Prosiding SNaPP2015Sosial, Ekonomi, dan Humaniora
ISSN2089-3590 | EISSN 2303-2472
POLA KETERAMPILAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN KONFLIK BERBASIS PLURALITAS MAHASISWA DI KAWASAN PEMUKIMAN WARGA (STUDI KASUS PADA MAHASISWA DI KAWASAN PERUMAHAN ASABRI RW IX KELURAHAN SAWOJAJAR KECAMATAN SAWOJAJAR KOTA MALANG) 1 1,2
Dessy Ningrum Eka Purnama Sari, 2Indria Kristiawan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Wisnuwardhana Malang, Jl.Danau Sentani No. 99 Malang e-mail:
[email protected],
[email protected]
Abstrak. Penelitian ini mengkaji bentuk keterampilan sosial dan cara mahasiswa memanajemen konflik berbasis pluralitas di kota Malang. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan melakukan studi kasus pada mahasiswa yang tinggal dikawasan pemukiman warga khususnya Perumahan Asabri RW IX kelurahan Sawojajar Kecamatan Sawojajar Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk 1)melihat keterampilan sosial yang dimiliki mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat diluar lingkungan universitas, 2) Pola manajemen konflik mahasiswa di lingkungan tempat tinggal sementara yaitu di pemukiman warga kota Malang, notabene mahasiswa merupakan masyarakat plural berasal dari berbgai daerah di Indonesia. Hasil penelitian berupa aktivitas kesehaarian mahasiswa dalam berinteraksi dilingkungan belajar serta dilingkungan tempat tinggal sementaranya, dan upaya dalam memanajemen konflik berbekal keterampilan sosial yang dimiliki mahasiswa. Kata kunci: Keterampilan Sosial, Manajemen Konflik, dan Pluraritas.
1.
Pendahuluan
Mahasiswa merupakan gambaran masyarakat Indonesia yang plural, dalam kesehariannya mahasiswa dituntut untuk berinteraksi dengan banyak pihak disekelilingnya baik dalam lingkungan akademik dan juga tempat tinggalnya. Interaksi yang terjadi dalam masyarakat yang plural menuntut sikap untuk saling mengerti, memahami, dan menghormati adanya perbedaan-perbedaan demi tercapainya kerukunan antar umat manusia yang terwujud dalam interaksi sosial. Dalam membina interaksi sosial terdapat keterampilan sosial dimana keterampilan atau strategi yang digunakan untuk memulai ataupun mempertahankan suatu hubungan yang positif dalam interaksi sosial, yang diperoleh melalui proses belajar dan bertujuan untuk mendapatkan hadiah atau penguat dalam hubungan interpersonal yang dilakukan. Penelitian Novita (2010) menyatakan bahwa keterampilan social tidak dipengaruhi oleh sosial stories pada anak ADHD. Penelitian Muraningrum (2010) menyatakan bahwa kemandirian belajar jarak jauh mahasiswa S1 PGSD mempengaruhi keterampilan sosial. Mahasiswa sebagai individu yang menghadapi tantangan untuk mampu memiliki kemampuan akademis dan sosial, harus mampu memiliki keterampilan sosial yang baik, mahasiswa yang kurang kompeten dalam keterampilan sosial akan cenderung membentuk harga diri dan gambaran diri secara negatif begitu juga sebaliknya. Dalam Novita (2010) dikemukakan oleh Elksnin & Elksnin (1995) keterampilan sosial itu sendiri merupakan kemampuan khusus yang mampu membuat seseorang mengerjakan
309
310 |
Dessy Ningrum, et al.
tugas sosial secara kompeten (cakap dan terampil). Pengembangan keterampilan sosial terkait dengan perkembangan kondisi psikologi mahasiswa itu sendiri yang berada pada masa usia remaja - dewasa, tercapainya kompetensi sosial akan memudahkan mahasiswa dalam berinteraksi terutama saat terjadinya konflik. Konflik sangat memungkinkan untuk terjadi pada lingkungan yang plural baik konflik personal ataupun interpersonal, sosial, politik, agama ras dan lain-lain. Dan dalam hal ini masih sedikit penelitian yang mengkaji bahasan keterampilan sosial dalam keterkaitannya untuk manajemen konflik. Konflik (Wirawan, 2013:5) merupakan proses pertentangan antara dua pihak atau lebih yang saling tergantung pada objek konflik dengan pola perilaku dan interaksi konflik yang menghasilkan keluaran konflik. Konflik akan terjadi dengan dampak (baik positif dan negatif) dan akibat yang menyertainya, untuk dapat meminimalisir terjadinya konflik maka diperlukan manajemen konflik dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini mahasiswa sebagai masyarakat yang plural rawan akan terjadinya konflik. Dari gambaran kondisi diatas yang terjadi di wilayah pemukiman warga Perumahan Asabri RW IX kelurahan Sawojajar, Kecamatan Sawojajar Kota Malang, merupkan kawasan pemukiman warga yang menyediakan hunian sementara mahasiswa dengan berbagai macam latar belakang yang menyertainya baik universitas, agama, daerah asal, bahasa, dan kebiasaan. Kawasan RW IX memiliki 12 RT yang hampir 40% rumah warga menyediakan hunian sementara untuk para mahasiswa baik dalam bentuk sewa kamar kos ataupun rumah dikontrakkan. Mahasiswa yang tinggal dikawasan ini secara otomatis harus berinteraksi dengan warga sekitar tempat tinggalnya. Menjalin interaksi tidak hanya dengan sesama mahasiswa akan tetapi dengan banyak pihak, menurut hasil observasi setiap pemilik rumah yang menyediakan hunian sementara harus melaporkan kepada pihak RT apabila ada penghuni baru ataupun penghuni yang sudah tidak menetap dirumahnya. Setiap warga baru termasuk mahasiswa pendatang yang bertempat tinggal di kawasan ini akan tercatat sebagai warga sekitar. Apabila ada kegiatan warga maka mahasiswa akan diikutsertakan dengan kesediaan yang bersifat sukarela. Pada kondisi tersebut yang menarik untuk dikaji adalah pola keterampilan sosial mahasiswa dalam manajemen konflik kehidupan bermasyarakat dilingkungan sekitarnya. Berdasarkan latar belakang yang ada maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui 1)bagaimana pola keterampilan sosial mahasiswa berbasis pluralitas 2) bagaimana pola manajemen konflik mahasiswa berbasis pluralitas di kawasan pemukiman warga RW IX Kecamatan Sawojajar Kelurahan Sawoajar Kota Malang, 3) dampak keterampilan sosial dalam manajemen konflik untuk interaksi di kawasan pemukiman warga. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)melihat pola keterampilan sosial yang dimiliki mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat diluar lingkungan universitas, 2) Pola manajemen konflik mahasiswa di lingkungan tempat tinggal sementara yaitu di pemukiman warga kota Malang, notabene mahasiswa merupakan masyarakat plural berasal dari berbgai daerah di Indonesia, 3)untuk mengetahui dampak keterampilan sosial dalam manajemen konflik untuk interaksi di kawasan pemukiman warga. Penelitian ini akan mengeksplanasi bagaimana pola keterampilan sosial dalam manajemen konflik berbasis pluralitas mahasiswa di kawasan pemukiman warga RW IX kelurahan Sawojajar Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sebagaimana yang dikemukan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moleong
Prosiding Seminar NasionalPenelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Pola Keterampilan Sosial dalam Manajemen Konflik Berbasis...
| 311
(1989:3) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari oang-orang dan perilaku yang diamati. Popper juga menjelaskan seperti dikutip oleh Imron Arifin (1994:19), bahwa pendekatan kualitatif bersifat holistik untuk memahami realitas sosial, memberikan tekanan terbuka tentang kehidupan sosial. Lokasi penelitian kawasan Perumahan Asabri RW IX Kelurahan Sawojajar Kecamatan Sawojajar Kota Malang, pertimbangan peneliti tersebut merupakan pemukiman yang sebagaian besar dihuni oleh pensiunan anggota TNI, dan menyediakan tempat huian sementara bagi mahasiswa baik kos atau kontrakan. 1.1 Keterampilan Sosial Keterampilan sosial merupakan kemampuan tiap-tiap individu untuk dapat berkomunikasi langsung baik secara verbal dan non verbal pada waktu dan tempat terjadinya interaksi. Mahasiswa dalam hal ini berada pada usia remja ke dewasa dimana remaja dengan keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain, dikutip oleh Wati, P. (2012). Keterampilan sosial akan memberikan kemampuan untuk berani mengungkapkan pendapat dan menerima kritik dalam pandangan positif, serta dapat mencari jalan keluar dalam suatu permasalahan yang adaptif tanpa merugikan diri sendiri taupun orang lain. Gresham & Reschly (dalam Gimpel dan Merrell, 1998) mengidentifikasikan keterampilan sosial dengan beberapa ciri, antara lain: 1. Perilaku Interpersonal, 2. Perilaku yang Berhubungan dengan Diri Sendiri, 3. Perilaku yang Berhubungan dengan Kesuksesan Akademis, 4. Penerimaan Teman Sebaya, 5. Keterampilan Berkomunikasi. Caldarella dan Merrell (1998) mengemukakan 5 (lima) dimensi paling umum yang terdapat dalam keterampilan sosial, yaitu Hubungan dengan teman sebaya (Peer relation), Manajemen diri (Self-management), Kemampuan akademis (Academic), ditunjukkan melalui Kepatuhan (Compliance), Perilaku assertive (Assertion). Berdasarkan hasil penelitian interaksi sosial yang terjadi di kawasan pemukiman warga perumahan asabri RW IX Kelurahan Sawojajar Kecamatan Sawojajar Kota Malang antara mahasiswa dengan warga terjalin dengan baik dan harmonis. Mahasiswa memiliki pola keterampilan sosial yang terpaparkan secara umum sesuai dengan dimensi umum keterampilan sosial yang dikemukakan oleh Caldarella dan Merrel dalam Gimpel dan Merrell, 1998. Dimana mahasiswa mampu untuk berkomunikasi secara verbal dan non verbal pada saat berinteraksi dengan masyarakat, mampu berpartisipasi langsung dalam kegiatan warga, menaati peraturan yang berlaku sebagai warga RW IX, dan mampu mengendalikan diri baik dalam berpendapat ataupun mendapatkan saran dan kritik dari warga sekitar. Mayoritas mahasiswa memilih untuk berargumen dalam hal positif dan menghormati warga sekitar tanpa harus menimbulkan tindakan negative atau bahkan melanggar norma. Meskipun demikian ada beberapa dimensi umum diantaranya dimensi akademis dan peer relation atau hubungan dengan teman sebaya masih kurang bisa berjalan dengan baik, hal ini dipengaruhi oleh dominan faktor internal dan beberapa faktor eksternal di sekitar lingkungan mahasiswa. Faktor-faktor inilah yang menimbulkan konflik baik personal dan interpersonal pada mahasiswa. Faktor internal adalah 1) kurangnya pengembangan keterampilan sosial dalam manajemen diri sehingga tidak bisa memanajemen waktu antara kegiatan pribadi dan
ISSN2089-3590,EISSN 2303-2472 | Vol5, No.1, Th, 2015
312 |
Dessy Ningrum, et al.
kepentingan yang terkait dengan mengerjakan tugas akademik. 2) Manajemen diri dalam pengendalian emosi menghadapi teman sebaya baik gaya berkomunikasi ataupun menanggapi. Kecenderungan konflik muncul karena kesalah pahaman dalam berkomunikasi. Faktor Eksternal yaitu tidak bisa mengendalikan diri dan patuh terhadap peraturan kelompok dari daerah asal, dimana pihak yang berkonflik tidak ada sangkut paut dengan mahasiswa lainnya(ikut-ikutan)/konflik interpersonal yang muncul antar sesama mahasiswa (mengatasnamakan perbedaaan atau persamaan ras, suku dan bahasa). 1.2 Manajemen Konflik Manajemen konflik dapat didefinisikan sebagai segala seni pengaturan atau pengelolaan berbagai konflik maupun pertentangan yang ada untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Apakah tujuan tersebut berupa akomodasi, dominasi atau kemenangan suatu pihak. Manajemen konflik atau pertentangan juga diartikan sebagai kemampuan dalam mengendalikan ambiguitas dan paradoks yang terjadi dalam suatu konflik. Dikutip oleh Wirawan (2010) Thomas dan Killman (1974) mengemukakan lima jenis gaya manajemen konflik melalui beberpa pendekatan dalam mengelola konflik, yaitu: 1) Bersaing, bertanding (competiting), menguasai (domonating) atau memaksa (forcing). 2) Kerja sama (collaborating) atau menghadapi (confronting). 3) Kompromi (compromising) atau berunding (negotiating).4) Menghindari (avoiding) atau menarik diri (withdrawal). 5) Menyesuaikan (accomodating), memperlunak (smothing) atau menurut (obliging). Pola manajemen konflik dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami konflik baik personal maupun interpersonal. Untuk kedua konflik tersebut mereka secara umum membedakan pola manajemen konflik yang digunakan. Mahasiswa menggunakan pola kolaborasi, kompromi, dan akomodasi ketika mendapati konflik dengan warga sekitar misalnya : tidak membayar iuran warga, menerima tamu diluar jam malam (21.00 WIB), dan lain-lain. Dan beberapa diantaranya menggunakan pola kompetisi, dan menghindar untuk konflik interpersonal dengan teman sebaya, misalnya: beda pendapat, tidak mampu menerima kritik, atau bahkan perseteruan perebutan pasangan (romansa) mahasiswa.
Prosiding Seminar NasionalPenelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Pola Keterampilan Sosial dalam Manajemen Konflik Berbasis...
| 313
1.3 Dampak Keterampilan Sosial Dalam Manajemen Konflik Social Skills
Peer Relation
Self Management nt
Academic
Compliance
Assertive
Balancing of Social skills development Face
Conflict Personal
Interpersonal
Conflict Management Decision making Competiting
Collaborating
Compromissing
Avoiding
Accomodating
Pada bagan diatas menunjukkan dampak dari pengembangan keterampilan sosial yang seimbang. Keterampilan sosial adalah kemampuan individu yang dapat dikembangkan. Keterampilan sosial yang berkembang secara seimbang akan membuat individu mampu untuk berperilaku dengan tepat disaat yang tepat, mengambil keputusan untuk memilih cara dalam menghadapi konflik baik personal dan interpersonal, dengan memilih cara yang positif tidak merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
2.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan yang disajikan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) pola keterampilan sosial meliputi peer relation, assertive dan compliance yang digunakan dalam berinteraksi dengan warga, sedangkan self management dan academic belum optimal dari kelima dimensi keterampilan sosial; (2) pola manajemen konflik yang digunakan disesuaikan dengan konflik yang dihadapi, namun karena self management dari mahasiswa belum optimal maka terkadang kesalah pahaman membat konflik tidak terselesaikan; dan (3) dampak keterampilan sosial dalam manajemen konflik adalah keampuan keterampilan
ISSN2089-3590,EISSN 2303-2472 | Vol5, No.1, Th, 2015
314 |
Dessy Ningrum, et al.
sosial yang seimbang dapat membantu mahasiswa dalam mengambil keputusn secara cepat dan tepat dalam menghadapi suatu konflik. Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengusulkan beberapa rekomendasi bagi pengembang pendidikan, peneliti lebih lanjut, dan pihak terkait sebagai berikut: 1) Penembangan keterampilan sosial dewasa ini perlu untuk digalakkan kembali sebagai sarana mitigasi konflik, 2) berkaitan dengan keterbatasan penelitian masih sangat banya bahasan yang dapat dikaji atau di teliti terkait keterampilan sosial dan manajemen konflik agar menambah khasanah keilmuan Indonesia, 3) Daftar Pustaka Anonim. 2010. PluralisWacana Pluralisme Indonesia. http://fianroger.wordpress.com Caldarella, Paul & Merrel, Kenneth. W. (1998). A child and adolescent social skills. Taxonomy. Utah: Utah State University Davis Miles And Micahel Huberman, Qualitative Research, Sage Publications, New York, USA, 1998. Dana, Daniel. 2006. Resolusi Konflik : Alat Bantu Mediasi untuk Kehidupan Kerja Seharihari. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. Gimpel, G. A., & Merrel, K. W. 1998 .Social Skills of Children and Adolescents : Conceptualization, Assessment, Treatment.Mahwah, NJ : Erlbaum Kartodirdjo, Sartono. 1977. Masyarakat Kuno Dan Kelompok-Kelompok Sosial. Jakarta: Bhratara Karya Aksara Knitter, Paul F.Satu Bumi Banyak Agama.1995. PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. Kuntowijoyo. 2006. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana Manchaster Open Learning. 1997. Management Action Guide (Mengendalikan Konflik dan Negosiasi) Gramedia: Jakarta Lytle, G.W. & Camphbell, N.J. (2008). Do special programs affect the social status of the gifted. Peabody journal of education. 80, 93-97 Moelong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Remadja Karya Novita, Sari. 2010.Pengaruh Social Stories Terhadap Keterampilan Sosial Anak Dengan Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Studi Eksperimental Desain Kasus Tunggal Di Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang. Jurnal Psikologi Undip Vol. 8, No.2 page 102-116. Bulan Oktober.Semarang. PNPM Mandiri . 2003. Modul Fasilitator Manajemen Konflik. PNMP Mandiri Perkotaan William Hendricks. 2000. Bagimana Mengelola Konflik (Petunjuk Praktis untuk Manajemen Konflik yang Efektif) Bumi Aksara: Jakarta Wati, 2012. Hubungan Keterampilan Sosial dengan Korban Bulying di Sekolah Dasar. Uniersitas Muhammadiyah. Surakarta. Winardi. 1994. Manajemen Konflik : Konflik Perubahan dan Pengembangan. Penerbit Mandar Maju. Bandung. Wirawan. 2010. Konflik dan Manajemen Konflik (Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta : Salemba Humanika
Prosiding Seminar NasionalPenelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora