Quality Assurance Kualitas Pendidikan dan Keselamatan untuk Perawat menjadi tantangan untuk mempersiapkan perawat yang diperlukan untuk terus meningkatkan kualitas kompetensi dan keamanan dari sistem kesehatan di tempat mereka akan bekerja. Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, mempersiapkan kompetensi untuk keperawatan berpusat pada perawatan pasien, kerjasama dan kolaborasi, praktek berbasis bukti, dalam peningkatan kualitas, keselamatan, dan sistem informasi, menjadi seorang perawat yang kompeten dan dihormati. menggunakan kompetensi, penulis mengemukakan laporan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk setiap kompetensi yang harus dikembangkan selama pralisensi pendidikan keperawatan. kualitas dan Keselamatan Pendidikan keperawatan. Kualitas Pendidikan dan Keselamatan untuk Perawat, di nyatakan oleh Robert Wood Johnson sebagai dasar , adalah dirancang untuk mengatasi kesenjangan-untuk membangun akan, untuk mengembangkan ide-ide dan memfasilitasi pelaksanaan perubahan dalam pendidikan keperawatan. Sebelum strategi pengajaran bisa dikembangkan, namun, Poltekkes Kemenkes Jayapura perlu untuk mengidentifikasi secara khusus apa yang harus dicapai. Bekerja sama dengan Provesi PPNI berpikir dalam mengembangkan kurikulum keperawatan. Tujuannya adalah untuk menggambarkan kompetensi yang akan berlaku untuk semua perawat yang terdaftar.Jika Institusi dan Organisasi Provesi menyusun kompetensi dengan menentukan batas waktu di berlakukan kurikulum yang dikembangkan secara resmi untuk semua Program Studi Keperawatan Se Tanah Papua. Selain itu dapat menyediakan kerangka kerja untuk bagian penjaminan mutu untuk mengatur standar, sertifikasi dan akreditas dari Program studi keperawatan kedepan. Tindakan dan Benchmark Upaya peningkatan kualitas perlu dievaluasi /diukur atau nilai untuk menunjukkan "apakah upaya perbaikan (1) mengakibatkan perubahan ke arah yang diinginkan, (2) memberikan kontribusi untuk hasil yang tidak diinginkan di berbagai bagian sistem, dan (3) memerlukan tambahan upaya untuk membawa proses kembali ke dalam rentang yang dapat diterima". Dasar pemikiran untuk mengukur peningkatan kualitas adalah keyakinan bahwa kinerja yang baik mencerminkan praktek berkualitas baik, dan dapat membandingkan kinerja antara bagian-bagian dan organisasi akan mendorong performa lebih baik. Dalam bebrapa bulan lalu, telah dilakukan penilaian/pengukuran dan pelaporan kinerja sistem Jurusan keperawatan dan processes. Sementara pelaporan kualitas kinerja Jurusan dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah yang membutuhkan perbaikan dan menganggap perlu ditingkatkan dan benchmark,, Kompleksitas sistem di Jurusan keperawatan tentang pelayanan kesehatan dan diferensiasi kerja dan saling ketergantungan membuat sulit mengukur kualitas. Salah satu tantangan dalam menggunakan langkah-langkah pelaksanaan pelayanan adalah variabilitas atribusi terkait dengan tingkat penalaran kognitif, kebijakan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan pengalaman knowledge. Strategi Peningkatan Kualitas Donabedian, mengusulkan mengukur kualitas pelayanan kesehatan dengan mengamati struktur, proses, dan hasil. Langkah-langkah Struktur menilai aksesibilitas, ketersediaan, dan kualitas sumber daya, seperti asuransi kesehatan, kapasitas tempat tidur rumah sakit, dan jumlah perawat dengan pelatihan lanjutan. Langkah-langkah proses menilai pemberian pelayanan perawatan kesehatan oleh dokter dan penyedia, seperti menggunakan pedoman perawatan pasien diabetes. Ukuran hasil menunjukkan hasil akhir dari perawatan kesehatan
dan dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan perilaku. Contohnya termasuk kematian, kepuasan pasien, dan peningkatan status kesehatan. Manajemen Mutu (TQM), dipromosikan "konstannya tujuan" dan analisis sistematis dan pengukuran langkah-langkah proses dalam kaitannya dengan kapasitas atau hasil. Model TQM merupakan pendekatan organisasi yang melibatkan manajemen organisasi, kerja sama tim, proses yang telah ditentukan, berpikir sistem, dan mengubah untuk menciptakan lingkungan untuk perbaikan. Pendekatan ini dimasukkan pandangan bahwa seluruh organisasi harus berkomitmen terhadap kualitas dan perbaikan untuk mencapai hasil terbaik. Banyak institusi pendidikan memberikan jaminan kualitas (QA) program umumnya berfokus pada permasalahan yang diidentifikasi oleh peraturan atau akreditasi organisasi, seperti memeriksa dokumentasi, meninjau pekerjaan komite pengawasan, dan mempelajari credentialing processes. Ada beberapa strategi lain yang telah diusulkan untuk meningkatkan praktek klinis. Kompleksitas penyediaan layanan kesehatan, menggunakan tim, menentukan tujuan, mengumpulkan data, menilai temuan, dan kemudian menerjemahkan hasil temuan tersebut ke dalam perubahan praktek. Dari model ini, manajemen dan komitmen dan keterlibatan dokter telah ditemukan untuk menjadi penting untuk keberhasilan pelaksanaan perubahan. Strategi peningkatan kualitas didefinisikan sebagai "intervensi yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kualitas mengembangkan taksonomi dari strategi perbaikan kualitas (lihat Tabel 1), yang menyimpulkan bahwa pilihan strategi peningkatan kualitas dan metodologi tergantung pada sifat dari proyek peningkatan kualitas. Dalam rangka membangun sistem manajemen mutu berdasarkan Standar ISO 9001:2000, persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: • .untuk menetapkan kebijakan mutu dan tujuan kualitas untuk mendukung kebijakan mutu; • .untuk menggunakan 'proses pendekatan manajemen', yang berarti mengelola program pelatihan SDM sebagai serangkaian proses yang saling terkait; • untuk mendokumentasikan sistem manajemen mutu dalam kualitas kebijakan, manual mutu, prosedur, instruksi kerja dan catatan; • untuk menentukan tanggung jawab manajemen; • untuk memenuhi syarat sumber pengajaran (sumber daya manusia, infrastruktur dan lingkungan kerja); • untuk merencanakan proses realisasi produk dan kontrol mereka dan • untuk mengukur, menganalisa dan memperbaiki jalan berfungsi. Selanjutnya, proses yang diidentifikasi adalah berkumpul sesuai dengan siklus Deming dan adaptasi dengan ISO 9001:2000 standar (Gambar 1a dan b). Deming siklus adalah model untuk perbaikan terus-menerus kualitas. Terdiri dari urutan logis dari empat langkah berulang-ulang untuk berkesinambungan perbaikan dan pembelajaran: "Plan-do-checktindakan ' (PDCA) (Walton 1990; ISO 2000a; ISO 200 &). 'rencana' fase adalah fase pembuatan strategi dan rencana, yang 'melakukan' fasa adalah satu di mana strategi dan rencana dilaksanakan; fase 'check' adalah salah satu saat yang efektivitas proses dan kegiatan dipantau dan dievaluasi; fase 'tindakan' adalah salah satu saat dimana tindakan untuk meningkatkan sistem diidentifikasi dan direncanakan, berdasarkan Hasil dari fase 'check'.
Gambar 1 (a) The Deming Cycle (PDCA). (b) The adaptatation of Deming Cycle to the ISO 9001: 2000 Standard for Continuous quality improvement. Plan-Do-Study-Act (PDSA) Proyek peningkatan kualitas studi bertujuan untuk membuat perubahan positif dalam proses pelayanan keperawatan kesehatan untuk mempengaruhi hasil yang menguntungkan dapat menggunakan Plan-Do-Study-Act (PDSA) model. Metode yang telah banyak digunakan oleh Institute for Healthcare Improvement untuk siklus yang cepat improvement. Salah satu fitur unik dari model ini adalah siklus alami yang berdampak dan penilaian perubahan, paling efektif dilakukan melalui PDSAs kecil dan sering lebih dari yang besar dan lambat. Tujuan dari upaya peningkatan kualitas PDSA adalah untuk membangun hubungan fungsional sebab akibat antara perubahan proses (khususnya perilaku dan kemampuan) dan hasil. Langley mengajukan tiga pertanyaan sebelum menggunakan siklus PDSA: (1) Apakah tujuan proyek? (2) Bagaimana ini akan diketahui apakah tujuan tercapai? dan (3) Apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan? Siklus PDSA dimulai dengan menentukan sifat dan ruang lingkup masalah, perubahan apa yang dapat dan harus dilakukan, rencana untuk perubahan spesifik, siapa yang harus terlibat, apa yang harus diukur untuk memahami dampak dari perubahan, dan di mana sasaran akan menjadi strategi. Perubahan kemudian diimplementasikan, data dan informasi dikumpulkan. Hasil dari studi implementasi dinilai dan ditafsirkan dengan meninjau pengukuran kunci yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan. Contoh Manajemen Praktek Klinik Anak Figure 2. Structure of quality management system in the paediatric training programme. Note: ER, emergency room; NICU, neonatal intensive care unit; PICU, paediatric intensive care unit; RAC, resident affair committee .
Seperti yang disarankan oleh Berwick, para pemimpin harus berinisiatif memperbaiki kualitas dalam kajian ini menemukan bahwa inisiatif yang sukses diperlukan untuk menyederhanakan, standarisasi; dan stratifikasi untuk menentukan memperbaiki efek,pola komunikasi dan pendengaran; dukungan komunikasi terhadap gradien otoritas; penggunaan dan pemetaan lingkungan (misalnya proses disain, peralatan sehingga melakukan hal termudah untuk dilakukan); kewaspadaan dan perhatian;mendorong pembuatan laporan, kesalahan, dan kondisi berbahaya. Melalui revisi dan standarisasi kebijakan dan prosedur, banyak inisiatif mampu secara efektif menyadari manfaat dari membuat proses baru lebih mudah daripada yang lama dan mengurangi efek kesalahan manusia terkait dengan keterbatasan kewaspadaandan perhatian. Penyederhanaan standarisasi ditemukan efektif sebagai fungsi mengurangi ketergantungan pada pengambilan keputusan individual. Inistiatif pembiayaan dipandang sebagai sebuah faktor penting dalam potensi untuk perbaikan, bahkan ketika dampak dari proses saat ini dianggap sebagai mengharuskan perubahan. Penting untuk menerapkan perubahan yang dapat segera diimplementasikan dengan gangguan aktivitas praktek minimal. Hal ini juga penting untuk mempertimbangkan potensi mereplikasi inisiatif dalam unit lain atau strategi pendidikan untuk meningkatkan peluang replikasi adalah untuk standarisasi proses, yang kemungkinan besar akan dikenakan biaya beberapa .
”MUTU
LAYANAN KESEHATAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS” BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jaminan mutu dalam keperawatan komunitas merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam memberikan layanan keperawatan kepada klien. Seorang perawat komunitas yang profesional harus senatiasa berupaya memberikan pelayanan keperawatan dengan mutu yang terbaik kepada semua klien tanpa terkecuali. Pendekatan jaminan mutu layanan keperawatan merupakan salah satu perangkat yang sangat berguna bagi mereka yang mengelolah atau merencanakan layanan keperawatan. Pendekatan tersebut juga merupakan bagian keterampilan yang mendasar bagi setiap pemberi pelayanan kesehatan yang secara langsung melayani kien. Layanan keperawatan yang bermutu adalah layanan keperawatan yang senantiasa berupaya memenuhi harapan kien sehingga klien selalu puas terhadap pelayanan yang diberikan perawat. Pendekatan jaminan mutu layanan keperawatan mengutamakan keluaran layanan keperawatan atau apa yang dihasilkan dan di akibatkan oleh layanan keperwatan. Hasil layanan keperawatan yang bermutu hanya mungkin dihasilkan oleh pekerjaan yang benar, dengan demikian klien akan berada dalam lingkungan organisasi layanan keperwatan yang baik karena segala kebutuhan dan penyakit klien tersebut sangat diperhatikan dan kemudian dilayani dengan layanan keperwatan dengan mutu yang terbaik. Tidak
mengherankan
bahwa
organisasi
layanan
keperawatan
yang
selalu
memperhatikan mutu selalu akan dengan mudah mendapatkan akreditas serta memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan organisasi lain sejenisnya.
B. TUJUAN 1. Tujuan umum: menjelaskan konsep jaminan mutu dalam keperawatan kesehatan komunitas menjelaskan dimensi mutu layanan kesehatan menjelaskan langkah langkah standar pelayanan kesehatan menjelaskan program jaminan mutu menjelaskan evaluasi dan penilaian mutu pelayanan keperawatan komunitas 2. Tujuan khusus: memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan sebagai bahan pembelajaran dimasa yang akan datang
BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP DASAR Mutu sebagai keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan kemampuanya dalam memuasakan kebutuhan konsumen,baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat (Imbalo S.Pohan .2006).Mutu tidak lepas dari kata kualitas atau mutu itu sendiri. Kualitas mengandung banyak definisi dan makna di antaranya seperti; Mutu adalah kualitas Bebas dari kerusakan atau cacat Kesesuaian; pengguna,persyaratan atau tuntunan Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap awal Kepuasan pelanggan; dalam arti klien itu sendiri maupun keluarganya.
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang memuaskan pelanggan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata pelanggan, serta diberikan sesuai standart dan etika profesi. Layanan kesehatan yang bermutu sering dipersepsikan sebagai suatu layanan kesehatan yang di butuhkan, dalam hal ini akan di tentukan oleh profesi layanan keshatan dan sekaligus di inginkan oleh klien(individu) ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat. Layanan kesehatan sebagaimana juga mutu barang dan jasa bersifat multidimensi. Dimensi mutu layanan kesehatan menurut L.D.Brown dkk(1992) adalah sbb; Dimensi kompetensi teknis. Menyangkut ketrampilan,kemampuan,dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan. Dimensi keterjangkauan atau akses terhadap layanan kesehatan Mempunyai arti bahwa layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat,tidak terhalang oleh keadaan geografis,sosial.ekonomi dan bahasa. Dimensi efektivitas layanan kesehatan Mempunyai arti bahwa perawat harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada mencegah terjadinya penyakit,serta berkembangnya penyakit yang ada. Dimensi efisiensi layanan kesehatan Layanan kesehatan yang efisiensi dapat melayani lebih banyak klien atau masyarakat. Dimensi kesinambungan layanan kesehatan Mepunyai arti bahwa klien harus dapt dilayani sesuai kebutuhan,termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengurangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu. Dimensi keamanan Layanan kesehatan itu harus aman dari resiko cidera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang muncul baik bagi klien, pemberi layanan, maupaun masyarakat sekitarnya. Dimensi kenyamanan Menyangkut kepuasan klien sehingga mendororng klien untuk datang berobat kembalike tempat tersebut. Dimensi informasi Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana,dan bagaimana layanan kesehatan itu akan dilaksanakan. Dimensi ketepatan waktu
Agar berhasil layanan kesehatan harus dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat,oleh pemberi pelayanan yang tepat,menggunakan peralatan yang tepat,sreta dengan biaya yang efisien (tepat). Dimensi hubungan antar manusia Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan atau kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati, responsif, memberi perhatian.
B. PENTINGNYA JAMINAN MUTU LAYANAN KESEHATAN DALAM ORGANISASI LAYANAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 1.
Penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menjamin bahwa organisasi layanan kesehatan akan selalu menghasilkan layanan kesehatan yang bermutu,artinya layanan kesehatan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan klien serta mampu di bayar olehnya.
2.
penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menjadikan organisasi kesehatan semakin efisien karena semua orang yang bekerja dalam organisasi itu akan selalu bekerja lebih baik dalam suatu sistem yang terus menerus diperbaiki.
3.
penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan membuat organisasi layanan kesehatan menjadi terhormat,terkenal dan selalu dicari oleh siapa yang membutuhkan layanan kesehatan yang bermutu serta menjadi tempat kerja idaman bagi profesi layanan yang kompeten yang berperilaku terhormat.
4.
penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan terutama akan memperhatikan outcomes layanan kesehatan benar benar bermanfaat bagi klien.
5.
penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menumbuhkan kepuasan kerja,komitmen,dan peningkatan moral profesi layanan kesehatan serta akhirnya akan menimbulkan kepuasan klien. Melakukan pelayanan bermutu sesuatu yang menimbulkan kepuasan pribadi,dengan menerapkan jaminan mutu jaminan kesehatan,perawat diharapkan bekerja semakin cermat dan selalu menggunakan nalar. Bekerja dengan lebih cermat bukan berarti harus bekerja keras., sebaliknya bekerja dengan memperhatikan mutu artinya bekerja lebih arif dangan
sistem yang baik sehingga hasilnya akan lebih baik, tetapi dengan upya dan pemborosan yang semakin kurang. Mutu layanan kesehatan yang di terima oleh klien sebagai konsumen akan di tentukan oleh mutu layanan kesehatan yang di berikan oleh berbagai profesi layanan kesehatan yang terdapat di dalam organisasi layanan kesehatan tersebut. Mutu layanan kesehatan juga di tentukan pula oleh mutu manajemen organisasi layanan itu, dengan demikian akan terdapat hubungan timbal balik antara profesi layanan kesehatan dengan klien. Tingkat mutu layanan kesehatan akan ditentukan akan bedasarkan tingkat keseimbangan yang terjadi antara ketiga unsur tersebut. C. PERUBAHAN PARADIGMA PELAYANAN KEPERAWTAN KOMUNITAS. Manajemen Kesehatan adalah Rangkaian/proses kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran kesehatan yang efektif dan efisien. Manajen mutu terpadu merupakan paradigma baru dalam manajemen yang berusaha memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara berkesinambungan atas mutu barang,jasa,manusia,dan linkungan organisasi. Manajemen mutu terpadu hanya dapat dicapai dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut (Tjiptono, 1997); •
Berfokus pada pelanggan. Yang menentukan mutu barang dan jasa adalah pelanggan eksternal. Pelanggan internal berperan dalam menentukan mutu manusia,proses,dan lingkungan yang berhubungan dengan baranga atau jasa.
•
Obsesi terhadap mutu. Penentu akhir mutu adalah pelanggan internal dan eksternal. dengan mutu yang ditentukan tersebut,organisasi harus berusaha memenuhi atau melebihi yang ditentukan
•
Pendekatan ilmiah. Terutama merancang pekerjaan dan proses pembuatan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang di rancang tersebut.
•
Komitmen jangka panjang. Agar penerapan manajemen mutu terpadu dapat berhasil,dibutuhkan budaya organisasi yang baru.
•
Kerjasama tim.
Untuk menerapkan mutu terpadu,kerja sama tim,kemitraan dan hubungan terus menerus dijalani dan dibina baik antar aparatrur dalam organisasi maupun dengan pihak luar(masyarakat). •
Perbaikan sistem secara berkesinambungan. Seitap barang dan jasa dihasilkan melalui proses - proses didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar mutu yang dihasilkan lebih meningkat.
•
Pendidikan dan pelatihan. Dalam organisasi yg menerapkan manejemen mutu terpadu,pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang mendasar. Disini berlaku prinsip belajar yang merupakan proses tiada akhir dan tidak mengenal batas usia.
D. PRINSIP DAN BENTUK JAMINAN MUTU LAYANAN KESEHATAN. Prinsip Jaminan Mutu yaitu; Bekerja dalam tim Fokus pada perubahan proses Orientasi kinerja pada pelanggan Pengambilan keputusan berdasarkan data Adanya komitmen pimpinan dan keterlibatan bawahan dalam perbaikan proses pelayanan. Bentuk Jaminan Mutu yaitu; Prospektif: dilaksanakan sebelum yankes dilakukan: standarisasi, perizinan, sertifikasi, akreditasi Konkuren: dilaksanakan bersamaan dengan yankes dilakukan: penilaian teman sejawat terhadap kepatuhan protap Retrospektif: dilakukan setelah yankes diselenggarakan: telaah rekam medik, survei pelanggan. E. STANDAR MUTU LAYANAN KESEHATAN. Standar layanan kesehatan adalah suatu prnyataan tentang mutu yang diharapkan yaitu akan menyangkut masukan(inptu), proses dan keluaran(output) sistem layanan kesehatan.
Imput(masukan) terdiri atas mutu petugas,bahan,alat,dan sebagainya,biasanya dikaitkan dengan penggunaan dan penguasaan ilmu dan teknologi. Proses mencakup mutu kerja dan mutu pelayanan, biasanya memakai standar etika kepuasan rata-rata komunitas. Sedangkan keluaran(otuput) biasanya dikaitkan dengan kinerja pemberi pelayanan kesehatan. Pengolahan mutu harus selalu menghasilkan standardisasi. Standardisasi bertujuan untuk mempertahankan hasil dan mencegah mutu pelayanan institusi kesehatan termasuk kesehatan termasuk puskesmas. Pada setiap proses pelayanan keperawatan komunitas hampir selalu terjadi variasi. Seorang perawat komunitas, pada setiap kasus yang ditemukan dilapangan akan menerapkan cara yang berbeda untuk memecahkannya, demikian juga di puskesmas ia akan menunjukan karakteristik layanan yang khas pada setiap individu. Seorang perawat puskesmas selalu berupaya menghasilkan kinerja yang sempurna, tetapi layanan keperawatan persis sama tidak mungkin diberikan pada setiap layanan keperawatan. Perbedaan atau variasi merupakan hal yang wajar dan selalu akan terjadi pada setiap proses layanan
keperawatan.
Meskipun
demikian,melalui
teknik
pendekatan
mutu
yang
berkesinambungan perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan mampu mengendalikan variasi yang terjadi dalam sistem layanan keperawatan. Tujuannya adalah agar variasi tersebut selalu berada dalam batas-batas kendali. Banyak sumber variasi layanan medis yang tidak mungkin distandardisasikan sama sekali. Rencana perwatan dan askep lain dari layanan kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiapklien atau di sebut tailor made. Standar layanan kesehatan dapat membantu mengurangi variasi variasi tesebut dengan cara menetapkan input,proses dan autcome pada sistem layanan kesehatan. Contohnya,perawatan kaki klien dengan Diabetes melitus di komunitas standar input akan memastikan bahwa perawat komunitas akan menggunakan peralatan yang di gunakan peralatan yang diperlukan dan sesuai untuk melakukan prosedur rawat luka. Standar proses seperti protokol atau petunjuk pelaksanan,membantu melaksanan bahwa perawat komunitas akan menggunakan teknik dan teknologi terbaru. Standar autcome menjelaskan tentang apa yang di harapkan organisasi layanan keperawatan dari hasil prosedur perawatan kaki pada klien Diabebetes melitus yang telah dilakukan sesuai proses. Langkah-Langkah penyusunan layanan kesehatan ; 1. Pilih salah satu fungsi atau sistem yang memerlukan standar layanan kesehatan. Jika suatu organisasi layanan kesehatan ingin menyusun standar layanan kesehatan,maka organisasi itu perlu mengenali sistem atau subsistem yang membutuhkan standar layanan kesehatan.pilihlah satu atau dua sistem yang merupakan prioritas tinggi 2. Bentuk tim atau kelompok pakar
Keputusan penting tentang fungsi atau sistem yang memerlukan standar layanan kesehatan biasanya dilakukan oleh para kepala satuan kerja dan kepala bagian.Kemudian organisai akan menugasakan suatu kelompok kerja multidisiplin atau kelompok pakar yang banyak mengetahui tentang fungsi atau sistem tersebut untuk penyususnan standar layanan kesehatan. 3. Tentukan input,proses dan autcome Kelompok pakar harus dapat menentukan unsur-unsur input,proses dan autcome dari setiap komponen fungsi atau sistem.input diperlukan agar dapat melakukan proses yang diperlukan sedangkan proses perlu menghasilkan autcome yang diingginkan. 4. Tentukan karakteristik mutu Merupakan sifat atau atribut untuk membedakan input ,proses dan autcome yang penting dalam menentukan mutu layanan kesehatan yang akan diterapkan oleh kelompok atau organisasi layanan kesehatan. 5. Tentukan atau sesuaikan standar layanan kesehatan Hal –hal yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan langkah ini adalah pemilihan pola atau bentuk penulisan standar,pengumpulan informasi dan pembuatan naskah standar layanan kesehatan. 6. Nilai ketepatan standar layanan kesehatan Penilaian dalam langkah ini meliputi penilaian keabsahan atau validitas standar layanan kesehatan,penilaian reliabilitas atau keandalan standar layanan kesehatan dan penilaian kejelasan standar kesehatan. F. PROGRAM JAMINAN MUTU KEPERAWATAN KOMUNITAS Tiga pengertian dasar yang di pakai untuk memahami konsep tentang jaminan mutu adalah sbb ;(A.A.G Muuninjaya, 2004) 1. Batasan manajemem mutu Program
jaminan
mutu
merupakan
suatu
upaya
yang
di
laksanakan
secara
berkesinambungan,sistematis,objektif dan terpadu untuk; Menetapkan masalah muu dan penyebabnya berdasarkan standar yang telah ditetapkan Mentapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia Menilai hasil yang di capai
Menyusun rencana tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu. Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa jaminan mutu merupakan sebuah proses yang dilakukan secara bertahap tatapi berkelanjutan, mulai dari idenifikasi masalah mutu mencari dan menerapkan solusi serta menilai hasilnya dalam bentuk peningkatan mutu dan penurunan biaya produksi. Beberapa istilah tentang program jaminan mutu yang sudah di perkenalkan oleh banyak pakar adalah sbb; Program pengawasan mutu Program peningkatan mutu Manajemen mutu terpadu Peningkatan mutu berkesinambungan 2. Tujuan program jaminan mutu Jika sebuah organisasi kesehatan ingin menerapkan manejemen mutu, maka harus dirumuskan tujuannya terlebih dahulu. Tujuan tersebut adalah tujuan antara dan tujuan akhir. Tujuan antara adalah tujuan pengembangan mutu, pimpinan mutu staf organisasi tersebut harus merumuskan masala mutu pelayanan. .masalah mutu dijadikan dasar untuk menerapkan tujuan peningkatan mutu yang ingin dicapai. Sedangkan tujtuan akhir ditetapkan untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan adalah meningkatnya mutu produksi dan jasa pelayanan kesehatan. Tujuan ini terkait dengan kepuasan konsumen, termasuk turunya biaya,produksi dan jasa. 3. Tahapan kegiatan program jaminan mutu Operasional jaminan mutu layanan kesehatan adalah upaya yang sistematis dan berkesinambungan dalam memantau dan mengukur mutu serta melakukan peningkatan mutu yang diperlukan agar mutu layanan kesehatan senatiasa sesuai dengan standar layanan kesehatan yang disepakati. Pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan dilaksanakan melala tahap-tahap sbb ; Sadar mutu Menyusun standar Mengukur apa yang terjadi Membuat rencana peningkatan mutu layanan kesehatan Melakukan peningkatan mutu layanan kesehatan yang diperlukan Sasaran yang ingin di capai dalam upaya peningkatan mutu adalah sbb; Menurunkan angka kematian
Menurunkan angka kecacatan Meningkatkan kepuasan masyarakat dan pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama wilayah kerjanya Penggunaan obat secara rasional serta tindakan pengobatan yang wajar. G. EVALUASI DAN PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEPRERAWATAN KOMUNITAS Mutu lyanan kesehatan dapat di ukur melalui tiga cara yaitu; 1) Pengukuran mutu prospektif Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan sebelum layanan kesehatan diselenggarakan. Pengukurannya akan ditunjukan terhadap struktur atau imput layanan kesehatan dengan asumsi bahwa layanan kesehatan harus dimiliki sumber daya tertentu agar dapat menghasilkan suatu layanan yang bermutu seperti berikut; Pendidikan profesi kesehatan Ditujukan agar menghasilkan profesi layanan kesehatan yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang dapat mendukung layanan kesehatan yang bermutu. Perizinan Merupakan salah satu mekanisme untuk menjamin mutu layanan kesehatan. Surat izin kerja (SIK) dan surat izin praktek (SIP) yang diberikan kepada perawat merupakan suatu pengakuan bahwa seorang perawat telah memenuhi syarat untuk melakukan praktek profesi keperawatan (Ners). Dengan demikian denagn profesi kesehatan lain harus mempunyai izin kerja sesuai dengan profesinya. Standardisasi Dengan
menetapkan
standarisasi,seperti
dtandarisasi
peralatan,
tenaga,
gedung,sistem,organisasi,anggaran,dll setiap fasilitas layanan kesehatan yang memiliki standar yang sama dapat menyelenggarakan layanan kesehatan yang sama mutunya Sertifikasi Merupakan langkah selanjutnya dari perizinan. Pengakuan sebagai Ners yang teregistrasi adalah contoh sertifikasi. Akreditasi Merupakan pengakuan bahwa suatu intitusi layanan kesehatan seperti rumah sakit telah memenuhi beberapa standar layanan kesehatan tertentu. Pengukuran mutu prospektif
berfokus pada penilaian sumber daya, bukan pada kinerja penyelenggaraan layanan kesehatan. 2) Pengukuran mutu restrospektif Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan setelah penyelenggaraan layanan kesehatan selesai dilaksanakan. Pengukuran ini biasanya merupakan gabungan dari beberapa kegiatan seperti penilaian catatan keperawatan ,wawancara,pembuatan kuesioner dan penyelemnggaraan pertemuan. 3) Pengukuran mutu konkuren Merupakan pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan selama layanan kesehatan dilangsungkan atau diselenggarakan. Penukuran ini dilakukan melalui pengamatan langsung dan kadang-kandang perlu dilengkapi dengan peninjauan pada catatan keperawatan serta melakukan wawancara dan mengadakan pertemuan dengan klien,keluarga,atau petugas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brown,L.D. 1992. Quality Assurance cof health care in Developing countries,quality assurance project,center for human service. Bethesda, Maryland. Muninjaya, A.A.G. 2004. manejemen kesehatan. Jakarta ; EGC Pohan, I.S. 2007. jaminan mutu layanan kesehatan; dasar-dasar pengertian dan penerapan. Jakarta EGC. Sulastomo. 2000. manajemen kesehatan. Jakarta; Gramedia Tjiptono . 1997. total quality service. Jogjakarta; Andi Offset.
CARA MENINGKATKAN MUTU KEPERAWATAN Arti mutu pelayanan keperawatan dari beberapa sudut pandang:
1. Pasien/masyarakat : suatu empati, respek dan tanggap akan kebutuhannya, ramah, efektif meringankan gejala penyakit & efektif mencegah penyakit 2. Provider: bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan sesuai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang berlaku 3. Manager/administrator: fokus pada mutu mendorong untuk mengelola staf, pasien dan masyarakt secara baik. Menurut Lori Di Prete Brown, dkk. terdapat 8 dimensi yang dipakai untuk mengukur mutu dalam meningkatkan pelayanan keperawatan : · Kompetensi teknis: dokter,perawat,petugas, staf pendukung;(apakah sudah sesuai standar pelayanan keperawatan?) · Akses: mudah? (a.l. meliputi: geografis, ekonomi, sos-bud, bahasa) · Efektifitas: prosedur dilakukan secara benar dan menghasilkan sesuai harapan · Hubungan antar manusia: baik? (petugas-pasien, manager-petugas, tim kes.masyarakat) · Efisiensi: pelayanan yg terbaik dgn sumberdaya yg dimiliki · Kelangsungan pelayanan: klien menerima layanan scr lengkap spt yg dibutuhkan · Aman, terhadap risiko cidera, infeksi, efek samping dan bahaya lain · Nyaman: a.l. menyangkut kebersihan, privacy MANAJEMEN RISIKO DALAM KERANGKA MUTU · Ketidakpastian ekonomi: perubahan sikap konsumen, perubahan selera, perubahan harga, perubahan teknologi · Ketidakpastian alam: banjir, gempa, badai dll · Ketidakpastian kemanusiaan: pencurian, penggelapan, peperangan, dll Diperlukan MANAJEMEN RISIKO!. Manajemen Risiko: strategi untuk mengurangi atau mencegah kerugian atau tindakan hukum dengan identifikasi, analisa, dan evaluasi risiko dan rencana penanganannya Hal-hal umum terjadinya risiko: · Lantai licin shg. pasien/klg. jatuh (KUH Perdata 1367 dan 1369) · Listrik, kabel yang terbuka/terkelupas · Pemeliharaan: alat-alat tdk siap pakai · Tanda peringatan: DILARANG MEROKOK, DILARANG MASUK, AWAS TEGANGAN TINGGI, dll. RISIKO DALAM RUANG PERAWATAN: · Tidak dipasangnya side-rail / hek · Bel pasien tidak berfungsi · Bel pintu masuk berbunyi tidak ada yang peduli · Selang waktu antara panggilan pasien/bel dgn datangnya perawat lama · Tabung oksigen kosong · Kunjungan diluar jam besuk · Brandkar tidak bertabung O2 atau tidak ber-hek · Pemberian obat tidak menerapkan prinsip-prinsip pemberian obat yang benar · Kurang perhatian thdp laporan penunggu pasien atau tenaga penunjang · Pemberian transfusi Sasaran/tujuan manajemen risiko: · Mengidentifikasi berbagai variabel kualitas asuhan yg. membahayakan · Mengkoreksi atau meminimalkan sehingga mencegah terjadinya masalah
Langkah-langkah proses manajemen risiko: 1. Menentukan tujuan yang ingin dicapai 2. Mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi atau terjadinya kerugian (paling sulit tapi penting) 3. Menentukan besarnya risiko atau kerugian: · Frekuensi kejadian · Besarnya akibat dari kerugian tsb. thdp. keuangan (kegawatannya) · Kemampuan meramalkan besarnya kerugian yang jelas akan timbul 4. Mencari cara penanggulangan yang paling baik, tepat dan ekonomis 5. Mengkoordinir dan melaksanakan keputusan untuk penanggulangan 6. Mencatat, memonitor, dan mengevaluasi langkah-langkah yang ditempuh Agar program penanggulangan risiko berlangsung efektif: · Telaah scr berkala: apakah ada perubahan, dampak terhadap kerugian/bahaya dan upaya penanggulangannya yg menyangkut biaya, program keselamatan, pencegahan kerugian, dsb. · Dok. kerugian hrs selalu diperiksa untuk mengetahui perkembangan Menjaga mutu pelayanan keperawatan; suatu rangkaian kegiatan pelayanan keperawatan berdasarkan: · Standar asuhan dan · Standar prosedur keperawatan Karena klien keperawatan adalah manusia (yang unik), upaya menjaga mutu meliputi: · Mutu prilaku: memperlakukan pelanggan berdasarkan penghargaan hub. manusiawi yang lebih baik · Mutu prosedur
4 prinsip utama dlm menjaga dan meningkatkan mutu kep.: 1. Fokus pada klien 2. Fokus pada sistem dan proses 3. Fokus pada keputusan berdasarkan data 4. Fokus pada partisipasi dari tim kerja
10 Langkah menjamin mutu (Quality Assurance) : 1. Planing For Quality Assurance 2. Developing Guidelines and Setting Standards 3. Communicating Standards and Specification 4. Monitoring Quality 5. Identifying Problems and Selecting Opportunities for Improvement 6. Defining The Problem Operationally 7. Choosing Team 8. Analyzing and Studying The Problem to Identify Its Roots Causes 9. Developing Solutions and Actions for Improvement 10. Implementing and Evaluations Quality Improvement Efforts Menurut Suprio (2008), Usaha di organisasi pelayanan kesehatan di Indonesia dalam menerapkan pasien safety untuk usaha perbaikan mutu pelayanan ini berada pada level organisasi pelayanan kesehatan dengan berbagai kegiatan
antara lain: 1. Meningkatkan peran para klinisi termasuk clinical leadership dalam patient safety 2. Memberdayakan dan mendukung staf sarana pelayanan kesehatan untuk menerapkan patient safety dalam area kerja institusi 3. Menetapkan indikator pasien safety dan standar pasien safety 4. Mengidentifikasi dan mengurangi risiko pelayanan kesehatan melalui sistem koordinasi, pelaporan dan feedback yang efektif 5. Mengatasi berbagai hambatan yang timbul dalam penerapan patient safety 6. Mengembangkan diklat sarana pelayanan kesehatan dengan fokus kepada patient safety dan peningkatan kinerja pelayanan klinik 7. Menetapkan mekanisme untuk mengadopsi secara cepat dari hasil penelitian ke praktik sehari-hari 8. Melakukan komputerisasi instruksi pelayanan klinik untuk mengingatkan dan memberikan sinyal. Sedangkan usaha perbaikan lingkungan organisasi pelayanan kesehatan dalam menerapkan pasien safety untuk usaha perbaikan mutu ini berada pada lingkungan luar organisasi pemberi pelayanan kesehatan dengan berbagai kegiatan antara lain: 1. Pengembangan kebijakan lisensi dan sertifikasi 2. Mekanisme untuk mempelajari pengalaman dari berbagai pelayanan kesehatan dan industri lain 3. Sistem rujukan antara pelayanan kesehatan tingkat primer, sekunder dan tersier 4. Mengembangkan sistem informasi berbasis web bagi kepentingan konsumen dan sarana pelayanan kesehatan 5. Memberikan materi dan motivasi patient safety dalam pendidikan dokter, perawat, bidan, dan tenaga klinis lainnya 6. Peningkatan peran lembaga atau institusi penilai mutu eksternal dari sarana pelayanan kesehatan 7. Adanya kontrol oleh lembaga pembiayaan pelayanan kesehatan. B. Peran Keperawatan Dalam Mendukung Penerapan Pasien Safety Di Rumah Sakit Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang tidak terpisahkan dari pelayanan RS dan merupakan proporsi terbesar dari tenaga kesehatan lain yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dan berkualitas terhadap klien selama 24 jam secara berkesinambungan, oleh karena itu diperlukan SDM keperawatan yang berkualitas tinggi, yang tanggap dan responsive terhadap situasi yang ada (Gillies, 1996). Menurut Kuntjoro (2005), Upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja pelayanan klinis di rumah sakit pada umumnya dimulai oleh perawat melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti: gugus kendali mutu, penerapan standar keperawatan, pendekatan-pendekatan pemecahan masalah, maupun audit keperawatan. Uraian tugas dan tanggung jawab untuk kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinik terdapat di seluruh unit pelayanan klinik (rawat jalan, rawat inap, laboratorium, radiologi, kamar operasi, dan sebagainya). Secara umum uraian tugas dan tanggung jawab kegiatan peningkatan mutu pelayanan ada pada wakil manajemen (management representative) yang bertugas menjamin kesesuaian dan efektivitas kegiatan peningkatan mutu, termasuk diunit-unit pelayanan klinik. Peran tenaga keperawatan dalam manajemen mutu sangat besar, diawali dalam keterlibatan dalam pembentukan tim mutu, sosialisasi, penggalangan komitmen, melakukan self assesment bidang keperawatan, kemudian penyusunan standar operasional prosedur (SOP), alur kegiatan keperawatan baik klinik maupun manajerial. Hal ini sesuai dengan tujuan dari
clinical governance memadukan pendekatan manajemen organisasi dan manajemen klinis secara bersama. Keterlibatan para staf termasuk keperawatan dalam kegiatan clinical governance terfokus pada kegiatan audit klinik dan penyusunan standar praktik berdasarkan evidence-based. Upaya peningkatan mutu pelayanan menurut Lori Di Prete Brown, berdasarkan dimensi mutu berupa kompetensi tekhnis dimana perawat memiliki kemampuan, ketrampilan, dan penampilan perawat. Kompetensi tehnis yang tidak sesuai standar akan merugikan pasien. Misalnya pda kasus cidera akibat jatuh dari tempat tidur dan kesalahan dalam pemberian obat. Perawat memberi pelayanan secara efektif dan efisien, menjalin hubungan antar manusia, dan memberi kenyamanan dalam memberikan perawatan kepada pasien (Wijono, 1999). Dengan penerapan pasien safety keterlibatan tersebut menjadi lebih baik karena adanya prosedur komunikasi internal yang lebih baik (Djasri, 2006