah: “Ruh seorang mukmin tergantung kepada hutangnya sampai hutang itu dilunasi”. (HR. Ibnu Majah) 5. Tata Cara Memandikan Jenazah Memandikan jenazah adalah menyucikan jenazah dari najis dan kotoran yang menempel pada tubuh jenazah sehingga jenazah berada dalam keadaan suci. Memandikan jenazah harus menggunakan air bersih, suci dan mengalir disertai sabun yang bisa membersihkan kotoran yang masih menempel di kulit. Sebagaimana sabda Rasulullah ketika ada seorang laki-laki yang sedang ihram terjatuh dari untanya lalu meninggal dunia:
(اِ ْﻏ ِﺴﻠُ ْﻮﻩُ ِﲟَ ٍﺎء َو ِﺳ ْﺪ ٍر )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري وﻣﺴﻠﻢ
Terjemah: “Mandikanlah ia dengan air serta daun bidara (atau dengan sesuatu yang bisa menghilangkan daki dan kotoran dari kulit, seperti sabun)”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
14
Syarat jenazah yang wajib dimandikan: a. Jenazah beragama Islam b. Tubuh dari jenazah tersebut ada wujudnya meskipun sebagian kecil. Apabila jenazah itu hancur lebur dan tak berwujud atau jasad dari jenazah tersebut akan rusak jika terkena air, maka tidak ada kewajiban untuk memandikannya c. Jenazah tersebut bukan jenazah orang yang mati syahid dalam peperangan
a. b. c. d.
a.
b. c. d.
e.
Syarat orang yang memandikan jenazah: Baligh Berakal Niat memandikan jenazah Terpercaya, artinya memahami ketentuan memandikan jenazah dan mampu merahasiakan aib jenazah. Ketentuan memandikan jenazah: Jika jenazahnya laki-laki, maka yang memandikannya adalah laki-laki. Mereka yang diberi wasiat sebelumnya, kemudian bapaknya, kakeknya, keluarga terdekat dan mahram dari pihak laki-laki. Namun, seorang istri boleh memandikan jenazah suaminya atau sebaliknya Jika jenazahnya perempuan, maka yang utama memandikannya adalah dari perempuan, seperti ibunya, neneknya dan keluarga dekatnya yang perempuan serta suaminya Jika jenazahnya adalah seorang anak, maka laki-laki dan perempuan boleh memandikannya. Akan tetapi, diutamakan dari kalangan keluarganya yang memandikan Jika jenazahnya perempuan dan tidak ditemukan seorang perempuan pun selain jenazah tersebut, maka jenazah tersebut tidak perlu dimandikan. Cukup ditayamumkan saja oleh orang-orang yang berada di sekitarnya. Hal itu juga berlaku bagi jenazah laki-laki Apabila orang yang dekat kekerabatannya sudah tidak ada, maka hak memandikan jenazah itu berpindah kepada keluarga jauh yang berpengtahuan cukup dan amanah (dapat dipercaya)
6. Tata Cara Mengkafani Jenazah Mengkafani jenazah berarti membungkus jenazah dengan kain kafan yang dilakukan setelah jenazah dimandikan secara sempurna. Kain kafan diambil dari harta si mayit itu sendiri jika ia meninggalkan harta. Jika tidak, maka kain kafannya menjadi kewajiban orang yang wajib menafkahinya selama ia hidup. Jika tidak ada, maka diambilkan dari baitul mal dan diatur menurut hukum Islam. Jika baitul mal tidak ada atau tidak teratur, maka menjadi kewajiban muslim yang mampu di sekitarnya. Demikian pula dengan keperluan lainnya yang bersangkutan dengan si mayit. Beberapa ketentuan dalam proses mengkafani jenazah adalah sebagai berikut: a. Warna kain kafan hendaknya putih bersih b. Jumlah kain kafan yang digunakan diusahakan berjumlah ganjil, minimal 1 lapis yang menutupi seluruh badan jenazah, baik laki-laki maupun perempuan. Adapun yang paling utama adalah: 1) Jenazah laki-laki, tiga helai kain kafan yang menutupi seluruh tubuhnya. Sebagian ulama berpendapat bahwa salah satu dari tiga lapis itu adalah izar (kain yang disarungkan), sedangkan dua lapis lagi menutupi seluruh badannya. 2) Jenazah perempuan, lima helai kain dengan perincian: satu helai kain bawahan, baju, tutup kepala, kerudung atau cadar dan kain yang menutupi seluruh tubuhnya. c. Menggunakan tali sejumlah lima helai, dengan perincian: untuk ujung kepala, dada, perut, paha dan ujung kaki Cara mengkafani jenazah: a. Membentangkan kain kafan sehelai demi sehelai. Setiap helai ditaburi wewangian, seperti minyak wangi, kapur barus, daun bidara dan sejenisnya b. Mengangkat dan meletakkan jenazah di atas kain kafan dalam keadaan tertutup kain
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
15
c. Menyelimutkan kain kafan bagian kanan di atas kain kafan bagian kiri secara urut, dari lembar kain kafan satu sampai kain kafan selanjutnya d. Mengikat jenazah dengan lima tali yang telah dipersiapkan di bawah kain kafan dan dilepas setelah sampai ke liang lahad 7. Tata Cara Menyolatkan Jenazah Menyolatkan jenazah berarti melakukan sholat untuk jenazah dengan cara melakukan empat takbir satu salam. Setiap orang Islam berhak menyolatkan jenazah, tetapi yang paling berhak adalah sesuai dengan urutan berikut: a. Orang yang diwasiatkan, dengan syarat bukan termasuk orang fasik atau ahli bid’ah b. Ulama atau pemimpin agama c. Orang tua si mayat, kakek-nenek dan garis silsilah keluarga yang masih hidup di atasnya d. Anak-anak si mayat dan garis silsilah keturunannya ke bawah yang masih hidup, seperti cucu, cicit, dll e. Keluarga terdekat f. Kaum muslimin Sholat jenazah sangat dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah, meskipun diperbolehkan secara munfarid (sholat sendiri). Jika dilaksanakan secara berjamaah, jumlah shaf (barisan) sholat diupayakan berjumlah ganjil, minimal tiga shaf. Adapun posisi imam dan ma’mum adalah sebagai berikut: a. Jenazah laki-laki, posisi imam berada searah kepala jenazah sedangkan posisi ma’mum berada di belakang imam dengan urutan ma’mum laki-laki dewasa kemudian perempuan dewasa b. Jenazah perempuan, posisi imam berada searah tali pusarnya jenazah sedangkan ma’mum seperti pada ketentuan ma’mum laki-laki Syarat sah sholat jenazah: a. Terpenuhinya syarat-syarat sholat pada umumnya, seperti menutup aurat, suci badan, pakaian dan tempat dari najis, serta menghadap kiblat b. Dilaksanakan setelah jenazah dimandikan dan dikafani c. Posisi jenazah diletakkan di sebelah kiblat orang yang menyolatkan, kecuali jika sholat itu dilaksanakan di atas kubur atau sholat gaib Rukun sholat jenazah: a. Berdiri jika mampu b. Niat sholat jenazah (boleh diucapkan atau cukup di dalam hati) 1) Niat untuk jenazah laki-laki
ٍ ِ (ً ﻣﺄْﻣﻮﻣﺎ/ ًات ﻓَـﺮض ﻛِ َﻔﺎﻳ ٍﺔ )اِﻣﺎﻣﺎ ِ اُ َ ﱢ ﺎﱃ ﻌ ـ ﺗ ﷲ َ َ َ ُ ْ ﻠﻰ َﻫ َﺬا اﻟْ َﻤﻴﱢﺖ اَْرﺑَ َﻊ ﺗَ ْﻜﺒِْﻴـَﺮ ُْ َ َ َ َ ﺻﻠ ْﻲ َﻋ
Terjemah: Saya niat sholat terhadap mayit laki-laki ini dengan empat takbir (sebagai imam/ma’mum), fardhu kifayah karena Allah ta’ala. 2) Niat untuk jenazah perempuan
ٍ اُﺻﻠﱢﻲ ﻋﻠﻰ ﻫ ِﺬ ِﻩ اﻟْﻤﻴﱢﺘ ِﺔ اَرﺑﻊ ﺗَ ْﻜﺒِﻴـﺮ ِ (ً ﻣﺄْﻣﻮﻣﺎ/ ًات ﻓَـﺮض ﻛِ َﻔﺎﻳ ٍﺔ )اِﻣﺎﻣﺎ ﺎﱃ ﻌ ـ ﺗ ﷲ َ ُ َ ُ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ َْ َ َ َ َ َ ْ َ َ
Terjemah: Saya niat sholat terhadap mayit perempuan ini dengan empat takbir (sebagai imam/ma’mum), fardhu kifayah karena Allah ta’ala. 3) Niat sholat gaib
ِ ٍ ِ ﻣﻴﱢﺘَ ِﺔ ﻓُﻼَﻧَِﺔ ﺑِْﻨ/ ﺐ ِ ِ اُ َ ﱢ ﺖ ﻓُﻼَ ٍن اَﻟْﻐَﺎﺋِﺒَ ِﺔ اَْرﺑَ َﻊ َ ِ ﻠﻰ َﻣﻴﱢﺖ ﻓُﻼَن ﺑْ ِﻦ ﻓُﻼَن اَﻟْﻐَﺎﺋ َ ﺻﻠ ْﻲ َﻋ ٍ ِ (ً ﻣﺄْﻣﻮﻣﺎ/ ًات ﻓَـﺮض ﻛِ َﻔﺎﻳ ٍﺔ )اِﻣﺎﻣﺎ ﺎﱃ ﻌ ـ ﺗ ﷲ َ َ َ ُ ْ ﺗَ ْﻜﺒِْﻴـَﺮ ُْ َ َ َ
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
16
Terjemah: Saya niat sholat terhadap mayit laki-laki/mayit perempuan (sebutkan nama mayit tersebut) yang gaib dengan empat takbir (sebagai imam/ma’mum), fardhu kifayah karena Allah ta’ala. c. Melakukan empat kali takbir, termasuk takbiratul ihram: 1) Takbir pertama, membaca surat Al-Fatihah 2) Takbir kedua, membaca sholawat atas Nabi Muhammad:
ٍ ِ ﻠﻰ ِآل َﺳﻴﱢ ِﺪﻧَﺎ ُﳏَ ﱠﻤ ٍﺪ َ اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َ ﻠﻰ َﺳﻴﱢﺪﻧَﺎ ُﳏَ ﱠﻤﺪ َو َﻋ َ ﺻ ﱢﻞ َﻋ
Atau
ٍ اَﻟﻠﱠﻬ ﱠﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﱢ ِﺪﻧَﺎ ُﳏ ﱠﻤ ٍﺪ وﻋﻠﻰ ِآل ﺳﻴﱢ ِﺪﻧَﺎ ُﳏ ﱠﻤ ﺻﻠﱠ ﻠﻰ َﺳﻴﱢ ِﺪﻧَﺎ ﻋ ﺖ ﻴ ﺎ ﻤ ﻛ ﺪ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ َﱢ َ َ ََ َ ٍ اِﺑـﺮ ِاﻫﻴﻢ و ﻋﻠﻰ ِآل ﺳﻴﱢ ِﺪﻧَﺎ اِﺑـﺮ ِاﻫﻴﻢ وﺑﺎ ِرْك ﻋﻠﻰ ﺳﻴﱢ ِﺪﻧَﺎ ُﳏ ﱠﻤ ﻠﻰ ِآل َﺳﻴﱢ ِﺪﻧَﺎ ُﳏَ ﱠﻤ ٍﺪ ﻋ و ﺪ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َْ ِ ِ ِ ِ َﻛﻤﺎ ﺑﺎرْﻛﺖ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﱢ ِﺪﻧَﺎ اِﺑـﺮ َِ ﻚ ِ ﲪْﻴ ٌﺪ ﻋ و ﻢ ﻴ اﻫ َ ﲔ إِﻧﱠ َ َ ْ ﻠﻰ ِآل َﺳﻴﱢﺪﻧَﺎ اﺑْـَﺮاﻫْﻴ َﻢ ِﰱ اﻟْ َﻌﺎﻟَﻤ ْ َ َ َ َ ََ َ َ َ َ َْ َِﳎْﻴ ٌﺪ
3) Takbir ketiga membaca doa untuk jenazah
Atau
ِ ِِ (َﻒ َﻋْﻨﻪُ )ﻫﺎ ُ اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻏﻔ ْﺮ ﻟَﻪُ ) َﳍَﺎ( َو ْار َﲪْﻪُ )ﻫﺎَ( َو َﻋﺎﻓﻪ )ﻫﺎَ( َو ْاﻋ
ِ ِِ (َﻒ َﻋْﻨﻪُ )ﻫﺎَ( َواَ ْﻛ ِﺮْم ﻧـُُﺰﻟَﻪُ )ﻫﺎ ُ اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻏﻔ ْﺮ ﻟَﻪُ ) َﳍَﺎ( َو ْار َﲪْﻪُ )ﻫﺎَ( َو َﻋﺎﻓﻪ )ﻫﺎَ( َو ْاﻋ ْ َوَو ﱢﺳ ْﻊ َﻣ ْﺪ َﺧﻠَﻪُ )ﻫﺎَ( َوا ْﻏ ِﺴ ْﻠﻪُ )ﻫﺎَ( ﺑِﺎﻟْ َﻤ ِﺎء َواﻟﺜﱠـ ْﻠ ِﺞ َواﻟْﺒَـَﺮِد َوﻧَـﻘ ِﱢﻪ )ﻫﺎَ( ِﻣ َﻦ َاﳋَﻄَﺎﻳﺎَ َﻛﻤﺎ ِ َﺾ ِﻣ َﻦ اﻟ ﱠﺪﻧ ﺲ َواﺑْ ِﺪﻟْﻪُ )ﻫﺎَ( َداراً َﺧ ْﲑاً ِﻣ ْﻦ َدا ِرِﻩ )ﻫﺎَ( َواَ ْﻫﻼً َﺧْﻴـًﺮا ُ َب ْاﻻَﺑْـﻴ ُ ﻳـُﻨَـ ﱠﻘﻰ اﻟﺜـ ْﱠﻮ ِ ِِ ِِ ِ اب اﻟﻨﱠﺎ ِر َ ﻣ ْﻦ اَ ْﻫﻠﻪ )ﻫﺎَ( َوﻗﻪ )ﻫﺎَ( ﻓْﺘـﻨَﺔَ اﻟْ َﻘ ِْﱪ َو َﻋ َﺬ Terjemah: Ya Allah, ampunilah ia dan berikan rahmat kepadanya, sejahterakanlah ia, maafkanlah ia, muliakanlah tempat kedatangannya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah ia dengan air, salju dan embun, bersihkanlah ia dari dosa-dosanya sebagaimana dibersihkannya kain yang putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, lindungilah ia dari azab kubur dan azab api neraka.
4) Takbir keempat membaca doa:
(َاَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ﻻَ َْﲢ ِﺮْﻣﻨﺎَ اَ ْﺟَﺮﻩُ )ﻫﺎَ( َوﻻَ ﺗَـ ْﻔﺘِﻨﺎﱠ ﺑَـ ْﻌ َﺪﻩُ )ﻫﺎَ( َوا ْﻏ ِﻔ ْﺮ ﻟَﻨَﺎ َوﻟَﻪُ ) َﳍﺎ
Terjemah: Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari mendapat pahala (atas musibah kematian)-nya dan jangan Engkau menguji kami sepeninggalnya dan ampunilah kami dan dia. d. Mengucapkan salam setelah takbir keempat Hal-hal yang disunatkan dalam sholat jenazah: a. Mengangkat kedua tangan pada waktu mengucapkan takbir b. Israr (merendahkan/menyamarkan/memelankan suara bacaan) c. Membaca ta’awudz sebelum membaca surat Al-Fatihah
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
17
8. Tata Cara Menguburkan Jenazah Menguburkan jenazah berarti memasukkan jenazah ke dalam liang lahad dan menimbunnya dengan tanah hingga penuh. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk mengubur jenazah adalah: a. Mempersiapkan makam (kuburan), yakni galian tanah sekurang-kurangnya adalah kedalaman yang tidak dapat dibongkar oleh binatang buas dan tidak akan tercium bau busuk jenazah dari atas kubur. Adapun sempurnanya adalah kedalaman setinggi manusia ditambah satu hasta, yaitu kurang lebih sedalam 4 hasta atau 2 meter, dengan panjangnya adalah sepanjang jenazah ditambah kira-kira ½ meter dan lebarnya kurang lebih 1 meter. b. Membuat liang lahad jika tanah kuburan keras, yakni liang yang dibuat agak menjorok di sisi kubur arah kiblat sebagai tempat jenazah. Namun, jika tanah kuburan tidak keras atau bercampur pasir sehingga tidak bisa dibuat liang lahad, maka dibuat lubang kecil di tengah kubur untuk meletakkan jenazah. Lubang ini disebut liang syaq. Setelah jenazah diletakkan di dalam liang tersebut, kemudian ditutup dengan papan, bambu atau sejenisnya. Proses pelaksanaan penguburan jenazah: a. Jenazah dikeluarkan dari keranda dan mulai memasukkan jenazah yang dimulai dari arah kepala secara perlahan-lahan dengan membaca
ِ ِ ِ ِ اﷲ وﻋ ِ ِ ِ ﺻﻠﱠﻰ اﷲ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َ ﻠﻰ ﻣﻠﱠﺔ َر ُﺳ ْﻮل اﷲ َ َ َ ﺑ ْﺴﻢ
b. Meletakkan jenazah di liang lahad dalam keadaan miring ke kanan serta kepalanya dihadapkan ke arah kiblat c. Membuat bantalan dari tanah, diletakkan di bawah pipi jenazah, di leher bagian belakang, di punggung, di pinggul dan di paha. Tujuannya agar jenazah dapat berposisi miring ke arah kiblat d. Membuka tali kain kafan bagian kepala dan menempelkan pipinya di tanah e. Menutup liang lahad dengan papan atau bambu agar tidak terkena timbunan tanah f. Menutup lubang kuburan dengan tanah secara perlahan-lahan seraya mendoakan jenazah agar mendapat rahmat dari Allah dan perlindungan dari siksa kubur g. Setelah timbunan kubur sempurna dengan ketinggian tanah sekitar saju jengkal, maka yang hadir disunnahkan untuk menaburkan tiga genggam tanah ke arah makam, dengan perincian sebagai berikut: Genggam Bacaan Terjemahnya Tanah 1
ِﻣْﻨـ َﻬﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ َوﻓِْﻴﻬﺎَ ﻧُﻌِْﻴ ُﺪ ُﻛ ْﻢ َوِﻣْﻨﻬﺎَ ُﳔْ ِﺮ ُﺟ ُﻜ ْﻢ ﺗَ َﺎرًة اُ ْﺧَﺮى
Dari tanah Kami jadikan kalian
Dan ke dalam tanah Kami mengembalikan kalian Dan dari tanah Kami mengeluarkan kalian 3 pada waktu yang lain (hari kiamat) h. Memanjatkan doa untuk jenazah sebelum meninggalkan kuburan, semoga jenazah diampuni dosa-dosanya 2
9. Hikmah Pelaksanaan Pengurusan Jenazah a. b. c. d. e. f.
Mendorong manusia untuk meningkatkan kualitas takwa kepada Allah Mengingatkan manusia akan kematian Mendorong manusia untuk memperbanyak amal saleh Mendorong manusia untuk meningkatkan kualitas sebagai makhluk sosial Mendorong manusia untuk senantiasa menutupi aib sebagai hamba Allah Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati pengurusan jenazah
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
18
BAB V PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA KEJAYAAN 1. Faktor-Faktor yang Mendorong Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Kejayaan a. b. c. d. e.
Dorongan semangat membaca Ilmu berasaskan tauhid kepada Allah (bersumber dari Al-Qur’an) Berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah/Al-hadis Keterbukaan dan kreativitas umat Islam yang diwujudkan melalui sikap selalu ingin tahu Adanya gerakan penerjemahan buku-buku Yunani dan lain-lain ke dalam Bahasa Arab
2. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin Masa kekuasaan khulafaur rasyidin dimulai sejak khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, yang dilanjutkan oleh Umar bin Khattab, lalu Usman bin Affan dan terakhir Ali bin Abi Thalib. Pengembangan agama Islam yang dilakukan pada masa yang relatif singkat (632 – 661 M) telah membuahkan hasil yang gemilang. Dari hanya wilayah Arab, ekspansi kekuasaan Islam menembus memasuki wilayah Afrika, Syuriah, Persia, Bizantium dan India. Selain itu, beberapa peradaban yang telah dicapai antara lain: a. Munculnya gerakan pemikiran Islam 1) Menjaga keutuhan Al-Qur’an dan mengumpulkannya dalam bentuk mushaf pada zaman Abu Bakar 2) Memberlakukan mushaf standar pada masa Usman bin Affan 3) Pengiriman para sahabat dalam menyiarkan Islam ke berbagai pelosok negeri untuk mengajarkan Al-Qur’an dan sunnah pada zaman Usman bin Affan 4) Islam pada masa awal tidak mengenal pemisahan antara dakwah dan negara, antara dai maupun panglima. Para khalifah adalah para penguasa, imam sholat, hakim yang adil dan juga panglima perang b. Terbentuknya organisasi negara dan lembaga-lembaga pemerintahan 1) Lembaga politik. Diantaranya, khilafah (jabatan kepala negara), wizarah (kementrian negara) dan kitabah (sekretaris negara) 2) Lembaga tata usaha negara. Diantaranya, idaarotul aqoolim (pengelolaan pemerintahan daerah) dan diiwan (perngurusan departemen) seperti diiwan kharraj (kantor urusan keuangan), diiwan rosaail (kantor urusan arsip), diiwan bariid (kantor urusan pos), diiwan syurthah (kantor urusan kepolisian) dan departemen lainnya 3) Lembaga keuangan negara. Termasuk di dalamnya adalah masalah ketentaraan, baik angkatan darat dan laut, serta perlengkapan dan persenjataannya 3. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah Masa pemerintahan Bani Umayyah terkenal sebagai masa yang agresif, dimana perhatian tertumpu pada usaha perluasa wilayah dan penaklukan yang terhenti sejak zaman dua khulafaur rasyidin terakhir. Masa kekuasaan Bani Umayyah selama 90 tahun dengan 14 khalifah, yaitu: 1. Muawiyah bin Abi Sufyan : 41 – 60 H / 661 – 679 M 2. Yazid bin Muawiyah : 60 – 64 H / 679 – 683 M 3. Muawiyah bin Yazid : 64 H / 683 M 4. Marwan bin Hakam : 64 – 65 H / 683 – 684 M 5. Abdul Malik bin Marwan : 65 – 86 H / 684 – 705 M 6. Al-Walid bin Abdul Malik : 86 – 96 H / 705 – 714 M 7. Sulaiman bin Abdul Malik : 96 – 99 H / 714 – 717 M 8. Umar bin Abdul Aziz : 99 – 101 H / 717 – 719 M 9. Yazid bin Abdul Malik : 101 – 105 H / 719 – 723 M 10. Hisyam bin Abdul Malik : 105 – 125 H / 723 – 742 M 11. Al-Walid II bin Yazid II : 125 – 126 H / 742 – 743 M 12. Yazid bin Walid bin Malik : 126 H / 743 M 13. Ibrahim bin Al-Walid II : 126 – 127 H / 743 – 744 M 14. Marwan II bin Muhammad : 127 – 132 H / 744 – 750 M Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
19
a.
b.
c.
d. e.
f.
g.
Berikut ini beberapa perkembangan peradaban pada masa Bani Umayyah: Ekspansi wilayah Islam, meliputi Afrika Utara, Jazirah Arab, Syuriah, Palestina, sebagian Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India, dan sebagian wilayah Rusia, yaitu Turkmenistan, Uzbekistan, Kirgiztan Perubahan mata uang yang dipakai di negara-negara dudukan Islam. Sebelumnya adalah mata uang Bizantium dan Persia yakni dinar dan dirham. Abdul Malik mencetak uang sendiri di tahun 659 M dengan kata-kata tulisan Arab. Bidang politik dan kenegaraan. Mengangkat Majelis Penasihat sebagai pendamping dan beberapa pembantu khalifah, yang meliputi kaatibur rosail (sekretaris administrasi dan persuratan), kaatibul kharraj (sekretaris keuangan negara), kaatibul jundi (sekretaris ketentaraan), kaatibul syurthah (sekretaris kepolisian) dan kaatibul qudhoot (sekretaris hukum) Bidang sosial, terjadinya hubungan bilateral dengan negara-negara taklukkan yang memiliki tradisi luhur, seperti Persia, Mesir, Eropa dan lain sebagainya Bidang seni, arsitektur atau seni bangunan Dome of The Rock (Qubbah ash-Shokhro) di Yerussalem yang menjadi monumen terbaik yang hingga selalu dipuji orang. Katedral St. John diubah menjadi Masjid Al-Aqsho, pembangunan Masjid Cordova, perbaikan dan perluasan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, mendirikan istana-istana di padang pasir seperti Qusayr Amrah dan Al-Mushtta sebagai tempat beristirahat Bidang sastra, lahirnya tokoh-tokoh besar seperti Al-Anthal, Farazdaq, Jarir serta para penyair Arab, diantaranya Umar bin Abi Rabi’ah (w. 719 M) dan Qays bin al-Mulawwah yang lebih dikenal dengan nama Laila Majnun (w. 699 M) Bidang ilmu pengetahuan, meliputi: 1) Bahasa Arab, selain menjadi bahasa resmi di pemerintahan, juga lahir tokoh gramatika bahasa Arab (ilmu nahwu), yaitu Abul Aswad ad-Duali. Beliau telah memberi tanda bacaan pada huruf-huruf hijaiyah berupa titik-titik khusus yang semula huruf-huruf tersebut tidak bertitik 2) Marbad sebagai kota pusat kegiatan ilmu. Kota yang terletak di Damaskus dimana berkumpul para pujangga, filusuf, ulama, penyair dan para cendekiawan 3) Ilmu qiroat, ilmu seni baca Al-Qur’an yang kemudian menjadi cabang ilmu syariat yang sangat penting. Pada masa ini lahir ahli qiroat seperti Abdullah bin Qusair (w. 120 H) dan Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H) 4) Ilmu hadis, yakni adanya usaha mengumpulkan hadis, menyelidiki asal-usulnya hingga akhirnya menjadi suatu ilmu tersendiri. Tokoh yang muncul adalah Abdurrahman bin Amr Al-Auza’I (w. 159 H), Hasan Basri (w. 110 H), Ibnu Abi Malikah (w. 119 H) dan Asya’bi Abu Amr Amir bin Syurahbil (w. 104 H) 5) Ilmu fiqih, yang menjadi cabang ilmu tersendiri. Diantara ahli fiqih adalah Sa’id bin Musayyab, Abu Bakar bin Abdurrahman, Qasim bin Muhammad, Urwah bin Zubir dan Kharijah bin Zaid 6) Ilmu nahwu, yakni ilmu yang mempelajari tata bahasa Arab. Ilmu diperlukan karena bertambahnya orang-orang ‘Ajam (non-Arab) yang masuk Islam. Abul Aswad AdDuali adalah tokoh penting dalam hal ini 7) Ilmu geografi (jugrofiyah) dan sejarah (tarikh). Kedua ilmu ini lahir pada masa Bani Umayyah dan baru berkembang pada masa selanjutnya 8) Usaha penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa-bahasa lain ke dalam bahasa Arab, namun usaha ini mulai berkembang pesat pada masa Dinasti Abbasiyah. Tokoh pada masa ini adalah Khalid bin Yazid, seorang pangeran yang cerdas dan ambisius. Ketika gagal memperoleh kursi kekhalifahan, ia menumpahkannya dalam ilmu pengetahuan.
4. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah Pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah dinisbatkan kepada Abbas, paman Rasulullah saw. Dinasti ini didirikan pada tahun 132 H/750 M oleh khalifah pertama yang bernama Abdullah asSaffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthallib atau yang lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah. Kekuasaan Bani Abbasiyah berlangsung selama 5 abad, yaitu tahun 132 – 656 H/750 – 1258 M. Berdasarkan pola pemerintahan dan politik yang diterapkan, para sejarawan biasanya membagi pemerintahan Bani Abbasiyah dalam 4 periode, yaitu:
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
20
a. Masa Abbasiyah I (132 – 232 H / 750 – 847 M), yaitu sejak lahirnya dinasti sampai meninggalnya Khalifah Al-Wasiq b. Masa Abbasiyah II (232 – 334 H / 847 – 946 M), yaitu mulai Khalifah Al-Mutawakkil sampai berdirinya Daulah Buwaihiyah c. Masa Abbasiyah III (334 – 447 H / 946 – 1055 M), yaitu mulai berdirinya Daulah Buwaihiyah sampai masuknya kaum Saljuk ke Baghdad d. Masa Abbasiyah IV (447 – 656 H / 1055 – 1258 M), yaitu dimulai dari masuknya kaum Saljuk ke Baghdad sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan Pada masa empat periode tersebut, Dinasti Abbasiyah memiliki 37 khalifah. Namun, pada saat bangsa Mongol menaklukkan kota Baghdad (656 H/1258 M), ada seorang pangeran keturunan Abbasiyah yang berhasil lolos dari pembunuhan yang kemudian meneruskan kekhalifahannya dengan gelar khalifah (tanpa kekuasaan duniawi yang bergelar Sultan) yang berkuasa dalam bidang keagamaan di bawah pemerintahan kaum Mamluk di Kairo, Mesir. Jabatan khalifah oleh keturunan Abbasiyah di Mesir berakhir dengan diambilnya jabatan itu oleh Sultan Salim I dari Turki Usmani ketika menguasai Mesir tahun 1517 M. Berikut daftar urutan khalifah Bani Abbasiyah pada masa empat periode: 1. Abul Abbas As-Saffah (Pendiri) : 749 – 754 M 2. Abu Ja’far Al-Mansur : 754 – 775 M 3. Abu Abdullah Muhammad Al-Mahdi : 775 – 785 M 4. Abu Muhammad Musa Al-Hadi : 785 – 786 M 5. Abu Ja’far Harun Ar-Rasyid : 786 – 809 M 6. Abu Abdullah Muhammad Al-Amin : 809 – 813 M 7. Abul Abbas Abdullah Al-Ma’mun : 813 – 833 M 8. Abu Ishaq Muhammad Al-Mu’tashim Billah : 833 – 842 M 9. Abu Ja’far Harun Al-Watsiq Billah : 842 – 847 M 10. Abu Fadhl Ja’far Al-Mutawakkil ‘Alallah : 847 – 861 M 11. Abu Ja’far Muhammad Al-Muntasir Billah : 861 – 862 M 12. Abul Abbas Ahmad Al-Musta’in Billah : 862 – 866 M 13. Abu Abdullah Muhammad Al-Mu’taz Billah : 866 – 869 M 14. Abu Ishaq Muhammad Al-Muhtadi Billah : 869 – 870 M 15. Abul Abbas Ahmad Al-Mu’tamid ‘Alallah : 870 – 892 M 16. Abul Abbas Ahmad Al-Mu’tadid Billah : 892 – 902 M 17. Abu Muhammad Ali Al-Muktafi Billah : 902 – 905 M 18. Abul Fadhl Ja’far Al-Muqtadir Billah : 905 – 932 M 19. Abu Mansur Muhammad Al-Qahir Billah : 932 – 934 M 20. Abul Abbas Muhammad Ar-Radi Billah : 934 – 940 M 21. Abul Ishaq Ibrahim Al-Muttaqi Lillah : 940 – 944 M 22. Abul Qasim Abdullah Al-Mustakfi Billah : 944 – 946 M 23. Abul Qasim Al-Fadhl Al-Muti’ Lillah : 946 – 974 M 24. Abu Bakar Abdul Karim At-Thai’ Lillah : 974 – 991 M 25. Abul Abbas Ahmad Al-Qadir Billah : 991 – 1031 M 26. Abu Ja’far Abdullah Al-Qaim Biamrillah : 1031 – 1075 M 27. Abul Qasim Abdullah Al-Muqtadi Biamrillah : 1075 – 1094 M 28. Abul Abbas Ahmad Al-Mustadhir Billah : 1094 – 1118 M 29. Abu Mansur Al-Fadhl Al-Mustarsyid Billah : 1118 – 1135 M 30. Abu Ja’far Mansur Ar-Rasyid Billah : 1135 – 1136 M 31. Abu Abdullah Muhammad Al-Muqtafi Liamrillah : 1136 – 1160 M 32. Abul Mundzafar Yusuf Al-Mustanjid Billah : 1160 – 1170 M 33. Abu Muhammad Al-hasan Al-Mustadli Biamrillah : 1170 – 1180 M 34. Abul Abbas Ahmad An-Nasir Lidinillah : 1180 – 1225 M 35. Abu Nasr Muhammad Az-Zahir Biamrillah : 1125 – 1126 M 36. Abu Ja’far Mansur Al-Mustansir Billah : 1126 – 1242 M 37. Abu Ahmad Abdullah Al-Musta’sim Billah : 1242 – 1258 M Berikut daftar urutan khalifah Bani Abbasiyah di Mesir: 1. Al-Mustanshir Billah : 1260 – 1262 M 2. Al-Hakim Biamrillah I : 1262 – 1301 M 3. Al-Mustakfi Billah I : 1301 – 1335 M
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
21
4. Al-Watsiq Billah I 5. Al-Hakim Biamrillah II 6. Al-Mu’tadid Billah I 7. Al-Mutawakkil ‘Alallah I 8. Al-Watsiq Billah II 9. Al-Mu’tashim 10. Al-Mutawakkil II 11. Al-Musta’in Billah I 12. Al-Mu’tadid Billah II 13. Al-Mustakfi Billah II 14. Al-Qaim Biamrillah 15. Al-Mustanjid Billah 16. Al-Mutawakkil ‘Alallah II 17. Al-Mustamsik Billah 18. Al-Mutawakkil III
: 1335 – 1341 M : 1341 – 1352 M : 1352 – 1361 M : 1361 – 1377 M : 1383 – 1386 M : 1386 – 1388 M : 1388 – 1405 M : 1405 – 1412 M : 1412 – 1441 M : 1441 – 1450 M : 1450 – 1454 M : 1454 – 1479 M : 1479 – 1487 M : 1487 – 1508 M : 1508 – 1517 M
Kebijakan para khalifah Bani Abbasiyah berbeda dengan kebijakan Dinasti Umayyah. Para khalifah Bani Umayyah lebih menekankan kepada perluasan wilayah, sedangkan Bani Abbasiyah lebih memprioritaskan pada pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam. Bani Abbasiyah berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Puncak kejayaannya terjadi pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid (786 – 809 M) dan anaknya Al-Ma’mun (813 – 833 M). Periode ini juga merupakan periode puncak keemasan peradaban umat Islam. Saat itu, negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin dan luas wilayahnya mulai dari Afrika Utara hingga India. Dinasti Abbasiyah menjadikan kota Baghdad sebagai pusat peradaban dan ilmu pengetahuan yang merupakan simbol dari kejayaan dinasti ini. Berikut beberapa peradaban Bani Abbasiyah di bidang ilmu pengetahuan: a. Ilmu Fiqih. Tokohnya yaitu Imam Abu Hanifah (w. 767 M), Imam Malik (w. 795 M), Imam Syafi’i (w. 820 M) dan Imam Ahmad bin Hanbal (w. 855 M) b. Ilmu Tafsir. Tokohnya yaitu Ibnu Jarir Ath-Thabari, Ibnu Athiyyah Al-Andalusi, Abu Muslim Muhammad bin Bahar Isfahani c. Ilmu Hadis. Imam Bukhari (w. 256 H), Imam Muslim (w. 261 H), Ibnu Majah, Abu Dawud, An-Nasa’i, Al-Baihaqi d. Ilmu Kalam (teologi). Tokohnya yaitu Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi yang dikenal sebagai tokoh Asy’ariyah, Washil bin Atha dan Abul Huzail Al-Allaf yang dikenal sebagai tokoh Mu’tazilah e. Ilmu Tasawuf. Tokohnya yaitu Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Hallaj, Al-Muhasibi f. Ilmu Bahasa. Tokohnya yaitu Imam Sibawaih, Al-Kisa’i, Abu Zakariya Al-Farra. Ilmu bahasa yang berkembang adalah ilmu nahwu, shorof, bayan, badi’ dan ‘arudh yang kesemuanya merupakan cabang dari ilmu bahasa Arab g. Ilmu Filsafat. Tokohnya yaitu Abu Ishaq Al-Kindi, Abu Nashr Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Bajah, Ibnu Thufail, Imam Al-Ghazali, Ibnu Rusyd h. Ilmu Kedokteran. Tokohnya yaitu Abu Zakariya Yahya bin Mesuwaih, Abu Bakar Ar-Razi, Ibnu Sina i. Ilmu Matematika. Tokohnya yaitu Al-Khawarizmi (pengarang kitab Aljabar) dan Abul Wafa Muhammad bin Muhammad bin Ismail bin Abbas j. Ilmu Farmasi. Tokohnya yaitu Ibnu Baithar (pengarang kitab Al-Mughni tentang obatobatan) k. Ilmu Astronomi. Tokohnya yaitu Abu Mansur Al-Falaki, Jabir Al-Batani l. Ilmu Fisika. Tokohnya yaitu Raihan Al-Biruni m. Ilmu Kimia. Tokohnya yaitu Jabir bin Hayyan n. Ilmu Geografi. Tokohnya yaitu Abul Hasan Al-Mas’udi, Ibnu Khurdazabah, Ahmad AlYakubi, Abu Muhammad Al-Hasan Al-Hamadani o. Ilmu Sosiologi. Tokohnya yaitu Ibnu Khaldun p. Ilmu Sejarah. Tokohnya yaitu Ahmad bin Al-Ya’kubi, Ibnu Ishaq, Abdullah bin Muslim AlQurtubah, Ibnu Hisyam, At-Thabari, Al-Maqrizi, Al-Baladzuri q. Ilmu Sastra. Tokohnya yaitu Abu Nuwas, An-Nasyasi (pengarang buku Seribu Satu Malam)
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
22
5. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Dinasti Turki Usmani Kerajaan Turki Usmani didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Usman di barat laut Anatolia pada tahun 1299 M. Dinasti ini juga dikenal dengan nama Imperium Ottoman berhasil memberikan pengaruh yang cukup baik dalam bidang ekspansi agama Islam ke wilayah Eropa, Asia Kecil, Asia Tengah, Timur Tengah, Mesir dan Afrika Utara. Berikut beberapa perkembangan peradaban pada masa Turki Usmani: a. Bidang pemerintahan. Model pemerintahan Turki adalah kesultanan/kerajaan, kemudian berubah menjadi negara Republik yang diproklamirkan pada tanggal 1 Nopember 1923 M dengan presiden pertama Mustafa Kemal At-taturk (1881 – 1938 M) yang kemudian ia dikenal sebagai pendiri Turki Modern b. Bidang militer. Kekuatan Angkatan Laut Turki Usmani mencapai puncak kejaayaannya sehingga mampu melakukan ekspansi sampai ke wilayah Eropa dan Asia c. Bidang ilmu pengetahuan. Tidak begitu menonjol karena Turki Usmani merupakan bangsa yang berdarah militer, sehingga lebih banyak memfokuskan diri dalam bidang kemiliteran dan ekspansi wilayah. Meskipun demikian, beberapa usaha dalam bidang ini adalah: 1) Melakukan modernisasi di bidang pendidikan dan pengajaran dengan memasukkan kurikulum pengetahuan umum ke dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam 2) Mendirikan lembaga pendidikan “Mektebi Ma’arif” untuk mencetak tenaga ahli di bidang administrasi dan lembaga “Mektebi ‘Ulumi Edebiyet” untuk mencetak tenaga ahli di bidang penterjemah bahasa 3) Mendirikan berbagai perguruan tinggi di bidangkedokteran, militer dan teknologi d. Bidang kebudayaan. Tokoh penyair diantaranya Nafi’ (1582 – 1636 M), tokoh prosa diantaranya Katip Celebi dan Evliya Celebi. Pengembangan seni arsitektur diantaranya bangunan Masjid Al-Muhammadi, Masjid Agung Sultan Sulaiman, Masjid Aya Sophia, dan lain sebagainya 6. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Dinasti Safawiyah Dinasti Safawiyah berkuasa di daerah Persia antara tahun 1502 – 1722 M. Awalnya merupakan gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, Azerbaijan. Nama tarekat ini diambil dari nama pendirinya Safi Ad-Din, yang merupakan keturunan dari Imam Syiah ke-6, Musa AlKazim. Beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa Dinasti Safawiyah adalah: a. Bidang ilmu pengetahuan. Tokohnya adalah Bahaudin Syaerazi seorang generalis ilmu pengetahuan dan Muhammad Baqir bin Muhammad Damad seorang filusuf, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah b. Bidang ekonomi. Dikuasainya kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang kemudian diubah menjadi Bandar Abbas yang merupakan salah satu jalur dagang laut antara Timur dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis. c. Bidang arsitektur. Penguasa Dinasti Safawiyah berhasil menciptakan Isfahan menjadi ibukota kerajaan yang sangat indah, dimana berdiri bangunan-bangunan besar dengan arsitektur bernilai tinggi. Disebutkan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum d. Bidang kesenian. Antara lain dalam bidang kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian, tenunan, mode, tembikar dan benda seni lainnya e. Bidang tarekat. Gerakan sufistik Safawiyah tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam politik dan pemerintahan
Materi PAI-BP Kelas XI Semester Ganjil TP. 2014-2015 SMA PGRI 4 Jakarta ----- Miftahul Khaer, M.Pd.I -----
23