PREFERENSI KUPU-KUPU FAMILIA NYMPHALIDAE DAN LYCAENIDAE PADA TUMBUHAN DI WISATA AIR TERJUN COBAN RAIS KOTA BATU, JAWA TIMUR Lelly Dwi Arrummaisha, Sofia Ery Rahayu, Sulisetijono Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang Email korespondensi:
[email protected] ABSTRACT: Information about Preferences butterfly of family Nymphalidae and Lycaenidae in Waterfall Coban Rais Travel is still lacking. The purpose of this study is to determine the species of butterfly family Nymphalidae and Lycaenidae in plants and their preferences in Coban Rais Waterfall. Descriptive exploratory study, conducted in February 2014 at the point transect method (Bismark, 2011). Butterfly caught using insect nets, and the preference observations using a binocular. The results were obtained comprising 12 species from family Nymphalidae (10 species) and Lycaenidae (2 species). Plants are used as the preference by the butterfly familia Papilionidae and Pieridae in Coban RaisWaterfall totaling 13 species. Butterflies family Nymphalidae and Lycaenidae many perch on Chromolaena odorata plants, Eupatorium riparium, and Imperata cylindrica and usingAgeratum conyzoides, Bidens pilosa, Eupatorium inulifolium, Melastoma malabathricum, and Stachytarpeta indica as foodplant. Keywords: Butterfly, Family Nymphalidae, Family Lycaenidae,Preferences, Coban Rais
Kupu-kupu merupakan salah satu kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia.Dari perkiraan 17.500 jenis kupu-kupu di dunia, tak kurang dari 1.600 jenis diantaranya tersebar di Indonesia.Kekayaan jumlah jenis ini hanya tertandingi oleh Negara-negara tropis di Amerika Selatan, seperti Peru dan Brazil yang mempunyai sekitar 3.000 jenis (Peggie, 2008).Keadaan alam Indonesia dengan iklim tropik menjadi habitat yang cocok bagi perkembangan berbagai spesies kupu-kupu, yang diperkirakan sekitar 4.000-5.000 spesies, namun, sampai saat ini baru sekitar setengahnya yang sudah diketahui spesiesnya (Tsukada & Nishiyama, 1982). Indonesia memiliki jumlah jenis kupu-kupu yang cukup banyak dan diperkirakan berjumlah 2500 jenis.Beberapa spesies di antaranya telah punah.Beberapa lagi dilindungi sebagai satwa langka, termasuk jenis kupu-kupu paling besar dan langka di dunia.Di Jawa dan Bali saja tercatat 600 spesies kupu-kupu (Soekardi, 2007), namun belum ada data yang lengkap mengenai jumlah spesies kupu-kupu khususnya wilayah Jawa Timur. Keberadaan kupu-kupu sangat tergantung kepada daya dukung habitatnya, yaitu habitat yang memiliki komponen hostplant dan foodplant.Hostplant adalah tumbuhan inang yang menjadi makanan larva dan foodplantadalah tumbuhan yang menjadi makanan kupukupu dewasa. Apabila salah satu, atau bahkan kedua komponen tersebut tidak ada, maka kupu-kupu jelas tidak bisa melangsungkan kehidupannya (Shalihah dkk., 2012). Coban Rais merupakan salah satu wisata air terjun yang terdapat di Desa Oro-Oro Ombo Kota Batu Jawa Timur. Secara pengelolaan hutan terletak di petak 221 & 225, Resort Polisi Hutan (RPH) Oro-oro ombo, Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Pujon, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)Malang dengan luas baku 4,5 ha. Terletak pada ketinggian 850 mdpl dengan suhu 18 – 230C dengan topografi berbukit dan curah hujan rata-rata 1.500 mm/tahun dan termasuk kelas hutan lindung pinus dan rimba campur. Jarak terdekat dari kota Batu ± 6 km (Perhutani, 2012).Wisata air terjun tersebut tergolong masih alami dan masih belum banyak terjamah manusia.Kondisi dan vegetasi yang alami tersebut memungkinkan dilakukanya penelitian mengenai preferensi kupu-kupu terhadap tumbuhan. Penelitian yang dilakukan Eka dkk. (2012) mengenai komunitas kupu-kupu di UI Depok menyebutkan bahwa spesies Ypthima philomela pada tumbuhan familia Poaceae dan
1
2
Zizinia otis pada tumbuhan polong (Fabaceae). Penelitian mengenai identifikasi dan keanekaragaman jenis kupu-kupu banyak dilakukan, namun penelitian yang mengkhususkan pada preferensi spesies tumbuhan kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae di Wisata Air Terjun Coban Rais belum dilakukan. Kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae ini memiliki ciri khas yang berbeda.Familia Nymphalidae memiliki ukuran sedang hingga besar dengan corak warna yang tidak terlalu mencolok yang didominasi warna abu-abu, hitam, coklat, dengan corak putih.Selain itu ada beberapa spesies berukuran besar yang memiliki warna terang contohnya Danainae.Familia Lycaenidae berukuran kecil dengan corak metalik, biru, atau ungu. Diketahuinya tumbuhan yang menjadi preferensi bagi kupukupu ini akan menunjang kajian konservasi terhadap keberadaan kupu-kupu. METODE Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif.Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Juni 2014, sedangkan penangkapan kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae dilakukan pada bulan Pebruari 2014 di Wisata Air Terjun Coban Rais. Identifikasi dan analisis data dilakukan di Laboratorium Biologi, Universitas Negeri Malang.Lokasi penelitian yaitu di sepanjang jalan menuju Wisata Air Terjun Coban Rais dengan menggunakan metode transek titik (Bismark, 2011). Pengambilan sampel kupu-kupu dan pengamatan preferensi kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae dilakukan di setiap titik transek. Kelima titik pengamatan ini dipilih di daerah yang banyak terdapat kupu-kupu.Batas radius pengamatan sekitar 10 meter dari titik pengamat berdiri.Sedangkan jarak antar transek titik sekitar 500 meter.Preferensi diamati pada pukul 08.00-12.00 yang tersebar di 5 titik dengan cara mengamati dan mencatat semua kupu-kupu yang terlihat sedang hinggap pada tumbuhan yang berada di titik lokasi tersebut dengan kisaran waktu 10-20 menit. Tumbuhan preferensi yang diamati meliputi tumbuhan pakan dan tumbuhan inang.Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan dengan interval ulangan setiap satu minggu sekali.Sebelum melakukan pengamatan, dilakukan pengukuran faktor abiotik di setiap titik pengamatan. Pengukuran faktor abiotik meliputi suhu, intensitas cahaya, dan kelembapan udara. Penangkapan kupu-kupu dilakukan dengan menggunakan jaring serangga. Kupu-kupu yang telah ditangkap akan dilakukan pengawetan dan dilanjutkan dengan proses identifikasi. Pengamatan kupu-kupu dibatasi pada morfologi luar kupu-kupu.Kupu-kupu yang telah diamati kemudian diidentifikasi dengan cara mencocokkan bentuk serta corak sayap kupukupu dan dibandingkan dengan buku Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Garden (Peggie & Amir, 2006)The Butterfly of Australia (Orr & Kitching, 2010), dan The Complete Field Guide to Butterflies of Australia (Braby, 2004). Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan mengamati ciri-ciri morfologi yang meliputi habitus, perakaran, batang, daun, bunga, buah dan biji. Buku yang digunakan untuk identifikasi tumbuhan adalah Flora untuk Sekolah di Indonesia (Steenis, 1975) dan The Mountain Flora of Java (Steenis, 1972). Data mengenai spesies kupu-kupu dan preferensi kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae pada tumbuhan kemudian dianalisis secara deskriptif. HASIL Pengukuran faktor abiotik juga dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan yang sesuai untuk habitat kupu-kupu.Kondisi lingkungan di Wisata Air Terjun Coban Rais disajikan pada Tabel 1seperti berikut.
3
Tabel 1. Faktor Abiotik Lokasi Penelitian di Coban Rais No 1 2 3
Faktor Abiotik Suhu Udara Intensitas Cahaya Kelembapan Udara
Rerata Nilai 26,2°C 418,2 x 100 lux 61,6 %
Dari hasil pengamatan pada 5 sektor lokasi pengamatan, ditemukan 12 spesies kupukupu yang terdiri atas 10 spesies dari familia Nymphalidae yaitu Lethe confusa, Neptis hylas, Ypthima philomela, Ypthima pandacus, Mycalesis horsfieldi, Ariadne ariadne, Polyura hebe, Mycalesis sudra, Hypolimnas Bolina, dan Acraea issoria, dan 2 spesies Lycaenidae yaitu Zizinia otis, dan Heliophorus epicles, serta 13 jenis tumbuhan yang menjadi preferensi kupukupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae. Keberadaan kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae di Wisata air Terjun Coban Rais ini selain dikarenakan habitat yang masih alami juga karena faktor abiotik yang mendukung. Kisaran faktor abiotik yang diperoleh dari hasil pengukuran dilapangan adalah 46-80% untuk kelembaban, 220 C - 290 C untuk suhu, dan 321735 x 100 untuk intensitas cahaya. Dari data dapat diketahui bahwa tumbuhan pakan yang menjadi preferensi kupu kupu familia Nymphalidae di Wisata Air Terjun Coban Rais adalah tumbuhan dari suku Asteraceae, Verbenaceae, Athyriceae, Urticaceae, Araceae, Mimosaceae, Melastomataceae, Solanaceae dan Poaceae. Dari suku Asteraceae meliputi spesies Ageratum conyzoides, Bidens pilosa, Chromolaena odorata, Tithonia diversifolia, dan Eupatorium riparium. Suku Verbenacea meliputi Stachytarpeta indica. Suku Athyriceae, Urticaceae, Araceae, Mimosaceae, Poaceae, Melastomataceae, dan Solanaceae berturut-turut meliputi Athyrium sp., Laportea canadensis, Colocasia giganteum, Mimosa pudica, Imperata cylindrica, Melastoma malabathricum , dan Brugmansia suaveolens. Tumbuhan yang banyak didatangi oleh kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae sebagai tempat hinggap antara lain Imperata cylindrica, Chromolaena odorata dan Eupatorium riparium, sedangkan tumbuhan yang banyak didatangi oleh kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae sebagai tempat pakan antara lain Ageratum conyzoides, Bidens pilosa, Chromolaena odorata, Melastoma malabathricum, dan Stachytarpeta indica. PEMBAHASAN Preferensi kupu-kupu terhadap tumbuhan adalah kecenderungan atau ketertarikan kupu-kupu terhadap tumbuhan. Kupu-kupu menggunakan tumbuhan sebagai tempat hinggap, tumbuhan pakan, (foodplant), atau tumbuhan inang (hostplant). Dari hasil penelitian di Wana Wisata Coban Rais ditemukan 10 spesies familia Nymphalidae dan dua spesies familia Lycaenidae yang tumbuhan preferensinya berhasil teramati. Untuk tumbuhan preferensi sendiri sebanyak 13 spesies tumbuhan. Kupu-kupu dengan jenis yang berbeda memiliki tumbuhan tempat hinggap atau tumbuhan pakan yang berbeda walaupun masih dalam satu familia. Hasil penelitian dilapangan diketahui bahwa kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidaebanyak mengunjungi tumbuhan Eupatorium inulifolium Kunth, Eupatorium riparium Regel, dan Imperata cylindricaL. Ketiga tumbuhan ini berasal dari familia yang berbeda, yaitu Asteraceae dan Poaceae. Ketiga tumbuhan ini banyak digunakan kupu-kupu untuk hinggap. Kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidaemenggunakan tumbuhan Stachytarpeta indica(L) Vahl, Bidens pilosa L, Ageratum conyzoidesL, Eupatorium inulifolium Kunth dan Melastoma malabathricum L. sebagai tumbuhan pakan. Tumbuhan ini berasal dari familia Asteracea, Verbenaceae, dan Melastomaceae.
4
Kupu-kupu familia Nymphalidae mendatangi tumbuhan Imperata cylindrica L. dengan frekuensi yang tinggi. Menurut Peggie (2004) kupu-kupu familia Nymphalidae yang memiliki tumbuhan preferensi dari familia Poaceae antara lain Junonia atlites, Lethe manthara, Melanitis leda, Melanitis zitenius, Melanitis phedima, Mycalesis horsfieldi, Mycalesis janardana, Mycalesis mineus, Ypthima horsfieldii, dan Ypthima phylomela. Imperata cylindrica L. adalah salah satu tumbuhan dari familia Poaceae yang terdapat di Wisata Air Terjun Coban Rais. Kehadiran kupu-kupu Nymphalidae dengan frekuensi yang tinggi pada Eupatorium inulifoliumKunth, Eupatorium ripariumL., Bidens pilosaL.,Ageratum conyzoides L. sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dendang (2009), yang menjelaskan tumbuhan inang dari famili Nymphalidae yaitu Annonaceae, Asteraceae, Moraceae, Rubiaceae dan Anacardiaceae. Menurut Peggie (2004) dalam bukunya Panduan Praktis Kupu-Kupu Di Kebun Raya Bogor spesies Zizinia otis Fabricus memiliki foodplant tumbuhan dari familia Papilionaceae dan Mimocaseae namun di Wisata Air Terjun Coban Rais ini Zizinia otis Fabricus diketahui mengunjungi tumbuhan dari familia Asteraceae (Eupatorium riparium Regel), Verbenaceae (Brugmansia suaveolens (Humb. & Bonpl. Ex Willd) Bercht & J. Presl) dan Poaceae (Imperata cylindrical L.). Perbedaan ini dapat diakibatkan vegetasi dan kondisi alam yang berbeda. Kupu-kupu memilih tumbuhan sebagai pakan, hinggap maupun inang berdasarkan interaksi antara kupu-kupu pada tumbuhan begitu pula sebaliknya. Menurut Gombert dkk (2005) kupu-kupu akan tertarik mendatangi bunga sebagai sumber nektar atau makananya berdasarkan tiga karakteristik yaitu bentuk bunga, warna, dan aroma. Sedangkan menurut Sodiq (2005) tiga karakteristik visual tumbuhan yang menyebabkan suatu tumbuhan dipilih oleh serangga untuk meletakkan telur maupun makan adalah ukuran, bentuk dan kualitas warna. Pemilihan inang oleh serangga dilakukan dengan beberapa cara seperti melalui penglihatan (visual), penciuman (olfaktori), pencicipan (gustatory), dan perabaan (taktil) (Shodiq, 2005). Kupu-kupu dalam proses menemukan tumbuhan yang akan digunakan sabagai pakan atau inang dibantu oleh indra yang bernama kemoreseptor. Shodiq (2005) menjelaskan bahwa kemoreseptor adalah indra yang berfungsi untuk menerima energy yang berupa molekul kimia. Indra peraba dan penciuman termasuk dalam golongan ini. Kemoreseptor umumnya terpusat pada antenna, alat mulut, dan tarsi (Wigglesworth, 1972). Olfakto reseptor yang termasuk dalam golongan ini merupakan indra yang salah satunya berfungsi sebagai tanggap terhadap makanan. Organ ini berupa Olfakto Reseptor Neuron (ORN).ORN ini pada kebanyakan serangga termasuk kupu-kupu ditemukan pada dua pasang bilateral simetris organ penciuman, antenna dan palpus rahang atas. (Hallem dkk.,, 2006). Permukaan organ penciuman ditutupi dengan rambut sensorik disebut sensilla, yang berisi dendrit ORN (Hallem dkk., 2006). Serangga mempunyai indra penciuman dan indra perasa, tetapi untuk mendeteksi suatu senyawa kimia dengan dendrit organ-organ penerima (Dethier, 1963 dalam Atkins, 1980). Indra perasa maupun penciuman pada serangga termasuk kupu-kupu bekerja secara spesifik. Indra penciuman bekerja secara spesifik menangkap dan menerima senyawasenyawa dalam bentuk gas, sedangkan indra perasa spesifik menangkap dan menerima senyawa dalam bentuk cairan atau padat. Wingglessworth (1972) menyebutkan bahwa kemoreseptor dicirikan oleh ujung-ujung syaraf yang halus sekali yang berhubungan dengan udara luar melalui pori-pori pada kutikula. Kutikula ini tipis halus dan mempunyai struktur seperti saringan. Tiap indra penciuman terdiri dari satu atau lebih saraf-saraf penerima. Saraf-saraf ini memiliki dendrit yang berhubungan dengan struktur kutikula dan benang-benang saraf yang meneruskan rangsang ke sistem saraf pusat. Serangga dapat menerima rangsang bila terjadi
5
kontak antara saraf pusat. Serangga dapat menerima rangsang bila terjadi kontak antara molekul-molekul gas dengan dengan dendrit. Rangsangan dari dendrit kemudian diteruskan ke tubuh sel, lalu ke sistem saraf pusat melalui benang saraf (Atkins, 1980). Tanggapan dapat berupa ketertarikan serangga pada sumber-sumber bau-bauan tersebut.Sistem saraf penciuman terdiri dari neuron penerima rangsang, neuron penyalur, dan neuron perantara (Atkins,1980). Indra lain pada kupu-kupu yang berfungsi untuk mengenali tumbuhan adalah fotoreseptor. Fotoreseptor ini adalah indera yang berfungsi untuk menerima cahaya. Mata majemuk, mata tunggal dan stema adalah indra yang digunakan serangga untuk berkomunikasi secara visual dengan tumbuhan. Shodiq (2005) menjelaskan bahwa serangga hanya mampu menerima dan merespon cahaya dengan panjang gelombang antara 300-400 mµ (warna mendekati ultraviolet) sampai 600-650 mµ (warna jingga). Diantara beberapa warna spectrum cahaya tersebut, ada dua yang menghasilkan respon paling tinggi pada serangga yaitu cahaya mendekati ultraviolet (350 mµ). Serangga walaupun memiliki indera berupa mata namun tidak dapat membedakan bentuk secara sempurna. Meskipun tidak dapat membedakan bentuk segitiga, persegi, atau lingkaran dengan baik namun serangga dapat membedakan bentuk berupa pecahan atau kepingan. Bunga yang terdiri dari beberapa bagian bunga seperti sepal dan petal, tidak lain berupa bayangan yang berkelip dan hal itu dapat menjadi isyarat bahwa terdapat nektar pada lokasi tersebut. Ketertarikan kupu-kupu pada tumbuhan selain karena kemampuanya untuk mengenali tumbuhan dengan beberapa indra juga dikarenakan adanya interaksi yang dilakukan tumbuhan itu sendiri. Hal ini dilakukan tumbuhan untuk menarik serangga agar mendekat. Tumbuhan dapat menarik kehadiran serangga termasuk juga kupu-kupu dengan warna pada bunga, aroma dan betuk bunga. Warna-warna yang cerah dapat menarik perhatian kupu-kupu agar mendekat, selain itu aroma khas pada bunga maupun tumbuhan serta bentuknya. Hubungan antara bunga dengan kupu-kupu ini antara lain disebabkan oleh atraktan. Atraktan berupa serbuk sari dan bakal madu atau nektar merupakan sumber nutrisi yang digunakan kupu-kupu untuk makanannya sehingga kupu-kupu dapat melangsungkan kehidupanya.Lethe confuse Aurivillius memiliki lebih dari satu tumbuhan pakan dan dapat hinggap pada banyak tumbuhan. Beberapa spesies kupu-kupu merupakan polifagus dimana dapat makan lebih dari satu jenis nectar pada tumbuhan, namun Lethe confuse Aurivillius belum diketahui secara pasti merupakan spesies kupu-kupu polifagus, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa bunga yang ditemukan di Wisata Air Terjun Coban Rais menjadi preferensi bagi beberapa spesies kupu-kupu dari familia Nymphalidae dan Lycaenidae.Ageratum conyzoides L., Bidens pilosa L, Eupatorium inulifoliumKunth, dan Stachytarpeta indica(L) Vahl. merupakan tumbuhan preferensi yang digunakan sebagai pakan bagi kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae. Keempat tumbuhan ini memiliki bau yang khas yang dapat menarik perhatian kupu-kupu. Stachytarpeta indica(L) Vahl. mengandung senyawa aktif dalam bentuk metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, saponin, triterpenoid, akirantin, dan lain-lain. Terpenoid dalam tumbuhan antara lain berupa minyak atsiri yang menyebabkan bau yang khas pada tumbuhan (Utami,2012). Ageratum conyzoides L., Bidens pilosaL., dan Eupatorium inulifolium Kunth. juga mengandung minyak atsiri yang memberikan aroma yang khas yang mampu menarik perhatian kupu-kupu. Miyak atsiri yang memberikan aroma dalam tumbuhan terletak pada lokasi yang berbeda-beda pada tumbuhan.Menurut Gunawan & Mulyani (2004) minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti didalam rambut kelenjar (pada famili Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (misalnya famili Piperaceae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae). Minyak
6
atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu. Tumbuhan yang digunakan untuk tempat hinggap antara lain Eupatorium inulifolium Kunth, Eupatorium riparium Regel, dan Imperata cylindricaL. Mirin (1997) mengemukakan bahwa Ageratum conyzoides L (babadotan), Eupatorium inulifolium Kunth (tumbuhan siam), Imperata cylindrica L. (alang-alang), dan Cyperus rotundus (teki) mengandung senyawa kimia seperti minyak atsiri, sineol, dan alkaloid, sehingga berdasarkan aroma warna bunga dan bentuk yang sesuai dengan proboscis yang dimiliki kupu-kupu juga berpengaruh terhadap ketertarikan kupu-kupu terhadap tumbuhan. Bunga-bunga berwarna cerah (putih, violet, dan kuning) mampu ditangkap dan direspon oleh indra kupu-kupu. Keberadaan kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae pada Wisata Air Terjun selain dipengaruhi oleh tumbuhan juga dipengaruhi oleh faktor abiotik. Faktor abiotik yang sesuai dengan habitat hidup kupu-kupu akan menunjang keberadaan kupu. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata suhu pada Wisata Air Terjun Coban Rais sebesar 26,20 C dengan rentangan 220 C - 290 C, intensitas cahaya 418,2 x 100, dan kelembaban sebesar 61,6 %. Menurut Amir dkk., (2002) kupu-kupu beraktifitas pada kelembaban udara sedang sekitar 60% dan suhu udara yang hangat sekitar 300 C serta cukup sinar matahari. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Macam spesies kupu-kupu dari familia Nymphalidae dan Lycaenidae di Wisata Air Terjun Coban Rais antara lain Lethe confuse, Neptis hylas, Ypthima philomela, Ypthima pandacus, Mycalesis horsfieldi, Zizinia otis, Ariadne ariadne, Heliophorus epicles, Polyura hebe, Mycalesis sudra, Hypolimnas bolina, dan Acraea issoria. 2. Tumbuhan yang menjadi preferensi kupu-kupu dari familia Nymphalidaedan Lycaenidae di Wisata Air Terjun Coban Rais antara lain Ageratum conyzoides, Bidens pilosa, Chromolaena odorata, Athyrium sp, Laportea canadensis, Stachytarpeta indica, Ageratina riparia, Colocasia giganteum, Mimosa pudica, Imperata cylindrica, Tithiolia difersifolia, Brugmansia suaveolens, dan Melastoma malabathricum. Dari beberapa tumbuhan tersebut yang sering digunakan sebagai tempat hinggap adalah Chromolaena odorata, Ageratina riparia, dan Imperata cylindrica. Tumbuhan yang digunakan sebagai pakan Ageratum conyzoides, Bidens pilosa, Chromolaena odorata, Melastoma malabathricum, dan Stachytarpeta indica. Saran 1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk melakukan pengamatan terhadap perkembangan telur dan larva yang ditemukan pada tumbuhan di Wisata Air Terjun Coban Rais untuk menambah kajian preferensi tumbuhan hostplant kupu-kupu familia Nymphalidae dan Lycaenidae. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sifat polyfagus pada spesies Lethe confuse Aurivillius. DAFTAR RUJUKAN Atkins, M.D. 1980. Introduction to Insect Behavior. Macmillan Publishing Co. London 273.pp Bismark, M. 2011. Prosedur Operasi Standar (SOP) untuk Survei Keragaman Jenis pada Kawasan Konservasi. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
7
Dendang, Benyamin. 2009. Keragaman Kupu-Kupu di Resort Selabintana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, Vol. VI (1): 25-36. Gombert, L.L., Hamilton, H.L., & Coe, Mindi. 2005. Butterfly Gardening. Tenessee: University of Tenessee Extension. Orr, Albert & Kitching, Roger. 2010. The Butterflies of Australia. Australia: Jacana Book. Peggie D & Amier M. 2006.Panduan Praktis Kupu-Kupu di Kebun Raya Bogor. Bogor : Puslitbang Biologi LIPI Peggie, Djunijanti. 2008. Kupu-Kupu, Keunikan Tiada Tara, (Online), (http://biologi.lipi.go.id/bio_indonesia/mTemplate.php?h=3&id_berita=32, diakses 28 April 2014 Perhutani, 2012.Wana Wisata Sumber Darmi. (http://www.perumperhutani.com/) (Online), diakses tanggal 2 Januari 2014. Shalihah, A., Pamula, G.,Cindy, R., Rizkawati, W., Anwar, Z.I. 2012. Kupu-Kupu Di Kampus Universitas Padjajaran Jatinangor. HMDP Unpad. Sodiq, M. 2009. Ketahanan Tanaman Terhadap Hama.Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Pertanian. Soekardi, H. 2007. Kupu-Kupu Di Kampus Unila. Lampung: Penerbit Universitas Lampung. Tsukada, E. 1982.Butterfly of The South East Asian Islands, part 4: Nymphalidae (I). Plapac Co.,Ltd. Japan. __________. 1991. Butterflies of The South East Asian Islands, part 5: Nymphalidae (II). Azumino Butterflies Research Institute. Japan. Utami, E. N. 2012. Komunitas Kupu-Kupu (Bangsa Lepidoptera: PapilionoIdea) Di kampus Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Biologi-Universitas Indonesia. Van Stenis, C.EG. J. 1972. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Diterjemahkan oleh Moeso Surjowinoto. Pradnya Paramitha. Jakarta. Wigglesworth, V.R. 1972. The Principle of Insect Physiology.English Language Book Society and Chapman and Hall. London. 872 pp.