RANCANGAN ALAT KONTROL KINCIR AIR ALTERNATIF SEBAGAI PENYUPLAI KANDUNGAN OKSIGEN PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN LELE Panji Jaya Seta1) ,Didik Notosudjono2) ,Dede Suhendi3) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor, Jl. Pakuan, Bogor 16143 Email :
[email protected] ABSTRAK Pembuatan alat ini untuk mempermudah pekerjaan pembudidaya ikan lele dalam mengoperasikan kincir air pada saat malam hari dengan pengaplikasian kincir air yang berbasis mikrokontroller ATMega16 dengan menggunakan timer sebagai sistem yang otomatis untuk mengontrol waktu hidup dan waktu mati kincir air dan menyjaga tingkat kelarutan oksigen dalam kolam pembenihan ikan lele pada malam hari saat fitoplonkton tidak bisa berfotosintesa yang efisien serta hemat energi dan dapat meningkatkan hasil pembenihan ikan lele yang lebih baik. Dalam pembuatan kontrol kincir air ini dibuat perangkat yang mendukung seperti hardware dan software. Hardware di antaranya yaitu catu daya 12 volt DC, pengolahan data dan perangkat kontrol berupa sistem minimum ATMega16, tombol setting, driver relay dan juga LCD monitor dan software yang dipergunakan yaitu Bascom-AVR dan downloader AVR-OSPII. Kontrol kincir air dapat bekerja mulai dari proses setting waktu, proses setting kincir air ON dan proses setting kincir air OFF. Semua akan berjalan secara otomatis setelah setting waktu telah ditentukan. Kincir air dapat bekerja apabila driver relay mendapat logika 1 dari output mikrokontroller yang menyjadi input untuk driver relay. Driver relay akan menghidupkan motor DC dengan kecepatan rata-rata 90,4 rpm untuk memutarkan kincir air yang akan menyuplaikan kandungan oksigen pada kolam pembenihan ikan lele.
Kata- kata kunci : Kontrol kincir air, mikrokontroller ATMega16, timer
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air merupakan tempat hidup dan berkembang biak bagi ikan. Kualitas air yang baik dalam kolam dapat meningkatkan produksi ikan dalam proses budidaya pada pembenihan ikan terutama benih ikan lele. Air murni mengandung gas nitrogen, oksigen dan lainlain. Kelarutan oksigen merupakan faktor kritis dalam budidaya pembenihan ikan lele
dan menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam proses meningkatkan kualitas serta kuantitas pembenihan ikan lele. Tingkat kelarutan oksigen dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dari organisme yang ada di dalam air tersebut. Apabila organisme tersebut berupa fitoplankton dan tanaman air tersebut menghasilkan oksigen sebagai proses fotosintesa. Sedangkan pada malam hari fotosintesa berhenti dan proses respirasi oleh
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Page 1
fitoplankton akan menggunakan dalam jumlah besar.[5]
oksigen
1.2 Maksud Dan Tujuan Penulisan Pembuatan kontrol kincir air bertujuan untuk mempermudah pekerjaan pembudidaya ikan lele dalam mengoperasikan kincir air pada saat malam hari dengan pengaplikasian kincir air yang berbasis mikrokontroller ATMega16 dengan timer sebagai sistem yang otomatis dan menyjaga tingkat kelarutan oksigen dalam pembenihan ikan lele pada malam hari saat fitoplonkton tidak bisa berfotosintesa yang efisien serta hemat energi dan dapat meningkatkan hasil pembenihan ikan lele yang lebih baik.
Oksigen dapat larut dalam air melalui proses difusi atau persinggungan dengan udara. Beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya oksigen terlarut adalah pergerakan permukaan air, suhu, tekanan udara, salinitas, dan tanaman air.[9] 2.3 Sistem Aerasi Penambahan udara dalam air diperlukan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air. Penambahan udara ini dapat dilakukan dengan menggunakan kincir air. Salah satu cara meningkatkan kontak dengan air yaitu dengan peralatan mekanis yang berfungsi untuk meningkatkan nilai oksigen yang masuk dalam air.[5] Fungsi kincir air antara lain :
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akuakultur Akuakultur adalah suatukegiatan budidaya organisme akuatik, seperti ikan, moluska dan tanaman air. Dalam proses budidaya sangat dipengaruhi oleh manusia yang mengatur proses budidaya.[10] Faktor terpenting bagi kehidupan akuatik yaitu kandungan oksigen dalam air yang digunakan untuk pembudidayaan organisme tersebut. Kualitas air ditentukan oleh banyak faktor, antara lain faktor biologi, fisika dan kimia.[5] Kebutuhan oksigen pada biota air mempunyai dua aspek kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang bergantung pada kebutuhan metabolisme.[4] 2.2
Oksigen Terlarut
Kelarutan oksigen merupakan faktor kritis budidaya ikan secara intensif. Tingkat keberhasilan atau kegagalan usaha budidaya sering dipengaruhi oleh kemampuan pembudidaya untuk mengatasi masalah kelarutan oksigen yang rendah.[5]
1) Menambah oksigen secara langsung ke dalam air . 2) Mensirkulasi atau mencampur lapisa atas air atau permukaan air dengan dasar air untuk memastikan kandungan oksigen di dalam air benar-benar merata. 3) Memindahkan air yang telah teraerasi dengan cepat kearea sekelilignya sehingga belum teraerasi dapat teraerasi. 4) Dengan lapisan sedimen organik di dalam kolam, akan menciptakan permukaan yang teroksidasi gas-gas dan cairan beracun seperti hidrogen sulfida dan amonia tidak dapat masuk air. 2.4 Catu Daya Catu daya pada pembuatan kontrol kincir air sebagai penyuplai kandungan oksigen ini mengacu pada catu daya teregulasi. Catu daya teregulasi adalah catu daya yang dapat menghasilkan keluaran yang nilai atau harga tegangannya senantiasa selalu tetap setiap saat sesuai dengan yang diharapkan.[13] Catu daya yang digunakan dalam bentuk IC regulator yaitu IC regulator tegangan tetap. IC regulator yang popular pada saat ini adalah keluarga 78xx. Gambar.1. menunjukan rangkaian catu daya teregurasi tegangan positif.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Page 2
2.7
Gambar 1: Catu Daya Teregurasi Tegangan Positip Sumber : Sri Anggana, 2012
2.5
Push Button
Push button merupakan saklar yang dioperasikan secara manual. Ada dua macam push button, yaitu push button NO (Normaly Open) dan push button NC (Normaly Close). Bentuk fisik dari push button dapat dilihat pada gambar 2 berikut :
Mikrokontroller ATMega16
Mikrokontroller ATMega16 merupakan bagian utama dari sistem kontrol, mikrokontroller ini merupakan jenis mikrokontroller jenis AVR. Mikrokontroller jenis ini dipilih karena mikrokontroller ATMega16 memiliki 32 port I/O yang dibagi menyjadi 4 port yaitu port A, port B, port C, port D yang dapat difungsikan sebagai I/O sistem. Proses pengisian (downloading) program yang mudah karena memiliki fasilitas in-system programming (ISP) yang sudah terdapat didalam ATMega16. 5 pin yaitu, MOSI, MISO, SCK, Reset dan Grond digunakan untuk memprogram ATMega16.[14] Pada gambar 4 konfigurasi fungsi kaki pin ATMega16.
Gambar 2 : Bentuk Fisik Push Button Sumber : http://proto-pic.co.uk/momentary-push-butto switch-12mm-square/
2.6
Relay
Relay adalah sebuah piranti elektromekanik yang dioperasikan dengan berdasarkan variasi masukan, untuk mengontrol piranti-piranti lain yang dihubungkan pada keluaran relay. Relay. Pada rangkaian ini menggunakan relay HKE HRS4H-S-DC5V. Bentuk fisik relay dapat dilihat pada gambar 3 berikut :
Gambar 3: Bentuk Fisik Relay Sumber : http://octopart.com/hrs4-s-dc12v-multicomp5399273
Gambar 4: Konfigurasi Fungsi Kaki Pin ATMega16 Sumber : www.AtmelCorporation.com
2.8
KIT DI-Super Smart AVR16
DI-Super Smart AVR16 atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroller dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. DI-Super Smart AVR16 adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega16. DI-Super Smart AVR16 memiliki 32 pin input/output yang mana tiap pin dibagi menyjadi port-port diantaranya port A,B,C dan D. Tersedia array LED pada port
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Page 3
C, dan push-on pada port D.2 dan port D.3 sehingga cocok untuk latihan atau pengecekan program. Menggunakan crystal osilator 110592000 Hz dengan error 0% pada saat komunikasi serial, terintegrasi rangkaian downloader ISP yang dapat diakses via port USB, jack power, dan tombol reset. DI-Super Smart AVR16 mampu men-support mikrokontroller dan dapat dikoneksikan langsung dengan komputer menggunakan kabel USB. Berikut gambar 5 adalah bentuk fisik dari DI-Super Smart AVR16.
Gambar 6: Bentuk Fisik LCD monitor Sumber :http://www.gravitech.us/16gronligrch.html
2.10 Motor DC (Direct Current atau arus searah) Motor DC adalah peralatan elektronika dasar yang berfungsi untuk mengubah tegangan listrik menyjadi tegangan mekanik. Motor DC berputar dikarenakan terdapat interaksi antara medan magnet permanen dengan gaya yang bekerja pada lilitan (kumparan) karena arus yang mengalir pada lilitan tersebut. Motor berputar karena antara magnet permanen dengan gaya yang timbul pada kumparan akan saling tarik-menarik dan saling tolak-menolak pada masing-masing kutub. Gambar.7 menunjukan proses putaran motor DC.
Gambar 5: Bentuk Fisik DI-Super Smart AVR16 Sumber : Author
2.9
LCD (Liquid Crystal Display)
Untuk menampilkan karakter (display) yang diperlukan dalam suatu sistem seperti jumlah suatu variabel, tampilan indikator kejadian, atau bisa juga untuk eksitasi. Jumlah karakter yang dapat ditampilkan adalah 32 karakter dalam 2 baris x 16 kolom. Koneksi pengendalian yang digunakan adalah 4 bit data interface. Dilengkapi dengan pengendali contrast dan brightness. Dapat langsung dihubangkan dengan mikrokontroller ATMega16[2]. Bentuk fisik LCD dapat dilihat pada gambar 6 berikut:
Gambar 7 : Proses Putaran Motor DC Sumber : http://elektronika-dasar.com/teorielektronika/prinsip-kerja-motor-dc/
Motor DC memerlukan suplai tegangan searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor DC disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar pada medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubahubah arah pada setiap setengan putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa tegangan gelombang yang mempunyai
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Page 4
nilai positif menggunakan komutator. Dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas diantara kutub-kutub magnet permanen. Gambar 8 menunjukan motor DC sederhana dan juga bagian-bagian dari motor DC.
1) IF...THEN Dengan pernyataan If...Then, kita dapat mengetes kondisi tertentu, kemudian menentukan tindakan yang sesuai dengan kondisi yang diinginkan. 2) SELECT...CASE Perintah Select...Case akan mengeksekusi beberapa blok pernyataan tergantung pada nilai variabelnya. 3) WHILE...WEND Perintah While...Wend akan mengeksekusi sebuah pernyataan secara berulang ketika masih menemukan kondisi yang sama. 4) EXIT Perintah Exit digunakan untuk keluar secara langsung dari blok program For...Next, Do...Loop, Sub...Endsub, While...Wend.
Gambar 8 : Motor DC Sederhana Sumber : http://elektronika-dasar.com/teorielektronika/prinsip-kerja-motor-dc/
Catu tegangan DC dari baterai menuju kelilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar 8 disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar di antara medan magnet.[7]
5) GOSUB Dengan Gosub, program akan melompat ke sebuah label dan akan menjalankan program yang ada dalam subrutin sampai menemui perintah Return. Perintah Return akan mengembalikan program ke titik setelah Gosub. 6) GOTO Perintah Goto digunakan untuk melakuakn percabangan.
2.11 Bascom-AVR 2.11.2 Bascom-AVR adalah program Basic compiler berbasis windows untuk mikrokontroller keluarga AVR seperti ATMega8535, ATMega16, dan yang lainnya. Bascom-AVR merupakan pemrograman dengan bahasa tingkat tinggi Basic yang dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS elektronik.[2] 2.11.1
Kontrol program
Bascom menyediakan beberapa kontrol program yang sering digunakan untuk menguji sebuah kondisi, perulangan, dan pertimbangan sebuah keputusan berikut adalah beberapa kontrol program yang sering digunakan dalam pemrograman dengan Bascom.[2]
Operasi dalam Bascom
Pada bagian ini dibahas tentang cara menggabungkan, memodifikasi, membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan menggunakan operator-operator yang tersedia di Bascom dan bagaimana sebuah pernyataan terbentuk dan dihasilkan dari operator-operator berikut : 1) Operator Aritmatika Operasi aritmatika digunakan dalam perhitungan meliputi tambah (+), kurang (-), bagi (/), dan kali (*).
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Page 5
2) Operator Relasi Operasi relasi berfungsi membandingkan nilai sebuah angka meliputi sama dengan (=), tidak sama dengan (< >), lebih kecil dari (<), lebih besar dari (>), lebih kecil atau sama dengan (<=), lebih besar atau sama dengan (>=) 3)
Untuk lebih jelas, perhatikan skema blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 9 sebagai berikut :
Operator Logika
Operasi logika digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan operasi bolean (AND, OR, NOT, dan XOR). 4) Operator Fungsi Operasi fungsi digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.
Gambar 9: Blok Diagram Sistem Perencanaan
2.12 Software Downloader (AVR-OSPII)
3.2
Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroller digunakan software AVR-OSPII. Tampilannya seperti gambar 2.9 sebagai berikut ini :
3.2.1 Catu Daya 12 Volt DC
Gambar 2.9: Software Downloader (AVROSPII) Sumber : Author
3.
PEMBAHASAN
Sumber : Author
Perancangan Perangkat Keras (Hardware)
Catu daya 12 volt DC merupakan rangkaian yang menyediakan catu daya untuk setiap komponen pada setiap rangkaian. kontrol kincir air ini terdiri dari beberapa komponenkomponen elektronik yang membutuhkan catu daya yang stabil. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 10. sebagai berikut :
Gambar 10. : Skema Rangkaian Catu Daya Sumber : Author
3.2.2 Perangkat Kontrol dan Pengolahan Data
3.1 Umum Kontrol Kincir Air Alternatif Sebagai Penyuplai Kandungan Oksigen Pada Kolam Pembenihan Ikan Lele ini dibuat dengan dua bagian pokok perangkat yaitu perangkat lunak (software ) dan perangkat keras (hardware ).
Perangkat Kontrol dan Pengolahan Data pada alat ini adalah berupa sistem minimum mikrokontroller AVR ATMega16. skema rangkaian sistem minimum mikrokontroller adalah seperti terlihat pada gambar 11 sebagai berikut :
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Page 6
3.2.5
Driver Relay
Relay berfungsi sebagai pemutus dan penyambung tegangan sumber yang menuju ke motor penggerak kincir air. skema rangkaian driver relay dapat dilihat pada gambar 14 sebagai berikut :
Gambar 11: Skema Rangkaian Sismin Mikrokontroller ATMega16 Sumber : Author
3.2.3 LCD Monitor LCD monitor berfungsi untuk menampilkan setting waktu (jam, menit dan detik) saat kincir hidup atau mati. Skema rangkaian LCD monitor seperti terlihat pada gambar 12 berikut ini :
Gambar 14 : Skema Rangkaian Driver Relay Sumber : Author
3.3 Perancangan Perangkat Lunak (Software) Program kontrol kincir air alternatip sebagai penyuplai kandungan oksigen pada kolam pembenihan ikan lele secara garis besar dapat digambarkan dalam diagram alir pada gambar 15. sebagai berikut:
Gambar 12. : Skema Rangkain LCD monitor 16x2 karakter. Sumber : Author
3.2.4
Tombol Setting
Tombol Setting berfungsi untuk memasukan data setting berupa jam dan menit kincir akan menyala dan mati. Gambar 13.berikut ini merupakan skema rangkaian tombol setting.
Gambar 13 : Skema Rangkaian Tombol Setting
Gambar 15: Diagram Alir Program Utama
Sumber : Author
Sumber : Author
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Page 7
4
PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1
Hasil Pengujian Dan Pembahasan Alat
4.1.1 Catu Daya Rangkaian catu daya yang dipergunakan menghasilkan tegangan 12 volt, untuk mendapatkan tegangan yang stabil sesuai dengan yang diinginkan, maka digunakan IC regulator tegangan IC LM7812 yang dilengkapi dengan transistor daya 2N2955 yang digunakan untuk menghasilkan tegangan sebesar 12 volt DC. Gambar 16. berikut ini menunjukan rangkaian pengambilan data pengujian catu daya 12 volt dan transistor 2N2955 dan tabel 4.1 merupakan hasil dari pengujian.
4.1.2 Driver Relay Rangkaian driver relay dirancang mengunakan relay DC 5 volt. Apabila rangkaian mendapat logika 1 (high), maka kontak NO di dalam relay akan terhubung. Sedangkan apabila rangkaian mendapat logika 0 (low), kontak NO di dalam relay akan terputus. Untuk mengontrol relay digunakan rangkaian driver. Hasil dari pengujian driver relay ditunjukan pada tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 : Hasil Pengujian Rangkaian Driver Relay
Gambar 16 : Rangkaian Pengujian Catu Daya 12 volt Sumber : Author
Setelah melakukan pengujian dengan menggunakan multimeter sehingga didapatkan hasil pengujian catu daya 12 volt. Tabel 1 menunjukan hasil pengujian sebagai berikut : Tabel 4.1 : Hasil Pengujian Catu Daya 12 volt
Sumber : Author
4.1.3 Tombol Setting Dari pengujian tombol setting, didapatkan hasil yang memuaskan. Hal ini dikarenakan semua tombol berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Adapun uraian fungsi masingmasing tombol adalah seperti pada tabel 4.3 sebagai berikut : Tabel 4.3 : Hasil Pengujian Fungsi Tombol
Sumber : Author
Sumber : Author
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Page 8
4.1.4
Pengujian Alat
Pengujian alat ini berfungsi untuk mengetahui waktu pada alat untuk mengetahui selisih waktu kincir hidup dan waktu kincir mati. Tabel 4.4 menunjukan hasil yang di dapat dari percobaan sebagai berikut : Tabel 4.4 : Hasil Pengujian Kesesuaian Waktu Setting Kincir Dengan Unjuk Kerja Kincir Saat Hidup Dan Mati
terlarut dalam air pada saat malam hari dapat terjaga sehingga tingkat kematian pada benih ikan lele dapat berkurang dan kerja dari kincir air yang otomatis dapat meningkatkan efesiensi kerja para pembudidaya dan dapat meningkatkan benih ikan lele yang lebih baik. 5
KESIMPULAN
Dalam pembuatan kontrol kincir air sebagai piranti suplai kandungan oksigen pada kolam pembenihan ikan lele, maka didapat kesimpulan :
Sumber : Author
Ada satu perbedaan yang terjadi pada alat saat percobaan pengambilan data antara kesesuaian waktu pada alat dengan unjuk kerja saat kincir hidup dan mati. Perbedaan tersebut tidaklah begitu signifikan karena perbedaan hanya 1 detik saat mematikan kincir air. 4.1.5 Pengujian Kincir Air Pengujian kincir air ini berfungsi untuk mengetahui kerja dari putaran kincir air pada saat bekerja dengan menggunakan tachometer maka diperoleh seperti pada tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 : Hasil Pengujian Putaran Kincir Air
1) Alat dapat bekerja mulai dari proses setting waktu, proses setting kincir air ON dan proses setting kincir air OFF. Semua akan berjalan secara otomatis setelah setting waktu ditentukan. 2) Nilai Vout rata-rata yang dihasilkan dari catu daya 12 volt DC adalah sebesar 11,9 volt yang digunakan untuk menycatu kontrol kincir air 3) Kincir air dapat bekerja apabila driver relay mendapat logika 1 dari output mikrokontroller yang menjadi input untuk driver relay. Driver relay akan menghidupkan motor DC dengan kecepatan rata-rata 90,4 rpm untuk memutarkan kincir air. 4) Ketersediaan oksigen terlarut dalam air pada saat malam hari dapat terjaga sehingga tingkat kematian benih ikan lele dapat berkurang dan kerja dari kincir air yang otomatis dapat meningkatkan efesiensi kerja para pembudidaya dan dapat meningkatkan benih ikan lele yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Author
Nilai rata-rata putaran kincir air = ( 87+89+93+91+92)
= 90,4 rpm 5 Dengan menambahkan oksigen terlarut dalam air melalui kincir air ketersediaan oksigen
[1] Adnan, I, F, 2003 “Pengaruh Jumlah Lubang, Bentuk Pedal, dan Posisi Pemasangan Pedal pada Aerator Tipe Kincir terhadap Daya, Diameter Semburan, dan Luas Penutupan”. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Page 9
[2] Afrie, 2011 “20 Aplikasi Mikrokontroller ATMega8535 dan ATMega16”, Andi Offset, Yogyakarta.
Akhir. Universitas Negera Yogyakarta, Yogyakarta. Informatika, Bandung. Tugas Akhir, tidak dipublikasikan
[3] Alam, 2012 ”Prosesing Station Berbasis Mikrokontroller ATMega8”, Proyek Akhir, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, tidak dipublikasikan.
[13] Sunomo, 1996 “Elektronika II”, FPTK IKIP Yogyakarta, Yogyakarta. Informatika, Bandung. Tugas Akhir, tidak dipublikasikan
[4] Asmawi, S., 1986 “Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba”,PT.Gramedia. Jakarta, Jakarta.
[14] Syahrul, 2012 “Mikrokontroller AVR ATMega8535”, Informatika, Bandung. Tugas Akhir, tidak dipublikasikan.
[5] Boyd, C.E., 1990 “Water Quality in Ponds for Aquaculture”, Birmingham publishing Co, Birmingham, Albama.
[17] http://proto-pic.co.uk/momentary-push button-switch-12mm-square/
[6] Efendi,H., 2003 “Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan”, Kanisius, Yogyakarta.
[19]
[email protected]
[7] Hamzah, B., 1991 “Teknik Tenaga Listrik Dasar”, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Yogyakarta. Informatika, Bandung. Tugas Akhir, tidak dipublikasikan [8] Henderson, Sellers B & Marland HR,1987 Decaying Lakes : “The Origins and control of cultural eutrophication john wiley and sous ltd”, Great Britain,. [9] Lesmana, D. S dan Dermawan, 2001 “Budidaya Ikan Hias Air Tawar Popular”. Penebar Swadaya. Jakarta,. [10] Lucas, J. S., & Paul, C. S. 2005 “Aquaculture Farming aquatic Animals and Plants”. Blackwell Publishing.Brisbane. Australia. [11] M, Fahrudin, 2011 “Rancang Bangun Sistem Aerator Dengan Mengunakan Energi Surya” Skripsi. Fakultas Teknologi Perikanan, institute Pertanian Bogor, Bogor. Informatika, Bandung. Tugas Akhir, tidak dipublikasikan
[18] http://octopart.com/hrs4-s-dc12vmulticomp-5399273 [20] www.AtmelCorporation.com [21] http://elektronika-dasar.com/teori-
elektronika/prinsip-kerja-motor-dc/ [22] http://elektronika-dasar.com/teorielektronika/prinsip-kerja-motor-dc/ Riwayat Penulis 1) Panji Jaya Seta, Alumni Teknik Tenaga Listrik Lulusan Tahun 2013 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas - Pakuan Bogor. 2) Prof. DR. Ir. H. Didik Notosudjono, M. Sc,. Guru Besar Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan. 3) Dede Suhendi, Ir., MT. Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan.
[12] Sri Anggana, A., 2012 “Kincir Air Alternatif Dengan Timer Sebagai Penyuplai Kandungan Oksigen (Dissolved Oxygen) Pada Kolam Pembenihan Lele Berbasis Mikrokontroller ATMega8”, Proyek
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Page 10