PRINSIP DAN PRAKTEK REASURANSI JIWA In House Training – Nasional Re Reasuransi Jiwa Konvensional dan Syariah Jakarta, 13 Mei 2016 Oleh : Faried Susanto, SE, AAAIJ, FSAI, AIIS, CRMP
5/16/2016
1
Pengertian Reasuransi Reasuransi adalah : Suatu cara penanggung untuk mengurangi atau
memperkecil beban risiko yang diterima dengan mengalihkan seluruh atau sebagian risiko kepada pihak penanggung lain. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia
5/16/2016
2
Istilah • Ceding Company adalah perusahaan asuransi yang membutuhkan backup reasuransi dan istilah lain untuk Ceding Company adalah : ‒ Penanggung ‒ Cedant ‒ Direct Writing Company ‒ Asuradur ‒ Insurer ‒ Direct Writer, dan ‒ Direct Insurer Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia
5/16/2016
• Perusahaan yang menyediakan backup reasuransi disebut Reinsurer, dan biasa disebut juga dengan istilah : ‒ Penanggung ulang ‒ Reinsurance Company ‒ Reasuradur, dan ‒ Assuming Company
3
Fungsi Reasuransi • Sebagai tempat untuk penyebaran risiko (sharing of risk) • Meningkatkan kapasitas akseptasi penanggung • Memberikan perlindungan kepada penanggung dari kerugian underwriting • Sebagai pertukaran bisnis, menerima dan memberi salah satu pihak • Perusahaan Reasuransi dapat berfungsi sbg konsultan dan dapat memberikan bantuan teknis kepada perusahaan asuransi
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia
5/16/2016
4
Transaksi Reasuransi Transfer Risiko Accept Risiko Bayar Premi Reasuransi Bayar allowances (RI Com)
Bayar Klaim
Ceding Company Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia
5/16/2016
Reinsurer
5
BATAS RETENSI •
Batas retensi (retension limit) adalah sejumlah besaran risiko dari suatu perusahaan asuransi dimana jumlah risiko tersebut dapat ditahan sendiri tanpa backup reasuransi
• Perusahaan asuransi akan mereasuransikan jumlah risiko asuransinya bila melebihi batas retensinya
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia
5/16/2016
6
RECAPTURE • Seiring dengan berkembangnya perusahaan, biasanya batas retensi perusahaan asuransi pun ikut meningkat. • Berdasarkan alasan ini, kebanyakan perjanjian kerjasama reasuransi memperkenankan adanya recapture yaitu membolehkan ceding company mengambil kembali bagian yang di reasuransikan, dengan persyaratan tertentu. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia
5/16/2016
7
RETROCESSION • Seperti yang dilakukan perusahaan asuransi perusahaan reasuransi juga mungkin membutuhkan transfer risiko kepada perusahaan reasuransi lain dan transaksi ini dikenal dengan nama retrosesi. • Perusahaan yang menerima sebagian risiko dari reinsurer disebut dengan retrosesioner (retrocessionaire).
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia
5/16/2016
8
RETROCESSION • Contoh, suatu polis bernilai $1,000,000,dan $100,000 dapat ditahan sendiri oleh ceding company (retensi). Sisanya sebesar $900,000 dibackup oleh reasuradur. Namun Reasuradur hanya memiliki batas retensi sebesar $500,000, sehingga masih ada risiko sebesar $400,000 yang harus di backup reasuradur lain (retrosesioner). Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia
5/16/2016
9
Bagan Proses Reasuransi dan Retrosesi UP=1.000.000 100.000
500.000
Ceding Company
Reinsurer
Proses Reasuransi
400.000
900.000
400.000 Retro sesioner
Proses Retrosesi
Note : Reinsurer dan Retrosesioner jumlahnya dapat lebih dari satu perusahaan Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia
5/16/2016
10
Bagan Proses Reasuransi dan Retrosesi Reinsurer A
Retro sesioner 1
Reinsurer B Ceding Company
Retro sesioner 2
Reinsurer C
Retro sesioner 3
Reinsurer D Proses Reasuransi Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
Proses Retrosesi
11 11
Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi 1. Prinsip Itikad Baik 2. Prinsip Insurable Interest 3. Prinsip Ganti Rugi (Indemnitas) 4. Prinsip Subrogasi 5. Prinsip Kontribusi/Saling Menanggung 6. Prinsip Follow the Fortune
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
12
Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi Insurable Interest : Dalam Life Assurance Act 1774 (Gambling Act), menyatakan suatu larangan pembuatan/ penerbitan polis asuransi jiwa untuk orang atau orang-orang yang tidak mempunyai insurable interest, ini berarti bahwa dalam Asuransi Jiwa, Insurable Interest harus ada pada saat sebelum polis atau asuransi di terbitkan.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
13
Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi Dalam suatu kontrak asuransi jiwa, Insurable Interest biasanya dianggap ada apabila : 1. Ahli waris (beneficiary) akan menderita kerugian secara ekonomis karena meninggalnya Tertanggung; 2. Pihak2 yang terlibat dalam kontrak asuransi jiwa mempunyai suatu hubungan yang dekat baik berupa hubungan darah atau pernikahan. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
14
Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi Seorang Underwriter harus dapat membuktikan pemikiran logis dari suatu permohonan asuransi jiwa dengan cara menanyakan pertanyaan2 berikut : - “Would the beneficiary suffer a loss if the insured died prematurely?” - “Would the beneficiary be better off economically after the death of the insured?” - “If the beneficiary will be better off economically after the insured’s death than before, the insurable interest is questionable, and until the presence of insurable interest is definitely established, no insurance should be issued”. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
15
Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi Insurable Interest : Pemohon Third-party Selain ketentuan Insurable Interest sebelumnya, masih diperbolehkan untuk seseorang memohon aplikasi asuransi untuk “orang lain”. Calon Tertanggung harus memberikan persetujuan atas diterbitkannya asuransi tersebut. Tipe asuransi demikian dikenal dengan nama “asuransi pihak ketiga” (third-party insurance) Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
16
Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi Third-party : Business Relationship Beberapa contoh insurable interest dalam business relationship : - Suatu perusahaan memiliki insurable interest atas kehidupan staf kunci yang penting untuk keberlangsungan suksesnya bisnis. - Partner (mitra bisnis) memiliki insurable interest atas partner lainnya - Pemberi kredit (creditor) memiliki insurable interest atas kehidupan peminjam (Debtor) Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
17
TREATY REASURANSI • Automatic Treaty • Facultative Treaty • Facultative Obligatory-Treaty
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
18
Automatic Treaty Automatic Treaty adalah : perjanjian kerjasama dimana ceding company mensesikan sebagian bisnis asuransinya berdasarkan kriteria tertentu kepada reinsurer tanpa memerlukan persetujuan underwriting dari reinsurer terlebih dahulu.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
19
Automatic Treaty Dengan kontrak automatic treaty, reinsurer setuju untuk hal-hal sbb :
• Menerima seluruh yang disampaikan oleh ceding company sampai jumlah tertentu yang ditetapkan sesuai retensinya • Mengikuti ceding company berkaitan dengan asumsi underwriting yang ditetapkan ceding company untuk seluruh bisnis. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
20
Automatic Treaty Automatic Binding Limit : Suatu besaran jumlah risiko dimana reinsurer akan wajib menerima jumlah risiko tersebut tanpa bukti pertanggungan (evidence of insurability). Biasanya Automatic Binding Limit dinyatakan dalam berapa kali batas retensi ceding company. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
21
Automatic Treaty (sering disebut dengan Treaty saja)
Misal, ceding company mempunyai batas retensi $100.000,-, dan mempunyai automatic treaty dengan reinsurer untuk menerima risiko sd $500.000, tanpa bukti pertanggungan, dan sejumlah $400.000 akan menjadi bagian reinsurer. Hal semacam ini disebut dengan automatic binding limit 4x batas retensi ceding company. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
22
Automatic Treaty (sering disebut dengan Treaty saja)
Contoh : - Perusahaan Asuransi Jiwa ABC menjual polis asuransi individu sebesar $1,000,000 dan perusahaan hanya mempunyai limit retensi sebesar $100,000. - Perusahaan tersebut melakukan kerjasama dengan 2 reasuradur dan melakukan bind atas reinsurer pertama sebesar $400,000 dan kemudian melakukan bind kembali atas tambahan $500,000 dari reinsurer kedua.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
23
Contoh Ketentuan dalam Auto-Treaty Di dalam sebuah perjanjian kerjasama automatic treaty terdapat ketentuan2 seperti sebagai berikut : 1. Maksimum Uang Pertanggungan Rp. 5 Milyar. 2. Usia masuk (entry age) maksimal 65 tahun 3. Persyaratan underwriting ditentukan sesuai kesepakatan kedua belah pihak 4. Rate premi sesuai dengan rate premi sesuai kesepakatan kedua belah pihak
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
24
Facultative Treaty (sering disebut dengan Facultative saja)
Di dalam kontrak Facultative berlaku bahwa apabila suatu penawaran dilakukan oleh ceding company, di dalam kontrak tersebut membolehkan hal-hal sebagai berikut : • ceding company mempertimbangkan apakah akan meminta reinsurer untuk melakukan cover risikonya, • reinsurer dapat mempertimbangkan apakah dapat ikut berpartisipasi dalam risiko tersebut, dan • ceding company dapat mempertimbangkan untuk menerima keputusan reinsurer atas risiko yang ditawarkannya. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
25
Facultative Treaty Reinsurer dapat mempertimbangkan untuk menerima (accept) atau menolak (decline) risiko yang ditawarkan ceding company. Tidak seperti pada automatic treaty, di dalam facultative treaty, reinsurer dapat melakukan hal berikut : • Melakukan proses underwriting atas kasus per kasus • Menetapkan klasifikasi risiko, dan • Dapat melakukan keputusan berdasarkan pedoman underwriting dan ketentuan tersendiri Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
26
Facultative - Obligatory Treaty Dengan kontrak Facultative Obligatory Treaty maka : • Ceding Company boleh (tidak wajib) memberikan sesi kepada reinsurer, dan • Reinsurer wajib menerima sesi berdasarkan penilaian underwriting dari ceding company sd jumlah yang disepakati dalam treaty, jika reinsurer memiliki kapasitas. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
27
Facultative – Obligatory Treaty • Di dalam kontrak Fac-Ob Treaty, apabila reinsurer tidak memiliki kapasitas yang memadai dan tidak dapat meng-accept risiko dari ceding company, maka reinsurer harus memberitahukan kepada ceding company segera. • Jika reinsurer tidak menyampaikan pemberitahuan dalam waktu yang ditentukan, maka reinsurer secara otomatis dianggap menyetujui risiko yang ditawarkan ceding company. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
28
Type of Reinsurance Coverage
Type of Reinsurance
Non Proportional
Proportional
Quota Share
Surplus/ Excess of Retention
Excess of Loss: 1. Working XOL 2. Cat XOL
Stop Loss
Aggregate XOL
1. Excess QS 2. First Dollar QS Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
29
Type of Reinsurance Coverage 1. Proportional Reinsurance adalah : jenis coverage reasuransi untuk jumlah tertentu dimana ceding company dan reinsurer sepakat untuk membagi premi dan klaim berdasarkan jumlah atau persentase tertentu. Contoh, ceding company dan reinsurer sepakat bahwa reinsurer akan menerima bagian 60% dari UP semua produk whole life sampai limit tertentu. Apabila sebuah polis dengan UP $1.000.000 di reasuransikan, maka reinsurer akan mendapat bagian sebesar 60% x $1.000.000 = $600.000 Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
30
Type of Reinsurance Coverage 2. Nonproportional Reinsurance adalah : salah satu jenis coverage reasuransi yang dirancang untuk memproteksi ceding company terhadap fluktuasi dalam hal pengalaman loss atau dari loss ratio yang tinggi yang berasal dari underwriting yang buruk dan bentuk-bentuk lain kesalahan pengelolaan. Seperti contoh, reinsurer sepakat membayar seluruh klaim di atas jumlah Rp 50 juta yang diajukan berdasarkan jenis coverage dan di dalam periode waktu tertentu.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
31
PLAN-PLAN REASURANSI • Yearly Renewable Term (YRT) • Coinsurance • Modified Coinsurance Ketiga jenis plan di atas termasuk dalam jenis proportional reinsurance
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
32
Yearly Renewable Term (YRT) • Yearly renewable term (YRT) adalah suatu jenis kontrak reasuransi proportional dimana ceding company membeli sejumlah cover asuransi yang sama dengan Net Amount at Risk (NAR) pada porsi yang direasuransikan dari sebuah polis untuk tarip premi jangka waktu tahunan. • Net Amount at Risk (NAR) untuk polis asuransi jiwa adalah manfaat kematian dari suatu polis dikurangi dengan nilai tunai atau cadangan premi nya. NAR = Manfaat Kematian – Nilai Tunai/Cadangan Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
33
Yearly Renewable Term (YRT) Contoh Tabel Decreasing Net Amount at Risk
Year
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
Date
NAR
1
01/01/2013
2.908.000
2
01/01/2014
2.734.000
3
01/01/2015
2.550.000
4
01/01/2016
2.354.000
5
01/01/2017
2.147.000
6
01/01/2018
1.926.000
7
01/01/2019
1.725.000
8
01/01/2020
0
34
Yearly Renewable Term (YRT) Net Amount at Risk UP
Net Amount at Risk (NAR)
Nilai Tunai/Cadangan 0
1
2
3
4
5
6
7
8
NAR = UP – Nilai Tunai/Cadangan Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
35
Yearly Renewable Term (YRT) Contoh perhitungan premi reasuransi dengan metode YRT : Polis Endowment, x=30, n=8
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
Year
Age
Rate Premi YRT (%o)
NAR (Rp)
Premi (Rp.)
1
30
0.90
2.908.000
2.617,20
2
31
1.00
2.734.000
2.734,00
3
32
1.20
2.550.000
3.060,00
4
33
1.30
2.354.000
3.061,20
5
34
1.42
2.147.000
3.048,74
6
35
1.57
1.926.000
3.023,82
7
36
1.63
1.725.000
2.811,75
8
37
1.89
0
0,00
36
Coinsurance Coinsurance adalah suatu jenis kontrak reasuransi proporsional dimana ceding company dan reinsurer membagi kewajiban pertanggungan termasuk death benefit dan nonforfeiture value (nilai tebus), dan kewajiban untuk membentuk cadangan. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
37
Coinsurance Contoh, batas retensi ceding company Rp.100.000, mengeluarkan polis senilai Rp.250.000,- dan membeli backup reasuransi dalam bentuk coinsurance sebesar Rp.150.000,- Maka sepanjang kontrak polisnya reinsurer berhak menerima tiga per lima (150.000/250.000) dari gross premi dikurangi biaya2 ceding company.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
38
Coinsurance Demikian juga, reinsurer mempunyai kewajiban untuk membayar 3/5 dari jumlah klaim, nilai tebus, dividen polis yang dibayarkan, dan bertanggung jawab menjaga cadangan polis yang dibutuhkan. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
39
Coinsurance UP : 250.000 Retensi : 100.000 Bagian Reinsurer : 150.000 Year
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
Premi
Biaya
CONTOH
Net Premi
Share Reinsurer
Premi Reins’r
Klaim Reinsurer
1
50000
10000
40000
3/5
24000
150000
2
50000
5000
45000
3/5
27000
150000
3
50000
5000
45000
3/5
27000
150000
4
50000
5000
45000
3/5
27000
150000
5
50000
5000
45000
3/5
27000
150000
40
Modified Coinsurance Modified Coinsurance (Modco) adalah suatu jenis kontrak reasuransi proporsional yang mengakomodasi kerugian pada metode coinsurance dari sisi ceding company.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
41
Modified Coinsurance Seperti pada coinsurance, dengan metode Modco, reinsurer menerima sebagian dari porsi premi ceding company dan sepakat untuk berkontribusi secara proporsional pada seluruh manfaat polis.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
42
Modified Coinsurance Pada akhir tahun, reinsurer mentransfer kembali ke ceding company sejumlah yang sama dengan kenaikan cadangan untuk porsi polis yang direasuransikan, dikurangi bunga yang diperoleh ceding company pada cadangan untuk porsi tersebut. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
43
Modified Coinsurance Keuntungan metode Modco adalah • ceding company dapat melakukan control cadangan untuk tujuan investasi perusahaan. • metode Modco dapat membantu perusahaan kecil memupuk asetnya lebih cepat daripada menggunakan metode coinsurance biasa. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
44
Metode Proportional Reinsurance Dalam kerjasama reasuransi biasanya selalu ditentukan metode untuk menetapkan jumlah pertanggungan yang di sesikan melalui reasuransi proportional. Ada 2 metode yang sangat umum dipakai yaitu : 1. Quota Share 2. Surplus atau Excess of retention
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
45
Metode Proportional Reinsurance 1. Metode Quota Share : adalah salah satu metode penempatan sesi dari ceding company kepada reinsurer dengan cara menahan persentase tertentu dari risiko dan mensesikan persentase sisanya kepada satu atau lebih reinsurer. Ada 2 bentuk quota share : a. Excess quota share; b. First dollar quota share. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
46
Metode Proportional Reinsurance a. Excess Quota Share : ceding company menahan penuh batas retensi dan mensesikan risiko sisanya kepada 2 atau lebih reinsurer berdasarkan persentase. Contoh, suatu polis bernilai Rp. 500.000,ditahan oleh ceding company sesuai dengan batas retensinya Rp. 200.000,-. Ada 2 reinsurer yang mendapat sesi sebesar Rp. 300.00,- ini. Reinsurer A mendapat 40% (Rp. 120.000) dan Reinsurer B 60% (Rp. 180.000). Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
47
Metode Proportional Reinsurance b. First
Dollar Quota Share : ceding company mensesikan persentase tertentu dari seluruh risiko kepada reinsurer, dimana ceding company mensesikan pertanggungannya dari jumlah rupiah pertama (first dollar).
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
48
Metode Proportional Reinsurance Contoh, ceding company menetapkan quota share dengan Reinsurer A dan Reinsurer B. Ceding Company sepakat untuk menahan 20% untuk setiap risiko, Reinsurer A 35% dan Reinsurer B 45%.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
49
Metode Proportional Reinsurance 2. Metode Excess of Retention : ceding company mensesikan jumlah tertentu dari pertanggungan yang melebihi batas retensinya.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
50
Metode Proportional Reinsurance Contoh, Ceding Company mempunyai batas retensi Rp.500.000,-. Ceding Company tersebut mempunyai dua kontrak treaty untuk perusahaan reasuransi yang berbeda, Reinsurer A dan Reinsurer B. • Reinsurer A sepakat untuk mengambil excess retensi sd Rp.2 juta, dan • Reinsurer B dapat mengambil bagian excess retensi di atas Rp. 2 juta tetapi tidak melebihi Rp. 5 juta. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
51
Metode Proportional Reinsurance
•
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
Apabila ceding company menjual polis sebesar Rp. 3 juta, maka ceding company tersebut akan menahan risiko sebesar Rp.500.000,• Reinsurer A mengambil bagian Rp. 2 juta dan • Reinsurer B sisanya sebesar Rp. 500.000,-
52
Jenis Plan Reasuransi yang Lain • Nonproportional Reinsurance • Pool Reinsurance
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
53
Non Proportional Reinsurance 1.Excess of Loss a.Working Excess of Loss b.Catastrophical Excess of Loss 2.Stop Loss, dan 3.Aggregate Excess of Loss
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
54
Non Proportional Reinsurance 1. Excess of Loss • Yaitu jumlah jaminan kerugian yang menjadi beban penanggung ulang setelah underlying net retension, misalnya Rp. 250.000.000 in excess of Rp. 100.000.000 • Dalam hal terjadi kerugian sebesar Rp. 350.000.000, maka yang menjadi tanggung jawab reinsurer adalah Rp. 250.000.000 • Kemudian dalam hal terjadi kerugian adalah sebesar Rp. 100.000.000, maka reinsurer bebas dari tuntutan ganti kerugian. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
55
Non Proportional Reinsurance • Namun, apabila terjadi kerugian adalah Rp. 400.000.000, maka reinsurer hanya membayar sebesar Rp. 250.000.000, dan penanggung kembali menanggung sisanya sebesar Rp. 50.000.000,sehingga penanggung menanggung total kerugian Rp. 150.000.000.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
56
Non Proportional Reinsurance
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
• Apabila penanggung ingin agar kelebihan kerugian yang melampaui batas jumlah tanggung jawab tertinggi penanggung ulang juga dijamin oleh penanggung ulang, maka penanggung harus membeli jaminan tambahan sampai dengan jumlah tertentu yang disebut second layer. Sementara jaminan pertama tadi disebut first layer. • Besar premi yang harus dibayar untuk jaminan second layer ini biasanya lebih besar dari premi untuk first layer. 57
Non Proportional Reinsurance 2.Stop Loss : Adalah suatu kontrak non proportional yang memberi suatu jaminan kepada penanggung atas kerugian yang melebihi jumlah kerugian yang diperjanjikan untuk jenis kelas bisnis tertentu. Tanggung jawab penanggung ulang juga terbatas pada suatu limit tertentu. Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
58
Non Proportional Reinsurance Limit tanggung jawab penanggung dalam kontrak stop loss ini dinyatakan dalam tingkat loss ratio selama tahun tertentu, misalnya 80%. Demikian juga limit tanggung jawab penanggung dapat disepakati kedua pihak misalnya 50%.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
59
Non Proportional Reinsurance Jadi menurut kontrak tersebut, pihak penanggung ulang tidak akan menanggung membayar ganti rugi sebelum limit loss ratio mencapai lebih dari 80%. Jika misalnya terjadi loss ratio sampai dengan 120%, maka penanggug ulang akan membayar ganti kerugian sebesar 40% untuk jenis kelas bisnis yang diperjanjikan.
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
60
Non Proportional Reinsurance 3. Aggregate Excess of Loss
Dalam aggregate excess of loss prinsipnya memiliki cara kerja seperti pada stop loss ratio, tetapi limit jaminan kerugian yang ditanggung oleh penanggung ulang tidak dinyatakan dalam jumlah persentase loss ratio melainkan dalam sejumlah uang, misalnya jaminan kerugiannya Rp.1.000.000.000 yang melebihi (in excess of) Rp. 2.000.000.000,Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
61
Non Proportional Reinsurance Apabila penanggung mengalami kerugian hanya sampai dengan Rp. 2.000.000.000,- maka tidak ada kewajiban penanggung ulang untuk membayar kewajibannya. Apabila kerugian mencapai Rp. 3.000.000.000,maka penanggung ulang wajib membayar Rp. 1.000.000.000,-
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
62
Copyright © 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia 5/16/2016
63