EPS & MDPS
POWER RACK DAN PINION STEERING & EPS
Hak Cipta oleh Hyundai Motor Company. Alih Bahasa oleh Training Support
& Development.
Buku ini tidak boleh perbanyak tanpa persetujuan dari Hyundai Motor Company.
http://training.hmc.co.kr
[email protected]
1
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
DAFTAR ISI 1. Power Rack dan Pinion Steering Konstruksi sistem ---------------------------------------------------------------------------------Rack-And-Pinion Steering Linkage -------------------------------------------------------------Rack-And-Pinion Steering Assembly ----------------------------------------------------------Cutaway pada Rack-And-Pinion Steering Gear ---------------------------------------------Kerja Pinion dan Valve Assembly ---------------------------------------------------------------2. Power Steering Pump Konstruksi Oil Pump -------------------------------------------------------------------------------Kerja Oil Pump --------------------------------------------------------------------------------------Relief Valve -------------------------------------------------------------------------------------------Flow Control Valve ----------------------------------------------------------------------------------3. Penggantian oli --------------------------------------------------------------------------------------4. Air Bleeding ------------------------------------------------------------------------------------------5. Oil Pump Pulley And Belt Replacement---------------------------------------------------------Eps (Electronic Power Steering) 6. Eps General ------------------------------------------------------------------------------------------System Layout ---------------------------------------------------------------------------------------Eps Features -----------------------------------------------------------------------------------------Types Of Eps System ------------------------------------------------------------------------------7. Flow Control Type Eps System -------------------------------------------------------------------Eps Solenoid -----------------------------------------------------------------------------------------Operation ---------------------------------------------------------------------------------------------8. Reaction Type Eps System ------------------------------------------------------------------------Construction -----------------------------------------------------------------------------------------Rotary Valve -----------------------------------------------------------------------------------------Counter-Force Plunger ----------------------------------------------------------------------------Pcv Operating Principle ---------------------------------------------------------------------------9. Diagnosis And Troubleshooting -------------------------------------------------------------------Eps Operating Principle ---------------------------------------------------------------------------2) Epscm Input & Output --------------------------------------------------------------------------3) Epscm Location & Pin Layout ----------------------------------------------------------------4) Eps Solenoid Valve -----------------------------------------------------------------------------5) Current Control Of The Solenoid Valve ----------------------------------------------------6) Troubleshooting ----------------------------------------------------------------------------------10. Epscm Hi-Scan Pro Data -------------------------------------------------------------------------MDPS (Motor Driven Power Steering)-----------------------------------------------------------11. General -------------------------------------------------------------------------------------------------Advantages -------------------------------------------------------------------------------------------The Merits Of Mdps --------------------------------------------------------------------------------Comparison Of The Construction ---------------------------------------------------------------Types Of The Eps ----------------------------------------------------------------------------------12. Construction Of Column Type Eps ---------------------------------------------------------------General Specification For Unit -------------------------------------------------------------------Ecu Block Diagram ---------------------------------------------------------------------------------13. Input Signals-------------------------------------------------------------------------------------------Torque Sensor (Main, Sub) -----------------------------------------------------------------------Vehicle Speed Signal ------------------------------------------------------------------------------Ignition (Engine Speed) ---------------------------------------------------------------------------Warning Lamp Control -----------------------------------------------------------------------------2
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS Idle Up Control --------------------------------------------------------------------------------------Motor Control ----------------------------------------------------------------------------------------14. Timing Chart -----------------------------------------------------------------------------------------15. Diagnosis And Troubleshooting -------------------------------------------------------------------Ecu Pin Terminal Diagram ------------------------------------------------------------------------Terminal Assignment Of Connector ------------------------------------------------------------Input / Output Terminal Voltage (Reference) -------------------------------------------------Failsafe ------------------------------------------------------------------------------------------------Basic Inspection -------------------------------------------------------------------------------------Parts Replacement And Failure Diagnostic Operations -------------------------------------Inspection To Be Performed When The Warning Lamp Does Not Turn On Defect Of The Power Supply System ----------------------------------------------------------Sensor Malfunction Difficult To Be Detected By Self-Diagnosis -------------------------Code Specific Fault Diagnosis -------------------------------------------------------------------Inspection According To The Diagnosis Trouble Code ------------------------------------Inspection According To The Defective Phenomena ---------------------------------------Diagnostic Trouble Code & Causes
3
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
1. POWER RACK DAN PINION STEERING Banyak jenis power rack-and-pinion steering assembly yang sudah dipakai oleh beberapa kendaraan. Rack-and-pinion assembly merupakan unit hydraulic-mechanical dengan integral piston dan rack assembly. Di dalamnya ada satu rotary valve yang mengarahkan aliran minyal power steering dan mengontrol tekanan untuk mengurangi steering effort (suatu usaha daya yang diperlukan untuk memutar kemudi). Ketika kemudi diputar, tahanan yang terbentuk oleh adanya berat dari kendaraan dan gesekan roda ke ban, menyababkan torsion bar di dalam rotary valve menjadi agak cenderung melenceng. Hal ini akan merubah posisi valve spool dan sleeve, karena itulah diperlukan pengarahan pelumas bertekanan ke proper end yang terdapat pada power cylinder. Perbedaan tekanan pada sisi piston (yang dipasang pada rack) membantu menggerakkan rack untuk mengurangi langkah usaha putar. Pelumas di dalam power cylinder yang berlawanan didesak ke control valve dan kembali ke pump reservoir. Ketika steering effort berhenti, maka control valve akan diketengahkan oleh gaya melintir dari torsion bar, tekanan pada kedua sisi piston akan disamakan, dan roda depan kembali ke posisi lurus ke depan.
1) KONSTRUKSI SISTEM
4
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS Rack-and-pinion power steering system terdiri dari:
-
Rack and pinion steering gear box Power steering oil pump Oil reservoir Tubes
Sistem power steering menggunakan tekanan hidrolis yang dibangkatkan oleh power steering pump gunanya adalah untuk mengurangi langkah usaha yang diperlukan untuk memutar kemudi. Power steering pump dipasang di depan engine. Pompa yang dipakai adalah tipe vane-type, dan digerakkan oleh crankshaft melalui drive belt. Minyak power steering ditarik dari reservoir ke pompa pada saat mesin dalam keadaan hidup. Minyak ini ditekan oleh satu power steering switch dan control valve yang letaknya di dalam power steering pump.
5
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 2) RACK-AND-PINION STEERING LINKAGE
Rack-and-pinion linkage menghubungkan gear ke steering knuckles. Konstruksi yang ada pada Rack-and-pinion linkage adaah tie rod ends, Lock nut, Boot, Inner ball joint, Rack, Pinion shaft assembly, Steering gear housing, Oil pipe, Bearings, Seals, Bushings, dan O-rings. Satu ujung inner tie rod ada di dalam steering gear dan dihubungkan dengan inner ball joint. inner tie rod dilindungi oleh rubber boots agar tidak terkena kotoran atau benda lain. Bagian luar inner tie rod mengait shaft dan bagian luar tie rod mengait ke shaft ini dan posisinya ditahan oleh satu locknut. Menyetelah Toe dilakukan dengan cara mengendurkan locknut dan memutar inner rod untuk memperpendek atau memperpanjang tie rod assembly.
6
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 3) RACK-AND-PINION STEERING ASSEMBLY
1. Tie rod end
14. Snap ring
2. Lock nut
15. Seal
3. Boot clip
16. Bearing
4. Boot
17. Pinion shaft assembly
5. Boot wire
18. Bolt
6. Inner ball joint
19. Valve housing
7. Rack bushing
20. O-ring
8. O-ring
21. Steering gear housing
9. Seal
22. Mounting rubber
10. Lock nut
23. Mounting bracket
11. Yoke plug
24. Oil pipe
12. Spring
25. Rack
13. Support yoke
26. Inner guide
7
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 4) CUTAWAY PADA RACK-AND-PINION STEERING GEAR
Right Turn
Left Turn
Oil Flow
Oil Flow
In Out Left Turn
Right Turn
8
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
9
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 5) OPERATION OF THE PINION AND VALVE ASSEMBLY
a. POSISI CENTER
Oil pump
Oil passage-way L
L’
10
Oil reservoir
R’
Oil passage-way R
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
b. POSISI BERPUTAR KE KIRI
11
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
Oil reservoir
Oil passage-way L
L’
R’
12
Oil passage-way R
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS c. BERPUTAR KE KANAN
Chamber “A”
Port b
Port a
Input shaft
Port c
Torsion bar Port d
To the right cylinder tube Rotary valve
From the oil pump From
the left cylinder tube
Oil reservoir
Oil passage-way L
L’
R’
Cylinder tube
Cylinder tube
left chamber
right chamber
13
Oil passage-way R
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
14
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
2. POWER STEERING PUMP
1) KONSTRUKSI OIL PUMP
15
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 2) CARA KERJA OIL PUMP
3) RELIEF VALVE
Relief valve diletakkan di dalam flow control valve gunanya adalah untuk mengontrol tekanan hidrolis secara maksimal. Steel ball di dalam relief valve berada dalam tekanan hidrolis melalui orifice A2. Ketika kemudi diputar dan tekanan hidrolisnya naik lebih tinggi dari 75-82kg/cm2 (1060-1160 psi), maka terkanan tersebut akan menekan relief spring untuk mendorong steel ball sehingga minyal power steering dapat mengalir ke power steering pump. Bekerjanya relief valve ini menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan antara chamber A dan chamber B. Kemudian flow valve bergerak ke kanan untuk membuka orifice A1, untuk menjaga tekanan hidrolis agar tetap konstan.
16
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 4) FLOW CONTROL VALVE Begitu pelumas yang dikeluarkan oleh power steering pump meningkat mengikuti kecepatan putaran pump, maka perlu dipasang satu flow control valve untuk mengatur berapa banyak yang disuplai untuk menjalankan wheel steering operation berdasarkan kecepatan mesin (kondisi melaju). Berikut adalah cara kerjanya dengan kecepatan mesin yang berbeda.
a. Flow control valve (saat idling)
1. To gear case 2. From pump 3. To pump 4. Rod 5. Orifice A1
Minyak yang dikeluarkan dari pump disuplai melalui celah sekitar rod dalam orifice A1 ke gear box.
b. Flow control valve (saat berputar pada kecepatan rendah)
1. Flow control valve 2. Flow control spring
(Increase in engine speed)
Ketika putaran mesin naik, maka yang dikeluarkan oleh pump juga akan naik dan mengakibatkan perbedaan tekanan diantara kdua orifice (P1 – P2). Kemudian tekanan yang melebihi gaya pegas pada flow control akan menekan flow valve ke kanan (lihat gambar), sehingga membuka orifice untuk mempersempit saluran agar pelumas yang mengalir sesuai dengan keperluan dan kelebihan pelumas tersebut dialirkan kembali ke pompa. 17
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS c. Flow control valve (pada saat kecepatan tinggi)
Ketika putaran mesin meningkat tinggi maka orifice akan terbuka sehingga aliran minyak ke gear box akan berkurang. Akibatnya, tekanan hidrolis akan lambat pada saat kemudi mulai diputar. Untuk itu diperlukan penstabilan kemudi dengan cara memutar sedikit dari posisi netral.
18
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
3 .PENGGANTIAN OLI Prosedur Servis 1) Tempatkan kendaraan dipermukaan jalan yang rata. 2) Buka hood dan dongkrak roda depan kemudian topang dengan rigid racks. 3) Tempatkan paper towel tepat dibawah power steering oil reservoir.
4) Lepas power steering oil return hose clamp kemudian lepas return hose dari oil reservoir. Pasang plug pada power steering oil return port yang ada pada reservoir sebelum menghubungkan vinyl hose.
5) Hubungkan vinyl hose ke power steering oil return port untuk mengeluarkan oli ke baki setelah melepas tutupnya.
6) Buka tutup power steering oil reservoir kemudian keluarkan oli yang lama dan ganti dengan yang baru ke dalam reservoir setelah menghidupkan mesin. -
Power steering fluid: PSF-3 Total quantity: Sekitar 1.0 liter
CATATAN - Pastikan kekencangan vinyl hose jangan sampai bergerak ketika kemudi diputar. - Putar kemudi secara perlahan ke kanan dan ke kiri sampai beberapa kali untuk mengeluarkan semua oli yang kotor. - Keluarkan oli sekitar 2 liter sambil mengisi oli baru ke dalam reservoir. 19
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 7) Matikan mesin. 8) Lepas vinyl hose yang terpasang di dalam return hose kemudian hubungkan return hose ke reservoir. Kemudian kencangkan dengan alat hose clamp. 9) Hidupkan kembali mesin dan periksa apakah suara yang terdengar dari power steering pump normal. Kemudian periksa lokasi sekitar reservoir apakah ada gelembung udara di dalam oil reservoir. Jika terdapat gelembuing udara, lakukan air bleeding dengan cara memutar-putar steering wheel ke kiri dan kanan sampai tidak terdengar noise dari power steering dan gelembung udara hilang dari oil reservoir. CATATAN Jangan menahan steering wheel ke kiri atau ke kanan lebih dari 10 detik. 10) Isikan reservoir dengan pelumas khusus sampai maksimal : ±3mm. 11) Pastikan bahwa oli tersebut tidak memutih seperti susu, dan jumlahnya sesuai spesifikasi (antara low dan hight pada level gauge). 12) Pastikan bahwa perubahan permukaan tinggi oli ketika kemudi diputar ke kiri atau ke kanan jumlahnya tidak begitu banyak. CATATAN -
Jika perubahan tinggi olinya sangat banyak, lakukan prosedur air bleeding lagi.
-
Jika jumlah olinya naik mendadak ketika mesin dimatikan, artinya di dalam sistem masih terdapat gelembung udara.
13) Bersihkan seluruh oli yang menempel di sekitar reservoir cleanly kemudian tutup kembali reservoir cap. 14) Lepas penopang roda depan kemudian turunkan roda depan. 15) Tutup hood.
20
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
4. AIR BLEEDING Jika masih ada udara di dalam sistem, maka kemungkinan dari dalam pompanya terdengar bunyi ‘gemerikcik’ dan control valve bisa menimbulkan bunyi yang tidak biasa. Udara yang ada di dalam sistem akan mempependek umur pompa dan komponen lainnya.
Gejala yang timbul bila ada udara di dalam sistem
Ketika
kemudi dibelokkan, menimbulkan bunyi “tuk”.
kadang-kadang
berhenti
sendiri
kemudian
bergerak
Pada gear box terdengar bunyI “ngorok”. Tata letak pipa power steering mobil keluaran sekarang semakin rumit, sehingga pengerjaan air bleeding juga semakin susah. Oleh karena itu, penting sekali melakukan air-bleeding pada sistem kemudi tanpa menghidupkan mesin sampai sirkulasi oli dengan posisi kunci kontak di “OFF” agar pengisian oli ke pipa-pipa efektif.
Prosedur Air bleeding
Angkat roda depan dengan dongkrak kemudian topang dengan menggunakan rigid racks. Kunci kontak OFF. Putar penuh kemudi ke kiri dan kanan sebanyak 3 atau 4 kali, isikan reservoir dengan minyak power steering.
Lepas high tension cable dan jalankan starting motor 2 atau 3 kali (satu kali 10~15 detik). Pada saat tersebut, putar kemudi ke kiri dan kanan.
Hubungkan high tension cable, kemudian hidupkan kembali mesin (idling). Putar kemudi ke kiri dan kanan sampai di dalam oil reservoir tidak ada lagi gelembung udara.
PERHATIAN
Jangan sampai menahan belokan kemudi lebih dari 10 detik. Jika minyak power steering naik drastis ketika mesin dimatikan,
artinya masih ada
gelembung udara di dalam sistem.
21
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
5. PENGGANTIAN OIL PUMP PULLEY DAN BELT 1. Komponen dan alat yang diperlukan
2. Prosedur Servic 1) Buka hood 2) Kendurkan baut-baut pengikat oil pump untuk melepas power steering oil pump belt.
22
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
3) Kendurkan baut penyetel kekencangan power steering oil pump belt.
4) Lepas belt dari power steering oil pump pulley.
5) Setelah oil pump pulley kendur, lepas baut dan washer pengikat pulley.
6) Lepas pulley dari oil pump.
7) Pasang pulley baru ke oil pump.
8) Pasang baut dan washer pengikat pulley.
23
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 9) Topang pulley dengan alat khusus penopang pulley kemudian kencangkan bautnya sesuai dengan spesifikasi.
Spesifikasi pengencangan 55-69Nm(550-690kgcm, 41-51Ibft)
10) Lepas generator belt untuk melepas power steering oil pump belt.
11) Lepas power steering oil pump belt dengan yang baru.
24
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 12)
Pasang generator belt kelenturan generator belt.
kemudian
setel
CATATAN Tekan belt dengan kekuatan sekitar 98N(10kg, 22Ib) pada titik tertentu, kemudian ukurlah tingkat kelenturannya apakah sesuai dengan spesifikasi. Standar kelenturan V-belt : 7.5-9mm(0.30.35in)
13) Pasang power steering oil pump belt ke oil pump pulley.
14) Sesuaikan kelenturan power steering oil pump belt. CATATAN Tekan belt dengan kekuatan sekitar 98N(10kg, 22Ib) pada titik tertentu, kemudian ukurlah tingkat kelenturannya apakah sesuai dengan spesifikasi. Standar kelenturan V-belt : 7.0-10.0mm (0.28-0.40in)
15) Kencangkan baut oil pump mounting.
16) Hidupkan mesin kemudian periksa apakah oil pump bekerja dengan benar.
25
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
ELECTRONIC POWER STEERING (EPS)
26
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
6. EPS UMUM Sistem Electronic Power Steering (EPS) termasuk di dalamnya komponen yang sama seperti pada sistem power steering konvensional. Sebagai tambahannya adalah sebuah solenoid valve pada power steering gear box, dan satu control unit dekat dibawah audio yang terletak di panel farcia tengah. Untuk mengontrol aliran oli pada steering gear box, disediakan satu solenoid yang bekerja berdasarkan arus dari control module yang menerima sinyal dari VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS.
1) SYSTEM LAYOUT
27
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 2) KEUNGGULAN EPS EPS tidak hanya melakukan fungsi power steering biasa, namun juga bisa mengontrol tekanan hydraulic pressure yang bereaksi berdasarkan counter-force plunger yang ada pada gear box tetapnya di dalam input shaft, oleh karena itulah karakteristik steering effort vs. tekanan hydraulic bervariasi tergantung dari kecepatan kendaraan untuk memberikan karakteristik kemudi yang optimal pas dengan kecepatan kendaraan dan kondisi kemudi. 1. Pada saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran kemudi ringan. 2. Pengaturan steering effort berdasarkan kecepatan kendaraan. 3. Pada kecepatan sedang dan cepat, steering effort secara akan bertambah untuk menambah kestabilan dan kenyamanan kemudi. 4. Pada kecepatan sedang dan cepat, ketika posisi kemudi berada atau mendekati posisi netral, fungsi reactionary plunger akan menambah steering effort agar kemudi lebih stabil. 5. Ketika kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang dan cepat, meskipun ada rintangan besar dari permukaan jalan, namun tidak akan mempengaruhi arah kontrol kemudi, karena tekanan ouput hydraulic untuk steering effort menjadi tinggi sama seperti power steering konvensional. 6. Sistem ini mempunyai fungsi fail-safe sehingga meskipun sistemnya elektrikal, temasuk control unit dan sensors, namun karakteristik power steering normal masih bisa di dapat.
Hubungan antara steering effort dan tekanan output hydrauli
Kecepatan kendaraan VS steering effort
28
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS Pada saat kecepatan rendah atau saat kemudi lurus, tekanan hydraulic ke reaction plunger dijaga pada level rendah sehingga EPS dijalankan dengan usaha kemudi yang minim. Begitu kecepatan kendaraan bertambah, tekanan hydraulic ke counter-force plunger akan meningkat dengan cara menutup solenoid valve, kemudian reaction force akan ikut naik dan steering force menjadi besar. Dengan kata lain, karakteristik kemudi sesuai dengan keinginan karena steering effort meningkat sebanding dengan naiknya kekuatan torsi pada steering input shaft.
Sudut kemudi VS steering effort Pada sistem ini, tekanan bantu yang dihasilkan selama kemudi di kemudikan juga diberikan ke reaction plunger melalui hydraulic pressure control valve dengan kondisi kecepatan kendaraan tinggi dan solenoid valve tertutup. Dalam hal ini, reaksi dari permukaan jalan juga ikut andil terhadap kekuatan torsi di dalam sistem, sehingga kemudi terasa bisa “langsung” dikemudikan, yang dicapai melalui penyeimbangan antara steering effort ke sudut kemudi.
3) JENIS-JENIS SISTEM EPS ada dua jenis sistem EPS yang dipakai oleh mobil HMC. Yaitu jenis flow control yang diterapkan pada Tiburon (Hyundai Coupe). Dan reaction control yang cukup populer sekarang dan sudah dipakai oleh model EF sonata dan XG. - Flow control : Tiburon - Reaction control : EF Sonata, XG
29
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
7. EPS Jenis FLOW CONTROL EPS secara elektrik mengontrol arus ke solenoid untuk by-pass valve dengan cara memasukkan sinyal sensor untuk mengatur jumlah tekanan hydraulic di dalam cylinder chamber sehingga besarnya steering effort melawan tekanan hydraulic akan tergantung dari kecepatan kendaraan.
1) EPS SOLENOID Solenoid valve terletak di dalam gear box yang berfungsi untuk mengatur aliran oli power steering. Solenoid valve terdiri dari satu releasing spring, satu piston dan satu plunger. Arus inputnya bermacam dari 0A sampai 1A sesuai dengan kecepatan kendaraan dan dikontrol oleh EPS control module. Ketika kunci kontak diputar ke posisi OFF, arus akan dikirim ke solenoid valve untuk mendorong plunger, kemudian piston yang bertemu dengan plunger akan terdorong karena tekanannya lebih besar dari gaya pegas yang ada. Ketika kecepatan kendaraan bertambah, arus yang mengalir ke solenoid akan turun dan piston terdorong ke bawah oleh gaya pegas yang ada. Pada saat piston terdorong, dia akan menutup lubang saluran oli, dan tekanan oli power steering disalurkan ke dalam cylinder tanpa ada rintangan. Namun apabila lubangnya terbuka karena piston bergerak ke bawah, beberapa oli yang datang dari rotary valve akan dikeluarkan ke reservoir melalui lubang yang ada di dalam rotary valve.
30
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 2) PRINSIP KERJRA a. Belok Kiri Pada kecepatan tinggi, oli dari rotary valve mengalir ke solenoid valve melalui lubang bawah (port B) dan keluar melalui lubang atas (port A) dan mengalir ke ruang yang ada pada piston. Pada saat tersebut piston terdorong kembali oleh gaya pegas yang ada yang mengalahkan gaya solenoid plunger. Oli mengalir melalui ruang antara piston dan dinding sampingnya. Kemudian oli mengalir kembali ke dalam rotary valve dan terakhir dikeluarkan ke dalam reservoir melalui lubang keluar antara rotary valve dan torsion bar. Oleh karena itulah, tekanan oil pump tidak berpengaruh pada steering effort. Begitu kecepatan kendaraan berkurang, lubang yang ada pada piston terhubung ke lubang bawah (port B) secara perlahan akan menutup karena tekanan oli yang dihasilkan oleh oil pump dikirim ke left cylinder chamber. Sehingga steering effort akan berkurang.
31
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS b. Belok Kanan Pada saat kecepatan kendaraan tinggi, olei lewat melalui rotary valve dan masuk ke dalam solenoid valve melalui lubang atas (port A) dan keluar melalui lubang bawah (port B) mengalir ke ruang yang ada pada piston. Pada saat tersebut piston terdesak kembali oleh gaya pegas yang mengalahkan solenoid plunger. Oli mengalir melalui ruang antara piston dan dinsing samping. Kemudian oli mengalir kembali ke dalam rotary valve dan terakhir dikeluarkan ke reservoir melalui lubang pembauangan antara rotary valve dan torsion bar. Oleh karena itulah, tekanan oil pump tidak mempengaruhi steering effort. Begitu kecepatan kendaraan berkurang, lubang yang ada pada piston yang terhubung ke lubang bawah (port B) secara perlahan akan menutup ketika tekanan yang dihasilkan dari oil pump dikirim ke right cylinder chamber. Sehingga steering effort berkurang.
32
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
8. EPS jenis REACTION
1) KONSTRUKSI
2) ROTARY VALVE Kontruksinya rotary valve adalah model ganda dengan valve body rotating di dalam valve case. Tujuannya adalah untuk mengurangi seal bagian yang berputar (valve body) pada valve, sehingga gesekan yang timbul akan berkurang dan kemudi dapat diputar dengan lebih halus. Rotary valve bekerja mengarahkan oli ke power cylinder yang ada pada steering gear box seperti power steering konvensional.
33
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 3) COUNTER-FORCE PLUNGER Counter-force plunger terdiri dari empat plunger. Besarnya gaya tekan pada input shaft beragam tergantung dari tekanan hidrolisnya (yang besarnya mengikuti kecepatan kendaraan) yang bereaksi berdasarkan chamber dibelakang plunger. Semakin tinggi tekanan hidrolis pada chamber, maka tekanan pada input shaft akan semakin kuat. Sehingga steering effort akan naik mengikuti kecepatan kendaraan seperti tampak pada diagram kecepatan kendaraan VS steering effort.
4) PRINSIP KERJA PCV a. Parking, pada kecepatan rendah
1) EPSCM mensuplai arus maksimal (sekitar 1A) ke PCV solenoid. 2) PCV solenoid mendapat arus dan solenoid rod mendorong PCV spool ke kanan. 3) Tekanan oli dari pompa tidak bisa mengalir ke reaction chamber karena PCV spool menutup lubang dari oil pump yang ada pada PCV spool guide. 4) Reaction plunger tidak berberak sehingga steering effort menjadi ringan.
34
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS b. Sedang, Kecepatan tinggi
1) Arus output dari EPSCM ke PCV Solenoid berkurang. Gaya tekan oleh solenoid rod juga berkurang. Dan gaya return spring menekan PCV spool back. 2) Tekan pompa melalui lubang yang ada pada PCV spool guide dikirim ke reaction plunger menekan steering input shaft. 3) Pada saat tersebut, gaya reaksi oleh reaction plunger dikirim ke input shaft. Proses ini menahan steering sehingga steering effort menjadi berat.
35
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
9. DIAGNOSA DAN TROUBLESHOOTING
1) PRINSIP KERJA EPS
Vehicle speed sensor
Km/h
Valve characteristics
Sol. pushing force
Solenoid (PCV)
Sol. Current
EPSCM
Sol. Current
Reaction mechanism + PCV
Pump
TPS (XG)
36
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 2) EPSCM INPUT & OUTPUT
INPUT
VEHICLE SPEED SENSOR
EPSCM
VEHICLE SPEED CALCULATIO N
OUTPUT
TARGET CURENT CALCULATION
SOLENOID VALVE
TPS (XG) DIAGNOSIS
* Sinyal TPS digunakan hanya untuk XG sebagai fungsi failsafe.
3) LETAK EPSCM & LAYOUT PIN
Letak ESP control module ada dibawah Audio. Tabel berikua adalah penunjukan pin yang ada pada main connector. Pin terminal no.1 dipakai atau tidak tergantung dari model kendaraannya. Khusus untuk XG, sinyal TPS dipakai untuk fungsi failsafe yang memberikan steering effort lebih berat pada range kecepatan tinggi dibandingkan dengan sistem EPS tanpa sinyal TPS.
37
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS PIN NO.
DESCRIPTION
1
TPS (XG)
2
Solenoid(+)
3
Solenoid(-)
4
Ground
5
IG2
6
Sensor signal from vehicle speed sensor
7
Data Link Connector
8
-
4) EPS SOLENOID VALVE
1. Lepas konektor EPS solenoid valve kemudian hubungkan ampere-meter. 2. Besarnya arus pada kecepatan 0 km/h harus berada antara 0.9 ~ 1.1 A. 3. Lihat arus output-nya pada saat kecepatan kendaraan merambat naik. 4. Ketika kecepatan kendaraan ditambah, maka ampere-nya harus turun.
38
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 5) KONTROL ARUS PADA SOLENOID VALVE a. Mobil berhenti atau kecepatan rendah V E H IC L E S P E E D
CURRENT
0 k m /h
1A
Ketika kendaraan berhenti atau melaju pelan, EPSCM mengontrol arus pressure control solenoid valve menjadi 1 amper. Pada saat tersebut, reaction plunger yang ada pada solenoid valve bergerak ke atas untuk menutup aliran oli. Reaction plunger tidak mempunyai gaya untuk mendorong input shaft, oleh karena itulah pengemudi bisa memutar kemudi dengan mudah.
b. Pada kecepatan sedang-cepat VE H IC L E S P E E D
CURRENT
40 km /h
0.76A
80 km /h
0.6A
Ketika kendaraan melaju dengan kecepatan sedang-tinggi, tekanan oli sebanyak arus yang berkurang diberikan ke reaction plunger. Ketika kemudi dibelokkan, tekanan output dari oil pump akan meningkat mengikuti sudut belokan dan tekanan output oli sebanding dengan steering effort yang diperoleh. Tekanan output ini membantu pengemudi untuk memperoleh kestabilan kemudi pada kecepatan sedang-cepat.
c. Pada kecepatan tinggi VE H IC L E S P E E D
CURRENT
1 2 0 km /h
0 .4 A
2 4 0 km /h
0 .2 A
Pada saat arus pada pressure control solenoid valve berkurang, satu plunger yang ada pada solenoid valve bergerak ke bawah sehingga tekanan tinggi dapat diberikan ke bagian belakang plunger. Input shaft ditahan oleh plunger, torsion spring dan pinion gear bergerak bersama menghasilkan steering effort yang berat sama seperti kemudi tanpa power steering.
39
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 6) TROUBLESHOOTING Trouble symptom
Trouble area Steering gear and linkages
Steering wheel movement is heavy (when igintion key is turned ON, no current flows through the solenoid)
Inspection item Solenoid valve continuity By-pass valve Blown fuse
Harness of fuse
Control module
Remove the control unit connector and check the continuity in the solenoid harness (between terminal No.1 and No.2) Check for continutiy in each harness and for abnormalities in the control module power circuit Use a tester to check the stationary steering effort
While driving at medium or high speed, steering remains light
Control module
Steering gear and linkages
40
Check the solenoid current in relation to changes in vehicle speed Solenoid by-pass valve operation
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
10. EPSCM HI-SCAN PRO DATA a. Output voltage of Pin No.6 (Vehicle Speed Sensor) at 30Km/h
b. Waveform of Pin No.5 (Diagnosis): Normal status
41
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS b. Waveform of Pin No.5 (Diagnosis): Pin No.1 or 2(Solenoid) open
c. Waveform of Pin No.5 (Diagnosis): Pin No.6 open (the same as normal status)
42
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS d. Waveform of Pin No.5 (Diagnosis): Pin No.8(Ground) open
e. Waveform of Pin No.1 (Solenoid -): at 0 Km/h
43
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS f. Waveform of Pin No.1 (Solenoid -): at 80 Km/h
g. Waveform of Pin No.1 (Solenoid -): at 140 Km/h
44
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS h. Waveform of Pin No.2 (Solenoid +): at 0 Km/h
i. Pin No. 2(Solenoid+) control current at 0 Km/h
45
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS j. Waveform of Pin No.2 (Solenoid +): at 40 Km/h
k. Pin No. 2(Solenoid+) control current at 40 Km/h
46
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS l. Waveform of Pin No.2 (Solenoid +): at 80 Km/h
m. Pin No. 2(Solenoid+) control current at 80 Km/h
47
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS n. Waveform of Pin No.2 (Solenoid +): at 120 Km/h
o. Pin No. 2(Solenoid+) control current at 120 Km/h
48
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS p. Waveform of Pin No.2 (Solenoid +): at 140 Km/h
q. Pin No. 2(Solenoid+) control current at 140 Km/h or more
49
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS r. Pin No.2(Solenoid+) waveform when Pin No.8(Ground) open: IG on, 0km/h However, the output current is 0A.
s. Pin No.2(Solenoid+) waveform when Pin No.5(Diagnosis) or Pin No. 6(vehicle sensor) open: IG on, 0km/h, The output current is 1A.
50
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS t. Pin No.2(Solenoid+) waveform when Pin No.6 open: 1~ 250km/h The output current is always 1A.(Failsafe- light steering effort)
51
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
Motor Driven Power Steering (Electric Power Steering)
Motor Driven Power Steering (MDPS) yang umumnya disebut dengan Electrical Power Steering (EPS), dikembangkan untuk membantu steering force dengan menggunakan motor listrik tanpa bantuan power dari mesin. Fungsinya adalah mengontrol momen motor berdasarkan kondisi kemudi agar diperoleh karakteristik kemudi yang optimal dan hemat bahan bakar. Disamping itu, teknologi ini sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan minyak power steering sehingga dapat mengurangi bobot dan kemudahan dalam hal perbaikan karena jalur oli tidak terpakai lagi. Sekarang ini, pemakaian EPS semakin meningkat dan EPS diharapkan untuk mengganti sistem power steering hidrolis. Power Steering elektrik dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan lokasi motornya, tipe Column, Pinion, dan Rack. New HMC model TB incorporates a column type of C-EPS (MDPS). 52
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 1) Advantages
Konsumsi bahan bakar lebih hemat : 2~3 % (saat ini hanya untuk kenyamanan kemudi) Lebih ramah lingkungan: Power steering oil & oil bebas dari kebocoran Meningkatkan performa mesin : Manipulasi lebih akurat -
Pada dasarnya steering force dikontrol berdasarkan kecepatan kendaraan.
-
Sebagai tambahan dari faktor dasar (kecepatan kendaraan), beberapa logic seperti damping control, friction control dipakai untuk mengoptimalkan kemampuan kemudi.
-
Kemudi lebih ringan diputar ketika kendaraan melaju pelan.
-
Pada saat kecepatan tinggi, steering force yang dibutuhkan menjadi lebih berat untuk meningkatkan keselamatan.
Bobot berkurang : sekitar 2.4 Kg Performa kendaraan : Power mesin tidak digunakan untuk menjalankan power steering sehingga performas akselerasi bisa meningkat.
Status sistem dapat diperiksa dan diketahui dengan alat Hi-scan dan penggunaan lampu peringatan.
NVH : Bunyi hydraulic dapat dihilangkan dan pada motor listrik terdapat fungsi penyerap getaran yang timbul dari steering column sehingga getaran kemudi berkurang.
Pemasangannya mudah: -
Titik pemasangan berkurang sebanyak 21 (38 • 17) item
-
Jumlah komponen berkurang sebanyak 28 (47 • 19) item
53
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS 2) kebaikan MDPS
3) Perbandingan konstruksi
Hydraulic power steering
54
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS Electrical power steering
4) Jenis-jenis EPS
* C-EPS: Column assist type Electrical Power Steering * P-EPS: Pinion assist type Electrical Power Steering * R-EPS : Rack assist type Electrical Power Steering
55
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS (1) EPS tipe column assist (C-EPS ; HMC TB) Kemudi dijalankan oleh motor elektrik yang dipasang pada steering column juga clutch, mekanisme reduksi (worm & worm gear) dan torque sensor. (Untuk kendaraan kecil) Kontruksi
Keunggulan dan Kelemahan
a) Keunggulan:
Konsumsi bahan bakar lebih irit Tenaga power steering bisa dijalankan meskipun mesin dalam keadaan mati Rancangannya mudah Layout ruang mesin menjadi lebih mudah Bebas oli dan ramah lingkungan Bunyi noise berkurang
b) Kelemahan:
Handling power steering kurang unggul karena kemampuan putar balik kemudi kurang Momen kurang cukup untuk kendaraan kelas sedang dan besar Diperlukan kemampuan mengemudi yang lebih baik dan motor yang daya inersianya kecil.
(2) EPS tipe Pinion assist (P-EPS) Kemudi dijalankan oleh satu motor listrik yang dipasang pada pinion gear termasuk juga clutch, mekanisme rekduksi (worm & worm gear) dan torque sensor. (untuk kendaraan kecil).
56
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS Kontruksi
Advantages and disadvantages a) Keunggulan:
Konsumsi bahan bakar lebih irit Tenaga power steering bisa dijalankan meskipun mesin dalam keadaan mati Rancangannya mudah Layout ruang mesin menjadi lebih mudah Bebas oli dan ramah lingkungan Bunyi noise berkurang
b) Kelemahan:
Handling power steering kurang unggul karena kemampuan putar balik kemudi kurang Momen kurang cukup untuk kendaraan kelas sedang dan besar Diperlukan kemampuan mengemudi yang lebih baik dan motor yang daya inersianya kecil.
(3) EPS tipe Rack assist (R-EPS) Kemudi dijalankan oleh motor listrik yang dipasang pada rack yang ada pada gear juga dipasang mekanisme reduksi (ball nut & ball screw) dan torque sensor assembly. (High
57
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS performance, untuk kendaran kelas sedang dan besar) Kontruksi
Keunggulan dan Kelemahan a) Keunggulan:
Konsumsi bahan bakar lebih irit Tenaga power steering bisa dijalankan meskipun mesin dalam keadaan mati Desain kemudi lebih mudah Layout ruang mesin lebih mudah Bebas oli dan ramah lingkungan Bunyi noise berkurang Tersedia sistem tegangan 42Volt dan pengurangan ukuran
b) Kelemahan:
Handling power steering kurang unggul karena kemampuan putar balik kemudi kurang Momen kurang cukup untuk kendaraan kelas sedang dan besar Diperlukan kemampuan mengemudi yang lebih baik dan motor yang daya inersianya kecil.
12. KONSTRUKSI EPS TIPE COLUMN Torque sensor yang berfungsi untuk mendeteksi momen kemudi terdapat dua macam. Yang pertama adalah tipe kontak dan yang ke dua adala tipe non kontak. Pada tipe kontak kemungkinan bisa keluar suara bising akibat kontak sedangkan tipe non kontak tidak mengeluarkan suara bising, namun dalam hal struktur dan biaya tipe kontak lebih unggul. Putaran yang dikeluarkan dari torsion bar disalurkan ke dalam bentuk perbedaan tegangan. 58
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS Reduction gear yang ada pada worm gear strukturnya sederhana. Reduction ratio di-set sesuai dengan power motor untuk menghasilkan momen target, jika melebihi 20kgfm, maka ini akan mempengaruhi kemampuan kemudi kendaraan dan sudut kemudinya. Maka itu perlu dipasang clutch dan torque limiter. Ketika kemudi dilepas setelah dibelokkan, kemudi harus dapat kembali ke posisi lurus ke depan. Kemampuan daya balik kemudi ini sangat berhubungan erat dengan kestabilan kemudi kendaraan. Namun, apabila gaya balik ini bisa berkurang yang dapat disebabkan oleh melemahnya motor, gaya inersia motor dan tahanan gesek melalui reduction gear sehingga menggangu daya balik kemudi. Untuk mengatasi masalah ini agar konstrol kemudi selalu optimal. Maka perlu dilakukan pemulihan berdasarkan kecepatan kendaraan dan sudut kemudinya. Ada dua cara untuk mendeteksi sudut kemudi. Pertama dengan menggunakan steering angle sensor dan yang ke dua adalah dengan menggunakan rotary detector yang dipasang pada motor. Namun yang paling umum adalah menggunakan steering angle sensor. Untuk pemulihan kontrol, besarnya arus yang dipulihkan ditentukan dan dievaluasi berdasarkan sudut kemudi dan kecepatan kendaraan.. Target restorasi arus ditentukan dari komposisi besar sudut belokan kendaraan dengan menggunakan pemetaan arus sesuai dengan kecepatan kendaraan.
59
After Sales Training - Publication & Material
EPS & MDPS
60
Training Support & Development
EPS & MDPS 1) Spesifikasi Umum EPS Torque Sensor
Motor
Reduction device
Output torque
43.3 Nm
Rack force
530 KG
Type
Non contact type
Type
Brushed DC motor
Current output range
0 to 45A
Size
•77 ×L121mm
Torque
2.8 Nm
Operating speed
900 RPM
Type
Worm & Worm gear
Reduction rate
1 : 13.67
2) ECU block diagram
61
Training Support & Development
EPS & MDPS
13. SINYAL INPUT 1) Torque sensor (Main, Sub)
(1)
Rated voltage
8.0 ± 0.5 (V)
(2)
Current consumption (max)
65 (mA)
(3)
Center signal
5 ± 0.04 (mA)
(4)
Input resistance
500 (Ohm)
(5)
Range of input
0 to 10 (mA)
(6)
Range of detecting
0 to 10 (mA)
(7)
Resolution
0.153 (Nm)
Torque sensor dan motor adalah merupakan satu kesatuan yang terdapat di dalam steering column Ass'y; oleh karena itulah, bila ada kerusakan harus di
ganti
dalam
satu
Assembly.
Pada
waktu
penggantian steering column Ass'y replacement, hati-hati jangan sampai steering column Ass'y terbentur. Bila terjatuh, maka tidak boleh dipakai lagi meskipun part baru [Location of torque
62
Training Support & Development
EPS & MDPS
2) Sinyal kecepatan kendaraan : Sinyal input untuk pengaturan besar kontrol kecepatan
steering effort (1)
Type
Tr open collector type
(2)
Frequency
70.7 Hz at 100 km/h
(3)
Duty
35 to 65 %
(4)
VL max.
3.7 (V)
(5)
VH min.
1.5 (V)
(6)
Range of input
255 (km/h) or more
(7)
Range of detecting
0 to 255 (km/h)
(8)
Resolution
1 (km/h)
(9)
Operated period
200 (ms)
Output current (A) 5V 4.7k ohm
6.25 Main,sub 5
47k ohm No.2 3.75
- 4.9
EPS_ECU
4.9 Torque (Nm) 63
Training Support & Development
EPS & MDPS 3) Ignition (Engine speed) signal: Sinyal input dari ECM.
Sistem EPS akan bekerja secara
normal apabila putaran mesin sekitar 500RPM atau lebih. (1)
Type
Tr open collector type
(2)
Frequency
2 pulse / 1engine rotation
(3)
Duty
40 to 60 %
(4)
VL max.
3.5 (V)
(5)
VH min.
1.0 (V)
(6)
Range of input
8000 (r/min) or more
(7)
Range of detecting
160 to 5100 (r/min)
(8)
Resolution
20 (r/min)
(9)
Operated period
200 (ms)
4) Warning lamp control
-
Warning lamp (W/L) akan menyala selama 4~5 detik ketika kunci kontak ON.
-
Ketika sedang dihubungkan dengan Hi-scan pro, W/L akan tetap menyala.
-
Apabila ada kesalahan, W/L akan menyala terus.
64
Training Support & Development
EPS & MDPS Failure
5) Idle up control (hanya untuk 1.1L ) Sistem EPS mengkonsumsi 45A. arus ini ibarat beban elektrik tinggi pada alternator ketika mesin sedang berputar idling dan dapat menurunkan putaran idle mesin. Untuk mencegah hal ini, ECM (Engine Control Module) melakukan idle up control dengan sinyal ground dari EPS control module pin #13. 1. Idle Up ON (GND) 2. Idle Up OFF (OPEN)
: Motor current •25A : Motor current < 20A or Vehicle speed •5 Km/h
65
Training Support & Development
EPS & MDPS 6) Kontrol Motor
a. Karakteristik Momen – Arus Arus maksimal adalah 45A -
Resolusi arus motor
: 0.056A
-
Penambahan garis linear akan diberikan diantara map dengan resolusi sebagai berikut. a) Kecepatan kendaraan :
1 (km/h).
b) Momen
0.016 (N/m).
:
[Torque-current characteristics (General Area)] 50.00 45.00
(1) (2) (3) (4)
40.00
Motor current (A)
(5)
35.00
(6)
30.00
(7) (8)
25.00
(9) (10) (11)
20.00
(12) (13) (14) (15) (16)
15.00 10.00 5.00 0.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
6.53
6.79
7.04
7.29
Steering torque (Nm) 5.00
5.26
5.51
5.77
6.02
6.28
Torque sensor current (mA)
66
Training Support & Development
EPS & MDPS
[Torque-current characteristics (EU)] 50.00 45.00
(1) (2) (3) (4)
40.00
Motor current (A)
(5)
35.00
(6)
30.00
(7) (8)
25.00
(9) (10) (11)
20.00
(12) (13) (14) (15) (16)
15.00 10.00 5.00 0.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
6.53
6.79
7.04
7.29
Steering torque (Nm) 5.00
5.26
5.51
5.77
6.02
6.28
Torque sensor current (mA)
b. Konpensasi terhadap respon motor Konpensasi gaya inersia, gaya gesek, gaya damping akan diberikan untuk mengontrol tingkat keakuratan motor sehingga hasilnya kemudi terasa lebih nyaman. c. Proteksi tehadap Overheat -
Maksimal arus motor adalah 45A.
-
Maksimal arus waktu (A), minimun arus motor (B), koefisien penurunan arus (C) dan koefisiensi kenaikan arus (D) ditentukan oleh output dari sensor temperatur pada saat sumber power dihidupkan.
-
Pola proteksi terhadap overheat yang terkait dengan data penyimpanan inisiali temperatur adalah sebagai berikut. Temperatur
-30
40
60
A (sec)
50
40
30
B (A)
8.775
6.525
4.275
C (A/sec)
-0.761
-0.761
-0.761
D (A/sec)
0.0497
0.04
0.0304
67
Training Support & Development
EPS & MDPS
-
Kondisi untuk memperbaharui data penyimpanan temperatur. a) Kecepatan kendaraan terderteksi selama 5 min •10 km/h b) Data temperatur yang disimpan untuk proteksi overheat > 40 derat celcius.
-
Mode power latch dengan kontrol proteksi overheat, apabila salah satu dari kondisi dibawah ini terpenuhi, maka mode power latch untuk proteksi overheat akan dibatalkan. a) Mode power latch ditahan selama kurang lebih 50 menit. b) Temperatur terdeteksi < 40 derajat celcius c) Arus pembatas maksimal untuk proteksi overheat kembali ke angka inisial.
[Motor maximum current decreasing pattern]
68
Training Support & Development
EPS & MDPS
[Motor maximum current increasing pattern]
-
Fungsi Interlock circuit
69
Training Support & Development
EPS & MDPS
14. TIMING CHART 1) System start up / shut down dengan ignition switch.
CATATAN
70
Training Support & Development
EPS & MDPS 2) kontrol apabila mesin mati dan kunci kontak ON.
CATATAN
71
Training Support & Development
EPS & MDPS 3) Kontrol apabila ada kesalahan - Diagnosis code C1631,C1632,C1633,C1634, Torque sensor power supply voltage < 7V
MEMO
72
Training Support & Development
EPS & MDPS - Diagnosis code C1621: Vehicle speed sensor malfunction
CATATAN
- Diagnosis code C1622: Engine speed signal malfunction 73
Training Support & Development
EPS & MDPS
CATATAN
74
Training Support & Development
EPS & MDPS - Diagnosis code C1654 : Low battery voltage
CATATAN
- Diagnosis code C1655 : ECM malfunction 75
Training Support & Development
EPS & MDPS
CATATAN
76
Training Support & Development
EPS & MDPS Kode diagnosis lainnya
CATATAN
77
Training Support & Development
EPS & MDPS Kontrol untuk menentukan kesalahan Kode diagnosa apabila torque sensor mengalami kesalahan, Torque sensor power supply voltage < 7V, EPS ECM malfunction
CATATAN
78
Training Support & Development
EPS & MDPS
15. DIAGNOSIS DAN TROUBLESHOOTING
1) ECU Pin terminal diagram
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
A
21
23
22
24
B
C
No
Terminal
Name
No
Terminal
Name
1
IG
IG SW key
8
N.C.
N.C.
2
SP
Vehicle speed signal
9
N.C.
N.C.
3
TSV
Torque sensor V1(8V)
10
N.C.
N.C.
4
TSM
Torque sensor (MAIN)
11
N.C.
N.C.
5
TSE
Torque sensor (GND)
12
IGP
Engine speed signal
6
N.C.
N.C.
13
IDLE UP
Idle up signal
7
N.C.
N.C.
14
TSS
Torque sensor (SUB)
15
N.C.
N.C.
20
DN
Warning lamp
16
DIAG
Serial communication
21
+B
EPS F/L(Batt.)
17
N.C.
N.C.
22
GND
Power GND
18
N.C.
N.C.
23
M1
Motor (-)
19
N.C.
N.C.
24
M2
Motor (+)
79
Training Support & Development
EPS & MDPS 2) Terminal Assignment pada Connector
IG Bulb
DN
20
21
6
23
+B M1
N.C.
MOTOR
N.C.
10
TSV TSM Torque sennsor
M
3 4
M2
24
TSS
14
TSE
DIAG DIAG
5
TESTER ( KWP 2000)
16 SP
2
N.C.
17 IGP
12
N.C. N.C. N.C.
11
7
13
8
15
9
18
IG
19
Batt.
IG Key SW
22
1
5V
N.C. IDLE UP N.C. N.C. N.C. GND
FUSE
FUSE
80
Training Support & Development
EPS & MDPS 3) Input / Output terminal voltage (Reference)
Division
Parts IG SW Main Power Back-up Power supply Power Supply Main signal
Input
Measuremt parts Conneco Treminal Harness Condition tor No. No. color A 1 None None B 21 None
13• 1 ` 4V 13• 1 ` 4V
About 12V
13• 1 ` 4V
Idling
Red
None
About 0V
8• 1 }V
*2
Nutral
About 0V
A
4
White
Right turn
2.5• 0 } .1v 2.5• 3 } .7V 1.3• 2 } .5V
*3
Lef turn Nutral
About 0V
Right turn
2.5• 0 } .1v 2.5• 3 } .7V
Lef turn
1.3• 2 } .5V
A
Sensor GND
A
5
A
2
Move vehicle slowly
A
12
None
A A
13 20
None None
About 0V About 0.7V About 12V
Nutral
About 0V
C
23
Engine speed signal Idle-up signal Warning lump 1
*1
3
Sub siganl
Vehicle speed signal
Note
A
Toruqe sensor
Output
Mesurement value IG SW IG SW (OFF) (ON) About 0V About 12V About 12V
14
Yellow
Black
Black
0• 1 `V
None About 0V
0 or 5V Ignition wave
About 0V
Nutral 2
C
24
Power GND
B
22
Red
0• 1 ` 2V 0V About 0V
About 6V
Right turn Lef turn None
*5 *6 *7
About 6V
Right turn Lef turn
Motor
*4
*8
0V About 0V
0• 1 ` 2V 0• 2 `V
Catatan) No. Contents
No. Contents
*1
Condition ; EPS ECU turns on
*5
This wave confirm by oscilloscope
*2
Measurement value between No.3(A) and No.5(A)
*6
Measurement value between No.13(A) and No.22(B)
*3
Measurement value between No.4(A) and No.5(A)
*7
Lamp turns on = about 0.7V
*4
Measurement value between No.14(A) and No.5(A)
*8
This voltage confirm by analogue tester
81
Training Support & Development
EPS & MDPS 4) Failsafe Diagnostic Trouble Code (DTC) C1631 C1632 C1633 C1634
Element
Torque sensor
C1621
Vehicle speed sensor
C1622
Engine speed sensor
C1641 C1642 C1643 C1645
Motor
C1653 C1654
Power supply
Cause of failure mode *Poor contact of connector *Omission of inserting the connector *Wiring harness disconnection or earthing *Poor characteristics *Poor contact of connector *Omission of inserting the connector *Wiring harness disconnection or earthing *Poor characteristics *Poor contact of connector *Omission of inserting the connector *Wiring harness disconnection or earthing *Poor characteristics *Poor contact of connector *Omission of inserting the connector *Wiring harness disconnection or earthing *Poor characteristics *Power transistor earting or open *Terminal short to Batt. Or earthing *Battery voltage drop *Battery voltage drop
Haevy steering
W/L turns on continuously
ECU ECU Wiring harness
Relay
W/Lamp
OFF
OFF
ON
Controlled motor current at 255km/h
ON
OFF
Haevy steering
Decreased motor current at 45A/4sec
ON
ON
OFF
ON
ON
ON
ON
ON
OFF OFF OFF
ON ON ON
-
-
Haevy steering
Haevy steering Haevy steering
*Sticking of Relay contact *Failure of ECU *Failure of ECU
Haevy steering Haevy steering Haevy steering
Wiring harness short
No influence
82
Motor
Chang the setting effort in running
*Poor contact of Relay C1652 C1655
Fail-safe contents
Steering conditions
OFF
OFF Decreased motor current at 45A/4sec OFF OFF OFF -
Training Support & Development
EPS & MDPS 5) Pemeriksaan Dasar a. Pemeriksan Power supply Tegangan dan berat jenis harus diukur. Kendaraan harus berhenti untuk pemeriksaan tegangan the battery dan power steering dijalankan, tegangan ketika kemudi dijalankan harus 12V atau lebih. Sirkuit power supply pada EPS ECU harus diperiksa. b. Pemeriksaan steering system 1) Untuk pemeriksan sistem kemudi kendaran harus diangkat. Apakah ada kerusakan pada center lever Apakah ada kerusakan pada steering gear box Apakah ada kerusakan pada tie-rod end 2) Tekanan angin dan kondisi ban harus diperiksa. c. Pemeriksaan kondisi sistem starting
1) Pada saat kunci kontak ON ON, lampu "EPS", dan lampu peringatan lainnya harus menyala. 2) Setelah mesin dihidupkan, lampu "EPS" harus mati. Apabila sistem bekerja normal, terjadinya proses startup adalah dengan urutan 1) kemudian 2). Proses kerja 1) dan 2) harus valid/absah. Dan juga, kerja power steering harus diperiksa. Catatan) Apabila lampu peringatan tidak menyala pada proses langkah 1) dan 2), maka bohlam "EPS" pada meter dan harness di dalam panel instrument harus diperiksa meskipun power steering bekerja normal. d. Mengukur kekuatan kemudi 1) Matikan mesin dan biarkan roda depan terpaku diam putar kemudi, kemudian ukurlah kekuatan kemudinya. 2) Hidupkan mesin dan biarkan roda depan terpaku diam putar kemudi, kemudian ukurlah kekuatan kemudinya. e. Periksa power supply pada sirkuit ECU Tegangan antara Terminal (+) No.21 dan terminal (-) No.22 pada connector B , dengan konektor ECU tetap terhubung. Tegangan antara terminal (+) No.1 konektor A dan terminal (-) 22 konektor B, dengan konektor ECU terhubung ketika kunci kontak ON. Catatan) Pemeriksaan ini harus dilakukan baik ketika mesin dalam keadaan mati mapun dalam keadaan hidup.
83
Training Support & Development
EPS & MDPS 6) Penggantian komponen dan diagnosa kesalahan a. Penggantian komponen 1)
Torque sensor, motor, ECU
Torque sensor dan motor adalah satu kesatuan di dalam steering column Ass'y; untuk itu bila ada salah satu yang rusak penggantiannya harus dalam satu kesatuan. Pada saat mengganti steering column Ass'y, hati-hati jangan sampai steering column Ass'y terjatuh atau terbentur. Apabila komponen ini jatuh, maka kemungkinan tidak bisa digunakan lagi. 2)
Steering Column Ass’y Membongkar
(1) Kunci Kontak OFF. Lepas terminal battery. (2) Lepas kedua konektor (terletak di samping kendaraan) ECU dan Torque sensor. (3) Kendurkan baut bawah yang terdapat pada Intermediate shaft (4) Lepas ke empat baut pengikat steering column Ass’y . (5) Lepas Intermediate shaft dari steering column. (6) Lepas steering column Ass’y. (7) Lepas Key-set dari steering column Ass’y.
Memasang Lakukan pemasangan dengan urutan kebalikan dari proses membongkar.
b. Diagnosa kesalahan Kode kerusakan disimpan di dalam memory cadangan ECU. Setelah proses perbaikan selesai, memori tersebut harus dihapus. Pada saat melukan diagnosa, selalu berhati-hatilah dan jangan sampai ada benda asing yang menempel atau terkena air.
84
Training Support & Development
EPS & MDPS 7) Pemeriksaan dilakukan apabila lampu peringatan (EPS) tidak menyala
Pastikan kondisi lampu peringatannya. Lampu tetap mati
1
Periksa bohlam yang terdapat di dalam instrument cluster. NG NG
Ganti bohlam
2
Periksa harness dan connector antara meter dan ECU.
OK Warning lamp turns on.
Perbaiki harness dan connector. OK Warning lamp turns on.
Lakukan pemeriksaan pada dengan menggunakan Hi scan.
Perbaiki kerusakan Menggunakan buku Shop Manual Read-out some trouble codes
No trouble code
Finish
Periksa connector
harnesses antara
meter
dan 1. Pisahkan konektor ECU B dan
2. Ukurlah tegangan antara terminal No.20 konektor A dan ground.
ECU. Spesifikasi
Ada tegangan battery (ketika
85
IG-ON)
Training Support & Development
EPS & MDPS 8) Kerusakan pada sistem power supply Apabila kemudi terasa berat pada waktu steering dalam keadaan statis. sebaliknya, lampu peringatan menyala ketika kemudi dalam keadaan statis, bunyi relay terus terdengar. (apabila pada kode kerusakan tidak terdeteksi) meka kemungkinan sistem power supply mengalami kerusakan. Sistem power supply harus diperiksa sesuai apakah ada penurunan tegangan atau kerusakan pada kontak relay (trouble code 23). PERHATIAN!! Sistem EPS bekerja dengan motor yang yang diberikan arus maksimal 45A. oleh karena itulah, bisa dimungkinkan meskipun tahanan pada wiring naik kurang dari 1ohm maka bisa berpengaruh pada kekuatan steering wheel. Untuk itu lakukan diagsosa pemeriksaan secara visual dan sentuhan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang tepat. Pemeriksaan
Tindakan
(Ground)
Apakah ECU terpasang dengan kuat? Apakah terminal ground terpasang dengan pada kuat pada pedal bracket?
Apakah terminal konektor dan kabel listrik
Bagian yang terputus harus disolder. Sambungan atau konektor
harus
dikencangkan.
Baut
untuk mengikat ECU, ECU bracket,
dan permukaan kontak harus diamplas.
tidak terjepit? (power supply)
Apakah masing-masing terminal
antara
battery, fuse, dan ECU terpasang dengan aman?
Apakah
fuse utama terpasang dengan
benar ? (Tidak ada guncangan?)
Pakah terminal battery terpasang dengan kuat? (tidak kendur ?)
86
Training Support & Development
EPS & MDPS 9) Kerusakan sensor sudah dideteksi oleh self-diagnosis
Apabila sensor bekerja tanpa ada bantuan power, lakukan pemeriksaan dengan prosedur sebagai berikut. Kondisi : 1) Start sistem secara normal 2) Keluarkan kode kerusakan secara normal 3) Sistem elektrikal dan battery dalam keadaan normal Prosedur pemeriksaan A: Periksa output torque sensor
Ganti steering column Ass’y NG
(Torque sensor Ass’y)
OK B: Periksa output torque sensor pada NG
saat kemudi diam OK Ganti Steering column Ass’y
A
Periksa sensor
output
torque 1) Hubungkan alat tester ke terminal (+) 5 teminal (-) ) no. 4 yang ada pada output terminal konektor A pada ECU. 2) Hidupkan mesin mesin, kemudian aktifkan power steering system. 3) Ukurlah tengan output torque sensor. (Standar : 2.5±0.1V)
B Periksa output torque sensor pada saat kemudi diam
1. Hubungkan teminal (+) no. 5 dan terminal (-) no. 4 yang ada pada output terminal konektor A pada ECU. 2. Hidupkan mesin, aktifkan power steering system. 3. Ukurlah tegangan output torque sensor arah kanan. (Standar: 2.5~4.7V (ketika kemudi diputar ke kanan) 4. Ukurlah tegangan output torque sensor arah kiri. (Standar: 0.3 ~2.5V ( ketika kemudi diputar ke kiri)
87
Training Support & Development
EPS & MDPS 10) Diagnosa kode kerusakan yang spesifik
DTC 1631, 1632, 1633, 1634 (CODE 11, 12, 13, 14)
Torque Sensor Signals
Connection D
Torque sensor
A
a (8V) b(main) c (GND) d (Sub)
EPS ECU 3 (8V) 4 (main) 5 (GND) 14 (Sub)
a b
c d
Berdasarkan flowchart, pemeriksaan dilakukan sesuai dengan metode sebagai berikut.
1
Periksa torque sensor dan jalur power
NG
supply OK
2
Periksa torque sensor dan jalur ground
NG
3
Periksa harness dan connector
OK
antara torque sensor dan ECU.
NG OK
4
Ukurlah tegangan sinyal output ke ECU.
Perbaiki harness dan connector
NG
Ganti Steering column Ass’y (Ganti torque sensor)
OK
Periksa kontak terminal yang ada pada
NG Peribaiki konektor
konektor ECU. OK Ganti Steering column Ass’y (Ganti ECU)
88
Training Support & Development
EPS & MDPS Periksa jalur power supply ke torque
1. Pisahkan torque sensor connector D
sensor
2. Ukurlah tegangan antara terminal No.a pada konektor bodi D dan bodi Standar
Periksa jalur ground torque sensor
Listrik bisa dihantarkan
1. Pisahkan torque sensor connector D 2. Periksa konduksi listrik antara terminal No.c yang ada pada konektor bodi D dan bodi Standar
Listrik bisa dihantarkan
Periksa harness connector antara
1. Pisahkan torque sensor connector D dan ECU connector A.
torque sensor dan ECU
2. Periksa konduksi listrik antara terminal konektor bodi D dan terminal konektor bodi A . A No. 3 terminal – D No. a terminal ; 8V A No. 4 terminal – D No. b terminal ; Main A No. 5 terminal – D No. c terminal ; GND A No.14 terminal – D No. d terminal ; Sub
Standar
Listrik bisa dihantarkan
Ukurlah tegangan sinyal output ke
1. Hubungkan ECU connector A dan Torque sensor connector D . secara
ECU
bersama-sama. 2. Pada saat ECU connector A terhubung, ukurlah tegangan diantara terminal dibawah ini dengan kondisi IG SW ON, posisi gigi netral. A No. 4 terminal (+) – A No. 5 terminal(-) ; Main-GND A No. 14 terminal(+) – A No.5 terminal(-) ; Sub-GND
Standar
2.5V
A No. 3 terminal (+) – A No. 5 terminal(-) ; 8V-GND
Standar
8V
89
Training Support & Development
EPS & MDPS
DTC 1621 (CODE 21)
Vehicle speed sensor signal
Koneksi EPS ECU
A
2 (SPD)
Vehicle speed sensor
Berdasarkan flowchart, lakukan pemeriksaan dengan metode sebagai berikut.
Hubungkan kembali apabila meter lepas. Ganti Periksa meter cable NG
kabelnya jika rusak.
OK 1
Periksa vehicle sensor unit
Ganti combination meter NG
OK 2
Periksa harness dan connector antara vehicle sensor dan ECU.
Perbaiki harness dan/atau connector NG
OK Periksa kontak terminal ECU connector
Perbaiki connector NG
Ganti Steering column Ass’y (Ganti ECU)
Catatan Problem ini dapat disebabkan karena wiring harness putus atau rusak. Apabila sistem kelistrikannya tidak rusak, maka hubungkan kembali atau ganti meter cable kemudian bersihkan memory.
90
Training Support & Development
EPS & MDPS Periksa harness dan connector
1. Lepas combination meter, dan pisahkan ECU connector A.
antara vehicle speed sensor dan
2. Periksa konduksi listrik antara konektor Vehicle speed sensor terminal - 2
ECU
terminal yang ada pada konektor A Standar
Ada kontinuitas
3. Periksa konduksi antara terminal konektor 2 pada bodi A dan bodi. Standar
Tidak ada kontinuitas
4. Periksa ground vehicle sensor antara vehicle speed sensor terminal body. Standar
DTC 1622 (CODE 22)
Ada kontinuitas
Engine rotation signal
Connection A
EPS ECU 12 (IGP)
Engine speed sensor
Berdasarkan flowchart, lakukan pemeriksaan dengan metode sebagai berikut.
Periksa harness dan connector antara EPS ECU Perbaiki atau ganti harness dan/atau connector dan EGI ECU
NG
OK Ganti Steering column Ass’y (Ganti ECU)
Periksa harness dan
1. Lepas konektor A EPS ECU dan konektor Engine speed sensor.
Konektor antara EPS ECU dan
2. Periksa konduksi listrik antara terminal 12 pada A dan terminal Engine
Engine speed sensor
speed sensor. Standar
Ada kontinuitas
91
Training Support & Development
EPS & MDPS
DTC 1653, 1654 (CODE 53, 54)
Voltage drop, poor relay contact
Koneksi A EPS ECU 1 (IG Key SW) 20 (WL)
Warning lamp(EPS)
B
Battery
21 (EPS F/L) 22 (GND)
Berdasarkan flowchart, lakukan pemeriksaan sesuai dengan metode sebagai berikut.
1
Recharge Battery
Periksa battery NG OK
2
Periksa harness, connector antara battery dan
Perbaiki harness dan/atau connector
ECU
NG OK
Periksa ground ECU
Perbaiki ground NG OK
Periksa kontak terminal konektor ECU
Ganti connector NG
OK Ganti Steering column Ass’y (Ganti ECU)
92
Training Support & Development
EPS & MDPS
Pemeriksaan Battery
Periksa tegangan voltage dan berat jenisnya Standar
Tegangan Battery : sekitar 12V Berat jenis : 1,260 atau lebih
Pemeriksaan
harness,
connector
antara battery dan ECU
Ukurlah tegangan antara terminal 21 konektor B dan terminal
22 konektor
B dengan ECU connector terhubung. Standar
10V atau lebih (with hand-free condition) 10V atau lebih (saat kemudi diputar dengan mesin mati)
Pemeriksaan ground ECU
1. Periksa konduksi antara terminal 22 konektor B dan ground body dengan ECU connector B dilepas. Standar
Ada kontinuitas
2. Check the electric conduction between the ground terminal of ECU ( 22 terminal of B connector ) and the body. Standar
Ada kontinuitas
DTC 1641, 1642, 1643, 1645 (CODE 41, 42, 43, 45) Motor system
Connection Motor
C EPS ECU 23 (M1) 24 (M2) 22 (GND)
B
93
Training Support & Development
EPS & MDPS Berdasarkan flowchart, lakukan pemeriskaan dengan metode sebagai berikut. 1
Ganti motor (Steering column Ass'y)
Motor unit NG OK
2
Periksa harness dan connector
Perbaiki harness dan/atau connector
Antara motor dan ECU
NG
OK Periksa kontak terminal konektor ECU
Perbaiki konentor NG
OK Ganti Steering column Ass’y (Ganti ECU)
Periksa motor unit
1. Pisahkan motor connector C 2. Periksa konduksi antara terminal konektor ( terminal 23 dan terminal 24 Standar
konektor C ) pada motor.
Ada kontinuitas
3. Check the insulation between the connector terminal (23 and 24 terminal) on the motor side and the body. Standar
Tidak ada kontinuitas
Periksa harness, connector antara
1. Pisahkan konektor ECU B dan konektor motor C.
motor dan ECU
2. Periksa kondisi antara terminal berikut. B no. 22 terminal - C no. 23 terminal Standar
Ada kontinuitas
3. Periksa insulasi antara terminal konektor ( terminal 23 dan 24 ) pada motor dan body. Standar
Tidak ada listrik yang dihantarkan
4. Periksa insulasi antara terminal konektor
C pada body
( C no. 23 terminal - C no. 24 terminal). Standar
Ada kontinuitas
94
Training Support & Development
EPS & MDPS
DTC 1652, 1655 (CODE 52, 55)
ECU system
Diagnosis Trouble code 52, 53, 54, 55 indicated
Replace Steering column Ass’y (Replace ECU)
11) Pemeriksaan berdasarkan kode DTC 1. Daftar kode DTC 11
C1631
12
C1632
13
C1633
14
C1634
21
C1621
Vehicle speed sensor
22
C1622
Engine rotation signal
53
C1653
54
C1654
41
C1641
42
C1642
43
C6143
45
C6145
52
C1652
55
C1655
Torque sensor
Voltage drop, poor contact of the relay
Motor
ECU
2. Menanganani kendaraan yang dilengkapi dengan electric power steering (EPS) Adalah reaksi yang normal apabila lampu peringatan pada meter menyala dengan kondisi sebagai berikut. Pastikan prosedur berikut. Kondisi DTC= C1621 Ketika mengatur putaran mesin sekitar 2500 rpm atau lebih selama 20 detik dengan kondisi kendaraan berhenti setelah mesin dipanaskan (selama 5 menit atau lebih).
95
Training Support & Development
EPS & MDPS Catatan
Fungsi power steering tidak berjalan (berat) pada saat lampu peringatan menyala, dan gerak kemudi sama seperti mode kemudi biasa tanpa power steering.
Apabila
lampu peringatan EPS menyala dengan kondisi selain pernyataan diatas,
kemungkinan sistem mengalami problem. Untuk kasus ini, lakukan diagnosa dengan benar terhadap kesalahan yang ada pada ECU. 12) Pemeriksaan berdasarkan gejala kerusakan Pada saat melakukan self-diagnosis, biasanya kerusakan pada sistem kemudi dapat diketahui dari DTC, sehingga bila ada kerusakan kemudi namun tidak muncul kode DTC maka hal tersebut bukan merupakan hal yang wajar. Untuk pananganan yang benar, pertama lakukan proses diagnosa dan pemeriksaan dasar. Kemudian, lakukan pemeriksaan sesuai prosedur pada masing-masing part dan berdasarkan asumsi kemungkinan penyebab. Terakhir, lakukan trouble-shooting. Urutan Pemeriksaan
Siapkan kendaraan yang mengalami kerusakan Pastikan
untuk
sebanyak
mungkin
mendapatkan mengenai
informasi kerusakan
Lakukan proses diagnosa (penyebab kerusakan
tersebut seperti kondisi, lingkungan, atau gajala
yang dicurigai)
yang timbul.
Pastikan gejala status kerusakannya.
Pastikan untuk mengetahui gejalanya
Lihat
data
kerusakannya
dan
pastikan
semuanya sudah benar.
Lakukan pemeriksaan dasar
Lakukan
pemeriksaan
berdasarkan
gejala
kerusakan yang timbul
96
Training Support & Development
EPS & MDPS Gejala dan kemungkinan penyebab
Tindakan
1. Kemudi berat pada saat diputar Dongkrak roda depan kendaraan (kanan dan kiri). kemudian pisahkan tie-rod end dan jalankan kemudi.
(A) Apabila kemudi ketika diputar terasa ringan. kemungkinan penyebabnya adalah dari tekanan angin ban dan suspensi
Tekanan angin terlalu rendah Wheel alignment kurang lurus Ban sudah aus
Tekanan angin ban harus disesuaikan dengan spesifikasinya. Setel (toe-in) Ganti
(B) Apabila kemudi terasa berat
Center lever bush rusak Steering gear box rusak Pelumas kurang menyebar Setelan gear box backlash kurang pas Tie-rod end terkunci
Ganti Ganti Setiap seksi diberikan pelumas secara merata Setel Ganti
2. Kemudi semi
Tekanan angin ban tidak benar Roda depan tidak lurus Mur roda kendur Ban ada yang benjol Wheel bearing aus atau rusak Suspension arm arus, atau kendur Roda depan tidak balance
Tekanan angin ban harus disesuaikan dengan spesifikasi. Setel (toe-in) Kencangkan sesuai dengan spesifikasinya Perbaiki atau ganti Ganti Setel atau ganti Setel
3. Kemudi melenceng
Tekanan angin ban tidak benar Roda depan tidak lurus Setelan wheel bearing kurang benar atau aus Shock absorber rusak Suspension arm rusak Kekencangan drag link bush tidak benar Setelan bear box backlash tidak benar Tie-rod end dan drag link ball-joint terkunci.
Tekanan angin ban disesuaikan dengan spesifikasi. Setel Setel atau ganti
Ganti Perbaiki atau ganti Kencangkan kembali dengan lurus Setel Ganti
97
Training Support & Development
EPS & MDPS
4. Benturan berpengaruh terhadap kemudi.
Tekanan angin ban terlalu kecang.
Setel
5. Kemudi melenceng 25mm atau lebih.
Rack pinion aus Steering shaft atau gerigi torque rod Baut pengikat steering wheel kendur Baut joint kendur Front wheel bearing aus Bagian-bagian yang bersinggungan kendur atau
Ganti Ganti Kencangkan sesuai standar Kencangkan sesuai standar Setel atau ganti Kencangkan sesuai standar atau ganti
rusak
Center lever bush aus Setelan gear box backlash tidak benar Drag link bush tidak benar
Ganti Setel Ganti
6. Kemudi melenceng dari lurus.
Roda depan kurang lurus Torsi torque rod kurang Gerigi pada steering wheel aus
Setel (toe-in) atau periksa (steering angle) Gangi Setel
98
Training Support & Development
EPS & MDPS 13) Diagnostic Trouble Code & Penyebabnya
99
Training Support & Development