Prosiding Perlemuan danPresentas,: Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakarla 14-1S.;'uli1999
BukuII
153
PROFIL DISTR[BUSI KEASAMAN, URANIUM DAN TORIUM PADA SETIAP "STAGE" EKSTRAKTOR PESAWAT PENGADUK PENGENAP
522.
Busron Masduki, Mashudi P3TM-Batan, J/. Babarsa...jKotak Pas 1008. Yogyakarta 55010
ABSTRAK PROFIL DISTRIBUSI KEASAMAN, URANIUM DAN TORIUM PADA SETIAP "STAGE" EKSTRAKTOR PESAINAT PENGADUK PENGENAP. Te/ah di/akukan ekstfTaksi /arutan simulasi bahan bakar bekas reaktor suhu tinggi yang mengandung campuran uranium-latium dengan nisbah 0,12 untuk mengamati pembentukan krad karena pengaruh keasaman. Peubah keasaman diubah den~,an mengubah-ubah keasaman umpan 1,0, 2,0 dan 3,0 N dan /etak 'stage" umpan yakni pada .stage" umpan 6,7 dan 8. Peubah proses dan operasi diikuti seperti pada percobaan lalu. Setelah keseimbangan tercapai, diambil cup/ikan di masing-masing 'stage" baik bagian eks,~raksi maupun pencucian dan diana/isis kadar keasaman, uranium dan toriumnya. Kemudian dilakukan penyusunan profit distribusi masing-masing komponen dengan peubah keasaman maupun /etak .stage" umpan. Dengan kondisi proses dan operasi ekstraksi diatas temyata geja/a teroentuknya krad tidak muncu/. Sesuai kulVa profit distribusi, kemungkinan teroentuknya krad pada 'stage" yang memi/iki keasaman, kadar uranium dan torium tertinggi, yakni pada 'stage" 6, 7 dan 8. Krad tidak teroentuk karena be/urn teroentuk senyawa torium nitrat-DBP. DBP be/urn teroentuk sebagai hasi/ hidro/isis TBP.
ABSTRACT THE DISTRIBUTION P/~OFILE OF ACIDITY, URANIUM AND THORIUM ON EACH STAGE OF MIXER SETTLER. EKtraction of simulation solution of used fuel of HTR containing uraniumthorium with ratio of 0.12 was camed out to observe the crud fom1ation according to the influenced of acidity. Th,~ acidity was varied from 1.0 to 3.0 N and the feed stage was varied from dh to dh stage. P/1Jcess and operation variables used were process and variables from previous researr:h. After the equilibrium state was reached, the samples of every extraction and washing stage for com,Donents analyzing were taken. Then, distribution profile of acidity, thorium and uranium component was arranged according to the variables of acidity and feed stage. On the process and operation eKtraction condition that used, the crud fom1ation was not observed. According to the curve of distribution profile, the probability of crud fom1ation would occurred in the highest 6'cidity, thorium and uranium component, they were on the dh, ih and dh stages. Crud was not fom1ed since the complex of thorium nitrate-DBP was not yielding yet. DBP has not been fom1ed as product of hydrolysis TBP.
PENDAHULUAN P enelitian pembuatan bahan bakar reaktor harus dilakukan dalam siklus tertutup karena permasalahan yang timbul dalaln proses pemisahan dan pemurnian bahan bakar b,~kas sebagai akibat proses teknologi pembuatannya, merupakan masukan untuk penyempurnaan pembuatannya. Bahan bakar reaktor suhu titlggi dalam bentuk kernel (partikel), inti (daging) nya adalah uranium dioksida 002, atau campuran urlmium torium oksida (0, Th)02. Proses teknologi pembuatan bahan bakar reaktor suhu tinggi dimulai darii pembuatan kernel, proses pelapisan, penyiapan matriks bahan bakar
Busron Masduki, dkk
(grafit) daD pembuatan elemen bahan bakar. Pembuatan kernel dengan teknologi pelapisannya dibagi menjadi dua macam kernel yaitu kernel triso daD biso. Kernel triso dilapisi PyC, SiC daD PyC, sedangkan kernel biso hanya PyC(I). Setelah digunakan dalam reaktor terjadi reaksi inti daD pembelahan sebagai berikut (2): Th232(n,j) 7 Th233 beta7Pa233 beta7U233 + ProdukFisi (PF) U235 7 U 235(sisa)+ PF Untuk mengambil bahan berguna U23S (sisa) daD basil reaksi inti berupa bahan dapat belah U233 dilakukan dengan cara ekstraksi. Proses ekstraksi bahan bakar RST teriradiasi hakekatnya
Teknologi Proses
ISSN 0216-3128
Prosiding Peltemuan danPresentasi Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakalta14-15JuJi 1999
Buku II
154
tinggi, sedangdistribusikeasamannyatidak merata di tiap "stage". Data distribusi keasamandi tiap "stage" adalahmerupakandatayang dapat dipakai untuk memperkirakanmulai timbulnya krad, sedang berlawanan seperti pesawat pengaduk pengenap, profil distribusinyasangatdipengaruhipengambilan "stage" umpan. Demikian pula distribusi untuk kolom pulsa, ekstraktor centrifugal. Pactapenelitian logamberatnyatorium danuranium. ekstraksi uranium-torium dingin (cold reprocessing)
memisahkan dan memumikan bahanfisil U235(sisa), U233dan bahan fertil Th den!~anproduk fisi. Pacta proses Thorex, ekstraksi dapat dilakukan dengan alat ekstraktor normal dengan aliran arus arab
menggunakan pesawat pen~~aduk pengenap 16 "stage" diperoleh data teknis operasi sbb(3): WI ='266,?!8g/l [':rhl '=30,5~3g!\ [H+].=O,lN TSP30"/. ~
Faseair
Faseorganik 7
uomor",tag."
16 SkrabetO,OIN
Gambar 1. Ekstraksi Dengan Pesawat Pengaduk Pengenap16 "stag(~" Hasil penelitian teJ:sebut menunjukkan bahwa Th terambil = 80,84 %" U terambil = 98,79 %, rpm = 3500, dan FofF. = 2,41. Selain diperoleh data teknis operasi yang optimal tersebut, muncul permasalahan baru. Apabila basil ekstraksi didiarnkan semalam mulai timbul kabut putih, yang disebilitkrad. Dalam proses ekstraksi, pelarut dapat hilaIlg karena terjadinya "entrainment", daya larut (solubility), penguapan (evaporation), degradasi (d~:gradation), adsorpsi oleh padatan dan terbentuknya emulsi yang stabil dan krad. Selain itu dalam proses kontinyu yang memerlukan waktu yang lama, data teknis operasi dapat terganggu dengan timbuJlnyakrad, yakni suatu senyawa yang terakumulasi sebagai rase ketiga. Fase ketiga ini dapat merusak perpindahan massa antara rase organik dan rase air pada saatekstraksi. Pada pesawat pengaduk pengenap krad mengakibatkan laju alir rend~1hdan waktu tinggal (residence time) tinggi (4). Krad adalah senyawa yang dihasilkan oleh pengadukan rase organik, rase air dan partikel padat halus yang membentuk campuran yang stabif4). Kemungkinan terbentuknya krad disebabkan/dipacu oleh keasaman proses, karena asam nitrat berfungsi sebagai agen hidrolisis TBP (di samping karena radiolisis). Zirkonium sebagai produk fisi dapat membentuk senyawa [ZrO(I)BPhl dan senyawa serupa. Senyawa tersebut dipertimbangkan sebagai pembentuk utama krad (agen emulsifIkasi) mengingat sifat hidropobik maupun hidropiliknya. Dapat diduga permasalahan krad yang ditimbulkan "leh zirkonium pada pemis:man dan pemurnian bahan bakar bekas RST makul meningkat bila burn up bahan bakar tinggi. Khusus pada proses Thorex krad dapat terbentuk sebagaiendapanTh(DBP)4(S). Keasaman total timbul dari umpan asam dan asam skraber yang digunakan, terutama pengaruh umpan asam yang normalitasnya cukup
ISSN 0216-3128
TATA
KERJA
Bahan
Proses
Torium nitrat, Oranil nitrat basil pelarutan 0308 ex Prancis, Asam nitrat, Tributil posfat (TBP), Merck, Normal dodekan Merck, Asam posfat, Asam sulfat, Amidosulfonic acid, Barium diphenil amiD sulfonat, NaOH, Kalium dikromat
Alat Pesawatpengaduk pengenap 16 "stage", Regulator,Buret, Pengadukmagnit, Alat-alat gelas untukanalisis
Tata Kerja Ke dalam setiap "stage" ekstraksi daTi pesawatpengadukpengenaplebih dahulu diisi rase air umpan ekstraksidaDraseorganik. Untuk "stage" pencucian,diisi rase air pencuci daDrase organik. Fase air umpan ekstraksimengandunguranil nitrat dengankadar 30,04gUll, torium nitrat dengankadar 274,4 gTh/l daDkeasamanbebas 1 N, sedangrase organik merupakancampuran30% TBP-dodekan. Volume rase air daDrase organik pactapengisian awal ini disesuaikandengan nisbah laju alir rase organik daDraseair. Setelahpengisianawal selesai, pengaduk dihidupkan, bersamaan dengan itu dihidupkanpula pompa-pompaumpanraseorganik, rase air umpanekstraksidaDrase air pencuci. Fase organikmasukmelalui "stage"pertamadenganlaju alir 181 mVjam,rase air melalui "stage" 7 dengan laju alir 75 mVjam daDpencucimelalui "stage" 16 denganlaju alir 18,1mVjam. Setiap30 menit sekali diambil sampelraseair (rafmat)yang keluar melalui "stage"1. Sampel ini kemudian dianalisis untuk mengetahuikadarU, Th daDkeasamannya.Setelah dicapaikeadaanajeg operasidihentikan,kemudian diambil sampelraseair dari masing-masing"stage". Pekerjaanyang sarnadilakukanlagi untukkeasaman 2 daD3N, sertauntuk "stage"umpan yang lain yaitu 6 daD8.
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Data variasi keasaman dapat dilihat pada Gambar 2, 3 clan 4, sedangkan untuk variasi letak "stage" umpan dapat dilihat pada gambar 5, 6 d~ 7.
Teknologi Proses
Busron Masduki, dkk
Prosiding Pertemuan danPresentasi Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Juli 1999
Penelitian menggunakan pesawat pengaduk pengenap dengan jumlah "stage" 16. Dari "stage" 1 sarnpai dengan 7 ("stage" umpan) disebut "stage" ekstraksi, sedangkan dari "stage" 8 sarnpai dengan "stage" 16 disebut "stage" pencucian. Distribusi keasarnan,torium daD uranium baik pactaperubahan keasaman umpan maupun letak umpan "stage" dapat diterangkan dengan car~ yang sarna. 1,4"",,"
.
1.2.~.-K
155
BukuII
IN ~-K "'~K,,'s,,"2N3N
sebagian asam nitrat terekstraksi. Makin banyak "stage" maka makin banyak pula asam yang terekstraksi. Jadi dapat dirnengerti adanya penurunan keasamandari "stage"7 sampai "stage" 1. m ."'"
"
,. ,. ." .
~""'."'N --""""."'N ~", 3N
I ~'Q' :2 ,.
,
i 0,8 0,6 0,4
02.
I o. .2
,
~
.",4
6
I
-.'0 10
'2
'4
16
"
-..,.,.' Gambar 2. Distribusi keasam,7ndi tiap "stage" pada variasi keasaman.. Kadar umpan Th = 274,4 gi/, U = 30,04 gi/; kecepatan a/ir Jase air = 75 mlljam, Jase organik =181 mlljam. Umpan mlzsukme/a/ui "stage" 7 I
2
,.
N""",...,
"
Gambar4. Distribusi Urani/ Nitrat di tiap "stage" pada Variasi KeasamanKadar umpan Th = 274,4g//, U = 30,04 gi/; kecepatan a/ir lase air = 75 m//jam,lase organik = 181 m//jam. Umpan masuk me/a/ui "stage"7.
Selain terjadi ekstraksi asam nitrat, pacta sisi ekstraksi terjadi juga ekstraksi torium nitrat dan
-
uranil nitrat. PactaGambar3 dan 4 terlihat bahwa daTi "stage" 7 ke "stage" 1 kadar U dan Th menurun. Penurunan ini terjadi karena UOz(NOJ)z dan Th(NOJ)4 terekstraksi oleh TBP.
II~-.
~R
~
Reaksi:
.,
UO2(NO3)2+ 2 TBP <:::> UO2(NO3)2.2TBP
m.
I
..c
t2
No"", "',go
..
Th(NO3)4 + 2 TBP ~ Th(NO3)4.2TBP
Gambar 3. Distribusi Torium Nitrat di Tiap "stage" pada Variasi ke~iaman. Kadar umpan Th = 274,4 gil, U ,= 30,04 gll; kecapatan alir lase air = 75 ml/jam, lase organik =181 ml/jam. Umpan masuk melalui "stage" 7 Sebagai ilustrasi dije:taskan distribusi asam nitrat. Pada gambar 2, 3 dlan 4 terlihat bahwa distribusi asam nitrat tertinggi terletak pada "stage" 7. Pada penelitian ini keasan:lan divariasi berturotturut 1 N, 2 N, dan 3 N. Selama proses ekstraksi, asam nitrat terdistribusi ke seluruh "stage". Setelah keadaan ajeg tercapai, terlihat dari graflk bahwa dari "stage" 7 ke "stage" 1 terjadi penurunan keasaman. Hal ini disebabkan karena "stage" 7 merupakan "stage" umpan, yaitu "stag~:" di mana rase air umpan ekstraksi, uranil nitrat, dimasukkan ke dalam pesawat pengaduk pengenap. Dari "stage" 7 uranil nitrat (fase air) dengan keasaman 3 N (salah satu titik variasi keasaman) ber!~erak ke "stage" 1, "stage" dimana tributil fosJ:at-dodekan (TBP-D) dimasukkan. Karena kontak dengan TBP maka
..
~Busron Masduki, dkk
,,'2 ..,. ~
ia
aDO ODS
... =-
~~"",'T -~ -_.18""
~
Gambar5. Distribusi keasamandi tiap "stage"pada variasi "stage" umpan.Kadar umpanTh = 274,4gil, U= 30,04 g/l; kecepatanalir Jaseair = 75mlljam,Jaseorganik = 181
Teknologi Proses
mlljam.
ISSN 0216-3128
156
Prosiding Perlemuan danPresentasi llmiah P3TM-BATAN, Yogyakarla 14-15Juli1999
Buku II
30 25 20 co
~
~~'5 '" '"
"C
~
10
0
2
4
8
8 ",0 Norror sta(!~
12
14
18
)8
Gambar6. Distribusi urani/ 1Ilitratdi tiap "stage" pada variasi "stage" umpan. Kadar umpan Th = 274,4rg//, U = 30,04 g//; kecepatana/ir lase air = 75 m//jam,jase organik=181 m//jam ~
= "§o
1~:1C!;)
i,:
I'"
i~~ m
~4
~
c"
..
+'Stag.. Unpan6 -~'Stag.. UnpanT ~'St.g" UnpanS
belum tampak gejala terbentuknyakrad. Hal itu disebabkankarenabelum terbentukbasil degradasi TBP yang dapat membentuk senyawa dengan torium. Hidrolisis TBP perlu keasamandan waktu kontakantaraTBP denganasamyang cukuptinggi. Data laju pembentukanDBP dengan satuan % volum rase organik/menitx 105yang mengandung uranil nitrat,pada suhu60°C,keasaman2 atau3 M = 1,4. Data tersebut menunjukkan bahwa pembentukanDBP tidak terlalu sensitif terhadap variasikomposisiraseair dalamdaerahyang diteliti antara2-3 M asam nitrat.(6)Sesuaidengan reaksi diataskarenatidak ada reaksi redox kemungkinan kecil terbentuknyaasam nitrit, sedangasam nitrit dapatmenurunkandaya larut senyawatorium nitrat -DBP .(7) Sesuai kurva profil distribusi, kemungkinanterbentuknyakrad pada "stage" yang memiliki keasaman,kadar uranium dan torium tertinggi, yakni pada "stage" 6, 7 dan 8, tetapi dengankondisiprosesdan operasiekstraksidi atas temyatagejalaterbentuknyakrad tidak muncul. Untuk mengamatigejalaterbentuknyakrad dengancara yang lebih efisien dari sisi pemakain bahan dan lebih cermat dari pengamatan terbentuknyakrad diusulkan dilakukan penelitian dengan satu "stage" pesawat pengaduk dan pengenap(scale up one "stage" of mixer settler) untuk berbagaipeubah yang dapat menimbulkan terbentuknya krad.
KESIMPULAN Gambar 7. Distribusi torium flitrat di Tiap "stage" pada Variasi "stage" umpan. Kadar umpan Th = 274,'1 gll, U= 30,04 gil; kecepatan alirfase air = 75 ml/jam, lase organik = 181 ml/jam. Dengan adanya perjalanan uranil nitrat dan torium nitrat dari "stage" ke "stage" berarti terjadi kontak uranil nitrat dan TBP di bagian pengadukan (mixer). Pada setiap ruang pengadukan, sesuai dengan persamaan reaksi tersebut di atas, terjadi pengikatan uranil nitrat dan torium nitrat oleh TBP. Karena terjadi pengikatan tersebut maka dapat dimengerti adanya penurunan kadar U dan Th dari "stage" 7 ke "stage" 1. Di sisi lain, dari "stage 8 sampai dengan "stage" 16 kadar Th dan U jllga menurun. Hal ini disebabkan karena UO2CNO3)2.2TBP dan ThCNO3)4.2TBP dikontakkan dengan asam nitrat encer dengan perbandingan 10:1. Pada kontak ini uranil nitrat dan torium nitrat 1:erdistribusike dalam rase organik dan rase air membentuk kesetimbangan
barn. Pada perubahan keasaman maupun letak "stage" umpan dari keasaman 1,2 dan 3N dan letak umpan di "stage" 6, 7 dan 8 seJ.amaoperasi ekstraksi
ISSN 0216-3128
DAN SARAN
Dari profil distribusi keasaman,torium clan uraniumtampakbahwakadarkeasaman,torium clan uraniumyang tinggi terletakpada"stage" 6,7 clan8. Walaupun pada daerah tersebut kemungkinan terbentuknya krad terbesar, tetapi pada daerah tersebut belum tampak gejala terbentuknya krad, karenabelumterbentukbasil degradasisebagaibasil hidrolisisTBP. Untuk menghemat bahan maupun kecermatanpengamatanpembentukankrad, perlu dilakukanpenelitianekstraksidenganmenggunakan satu"stage" pesawatpengadukpengenap(scale up one "stage"of mixer settler).
DAFT AR PUST AKA 1. MASDUKI, B., WARDAYA, "Pabrikasi Elemen Bakar Reaktor Suhu Tinggi (RST), Pemilihan Proses Sol Gel dan Penelitian Pembuatan Kernel di PPNY-BATAN", Prosiding Teknologi dan Aplikasi Reaktor TemperaturTinggi I, Jakarta,(1994). 2. BENEDICT,M., PIGFORD,"Nuclear Chemical Engineering",McGraw-Hill, New York, (1981).
Teknologi Proses
Busron Masduki, dkk
ProsidingPertemuandan Presentasillmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta14-15 ./uli 1999 ~
BukuII
157
3. MASDUKI, B., MASHUDI, "PengaruhVariabel timbulnya krad dilakukan lebih lanjut Operasipada EkstraksiUranium-Torium Secara dengan"onestagemixersettler". Sinambung MenggunakanPesawat Pengaduk Sigit Pengenap", makalah PPI PPNY BATAN, > Padakesimpulandikatakanbahwaterbentuknya (1998). krad adalah pada "stage" 6, 7 daD8. Sedang 4. RITCEY, G.M., WONG, E.W., "Influence of yang lain menyatakanbahwa tidak terbentuk Cations on Crud Fontllation in Uranium krad pada stage6, 7 dan 8. Mana yang benar, Circuits", NuclearExtractionProcess-III. mengapa dalam kesimpulan terdapat dua 5. ZIMMER, E., BORCHARDT, J., PRINTZ, G., pemyataanyangberlawanan? "Crud Formation in the Purex and Thorex Process",KFA Julich. Busron Masduki 6. SIDDALL III, T.H.,"A Rationalfor the Recovery ..c.. Pada penjelasan penyaji dalam of Irradiated Uranium and Thorium by Solvent pendahuluan faktor keasaman memegang Extraction", Proceeding of the International kunci pembentukan krad karena senyawa Conference on The Peacl~fulUses of Atomic pembentuk krad adalah DBP yang Energy, Held in Genewa,8 August-20 August merupakan hasil hidrolisis TBP oleh asam 1955,United Nations,New York, (1956) nitrat. Dari hipotesis tersebut memunculkan 7. RAINEY, R.H., MOOR~, J.G.,"Laboratory "stage" eksotraksoi 6, 7 dan 8 sebagai daerah Developmentof the Acid Thorex Processfor dengan keasaman, torium dan uranium Recovery of Thorium Reactor Fuel", Nuclear dengan kadar tinggi. Disimpulkan "stage" Scienceand Engineering,10,367-371(1961) ekstraksoi6, 7 dan 8 adalah kemungkinan
TANYA
daerah stage eksotraksoi terbentuknya krad Pengamatan lebih lanjut menunjukkan pada "stage" 6, 7 dan 8 belum muncul krad. Hal ini menunjukkan belum terbentuk DBP. Sekali "run" ekstraksoidalam waktu (5-6) jam belum cukup menghasilkan DBP untuk membentuk krad. Kalimat kedua bermaksoud menjelaskan mengapapada stage 6, 7 dan 8 belum terbentuk krad. Dengan demikian
JAWAB
Sugondo ~ Mengapa fokus penelitiall ditekankan pada variasi keasaman, tidak pada komposisi dan kondisi terbentuknya krad? Busron Masduki {.. Sudah dijelaskan penyaji, kemungkinan terbetuknya krad disE?babkan/dipicu oleh keasaman proses kare,ra asam nitrat dapat menghidrolisis TBP. Produk fisi zirkonium dapat membentuk senyawa Zr(DBP)4 agen pembentuk krad karena mempunyai sifat hidrophobik dan hidr~Dhilik Khusus pada proses Torex krad d,~at terbentuk oleh senyawa Th(DBP)4. Dari penjelasan tersebut kondisi .k:easaman proses memegang kunci pembE?ntukankrad karena agen pembentuk krad adalah DBP hasil hidrolisis TBP oleh luam nitrat. Profit distribusi keasaman, torium dan uranium akan memberikan ,sambaran daerah "stage" ekstraksi atau pencuci dengan keo~aman dan torium tinggi karena perubahan keasaman ~rmpan dan "stage" umpan. Dari peng,zlaman penelitian pembentukan krad dengan pesawat pengaduk pengenap, untuk efisiensi penggunaan bahan, ketE?litianhasil, kondisi dan penelitian ko""posisi penyebab
Busron Masduki, dkk
keduanya
benar
bertentanganlberlawanan secara utuh.
dan jika
tidak difahami
Damunir > Untuk memisahkantorium, uranium dan basil fisi pada bahan bakar bekas (U,Th)O2 banyak mengalamimasalah/kesulitan. > Apakah penelitian yang penyaji kembangkan dapatditerapkanpadabahanbakardiatas? > Bagaimanatara mengatasikesulitanmelarutkan bahanbakarbekas?
Teknologi Proses
Busron Masduki ..c.. Fase air yang digunakan dalam penelitian adalah larutan simulasi dengan kadar Th 8 -10 % tanpa hasil fisi. Pemisahan hasil fisi tidak mengalami kesulitan karena Kv-nya kecil sehingga pada sik/us I langsung terpisah kecuali hasil flSi Zr, Ru dan Nb. Walaupun kecil ketiganya dapat masuk ke lase organik, tingkat radiasi akan timbul dalam refabrikasi. Untuk memisahkan ketiganya (dari U dan Th) dengan proses khusus yakni Proses Torex dengan keasaman rendah dan atau tinggi. ..c.. Pelarutan bahan bakar bekas campuran dengan asam nitrat. Untuk memudahkan
ISSN 0216-3128
158
Prosiding Perlemuan danPresentasi llmiah P3TM-BATAN, Yogyakarla 14-15Juli 1999
BukuII
e~tra~i adalah bedateganganantar muka lase air dan lase organik cukup,sehingga setelah kedualase tersebutsetelah diaduk dapat segera mengenapdan tidak timbul emulsi. E~traktan TBP sudah diencerkan dengandodekan,sehinggateganganmuka antar lase cukup baik sehingga kemungkinan emulsi kecil. Pada teori terbentuknyakrad; krad terbentuk karena ada senyawa ZrO(DBP)] dan Th(DBP) 4. Secara teoritis krad akan berkurang pembentukannyahila agen pembentuknya (Zr/Th/DBP) berkurang. Oleh karena itu pengendalianpembentukankrad lebih pada pemanfaatanbahan bakar di teras reaktor, serta parameter proses pemisahan dan pemurniannya. Penyaji memperhatikan kemungkinanpenambahanbahanlain untuk menghilangkankrad; dengancatalan tidak menimbulkanproblema baru meningkatnya bahanpengotor.
pelarutan torium ditalnbahkan ion F untuk mencegah terbentukny'7 lapisan tipis oksida pada torium yang akan menyulitkan pelarutannya. Secara proses teknologi tidak ado kesulitan dalam pl~larutan bahan bakar
bekas. M. Setiadji ~ Mohon penjelasan perbedaan substantif antara penelitian ini dengan penelitian sebelurnnya. Kelihatannya baik bahan (urnpan), alat dan rnetodologinya sarna. ~ Mengapa dalam penelitian ini tidak dicantumkan % rekoverinya? Busron Masduki .{.- Penelitian tahun anggaran 1997/1998 bertujuan meneliti pengaruh variabel operasi terhadap %; rekoveri uranium maupun torium. Karena hasil ekstraksi mulai tampak kabut (krad) maka dengan data hasil penelitum tersebut diteliti kemungkinan terbentuknya krad. Profil distribusi keasaman don torium akan menunjuk daerah "stage" ekstraksi yang mungkin timbul krad .{.- % rekoveri sudah diperoleh pada penelitian tahun lalu, penelitian tahun ini lebih difokuskan pada pemb/~ntukankrad. R. Subagiono ~ Krad yang terbentuk dalam suatu ekstraksi adalah rase ketiga yang dapat rnengganggu arus aliran bahan. Untuk rnenghilangkan krad tersebut apakah dapat dilakukan dengan rnenambah bahan penl~encer lain selain kerosin/dodekan rnisal aseton, untuk rnenurunkan tegangan atltar rnuka? Mohon
Sunardjo );00Apa yang mendasari hubungan antara tingkat
keasaman dengan "stage" pada pesawat pengadukpengenap? Busron Masduki
..t;..Distribusi keasaman,torium dan uranium pada setiap "stage" pesawat pengaduk pengenaptidak merata.Denganmenentukan profil distribusinya,daerah pada "stage" e~tra~i yang tinggi kadar keasaman, torium dan uranium diketahui. Hidrolisis TBP terjadi dengantingkat keasamantinggi dan lama kontak. Dapat diduga daerah "stage" e~tra~i tersebut kemungkinan terjadinyakrad
tanggapan penyaji. Busron Masduk; .{.- Salah satu syarat aJ:ar suatu ekstraktan dapat digunakan ,rengan baik untuk
ISSN 0216-3128
Teknologi Proses
Busron Masduki, d~~k