PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Selasa, 1 April 2014
EKA NOVIANA NINDI ASTUTY 1112016200016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu melakukan standardisasi dan penentuan pada titrasi pengendapan dengan metode Mohr.
RINCIAN KERJA 1.
Standardisasi larutan AgNO3
2.
Penentuan kadar klorida pada cuplikan MgCl2
ABSTRACT Kebanyakan klorida larut dalam air, sehingga banyak sekali kemungkinan limbah hasil produksi yang berupa cairan mengandung klorida, dan jika limbah ini mengalir dan bercampur pada air sungai, danau, laut, dan meresap dalam tanah dalam jumlah yang berlebihan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, karena klorida mempunyai sifat yang beracun pada lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya analisis klorida dengan menggunakan berbagai macam metode untuk menentukan besarnya kadar klorida yang terkandung dalam suatu sampel. Pada percobaan ini ditentukan kadar klorida yang terkandung dalam air yang mengandung magnesium klorida dengan menggunakan metode argentometri. Argentometri adalah metode dengan cara titrasi yang menggunakan AgNO3 0.5M dan indikator yang digunakan adalah asam kromat, alasan digunakan metode ini adalah caranya yang mudah dan memiliki ketelitian yang tinggi. Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil molaritas klorida sebesar 2.09M Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan endapan antara analit dan titran. Terdapat 3 macam titrasi pengendapan yang dibedakan dari indicator yang digunakan : 1.
Metode Mohr Prinsip dasar cara Mohr adalah pembentukan endapan berwarna antara kelebihan ion perak dengan indicator kalium kromat (K2CrO4). Timbulnya endapan perak kromat berwarna merahdisamping endapan perak klorida menunjukkan titik akhir titrasi. Indicator K2CrO4 tidak dapat digunakan dalam suasana asam. Cara ini tidak dapat digunakan untuk menentukan kadar iodide dan harus berlangsung pada pH 7-10.
2.
Metode Volhard Cara volhard didasarkan pada pembentukanendapan perak tiosianat setelah ion klorida habis bereaksi dengan ion perak, dalam suasana asam nitrat. Untuk mengetahui adanya ion tiosianat berlebih digunakan indicator besi (III). Cara volhard dapat digunakan untuk titrasi langsung dan tidak langsung. Penentuan kadar perak dapat menggunakan titrasi langsung . cara titrasi tidak langsung dapat digunakan untuk menentukan kadar klorida. Pada cara tidak langsung, cuplikan klorida direaksikan dengan perak nitrat berlebih. Kelebihan perak nitrat dititrasi dengan tiosianat standar yang diketahui konsentrasinya. Titik akhir titrasi dapat diketahui dengan terbentuknya warna merah dari kompleks besi III tiosianat.
3.
Metode Fajans prinsip kerja Fajans berdasarkan padaabsorbsi indikator pada permukaan endapan AgCl yang menyebabkan perubahan warna endapan. Titik akhir titrasi dapat diamati pada saat terjadi perubahan pada warna
permukaan endapan, dari putih menjadi merah muda (pink). Oleh karena indikator absrobsi merupakan asam/basa lemah maka pengaturan pH selama titrasi sangat penting.
ALAT DAN BAHAN ALAT
:
BAHAN :
-
KACA ARLOJI
-
-
ERLENMEYER 250 ML
-
BURET
-
HCl
-
PIPET VOLUM
-
CUPLIKAN MgCl2 10 ML
-
NERACA ANALITIK
-
DESIKATOR
-
SPATULA DAN BATANG PENGADUK
-
KERTAS SARING
-
GELAS KIMIA
-
OVEN
-
PEMANAS AIR
-
TERMOMETER
-
STOPWATCH
-
AgNO3 0.5 M
INDIKATOR K2CrO4
CARA KERJA
1.
panaskan krus porselen dalam oven selama 5 menit dan dinginkan selama 15 menit
2.
timbang dengan teliti 0.120 gram padatan klorida dan larutkan menjadi 100 ml
3.
masukan 100 ml sample ke dalam gelas beaker 250 ml
4.
tambahkan setetes demi setetes AgNO3 0.5 M pakai pipet tetes atau buret sambil mengaduk sampai larutan AgNO3 tidak menghasilkan endapan
5.
panaskan larutan pada pemanas air temperature 50 C sambil mengaduk ± 5 menit
6.
diamkan pada suhu tersebut selama 2-3 menit sampai terjadi pemisahan endapan dan larutan jernih
7.
uji kesempurnaan endapan dengan menambahkan 2-3 tetes AgNO3 0.5 M, diperhatikan bila tidak terjadi endapan lagi
8.
simpan di tempat yang gelap selama 20 menit
9.
saring endapan dan dicuci endapan dengan 10 ml HNO3 0.05 M sebanyak 3 kali sampai bebas AgNO3 (cek dengan HCL 0.01 M)
10.
Pindahkan endapan dalam porselen yang sudah diketahui beratnya
11.
panaskan krus yang sudah ada endapan kloridanya selama 10 menit dalam oven temperature 105 C dan dinginkan selama 20 menit dalam desikator dan timbang
12.
lakukan step 10 sampai berat konstan (3x penimbangan)
HASIL PENGAMATAN Pada titrasi dengan pembentukan endapan berwarna (cara Mohr) akan terbentuk endapan baru yang bewarna. Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CrO4 sebagai indicator. Pada titrasi ion Ag yang berlebih akan diendapkan dengan warna merah bata. Larutan bersifat nitrat tidak boleh terlalu basa. Pada kondisi tidak oleh terlalu basa. Pada kondisi yang cocok, metode Mohr cukup akurat dan dapat digunakan pada konsentrasi klorida yang rendah. Pada jenis titrasi ini, endapan indicator berwarna harus lebih larut disbanding endapan warna yang terbentuk selama titrasi. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Reaksi yang terjasi adalah : Asam
: 2CrO42- + 2H- → CrO72- + H2O
Basa
: 2 Ag+ + 2OH- → 2 AgOH
Mencari Molaritas MgCl2 Diketahui : Molaritas AgNO3 = 0.5M Volume AgNO3 = 41.8 mL Volume MgCl2 = 10 mL M1 x V1 = M2 x V2 0.5M x 41.8 mL = M2 x 10 mL 20.9MmL = 10 M2mL M2 =
= 2.09M
Molaritas MgCl2 = 2.09M
KESIMPULAN
titik ekivalen adalah titik dimana larutan standar tepat habis berreaksi dengan sampel. Dipilih indikator K2CrO4 karena suasana sistem cenderung netral. Dari 0.5M AgNO3 41.8mL yang digunakan untuk menitrasi 10mL MgCl2 didapatkan konsentrasi MgCl2 sebesar 2.09 M
DAFTAR PUSTAKA Day R,A, Jr dan A.L Underwood, Jr . 2002 . Analisis Kimia Kuantitatif . Edisi Keenam . Penerjemah Iis Sopyan . Jakarta: Erlangga www.ilmukimia.org/2013/04/penentuan-kadar-klorida-secara.html?=1 (diakses tanggal 5 April 2014 )