PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015, serta Laporan Posisi Keuangan Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015
Daftar isi
Halaman
Laporan keuangan Laporan Posisi Keuangan
1–2
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
3
Laporan Perubahan Ekuitas
4
Laporan Arus Kas
5
Catatan atas Laporan Keuangan
6 – 82
Lampiran Daftar 1 : Analisa Kekayaan Diperkenankan
83 – 84
Daftar 2 : Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas
ii
85
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Laporan Posisi Keuangan Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (Dalam Rupiah) Catatan
31 Maret 2016
31 Desember 2015
2d,2e,2n, 3,38,43
50,981,502,178
46,222,431,591
6,327,428,238 207,651,073,785
7,311,768,277 207,348,528,573
213,978,502,023
214,660,296,850
31,621,785,501
45,058,566,750
484,611,477,646
519,748,084,432
2d,7
58,457,945,389
57,788,257,362
2d,8
90,292,275,500
22,774,759,310
2d,9
27,052,238,000
23,485,889,000
2d,10
201,865,505,009
193,346,809,421
2d,11 2c,12
460,308,063 136,682,100,000
460,308,063 136,682,100,000
999,421,849,607
954,286,207,588
2l,14
127,077,466,219
127,414,891,830
2g,15,43
16,325,150,693
16,460,804,847
2o,22c
14,157,115,634
14,046,864,488
2d,2h,2i,16,43
28,568,880,038
20,535,500,277
1,482,132,251,893
1,438,685,564,221
Aset Kas dan Bank Piutang Reasuransi Pihak berelasi Pihak ketiga
2d,2f,2j,2n,4,38,43,13
Jumlah piutang reasuransi Piutang Retrosesi
2d,2k,2n,5,38,43
Investasi Deposito berjangka Pihak ketiga Deposito jaminan Pihak ketiga Efek-efek Efek hutang tersedia untuk dijual Efek ekuitas yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Pihak ketiga Reksadana yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Pihak ketiga Penyertaan langsung dalam bentuk saham Pihak ketiga Properti Investasi
2d,2n,6,43
Total investasi Aset Retrosesi Aset Tetap Aset Pajak Tangguhan Aset Lain-Lain Jumlah Aset
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
1
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Laporan Posisi Keuangan (lanjutan) Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (Dalam Rupiah) Catatan
31 Maret 2016
31 Desember 2015
5,673,560 35,691,494,527 24,646,329,429 1,050,481,799 8,898,336,112 1,408,824,000 2,438,424,331 713,808,019,405 5,445,748,059 1,637,955,375 33,417,499,340
93,841,523 18,100,228,569 35,400,181,282 1,050,481,799 328,517,645 2,328,642,000 2,514,113,471 717,163,546,254 5,445,748,051 1,637,955,375 30,949,253,323
828,448,785,937
815,012,509,292
77,668,752,200 6,686,343,793
77,668,752,200 6,686,343,793
551,563,142,700
524,009,449,187
9,076,408,438 6,457,342,001 2,231,476,824
9,076,408,438 6,457,342,001 (225,240,690)
653,683,465,956
623,673,054,929
1,482,132,251,893
1,438,685,564,221
Liabilitas Hutang reasuransi Pihak berelasi Pihak ketiga Hutang retrosesi Hutang dividen Beban akrual Pendapatan diterima dimuka Hutang pajak Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas kontrak asuransi Liabilitas diterima atas imbal kerja Jaminan penyewa Hutang lain-lain
2d,2j,2n,17,38,43 2f,13 2d,2k,2n,19,38,43 2d,21 2o,22a 2o,22c 2l,2m,18,38,43 2p,23 2d,2t,20,43
Jumlah liabilitas
Ekuitas Modal saham Nilai nominal Rp 200 per saham Modal dasar – 1,500,000,000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 388,343,761 saham Tambahan modal disetor-bersih Saldo laba Belum ditentukan penggunaannya Telah ditentukan penggunaanya Cadangan umum Cadangan khusus Pendapatan komprehensif lainnya
24 2r,25
2d
Jumlah Ekuitas Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
2
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2016 dan 2015 (Dalam Rupiah)
Pendapatan Underwriting Premi bruto Premi retrosesi Premi neto (Kenaikan) penurunan premi yang belum merupakan pendapatan
Catatan
31 Maret 2016
31 Maret 2015
2f,2m,13,28 2m,30
277,017,829,626 (66,701,726,826) 210,316,102,800
194,134,889,943 (32,769,441,134) 161,365,448,809
29
14,532,863,304
9,809,193,102
224,848,966,104
171,174,641,911
2f,2m,13,31 3m,32
173,552,238,403 (30,436,231,062)
112,660,865,186 (10,827,912,207)
33
10,971,953,982
4,028,146,712
2f,2m.13,34
154,087,961,323 41,796,714,252
105,861,099,691 17,425,072,257
195,884,675,575
123,286,171,948
28,964,290,529
47,888,469,963
35
18,304,818,729
16,363,794,964
2m,36
(18,877,524,926)
(9,503,098,659)
28,391,584,332
54,749,166,268
(649,872,322)
1,577,725,779
27,741,712,010
56,326,892,047
(298,269,643) 110,251,146
(16,322,844,214) 5,241,274,235
(188,018,497)
(11,081,569,979)
27,553,693,513
45,245,322,068
2,456,717,514 -
80,000,000
30,010,411,027
45,325,322,068
71
117
Jumlah pendapatan underwriting Beban Underwriting Beban Klaim Klaim bruto Klaim retrosesi Kenaikan estimasi klaim retensi sendiri Jumlah beban klaim Beban Komisi - Netto Jumlah beban underwriting Hasil Underwriting Hasil Investasi Beban Usaha Laba Usaha Pendapatan (beban) lain-lain-bersih
2m,37
Laba sebelum pajak penghasilan Pendapatan/ (Beban) Pajak Pajak kini Pajak tangguhan
2o,22b
Jumlah pendapatan / (beban) pajak Laba Bersih Pendapatan komprehensif lain Aset keuangan tersedia untuk dijual Keuntungan (kerugian) untuk tahun berjalan Transfer ke laba rugi
8
Total Laba Komprehensif Periode Berjalan Laba Per Saham Dasar dan Dilusian
2q,27
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
3
-
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Laporan Perubahan Ekuitas Per 31 Maret 2016 dan 2015 (Dalam Rupiah)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
4
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Laporan Arus Kas Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2016 dan 2015 (Dalam Rupiah) 31 Maret 2016
31 Maret 2015
Arus kas diperoleh dari aktivitas operasi Penerimaan premi Penerimaan klaim retrosesi Penerimaan komisi Penerimaan lain-lain
129,486,816,080
132,973,748,398
24,367,173,275
4,023,951,711
2,095,151,408
2,142,439,572
(120,992,743)
1,925,776,273
(28,957,045,204)
(25,471,739,434)
Pembayaran komisi
(2,523,640,691)
(2,385,796,192)
Pembayaran klaim
(76,834,266,888)
(52,260,819,375)
(1,039,102,055)
(10,445,259,714)
Pembayaran beban pemasaran
(23,945,849)
(28,798,193)
Pembayaran kepada karyawan
(14,833,356,206)
(5,651,590,083)
Pembayaran premi retrosesi
Pembayaran beban umum dan administrasi
Pembayaran lain-lain Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
(797,215,655)
(1,813,589,851)
30,819,575,472
43,008,323,112
8,129,248,040
8,783,890,906
752,940,197,157
294,081,855,457
Arus kas diperoleh dari aktivitas investasi Penerimaan hasil investasi Pencairan deposito Hasil penjualan reksadana Hasil penjualan efek ekuitas Hasil penjualan aset tetap
2,035,454,000
-
95,958,800
-
400,160,000
Penerimaan dividen tunai
-
Penempatan deposito
(781,532,468,098)
Perolehan efek ekuitas
(6,967,825,000)
Perolehan aset lain-lain
(1,282,222,500)
Perolehan aset tetap
-
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
(26,181,497,601)
5,000,000 14,457,225 (347,365,714,257) (638,309,000) (775,995,352) (45,894,815,021)
Arus kas diperoleh dari aktivitas pendanaan Pembayaran dividen kas
-
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
-
(5,495,623) (5,495,623)
4,638,077,871
(2,891,987,532)
120,992,743
244,909,252
Kas dan bank pada awal periode
46,222,431,564
57,416,938,124
Kas dan bank pada akhir periode
50,981,502,178
54,769,859,844
35,000,000
35,000,000
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan bank Dampak perubahan kurs terhadap kas dan bank
Kas dan Bank Terdiri dari Kas Bank
50,946,502,178
54,734,859,844
Total
50,981,502,178
54,769,859,844
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
5
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan
1. Umum a. Latar belakang PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris Anton Frederik Schut No. 15 tanggal 4 Juni 1953, pengganti dari Meester Karel Eduard Krijgsman notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A.5/108/3 tanggal 17 Desember 1953 dan diumumkan dalam Berita Negara No.23 tanggal 19 Maret 1954, Tambahan Berita Negara No. 173. Perusahaan memperoleh izin operasionalnya, terakhir dari Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan Republik Indonesia dalam suratnya No. 4440/MD/1986 tanggal 12 Juli 1986. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-075/KM.12/2006 tanggal 25 Agustus 2006, Perusahaan mendapat izin membuka kantor cabang dengan prinsip Syariah. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH No. 06 tanggal 3 Maret 2015 mengenai peningkatan modal disetor. Akta perubahan tersebut telah disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan surat No. AHU-0004168.AH.01.02 tanggal 17 Maret 2015. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang reasuransi. Perusahaan beroperasi secara komersial mulai tahun 1953. Perusahaan beralamat di Plaza Marein, Lt. 18 Jl. Jend. Sudirman Kav. 76- 78 Jakarta 12910. Pemegang saham utama menurut catatan Perusahaan adalah AJB Bumiputera 1912 masingmasing 31 Maret 2016 dan 2015 b. Penawaran umum efek perusahaan Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 52 tanggal 7 Juni 1989 yang diaktakan dengan Akta Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaris di Jakarta, disetujui untuk meningkatkan modal disetor menjadi 5,000,000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1,000 per saham. Peningkatan ini telah disetujui Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-5630.HT.01.04.TH.89 tanggal 23 Juni 1989. Berdasarkan surat izin emisi saham dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No. SI038/SM/MK.10/1989 tanggal 25 Juni 1989, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif untuk melakukan penawaran umum efek kepada masyarakat sebanyak 2,000,000 saham dengan nilai nominal Rp 1,000 per saham dengan harga Rp. 5,000 per saham.
6
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
1. Umum (lanjutan) Sejak Penawaran Umum Efek tersebut, Perusahaan telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
Tahun
1990
1994
1997
2000
2004
Keterangan
Jumlah Saham yang Beredar Setelah Transaksi
Peningkatan modal dasar dari Rp 10 milyar menjadi Rp 30 milyar Penawaran umum terbatas sebanyak 2,100,000 saham dengan nilai nominal Rp 1,000 per saham dengan harga Rp 3,000 per saham. Sesuai dengan surat efektif penyertaan pendaftaran dari Bapepam tanggal 24 Maret 1990
9,100,000
Penerbitan 9,100,000 saham bonus, setiap pemegang 1 saham lama menerima 1 saham bonus
18,200,000
Peningkatan modal dasar dari Rp 30 milyar menjadi Rp 70 milyar Perubahan nilai nominal saham dari Rp 1,000 menjadi Rp 500
36,400,000
Perubahan nilai nominal saham dari Rp 500 menjadi Rp 200 dengan rasio perbandingan pemecahan saham 1:2,5 kali
91,000,000
Penerbitan 9,100,000 saham bonus, setiap pemegang 10 saham lama menerima 1 saham bonus
100,100,000
Pembagian 18,200,000 dividen saham dengan nilai nominal Rp 200 per saham dengan harga Rp 400 per saham
118,300,000
Peningkatan modal dasar dari Rp 70 milyar menjadi Rp 90 milyar 2005
2009
2015
Penawaran umum terbatas sebanyak 197,166,666 saham dengan rasio setiap pemegang saham yang memiliki 3 saham mempunyai hak untuk membeli 5 saham baru yang ditawarkan dengan harga Rp 200 per saham.
315,466,666
Penerbitan 17,206,830 saham bonus dengan nilai nominal Rp. 200 per saham, setiap pemegang 55 saham lama menerima 3 saham bonus.
332,673,496
Pembagian 55,670,265 dividen saham dengan nilai nominal Rp. 200 per saham dengan harga Rp. 320 per saham, setiap pemegang 34 saham lama menerima 6 dividen saham.
388,343,761
Peningkatan modal dasar dari Rp 90 milyar menjadi Rp 300 milyar
Pada tanggal 31 Maret 2016 semua saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
7
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
1. Umum (lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Dewan Syariah dan karyawan Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 3 Maret 2015 yang di aktakan dengan Akta Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH No. 6 susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan per tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: 2016 Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
Presiden Direktur Direktur
2015
Ir. Sarkoro Handajani, MM*) Nasir Ilmullah, SE, AAAIJ Drs. Brata Antakusuma, Ak
Ir. Sarkoro Handajani, MM*) Nasir Ilmullah, SE, AAAIJ Drs. Brata Antakusuma, Ak
-
-
Drs. Robby Loho, MBA, APAI, CIIB, AAIK, QIP, CPIE Yanto Jayadi Wibisono, SE Drs. Agus Muharam, MSc, ASAI, AAIJ, QIP, CPIE
Direktur Independen Hardjono, SE, MM, ASAI, AAIJ, QIP, CPIE *) Merangkap sebagai Komisaris Independen
Drs. Robby Loho, MBA, APAI, CIIB, AAIK, QIP, CPIE Yanto Jayadi Wibisono, SE Drs. Agus Muharam, MSc, ASAI, AAIJ, QIP, CPIE Hardjono, SE, MM, ASAI, AAIJ, QIP, CPIE
Anggota Komite Audit Perusahaan pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: 2016
2015
Ketua
Ir. Sarkoro Handajani, MM
Ir. Sarkoro Handajani, MM
Anggota
Y.H. Surya Pujawiyata, DipIns (UK), ACII (AAI-K), Chartered Insurer Jacob Samuel Matulessya, SE
Effendi Sjamsudin Junus Paula Gitasari Suparman
Sesuai dengan rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui suratnya No.: U172//DSN-MUI/IX/2005 tertanggal 30 September 2005, perubahan terakhir dengan surat No. U087/DSN-MUI/III/2013 tanggal 5 Maret 2013 tanggal 5 Maret 2013, yang kemudian diaktakan oleh Perusahaan berdasarkan Akta Rapat Umum Pemegang Saham No. 29 pada tanggal 12 Juni 2015 dari Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH, Perusahaan memiliki Dewan Pengawas Syariah pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 terdiri dari:
Ketua Anggota
2016 Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA Prof. Dr. Utang Ranuwijaya, MA
2015 Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA Prof. Dr. Utang Ranuwijaya, MA
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 Perusahaan mempunyai karyawan tetap sebanyak 122 dan 120 karyawan.
8
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan) 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan keuangan Perusahaan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia termasuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), serta Peraturan Pasar Modal yang berlaku antara lain Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (OJK/Bapepam – LK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), ”Penyajian Laporan Keuangan”. b. Dasar pengkuran dan penyusunan laporan keuangan Laporan keuangan Perusahaan disusun dan disajikan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Dasar pengkuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Biaya perolehan umumnya didasarkan pada nilai wajar imbalan yang diserahkan dalam pemerolehan aset. Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas kedalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. c. Pernyataan dan interpretasi Standar Akuntansi Baru dan Revisi yang berlaku efektif pada tahun berjalan Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang telah diterbitkan oleh DSAK-IAI dan berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015, yaitu: • PSAK No. 1 (Revisi 2013) ”Penyajian Laporan Keuangan” • PSAK No. 4 (Revisi 2013) ”Laporan Keuangan Tersendiri” • PSAK No. 15 (Revisi 2013) ”Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama” • PSAK No. 24 (Revisi 2013) ”Imbalan Kerja” • PSAK No. 46 (Revisi 2013) ”Pajak Penghasilan” • PSAK No. 48 (Revisi 2014) ”Penurunan Nilai Aset” • PSAK No. 50 (Revisi 2014) ” Instrumen Keuangan: Penyajian” • PSAK No. 55 (Revisi 2014) ”Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengkuran” • PSAK No. 60 (Revisi 2014) ”Instrumen Keuangan : Pengungkapan” 9
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan) 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) • • • • •
PSAK No. 65 ”Laporan Keuangan” PSAK No. 66 ”Pengaturan Bersama” PSAK No. 67 ”Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain” PSAK No. 68 ”Pengkuran Nilai Wajar” ISAK No. 26 (Revisi 2014) ”Penilaian Kembali Derivatif Melekat”
Berikut ini adalah dampak atas perubahan standar akuntansi diatas yang relevan dan signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan: •
PSAK No. 1 (Revisi 2013) ”Penyajian Laporan Keuangan” PSAK No. 1 (Revisi 2013) mengatur perubahan dalam format serta revisi judul laporan. Dampak signifikan dari perubahan dalam standar akuntansi ini terhadap Perusahaan antara lain: Perubahan nama laporan yang sebelumnya adalah ”Laporan Laba Rugi Komprehensif” menjadi ”Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain” Adanya persyaratan penyajian penghasilan komprehensif lain yang dikelompokkan menjadi (a) pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi; dan (b) pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi. Stanadar ini berlaku retrospektif dan oleh karenanya informasi pembanding tertentu telah disajikan kembali.
•
PSAK No. 24 (Revisi 2013) ”Imbalan Kerja” PSAK ini mengubah beberapa ketentuan akuntansi terkait program imbalan pasti. Perubahan utama mencakup penghapusan ”pendekatan koridor”, modifikasi akuntansi untuk pesangon dan penyempurnaan ketentuan mengenai pengakuan, penyajian dan pengakuan untuk program imbalan kerja imbalan pasti. Perubahan ketentuan yang berdampak pada laporan keuangan Perusahaan antara lain sebagai berikut: a. Pengakuan keuntungan (kerugian) aktuaria melalui penghasilan komprehensif lain; b. Semua biaya jasa lalu diakui sebagai beban pada tanggal yang lebih awal antara ketika amandemen/kurtailmen program terjadi atau ketika entitas mengakui biaya terkait restrukturisasi atau pesangon. Sehingga biaya jasa lalu yang belum vested tidak lagi dapat ditangguhkan dan diakui sepanjang periode vesting. c. Beban bunga dan imbal hasil aset program yang digunakan dalam PSAK No. 24 terdahulu di ganti dengan konsep bunga neto, yang dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto liabilitas (aset) neto imbalan pasti yang ditentukan pada awal setiap periode pelaporan tahunan. Perubahan ini diterapkan secara restrokpektif (kecuali perubahan nilai tercatat aset yang mencakup biaya imbalan kerja dalam nilai tercatatnya) dan dampak perubahan dari standar ini dijelaskan pada Catatan 23.
10
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan) 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) •
PSAK No. 46 (Revisi 2013) ”Pajak Penghasilan” PSAK No. 46 (Revisi 2013) ini memberikan penekanan pada pengkuran pajak tangguhan atas aset yang diukur pada nilai wajar, dengan mengasumsikan bahwa jumlah tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan. Selain itu, standar ini juga menghilangkan pengaturan tentang pajak final. Penerapan standar revisi ini tidak memberikan pengaruh material terhadap laporan keuangan Perusahaan.
•
PSAK No. 48 (Revisi 2014) ”Penurunan Nilai Aset” Perubahan dalam PSAK No. 48 (Revisi 2014), terutama berkaitan dengan perubahan definisi dan pengaturan nilai wajar sebagaimana diatur dalam PSAK No. 68. Penerapann standar revisi ini tidak memberikan pengaruh material terhadap laporan keuangan.
•
PSAK No. 50 (Revisi 2014) ”Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2014): ”Pengakuan dan Pengkuran”, dan PSAK No. 60 (Revis 2014) ”Instrumen Keuangan Pengungkapan”. Perubahan pada ketiga PSAK ini, terutama merupakan penyesuaian akibat diterbitkannya PSAK No. 68 mengenai nilai wajar. PSAK No. 50 (Revisi 2014) menghapus pengaturan pajak penghasilan yang terkait dengan dividen dan akan mengacu pada PSAK No. 46. Selain itu, PSAK No. 50 (Revisi 2014) memberikan pengaturan (pedoman aplikasi) yang lebih spesifik terkait kriteria untuk melakukan saling hapus dan penyelesaian neto aset dan liabilitas keuangan. Perubahan PSAK No. 55 (Revisi 2014) mengatur tentang pengukuran dan reklasifikasi derivatif melekat, pengaturan kriteria dan penghentian instumen lindung nilai, serta pengaturan tanggal pencatatan instrumen keuangan. PSAK No. 60 (Revisi 2014) mengatur pengungkapan tambahan terkait nilai wajar, saling hapus aset dan liabilitas keuangan, serta pengalihan aset keuangan. Perusahaan telah menerapkan PSAK-PSAK ini dan telah melengkapi persyaratan pengungkapan yang diminta.
•
PSAK No. 68 ”Pengukuran Nilai Wajar” PSAK No. 68 mendefinisikan nilai wajar, menetapkan satu kerangka tunggal untuk mengukur nilai wajar dan menetapkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar. PSAK No. 68 berlaku saat SAK lain mengharuskan dan mengizinkan pengkuran nilai wajar. Perusahaan telah melengkapi persyaratan pengungkapan yang diminta sesuai standar ini. 11
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) d. Properti investasi Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai oleh pemilik atau penyewa melalui sewa pembiayaan untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi diakui sebagai asset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan properti investasi akan mengalir ke entitas; dan biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal. Properti investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan, meliputi harga-harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung (biaya jasa hukum, pajak pengalihan properti, dan biaya transaksi lain). Biaya transaksi termasuk dalam pangkuran awal tersebut. Setelah pengakuan awal, Perusahaan menggunakan model nilai wajar dan mengukur seluruh properti investasi berdasarkan nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar properti investasi diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya. Penentuan nilai wajar investasi didasarkan pada penilaian oleh penilai independen yang mempunyai kualifikasi profesional yang telah diakui dan relevan serta memiliki pengalaman terkini di lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai. Pengalihan ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik dan dimulainya sewa operasi kepada pihak lain. Pengalihan dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik dan dimulainya pengembangan untuk dijual. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan ditentukan dari selisih antara hasil neto pelepasan dan jumlah tercatat aset, dan diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya penghentian atau pelepasan.
12
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) e. Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran Awal Perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrument tersebut. Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, Perusahaan mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah atau dikurang dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan tersebut. Biaya transaksi yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan aset keuangan dan penerbitan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba rugi dibebankan segera. Pengukuran Selanjutnya Aset Keuangan Pengukuran selanjutnya aset keuangan tergantung pada klasifikasinya pada saat pengakuan awal. Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan dalam salah satu dari empat kategori berikut: (i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL) Aset keuangan yang diukur pada FVTPL adalah aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan atau yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki tertutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam wakru dekat, atau bagian dari portofolio instrument keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual saat ini, atau merupakan derivatif, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrument lindung nilai. Setelah pengakuan awal, aset keuangan yang diukur pada FVTPL diuukur pada nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan diakui dalam laba rugi. Efek ekuitas dan reksadana milik Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
13
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) (ii). Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi dipasar aktif, kecuali: (a) Pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi; (b) Pinjamana yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual, atau; (c) Pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman. Setelah pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Kas dan bank, piutang reasuransi, piutang retrosesi, deposito berjangka, deposito jaminan dan aset lain-lain berupa piutang bunga, piutang karyawan dan piutang lainlain termasuk dalam kategori ini. (iii). Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM) Investasi HTM adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Perusahaan mempunya intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo. (iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS) Aset keuangan AFS adalah aset keuangan nonderivatif yang di tetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai (a) pinjaman yang diberikan dan piutang, (b) investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, atau (c) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Setelah pengakuan awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam penghasilan komprehensif lain, kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan kurs, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.
14
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Investasi dalam instrument ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasian di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal diukur pada biaya perolehan. Efek utang dan penyertaan langsung dalam bentuk saham milik Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
Pengukuran Selanjutnya Liabilitas Keuangan Pengukuran selanjutnya liablitas keuangan tergantung pada klasifikasinya pada saat pengakuan awal. Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam salah satu dari kategori berikut: (i)
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL) Liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL adalah liabilitas keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan atau yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau bagian dari portofolio instrument keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual saat ini, atau merupakan derivatif, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrument lindung nilai. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL diukur pada nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam laba rugi. Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
(ii). Liabilitas keuangan lainnya Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL dikelompokkan dalam kategori ini dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Liabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi adalah utang reasuransi, utang retrosesi, utang dividen, utang lain-lain dan beban akrual.
15
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Penghentian pengakuan aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan hanya jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir atau perusahaan mengalihkan hak kontraktual untuk menerima kas yang berasal dari aset keuangan atau tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima kas tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan. Jika Perusahaan secara substansial mengalihkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, maka Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan dan mengakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas untuk setiap hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam pengalihan tersebut. Jika Perusahaan secara substansial tidak mengalihkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut dan masih memiliki pengendalian, maka Perusahaan mengakui aset keuangan sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Jika Perusahaan secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, maka Perusahaan tetap mengakui aset keuangan tersebut. Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
16
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Berikut adalah bukti objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai: (a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; (b) Pelanggaran kontral, seperti terjadinya gagal bayar atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; (c) Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; (d) Terdapat data yang dapat diobservasi yang mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset, seperti memburuknya status pembayaran pihak peminjam atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan gagal bayar. Untuk investasi pada instrumen ekuitas, penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang dalam nilai wajar instrumen ekuitas dibawah biaya perolehannya merupakan bukti objektif terjadinya penurunan nilai. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga egfektif awal dari aset tersebut dan diakui pada laba rugi. Jika penurunan dalam nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain di reklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif yang di reklasifikasi adalah selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam laba rugi. Metode Suku Bunga Efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset atau liabilitas keuangan (atau kelompok aset atau liabilitas keuangan) dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas masa depan selama perkiraan umur dari instrument keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh jumlah tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrument keuangan tersebut, seperti pelunasan dipercepat, opsi beli dan opsi serupa lain, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit masa depan. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi 17
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh pihak-pihak dalam kontrak yang merupakan bagian takterpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premium atau diskonto lain. Reklasifikasi Perusahaan tidak mereklasifikasi derivatif dari diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama derivatif tersebut dimiliki atau diterbitkan dan tidak mereklasifikasi setiap instrumen keuangan dari diukur melalui laba rugi jika pada pengakuan awal instrumen keuangan tersebut ditetapkan oleh Perusahaan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Perusahaan dapat mereklasifikasi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, jika aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali aset keuangan tersebut dalam waktu dekat. Perusahaan tidak mereklasifikasi setiap instrumen keuangan ke diukur pada nilai wajar melalui laba rugi setelah pengakuan awal. Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan Perusahaan, instrumen tersebut tidak tepat lagi diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka investasi tersebut direklasifikasi menjadi tersedia untuk dijual dan diukur kembali pada nilai wajar. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi atas investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan, maka sisa investasi dimiliki hingga jatuh tempo direklasifikasi menjadi tersedia untuk dijual, kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali, terjadi setelah seluruh jumlah pokok telah diperoleh secara substansial sesuai jadwal pembayaran atau telah diperoleh pelunasan dipercepat; atau terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar. Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan, jika dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berintensi untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pengukuran Nilai Wajar Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan pengungkapan.
18
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Nilai wajar dikategorikan dalam level yang berbeda dalam suatu hirarki nilai wajar berdasarkan pada apakah input suatu pengukuran dapat diobservasi dan signifikansi input terhadap keseluruhan pengukuran nilai wajar: (i) (ii) (iii)
Harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses pada tanggal pengukuran (Level 1) Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung maupun tidak langsung (Level 2) Input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas (Level 3)
Dalam mengukur nilai wajar aset atau liabilitas, Perusahaan sebisa mungkin menggunakan data pasar yang dapat diobservasi. Apabila nilai wajar aset atau liabilitas tidak dapat diobservasi secara langsung, Perusahaan menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan keadaannya dan memaksimalkan. penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. Perpindahan antara level hirarki wajar diakui oleh Perusahaan pada akhir periode pelaporan dimana perpindahan terjadi. f. Kas dan bank Saldo kas dan bank tidak termasuk deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang karena sesuai dengan Pedoman Akuntansi Asuransi Indonesia (PAKASI) harus dicatat sebagai bagian dari investasi. g. Transaksi dan saldo dengan pihak berelasi Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor: a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor,atau iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
19
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) b) Satu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan laporan keuangan telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi. h. Aset tetap Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan yang meliputi harga perolehannya dan setiap biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke kondisi dan lokasi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai intensi manajemen. Apabila relevan, biaya perolehan juga dapat mencakup estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap, kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk memproduksi persediaan selama periode tersebut. Setelah pengakuan awal, aset tetap kecuali tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai Tanah diakui sebesar harga perolehannya dan tidak disusutkan. Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aset sebagai berikut:
20
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Persentase 5% 20% 12,5% - 25%
Bangunan Kendaraan bermotor Inventaris kantor
Perusahaan melakukan evaluasi atas penurunan nilai aset tetap apabila terdapat peristiwa atau keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tetap tersebut kemungkinan tidak dapat dipulihkan. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi estimasi jumlah terpulihkan, nilai aset tersebut diturunkan menjadi sebesar estimasi jumlah terpulihkan, yang ditentukan berdasarkan nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Nilai tercatat dari suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan tersebut (yang ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatatnya) dimasukkan dalam laba rugi pada saat penghentian pengakuantersebut dilakukan. Pada akhir periode pelaporan, Perusahaan melakukan penelaahan berkala atas masa manfaat, nilai residu, metode penyusutan, dan sisa umur pemakaian berdasarkan kondisi teknis. i.
Penurunan Nilai Aset Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan ditentukan atas suatu aset individual, dan jika tidak memungkinkan, Perusahaan menentukan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas dari aset tersebut. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya. Nilai pakai adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan akan diterima dari aset atau unit penghasil kas. Nilai kini dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset atau unit yang penurunan nilainya diukur. Jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan aset lebih kecil dari jumlah tercatatnya, maka jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai dan segera diakui dalam laba rugi. Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, jumlah tercatat aset dinaikan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. 21
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) j. Biaya dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). k. Piutang/Utang Reasuransi Piutang premi meliputi tagihan premi kepada tertanggung/agen/broker sebagai akibat transaksi reasuransi. Dalam hal Perusahaan memberikan potongan premi kepada tertanggung, maka potongan tersebut langsung dikurangkan dari piutang preminya. Utang klaim reasuransi diakui pada saat jumlahnya disepakati untuk dibayar. Utang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo kredit, maka saldo tersebut disajikan pada kelompok liabilitas sebagai utang reasuransi. Penyajian utang dan piutang dari atau kepada perusahaan asuransi dilakukan secara terpisah antara saldo debet dan kredit untuk setiap perusahaan ceding, saldo debet disajikan sebagai piutang dan saldo kredit sebagai utang. Piutang dan utang yang timbul atas kontrak reasuransi diakui pada saat jatuh tempo dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan penurunan nilai dibentuk ketika terdapat bukti obyektif bahwa estimasi arus kas masa depan terkena dampak, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal.
22
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) l. Piutang/Utang Retrosesi Utang premi retrosioner sehubungan dengan reasuransi ulang (retrosesi) kepada perusahaan asuransi lain dicatat di laporan posisi keuangan setelah dikurangi pendapatan komisi dan klaim yang terjadi. Jumlah utang retrosesi akan dikompensasikan dengan piutang retrosesinya, apabila kontrak retrosesi menyatakan adanya kompensasi. Penyajian utang dan piutang dari atau kepada perusahaan retrosesi dilakukan secara terpisah antara saldo debet dan kredit untuk setiap perusahaan ceding, saldo debet disajikan sebagai piutang dan saldo kredit sebagai utang. m. Kontrak Asuransi Kontrak asuransi adalah kontrak dimana penanggung menerima risiko asuransi signifikan dari tertanggung. Risiko asuransi signifikan didefinisikan sebagai kemungkinan membayar manfaat signifikan kepada tertanggung jika suatu kejadian yang diasuransikan terjadi dibandingkan dengan manfaat minimum yang akan dibayarkan apabila risiko yang diasuransikan tidak terjadi. Aset Retrosesi Aset retrosesi adalah hak kontraktual neto reasuradur dalam suatu kontrak retrosesi. Nilai aset retrosesi atas liabilitas manfaat polis masa depan, premi yang belum merupakan pendapatan dan estimasi liabilitas klaim diestimasi secara konsisten dengan pendekatan yang digunakan dalam menentukan masing-masing liabilitas manfaat polis masa depan, premi yang belum merupakan pendapatan dan estimasi liabilitas klaim, berdasarkan syarat dan ketentuan kontrak retrosesi. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen Perusahaan menelaah apakah aset retrosesi telah mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai aset retrosesi terjadi jika dan hanya jika terdapat bukti obyektif yang menyebabkan Perusahaan tidak menerima seluruh jumlah yang sesuai dengan persyaratan kontrak dan dampaknya dapat diukur secara andal. Penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian membeli retrosesi diakui dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain segera pada tanggal pembelian dan tidak diamortisasi. Perjanjian retrosesi tidak membebaskan Perusahaan dari kewajiban kepada pemegang polis.
23
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Liabilitas Kontrak Asuransi Liabilitas kontrak asuransi mencakup klaim dalam proses, premi belum merupakan pendapatan dan liabilitas manfaat polis masa depan. Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan Premi yang belum merupakan pendapatan adalah bagian dari premi yang belum diakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode akuntansi, dan disajikan dalam jumlah bruto. Porsi retrosesi atas premi yang belum merupakan pendapatan disajikan sebagai bagian dari aset retrosesi. Premi yang belum merupakan pendapatan dihitung secara individual dari setiap pertanggungan dan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan selama periode risiko dengan menggunakan metode harian. Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan Liabilitas manfaat polis masa depan adalah nilai sekarang estimasi manfaat polis masa depan yang akan dibayar kepada pemegang polis, dikurangi dengan nilai sekarang dari estimasi premi masa depan yang akan diterima dari pemegang polis dan diakui pada saat pengakuan pendapatan premi. Liabilitas manfaat polis masa depan dinyatakan dalam laporan posisi keuangan berdasarkan perhitungan aktuaria. Kenaikan (penurunan) liabilitas manfaat polis masa depan diakui sebagai beban (pendapatan) dalam laporan laba rugi komprehensif. Estimasi Liabilitas Klaim Estimasi klaim retensi sendiri merupakan estimasi jumlah liabilitas yang menjadi tanggungan sehubungan dengan klaim yang masih dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. Perubahan jumlah estimasi liabilitas klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan. Perusahaan tidak mengakui setiap provisi untuk kemungkinan klaim masa depan sebagai liabilitas jika klaim tersebut timbul berdasarkan kontrak asuransi yang tidak ada pada akhir periode pelaporan (seperti provisi katastrofa dan provisi penyetaraan). Perusahaan menghitung klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan menggunakan triangle method. Pendapatan Premi Ditangguhkan Pendapatan premi diterima di muka dicatat sebagai pendapatan premi ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan masa pertanggungannya.
24
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Tes Kecukupan Liabilitas Pada akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah liabilitas asuransi yang diakui telah mencukupi dengan menggunakan estimasi kini atas arus kas masa depan terkait dengan kontrak asuransi. Jika nilai tercatat liabilitas asuransi setelah dikurangi dengan biaya akuisisi tangguhan terkait tidak mencukupi dibandingkan dengan estimasi arus kas masa depan, maka seluruh kekurangan tersebut diakui dalam laba rugi periode berjalan. n. Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan Premi Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dari asuransi (atau reasuransi) jangka pendek diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal periode polis berbeda secara signifikan dengan periode risiko (misalnya pada penutupan jenis pertanggungan asuransi konstruksi), maka seluruh premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai pendapatan selama periode risiko. Premi hak retrosesi diakui sebagai premi asuransi selama periode kontrak retrosesi secara proporsional dengan proteksi yang diperoleh. Premi selain kontrak reasuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatan pada saat jatuhtempo. Premi dari polis bersama (coinsurance) diakui sebesar proporsi premi Perusahaan. Perusahaan mereasuransikan sebagian risiko atas akseptasi pertanggungan yang diperoleh kepada perusahaan asuransi lain dan perusahaan reasuransi. Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi sesuai periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diberikan. Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retrospektif diakui sebagai piutang reasuransi sebesar kewajiban yarg dibukukan sehubungan kontrak reasuransi tersebut. Porsi reasuransi atas premi belum merupakan pendapatan ditentukan secara konsisten dengan pendekatan yang digunakan dalam menentukan premi yang belum merupakan pendapatan, berdasarkan syarat dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut. Pendapatan Sewa Penghasilan sewa unit perkantoran diakui sebagai pendapatan berdasarkan masa sewa masingmasing unit perkantoran tersebut.
25
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Klaim dan Manfaat Beban klaim dan manfaat meliputi klaim disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan beban penyelesaian klaim. Klaim tersebut diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya liabilitas untuk memenuhi klaim. Bagian klaim retrosesi diakui dan dicatat sebaga pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi. Jumlah klaim dalam proses penyelesaian termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan, diakui sebagai estimasi liabilitas klaim yang diukur berdasarkan perhitungan teknis asuransi. Perubahan estimasi liabilitas klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan. Porsi retrosesi atas estimasi liabilitas klaim ditentukan secara konsisten dengan pendekatan yang digunakan dalam menentukan estimasi liabilitas klaim berdasarkan syarat dan ketentuan kontrak reasuransi terkait. Beban Akuisisi Biaya-biaya yang berhubungan dengan penutupan polis baru maupun pembaharuannya, antara lain komisi, bonus agen dan biaya lainnya, dibebankan pada tahun berjalan. Beban Usaha Beban usaha diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan o. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Dalam menyiapkan laporan keuangan, setiap entitas di dalam Perusahaan mencatat dengan menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi (“mata uang fungsional”). Mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah dengan kurs spot antara Rupiah dan valuta asing pada tanggal transaksi. Pada akhir periode pelaporan, pos moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs penutup, yaitu kurs tengah Bank Indonesia pada 31 Maret 2016 dan 2015 sebagai berikut:
26
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Selisih kurs yang timbul dari penyelesaian pos moneter dan dari penjabaran pos moneter dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi.
31 Maret 2016 13,276.00 118.18 9,830.09 19,057.71 15,029.77 3,539.66 288.86 3,389.35
Dolar Amerika Serikat (USD) Yen Jepang (JPY) Dolar Singapura (SGD) Poundsterling Inggris (GBP) Euro Eropa (EUR) Riyadh Saudi Arabia (SAR) Peso Filipina (PHP) Ringgit Malaysia (MYR)
31 Desember 2015 13,795.00 114.52 9,751.19 20,451.11 15,069.68 3,676.22 294.08 3,209.65
p. Pajak penghasilan Beban pajak adalah jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba rugi pada suatu periode. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui dalam laba rugi, kecuali pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau peristiwa yangdiakui dalam penghasilan komprehensif lain atau secara langsung di ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau ekuitas. Jumlah pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar diakui sebagai liabilitas. Jika jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periodeperiode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya diakui sebagai aset. Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diperkirakan akan dibayar kepada (direstitusi dari) otoritas perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan undangundangpajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Manfaat terkait dengan rugi pajak yang dapat ditarik untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya diakui sebagai aset. Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak masa depan akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan. Seluruh perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari: a) pengakuan awal goodwill; atau b) pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugipajak).
27
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba dimaksud, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak). Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada akhir periode pelaporan. Perusahaan mengurangi jumlah tercatat aset pajak tangguhan jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Setiap pengurangan tersebut dilakukan pembalikan atas aset pajak tangguhan hingga kemungkinan besar laba kena pajak yang tersedia jumlahnya memadai. Perusahaan melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan hanya jika: a) Perusahaan memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untukmelakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan b) Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama atas: i. entitas kena pajak yang sama; atau ii. entitas kena pajak yang berbeda yangbermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap periode masadepan dimana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan diperkirakan untuk diselesaikan atau dipulihkan. Perusahaan melakukan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, Perusahaan: a) memiliki hak yang dapat dipaksakansecara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui; dan b) bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
28
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) q. Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja Imbalan Kerja Jangka Pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui ketika pekerja telah memberikan jasanya dalam suatu periode akuntansi, sebesar jumlah tidak terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayar sebagai imbalan atas jasa tersebut. Imbalan kerja jangka pendek mencakup antara lain upah, gaji, bonus dan insentif. Imbalan Pasca Kerja Imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”). Perusahaan mengakui jumlah liabilitas imbalan pasti neto sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program yang dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Nilai kinikewajiban imbalan imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan imbalan tersebut. Perusahaan mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal program imbalan pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktif informal entitas. Biaya jasa kini, biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, serta bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto diakui dalam laba rugi. Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, imbal hasil atas aset program dan setiap perubahan dampak batas atas aset diakui sebagai penghasilan komprehensif lain. Pesangon Perusahaan mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal yang lebih awal di antara: a) Ketika Perusahaan tidak dapat lagi menarik tawaran atas imbalan tersebut; dan b) Ketika Perusahaan mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam ruang lingkup PSAK No. 57 dan melibatkan pembayaran pesangon. Perusahaan mengukur pesangon pada saat pengakuan awal, dan mengukur dan mengakui perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat imbalan kerja. r. Laba per saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu periode. 29
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, Perusahaan menyesuaikan laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar, atas dampak dari seluruh instrument berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif. s. Biaya emisi saham Beban yang terjadi sehubungan dengan penawaran saham Perusahaan (termasuk hak memesan efek terlebih dahulu) kepada publik dibebankan sebagai ”Tambahan Modal Disetor”. t.
Transaksi Reasuransi Syariah Perusahaan menggunakan akad kontrak reasuransi syariah wakalah bil ujrah. Premi yang dibayarkan pada reasuransi syariah diakui sebagai dana tabarru’ dan tidak diakui sebagai pendapatan premi oleh Perusahaan. Fee atau ujrah dalam mengelola produk-produk dari peserta diakui sebagai pendapatan oleh Perusahaan selama periode kontrak asuransi. Surplus yang dapat didistribusikan akan ditetapkan berdasarkan kecukupan kontribusi premi yang diterima dan hasil investasi yang terkait cukup untuk menutup beban atas pembayaran klaim dan pembentukan cadangan. Setiap kelebihan, setelah dikurangkan dengan porsi untuk membayar pinjaman kepada Perusahaan atau qardh, jika ada, akan dibagikan kepada peserta, Perusahaan dan dana tabarru’ sesuai dengan akad kontrak asuransi. Ketika dana tabarru’ tidak mencukupi untuk menutup klaim yang telah terjadi, Perusahaan akan memberikan qardh (pinjaman tidak berbunga) untuk menyelesaikannya. Pada saat dana tabarru’ memiliki surplus underwriting, maka qardh akan dibayarkan terlebih dahulu sebelum Perusahaan menyatakan pembagian surplus yang dapat didistribusikan.
u. Informasi Segmen Perusahaan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis. Sebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: • yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban; • yang hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan • dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
30
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungakapan atas liabilitas kontijensi pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. a. Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan dalam Catatan 2.e. Cadangan atas Penurunan Nilai Piutang Reasuransi dan Piutang Retrosesi Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pihak ceding dan atau pihak retrosesi yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusaahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang reasuransi dan piutang retrosesi guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan penurunan nilai piutang reasuransi dan piutang retrosesi. Nilai tercatat dari piutang reasuransi dan piutang retrosesi Perusahaan sebelum cadangan penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2016 adalah masing-masing sebesar Rp. 214,677,124,717 dan Rp. 31,634,691,875 (31 Desember 2015: masing-masing sebesar Rp. 215,358,919,544 dan Rp. 45,071,345,806). Penjelasan lebih lanjut diungkapakan dalam Catatan 4 dan 5. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
31
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) b. Estimasi dan Asumsi Akuntansi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan dibawah ini. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentun pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti-bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan penilaian yang berbeda. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 44 c. Estimasi Klaim Retensi Sendiri dan Pendapatan Yang Belum Merupakan Pendapatan Perusahan mencatat estimasi klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan dan pendapatan premi yang belum diakui berdasarkan metode perhitungan tertentu yang berlaku umum di Indonesia. Asumsi utama yang mendasari metode tersebut adalah pengalaman klaim masa lalu. Estimasi klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan merupakan bagian atas estimasi klaim retensi sendiri. Hasil aktual yang berbeda dari hasil perhitungan akan dibebankan ke laba rugi tahun berjalan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa hasil perhitungan tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual akan dapat mempengaruhi secara material estimasi klaim retensi sendiri dan pendapatan premi yang belum diakui. Nilai tercatat atas estimasi klaim retensi sendiri dan pendapatan premi yang belum diakui Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2016 masing-masing sebesar Rp. 264,166,323,408 dan Rp. 449,641,695,997 (31 Desember 2015: masing-masing sebesar Rp. 254,585,459,044 dan Rp. 462,578,087,210). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 18. Pengujian Kecukupan Liabilitas Pada tanggal pelaporan, keseluruhan jumlah aset dan liabilitas asuransi yang dicatat telah dilakukan pengujian kecukupan liabilitas dan Direksi menyakini bahwa jumlah tesebut adalah memadai. Estimasi Umur Manfaat Aset Tetap Perusahaan melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan diatas (Nilai tercatat aset tetap disajikan dalam Catatan 15).
32
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Imbalan Pasca Kerja Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pasca kerja. Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang di denominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait. Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca kerja sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini. Informasi tambahan diungkapkan pada Catatan 23.
33
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
3. Kas dan Bank 31 Maret 2016 35,000,000
Kas Bank: Pihak ketiga: Rupiah: PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk PT Bank Syariah Mega Indonesia PT Bank BNI Syariah PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank ICBC Indonesia Dolar Amerika: PT Bank Danamon Indonesia Tbk (2016: USD 220,867.22 ; 2015: USD 51,138.85) PT Bank BNI Syariah (2016: USD 22,169.66 ; 2015: USD 29,334.97) PT Bank CIMB Niaga Tbk (2016: USD 9,283.96 ; 2015: USD 59,287.99) PT Bank Syariah Mega Indonesia (2016: USD 2,775.72 ; 2015: USD 20,095.54) Sub Total Total
31 Desember 2015 35,000,000
41,240,778,262 2,322,347,465 1,797,325,367 1,070,857,141 837,471,168 152,862,700 82,177,204 53,520,940 2,500,000
40,802,875,402 595,535,624 1,132,498,884 353,165,806 831,426,077 180,839,412 82,313,204 1,045,039 2,500,000
2,932,233,213
705,460,436
294,324,406
404,675,911
123,253,853
817,877,822
36,850,459
277,217,974
50,946,502,178 50,981,502,178
46,187,431,591 46,222,431,591
Saldo kas dan bank pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, pada Cabang Reasuransi Syariah adalah sebesar Rp. 4,460,847,698 dan Rp. 2,419,928,393. Saldo bank pada PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk merupakan bank penampungan untuk bisnis asuransi dengan PT Allianz Life Indonesia.
34
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
4. Piutang Reasuransi Rincian piutang reasuransi adalah sebagai berikut: Pihak berelasi (catatan 13)
31 Maret 2016 6,327,428,238
31 Desember 2015 7,311,768,277
30,246,714,951 15,308,584,323
19,280,615,403 24,645,675,030
10,626,137,454 9,308,064,645 9,258,777,992 8,760,058,866 8,273,965,705 7,555,027,840 6,633,369,010 5,685,905,977 5,282,496,000 4,888,316,068 4,866,206,439 4,812,231,247 4,587,082,713
9,831,240,219 25,593,701,614 8,568,444,663 6,242,224,943 7,616,773,582 725,326,725 3,488,085,660 6,056,848,509 5,213,531,684 2,450,878,857 19,398,099,034 2,997,219,307
4,568,991,147 4,508,644,990 3,830,081,402 3,272,387,908 3,160,114,977 2,908,531,296 2,631,313,289 2,483,437,160 2,091,974,288 2,028,721,138 2,002,943,766 1,966,535,972 1,900,137,512 1,859,620,470 1,522,280,968 1,501,718,758 1,473,982,055 1,456,270,458 1,446,408,974 1,244,236,391 1,239,864,702
4,568,991,147 2,095,345,387 7,275,897,865 3,181,780,028 1,096,689,146 2,007,045,686 305,350,678 1,985,070,243 2,238,700,208 680,870,014 111,941,832 18,626,882 1,731,136,853 15,558,640 740,283,540 1,456,270,458 1,298,664,816 243,127,022 1,203,837,880
Pihak ketiga: PT Allianz Life Indonesia PT Generali Indonesia Life Assurance PT Asuransi Simas Jiwa (d/h PT Asuransi Jiwa Mega Life) PT AIA Financial PT Hanwha Life Insurance Indonesia Willis Faber Pte. Ltd., Singapore PT Commonwealth Life Guy Carpenter & Company Pte. Ltd. AON Benfield Asia Pte Ltd, Singapore PT Equity Life Indonesia PT Tala Re International PT AXA Financial Indonesia PT Tugu Mandiri PT Reasuransi International Indonesia PT Asuransi Wahana Tata PT Holmes Reinsurance Brokers (d/h PT Tala Re International) PT Asuransi MSIG Indonesia PT MNC Life Assurance PT Asuransi Astra Buana PT Wanaartha Adisarana Life Insurance PT Trinity Re PT Financial Wiramitra Danadyaksa PT Asuransi Tokio Marine Indonesia PT Sun Life Financial Indonesia PT Sequis Life PT Zurich Insurance Indonesia PT Brins General Insurance PT AIG Insurance Indonesia PT Asuransi Jiwa Recapital PT Simas Reinsurance Broker UIB Asia Reinsurance Broker Singapore PT Asuransi Jiwa Kresna PT Asuransi Jiwa Taspen PT Asrinda Arthasangga PT Jasa Cipta Rembaka Jardine Llyod Thompson Pte. Ltd., Asia
35
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan) 4. Piutang Reasuransi (lanjutan) 1,190,137,498 1,011,675,262 906,534,387 692,370,751 572,287,337 308,167,512 127,416,800
PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera PT BNI Life Insurance PT Asuransi Adira Dinamika PT Asuransi Sompo Japan Nipponkoa Indonesia PT Tugu Pratama Indonesia PT Avrist Assurance PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia PT Asuransi FPG Indonesia (d/h PT Asuransi Indrapura) PT Prudential Life Assurance PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Lain-lain dibawah Rp. 1 Milyar Jumlah pihak ketiga Jumlah Dikurangi : Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Jumlah – Neto
49,684,691 14,945,197 18,285,340,193 208,349,696,479 214,677,124,717 (698,622,694) 213,978,502,023
358,962,314 1,334,625,185 2,443,822,940 2,048,658,352 8,409,933,583 1,661,055,476 1,366,778,997 4,370,344,244 2,227,686,419 9,461,430,202 208,047,151,267 215,358,919,544 (698,622,694) 214,660,296,850
Saldo piutang reasuransi pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 berdasarkan jenis asuransi: 31 Maret 2016 72,244,976,697 141,733,525,326 213,978,502,023
Umum Jiwa
31 Desember 2015 36,209,213,340 178,451,083,510 214,660,296,850
Analisis umur piutang reasuransi adalah sebagai berikut: 31 Maret 2016 91,197,109,902 6,138,551,395 76,341,805,089 3,479,655,765 36,821,379,872 213,978,502,023
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo Tidak lebih dari 30 hari 31- 60 hari 61 – 90 hari Lebih dari 90 hari
31 Desember 2015 142,456,945,980 6,219,572,469 30,735,149,230 4,718,907,861 30,529,721,310 214,660,296,850
Saldo piutang reasuransi pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, pada Cabang Reasuransi Syariah masing-masing adalah sebesar Rp. 8,874,350,044 dan Rp. 10,125,114,719 (lihat catatan 43).
Perubahan penyisihan penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut: Dalam Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan penurunan nilai piutang Saldo akhir piutang
31 Maret 2016 698,622,694 698,622,694
31 Desember 2015 14,377,684 684,245,009 698,622,693
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian penurunan nilai dan tidak tertagihnya piutang reasuransi. 36
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan) 5. Piutang Retrosesi Pihak ketiga: Dalam Negeri: PT Tugu Reasuransi Indonesia PT Reasuransi Nasional Indonesia PT AIA Financial Lain-lain (dibawah Rp. 500 juta) Luar Negeri: THE TOA Reinsurance Company Asia Reinsurance Brokers Pte. Ltd. Jardine Llyod Thompson Pte. Ltd., Asia J. B. Boda & Co. (s) Pte. Ltd. Guy Carpenter & Company Pte. Ltd. AON Benfield Asia Pte Ltd, Singapore Transatlantic Reinsurance Company Best Re (L) Ltd., Malaysia Partner Reinsurance Company Ltd. Lain-lain dibawah Rp. 500 juta Jumlah Dikurangi : cadangan kerugian penurunan nilai
31 Maret 2016
31 Desember 2015
2,314,146,502 1,856,906,409 945,263,628 453,327,833 5,569,644,372
1,990,954,851 15,647,035,633 328,448,566 17,966,439,050
14,705,368,063 2,961,138,811 1,535,377,071 942,814,605 697,832,093 679,873,011 546,817,004 46,731,938 3,949,094,907 26,065,047,503 31,634,691,875 (12,906,374) 31,621,785,501
13,654,549,592 3,418,528,793 1,452,528,671 516,169,235 647,785,368 969,515,321 283,816,379 1,122,772,994 4,348,513,175 690,727,228 27,104,906,756 45,071,345,806 (12,779,056) 45,058,566,750
Saldo piutang retrosesi pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 berdasarkan jenis asuransi:
Umum Jiwa
31 Maret 2016 8,849,384,667 22,772,400,834 31,621,785,501
31 Desember 2015 8,263,498,426 36,795,068,324 45,058,566,750
31 Maret 2016 (1,053,528,352)
31 Desember 2015 14,184,952,957
(906,048,788) 20,260,575,212 13,320,787,429 31,621,785,501
3,084,245,742 2,980,067,319 24,809,300,732 45,058,566,750
Analisis umur piutang retrosesi adalah sebagai berikut: Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo Tidak lebih dari 30 hari 31- 60 hari Lebih dari 60 hari
Saldo piutang retrosesi pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, pada Cabang Reasuransi Syariah masing-masing adalah sebesar Rp. 2,459,856,823 dan Rp. 1,865,942,466 (lihat catatan 43). Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang retrosesi. 37
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
6. Deposito Berjangka 31 Maret 2016 31 Desember 2015 Pihak ketiga: Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Maybank Indonesia Tbk PT Bank Bukopin Syariah PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Panin Syariah PT Bank Syariah Mega Indonesia PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Syariah PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Danomon Indonesia Tbk PT Bank Victoria Syariah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank UOB Indonesia Tbk Dolar Amerika PT Bank ICBC Indonesia (2016:USD 3,320,452.23 ; 2015: USD 3,313,994.33) PT Bank Maybank Indonesia Tbk (2016:USD 2,005,732.26 ; 2015: USD 2,001,232.88) PT Bank Permata Tbk (2016:USD 1,787,070.24 ; 2015: USD 2,853,875.42) PT Bank Pan Indonesia Tbk (2016:USD 1,000,000.00 ; 2015: USD 0.00) PT Bank Danomon Indonesia Tbk (2016:USD 0.00 ; 2015: USD 460,000.00)
77,500,000,000 55,020,252,240 30,000,000,000 29,259,519,940 28,000,000,000 27,008,244,496 26,350,000,000 25,000,000,000 20,536,891,174 20,000,000,000 17,200,000,000 10,000,000,000 5,000,000,000 4,900,000,000 1,125,000,000 -
67,500,000,000 95,297,804,902 30,000,000,000 24,384,041,203 28,000,000,000 24,408,244,497 26,350,000,000 25,000,000,000 24,144,523,049 10,000,000,000 16,100,000,000 10,000,000,000 3,500,000,000 4,900,000,000 1,125,000,000 10,000,000,000
44,082,323,806
45,716,551,782
26,628,101,484
27,607,007,580
23,725,144,506
39,369,211,419
13,276,000,000 -
Jumlah
484,611,477,646
Suku bunga Rupiah Dolar Amerika
2.50% - 9.75% 0.75% - 1.25%
38
6,345,700,000 519,748,084,432
3.00% - 10.25% 0.08%- 1.25%
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
6. Deposito Berjangka (lanjutan) Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003 tentang kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi pasal 14 ayat (1) jumlah investasi dalam bentuk deposito berjangka dan sertifikat deposito untuk setiap bank tidak melebihi 20% dari jumlah investasi. KMK No. 424/KMK.06/2003 telah mengalami perubahan dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 53/PMK.010/2012 dimana dalam pasal 9 ayat (1), jumlah investasi dalam bentuk deposito berjangka dan sertifikat deposito untuk setiap bank tidak melebihi 15% dari jumlah investasi. Jumlah deposito berjangka pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, di Cabang Reasuransi Syariah adalah sebesar Rp. 125,254,655,610 dan Rp. 120,286,808,748 (Catatan 43). Rincian deposito berdasarkan jangka waktu sampai dengan jatuh tempo dan jangka waktu deposito berdasarkan perjanjian adalah sebagai berikut: 31 Maret 2016 31 Desember 2015 Jangka waktu deposito berdasarkan perjanjian 1 bulan 3 bulan 6 bulan Total
375,335,477,646 59,276,000,000 50,000,000,000 484,611,477,646
39
400,748,084,432 79,000,000,000 40,000,000,000 519,748,084,432
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
7. Deposito Jaminan Deposito jaminan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 ditempatkan pada bank-bank berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015 Pihak ketiga: Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Bank Muamalat Tbk PT Bank Syariah Mandiri Jumlah
42,536,640,785 10,535,452,729 5,385,851,875 58,457,945,389
Suku bunga Rupiah Jangka waktu
7.25% - 8.25% 1 bulan
42,106,580,647 10,366,425,753 5,315,250,962 57,788,257,362 7,50% 1 bulan
Deposito jaminan merupakan dana jaminan dalam bentuk deposito berjangka atas nama Menteri Keuangan qq Perusahaan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 73/1992 pasal 7 ayat (1) dan ayat (4) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 63/1999 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003 pasal 36 ayat (1) dan Peraturan Menteri Keuangan No. 158/PMK.010/2008, dan mengalami perubahan kembali dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 53/PMK.010/2012 pasal 35 ayat (1) dan (2) dimana dana jaminan yang harus dimiliki sekurang-kurangnya adalah jumlah yang lebih besar antara 20% dari modal sendiri yang dipersyaratkan dan hasil penjumlahan 1% dari premi neto dengan 0,25% dari premi reasuransi. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 11/PMK.010/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang kesehatan keuangan usaha asuransi dan usaha reasuransi dengan prinsip syariah, jumlah dana jaminan paling rendah 20% dari modal kerja minimum yang dipersyaratkan dan wajib disesuaikan dengan perkembangan volume usaha unit syariah dengen ketentuan sebesar 1% dari kontribusi neto dan 0,25% dari kontribusi reasuransi keluar. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 deposito berjangka yang menjadi dana jaminan untuk Cabang Reasuransi Syariah masing - masing sebesar Rp. 15,921,304,604 dan Rp. 15,681,676,715. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 Perusahaan telah memenuhi ketentuan tersebut.
40
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
8. Efek Hutang Tersedia untuk Dijual Efek hutang – Pihak ketiga Peringkat 2016*) Obligasi Negara RI seri FR0064 Obligasi Negara RI seri FR0035 Obligasi Negara RI seri FR0047 Obligasi Negara RI seri FR0071 Obligasi Negara RI seri FR0042 Obligasi Negara RI seri FR0063 Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap III Tahun 2015 Seri D Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Indosat Tahap III A Tahun 2015 Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap III Tahun 2015 Seri C Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Indosat Tahap I A Tahun 2014 Obligasi Berkelanjutan II Summarecon Agung Tahap I Tahun 2015
--
31 Maret 2016 Peringkat 31 Desember 2015 2015*) --
--
12,648,000,000 12,518,000,000 11,439,000,000 10,673,000,000 9,982,020,000 8,844,000,000
idAAA
5,428,000,000
idAAA
-----
idAAA(sy) idAAA
idA+
----
idAAA
5,101,460,550 idAAA(sy) 3,119,100,000 90,292,275,500
Jumlah obligasi
--
5,290,194,950 idAAA(sy) 5,249,500,000
idAAA(sy)
--
idA+
4,918,322,700 4,935,661,900 4,935,661,900 4,991,924,700 2,993,188,110 22,774,759,310
*) Didasarkan hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia
Jumlah nilai wajar efek utang tersedia untuk dijual pada 31 Desember 2015 dan 2014, di Cabang Reasuransi Syariah adalah Rp 10,391,655,500 dan Rp 9,927,586,600 (Catatan 43). Keuntungan neto pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 terhadap aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebesar Rp. 2,456,717,514 dan Rp. 80,000,000 sedangkan aset keuangan tersedia untuk dijual yang ditransfer ke laporan laba rugi adalah sebesar Rp. NIL dan Rp. NIL.
41
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
9. Efek Ekuitas yang Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi 31 Maret 2016 Pihak ketiga: PT Adhi Karya Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Bumi Serpong Damai Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Jasa Marga Tbk PT Alam Sutera Realty Tbk PT Adaro Energy Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Agung Podomoro Land Tbk Jumlah
3,988,194,000 3,708,000,000 3,662,019,000 3,323,500,000 3,266,300,000 2,184,000,000 1,999,375,000 1,620,000,000 1,581,000,000 935,250,000 665,000,000 119,600,000 27,052,238,000
31 Desember 2015 3,172,764,000 3,330,000,000 2,732,850,000 2,380,500,000 3,204,000,000 2,095,800,000 1,999,375,000 1,567,500,000 1,457,750,000 746,750,000 665,000,000 133,600,000 23,485,889,000
Nilai wajar saham diperoleh dari harga kuotasi pada pasar aktif atas obligasi tersebut. Kenaikan (penurunan) dari perubahan nilai wajar pada 31 Maret 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp. 3,566,349,000 dan Rp. (2,215,197,000).
42
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
10. Reksadana yang Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi R e ksada na D a na O bliga si Terprote ksi D ua Sya ria h B a la nc e d Fund D a na K ombina si D a na Te rpadu II D a na Tumbuh B e rke mba ng O me ga Inte gra Spe ktra O bliga si U nggula n D a na Istime w a D a na M a nta p P lus II P rima II O bliga si N e ga ra Indone sia II Sya ria h Se ktora l A ma na h D a na Sa ha m P e sona Sya ria h Tota l
M a na je r Inve sta si PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT
31 M a re t 2016 31 D e se mbe r 2015
Sa muel A se t M a na jeme n Sc hrode rs Sc hrode rs Sc hrode rs M a nulife A se t M a na je me n B N P P a ribas B N P P a ribas B N P P a ribas M a nulife A se t M a na je me n Sc hrode rs Sc hrode rs B N P P a ribas M a nulife A se t M a na je me n M a nulife A se t M a na je me n M a nulife A se t M a na je me n B N P P a ribas
117,328,228,500 9,121,108,799 6,677,410,765 6,288,092,002 5,757,309,442 5,754,478,896 5,442,713,282 5,377,856,109 5,324,530,645 5,308,620,519 5,256,412,210 5,108,386,608 5,018,558,969 4,923,992,656 4,838,498,595 4,339,307,012 201,865,505,009
113,715,052,500 8,584,766,162 6,456,993,911 5,884,285,037 5,337,999,153 5,419,848,373 5,157,914,690 5,234,373,658 4,921,892,713 5,099,622,760 4,916,713,201 4,759,712,932 4,642,620,636 4,578,108,361 4,560,767,333 4,076,138,001 193,346,809,421
Jumlah reksadana yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada 31 Maret 2016 & 31 Desember 2015, di Cabang Reasuransi Syariah adalah Rp 7,149,430,622 dan Rp 6,721,019,738 (Catatan 43).
11. Penyertaan Langsung Dalam Bentuk Saham Penyertaan langsung dalam bentuk saham terdiri dari: 31 Maret 2016 Persentase Nilai Pemilikan Penyertaan % Rp Pihak ketiga: PT Asuransi Maipark Indonesia PT Sapta Pirsa Mandiri PT Pemeringkat Efek Indonesia PT 3P Menara Proteksi Indonesia Jumlah
2.26 2.22 0.65 0.25
355,308,063 30,000,000 65,000,000 10,000,000 460,308,063
31 Desember 2015 Persentase Nilai Pemilikan Penyertaan % Rp 2.26 2.22 0.65 0.25
355,308,063 30,000,000 65,000,000 10,000,000 460,308,063
Penyertaan pada PT Asuransi Maipark Indonesia merupakan penyertaan pada Perusahaan Asuransi Spesial Risiko Khusus (PASRK) yang didirikan dalam rangka melaksanakan Surat Edaran Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. 1505/LK/2002 tanggal 12 April 2002. Tanggal efektif penyertaan saham adalah 16 Desember 2003. 43
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
12. Properti Investasi Properti investasi merupakan investasi pada unit satuan kantor Sudirman Plaza Tower II seluas 1.842 m2 yang berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman Kavling 76 – 77 – 78 Jakarta. Properti ini disewakan kepada pihak ketiga. Hasil dari sewa tersebut dicatat dalam akun “Hasil Investasi” pada laporan laba rugi (lihat catatan 35). Berdasarkan perjanjian No. 003/D8-SAD/T/XII/2014 tanggal 5 Desember 2014, Perusahaan membeli unit perkantoran di District 8 seluas 1,361 m2 yang berlokasi di Jl. Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta sebesar Rp. 71,666,371,428 yang masih dalam proses pembangunan dan diperkirakan penyelesaiannya tanggal 31 Desember 2016. Pembelian ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris dalam surat keputusan sirkuler sebagai pengganti rapat Dewan Komisaris tanggal 2 Mei 2014. Perusahaan menggunakan model nilai wajar dalam mencatat nilai properti investasi. Berdasarkan laporan penilai KJPP Satria Iskandar Setiawan dan Rekan (Sisco) tanggal 22 Maret 2016 dan KJPP Maulana, Andesta dan Rekan tanggal 11 Maret 2015, nilai properti pada tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 136,682,100,000 dan Rp 59,118,000,000. Metodologi penilaian yang digunakan adalah Pendekatan Perbandingan Data Pasar. Konsep dasar dari metode penilaian ini adalah pada prinsip penawaran dan permintaan, yaitu keseimbangan antara penawaran dan permintaan serta prinsip subtitusi, yaitu adanya kecenderungan minat yang tinggi pada properti yang ditawarkan lebih murah dibandingkan properti sejenis yang lebih mahal. Dengan metode ini, penilaian atas suatu properti dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan properti lain yang sejenis yang terdapat di pasar. Perubahan properti investasi adalah sebagai berikut: 31 Maret 2016 136,682,100,000 136,682,100,000
Saldo awal periode Kenaikan nilai wajar Saldo akhir periode
44
31 Desember 2015 130,784,371,429 5,897,728,571 136,682,100,000
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
13. Saldo dan Transaksi dengan Pihak berelasi Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: No.
Pihak berelasi
Hubungan
1. PT Asuransi Bina Dana Pemegang saham Arta Tbk 2. PT Asuransi 1967
Bumida Mempunyai pemegang saham yang sama dengan Perusahaan Pemegang saham 3. AJB Bumiputera 1912
Manajemen kunci 4. Dewan Direksi dan Komisaris serta personil Perusahaan manajemen kunci lainnya
45
Sifat saldo akun/transaksi Piutang reasuransi, pendapatan premi bruto, beban klaim bruto, beban komisi Hutang reasuransi, pendapatan premi bruto, beban klaim bruto, beban komisi Piutang reasuransi, hutang reasuransi, pendapatan premi bruto, beban klaim bruto, beban komisi Kompensasi dan remunerasi
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
13. Saldo dan Transaksi dengan Pihak berelasi (lanjutan) 31 Maret 2016 Rp. Piutang Reasuransi AJB Bumiputera 1912 PT Asuransi Bumida 1967 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk Hutang Reasuransi AJB Bumiputera 1912 PT Asuransi Bumida 1967 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
Beban klaim bruto AJB Bumiputera 1912 PT Asuransi Bumida 1967 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk Beban komisi AJB Bumiputera 1912 PT Asuransi Bumida 1967 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk Kompensasi Manajemen Kunci Imbalan kerja jangka pendek
31 Desember 2015 Rp.
%
*)
6,325,610,410 1,817,828 6,327,428,238
0.43 0.00 0.00 0.43
7,282,267,594 17,313,764 12,186,919 7,311,768,277
0.51 0.00 0.00 0.51
5,673,560 5,673,560
0.00 0.00 0.00 0.00
93,841,523 93,841,523
0.01 0.01
31 Maret 2016 Rp. Pendapatan premi bruto AJB Bumiputera 1912 PT Asuransi Bumida 1967 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
%
*)
%
*)
31 Maret 2015 Rp.
%
*)
7,575,757,821 3,692,972,114 11,268,729,935
2.73 0.00 1.33 4.07
9,994,538,137 1,365,000 599,779,231 10,595,682,368
5.15 0.00 0.31 5.46
5,446,126,308 48,022,692 5,680,110,248 11,174,259,248
3.14 0.03 3.27 6.44
2,226,631,819 29,455,030 2,256,086,849
1.98 0.00 0.03 2.01
2,773,297,616 (8,197,752) 663,600,274 3,428,700,138
6.64 -0.02 1.59 8.20
2,407,325,000 2,407,325,000
12.75 12.75
503,101,313 (13,282,418) 167,111,451 656,930,346 2,058,975,000 2,058,975,000
*) Prosentase terhadap jumlah aset/liabilitas/pendapatan atau biaya yang terkait
46
2.89 -0.08 0.96 3.77 21.67 21.67
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
14. Aset Retrosesi
Premi yang belum merupakan pendapatan Estimasi klaim retensi sendiri Total
31 Maret 2016 93,636,412,146 33,441,054,073 127,077,466,219
31 Desember 2015 91,949,299,257 35,465,592,573 127,414,891,830
31 Maret 2016
31 Desember 2015
a. Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Jenis Pertanggungan Kebakaran Pengangkutan laut Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Total
8,192,691,602 468,514,256 302,197,267 5,749,622,510 78,923,386,511 93,636,412,146
4,470,803,057 814,579,108 104,141,500 3,661,056,455 82,898,719,137 91,949,299,257
b. Estimasi Klaim Retensi Sendiri 31 Maret 2016 Jenis Pertanggungan Kebakaran Pengangkutan laut
22,198,190,822 10,012,863,251 1,230,000,000 33,441,054,073
Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Total
47
31 Desember 2015 25,567,175,251 8,668,417,322 1,230,000,000 35,465,592,573
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
15. Aset Tetap 31 Maret 2016 Biaya perolehan Bangunan Kendaraan bermotor Inventaris kantor Jumlah biaya perolehan
Awal
Penambahan
21,837,959,314 5,838,200,000 5,131,918,462 32,808,077,776
601,200,000 77,295,000 678,495,000
219,800,000 32,634,040 252,434,040
21,837,959,314 6,219,600,000 5,176,579,422 33,234,138,736
Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan bermotor Inventaris kantor Jumlah akumulasi penyusutan Nilai Buku
9,935,984,590 3,128,230,001 3,283,058,337 16,347,272,928 16,460,804,848
263,528,398 300,960,000 249,660,758 814,149,155
219,800,000 32,634,040 252,434,040
10,199,512,988 3,209,390,001 3,500,085,054 16,908,988,043 16,325,150,693
Awal
Penambahan
Pengurangan
Pengurangan
Akhir
31 Desember 2015 Biaya perolehan Bangunan Kendaraan bermotor Inventaris kantor Jumlah biaya perolehan
Akhir
21,837,959,314 5,569,950,000 3,955,531,962 31,363,441,276
441,000,000 1,176,386,500 1,617,386,500
172,750,000 172,750,000
21,837,959,314 5,838,200,000 5,131,918,462 32,808,077,776
Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan bermotor Inventaris kantor Jumlah akumulasi penyusutan Nilai Buku
8,881,871,001 2,184,650,001 2,607,339,969 13,673,860,971 17,689,580,305
1,054,113,591 1,116,330,000 675,718,367 2,846,161,958
172,750,000 172,750,000
9,935,984,592 3,128,230,001 3,283,058,336 16,347,272,929 16,460,804,847
Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sebesar Rp. 814,149,155 dan Rp. 2,846,161,958 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015. Aset tetap Perusahaan telah diasuransikan pada PT Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967 dan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (pihak berelasi), dan PT Asuransi Central Asia (pihak ketiga), terhadap risiko kerusakan dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp. 20,888,600,000 dan Rp. 10,446,200,000 masing-masing pada 31 Desember 2015 dan 2014. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
48
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
15. Aset Tetap (lanjutan) Pengurangan aset tetap untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 merupakan penjualan dan penghapusan inventaris kantor dan kendaraan bermotor. Rincian penjualan aset tetap adalah sebagai berikut: 31 Maret 2016 31 Desember 2015 Harga jual 131,100,000 335,785,151 Dikurangi : nilai buku 211,110,417 Laba penjualan aset tetap 131,100,000 124,674,734 Saldo nilai buku aset tetap pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 pada Cabang Reasuransi Syariah masing-masing adalah Rp. 16,727,812 dan 21,129,375 (lihat catatan 43).
16. Aset Lain-lain – Rupa-rupa
31 Maret 2016 2,373,128,856 5,195,520,363 2,574,365,300 922,541,388 16,741,788,487 231,027,214 530,508,430 28,568,880,038
Biaya dibayar di muka Uang jaminan Bunga masih harus diterima Piutang karyawan Pajak dibayar di muka Piutang lain-lain Perangkat lunak
31 Desember 2015 1,618,422,117 1,644,093,281 622,967,787 887,095,382 13,521,621,067 1,639,245,651 602,054,992 20,535,500,277
Bunga masih harus diterima merupakan pendapatan bunga deposito dan bunga obligasi yang masih harus diterima. Asuransi dibayar dimuka merupakan biaya dibayar dimuka atas asuransi aset tetap, asuransi kecelakaan diri direksi dan karyawan Perusahaan. Piutang karyawan merupakan pinjaman sehubungan dengan pembelian kendaraan bermotor yang dengan jangka waktu 5 tahun. Saldo bagi hasil masih harus diterima pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 pada Cabang Reasuransi Syariah masing-masing adalah sebesar Rp. 1,156,194,417 dan Rp. 230,331,932 (Catatan 43).
49
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
17. Hutang Reasuransi Hutang reasuransi terdiri dari:
31 Maret 2016 5,673,560
Pihak berelasi (catatan 13) Pihak ketiga: PT Prudential Life Assurance PT Central Asia Raya PT Panin Life PT Asuransi Cigna PT Asuransi Rama Satria Wibawa PT Asuransi Central Asia Asia Reinsurance Broker PT Adhi Re PT Jiwasraya PT Bringin Jiwa Sejahtera Lain-lain (masing-masing dibawah Rp. 500 juta) Jumlah pihak ketiga Jumlah
10,488,866,888 7,589,309,102 4,545,341,589 4,137,519,985 2,601,307,439 1,367,500,234 1,089,036,340 1,084,609,564 598,741,149 2,189,262,237 35,691,494,527 35,697,168,087
31 Desember 2015 93,841,523
6,343,485,199 1,436,429,958 4,066,508,790 3,449,556,858 1,971,425,238 832,822,526 18,100,228,569 18,194,070,092
Saldo hutang reasuransi pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, pada Cabang Reasuransi Syariah masing-masing adalah sebesar Rp. 2,814,102,135 dan Rp. 1,090,341,370 (lihat catatan 43). Analisa umur hutang reasuransi sebagai berikut:
31 Maret 2016 24,671,096,827
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo Tidak lebih dari 30 hari 31 – 90 hari Lebih dari 90 hari
7,173,144,166 6,527,579,245 (2,674,652,151) 35,697,168,087
31 Desember 2015 13,832,173,745 1,987,305,722 868,158,120 1,506,432,505 18,194,070,092
Saldo hutang reasuransi pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 berdasarkan jenis asuransi:
31 Maret 2016 7,293,190,037 28,403,978,050 35,697,168,087
Umum Jiwa
50
31 Desember 2015 9,413,716,285 8,780,353,807 18,194,070,092
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
18. Liabilitas Kontrak Asuransi Estimasi klaim retensi sendiri Premi yang belum merupakan pendapatan Total
31 Maret 2016 264,166,323,408 449,641,695,997 713,808,019,405
31 Desember 2015 254,585,459,044 462,578,087,210 717,163,546,254
31 Maret 2016
31 Desember 2015
a. Estimasi Klaim Retensi Sendiri
Jenis Pertanggungan Kebakaran Pengangkutan laut Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Total
138,292,412,241 15,726,070,461 26,257,009,158 61,924,206,156 21,966,625,392 264,166,323,408
146,730,517,790 11,495,327,055 22,234,926,008 73,166,498,293 958,189,898 254,585,459,044
Jumlah klaim yang sudah terjadi namun belum dibukukan (IBNR) adalah sebesar Rp. 29,993,890,192 dan Rp. 37,668,513,052 masing-masing pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015. Saldo estimasi klaim retensi sendiri pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, pada Cabang Reasuransi Syariah masing-masing adalah sebesar Rp. 6,848,600,447 dan Rp. 7,727,143,082 (lihat catatan 43). Jumlah klaim yang sudah terjadi namun belum dibukukan (IBNR) pada Cabang Reasuransi Syariah adalah sebesar Rp. 74,771,366 dan Rp. 465,901,733 masing-masing pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.
b. Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan 31 Maret 2016 Jenis Pertanggungan Kebakaran Pengangkutan laut Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Total
52,110,656,625 8,907,365,393 7,124,638,664 37,548,949,521 343,950,085,794 449,641,695,997
31 Desember 2015 47,011,166,972 6,477,957,572 5,698,666,168 28,102,214,520 375,288,081,978 462,578,087,210
Saldo premi yang belum merupakan pendapatan pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, pada Cabang Reasuransi Syariah masing-masing adalah sebesar Rp. 15,323,339,367 dan Rp. 13.901.992.629 (lihat catatan 43).
51
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
19. Hutang Retrosesi
Pihak ketiga: Dalam negeri: PT Reasuransi Internasional Indonesia Luar negeri: Munich Reinsurance Company Singapore Swiss Reins Co. Singapura Partner Reinsurance Company Ltd. National Reinsurance Corporation of Philipine Hannover Re Takaful B.S.C, Bahrain Asia Capital Reinsurance Group Pte. Ltd., Singapore Lain-lain (dibawah Rp. 1 milyar) Jumlah
31 Maret 2016 -
31 Desember 2015 1,594,827,061
15,724,665,541 2,589,149,930 1,709,109,908 1,433,180,603 696,174,993
20,660,401,918 5,814,649,651 1,709,109,908 2,041,472,723 2,391,427,911
110,855 2,493,937,599 24,646,329,429
1,091,643,591 96,648,519 35,400,181,282
Saldo hutang retrosesi pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 berdasarkan jenis asuransi: 31 Maret 2016 552,128,132 24,094,201,297 24,646,329,429
Umum Jiwa
31 Desember 2015 2,598,476,544 32,801,704,738 35,400,181,282
Saldo hutang retrosesi pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, pada Cabang Reasuransi Syariah masing-masing adalah sebesar Rp. 2,059,581,226 dan Rp. 3,553,875,141 (lihat catatan 43). Analisa umur hutang retrosesi sebagai berikut:
31 Maret 2016 2,082,702,697
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo Tidak lebih dari 30 hari 31 – 60 hari Lebih dari 60 hari
171,369,848 13,300,093,922 9,092,162,962 24,646,329,429
52
31 Desember 2015 19,573,079,106 141,687,917 6,955,808,030 8,729,606,229 35,400,181,282
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
20. Hutang Lain-lain
Dana Tabarru Lain-lain
31 Maret 2016 32,696,969,378 720,529,962 33,417,499,340
31 Desember 2015 30,362,351,741 586,901,582 30,949,253,323
31 Maret 2016 1,051,792,500 7,846,543,612 8,898,336,112
31 Desember 2015 211,500,000 117,017,645 328,517,645
31 Maret 2016 204,265,796 475,319 2,197,811,550 10,622,235 25,249,431 2,438,424,331
31 Desember 2015 114,069,914 3,053,569 2,197,811,550 175,354,007 23,824,431 2,514,113,471
31 Maret 2016 (298,269,643) 110,251,146 (188,018,497)
31 Desember 2015 (16,322,844,214) 5,241,274,235 (11,081,569,979)
21. Beban Akrual
Biaya Tenaga Ahli Lain-lain
22. Perpajakan a. Hutang pajak
Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 25 Pajak penghasilan pasal 26 Pajak penghasilan pasal 29 Pajak pertambahan nilai (PPN) - Keluaran
b. Manfaat / (beban) pajak
Pajak kini Pajak tangguhan
53
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
22. Perpajakan (lanjutan) Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, sebagaimana disajikan dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain dengan taksiran laba kena pajak (rugi fiskal) untuk periode 31 Maret 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 Laba sebelum pajak penghasilan sesuai dengan laporan laba rugi Beda waktu: Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan Penyusutan aset tetap Kenaikan estimasi klaim retensi sendiri Beda tetap: Beban yang tidak dapat dikurangkan Penghasilan yang dikenakan pajak yang bersifat final Laba kena pajak Taksiran pajak penghasilan badan: 20% x (2016 : Rp. 1,491,348,215) 25% x (2015 : Rp. 65,291,376,858)
31 Maret 2015
27,741,712,010
56,326,892,047
(10,875,341,062) (112,860,000) 5,580,363,835
6,233,577,814 (90,321,563) 14,735,114,750
1,414,448,210
1,272,522,016
(22,256,974,778) 1,491,348,215
(13,186,408,206) 65,291,376,858
298,269,643 16,322,844,214
Dikurangi: Pajak penghasilan dibayar dimuka Taksiran (uang muka)/hutang pajak penghasilan
(17,040,058,130) (16,741,788,487)
(5,297,445,270) 11,025,398,944
c. Pajak tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
54
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
22. Perpajakan (lanjutan)
Piutang retrosesi Piutang reasuransi Aset tetap Estimasi klaim retensi sendiri Provisi imbalan pasca kerja Properti investasi Premi yang belum merupakan pendapatan
Piutang retrosesi Piutang reasuransi Aset tetap Estimasi klaim retensi sendiri Provisi imbalan pasca kerja Properti investasi Premi yang belum merupakan pendapatan
31 Desember Dibebankan ke 31 Maret 2016 2015 laba rugi 3,194,764 (31,829) 3,162,935 174,655,673 171,061,253 345,716,926 81,591,875 5,634,609 87,226,484 9,300,652,830 1,395,090,959 10,695,743,789 1,361,437,013 1,257,331,420 2,618,768,433 3,125,332,333 (2,718,835,266) 406,497,067 14,046,864,488 110,251,146 14,157,115,634 31 Desember 2014 3,194,764 3,594,421 87,626,302 11,847,639,897 146,605,299 1,376,348,325 13,465,009,008
Dibebankan ke 31 Maret 2015 laba rugi 3,194,764 3,594,421 (898,906) 86,727,396 3,683,778,687 15,531,418,584 146,605,299 1,558,394,454 2,934,742,779 5,241,274,235 18,706,283,243
d. Administrasi Berdasarkan Undang – Undang Perpajakan di Indonesia, Perusahaan melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak atas dasar self assessment. Selama bertahun-tahun pajak sebelum tahun 2008, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak, atau sampai akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Untuk pajak tahun 2008 dan tahun-tahun berikutnya, DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak.
55
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
23. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja
a. Progam pensiun Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan tetap lokal yang dikelola oleh Dana Pensiun PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk, serta telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia. Iuran pensiun dihitung dengan penilaian aktuaria yang dilakukan secara berkala. Jumlah iuran karyawan adalah 6% dari gaji pokok, sedangkan sisa pendanaan program pensiun akan ditanggung oleh perusahaan. Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan, aset bersih dan liabilitas aktuaria adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 4,217,860,260 (5,791,513,913) (1,573,653,653)
Aset bersih Liabilitas aktuaria Surplus
31 Desember 2014 5,884,518,204 (7,426,130,830) (1,541,612,626)
Aset neto dan kewajiban aktuaria per 31 Desember 2015 dan 2014 dibuat berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit. Berdasarkan laporan dana pensiun PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk per 31 Desember 2015, kewajiban aktuaria dana pensiun dihitung dengan menggunakan metode Projected Benefit Cost Method-Attained Age Normal dengan asumsi sebagai berikut: Asumsi Aktuaria Tingkat hasil investasi Tingkat kenaikan penghasilan dasar pensiun Tabel mortalita Tingkat pengunduran diri
: : : :
Tingkat pensiun dipercepat Tingkat cacat Biaya tambahan Perbedaan usia suami/istri Pajak
: : : : :
9% per tahun 5% per tahun CSO>80 1% untuk peserta yang berusia 20 tahun, menurun secara proporsional menjadi 0% untuk usia 50 tahun sebelum 20 April 1992 dan usia 45 tahun setelah 20 April 1992 Diasumsikan usia 55 tahun 10% dari table CSO 1980 7,5% dari iuran normal 5 tahun Pajak atas manfaat pensiun ditanggung oleh penerima manfaat.
Perusahaan mengambil kebijakan frekuensi penilaian aktuaria paling lama setiap 3 (tiga) tahun sekali, terakhir berdasarkan laporan aktuaris yang dihitung oleh aktuaris PT Katsir Imam Sapto Sejahtera Aktuaria tanggal 11 Maret 2015 untuk periode 31 Desember 2014. 56
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
23. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja (lanjutan)
b. Program imbalan kerja Perusahaan menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Provisi imbalan pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 dihitung oleh PT Katsir Imam Sapto Sejahtera Aktuaria dengan laporan tanggal 21 Maret 2016 dab 27 Februari 2015. Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan kewajiban imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Usia pensiun normal Tingkat diskonto Estimasi kenaikan gaji di masa datang Tabel mortalita Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri
: : : : : :
55 tahun 9,1% 6% Tabel mortalita Indonesia II 5% 1% untuk peserta yang berusia 20 tahun, menurun secara proporsional menjadi 0% untuk usia 55 tahun
Provisi yang diakui dalam laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 9,663,608,311 (4,217,860,260) 5,445,748,051
Nilai kini kewajiban imbalan kerja Nilai wajar aset Kewajiban bersih di laporan posisi keuangan
31 Desember 2014 12,093,601,344 (5,884,518,204) 6,209,083,140
Rincian beban imbalan kerja tahun berjalan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 469.309.650 1.003.768.911 (582.502.494) 943.471.923
Beban jasa kini Beban bunga Hasil aset neto Jumlah beban imbalan kerja
57
31 Desember 2015 547.260.781 818.488.824 (582.502.494) 783.247.111
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
23. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja (lanjutan)
Mutasi dari liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut: Saldo awal Beban tahun berjalan yang diakui di laba rugi Beban tahun berjalan yang diakui di penghasilan komprensif lainnya Iuran dana pensiun Jumlah beban imbalan kerja
31 Desember 2015 6,209,083,140 943,471,924
31 Desember 2014 2,622,070,339 783,247,111
(831,871,432) (874,935,581) 5,445,748,051
3,487,036,553 (683,270,863) 6,209,083,140
Mutasi nilai kini kewajiban pasti pada tahun berjalan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 12,093,601,344 939,777,570 1,003,768,912 (2,654,201,139) (1,719,338,376) 9,663,608,311
Saldo awal tahun Beban jasa kini Beban bunga Pembayaran imbalan kerja Keuntungan (kerugian) aktuarial Jumlah beban imbalan kerja
31 Desember 2014 9,094,320,272 907,309,525 818,488,824 (2,430,757,853) 3,704,240,576 12,093,601,344
Mutasi nilai wajar aset program dana pensiun adalah sebagai berikut:
Saldo awal tahun Imbal hasil yang diharapkan dari aktiva program Keuntungan (kerugian) aktuarial Kontribusi pemberi kerja Kontribusi dari peserta program Pembayaran manfaat dana pensiun Jumlah beban imbalan kerja
31 Desember 2015 5,884,518,204 529,606,638 (887,466,943) 874,935,581 470,467,920 (2,654,201,140) 4,217,860,260
31 Desember 2014 6,472,249,933 582,502,494 217,204,023 683,270,863 360,048,744 (2,430,757,853) 5,884,518,204
Kategori utama aset program dan tingkat imbal hasil ekspektasi pada akhir periode pelaporan untuk setiap kategori adalah sebagai berikut: 2015
Kas Deposito berjangka Saham Reksadana Lain-lain Total
Tingkat Imbal Hasil Ekspektasian % 1.03 28.13 6.11 12.02 (1.07) 46.21
2014 Nilai Wajar Aset Program Rp 779,986,491 800,000,000 915,071,040 1,979,656,196 (256,853,467) 4,217,860,260
58
Tingkat Imbal Hasil Ekspektasian % 23.75 11.70 6.01 8.74 1.57 51.77
Nilai Wajar Aset Program Rp 89,398,620 2,500,000,000 621,490,840 2,643,014,839 30,613,905 5,884,518,204
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
23. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja (lanjutan)
Program imbalan pasti memberikan eksposur Perusahaan terhadap risiko aktuarial seperti risiko investasi dan risiko tingkat bunga. Risiko Investasi Nilai kini kewajiban manfaat pasti pensiun dihitung menggunakan tingkat diskonto yang ditetapkan dengan mengacu pada imbal hasil obligasi korporasi berkualitas tinggi; jika pengembalian aset program dibawah tingkat tersebut, hal itu akan mengakibatkan defisit program. Saat ini, program tersebut memiliki investasi yang relative seimbang pada efek reksadana dan saham, instrumen utang dan lainnya. Karena sifat jangka panjang dari liabilitas program, dewan dana pensiun perlu menetapkan bahwa bagian wajar dari aset program harus diinvestasikan pada efek reksadana, saham dan obligasi untuk meningkatkan imbal hasil yang dihasilkan oleh dana. Risiko Tingkat Bunga Penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program; namun, sebagian akan dioffset (saling hapus) oleh peningkatan imbal hasil atas investasi instrumen utang. Analisa Sensitivitas 31 Desember 2015 Kenaikan 1% atas tingkat diskonto Nilai kini liabilitas imbalan pasti Beban jasa kini
10,493,371,325 1,043,225,869
Penurunan 1% atas tingkat dikonto Nilai kini liabilitas imbalan pasti Beban jasa kini
8,939,650,679 851,729,100
24. Modal Saham
Susunan pemegang saham Perusahaan per 31 Maret 2016 dan 31 Desember berikut: 31 Maret 2016 Jumlah Persentase lembar saham pemilikan AJB Bumiputera 1912 76,816,535 19.78 Coutts and Co. Ltd Singapore 62,606,104 16.12 Standard Chartered Bank SG PVB Clients AC 19,696,256 5.07 DBS Bank Ltd SG - PB Clients 19,400,000 5.00 Masyarakat (kurang dari 5%) 209,824,866 54.03 Jumlah 388,343,761 100.00
59
2015 adalah sebagai
Jumlah modal 15,363,307,000 12,521,220,800 3,939,251,200 3,880,000,000 41,964,973,200 77,668,752,200
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
24. Modal Saham (lanjutan)
AJB Bumiputera 1912 Coutts and Co. Ltd Singapore UBS Switzerland AG-VP Bank, Singapore Standard Chartered Bank SG PVB Clients AC Grassland Overseas Inc. Masyarakat (kurang dari 5%) Jumlah
31 Desember 2015 Jumlah lembar saham 76,816,535 62,606,104
Persentase pemilikan 19.78 16.12
Jumlah modal 15,363,307,000 12,521,220,800
30,000,000
7.73
6,000,000,000
19,696,256 19,640,700 179,584,166 388,343,761
5.07 5.06 46.24 100.00
3,939,251,200 3,928,140,000 35,916,833,200 77,668,752,200
25. Tambahan Modal Disetor - Bersih Rincian akun ini pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2016 31 Desember 2015 Tambahan Modal Disetor atas Penawaran Umum Perdana Tahun 1989 8,000,000,000 8,000,000,000 Tambahan Modal Disetor atas Penawaran Umum Terbatas I dalam Rangka Hak Memesan Efek Terlebih dahulu Tahun 1990 4,200,000,000 4,200,000,000 Pembagian Saham Bonus Tahun 1994 (9,100,000,000) (9,100,000,000) Tambahan Modal Disetor atas Pembagian Dividen Saham Tahun 2004 3,640,000,000 3,640,000,000 Pembagian Saham Bonus Tahun 2004 (1,820,000,000) (1,820,000,000) Pembagian Saham Bonus Tahun 2009 (3,441,366,000) (3,441,366,000) Pembagian Dividen Saham Tahun 2009 6,680,431,800 6,680,431,800 Jumlah 8,159,065,800 8,159,065,800 Biaya Emisi Efek Ekuitas (1,472,722,007) (1,472,722,007) Bersih 6,686,343,793 6,686,343,793
26. Pembagian Laba dan Penggunaan Saldo Laba Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 26 Mei 2015 yang diaktakan dengan akta Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH No. 60, disetujui menggunakan sebagian keuntungan neto tahun 2014 sebesar Rp. 115,925,347,417 dengan dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp. 15,533,750,440 untuk dibagikan kepada 388,343,761 saham atau sebesar Rp. 40 setiap saham. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 14 Mei 2014 yang diaktakan dengan akta Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH No. 65, disetujui menggunakan sebagian keuntungan neto tahun 2013 sebesar Rp. 104,250,117,295 dengan dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp. 15,533,750,440 untuk dibagikan kepada 388,343,761 saham atau sebesar Rp. 40 setiap saham.
60
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
27. Laba Per Saham Dasar Laba Tahun Berjalan Laba tahun berjalan untuk tujuan penghitungan laba per saham (pembilang) adalah sebagai berikut:
Laba tahun berjalan Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar (lembar) Laba per saham dasar dan dilusian
31 Maret 2016 27,553,693,513 388,343,761 71
31 Maret 2015 45,245,322,068 388,343,761 117
31 Maret 2016
31 Maret 2015
28. Premi Bruto
Pihak Ketiga Kebakaran Pengangkutan laut Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Pihak Berelasi (lihat catatan 13) Umum Jiwa Jumlah
71,214,377,070 14,913,178,851 6,883,305,834 36,164,091,282 136,574,146,654 265,749,099,691
41,473,826,749 8,168,375,107 2,847,270,933 18,252,860,416 112,796,874,370 183,539,207,575
3,692,972,114 7,575,757,821 11,268,729,935 277,017,829,626
601,144,231 9,994,538,137 10,595,682,368 194,134,889,943
Rincian pihak-pihak yang memberikan kontribusi sekurang-kurangnya 10% dari pendapatan premi bruto adalah:
31 Maret 2016 Pihak Ketiga PT Allianz Life Indonesia
61
31 Maret 2015
36,942,577,453
31,873,410,080
36,942,577,453
31,873,410,080
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
29. Penurunan (Kenaikan) Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan
Kebakaran Pengangkutan laut Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Jumlah
31 Maret 2016 (2,992,471,823) (2,040,528,396) (1,377,012,135) (6,363,982,988) 27,306,858,646 14,532,863,304
31 Maret 2015 (5,864,336,299) (892,698,753) 479,815,634 542,200,656 15,544,211,864 9,809,193,102
31 Maret 2016
31 Maret 2015
30. Premi Retrosesi
Pihak ketiga Kebakaran Pengangkutan laut Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Jumlah
20,424,956,965 929,551,951 295,029,723 1,505,864,070 43,546,324,117 66,701,726,826
2,584,061,572 285,416,814 342,839,436 2,022,909,720 27,534,213,592 32,769,441,134
31. Beban Klaim Bruto 31 Maret 2016 Pihak Ketiga Kebakaran Pengangkutan laut Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Pihak Berelasi (lihat catatan 13) Umum Jiwa Jumlah
62
31 Maret 2015
29,300,233,437 2,981,534,697 2,922,225,154 7,770,412,169 119,403,573,698 162,377,979,155
16,667,157,443 1,452,698,175 3,673,351,759 7,792,244,859 80,819,326,101 110,404,778,337
5,728,132,940 5,446,126,308 11,174,259,248 173,552,238,403
29,455,030 2,226,631,819 2,256,086,849 112,660,865,186
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
32. Klaim Retrosesi 31 Maret 2016 Pihak ketiga Kebakaran Pengangkutan laut Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Jumlah
31 Maret 2015
4,012,133,478 26,812,591 26,397,284,993 30,436,231,062
10,827,912,207 10,827,912,207
31 Maret 2016 (6,138,132,377) 4,231,389,561 3,466,246,365 8,284,519,964 1,127,930,469 10,971,953,982
31 Maret 2015 (11,609,607,720) 7,157,716,602 4,378,030,630 302,223,258 3,799,783,942 4,028,146,712
31 Maret 2016
31 Maret 2015
33. Kenaikan (Penurunan) Estimasi Klaim Retensi Sendiri Kebakaran Pengangkutan laut Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Jumlah
34. Beban Komisi – Bersih Komisi bruto yang dibayarkan Pihak ketiga Kebakaran Pengangkutan laut Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Pihak berelasi (lihat catatan 13) Umum Jiwa Jumlah Komisi retrosesi diterima Pihak ketiga Umum Jiwa Jumlah Beban komisi Beban underwriting lain neto Beban komisi bersih
63
16,273,836,357 2,069,979,663 920,106,364 7,739,478,929 18,642,969,483
8,958,101,810 1,044,041,592 255,946,485 3,502,161,707 23,970,269,897
655,402,522 2,773,297,616 49,075,070,934
153,829,033 503,101,313 38,387,451,837
2,249,244,982 5,462,798,706 7,712,043,688
63,620,498 21,187,287,412 21,250,907,910
41,363,027,246 433,687,006 41,796,714,252
17,136,543,927 288,528,330 17,425,072,257
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
35. Hasil Investasi
Bunga obligasi Bunga deposito Kenaikan (penurunan) nilai saham diperdagangkan Kenaikan (penurunan) nilai aset bersih reksadana Keuntungan (kerugian) penjualan reksadana Lain-lain - Bersih Pendapatan sewa gedung Jumlah
31 Maret 2016 629,894,271 7,213,771,787 3,585,193,925 8,518,695,587 1,000,000,000 (3,767,478,841) 1,124,742,000 18,304,818,729
31 Maret 2015 106,250,000 6,780,209,316 (2,215,197,000) 6,503,062,966 1,000,000,000 3,476,360,682 713,109,000 16,363,794,964
31 Maret 2016 23,945,849
31 Maret 2015 28,798,193
36. Beban Usaha
Iklan Umum dan Administrasi Pegawai Perawatan & perbaikan Penyusutan Honor komisaris & penasehat Jasa profesi Rapat kerja Pendidikan Pasar Modal Lain-lain (masing-masing dibawah Rp.100 juta) Jumlah
14,833,356,206 937,883,449 853,860,808 537,000,000 514,792,500 182,769,862 123,545,085 80,925,000 789,446,167 18,877,524,926
5,651,590,083 738,939,567 724,659,097 378,410,033 559,550,000 135,410,929 91,331,912 196,411,615 997,997,230 9,503,098,659
31 Maret 2016 184,677,209 (1,041,741,893) 131,100,000 76,092,362 (649,872,322)
31 Maret 2015 284,516,699 926,852,021 366,357,059 1,577,725,779
37. Pendapatan dan Beban Lain-lain – Bersih
Jasa giro Laba (rugi) selisih kurs – bersih Laba (rugi) penjualan aset tetap Lain-lain - bersih Jumlah
64
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
38. Aset dan Liabilitas Moneter dalam Mata Uang Asing 31 Maret 2016 Dolar Amerika
Aset Kas dan bank Deposito berjangka Piutang reasuransi Piutang retrosesi Liabilitas Hutang reasuransi Hutang retrosesi Estimasi klaim retensi sendiri Jumlah
Euro Eropa
Mata Uang Asing Ekuivalen Rupiah Lainnya (Ekuivalen
255,096.56 8,113,254.73 2,350,296.64 102,504.30 10,821,152.23
4,520.14 4,520.14
327,572,715 327,572,715
3,386,661,931 107,711,569,795 31,598,047,572 1,360,847,087 144,057,126,385
122,709.07 318,263.03 6,781,093.75 7,222,065.85 3,599,086.38
(193.75) 3,124.70 2,930.95 1,589.20
4,014,648 7,761,265,686 7,765,280,334 (7,437,707,619)
1,630,188,243 4,225,259,986 97,834,029,825 103,689,478,054 40,367,648,330
31 Desember 2015 Dolar Amerika
Aset Kas dan bank Deposito berjangka Piutang reasuransi Piutang retrosesi Liabilitas Hutang reasuransi Hutang retrosesi Estimasi klaim retensi sendiri Jumlah
Euro Eropa
Mata Uang Asing Ekuivalen Rupiah Lainnya (Ekuivalen
159,857.35 8,629,102.63 2,114,596.79 17,591.93 10,921,148.70
9,873.82 9,873.82
427,361,803 427,361,803
2,205,232,143 119,038,470,781 29,747,019,779 242,680,674 151,233,403,377
280,226.67 455,974.70 5,531,575.24 6,267,776.61 4,653,372.09
35.61 4,316.68 4,352.29 5,521.53
367,522 3,707,097,155 3,707,464,677 (3,280,102,874)
3,866,631,066 6,290,170,986 80,080,228,555 90,237,030,607 60,996,372,770
65
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
39. Informasi Segmen Pembuat keputusan dalam operasional adalah para Direksi Perusahaan. Para Direksi melakukan penelaahan terhadap pelaporan internal Perusahaan untuk menilai kinerja dan mengalokasikan sumber daya. Manajemen menentukan opersai segmen berdasarkan informasi ini. Segmen Perusahaan dikelompokkan berdasarkan kegiatan usaha sebagai berikut:
31 Maret 2016 Umum Pendapatan & Beban Pendapatan underwriting Beban underwriting Hasil underwriting Hasil investasi yang tidak dapat dialokasikan Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan Laba usaha Pendapatan (beban) lain-lain yang tidak dapat dialokasikan Beban pajak yang tidak dapat dialokasikan Laba bersih Aset dan Liabilitas Aset segmen Aset perusahaan yang tidak dapat dialokasikan Total aset Liabilitas segmen Liabilitas perusahaan yang tidak dapat dialokasikan Total liabilitas
96,938,527,100 (80,092,710,485) 16,845,816,615
Jiwa 127,910,439,004 (115,791,965,090) 12,118,473,914
Total 224,848,966,104 (195,884,675,575) 28,964,290,529 18,304,818,729 (18,877,524,926) 28,391,584,332 (649,872,322) (188,018,497) 27,553,693,513
128,018,441,072
244,659,312,671
128,018,441,072
- 1,109,454,498,150 244,659,312,671 1,482,132,251,893
355,736,626,388
418,414,890,533
774,151,516,921
418,414,890,533
54,297,269,016 828,448,785,937
355,736,626,388
Informasi segmen lainnya (yang tidak dapat dialokasikan) Pengeluaran modal Penyusutan
372,677,753,743
814,149,155 66
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
39. Informasi Segmen (lanjutan) 31 Maret 2015 Kerugian
Pendapatan & Beban Pendapatan underwriting Beban underwriting Hasil underwriting Hasil investasi yang tidak dapat dialokasikan Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan Laba usaha Pendapatan (beban) lain-lain Yang tidak dapat dialokasikan Beban pajak yang tidak dapat dialokasikan Laba bersih
60,373,231,132 (43,853,972,735) 16,519,258,397
Jiwa
Total
110,801,410,779 (79,432,199,213) 31,369,211,566
171,174,641,911 (123,286,171,948) 47,888,469,963 16,363,794,964 (9,503,098,659) 54,749,166,268 1,577,725,779 (11,081,569,979) 45,245,322,068
Aset dan Liabilitas Aset segmen Aset perusahaan yang tidak dapat dialokasikan Total aset
116,817,290,161
187,116,284,805
303,933,574,966
-
-
972,514,260,888 1,276,447,835,854
Liabilitas segmen Liabilitas perusahaan yang tidak dapat dialokasikan Total liabilitas
316,551,220,555
334,956,006,599
651,507,227,154
-
-
72,086,331,173 723,593,558,327
Informasi segmen lainnya (yang Tidak dapat dialokasikan) Pengeluaran modal Penyusutan
775,995,352 733,264,015
67
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
40. Informasi – Informasi Penting a. Analisis kekayaan dan batas tingkat solvabilitas Perusahaan Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 158/PMK.010/2008 dan Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. PER-02/BL/2009 dan kemudian diubah lagi dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 53/PMK.010/2012, Perusahaan diwajibkan untuk menjaga ratio solvabilitas yang dihitung dengan menggunakan pendekatan Risk Based Capital (RBC). Berdasarkan peraturan yang berlaku, Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi batas tingkat solvabilitas sekurang-kurangnya 120% dari modal minimum berbasis risiko. Rasio solvabilitas sebagaimana dimaksud di dalam keputusan tersebut dihitung dengan membandingkan tingkat solvabilitas dengan batas minimum tingkat solvabilitas yang diwajibkan. Tingkat solvabilitas dihitung dengan mengurangkan jumlah liabilitas (kecuali hutang subordinasi) dari aset yang diperkenankan. Sesuai dengan ketentuan dari keputusan tersebut, aset Perusahaan harus memenuhi berbagai persyaratan untuk dapat dianggap sebagai “aset yang diperkenankan” dan cadangan teknis atas premi yang belum merupakan pendapatan harus memenuhi sekurang-kurangnya 45% dari premi neto (pengurangan antara premi bruto, premi reasuransi dan komisi neto). Batas minimum tingkat solvabilitas yang diwajibkan dihitung dengan mempertimbangkan kegagalan pengelolaan kekayaan, ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan liabilitas dalam setiap jenis mata uang, perbedaan antara beban klaim, yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan, ketidakcukupan premi akibat perbedaan imbal hasil investasi yang sebenarnya diperoleh, ketidakmampuan pihak retrosioner untuk memenuhi liabilitas membayar klaim dan deviasi lainnya yang timbul dari pengelolaan kekayaan dan liabilitas. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 tingkat solvabilitas Perusahaan, yang dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 53/PMK.010/2012 masing-masing sebesar Rp 243,089.88 juta dan Rp. 296.106,16 juta dengan rasio solvabilitas sebesar 252.67% dan 296,35%. Perhitungan analisis kekayaan dan batas tingkat solvabilitas perusahaan disajikan dalam daftar 1 dan 2.
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
40. Informasi – Informasi Penting (lanjutan) b. Rasio keuangan i. Konvensional Aset lancar terhadap liabilitas lancar*) Investasi terhadap cadangan teknis ditambah utang klaim retensi sendiri*) Hasil investasi terhadap premi neto*) Premi neto terhadap premi bruto*) Premi neto terhadap modal sendiri*) Beban (klaim, komisi, usaha) terhadap premi neto*) Beban pelatihan dan pendidikan terhadap beban gaji dan tunjangan karyawan*)
31 Maret 2016 146.96
31 Desember 2015 143.28
135.96 11.30 63.94 35.73 150.58
139.58 5.09 82.95 178.82 103.35
1.04
2.91
*) Tidak termasuk dana peserta (tabarru’) pada unit bisnis syariah, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 11/PMK.010/2011 perhitungan tingkat solvabilitas untuk dana tabarru’ terpisah dari perhitungan tingkat solvabilitas konvesional. Informasi analisis kekayaan diperkenankan dan perhitungan tingkat batas solvabilitas dana tabarru’ disajikan pada daftar 1 dan 2.
ii. Syariah
Aset lancar terhadap liabilitas lancar Investasi terhadap cadangan teknis ditambah utang klaim retensi sendiri Hasil investasi terhadap rata-rata investasi Beban klaim neto terhadap kontribusi neto Perubahan dana tabarru’ tahun berjalan terhadap dana tabarru’ tahun lalu
31 Maret 2016 195.35
31 Desember 2015 523.06
212.17 1.83 83.19
225.72 7.75 82.95
7.69
-23.46
41. Kontijensi Berdasarkan surat Pengadilan Jakarta Pusat No. 240/PDT.G/2009/PN.JKT.PST tanggal 24 Juli 2009, Perusahaan menjadi tergugat II dalam perkara antar Sufandi Tjuanta qq PT Inti Celluseutama Indonesia sebagai Penggugat dengan PT LIG Insurance Indonesia (LIG). Dalam perkara ini Perusahaan ikut digugat karena turut serta dalam Perjanjian Property All Risk Facultative Reinsurance dengan LIG.
69
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
41. Kontijensi (lanjutan) Kasus ini telah diputus pada tingkat kasasi dengan putusan Mahkamah Agung No. 2015/K/pdt/2012 tanggal 18 April 2013 yang putusannya dimenangkan oleh Perusahaan, LIG dan dua perusahaan reasuradur lainnya serta menolak permohonan kasasi Sufandi Tjuanta qq PT Inti Celluseutama Indonesia. Pada tanggal 5 Desember 2014, Sufandi Tjuanta qq PT inti Celluseutama Indonesia mengajukan Peninjauan Kembali (PK) kepada Mahkamah Agung terkait dengan dikeluarkannya Keputusan Kasasi tanggal 18 April 2013. Surat permohonan PK telah disampaikan dan telah terdaftar pada tanggal 23 Januari 2015. Pada tanggal 20 Februari 2015, Perusahaan menyampaikan Kontra Memori atau Jawaban Peninjauan kembali Sufandi Tjuanta qq PT Inti Celluseutama Indonesia tersebut. Peninjauan kembali tersebut telah ditolak sesuai dengan Keputusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung No. 189/PK/Pdt/2015 tanggal 24 Juni 2015. Dengan demikian, Perusahaan telah memenangkan perkara tersebut.
42. Perjanjian-perjanjian Penting 1. Pada tanggal 30 April 2007, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa dengan PT. Pilardana. Dalam perjanjian ini, Perusahaan telah menyetujui untuk menyewakan satuan unit perkantoran Plaza Marein seluas 380 m2 dengan jangka waktu sewa selama 24 bulan terhitung sejak tanggal 1 Maret 2007 – 1 Maret 2009. Perjanjian sewa tersebut telah diperpanjang hingga 28 Februari 2017 dengan nilai sewa sebesar Rp. 1,026,000,000 per tahun. 2. Pada tanggal 12 Mei 2015, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa dengan PT Hub Hijau Serviced Offices. Dalam perjanjian ini, Perusahaan telah menyetujui untuk menyewakan satuan unit perkantoran Plaza Marein seluas 1,228 m2 dengan jangka waktu sewa selama 72 bulan terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2015 sampai dengan 31 Juli 2021, dengan nilai sewa Rp. 4,126,080,000 per tahun pada 3 tahun pertama dan Rp. 5,304,960,000 per tahun pada 3 tahun sisanya.
70
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan) 43. Aset, Kewajiban dan Hasil Usaha Cabang Reasuransi Syariah Pada tanggal 25 Agustus 2006, Perusahaan telah memperoleh ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk mendirikan kantor cabang dengan prinsip Syariah. Cabang Asuransi Syariah PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk menggunakan akad wakalah bil ujrah dimana kontribusi peserta dikelola oleh Cabang Asuransi Syariah yang bertindak sebagai operator. Untuk tujuan pelaporan keuangan, aset dan liabilitas gabungan Cabang Syariah serta hasil usaha operator syariah digabung dalam laporan keuangan Perusahaan. Aset, kewajiban dan hasil usaha Cabang Reasuransi Syariah adalah sebagai berikut: Laporan Posisi Keuangan 31 Maret 2016
31 Desember 2015
Aset 4,460,847,698 8,874,350,044 2,459,856,823 158,717,046,336 16,727,812 1,163,950,417 175,692,779,130
2,419,928,393 10,125,114,719 1,865,942,466 152,617,091,801 21,129,375 1,073,822,562 168,123,029,316
Liabilitas Penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak Hutang reasuransi Klaim dalam proses Klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan Hutang retrosesi Hutang lain-lain Jumlah Liabilitas
15,323,339,367 2,814,102,135 6,773,829,081 74,771,366 2,059,581,226 1,083,775,711 28,129,398,886
13,901,992,629 1,090,341,370 7,261,241,349 465,901,733 3,553,875,141 901,551,354 27,174,903,576
Dana Tabarru’
32,696,969,378
30,362,351,741
33,000,000,000 391,655,500 81,474,755,366 114,866,410,866
33,000,000,000 (72,413,400) 77,658,187,399 110,585,773,999
175,692,779,130 -
168,123,029,316 -
Kas dan bank Piutang kontribusi Piutang retrosesi Investasi mudharabah Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan Aset lain-lain Jumlah Aset
Liabilitas, Dana Tabarru’ dan Ekuitas
Ekuitas Modal setor Penghasilan Komprehensif Lain Saldo laba Total Ekuitas Jumlah Liabilitas, Dana Tabarru’ dan Ekuitas
71
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
43. Aset, Liabilitas dan Hasil Usaha Cabang Reasuransi Syariah (lanjutan) Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain 31 Maret 2016
31 Desember 2015
2,841,783,511 2,054,925,484 4,896,708,995
21,855,114,275 5,075,390,165 26,930,504,440
(88,849,845) (993,843,731) (1,082,693,576)
(70,560,839) (3,408,699,616) (3,479,260,455)
Laba usaha
3,814,015,419
23,451,243,985
Pendapatan dan beban non usaha Laba sebelum pajak Beban pajak penghasilan Laba Neto
2,552,525 3,816,567,944 3,816,567,944
23,451,243,985 23,451,243,985
Penghasilan komprehensif lain Total laba komprehensif tahun berjalan
464,068,900 4,280,636,844
23,451,243,985
31 Maret 2016
31 Desember 2015
Pendapatan usaha Pendapatan pengelolaan operasi asuransi Pendapatan investasi Total pendapatan usaha Beban usaha Beban pemasaran Beban umum dan administrasi Total beban usaha
Laporan Surplus Underwriting Dana Tabarru’
Pendapatan asuransi Kontribusi bruto Ujroh pengelola Bagian retrosesi Perubahan kontribusi yang belum menjadi hak Pendapatan asuransi neto Beban asuransi Pembayaran klaim Klaim yang ditanggung reasuransi dan pihak lain Penyisihan teknis Beban asuransi neto
16,044,403,651 (2,841,783,512) (3,370,988,391) (1,421,346,738) 8,410,285,010
63,497,082,619 (11,732,506,258) (15,720,558,434) (2,148,782,861) 33,895,235,066
(9,868,346,267) 1,993,100,789 878,542,633 (6,996,702,845)
(30,258,341,505) 4,472,483,299 (2,328,880,146) (28,114,738,352)
Surplus neto asuransi
1,413,582,165
5,780,496,714
Pendapatan & beban lainnya Surplus underwriting dana tabarru’
921,035,470 2,334,617,635
3,831,843,438 9,612,340,152
72
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
43. Aset, Liabilitas dan Hasil Usaha Cabang Reasuransi Syariah (lanjutan) Laporan Perubahan Ekuitas Modal Saham
Saldo Laba
Saldo per 31 Desember 2014 Laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Maret 2015
33,000,000,000 33,000,000,000
54,769,025,702 3,423,577,068 58,192,602,770
Saldo per 31 Desember 2015 Laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Maret 2016
33,000,000,000 33,000,000,000
77,658,187,422 3,816,567,944 81,474,755,366
Penghasilan Komprehensif 4,500,000 80,000,000 84,500,000
Jumlah Ekuitas 87,773,525,702 3,503,577,068 91,277,102,770
(72,413,400) 110,585,774,022 464,068,900 4,280,636,844 391,655,500 114,866,410,866
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 11/PMK.10/2011 tanggal 12 Januari 2011, Perusahaan setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas dana tabarru’ yang dihitung dengan menggunakan pendekatan Risk Based Capital (RBC) sebesar 5% paling lambat 30 Maret 2011, 15% paling lambat 31 Desember 2013, 30% paling lambat 31 Desember 2015 dari risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan liabilitas. Tingkat solvabilitas dihitung dengan mengurangi seluruh liabilitas (kecuali pinjaman subordinasi) dari kekayaan yang diperkenankan. Pada tanggal 31 Maret 2016, rasio tingkat solvabilitas dana tabarru’ adalah sebesar 187.09% (Daftar 2).
44. Manajemen Risiko Asuransi dan Keuangan a. Manajemen Risiko Asuransi Risiko dibawah satu kontrak Reasuransi adalah adanya kemungkinan terjadinya peristiwa Reasuransi dan ketidakpastian dari jumlah klaim yang dihasilkan. Berdasarkan sifat asli dari kontrak Reasuransi, risiko ini bersifat acak dan oleh karenanya tidak dapat diprediksi. Untuk portofolio kontrak Reasuransi dimana teori probabilitas diterapkan untuk penetapan harga dan provisioning, risiko utama yang dihadapi Perusahaan dibawah kontral reasuransi adalah bahwa klaim actual dan pembayaran manfaat dapat melebihi nilai tercatat kewajiban Reasuransi dan harga yang ditetapkan tidak memadai untuk memenuhi kewajibannya. Hal ini mungkin terjadi karena frekuensi atau besarnya klaim dan manfaat yang lebih besar dari yang diperkirakan. Peristiwa asuransi bersifat acak dan jumlah aktual serta jumlah klaim dan manfaat akan bervariasi dari tahun ke satu tingkat yang dibangun dengan menggunakan teknik statistik.
73
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
44. Manajemen Risiko Asuransi dan Keuangan (lanjutan) Pengalaman menunjukkan bahwa semakin besar portofolio kontrak reasuransi yang sama, semakin kecil variabilitas relative mengenai hasil yang diharapkan. Selain itu, portofolio yang lebih beragam kemungkinan akan terpengaruh oleh perubahan dalam setiap bagian dari portofolio. Perusahaan telah mengembangkan strategi underwriting Reasuransi untuk melakukan diversifikasi jenis risiko yang diterima dan dalam masing-masing kategori untuk mencapai populasi yang cukup besar dari diversifikasi risiko dalam hal jenis dan jumlah risiko, lokasi geografis, dan jenis industri yang diasuransikan. Perusahaan meminimalkan eksposur dengan membeli proteksi retrosesi dari counter parties yang kredibel. Tabel dibawah ini menetapkan konsentrasi liabilitas kontrak asuransi menurut kategori bisnis:
2016 Liabilitas Bruto Jenis Pertanggungan Kebakaran Pengangkutan laut Rangka kapal Kendaraan bermotor dan lain-lain Jiwa Total
190,403,068,866 24,633,435,854 33,381,647,822 99,473,155,677 365,916,711,186 713,808,019,405
Liabilitas Reasuransi 30,390,882,424 468,514,256 10,315,060,518 5,749,622,510 80,153,386,511 127,077,466,219
Liabilitas Neto 160,012,186,442 24,164,921,598 23,066,587,304 93,723,533,167 285,763,324,675 586,730,553,186
Analisis berikut ini dilakukan untuk perubahan yang mungkin terjadi pada asumsi utama dengan semua asumsi lainnya tetap konstan, menunjukkan dampak pada liabilitas bruto dan neto, laba sebelum pajak, dan ekuitas. Korelasi asumsi akan memiliki dampak yang signifikan dalam menentukan liabilitas klaim utama, tetapi untuk menunjukkan dampak akibat perubahan asumsi, asumsi harus diubah secara individual. Perlu dicatat bahwa perubahan dalam asumsi ini bersifat non-linier. Rasio kerugian Rasio kerugian
+5% -5%
74
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
44. Manajemen Risiko Asuransi dan Keuangan (lanjutan) Tabel dibawah ini menyajikan informasi perkembangan klaim: 2011 Estimasi klaim kumulatif Pada akhir tahun pertanggungan Satu tahun terakhir Dua tahun terakhir Tiga tahun terakhir Empat tahun terakhir Estimasi klaim kumulatif Pembayaran kumulatif Total Dampak pendiskontoan Nilai kini yang diakui dalam laporan posisi keuangan
2012
2013
2014
2015
13,851,695,189
242,595,558
8,476,931,466
9,243,455,585
6,642,260,681
92,894,370,952 131,728,341,429 150,510,416,584 157,233,866,449 161,292,867,282
43,603,919,054 88,540,889,555 107,047,818,976 115,158,376,359
47,084,000,131 103,259,810,788 127,557,926,931
57,811,013,888 123,161,306,351
115,920,518,300
(157,233,866,450) 4,059,000,832 (24,354,005)
(107,047,818,977) 8,110,557,382 (65,947,061)
(103,259,810,788) 24,298,116,143 (218,398,248)
(57,811,013,889) 65,350,292,462 (601,707,107)
(6,642,260,681) 109,278,257,619 (1,218,603,641)
4,034,646,827
8,044,610,321
24,079,717,895
64,748,585,355
108,059,653,978
b. Manajemen Risiko Keuangan Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Perusahaan menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko sebagai berikut • Risiko kredit: kemungkinan bahwa pelanggan tidak membayar semua atau sebagian piutang atau tidak membayar secara tepat waktu dan akan menyebabkan kerugian Perusahaan. • Risiko likuiditas: Perusahaan menetapkan risiko likuiditas atas kolektibiltas dari piutang usaha seperti yang dijelaskan diatas, sehingga mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang terkait dengan kewajiban keuangan. • Risiko pasar: Perusahaan menetapkan risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar. Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut secara efektif, Direksi telah menyetujui beberapa strategi untuk pengelolaan risiko keuangan, yang sejalan dengan tujuan Perusahaan. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan yang harus diambil dalam rangka mengelola risiko keuangan yang dihadapi Perusahaan. Pedoman utama dari kebijakan ini adalah sebagai berikut: • Menyediakan dana untuk membayarkan biaya-biaya operasional dan underwriting untuk 2 minggu kedepan. • Maksimum kerugian yang dapat di toleransi adalah 5% agar kerugian yang lebih besar dapat dicegah. • Membatalkan premi-premi yang berindikasi tidak akan tertagih. Perusahaan tidak memiliki instrumen derivatif untuk mengantisipasi risiko yang terjadi.
75
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
44. Manajemen Risiko Asuransi dan Keuangan (lanjutan) Risiko Kredit Perusahaan mengendalikan eksposur risiko kredit dengan menetapkan kebijakan, dimana persetujuan atau penolakan kontrak baru dan kepatuhan atas kebijakan tersebut dipantau oleh Direksi. Sebagai bagian dari proses dalam persetujuan atau penolakan tersebut, reputasi dan jejak rekam pelanggan menjadi pertimbangan. Saat ini, tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Tabel berikut menganalisis aset keuangan berdasarkan sisa umur jatuh temponya:
0 – 30 Hari
31 Maret 2016 31 – 90 Hari
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 27,052,238,000 Efek ekuitas 201,865,505,009 Reksadana Tersedia untuk dijual Efek utang Penyertaan Dalam langsung bentuk saham
>90 Hari
Total
-
-
27,052,238,000 201,865,505,009
90,292,275,500
-
-
90,292,275,500
460,308,063
-
-
460,308,063
Pinjaman yang diberikan dan piutang 50,981,502,178 Kas dan bank 97,335,661,297 Piutang reasuransi (1,959,577,140) Piutang retrosesi 433,793,423,035 Deposito 3,496,906,688 Piutang lain-lain Total 903,318,242,630
79,821,460,854 20,260,575,212 59,276,000,000 159,358,036,066
76
36,821,379,872 13,320,787,429 50,000,000,000 100,142,167,301
50,981,502,178 213,978,502,023 31,621,785,501 543,069,423,035 3,496,906,688 1,162,818,445,997
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
44. Manajemen Risiko Asuransi dan Keuangan (lanjutan)
0 – 30 Hari Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Efek ekuitas 23,485,889,000 Reksadana 193,346,809,421 Tersedia untuk dijual Efek utang Penyertaan langsung Dalam bentuk
31 Desember 2015 31 – 90 Hari
>90 Hari
Total
-
-
23,485,889,000 193,346,809,421
22,774,759,310
-
-
22,774,759,310
460,308,063
-
-
460,308,063
Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan bank 46,222,431,591 Piutang reasuransi 148,676,518,449 Piutang retrosesi 14,184,952,957 Deposito 510,536,341,794 Piutang lain-lain 3,149,308,820 Total 962,837,319,405
35,454,057,091 2,681,592,350 47,000,000,000 85,135,649,441
31,228,344,004 28,204,800,499 20,000,000,000 79,433,144,503
46,222,431,591 215,358,919,544 45,071,345,806 577,536,341,794 3,149,308,820 1,127,406,113,349
Kualitas Kredit Aset Keuangan Perseroan mengelola risiko kredit yang terkait dengan simpanan di Bank dan piutang dengan memonitor dan reputasi, peringkat kredit, dan membatasi risiko agregat dari masing-masing pihak dalam kontrak. Untuk Bank, hanya pihak-pihak independen dengan predikat baik yang diterima. Kualitas kredit dari aset keuangan baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai dengan mengacu pada peringkat kredit eksternal (jika tersedia) atau mengacu pada informasi historis mengenai tingkat gagal bayar debitur.
Risiko Likuditas Pada saat ini Perusahaan berharap dapat membayar semua kewajiban pada saat jatuh tempo. Untuk memenuhi komitmen kas, Perusahaan berharap kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas masuk yang cukup. Selain itu, Perusahaan memiliki aset keuangan pada pasar yang likuid dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Selain itu, Perusahaan memiliki aset keuangan yang likuid dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan pengawasan proyeksi dari arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo dari liabilitas keuangan.
77
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
44. Manajemen Risiko Asuransi dan Keuangan (lanjutan) Tabel dibawah ini menunjukkan analisis jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan: Kurang dari 1 tahun Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi: Hutang reasuransi Hutang retrosesi Biaya masih harus dibayar Hutang lain-lain
31 Maret 2016 1 – 2 Tahun
35,697,168,087 24,646,329,429 8,898,336,112 33,417,499,340 102,659,332,968
-
2 – 3 Tahun
3 – 4 Tahun
-
-
Jumlah
35,697,168,087 24,646,329,429 8,898,336,112 33,417,499,340 102,659,332,968
Risiko Pasar Perusahaan secara siginifikan terpengaruh dengan risiko mata uang asing, karena sebagian besar transaksi Perusahaan dalam mata uang asing. Untuk meminimalkan risiko ini, Perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan kontrak dengan menggunakan mata uang asing sebagai satuan mata uang asing. Selain itu, manajemen risiko yang telah dilakukan Perusahaan adalah dengan manjaga aliran kas dengan mengatur waktu pembayaran dengan mempertimbangkan kurs yang berlaku pada saat akan dilakukan pembayaran, serta merencanakan secara cermat alokasi penempatan dana dalam mata uang asing, untuk mengantisipasi perubahan kurs yang signifikan pada sisi liabilitas serta menghindari spekulasi ambil keuntungan atas penempatan dana dalam mata uang asing. Tidak terdapat aktivitas lindung nilai mata uang pada tanggal 31 Maret 2016. c. Nilai wajar instrumen keuangan Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan pengungkapan: PSAK 60, ”Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut: (a) Harga kuotasisasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset dan liabilitas yang identik (tingkat 1). (b) Input selain harga kuotisasian yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat di observasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misal derivasi dari harga) (tingkat 2); dan (c) Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat di observasi (input yang tidak dapat di observasi) (tingkat 3).
78
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
44. Manajemen Risiko Asuransi dan Keuangan (lanjutan) Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan: 31 Maret 2016 Nilai Tercatat
Nilai Wajar
Aset keuangan Kas dan bank Piutang reasuransi Piutang retrosesi Deposito berjangka Deposito jaminan Efek hutang tersedia untuk dijual Efek ekuitas yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Reksadana yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Penyertaan langsung dalam bentuk saham Piutang lain-lain Jumlah Aset
50,981,502,178 213,978,502,023 31,621,785,501 476,251,094,304 66,818,328,731 90,292,275,500
50,981,502,178 213,978,502,023 31,621,785,501 476,251,094,304 66,818,328,731 90,292,275,500
27,052,238,000
27,052,238,000
201,865,505,009 460,308,063 3,496,906,688 1,162,818,445,997
201,865,505,009 460,308,063 3,496,906,688 1,162,818,445,997
35,697,168,087 24,646,329,429 8,898,336,112 33,417,499,340 102,659,332,968
35,697,168,087 24,646,329,429 8,898,336,112 33,417,499,340 102,659,332,968
Liabilitas keuangan Utang reasuransi Utang retrosesi Biaya masih harus dibayar Utang lain-lain Total Liabilitas
Nilai wajar atas sebagian besar aset dan liabilitas keuangan mendekati nilai tercatat karena dampak pendiskontoan yang tidak signifikan.
d. Manajemen Permodalan Tujuan utama dari pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
79
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
44. Manajemen Risiko Asuransi dan Keuangan (lanjutan) Perusahaan secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola struktur permodalan untuk memastikan struktur modal dan hasil pengembalian ke pemegang saham yang optimal, dengan mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi modal Perusahaan, profitabilitas masa sekarang dan yang akan datang, proyeksi arus kas operasi, proyeksi belanja modal dan proyeksi peluang investasi yang strategis. Dalam rangka mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, Perusahaan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, mengeluarkan saham baru atau menjual aset untuk mengurangi hutang. Dalam kaitan dengan permodalan dan untuk memperkuat kondisi keuangan dan kemampuan operasional Perusahaan reasuransi, maka perlu dilakukan peningkatan modal disetor, yang berdampak pada peningkatan modal sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 81 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, yang mengharuskan Perusahaan reasuransi memiliki modal sendiri dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Paling sedikit sebesar Rp. 100.000.000.000 paling lambat 31 Desember 2010. b. Paling sedikit sebesar Rp. 150.000.000.000 paling lambat 31 Desember 2013. c. Paling sedikit sebesar Rp. 200.000.000.000 paling lambat 31 Desember 2015. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, Perusahaan melaporkan modal sendiri sebesar Rp. 653,683,465,956 dan Rp. 623,673,054,929 Dengan demikian modal sendiri Perusahaan sudah diatas ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah tersebut di atas.
45. Standar Akuntansi Baru yang Belum BerlakuTahun Buku 2015 Standar dan penyesuaian standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu: Standar • PSAK No. 110 (revisi 2015) “Akuntansi Sukuk”
80
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
45. Standar Akuntansi Baru yang Belum BerlakuTahun Buku 2015 (lanjutan) Penyesuaian • PSAK No. 5 “Segmen Operasi”, • PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, • PSAK No. 13 “Properti Investasi”, • PSAK No. 16 “Aset Tetap”, • PSAK No. 19 “Aset Tak berwujud”, • PSAK No. 22 “Kombinasi Bisnis”, • PSAK No. 25 “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”, • PSAK No. 53 “Pembayaran Berbasis Saham”, • PSAK No. 68 “Pengukuran Nilai Wajar”. Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan secara retrospektif yaitu: • PSAK No. 4 “Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri”, • PSAK No. 15 “Investasi Pada Entitas Asosiasi • dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: • Penerapan Pengecualian Konsolidasi”, • PSAK No. 24 “Imbalan Kerja tentang Program • Imbalan Pasti: Iuran Pekerja”, • PSAK No. 65 “Laporan Keuangan • Konsolidasian tentang Entitas Investasi: • Penerapan Pengecualian Konsolidasi”, • PSAK No. 67 “Pengungkapan Kepentingan • Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi: • Penerapan Pengecualian Konsolidasi”, and • ISAK No. 30 “Pungutan”.. Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan secara prospektif yaitu: • SAK No. 16 “Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi” • PSAK No. 19 “Aset Tak berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi” • PSAK No. 66 “Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama”.
81
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Catatan atas laporan keuangan (lanjutan)
45. Standar Akuntansi Baru yang Belum BerlakuTahun Buku 2015 (lanjutan) Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2017, dengan penerapan dinidiperkenankan yaitu amandemen PSAK No. 1 “Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan” dan ISAK No. 31 “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK No. 13: Properti Investasi”. Standar dan amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu PSAK No. 69 “Agrikultur” dan amandemen PSAK No. 16 “Aset Tetap tentang Agrikultur: Tanaman Produktif”. Hingga tanggal pengesahan laporan keuangan ini, Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar yang direvisi dan yang baru tersebut.
46. Informasi Tambahan Informasi tambahan berikut (Daftar 1 – 2) dari PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk menyajikan analisa kekayaan dipekenankan dan perhitungan batas tingkat solvabilitas berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 53/PMK.010/2012 untuk tingkat kesehatan keuangan usaha asuransi dan usaha reasuransi konvensional dan KMK No. 11/PMK.010/2011 untuk tingkat kesehatan keuangan dengan prinsip syariah.
47. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diotorisasi Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 29 April 2016.
82
Daftar 1
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Analisa Kekayaan Diperkenankan 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam Jutaan Rupiah) i. Konvensional 31 M a re t 2016* )
K e k ayaan Dib u k u k an In ve stasi De p o sito be rjan gk a Sah am d an re k sad an a d ip e rd agangk an Efe k te rse d ia u n tu k diju al Ban gu n an Un it p e n y e rtaan sah am Ju m lah in ve stasi K as d an b an k P iu tan g re asu ran si P iu tan g re tro se si Tagih an h asil in v e stasi A se t te tap - se te lah d ik u ran gi ak u m u lasi p e n y u su tan A se t lain n y a Ju m lah ase t
K e k ay aan K e k ay aan tid ak K e k ay aan b e lu m d ibu k u k an d ip e rk e n an k an Dip e rk e n an k an
401,893.46
-
-
401,893.46
221,768.31 79,900.62 136,682.10 33,460.31 873,704.80
-
52,611.62 33,000.00 85,611.62
221,768.31 79,900.62 84,070.48 460.31 788,093.18
46,520.65 205,104.15 156,239.39 1,418.17
-
39,607.83 9,772.10 1,141.75
46,520.65 165,496.32 146,467.29 276.42
16,308.42 40,650.11 1,339,945.71
-
(23,197.98) 40,650.11 153,585.44
39,506.40 1,186,360.27
31 De s e mb er 2015* )
K e k ayaan Dib u k u k an In ve stasi De p o sito be rjan gk a Sah am d an re k sad an a d ip e rd agangk an Efe k te rse d ia u n tu k diju al Ban gu n an Un it p e n y e rtaan sah am Ju m lah in ve stasi K as d an b an k P iu tan g re asu ran si P iu tan g re tro se si Tagih an h asil in v e stasi A se t te tap - se te lah d ik u ran gi ak u m u lasi p e n y u su tan A se t lain n y a Ju m lah ase t
K e k ay aan K e k ay aan tid ak K e k ay aan b e lu m d ibu k u k an d ip e rk e n an k an Dip e rk e n an k an
441,567.86
-
-
441,567.86
210,111.68 12,847.17 136,682.10 33,460.31 834,669.12
-
56,515.19 33,000.00 89,515.19
210,111.68 12,847.17 80,166.91 460.31 745,153.93
43,802.50 204,535.18 170,607.52 392.64
-
35,067.47 24,915.12 62.63
43,802.50 169,467.71 145,692.40 330.01
16,439.68 33,409.54 1,303,856.18
-
(23,066.72) 33,409.54 159,903.23
39,506.40 1,143,952.95
*) Tidak termasuk dana peserta (tabarru’) pada unit bisnis syariah, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 11/PMK.010/2011 perhitungan tingkat solvabilitas untuk dana tabarru’ terpisah dari perhitungan tingkat solvabilitas konvensional. Informasi analisis kekayaan diperkenankan dan perhitungan tingkat batas solvabilitas dana tabarru, disajikan dalam daftar 2.
83
Daftar 1
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Analisa Kekayaan Diperkenankan 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam Jutaan Rupiah) ii. Syariah
31 Maret 2016*) Kekayaan Kekayaan Kekayaan tidak Kekayaan Dibukukan belum dibukukan diperkenankan Diperkenankan Investasi Deposito berjangka Efek Tersedia untuk Dijual Jumlah investasi
48,780.41 3,174.12 51,954.53
-
1,868.19 1,868.19
46,912.23 3,174.12 50,086.34
Kas dan bank Piutang reasuransi Piutang retrosesi Tagihan hasil investasi Aset lainnya Jumlah aset
2,927.49 8,874.35 2,459.86 66.98 1,036.78 67,319.98
-
693.20 1,036.78 3,598.16
2,927.49 8,181.15 2,459.86 66.98 63,721.81
31 Desember 2015*) Kekayaan Kekayaan Kekayaan tidak Kekayaan Dibukukan belum dibukukan diperkenankan Diperkenankan Investasi Deposito berjangka Efek Tersedia untuk Dijual Jumlah investasi
46,285.41 2,961.40 49,246.81
-
Kas dan bank Piutang reasuransi Piutang retrosesi Tagihan hasil investasi Aset lainnya Jumlah aset
2,034.55 10,125.11 1,865.94 62.50 894.65 64,229.56
-
181.16 894.65 1,075.81
46,285.41 2,961.40 49,246.81 2,034.55 9,943.95 1,865.94 62.50 63,153.75
**) Pada tanggal 31 Maret 2016 perusahaan menghitung Kesehatan Keuangan Dana Tabarru’ berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi sesuai dengan prinsip Syariah.
84
Daftar 2
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam Jutaan Rupiah) i. Konvensional 31 Maret 2016*)
31 Desember 2015*)
1,186,360.27 (784,042.50) 402,317.77
1,143,952.94 (737,790.41) 406,162.53
48,939.02
47,532.44
8,710.10
8,566.37
83,724.07 17,151.27 703.43 159,227.89 243,089.88 252.67%
63,234.28 17,104.47 615.81 137,053.37 269,109.16 296.35%
Tingkat Solvabilitas Kekayaan yang diperkenankan Liabilitas Jumlah Tingkat Solvabilitas Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Kegagalan pengelolaan kekayaan Ketidakseimbangan antara nilai aset dan liabilitas dalam setiap jenis mata uang Beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan Risiko reasuradur Risiko operasional Jumlah Batas Tingkat Solvabilitas Kelebihan Batas Tingkat Solvabilitas Rasio Pencapaian Solvabilitas
*) Tidak termasuk dana peserta (tabarru’) pada unit bisnis syariah, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 11/PMK.010/2011 perhitungan tingkat solvabilitas untuk dana tabarru’ terpisah dari perhitungan tingkat solvabilitas konvensional. Informasi analisis kekayaan diperkenankan dan perhitungan tingkat batas solvabilitas dana tabarru, disajikan dalam daftar 1.
ii. Syariah 31 Maret 2016*)
31 Desember 2015*)
63,721.81 (34,448.89) 29,272.92
63,153.75 (33,905.81) 29,247.94
1,470.34
1,573.92
612.93
556.08
40.67
78.11
12,801.36 153.23 568.11 15,646.65 187.09%
12,377.86 139.02 597.65 15,322.64 190.88%
Tingkat Solvabilitas Kekayaan yang diperkenankan Liabilitas Jumlah Tingkat Solvabilitas Risiko Kerugian yang mungkin Timbul sebagai akibat dari Deviasi dalam Pengelolaan Aset dan atau Liabilitas Kegagalan pengelolaan kekayaan Ketidakseimbangan antara Proyeksi Arus Kekayaan dan Kewajiban Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap mata uang Beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan Risiko Investasi Risiko reasuradur Jumlah Batas Tingkat Solvabilitas Rasio Pencapaian Solvabilitas
**) Pada tanggal 31 Maret 2016 perusahaan menghitung Kesehatan Keuangan Dana Tabarru’ berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi sesuai dengan prinsip Syariah.
85