POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI WILAYAH DESA
5
Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan
: ANALISIS POTENSI WILAYAH DESA
Waktu
: 2 (dua) kali tatap muka pelatihan selama 200 menit.
Tujuan
: Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai potensi sumber daya alam di wilayah desa.
Metode
: Praktek (mempraktekkan, diskusi, dan tugas terstruktur) menganalisis potensi sumber daya alam di wilayah desa.
5.1. IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI PEDESAAN Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan dunia begitu sempurna dengan segala potensi atau sumber daya yang terkandung di dalamnya. Potensi wilayah adalah keseluruhan kekuatan yang meliputi sumber daya alam dan manusiawi, baik yang sudah terwujud maupun yang belum, dan dapat dimanfaatkan bagi perkembangan dan kelangsungan wilayah tersebut. Sumber daya alam suatu wilayah adalah merupakan semua bahan/unsur/ material yang terdapat dan dimiliki oleh suatu suatu daerah secara alami. Artinya, sumber daya tersebut telah disediakan oleh alam yang timbul sebagai akibat proses
43
alamiah dan berguna bagi kehidupan umat manusia. Sumber daya alam mencakup semua unsur tata lingkungan, biologis dan fisik (biofisik) yang dengan nyata atau secara potensial dapat menunjang kehidupan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sifat penyebaran sumber daya alam secara geografis tidak merata di dunia ini. Dimana antara satu wilayah dengan wilayah lain memiliki sumber daya alam yang tidak sama satu sama lain. Dalam artian, tidak ada satu wilayah-pun di muka bumi ini yang memiliki potensi sumber daya alam yang persis sama dengan wilayah lainnya. Hal yang perlu mendapatkan perhatian serius, bahwa keberadaan sumber daya alam yang semakin lama semakin penting, karena adanya permintaan dan penggunaan sumber daya alam antar daerah akibat perkembangan ekonomi, sosial, industri, iklim dan sebagainya. Perkembangan peradaban serta struktur sosio ekonomi masyarakat suatu wilayah juga memberikan tekanan dan pengaruh besar dalam menentukan jenis dan sumber daya yang diperlukan serta cara bagaimana pegelolaan, pemanfaatan atau penggunaan sumber daya tersebut. Hal ini menyebabkan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya timbul saling ketergantungan satu sama lain. Ketiadaan atau kekurangan terhadap suatu sumber daya tertentu bagi suatu wilayah akan dapat dipenuhi dari wilayah lain yang memiliki kelebihan akan sumber daya tersebut, demikian pula sebaliknya. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai mekanisme atau kerjasama yang disepakati oleh wilayah-wilayah tersebut. Max Havelar, Multatuli sejak lebih dari satu abad yang lalu telah melukiskan kekayaan dan keindahan alam Indonesia sebagai negeri yang indah, yang melingkar nun jauh di sana di khatulistiwa laksana sabuk bermata zambrud.
44
Sebagai sebuh negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau dan dikelilingi oleh lautan yang begitu luas. Mulai dari udara, daratan dan lautan, semua mengandung berbagai unsur/bahan yang memiliki nilai ekonomis atau nilai guna yang tinggi. Terutama di wilayah daratan dan lautan terkandung banyak sekali kekayaan alam yang beraneka jenisnya, baik sumber daya hayati maupun nonhayati. Sebagian diantaranya telah teridentifikasi dan sebagian lainnya belum, sebagian telah dimanfaatkan/dikelola serta sebagian lainnya belum. Sumber daya alam merupakan salah satu milik ekonomi utama negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Sumber daya alam memberikan/ menyediakan pekerjaan pada lebih dari tiga per empat tenaga kerja dan menghasilkan/berkontribusi terhadap sebagian besar pendapatan nasional Indonesia (Katili, 1983). Secara garis besar sumber daya alam dapat digolongkan ke dalam dua bagian utama, yaitu : (1) Sumber Daya Alam Hayati; (2) Sumber Daya Alam Nonhayati. Sumber daya alam hayati mencakup semua sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Dalam artian, sumber daya alam yang dapat dibudidayakan atau dapat dikembangbiakkan, seperti tanaman (tumbuhan), hewan (hewan ternak, hewan laut dan lain-lain), terumbu karang dan sebagainya. Sumber daya alam nonhayati mencakup semua sumber daya alam dengan ciri-ciri utamanya adalah tidak dapat diperbaharui oleh manusia. Artinya, jika sumber daya alam tersebut dieksploitaasi secara tidak bijaksana maka akan mempercepat terjadinya pemusnahan sumber daya alam nonhayati tersebut, seperti tanah, minyak bumi, bahan tambang atau mineral (seperti nikel, tembaga, seng, besi, timah, emas dan lain-lain). 45
5.2. POTENSI SUMBER DAYA TANAH Diantara sumber daya alam yang vital bagi suatu wilayah adalah tanah. Hampir semua jenis kebutuhan umat manusia berupa pangan, sandang dan papan secara langsung maupun tidak langsung sangat tergantung pada tanah. Tanah merupakan prasarana utama sebagai tempat berbagai aktivitas manusia dan sekaligus penyedia berbagai bahan dasar kebutuhan umat manusia. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat multi fungsi. Diantara fungsi tanah adalah : a. Tanah berfungsi sebagai prasarana tempat berlangsungnya aktivitas manusia, diantaranya :
tempat mendirikan rumah;
tempat mendirikan pabrik;
tempat mendirikan sekolah;
tempat bercocok tanam;
tempat memelihara ternak;
tempat berlalu lintas;
dan lain-lain.
b. Tanah berfungsi sebagai penyedia berbagai bahan kebutuhan dasar manusia, meliputi berbagai bahan alam yang yang terkandung di dalam bumi dan berguna bagi pemenuhan kebutuhan manusia, antara lain :
minyak bumi, gas alam, bahan tambang (emas, tembaga, timah, aluminium dan lain-lain);
air tanah;
tanah itu sendiri dapat secara langsung bertindak sebagai bahan baku
46
yang dapat diolah menjadi berbagai barang kebutuhan manusia, seperti tanah sebagai bahan baku industri semen, pabrik bata merah, pabrik genteng dan sebagainya;
dan lain-lain.
Pada awalnya sebelum tanah secara meluas dieksploitasi dan diperlukan sebagai tempat usaha yang produktif, para peternak (ternak sapi, kerbau, domba, dan lain-lain) dapat membiarkan hewan ternaknya lepas secara bebas untuk mencari makanan di atas permukaan bumi yang luas. Setelah manusia mengenal sistem bercocok tanam, maka tanah dibutuhkan sebagai tempat bercocok tanam. Ternak piaraan mulai dibatasi kebebasannya mencari
makanan secara bebas.
Tanah mulai dikuasai secara pribadi oleh individu-individu masyarakat. Pertanian merupakan salah satu kegiatan manusia yang mengeksploitasi sumber daya tanah dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dalam mengeksploitasi tanah untuk kegiatan pertanian, manusia menerapkan berbagai teknologi mulai dari teknologi yang sederhana bersifat tradisional sampai teknologi yang canggih. Semuanya menjadikan tanah sebagai objek untuk kegiatan produktif pertanian. Dalam perkembangannya, tanah menjadi sesuatu barang yang berharga dan memiliki nilai ekonomi. Sebagai sumber daya alam, tanah merupakan faktor produksi yang amat penting dan srategis. Namun dalam kepemilikan atau penguasaan tanah sebagai faktor produksi luasnya mengalami penyusutan, yang semakin hari semakin mengecil dibandingkan dengan jumlah penduduk di muka bumi. Fenomena ini muncul karena luas daratan di permukaan bumi tidak mengalami penambahan, sedangkan jumlah penduduk semakin hari semakin
47
bertambah banyak. Hal tersebut menyebabkan bidang-bidang tanah yang dikuasai anggota masyarakat menjadi semakin terbatas luasnya dan letaknya berpencarpencar. Dalam masyarakat pedesaan yang agraris, kondisi ini menyebabkan bidangbidang tanah yang membentuk usaha tani tidak selalu berada dalam satu kawasan. Usaha tani yang satu dengan usaha tani yang lain letaknya terpisah (berpencar) dengan tingkat kesuburan yang belum tentu sama. Usaha tani yang berpencarpencar tersebut menyebabkan usaha tani menjadi tidak efektif dan tidak efisien. Petani di pedesaan agraris terutama di pulau Jawa atau daerah-daerah yang berpenduduk padat, umumnya luas kepemilikan tanah pertanian sangat kecil, kurang lebih sekitar 0,25 Ha atau kurang dari 0,5 Ha. Pertanian demikian dikenal dengan istilah petani gurem. Bahkan sebagian dari petani di pedesaan tidak memiliki tanah garapan sendiri, melainkan berstatus sebagai buruh tani atau petani penyakap (penyewa tanah). Gejala ini sudah semakin meluas di pedesaan agraris di daerah berpenduduk padat. Menurut Hakim, N, Nyakpa, Y, Lubis, A.M, Nugroho, Saul, R, Diha, Go Ban Hong dan Bailey (1986) bahwa luas daratan indonesia seluruhnya sekitar 200 juta Ha. Sekitar 168 juta Ha tersebar di empat pulau besar di luar Jawa, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Dari 168 juta Ha tersebut, 123 juta Ha berupa tanah lahan kering dan sisanya 39 juta Ha berupa lahan basah baik berupa rawa pasang surut maupun rawa lebak. Tanah daratan yang dimiliki Indonesia sangat potensial sebagai lahan pertanian dan lahan produksi lainnya. Bagi masyarakat di pedesaan maupun perkotaan tanah merupakan modal dasar yang vital. Tidak heran bagi kita, di kalangan masyarakat baik di perkotaan
48
maupun di pedesaan dijumpai sekelompok orang yang disebut juragan tanah. Umumnya orang yang menguasai sebagian besar tanah mempunyai posisi yang strategis dalam strata sosial masyarakat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomis dan politis yang strategis dalam masyarakat. Dalam menggerakkan pembangunan masyarakat di pedesaan, faktor keberadaan tanah sebagai sumber daya alam harus menjadi salah satu titik perhatian. Dimana masyarakat pedesaan di dominasi oleh masyarakat pertanian. Di sini tanah merupakan faktor produksi dan pendukung aktivitas kehidupan masyarakat yang utama. Karena semakin terbatasnya ketersediaan lahan tanah sebagai sumber daya alam yang potensial, maka diperlukan manajemen pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang ada. Manajemen lahan yang meliputi pengelolaan lahan pertanian (lahan bercocok tanam, kehutanan, peternakan, dan perikanan), serta pengelolaan lahan untuk perumahan maupun industri. Selain itu, perlu dilakukan penanganan/pengelolaan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, guna mendapatkan strategi yang tepat dalam penguasaan dan pengelolaan lahan tanah yang ditujukan untuk meningkatkan hasil yang semaksimal mungkin dan berkelanjutan. Menurut Supardi (1994) bahwa upaya memaksimalkan hasil, meliputi : (1) Memperoleh hasil atau produksi yang maksimal dari setiap unit lahan. (2) Memilih tata cara pengelolaan lahan yang memberikan keuntungan maksimal. (3) Menekan sampai sekecil mungkin ketidakmantapan kondisi lahan potensial
49
sehingga dapat meningkatkan hasil yang maksimal. (4) Mencegah terjadinya penurunan lahan potensial.
5.3. POTENSI SUMBER DAYA HUTAN Hutan mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan dan kelangsungan hidup manusia dan lingkungan. Indonesia merupakan negara kepualauan terbesar di dunia, terdiri dari 17.508 buah pulau yang membentuk daratan. Sebagian terbesar dari daratan ini masih berupa hutan. Kawasan hutan Indonesia merupakan Hutan Hujan Tropika terluas kedua di dunia setelah Brazil. Boer (1984) menyebutkan bahwa luas kawasan hutan Indonesia sekitar 143 juta Ha. Hutan tersebut mengandung kekayaan yang potensial antara lain 25.000 jenis flora, dan 400.000 jenis fauna. Berdasarkan tata guna hutan kesepakatan, kawasan hutan yang optimal ditetapkan seluas 143 juta Ha. Data Biro Pusat Statistik (1990) menunjukkan bahwa dari keseluruhan luas hutan tersebut terbagi menjadi : (1)
Hutan Lindung seluas 30,4 juta Ha.
(2)
Hutan Suaka Alam, Wisata, dan Taman Nasional seluas 18,7 juta Ha.
(3)
Hutan Produksi seluas 64,3 juta Ha.
(4)
Kawasan hutan yang dapat dikonversi seluas 30,1 juta Ha. Kawasan hutan sebagai aset nasional memiliki keunggulan komparatif dan
menjadi tumpuan harapan bagi kesinambungan pembangunan ekonomi, karena hutan mengandung beragam sumber daya alam di dalamnya. Hutan memiliki fungsi alamiah sebagai pelindung, sumber plasma nutfah, hidro-orologis, estetika, ilmiah dan lain-lain. Fungsi utama hutan adalah untuk menopang kehidupan manusia dan
50
sebagai paru-paru dunia. Pengelompokan hutan menurut fungsinya adalah : (1)
Hutan Lindung, berfungsi memberikan perlindungan terhadap tanah, tata air (hidro-orologis), iklim serta lingkungannya.
(2)
Hutan Suaka Alam, berfungsi memberikan perlindungan terhadap hewan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
(3)
Hutan Wisata, berfungsi sebagai hutan yang menyediakan keindahan alamiah untuk kepentingan pariwisata.
(4)
Hutan Produksi, berfungsi memberikan manfaat produksi kayu dan hasil hutan lainnya berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan yang berlaku, yang mengenal prinsip kekekalan, kelestarian dan keberlanjutan hasil. Indonesia memiliki hutan hujan tropika (atau hutan tropika basah) yang luas
dan tersebar di seluruh pelosok tanah air termasuk wilayah pedesaan. Hutan ini kaya dan memiliki struktur dan komposisi yang relatif sempurna, selalu hijau sepanjang tahun, selalu dalam keadaan lembab dan memiliki pepohonan yang besar dan lebat, serta memiliki berbagai jenis pohon yang mempunyai potensi ekonomi yang besar. Berikut digambarkan secara singkat tentang pengelolaan dan kondisi hutan Indonesia. Sejak tahun 1970-an pemerintah mulai menggiatkan aktivitas sektor kehutanan melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi, diantaranya kegiatan HPH (Hak Penguasaan Hutan), dan pembukaan areal perkebunan berskala besar. Sejak itu terjadi eksploitasi besar-besaran dalam pengelolaan/pemanfaatan hutan yang berkembang pesat. Hal ini tidak saja memberikan keuntungan secara ekonomi terhadap kegiatan pembangunan, tetapi sebaliknya menimbulkan dampak negatif yang tidak menguntungkan bagi kelestarian dan keberlanjutan ekosistem.
51
Kawasan hutan dan sumber daya alam yang dikandungnya cenderung terancam
kapasitas
keberlanjutannya
(sustainable
capacity)
ekosistemnya.
Dikarenakan pemanfaatan sumber daya hutan oleh masyarakat cenderung tidak bijaksana, sehingga mengancam kelestarian sumber daya yang ada. Kegiatan eksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber daya hutan di berbagai wilayah di Indonesia, menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya hutan. Hal ini terindikasi dari terjadinya kebakaran hutan, erosi dan banjir yang merupakan bukti bahwa pelaksanaan pengelolaan/pemanfaatan sumber daya hutan kita menuju ke arah yang tidak bijaksana dan tidak berkelanjutan. Menurut Sumarwoto, O. (1997), bahwa pandangan hidup antroposentris yang bersifat eksploitatif dengan sistem biogeofisik, yaitu : sumber daya alam dapat dieksploitasi semaksimal mungkin untuk mendukung pola hidup konsumtif. Ini merupakan salah satu pemicu terjadinya deplesi sumber daya alam dan rusaknya fungsi ekologis lingkungsn hidup, sehingga mengurangi daya dukung lingkungan dalam ekosistem.
5.4. POTENSI SUMBER DAYA AIR DAN KELAUTAN Air selain berguna untuk keperluan langsung dalam kehidupan sehari-hari juga berfungsi untuk membantu berbagai usaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti untuk kegiatan pertanian, pembangkit listrik tenaga air, industri, transportasi dan lain-lain. Air berfungsi pula sebagai tempat hidup berbagai jenis hewan yang berguna bagi manusia. Selain itu, di dalam air dan lautan terkandung berbagai potensi sumber daya alam lainnya baik hayati maupun nonhayati yang berguna bagi kehidupan umat manusia. Secara alamiah, air selalu bergerak mengikuti pergerakan siklus. Air
52
meninggalkan permukaan tanah dan tubuh tanah dalam bentuk uap air. Jumlah air yang meninggalkan tanah menuju atmosfir dan yang turun dari atmosfir dalam bentuk presipitasi pada waktu tertentu adalah hampir sama. Air hujan yang jatuh pada permukaan tanah sebagian mengalir di permukaan tanah (run off) menuju sungai, danau dan lautan. Sebagian lagi meresap ke dalam tanah (infiltrasi) melalui pori-pori tanah. Air yang meresap ke dalam tanah inilah yang disebut air tanah. Air tanah ini bergerak (perkolasi) terus ke lapisan tanah yang lebih dalam dan kemudian berkumpul menjadi air tanah bebas (ground water). Aliran air tanah (interflow) bergerak menuju sungai, danau dan lautan. Tidak semua air atau hujan dapat mencapai tanah, sungai, danau dan lautan. Karena dalam perjalanan air menuju sungai, danau dan lautan ini sebagian air menguap melalui permukaan tanah, melaui permukaan tumbuhan, melalui manusia dan hewan. Penguapan air sangat dipengaruhi oleh kondisi suhu lingkungan dimana air tersebut berada. Sirkulasi air setiap waktu tidaklah merata di permukaan bumi. Hal ini mengakibatkan jumlah air yang terdapat pada setiap wilayah dan setiap waktu tidaklah sama. Bisa saja di suatu wilayah terjadi kebanjiran, tetapi sebaliknya di wilayah lain terjadi kekeringan. Jumlah air yang terdapat di bumi diperkirakan sekitar 1,3 – 1,4 milyar km3 (Jumin, H.B., 1989). Sekitar 97 persen dari jumlah air tersebut terdapat di lautan (air asin), 3 persen dalam bentuk air tawar. Dari total air tawar tersebut terdapat dalam berbagai bentuk (Sudaryoko dalam Katili, 1983), yaitu :
75 persen dalam bentuk salju dan es;
24 persen berupa air tanah;
1 persen berupa air permukaan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau 17.508
53
buah, garis pantai sepanjang 81.000 km, luas lautnya 3,1 juta km2. Berdasarkan UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) tahun 1982, bahwa Indonesia diberi hak kewenangan memanfaatkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) seluas 2,7 km2 yang meliputi ekplorasi, eksploitasi, pengelolaan sumber daya alam hayati dan nonhayati, penelitian dan yurisdiksi mendirikan instalasi atau pulau buatan. Batas terluar ZEE ini adalah 200 mil dari garis pantai pada saat surut terendah atau base line (Dahuri, R. dkk., 1997). Sebagian besar sumber daya alam kelautan belum dimanfaatkan secara optimal, seperti minyak dan gas, timah, bijih besi, bauksit, pasir kuarsa dan lain-lain. Selain itu sebagian besar kapasitas sumber daya perikanan laut dan perikanan darat kita juga belum dimanfaatkan secara maksimal.
54
5.5. DAFTAR ISIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM : ………………….. Ha
1. LUAS T ANAH a. TANAH SAW AH : Sawah Irigasi Tek nis Sawah Irigasi Sem i Teknis Sawah Tadah Hujan
: …………………. Ha : …………………. Ha : …………………. Ha
b. TANAH KERING Tegal/Ladang Pem uk ima
: : …………………. Ha : …………………. Ha
c. TANAH BASAH Tanah Rawa Pasang Surut
: : …………………. Ha : …………………. Ha
d. TANAH PERKEBUNAN : Tanah Perk ebunan Rakyat Tanah Perk ebunan Negara Tanah Perk ebunan Swasta
: …………………. Ha : …………………. Ha : …………………. Ha
e. TANAH FASILITAS UMUM : Tanah Kas Desa : …………………. Ha Lapangan : …………………. Ha Perk antoran Pem erintah : …………………. Ha Penggunaan Lainnya : …………………. Ha f.
TANAH HUTAN Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Konversi
: : …………………. Ha : …………………. Ha : …………………. Ha
2. PERTANIAN a. Luas Tanam menurut Komoditas Jagung : ............... Ha Kacang Kedele : .............. Ha Kacanag tanah : .............. Ha Padi : .............. Ha Ubi Kayu : .............. Ha Ubi Jalar : .............. Ha Cabe : .............. Ha Kentang : .............. Ha Bawang Merah : .............. Ha Tomat : .............. Ha Kubis : .............. Ha ..................... : .............. Ha ..................... : .............. Ha ..................... : .............. Ha ..................... : .............. Ha
55
Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha
b. Jenis Komoditas Buah-buahan Jeruk : ............. Ha Alpokat : ............. Ha Mangga : ............. Ha Rambutan : ............. Ha Salak : ............. Ha Apel : ............. Ha Pepaya : ............. Ha Durian : ............. Ha Sawo : ............. Ha Nenas : ............. Ha Pisang : ............. Ha Markisa : ............. Ha Semangka : ............. Ha Lengkeng : ............. Ha ..................... : .............. Ha ..................... : .............. Ha ..................... : .............. Ha ..................... : .............. Ha c.
Tanaman Obat Jahe Kunyit Lengkuas Mengkudu Kumis Kucing ..................... ..................... ..................... .....................
Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi :.................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha
: ............. Ha : ............. Ha : ............. Ha : ............. Ha : ............. Ha : .............. Ha : .............. Ha : .............. Ha : .............. Ha
Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha Produksi : ................ Ton/Ha
a. Perkebunan Swasta/Negara Kelapa : ............. Ha Kelapa Sawit : ............. Ha Kopi : ............. Ha Cengkeh : ............. Ha Coklat : ............. Ha Lada : ............. Ha Vanili : ............. Ha Karet : ............. Ha Tembakau : ............. Ha Teh : ............. Ha Pala : ............. Ha Mete : ............. Ha ..................... : .............. Ha ..................... : .............. Ha
Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha
b. Perkebunan Rakyat Kelapa : ............. Ha Kelapa Sawit : ............. Ha Kopi : ............. Ha
Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha
3. PERKEBUNAN
56
Cengkeh Coklat Lada Vanili Karet Tembakau Teh Pala Mete ..................... .....................
: ............. Ha : ............. Ha : ............. Ha : ............. Ha : ............. Ha : ............. Ha : ............. Ha : ............. Ha : ............. Ha : .............. Ha : .............. Ha
Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha Produksi : ................. Ton/Ha
4. KEHUTANAN a. Luas menurut Kepemilikan Milik Negara Milik Adat/Masyarakat Adat Perhutani Total
: ................. Ha : ................. Ha : ................. Ha : ................. Ha
b. Hasil Hutan Kayu Madu Lebah Rotan Damar Bambu ...................... ...................... ......................
: ................. m /tahun : ................. Liter/tahun : ................. Ton/tahun : ................. Ton/tahun : ................. batang/tahun : .......................... : .......................... : ..........................
c.
Kondisi Hutan Bakau Hutan Produksi Hutan Lindung Suaka Marga Satwa Hutan Suaka Alam
3
: Baik .............. Ha, : Baik .............. Ha, : Baik .............. Ha, : Baik .............. Ha, : Baik .............. Ha,
5. PETERNAKAN a. Jenis dan Populasi Ternak Sapi Kerbau Ayam Bebek Kuda Domba Kambing Babi ................... ................... ................... ................... ...................
: : : : : : : : : : : : :
.................... .................... .................... .................... .................... .................... .................... .................... .................... .................... .................... .................... ....................
57
ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor
Rusak ............... Ha Rusak ............... Ha Rusak ............... Ha Rusak ............... Ha Rusak ............... Ha
b. Produksi Peternakan Susu : Kulit : Telur : Daging : Madu : ................ : ................ : ................ : ................ : c.
.................... .................... .................... .................... .................... .................... .................... .................... ....................
ekor/tahun meter/tahun kg/tahun kg/tahun liter/tahun
Hijauan Pakan Ternak Luas Tanaman Pakan Ternak (rumpu gajah dll) Produksi Hijauan Makanan Ternak Luas Lahan Gembalaan
6. BAHAN GALIAN (MINERAL) a. Jenis dan Deposit Bahan Galian Batu Kapur : ....................... Ton Pasir : ....................... Ton Emas : ....................... Ton Tembaga : ....................... Ton Aluminium : ....................... Ton Perunggu : ....................... Ton Belerang : ....................... Ton Marmer : ....................... Ton Batu Apung : ....................... Ton Pasir Kwarsa : ....................... Ton ................... : ....................... Ton ................... : ....................... Ton b. Produksi Bahan Galian Batu Kapur Pasir Emas Tembaga Aluminium Perunggu Belerang Marmer Batu Apung Pasir Kwarsa ................... ...................
: ....................... Ton/Ha : ....................... Ton/Ha : ....................... Ton/Ha : ....................... Ton/Ha : ....................... Ton/Ha : ....................... Ton/Ha : ....................... Ton/Ha : ....................... Ton/Ha : ....................... Ton/Ha : ....................... Ton/Ha : ....................... Ton/Ha : ....................... Ton/Ha
7. SUMBER DAYA AIR DAN KELAUTAN a. Potensi Air Irigasi Ada ........................ / Tidak Ada ........................ Jika Ada : Sungai : debit .............. m/detik
58
: .......... Ha : .......... Ton/Ha : .......... Ha
3
Danau : volume ........... m Mata Air : debit .............. m/detik 3 Bendungan/Waduk : volume ........... m b. Air Minum Mata Air
:
Sumur Gali :
c.
Sumur Pompa
:
Hidran Umum
:
PAM
:
Pipa
:
Sungai
:
Embung
:
Sungai Jumlah Sungai Kondisi
d. Rawa Luas Pemanfaatan
e. Danau Luas Pemanfaatan
Banyak Pemanfaat Kondisi = baik Banyak Pemanfaat Kondisi = baik Banyak Pemanfaat Kondisi = baik Banyak Pemanfaat Kondisi = baik Banyak Pemanfaat Kondisi = baik Banyak Pemanfaat Kondisi = baik Banyak Pemanfaat Kondisi = baik Banyak Pemanfaat Kondisi = baik
: ................ buah : Tercemar Pendangkalan Keruh ........................ ........................
: ................ Ha : Perikanan Air Minum Cuci dan Mandi Irigasi Kakus ..................... .....................
: ..................... Ha : Perikanan Air Minum Cuci dan Mandi
59
= ............ unit, = ............ KK ........., rusak ......... = ............ unit, = ............ KK ........., rusak ......... = ............ unit, = ............ KK ........., rusak ......... = ............ unit, = ............ KK ........., rusak ......... = ............ unit, = ............ KK ........., rusak ......... = ............ unit, = ............ KK ........., rusak ......... = ............ unit, = ............ KK ........., rusak ......... = ............ unit, = ............ KK ........., rusak .........
= = =
ya/tidak ya/tidak ya/tidak
= = = = =
ya/tidak ya/tidak ya/tidak ya/tidak ya/tidak
= = =
ya/tidak ya/tidak ya/tidak
Kondisi
Irigasi Kakus Pembangkit Listrik Prasarana Transportasi Wisata .............................. .............................. : Tercemar Pendangkalan Keruh ........................ ........................
= = = = =
ya/tidak ya/tidak ya/tidak ya/tidak ya/tidak
= = =
ya/tidak ya/tidak ya/tidak
f.
Air panas Pemilikan/Pengelolaan : Ada/Tidak Ada Jumlah Lokasi : ..................... buah Pemanfaatan : Wisata = Pengobatan = .............................. .............................. g. Laut
ya/tidak ya/tidak
Luas Pemanfaatan
: ..................... Ha : Perikanan Prasarana Transportasi Wisata ............................. .............................
Fasilitas
: Pelabuhan Umum Pelabuhan Nelayan Pelelangan Ikan Wisata (Hotel, Penyelaman, Pemancingan dll) ......................... .........................
Kondisi
: Tercemar Pendangkalan Keruh ........................ ........................
= = =
= = =
ya/tidak ya/tidak ya/tidak
ya/tidak ya/tidak ya/tidak
8. PERIKANAN a. Jenis dan Produksi Budi Daya Ikan Laut dan Payau Keramba : ............... unit, Produksi : .............. Ton/tahun Tambak : ............... Ha, Produksi : .............. Ton/tahun Jermal : ............... unit, Produksi : .............. Ton/tahun ................... : ............... unit, Produksi : .............. Ton/tahun ................... : ............... unit, Produksi : .............. Ton/tahun b. Jenis dan Produksi Budi Daya Ikan Air Tawar Keramba : ............... unit, Produksi : .............. Ton/tahun
60
Empang/Kolam : ............... Ha, Produksi : .............. Ton/tahun ................... : ............... unit, Produksi : .............. Ton/tahun ................... : ............... unit, Produksi : .............. Ton/tahun c.
Jenis Ikan dan Produksi Ikan Tuna : ................. Ton/Ha Udang : ................. Ton/Ha Kerang : ................. Ton/Ha Kepiting : ................. Ton/Ha Ikan Mas : ................. Ton/Ha Ikan Mujair : ................. Ton/Ha Ikan Lele : ................. Ton/Ha ............... : ................. Ton/Ha ............... : ................. Ton/Ha ............... : ................. Ton/Ha ............... : ................. Ton/Ha
9. WISATA Laut/Bahari Danau Gunung Sungai Agrowisata Hutan Gua Ekologi Sejarah ................. .................
: : : : : : : : : : :
Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada
61
5.6. LATIHAN 1. Peserta
pelatihan
mempraktekkan
secara
berkelompok
dalam
mengidentifikasi sumber daya alam di wilayah desa. 2. Peserta pelatihan secara individual ditugaskan untuk membuat paper tentang mengidentifikasi sumber daya alam di wilayah desa.
62