Vol. 2
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN DASAR
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KREATIVITAS, KOMUNIKASI, DAN KOLABORASI DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21: INOVASI PEMBELAJARAN ABAD 21
Bandung, 3 Desember 2016
Editor: Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D. Dr. Isah Cahyani, M.Pd. Vina Anggia N. Ariawan, S.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN DASAR Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi, dan Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21: Inovasi Pembelajaran Abad 21
Vol. 2 Editor: Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D. Dr. Isah Cahyani, M.Pd. Vina Anggia N. Ariawan, S.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KREATIVITAS, KOMUNIKASI, DAN KOLABORASI DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21: INOVASI PEMBELAJARAN ABAD 21 ISBN 978-602-98647-5-5 Editor: Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D. Dr. Isah Cahyani, M.Pd. Vina Anggia N. Ariawan, S.Pd. Cetakan I Desember 2016 SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Tlp. (022) 2001197 Pesawat, 124 Fax. (022) 2001197 Email:
[email protected]
ii
PENGANTAR EDITOR SEMINAR NASIONAL PRODI PENDAS SPS UPI Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi, dan Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21: Inovasi Pembelajaran Abad 21 Abad 21 merupakan abad yang sarat akan teknologi serta daya saing yang kompetitif. Pada abad 21 diharapkan generasi masa depan memiliki pola pikir kritis serta kreatif untuk membangun bangsa Indonesia. Selain itu, kemampuan komunikasi juga menjadi kunci bagi generasi masa depan agar mampu menjalin suatu kolaborasi. Salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Seorang pendidik wajib memiliki pola pikir inovatif yang mampu dituangkan dalam pembelajaran sehingga menghasilkan peserta didik yang mampu berdaya saing di masa depan. Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan seminar nasional dengan tema Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi,dan Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21: Inovasi Pembelajaran Abad 21. Penyelenggaraan seminar nasional didasari keinginan untuk menampung ide-ide dari pendidik dan calon pendidik tentang inovasi pembelajaran abad 21. Melalui kegiatan ini diharapkan partisipan memperoleh pengalaman serta inspirasi sehingga dapat mengembangkan kualitas peserta didik sebagai generasi masa depan yang unggul dan mampu berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.
Bumi Siliwangi, 3 Desember 2016
Editor
iii
DAFTAR ISI Pengantar Editor Seminar Nasional Prodi Pendas SPs UPI ......................................... iii BAGIAN I Penggunaan Model Metode dan Pendekatan Pembelajaran dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunikasi dan Kolaborasi Model Project Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Pembelajaran IPS Merry Christiana, Muliyati ............................................................................................1 Strategi Means-Ends Analysis (MEA) sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Moh. Nurhadi ................................................................................................................7 Pengembangan Pemahaman Konsep IPS di SD Kelas Rendah melalui Pendekatan Personal Berlandaskan Pendekatan Sosial Mubarok Somantri, Hany Handayani ..........................................................................12 Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Berbasis Content Management System (Cms) Wordpress (E-Learning) dalam Pembelajaran Menulis Dongeng (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Kota Bandung) Nais Ambarsari ............................................................................................................16 Penerapan Model SAVI (Somatic, Audiotory, Visualization, Intellectual) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV pada Pembelajaran IPA tentang Daur Hidup Beragam Jenis Hewan Nisrina Hardiani, Acep Roni Hamdani ........................................................................21 Penerapan Model Role Playing untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Sekolah Dasar Nur Fadillah, Trisna Romadhona ................................................................................27 Penerapan Metode Games Jejak Kasus Dalam Pembelajaran IPS Rekha Budi Ramdhani .................................................................................................33 Pengaruh Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Rina Indriani ................................................................................................................38 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning dalam Pelajaran IPA Rinaldi Yusup ..............................................................................................................44 v
Keefektifan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Daur Air di Sekolah Dasar Rintis Rizkia Pangestika ..............................................................................................48 Kegiatan Berpikir Kritis Matematis Melalui Problem Based Learning Berstrategi Accelerated Learning Riska Oktaviani Tristania Pulungan ............................................................................54 Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Model Problem Based Learning (PBL) di Sekolah Dasar Rizki Ramadhan ..........................................................................................................60 Penggunaan Metode Image Streaming dan Musik Latar terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Senja Pradestia Putri ....................................................................................................65 Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Menulis Teks Diskusi Siti Pitrianti ..................................................................................................................71 Strategi Pembelajaran IPS Abad 21 untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah di Sekolah Dasar Subarkah, Irwan ...........................................................................................................77 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Kecerdasan Ekologis dan Hasil Pembelajaran IPS Suprihatin, Risma Prasasti ...........................................................................................83 Model Membaca Steinberg untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Sekolah Dasar Tatat Hartati .................................................................................................................89 Penerapan Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, And Transferring) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep pada Materi Bangun Ruang Siswa Kelas V Sekolah Dasar Ulfah ..........................................................................................................................102 Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Komunikasi Matematika SD Vira Pratiwi, Ika Fitri Apriani ...................................................................................108 Pembelajaran Kontekstual sebagai Modal Terciptanya Social Care pada Peserta Didik Wahyu Dwi Lestari ....................................................................................................115 Contextual Teaching and Learning dalam Peningkatan Penalaran Matematis Siswa di Sekolah Dasar Kelas V SD Yeni Dwi Kurino .......................................................................................................120
vi
Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Yuyu Yuliati ..............................................................................................................124 Pengembangan Model Cliosfer dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Yuyun Dwi Haryanti .................................................................................................130 Pengaruh Model Multiliterasi Berbasis Integratif Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Zaenal Abidin ............................................................................................................136 BAGIAN II Penggunaan Media dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunkasi dan Kolaborasi Efektivitas Google Earth sebagai Media E-Learning di Sekolah Dasar Neni Maulidah, Murniwati ........................................................................................141 Penggunaan Media Big Book Terhadap Pembelajaran Literasi di Sekolah Dasar Rahmat Sutedi, Restu Pujiantara ...............................................................................147 Penggunaan Teknik Quick On The Draw dengan Media Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa Sekolah Dasar Ridwan Firdaus ..........................................................................................................154 Penggunaan Media Permainan Batu Loncatan untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Berkomunikasi Peserta Didik Sari Rejeki Utami ......................................................................................................159 BAGIAN III Pembelajaran Literasi dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunkasi Dan Kolaborasi Implementasi Program West Java Leader Reading Challenge (WJLRC) sebagai Budaya Literasi di Sekolah Dasar Muhammad Rizal Fauzi ............................................................................................165 Pembiasaan Membaca sebagai Wujud Pembelajaran Literasi di Sekolah Dasar Nunuy Nurkaeti .........................................................................................................172 Profil Kemampuan Literasi IPS dan IPA Peserta Didik Kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar dalam Rangka Gerakan Literasi Sekolah Rokayah, Neni Hermita, Chaerul Rochman ..............................................................178 Pendidikan Literasi Abad 21 dan Implementasinya pada Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Rosalina Siagian ........................................................................................................184 vii
Sastra Didaktis sebagai Afirmasi Literasi Komunikasi di SD Seni Apriliya, Elan, Dwi Alia ....................................................................................188 BAGIAN IV Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunkasi Dan Kolaborasi Permainan Tradisional Jung dan Kearifan Lokal Pesisir Pantai Bengkalis Nurmahen ..................................................................................................................195 Fiksimini Berbasis Cybersastra dan Local Wisdom sebagai Model Literasi Mutakhir Abad 21 di Sekolah Dasar Sani Aryanto, Eli Nurlela Andriani ...........................................................................200 BAGIAN V Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Abad 21 Efektivitas Pelatihan Komunikasi Interpersonal untuk Mengurangi Rasa Malu (Shyness) Nandhini Hudha A .....................................................................................................206 Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Karakter Risa Wismaliya, Cece Rakhmat, dan Reni Bakhraeni ...............................................212 Menumbuhkan Kepemimpinan Anak di Sekolah Dasar Roni Rodiyana ...........................................................................................................218 Peran Pendidikan Karakter dalam Konteks Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) di Abad 21 Ropal Aria Silo, Ferdinandus Husen Pantar ..............................................................224 Menumbuhkan Karakter Melalui Pembelajaran Kooperatif Selly Puspa Dewi Rachman .......................................................................................230 Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar pada Abad 21 Tri Juli Hajani ............................................................................................................233 Pembentukan Karakter Anak melalui Pendidikan Berbasis Budaya di Kabupaten Purwakarta sebagai Inovasi Pembelajaran Abad 21 Wahyuni , Lia Yulianti ..............................................................................................238 Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi di Sekolah Dasar Wina Dwi Puspitasari ................................................................................................244 Nilai Kepemimpinan Pendidikan dan Implikasinya Terhadap Pembinaan Karakter Siswa Sekolah Dasar Yoyo Zakaria Ansori .................................................................................................250
viii viii
BAGIAN VI Kurikulum dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunkasi dan Kolaborasi Komparasi Pendidikan Finlandia-Indonesia sebagai Upaya Merumuskan Formulasi Sistem Pendidikan yang Unggul di Abad 21 Rizki Ananda .............................................................................................................255 Konsep Pengembangan Pendidikan Masa Depan (Abad 21) Sinta Wahyuni ...........................................................................................................262 Perpaduan Kurikulum Nasional dan Kurikulum Cambridge sebagai Alternatif Kurikulum Pembelajaran di Sekolah Dasar Pada Abad 21 Sita Ratnangingsih .....................................................................................................267 BAGIAN VII Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Abad 21 Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian Guru dalam Perspektif Pendidikan Berasrama Program Profesi Guru Pasca SM-3T (Analisis Indikator Kompetensi Kepribadian dan Sosial Guru Pendidikan Berasrama Program PPG Pasca SM-3T) Mia Muslimah ...........................................................................................................273 Peran Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Guru Sekolah Dasar Mohammad Ajid Abdul Majid ..................................................................................277 Peran Guru dalam Pendidikan Karakter Di Sekolah Pada Abad Ke 21 Monalisa Gherardini ..................................................................................................283 Membina Hubungan Guru dan Siswa (rapport building) Guna Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Mengajar Muhamad Nova .........................................................................................................288 BAGIAN VIII Permasalahan di Sekolah Dasar pada Pembelajaran Abad 21 Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Keliling di Kelas 3 SD Rini Yulia Agustini ....................................................................................................294 Learning Obstacles Materi Persamaan Linear Satu Variabel Siti Maryam Rohimah ...............................................................................................299 Analisis Kesulitan Siswa dalam Mengerjakan Soal Cerita Operasi Hitung Campuran Wulan Andini ............................................................................................................30
ix
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Yuyu Yuliati
[email protected] Universitas Majalengka ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya kualitas pembelajaran di SD. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan apakah peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang mendapatkan bukan PBM. Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperiment dengan desain pre- and post test design. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V salah satu sekolah dasar negeri di Kabupaten Majalengka pada tahun ajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian sebanyak 24 siswa kelas eksperimen dan 24 siswa kelas kontrol. Kelas ekperimen diberi perlakuan PBM, sedangkan kelas kontrol dengan bukan PBM. Kedua kelompok diberikan pre test dan post test dengan menggunakan instrumen tes yang sama. Instrumen yang digunakan terdiri atas butir soal uraian dan lembar observasi. Data pre test dan post test diolah menggunakan bantuan program SPSS 20 for Windows. Hasil analisis data menunjukan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih baik dibanding siswa pada kelas kontrol. Kata Kunci:Eksperimen, keterampilan berpikir kreatif, pembelajaran berbasis masalah (PBM) PENDAHULUAN Pada hakikatnya IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Harapan KTSP untukmata pelajaran IPA adalah siswa dapatmengembangkan pemahamankonsep IPA yang bermanfaat dan dapatditerapkan dalam kehidupan sehari-hari.Relevan dengan harapankurikulum, Rustaman (2007, hlm. 97) menjelaskan bahwa “pendidikan sains memiliki visi untuk mempersiapkan siswa yang melek sains dan teknologi”. Harapan siswa yang melek sains dan teknologi yaitu mampu memahami diri dan lingkungan sekitarnya melalui pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah, keterampilan berpikir, penguasaan konsep sains, teknologi, dan upaya pengelolaan lingkungan secara bijaksana yang dapat menumbuhkan sikap pengagungan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu aspek keterampilan berpikir yang perlu mendapat penekanan pada pembelajaran sains dalam menghadapi perubahan teknologi dan masyarakat saat ini adalah keterampilan berpikir kreatif. Dalam Standar Kompetensi Lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah disebutkan bahwa siswa harus dapat menunjukan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dalam membangun, menggunakan, dan menerapkan informasi tentang lingkungan sekitar untuk mampu menyelesaikan masalah (BNSP, 2006). Harapan dikembangkannya keterampilan berpikir kreatif dalam pembelajaran sains yaitu siswa dapat berlatih untuk mencari berbagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Guilford (dalam Tan, 2009) mengistilahkan kreativitas sebagai divergent production. Berpikir divergen atau berpikir kreatif merupakan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dari suatu
124 124
masalah untuk memberikan bermacam kemungkinan jawaban ataupun cara terhadap pemecahan masalah secara mendetail berdasarkan informasi yang diberikan. Adapun ciri dari keterampilan berpikir kreatif menurut Munandar (2012) di antaranya terdiri dari kelancaran (fluency), mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah dengan lancar; keluwesan (flexibilty), yaitu mampu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi; keaslian (originality), yaitu mampu menyatakan suatu ide dengan caranya sendiri; dan merinci (elaboration), yaitu merinci ide secara mendetail. Upaya mewujudkan visi pendidikan sains proses pembelajaran IPA selayaknya dikondisikan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah dan menekankan pada pemberian pengalaman langsung melalui kegiatan inkuiri ilmiah (scientific inquiry). Faktanya yang terjadi di lapangan pembelajaran sains masih terbilang belum menyentuh pengembangan keterampilan berpikir secara optimal. Rendahnya pembelajaran sains disebabkan karena tolak ukur keberhasilan pendidikan di sekolah masih difokuskan pada segi penguasaan konsep(Suastra dalam Aziz, 2012). Pembelajaran sains selama ini memiliki kecenderungan hanya mengasah aspek mengingat (remembering) dan memahami (understanding), kurang melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dimana siswa dituntut untuk menggunakan penalaran, argumentasi dan kreativitas lebih. Temuan tersebut didukung oleh hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di salah satu sekolah dasar di kabupaten Majalengka, bahwa pertanyan yang dilontarkan guru pada pelaksanaan pembelajaran masih didominasi oleh aspek ingatan, selain itu kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum memberikan peluang bagi siswa untuk secara aktifmengembangkan kemampuan bernalar secara kritis sehingga pada akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa di bidang sains masih rendah. Hasil survey TIMSS yang mengukur kemampuan scientific inquiry, menunjukan bahwa rata-rata skor prestasi sains siswa Indonesia pada tahun 2011 yaitu berada pada urutan 39 dari 41 dengan skor rata-rata 406. Berdasarkan hasil interpretasi survey TIMSS terhadap kemampuan siswa Indonesia ditinjau dari aspek kognitif (knowing, applying, reasoning), ternyata rata-rata masih berada pada kemampuan knowing.Berdasarkan data empiris di atas, perlu dilakukan sebuah perubahan besar dan mendasar dalam pelaksanaan pembelajaran sains. Berbagai upaya seyogyanya dilakukan bertujuan untuk membenahi pembelajaran sehingga bermuara pada peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memberikan peluang bagi siswa mengembangkan keterampilan berpikir kreatif adalah pembelajaran berbasis masalah (PBM). Arends (2008, hlm. 41) menyatakan bahwa,”PBM merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi,mengembangkan kemandirian, dan percaya diri”. Menurut Arends (2008) pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan melalui tahapan memberikan orientasi tentang permasalahan, mengorganisasikan siswa untuk meneliti, membantu investigasi mandiri dan kelompok, mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit, serta menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Keberhasilan pembelajaran berbasis masalah dapat terlihat dari keberhasilan model ini menyelesaikan berbagai permasalahan pembelajaran yang tertuang dalam beberapa penelitian. Muntaha & Hartono (2013) menunjukan hasil bahwa PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan rata-rata skor N-gain kelas eksperimen sebesar 0,32 lebih baik dari rata-rata skor N-gain kelas kontrol sebesar 0,14.
125 125
Berdasarkan penelitian di atas,peningkatan keterampilan berpikir kreatif hanya berada pada kategori sedang sehingga peneliti menganggap perlu melakukan penelitian kembali mengenai peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui PBM pada pembelajaran IPA. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji secara mendalam perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang memperoleh PBM dan siswa yang memperoleh bukan PBM. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperiment. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre- and post test design (Creswell, 2008). Terdapat dua kelas yaitu select control group dan select experimental group (Creswell, 2008). Kelas ekperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran berbasis masalah (PBM), sedangkan kelas kontrol menggunakan bukan PBM yaitu pembelajaran yang biasa sehari-hari dilakukan oleh siswa. Kedua kelas diberikan pre test dan post test dengan menggunakan instrument test yang sama. Hasil tes dari kedua kelas tersebut dianalisis dan dideskripsikan untuk melihat peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui PBM.Desain penelitian ini dapat dilihat pada gambar1. berikut. Time
select control group
Pre test
select experimental group
Pre test
No treatme nt Eksperi mental treatme nt
Post test Post test
Gambar 1. Quasi-Exsperiment pre- and post test design (Creswell, 2008, hlm. 314) Penelitian ini dilaksanakan di salah satu sekolah dasar negeri di Kabupaten Majalengka. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada rentang waktu tanggal 16 Maret s/d 4 Mei 2015. Partisipan penelitian ini yaitu siswa kelas V tahun ajaran 2014/2015. Jumlah partisipan pada penelitian ini yaitu 48 orang yang terbagi kedalam dua kelas yaitu kelas VA dan VB. Pemilihan siswa kelas VA dan VB sebagai partisipan penelitian didasarkan pada pertimbangan hasil belajar siswa yang relatif seimbang dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelas. Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Pada penelitian ini, kelas VA ditentukan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang siswa sedangkan kelas VB ditentukan sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang siswa. Untuk mendapatkan data yang diharapkan peneliti melakukan pengumpulan data melalui teknik tes dan observasi. Dalam penelitian ini tes yang diberikan berupa tes keterampilan berpikir kreatif adapun instrumen yang digunakan yaitu 7 buah butir soal uraian. Kegiatan observasi dilakukan di kelas eksperimen untuk melihat keberlangsungan pembelajaran berbasis masalah dalam upaya peningkatan keterampilan berpikir kreatif
126 126
adapun instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi berisi daftar isian yang menggambarkan aktivitas guru dan siswa pada tahapan pembelajaran berbasis masalah (PBM). Data hasil observasi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dianalisis secara deskriptif. Data hasil tes keterampilan proses siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistic package for sosial science (SPSS) 20 for windows. Data yang akan diuji adalah data pre test, post test, dan N-gain keterampilan berpikir kreatif. Pengujian N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi setelah diberikan tindakan, apakah peningkatan keterampilan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Pengujian dua rata-rata dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan taraf signifikansi α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut disajikan data perbandingan rata-rata skor pre test, post test, dan N-gain keterampilan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang digambarkan pada grafik berikut.
0.58 40
2623.7
31.5
0.6
Gambar 2. Perbandingan rata-rata skor pre test, post test dan N-gain keterampilan berpikir kreatif siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol
0.4
20
0.15
0.2 0
0 Pretest Postest Eksperimen
Kontrol
NGain Eksperimen
Kontrol
Berdasarkan gambar 2. di atas skor rata-rata pre test keterampilan berpikir kreatifantara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan awal keterampilan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah sebelum perlakuan pembelajaran hampir merata. Setelah adanya pemberian berlakuan pembelajaran berbasis masalah (PBM) pada kelas eksperimen dan pembelajaran bukan PBM pada kelas kontrol, nilai post test baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol penunjukan perbedaan secara kuantitas. Mutu peningkatan juga ditunjukan dengan N-gain kedua kelas yang tidak sama. Berdasarkan rata-rata skor post test dan N-gain tersebut secara kuantitas peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kreatif, perlu dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata skor N-gain. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji tjika rerata N-gain memenuhi syarat normalitas dan homogenitas, berbantuan softwareSPSS 20 dengan taraf signifikansi =0,05. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 1.
127 127
Uji Normalitas N = 24
Sig kesimpulan
Homogenitas N = 24 Uji t
Sig kesimpulan Sig (2 tailed) Sig (1 tailed) kesimpulan
Uji-t‟
Pre test Eksperimen Kontrol 0,068 0,118 Data normal Data normal 0,878 Data homogen 0,408
Post test Eksperimen kontrol 0.695 0,172 Data normal Data normal 0,762 Data homogen 0,000
0,204
0,000
Tidak perbedaan
terdapat
N-gain Eksperimen kontrol 0,624 0,788 Data normal Data normal 0,033 Data tidak homogen
Terdapat perbedaan
0,000 Ada perbedaan signifikan Tabel 1.Rekapitulasi data hasil uji normalitas, uji homogenitas dan uji tterhadap pre test, post test, dan N-gain keterampilan berpikir kreatif Sig (1 tailed) kesimpulan
Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis adalahjika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika lebih besar atau sama dengan 0,05, maka H0 diterima. Berdasarkan Tabel 1, Nilai Sig. (1-tailed) N-gain diperoleh dari Sig. (2-tailed) yaitu , akibatnya H0 ditolak. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada siswa kelas kontrol. Abidin (2014), harapan dari dikembangkannya PBM yaitumeningkatnya kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.Terjadinya peningkatan keterampilan berpikir kreatif disebabkan karena proses berpikir tingkat tinggi pada PBM muncul pada setiap tahapan pembelajaran. Pada tahapan mengorientasikan, siswa didorong untuk menfokuskan perhatian pada apa yang mereka perlukan dalam memecahkan masalah melalui kerja kelompok dalam mengidentifikasi dan menganalisis fenomena pada wacana. Berdasarkan kegiatan pada tahap ini keterampilan berpikir kreatif yang muncul di antaranyaberpikir lancar yaitu kemampuan siswa dalam mencetuskan berbagai pertanyaan logis sesuai dengan wacana. Selain itu berpikir luwes, muncul ketika siswa mencetuskan pertanyaan dengan bervariasi. Pada tahap mengorganisasikan siswa untuk meneliti, siswa diorganisasikan untuk saling membantu dalam menyelidiki masalah dan merancang penyelesaian masalah. Pada tahap ini dikembangkan kemampuan berpikir luwes dan berpikir orisinil. Berpikir orisinil muncul ketika siswa didorong untuk mengungkapkan ide dalam menyelesaikan masalah. Berpikir luwes muncul ketika siswa saling bertukar pikiran yang memunculkan gagasan yang bervariasi. Kendala yang dialami pada tahap ini yaitu guru kesulitan dalam mendorong siswa untuk bertukar pikiran karena motivasi siswa berbeda-beda. Selain itu, siswa mengalami kesulitan menemukan alternatif pemecahan masalah yang benar-benar memiliki keterbaruan. Setiap kelompok memiliki kecenderungan mengajukan alternatif penyelesaian masalah dengan cara yang telah biasa dilakukan. Tahap investigasi mandiri dan kelompok, siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dalam memecahkan permasalahan. Pada tahapan ini keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan siswa yaitu kemampuan berpikir luwes, dan merinci.Tahap melaporkan hasil temuan, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan hasil analisis yang telah ditemukan, dan mempresentasikan proses berpikir mereka sendiri.
128 128
Pada tahap ini keterampilan berpikir kreatif yang berkembang adalah keterampilan mengelaborasi. Tahapan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah guru membantu siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pemecahan masalah yang mereka lakukan.Keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan pada tahap ini yaitu berpikir merinci.Dengan demikian, peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa tidak terlepas dari aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa. Menurut Dahar (dalam Trianto, 2010), pengetahuan yang benar-benar bermakna didapat apabila seseorang berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya.Aktivitas siswa dalam PBM meliputi aktivitas fisik, mental, dan sosial Sehingga berbagai kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada setiap tahapannya akan berujung pada peningkatan ketepatan analisis dan kemampuan berpikir siswa. SIMPULAN DAN SARAN Peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan PBM lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan bukan PBM.Meskipun PBM dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatiftetapi masih pada kriteria sedang, perlu adanya penelitian lebih lanjut pada materi dan subjek yang berbeda di tingkat sekolah dasar. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama. Arends. (2008). Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Belajar. BSNP. (2006). Lampiran 1 Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Mandikdasmen. Direktorat Pembinaan TK dan SD. Creswell, J. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 3rd Edition.New Jersey: Person Education Inc. Munandar, U. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Muntaha, A & Hartono. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model PBL Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Jurnal of Primary Education, 2(2),pp.116-119. Rustaman, N. (2007). Assesmen dalam Pembelajaran Sains. Bandun. Tan, O.S. (2009). Problem Based Learning And Creativity. Singapura: Cengage Learning. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
129 129
ISBN 978-602-98647-5-5
9 786029 864755