WePFi Vol.1 No.3, Desember 2013
PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK D. Aminudin , A. Sutiadi, A. Samsudin* Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Profil Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP pada Konsep Gerak Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui informasi tingkat konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah diperoleh melalui tes multi representasi, dimana sebelumnya siswa mendapatkan treatment. Metode yang digunakan adalah metode pre-eksperimental design dengan desain penelitian one shot case study. Subyek penelitian terdiri satu kelas dengan jumlah siswa 35 orang pada salah satu SMP di Kota Bandung. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes multi representasi, lembar observasi keterlaksanaan treatment, dan lembar kuesioner (angket). Hasil penelitian diperoleh tingkat konsistensi representasi siswa SMP, 14,3% atau 5 siswa berada pada tingkat konsisten. Dan tingkat konsistensi ilmiahnya, 14,3% atau 5 siswa berada pada tingkat konsisten. Pembelajaran dengan treatment yang didalamnya ada cara untuk melatihkan berbagai representasi dengan konsep yang sama mendapat respon positif dari siswa. Kata kunci : konsistensi representasi, konsistensi ilmiah, tes multi repersentasi. ABSTRACT
Representation Consistency and Consistency Scientific Profile of Motion Concept in Junior High School Students Research has been conducted to determine the level of consistency of information representation and scientific consistency is obtained through a multi-representation test, where previous students get treatment. The method used was a pre-experimental design methods to the design of one-shot case study research. Study subjects comprised a class of 35 students the number of people at one junior high school in Bandung. Data collection was performed using a test instrument multi representation, observation sheets enforceability of treatment, and the questionnaire. The results obtained by the consistency of representation of students of SMP, 14.3% or 5 students are at a consistent level. *
Penulis Penanggungjawab
2
D. Aminudin , dkk, -Profil Konsistensi Representasi…
And scientific consistency level, 14.3% or 5 students are at a consistent level. Learning to treatment in which there is a way to melatihkan various representations with the same concept received a positive response from students. Keywords : representation consistency, consistency scientific, multi-representation test
Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, dengan 35 responden menunjukkan bahwa 94,3% tidak konsisten konsistensi representasi dan 100% tidak konsisten konsistensi ilmiah dari sebuah permasalahan yang disajikan atau ditampilkan dengan cara yang berbeda, sehingga memberikan dampak ketidak konsistenan terhadap konsep fisika yang dipahaminya. Contohnya ketika siswa diberikan soal bentuk matematis, akan lebih mudah menjawab daripada diberikan soal dengan bentuk grafik atau gambar walaupun secara konsep dan konteks yang sama. Terkadang siswa menjawab permasalahan-permasalahan tersebut dengan menebaknya, karena siswa kebingungan dengan konsep dari permasalahan yang diberikan dengan representasi yang berbeda. Pada umumnya guru fisika saat ini bukan mengajar fisika tetapi mengajar matematika dengan contoh-contoh soal fisika. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran fisika yang cenderung menggunakan representasi matematik dan terlalu banyak menghabiskan waktu dalam penurunan rumus matematika (Yusuf, M.A, 2011). Hal ini senada dengan observasi awal yang dilakukan sebelum penelitian. Observasi pembelajaran fisika pada suatu kelas secara langsung menunjukkan bahwa guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk penurunan rumus matematika. Fisika bukan matematika, tetapi fisika membutuhkan matematika untuk menyederhanakan konsep-konsep fisika yang dibuat dalam bentuk persamaan matematika (rumus). Untuk memahami konsep-konsep fisika, siswa harus terampil
dalam menuangkan konsep-konsep tersebut dengan berbagai cara atau bentuk (representasi majemuk atau multi representasi). Keterampilan representasi adalah kemampuan yang harus dimilki untuk menginterprestasi dan menerapkan berbagai konsep dalam memecahkan masalah-masalah secara tepat (Kohl & Noah, 2005). Sedangkan multi representasi (representasi majemuk) adalah representasi konsep yang dilakukan lebih dari satu cara. Dalam jurnal Relations between representational consistency, conceptual understanding of the force concept, and scientific reasoning, dijabarkan representasi-representasi dalam fisika, diantaranya; (1) representasi verbal; (2) representasi fisis; dan (3) representasi matematis. Ketiga representasi tersebut harus diterapkan guru fisika agar siswa memahami konsep-konsep fisika dengan benar dan utuh. Dengan menggunakan representasi majemuk dalam pembelajaran fisika akan memberikan banyak manfaat, diantaranya mengasah kemampuan intelegensi (kecerdasan) siswa secara beragam atau lebih dikenal dengan istilah intelegensi majemuk (multi intelegensi). Menurut Ainsworth (2006), “konsistensi respon siswa dalam memahami konsep fisika menuntut pemahaman yang lebih dari siswa untuk melihat kesetaraan dari permasalahan fisika yang dituangkan dengan berbagai cara”. Dengan pemahaman yang lebih mendalam akan menjadikan seorang siswa konsisten terhadap apa yang dia pahami dan diyakini kebenarannya. Dampak tidak langsung dari kekonsistenan tersebut adalah terhadap konsistensi representasi, walaupun apa yang dia yakini tidak benar secara ilmiah
WePFi Pendidikan Fisika Vol.1 No.3, Desember 2013
hanya melihat kesetaraan dari segi representasi yang berbeda dan konsistensi ilmiah yang benar-benar menuntut pemahaman ilmiah untuk melihat kesetaraan berbagai representasi dan konsisten terhadap berbagai representasi dari konsep-konsep fisika (Nieminen, Savinainen, & Viiri, 2010). Kekonsistenan siswa akan membawa siswa ketingkat pemahaman yang lebih baik dalam melihat berbagai konsep-konsep fisika yang dituangkan dalam berbagai permasalahan. Kondisi tersebut mendorong peneliti melakukan penelitian agar siswa dapat memahami berbagai representasi konsep dalam pembelajaran fisika sehingga siswa konsisten (dapat melihat kesetaraan) terhadap konsep permasalahan walaupun dituangkan secara berbeda-beda. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus mampu memperlihatkan bahwa fisika dapat dituangkan dan digambarkan dalam berbagai cara sehingga siswa dapat memahami cara manakah yang paling mudah untuk dimengerti dan sesuai dengan gaya belajarnya dalam menyelesaikan suatu permasalahan fisika dengan tidak melupakan representasi lainnya yang dianggap sulit dengan cara menemukan sendiri dan mengurangi kecenderungan guru untuk mendominasi proses pembelajaran. Dari hal tersebut maka setidaknya siswa dapat mengetahui bahwa walaupun suatu permasalahan dituangkan secara berbeda namun tetap dapat melihat kesetaraannya baik dari segi representasinya dan juga dari segi kebenaran ilmiahnya. Permasalahan ini akan dicoba untuk diatasi dengan menggunakan Treatment. Treatment yang digunakan yang didalamnya ada model pembelajaran, menyisipkan ke model pembelajaran cara melatihkan berbagai bentuk representasi dengan konsep yang sama yang dan contoh soal Multi Representasi. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran modified inquiry. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran
3
modified inquiry memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan permasalahannya sendiri. Dalam model pembelajaran modified inquiry ini, guru hanya memberikan permasalahan saja, kemudian siswa diundang untuk memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi, atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya (Amien, 1987, p. 142). Cara untuk melatihkannya dengan menampilkan satu bentuk representasi kemudian memberikan bentukbentuk representasi yang lain dengan konsep yang sama. Memberikan beberapa contoh soal Multi Representasi dan cara untuk menyelesaikannya. Materi fisika yang ditinjau dalam penulisan ini adalah konsep Gerak. Pemilihan materi tersebut dilakukan karena konsep Gerak sangat akrab dengan keseharian siswa SMP dan merupakan salah satu konsep dalam fisika yang diperkirakan memiliki banyak representasi. Di samping itu, umumnya siswa SMP mengalami kesulitan dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep yang berkaitan dengan gerak, misalnya dalam menentukan kerangka acuan bagi benda yang dikatakan sedang bergerak, membedakan antara jarak dengan perpindahan dan bagaimana kecepatan dan percepatan pada benda yang bergerak beraturan (GLB) dengan benda yang bergerak berubah beraturan (GLBB). Untuk mengukur kekonsistenan siswa dalam menginterpretasikan permasalahan fisika dengan multi representasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes multi representasi. Tes multi representasi yang digunakan merupakan tes pilihan ganda hasil adopsi dari R-FCI (Representational of Force Concept Inventory), tidak hanya menampilkan permasalahan fisika dalam bentuk verbal saja ataupun matematis saja. Dalam materi fisika yang di teliti yaitu gerak, konsep gerak dapat dituangkan dalam bentuk grafik, vektor, verbal, bagan, dan lain sebagainya. Pengembangan alat evaluasi siswa untuk mengukur
4
D. Aminudin , dkk, -Profil Konsistensi Representasi…
kemampuan siswa dalam menginterpretasi berbagai konsep yang dituangkan beragam (multi representasi) akan memotivasi siswa untuk mempelajari konsep gerak secara utuh dengan berbagai cara dan bentuk penuangan (multi representasi). Hal tersebut sangat bermanfaat bagi siswa karena ketika akan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi SMA dan PT dan mendapatkan permasalahan yang kompleks, kemampuan dalam menginterpretasi berbagai representasi permasalahan akan memberikan kemudahan dalam menganalisis berbagai permasalahan dari semua sudut representasi. Berdasarkan uraian di atas, Peneliti mencoba mengadakan penelitian di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung dengan kajian yang akan peneliti teliti adalah “Profil Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP pada Konsep Gerak”. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah: “Bagaimanakah Profil tingkat konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah Siswa SMP pada Konsep Gerak?” Rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Profil tingkat konsistensi representasi Siswa SMP pada Konsep Gerak setelah diberikan treatment? 2. Bagaimanakah Profil tingkat konsistensi ilmiah Siswa SMP pada Konsep Gerak setelah diberikan treatment? 3. Bagaimana respon siswa terhadap treatment?
Treatment X
Observasi O
Keterangan: Treatment yang didalamnya ada cara untuk melatihkan berbagai bentuk representasi dengan konsep yang sama.
Gambar 1. Desain Penelitian One shot case study design Prosedur pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah, terdapat pada Gambar 2. Alur Penelitian
Studi Pendahuluan
Merumuskan Permasalahan
Studi Kurikulum Pembuatan Instrumen dan Perangkat Pembelajaran Revisi Instrumen
Judgement Instrumen
Uji Coba dan Analisis Instrumen
Observasi
Pembelajaran dengan menggunakan Treatment yang didalamnya ada cara untuk melatihkan berbagai bentuk representasi dengan konsep yang sama
Tes Multirepresentasi
Pengolahan Data
Analisis dan Pembahasan Data
METODE Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental dan desain penelitiannya adalah one shot case study pada Gambar 1. (Sugiyono, 2009, p. 74).
Kesimpulan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu
WePFi Pendidikan Fisika Vol.1 No.3, Desember 2013
SMP Negeri di Kota Bandung tahun ajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-G dengan jumlah 35 orang. Dengan teknik simple nonsampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan hasil dari tes multi representasi untuk mengetahui tingkat konsisitensi representasi dan konsistensi ilmiah, dan hasil dari kuesioner (angket) respon terhadap treatment yang didalamnya ada cara untuk melatihkan berbagai representasi dengan konsep yang sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian meliputi hasil dari tes multi representasi untuk mengetahui tingkat konsisitensi representasi dan konsistensi ilmiah, dan hasil dari kuesioner (angket). Setelah dianalisis, hasil yang diperoleh tingkat konsistensi rerpesentasi siswa SMP, 34,3% atau 12 siswa berada dalam tingkat tidak konsisten, 51,4% atau 18 siswa berada dalam tingkat cukup konsisten dan 14,3% atau 5 siswa berada dalam tingkat konsisten dapat dilihat pada Gambar 3.
Sedangkan untuk hasil yang diperoleh tingkat konsistensi ilmiah siswa SMP 37,1% atau 13 siswa berada dalam tingkat tidak konsisten, 48,6% atau 17 siswa berada dalam tingkat cukup konsisten dan 14,3% atau 5 siswa berada
5
dalam tingkat konsisten dapat dilihat pada Gambar 4.
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, hanya 14,3% siswa yang konsisten baik konsistensi representasi maupun konsistensi ilmiah. Sedangkan untuk tingkat cukup konsisten, konsistensi representasi lebih 2,8% dari konsistensi ilmiah dan untuk tidak konsisten, konsistensi representasi kurang 2,8% dari konsistensi ilmiah. Dan sebagian besar siswa berada dalam tingkat cukup konsisten baik konsistensi representasi maupun konsistensi ilmiah. Siswa tidak Konsisten, hal ini disebabkan siswa belum terbiasa menghadapi soal yang representasi berbeda dengan konsep yang sama. karena siswa hanya terbiasa dengan soal yang bentuknya verbal atau matematis. Dalam pembelajaran sebagian besar siswa cenderung masih canggung untuk aktif, dan ada siswa yang berusaha untuk aktif hanya dengan mendekati siswa-siswa yang aktif dalam kelompoknya. Dan kebanyakan siswa kebingungan saat menyelesaikan soal yang bentuk matematis, karena siswa terbiasa menggunakan kalkulator. Sehingga pemahaman konsep siswa terhadap materi sebagian besar hanya berada dalam tingkat cukup konsisten. Untuk meminimalisir ketidakkonsistenan siswa, seharusnya siswa diberikan soal-soal yang bervariasi atau multi representasi pada saat evaluasi.
6
D. Aminudin , dkk, -Profil Konsistensi Representasi…
Sehingga mereka terbiasa menghadapi soal-soal yang multi representasi. Serta siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu juga, adanya treatment yang sama dengan konsep atau materi yang berbeda. Hasil penelitian ini lebih baik dari hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti, dimana ada sebagian siswa yang konsisten terhadap konsep yang mereka miliki. Adanya perbedaan tingkat tidak konsisten dan cukup konsisten siswa pada konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah. Hal ini disebabkan, siswa sudah bisa menjawab soal yang sama walaupun disajikan dalam bentuk yang berbeda dengan mengetahui jawabannya, tapi masih dalam tingkat yang cukup. Hasil dari kuesioner respon siswa terhadap treatment, mayoritas siswa menyatakan treatment yang digunakan dapat meningkatkan minat dan motivasi mereka dalam belajar serta dapat membantu mereka memahami materi gerak dan berharap dapat diterapkan pada pokok bahasan yang lain. Mayoritas siswa juga menyatakan bahwa treatment yang digunakan dalam pembelajaran mempermudah mereka dalam belajar fisika, dan mengubah pandangan mereka bahwa fisika merupakan pelajaran sulit dan membosankan menjadi fisika merupakan pelajaran yang mengasyikkan. Dan dapat disimpulkan bahwa treatment yang digunakan dalam pembelajaran dirasakan dapat lebih mempermudah siswa mencapai tujuan pembelajaran dan mempermudah siswa dalam memahami konsep. Tes multi representasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 15 soal pilihan ganda multi representasi. Hasilnya, kecenderungan siswa menjawab benar dalam bentuk gambar yang rata-rata soal persentasenya mencapai 87.15 % yang tertuang dalam tabel 1.
Tabel 1 Rekapitulasi Rata-rata Bentuk Tes Multi Representasi Bentuk Tes Jawaban benar siswa Matematis Verbal Grafik Gambar
55 130 90 122
Rata-rata skor (%) 52,4 74,3 85,7 87,15
Sedangkan untuk masing-masing soal, siswa cenderung menjawab benar dalam bentuk grafik dan gambar yang persentasenya mencapai 100%. Dan dapat digambarkan melalui diagram batang seperti tampak dalam Gambar 5.
Pada Gambar 5 dapat dilihat terdapat terdapat 3 soal di bawah 50% dari rata-rata jawaban siswa, yaitu item soal dengan tema T1 (gerak benda) yang dituangkan secara matematis dan dua item soal dengan tema T3 (percepatan) yang di tuangkan secara matematis dan verbal. Untuk item soal pada tema T1 (gerak benda), representasi yang digunakan terdiri dari representasi matematis, verbal, dan gambar. Untuk tema soal tersebut, siswa cenderung menjawab benar pada soal yang dituangkan secara gambar yang ratarata persentasenya mencapai 100%.
WePFi Pendidikan Fisika Vol.1 No.3, Desember 2013
Hal yang sama juga terjadi pada item dengan tema T2 (kecepatan), yang matematis. Cenderung lebih mudah dijawab oleh siswa, hal ini bisa dilihat dari rata-rata siswa menjawab benar diatas 80% dengan representasi bentuk matematis tertinggi dengan 94,3%. Untuk item soal pada tema T3 (percepatan), siswa cenderung menjawab benar pada soal yang dituangkan secara grafik yang rata-rata persentasenya sebesar 77,1%. Sedangkan kedua soal yang dituangkan secara matematis dan verbal nilainya dibawah 50%. Item soal dengan tema T4 (gerak lurus beraturan) cenderung lebih mudah dijawab siswa melalui representasi grafik dengan persentasenya sebesar 100% dibandingkan dengan representasi gambar dan verbal. Pada item soal dengan tema T5 (gerak lurus berubah beraturan), yang dituangkan melalui gambar, verbal, dan grafik. Siswa cenderung menjawab benar pada soal yang dituangkan secara verbal yang rata-rata persentasenya sebesar 85,7% dibandingkan dengan kedua soal yang dituangkan secara gambar (68,6%) dan grafik (80%). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pencapaian tingkat konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa SMP pada konsep gerak dalam menjawab tes setelah diberikan treatment adalah 75,3 % dengan klasifikasi sangat tinggi. Dan hal lain yang diperoleh dari hasil penelitian adalah: 1.
2.
3.
Tingkat konsistensi representasi siswa SMP pada konsep gerak, 34,3 % tidak konsisten, 51,4% cukup konsisten dan 14,3 % konsisten. Tingkat konsistensi ilmiah siswa SMP pada konsep gerak, 37,1% tidak konsisten, 48,6% cukup konsisten dan 14,3% atau 5 konsisten. Siswa memberikan respon terhadap treatment yang diperoleh 70,9% diklasifikasikan positif.
7
dituangkan melalui verbal, gambar, dan
DAFTAR PUSTAKA Ainsworth, S. E. (2006). DeFT: A Conceptual Framework for Considering Learning with Multiple Representations. A Framework for Learning with Multiple Representations. Retrieved from http://www.nottingham.ac.uk/sear ch.aspx?q=Ainsworth+considering +learning+with+multiple+represe ntations. Amien, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Dikti Depdikbud. Kohl, P. B., & Finkelstein, N. D. (2006). Representational Format, Student Choice, and Problem Solving in Physics. Retrieved from http://www.colorado.edu/physics/ EducationIssues/papers/PK_PERC .pdf Nieminen, P., Savinainen, A., & Viiri, J. (2010). Force Concept Inventorybased Multiple-choice Test for Investigating Students’ Representational Consistency. Physical Review Special Topics Physics Education Research 6, 020109.Retrieved from http://prstper.aps.org/abstract/PRSTPER/v6/ i2/e020109. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Yusuf, M.A. (2011). Analisis Konsistensi Respon Siswa SMA terhadap Tes
8
D. Aminudin , dkk, -Profil Konsistensi Representasi…
Representasi Majemuk Menggunakan Model Numbered Head Together dalam Pembelajaran Fisika. Bandung: Skripsi Program S1 (tidak diterbitkan).