Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011
Hari 3 - Sesi 2
PSAK 56 LABA PERLEMBAR SAHAM (LPS)
1
Dr. Ratna Wardhani Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN Ruang Lingkup Berlaku untuk seluruh emiten atau perusahaan publik yang memiliki saham biasa atau efek berpotensi saham biasa. Kecuali: Perusahaan yang bukan emiten atau perusahaan publik. Tujuan Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan pengungkapan LPS pada akhirnya meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan antar periode.
Tanggal Efektif 31 Desember 2000. Terdapat ED PSAK 56 (Revisi 2010) yang berlaku efektif 1 Januari 2012 2
Dr. Ratna Wardhani 2 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
LABA PER SAHAM DASAR LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode.
LPS Dasar
3
=
Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
Dr. Ratna Wardhani 3 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
LABA PER SAHAM DASAR Laba Residual Adalah laba bersih dikurangi dengan dividen saham utama. Dividen saham utama meliputi: a) Jumlah dividen dari saham utama bukan kumulatif yang diumumkan bagi periode yang bersangkutan. b) Jumlah dividen utama kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan. Jumlah dividen saham utama kumulatif untuk periode bersangkutan tidak mencakup dividen saham utama kumulatif periode lalu meskipun dividen tersebut diumumkan atau dibayar dalam periode kini.
4
Dr. Ratna Wardhani 4 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
LABA PER SAHAM DASAR Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar diperoleh dengan mengalikan jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu dengan faktor pembobot waktu. Faktor pembobot waktu adalah jumlah hari beredarnya sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode.
5
Dr. Ratna Wardhani 5 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
LABA PER SAHAM DASAR Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika: a) Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima (when cash is receivable). b) Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal pembayaran dividen. c) Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang (misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing). d) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagi instrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing). 6
Dr. Ratna Wardhani 6 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
LABA PER SAHAM DASAR Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar e) Saham biasa yang diterbikan dalam rangka penyelesaian utang (settlement) perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelsaian tersebut. f) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui, dan g) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima perusahaan.
7
Dr. Ratna Wardhani 7 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
CONTOH TRANSAKSI Berikut informasi perubahan jumlah saham biasa yang beredar pada PT XXX tahun 2010: Tanggal
Perubahan
Jumlah lembar saham biasa beredar
1 Januari
Saldo awal
90.000
1 April
Menerbitkan 30.000 lembar saham biasa untuk memperoleh kas
30.000 120.000
1 Juli
Menarik kembali 39.000 lembar saham biasa
(39.000) 81.000
8
1 November
Menerbitkan 60.000 lembar saham biasa untuk memperoleh kas
31 Des
Saldo akhir
60.000 141.000
Dr. Ratna Wardhani 8 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
CONTOH TRANSAKSI – JUMLAH RATA-RATA TERTIMBANG Tanggal
Jumlah saham beredar
Faktor pembobot
1 Jan – 1 Apr
90.000
3/12
22.500
1 Apr – 1 Jul
120.000
3/12
30.000
1 Jul – 1 Nov
81.000
4/12
27.000
141.000
2/12
23.500
1 Nov – 31 Des
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar
9
Jumlah rata-rata tertimbang saham
103.000
Dr. Ratna Wardhani 9 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
LABA PER SAHAM DASAR “Apabila dalam satu periode ada perubahan jumlah saham beredar sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak mengubah sumber daya, selain peristiwa konversi efek berpotensi saham biasa, maka jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama satu periode dan untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan dengan perubahan tersebut.” (par. 20)
10
Contoh transaksi yang mengubah jumlah saham biasa tetapi tidak mengubah sumber daya adalah: a) Kapitalisasi laba (dividen saham) dan kapitalisasi agio saham yang dikenal sebagai penerbitan saham bonus, b) Unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya, c) Pemecahan saham (stock split), dan d) Penggabungan saham (consolidation of stocks atau reverse of Dr. Ratna Wardhani stock split) 10 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
CONTOH TRANSAKSI – JUMLAH RATA-RATA TERTIMBANG Berikut informasi perubahan jumlah saham biasa yang beredar pada PT ABC tahun 2010: Tanggal
Perubahan
1 Januari
Saldo awal
1 Maret
Menerbitkan 20.000 lembar saham biasa untuk memperoleh kas
Jumlah lembar saham biasa beredar 100.000 20.000 120.000
1 Juni
Menerbitkan 60.000 lebar saham biasa (dividen saham 50%)
60.000 180.000
11
1 November
Menerbitkan 30.000 lembar saham biasa untuk memperoleh kas
31 Des
Saldo akhir
30.000 210.000
Dr. Ratna Wardhani 11 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
CONTOH TRANSAKSI – JUMLAH RATA-RATA TERTIMBANG Tanggal
Jumlah saham beredar
Jumlah rataFaktor Restatement rata tertimbang pembobot saham
1 Jan – 1 Mar
100.000
1,50
2/12
25.000
1 Mar – 1 Jun
120.000
1,50
3/12
45.000
1 Jun – 1 Nov
180.000
5/12
75.000
1 Nov – 31 Des
210.000
2/12
35.000
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar
12
180.000
Dr. Ratna Wardhani 12 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
CONTOH TRANSAKSI – LPS DASAR PT LMN menghasilkan laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan sebesar Rp580.000.000 dan terdapat keuntungan tahun berjalan dari operasi yang dihentikan sebesar Rp240.000.000 (net of tax). Selama period berjalan, perusahaan mengumumkan dividen untuk pemegang saham utama sebesar Rp 1.000 per lembar untuk 100.000 lembar saham utama yang beredar. Berikut informasi perubahan jumlah saham biasa yang beredar pada PT LMN tahun 2010: Tanggal
Perubahan
1 Januari
Saldo awal
1 Mei
Menarik kembali 30.000.000 lembar saham biasa
Jumlah lembar saham biasa beredar 180.000 30.000 150.000
1 Juli
Penambahan 300.000 lembar saham biasa karena pemecahan saham (stock split 3 for 1)
300.000 450.000
13
1 November
Menerbitkan 50.000 lembar saham biasa untuk memperoleh kas
31 Des
Saldo akhir
50.000
Dr. Ratna Wardhani 500.000 13 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
CONTOH TRANSAKSI – LPS DASAR Tanggal
Jumlah saham beredar
Jumlah rataFaktor Restatement rata tertimbang pembobot saham
1 Jan – 1 Mei
180.000
3
4/12
180.000
1 Mei – 1 Jul
150.000
3
2/12
75.000
1 Jul – 31 Des
450.000
6/12
225.000
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar
14
480.000
Dr. Ratna Wardhani 14 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
CONTOH TRANSAKSI – LPS DASAR Tanggal
Jumlah saham beredar
Jumlah rataFaktor Restatement rata tertimbang pembobot saham
1 Jan – 1 Mei
180.000
3
4/12
180.000
1 Mei – 1 Jul
150.000
3
2/12
75.000
1 Jul – 31 Des
450.000
6/12
225.000
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar
15
480.000
Dr. Ratna Wardhani 15 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
CONTOH TRANSAKSI – LPS DASAR Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan
580.000.000
Keuntungan tahun berjalan dari operasi yang dihentikan
240.000.000
Dividen saham utama
1.000 x 100.000 = 100.000.000 Informasi Laba
Jumlah Rata-rata tertimbang saham
EPS
Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan tersedia untuk pemegang saham
580.000.000 – 100.000.000 = 480.000.000
480.000
1.000
Keuntungan tahun berjalan dari operasi yang dihentikan
240.000.000
480.000
500
Laba tersedia untuk pemegang saham
720.000.000
480.000
1.500
16
Dr. Ratna Wardhani 16 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
LABA PER SAHAM DILUSIAN Dalam perhitungan LPS dilusian, laba residual dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
EPS
=
Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
+/+ atau -/-
Penyesuaian atas Efek berpotensi saham biasa yang dilutif
LPS Dasar LPS Dilusian
17
Dr. Ratna Wardhani 17 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
LABA PER SAHAM DILUSIAN Penyesuaian terhadap Laba Residual (setelah pajak)
a) b)
c)
18
Setiap dividen dari efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif. Bunga dari efek perpotensi saham biasa yang dilutif , yang diakui pada periode bersangkutan. Perubahan pendapatan atau beban yang timbul dari konversi efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif.
Penyesuaian terhadap Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar Ditambah dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan diterbitkan dengan asumsi semua efek berpotensi saham biasa dikonversikan menjadi saham biasa. Konversi tersebut diasumsikan terjadi pada awal periode, atau pada tanggal penerbitan efek berpotensi saham biasa tersebut, jika penerbitannya lebih akhir.
Dr. Ratna Wardhani 18 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
LABA PER SAHAM DILUSIAN Untuk tujuan penghitungan LPS Dilusian, perusahaan harus mengasumsikan semua opsi yang dilutif dan efek berpotensi saham biasa lainnya yang dilutif dilaksanakan. Selanjutnya, penerimaan dana yang diasumsikan timbul dari penerbitan tersebut dianggap sebagai penerimaan dari penerbitan sejumlah saham dengan nilai wajar. Selisih antara: a) Jumlah saham yang diterbitkan berdasarkan opsi atau efek berpotensi saham biasa lainnya, dan b) Jumlah saham yang diasumsikan diterbitkan menurut nilai wajarnya. Diperlakukan sebagai penerbitan saham biasa tanpa penerimaan sumber daya.
Metode perhitungan di atas dikenal dengan Metode Treasury Stock atau Treasury Share. Ini tidak berarti bahwa perusahaan telah melakukan transaksi untuk membeli sahamnya sendiri.
19
Dr. Ratna Wardhani 19 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
CONTOH TRANSAKSI – METODE TREASURY SHARE PT DEF memiliki 1.500 opsi beredar dengan harga exercise Rp300.000,- dan harga wajar saham yang akan diterbitkan adalah Rp500.000,-. Berapakah asumsi penambahan jumlah saham biasa yang beredar ? Penambahan jumlah saham biasa yang beredar:
20
=
Harga wajar – harga opsi x Jumlah lembar opsi Harga wajar
=
500.0000 – 300.000 x 1.500 lembar opsi 500.0000
=
600 lembar saham biasa
Dr. Ratna Wardhani 20 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
EFEK BERPOTENSI SAHAM BIASA ANTIDILUTIF Efek berpotensi saham biasa dianggap dilutif hanya bila konversinya menjadi saham biasa akan MENURUNKAN laba bersih per saham dari operasi normal berkelanjutan. Perusahaan menggunakan laba bersih dari operasi normal yang berkelanjutan sebagai “angka kendali” untuk menentukan apakah efek berpotensi saham biasa dilutif atau antidilutif. Laba bersih dari operasi normal berkelanjutan adalah laba bersih dari aktivitas normal setelah dikurangkan dengan dividen saham utama, dan tidak dipengaruhi pos-pos terkait dengan operasi yang tidak dilanjutkan . Efek berpotensi saham biasa bersifat ANTIDILUTIF jika konversinya menjadi saham biasa meningkatkan LPS dari operasi normal yang berkelanjutan, atau menurunkan rugi per saham dari operasi norma yang berkelanjutan. Dalam perhitungan LPS Dilusian, efek berpotensi saham biasa yang antidilutif DIABAIKAN. 21
Dr. Ratna Wardhani 21 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
EFEK BERPOTENSI SAHAM BIASA ANTIDILUTIF Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham memiliki dampak dilutif atau antidilutif, maka setiap penerbitan harus dipertimbangkan secara terpisah, bukan secara agregat atau keseluruhan. Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi saham biasa dapat mempengaruhi keputusan apakah efek tersebut digolongkan dilutif atau tidak. Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan atau setiap seri penerbitan saham harus dipertimbangkan dalam urutan mulai dari yang paling dilutif ke yang paling sedikit sifat dilutifnya.
22
Dr. Ratna Wardhani 22 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
CONTOH TRANSAKSI - LPS DILUSIAN
23
Dr. Ratna Wardhani Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
24
Dr. Ratna Wardhani Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
25
Dr. Ratna Wardhani Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
26
Dr. Ratna Wardhani Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN - Penyajian Perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS Dilusian pada laporan laba rugi untuk seluruh periode yang disajikan. Penyajian LPS Dasar dan Dilusian harus tetap dilakukan, meskipun jumlahnya negatif karena perusahaan menderita rugi (rugi per saham).
- Pengungkapan Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut ini: a) Jumlah laba (rugi) yang dipakai sebagai pembilang dalam perhitungan LPS dasar dan dilusian, dan rekonsiliasinya dengan laba (rugi) untuk periode yang bersangkutan, dan b) Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar yang dipakai sebagai penyebut dalam penghitungan LPS Dasar dan Dilusian, dan rekonsiliasi penyebutpenyebut satu dengan yang lain. 27
Dr. Ratna Wardhani 27 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
PENYAJIAN KEMBALI Jika jumlah saham biasa atau efek berpotensi saham biasa naik dengan adanya penerbitan saham bonus (kapitalisasi agio saham), dividen saham (kapitalisasi laba) atau pemecahan saham, atau turun karena penggabungan saham (reverse stock split), maka penghitungan LPS dasar dan LPS dilusian untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan secara retrospektif. Jika perubahan terjadi setelah tanggal neraca, namun sebelum laporan keuangan diterbitkan, maka angka-angka per saham untuk seluruh periode laporan keuangan yang disajikan harus didasarkan pada jumlah baru saham yang beredar. Jika perhitungan angka per saham mencerminkan perubahan dalam jumlah saham, maka hal ini harus diungkapkan. Di samping itu, LPS dasar dan dilusian untuk seluruh periode laporan keuangan harus disesuaikan dengan: (a) Dampak kesalahan mendasar dan penyesuaian yang terjadi karena perubahan kebijakan akuntansi; dan (b) Dampak penggabungan usaha yang merupakan penyatuan kepemilikan
28
Dr. Ratna Wardhani 28 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
CONTOH 2 : PENERBITAN SAHAM BONUS Laba bersih 20X0
Rp 1.800.000.000,00
Laba bersih 20X1
Rp 6.000.000.000,00
Saham biasa yang beredar sampai 30 September 20X1
2.000.000 saham
Penerbitan saham bonus per 1 Oktober 20X1
2 saham bonus untuk setiap saham biasa Yang beredar pada 30 September 20X1 2.000.000 x 2 = 4.000.000 saham
Laba per saham 20X1
Rp 6.000.000.000,00 (2.000.000+4.000.000)
LPS 20X0 yang telah disesuaikan
Rp 1.800.000.000,00 (2.000.000+4.000.000)
29
= Rp 1.000,00 = Rp 300,00
Dr. Ratna Wardhani 29 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
ED PSAK 56 (R 2010) •
30
Entitas menghitung jumlah laba per saham dasar dan dilusian atas laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa tersebut. • Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk (pembilang) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar (penyebut) dalam suatu periode. • Untuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian, entitas melakukan penyesuaian terhadap laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar, atas dampak dari semua efek yang mempunyai potensi saham biasa yang bersifat dilutif.
Dr. Ratna Wardhani Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
ED PSAK 56 (R 2010)
• •
•
•
31
Pernyataan ini diterapkan pada: (a) laporan keuangan individual entitas; dan (b) laporan keuangan konsolidasian suatu grup dengan entitas induk Ketika entitas menyajikan laporan keuangan konsolidasian sekaligus laporan keuangan tersendiri (PSAK 4 R 2009) pengungkapan yang disyaratkan hanya berdasarkan informasi konsolidasi. Entitas yang memilih untuk mengungkapkan LPS berdasarkan laporan keuangan tersendiri menyajikan informasi LPS hanya dalam laba rugi komprehensifnya. Entitas tidak diperkenankan menyajikan informasi laba per saham tersebut dalam laporan keuangan konsolidasian Jika entitas menyajikan komponen laba atau rugi pada laporan laba rugi tersendiri (PSAK 1 R 2009), maka entitas menyajikan laba per saham hanya dalam laporan laba rugi tersendiri. Dr. Ratna Wardhani Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
ED PSAK 56 (R 2010)
Untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar, jumlah laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk terkait dengan: (a) laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk; dan (b) laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk merupakan jumlah pada huruf (a) dan (b) yang disesuaikan dengan jumlah dividen preferen setelah pajak, selisih yang berasal dari penyelesaian saham preferen, dan akibat lain yang sejenis dari saham preferen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
32
Dr. Ratna Wardhani Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
ED PSAK 56 (R 2010) Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
• Opsi, Waran, dan Instrumen Keuangan Sejenis • Instrumen yang Dapat Dikonversikan • Saham yang Dapat Ditempatkan Secara Kontinjen – Sebagaimana perhitungan laba per saham dasar, saham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen dianggap sebagai saham yang beredar dan diperhitungkan dalam perhitungan laba per saham dilusian jika kondisinya terpenuhi (yaitu peristiwanya telah terjadi). – Jika kondisinya tidak terpenuhi, maka jumlah saham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen yang diperhitungkan dalam perhitungan laba per saham dilusian didasarkan pada jumlah saham yang seolaholah akan ditempatkan jika saat akhir periode merupakan akhir periode kontinjensi.
Dr. Ratna Wardhani Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
ED PSAK 56 (R 2010) Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
• Kontrak yang Dapat Diselesaikan dengan Saham Biasa atau Kas – Ketika entitas telah menerbitkan sebuah kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentuk saham biasa atau kas berdasarkan pilihan entitas, maka entitas menganggap kontrak tersebut akan diselesaikan dalam bentuk saham biasa dan efek berpotensi saham biasa yang dihasilkan tersebut dimasukkan dalam laba per saham dilusian apabila pengaruhnya bersifat dilutif. – Untuk kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentuk saham biasa ataupun kas berdasarkan pilihan pemegang kontrak, penyelesaian dengan kas dan saham yang lebih bersifat dilutif digunakan dalam perhitungan laba per saham dilusian.
• Opsi yang Dibeli – Kontrak seperti opsi jual dan opsi beli yang dibeli entitas (seperti opsi yang dimiliki entitas atas saham entitas itu sendiri) tidak dimasukkan dalam perhitungan laba per saham dilusian karena memasukkan opsi Dr. Ratna Wardhani tersebut dapat bersifat antidilutif. Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
ED PSAK 56 (R 2010) Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif •
Opsi jual yang diterbitkan (Written put options) – Kontrak yang mengharuskan entitas untuk membeli kembali sahamnya sendiri, seperti opsi jual yang diterbitkan (written put option) dan forward purchase contract, tercermin dalam perhitungan laba per saham dilusian jika berdampak dilutif. – Jika kontrak-kontrak ini dalam kondisi “in the money” selama periode tersebut (yaitu ketika harga pelaksanaan atau harga penyelesaian di atas rata-rata harga pasar selama periode tersebut), maka dampak dilutif potensial terhadap laba per saham dihitung sebagai berikut: • (a) harus diasumsikan bahwa pada awal periode pelaporan sejumlah saham biasa akan ditempatkan (pada rata-rata harga pasar selama periode tersebut) untuk mendapatkan dana untuk memenuhi kontrak ; • (b) harus diasumsikan bahwa dana hasil penerbitan saham tersebut digunakan untuk memenuhi kontrak (yaitu pembelian kembali saham); dan • (c) tambahan saham biasa (selisih antara jumlah saham yang diasumsikan ditempatkan dan jumlah saham biasa yang diterima dari pemenuhan kontrak) harus dimasukkan dalam perhitungan laba per saham dilusian. Dr. Ratna Wardhani Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/
REFERENSI PSAK No. 56 tentang Laba Per Saham (1999) PSAK No. 56 tentang Laba Per Saham (Revisi 2010) Intermediate Accounting IFRS Edition Vol. 2 (Kieso dkk.)
36
Dr. Ratna Wardhani 36 Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI - http://ppia.fe.ui.ac.id/