perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
REGISTER DALAM SITUS KOMUNITAS DUNIA MAYA KASKUS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh CANGGIH ATMAHARDIANTO C0205019
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
REGISTER DALAM SITUS KOMUNITAS DUNIA MAYA KASKUS
Disusun oleh : Canggih Atmahardianto C0205019
Telah disetujui oleh pembimbing: Pembimbing
Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum. NIP 195504091983032001
Mengetahui Ketua Jurusan Sastra Indonesia
Drs. Ahmad Taufiq, M. Ag. NIP 196206101989031001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
REGISTER DALAM SITUS KOMUNITAS DUNIA MAYA KASKUS
Disusun oleh Canggih Atmahardianto C0205019
Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal 27 Juli 2012
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua
Dra. Chattri Sigit W, M.Hum NIP 196412311994032005
......................
Drs. FX. Sawardi, M.Hum NIP 196105261990031003
......................
Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum NIP 195504091983032001
......................
Miftah Nugroho, S.S, M.Hum NIP 197707252005011002
......................
Sekretaris
Penguji I
Penguji II
Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D. NIP 196003281986011001 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama NIM
: Canggih Atmahardianto : C0205019
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut. Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan,
Canggih Atmahardianto
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Masa depan bukan bergantung pada keadaan, tetapi bergantung pada keputusan. (Hitam Putih, Dedy Corbuzier) Kegagalan tidak berarti kita telah menyia-nyiakan hidup, tetapi berarti kita harus memulai lagi dengan cara lain dan lebih giat serta penuh kesadaran. (Robert Schuller)
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Kedua orangtua penulis Kakak penulis Keluarga penulis Nha Almamater yang telah memberikan banyak pengetahuan di bidang kebahasaan. Seluruh pembaca commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Sastra pada Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan skripsi hingga terselesaikannya skripsi ini, penulis menyadari adanya hambatan dan kesulitan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan bekal keyakinan yang kuat dan usaha serta dukungan dari berbagai pihak, segala hambatan dan kesulitan dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Drs. Riyadi Santosa, M.E.D., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi kesempatan bagi penulis untuk menyusun skripsi. 2. Drs. Ahmad Taufiq, M. Ag. selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin dalam penulisan skripsi ini. 3. Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan memberikan dorongan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 4. Miftah Nugroho, S.S, M.Hum. selaku penelaah skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan serta bimbingan dalam mengerjakan skripsi.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Drs. F.X. Sawardi, M.Hum. selaku pembimbing akademik yang senantiasa memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses belajar di bangku kuliah. 6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pengajar Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta atas semua ilmu dan fasilitas yang penulis terima. 7. Staf UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret dan staf Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberikan kemudahan dalam mendapatkan buku-buku referensi untuk penyelesaian skripsi ini. 8. Seluruh keluarga tercinta. 9. Teman-teman Sasindo angkatan 2005, teman seperjuangan, AKU SAYANG KITA. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah ikut serta dalam melancarkan proses penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya peminat bidang linguistik dan bagi pembaca pada umumnya. Surakarta,
Juli 2012
Penulis
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………….
iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
vi
HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................
vii
HALAMAN DAFTAR ISI ...........................................................................
ix
HALAMAN ABSTRAK ..............................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Pembatasan Masalah ...............................................................
4
C. Perumusan Masalah .................................................................
5
D. Tujuan Penelitian .....................................................................
5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................
6
F. Sistematika Penulisan ..............................................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ............................
8
A. Tinjauan Studi Terdahulu ........................................................
8
B. Landasan Teori .......................................................................
11
1. Sosiolinguistik ....................................................................
11
2. Fungsi Bahasa .....................................................................
12
commit to user 3. Variasi Bahasa ....................................................................
14
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Morfologi ...........................................................................
20
a. Pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia ........................
21
b. Hibrida ...........................................................................
21
c. Kontraksi ......................................................................
21
5. Register ..............................................................................
21
6. Singkatan dan Akronim .......................................................
25
7. Gaya Bahasa .......................................................................
27
8. Internet ...............................................................................
30
9. Kaskus ................................................................................
31
C. Kerangka Pikir ........................................................................
34
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
36
A. Jenis Penelitian .......................................................................
38
B. Data dan Sumber Data ............................................................
38
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
39
D. Klasifikasi Data ......................................................................
39
E. Metode Analisis Data ..............................................................
43
F. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data .....................................
44
BAB IV ANALISIS DATA .........................................................................
45
A. Karakteristik Penggunaan Bahasa Indonesia pada Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus ............................
45
1. Pelesapan afiks, Hibrida, dan Kontraksi ...............................
45
a. Pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia ..........................
46
b. Hibrida ............................................................................
46
c. Kontraksi ........................................................................ commit to user
47
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Singkatan dan Akronim .......................................................
48
a. Singkatan .........................................................................
48
1) Singkatan yang menggunakan huruf awal kapital .......
48
2) Bentuk penggalan .......................................................
50
a) Penggalan suku kata pertama .................................
50
b) Penggalan suku terakhir .........................................
51
c) Pengekalan empat huruf pertama ............................
52
3) Angka sebagai pengganti kata dan suku kata ..............
52
4) Gabungan huruf dan angka .........................................
54
b. Akronim ..........................................................................
55
1) Akronim yang berasal dari huruf awal tiap kata ..........
55
2) Akronim yang ditulis dengan huruf kecil ....................
56
3. Dilihat dari Bentuknya .........................................................
58
a. Berdasar satuan lingual ....................................................
58
1) Kata ...........................................................................
58
2) Frasa ..........................................................................
59
3) Kalimat ......................................................................
59
b. Berdasar asal bahasa .......................................................
60
1) Register yang menggunakan bahasa Indonesia ...........
60
2) Register yang menggunakan bahasa Jawa ...................
61
3) Register yang menggunakan bahasa Inggris ................
62
B. Kosakata Khusus Penanda Register dalam Kaskus ..................
62
1. Menanggapi Suatu Thread ...................................................
63
2. Panggilan atau Sapaan ......................................................... commit to user
69
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Reputasi ...............................................................................
72
4. Pangkat atau Tingkatan .......................................................
74
5. Koneksi dan Istilah dalam Internet ......................................
77
C. Gaya Bahasa ...........................................................................
82
1. Gaya Bahasa Perbandingan .................................................
82
a. Metafora ..........................................................................
82
b. Personifikasi ...................................................................
83
c. Asosiasi ...........................................................................
83
2. Gaya Bahasa Pertentangan ..................................................
84
a. Paradoks ..........................................................................
84
b. Antithesis ........................................................................
84
3. Gaya Bahasa Sindiran .........................................................
85
a. Ironi .................................................................................
85
b. Sinisme ...........................................................................
86
c. Sarkasme .........................................................................
86
BAB V PENUTUP ......................................................................................
87
A. Simpulan ..................................................................................
87
B. Saran ........................................................................................
88
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
90
LAMPIRAN DATA
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Canggih Atmahardianto. C0205019. 2012. Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus. Skripsi : Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dikaji adalah (1) bagaimana karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus? (2) bagaimana kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus? (3) Bagaimana gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus? Tujuan penelitian ini adalah (1) menjelaskan karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, (2) mendeskripsikan kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, (3) menjelaskan gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Data yang digunakan dalam penelitian berbentuk tertulis yang terdapat dalam sumber data yang berasal dari situs komunitas dunia maya Kaskus. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata, kalimat-kalimat, ataupun paragraf yang di dalamnya mengandung register. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka dan teknik catat. Penulis menerapkan metode padan dalam menganalisis data. Metode padan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan ortografis dengan alat penentu bahasa tertulis yang terdapat dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Metode tersebut diwujudkan dengan menggunakan teknik hubung banding. Hasil analisis data disajikan secara formal dan informal. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat beberapa karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Karakteristik yang pertama dalam penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus di antaranya adalah (1) pelesapan afiks dalam bahas Indonesia; (2) hibrida (antara afiks bahasa Indonesia dengan kosakata asing; dan (3) kontraksi ataun pemendekan. Dalam penulisan singkatan terdapat beberapa pola singkatan yaitu (1) singkatan yang menggunakan huruf awal kapital; (2) bentuk penggalan yang terdiri dari (a) penggalan suku kata pertama, (b) pengekalan suku terakhir, (c) pengekalan empat huruf pertama; (3) angka sebagai pengganti kata dan suku kata; (4) gabungan huruf dan angka. Ditemukan juga pola penulisan akronim sebagai berikut (1) akronim yang berasal dari huruf awal setiap kata, (2) akronim yang ditulis dengan huruf kecil. Dilihat dari bentuknya register dalam Kaskus dapat digolongkan menjadi (1) berdasar satuan lingualnya dibedakan menjadi (a) kata, (b) frasa, dan (c) kalimat; (2) berdasar asal bahasanya dibedakan menjadi (a) register yang menggunakan bahasa Indonesia, (b) register yang menggunakan bahasa Jawa, dan (c) register yang menggunakan bahasa Inggris. Kosakata khusus penenda register dapat digolongkan menjadi (1) menanggapi suato thread; (2) panggilan atau sapaan; (3) reputasi; (4) pangkat atau tingkatan; (5) koneksi dan istilah dalam to user ditemukan gaya bahasa (1) internet. Dalam penggunaan commit gaya bahasa xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perbandingan yang dibagi menjadi (a) metafora, (b) personifikasi, dan (c) asosiasi; (2) pertentangan yang dibagi menjadi (a) paradoks, dan (b) antitesis; (3) sindiran yang dibagi menjadi (a) ironi, (b) sinisme, dan (c) sarkasme.
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri serta dalam fungsinya sebagai alat komunikasi verbal (Harimurti, 2001: 21). Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk kepentingan komunikasi antara sesama manusia. Hal tersebut tidak terlepas dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial, yang pada dasarnya selalu menginginkan kontak dengan manusia lain. Bahasa sebagai media berinteraksi memiliki faktor-faktor pendukung di dalamnya, baik yang berupa faktor-faktor linguistik maupun nonlinguistik. Faktor-faktor nonlinguistik yang mempengaruhi pemakaian suatu bahasa antara lain berupa status sosial, latar belakang, pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin dan sebagainya. Masyarakat akan berbicara dengan bahasa yang sama dalam komunitas yang sama. Kebahasaan juga merefleksikan etnisitas seseorang. Banyak kelompok etnik yang menggunakan bahasa yang berbeda sehubungan dengan identitas mereka. Di dalam studi sosiolinguistik, bahasa tidak hanya dipahami sebagai sistem tanda saja, tetapi juga dipandang commit to user sebagai sistem sosial, sistem
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
komunikasi dan sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, di dalam penelitian bahasa dengan ancangan sosiolinguistik senantiasa akan memperhitungkan bagaimana pemakaiannya di dalam masyarakat yang dipengaruhi berbagai faktor sosial yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan masyarakat yang sangat heterogen, ada satu komunitas yang mempunyai aktivitas dan berada dalam satu ruang lingkup sosial yang lebih kccil atau terbatas, yaitu komunitas dalam dunia maya (internet). Penulis sangat tertarik untuk meneliti berbagai variasi bahasa serta kosakata yang digunakan oleh komunitas ini, sebab keunikan yang ada di dalamnya akan menjadi satu wawasan bagi masyarakat, khususnya para pemerhati bahasa. Hal tersebut akan dapat lebih memperkaya khasanah kebahasaan yang ada. Salah satu media komunikasi yang saat ini popular digunakan adalah internet. Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian (id.wikipedia.org/wiki/internet). Internet selain digunakan untuk mencari informasi
juga
merupakan
salah
satu
sarana
bagi
manusia
untuk
berkomunikasi. Menurut Lani Sidharta (1996 : xiii), internet adalah jaringan komputer yang areal jaringannya mencapai seluruh dunia. Manusia dapat mengakses segala informasi melalui internet tanpa mengenal waktu, batas negara, cuaca, dan sebagainya. Banyaknya kemudahan dan fasilitas yang disediakan internet membuat banyak manusia yang menggemari dan mempergunakannya. Jumlah pengguna commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, internet melambangkan pengetahuan informasi dan data secara ekstrim (id.wikipedia.org/wiki/internet). Fasilitas yang disediakan internet memberi kemudahan manusia untuk berkomunikasi. Salah satunya adalah dengan membentuk komunitas atau forum di dunia maya. Beberapa komunitas maya yang sering digunakan untuk menyampaikan gagasan dan memberikan informasi antara lain Kaskus, detik.com, KapanLagi, dan VIVAnews. Komunitas di dunia maya pada umumnya dijadikan ajang untuk bertukar pikiran, memberi informasi, menyampaikan gagasan, dan jual beli. Setiap komunitas memiliki anggota dari berbagai golongan. Salah satu bentuk komunitas yang populer di dunia maya adalah Kaskus. Situs komunitas dunia maya yang beralamat di www.kaskus.us ini awalnya bertujuan sebagai forum informal mahasiswa Indonesia di luar negeri. Nama Kaskus sendiri merupakan singkatan dari kata "kasak-kusuk". Kaskus merupakan forum dalam internet yang memberi kesempatan kepada para anggotanya untuk berbagi informasi seputar berita & politik, komputer, jokes (humor), movies (film), supranatural, sports (olahraga), games (permainan), otomotif, musik, dan regional. Selain sebagai media berkomunikasi dan berbagi berita, Kaskus juga bisa digunakan sebagai tempat untuk menjalin pertemanan. Dalam berkomunikasi antar anggotanya, banyak dipakai register untuk menyatakan commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
suatu hal. Penulis memilih Kaskus karena register yang ada di dalamnya banyak dipakai oleh komunitas lain di dunia maya dan pemilihan kata yang digunakan juga sangat menarik. Berikut ini adalah contoh register yang ada dalam Kaskus:
/repost: informasi yang diberikan sudah pernah ditulis sebelumnya oleh orang lain/ /gan: sapaan atau panggilan untuk anggota komunitas/ /keep posting: tetap memberi informasi atau tulisan/
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penulis mencoba mengkaji tentang register dalam situs forum dunia maya Kaskus yang difokuskan pada bentuk dan makna register yang terkandung di dalamnya dengan judul “Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus”.
B. Pembatasan Masalah Untuk membatasi penelitian ini agar lebih mendalam dan terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sangat diperlukan adanya pembatasan masalah. Adanya pembatasan masalah ini bertujuan agar ruang lingkup penelitian ini lebih terarah dan juga mempermudah peneliti dalam menganalisis permasalahan inti yang dikaji. Ruang lingkup penelitian ini penulis batasi pada
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bentuk-bentuk register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Penelitian ini akan menggunakan tinjauan sosiolinguistik.
C. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik penggunaan bahasa indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus? 2. Bagaimana kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus? 3. Bagaimana gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus?
D. Tujuan Penelitian Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang diharapkan dapat menjangkau hasil yang hendak dicapai dalam penelitian itu. Penelitian, khususnya dalam ilmu pengetahuan empiris biasanya mempunyai tujuan untuk menentukan,
mengembangkan
atau
menguji
kebenaran
dari
suatu
pengetahuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. 2. Mendeskripsikan kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Menjelaskan gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.
E. Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis Manfaat teoretis adalah manfaat yang berkenaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini ilmu kebahasaan (linguistik). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai penggunaan register dalam Kaskus. Selanjutnya penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan studi register dalam sosiolinguistik.
Manfaat Praktis 1. Menambah pengetahuan penulis maupun pembaca mengenai karakteristik dan kosakata khusus dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. 2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dan dikembangkan sebagai referensi pada penelitian sejenis berikutnya.
F. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan diperlukan agar penulisan dapat dilakukan secara runtut dan sistematis. Sistematika penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab sebagai berikut. commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bab satu berupa pendahuluan yang isinya merupakan latar belakang masalah yang mendeskripsikan alasan penulis mengapa penelitian ini dilakukan, pembatasan masalah, rumusan masalah yang berupa pertanyaan atau pokok permasalahan bagi penulis, tujuan penelitian yang merupakan kalimat operasional mengenai tujuan yang akan diteliti, manfaat penelitian yang berupa manfaat praktis dan teoretis, dan sistematika penulisan. Bab dua merupakan kajian pustaka. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tinjauan studi terdahulu yang merupakan hasil penelitian sebelumnya yang mirip dan sudah ada, dan landasan teori berupa kutipankutipan teori yang digunakan dalam penelitian. Bab tiga merupakan metode penelitian. Dalam bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian, data dan sumber data yang telah dikumpulkan oleh penulis, teknik pengumpulan data yakni cara pemerolehan data oleh penulis, klasifikasi data, metode dan teknik analisis data, dan teknik penyajian analisis data. Bab empat adalah analisis data yang berisi karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, dan gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Bab lima adalah penutup yang berisi simpulan dan saran dari hasil analisis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Studi Terdahulu Ada beberapa studi terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini. Di antaranya dapat diuraikan sebagai berikut: Skripsi Endah Fatmaningsih (2003) dari jurusan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berjudul Register Reporter Sepakbola. Kajian ini mendeskripsikan pemakaian bahasa yang digunakan reporter sepakbola baik secara lisan maupun tulis. Dalam penelitian ini ditemukan sejumlah kosakata khusus dan acuan makna yang dikonvensikan sebagai penanda register sepakbola. Juga adanya beberapa gaya bahasa yang banyak digunakan dalam pemakaian bahasa para reporter. Kosakata yang ada berhubungan erat dengan kebutuhan para reporter untuk melaporkan atau mendeskripsikan hal sebagai berikut: posisi pemain, nama tendangan, aturan permainan, tindakan pemain, keadaan atau suasana pertandingan, nama daerah di lapangan, dan teknik permainan. Skripsi Miftah Nugroho (2000) yang berjudul Register Chatting di dalam Internet. Kajian ini mendeskripsikan wujud pemakaian bahasa dalam chatting berupa kekhasan pengejaan kata yang terbagi menjadi: penerapan ejaan lama, penerapan ejaan bahasa daerah, dan penerapan ejaan bahasa asing. Kekhasan penanggalan fonem dan suku kata, pemakaian afiks dialek Jakarta, pemakaian morfem partikel dialek Jakarta,commit pemakaian to user kata ganti sapaan, pemakaian
8
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
interjeksi, dan pemakaian slang Selain itu pemakaian bahasa Indonesia dalam chatting dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor linguistik dan nonlinguistik. Skripsi Wahyu Nurchayatun (2001) yang berjudul Ragam Bahasa Indonesia dalam Rubrik Ah Tenane pada Harian Solo Pos. Berdasarkan analisis ditemukan adanya pemanfaatan ragam bahasa informal, pemanfaatan ragam bahasa percakapan, pemanfaatan kata-kata slang, pemanfaatan singkatan dan akronim,
pemanfaatan gaya
bahasa
hiperbol,
metonimia,
dan repetisi,
pemanfaatan bentuk idiom. Pada peistiwa campur kode dan alih kode banyak ditemukan adanya unsur bahasa Jawa. Ditemukan juga campur kode ke dalam yang ditandai dengan adanya penyisipan unsur bahasa yang berasal dari bahasa Jawa dan sedikit dialek Jakarta. Sedangkan campur kode ke luar ditandai dengan adanya penyisipan unsur bahasa yang berasal dari bahasa Inggris dan Arab. Dilihat dari unsur kebahasaannya, peristiwa campur kode dalam rubruk Ah Tenane sebagian besar berwujud campur kode kata, disamping frasa, baster, perulangan kata, idiom, dan klausa. Skripsi Anita Maharani Kairana (2007) yang berjudul Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Rakom Taksi Koperasi Sopir Transportasi (Kosti) Solo: Pendekatan Sosioloinguistik. Berdasarkan analisisnya yang disampaikan dapat disimpulkan bahwa karakteristik pemakaian bahasa dalam rakom taksi Kosti Solo ditemukan adanya tiga ciri. Pertama, pilihan ragam lisan, ditandai dengan adanya pembentukan kata, antara lain bentuk pemendekan atau
kontraksi, akronim,
singkatan, dan sapaan yang bertujuan untuk mempererat keakraban antara operator dan pengemudi. Kedua, faktor-faktor yang melatarbelakangi timbulnya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
bahasa rakom taksi antara lain: a) Setting Scene artinya tempat dan suasana berbicara, b) Participant yaitu operator dan pengemudi, c) End atau tujuan pembicaraan, d) Act atau pokok tuturan, f) Key atau ragam bahasa dan nada suara yang digunakan dalam bertutur, g) Norm atau kaidah bertutur, h) Instrument atau alat yang digunakan untuk berkomumkasi, dan i) Genre yaitu jenis kegiatan terjadinya tuturan. Ketiga, penstiwa campur kode dalam rakom taksi Kosti Solo berwujud kata, frasa. baster, kata ulang, dan klausa. Kosa kata khusus yang digunakan dalam rakom taksi Kosti Solo antara lain penawaran dan penerimaan order, pengecekan order, penyebutan daerah, jalan, hotel, cafe, dan pelanggan, penyebutan nomot-nomor taksi, penyebutan huruf pada alamat penumpang, kondisi pangkalan, order luar kota dan bagian-bagian taksi. Fungsi tindak tutur operator dan pengemudi dalam rakom taksi Kosti Solo mengandung 14 fungsi tindak tutur yang terbagi atas empat jenis tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Fungsi tindak tutur asertif meliputi mengusulkan, dan melaporkan. Fungsi tindak tutur direktif mencakup menyuruh, menasihati, memesan, dan memohon. Fungsi tindak tutur komisif meliputi menjanjikan, menawarkan, dan menolak. Fungsi tindak tutur ekspresif meliputi mengeluh, berterima kasih, mengucapkan selamat, menyalahkan, dan mengecam. Skripsi Wening Damayanti (2005) yang berjudul Register Komunitas Musik pada Beberapa Restauran dan Hotel Berbintang di Kodya Surakarta. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa komunitas musik di Kodya Surakarta menggunakan beragam istilah atau kosakata khusus dalam berkomunikasi. Istilah ataupun kosakata khusus tersebut digunakan di dalam berbagai percakapan yang commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terjadi dalam komunitas musik serta mempunyai makna tersendiri. Percakapan yang mengandung kosakata khusus dalam komunitas musik mempunyai fungsi untuk menyatakan maksud dan tujuan pembicaraan.
B. Landasan Teori 1.
Sosiolinguistik Sosiolinguistik sebagai salah satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji
mengenai bahasa dan hubungannya dalam pemakaiannya di masyarakat. Ini berarti bahwa sosiolinguistik memandang bahasa pertama-tama sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi, serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu (Sumarsono, 2004:1). Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat. Oleh karena itu, bagaimana pun rumusan mengenai sosilinguistik yang diberikan para pakar tidak akan terlepas dari persoalan hubungan bahasa dengan kegiatan-kegiatan atau aspek-aspek kemasyarakatan (Abdul Chaer, 2003:3). Sosiolinguistik dapat mengacu kepada pemakaian data kebahasaan dan menganalisis ke dalam ilmu-ilmu lain yang menyangkut kehidupan sosial, dan sebaliknya, mengacu kepada data kemasyarakatan dan menganalisis ke dalam linguistik. Sebagai gejala sosial, bahasa dan pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik tetapi juga oleh faktor-faktor noncommit to user linguistik, antara lain adalah faktor-faktor sosial. Faktor-faktor sosial yang
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
mempengaruhi pemakaian bahasa misalnya status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya. Di samping itu, pemakaian bahasa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, yaitu siapa berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dimana, dan mengenai masalah apa seperti yang dirumuskan oleh Fishman (dalam Suwito 1991:4) ”Who Speaks, what language, to whom, and when”. Adanya faktor-faktor sosial dan faktor-faktor situasional mempengaruhi pemakaian bahasa, sehingga timbullah variasi-variasi bahasa.
2.
Fungsi bahasa Secara tradisional bahasa didefinisikan sebagai alat untuk berinteraksi atau
alat untuk berkomunikasi, dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Bagi sosiolinguistik bahasa adalah alat untuk menyampaikan gagasan atau pikiran dianggap terlalu sempit. Oleh karena itu, fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut pandang penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraan. Fungsi bahasa tidak hanya satu jenis, dengan perkembangan akal budi, bahasa adalah sarana pengembangan, sedangkan dalam kaitannya dengan penciptaan kebudayaan, bahasa adalah sarana kerja sama manusia yang membudaya (Sudaryanto, 1990:3). Gorys Keraf menyebutkan bahwa fungsi bahasa antara lain (1) untuk tujuan praktis, yaitu untuk mengadakan antar hubungan dalam pergaulan seharihari, (2) tujuan artistik, yaitu supaya commitmanusia to user mengolah dan mempergunakan
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
bahasa itu dengan cara seindah- indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia, (3) tujuan filologis, yaitu untuk memelajari naskah- naskah tua untuk menyelidiki latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan dan adat istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri, dan (4) menjadi kunci untuk mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain (1984: 17). Nababan (dalam Alwasilah, 1993:38), membedakan empat golongan tujuan atau fungsi suatu bahasa yaitu fungsi kebudayaan, fungsi kemasyarakatan, fungsi perorangan dan fungsi pendidikan. Nababan mengkaji fungsi sosial bahasa menjadi 4 golongan dan setiap golongan dibagi menjadi beberapa fungsi yaitu fungsi kebudayaan, fungsi kemasyarakatan, fungsi perorangan dan fungsi pendidikan. Fungsi sosial sebagai fungsi kemasyarakatan dibagi menjadi dua yaitu (1) berdasarkan ruang lingkup dan (2) berdasarkan pemakaian. Fungsi perorangan dibagai menjadi tujuh yaitu (1) instrumental, (2) menyuruh, (3) interaksi, (4) kepribadian, (5) pemecahan masalah, (6) khayal dan (7) informasi (1993:38). Dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi sebagai personal atau pribadi. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Dilihat dari segi pendengar, maka bahasa berfungsi sebagai direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Di sini bahasa tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu tetapi juga melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dimaui si pembicara. Bila dilihat dari sudut topik pembicaraan, maka bahasa berfungsi sebagai referensial. Di sini bahasa berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau to user peristiwa yang ada di sekelilingcommit penutur atau yang ada dalam budaya pada
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
umumnya. Bila dilihat dari segi kode yang digunakan, maka bahasa berfungsi sebagai metalingual atau metalinguistik, yaitu bahasa digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Jika dilihat dari segi amanat yang akan disampaiakan maka bahasa berfungsi sebagai imajinatif. Fungsi imajinatif ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng, lelucon) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya.
3.
Variasi Bahasa Di dalam sosiolinguistik, bahasa tidak hanya dipahami sebagai tanda,
tetapi juga dipandang sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, penelitian bahasa dengan
ancangan
sosiolinguistik
akan
memperhitungkan
bagaimana
pemakaiannya dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial tertentu. Ferguson dan Gumpers berpendapat bahwa ragam bahasa adalah keseluruhan pola-pola ujaran manusia yang cukup dan serba sama untuk analisis dengan teknik-teknik pemerian sinkronik yang ada dan memiliki perbendaharaan unsur-unsur yang cukup besar dan penyatuan–penyatuannya atau proses-proses dengan cakupan semantik yang cukup luas untuk berfungsi dalam segala konteks komunikasi yang normal (dalam Alwasilah 1993: 55). commit to atau uservariasi yang berhubungan dengan Nababan berpendapat bahwa ragam
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
bahasa dan masyarakat yaitu variasi internal dan eksternal atau variasi sistemik dan ekstrasistemik. Variasi sistemik (internal) yaitu terjadi sebagai perubahan atau perbedaan yang dimanifestasikan dalam ujaran seseorang atau penutur di tengah masyarakat bahasa tertentu. Variasi ekstrasistemik (eksternal) yaitu variasi yang bersumber dari luar sistem bahasa dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti keadaan geografis, konteks sosial, fungsi atau tujuan komunikasi dan faktor perkembangan bahasa dalam kurun waktu yang lama. Abdul Chaer dan Agustina mendefinisikan variasi bahasa dalam dua pandangan. Pertama, variasi atau ragam bahasa dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Variasi atau ragam bahasa terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Variasi atau ragam bahasa itu dapat diklasifikasi berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat sosial (2004: 81). Maryono membagi wujud variasi bahasa berupa idiolek, dialek, tingkat tutur (speech levels), ragam bahasa dan register. Penjelasan kelima variasi bahasa itu dapat dijelaskan seperti berikut ini. a. Idiolek merupakan variasi bahasa yang sifatnya individual, maksudnya sifat khas tuturan seseorang berbeda dengan tuturan orang lain. b. Dialek merupakan variasi bahaa yang disebabkan oleh perbedaan asal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
penutur dan perbedaan kelas sosial penutur. Oleh karena itu, muncul konsep dialek geografis dan dialek sosial (sosiolek) c. Tingkat tutur (speech levels) merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan anggapan penutur tentang relasinya (hubungannya) dengan mitra tuturnya. d. Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan dari sudut penutur, tempat, pokok tuturan dan situasi. Dalam kaitan dengan itu akhirnya dikenal adanya ragam bahasa resmi (formal) dan ragam bahasa tidak resmi (santai, akrab). e. Register merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya sifat-sifat khas keperluan pemakainya, misalnya bahasa tulis terdapat bahasa iklan, bahasa tajuk, bahasa artikel, dan sebagainya; dalam bahasa lisan terdapat bahasa lawak, bahasa politik, bahasa doa, bahasa pialang dan sebagainya (dalam Dwi Purnanto, 2002:18). Menurut Mansoer Pateda, variasi bahasa dapat dilihat dari (1) segi tempat, yaitu tempat yang dapat mengakibatkan variasi bahasa, bahasa daerah, kolokial, vernakuler (2) segi waktu, yaitu variasi bahasa yang dilihat secara diakronik (dialek yang berlaku pada kurun waktu tertentu), (3) segi pemakai, yaitu glosolalia, idiolek, kelamin, monolingual, rol, status sosial, umur, (4) segi pemakaian, dapat terbagi atas diglosia, kreol, lisan, nonstandar, pijin, register, repertories, repotation, standar, tulis, bahasa tutur sapa, kan dan jargon, (5) segi situasi, yaitu bahasa dalam situasi resmi dan bahasa tidak dalam situasi resmi, (6) commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
segi status, yaitu bahasa ibu, bahasa daerah, bahasa franca, bahasa nasional, bahasa negara, bahasa pengantar, bahasa persatuan, bahasa resmi (1987:52). Variasi
atau
ragam
bahasa
merupakan
bahasan
pokok
dalam
sosiolinguistik. Variasi ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak serta dalam wilayah yang luas. Variasi bahasa menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina, dapat digolongkan sebagai berikut. a.
Variasi bahasa dari segi penuturnya 1. Idiolek yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek setiap orang mempunyai bahasanya atau ideoleknya masingmasing. 2. Dialek yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif yang berada pada suatu tempat, wilayah, dan area tertentu. 3. Kronolek yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. 4. Sosiolek yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial pada penuturnya. (2004: 62-64)
b.
Variasi dari segi pemakaian Variasi bahasa bedasar pemakaiannya atau fungsinya disebut fungsional,
ragam, atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi commit to user bahasa berdasar fungsi ini biasa disebut dengan register. Dalam pembicara tentang
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
register biasanya dikaitkan dengan masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa. (Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 2004: 68) Martin Joos membagi ragam bahasa berdasarkan tingkat formalitas atas lima tingkat atau yang disebutnya style (gaya bahasa) sebagai berikut. 1. Ragam beku (frozen) ialah ragam bahasa yang paling resmi yang dipergunakan dalam situasi-situasi yang khidmat dan upacara-upacara resmi. Bentuk-bentuk tertulis ragam beku ini terdapat dalam dokumendokumen bersejarah seperti undang-undang dasar dan dokumendokumen penting lainnya. 2. Ragam resmi (formal) ialah ragam bahasa yang dipakai dalam pidatopidato resmi, rapat dinas, atau rapat resmi pimpinan suatu badan. 3. Ragam usaha (consultative) adalah ragam bahasa yang sesuai dengan pembicaraan-pembicaraan biasa di sekolah, perusahaan, dan rapatrapat usaha yang berorientasi kepada hasil atau produksi. 4. Ragam santai (casual) adalah ragam bahasa santai antarteman dalam berbincang-bincang, rekreasi, berolahraga, dan sebagainya. 5. Ragam akrab (intimate) adalah ragam bahasa antaranggota yang akrab dalam keluarga atau teman-teman yang tidak perlu berbahasa secara lengkap dengan artikulasi yang terang, tetapi cukup dengan ucapanucapan yang pendek. (dalam P.W.J. Nababan, 1993:22) commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemakain bahasa dalam register pada umunya menggunakan ragam bahasa informal. Menurut Mansoer Pateda, bahasa dalam situasi tidak resmi biasanya ditandai oleh keintiman dan di sini berlaku pula asal orang yang diajak bicara mengerti (1987:70). Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Purwo mengajukan sejumlah ciri bahasa Indonesia tak baku sebagai berikut. 1. Penggunaan bentuk-bentuk fatis seperti dong, deh, sih, nih. 2. Penggunaan pronomina persona. 3. Adanya pemarkah dalam bentuk morfem. Purwo mengajukan tiga ciri morfologis yang menandai bentuk tak baku. Pertama adalah ketiadaan morfem yang seharusnya ada pada ragam baku, seperti morfem ber- dan me-. Kedua adalah kehadiran morfem yang lain dari yang terdapat pada ragam baku, seperti morfem in-. Ketiga adalah kehadiran morfem yang sama bentuk dengan yang terdapat pada ragam baku, yang tidak berpadanan dengan sufiks apapun dalam ragam baku. 4. Adanya bentuk penggal yang dalam ragam baku berupa bentuk utuh. Misalnya (s)aja, (s)udah, (se)dikit, (se)bentar. 5. Adanya perubahan bunyi, dalam hal ini yang pertama adalah perubahan bentuk diftong pada bentuk baku menjadi bunyi lain seperti kalau→kalo, samapai→sampe. Perubahan bunyi juga terdapat pada bentuk-bentuk vokal yang lain seperti bulat→bulet, benar→bener. 6. Adanya gabungan antara pemenggalan dan perubahan bunyi. Misalnya bagaimana → gimana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
7. Adanya bentuk-bentuk leksikal yang berbeda dengan yang dipakai pada ragam baku. Ada dua bentuk yang ditemukan, yang pertama adalah bentuk leksikal tak baku yang mempunyai padanan dalam bentuk baku, seperti membuat→bikin, mengatakan→bilang, hanya→cuma. Kedua adalah bentuk leksikal yang memiliki makna lebih dari satu dalam ragam baku, seperti sedang→baru→lagi. 8. Selain bentuk-bentuk pemarkah di atas ada pula kaidah lain yang ditemukan, yaitu letak -in yang tidak dapat ditemukan dalam sembarang kata. Misalnya diletakkan → diletakin → ditaruh, disembunyikan →disembunyiin → diumpetin (dalam Kushartanti, 2006 : 2-4).
4.
Morfologi Verhaar mendefinisikan morfologi sebagai cabang dari linguistik yang
mengidentifikasikan satuan-satuan dasar babasa sebagai satuan gramatikal. Sebagai contoh, kata berhak, secara fonologis kata tersebut terdiri atas enam fonem, dan secara morfologis terdiri atas dua satuan minimal, yaitu ber- dan hak. Satuan minimal gramatikal itu dinamai "morfem". Demikian pula, kata Inggris undo 'melepaskan, meniadakan' terdiri atas empat fonem dan atas dua morfem, yaitu un- dan do (2001:97). Kata Indonesia berhak dan kata Inggris undo masing-masing adalah kata "polimorfemis" (berarti terdiri atas lebih dari satu morfem, sedangkan kata hak dan kata do masing-masing adalah kata "monomorfemis" (artinya terdiri atas satu commit to user morfem saja). Dalam morfologi, kita mengamati kata itu sebagai satuan yang
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dianalisis sebagai morfem satu atau lebih. Dalam morfologi dikenal juga variasi morfem ataupun proses-proses morfologis. Penelitian ini akan mengkaji beberapa bentuk kosakata yang mengalami proses morfologis. Beberapa proses morfologis yang akan dibahas dalam penelitian ini di antaranya adalah: a. Pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia. Pelesapan afiks ini terjadi sebagai salah satu bentuk variasi atau proses morfologis, akan tetapi tidak mempengaruhi makna dari kata aslinya. Fenomena semacam ini dimungkinkan terjadi dalam percakapan yang bersifat informal. Misalnya nyimak dulu ya gan. b. Hybrida Hybrida merupakan istilah yang mengacu pada penggabungan dua morfem yang berasal dari bahasa yang berbeda. Dalam hal ini, dipakai afiks dalam bahasa Indonesia untuk digabungkan dangan kata dasar asing. Misalnya bukannya gak bisa ke-search kalo pake browser doang ya Gan. b. Kontraksi (pemendekan) Pemendekan di sini tidak mengubah arti kata sebenarnya akan tetapi hanya digunakan atas pertimbangan kepraktisan semata. Misalnya dalam kata internet menjadi net.
5.
Register Register
merupakan variasi bahasa menurut pemakaiannya yang
commit to user digunakan oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu sesuai dengan profesi
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan perhatian yang sama. Di samping itu, register juga merupakan variasi bahasa yang berbeda satu sama lainnya karena kekhasan penggunaannya. Menurut Hartman & Stork register adalah suatu ragam bahasa yang dipergunakan untuk maksud tertentu, sebagai kebalikan dari dialek sosial atau regional (yang bervariasi karena penuturnya). Register bisa dibatasi lebih sempit dengan acuan pada pokok ujaran, media, atau tingkat keformalan (dalam Chaedar Alwasilah, 1985:63). Register menurut Halliday merupakan konsep semantik, yang dapat didefinisikan sebagai suatu susunan makna yang dihubungkan secara khusus dengan susunan situasi tertentu dari medan, pelibat, dan sarana. Namun karena ungkapan susunan makna, register termasuk juga ungkapan, yaitu ciri leksiko gramatis dan fonologis yang secara khusus menyertai atau menyatakan maknamakna ini (1992:53). Menurut Mansoer Pateda, register dibagi menjadi lima, yaitu: a. Oratorical atau frozen, yang digunakan oleh pembicara profesional sehingga seseorang tertarik dengan pembicaraannya. b. Deliberate atau formal, yang ditujukan kepada pendengar untuk memperluas pembicaraan yang disengaja. c. Consultative, terdapat dalam transaksi perdagangan di tempat terjadinya dialog karena ia membutuhkan persetujuan. d. Casual, untuk menghilangkan rintangan-rintangan antara dua orang yg berkomunikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
e. Intimate, digunakan dalam suasana kekeluargaan (1987: 64), Ferguson berpendapat bahwa register adalah situasi komunikasi yang terjadi berulang secara teratur dalam suatu masyarakat (yang berkenaan dengan partisipan, tempat, fungsi-fungsi komunikatif, dan seterusnya) sepanjang waktu cenderung akan berkembang menandai struktur bahasa dan pemakaian bahasa yang berbeda dari pemakaian bahasa pada situasi- situasi komunikasi lainnya. Dijelaskan oleh Ferguson bahwa orang yang terlibat dalam situasi komunikasi secara langsung cenderung mengembangkan kosa kata, ciri-ciri intonasi yang sama, dan potongan-potongan ciri-ciri kalimat dan fonologi yang mereka gunakan dalam situasi itu. Lebih lanjut dikatakannya bahwa ciri-ciri register yang demikian itu akan memudahkan komunikasi yang cepat, sementara ciri yang lain dapat membina perasaan yang erat (dalam Dwi Purnanto 2002:21). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa register merupakan ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya, yaitu bahasa yang digunakan tergantung pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat kegiatannya. Register mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial, yaitu proses sosial yang merupakan macam-macam kegiatan sosial yang biasanya melibatkan orang. Register merupakan bentuk makna yang khususnya dihubungkan dengan konteks sosial tertentu, yang di dalamnya banyak kegiatan dan sedikit percakapan, yang kadang-kadang disebut sebagai bahasa tindakan. Ciri-ciri register berdasarkan uraian di atas adalah (1) hanya mengacu pada pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan kelompok pekerja yang commit to user berbeda, (2) sesuai dengan situasi komunikasi yang terjadi berulang secara teratur
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
dalam suatu masyarakat yang berkenaan dengan pertisipan, tempat, fungsi-fungsi komunikatif, (3) digunakan oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu sesuai dengan profesi dan perhatian yang sama. Dari data yang diperoleh penulis dapat menyimpulkan bahwa bentuk register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus dilihat dari bentuknya dapat dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan asal bahasanya dan satuan lingualnya. 1. Berdasarkan satuan lingualnya Register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus berdasarkan satuan lingualnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu kata, frasa, dan kalimat. a. Kata Register bentuk kata dapat berupa kata tunggal dan kata kompleks. Kata tunggal merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas satuan yang lebih kecil, sedang kata kompleks merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas satuan yang lebih kecil lagi (Ramlan 2001:28). Contoh register yang berbentuk kata, yaitu pas nyoba nyedot video di yutub.....eh kenceng bener....(mengunduh). b. Frasa Frasa adalah unsur klausa yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi itu merupakan satuan gramatik (Ramlan 2001: 138). Contoh: gambarnya sih keren....tapi salah kamar.(salah masuk forum) c. Kalimat Samsuri berpendapat bahwa kalimat adalah untaian berstruktur dari katacommitDalam to userwujud kalimat dapat ditandai oleh kata baik secara biasa maupun tulisan.
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
titi nada, jeda, intonasi dan kesenyapan. Dalam intonasi, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya dan tanda seru. Contoh register yang berbentuk kalimat, yaitu keep posting gan...mangstab!!!.
2. Berdasarkan asal bahasanya Dari pengklasifikasian data yang terkumpul atau tersedia, dilihat dari asal bahasanya register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: a. Register yang menggunakan bahasa Indonesia, contoh: cendol, sundul, lapak. b. Register yang menggunakan bahasa Inggris, contoh: keep posting, thread, bookmark. c. Register yang menggunakan bahasa Jawa, contoh: nyedot, nyimak.
6. Singkatan dan Akronim Ada
beberapa
pola
pemakaian
singkatan
dan
akronim
dalam
www.kaskus.us/showthread.php?t=1667011 sebuah forum di kaskus yang berjudul “Pola Singkatan dan Akronim dalam Media Chatting dan Internet”. Pemakaian singkatan pada media chatting dan SMS adalah sebagai berikut. a.
Singkatan 1) Singkatan yang menggunakan huruf awal kapital commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
26 digilib.uns.ac.id
Singkatan berikut ini dibentuk dari huruf awal pada sebuah kata. Penulisan singkatan itu harus menggunakan huruf kapital dan tidak disertai tanda titik. Contoh: dapet aja nih TS nya, calon HT Nihh !! (Thread Starter) 2) Bentuk penggalan Bentuk penggalan adalah proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Kridalaksana mengklasifikasikan bentuk penggalan sebagai berikut. a) Penggalan suku kata pertama Contoh: kasian bngt lu sob..(berasal dari kata sobat) b) Pengekalan suku terakhir Contoh: laen kali jangan beli disitu ya gan (berasal dari kata juragan) c) Pengekalan empat huruf pertama Contoh: ituu warnet apa hotel sist (berasal dari kata sister) (1989:172) 3) Angka sebagai pengganti kata dan suku kata Penggunaan angka untuk menggantikan sebuah kata atau suku kata ini dipilih berdasarkan kesesuaian bunyi dengan kata atau suku kata yang digantikannya. Contoh: thx 4 infonya...(berasal dari kata thanks for) 4) Gabungan huruf dan angka Singkatan berikut ini dibentuk dari gabungan antara huruf dan angka. Angka yang dipilih adalah angka yang memiliki lafal yang sama dengan kata atau suku kata yang digantikannya. Proses penyingkatan semacam ini kerap user harus menebak-nebak terlebih menimbulkan kebingungan commit karena toorang
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
dahulu sebelum mengetahui makna sebenarnya. Hal itu lebih tepat disebut sebagai permainan bahasa. Contoh: wih t4 ny keren ya gan, tempatnya jg bersih gitu (berasal dari kata tempat) b.
Akronim 1) Akronim yang berasal dari awal huruf setiap kata Akronim yang terdapat dalam Kaskus bukan hanya bentuk akronim yang dikenal masyarakat umum. Bentuk akronim tersebut diciptakan sendiri oleh para pengguna Kaskus yang khusus dipakai dalam dunia maya. Bentuk akronim ini berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang seluruhnya ditulis dengan huruf kapital. Contoh: maklum gan,sensitif kalo ada bau IGO (Indonesian Girls Only) 2) Akronim yang ditulis dengan huruf kecil Akronim ini dibentuk dengan mengekalkan salah satu bagian komponen suku kata dan menggabungkannya dengan komponen suku kata yang lain. Penulisan singkatan semacam ini sebaiknya dituliskan dengan huruf kecil semua. Contoh: mantep gan klo lagi dikejar sama maho (manusia homo) (diakses tanggal 13 Mei 2011, pukul 09.30)
7. Gaya Bahasa Gaya bahasa ialah penggunaan kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu maksud agar membentuk pemilihan bahasa yang tepat. Biasanya masing-masing pengarang memiliki cara pemilihan gaya bahasa sendiri-sendiri. Gaya bahasa dibedakan atas empat bagian, yaitu: a.
Gaya bahasa perbandingan commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gaya bahasa perbandingan yaitu gaya bahasa yang dipakai untuk membandingkan sesuatu dengan yang lainnya. Gaya bahasa perbandingan dibagi atas: 1) Metafora Metafora adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bukan arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan (lukisan) yang berdasarkan persamaan dan perbandingan. Contoh: Bagi" Cendol/Bata Gratis Buat Para Abu-Abu !!!! (belum mendapat reputasi atau belum dikenal) 2) Personifikasi Personifikasi
adalah
jenis
gaya
bahasa
perbandingan
yang
membandingkan benda mati atau yang tidak bergerak seolah-olah bernyawa (berperilaku seperti manusia, contoh: - Cendol siap meluncur…..(reputasi baik) - mesin yang buat ngisinya udah tua kali gan.(mesin SPBU) 3) Asosiasi Asosiasi ialah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sejalan dengan gambaran sifatnya. Contoh: - iya gan. kaya film final destination yang pertama b. Gaya bahasa pertentangan Gaya bahasa pertentangan terdiri dari gaya bahasa paradoks dan antitesis. 1) Paradoks commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Paradoks ialah gaya bahasa yang hanya menampakkan arti dengan obyek sebenarnya. Contoh: - Wuih keren.. tapi Shotosop ya gan (diedit dengan Photoshop)
2) Antitesis Antitesis adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang berlawanan artinya dengan maksud sebagai penekanan pertentangan. Contoh: - jelek2 tp tuh mobil banyak sejarahnya kali gan...
c. Gaya bahasa sindiran Gaya bahasa sindiran adalah gaya bahasa yang bertujuan untuk memberi sindiran, Gaya bahasa sindiran terdiri atas gaya bahasa ironi, sinisme dan sarkasme 1) Ironi Ironi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata sebaliknya dari suatu maksud dengan tujuan menyindir. Contoh: - si agan rajin banget bikin trit ni (thread sudah sering dibuat) 2) Sinisme Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang secara tidak langsung (lawan kata) mengungkapkan rasa tidak suka, disampaikan secara kasar. Contoh: - Setuju Gan... Udah terbiasa ga bemoral kali,,, .. 3) Sarkasme commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang sangat kasar dengan menggunakan bahasa yang tidak sopan. Contoh: - anjing Megaupload di tutup IDW jangan deh kalo bisa
8. Internet Internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Sumber daya informasi tersebut sangat luas dan sangat besar sehingga tidak ada satu orang, satu organisasi, atau satu negara yang dapat menanganinya sendiri. “Asal usul internet berasal dari jaringan komputer yang dibentuk pada tahun 1970-an. Jaringan komputer tersebut diperbaharui dan dikembangkan, dan sekarang penerusnya menjadi tulang punggung global untuk sumber daya informasi yang disebut dengan internet.” (Lani Sidharta, 1996 : xiii). Teknologi internet merupakan salah satu teknologi yang sangat menunjang dalam pemberian informasi. Saat ini perkembangan internet sangat pesat. Aksesnya mudah didapat dan aplikasinya pun mudah digunakan oleh pemakai yang tidak mengerti komputer sekali pun. Pemakai dapat menggunakan fasilitas internet di rumah, yaitu dengan fasilitas telepon yang ada. Selain itu, fasilitas internet mudah didapat di kota-kota besar, seperti adanya warung internet (warnet) yang marak di mana-mana. Internet memberi kesempatan pada pemakai di seluruh dunia untuk berkomunikasi dan memakai bersama sumber daya informasi. Pemakai internet dapat berkomunikasi dengan pemakai lain di seluruh dunia dengan mengirim dan menerima e-mail. Menurut Sidharta ada beberapa fasilitas yang tersedia dalam commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
internet. Fasilitas ini dapat bertambah kapan saja karena selalu ada ahli yang menemukan cara-cara baru untuk memanfaatkan apa yang ada dalam internet. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Usenet, Finger Login, Remote Login, Talk Facility, Internet Relay Chat, Gopher, World-Wide Web, Mailing List, Electronic Magazine, Bulletin Board System, dan sebagainya (1996:xiv).
9. Kaskus Kaskus adalah situs forum komunitas maya terbesar Indonesia. Kaskus lahir pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda asal Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Seattle, Amerika Serikat. Mulanya Kaskus yang dikembangkan oleh Andrew, Ronald, dan Budi ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah mereka. Konsep awal Kaskus sebenarnya adalah situs yang mampu mengentaskan dahaga mahasiswa Indonesia di luar negeri akan kampung halaman melalui berita-berita Indonesia. Situs www.Kaskus.us pada saat ini dikelola oleh PT. Darta Media Indonesia. Anggotanya, yang pada saat ini berjumlah lebih dari 2.000.000 member, tidak hanya berasal dari Indonesia namun tersebar juga hingga negara lain. Pengguna Kaskus umumnya berasal dari kalangan remaja hingga orang dewasa. Kaskus, yang merupakan singkatan dari Kasak Kusuk, bermula dari sekedar hobi dari komunitas kecil yang kemudian berkembang hingga saat ini. Kaskus dikunjungi sedikitnya oleh 600.000 orang, dengan jumlah pageviews melebihi 15.000.000 setiap harinya. Hingga saat ini Kaskus sudah mempunyai lebih dari 200 juta post.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
Menurut Alexa.com, pada bulan September 2010 Kaskus berada di peringkat 257 dunia dan menduduki peringkat 6 situs yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Pada bulan Agustus 2005, PC Magazine Indonesia memberikan penghargaan kepada situs Kaskus sebagai situs terbaik dan komunitas terbesar, kemudian Kaskus terpilih kembali sebagai website terbaik pilihan pembaca PC Magazine pada 2006. Pada tanggal 23 Mei 2006 manajemen Kaskus terpaksa mengubah domain dari .com menjadi .us, karena penyebaran virus Brontok yang dibuat dengan tujuan menyerang situs-situs besar Indonesia dan Kaskus masuk dalam target penyerangan. Awal April 2007, manajemen Kaskus menambah 2 server baru untuk meningkatkan performance situs Kaskus (Dell Server). Pada Juli 2008, Pengelola Kaskus akhirnya memutuskan untuk mengoperasikan server Kaskus di Indonesia. Untuk keperluan tersebut Kaskus membeli 8 server Dell PowerEdge 2950. Hal ini membuat akses Kaskus berlipat ganda dan akhirnya pengelola berencana menambahkan 8 server lagi sehingga total yang akan beroperasi di bulan September adalah 16 server. Data per September 2010, jumlah server Kaskus sudah mencapai lebih dari 50 server karena perkembangan yang sangat pesat (pertambahan user rata-rata per hari mencapai kurang lebih 3000 orang). Pada tanggal 16-17 Mei 2008, Kaskus diserang menggunakan teknik DDoS (Distributed Denial of Service) oleh oknum yang diduga berasal dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
komunitas YogyaFree. Serangan ini menyebabkan database Kaskus corrupt (tidak dapat diakses) sehingga administrator terpaksa mengunci thread yang ada. Penyerangan tersebut diduga terkait dengan peristiwa perusakan (deface) situs YogyaFree beberapa hari sebelumnya. Penyerang yang mengklaim dirinya sebagai salah satu anggota Kaskus juga melontarkan celaan yang bernada mengejek di salah satu bagian forum YogyaFree. Hal tersebut membuat beberapa anggota YogyaFree berang, dan kemudian balik menyerang Kaskus dengan DDoS. Akibatnya, administrator Kaskus terpaksa mematikan server Kaskus (penyerangan mengakibatkan thread yang telah dibuat terpaksa dikunci (lock)). Perang cyber antara kedua komunitas ini akhirnya selesai ketika kedua pengelola situs menandatangani memorandum online untuk mengakhiri pertikaian di antara keduanya. Pesan tersebut dipampang selama beberapa minggu di halaman situs masing-masing. Meskipun kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan ini cukup berat, administrator Kaskus menjanjikan bahwa Kaskus akan kembali normal pada Juli 2008, seiring dengan diluncurkannya server baru Kaskus di gedung Cyber, Jakarta. Namun, ia juga mengatakan bahwa data-data yang akan dimunculkan kembali adalah data yang dimuat sebelum tahun 2008, sementara data yang dibuat selama tahun 2008 tidak dapat dimunculkan kembali. Sebelum UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) diberlakukan, Kaskus memiliki dua forum kontroversial, BB17 dan Fight Club. BB17 (kependekan dari buka-bukaan 17 tahun) adalah sebuah forum khusus dewasa yang digunakan untuk berbagi baik gambar maupun cerita dewasa. commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sementara itu, Fight Club adalah forum yang dikhususkan sebagai tempat berdebat yang benar-benar bebas tanpa dikontrol. Seringkali masalah yang diperdebatkan berkaitan dengan SARA. Penghinaan terhadap suku dan agama lazim terjadi. Setelah diberlakukannya UU ITE, Kaskus segera menutup BB17 karena bertentangan dengan UU ITE tentang penyebaran materi pornografi. Fight Club diubah namanya menjadi Debate Club. Fight Club dan Debate Club pada dasarnya memiliki fungsi yang sama sebagai tempat untuk berdebat, hanya saja kontrol di Debate Club diperketat. Setiap thread baru yang dibuat user terlebih dahulu disensor oleh moderator. Bila dianggap tidak layak dan membahas SARA, maka thread itu akan dihapus. Untuk menghapus citra negatif Kaskus sebagai media underground dan situs porno, Kaskus mengubah tampilannya pada tanggal 17 Agustus 2008. Tampilan baru Kaskus dibuat penuh warna. Selain itu, Kaskus juga menambahkan fitur-fitur baru seperti blog dan Kaskus WAP.
C. Kerangka Pikir Bagian ini berisi penggambaran secara jelas kerangka pikir yang digunakan penulis untuk mengksji dan memahami permasalahan yang diteliti. Keangka pikir register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus
Kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung register Pendekatan Sosiolinguistik Tujuan: 1. Menjelaskan karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. 2. Mendeskripsikan kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. 3. Menjelaskan gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.
1. Pelesapan afiks, hibrida, dan kontraksi. 2. Singkatan (menggunakan huruf awal kapital, bentuk penggalan, angka sebagai pengganti kata dan suku kata, gabungan huruf dan angka) dan Akronim (huruf awal tiap kata, huruf kecil). 3. Dilihat dari bentuknya (berdasar satuan lingual, asal bahasa).
1. Menanggapi suatu Thread. 2. Panggilan atau sapaan. 3. Reputasi. 4. Pangkat atau tingkatan. 5. Koneksi dan istilah dalam internet.
1. Gaya bahasa perbandingan (metafora, personifikasi, asosiasi). 2. Gaya bahasa pertentangan (paradoks, antithesis). 3. Gaya bahasa sindiran (ironi, sinisme, sarkasme).
Hasil: 1. Karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. 2. Kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. 3. Gaya bahasa dalam Kaskus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
Sumber data dalam penelitian ini adalah situs komunitas dunia maya Kaskus. Data yang digunakan adalah penggunaan bahasa tulis yang berupa satuan lingual yakni kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolingistik yang bertujuan untuk menjelaskan karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, mendeskripsikan kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, dan menjelaskan gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Analisis yang pertama adalah tentang karakteristik penulisan register yang ada di dalam Kaskus. Karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register di dalam Kaskus meliputi pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia, hibrida, dan kontraksi; singkatan (singkatan yang menggunakan huruf kapital, bentuk penggalan, angka sebagai pengganti kata dan suku kata, dan gabungan huruf dan angka) dan akronim (akronim yang berasal dari huruf awal tiap kata dan akronim yang ditulis dengan huruf kecil); dan berdasar dari bentuknya (berdasar satuan lingual dan asal bahasa). Analisis kedua adalah tentang kosakata khusus penanda register dalam Kaskus (menanggapi suatu thread, panggilan atau sapaan, reputasi, pangkat atau tingkatan, dan koneksi dan istilah dalam internet). Analisis terakhir adalah gaya bahasa yang terdapat di dalam Kaskus (perbandingan, pertentangan, dan sindiran). Hasil dari penelitian ini adalah karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maya Kaskus, kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, dan gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif karena data yang diteliti berupa kata-kata dan bukan angka-angka. ”Metode kualitatif yaitu metode pengkajian atau metode penelitian terhadap suatu masalah yang tidak didesain atau dirancang menggunakan metode statistik” (Edi Subroto, 2007:5). Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Peneliti mencatat dengan teliti dan cermat data yang berwujud kata-kata, kalimat, wacana, gambar-gambar atau foto, kemudian dilakukan analisis data untuk membuat kesimpulan umum. ”Dikatakan deskriptif sebab penelitian ini dilakukan semata-mata hanya didasarkan pada fakta atau fenomena yang ada dan secara empiris hidup pada penuturnya, sehingga hasilnya adalah perian bahasa yang mempunyai sifat pemaparan yang apa adanya” (Sudaryanto, 1992:62). Penulis menggunakan pendekatan sosiolinguistik dalam mengkaji register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.
B. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah penggunaan bahasa tulis yang berupa satuan lingual yakni kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Data diambil dari bulan Juli sampai dengan Desember
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
2011. Sumber data adalah asal data penelitian itu diperoleh sebagai tumpuan dalam penelitian. Sumber data penelitian ini adalah situs komunitas dunia maya Kaskus
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data-data yang berkualitas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka dan teknik catat. Teknik pustaka menurut Edi Subroto (2007 : 47) adalah ”mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Sumber-sumber tertulis itu dapat berwujud majalah, surat kabar, karya sastra, buku bacaan umum, karya ilmiah, buku perundang-undangan”. Teknik pustaka dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data kebahasaan berupa fenomena kebahasaan dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Data yang dipilih kemudian dikumpulkan dengan cara diprint out. Setelah terkumpul, data kemudian dicatat dengan menggunakan teknik catat. ”Teknik catat adalah mengadakan pencatatan terhadap data yang relevan yang sesuai dengan tujuan penelitian” (Edi Subroto, 2007:47). Data tersebut dicatat dan diklasifikasikan, kemudian dilakukan penomoran data sesuai dengan tanggal, bulan, tahun, dan nomor urut.
D. Klasifikasi Data "Pengklasifikasian data merupakan masalah pengaturan data menurut asasasas tertentu yang mempunyai kepentingan cukup strategis di dalam penelitian” (Edi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Subroto, 2007: 51). Klasifikasi data dilakukan setelah semua data terkumpul. Klasifikasi data sangat bermanfaat untuk mengarahkan sekaligus memudahkan di dalam penganalisisan. Data tersebut dicatat dan diklasifikasikan, kemudian dilakukan penomoran data sesuai dengan tanggal, bulan, tahun, dan nomor urut. Contoh: (1)
Sorry gan pertamaxnya habis, ente premium aja ya
Keterangan: (1)
: nomor urut
regkas
: register dalam Kaskus
Pertamaxnya
: data yang dikaji (selanjutnya data yang dikaji akan dicetak tebal)
211011
: tanggal pengambilan data (tanggal 21, bulan Oktober, tahun 2011)
38
: nomor data
Berikut adalah pengklasifikasian datanya. No. 1.
Jenis data
Nomor Data
Bidang Morfologi a. Pelesapan afiks dalam bahasa
...klo lihat yang gituan mulu
Indonesia b. Hibrida
ngejunk doang kerja lu gan..
c. Kontraksi
...ganti koneksi inet yang lebih dewa...
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
2.
Singkatan dan Akronim a. Singkatan 1) Singkatan yang menggunakan
...mudah2an HT
huruf awal kapital 2) Bentuk penggalan ...keren bro situsnya
a) Penggalan suku kata pertama b) Penggalan suku terakhir
ah yang boneng gan
c) Pengekalan empat huruf
ituu warnet apa hotel sist
pertama 3) Angka sebagai pengganti kata
mudah2an HT
dan suku kata ...Thanks b4..
4) Gabungan huruf dan angka
b. Akronim 1) Akronim yang berasal dari huruf
kalo ada bau IGO...
awal tiap kata 2) Akronim yang ditulis dengan
.... dikejar sama maho
huruf kecil
3.
Dilihat dari Bentuknya a. Berdasar satuan lingual 1) Kata
ah yang boneng gan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
2) Frasa
ternyata mbah google...
3) Kalimat
Nais Inpo mangstab...
juragan...
b. Berdasarkan asal bahasa
4.
1) Bahasa Indonesia
sundul [agi ya gan
2) Bahasa Jawa
ternyata mbah google...
3) Bahasa Inggris
regkas230811-06> ...nice thread ah,,,
Kosakata Khusus Penanda Register dalam Kaskus a. Menanggapi Suatu Thread
nice info gan,...
b. Panggilan atau Sapaan
pengalaman ane...
c. Reputasi
...timpukin yg ijo2..
d. Pangkat atau Tingkatan
Kaskuser yang baik...
e. Koneksi dan Istilah dalam
ternyata mbah google...
Internet
5.
Gaya Bahasa a. Gaya Bahasa Perbandingan 1. Metafora
di timpukin yg ijo2..
2. Personifikasi
...avatar ane ga gerak...
3. Asosiasi
jadi inget film final destination yang pertama
b. Gaya Bahasa Pertentangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
1. Paradoks
Trit salah copas jadi Hot THREAD
2. Antithesis
...keren abis .... tapi salah kamar
c. Gaya Bahasa Sindiran 1. Ironi
wah ternyata begini toh aslinya...
2. Sinisme
weleh weleh edan tukang wawancaranya
3. Sarkasme
anjing Megaupload di tutup...
E. Metode Analisis Data ”Pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya.” (Lexy J. Moleong, 2007: 103). Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode padan. Metode padan yakni metode yang dipakai untuk mengkaji atau menentukan identitas satuan lingual tertentu dengan memakai alat penentu yang berada di luar bahasa, terlepas dari bahasa, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1985: 2). Metode padan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan ortografis dengan alat penentu bahasa tertulis yang terdapat dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Metode tersebut diwujudkan dengan menggunakan teknik hubung banding. Teknik hubung banding pada penelitian ini adalah teknik hubung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
banding menyamakan, yakni membandingkan satuan-satuan kebahasaan dengan satuan kebahasaan yang dimaksud penutur.
F. Teknik Penyajian Analisis Data Hasil analisis data disajikan secara formal dan informal. Penyajian formal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kaidah yang berbentuk rumus, bagan/ diagram, tabel, dan gambar, sedangkan penyajian informal hanya menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145). Penyajian bersifat formal yaitu menggunakan perumusan dengan tanda dan lambang-lambang. Tanda yang digunakan antara lain adalah kurung kurawal besar (}) dan tanda panah (→) atau (↔) yang digunakan untuk menjabarkan bentuk-bentuk singkatan, tanda (...) untuk menunjukkan nomor data, tanda garis miring rangkap (/.../) untuk satuan fonem, tanda [ ] untuk menunjukkan ejaan fonetis, tanda { } digunakan untuk satuan morfem, dan tanda kutip ‘…’ untuk menyatakan makna. Sudaryanto (1993:63) menyatakan bahwa penyajian informal semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada pemikiran-pemikirannya sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat hanya pemerian bahasa yang dituturkan. Penyajian yang bersifat informal inilah yang digunakan dalam penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA Analisis merupakan suatu tahapan yang penting dalam sebuah penelitian. Dalam tahapan ini penulis berupaya untuk menjelaskan dan medeskripsikan secara langsung berbagai masalah yang berhubungan dengan data yang telah diperoleh.
A. Karakteristik Penggunaan Bahasa Indonesia pada Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus Dalam suatu komunitas atau kelompok sosial tertentu selalu menggunakan bahasa yang khas dalam menjalin komunikasi. Dalam penelitian ini digunakan bahasa tulis. Ragam bahasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah ragam bahasa informal atau santai. Bahasa informal mempunyai banyak ciri yang mudah untuk diidentifikasi, seperti adanya alofon, pelesapan bagian kata, pemendekan, dan lain-lain. 1.
Pelesapan Afiks, Hibrida, dan Kontraksi Penggunaan ragam bahasa informal dalam situs komunitas dunia maya
Kaskus menyebabkan terjadinya proses morfologis yang cukup beragam. Proses morfologis tersebut di antaranya adalah proses pelesapan afiksdalam bahasa Indonesia, hibrida, dan pemendekan atau kontraksi. Berikut akan dijelaskan beberapa contoh kalimat dalam situs komunitas dunia maya Kaskus yang mengalami proses morfologis tersebut. commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
a. Pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia Pelesapan afiks ini terjadi sebagai salah satu bentuk variasi atau proses morfologis, akan tetapi tidak mempengaruhi makna dari kata aslinya. Fenomena semacam ini dimungkinkan terjadi dalam percakapan yang bersifat informal. Adapun contohnya adalah sebagai berikut. (1) kan baik untuk kesehatan mata gan klo lihat yang gituan mulu (kan baik untuk kesehatan mata gan kalau melihat yang seperti itu terus) (2) nice info gan, ane sih klo ngisi bensin jgn pas kepepet mau abis bgt gan. (info yang bagus gan, saya kalau mengisi bensin jangan yang pas bensin mau habis banget gan) Kata lihat dan ngisi yang dituliskan seharusnya mendapat penambahan afiks me-, tetapi dalam penggunaannya dilesapkan untuk kepentingan kepraktisan penulisan. Pelesapan afiks tidak mengubah arti dari kata tersebut. Penulisan kata-kata dengan menghilangkan afiks seperti data (1) dan (2) di atas sangat sering dijumpai dalam percakapan antaranggota Kaskus. Gejala semacam ini menunjukkan bahwa kaidah kebahasaan tidak terlalu diperhatikan dalam menjalin komunikasai di dalam Kaskus. Penutur lebih menekankan pada arti dan kepraktisan penulisan semata. b. Hibrida (antara afiks Indonesia dengan kata dasar asing) Hybrida merupakan istilah yang mengacu pada penggabungan dua morfem yang berasal dari bahasa yang berbeda. Dalam hal ini, dipakai afiks dalam bahasa commit user asing. Indonesia untuk digabungkan dangan katatodasar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Dalam penelitian ini digunakan ragam bahasa informal atau santai sehingga sering kali ditemukan bentuk penggabungan afiks bahasa Indonesia dengan kata dasar asing. Berikut adalah contohnya. (3) bukannya gak bisa ke-search kalo pake browser doang ya Gan. (bukannya tidak bisa kecari kalau pakai browser saja ya gan) (4) kagak bisa didownload gan. (tidak bisa diunduh gan) (5) browsernya pake apa gan? (mesin pencarinya pakai apa gan? Dari data di atas dapat dilihat bahwa kata dasar bahasa asing bisa ditambah dengan afiks dalam bahasa Indonesia. Semua kata yang berafiks di- dan ketermasuk dalam golongan kata kerja pasif dan maknanya menyatakan “suatu perbuatan” seperti dalam kata ke-search dan didownload. Sedangkan afiks –nya dalam kata browsernya membentuk kata keterangan. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa anggota Kaskus mempunyai kebebasan untuk menggunakan ragam bahasa serta istilah-istilah dalam berkomunikasi. Hal ini menjadi kesepakatan bersama di antara mereka selama bahasa yang digunakan dapat dimengerti dan mempunyai kesamaan arti dan maksud. c. Kontraksi atau pemendekan Kontraksi merupakan proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem atau dengan kata lain pemendekan dari kata. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Pemendekan di sini tidak mengubah arti kata sebenarnya akan tetapi hanya digunakan atas pertimbangan kepraktisan semata. Berikut adalah contohnya. (6) sudah saatnya ganti koneksi inet yang lebih dewa gan (sudah saatnya ganti koneksi internet yang lebih dewa gan) (7) mayan gan buat cuci mata (lumayan gan buat cuci mata) Dari data di atas dapat dilihat pemendekan kata dari internet menjadi inet dan lumayan menjadi mayan tidak mengubah arti dari kata yang sebenarnya, tetapi hanya untuk kepraktiasn semata. Beberapa tuturan yang terjadi dalam Kaskus merupakan ragam informal. Oleh karena itu sangat dimungkinkan terjadi proses kontraksi dalam setiap kalimat yang ada.
2.
Singkatan dan Akronim Di dalam Kaskus banyak ditemukan singkatan dan akronim. Penulisan
singkatan dan akronim selain dilakukan untuk kepentingan kepraktisan penulisan juga digunakan untuk membedakannya dari komunitas lain. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis pola singkatan dan akronim yang terdapat dalam Kaskus. a.
Singkatan 1) Singkatan yang menggunakan huruf awal kapital Singkatan berikut ini dibentuk dari huruf awal pada sebuah kata. Penulisan singkatan ini harus menggunakan huruf kapital dan tidak disertai commit to user dengan tanda titik. Berikut adalah contohnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
(8) ntar di marahin
lanjutin di PM gan... takut ketauan momod
(Lanjutin di Private Message gan… takut ketahuan momod nanti dimarahin.) (9) keren bener ya. di FJB ada yang jual ga?mau dong,hehehe (Keren bener ya. Di Forum Jual Beli ada yang jual tidak? Mau dong, hehehe.) (10) Kalopun gak selamat, agan-agan masih bisa kunjungi mereka di Forum DP! (Kalaupun tidak selamat, agan-agan masih bisa mengunjungi mereka di forum Disturbing Picture!) Proses pembentukan pola singkatan-singkatan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut.
P
: Private (pribadi) Private Message (Pesan Pribadi)
M
: Message (Pesan)
F
: Forum
J
: Jual
B
: Beli
D
: Disturbing (Mengganggu)
Forum Jual Beli
Disturbing Picture P
: Picture (Gambar) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Ketiga data di atas merupakan pola singkatan yang menggunakan huruf awal kapital. PM merupakan singkatan dari Private Message yang dalam bahasa Indonesia berarti Pesan Pribadi. FJB yang merupakan kependekan dari Forum Jual Beli juga dibentuk dari setiap huruf awalnya. Begitu juga dengan kata DP yang juga dibentuk dari huruf awal tiap-tiap kata. Penulisan singkatan-singkatan ini selain untuk kepraktisan juga bertujuan untuk menujukkan ciri khas dari Kaskus. 2) Bentuk penggalan Bentuk penggalan adalah proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Bentuk penggalan dapat dijabarkan sebagai berikut. a) Penggalan suku kata pertama Penggalan suku kata pertama adalah pengekalan suku kata pertama dari suatu kata. Contoh datanya adalah sebagai berikut. (11) kasian bngt lu sob.. (Kasihan banget kamu sobat.) (12) dah ane cek, keren bro situsnya (Sudah saya cek, keren brother situsnya.) Proses pembentukan pola singkatan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Sobat → [sob]at → sob Brother → [bro]ther → bro
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Kata sob pada data di atas berasal dari kata sobat. Proses pemenggalannya dengan cara mengambil suku kata pertamanya saja. Begitu juga dengan kata brother yang hanya mengambil suku kata pertamanya saja.
b) Penggalan suku terakhir Penggalan suku terakhir merupakan pengekalan suku kata terakhir dari suatu kata. Contoh datanya dapat dilihat sebagai berikut. (13) iya gan. jadi inget film final destination yang pertama (Iya juragan. Jadi inget film Final Destination yang pertama.) (14) mana mau gan wanita di gombalin,,, nice thread ah,,, mudah2an HT (Mana mau, juragan, wanita digombalin. Nice thread ah,,, mudahmudahan HT.) (15) ah yang boneng gan (Ah yang bener, juragan.) Proses pembentukan pola singkatan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Juragan → jura[gan] → gan Kata gan dari data di atas berasal dari kata juragan yang merupakan panggilan antarsesama anggota Kaskus. Proses pembentukannya adalah dengan cara mengambil suku kata terakhir dari kata juragan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
c) Pengekalan empat huruf pertama Pengekalan empat huruf pertama mengambil empat huruf pertama dari suatu kata untuk membentuk sebuah singkatan. Contoh datanya sebagai berikut. (16) ituu warnet apa hotel sist (Itu warnet apa hotel, sister?) Proses pembentukan pola singkatan pada data di atas adalah sebagai berikut. Sister → [sist]er → sist Kata sister pada data di atas berasal dari bahasa Inggris yang berarti saudara perempuan. Di dalam Kaskus, kata sist digunakan untuk menyapa atau memanggil anggota Kaskus yang berjenis kelamin perempuan. 3) Angka sebagai pengganti kata dan suku kata Penggunaan angka untuk menggantikan sebuah kata atau suku kata dipilih berdasarkan kesesuaian bunyi dengan kata atau suku kata yang digantikannya. Contoh datanya adalah sebagai berikut. (17) thanks 4 infonya gan... (Thanks for infonya gan (terima kasih untuk informasinya gan)) Angka empat pada data di atas digunakan untuk menggantikan kata for (Indonesia: untuk). Penggunaan angka 4 ini disebabkan karena dalam bahasa Inggris kata four mempunyai kemiripan bunyi dengan kata for. Penggunaan angka 4 sebagai pengganti kata for (untuk) sudah lazim ditemui dalam Kaskus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Selain angka 4 sebagai pengganti kata for, ditemukan juga angka 2 yang digunakan untuk menggantikan kata to (ke). Contohnya dapat dilihat dalam data berikut ini. (18) Newbie H2H numpang curhat gan (Newbie Heart to Heart (hati ke hati) numpang curhat gan.) Pada data di atas angka 2 digunakan untuk menggantikan kata to (ke). Sama halnya dengan angka 4 sebagai pengganti kata for, penggunaan angka 2 sebagai pengganti kata to disebabkan karena angka 2 (two) mempunyai kemiripan bunyi dengan kata to (ke). Dalam pola pembentukan singkatan, angka 2 juga bisa berfungsi sebagai pembentuk kata reduplikasi (kata ulang) dalam bahasa Indonesia, seperti contoh berikut. (19) komeng agan2 skalian yang uda dari tekape (Komentar agan-agan sekalian yang sudah dari tekape.) (20) agan ini abis ngobrol ma adminnya nimsen, sekaligus mau kasih jawaban buat komeng2 agan diblakang (Agan ini habis ngobrol sama adminnya nimsen, sekaligus mau kasih jawaban buat komeng-komeng (komentar-komentar) agan di belakang.) (21) ati2 kak , ntar malah jadi nubitol berabe kak... (Ati-ati (hati-hati) kak, nanti malah jadi nubitol berabe kak...) (22) Mau dong gan di timpukin yg ijo2.. (Mau dong gan ditimpukin yang ijo-ijo..) Angka 2 pada data di atas berfungsi untuk mereduplikasikan kata yang commit2todiuser ada di depannya. Penulisan angka belakang kata yang diikutinya akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
mempersingkat penulisan kata yang dimaksud atau dengan kata lain tidak perlu menuliskan kata yang akan direduplikasi dua kali. 4) Gabungan huruf dan angka Singkatan berikut ini dibentuk dari gabungan antara huruf dan angka. Angka yang dipilih adalah angka yang memiliki lafal yang sama dengan kata atau suku kata yang digantikannya. Berikut adalah contoh datanya. (23) wih t4nya keren ya gan, tempatnya jg bersih gitu (wih tempatnya keren ya gan, tempatnya juga bersih gitu.) Kata t4 pada data di atas merupakan singkatan dari kata tempat. Pola pembentukan singkatan pada data di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. t + 4 (empat) → tempat Data lain yang menunjukkan pola singkatan yang menggunakan gabungan huruf dan angka dapat dilihat pada data di bawah ini. (24) bantuin ane yg masih nubitol ini gan. Thanks b4.. (Bantuin ane yang masih nubitol ini gan. Thanks before (terima kasih sebelumnya) Pada data di atas kata b4 dilafalakan menjadi before (sebelumnya). Penggunaan angka 4 (four) disebabkan karena mempunyai kemiripan bunyi dengan kata fore. Sedangkan kata be- hanya ditulis dengan huruf /b/ saja karena dalam bahasa Inggris huruf /b/ dilafalkan seperti be- dalam kata before. Berikut adalah proses pembentukannya. user (sebelumnya) b (be) + 4 (four → commit fore) →tobefore
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
b.
Akronim 1) Akronim yang berasal dari awal huruf tiap kata Akronim yang terdapat dalam Kaskus bukan hanya bentuk akronim yang dikenal masyarakat umum. Bentuk akronim ini berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang seluruhnya ditulis dengan huruf kapital. Berikut adalah contoh datanya. (25) maklum gan,sensitif kalo ada bau IGO (Maklum gan, sensitif kalau ada bau Indonesian Girls Only (perempuan Indonesia saja)) (26) mari kita berfikiran terbuka gan ! (IMHO soal "teknologi" yahudi yang kita pakai) (Mari kita berfikiran terbuka gan! (In My Humble Opinion (menurut pendapat saya) soal teknologi yahudi yang kita pakai) (27) [AFAIK]helm SMI ZIG Bluetooth-mungkin helm pertama memakai bluetooth no HOAX ([As Far As I Know] (sejauh yang saya tahu) helm SMI ZIG Bluetooth mungkin helm pertama memakai bluetooth no HOAX.) Kata IGO pada data di atas merupakan bentuk akronim dari Indonesian Girls Only. IGO dibentuk dari penggalan huruf awal dari tiap kata yang membentuknya. Kata IGO dimaksudkan untuk berbagi suatu hal tentang perempuan yang berasal dari Indonesia saja (baik itu foto, profil, prestasi, karya, dll). Sama halnya dengan IGO, IMHO yang merupakan akronim dari In My Humble Opinion dan AFAIK yang merupakan akronim dari As Far As I Know juga dibentuk dari penggalancommit huruf awal dari tiap kata yang membentuknya. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Penulisan pola akronim ini tidak disertai dengan tanda titik. Proses pembentukan pola akronim pada data di atas dapat dijabarkan sebagai berikut. I
: Indonesian
G
: Girls
O
: Only
I
: In
M
: My
H
: Humble
O
: Opinion
A
: As
F
: Far
A
: As
I
:I
K
: Know
Indonesian Girls Only
In My Humble Opinion
As Far As I Know
2) Akronim yang ditulis dengan huruf kecil Akronim ini dibentuk dengan mengekalkan salah satu bagian komponen suku kata dan menggabungkannya dengan komponen suku kata yang lain. Contoh datanya adalah sebagai berikut. (28)
mantep gan klo lagi dikejar sama maho
(mantap gan kalau lagi dikejar sama manusia homo.) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Kata maho pada data di atas dibentuk dari pengekalan suku kata pertama dua kata yang membentuknya, yaitu manusia dan homo. Suku kata pertama dari manusia adalah ma, dan suku kata pertama dari homo adalah ho, kemudian kedua suku kata pertama tersebut digabungkan menjadi maho. Contoh data lain mengenai pola akronim ini dapat dilihat pada data berikut. (29) woww...toge benerr, bening-bening... (woww...toket gede (payudara besar) bener, bening-bening...) Kata toge
pada data di atas merupakan akronim dari toket gede
(payudara besar). Proses pembentukannya adalah dengan cara mengekalkan suku kata pertama dari kata yang menbentuknya. to merupakan pengekalan suku kata pertama dari toket (payudara), dan ge merupakan pengekalan suku kata pertama dari kata gede. Kemudian kedua pengekalan suku kata pertama tersebut digabungkan menjadi toge. Proses pembentukan akronim pada data di atas dapat dijabarkan sebagai berikut. [ma]nusia → ma maho [ho]mo → ho
[to]ket → to toge [ge]de → ge commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
3.
Dilhat dari Bentuknya Bentuk register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus dilihat dari
bentuknya dapat dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan asal bahasanya dan satuan lingualnya. Berikut adalah penjelasannya. a.
Berdasarkan satuan lingual Register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus berdasarkan satuan lingualnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu kata, frasa, dan kalimat. 1) Kata Register bentuk kata dapat berupa kata tunggal dan kata kompleks. Kata tunggal merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas satuan yang lebih kecil. Berikut adalah contoh datanya. (30) ane cuma bisa lempar cendol perhari 1 cendol (Saya cuma bisa lempar reputasi baik perhari 1) (31) id ane tiba-tiba di ban sama hansip (Identitas saya tiba-tiba diblokir oleh laporan penyalahgunaan) Pada data di atas, kata cendol dan hansip merupakan bentuk kata tunggal. Di dalam Kaskus, cendol berarti reputasi baik dari seorang member. Banyaknya cendol dari seorang anggota Kaskus ditandai dengan kotak kecil berwarna hijau di bawah identitas user (pengguna Kaskus). Sedangkan kata hansip mempunyai makna laporan penyalahgunaan terhadap sebuah thread karena thread yang dibuat sudah menyalahi aturan yang telah dibuat Kaskus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
2) Frasa Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak memunyai ciri-ciri klausa, yang tidak melampaui batas subjek atau predikat dengan kata lain sifatnya tidak predikatif. Berdasarkan data yang ada, ditemukan register berbentuk frasa. Adapun contoh register yang berbentuk frasa adalah sebagai berikut. (32) gan gambarnya sih keren abis....tapi salah kamar (Gan gambarnya sih keren sekali... Tapi salah masuk forum) (33) akhir2 ini fovie koq kayak tempat sampah (momod please mampir bentar sini!) (Akhir-akhir ini fovie kok seperti tempat berbagi hal yang tidak penting (moderator tolong mampir sebentar di sini!) Dari data di atas terdapat register dari situs komunitas dunia maya Kaskus yang berupa frasa, yaitu salah kamar yang berarti salah masuk forum dan tempat sampah yang berarti tempat berbagi atau sharing mengenai halhal yang tidak penting. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam Kaskus terdapat pemakaian register yang berupa frasa. 3) Kalimat Register bentuk kalimat merupakan register yang berupa bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa. Data register yang berbentuk kalimat terdapat pada data berikut. (34) commit Nais Inpo juragan... mangstab... to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
(Nice info (info yang bagus) juragan (panggilan dalam Kaskus)... mantab...) (35) Skill Sotosop ane dewa gan !! [Cekidot gan] (Kemampuan Photoshop saya hebat gan!! (Silahkan disimak gan) Data (34) digunakan untuk mengapresiasi thread seseorang yang memberi informasi yang menarik dan bermanfaat. Sedangkan data (35) digunakan untuk memamerkan keahlian pembuat thread dalam mengedit foto atau gambar. Data di atas menunjukkan bahwa di dalam Kaskus terdapat pemakain register yang berbentuk kalimat. b.
Berdasarkan asal bahasanya Dari pengklasifikasian data yang terkumpul atau tersedia, dilihat dari asal bahasanya register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus dapat dibedakan menjadi tiga. 1) Register yang menggunakan bahasa Indonesia Register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus yang menggunakan bahasa Indonesia tersusun atas kosakata bahasa Indonesia. Berikut ini adalah contoh datanya. (36) Buat SUNDULAN Kreatif Kaskuser Disini (Buat komentar untuk mengangkat thread agar bisa dilihat kreatif kaskuser di sini.) (37) uda ane timpuk gan cek kulkas , di tunggu kirbal y . (Sudah saya timpuk (beri) gan. Lihat kulkas, ditunggu kirim balik ya.) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
(38) Kaskuser yang baik selalu meninggalkan Jejak ya kan ? (Kaskuser yang baik selalu memberikan komentar. Iya kan?) Kata sundulan, timpuk, dan meninggalkan jejak pada data di atas memiliki arti yang berbeda dari makna yang sebenarnya. Kata sundulan berarti membuat thread menjadi terangkat dan dapat dilihat. Timpuk dalam data di atas berarti memberikan sesuatu. Sedangkan meninggalkan jejak mempunyai arti memberikan komentar pada thread yang dibaca. Ketiga data di atas merupakan bentuk register yang menggunakan bahasa Indonesia. 2) Register yang menggunakan bahasa Jawa Register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus yang menggunakan bahasa Jawa tersusun atas kosakata bahasa Jawa. Berikut ini adalah contoh datanya. (39) keanehan pada si mbah!! dijamin gak repost !!! (Keanehan pada Google!! Dijamin tidak repost!!!) (40) weleh weleh edan tukang wawancaranya (Weleh-weleh gila tukang wawancaranya.) (41) Ternyata bahasa jawa itu lebih ringkas. monggo dipun simak!! (Ternyata bahasa Jawa itu lebih ringkas. Silahkan disimak) Kata si mbah, edan, dan monggo dipun simak pada data di atas merupakan contoh register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
berasal dari bahasa Jawa. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat register yang menggunakan bahasa Jawa di dalam Kaskus. 3) Register yang menggunakan bahasa Inggris Register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus yang menggunakan bahasa Inggris tersusun atas kosakata bahasa Inggris. Berikut ini adalah contoh datanya. (42) ijin bookmark gan (Izin menandai situs yang disimpan gan.) (43) mau share gan, please masukannya ya (Mau berbagi gan, tolong masukannya ya.) (44) ane bantu rate yah (Saya bantu memberi rating yah.) Data di atas merupakan contoh register di dalam Kaskus yang menggunakan bahasa Inggris. Kata bookmark mempunyai arti menandai sebuah situs yang disimpan atau dilihat. Share mempunyai arti berbagi. Dalam hal ini yang dimaksud dengan share adalah menceritakan permasalahan yang sedang dihadapi. Rate mempunyai arti memberi rating atau peringkat yang ditandai dengan jumlah bintang.
B. Kosakata Khusus Penanda Register dalam Kaskus Kosakata-kosakata khusus penanda adanya register di dalam situs komunitas dunia maya Kaskus dapat digolongkan berdasarkan keperluan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
melatarbelakangi munculnya kosakata tersebut. Kosakata khusus penanda adanya register di dalam Kaskus antara lain dapat digolongkan sebagai berikut. 1.
Menanggapi Suatu Thread Di dalam Kaskus setiap anggotanya memiliki kebebasan untuk membuat
thread (tulisan atau buah pikiran seseorang dalam sebuah forum). Setiap tulisan yang dibuat oleh Thread Starter (pembuat thread) selalu mendapat tanggapan dari anggota Kaskus lainnya. Tanggapan tersebut bisa bersifat positif maupun negatif. Dalam menanggapi thread yang ada, para anggota Kaskus mempunyai kosakata khusus untuk menyampaikan tanggapannya. Kosakata khusus tersebut dapat dilihat pada data-data di bawah ini. (45) ah yang boneng gan (Ah yang benar gan.) (46) ngejunk doang kerja lu gan.. (Membuat post yang tidak perlu saja kerja kamu gan.) (47) mana mau gan wanita di gombalin,,, nice thread ah,,, mudah2an HT (Mana mau gan wanita digombalin. Nice thread ah. Mudah-mudahan Hot Thread (thread yang banyak di-reply (diberi komentar) dan masuk di halaman depan Kaskus). (48) komeng agan2 skalian yang uda dari tekape (Komentar agan-agan sekalian yang sudah dari TKP.) (49) coba ke TKP dulu ah!! sapa tau bisa kenalan ama admin (Coba lihat ke link tempat sumber berita berasal dulu ah. Siapa tahu bisa kenalan sama admin) commit to user (50) bhs inggris dlm kehidupan kt. . . cek ke tekape
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
(Bahasa Inggris dalam kehidupan kita. Cek ke link tempat sumber berita berasal.) Kata boneng pada (45) di atas merupakan kata lain dari kata benar. Penggunaan kata boneng biasanya untuk memberikan komentar terhadap suatu hal yang diragukan kebenarannya. Seperti pada contoh data di atas yang menunjukkan bahwa yang membuat komentar meragukan thread yang ia baca. Pada data (46) terdapat kata ngejunk yang merupakan kata hibrida dari bahasa Inggris yang mendapat afiks dari bahasa Indonesia. Kata junk dalam bahasa Indonesia berarti sampah. Namun di dalam Kaskus kosakata tersebut mempunyai arti yang berbeda. Junk (nge-junk) di dalam Kaskus mempunyai arti yang ditujukan kepada pembuat post mengenai komentar yang ia berikan. Junk (nge-junk), yang dalam bahasa Indonesia berarti sampah, digunakan untuk memberi tanggapan negatif atas komentar yang dibuat, karena dianggap tidak ada kaitannya dengan thread yang dibuat. Atau dengan kata lain komentar yang dibuat dianggap seperti sampah yang tidak diperlukan lagi. Kata HT pada data (47) merupakan singkatan dari Hot Thread. Akan menjadi suatu kebanggaan bagi angota Kaskus jika thread yang mereka buat bisa menjadi Hot Thread. Hal ini disebabkan karena untuk dapat menjadi Hot Thread, pembuat thread harus bisa membuat tulisan yang berkualitas. Thread yang menjadi Hot Thread akan dimunculkan di dalam halaman depan Kaskus. Dengan muncul di halaman depan Kaskus, thread yang dibuat akan dengan mudah dilihat dan dibaca oleh semua orang yang membuka situs komunitas dunia maya Kaskus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Sedangkan kata komeng pada data (48) mempunyai arti komentar. Penggunaan kata komeng ini disebabkan karena kata komeng mempunyai kemiripan bunyi dengan kata komen (kontraksi dari kata komentar). Kosakata selanjutnya adalah TKP (data (49)). TKP merupakan singkatan dari Tempat Kejadian Perkara. Di dalam Kaskus, yang dimaksud dengan TKP adalah link (jalan pintas menuju suatu website) tempat sumber berita berasal. Penggunaan kata TKP ini dimaksudkan untuk memberitahukan kepada anggota Kaskus lainnya bahwa berita yang dituliskan di dalam thread mempunyai sumber yang jelas dan valid. Penulisan kata TKP mempunyai variasi seperti yang terlihat pada data (50). TKP tidak dituliskan sebagai suatu bentuk singkatan tetapi dengan cara menuliskan cara pelafalannya, yaitu tekape. Contoh kosakata khusus lain yang bertujuan untuk menanggapi suatu thread dapat dlihat pada data di bawah ini. (51) sundul [agi ya gan (Angkat thread lagi ya gan.) (52) keep posting gan...mantap!!! (Tetap membuat posting (tulisan) gan... Mantap!!!) Data (51) dan (52) di atas merupakan contoh lain kosakata khusus yang digunakan untuk menanggapi suatu thread. Pada data di atas terdapat kosakata sundul (51). Kata sundul di dalam Kaskus mempunyai arti membuat suatu thread menjadi terangkat ke permukaan agar bisa dilihat dan di-reply (diberi tanggapan atau komentar). Sedangkan keep posting pada data (52) ditujukan kepada pembuat thread agar tetap membuat thread lagi yang bermutu dan bermanfaat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Untuk menunjukkan bahwa thread yang dibuat merupakan thread yang bagus atau menarik, para anggota Kaskus mempunyai ciri khas dalam penyampaiannya. Data di bawah ini adalah contoh kosakata khusus yang dipakai untuk menunjukkan bahwa thread yang dibuat merupakan thread yang bagus atau menarik. (53) nice info gan, ane sih klo ngisi bensin jgn pas kepepet mau abis bgt gan. (Info yang bagus gan, saya sih kalau mengisi bensin jangan pas kepept mau habis banget gan.) (54) wah ternyata begini toh aslinya..nais inpoh (Wah ternyata begini toh aslinya, info yang bagus.) (55) Nais Inpo juragan... mangstab... (Info yang bagus juragan... Mantap...) Nice info (52) merupakan sebuah apresiasi terhadap sebuah thread yang menarik. Dalam penulisannya, nice info mempunyai beberapa variasi penulisan seperti yang dapat dilihat pada data (54) dan (55). Variasi penulisan seperti yang terdapat pada data di atas timbul karena baik nais inpoh dan nais inpo apabila dibaca mempunyai kemiripan bunyi dengan kata nice info. Variasi ini menyebabkan orang awam mengalami kesulitan dalam mengartikan kosakata tersebut. Data selanjutnya adalah contoh kosakata khusus yang digunakan untuk menunujukkan bahwa thread yang dibuat sudah pernah dibuat sebelumnya atau thread yang dibuat merupakan plagiat dari thread yang lain. Berikut adalah contoh datanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
(56) joke dari ane dijamin no repost ayo kita ngakak (Lelucon dari saya dijamin bukan thread yang diulang. Ayo kita tertawa.) Di dalam bahasa Indnesia, repost mempunyai arti mengirimkan ulang. Namun di dalam Kaskus yang dimaksud dengan repost adalah suatu komentar terhadap suatu thread yang dianggap sudah pernah atau sering dibuat oleh anggota Kaskus lainnya. Atau dengan kata lain sudah banyak yang membuat thread semacam itu. Kata repost juga mempunyai variasi penulisan. Variasi penulisannya tidak dikarenakan adanya kemiripan bunyi tetapi karena mempunyai pengucapan suku kata pertama yang sama. Contoh datanya dapat dilihat di bawah ini. (57) Hancur Bangsa kalau begini ( no repsol) (Hancur bangsa kalau begini (bukan thread yang diulang.) Repsol pada data di atas merupakan variasi penulisan dari kata repost. Repsol yang sebenarnya adalah merek sebuah produk oli mempunyai arti yang berbeda di dalam Kaskus. Repsol dan repost adalah sebuah kosakata khusus di dalam Kaskus yang mempunyai arti yang sama. Pada data (56) dan (57) di atas terdapat penambahan kata no (tidak, bukan). Penambahan kata no ini mempunyai maksud bahwa thread
yang dibuat belum pernah dibuat sebelumnya (bukan
repost). Data di bawah ini merupakan contoh lain kosakata khusus dalam Kaskus yang digunakan untuk menanggapi suatu thread. (58) ane Pertamax di thread ente gan (Saya pertama kali komentar di thread kamu gan.) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Pertamax pada data di atas merupakan suatu bentuk kosakata khusus yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan bangga karena bisa menjadi orang yang pertama kali memberikan tanggapan terhadap suatu thread. Kata pertamax merupakan bentuk lain dari kata pertama kali. Dalam penulisannya, kata kali dituliskan dengan menggunakan huruf /x/. Kata pertama dan x (kali) yang ditulis berurutan pada akhirnya berubah menjadi pertamax. Data (59) di bawah ini merupakan contoh kosakata khusus dalam di dalam Kaskus yang berfungsi untuk menyatakan bahwa suatu thread yang dibuat salah masuk ke dalam forum. Misalnya TS membuat thread tentang jual beli di forum politik. (59) gan gambarnya sih keren abis....tapi salah kamar (Gan gambarnya sih keren abis... tapi salah masuk forum.) Salah kamar pada data di atas merupakan sebuah tanggapan terhadap suatu thread yang sebenarnya menarik tetapi dalam pembuatannya TS salah memilih forum. Kosakata kamar pada data di atas mempunyai arti forum. Data selanjutnya (60) digunakan untuk memberitahukan anggota Kaskus lainnya bahwa di dalam thread terdapat sebuah link yang bukan merupakan link yang sesungguhnya. Contoh datanya dapat dilihat di bawah ini. (60) ati-ati ada jebakan batman!! (Hati-hati ada link yang menjerumuskan atau menipu (bukan link yang sebenarnya).) Jebakan batman pada data di atas merupakan sebuah istilah yang menandakan commit to anggota user adanya sebuah link yang bisa “menjebak” Kaskus. Dikatakan menjebak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
karena link yang dibuat bukan merupakan link yang sesungguhnya. Misalnya dalam penulisannya, link tersebut akan mengarahkan para pengguna Kaskus untuk masuk ke dalam situs berbagi video youtube, tetapi pada kenyataannya tidak masuk ke dalam situs tersebut melainkan masuk ke dalam situs lainnya. Data terakhir mengenai kosakata khusus untuk menanggapi suatu thread dapat dilihat pada data di bawah ini. (61) Binatang yang menggemparkan namun ternyata HOAX.. (Binatang yang menggemparkan namun ternyata berita bohong.) Dalam menanggapi suatu thread yang dianggap tidak benar atau tidak mempunyai sumber yang jelas, para anggota Kaskus akan menggunakan kosakata hoax. Dalam bahasa Indonesia hoax dapat diartikan sebagai suatu berita yang diragukan kebenarannya atau berita bohong.
2.
Panggilan atau Sapaan Di dalam Kaskus, untuk memanggil atau menyapa antarangotanya
mempunyai kekhasan tersendiri. Beberapa diantaranya sudah menjadi ciri khas dari Kaskus. Berikut akan dijabarkan beberapa kosakata khusus di dalam Kaskus yang digunakan untuk memanggil atau menyapa antaranggota Kaskus. (62) Nais Inpo juragan... mangstab... (Info yang bagus anggota Kaskus. Mantap... .) Kata juragan pada data (62) di atas merupakan sebuah panggilan antarsesama anggota Kaskus. Juragan yang merupakan panggilan khas di dalam commit to user untuk menyapa semua anggota Kaskus dan mempunyai arti „tuan‟ digunakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Kaskus tanpa perlu mengenal pangkat yang ada di dalam di dalam Kaskus. Di dalam penulisannya kata juragan juga bisa disingkat menjadi gan dan agan seperti pada data di bawah ini. (63) iya gan. jadi inget film final destination yang pertama (Iya anggota Kaskus, jadi ingat film Final Destination yang pertama.) (64) komeng agan skalian yang uda dari tekape (Komentar anggota Kaskus sekalian yang sudah dari link tempat sumber berita berasal.) Gan dan agan pada data di atas mempunyai arti yang sama dengan kata juragan di dalam memanggil sesama anggota Kaskus. Gan dan agan merupakan kontraksi atau pemendekan dari kata juragan. Selain dengan menggunakan kata juragan, gan, dan agan, dalam memanggil sesama anggota Kaskus juga bisa dengan menggunakan kata aganwati. Maksud dari aganwati adalah anggota Kaskus berjenis kelamin perempuan. Penambahan kata wati di belakang kata agan bertujuan untuk menyatakan bahwa anggota Kaskus yang dimaksud adalah perempuan. Contoh datanya dapat dilihat di bawah ini. (65)
Khususnya reputasinya Masih Abu-Abu
Buat
Agan/Aganwati
yang
(Khususnya buat angota Kaskus laki-laki/perempuan yang reputasinya masih abu-abu.) Variasi lain untuk memanggil anggota Kaskus dapat dilihat pada data data di bawah ini. (66) dah ane cek, keren bro situsnya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
(Sudah saya cek, keren anggota Kaskus laki-laki situsnya.) (67) ikut bangga nih ama sista nyang satu ini (Ikut bangga nih sama anggota Kaskus perempuan yang satu ini.) Data (66) dan (67) di atas merupakan bentuk lain dari panggilan atau sapaan sesama anggota Kaskus. Kata bro dan sista merupakan sebuah panggilan yang berasal dari bahasa Inggris. Bro merupakan bentuk pemendekan dari kata brother yang mempunyai arti „saudara laki-laki‟ dan digunakan untuk menyapa anggota Kaskus yang berjenis kelamin laki-laki sedangkan kata sista merupakan bentuk variasi penulisan dari kata sister yang mempunyai arti „saudara perempuan‟ dan digunakan untuk menyapa anggota Kaskus yang berjenis kelamin perempuan. Juragan digunakan untuk memanggil seluruh anggota Kaskus secara umum (tidak mengenal jenis kelamin). Secara khusus, untuk memanggil seluruh anggota Kaskus yang berjenis kelamin perempuan kosakata khusus yang dipakai adalah aganwati, sist, dan sista. Sedangkan untuk yang berjenis kelamin laki-laki kosakata khusus yang digunakan adalah sob dan bro. Data selanjutnya adalah bentuk panggilan untuk memanggil moderator atau administrator yang ada di dalam Kaskus. Datanya adalah sebagai berikut. (68) Sebelumnya Ane mau minta maaf nih sama Momod And Mimin karna ane Buat Thread yg tidak terlalu Penting (Sebelumnya saya mau minta maaf nih sama moderator dan administrator karena saya membuat thread yang tidak terlalu penting.) Kata momod merupakan panggilan untuk moderator di dalam Kaskus. Momod di commit to user dalam Kaskus mempunyai arti orang kepercayaan administrator yang bertugas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
mnjaga sebuah forum, sedangkan kata mimin merupakan panggilan untuk administrator Kaskus. Mimin di dalam Kaskus mempunyai arti orang yang bertugas untuk mengurusi hal-hal administrasi di dalam Kaskus. Data terakhir mengenai panggilan di dalam Kaskus adalah bentuk panggilan yang digunakan untuk memanggil diri sendiri (saya). Datanya adalah sebagai berikut. (69) Thread ane jadi gini setelah maintenis tadi (Thread saya jadi gini setelah maintenis tadi.) Kata ane pada data di atas merupakan bentuk kosakata khusus di dalam Kaskus yang digunakan untuk menggantikan kata saya. Kata ane merupakan bentuk panggilan yang berasal dari bahasa betawi. 3.
Reputasi Reputasi merupakan hal yang penting di dalam Kaskus. Reputasi yang
diperoleh dapat menunjukkan kredibilitas seorang anggota Kaskus dalam membuat sebuah thread. Berikut akan dijabarkan beberapa data tentang reputasi yang ada di dalam Kaskus. Untuk menunjukkan sebuah reputasi baik di dalam Kaskus para anggotanya memiliki kosakata khusus seperti dalam data berikut. (70) mau berapa post dulu baru bisa kasih cendol?? (Mau berapa post dulu baru bisa kasih reputasi baik?) (71) Mau dong gan di timpukin yg ijo2.. (Mau dong gan diberi reputasi baik.) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Cendol merupakan kosakata khusus yang digunakan untuk menunjukkan sebuah reputasi yang baik dari anggota Kaskus. Di dalam Kaskus reputasi yang diperoleh ditandai dengan jumlah balok yang ada di bawah identitas anggota Kaskus. Reputasi baik ditandai dengan balok berwarna hijau. Warna hijau juga menjadi kosakata khusus untuk menunjukkan reputasi baik seperti yang dapat dilihat pada data (71) di atas. Untuk menunjukkan sebuah reputasi buruk dari seorang angota Kaskus, para anggota Kaskus juga mempunyai kosakata khusus. Datanya adalah sebagai berikut. (72) wah parah bangets gw jg nubi tar di bata lage (Wah parah banget saya juga nubi, nanti diberi reputasi buruk lagi.) Bata merupakan kosakata khusus yang digunakan untuk menyatakan sebuah reputasi buruk dari seorang anggota Kaskus. Reputasi buruk ini ditandai dengan balok kecil berwarna merah di bawah identitas anggota Kaskus. Selain reputasi baik dan reputasi buruk, anggota Kaskus juga ada yang belum mempunyai reputasi. Berikut adalah data tentang anggota Kaskus yang belum mempunyai reputasi. (73) Khususnya Buat Agan/Aganwati yang Masih Abu-Abu (Khususnya buat agan/aganwati yang masih belum mempunyai reputasi.) Abu-abu merupakan kosakata khusus yang digunakan untuk menyatakan belum adanya reputasi dari seorang anggota Kaskus. Belum adanya reputasi ini ditandai dengan balok kecil berwarna abu-abu di bawah identitas anggota Kaskus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
4.
Pangkat atau Tingkatan Pangkat atau tingkatan di dalam Kaskus diperoleh berdasarkan jumlah post
(tulisan, baik itu thread atau komentar) yang dibuat. Berikut adalah data mengenai pangkat atau tingkatan di dalam Kaskus. (74) Mentang-mentang NEWBIE....ane dikerjain! (Mentang-mentang pemula di Kaskus dengan jumlah post 0-99... Saya dikerjain!) Newbie merupakan pangkat atau tingkatan terendah di dalam Kaskus. Jumlah post dari seorang nubie adalah 0 sampai 99. Newbie merupakan singkatan dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata new beginer (pendatang baru atau pemula). Variasi penulisan kata newbie dapat dilihat pada data berikut. (75) Nubie sekedar ingin share saja,, (Pemula di Kaskus dengan jumlah post 0-99 sekedar ingin share saja.) Pada data (75) di atas kata newbie dalam penulisannya divariasikan menjadi nubie. Variasi penulisan tersebut tidak mengubah arti dari kata yang sebenarnya. Pangkat atau tingkatan di dalam Kaskus setelah newbie adalah kaskuser. Jumlah post seorang kaskuser adalah 100 samapi 499. Selain sebagai tingkatan kedua di dalam Kaskus, kaskuser juga merupakan panggilan untuk anggota Kaskus (anggota Kaskus yang berpangkat newbie juga dipanggil dengan kaskuser) Berikut adalah datanya. (76) Kaskuser yang baik selalu meninggalkan Jejak ya kan ? (Pangkat setingkat di atas newbie yang baik selalu meninggalkan jejak, ya kan?) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Data berikutnya adalah tentang pangkat di dalam Kaskus yang berada satu tingkat di atas kaskuser. Berikut adalah datanya. (77) Ramalan Bintang Minggu Ini dari aktivis kaskus (Ramalan bintang minggu ini dari anggota dengan pangkat di atas kaskuser.)
Aktivis kaskus merupakan pangkat di dalam Kaskus yang memiliki jumlah post antara 500 samapai dengan 749. Pangkat selanjutnya adalah kaskus holic yang merupakan pangkat satu tingkat di atas aktivis kaskus. Berikut adalah datanya. (78) kaskus holic Ikut cerdas cermat.. (Pangkat satu tingkat di atas aktivis kaskus ikut cerdas cermat.) Kaskus holic merupakan pangkat di dalam Kaskus yang mempunyai jumlah post antara 750 sampai dengan 999. Pangkat setelah kaskus holic adalah kaskus addict. Data tentang kaskus addict adalah sebagai berikut. (79) Alhamdulillah Ane Sudah Kaskus Addict ! (Alhamdulillah saya sudah satu tingkat di atas kaskus holic.) Jumlah post dari seorang yang mempunyai pangkat kaskus addict di dalam Kaskus adalah antara 1000 sampai dengan 3999. Kaskus maniac merupakan pangkat atau tingkatan selanjutnya di dalam Kaskus. Kaskus maniac berada saur tingkat di atas kaskus addict. Berikut adalah data tentang kaskus maniac. to user (80) commit Tuker Yuk dengan ID Kaskus Maniac ane
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
(Tukar yuk dengan ID pangkat satu tingkat di atas kaskus addict.) Di dalam Kaskus, seseorang yang mempunyai pangkat kaskus maniac mempunyai jumlah post antara 4000 sampai dengan 9999. Pangkat selanjutnya adalah kaskus geek. Seorang yang berpangkat kaskus geek mempunyai jumlah post antara 10000 sampai dengan 24999. Berikut adalah contoh data tentang kaskus geek. (81) Cerita tentang kaskus GEEK (aneh) (Cerita tentang seoarang yang mempunyai pangkat di atas kaskus maniac. Aneh.) Setelah kaskus geek, pangkat selanjutnya adalah kaskus freak. Kaskus freak mempunyai jumlah post antara 25000 sampai dengan 49999. Contoh data tentang kaskus freak dapat dilihat pada data berikut. (82) Kaskus Freak Merekomendasikan Investasi Teraman Bunga 2% Perhari (Seorang berpangkat satu tingkat di atas kaskus geek merekomendasikan investasi teraman bunga 2% perhari.) Pangkat selanjutnya adalah pangkat tertinggi di dalam Kaskus. Pangkat tertinggi tersebut adalah made ini kaskus. Berikut adalah contoh datanya. (83) kalau Made In Kaskus itu Udah Biasa...Kalau yang Ini..WOW! (Kalau pangkat satu tingkat di atas kaskus freak itu sudah biasa. Kalau yang ini... wow!) Made ini kaskus merupakan pangkat tertinggi di dalam Kaskus. Jumlah post yang dimiliki oleh seseorang yang berpangkat made in kaskus adalah 50000 ke atas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Seseorang yang berpangkat made in kaskus berpeluang untuk menjadi administrator Kaskus. 5.
Koneksi dan Istilah dalam Internet Di dalam Kaskus juga ditemukan beberapa kosakata khusus yang
berhubungan dengan koneksi dan istilah-istilah dalam internet. Kosakata khusus tersebut menjadi ciri khas di dalam Kaskus. Berikut akan dijabarkan beberapa kosakata khusus di dalam Kaskus yang berhubungan dengan koneksi dan istilah dalam internet. Data di bawah ini adalah beberapa contoh kosakata khusus yang berhubungan dengan koneksi internet dalam mengakses suatu web. Berikut adalah contoh datanya. (84) kecepatan spidol ane (Kecepatan speedy (salah satu penyedia layanan internet) saya.) Kosakata spidol pada data di atas merupakan kosakata khusus yang digunakan untuk menyebut salah satu penyedia layanan internet di Indonesia, Speedy. Penggunaan kata spidol disebabkan karena suku kata pertamanya mempunyai kemiripan. Selain itu, penggunaan kata spidol juga dimaksudkan untuk ‟menyembunyikan‟ produk yang dimaksud. Hal ini disebabkan karena di dalam Kaskus banyak yang mengkritik penyedia layanan internet tersebut. Selain sebagi kosakata khusus untuk kata speedy, spidol juga bisa digunakan untuk menyampaikan sebuah keluhan terhadap produk speedy. Contoh datanya adalah sebagai berikut. commit to user (85) (ask) buka situs yg di blokir spidol??
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
((Tanya) Buka situs yang diblokir speedy dodol??) Kata spidol pada data (85) di atas merupakan sebuah keluhan terhadap penyedia layanan internet Speedy. Spidol pada data di atas merupakan bentuk akronim dari speedy dodol yang mempunyai arti layanan internet yang diberikan oleh speedy sangat lambat dan memblokir situs tertentu. Data selanjutnya adalah kosakata khusus yang digunakan untuk menyatakan sebuah koneksi internet berkecepatan tinggi. Kosakata khusus yang dimaksud adalah dengan menggunakan kata dewa. Berikuit adalah contoh datanya. (86) sudah saatnya ganti koneksi inet yang lebih dewa gan (Sudah saatnya ganti koneksi internet yang lebih berkecepatan tinggi gan.) Dewa pada data di atas merupakan kosakata khusus untuk menyatakan sebuah koneksi yang berkecepatan tinggi. Penggunaan kata dewa disebabkan karena dewa dianggap mempunyai tingkatan tertinggi. Kata dewa selain untuk menyatakan kecepatan suatu sambungan internet juga digunakan untuk menyatakan seseorang dengan kemampuan di atas rata-rata (tingkat tinggi). Kosakata khusus selanjutnya yang terdapat dalam data di bawah ini merupakan kosakata khusus tentang istilah-istilah dalam internet. Beberapa kosakata khusus pada data di bawah ini juga memasukkan istilah dalam dunia komputer. Berikut adalah contoh datanya. (87) ternyata mbah google juga bisa salah gan! commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Mbah google pada data di atas merupakan sebuah kosakata khusus untuk menyatakan sebuah „mesin penacari‟ di dalam internet, Google. Penambahan kata mbah di depan kata google disebabkan karena google dianggap seperti seorang paranormal yang mengetahui segala hal yang dicari di dalam internet. Data selanjutnya adalah tentang kosakata khusus yang digunakan untuk menyatakan suatu proses penyimpanan atau pemindahan data yang ada di dalam internet ke dalam komputer (mengunduh). (88) kagak bisa didownload gan. (Tidak bisa diunduh gan.) Download merupakan kosakata khusus dalam Kaskus yang dalam bahasa Indonesia mempunyai kesepadanan makna dengan kata mengunduh. Selain kata download, terdapat juga kosakata khusus yang mempunyai arti dan maksud yang sama dengan mengunduh. Datanya adalah sebagai berikut. (89) pas nyoba nyedot video di yutub.....eh kenceng bener....hahhaha keren bener (Pas nyoba mengunduh video di youtube... eh kenceng bener... hahaha keren bener.) Kata nyedot pada data di atas mempunyai arti dan maksud yang sama dengan kata downoad. Keduanya mempunyai kesepadanan makna dengan kata mengunduh yang berarti menyimpan atau memindahkan data dari internet ke dalam komputer. Data selanjutnya adalah data (90). Pada data (90) ditemukan kosakata khusus yang berfungsi untuk menyebut sebuah program yang digunakan untuk „menyelami‟ dunia maya. Berikut adalah contoh datanya. (90) browsernya pake apa gan? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
(Mesin pencarinya pakai apa gan?) Browse dalam bahasa Indonesia bisa mempunyai arti menyelami atau mendalami sesuatu yang dibaca, sedangkan browser adalah media atau sarana yang digunakan untuk mendalami atau membuka situs-situs di dalam internet. Kosakata khusus mengenai istilah dalam internet selanjutnya adalah kata bookmark. Contoh datanya dapat dilihat di bawah ini. (91) ijin bookmark gan (Izin menandai situs atau halaman yang akan disimpan gan.) Bookmark pada data di atas dimaksudkan untuk menandai sebuah thread yang ada di dalam Kaskus atau situs web lainnya yang akan disimpan dan dapat dilihat lagi. Situs web yang akan disimpan pada umumya berisi tentang suatu informasi yang menarik bagi para anggota Kaslus. Data (92) di bawah ini merupakan kosakata khusus yang digunakan untuk menyatakan suatu gambar identitas anggota Kaskus. Berikut adalah contoh datanya. (92) Yang bisa buat avatar masuk (Yang bisa buat gambar identitas anggota Kaskus masuk.) Avatar yang dimaksud pada di atas bukan merupakan sebuah judul film tetapi gambar identitas anggota Kaskus. Avatar diletakkan di bawah nama anggota Kaskus yang bersangkutan. Captha dan capcay merupakan kosakata khusus selanjutnya yang digunakan untuk menyatakan sebuah verifikasi yang berupa gambar yang berisi huruf, angka, atau kombinasi keduanya. Berikut adalah contoh datanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
(93) Kok captcha kaskus hari ini aneh ya... (Kok gambar verifikasi Kaskus hari ini aneh ya..) Variasi penulisan dari captha dapat dilihat pada data berikut. (94) Share (Capcay yang paling sering agan ketik) (Share (gambar verifikasi yang paling serig agan ketik.) Kedua data di atas merupakan kosakata khusus untuk menyatakan sebuah gambar verifikasi. Captha atau capcay ini akan muncul pada saat anggota Kaskus membuat sebuah post. Kosakata khusus berikut adalah kosakata khusus yang digunakan untuk meyatakan suatu keadaan ketika kaskus sedang mengalami pemeliharaan atau perbaikan server. Berikut adalah contoh datanya. (95) PENAMPAKAN ANEH KETIKA KASKUS MAINTENIS KEMARIN (Penampakan aneh ketika Kaskus mengalami pemeliharan server kemarin.) (96) Thread ane jadi gini setelah maintenis tadi (Thread saya jadi gini setelah pemelharaan server tadi.) Kedua data di atas merupakan kosakata khusus dari kosakata bahasa Inggris maintenance.
Dalam
bahasa
Indonesia
maintenance
mempunyai
arti
„pemeliharaan‟. Yang dimaksud dengan pemeliharaan di sini adalah pemeliharaan server dari Kaskus. Data selanjutnya merupakan kosakata khusus di dalam Kaskus yang digunakan untuk menyatakan sebuah program untuk mengedit foto atau gambar. Berikut adalah contoh datanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
(97) Edit Foto Bung Karno, yang jago sotosop masup. (Edit foto bung Karno, yang jago Photoshop masuk.) Sotosop pada data (97) di atas merupakan kosakata khusus untuk program komputer yang digunakan untuk mengedit foto atau gambar, Photoshop. Berikut adalah pengklasifikasian datanya. C. Gaya Bahasa Gaya bahasa ialah penggunaan kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu maksud agar membentuk pemilihan bahasa yang tepat. Gaya bahasa yang terdapat di dalam Kaskus dapat dibedakan sebagai berikut. 1. Gaya bahasa perbandingan Gaya bahasa perbandingan yaitu gaya bahasa yang dipakai untuk membandingkan sesuatu dengan yang lainnya. a. Metafora Metafora adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bukan arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan (lukisan) yang berdasarkan persamaan dan perbandingan. Berikut adalah contoh datanya. (98) Mau dong gan di timpukin yg ijo2.. (Mau dong gan ditimpukin reputasi baik.) Kata ijo pada di atas merupakan sebuah kiasan dari sebuah reputasi baik dari anggota Kaskus. Penggunaan kata ijo di dalam Kaskus disebabkan karena penanda reputasi baik dari seorang anggota Kaskus adalah dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
menggunakan balok berwarna hijau yang di letakkan di bawah identitas anggota Kaskus. b. Personifikasi Personifikasi
adalah
jenis
gaya
bahasa
perbandingan
yang
membandingkan benda mati atau yang tidak bergerak seolah-olah bernyawa. Berikut adalah contoh datanya. (99) gan kenapa avatar ane ga gerak ? CMIIW (Gan kenapa avatar saya tidak bergerak? CMIIW) Pada data di atas terdapat sebuah data tentang gaya bahasa personifikasi. Avatar yang berupa gambar dikatakan seolah-olah mempunyai nyawa dan dapat bergerak. Data di atas menunjukkan bahwa avatar yang merupakan gambar dari identitas anggota Kaskus mengalami suatu masalah dan tidak dapat bergerak. c. Asosiasi Asosiasi ialah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sejalan dengan gambaran sifatnya. Berikut adalah contoh datanya. (100) iya gan. jadi inget film final destination yang pertama (Iya gan. jadi inget film final destination yang pertama.) Gaya bahasa pada data di atas adalah asosiasi. Data di atas merupakan sebuah tanggapan berita tentang orang-orang yang selamat dari berbagai macam kecelakaan yang bisa merenggut nyawa. Hal ini kemudian dibandingkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
dengan sebuah film yang mempunyai jalan cerita yang sama dengan kejadian tersebut. Film yang dimaksud adalah Final Destination.
2.
Gaya bahasa pertentangan Gaya bahasa pertentangan terdiri dari gaya bahasa paradox dan antithesis. a. Paradoks Paradoks ialah gaya bahasa yang hanya menampakkan arti dengan obyek sebenarnya. Berikut adalah contoh datanya. (101) Trit salah copas jadi Hot THREAD (Thread salah copas jadi hot thread.) Data di atas menunjukkan adanya pertentangan yang disampaikan oleh seorang anggota Kaskus. Data di atas merupakan suatu tanggapan tentang adanya sebuah thread
yang menjadi sebuah hot thread. salah seorang
anggota Kaskus ini merasa heran karena thread yang menjadi salah satu hot thread di dalam Kaskus ini mempunyai kesalahan penulisan judul dalam pengambilan sumber berita. b. Antithesis Antitesis adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang berlawanan artinya dengan maksud sebagai penekanan pertentangan. Berikut adalah contoh datanya. (102) gan gambarnya sih keren abis....tapi salah kamar commit usersalah masuk forum.) (Gan gambarnya sih keren abis...toTapi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Data di atas merupakan sebuah tanggapan dari sebuah thread yang berisi sebuah gambar. Gambar yang ada di dalam thread tersebut merupakan gambar yang bagus. Pertentangan timbul karena gambar yang bagus tadi di letakan pada forum yang salah.
3.
Gaya bahasa sindiran Gaya bahasa sindiran adalah gaya bahasa yang bertujuan untuk memberi sindiran. Gaya bahasa sindiran di dalam Kaskus terdiri atas gaya bahasa ironi, sinisme dan sarkasme. a. Ironi Ironi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata sebaliknya dari suatu maksud dengan tujuan menyindir atau dengan kata lain bisa disebut dengan sindiran secara halus. Berikut adalah contoh datanya. (103) wah ternyata begini toh aslinya..nais inpoh (Wah ternyata begini toh aslinya. Nais inpoh.)
Kata begini toh aslinya yang terdapat pada data di atas merupakan suatu bentuk sindiran yang ditujukan kepada salah seorang penyanyi Korea. Sindiran tersebut dimaksudkan untuk menjelek-jelekkan wajah dari penyanyi tersebut. Hal ini disebabkan karena ketika tanpa menggunakan make up, wajah dari penyanyi tersebut terlihat sangat berbeda dengan pada saat ia tampil di atas panggung. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
b. Sinisme Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang secara tidak langsung (lawan kata) mengungkapkan rasa tidak suka, disampaikan secara kasar. Berikut adalah contoh datanya. (104) weleh weleh edan tukang wawancaranya (Weleh-weleh edan tukang wawancaranya.)
Pada data di atas terdapat kata edan yang merupakan sindiran terhadap seorang pewawancara yang memberi pertanyaan sesuka hatinya. Hal inilah yang membuat pembuat post mengatakan bahwa tukang wawancara tersebut edan (gila). c. Sarkasme Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang sangat kasar dengan menggunakan bahasa yang tidak sopan. Contoh datanya adalah sebagai berikut. (105) anjing Megaupload di tutup IDW jangan deh kalo bias (Anjing megaupload ditutup. IDW jangan deh kalau bisa. Data di atas merupakan sebuah bentuk gaya bahas sindiran yang sangat kasar. Penggunaan kata anjing pada data (105) di atas menunjukkan ketidaksopanan pembuat post dalam menanggapi sebuah thread yang ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
Dalam bab V dikemukakan simpulan dan saran. Simpulan memaparkan hasil penelitian tentang register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Dalam saran dipaparkan saran dari penulis yang berhubungan dengan proses penelitian yang telah diselesaikan dan kemungkinan-kemungkinan untuk penelitian selanjutnya. A. Simpulan Dari analisis yang telah dipaparkan, penulis dapat menyimpulkan: 1.
Karakteristik yang pertama dalam penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus adalah (1) pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia; (2) hibrida (antara afiks bahasa Indonesia dengan kosakata asing; dan (3) kontraksi atau pemendekan. Dalam penulisan singkatan terdapat beberapa pola singkatan, yaitu (1) singkatan yang menggunakan huruf awal kapital; (2) bentuk penggalan yang terdiri dari (a) penggalan suku kata pertama, (b) pengekalan suku terakhir, (c) pengekalan empat huruf pertama; (3) angka sebagai pengganti kata dan suku kata; (4) gabungan huruf dan angka. Ditemukan juga pola penulisan akronim sebagai berikut (1) akronim yang berasal dari huruf awal setiap kata, (2) akronim yang ditulis dengan huruf kecil. Dilihat dari bentuknya register dalam Kaskus digolongkan
menjadi (1) berdasar satuan lingualnya dibedakan menjadi commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
(a) kata, (b) frasa, dan (c) kalimat; (2) berdasar asal bahasanya dibedakan menjadi (a) register yang menggunakan bahasa Indonesia, (b) register yang menggunakan bahasa Jawa, dan (c) register yang menggunakan bahasa Inggris. 2.
Kosakata khusus penanda register dapat digolongkan menjadi (1) menanggapi suatu thread; (2) panggilan atau sapaan; (3) reputasi; (4) pangkat atau tingkatan; (5) koneksi dan istilah dalam internet.
3.
Dalam penggunaan gaya bahasa ditemukan gaya bahasa (1) perbandingan yang dibagi menjadi (a) metafora, (b) personifikasi, dan (c) asosiasi; (2) pertentangan yang dibagi menjadi (a) paradoks, dan (b) antitesis; (3) sindiran yang dibagi menjadi (a) ironi, (b) sinisme, dan (c) sarkasme.
B. Saran Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan dan waktu dalam menyusun penelitian ini. Untuk itu, penulis sangat berharap kepada peneliti lain agar mengkaji lebih dalam hal yang berkaitan dengan bahasa yang ada di dalam situs komunitas dunia maya khususnya Kaskus. Berdasarkan hasil analisis serta simpulan, penulis menyarankan kepada para peneliti lanjutan dan pengguna Kaskus sebagai berikut. 1.
Penelitian bahasa dalam situs komunitas dunia maya tidak hanya dapat diteliti dengan
tinjauan
sosiolinguistik,
tetapi
sangat
dimungkinkan
untuk
dikembangkan ke dalam penelitian lainnya seperti pragmatik maupun wacana. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89 88
2.
Fenomena kebahasaan berupa register dalam situs komunitas dunia maya tidak hanya terdapat dalam Kaskus, tetapi masih banyak situs komunitas lain yang mempunyai karakteristik tersendiri untuk dibahas. Untuk itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengkaji fenomena kebahasaan pada situs komunitas lain yang lebih menarik untuk diteliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chaer dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Abdul Chaer. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Anita Maharani Kairana. 2007. Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Rakom Taksi Koperasi Sopir Transportasi (Kosti) Solo: Pendekatan Sosioloinguistik. Skripsi. Surakarta: Jurusan Sastra Indonesia FSSR UNS. Chaedar Alwasilah. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa. Dwi Purnanto. 2002. Register Pialang Kendaran Bermotor. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Edi Subroto. 2007 . Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press. Endah Fatmaningsih. 2003. Register Reporter Sepakbola. Skripsi. Surakarta: Jurusan Sastra Indonesia FSSR UNS. Gorys Keraf. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah. Halliday, M.A.K., 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Harimurti Kridalaksana. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. _____________. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. _____________. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rohmadi. 2006. Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kushartanti. “Bahasa Indonesia Baku dan Tak Baku pada Percakapan Anak Jakarta” dalam Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia. 2006. Jakarta: tahun ke 24 Nomor 1, 2-4. Lani Sidharta. 1996. INTERNET: Informasi Bebas Hambatan 1. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. commit to user Mansoer Pateda. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.
90
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Miftah Nugroho. 2000. Register Chatting dalam Internet. Skripsi. Surakarta: Jurusan Sastra Indonesia FSSR UNS. Nababan, P.W.J.. 1993. Sosiolinguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Ramlan, M. 2001. Sintaksis. Yogyakarta. CV. Karyono. Sudaryanto. 1985. Aneka Jenis Metode Linguistik: Tinjauan Selayang. Yogyakarta: Masyarakat Lingustik Indonesia Komisariat Universitas Gadjah Mada. __________. 1992. Metode Linguistik ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. __________. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Jakarta: Duta Wacana University Press Sumarsono. 2008. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suwito. 1991. Sosiolinguistik. Surakarta: UNS Press. Tri Mastoyo Jati Kesuma. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Penerbit Carasvatibooks. Verhaar, J.W.M. 2001. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wahyu Nurchayatun. 2001. Ragam Bahasa Indonesia dalam Rubrik Ah Tenane pada Harian Solo Pos. Skripsi. Surakarta: Jurusan Sastra Indonesia FSSR UNS. Wening Damayanti. 2005. Register Komunitas Musik pada Beberapa Restauran dan Hotel Berbintang di Kodya Surakarta. Skripsi. Surakarta: Jurusan Sastra Indonesia FSSR UNS.
Sumber Internet Robbi Hendriyanto. Sembilan Pola Singkatan dan Akronim dalam Media Chatting maupun SMS. (diakses tanggal 13 Mei 2011, pukul 09.30).
commit to user