5'63
,. BukuII
448
BIOASSAY 1-131 DALAM URIN PEKERJA BEBERAP.A. FASILITAS NUKLIR BATAN
Prosiding Pertemuan danPresentasi Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Juli 1999
RADIASI
DI
Suratman, Ngasifudin P3TM-BATAN,Yogyakarta
ABSTRAK BIOASSAY 1-131 DALAM URIN PEKERJA RADIASI DI BEBERAPA FASIL/TAS NUKL/R BATAN. Telah dilakukan bioassay 1-131 dalam urin beberapa peketja radiasi dari fasilitas nuklir Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarla, Pusat Reaktor Serba Guna dan Pusat Produksi Radioisotp Serpong. Tujuan penelitian ini untuk penerapan metoda bioassay 1-131 dalam urin, dan penentuan dosis radiasi intema peketja radiasi. Dalam penelitian ini 1-131 dalam urin peketja radiasi dipisahka!n dari unsur lain dengan pengendapan sebagai Agl menggunakan penyerap AgCI. Radioaktivitas beta 1-131 dicacah dengan Blat cacah latar rendah beta dengan deteksi minimum 1,8 CpJ71.Dari hasil bioassay 1-131 ditentukan kandungan dan dosis radiasi intema dalam tubuh peketja radiasi Dosis radiasi intema beberapa peketja radiasi reaktor Karlini Pusat Penelitian Nulikr Yogyakarla dibawah batas deteksi minimum, beberapa peketja radiasi reaktor Pusat R!~aktor Serba Guna dibawah deteksi minimum dan beberapa pekenja radiasi Pusat Produksi f~adioisotop Serpong antara 1,34 -238,07 mSv.
ABSTRACT 1-131 BIOASSA'Y IN THE URINE OF RADIATION WORKERS AT SEVERAL NUCLEAR FACYLITY OF ";ATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY. 1-131 bioassay in urine of several radiation wolken; from nuclear fasilities of Yogyakarta Nuclear Research Center, Multi Purpose Reactor Center and Radioisotope Production Center Serpong has been done. The aim of this research is to aj~plie 1-131 bioassay metode in urine and to detem7ine the internal radiation dose of radiation wolkers. 1-131 in urine was separated from other radionuclides by Agi precipitation using AgCI asbsoroer. Beta radioactivity of 1-131 was counted using low background beta! counter with minimum detection of 1,8 cpm. From the 1-131 bioassay result can be detem7in'ed the 1-131 abudance and internal radiation dose in the body of radiation wolkers. Internal' radiation dose of saveral radiation wolkers from Kartini Reactor Yogyakarta Nuclear Researc:h Center; Multi Purpose Reactor Center were below minimum detection level and Production f?adioisotope Center were betwen 1.34 -238.07 mSv. So this method is satisfy and already to be used for the internal contamination measurement of 1-131, especially at the Radioisotope
Production Center Serpong
segiproteksiradiasi.Metoda-metodatersebutbelum pemah diterapkanuntuk menentukandosis radiasi P emantauandosis radiasi interna pekerja radiasi intema pekerja radiasi. Metoda-metodapenentuan perlu dilakukan dalam rangka pelaksanaan dosisradiasiintematersebutmenggunakanbioassay SK.Dirjen BATAN No.PN 03/160/DJ/89,tentang urin pekerjaradiasi. Padapenelitian ini akan diterapkan salah Ketentuan KeselamatanKerja TerhadapRadiasi(I), satu metoda pemantauandosis radiasiintema untuk dimana dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi radionuklida 1-131. Penerapanmetoda penentuan berasal dari dosis radiasi eksterna dan interna. dosis radiasi intema 1-131 dilakukan karena1-131 Untuk pemantauandosis radiasi eksternapekerja radiasi telah rutin dilaksanakan, sedang untuk potensialmenyebabkankontaminasiintemapekerja pemantauan dosis radiasi interna belum belum radiasi, misal dari adanya kebocoran kelongsong dilaksanakan, karena tidak terjadi kontaminasi bahan bakar,dari basil prosesolah ulang daDdari radioaktif pada pekerja radiasi. Namun demikian basil produksi radioisotop pada aktivasi netron.. telah tersedia beberapametoda pemantauandosis Untuk itu penerapanmetodapenentuandosisradiasi intema1-131 perlu dilakukan untuk pekerja radiasi radiasiinterna untuk radionuklidayangpenting dari
PENDAHULUAN
Prosiding Perlemuan danPresentasi llmiah P3TM-BA TAN,Yogyakarla 14-15Juli 1999
Buku II
449
reaktor Kartini Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta (PPNY), pekerja radiasi reaktor:Serba Guna Serpong (PRSG) dan pekerja radiasi Pusat Produksi RadioisotopSerpong (PPR). 1-131 adalah radionuklida pemancar beta, gamma, umur paro 8,1 hari, merupakan radionuklida yang penting dari segi proteksi radiasi. 1-131 ditemui dalam senyawa larut dan tidak larut, masukan 1-131 ke dalam tubuh melalui pemapasan, pencemaan dan luka pacta kulit. Masukan 1-131 ke dalam tubuh diserap masuk ke dalam cairan ekstraseluler ke kelenjar gondok, sampai terjadi
keseimbanganantara1-131 yang masuk dan yang keluar daTi kelenjar gondok, maka organ kritis 1-131 adalah kelenjar gondok. Dalam proses metabolisme, 1-131 sebagian akan diekskresikan keluar tubuh lewat urin dan dari 1-131 yang diekskresikan ini, dapat ditentukan kandungan 1-131 dalam tubuh. Untuk menentukan 1-131 yang diekskresikan dari tubuh diperlukan metoda bioassay1-)31 dalam urin. Metoda bioassay 1-131 dalam urin pacta penelitian ini adalah metoda pencacahan beta
dengan pemisahanunsur lain dengan penyerapan iodida dalam penyerap AgCl(2)Dalam air AgI lebih sulit larut dibanding AgCl, iodida dalam larutan dengan cepat mengganti klorida dari penyerap AgCl. Dengan penambahan 10 mg pengemban iodida, pertukaran ion sempuma dalam waktu 20-30 menit. 1-131 diukur radioaktivitas betanya sebagai endapan AgI. Dari basil bioassay 1-131 dalam urin dengan menggunakan persamaan daTi publikasi ICRP No.10 dapat dihitung kandungan 1-131 dalam tubuh dan dosis radiasi intema 1-131 dalam kelenjar
gondok. Tujuan penelitian ini adalah penerapan metoda pemantauan dosis radiasi intema 1-131 clan penentuan dosis radiasi intema 1-131 dalam tubuh pekerja radiasi. Menurut lCRP No.1 0<3),fraksi radionuklida yang ada dalam tubuh atau retensi pada hari ke t setelah terjadi serapan sebesarqo Bqadalah : (1) dimana, qt = jumlah radionuklida dalam tubuh pacta hari ke t setelah penyerapan (Bq) qo = jumlah radionuklida yang terserap tubuh (Bq) Radionuklida dalam tubuh meluruh dengan \Iaktu paro efektif, hingga retensi R. radionuklida dalam tubuh pada hari ke t :
Rt=exp(-Art) ~ Kiexp(-Pi t)
(2)
dimana, Ar = konstante peluruhan = O,693ffr Ki = fraksi radionuklida dalam kompartemen ke i
Suratman, dkk
Jikayang diukur ekskresimelalui urin maka
Y(t)=-fU ~dt dimana, YU(I)= fraksi ekskresi melalui urin. Dosis radiasi intema yang diakibatkan oleh serapan akut mula-mula sebesar 1 J.1Ciatail 3,7 x 104 Bqdalam tubuh adalah :
E
D = Qx51,2x- rem
(5) m dirnana,Q = Integralwaktu daTikontaminasiintema ~q-hari) 3,2xl09 = jumlah disintegrasidari 3,7 x 104Bq/hari 1,6xl0-6= erg per Mev 100= erg pergramjaringan per fad m = massaorgankritis (gram) E = EEF. (RBE)n, absorbsi tenaga efektif per disintegrasi(Mev) Integralwaktu daTikontaminasiintema adalah:
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
ISSN 0216-3128
-x-x.
Q = Jf2.qt dt, dari persamaan(1) maka 0
b. Q = ff2.QOR(t)= f2.QO.R(t)dt
(6)
dimana, f2 = fraksi radionuklida dalamorgan kritis dari radionuklida seluruh tubuh, diperoleh dari ICRP No.lO. Untuk dosis interna, integral waktu dari kontaminandihitung dari 0 sampai50 tahun setelahpemasukan.50 tahun adalah waktu umur kerja (working life time)dari ICRP No.26:4)
TATA
c.
d.
KERJA
Alat yang digunakan. Alat-alat gelas, Pengaduk magnet, Penangas air, Pemusing, Lampu pemanas,Alat cacahbeta latarrendahefisiensi9,86 %
e.
f. Bahan yang digunakan. Pengembaniodida 10mg I/ml, pengemban Zr 10 mg Zr/ml, AgCl (dibuatdenganpengendapan dalam suasana HNO3, dicuci, dikeringkan daD dihaluskan sampai50 mesh), larutan amonia (0,88 g. amonia air), kalium sianida2%, HNO32N, cuplikan urin clanlarutanbaku1-131. Cara Kerja. Pada bioassay1-131 dalarn urin pekerja radiasiini dilakukansebagaiberikut : 1. Pengumpulan cuplikan urin dari beberapa pekerja radiasi yang mewakili pekerja radiasi yang potensialterkontarninasiintema1-131. 2. Bioassay1-131 dalarn urin pekerja radiasi dan petugaspeng~anan. 3. Perhitungan radioaktivitas 1-131 dalarn mill, kandunganradionuklida1-131 dan dosis radiasi intema dalam tubuh pekerja radiasi daTi basil bioassaycuplikanurin. Pengumpulancuplikan urin dari beberapa pekerja radiasiyang mewakili pekerja radiasiyang potensialterkontaminasiintema1-131. Cuplikan urin diarnbil dari beberapa pekerja radiasi di reaktor Kartini PPNY, di reaktor PRSG, di PPR dan beberapapetugaspengarnanan sebagaipembanding. Cuplikan urin dikumpulkan selarnasemala:n Bioassay1-131 dalam urin pekerja radiasi danpetugaspengarnanan. Metoda Bioassay. a. Cuplikan urin pekerja radiasi diarnbil 100 ml dimasukkan ke dalarn gelas piala, ditarnbah
ISSN 0216-3128
pengemban iodida 1 ml, HNO] 2N 2ml d,an AgCI 200 mg, diaduk selama 30 menit kemudiandibiarkanselama2jam. Larutandibuang,residu dipusing,dicuci dengan HNO]2N 10ml clankemudiandenganair 10mI. Endapandilarutkan dengan larutan amonia 10 ml, dipusing,endapanAgI dipisahkanclandicuci denganlarutan amonia 5 ml kemudian dengan air 10mI. EndapanAgI dilarutkan dalam KCN 5 ml clan ditambah pengembanZr 0,5 mi. Ke dalam larutanditambahkanlarutanamoniasetetesdemi setetes,diaduk sampaihanya tinggasl endapan Zr(OH)4' EndapanZr(OH)4 dipisahkandengan dipusing, larutan ditambah HNO] 2N setetes demi setetes atau dengan HNO] pekat 5 ml sampaiterbentukendapanAgI. Endapandipusing clan dicuci denganHNO] 2N 10 ml clan air 10 mI. Endapan dilarutkan kembali dalam larutan KCN 5 ml, residu yang tertinggaldipusingclandibuang. LarutanditambahHNO] 2N setetesdemi setetes atau dengan HNO] pekat 2,5 ml untuk mengendapkankembali AgI. Endapandicuci 2 kali denganHNO] 2N 10 ml, kemudian dengan air 10ml, alkohol,ether. Endapandimasukkandalam planset aluminium yang telah ditimbang, dikeringkan, ditimbang kemudian dicacah aktivitas betanya dengan pencacahlatar rendah beta. Saat pencacahan dicatat waktunya untuk menghitung faktor peluruhan1-131.
Perhitungan radioaktivitas 1-131 dalam urin kandungan radionuklida 1-131 clan dosis radiasi intema dalamtubuhdari basil bioassayurin.. C 100 100 - V Aktivitas 1-131 =-x-x60 E y 100
1 -0,693Ys,1
e
Bq/l00 ml
dimana: C = cacah neto (cacah setelah dikurangi cacah blangko)(Cpm) E = Efisiensialatcacahlatar rendahbeta(9,86 %) Y = Hasil analisis (Yield) diperoleh daTi penimbanganendapan(%) V = Volume urin yang dianalisis(ml) t = waktu tunda daTipengumpulancuplikan urin sampaidenganpencacahan cuplikanendapan. Cara perhitungandosis radiasi intema 1-131 dalam tubuh daTiaktivitaskecepatanekskresilewaturin. Untuk 1-131,organkritis: kelenjargondok, massaorgan kritis : 20 gram, E : 0,23 Mev (pada perhitungan= 0,2 Mev) sehingga:
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
Suratman, dkk
Prosiding Pertemuan danPresentasi ttmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Juti1999
Buku II
451
kenaikanradioaktivitasyang dipantausetiapreaktor beroperasiolehpetugasproteksiradiasi Dari tabel 2, basil bioassay urin pekerja 10s Bq-hari radiasidi PusatReaktorSerbaGuna Serpong,baik Dosis dalam tubuh dari serapan I flCi atau 3,7 x 104 yang bertugassebagaisupervisorreaktor, operator Bq reaktor, petugas proteksi radiasi, petugas pengamanan maupun yang bekerja di Balai D = 3,959 x 105x 1,384 X 10-3X 0,2 = 5,5 rem atau Keteknikan irradiasi, menunjukkan bahwa 20 radioaktivitas 1-131 dalam urin. Pekerja radiasi di 51.2 - -rx- 0,2 -",""~lll D=IO,7x3,7xIO4x bawahbatasdeteksiminimumyang dapatdilakukan 3,7.10 20 denganmetoda ini. Dari basil pencacahanbeta Untuk serapansebesarqoBq maka: cuplikanurin tahap I dan 2, diperolehcacah lebih 55 E kecil dari cacah deteksi minimum, hal ini sesuai ( t D= ' x- ) rem dengan kondisiyang ada dimana tidak ada indikasi 3,7.104 Yu(t) adanya pelepasan1-131 dari bahan bakar reaktor dimana: E(V = kecepatanekskresilewaturin padat yang dipantau oleh petugas proteksi radiasi hari, dipero1eh daTi basil bioassayurin. . meskipun reaktor telah beroperasiterus menerus Yu(t) = fu Y(t) sejak30 Oktobersampai28 Nopember1998. -~t -~1 : Pelepasanradioaktivitas1-131 dari reaktor = 1 x 1,4.e 0,35 + O,OO2.e100 dapat terjadi hila terjadi kecelakaan yang 0,693 menyebabkanretaknya kelongsong bahan bakar reaktorhingga basil belah yang berupa gas dapat sampaidi ruang reaktor, ataubocomyawadah atau kapsul tempat 1-131 basil iradiasi pada waktu produksiradioisotop. Dari tabel 3, basil bioassay1-131 dalam urin pekerja radiasi di Pusat Produksi Radioisotop Serpong,baik yang bertugas di bagian produksi radioisoitop maupun di bagian kendali kualitas, menunjukkan adanya radioaktivitas 1-131 dalam urin. Hal ini menunjukkan adanya kontaminasi intemapekerjaradiasi. Sedangkanbasil bioassay1131 dalam urin petugas pengamanan tidak HASIL DAN PJB;MBAHASAN menunjukkanadanyaradioaktivitas1-131.Sehingga dari membandingkanbasil bioassay urin pekerja Dari tabel I data basil bioassay1-131 radiasi dengan bukan pekerja radiasi ini dalam urin pekerja radiasi di reaktor Kartini Pusat menunjukkan bahwa metoda bioassay yang Penelitian Nuklir Yogyakarta, terlihat bahwa digunakansudahmemadai. pekerja radiasi di reaktor Kartini PPNY, baik yang Dari bioassay 1-131 pekerja radiasi di bertUgas sebagai supervisor maupun operator bagianproduksiradioisotopdan kendali kualitas di reaktor menunjukkan bahwa radioaktivitas 1-131 PPR,padapengambilancuplikan urin tahappertama dalam urin. Pekerja radiasi di bawahbatas deteksi kandunganl-I31 dalam urin antara 1,72 -4,76 Bq, minimum yang dapatdilakukandenganmetodadan sedangpadapengambilancuplikan urin tahapkedua alatcacahlatarrendahyang actadi PPNY. Dari basil antara 6,80 -305,22 Bq Perbedaanbesarnya pencacahanbeta cuplikan urin tahap I dan 2 kandungan1-131 dalam urin tahap pertama dan diperoleh cacah lebih kecil dati cacah deteksi kedua tidak disebabkan oleh lamanya operasi minimum (30- = 3v laju cacah latar/waktu reaktor, tetapi kemungkinan disebabkan oleh pencacahan)(S) yang berarti cacah tersebutbukan besamyaaktivitas radionuklida yang dikerjakan di dati radioaktivitascuplikan,tetapihanyamerupakan bagian produksi radioisotop. Hal ini terlihat dari fluktuasi cacahlatar atauralat dati pencacahan. Hal jadwal operasi reaktor yang sejak 30 September ini sesuaidengankondisi yang acta,karenaoperasi sampaidengan28 Nopember 1998 beroperasidaD reaktor Kartini tidak kontinu setiap hari, sehingga pengambilancuplikan urin pekerja radiasi tahap sangatkecil kemungkinanterjadi pelepasan1-131 pertama tanggal 28 Oktober 1998, sedang dati bahan bakar, disamping tidak ada indikasi pengambilancuplikan urin tahap kedua dilakukan Q = Ie
-O,693(~
Suratman, dkk
~)t
,
Oth 100,8 I = 10,7 flCi-hari = 3,959 x
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
ISSN 0216-3128
tanggal 4 Desember 1998 dalam keadaanreaktor tidak beroperasi. Kontaminasiintema 1-131pekerja radiasi di PPR pactapengambilancuplikan tahappertama lebih rendah dari pactapengambilancuplikan urin tahap kedua. Hal ini disebabkan karena pengambilancuplikan urin tahappertamadilakukan pacta hari Selasadimana masukan1-131 hanya 1 hari kerja pacta minggu tersebut dan masukan minggu sebelumnyatelah mengalami peluruhan selama 2 hari, sedangkan pacta pengambilan cuplikan urin tahap kedua dilakukan pacta hari Jumat dimana masukan1-131 selama4 hari kerja pactaminggu tersebut. Dari rebel 4, data basil perhitungandosis radiasi intema pekerja radiasi PPR dari basil bioassayurin pekerjaradiasi, terlihat bahwasemua pekerja radiasi yang diambil cuplikan urinnya di bagian produksi radioisotopmaupunbagiankontrol kualitas terkontaminasi intema 1-131, kecuali petugaspengamanan.Kontaminasiinterna pekerja radiasitahap1 lebih rendahdibandingtahap2, yang menunjukkanbahwa kontaminasiinternapactahari pertama dalam 1 minggu lebih rendah dibanding kontaminasiinternahari terakhirdalam1 minggu. Pactaperhitungandosis radiasi intema ini belum dilakukan denganmenggunakankandungan kreatini dalam urin, sehingga pacta pemantauan dosis radiasi interna 1-131 pekerja radiasi perlu diukur kandungankreatininnya dalam urin. Untuk perhitungan kandungatlradionuklida dalam tubuh dari basil bioassay lebih tepat dihitung dari kandungankreatinin dalam cuplikan urin dibanding denganmenghitung dari volume urin per hari. Hal ini karena ekskresi per hari kreatinin dalam urin relatif konstan 1700 mg untuk pria dan 1000 mg untuk wanita (6).Maka 1-131 yang diekskresikan lewat urin perhari adalah:
cuplikanurinnya terkontaminasi1-131dengandosis intemaantara1,34-238,07 mSv
UCAP AN TERIMA
Terima kasih diucapkan kepada saudari Agnes Murwanti yang telah membantu menyelesaikan penelitianini.
DAFTAR
Bioassay1-13]ldalam orin pekerja radiasi denganmetoda pengendapansebagaiAgI mampu memantau kontaminasi intema 1-131 pekerja radiasi,denganbatasdeteksiminimum0,42Bq. Beberapa pekerja radiasi yang diambil cuplikan urinnya dari reaktor Kartini PPNY daD reaktor PRSGtidak terdapatkontaminasiintema 1131. Beberapapekerjairadiasi PPR yang diambil
ISSN 0216-3128
PUSTAKA
1. BATAN. Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, SK. DIRJEN. BATAN, Nomor: PN03/160/DJ/89. 2. KAMA m.p .R.,"Recent Radiochemical Proceduresof BioassayStudies at Trombay". Assesment of Radioactivity in Man, IAEA, Vienna,Vol.lI, 1964. 3. IAEA. Evaluation Radiation Doses To Body Tissues From Internal Contamination due to OccupationalExposure. ICRP Publication 10, April 1967. 4. IAEA. Recomendation of The Internal Contaminationon RadiologicalProtection,ICRP Publication 26, PergamonPress, New York,
1977. 5. SURATMAN, PengukuranRadioaktivitasBeta, PPNY-BATAN, Yogyakarta,1997. 6. BROOKES.I.R.,"TheDeterminationof Uranium in Urine By Delayed Neutron Counting". Proceeding of a Symposium IAEA, Vienna, 1965.
TANYA
KESIMPULAN
KASIH
JAWAB
Lily S.: » Sejauhmana Saudaramenganalisakadar 1-131 dalam urine? Apakah analisa tersebut merupakan fungsi waktu, dan berapa lama aktivitas1-131mulai terlihatmaksimum? » Saran: Untuk penelitian lebih lanjut, mungkin perlu pula dibandingkandengan analisa kimia air, pada tempat-tempat yang banyak mengandungradiasi, misalnya air pendingin primer. Ngasifudin : -I:;.-Urin langsung dieksotraksoidalam suasana HNO3. kemudian dilarutkan dengan amonia
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
Suratman, dkk
ProsidingPerlemuan danPresentasi Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakarla 14-15Juli 1999
Buku II
untuk terjadi endapan AgI. Se/anjutnya endapan AgI di/arutkan dengan KCN dan dengan HNO3 pekat diendapkan kemba/i sebagi AgI 13I. Kemudian endapan dicacah untuk di/ihat aktivitas 1-131. ..c.. Terima kasih alas sarannya. Dan akan kami tindak /anjuti. Bambang
Supardiyono
453
apakah metode pengukuran tersebut dapat dipertanggungjawabkan? Ngasifudin : -<".Metoda radiokimialbioassay yang dipakai ini memang sebaiknya dikomparasi dengan spektrometri gama. Sedangkan harga raZat tersebut sudah meZiputijIuktuasi cacah Zalar.
:
~ Dari basil pengukuran terlihat bahwa ralat ketidakpastian berkisar antara 50 -200%,
LAMPIRAN Tabell.
Data basil bioassay 1-131 dalam urin pekerja radiasi reaktor Kartini Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta.
Tabel2. Data hasil bioassayurin pekerjaradiasiReaktorSerbaGunaSerpong. No
PRSG2 .3
PRSG3
14
PRSG4 PRSG 5 PRSG 6 PRSG 71
18
9
14
Cacahnelo(Cpm) Tahap1/Tahap2 O,18!:O,36 O,75:tO,37 !:)upervlsor O,57:tO,34 O,27!:O,49 !operator O,70:tO,49 Operator O,O7:tO,37
KodeNama Peke~aanl F~silitas PekeijaRadiasi PRSG1 l::iuoervlsnr
PRSG8 PRSG 9 PRSG 10 PRSG 11 PRSG 12 PRSG 13 PRSG 14
Suratman, dkk
Pengolahan
limbah
kembaii Volume T emuan l
--1!!!!L 250 110 350 420 400 310 450 240 250 200 100 440 360 270 230 270 365 310 340
Radioaktif & Lingkungan
(%)
74.6
78,3M
AktiVi"iasI
(Bq)
~
~
ISSN 0216-3128
454
Buku II
Prosiding Perlemuan danPresentasi Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Juli 1999
Tabel 4. Data basil perbitungandosisintemapekerjaradiasiPusatProduksiRadioisotopdaTibasil bioassay urin.
ISSN 0216-3128
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
Suratman, dkk