RELASI EKUIVALENSI (Minggu ke-12 dan 13)
1.
Relasi Ekuivalensi.
Definisi 1. Diketahui A himpunan tidak kosong. Relasi R pada A (dari A ke A) disebut refleksif jika untuk setiap anggota dari semestanya berlaku aRa R refleksif
( a A).aRa.
Contoh: 1. Relasi mencintai antara orang-orang adalah relasi yang refleksif 2. Relasi kesejajaran antara garis-garis lurus adalah refleksif, sebab a sejajar dengan a sendiri, untuk setiap garis a. 3. Relasi R pada ℝ, dengan a, b R , jika a 2 2b b 2 2a , bersifat refleksif 4. Relasi F pada ℤ dengan definisi a, b F , jika 7 b a , merupakan relasi refleksif
Definisi 2. Diketahui R relasi : S S. 1. Relasi R disebut non-refleksif : a S a, a R 2. Relasi R disebut non-refleksif : a S a, a R Contoh 1. Relasi “lebih tinggi” antara orang-orang merupakan irrefleksif (non refleksif) 2. Diketahui A = { 1, 2, 3, 4 } dan R relasi pada S, dengan a, a 1 R , untuk a 4 ,
4,1 R , dan 2,2 R . 3. Relasi F
Relasi R nonrefleksif (tidak irrefleksif)
pada ℤ dengan
definisi
a, b F ,
7n b a , merupakan relasi irrefleksif
Teorema 1. Jika R irrefleksif, maka R non refleksif
jika terdapat n ℕ, sehingga
Definisi 3. Relasi R pada A disebut simetris jika untuk setiap a,b dari semestanya berlaku: aRb bRa. Notasi matematisnya, R simetris
(a,b A).aRb bRa.
Contoh 1. Relasi kesejajaran antara garis-garis lurus. 2. Relasi R pada ℝ, dengan a, b R , jika a 2 2b b 2 2a 3. Diketahui n bilangan bulat positif. Relasi F pada ℤ dengan definisi a, b F , jika
pb a,
Definisi 4. Diketahui R relasi pada S. 1. R non simetris : a, b S a, b R b, a R 2. R asimetris
: a, b S a, b R b, a R
3. R antisimetris : a, b S a, b R b, a R a b
Contoh 1. Relasi “⊂“ pada himpunan kuasa P X dengan X , merupakan relasi asimetris. 2. Relasi mencintai pada manusia non simetris, tapi tidak asimetris 3. Relasi “ ” pada ℤ, ℝ, dan ℕ merupakan antisimetris
Teorema 3. R asimetris ⇒ R non simetris
Definisi 5. Relasi R pada A dikatakan transitif jika untuk setiap tripel a,b,c di A berlaku apabila aRb dan bRc maka aRc. Notasi matematisnya, R transitif
(a, b, cS).aRb bRc aRc.
Contoh 1. Relasi “ ” pada ℤ, ℝ, dan ℕ 2. Relasi “⊂“ pada himpunan kuasa P X dengan X ,
Definisi 6. Diketahui R relasi pada himpunan S. 1. R dikatakan non-transitif : (∃a, b, cS).(a, b)R (b, c)R (a, c)R 2. R dikatakan intransitif
: (a, b, cS).(a, b)R (b, c)R (a, c)R
Contoh: 1. Pada himpunan semua garis di ℝ3 relasi tegak lurus antar garis, bersifat non transitif tapi tidak intransitif 2. Pada himpunan semua garis di ℝ2 relasi tegak lurus antar garis, bersifat intransitif
Teorema 4. Semua relasi intransitif pasti non transitif. Sebaliknya jika R non transitif, maka belum tentu R intransitif. Contoh: Pada himpunan semua garis di ℝ3 relasi tegak lurus antar garis, bersifat non transitif tapi tidak intransitif
Definisi 7. Suatu relasi R yang sekaligus memiliki sifat refleksif, simetris, dan transitif disebut relasi ekuivalensi.
Contoh : 1. Relasi kesejajaran antara garis – garis lurus pada bidang datar. 2. Relasi R pada ℝ, dengan a, b R , jika a 2 2b b 2 2a 3. Relasi kesebangunan antara segitiga-segitga dalam bidang datar. 4. Relasi ““ pada himpunan kuasa P X dengan X ,
5. Diambil sebarang bilangan bulat positif m > 1 dan relasi (kongruensi modulo) antara bilangan-bilangan bulat ℤ berikut ini: Didefinisikan relasi modulo m disingkat “mod m” didefinisikan sebagai berikut: a b(mod m)
(∃kℤ).a – b = km
Keterangan: 1. Sifat refleksif
: a - a = 0.m, sehingga a a(mod m).
2. Sifat simetris
: Jika a – b = k.m, maka b – a = (-k)m, a b(mod m) ⇒ b a(mod m).
3. Sifat transitif
: Jika a b(mod m) dan b c(mod m), maka a – b = km dan b – c = lm, ∃ k, l ℤ, Sehingga a – c = (k + l)m, Jadi a c(mod m).
Relasi modulo m disebut relasi kongruensi, karena memenuhi: 1. a b(mod m) dan c d(mod m) ⇒ a + c b + d(mod m) 2. a b(mod m) dan c d(mod m) ⇒ ac bd(mod m)
Definisi 8. Diketahui A himpunan tak kosong dan K = { Hi | i I } koleksi subhimpunan A. Koleksi K disebut partisi A jika
i I H , i
H i A , dan i j H i H j iI
Contoh 1. Misalkan A 1, . Koleksi K = { (n, n + 1⦌ | nℕ} merupakan partisi A 2. Pada himpunan B = {a, c, d, g, m}, koleksi ℋ = a, g, c, d , m partisi B
Teorema 6. Sebarang relasi ekuivalensi R antara anggota-anggota himpunan A, mengakibatkan adanya partisi (penggolongan) di dalam A.
Akibat 7. Himpunan A terbagi atas himpunan-himpunan bagian (kelas-kelas)
a x A xRa, a A tidak kosong dan saling asing, sehingga x A!a .x a A
Contoh Diambil relasi kongruensi modulo m, antara bilangan-bilangan bulat. Untuk a ℤ
a x x amod m yaitu : 0 x x 0mod m , 2m, m, 0, m, 2m,
1 x x 1mod m , 2m 1, m 1, 1, m 1, 2m 1, ⋮
m 1 x x m 1mod m , 2m m 1, m m 1, m 1, m m 1,
, m 1, 1, m 1, 2m 1, Kelas-kelas tersebut : K 0, 1, 2, , m 1