JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
1
Rancang Bangun Network Mapping Sistem Monitoring Jaringan V. Bima Anong Dian Hutama, Achmad Affandi, dan Eko Setijadi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected]
Abstrak—Jaringan yang semakin berkembang membutuhkan adanya suatu manajemen. Fault, configuration, accounting, performance, security (FCAPS) adalah model untuk manajemen jaringan. Network Management System (NMS) merupakan implementasi dari model FCAPS dimana standar yang dapat digunakan yaitu Simple Network Management Protocol (SNMP). Tugas akhir ini merancang suatu sistem pemetaan jaringan pada NMS dimana berfungsi sebagai Manajemen Performansi. Sistem pemetaan jaringan ini bersifat otomatis menggunakan SNMP dan arsitektur Web. Proses pemetaan jaringan akan mendeteksi perangkat jaringan secara otomatis. Proses ini akan menghasilkan informasi dalam bentuk JSON sehingga visualisasi peta dapat dibentuk. Hasil dari availability suatu perangkat pun dapat diketahui. Hasil dari pengujian yang dilakukan perbandingan dengan aplikasi The Dude dimana sistem yang dirancang memiliki keunggulan dalam waktu. Sistem yang dirancang juga dapat mengatur perangkat yang dapat dimanajemen dan memiliki arsitektur Web. Selain itu sistem juga menampilkan availability pada setiap perangkat dalam jaringan. Kata Kunci— Arbor, Availability, FCAPS, MIB, NMS, Peta Jaringan.
I. PENDAHULUAN
T
eknologi informasi dari waktu ke waktu berkembang sangat cepat. Hal itu berbanding lurus dengan kompleksitas jaringan. Jaringan yang semakin kompleks mengakibatkan rumitnya monitoring dan manajemen suatu jaringan. Karena rumitnya monitoring ini, maka banyak masalah yang muncul dikarenakan kestabilan operasional dari jaringan tidak dapat diketahui secara langsung. Salah satu penelitian laboratorium yaitu monitor jaringan. Dalam menciptakan monitoring yang dapat bekerja secara efisien, maka dibentuklah Network Management System (NMS). Simple Network Management Protocol (SNMP) sering digunakan pada NMS yang akan mengakses Management Information Base (MIB). Administrator jaringan mengalami kesulitan ketika dihadapkan ke jaringan yang belum dikenalnya. Administrator jaringan akan menghadapi bentuk jaringan dalam bentuk dokumentasi yang tidak real time mengenai hubungan antar simpul pada jaringan atau akan mendapat informasi berupa teks pada alat. Untuk urusan dokumentasi, tidak jarang Administrator jaringan membuat secara manual. Salah satu NMS populer yang berbasis Web yaitu Cacti Traffic Grapher (Cacti) yang dapat menampilkan dalam bentuk grafik. Cacti memang banyak digunakan untuk mengamati keadaan jaringan, namun Cacti tidak bisa
melakukan monitoring dengan menampilkan penelusuran jaringan / peta jaringan. Alat yang digunakan dalam penentuan topologi jaringan sudah banyak dikenal seperti Internet Control Message Protocol (ICMP) dan traceroute. Alat yang digunakan itu memiliki kekurangan. ICMP sangat mudah diimplementasikan, namun hanya bisa mendeteksi perangkat dan tidak bisa menentukan rute. Traceroute hanya melihat rute pada topologi layer 3 (router) dan tidak bisa melihat perangkat lain [1]. Perangkat lunak untuk membuat peta jaringan secara otomatis seperti TheDude menawarkan bentuk monitoring dengan peta. Peta yang ditawarkan oleh The Dude masih dirasa kurang, karena The Dude bukan perangkat lunak yang berbasis Web. Teknologi manajemen jaringan yang ada sekarang semua dilakukan berbasis Web karena mempermudah dalam melakukan manajemen jaringan. Selain itu The Dude menawarkan pemetaan jaringan yang tidak murni secara otomatis karena diperlukan pemindaian alamat jaringan. SNMP yang menggunakan User Datagram Protocol (UDP) dapat digunakan untuk dilakukannya pemetaan jaringan. Beberapa informasi MIB yang terdapat pada perangkat digunakan untuk menghasilkan pencarian simpulsimpul dan hubungan yang terdapat pada jaringan. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan dan pembuatan aplikasi peta jaringan yang dapat bekerja secara otomatis dengan memanfaatkan SNMP. Peta jaringan ini diharapkan dapat membantu peran seorang administrator jaringan dalam mengetahui hubungan antar perangkat di dalam jaringan. Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah perancangan algoritma dalam penentuan metode pembuatan peta menggunakan protocol SNMP. Perancangan ini dibuat dengan menampilkan peta jaringan beserta informasi availability secara otomatis berbasis Web. Parameter yang diamati pada router dan komputer adalah alamat IP, tipe agen, deskripsi agen, dan status agen. Router dan komputer terhubung dalam jaringan di dalam Local Area Network (LAN). Peta yang ditampilkan akan berupa simpul dan alamat IP dari simpul. Tujuan yang ingin dicapai dari Tugas Akhir ini adalah merancang algoritma dalam penentuan metode pembuatan peta dan menampilkan peta jaringan secara otomatis beserta informasi availability berbasis Web. Perangkat lunak yang dihasilkan mampu dijalankan pada sistem manajemen jaringan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 Pada paper ini akan diuraikan menjadi beberapa bagian. Pada bagian II dijelaskan mengenai uraian teknis NMS dan mendiskusikan mengenai pemetaan jaringan dan availability. Pada bagian III dijelaskan mengenai arsitektur sistem dan proses pemetaan. Pada bagian IV diuraikan mengenai hasil dari pengujian dari sistem yang telah dibuat. Bagian V berisi kesimpulan dan pengembangan lebih lanjut. II. SISTEM PEMETAAN OTOMATIS PADA NETWORK MANAGEMENT SYSTEM A. Manajemen Jaringan Manajemen jaringan adalah kemampuan untuk memonitor, mengontrol, dan merencanakan suatu jaringan komputer dan komponen sistem [2]. Monitoring jaringan merupakan bagian dari manajemen jaringan. Hal yang paling mendasar dalam konsep manajemen jaringan adalah tentang adanya manajer atau perangkat yang memanajemen dan agen atau perangkat yang dimanajemen. Manajemen jaringan dibuat dalam suatu NMS. Secara umum karakteristik fungsi dari manajemen jaringan menurut The International Organization for Standardization (ISO) Network Managemant Forum adalah Fault Configuration Accounting Performance Security (FCAPS) Aplikasi NMS secara garis besar bekerja protokol SNMP. Data yang didapat tidak hanya berupa status up/down, juga berupa informasi penting lainnya seperti utilisasi dari cpu (cpu utilization), memori (memory utilization), tipe perangkat, trafik yang terbaca untuk setiap port, versi sistem operasi yang digunakan. B. Pemetaan Jaringan Pemetaan jaringan merupakan studi mengenai hubungan fisik yang ada pada jaringan, dimana akan diketahui agenagen yang ada pada jaringan beserta hubungannya [3]. Pemetaan jaringan memiliki beberapa kemungkinan objek yang akan dipetakan, yaitu: 1. Keberadaan Agen 2. Perlengkapan Konfigurasi Jaringan 3. Topologi Jaringan 4. Layanan Jaringan 5. Lokasi fisik pada agen Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memetakan jaringan: 1. Melihat tabel MAC secara dinamis pada suatu switch menggunakan SNMP. 2. Mempersempit pencarian pada jaringan dengan memanfaatkan wireless access point. Wireless access point merupakan pusat dimana pengguna harus berada dalam area wireless access point untuk menggunakannya. 3. Pendeteksian Network Service digunakan untuk menemukan layanan apa saja yang berada dalam jaringan. Nmap dapat digunakan untuk melihat layanan yang digunakan pada jaringan dengan melakukan pemindaian pada jaringan. 4. Discovering Host digunakan untuk menemukan secara aktif maupun pasif perangkat yang ada berada dalam jaringan. Pendeteksian secara aktif suatu perangkat ini dapat dilakukan dengan mengirim
2 paket deteksi pada jaringan. Sedangkan untuk pasif, hanya bersifat mendengarkan. C. Availability Availability system atau ketersediaan sistem adalah keadaan dimana suatu sistem, subsistem, atau peralatan dalam keadaan beroperasi atau dalam kondisi berfungsi. Ketersediaan sistem biasanya diukur sebagai faktor kehandalan atau reability. Ketersediaan dapat mengacu pada kemampuan dari sistem atau perangkat untuk memberikan layanan pada pengguna, secara sederhana dapat diartikan sistem atau perangkat tersebut sedang hidup. Periode ketika sistem atau perangkat dalam kondisi hidup disebut dengan uptime dan untuk kondisi sebaliknya disebut downtime. Availability dapat digunakan sebagai salah satu parameter dalam Service Level Agreement (SLA). SLA adalah perjanjian yang disepakati antara penyedia layanan dengan pengguna dengan ruang lingkup untuk menentukan karakteristik dan kualitas layanan yang akan diberikan [4]. Representasi sederhana dari perhitungan dalam rasio matematika dapat dinyatakan sebagai berikut [5]. Availability =
(1)
Atau dapat juga dituliskan sebagai rasio, Availability =
(2)
Availability =
(3)
III. ARSITEKTUR SISTEM A. Fungsional Sistem Untuk memperoleh tujuan utama yaitu menampilkan peta secara otomatis, sistem ini mempunyai kemampuan : 1. Menerima data agen. Data yang dikumpulkan yaitu data SNMP yang berisi deskripsi sistem dan alamat IP. 2. Melakukan modul pendeteksian. Agen – agen yang saling terhubung satu sama lain akan ditemukan secara otomatis oleh manajer 3. Menampilkan status perangkat dan informasi availability dalam bentuk peta jaringan Manajer akan menerima data suatu agen yang berisi deskripsi sistem, alamat IP agen dan alamat IP agen tetangganya. Data – data ini akan diolah untuk melakukan modul pendeteksian agar bisa menemukan agen – agen lain yang saling terhubung. Setelah seluruh agen sudah diketahui hubungannya satu sama lain, data – data tersebut akan ditampilkan dalam bentuk peta jaringan. Peta tersebut akan diperbarui secara berkala sehingga dapat diamati kondisi perangkat dan informasi availability jaringan. B. Arsitektur Sistem Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa peta jaringan otomatis ini sebenarnya merupakan pengembangan dari arsitektur SNMP. Gambar 1 merupakan proses pembentukan peta menggunakan Web. Dimana pengguna akan mengakses sistem antarmuka Web yaitu sebuah peramban Web yang akan memanggil arbor library sebagai
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 pembentukan peta yang menggunakan Web workers dan jquery sebagai pembentuk petanya. Jquery ini akan memanggil file json sebagai data simpul dari pembentuk peta jaringan. File JSON ini diperoleh dari bahasa pemrograman PHP dimana disinilah modul pendeteksian agen. PHP menyimpan informasi agen yang diperlukan di dalam basis data baik dalam bentuk JSON sebagai basis data sementara dan MySQL sebagai basis data yang digunakan untuk mengamati agen. Proses ini sebenarnya terdiri dari 2 proses : 1. Modul pendeteksian agen 2. Pemvisualisasian peta Modul pendeteksian agen mempunyai fungsi untuk melakukan topologi pendeteksian menggunakan SNMP. Kemudian pemvisualisasian peta dimaksudkan untuk menampilkan peta secara otomatis berdasarkan data SNMP yang telah didapat dari modul pendeteksian. C. Proses Pendeteksian Otomatis Dalam sistem pendeteksian otomatis ini, diperlukan data SNMP untuk memperoleh simpul- simpul yang berhubungan. Untuk mencapai tujuan tersebut proses pendeteksian otomatis dilakukan secara rekursif, terutama untuk menemukan antarmuka yang terkoneksi ke perangkat lain. Oleh karena itu dibutuhkan object identifiers (OID) yang mendukung proses tersebut. Tabel 1 merupakan OID yang dibutuhkan. SysDescr dan sysName merupakan objek yang digunakan untuk mengidentifikasi tipe dari perangkat jaringan seperti Router, Server, dan Host. Dengan mengetahui sysDescr dan sysName suatu perangkat, dapat diambil kesimpulan apakah perangkat tersebut router atau bukan. IpAddrTable digunakan untuk mendapatkan IP antarmuka suatu perangkat. IpNetToMediaTable digunakan untuk menerjemahkan alamat IP dari alamat IP ke alamat MAC dan sebaliknya. IpNetToMediaTable dapat merekam hubungan yang terjadi pada port antarmuka switch maupun komputer. Oleh karena itu IpNetToMediaTable ini digunakan untuk mencari IP yang terhubung pada antarmuka komputer maupun switch, tetapi tidak bisa mencari hubungan antar router. IpCidrRouteTable dapat menampilkan multipath IP route dimana pada router akan didapat informasi forwarding table suatu paket yang berkaitan dengan router – router tetangga. Oleh karena itu Network Management Server dapat memvisualisasikan peta jaringan berdasarkan informasi yang telah didapat dari agen. Diagram alir pada Gambar 2 menjelaskan bagaimana cara membuat peta jaringan dengan memetakan topologi jaringan secara otomatis sehingga akhirnya dapat dibawa ke bagian pemvisualisasian peta menggunakan Web worker dan jquery (arbor library). Penjelasan mengenai diagram alir pada Gambar 2 adalah sebagai berikut : 1. Proses pemetaan secara otomatis ini dimulai dari localhost dengan menggunakan alamat IP loopback 127.0.0.1. Localhost disini dimulai dari server Network Management System yang menyimpan skrip pemetaan jaringan. 2. Proses SNMP walk digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai deskripsi perangkat dan tipe perangkat sehingga akan diketahui deskripsi dari server Network Management System.
3 Tabel 1. Objek Pendeteksian
Group System System IP IP IP
Object sysDescr sysName IpAddrtable IpNetToMediaTable IpCidrRouteTable
OID .1.3.6.1.2.1.1.1 .1.3.6.1.2.1.1.5 .1.3.6.1.2.1.4.20 .1.3.6.1.2.1.4.22 .1.3.6.1.2.1.4.24.4
WEB INTERFACE SYSTEM
USER
ARBOR LIBRARY WEB WORKERS JQUERY
PHP
DATABASE JSON
MySQL
Gambar 1. Struktur Web dari Sistem START
Kirim SNMP walk ke local host untuk mengetahui deskripsi device
Deskripsi device
IP Device
Kirim SNMP walk ke local host untuk mengetahui tipe device
Tipe Device
IP Device
Kirim SNMP walk untuk mendapatkan IP interface
IP Interface
IP Interface
Kirim SNMP walk untuk mendapatkan IP komputer dan IP router yang terhubung
Semua IP device yang terhubung
IP Device
Ada device berikutnya?
TIDAK
Simpan data tree array ke dalam file JSON
END
YA
IP Device
Kirim SNMP walk pada masing-masing IP Device untuk mendapatkan informasi device
Informasi Device
Gambar 2. Diagram Alir Pendeteksian Otomatis
3. SNMP walk digunakan kembali untuk mendapatkan informasi alamat IP yang dimiliki antarmuka pada perangkat. 4. Pemetaan jaringan memerlukan hubungan antar perangkat, oleh karena itu SNMP walk digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai alamat IP yang terhubung ke perangkat. Informasi tentang semua perangkat IP yang terhubung disimpan. 5. Apabila ada perangkat yang terhubung, dilakukan SNMP walk pada perangkat tersebut untuk mengetahui informasi perangkat seperti deskripsi dan tipe.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 6. Setelah itu dilakukan perulangan dari proses 3. 7. Apabila tidak ada perangkat yang terhubung, kondisi peta jaringan berarti sudah mencapai stub network. Stub Network adalah jaringan dimana mereka hanya memiliki 1 jalan keluar [6]. 8. Pemetaan ini mencari perangkat yang ditemukan terlebih dahulu. Apabila perangkat yang terhubung lebih dari satu atau mengalami percabangan, maka jalur pencarian dipilih pada perangkat yang ditemukan terlebih dahulu. Setelah perangkat yang ditemukan tidak mempunyai perangkat yang terhubung maka akan kembali pada percabangan sebelumnya. 9. Setelah struktur topologi jaringan sudah didapat, data informasi akan disimpan pada file JSON agar bisa divisualisasikan menggunakan Web workers dan jquery (arbor library). Proses SNMPwalk sedikit berbeda untuk tipe router dan komputer. Diagram alir pada Gambar 3 menjelaskan bagaimana perbedaan perlakuan terjadi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Pada router dibutuhkan informasi berupa alamat IP hop selanjutnya dan ARP cache, sedangkan pada komputer hanya dibutuhkan informasi berupa ARP cache. Pada proses pendeteksian setiap perangkat harus dicek ke dalam array agar diketahui apakah perangkat tersebut sudah pernah dijelajahi atau belum. Perangkat yang sudah pernah diambil informasinya tidak akan dimasukkan ke dalam array dan proses pemetaan lebih lanjut akan diberhentikan. Perangkat yang setelah dicek deskripsinya belum terdapat pada array, akan dimasukkan ke dalam array segala informasi yang dipunyainya. Diagram alir pada Gambar 4 menggambarkan bagaimana pengecekan perangkat terjadi. D. Visualisasi Peta File JSON yang didapat dari proses pemetaan akan diolah oleh Web workers dan jquery (arbor library) untuk proses pemvisualisasian peta. Bentuk file JSON memiliki struktur pada Gambar 5. Isi dari file JSON memiliki 2 hal yang utama yaitu Simpul dan Edges. Simpul berisi mengenai perangkat yang ada dalam topologi jaringan tersebut. Simpul memiliki informasi alamat IP perangkat dalam topologi jaringan. Edges menghubungkan simpul – simpul tersebut, sehingga informasi pada edges yaitu sistem tree pada suatu simpul. Dengan menggabungkan kedua hal tersebut, arbor library yang menggunakan algoritma force-direct layout dapat menampilkan peta jaringan dalam Web. Algoritma forcedirect layout merupakan algoritma yang cenderung simetri [7]. Algoritma ini bertujuan untuk menempatkan simpul pada bidang 2 dimensi atau 3 dimensi dengan menyamakan panjang semua edge dan menghindari adanya edge yang saling menyilang. Bentuk tampilan visualisasi peta jaringan dapat dilihat pada Gambar 6. Tampak pada visualisasi peta jaringan memiliki banyak simpul dengan edge yang menghubungkan antar simpul. Simpul-simpul pada Gambar 6 merepresentasikan tentang perangkat-perangkat yang terdapat pada jaringan. Peta jaringan tersebut diamati secara periodik sehingga setiap simpul-simpul tersebut dapat diketahui status dan availability.
4
START
IP Device
SNMP walk tipe device
YA
TIDAK Apakah Router
SNMP walk next hop dan ARP cache
SNMP walk ARP cache
END
Gambar 3. Diagram Alir Penentuan Tipe Perangkat
START
IP Device terhubung
SNMP walk deskripsi device
Apakah Sudah ada di Array
TIDAK
Masukkan ke Array YA
END
Gambar 4. Diagram Alir Deteksi Perangkat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
5 NETWORK MONITORING SERVER
{ "nodes":{ "MANAGER 10.122.69.48": {}, "ASHARI_LABS 10.122.69.49": {} }, "edges":{ "MANAGER 10.122.69.48": { "ASHARI_LABS 10.122.69.49": {} }, "ASHARI_LABS 10.122.69.49": { "MANAGER 10.122.69.48": {} } }
Linux Ubuntu
Gambar 7. Skenario Topologi I NETWORK MONITORING SERVER
Kabel UTP
} Gambar 5. Struktur JSON
Windows XP
Linux Ubuntu
Gambar 8. Skenario Topologi II Router A Cisco Router 2801
S0/2/1
S0/2/0
Kabel UTP
NETWORK MONITORING SERVER
Kabel UTP
S0/2/1
S0/2/1
Kabel UTP
Kabel UTP
FE0/0
Linux Ubuntu
S0/2/0
Router B Cisco Router 2801
Kabel UTP S0/2/0
FE0/0
Router C Cisco Router 2801
Windows XP
Gambar 9. Skenario Topologi III Gambar 6. Hasil Peta Jaringan
IV. PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA DATA Skenario diperlukan untuk menguji peta jaringan seperti tampak pada gambar 7, 8, dan 9. Pengujian dilakukan dengan pengecekan perangkat yang telah ditemukan, apakah perangkat tersebut benar – benar sama dengan bentuk rancangan topologi jaringan yang dibuat dan konfigurasi jaringan. Pengecekan perangkat dapat dilihat pada file JSON. Peta jaringan yang tampak pada gambar 6 sudah terlihat sesuai dengan konfigurasi topologi jaringan pada gambar 9 untuk pengujian. Kemudian dilakukan perbandingan dengan perangkat lunak the dude untuk melihat ketepatan dari peta jaringan yang dibuat. Bentuk peta the dude yang ditunjukkan pada gambar 10 sesuai dengan gambar 9. Ada beberapa hal yang berbeda pada proses untuk pendeteksian dari perangkat lunak the dude dengan aplikasi peta jaringan yang dibuat, yaitu: 1. Kelemahan pada the dude yaitu perlunya untuk mengetahui jaringan yang akan dilakukan pemetaan. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan jaringan. 2. Mode Pendeteksian menggunakan ping. 3. Metode ping yang digunakan melakukan ping untuk setiap alamat IP pada jaringan yang telah masuk dalam pengaturan untuk dipetakan. Hal ini akan memakan waktu yang sangat lama dengan pertimbangan bahwa tidak setiap alamat IP pada jaringan tersebut ditemukan perangkat. Sedangkan pada aplikasi peta jaringan yang dibuat proses pendeteksian yang dilakukan sebagai berikut : 1. Tidak perlu dilakukan pengaturan jaringan yang akan dipetakan. Pengaturan dilakukan pada perangkat yang ingin dimonitor dengan menyalakan SNMP berikut community yang sesuai pada perangkat.
Gambar 10. Tampilan Hasil The Dude
2. Mode Pendeteksian menggunakan SNMP. 3. Metode SNMP digunakan dengan mendapatkan informasi dari perangkat – perangkat yang dimonitor, sehingga akan tercipta hubungan dan penelusuran dari satu hop ke hop lainnya. Hal ini menyebabkan waktu yang diperlukan untuk memetakan jaringan tidak terlalu lama. Data – data mengenai waktu yang diperlukan oleh perangkat lunak the dude dibandingkan dengan aplikasi peta jaringan yang dibuat untuk tiap skenario topologi terlihat pada Tabel 2. Terlihat bahwa the dude memakan waktu yang lebih lama untuk memetakan jaringan dibandingkan dengan aplikasi peta jaringan yang dibuat. Pada aplikasi informasi yang disimpan di dalam basis data akan diolah dan menghasilkan hitungan availability pada setiap alamat IP perangkat. Hasil availability pada pengujian salah satu perangkat selama 60 menit tampak pada Tabel 3.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 Tabel 2. Durasi Pemetaan
Topologi I Topologi II Topologi III
Waktu (detik) Peta jaringan The Dude Perangkat lunak 1 N/A 3 85 7 94
6 dan durasi off (Downtime) suatu perangkat yang direpresentasikan dengan status berdasarkan successful polls dan failed polls. Semakin besar durasi on atau nilai uptime maka nilai availability akan semakin besar. V. KESIMPULAN/RINGKASAN
Aplikasi yang dibuat membuktikan bahwa SNMP dapat digunakan untuk membuat aplikasi peta jaringan. Aplikasi Tabel 3. ini mempunyai mekanisme pembuatan peta secara otomatis. Status 192.168.0.2 Perangkat yang diambil informasinya oleh aplikasi Waktu Status Availability (%) merupakan perangkat yang bebas secara platform. Selama 2013-03-21 15:12:00 memiliki OID yang benar untuk objek tertentu yang diamati, 2013-03-21 15:17:00 aplikasi ini dapat mengumpulkan data manajemen. 2013-03-21 15:23:00 1 100 Perangkat yang tidak dapat diambil informasinya, baik tidak 2013-03-21 15:28:00 1 100 mendukung SNMP, ataupun terputus hubungan dengan 2013-03-21 15:33:00 0 66.67 manajer, apabila informasi yang diperlukan oleh manajer 2013-03-21 15:38:00 0 50 tidak sampai, akan tidak diproses dan tidak ditampilkan 2013-03-21 15:43:00 0 40 dalam peta jaringan. Sehingga suatu perangkat 2013-03-21 15:48:00 1 50 kedudukannya dan hubungannya dalam aplikasi peta 2013-03-21 15:53:00 1 57.14 jaringan bergantung pada perangkat yang terhubung 2013-03-21 15:58:00 0 50 dengannya karena aplikasi mengumpulkan informasi dari 2013-03-21 16:03:00 0 44.44 satu titik ke titik lainnya yang saling terhubung. 2013-03-21 16:08:00 1 50 Lamanya waktu untuk menampilkan peta jaringan 2013-03-21 16:13:00 1 54.55 bergantung pada banyaknya perangkat yang dimonitor. Tabel 4. Waktu yang diperlukan berbanding lurus dengan banyaknya Hasil Pengukuran Availability Jaringan perangkat, semakin banyak perangkat yang dimonitor Availability Availability semakin lama waktu yang diperlukan. Availability (Perhitungan (Perhitungan IP Perangkat Aplikasi peta jaringan yang dibuat akurat dengan (Aplikasi) dari Basis dari membandingkan antara rancangan topologi pengujian yang data) Skenario) dibuat dan hasil dari aplikasi the dude. Pemeriksaan 10.122.69.48 100% 100% 100% mendetail dilihat dari file JSON yang dibuat. 10.0.0.1 100% 100% 100% Nilai availability dipengaruhi oleh besarnya durasi on 10.0.0.2 92.31% 92.31% 92.31% atau nilai uptime suatu perangkat. Semakin besar durasi on 10.0.1.2 76.92% 76.92% 76.92% atau nilai Uptime maka nilai availability akan semakin besar 192.168.0.2 54.55% 54.55% 54.55% yaitu mencapai nilai availability 100 %. Hasil pengujian availability perangkat dan availability sistem menunjukan bahwa aplikasi yang dibuat memiliki tingkat kesalahan 0 % jika dibandingkan dengan hasil perhitungan. UCAPAN TERIMA KASIH “Penulis V.B. mengucapkan terima kasih kepada rekanrekan tim monitoring jaringan lab B301 dan puskom yang membantu dalam pembuatan tugas akhir”. DAFTAR PUSTAKA [1] Gambar 11. Grafik Pengukuran Availability Jaringan
Pada Tabel 3 dapat diketahui semakin lama rata-rata durasi on maka nilai availability akan semakin besar, begitu juga sebaliknya. Pada table 4, nilai availability paling besar yaitu 100 % pada network management server dan router B. Nilai availability router C mencapai 92.31%, router A mencapai 76.92%, dan komputer host mencapai 54.55% . Data pada Tabel 4 direperesentasikan ke dalam bentuk grafik pada Gambar 11. Dari kedua pengujian hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai availability dipengaruhi oleh durasi on (Uptime)
[2] [3] [4] [5] [6] [7]
S. Pandey, “IP Network Topologi Discovery Using SNMP”, Proceeding IEEE, Dept. of Computer Science and Engineering, POSTECH, Korea (2007). D. Mauro, Essential SNMP Second Edition. Sebastopol: O’Reilly Media (2005) Ch.1. D. N. Blank, Automating System Administration with Perl. Sebastopol: O’Reilly Media (2009) Ch.13. ITU-T Standardization E.860, Framework of a Service Level Agreement. (2002, June). ITIL, How to Develop, Implement and Enforce ITIL v3 Best Practice. Brisbane: The Art of Service (2008). T. Lammle, CCNA Cisco Certified Network Associate Study Guide. Alameda: Sybex Inc (2000) Ch.5. R. Tamassia, Handbook of Graph Drawing and Visualization (Discrete Mathematics and Its Application). Boca Raton: CRC Press (2013) Ch.12.