POLA PEMBIAYAAN (Lending Model)
Budidaya Itik Talang Benih di Kabupaten Rejang Lebong
POLA PEMBIAYAAN (Lending Model) Budidaya Itik Talang Benih di
Kabupaten Rejang Lebong
KATA PENGANTAR Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu melakukan pembinan terhadap peternak itik Klaster Maju Bersama dan Klaster Rukun Sejahtera di Kabupaten Rejang Lebong selama dua tahun sejak tahun 2014. Pembinaan dilakukan dalam bentuk Bantuan Teknis (Bantek) dan bantuan terkait Program Sosial Bank Indonesia (seperti fasilitas kandang, mesin tetas, itik, mesin pakan, telur). Adapun Bantek diberikan dalam bentuk pelatihan (soft skills dan hard skills), pendampingan, dan studi banding. Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama dan Rukun Sejahtera menunjukkan perkembangan yang pesat dibandingkan sebelum tahun 2014, sehingga perlu diarahkan menuju pola usaha ternak yang berorientasi bisnis dan berskala besar. Dalam upaya menuju pola beternak berorientasi bisnis dan skala besar, maka perlu dilakukan Kajian Pola Pembiayaan (Lending Model) tentang budidaya ternak Itik Talang Benih di Kabupaten Rejang Lebong. Kajian Lending Model budidaya ternak itik dilakukan berdasarkan data primer dan sekunder yang diperoleh dari Klaster Maju Bersama dan Klaster Rukun Sejahtera. Hasil analisis berdasarkan asumsi-asumsi tertentu menunjukkan bahwa pola pembiayaan (lending model) budidaya ternak Itik Talang Benih di Kabupaten Rejang Lebong layak (feasible) untuk dikembangkan dan dibiayai baik dengan modal sendiri maupun melaui sumber pembiayaan bank atau non bank. Kelayakan usaha ternak itik secara teknis ditunjukkan oleh nilai NPV yang positif, nilai IRR di atas suku bunga bank yang berlaku, dan nilai B/C yang positif, serta sudah menghitung simulasi resiko dengan analisis sensitivitas. Selain itu, dari aspek pemasaran, terlihat bahwa potensi pasar atau peluang pasar untuk produk itik seperti; telur, DOD (Day Old
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
i
i
Duck) dan daging itik masih sangat terbuka lebar, mengingat masih banyak permintaan daging itik bagi pedagang lesehan di Kota Curup dan kota lainnya di Provinsi Bengkulu belum dapat terpenuhi. Demikian juga halnya, dengan permintaan telur itik yang selalu habis terjual di pasar tradisional di Curup. Hal yang sama juga terjadi terhadap permintaan DOD, dimana permintaan DOD dari peternak di Kabupaten Rejang Lebong dan daerah lain belum dapat dipenuhi. Selanjutnya, kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada stakeholders terutama kepada peternak itik, perbankan, lembaga pembiayaan, calon investor dan akademisi dalam upaya mengembangkan usaha budidaya ternak itik di Kabupaten Rejang Lebong. Terima kasih kami sampaikan atas kerjasama dari berbagai pihak, sehingga penulisan penelitian pola pembiayaan usaha pengolahan jeruk kalamansi ini dapat diselesaikan. Harapan kami semoga penelitian ini dapat memberikan informasi sesuai yang diharapkan. Selain itu, puji syukur kita panjatkan atas rahmat-Nya penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT meridhoi dan menjadikan apa yang kita lakukan dalam penyusunan penelitian ini sebagai amal ibadah yang berkah. Akhirnya, segala kritik dan saran kami harapkan, untuk perbaikan dimasa mendatang.
Bengkulu, Oktober 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Bambang Himawan Kepala Perwakilan
ii
ii
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
RINGKASAN EKSEKUTIF Penelitian pola pembiayaan (lending model) budidaya Itik Talang Benih dengan pola klaster menggunakan data primer dari Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama dan Rukun Sejahtera di Kabupaten Rejang Lebong. Adapun data sekunder yang dihimpun diperoleh dari studi literatur dan data stakeholders terkait. Analisis usaha dilakukan secara kualitatif dan deskriptif terutama terkait dengan aspek pasar dan pemasaran,
produksi,
ekonomi,
sosial
dan
lingkungan.
Untuk
mengetahui kelayakan usaha digunakan analisis keuangan seperti ; laba rugi, cash flow, NPV, PBP, BEP, Net R/C ratio, IRR dan analisis sensitivitas. Berdasarkan survei, pasar akan produk itik seperti daging itik, telur itik, dan DOD (day old duck) masih terbuka luas dan bersifat lokal yakni di sekitar wilayah Curup dan Kepahiyang. Permintaan produk itik seperti daging itik dan telur itik masih terbatas untuk konsumsi rumah tangga dan pedagang lesehan. Namun demikian, permintaan Itik Talang Benih sebagai plasma nutfah Provinsi Bengkulu juga datang dari luar Provinsi Bengkulu. Pola pemasaran telur itik dan daging itik menunjukkan bahwa pasar produk tersebut bersifat lokal, yaitu dijual di pasar tradisional dan masyarakat sekitar Klaster. Sedangkan untuk penjualan DOD, peternak langsung menjual DOD kepada sesama peternak di Kabupaten Rejang Lebong. Budidaya ternak Itik Talang Benih layak untuk dikembangkan, hal tersebut antara lain dapat dilihat dari prospek pasar yang masih terbuka dan analisis keuangan yang menguntungkan. Analisis usaha dalam penelitian ini menunjukkan bahwa budidaya ternak Itik Talang Benih layak untuk dilaksanakan dalam skala besar sehingga dapat menjadi sumber pendapatan utama bagi peternak. Kebutuhan dana investasi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
iii
iii
dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya investasi sebesar R p . 206.250.000,00 dan modal kerja sebesar Rp.138.959.502,00. Dengan besaran investasi seperti tersebut diatas, usaha ternak itik dapat menghasilkan profit margin sebesar 40,31% (rata-rata selama 3 tahun). Jika dilihat dari harga pokok usaha budidaya ternak itik menunjukkan bahwa harga pokok telur itik per butir sebesar Rp.585,00, sedangkan harga pokok DOD (day old duck) per ekor sebesar Rp.4.366,00 dan harga pokok itik muda per ekor Rp.38.233,00. Semua harga pokok produksi tersebut (telur, DOD, dan itik dara) berada di bawah harga jual di tingkat peternak. Berdasarkan analisis laba rugi, usaha budidaya Itik Talang Benih terlihat bahwa titik impas (break event point/BEP) rata-rata selama tiga tahun (th 2015 – 2017) diperoleh nilai sebesar Rp236.317.584,00 atau sama dengan jumlah telur itik sebanyak 118.159 butir. Jika dilihat dari jumlah itik yang dipelihara pada Klaster Itik Talang Benih, diperoleh nilai titik impas (BEP) apabila memelihara 597 ekor itik dewasa. Berdasarkan penelitian Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih, kelayakan usaha budidaya ternak Itik Talang Benih diperoleh perhitungan sebagai berikut:
a.
Nilai Net Present Value (NPV) yang positif ( > 0 )
yakni
Rp.301.169.266,00
b.
Perhitungan nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 87,92 %, lebih tinggi dari tingkat suku bunga kredit yang berlaku.
c.
Perhitungan Net Revenue Cost Ratio (Net R/C Ratio) sebesar 2,46 lebih besar dari satu (1), dengan masa pengembalian pinjaman kredit (pay back period) selama 2,42 tahun.
d.
Sedangkan nilai BEP (Break Even Point) rata-rata selama tiga tahun
iv
iv
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
senilai Rp 41.218.657, atau sebanyak 20.609 butir telur itik per tahun. Rekomendasi yang dapat disampaikan sebagai hasil dari kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan survei budidaya ternak itik disarankan agar peternak lebih berkonsentrasi terhadap pengembangan galur murni jenis Itik Talang Benih, mengingat prospek pasar telur dan DOD masih cukup luas baik untuk memenuhi permintaan bibit di kabupaten Rejang Lebong maupun permintaan dari Kabupaten lain di Provinsi Bengkulu. 2. Sejalan dengan meningkatnya skala ekonomi usaha ternak Itik Talang Benih dengan pola klaster disarankan agar Klaster Itik Talang Benih mendirikan lembaga distribusi (lembaga pemasaran) yang dapat mengkoordinasikan,
menginformasikan,
dan
menghubungkan
peternak dengan konsumen, serta memasarkan produk klaster itik tersebut. 3. Klaster Itik Talang Benih perlu meningkatkan penguatan sesama anggota peserta klaster, penguatan kelembagaan dan tata kelola klaster. 4. Disarankan agar Klaster Itik Talang Benih dapat mengembangkan pasca panen yakni membuat berbagai jenis kuliner yakni berbagai variasi makanan.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
v
v
vi
vi
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
RINGKASAN KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA ITIK TALANG BENIH No
Unsur Proyek
Uraian
1
Jenis Usaha
Budidaya Itik Talang Benih
2
Modal Investasi/Usaha
R p . 206.250.000,00
3
Modal Kerja/Usaha
Rp.138.959.502,00
4
Kelayakan Usaha
NPV (DF 20%)= Rp.301.169.266,00 IRR = 87,92 % Net B/C ratio = 2,46 PBP = 2,42 tahun
5
Analisis Sensitivitas
- Pendapatan turun 35,60% dan biaya tetap: IRR = 19,98% - Biaya naik 91,97% dan pendapatan tetap: IRR = 19,99% - Biaya naik 25,67% dan pendapatan turun 25,67%: IRR = 19,97%.
6
Skim Kredit
- Kredit Investasi menggunakan Tingkat sukubunga bank umum Jangka Waktu di 3 tahun - Kredit Modal Kerja Menggunakan Tingkat sukubunga bank umum Jangka Waktu di 1 tahun
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Bengkulu
vii
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
vii
viii
viii
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................... i RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................... iii RINGKASAN
KELAYAKAN
USAHA
BUDIDAYA
ITIK
TALANG
BENIH…….… ................................................................................. vii DAFTAR ISI ……. ............................................................................. ix DAFTAR TABEL ................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1
LATAR BELAKANG ............................................................ 1
1.2
TUJUAN PENELITIAN ......................................................... 3
1.3
METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 4
BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN............................... 7 2.1
PROFIL KLASTER ITIK TALANG BENIH................................. 7
2.2
PERIODE WAKTU PENGEMBANGAN KLASTER ................. 10
2.3
PROGRAM BANTEK DAN PSBI ......................................... 11
2.4
POLA PEMBIAYAAN KLASTER ......................................... 15
BAB III ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI ........................................... 19 3.1
LOKASI KLASTER ITIK TALANG BENIH.............................. 19
3.2
FASILITAS PRODUKSI KLASTER ITIK TALANG BENIH ......... 19
3.3
BAHAN BAKU PRODUKSI KLASTER ITIK ........................... 24
3.4
TENAGA KERJA............................................................... 25
3.5
TEKNOLOGI PADA KLASTER ITIK ..................................... 25
3.6
PROSES PRODUKSI KLASTER ITIK ..................................... 26
3.7
JUMLAH DAN JENIS PRODUKSI ....................................... 33
3.8
PRODUKSI OPTIMUM ...................................................... 34
3.9
CRITICAL POINT .............................................................. 37
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
ix
ix
BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN ....................................... 39 4.1
ASPEK PASAR ................................................................. 39
4.2
ASPEK PEMASARAN ....................................................... 42
BAB V ASPEK KEUANGAN ............................................................. 49 5.1
PEMILIHAN POLA USAHA ................................................ 49
5.2
ASUMSI DAN PARAMETER PERHITUNGAN ...................... 50
5.3
BIAYA INVESTASI DAN BIAYA OPERSIONAL .................... 51
5.4
KEBUTUHAN INVESTASI, MODAL KERJA DAN KREDIT ..... 52
5.5
PRODUKSI DAN PENDAPATAN ........................................ 55
5.6
PROYEKSI RUGI LABA USAHA ......................................... 56
5.7
ANALISIS KELAYAKAN PROYEK....................................... 58
5.8
ANALISIS SENSITIVITAS ................................................... 59
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN .... 63 6.1
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL ........................................ 63
6.2
DAMPAK LINGKUNGAN ................................................. 65
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 67 7.1
KESIMPULAN .................................................................. 67
7.2
SARAN ........................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 71 LAMPIRAN......... ........................................................................... 73
x
x
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Identitas Klaster Itik Maju Bersama ............................... 7 Tabel 2.2. Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera .................... 8 Tabel 2.3. Jumlah Itik Pada Kondisi Awal Dalam Klaster Menurut Kelompok .................................................................... 9 Tabel 2.4. Tabel 2.4. Sarana Prasarana Milik Klaster Itik Talang Benih Menurut Nama Klaster ....................................... 9 Tabel 2.5. Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2014 .................................................................................. 12 Tabel 2.6. Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2015 .................................................................................. 13 Tabel 2.7. Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera
Tahun
2014.......................................................................... 14 Tabel 2.8. Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera
Tahun
2015.......................................................................... 14 Tabel 3.1. Fasilitas Klaster Itik Benih Maju Bersama .................... 20 Tabel 3.2. Lokasi Kandang Itik Klaster Maju Bersama .................. 21 Tabel 3.3. Kondisi Penetasan Telur Itik Talang Benih Pada Klaster Itik Maju Bersama ...................................................... 22 Tabel 3.4. Lokasi dan Ukuran Kandang Itik Klaster Rukun Sejahtera .................................................................................. 23 Tabel 3.5. Tempat Lokasi Mesin Tetas dan Penetasan Klaster Rukun Sejahtera ................................................................... 23 Tabel 3.6. Fasilitas Klaster Itik Rukun Sejahtera ......................... 24 Tabel 3.7. Bahan Pakan Alternatif Itik Talang Benih .................... 31 Tabel 3.8. Produksi Klaster Itik Talang Benih ............................... 34 Tabel 3.9. Kebutuhan Nutrisi Ternak Itik dan Menurut Umur ...... 35
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
xi
xi
Tabel 3.10. Kebutuhan Pakan Ternak Itik Anak (Stater), Muda (Grower) dan Dewasa (Layer) ..................................... 36 Tabel 3.11. Kebutuhan Pakan Ternak Itik Menurut Umur .............. 36 Tabel 4.1. Populasi Itik Talang Benih di Provinsi Bengkulu ........... 40 Tabel 4.2. Produksi dan Penjualan Itik Klaster Maju
Bersama
Kabupaten Rejang Lebong ......................................... 41 Tabel 4.3. Tingkat Harga Itik di Desa Talang Benih ..................... 42 Tabel 4.4. Harga Itik Pada Tingkat Rantai Pemasaran ................. 43 Tabel 5.1. Asumsi Teknis Usaha Budidaya Klaster Itik Talang Benih .................................................................................. 50 Tabel 5.2. Biaya Investasi Budidaya Itik Klaster Talang Benih........ 51 Tabel 5.3. Komponen Biaya Produksi Klaster Itik Talang Benih .... 52 Tabel 5.4. Kebutuhan Dana Budidaya Klaster Itik Talang Benih .. .................................................................................. 53 Tabel 5.5. Perhitungan Angsuran Kredit Investasi........................ 54 Tabel 5.6. Perhitungan Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Modal Kerja .......................................................................... 54 Tabel 5.7. Perhitungan Jumlah Produksi dan Pendapatan ............ 56 Tabel 5.8. Laba Rugi Usaha Ternak Itik Klaster Itik Talang Benih .. 57 Tabel 5.9. Titik Impas Nilai Penjualan dan Produksi Telur Klaster Itik Talang Benih .............................................................. 58 Tabel 5.10. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Ternak Itik Klaster Itik Talang Benih .............................................................. 58 Tabel 5.11. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 1 ................. 60 Tabel 5.12. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 2 ................. 60 Tabel 5.13. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 3 ................. 61
xii
xii
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Itik Talang Benih Klaster Maju Bersama .................... 13 Gambar 2.2. Itik Talang Benih Klaster Rukun Sejahtera. ................ 15 Gambar 3.1. Penetasan Telur Itik Talang Benih ............................. 27 Gambar 3.2. DOD Itik Talang Benih dalam Kandang Khusus ......... 28 Gambar 3.3. Sekat Kandang Sesuai Umur Itik Talang Benih .......... 28 Gambar 3.4. Kandang Itik Talang Benih ........................................ 29 Gambar 3.5. Kolam Bermain Itik Talang Benih .............................. 29 Gambar 3.6. Kandang Itik Talang Benih Dewasa ........................... 29 Gambar 3.7. Produk Klaster Itik Talang Benih ............................... 33
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Bengkulu
xiii
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Biaya Produksi Pakan Buatan untuk Itik Setelah Umur 1 (Satu) Bulan ............................................................. 74 Lampiran 2. Biaya Investasi ......................................................... 75 Lampiran 3. Analisa Sederhana Biaya Produksi Telur Itik Selama Umur Ekonomis ....................................................... 76 Lampiran 4. Analisa Sederhana Biaya Produksi DOD Itik Selama 1 (Satu) Siklus ............................................................. 79 Lampiran 5. Analisa Sederhana Biaya Produksi Itik Muda/Dara ..... 81 Lampiran 6. Estimasi Produksi ..................................................... 83 Lampiran 7. Kebutuhan Dana ..................................................... 87 Lampiran 8. Anguran Pokok & Bunga Kredit Investasi.................. 88 Lampiran 9. Anguran Pokok & Bunga Kredit Modal Kerja ............ 90 Lampiran 10. Proyeksi Populasi, Biaya Operasional dan Nilai Penjualan… ............................................................. 91 Lampiran 11. Proyeksi Rugi/Laba Usaha Itik Talang Benih (dalam rupiah penuh) .......................................................... 92 Lampiran 12. Perhitungan BEP Usaha Budidaya Itik Talang Benih ... 93 Lampiran 13. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih ........................ 94 Lampiran 14. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis Sensitivitas Penjualan Turun) .................................... 95 Lampiran 15. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Naik) .......................... 97 Lampiran 16. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis Sensitivitas Penjualan Turun dan Biaya Operasional Naik) ....................................................................... 99 Lampiran 17. Rumus dan Cara Perhitungan Untuk Akses Keuangan. ….......................................................................... 101
xiv
xiv
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Bengkulu tahun
2014 melaksanakan Program Klaster Itik Talang Benih di Desa Talang Benih, Curup. Program Klaster Itik Talang Benih tersebut merupakan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong. Sebagai tindak lanjut dari koordinasi dengan Pemda tersebut, maka KPw. Bank Indonesia Provinsi Bengkulu didampingi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong melakukan observasi lapangan ke lokasi Sentra Pertanian Desa Talang Benih Curup. Selanjutnya KPw. Bank Indonesia Provinsi Bengkulu berdiskusi secara terfokus dan mendalam dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, dan Bappeda Provinsi Bengkulu. Observasi lapangan dan Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan Pemda tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : a.
Bahwa pengembangan Itik Talang Benih merupakan Program Prioritas Provinsi Bengkulu dibidang Unggas, dan Pemda Provinsi Bengkulu akan mendukung program Klaster Itik Talang Benih dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu.
b.
Pengembangan Itik Talang Benih yang terkonsentrasi di area Desa Talang Benih (sentra pertanian) sudah dicanangkan Gubernur Bengkulu untuk ditiingkatkan populasi dan sebarannya.
c.
Survei di Kelurahan Talang Benih menunjukkan bahwa jumlah peternak itik sudah mulai berkembang, baik yang berhimpun
kedalam kelompok yang dibina Dinas Petenakan Kabupaten Rejang
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
1
Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
1
1
Lebong maupun yang tidak berkelompok (104 peternak) yang belum mendapat pembinaan. d.
Kelompok yang disurvei sebanyak 5 (lima) kelompok, yang beranggotakan 10 – 11 orang per kelompok. Nama kelompok tani peternak itik di Kelurahan Talang Benih tersebut adalah : 1. Kelompok Tani Ingin Maju 2. Kelompok Tani Pemuda Suka Karya 3. Kelompok Tani Sido Rukun 4. Kelompok Tani Lembur Benih 5. Kelompok Tani Dwi Makmur
e.
Pasa daat survei, pembudidaya Itik Talang Benih masih sangat lemah terutama pada aspek bibit (DOD), kandang, pakan, mesin tetas dan kesehatan, serta seringnya pemadaman listik sehingga terjadi kegagalan menetas yang tinggi (sebesar 35% sampai 40 %). Mencermati antusias peternak peserta Klaster Itik Talang Benih
dalam mengembangkan Itik Talang Benih, telah mendorong Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong untuk membina kelompok peternak Itik Talang Benih yang baru, yaitu Kelompok Ternak Itik Talang Benih Saluyu berlokasi di Desa Rimbo Recap dan Kelompok Ternak Itik Belibis Sakti di Kelurahan Tunas Harapan, Curup. Kelompok ternak itik yang baru tersebut diusulkan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu untuk dijadikan Klaster Itik Talang Benih yang baru sebagai pendukung Klaster Itik Talang Benih yang sudah ada di Kelurahan Talang Benih. Berdasarkan usul Dinas Peternakan dan Perikanan Rejang Lebong tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu melakukan perluasan atau ekspansi terhadap Klaster Itik Talang Benih dengan mengembangkan Klaster Itik Talang Benih di Desa
2
2
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan (Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014. Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai (produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri. Oleh sebab itu,
program klaster itik Talang Benih menjadi sangat
penting untuk dilaksanakan. 1.2
TUJUAN PENELITIAN Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola
pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM.
2.
Menyediakan
bahan
masukan
untuk
Sistem
Informasi
Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari Info UMKM di website Bank Indonesia. 3.
Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas, khususnya
UMKM/calon
investor,
yang
bermaksud
mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.
3
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
3
3
c. Metoda Analisis (1) Analisis usaha yang dilakukan secara kualitatif atau deskriptif untuk mengetahui aspek pasar dan pemasaran, produksi dari usaha yang diteliti serta pengaruh usaha terhadap kondisi ekonomi, sosial dan lingkungan. (2) Analisis
pembiayaan,
untuk
mengetahui
bagaimana
pembiayaan Klaster Itik Talang Benih dan kelayakan usaha dilihat dari aspek keuangan (laba rugi, cash flow, NPV, PBP, BEP, Net R/C ratio, IRR dan analisis sensitivitas). (3) Analisis kredit bank untuk mengetahui bagaimana proses penilaian permohonan kredit oleh bank terhadap usaha yang dibiayai. (4) Critical point atau titik kritis dalam proses bisnis, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, untuk melihat risiko-risiko yang timbul dari usaha yang bersangkutan, misalnya melihat risiko pasar dengan menggunakan analisis historis.
4
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
5
Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan (Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014. Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai (produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri. Oleh sebab itu,
program klaster itik Talang Benih menjadi sangat
penting untuk dilaksanakan. 1.2
TUJUAN PENELITIAN Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola
pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM.
2.
Menyediakan
bahan
masukan
untuk
Sistem
Informasi
Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari Info UMKM di website Bank Indonesia. 3.
Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas, khususnya
UMKM/calon
investor,
yang
bermaksud
mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.
5
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
3
5
6
6
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1
PROFIL KLASTER ITIK TALANG BENIH
a. Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong Nomor :
282/Tahun 2014 menetetapkan
bahwa Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama terdiri dari :
i. Kelompok Tani Ingin Maju (11 orang) ii. Kelompok Tani Pemuda Suka Karya (10 orang) dan iii. Kelompok Wanita Tani Madani Mandiri (10 orang) Tabel 2.1.
Identitas Klaster Itik Maju Bersama
Nama
:
Berdiri
:
Jumlah Anggota Ketua Sekretaris Lokasi/Alamat
: : : :
Klaster Itik Talang Benih “Maju Bersama” 22 Mei 2014 (SK Nomor : 282/Tahun 2014) 31 orang Nandang Kosasih Sugianto Kelurahan Talang Benih – Curup, Kabupaten Rejang Lebong
b. Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera
(klaster tahap II)
berlokasi di Desa Rimbo Recap dan di Kelurahan Tunas Harapan, merupakan Klaster Itik Talang Benih tambahan atau ekspansi dari Klaster Maju Bersama. Klaster itik Rukun Sejahtera, berasal dari Kelompok Ternak Belibis Sakti ( 10 orang) di Kelurahan Tunas Harapan dan dari Kelompok Saluyu (13 orang) di Desa Rimbo Recap.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
7
Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
7
7
Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan
Tabel 2.2.
Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera
Nama
:
Berdiri
:
Jumlah Anggota Ketua Sekretaris Lokasi/Alamat
: : : :
Klaster Itik Talang Benih Sejahtera” 26 November 2014 (SK 511/Tahun 2014) 23 orang Amin Sunarya Ujang Hariono Desa Rimbo Recap - Curup,
Rukun Nomor :
c. Populasi, Sarana dan Prasarana Klaster Pada awal penetapan Klaster Itik Maju
Bersama
muda sebanyak 235 ekor, dan itik dewasa
memiliki itik
sebanyak 720 ekor,
ditambah dengan jumlah DOD (day old duck) sebanyak 360 ekor, maka total Itik Talang Benih Klaster Maju Bersama berjumlah 1.315 ekor. Sedangkan jumlah itik Talang Benih yang dimiliki oleh Klaster Rukun Sejahtera berjumlah sebanyak 370 ekor terdiri dari 75 DOD, 65 itik muda, dan 230 itik dewasa. Jumlah itik dan DOD pada Klaster Rukun Sejahtera jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Klaster Maju bersama. Secara detail jumlah Itik Klaster Maju Bersama dan Rukun Sejahtera pada kondisi awal disajikan pada Tabel 2.3. berikut ini.
8
8
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Tabel 2.3. No 1
Jumlah Itik Pada Kondisi Awal Dalam Klaster Menurut Kelompok Nama Klaster
DOD
Maju Bersama a. Tani Pemuda Karya b.Tani Ingin Maju c. Wanita Tani Madani Mandiri Rukun Sejahtera a. Belibis Sakti b. Saluyu Total
2
Pada tahap awal Sejahtera
360 220 120 20 75 75 435
Muda Dewasa Jumlah 235 95 95 45 65 65 300
720 235 350 135 230 75 155 950
1.315 550 565 200 370 75 295 1.685
Klaster Maju Bersama dan Klaster Rukun
juga memiliki sarana dan prasarana yang berfungsi
menunjang budidaya itik dalam kelompok. Namun jumlah dan kondisi sarana dan prasarana penunjang budidaya itik relatif tidak memadai. Adapun sarana dan prasarana penunjang yang tersedia dalam kelompok antara lain berupa kandang, mesin tetas, dan hand sprayer seperti disajikan pada Tabel 2.4 di bawah ini. Tabel 2.4.
Sarana Prasarana Milik Menurut Nama Klaster
No
Nama Alat
Satuan
1 2 3 4
Kandang Mesin Tetas Hand Sprayer Mesin Penepung
Unit Unit Unit Unit
Klaster Itik Talang Benih
Maju Bersama 3 15 3 3
Rukun Sejahtera 2 2 -
Jml 5 17 3 3
Dalam upaya mengembangkan Itik Talang Benih, Klaster Maju Bersama dan Klaster Rukun Sejahtera berkomitmen membudidayakan itik Talang Benih secara sungguh-sungguh sesuai dengan sarana prasarana yang dimiliki, mulai dari penangkaran, pengembangan DOD (Day Old Duck), pakan, kandang dan produksi. Oleh sebab itu, kedua
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
9
Provinsi Bengkulu
9
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
9
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan (Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014. Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai (produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri. Oleh sebab itu,
program klaster itik Talang Benih menjadi sangat
penting untuk dilaksanakan. 1.2
TUJUAN PENELITIAN Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola
pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM.
2.
Menyediakan
bahan
masukan
untuk
Sistem
Informasi
Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari Info UMKM di website Bank Indonesia. 3.
Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas, khususnya
UMKM/calon
investor,
yang
bermaksud
mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
10
Provinsi Bengkulu
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
3
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan (Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014. Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai (produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri. Oleh sebab itu,
program klaster itik Talang Benih menjadi sangat
penting untuk dilaksanakan. 1.2
TUJUAN PENELITIAN Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola
pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM.
2.
Menyediakan
bahan
masukan
untuk
Sistem
Informasi
Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari Info UMKM di website Bank Indonesia. 3.
Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas, khususnya
UMKM/calon
investor,
yang
bermaksud
mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
11
Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
3
11
Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan
3. Pelatihan Akses Perbankan. 4. Pendampingan Klaster 5. Pelatihan Pengolahan Hasil Produksi 6. Studi Banding ke Tegal, Brebes, dan Pemalang. 7. Monitoring dan Evaluasi Klaster Rukun Sejahtera c. Program Bantuan PSBI 1. Program PSBI Klaster Maju Bersama Program
PSBI
untuk
Klaster
Maju
Bersama
bermaksud
memberikan penguatan pada aspek sarana dan prasarana dalam pengembangan populasi dan galur Itik Talang Benih. Oleh sebab itu, bantuan PSBI diberikan dalam bentuk kandang, mesin tetas, itik dan telur, sehingga populasi Itik Talang Benih dapat meningkat. Total anggaran program PSBI dalam pengembangan Klaster Maju Bersama tahun 2014 adalah sebesar Rp106.400.000,00,- yang secara rinci disajikan pada Tabel 2.5 di bawah ini. Tabel 2.5. No
Bantuan PSBI
1 2 3 4 5 6 7
Kandang Mesin Tetas Mesin Pakan Itik Betina Itik Jantan Telur Bibit Pakan
12
12
Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2014 Volume 5 6 1 300 60 2400 1000 Jumlah
Satuan Unit Unit Unit Ekor Ekor Butir Kg
Harga (000) 10.000 2,000 15.000 40 40 2,5 9
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Jml Dana (000) 50.000 12.000 15.000 12.000 2.400 6.000 9.000 106.400
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Gambar 2.1. Itik Talang Benih Klaster Maju Bersama
Bantuan PSBI kepada Klaster Maju Bersama Tahun 2015 sebesar Rp97.896.000,00 sebagaimana Tabel 2.6. Tabel 2.6.
Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2015
1
Kandang
2
Unit
Harga (000) 10.000
2
1
Unit
15.826
15.826
28
Unit
5.170
5.170
4 5 6 7 8
Warung Lesehan Peralatan Lesehan Gudang Pakan Mesin Tetas Mesin Jenset Itik Jantan Itik Betina
1 2 5 20 200
Unit Unit Unit Ekor Ekor
20.000 2.000 2.200 45 45
20.000 4.000 11.000 9000 9.000
9 10
Telur Bibit Pakan
800 1000 Jumlah
Butir Kilo
2,5 10
2.000 10.000 97.896
NO.
3
Bantuan PSBI
Volume
Satuan
Jumlah (000) 20.000
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
13
Provinsi Bengkulu
13
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
13
Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan
2. Program PSBI Klaster Rukun Sejahtera Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera mendapat program PSBI pertama pada akhir tahun 2014 dan dilanjutkan pada tahun 2015. Bantuan PSBI untuk Klaster Rukun Sejahtera pada tahun 2014 disajikan pada Tabel 2.7 berikut. Tabel 2.7. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera Tahun 2014
Bantuan PSBI Kandang Mesin Tetas Mesin Jenset Pompa air Itik Betina Itik Jantan Telur Bibit Pakan
Volume
Satuan
4 2 2 2 800 160 1600 1000 Jumlah
Unit Unit Unit Unit Ekor Ekor Butir Kg
Harga (000) 10.000 1.800 1.750 950 40 40 2 9
Jmlh Dana (000) 40.000 3.600 3.500 1.900 32.000 6.400 3.200 9.000 99.600
Bantuan PSBI bagi Klaster Rukun Seahtera pada tahun 2015 berjumlah sebesar Rp. 103.945.000,00 dengan rincian detail disajikan seperti Tabel 2.8 berikut. Tabel 2.8. NO
Bantuan PSBI
1
Kandang
2 3 4 5 6 7 8
Kandang DOD Gudang Pakan Mesin Tetas Mesin Penepung Mesin Pengaduk Itik Jantan Itik Betina
14
14
Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera Tahun 2015 Volume
Satuan
2
Unit
8 2 4 1 1 40 200
Unit Unit Unit Unit Unit Ekor Ekor
Harga (000) 10.000
JUMLAH (000) 20.000
495 5.000 2.000
3.960 10.000 8.000 8.200 16.153 1.800 9.000
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
45 45
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
NO 9 10
Bantuan PSBI Telur Bibit Pakan
Volume
Satuan
800 1000 Jumlah
Butir Kilo
Harga (000) 2,5 10
JUMLAH (000) 2.000 10.000 103.945
Gambar 2.2. Itik Talang Benih Klaster Rukun Sejahtera.
2.4
POLA PEMBIAYAAN KLASTER Dalam dunia usaha, modal sebagai salah satu faktor produksi,
menempati peran penting dalam menghasilkan output. Namun modal tidak mudah untuk diakses dan juga tidak mudah untuk dikelola bagi pengembangan usaha. Dalam dunia usaha, modal dapat bersumber dari modal sendiri dan bersumber dari lembaga keuangan (perbankan). Sedangkan dalam pembiayaan usaha dapat diklasifikasikan menjadi pembiayaan langsung (direct finance) dan tidak langsung (indirect finance). Pembiayaan langsung terlihat dari mengalirnya dana dari pemilik modal kepada pengguna dana. Sementara pembiayaan tidak langsung melibatkan lembaga keuangan seperti dana perbankan mengalir kepada pelaku usaha. Pada umumnya Usaha Mikro dan Kecil (UMK) menggunakan pembiayaan langsung karena beberapa hal, antara lain:
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
15
Provinsi Bengkulu
15
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
15
Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan
a. Skala usaha kecil dan keterbatasan pasar, sehingga belum membutuhkan tambahan modal. b. Tata kelola usaha dan manajemen usaha masih belum baik serta tidak memiliki agunan (not feasibel and bankable). c. Kualitas mutu produksi yang rendah. d. Harga yang relatif tinggi sehingga kalah bersaing. Sebagaimana UMK pada umumnya, peternak itik di Kelurahan Talang Benih secara umum menggunakan model pembiayaan langsung. Pembiayaan langsung dimiliki peternak itik terkait dengan jumlah itik yang dimiliki, kandang, mesin tetas, dan pakan itik. Namun setelah menjadi Klaster Itik Talang Benih,
sebagian pembiayaan Klaster Itik
Benih dibiayai dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Pembiayaan untuk menjalankan usaha budidaya ternak itik pada Klaster Itik Talang Benih antara lain bersumber : 1. Pembiayaan sendiri (modal sendiri), 2. Bantuan PSBI KPw. Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Dana yang digunakan peternak itik pada Klaster Itik Talang Benih pada umumnya kombinasi dari modal sendiri dan bantuan PSBI KPw. Bank Indonesia Provinsi Bengkulu. Besaran modal masing-masing klaster berbeda satu dengan yang lain bergantung skala klasternya. Bantuan dari pihak lain berasal dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong dan Bank Indonesia. Bentuk bantuan berupa dana program, untuk pembuatan kandang, mesin tetas, pembelian itik, pembelian telur bibit, pembelian pakan, mesin disel, pompa air, dan gudang pakan. Pada umumnya usaha ternak itik ini diawali dengan modal sendiri, kemudian setelah berjalan beberapa waktu, budidaya ternak itik ini mendapat bimbingan dan penyuluhan dari Badan Penyuluh Pertanian,
16
16
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Perikanan, Peternakan dan Perkebunan (BP4K) dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong. Setelah menjadi Klaster para peternak pembudidaya itik mendapat bantuan dari Bank Indonesia Provinsi Bengkulu (PSBI). Program Bantuan PSBI bagi Klaster Maju Bersama berjumlah Rp.106.400.000,00 pada tahun 2014, dan sebesar Rp.97.896.000,00 pada tahun 2015. Sementara Klaster Rukun Sejahtera mendapat bantuan dana PSBI berjumlah Rp.99.600.000,00 pada tahun 2014, dan sebesar Rp.103.945.000,00 pada tahun 2015.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
17
Provinsi Bengkulu
17
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
17
18
18
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
BAB III ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI 3.1
LOKASI KLASTER ITIK TALANG BENIH Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama yang berdiri tanggal 22
Mei 2014 (SK Nomor : 282/Tahun 2014) berlokasi di Kelurahan Talang Benih, Curup. Sedangkan Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera, berdiri tanggal 26
November
2014 (SK Nomor : 511/Tahun 2014)
berlokasi di dua kawasan yakni di Desa Rimbo Recap dan Kelurahan Tunas Harapan, Curup. Letak lokasi Kelurahan Talang Benih dan Desa Rimbo Recap saling berdekatan dan merupakan kawasan sentra pertanian padi di Kabupaten Rejang Lebong. Oleh sebab itu, Kelurahan Talang
Benih dan Desa Rimbo Recap relatif ideal dijadikan sebagai
kawasan untuk berternak itik. 3.2
FASILITAS PRODUKSI KLASTER ITIK TALANG BENIH
3.2.1. Fasilitas Produksi Klaster Maju Bersama Memasuki lokasi kawasan Klaster Itik Maju Bersama di Desa Talang Benih terlihat beberapa kandang itik yang tersebar di beberapa tempat anggota klaster. Kandang itik tersebut terbuat dari bahan yang sama yakni kayu, seng, kawat dengan lantai tanah, namun memiliki ukuran yang bervariasi antara satu kandang dengan kandang yang lainnya. Selain kandang, fasilitas produksi yang dimiliki Klaster Itik Maju Bersama setelah mendapat bantuan PSBI dari Bank Indonesia Provinsi Bengkulu disajikan seperti pada Tabel 3.1. berikut.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
19
Provinsi Bengkulu
19
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
19
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
Tabel 3.1. No 1 2 3 4 5 6 7
Fasilitas Klaster Itik Benih Maju Bersama
Sarana dan Prasarana Kandang Mesin Tetas Mesin pakan (Copper) Itik Talang Benih Telur Bibit Mesin Genset Gudang Pakan
Satuan Jumlah
Keterangan
unit unit
5 6
Desa Talang Benih Kapasitas 200 butir
unit
1
Mesin pemotong
ekor
360
butir unit
2.400 5
300 betina dan 60 Jantan DOD Antisipasi listrik mati
unit
1
Penyimpanan pakan
Fasilitas produksi Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama berupa kandang berjumlah sebanyak 5 (lima) unit dan mesin tetas berjumlah sebanyak 6 (enam) unit. Lokasi tempat keberadaan kandang dan mesin tetas milik Klaster Maju Bersama tersebut tersebar di 4 (empat) tempat, lihat Tabel 3.2. di bawah. Demikian juga halnya dengan lokasi penempatan itik, ditempatkan pada 4 (empat) lokasi yang disesuaikan dengan penempatan lokasi kandang dan mesin tetas. Kandang merupakan rumah bagi Itik Talang
benih, berfungsi
sebagai tempat tinggal, makan, tidur, istirahat, besar dan tempat bertelur. Dalam setiap kandang yang berukuran 32 m – 40 m dihuni oleh 85 - 95 ekor Itik Talang benih. Luas setiap kandang milik Klaster Maju Bersama sangat ideal untuk menampung 85 -95 ekor Itik Talang Benih. Sehingga terlihat kandang Itik Talang Benih cukup bersih, kering, dan sehat. Kondisi kandang seperti Klaster Maju Bersama tentu akan berpengaruh terhadap besar atau berat fisik dari Itik Talang Benih, termasuk produksi telurnya. Adapun jumlah dan luas setiap kandang milik Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama disajikan seperti Tabel 3.2 di bawah ini.
20
20
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Tabel 3.2. No 1 2 3 4
Lokasi Kandang Itik Klaster Maju Bersama
Lokasi Kandang Itik Talang Benih Sugianto Sumardi Nanang Kosasih Oman Sukardi Jumlah
Luas (m) 40 32 40 32
Jumlah Itik (Ekor) 85 85 95 95 360
Keterangan 1,5 Unit 1 Unit 1,5 Unit 1 Unit 5 Unit
Sarana produksi yang tidak kalah pentingnya adalah mesin tetas. Mesin tetas berfungsi memproduksi DOD dengan siklus 28 – 30 hari. Keberhasilan mesin tetas dalam memproduksi DOD merupakan potensi dalam meningkatkan jumlah populasi Itik Talang Benih, demikian sebaliknya. Jumlah penetasan yang sudah dilakukan Klaster Maju Bersama berjumlah 2.400 telur Itik Talang Benih selama 6 enam bulan pada tahun 2015. Penetasan sebanyak 2.400 butir telur tersebut dilakukan dua tahap, masing-masing 1.200 butir per tahap. Penetasan telur sebanyak 2400 butir ternyata jumlah telur yang baik (fertile) hanya sebanyak 1.834 (76,41%), dan rusak (non fertile) sebanyak 566 (23,58%). Dari jumlah telur yang baik (fertile), berhasil menetas menjadi DOD sebanyak 1.782 DOD (97,16 %), dengan kata lain mengalami kegagalan tetas sebesar 2,84%. Dengan kata lain, kegagalan 2,84 % dalam penetasan lebih disebabkan oleh aspek mesin tetas. Namun jika dilihat dari aspek kesalahan dalam menyeleksi telur ditambah aspek mesin, maka kegagalan tetas total berjumlah 618 butir telur atau 25,75%, dengan kata lain yang berhasil menjadi DOD sebanyak 1.782 (74,25%), seperti disajikan pada Tabel 3.3. di bawah.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
21
Provinsi Bengkulu
21
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
21
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
Tabel 3.3.
No 1 2 3 4
Kondisi Penetasan Telur Itik Talang Benih Pada Klaster Itik Maju Bersama
Nama Peternak Sugianto (Toto) Mardi Endang Kosasih Oman Jumlah DOD
Telur
Rusak (%)
Sisa
DOD Hidup
800 400 800
194 (24,25%) 96 (24,00%) 187 (23.75%) 89 (22,25%) 566 (23,58%)
606 304 613
592 294 599
311 1.834
297 1.782
400 2.400
3.2.2. Fasilitas Produksi Klaster Rukun Sejahtera Fasilitas produksi Klaster Itik Rukun Sejahtera berupa kandang berjumlah sebanyak 4 (empat) unit dan mesin tetas berjumlah sebanyak 2 (dua) unit. Lokasi tempat keberadaan kandang milik Klaster Rukun Sejahtera tersebut tersebar di 5 (lima) tempat, lihat Tabel 3.4. di bawah. Mencermati luas kandang itik Klaster Rukun Sejahtera sedikit berbeda dengan Klaster itik Maju Bersama. Ukuran kandang Klaster Rukun Sejahtera bervariasi yakni ukuran 16 m - 64 m. Kandang itik seluas 64 m, berlokasi di Desa Rimbo Recap merupakan bangunan dua unit kandang yang disatukan. Sedangkan kandang itik seluas 16 m terdapat di Kelurahan Tunas Harapan tersebar di empat tempat lokasi di rumah anggota Klaster. Dalam setiap kandang yang berukuran 16 m dihuni oleh 115 - 125 ekor. Sedangkan kandang seluas 64 m dihuni oleh 480 ekor itik. Luas
kandang Klaster Rukun Sejahtera seluas 64 m
tersebut sangat ideal untuk menampung 480 ekor Itik Talang Benih. Lebih detail lokasi dan ukuran kandang Itik Talang Benih disajikan seperti Tabel 3.4. di bawah.
22
22
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Tabel 3.4. No 1 2 3 4 5
Lokasi dan Ukuran Kandang Itik Klaster Rukun Sejahtera
Lokasi Kandang Amin Sunarya Sukemi Nurjanah Hendri Adel Jumlah
Luas (m) 64 16 16 16 16
Jumlah Itik 480 125 120 115 120 960
Ket 2 Unit 0,5 Unit 0,5 Unit 0,5 Unit 0,5 Unit 4 Unit
Mengingat lokasi Klaster Rukun Sejahtera terdapat di Desa Rimbo Recap dan Kelurahan Tunas Harapan, maka distribusi dua unit mesin tetas Klaster Rukun Sejahtera terdistribusi satu unit di Desa Rimbo Recap dan satu unit di Kelurahan Tunas Harapan. Jumlah telur yang ditetaskan Klaster Rukun Sejahtera sebanyak 1.600 butir dengan rincian sebanyak 900 butir ditetaskan di Desa Rimbo Recap dan 700 butir ditetaskan di Kelurahan Tunas Harapan. Penetasan telur itik pada Klaster Rukun Sejahtera hanya berhasil sebanyak 56,38 %, dengan kata lain, mengalami gagal tetas sebesar 43,62%, lebih detail disajikan pada Tabel 3.5. di bawah. Kegagalan penetasan tertinggi terdapat Kelurahan Tunas Harapan yakni sebesar 66,63 %. Hal ini terjadi mengingat anggota klaster belum berpengalaman dalam penetasan dan ditambah dengan seringnya pemadaman listrik dan gangguan lainnya. Tabel 3.5.
Tempat Lokasi Mesin Tetas dan Penetasan Klaster Rukun Sejahtera
N Lokasi No Mesin Tetas Amin 1 Sunarya 2
Telur 800
Sukemi
800
Jumlah
1600
Rusak 165 (20,62%) 533 (66,63%) 698 (43,62%)
Netas 635 (79,38%) 267 (33,37%) 902 (56,38%)
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
23
Provinsi Bengkulu
Keteran gan Masih belajar Masih belajar
23
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
23
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
Selain itu, Klaster Itik Talang Benih juga memiliki itik, telur, jenset, dan pompa air. Lebih detail fasiltas produksi atau sarana dan prasarana milik Klaster Rukun Sejahtera disajikan seperti pada Tabel 3.6. di bawah. Tabel 3.6. No
Fasilitas Klaster Itik Rukun Sejahtera
Sarana dan Prasarana
Satuan
Jumlah
1
Kandang
unit
4
2
Mesin Tetas
unit
2
3 4 5 6 7
Itik Talang Benih Itik Talang Benih Telur Jenset Pompa air
ekor ekor butir unit unit
800 160 800 2 2
3.3
Keterangan
Rimbo Recap & Tunas Harapan Kapasitas 200 butir Betina/Muda Jantan Bibit Listrik Padam
BAHAN BAKU PRODUKSI KLASTER ITIK Bahan baku dalam usaha budidaya Itik Talang Benih baik pada
Klaster Maju Bersama maupun pada Klaster Rukun Sejahtera dapat bersumber dari telur yang ditetaskan dan dapat bersumber dari DOD (Day Old Duck) yang dibeli oleh peternak peserta Klaster. Bahan baku berupa telur yang ditetaskan, diawali dengan seleksi telur yang baik yakni telur yang dibuahi (fertile) dan tidak lebih dari lima hari untuk dimasukkan kedalam mesin tetas. Pembudidaya itik juga harus memahami prosedur dan teknik penetasan telur dengan benar dan baik sehingga dapat memperkecil kegagalan tetas. Bahan baku Klaster Itik Talang Benih juga dapat dilakukan dengan membeli DOD atau itik usia dibawah satu bulan untuk dipelihara dan dibesarkan, sehingga memperkecil resiko kematian. Saat ini, Klaster Itik Talang Benih berorientasi untuk meningkatkan jumlah populasi Itik Talang Benih. Oleh sebab itu, pembudidaya baik
24
24
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
pada Klaster Itik Maju Bersama maupun Klaster Rukun Sejahtera lebih terfokus melakukan penambahan jumlah populasi dengan cara :
a Menetaskan sendiri telur itik menjadi DOD Itik Talang Benih. b Menangkar sendiri agar menjaga kemurnian galur Itik Talang Benih. c Membeli Itik Talang Benih muda dari UPTD Dinas Peternakan – kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu agar memperoleh Itik Talang Benih yang lebih murni. d. Menyeleksi dalam pembelian Itik Talang Benih dari masyarakat. 3.4
TENAGA KERJA Tenaga kerja Klaster Itik Talang Benih masih menggunakan tenaga
kerja kelompok dan tenaga kerja keluarga. Tenaga kerja kelompok dan tenaga kerja keluarga terdiri dari anggota kelompok dan atau anggota keluarga dari masing-masing keluarga di dalam klaster tersebut. Dengan kata lain, Klaster Itik Talang Benih tidak menggunakan tenaga kerja luar yang dibayar setiap bulan secara nyata, namun jam kerja anggota klaster atau anggota keluarga klaster dapat dinilai dengan uang. Pekerjaan pokok dari tenaga kerja antara lain; membuka tutup kandang itik, membersihkan
kandang,
memelihara
itik,
memberi
makan
itik,
menetaskan, dan menjaga kesehatan itik, dan lain sebagainya. 3.5
TEKNOLOGI PADA KLASTER ITIK Penggunaan teknologi dalam usaha budidaya Klaster Itik Talang
Benih ditunjukkan oleh pengalaman yang dimiliki oleh para peternak. Rata-rata peserta Klaster Itik Talang Benih
sudah berpengalaman 5
tahun, kecuali beberapa anggota Klaster Rukun Sejahtera di Kelurahan Tunas Harapan. Disamping itu, peternak peserta klaster itik juga sering menambah
pengetahuannya
dengan
mengikuti
pelatihan,
pendampingan, dan penyuluhan dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL)
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
25
Provinsi Bengkulu
25
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
25
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
dan mendapat pembinaan teknis dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong. Lebih jauh, peserta klaster itik Talang Benih juga pernah mendapat tambahan pengetahuan dari luar Provinsi Bengkulu seperti studi banding ke Tegal, Brebes, Pemalang, dan Wonosobo (Jawa Tengah). Usaha budidaya Klaster Itik Talang Benih pada umumnya menggunakan teknologi sederhana dan ditunjang dengan mesin pabrikan yang sederhana dan tatakelola yang baik. Teknologi yang diterapkan peternak Klaster Itik Talang Benih mulai dari membuat kandang, membuat mesin tetas sampai proses produksi dan panen dilakukan secara sederhana dan manual, antara lain seperti : a. Membuat kandang dilakukan secara manual yakni menggunakan papan, kayu, kawat, paku, seng, tenaga kerja dan alat kerja. b. Mesin tetas dibuat secara manual yakni menggunakan papan, kayu, lampu, pengatur suhu dan alat kerja. c. Mesin pakan, Jenset, dan Pompa air dibeli dari pabrikan. 3.6
PROSES PRODUKSI KLASTER ITIK Proses produksi diawali dari seleksi telur untuk ditetaskan dengan
menggunakan mesin tetas. Telur yang menetas menjadi DOD dan selanjutnya dipelihara sampai produksi atau sampai panen. Proses produksi Itik Talang Benih dalam Klaster Maju Bersama dan Klaster Rukun Sejahtera merupakan proses budidaya itik itu sendiri, yakni penetasan, kandang, pemeliharaan, pakan, kesehatan dan penyakit
26
26
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
a. Penetasan Bibit Itik (DOD)
Gambar 3.1. Penetasan Telur Itik Talang Benih
Mesin tetas milik Klaster Itik Maju Bersama dan Klaster Rukun Sejahtera memiliki kapasitas 200 butir per mesin. Telur bibit yang sudah diseleksi dan baik yakni telur yang fertile dan kurang dari 5 hari sejak ditelurkan, dimasukkan kedalam mesin untuk ditetaskan. Penetasan telur itik berlangsung selama 28 – 30 hari dengan suhu tertentu. Suhu di dalam mesin tetas dirancang otomatis sehingga lampu mesin tetas akan mati secara otomatis jika suhu di dalam mesin melebihi kebutuhan. Jika terjadi pemadaman listrik, mesin tetas akan menggunakan mesin jenset sebagai sumber listrik. Selama penetasan, mesin tetas dan telur dalam mesin tetas jangan sampai sering tergoyang dan harus jauh dari jangkauan anak-anak atau gangguan lainnya. Penetasan harus dibiarkan alami, menetas dengan sendiri tanpa perlu dibantu oleh peternak.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
27
Provinsi Bengkulu
27
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
27
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
b. Pemeliharaan Anak Itik Talang Benih
Gambar 3.2. DOD Itik Talang Benih dalam Kandang Khusus
Gambar 3.3. Sekat Kandang Sesuai Umur Itik Talang Benih
Itik Talang Benih anakan memiliki kandang khusus ukuran 1 meter x 1 meter, terbuat dari papan, bambu, dan kawat dengan beratap seng/plastik transparan. Pemeliharaan Itik Talang Benih anakan (starter) dilakukan sebagai berikut : Jumlah itik anakan didalam kandang berjumlah sebanyak 40 ekor (umur 1 bulan). Kandang itik anakan diletakkan kira-kira 50-75 cm dari tanah. Kandang
itik anakan diletakkan dalam kandang itik dewasa,
sehingga terhindar dari hujan dan angin kencang. Itik Talang Benih berumur 1 minggu diberi lampu/Brooder (pemanas). Itik Talang Benih starter diberi pakan konsentrat (pakan stater dengan konsumsi/ekor/bl = ± 16 gr -30 gr. Kemudian dilakukan seleksi (pengelompokan berdasarkan besar badan). Disediakan air, miniral dan diberi vitamin.
28
28
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
c. Pemeliharaan Itik Talang Benih Dewasa
Gambar 3.4. Kandang Itik Talang Benih
Gambar 3.5. Kolam Bermain Itik Talang Benih
Gambar 3.6. Kandang Itik Talang Benih Dewasa
Klaster Itik Talang Benih baik Klaster Maju Bersama maupun Klaster Rukun Sejahtera memiliki kandang yang cukup besar dan relatif sehat untuk memilihara itik muda dan itik dewasa (grower dan starter). Rata-rata luas kandang Klaster Itik Talang Benih berukuran 4 x 8 m atau 4 x 16 meter. Pemeliharaan Itik Talang Benih muda dilakukan dengan semi intensif, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Kondisi kandang Klaster Itik Talang Benih cukup baik dan sehat dengan lantai sangat kering. Jumlah itik dalam kandang bervariasi sesuai dengan luas kandang. Kandang ukuran 4 x 8 jumlah itik muda sebanyak 85 – 95 ekor. Kandang ukuran 4 x 16 jumlah itik muda sebanyak 480 ekor.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
29
Provinsi Bengkulu
29
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
29
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
Pengelompokan disesuaikan dengan besar badan (seleksi) dan kelamin. Itik Talang Benih juga diberi obat cacing, dan vaksin FB. Itik Talang Benih juga diberikan penambahan Vitamin/mineral dalam air minum. Itik Talang Benih kadang-kadang juga diberi pakan konsentrat (konsumsi 40-80 gr/ekor/hr sd umur 3 bl). Kebersihan lingkungan (higiene sanitasi) sangat diperlukan untuk menghindari dari berbagai penyakit. Alas kandang ganti setiap 3 bulan (sekam padi) Itik Talang Benih diberi pakan alternatif seperti dedak, jagling, konsentrat/ tepung ikan atau keong mas, tepung hijuan/hijuan dicincang ± 2 % dari total pakan. d. Pakan Itik Kebutuhan pakan Itik Talang Benih relatif besar, mencapai 7080% dari total biaya produksi. Jika pakan tidak sesuai dengan jumlah dan kualitas yang dibutuhkan, maka Itik Talang Benih mengalami pertumbuhan yang terhambat, sehingga akibatnya produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan. Itik Talang Benih baik muda maupun itik dewasa saat ini menggunakan pakan lokal buatan sendiri dan sedikit diberi pakan pabrikan. Pakan pabrikan secara khusus diberikan untuk itik meri, umur kurang dari satu bulan. Pembuatan pakan berbasis lokal sangat terbantu oleh keberadaan mesin pakan bantuan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu tahun 2014 dan bantuan PSBI tahun 2014. Para peternak iItik dapat memanfaatkan sumber-sumber pakan lokal yang ada disekitar Kelurahan Talang Benih. Sumber pakan lokal tersebut seperti keong mas (Pomacea SP) yang diolah menjadi tepung keong mas, dengan kandungan nutrisi :
30
30
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Protein kasar 40,25 %, Serat kasar 5,36%, Lemak 6,36% dan Energi Termetabolis (ME) 3.010 Kkal/kg.
Hasil
Penelitian Oktalin (2003)
melaporkan bahwa pemberian tepung keong mas dalam ransum sampai taraf 20% dapat mempertahankan konsumsi ransum dan meningkatkan pertumbuhan Itik Talang Benih. Adapun bahan pakan lokal yang terdapat disekitar Desa Talang Benih adalah sebagai berikut : Tabel 3.7.
Bahan Pakan Alternatif Itik Talang Benih
Dedak Menir Jagung Bungkil kelapa Udang segar Ikan rucah segar Tepung ikan Tepung bekicot Sagu rumbia Ampas kelapa
Polar Tepung keong mas Limbah roti Singkong (tepung) Talas (tepung) Cacing tanah (dibudidaya) Ampas tahu Daun singkong/indigofera (5%)
Pakan alternatif lain adalah Enceng Gondok yang banyak tersedia di daerah Kabupaten Rejang Lebong sebagai tanaman pengganggu (hama bagi tanaman padi), dan belum banyak dimanfaatkan. Tanaman ini disukai itik dalam bentuk segar, dengan dipotong-potong lebih dahulu. Teknik pemberian pakan lokal Itik Talang Benih dilakukan sebagai berikut :
1. Pakan diberikan 2 kali sehari, pagi hari sekitar pkl 8 pagi dan sore hari sekitar pkl 4 sore.
2. Untuk Itik muda diberikan sekitar 50 gr/ekor/untuk 1 kali pemberian.
3. Untuk dewasa/petelur pemberian pakan sekitar 75 gr/ekor/untuk 1 kali pemberian.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
31
Provinsi Bengkulu
31
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
31
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
4. Air disediakan sepanjang waktu. 5. Untuk itik yang digembalakan seharian, maka peternak Klaster memberikan hanya pada sore hari dengan jumlah yg disesuaikan. e. Penyakit Itik Peternak Itik Talang Benih juga melakukan antisipasi pencegahan penyakit dan pengobatan terhadap itik yang sakit. Untuk pencegahan penyakit, para peternak melakukan hal-hal sebagai berikut : •
Menjaga kebersihan kandang, kebersihan pakan, dan lingkungan kandang, serta menjaga itik tetap sehat.
•
Selalu memberikan makanan baik (tidak busuk/basi) kepada itik.
•
Memberi vitamin, mineral dan memberi obat kepada itik yang sakit. Beberapa penyakit iti antara lain: cacingan, berak kapur, flu burung, snot, cocsidiosis, cacar, dsb.
f. Kandang Itik Talang Benih Kondisi terkini kandang Itik Talang Benih saat ini disajikan sebagai berikut:
a.
Kandang cukup luas, 50 % berdinding papan dan 50 % berdinding kawat, beratap seng dan berlantaikan sekam/dedak padi.
b.
Kandang cukup terang dan sehat karena sinar matahari masuk ke kandang cukup baik.
c.
Kandang memiliki tempat bermain disiang hari (halaman) dan bermain di sawah atau di air.
d.
Di areal/kawasan Kandang terdapat air dan kolam sawah tempat itik berenang.
e. f. g.
Klaster Memiliki kandang DOD. Kandang dirawat dan dibersihkan secara reguler. Lingkungan kandang cukup sehat.
32
32
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
3.7
JUMLAH DAN JENIS PRODUKSI
Gambar 3.7. Produk Klaster Itik Talang Benih
Budidaya Klaster Itik Talang Benih dapat mencakup beberapa jenis produk seperti produksi telur untuk konsumsi, produksi bibit (DOD), dan itik afkir. Itik Talang Benih yang sudah dewasa (usia 6-9 bulan) menghasilkan produksi telur setiap hari, dengan waktu jedah 3,5 bulan dalam setahun, dengan kata lain, jumlah waktu produksi sebanyak 255 hari per tahun. Sedangkan produksi DOD (Day Old Duck) sangat bergantung dengan mesin tetas (kegagalan tetas), listrik dan keahlian dalam penetasan. Jika kegagalan tetas kecil, maka produksi DOD akan menjadi tinggi, demikian sebaliknya. Klaster Itik Talang Benih saat ini memiliki keberhasilan tetas rata-rata 74,25%, dan gagal tetas sebesar 25,75%. Sementara Klaster Rukun Sejahtera memiliki keberhasilan penetasan lebih rendah yakni sebesar 56,38 % atau gagal 43,62%. Produksi itik muda/pedaging (afkir) mulai bisa dijual setelah usia 3 – 6 bulan, berat badan 1,6 – 2,0 kg (jantan) dan betina dengan berat 1,5 – 1,9 kg. Produksi itik afkir sangat bergantung dengan tingkat
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
33
Provinsi Bengkulu
33
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
33
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
kemurnian dan proses penangkaran galur Itik Talang Benih. Jika penangkaran dan pemurnian galur Itik Talang Benih semakin baik, maka jumlah produksi itik afkir semakin kecil, demikian sebaliknya. Sementara, produksi Itik Talang Benih muda dan jantan dijual jika terdapat permintaan dari peternak lain untuk dibudidayakan. Produksi Itik Talang Benih dan itik afkir secara umum dipelihara dalam kandang berukuran 6 m x 8 m, dengan kepadatan 5 ekor itik per meter. Sementara DOD dan itik anakan ditempatkan dalam kandang berukuran 1 m x 1 m. Pemeliharaan itik pada Klaster Maju Bersama dan Rukun Sejahtera dilakukan dengan semi intensif guna efisiensi biaya. Produksi Klaster Maju Bersama beruapa itik afkir, telur, dan DOD merupakan sumber pendapatan bagi klaster karena produk tersebut akan dijual ke pasar sesuai dengan harga yang berlaku. Secara detail produksi Klaster Maju Bersama disajikan pada tabel 3.8 dibawah ini. Tabel 3.8.
Produksi Klaster Itik Talang Benih
a. DOD b. Itik muda - Betina - Jantan c. Itik Dewasa
Des2014 435 910 400 510 650
Th. 2015 1.702 1.521 608 913 1.609
Th. 2016 2.526 1.865 746 1.119 2.482
Th. 2017 3.454 2.553 1.021 1.532 3.413
- Itik Betina
200
822
1.122
1.513
- Itik Jantan
450
787
1.360
1.900
1.995
4.832
6.874
9.420
Jenis Produksi
Jumlah
3.8
PRODUKSI OPTIMUM Dalam budidaya itik, pakan merupakan syarat penting untuk
memenuhi standar pertumbuhan dan kesehatan itik agar produksi itik dapat meningkat. Pentingnya pakan terlihat dari besarnya komponen
34
34
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
biaya pakan dalam budidaya itik yakni mencapai 70-80% dari total biaya produksi.
Untuk
menghasilkan
produksi
yang
optimum
perlu
memperhatikan bahan pakan yang memenuhi standar kesehatan itik. Kebutuahn nutrisi pakan yang digunakan selama proses produksi disajikan sebagai berikut: Tabel 3.9. No
Kebutuhan Nutrisi Ternak Itik dan Menurut Umur
Zat Makanan
1 2 3
Protein (%) Serat Kasar (%) Energi Termetabolis (Kcal/Kg) 4 Lemak (%)
Klasifikasi itik Grower 18-20 6-7 2850
Stater 21,41 5,11 28002900 3-4
Layer 16-18 6-7 27002800
4-5
4-5
Sumber : Samosir (1993) Keterangan : Pakan itik, dibagi menjadi 3 fase pemeliharaan: 1. Pakan Starter/anak/DOD (umur 1 hari – 2 minggu) 2. Pakan Grower/muda (umur 2 minggu – 4 bl) 3. Pakan Layer/dewasa (umur 4 bulan – 2 th)
Dalam hal pemberian pakan agar itik dapat tumbuh sehat, maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Pakan Tidak beracun (mengandung pestisida, bahan kimia lainnya). b. Tidak berpenyakit (tercemar bakteri, jamur dsb). c. Mudah didapat (tersedia sepanjang waktu). d. Mudah pengolahannya. e. Harga murah dan bermanfaat bagi ternak/itik. Dalam pemberian pakan, peternak sebaiknya memahami cara pemberian pakan sebagai berikut : a. Pakan diberikan 2 kali sehari, pagi hari sekitar pukul 8 pagi dan sore hari sekitar pkl 4 sore.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
35
Provinsi Bengkulu
35
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
35
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
b. Untuk Itik muda dapat
diberikan sekitar 50 gr/ekor/untuk 1 kali
pemberian. c. Untuk dewasa/petelur pemberian pakan sekitar 75 gr/ekor/untuk 1 kali pemberian. d. Air disediakan sepanjang waktu. e. Untuk itik yang digembalakan seharian pemberian dilakukan hanya sore hari dengan jumlah yg disesuaikan. Tabel 3.10. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Umur 1 – 7 hari 1 – 2 Minggu 2 – 3 Minggu 3 – 4 Minggu 4 – 5 Minggu 5 – 6 Minggu 6 – 7 Minggu 7 – 8 Minggu
Tabel 3.11. No
Kebutuhan Pakan Ternak Itik Anak (Stater), Muda (Grower) dan Dewasa (Layer) Pakan (gram/ekor/hari) 15 41 67 93 108 115 115 120
Kebutuhan Pakan Ternak Itik Menurut Umur
Tahap Pertumbuhan
1
Muda (grower)
2
Dewasa (Layer)
Umur (Minggu)
Pakan (gram/ekor/hr)
8–9 9 – 15 15 – 20 > 20
130 145 150 160 – 180
Aspek penting lain yang perlu mendapat perhatian serius dari peternak Klaster Itik Talang Benih adalah masalah penyakit. Penyakit itik dapat menular kepada yang lainnya dan dapat menimbulkan kematian secara besar jika terlambat dalam penanganan dan pencegahan. Terkait
36
36
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
dengan penyakit, agar itik selalu tetap sehat, maka perlu dilakukan halhal sebagai berikut : a. Pencegahan lebih baik dari pengobatan. b. Kebersihan kandang, pakan, dan lingkungan diperlukan untuk tetap menjaga ternak itik sehat. c. Jangan memberikan makanan busuk, basi kepada itik. Penyakit pada itik yang sering menyerang antara lain adalah cacingan, berak kapur, flu burung, snot, cocsidiosis, cacar, dsb. 3.9
CRITICAL POINT Dalam usaha ternak itik ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan dampak terhadap kelangsungan hidup klaster. Aspek-aspek dampak usaha dimaksud disebut juga sebagai critical point yakni berhubungan dengan aspek tehnis, biologi, sosial dan ekonomi. Aspek teknis yang menjadi resiko usaha budidaya itik berkaitan dengan lingkungan adalah kualitas dan sanitasi kandang. Perubahan kualitas kandang dan sanitasi kandang yang tidak sehat dapat menimbulkan penyakit dan menyebabkan kamatian. Selain itu, pemberian pakan yang berlebihan atau pemberian pakan yang salah dan tidak proporsional akan dapat menganggu pertumbuhan itik dan menyebabkan kematian. Jika ditinjau dari aspek biologi, usaha budidaya itik (Itik Talang Benih) memiliki resiko sejak dari DOD sampai dewasa yakni munculnya penyakit flu burung (avian influenza). Potensi munculnya penyakit flu burung atau penyakit lainnya terutama pada masa pemeliharaan yang bisa menyebabkan itik tidak tumbuh optimal, bahkan bisa meyebabkan kematian. Namun sampai sejauh ini para peternak Klaster Maju Bersama dan Klaster Rukun Sejahtera masih optimis bahwa itik (Itik Talang Benih) akan tumbuh dengan baik. Secara sosial, dampak yang ditimbulkan karena keberadaan usaha budidaya itik
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
37
Provinsi Bengkulu
37
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
37
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
Talang Benih bagi masyarakat sekitar adalah bau yang tidak sedap ditimbulkan oleh kotoran itik yang dapat menganggu rasa nyaman masyarakat sekitar. Rasa bau kotoran kandang itik juga dapat memicu protes warga sekitar terhadap kehadiran kandang milik Klaster Itik Talang
Benih,
sehingga
berpotensi
menjadi
ancaman
bagi
keberlangsungan klaster. Lebih jauh, pada musim panas kotoran kandang itik dapat menjadi debu yang berterbangan sehingga berpotensi menjadi sumber penyakit bagi manusia. Dari aspek ekonomi, resiko kelangsungan usaha budidaya itik sangat dipengaruhi oleh perubahan harga pakan konsentrat untuk DOD. Jika harga pakan konsentrat terlalu mahal tentu akan berpengaruh terhadap biaya pemeliharaan itik anakan (starter), sehingga usaha budidaya itik menjadi kurang atau tidak ekonomis lagi.
38
38
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 4.1
ASPEK PASAR
4.1.1. Permintaan Pemenuhan kebutuhan pokok seperti pangan selalu menjadi pusat perhatian pemerintah. Salah satu kebutuhan pangan adalah kebutuhan daging (hewani). Pemenuhan daging sapi yang relatif mahal saat ini dapat disubstitusi dengan daging itik. Secara ekonomi harga daging itik relatif murah bila dibanding dengan daging sapi, dan daging kambing. Mengingat harga daging sapi dan kambing relatif mahal, maka permintaan akan daging itik akan semakin terbuka luas. Saat ini, potensi permintaan terhadap daging itik datang dari rumah tangga di wilayah Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiyang, dari pedagang makanan lesehan, dan dari peternak di Kabupaten Rejang Lebong dan kabupaten tetangga.
Faktor-faktor
yang
menjadi
pendukung
peningkatan
permintaan itik diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya
jumlah
penduduk
terutama
penduduk
yang
mengkonsumsi itik. 2. Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. 3. Meningkatnya harga daging sapi dan daging kambing, sehingga daging itik dapat menjadi pilihan masyarakat. 4. Membaiknya pendidikan dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein hewani. Permintaan itik dari Desa Talang Benih masih bersifat lokal di sekitar wilayah Curup dan Kepahiyang. Permintaan masih terbatas untuk 39 Kantor Perwakilan Bank Indonesia
39
Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
39
Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran
konsumsi rumah tangga dan pedagang lesehan. Namun permintaan akan Itik Talang Benih sebagai plasma nutfah Provinsi Bengkulu mencakup pasar dari luar provinsi. Permintaan Itik Talang Benih untuk pembudidaya di Kabupaten Kepahiang, Kota Bengkulu, Kabupaten Lebong, dan Kabupaten lain di Provinsi Bengkulu selama ini belum terpenuhi, apalagi untuk memenuhi permintaan Itik Talang Benih dari Provinsi lain seperti Jawa dan Sulawesi. 4.1.2. Penawaran Pada saat ini populasi itik termasuk Itik Talang Benih terus mengalami peningkatan, baik yang terkonsentrasi di Kabupaten Rejang Lebong maupun yang ada di Kabupaten/Kota lainnya dalam Provinsi Bengkulu. Khusus untuk Itik Talang Benih, saat ini, jumlah populasi lebih dominan berada di Desa Talang Benih dan Desa Rimbo Recap, Rejang Lebong (55,56%). Sedangkan di kabupaten/kota lainnya, populasi Itik Talang Benih relatif sedikit, seperti disajikan pada Tabel 4.1 di bawah. Tabel 4.1. Populasi Itik Talang Benih di Provinsi Bengkulu No Kabupaten/Kota Jumlah Ekor % 1 Kota Bengkulu 200 5,05 2 Rejang Lebong 2200 55,56 3 Kepahyang 460 11,62 4 Lebong 550 13,89 5 Bengkulu Utara 350 8,83 6 Bengkulu Selatan 200 5,05 Total 3.960 100 Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu 2011
Produksi itik pada Klaster Itik Talang Benih juga mengalami peningkatan dari tahun 2014 sampai tahun 2015. Proyeksi produksi itik dara dan itik dewasa meningkat pada tahun 2015 menjadi sebesar 7.514 dari produksi tahun 2014 sebesar 1.248, dan menjadi 17.048 pada tahun 2017. Demikian juga halnya dengan proyeksi produksi DOD
40
40
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
(Day Old Duck) dan telur itik, juga mengalami peningkatan dari tahun 2014 sampai tahun 2017. Peningkatan proyeksi produksi itik, DOD, dan telur periode tahun 2014 sampai tahun 2017 dikarenakan terjadinya penambahan investasi pada jumlah kandang dan investasi. Sehingga peningkatan
produksi
tersebut
membawa
implikasi
terhadap
meningkatnya penjualan. Lebih detail tentang proyeksi produksi dan penjualan Klaster Itik Talang Benih disajikan pada Tabel 4.2 di berikut. Tabel 4.2. No A. 1 2 3
Produksi dan Penjualan Itik Klaster Maju Bersama Kabupaten Rejang Lebong Tahun Uraian 2014* 2015** 2016** 2017** Produksi Telur Itik 2.947 116.467 158.333 213.737 DOD Itik 1.293 11.565 15.200 20.519 Itik 1.248 7.514 12.227 17.048 - Itik Muda 728 3.418 5.322 7.326 - Itik Dewasa 520 4.096 6.905 9.722
B.
Penjualan Telur Itik DOD Itik Itik - Itik Muda - Itik Dewasa Keterangan : 1 2 3
2.653 453
93.174 4.048
126.666 5.320
170.990 7.182
218 65
1.025 512
1.597 863
2.198 1.215
* Posisi Desember 2014 ** Proyeksi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
41
Provinsi Bengkulu
41
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
41
Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran
4.2
ASPEK PEMASARAN
4.2.1. Harga Penjualan itik dan DOD hasil Klaster Maju Bersama dijual dalam satuan ekor, sedangkan penjualan telur dinyatakan dalam butir, dengan harga per ekor dan per butir. Pada saat survei harga itik di tingkat peternak
menunjukkan
variasi
harga
antara
Rp.35.000
sampai
Rp.40.000 per ekor. Harga itik di tingkat petani di Desa Talang Benih sangat bergantung dengan umur itik (muda – dewasa), dan juga bergantung dengan kemurnian Itik Talang Benih tersebut. Sementara itu, harga DOD di tingkat petani dipatok berkisar Rp 12.000 sampai Rp. 15.000 per ekor. Sedangkan harga telur di Desa Talang Benih ditetapkan dengan
Rp.2.000
–
Rp.2.500
per
butir.
Tingkat
harga
dan
perkembangan harga, baik itik dan DOD maupun telur itik ditetapkan oleh peternak itu sendiri melalui kesepakan Klaster. Dalam hal penetapan harga produk, Klaster Itik Talang Benih memberi pengaruh yang sangat kuat, sehingga terjadi keseragaman harga jual produk pada tingkat peternak di Klaster. Untuk lebih jelasnya terkait harga produk Klaster Maju Bersama, dibawah ini disajikan harga produk Klaster Itik Talang Benih. Tabel 4.3. No 1 2 3 4
Tingkat Harga Itik di Desa Talang Benih
Jenis Produk Telur DOD Itik Muda Itik Dewasa
Harga Rp. 2.500 Rp. 12.000 Rp. 35.000 Rp. 40.000
Keterangan 2 Minggu 3 – 4 bulan > 4 bulan
Harga itik pada Tabel 4.3 di atas merupakan harga kesepakatan yang ditetapkan oleh Klaster Itik Maju Bersama. Namun dalam praktek
42
42
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
penjualan itik, DOD dan telur dikalangan para peternak lain yang terdapat di Desa Talang Benih menunjukkan harga yang sedikit lebih rendah dari harga Klaster Maju Bersama. Hal ini terjadi mengingat produk itik dari Klaster Maju Bersama mempunyai ciri yang spesifik yakni Itik Talang Benih atau mendekati galur murni Itik Talang Benih. Tingkat harga itik seperti disajikan pada Tabel 4.3. di atas merupakan harga yang berlaku antar sesama peternak non Klaster di Desa Talang Benih dan tingkat harga pada penjualan terhadap pedagang itik lesehan. Sedangkan harga itik yang berlaku pada tingkat pengecer di pasar tradisional di kota Curup, sedikit lebih mahal dibandingkan dengan harga pada tingkat peternak. Tingkat harga eceran produksi itik di pasar tradisional di kota Curup disajikan pada Tabel 4.4. berikut ini. Tabel 4.4. No
Harga Itik Pada Tingkat Rantai Pemasaran Rantai Pemasaran
Harga (Rp )
1
Antar Peternak
40.000
2
Pedagang Lesehan/ Rumah Makan
40.000
3 4 5
Pedagang Pengecer di Pasar Telur di tingkat Peternak Telur di Pasar Tradisional
45.000 2.000 2.500
Harga yang ada pada Tabel 4.4 merupakan harga itik non Itik Talang Benih dan pada kondisi normal. Sedangkan khusus untuk jenis Itik Talang Benih yang murni harganya sedikit lebih tinggi dari itik non Talang Benih, demikian juga pada hari-hari besar nasional seperti lebaran, natal, tahun baru harga produk itik mengalami kenaikan harga.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
43
Provinsi Bengkulu
43
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
43
Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran
4.2.2. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar Berdasarkan survei, terlihat bahwa persaingan antar peternak itik hampir tidak terjadi baik di dalam Klaster Maju Bersama maupun di luar Klaster. Selain itu, tidak terjadinya persaingan antara peternak mengingat setiap kali terjadi produksi dapat diserap oleh pasar. Sampai saat ini, produksi itik baik dari Klaster Itik Talang Benih maupun dari peternak non Klaster belum mendorong over supply, sehingga variasi naik turunnya produksi belum menimbulkan persaingan harga sesama peternak itik. Selain itu, kebijakan harga khusus bagi produk Klaster Itik Talang Benih lebih dominan dipimpimpin (leading price dari Klaster Itik Talang Benih), sehingga peternak non Klaster cenderung berpatokan pada harga produk itik yang ditetapkan Klaster Itik Talang Benih. Peningkatan pendapatan, penduduk dan program
pemerintah
daerah yang menetapkan Itik Talang Benih sebagai sektor unggulan di sektor unggas merupakan peluang pasar bagi pengembangan Klaster Itik Talang Benih. Terkait dengan Itik Talang Benih sebagai program unggulan daerah, maka pemasaran itik tersebut berpeluang untuk menjangkau pasar lokal dalam Provinsi Bengkulu dan pasar antar Provinsi, dan bahkan antar pulau. Selain itu, peluang pasar untuk Klaster Itik Talang Benih masih terbuka lebar, hal tersebut terkait dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya jumlah penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk akan membuka peluang bagi meningkatnya selera masyarakat akan konsumsi itik yang pada gilirannya dapat meningkatkan peluang pasar produk itik dari Klaster Itik Talang Benih.
44
44
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
4.2.3. Jalur Pemasaran Produk Jalur pemasaran produk berfungsi sebagai penghubung antara peternak Klaster Itik Talang Benih dengan konsumen akhir. Konsumen akhir produk ternak itik Klaster Maju Bersama adalah rumah tangga yang membeli langsung dari pasar tradisional, atau membeli langsung kepada peternak di Desa Talang Benih. Selain itu, produk itik dari Desa Talang Benih juga menjadi bahan baku (input) bagi usaha makanan lesehan di kota Curup. Jalur pemasaran produk itik tersebut merupakan pola distribusi penyaluran produk ternak Itik Talang Benih. Sehingga penyaluran produk usaha ternak itik dapat terjamin secara keberlanjutan dan dapat menampung produk ternak itik secara berkelanjutan. Dengan adanya jalur pemasaran seperti dijelaskan di atas, menjadikan peternak itik dapat berusaha lebih pasti mengingat setiap kali periode produksi sudah dapat terjual dan teralokasi sesuai pola pemasaran tersebut. Terkait jalur pemasaran produksi itik berupa telur menunjukkan bahwa pola pemasaran masih bersifat lokal (dalam kabupaten/kota) yakni telur itik peternak dijual ke pedagang dipasar tradisional dan atau langsung dijual kepada rumahtangga yang datang ke Desa Talang Benih. Demikian juga halnya pola pemasaran untuk itik afkir (itik pedaging) dimana itik afkir langsung dijual ke pasar tradisional dan atau dijual kepada konsumen yang datang membeli itik afkir ke Desa Talang Benih. Sedangkan untuk penjualan DOD, peternak klaster langsung menjual DOD hanya kepada sesama peternak di Kota Curup dan sekitarnya saja, belum menjangkau ke pasar luar.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
45
Provinsi Bengkulu
45
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
45
Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran
Pasar Kabupaten Petrnak Itik (Klaster ITB)
Rumah Tangga Pedagang Lesehan atau Rumah Tangga
Gambar 4.1. Jalur Pemasaran Klaster Itik Talang Benih
4.2.4. Kendala Pemasaran Sampai sejauh ini, survei menjelaskan bahwa dalam memasarkan produk itik dari Klaster Itik Talang Benih belum menghadapi kendala yang berarti. Setiap anggota klaster masih melakukan penjualan masingmasing, belum terorganisir secara klaster. Jika terjadi permintaan produk itik dalam skala besar dari luar kota, maka Klaster Itik Talang Benih akan menemukan kendala dalam pemasaran. Kendala pemasaran yang akan dihadapi adalah belum memiliki penanggungjawab pemasaran produk itik (Bussines Development Service Provider/BDSP) dari klaster. Dengan kata lain, sebagai Klaster Itik Talang Benih belum memiliki lembaga pemasaran misalnya sejenis koperasi atau lembaga pemasaran sejenis lainnya. Terkait dengan pengiriman produk itik seperti telur, DOD dan itik afkir, pada saat ini, langsung dibawa ke pasar kabupaten, tidak melalui pedagang pengumpul, dan langsung dijual ke konsumen akhir seperti rumahtangga dan pedagang lesehan. Demikian juga halnya dengan jarak lokasi Klaster Itik Talang Benih di Desa Talang Benih yang hanya berjarak 3 km menuju pasar kabupaten. Sehingga memudahkan jalur
46
46
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
pemasaran produk itik hasil Klaster. Kendala yang tak kalah penting adalah kondisi jalan yang ada di Provinsi Bengkulu yang relatif kurang bagus dan berkelok tajam, sehingga bisa membawa dampak terhadap kenaikan harga jual dan pengiriman itik dan telur itik keluar dari klaster menuju konsumen di kota Bengkulu maupun konsumen di luar Bengkulu. Kendala yang lain, berupa penurunan harga karet dan harga tandan buah segar sawit (TBS) yang cenderung terus menurun pada tahun 2015, dimana dua komoditi ini banyak menopang pendapatan masyarakat sebagai konsumen produk itik. Sehingga pada gilirannya dapat berdampak pada penurunan konsumsi produk itik.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
47
Provinsi Bengkulu
47
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
47
48
48
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
BAB V ASPEK KEUANGAN Analisis aspek keuangan usaha ternak itik dimaksudkan untuk menganalisis kelayakan usaha ternak Klaster Itik Talang Benih di Desa Talang Benih, Curup. Apakah tingkat pendapatan peternak dalam klaster itik memperoleh pendapatan yang menguntungkan dan mampu mengembalikan kredit yang diberikan pihak perbankan dalam jangka waktu tertentu. Hasil kajian usaha itik dalam klaster juga dapat dijadikan masukan bagi perbankan (bankable) dalam menilai permohonan kredit yang diajukan peternak itik. Selain itu, analisis ini juga dapat bermanfaat bagi pelaku usaha ternak itik dalam mengelola keuangan, dan merencanakan dan mengembangkan usaha ternak itik. 5.1
PEMILIHAN POLA USAHA Usaha budidaya itik saat ini mulai berkembang luas di Kabupaten
Rejang Lebong, dan Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, terutama di daerah-daerah persawahan yang banyak air. Usaha budidaya ternak itik yang dikaji di Desa Talang Benih ini dikembangkan dengan pola Klaster. Budidaya itik dengan pola klaster membutuhkan lokasi usaha yang relatif luas karena jumlah peternak dalam satu klaster relatif besar. Dengan kata lain, jumlah ternak itik yang dipelihara dalam klaster juga relatif banyak. Selain itu, budidaya Itik Talang Benih pada Klaster Maju Bersama relatif lebih digemari oleh para peternak dalam klaster mengingat pertumbuhan Itik Talang Benih relatif cepat, produktivitas telur lebih tinggi (250 -300 butir per tahun), tidak terlalu rentan terhadap penyakit, umur ekonomis Itik Talang Benih lebih panjang. Pola usaha yang akan dijalankan dalam budidaya Klaster Itik Talang Benih adalah budidaya itik 49 Kantor Perwakilan Bank Indonesia
49
Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
49
Bab V Aspek Keuangan
dengan semi intensif, yakni itik digembalakan untuk mencari makan dan kemudian dimasukkan kedalam kandang. Dengan pola budidaya semi intensif, itik juga diberi makan tambahan lokal di dalam kandang. 5.2
ASUMSI DAN PARAMETER PERHITUNGAN Dalam perhitungan kelayakan usaha antara lain tingkat
pendapatan dan biaya usaha budidaya Itik Talang Benih agar layak secara ekonomis dan mampu membayar kredit perbankan, diperlukan asumsi-asumsi. Dasar-dasar perhitungan dan asumsiasumsi tersebut berdasarkan hasil survei dan pengamatan yang dilakukan di lapangan. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan aspek keuangan ini disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. No. 1 2 3 4 5
7
8
50
Uraian Periode proyek Tenaga kerja tetap UMR Bunga Pinjaman Bank Produktifitas
6
50
Asumsi Teknis Usaha Budidaya Klaster Itik Talang Benih Satuan 3 2 Rp.1.300.000 20%
Keterangan Tahun orang per bulan per tahun
a. Itik betina produktif
95%
populasi itik betina dewasa
b. Produksi telur c. Persentase telur rusak d. Telur ditetaskan e. Telur yang menetas Komposisi DOD/Itik Muda a. Betina b. Jantan Jumlah Mortalitas a. DOD (0-14 hari) b. Itik Starter c. Itik Muda (grower) d. Itik Dewasa (layer) Tingkat Penjualan a. Telur (Unfertil & fertil) b. DOD
250 5% 20% 60%
per tahun produksi telur produksi telur telur yang ditetaskan
40% 60%
populasi DOD/itik muda populasi DOD/itik muda
20% 20% 5% 5%
DOD yang menetas. DOD. itik muda. itik muda.
80% 35%
produksi telur produksi DOD
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
No.
Uraian
Satuan
c.
Itik Muda afkir (triwulanan) - Itik Muda Betina - Itik Muda Jantan d. Itik Dewasa Afkir (triwulanan) - Itik Muda Betina - Itik Muda Jantan Harga pakan a. Pakan Buatan Sendiri b. Pakan Buatan Pabrik
9
5.3
Keterangan
30%
populasi itik muda.
40% 60%
populasi itik muda afkir. populasi itik muda afkir.
13%
populasi itik dewasa.
5% 95%
populasi itik dewasa afkir. populasi itik dewasa afkir.
2.951 9.000
per kg per kg
BIAYA INVESTASI DAN BIAYA OPERSIONAL
5.3.1 Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya tetap yang dikeluarkan pada saat memulai suatu usaha. Biaya Biaya investasi budidaya ternak itik pada Klaster Talang Benih meliputi konstruksi bangunan (kandang dan gudang pakan), pompa air, Jenset, mesin tetas dan peralatan pembantu lainnya seperti disajikan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. No .
Biaya Investasi Budidaya Itik Klaster Talang Benih
Uraian
1 Kandang 2 Gudang Pakan Mesin Pompa 3 Air 4 Mesin Pakan 5 Genset 6 Mesin Tetas
Unit
Satuan Harga per Unit (Rp)
11 1
unit unit
10.000.000 20.000.000
5
unit
1.250.000
1 5 22
unit unit buah Total
15.000.000 2.200.000 2.000.000
Nilai (Rp) 110.000.000 20.000.000 6.250.000 15.000.000 11.000.000 44.000.000 206.250.000
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
51
Provinsi Bengkulu
51
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
51
Bab V Aspek Keuangan
5.3.2 Biaya Operasional Biaya operasional untuk budidaya ternak itik Klaster Itik Talang Benih meliputi biaya tenaga kerja (gaji pengelola dan upah pekerja), biaya bahan-bahan (pakan, biaya listrik dan biaya ). Rincian biaya operasional budidaya itik pada Klaster Itik Talang Benih per tahun selengkapnya disajikan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. No 1
2
3
4
Komponen Biaya Produksi Klaster Itik Talang Benih
Keterangan Biaya Produksi Itik - Bahan Baku - Bahan Baku Penolong - Tenaga kerja - Biaya Umum Produksi Biaya Produksi Itik Muda - Bahan Baku - Biaya Umum Biaya Produksi DOD - Bahan Baku - Listrik, air, dll Biaya Satuan - Biaya produksi telur per butir - Biaya produksi DOD per ekor - Biaya produksi Itik muda per ekor
Jumlah (Rp) 114.374.787 15.149.787 9.625.000 72.800.000 16.800.000 17.434.447 9.034.447 8.400.000 2.095.693 1.815.693 280.000 585 4.366 38.233
Sedangkan harga pokok untuk telur itik per butir sebesar Rp.585,00 dan biaya produksi per ekor DOD sebesar Rp.4.366,00 dan Biaya produksi per ekor itik muda Rp.38.233,00. 5.4
KEBUTUHAN INVESTASI, MODAL KERJA DAN KREDIT Kebutuhan dana untuk budidaya ternak itik dalam klaster di
Desa Talang Benih dapat dirinci atas dasar biaya investasi dan
52
52
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
biaya operasional. Peternak itik dalam Klaster dalam menjalankan usaha ternak itik membutuhkan kredit yaitu untuk biaya investasi dan biaya operasional. Besar dana untuk investasi dan modal kerja pembukaan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502 dengan rincian biaya investasi sebesar R p . 206.250.000 dan modal kerja sebesar Rp.138.959.502.
Sumber kebutuhan dana sebesar itu,
sebesar Rp.224.386.176 diperoleh dari perbankan, sedangkan sisanya yaitu R p . 120.823.326 disediakan oleh peternak itik sendiri. Besarnya dana usaha budidaya Itik Talang Benih secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini. Tabel 5.4. No. 1
2
3
Kebutuhan Dana Budidaya K l a s t er Itik Talang Benih
Rincian Biaya Proyek Kebutuhan Investasi a. Bersumber Kredit b. Bersumber Dana sendiri Kebutuhan Modal Kerja a. Bersumber Kredit b. Bersumber Dana sendiri Jumlah Kebutuhan Dana a. Bersumber Kredit b. Bersumber Dana sendiri
Jumlah (Rp) 206.250.000 134.062.500 72.187.500 138.959.502 90.323.676 48.635.826 345.209.502 224.386.176 120.823.326
Sumber kredit pembiayaan usaha ternak itik pada Klaster Itik Talang Benih adalah kredit dari perbankan. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa sebagian besar berasal dari Bank BRI dan umum lainnya. Pada analisis ini pembudidaya itik melakukan peminjaman investasi sebesar Rp.134.062.500,00
sebagai kredit investasi dengan jangka waktu
pengembalian 3 tahun. Sedangkan untuk kredit modal kerja adalah sebesar Rp.90.323.676 dengan jangka waktu pengembalian 1 tahun. Keduanya tanpa grace period dan dengan suku bunga 20%. Dengan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
53
Provinsi Bengkulu
53
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
53
Bab V Aspek Keuangan
demikian untuk rincian angsuran per bulan (pokok dan bunga) untuk kedua jenis kredit tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5 dan Tabel 5.6. Tabel 5.5.
Perhitungan Angsuran Kredit Investasi
Bln Ke Pokok Bunga 1 3.723.958 2.234.375 12 3.723.958 1.551.649 24 3.723.958 806.858 36 3.723.958 62.066 Jml 134.062.500 41.335.938 a. b. c. d. e. f.
Keterangan : Jumlah Kredit (Rp) Jangka Waktu Kredit (tahun) Bunga per th % Bunga per bln % Jumlah Angsuran (bulan) Sistem Perhitungan
Tabel 5.6. Bln 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml a. b. c. d.
54
Saldo Akhir 130.338.542 89.375.000 44.687.500 0
Rp.134.062.500,00 3 20,00% 1,67% 36 Bunga menurun
Perhitungan Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Modal Kerja
Pokok 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 90.323.676
Keterangan : Jumlah Kredit (Rp) Jangka Waktu Kredit (tahun) Bunga per tahun % Bunga per bulan %
54
Total 5.958.333 5.275.608 4.530.816 3.786.024 175.398.438
Bunga 0 1.379.945 1.254.496 1.129.046 1.003.596 878.147 752.697 627.248 501.798 376.349 250.899 125.450 8.279.670
Total 7.526.973 8.906.918 8.781.469 8.656.019 8.530.569 8.405.120 8.279.670 8.154.221 8.028.771 7.903.322 7.777.872 7.652.423 98.603.347
Rp.90.323.676,00 1 20,00% 1,67%
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Saldo Akhir 82.796.703 75.269.730 67.742.757 60.215.784 52.688.811 45.161.838 37.634.865 30.107.892 22.580.919 15.053.946 7.526.973 0
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
e. Jumlah Angsuran (bulan) f. Sistem Perhitungan
5.5
12 Bunga menurun
PRODUKSI DAN PENDAPATAN Produksi Usaha ternak itik pada klaster Maju Bersama mempunyai
tiga jenis produk, yaitu berupa telur itik, DOD (day old duck), dan itik itu sendiri (itik afkir). Jumlah itik milik klaster pada Desember tahun 2015 berjumlah sebanyak 7.514 ekor, diperkirakan akan meningkat menjadi 12.227 ekor pada tahun 2016, serta menjadi 17.048 pada tahun 2017. Jumlah tersebut meliputi itik muda dan itik dewasa. Sementara jumlah DOD pada tahun 2015 sebanyak 11.565 ekor dan menjadi sebanyak 15.200 ekor pada tahun 2016, dan menjadi sebanyak 20.519 ekor pada tahun 2017. Sedangkan telur itik pada Desember tahun 2015 berjumlah sebanyak 116.467 butir dan menjadi 158.333 butir pada tahun 2016, serta menjadi 213.737 butir pada tahun 2017. Berdasarkan hasil penjualan baik itik afkir, telur, dan DOD dengan harga jual seperti disajikan pada Tabel 5.7 di bawah, maka akan diperoleh nilai penjualan secara keseluruhan produk senilai Rp. 291.289.091 pada tahun 2015, dan meningkat pada tahun 2016 menjadi sebesar Rp.407.580.259 dan pada tahun 2017 diperkirakan menjadi sebeesar Rp.553.692.773. Secara lebih detail estimasi produksi dan penjualan usaha Klaster Itik Talang Benih disajikan sebagaimana terlihat pada Tabel 5.7.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
55
Provinsi Bengkulu
55
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
55
Bab V Aspek Keuangan
Tabel 5.7.
Perhitungan Jumlah Produksi dan Pendapatan
No Uraian 1 Populasi/ Produksi a. Telur Itik b. DOD Itik c. Itik Muda d. Itik Dewasa 2 Penjualan a. Telur Itik b. DOD Itik c. Itik Muda d. Itik Dewasa 3 Harga Jual a. Telur Itik b. DOD Itik c. Itik Muda d. Itik Dewasa 4 Penjualan a. Telur Itik b. DOC Itik c. Itik Muda d. Itik Dewasa Nilai penjualan
5.6
2015
2016
2017
116.467 11.565 3.418 4.096
158.333 15.200 5.322 6.905
213.737 20.519 7.326 9.722
93.174 4.048 1.025 512
126.666 5.320 1.597 863
170.990 7.182 2.198 1.215
2.000 12.000 35.000 40.000
2.000 12.000 35.000 40.000
2.000 12.000 35.000 40.000
186.347.491 48.572.368 35.888.028 20.481.205 291.289.091
253.332.604 63.839.816 55.884.522 34.523.316 407.580.259
341.979.510 86.178.836 76.923.684 48.610.742 553.692.773
PROYEKSI RUGI LABA USAHA Keuntungan yang didapatkan dari usaha itik pada Klaster Itik
Talang Benih diproyeksikan sampai pada tahun ketiga. Usaha ternak itik Klaster Itik Talang Benih dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 91.504.323 dengan profit margin sebesar 31,41% pada tahun pertama. Pada tahun berikutnya (tahun 2016) usaha itik mengalami keuntungan dan
profit
margin
lebih
tinggi
lagi
yaitu
yakni
sebesar
Rp.165.040.714,00 dengan profit margin 40,49%. Pada tahun ketiga usaha budidaya itik mampu menghasilkan keuntungan yang terus meningkat yakni sebesar Rp. 248.345.913,00 dengan profit margin yang juga meningkat yakni sebesar 44,85 %. Lebih detail proyeksi rugi laba
56
56
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
usaha itik pada Klaster Itik Talang Benih dapat dilihat pada Tabel 5.8 di bawah ini. Tabel 5.8.
No
Laba Rugi Usaha Ternak Itik Klaster Itik Talang Benih Uraian
1 2
3 4 5 6
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Pendapatan Pengeluaran a. Biaya operasional
291.289.091 183.636.946 111.391.130
407.580.259 213.414.713 158.386.067
553.692.773 261.521.110 215.429.965
b. Penyusutan c. Biaya bunga Laba sebelum pajak
41.250.000 30.995.816 107.652.145
41.250.000 13.778.646 194.165.546
41.250.000 4.841.146 292.171.662
16.147.822 91.504.323 31,41%
29.124.832 165.040.714 40,49%
43.825.749 248.345.913 44,85%
Pajak 15% Laba/rugi Profit margin
Lebih jauh mencermati analisis laba rugi pada usaha ternak pada Klaster Itik Talang Benih, terlihat bahwa titik impas (break event point/BEP) untuk produksi telur pada tahun 2015 diperoleh nilai sebesar Rp.332.447.934,00, atau equivalent dengan produksi telur itik sebanyak 166.224 butir. Sedangkan break event point pada tahun 2016 dan tahun 2017 mengalami penurunan seperti ditunjukkan pada Tabel 5.9 di bawah. Penurunan nilai BEP tersebut sejalan dengan miningkatnya skala ekonomi budidaya ternak Klaster Itik Talang Benih. Adapun BEP rata-rata selama tiga tahun (th 2015 – 2017) diperoleh nilai sebesar Rp236.317.584,00 atau sama dengan jumlah telur itik sebanyak 118.159 butir. Jika dilihat dari jumlah itik yang dipelihara pada Klaster Itik Talang Benih, maka diperoleh nilai titik impas (BEP) sebesar Rp.400.000.000 atau equivalen sama dengan memelihara 597 ekor itik, seperti disajikan pada Lampiran 12. Lebih detail Break Event Point (BEP) usaha ternak itik Klaster Talang Benih disajikan pada Tabel 5.9. berikut.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
57
Provinsi Bengkulu
57
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
57
Bab V Aspek Keuangan
Tabel 5.9.
Titik Impas Nilai Penjualan dan Produksi Telur Klaster Itik Talang Benih Tahun
Uraian
2015
32.447.934 BEP Nilai Penjualan (Rp) BEP Produksi (butir telur) 166.224 BEP Rata-rata : 1. Nilai penjualan (Rp) 2. Jumlah Penjualan/produksi (butir telur)
5.7
2016
2017
181.291.841 195.212.977 90.646 97.606 236.317.584 118.159
ANALISIS KELAYAKAN PROYEK Berdasarkan survei lapangan, usaha budidaya ternak itik pada
Klaster Itik Talang Benih secara ekonomis layak untuk dikembangkan. Dasar perhitungan kelayakan kajian ekonomi tentang ternak itik ditunjukkan oleh nilai Net Present Value (NPV) yang positif dan lebih besar dari nol. Kriteria kelayakan usaha ternak itik tersebut juga dilihat dari nilai Internal Rate of Return (IRR) yang harus dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Kriteria lain yang juga digunakan adalah Net Revenue Cost Ratio (Net R/C Ratio) lebih besar dari satu (1), dan Pay Back Period dibawah periode proyek ( 3 tahun). Hasil perhitungan detai tentang kelayakan usaha itik dapat dilihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Ternak Itik Klaster Itik Talang Benih Kriteria Kelayakan NPV IRR Net R /C Ratio Pay Back Period
58
58
Nilai Rp. 301.169.266,87,92% 2,46 2,42
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Justifikasi Kelayakan > 0 (positif) > 20% >1
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Nilai IRR sebesar 87,92 % mengindikasikan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan sampai tingkat suku bunga mencapai 87,92%, lebih tinggi dari tingkat suku bunga kredit 20%. Net R/C Ratio memiliki nilai 2,46. lebih besar dari 1 dan Net Present Value juga bernilai positif, yaitu Rp. 301.169.266,- sehingga proyek layak dilaksanakan secara ekonomi. 5.8
ANALISIS SENSITIVITAS Dalam analisis kelayakan usaha ternak itik banyak asumsi yang
digunakan. Untuk menguji kepekaan ekonomis usaha (sensitivity) terhadap perubahan asumsi pendapatan dan biaya operasional. Dalam menganalisis sensitivitas usaha ternak itik dilakukan beberapa sekenario sebagai berikut: Skenario 1, usaha itik mengalami penurunan pendapatan sedangkan biaya operasional dan komponen lain tetap. Penurunan pendapatan dapat terjadi karena menurunnya hasil produksi dan permintaan konsumen atau dapat juga terjadi penurunan harga jual produk. Skenario 2, usaha ternak itik mengalami kenaikan biaya operasional sedangkan pendapatan dan komponen lain tetap/konstan. Biaya operasional dapat meningkat jika terjadi kenaikan harga sarana produksi, peralatan maupun komponen-komponen biaya operasional lainnya. Skenario 3, usaha mengalami penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasional secara bersama-sama, yang mungkin terjadi karena terjadi penurunan hasil produksi dan permintaan konsumen atau penurunan harga jual produk dan diikuti oleh kenaikan biaya operasional karena kenaikan harga sarana produksi, peralatan maupun komponenkomponen biaya operasional lainnya.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
59
Provinsi Bengkulu
59
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
59
Bab V Aspek Keuangan
Hasil analisis sensitivitas untuk skenario 1 secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 1 Kriteria Kelayakan NPV IRR Net R/C Ratio PBP (Tahun)
Tingkat Kritis Penjualan Turun 35,60% dan Biaya Tetap 80.360,01 19,98% 0,9996 4,96
Berdasarkan Tabel 5.11, dapat terlihat bahwa pada skenario 1 dengan asumsi terjadi penurunan pendapatan sampai di bawah 35,60%, usaha itik masih layak untuk dilaksanakan dengan nilai IRR yang masih lebih besar dari pada tingkat suku bunga yaitu sebesar 20%, dan nilai NPV yang masih positif serta nilai Net R/C Ratio yang masih positif. Dengan kata lain, bahwa usaha ternak pada Klaster Itik Talang Benih tidak layak dilaksanakan pada tingkat penurunan penerimaan lebih besar atau sama dengan 35,60%. Hasil analisis sensitivitas untuk skenario 2 lebih detail dapat dilihat pada Tabel 5.12. Tabel 5.12. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 2 Kriteria Kelayakan NPV IRR Net R/C Ratio PBP (Tahun)
Titik Kritis Kenaikan Biaya Operasional Naik 91,97% -19.962,03 19,99% 0,9999 4,98
Tabel 5.12 menunjukkan bahwa pada skenario 2 dengan asumsi terjadi kenaikan biaya operasional sampai titik kritis di bawah 91,97% atau tidak mencapai 91,97%, maka usaha itik ini
60
60
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
masih layak untuk dilaksanakan karena nilai IRR yang masih lebih besar dari pada tingkat suku bunga berlaku dengan nilai NPV yang masih positif serta nilai Net R/C Ratio yang masih positif. Dengan kata lain bahwa usaha ternak itik tidak layak dilaksanakan dengan asumsi kenaikan biaya operasional lebih besar atau sama dengan 91,97%. Sedangkan hasil analisis sensitivitas untuk Skenario 3 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.13. Tabel 5.13. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 3 Kriteria Kelayakan NPV IRR Net R/C Ratio PBP (tahun)
Titik Kritis Pendapatan Turun 25, 67% dan biaya naik 25,67 -117.778,27 19,97% 0,9994 4,97
Pada skenario 3 terjadi penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasional secara bersama-sama dengan persentase di bawah 25,67% baik penurunan pendapatan maupun kenaikan biaya. Dengan kata lain, jika terjadi kenaikan biaya di bawah 25,67% dan penurunan pendapatan dibawah 25,67%, maka usaha itik Klaster Talang Benih masih layak untuk dilaksanakan. Hal ini dikarenakan nilai IRR yang masih lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku dan nilai NPV yang masih positif serta nilai Net R/C Ratio yang masih lebih juga positif.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
61
Provinsi Bengkulu
61
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
61
62
62
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL Usaha budidaya ternak itik dengan pola klaster yang dilaksanakan
di Desa Talang Benih, Curup, pada dasarnya telah dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga peternak. Disamping itu, usaha ternak itik dengan pola klaster dapat menjadi katub pengaman ekonomi keluarga dalam keadaan mendesak. Pada saat mendesak, rumah tangga peternak dapat menjual itik, telur dan atau DOD untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau untuk membantu pendidikan anak. Dengan kata lain, pada saat ini, usaha ternak itik di Desa Talang Benih lebih berfungsi sebagai sumber pendapatan tambahan bagi rumah tangga peternak. Walaupun sebagai sumber pendapatan tambahan, usaha ternak itik dengan pola klaster ternyata mampu menutupi dan menopang konsumsi harian, sehingga dapat menguatkan ketahanan ekonomi rumah tangga peternak. Lebih jauh, berdasarkan survei ini, mengindikasikan bahwa usaha ternak Klaster Itik Talang Benih bisa menjadi sumber pendapatan utama bagi peternak jika dikelola dalam skala relatif besar, karena secara ekonomis usaha ternak itik dengan pola klaster ternyata memang layak untuk dikembangkan secara ekonomis dan dapat menjadi sumber pendapatan utama bagi peternak seperti dijelaskan pada Analisis Keuangan BAB IV di depan. Selain sebagai sumber pendapatan, budidaya ternak itik dengan pola klaster juga menciptakan lapangan perkerjaan baru terutama lapangan pekerjaan di sektor informal. Lapangan pekerjaan yang tercipta 63
63
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
63
Bab VI Aspek Ekonomi, Sosial dan Dampak Lingkungan
pada budidaya Klaster Itik Talang Benih adalah lapangan pekerjaan bersifat kekeluargaan (tenaga kerja keluarga). Setidaknya, usaha ternak itik dapat memberikan pekerjaan kepada peternak itu sendiri dan kepada anggota keluarganya. Pada masa datang, sejalan dengan berkembangnya skala usaha ternak itik dalam klaster, maka akan semakin banyak pula jumlah tenaga kerja yang dapat terserap. Hal yang lebih mendalam yang dapat dipetik dari budidaya ternak itik adalah bahwa budidaya ternak itik dengan pola klaster dapat menanamkan jiwa kewirausahaan
(enterpreneurship),
jiwa
kebersamaan,
dan
jiwa
kepemimpinan kepada para anggota klaster baik pada tingkat budidaya maupun pada tingkat pasca panen (pembuatan berbagai jenis kuliner berbahan itik). Usaha budidaya itik dengan pola klaster dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Mengingat usaha ini dapat mendorong dan menggairahkan peternak lain untuk membentuk kelompok ternak itik. Sehingga dapat meningkatkan jumlah kelompok peternak itik atau menambah jumlah klaster itik di Kabupaten Rejang Lebong, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan peternak dan pendapatan masyarakat
serta
meningkatkan
peluang
usaha
baru
termasuk
penyerapan tenaga kerja. Oleh sebab itu, usaha ternak itik dengan pola klaster patut untuk dikembangkan dalam skala besar agar menjadi lebih profesional (komersial), dengan kelembagaan klaster yang kuat. Sehingga keberadaan klaster itik dalam kelompok pembudidaya itik di Kabupaten Rejang Lebong dapat meningkatkan ketahanan sosial ekonomi
masyarakat,
membantu
mengurangi
kemiskinan
dan
pengangguran, dan memberikan lapangan pekerjaan baru serta mendukung usaha pemberdayaan masyarakat desa.
64
64
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
6.2
DAMPAK LINGKUNGAN Satu-satunya
dampak
lingkungan
yang
ditimbulkan
oleh
keberadaan usaha ternak itik dengan pola klaster adalah timbulnya bau yang tidak sedap (bau busuk) dari kandang itik tersebut. Aroma kotoran ternak itik terasa lebih tajam jika lokasi kandang terlalu dekat dengan kawasan pemukiman. Bau kotoran itik akan terasa menyengat jika luasan area atau kepadatan jumlah kandang dalam satu lokasi sangat padat, luas dan besar. Untuk menghindari pengaruh bau dari kotoran kandang itik, perlu diupayakan pembuatan kandang itik yang relatif jauh dari pemukiman warga dan dengan perlakuan lingkungan yang memadai. Berdasarkan survei lapangan, terindikasi bahwa pada saat ini, keberadaan lokasi usaha ternak itik dengan pola klaster di Desa Talang Benih belum memberikan pengaruh negatif (efek bau) yang berlebihan terhadap lingkungan sekitar. Aroma bau kotoran itik baru tercium pada jarak kurang dari 10 meter dari lokasi kandang, dengan kata lain, dalam jarak lebih dari 10 meter dari kandang, bau kotoran itik belum tercium sama sekali. Hal ini mengandung arti bahwa lokasi kandang usaha ternak Itik Klaster Talang Benih dapat dikategorikan aman secara lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran udara pada daerah sekitar. Mengingat jumlah kandang dan kepadatan kandang pada area klaster belum terlalu besar (luas) dan belum terlalu padat sehingga bau dari kandang itik belum menganggu pemukinan di Desa Talang Benih (belum mengeluarkan bau yang melewati ambang batas). Hasil survei juga menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di sekitar lokasi kandang itik di Desa Talang Benih masih dalam kategori wajar seperti kondisi lingkungan kandang ternak pada umumnya. Secara normal bahwa bau kotoran itik tersebut baru terasa pada saat kita berada dalam kandang
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
65
Provinsi Bengkulu
65
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
65
Bab VI Aspek Ekonomi, Sosial dan Dampak Lingkungan
itik atau berada dekat dengan kandang itik tersebut. Sehingga secara umum belum menganggu lingkungan pemukiman penduduk sekitar. Namun demikian, tetap perlu diantisipasi jika semakin banyaknya jumlah kandang dan semakin padatnya jumlah kandang di satu lokasi yang dapat menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan. Oleh sebab itu perlu mengantisipasi hal-hal yang dapat mengganggu lingkungan terkait dengan bau kotoran dari kandang. Hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi pengaruh kotoran ternak itik dengan pola klaster terhadap lingkungan adalah: 1.
Memberikan
penyuluhan
pada
peternak
itik
agar
selalu
menambahkan pengetahuan tentang kesehatan dan manajemen kandang. 2.
Menghindari kepadatan jumlah kandang agar tidak terlalu besar dan terlalu padat pada satu lokasi tertentu.
3.
Menempatkan lokasi kandang itik agar tidak terlalu dekat dengan lokasi pemukiman atu rumah warga.
4.
Membersihkan kandang itik setiap hari, terutama membersihkan lantai dan sanitasi lingkungan kandang serta menjaga kesehatan kandang.
5.
Menjaga
kebersihan
kandang
secara
berkelanjutan
untuk
mengurangi bau kotoran itik. 6.
Pemerintah Daerah diharapkan membuat peraturan Daerah terkait lokasi dan luasan areal kandang itik.
66
66
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 1.
KESIMPULAN Usaha budidaya ternak itik dengan pola klaster di Desa Talang Benih terbukti layak untuk dikembangkan dalam skala besar sehingga menjadi sumber pendapatan utama bagi rumah tangga peternak.
2.
Kelayakan usaha budidaya ternak Itik Talang Benih Menunjukkan bahwa harga pokok telur itik per butir perhitungan sebesar Rp.585,00 dan harga pokok DOD (Day Old Duck) per ekor sebesar Rp.4.366,00 dan Harga pokok produksi itik muda per ekor Rp.38.233,00. Semua harga pokok produksi tersebut (telur, DOD, dan itik muda) berada di bawah harga jual di tingkat peternak
3.
Keuntungan yang diperoleh dari usaha ternak itik diproyeksikan menghasilkan profit margin sebesar 40,31% (rata-rata selama 3 tahun proyek).
4.
Berdasarkan kajian KPw. Bank Indonesia Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa kelayakan usaha budidaya ternak itik di Desa Talang Benih diperoleh atas dasar perhitungan :
a. Nilai Net Present Value (NPV) yang positif ( > 0 ) yakni Rp.301.169.266. b. Perhitungan nilai Internal Rate of Return (IRR) diperoleh sebesar 87,92 %, lebih tinggi dari tingkat suku bunga kredit yang berlaku. c. Perhitungan Net Revenue Cost Ratio (Net R/C Ratio) diperoleh angka sebesar 2,46 lebih besar dari satu (1), dengan masa pengembalian pinjaman kredit (pay back period) selama 2,42 Kantor Perwakilan Bank Indonesia
67
Provinsi Bengkulu
67
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
67
Bab VII Kesimpulan dan Saran
tahun.
d. Sedangkan nilai BEP (Break Even Point) untuk penjualan ratarata senilai Rp 41.218.657, atau sebanyak 20.609 butir telur itik, yaitu dengan membudidayakan sebanyak 597 ekor itik dewasa. Usaha budidaya ternak itik dengan pola klaster dapat meningkatkan pendapatan peternak serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi rumah tangga peternak, dan menanamkan jiwa kewirausahaan kepada peternak atau kelompok ternak lainnya. Kehadiran usaha ternak itik dengan pola klaster juga dapat ikut membantu mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Rejang Lebong.
5.
7.2 1.
SARAN Berdasarkan survei terlihat bahwa usaha ternak Klaster Itik Talang Benih
disarankan
lebih
baik
berkonsentrasi
terhadap
pengembangan galur murni jenis Itik Talang Benih, mengingat prospek pasar penjualan DOD khas Itik Talang Benih masih cukup luas baik untuk memenuhi permintaan bibit di kabupaten Rejang Lebong maupun permintaan dari Kabupaten lain di Provinsi Bengkulu. 2.
Sejalan dengan meningkatnya skala ekonomi usaha ternak itik dengan pola klaster di Desa Talang Benih disarankan agar Klaster itik Maju Bersama mendirikan lembaga distribusi (lembaga pemasaran) yang dapat mengkoordinasikan, menginformasikan, dan
menghubungkan
peternak
dengan
konsumen,
serta
memasarkan produk klaster itik tersebut. 3.
Klaster Itik Talang Benih yang bergerak dalam budidaya ternak itik perlu meningkatkan kerjasama sesama anggota peserta klaster dan
68
68
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
melakukan
penguatan
kelembagaan
klaster
secara
internal
terutama terkait peningkatan pengetahuan teknis budidaya, aspek pasar, dan aspek manajemen. 4.
Disarankan agar Klaster Itik Talang Benih dapat mengembangkan pasca panen yakni membuat berbagai jenis kuliner yakni berbagai variasi makanan berbasis daging itik sehingga
dapat menjadi
sumber pendapatan baru bagi peternak.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
69
Provinsi Bengkulu
69
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
69
70
70
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. “Perhitungan Kelayakan Usaha”.www.bi.go.id. 2015 Klaster Itik Talang Benih. 2015. “Laporan Bulanan Klaster Maju Bersama dan Klaster Rukun Sejahtera”. 2015. L. Hardi Prasetyo, et al. Penyunting Dadang Sudarman. “Panduan Budidaya dan Usaha Ternak Itik”. Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor. Diunduh tanggal 18 November 2015. Hasanuddin Maulana. “Beternak Itik Petelur: Kiat dan Sukses Dari Peternak Itik”. AgroMedia Pustaka.2013 Freddy Rangkuti. “Studi Kelayakan Bisnis & Investasi”. Gramedia. 2015 Mulyadi Pudjosumarto. “Evaluasi Proyek: Uraian Singkat dan Soal Jawab”. Liberty. Yogyakarta. 2002
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
71
Provinsi Bengkulu
71
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
71
72
72
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
LAMPIRAN
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
73
Provinsi Bengkulu
73
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
73
Lampiran
Lampiran 1. Biaya Produksi Pakan Buatan untuk Itik Setelah Umur 1 (Satu) Bulan No. 1 2 3 4 5 6 7
Uraian
Volume
Dedak 70 kg Kepala Ikan Teri 10 kg Jagung 25 kg Mineral 2 kg Bensin 1 kg Tranpostasi bahan baku 1 trip Upah tenaga kerja 0,125 HK Total 107 kg Harga Pakan Buatan Sumber : Klaster Maju Bersama
74
74
Share Harga per kg (%) (Rp) 65,42 1.300 9,35 5.000 23,36 5.417 1,87 8.000 10.000 20.000 100.000 100,00
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Nilai (Rp) 85.047 46.729 126.558 14.953 10.000 20.000 12.500 315.787 2.951
75
Kandang Gudang Pakan Mesin Pompa Air Mesin Pakan Genset Mesin Tetas
1 2 3 4 5 6
Unit
11 1 5 1 5 22 Total Sumber : Klaster Maju Bersama
Uraian
No.
unit unit unit unit unit buah
Satuan
Lampiran 2. Biaya Investasi
10.000.000 20.000.000 1.250.000 15.000.000 2.200.000 2.000.000
Harga per Unit (Rp) 110.000.000 20.000.000 6.250.000 15.000.000 11.000.000 44.000.000 206.250.000
Nilai (Rp) 5 5 5 5 5 5
Umur Ekonomis (Tahun) 22.000.000 4.000.000 1.250.000 3.000.000 2.200.000 8.800.000 41.250.000
Penyusutan per tahun 44.000.000 8.000.000 2.500.000 6.000.000 4.400.000 17.600.000 82.500.000
Nilai Sisa (Rp)
Lampiran
75
1
- Obat
5
5
5
- Ember Pakan
- Sepatu
- Tempat minum
B. Bahan Baku Penolong
Sub Jumlah
1
0,05
0,03
0,03
0,016
- Vitamin
a. Penetasan b. Pakan DOD 0 - 14 hari (Starter) c. Pakan 15 hari - 1 bulan (Grower) d. Pakan 1 bulan - 4 bulan (Grower) e. Pakan 4 bulan - 2 tahun 4 bulan (Layer)
A. Bahan Baku - Telur Itik yang akan ditetaskan ( ekor ) - Total Pakan Itik **)
unit
unit
unit
per hari per hari per hari per hari per hari per hari 90 72
x x
x
x
x
x
3
2
2
28
28
15
x
x
14
x
Kebutuhan
Kebutuhan
x x
kand ang
x
x
x
x
x
x
x
orang
ganti
bln
bln
hari
hari
hari
hari
1
1
siklus (28 bl) siklus (28 bl) siklus (28 bl)
kg
3.141 1
saset
saset
Kg
Kg
Kg
Kg
1
30
1.560
1.231
216
134
Jumlah Pakan
x
x
x
x
x
x
4.809
28
840
433
456
480
600
1000
Saldo Awal
1.000
Lampiran 3. Analisa Sederhana Biaya Produksi Telur Itik Selama Umur Ekonomis
5%
5%
5%
20%
40%
Mort alitas
Unit
412
433,2
456
480
600
Sisa Hidup
75.000
75.000
75.000
2.000
1.500
2.951
2.951
9.000
9.000
2.500
Rp / Unit
1.125.000
750.000
750.000
15.149.787
56.000
1.260.000
4.602.575
3.633.612
1.944.000
1.209.600
2.500.000
Jumlah (Rp)
Lampiran
76
- Desinfektan, dll Sub Jumlah - Produksi
C. Tenaga kerja
Sub Jumlah
5
5
2
a. Listrik 5
D. Biaya Umum Produksi - Kandang
b. Air
b. Air
a. Listrik
1
5
5
- Penetasan
- Transportasi Sub Jumlah E. Total Biaya (A+B+C+D) F. Produksi itik selama masa ekonomis **) G. Biaya produksi per ekor selama siklus
Kebutuhan unit
orang
kanda ng kanda ng kanda ng kanda ng penjua lan
x
28 bln
x
1
siklus (28 bl)
Rp / Unit
7.000.000
Jumlah (Rp)
50.000
1.400.000
7.000.000
Unit
50.000
9.625.000
72.800.000
siklus
10.000
7.000.000
siklus
1
siklus
50.000
1.400.000
1
x
1
siklus
10.000
x
bln
x
1
siklus
bln
28
bln
x
1
28
x 28
bln
x
x
x
28
bln
1
72.800.000
x
28
x
1.300. 000
x
bln
8.400.000
28
siklus
x
16.800.000
300.00 0
114.374.787
412
250
277.919
13
77
H. Produktifitas itik per tahun I. Kerusakan telur pasca panen (5%)
77
J. Biaya produksi per telur
Kebutuhan
Keterangan : *) Asumsi apabila dihitung dari pembelian telur itik untuk bibit. **) Umur ekonomis itik petelur 28 bulan (pembesaran 4 bulan + 2 tahun produksi telur)
Unit
Rp / Unit
Lampiran
Jumlah (Rp)
585
78
Jumlah (Rp)
Lampiran 4. Analisa Sederhana Biaya Produksi DOD Itik Selama 1 (Satu) Siklus
Rp/Unit
Unit
585.093
1
siklus
siklus
siklus
10.000
50.000
1.300.000
0
0
fru
585
- Total Pakan Itik
a. Penetasan b. Pakan DOD 0 - 14 hari ( kg )
1.000
1.209.600
A. Bahan Baku
9.000
933
21.000
- Telur Itik yang akan ditetaskan ( ekor ) *)
1.500
1
Sisa Hidup
14
2.000
x
1
Mortalitas
Kg
0,47
x
Saldo Awal
134
saset
2.614
bln
x
Jumlah Pakan
30
Kg
saset
bln
Kebutuhan
x
1
28,00
bln
116.667
600
hari x
13
28,00
23.333
480
14,00 bln
x
x
28,00
50.000
140.000
40%
x 0,47 bln
x
siklus
10.000
20%
per hari x 0,47
orang
x
1
siklus
300.000
600
0,02 per hari x
kandang
x
1
siklus
1000
1 per hari
0
kandang
bln
x
1
x
- Vitamin 1
0
0,47
bln
x
0
1.815.693
- Obat Sub Jumlah B. Bahan Baku Penolong **) Sub Jumlah
0
x
0,47
bln
C. Tenaga kerja **)
a. Listrik
kandang
x
0,47
D. Biaya Umum Produksi - Kandang **)
- Penetasan
0
b. Air
5
kandang
x
280.000
0
a. Listrik
5
penjualan
- Produksi
b. Air
1
Sub Jumlah
- Transportasi
79
Sub Jumlah
79
E. Total Biaya (A+B+C+D) F. Produksi DOD setelah dikurangi kematian (mortalitas) G. Biaya produksi per ekor DOD Keterangan : *) Menggunakan hasil budidaya sendiri. **) Peralatan pendukung, kandang dan tenaga kerja sudah termasuk dalam biaya produksi telur.
Lampiran
480
2.095.693
4.366
80
Kebutuhan
Lampiran 5. Analisa Sederhana Biaya Produksi Itik Muda/Dara
A. Bahan Baku - Telur DOD ( ekor ) *) - Total Pakan Itik
1.000
Saldo Awal
Unit
585
Rp/Unit
585.093
Jumlah (Rp)
per hari
per hari
x
x
x
x
72
90
15
14
hari
hari
hari
hari
x
x
x
x
30
0
1.296
270
224
saset
Kg
Kg
Kg
Kg
x
x
x
x
119
480
600
1.000
5%
20%
40%
456
480
600
1.500
2.951
9.000
9.000
7.933
178.500
3.824.855
2.430.000
2.016.000
Sisa Hidup
0,016
per hari
x
2.000
Mortalitas
0,03
per hari
bln
4
Jumlah Pakan
b. Pakan DOD 0 - 14 hari ( kg )
0,03
3,97
saset
Kebutuhan
c. Pakan 15 hari - 1 bulan (Itik Starter) ( kg )
0,05
x
1
1.000
d. Pakan 1 bulan - 4 bulan (Grower) ( kg )
per hari
x
1000
e. Pakan 4 bulan - 2 tahun 4 bulan ( kg ) 1
bln
a. Penetasan
- Vitamin
3,97
9.034.447
x
kandang
x
x
3,97
3,97
bln
bln
x
x
x
1
1
1
siklus
siklus
siklus
50.000
10.000
50.000
0
198.333
991.667
4.199
per hari
kandang
bln
Kg
1
0
5
28
0
5
x
1.790
- Obat Sub Jumlah B. Bahan Baku Penolong **) Sub Jumlah C. Tenaga kerja **) Sub Jumlah D. Biaya Umum Produksi
a. Listrik
kandang
- Kandang
b. Air
0
- Penetasan **) a. Listrik
81
81
x
28 bln
bln x
x 1
1
siklus
siklus
300.000
10.000
Rp/Unit
8.400.000
0
Jumlah (Rp)
Lampiran
kandang 28
Unit
0 x
Kebutuhan b. Air penjualan
38.233
456
17.434.447
8.400.000
1
G. Biaya produksi per ekor itik dara
E. Produksi itik dara setelah dikurangi kematian (mortalitas)
E. Total Biaya (A+B+C+D)
- Transportasi Sub Jumlah
Keterangan : *) Menggunakan hasil budidaya sendiri. **) Peralatan pendukung, penetasan dan tenaga kerja sudah termasuk dalam biaya produksi telur.
82
Lampiran 6. Estimasi Produksi
Des
2.153
Tw-1
1.888
3.708
Tw-2
1.511
1.901
4.592
Tw-3
1.521
1.702
4.832
Tw-4
1.362
2.025
5.291
Tw-1
1.620
2.257
5.890
Tw-2
1.806
2.332
6.369
Tw-3
746
1.865
2.526
6.874
Tw-4
808
2.021
2.765
7.468
Tw-1
885
2.212
2.965
8.079
Tw-2
949
2.372
3.191
8.718
Tw-3
1.021
2.553
3.454
9.420
Tw-4
TAHUN 2017
Jenis Produksi
1.635 841 673
722
TAHUN 2016
Populasi
435 348
648
TAHUN 2015
No
Populasi Awal Bulan
550
545
TH 2014
A.
a. DOD (Awal Bulan)
608
Asumsi
1
b. Itik dara
604
3.413
269
3.155
1.513
139
2.902
1.402
1.900
100
2.682
1.295
1.753
dari A.5.a.
2.482
1.203
1.607
40%
2.232
1.122
1.479
1.532
2.013
1.025
1.360
9.420
1.423
1.904
946
1.207
8.718
3.454
1.327
1.609
916
1.067
8.079
3.191
1.213
1.180
822
988
7.468
2.965
1.119
1.147
691
787
6.874
2.765
1.083
965
682
489
6.369
2.526
972
650
389
465
5.890
2.332
817
200
575
5.291
2.257
913
450
220
4.832
2.025
906
360
200
4.592
1.702
404
300
20 3.708
1.901
209
60
2.593
1.888
450
1). Itik Dara Betina ( Grower Awal Bulan) 2). Itik Dara Jantan (Grower Awal Bulan) c. Itik Dewasa
1.995
841
dari A.5.a.
2
3
1). Itik Betina (Layer Awal Bulan) 2). Itik Jantan (Layer Awal Bulan) Jumlah Pembelian Itik Dara (Grower) a. Pembelian Itik Dara Betina (Grower) b. Pembelian Itik Dara Jantan (Grower) Jumlah Populasi Itik (1+2) a. DOD
435
60%
83
83
No
4
5
Lampiran
182
87
399
450
200
650
510
400
910
Des
68
114
168
519
595
589
1.185
229
339
568
Tw-1
81
54
135
378
742
465
682
1.147
404
269
673
Tw-2
236
181
121
302
380
918
489
691
1.180
906
604
1.511
Tw-3
164
322
183
122
304
340
966
787
822
1.609
913
608
1.521
Tw-4
198
183
381
163
109
272
405
1.058
988
916
1.904
817
545
1.362
Tw-1
4.712
213
189
403
194
130
324
451
1.178
1.067
946
2.013
972
648
1.620
Tw-2
1.865
5.095
241
205
446
217
144
361
466
1.274
1.207
1.025
2.232
1.083
722
1.806
Tw-3
1.492
2.021
5.499
272
224
496
224
149
373
505
1.375
1.360
1.122
2.482
1.119
746
1.865
Tw-4
647
1.617
2.212
5.975
296
241
536
243
162
404
553
1.494
1.479
1.203
2.682
1.213
808
2.021
Tw-1
708
1.770
2.372
6.463
321
259
580
265
177
442
593
1.616
1.607
1.295
2.902
1.327
885
2.212
Tw-2
759
1.898
2.553
6.975
351
280
631
285
190
474
638
1.744
1.753
1.402
3.155
1.423
949
2.372
Tw-3
817
2.042
2.763
7.536
380
303
683
306
204
511
691
1.884
1.900
1.513
3.413
1.532
1.021
2.553
Tw-4
TAHUN 2017
80
46
229
138
157
4.233
1.806
1.445
597
TAHUN 2016
102
237
136
98
3.866
1.620
1.296
578
TAHUN 2015
130
118
93
3.673
1.362
1.089
518
TH 2014
c. Itik Dewasa
40
119
2.967
1.521
1.217
436
Asumsi
1). Itik Betina
90
2.075
1.511
1.209
487
Jenis Produksi
2). Itik Jantan
1.596
673
538
483
b. Itik dara
Jumlah Mortalitas
348
454
215
a. DOD 5%
20%
5% 5%
1). Itik Betina 5%
5%
5%
2). Itik Jantan
c. Itik Dewasa
1). Itik Dara Betina ( Grower) 2). Itik Dara Jantan (Grower)
b. Itik dara
1). Itik Dara Betina ( Grower) 2). Itik Dara Jantan (Grower)
a. DOD
Jumlah Populasi Itik (3-4)
728
271
dari 3.a. dari 3.b.
b. Itik dara
320
dari 3.c.
1). Itik Dara Betina (Grower)
84
520
408
Des
472
948
183
Tw-1
372
546
918
323
Tw-2
363
391
553
944
725
Tw-3
146
365
629
658
1.287
730
Tw-4
131
327
790
733
1.523
654
Tw-1
233
156
389
853
757
1.610
778
Tw-2
103
223
260
173
433
965
820
1.786
867
Tw-3
112
248
269
179
448
1.088
898
1.986
895
Tw-4
120
268
291
194
485
1.183
963
2.146
970
Tw-1
130
290
319
212
531
1.286
1.036
2.322
1.062
Tw-2
140
316
342
228
569
1.403
1.122
2.524
1.139
Tw-3
151
341
368
245
613
1.520
1.210
2.730
1.225
Tw-4
TAHUN 2017
2). Itik Dara Jantan (Grower)
160 476
161
145
196
95
201
TAHUN 2016
c. Itik Dewasa
360
136
65
219
92
190
TAHUN 2015
1). Itik Betina
218 55
218
82
161
TH 2014
2). Itik Jantan
30% 87
97
69
118
Asumsi
Penjualan Itik
40% 82
6
115
Jenis Produksi
B. Penjualan Itik Dara afkir
131
6
118
No
1 1). Itik Dara Betina 60%
3
65
a. Jumlah Itik Betina
Jumlah Itik Dewasa Setelah Dijual
b. Jumlah Itik Dara Jantan
a. Jumlah Itik Dara Betina
Jumlah Itik Dara Setelah Dijual
298
157
455
277
233
510
62
364
466
829
101
217
318
113
263
540
803
226
151
377
109
279
484
763
508
338
846
112
476
575
1.052
511
341
852
153
609
641
1.250
458
305
763
181
662
662
1.325
544
363
907
191
753
718
1.471
607
404
1.011
212
852
786
1.638
627
418
1.045
236
928
842
1.771
679
453
1.132
255
1.010
907
1.917
743
495
1.239
276
1.103
981
2.084
797
531
1.328
300
1.196
1.059
2.255
858
572
1.429
324
2). Itik Dara Jantan
1). Itik Dara Betina
2). Itik Dara Jantan Penjualan Itik Dewasa afkir 5%
2
3
4
b. Jumlah Itik Jantan
95%
13%
85
85
Jenis Produksi Produksi, Pembelian dan PenjualanTelur
No
C. Produksi Telur
Des
442
Tw-1
32.074
513
Tw-2
1.436
28.714
459
Tw-3
32.456
1.708
34.164
547
Tw-4
28.938
36.173
1.904
38.076
609
Tw-1
7.473
29.892
37.365
1.967
39.331
629
Tw-2
8.097
32.388
40.485
2.131
42.616
682
Tw-3
8.862
8.862
35.448
44.310
2.332
46.643
746
Tw-4
5.702
9.503
9.503
38.012
47.514
2.501
50.015
800
Tw-1
1.227
6.136
10.227
10.227
40.908
51.135
2.691
53.826
861
Tw-2
1.329
6.643
11.072
11.072
44.287
55.358
2.914
58.272
932
Tw-3
2.007
5.734
1.434
7.168
c. Telur yang rusak d. Telur yang baik (b-c) 1). Jumlah Telur Yang dijual (Unfertil dan fertil) 2). Telur Yang dibuahi (Potensi DOD) e. Pembelian telur untuk ditetaskan f. Jumlah Telur Ditetaskan {d.2)+e}
11.946
11.946
47.783
59.729
3.144
62.873
1.006
Tw-4
60%
5%
a. DOD real
20%
Produksi DOD
Lampiran
149 27.644 1.604
27.278
25.965
7.235
8.097
5.317
1.140
5.314
TAHUN 2017
3.102 1.382 30.471
21.823
6.491
7.473
4.858
1.063
1.860
TAHUN 2016
155 26.262
24.377
5.456
7.235
4.484
972
4.909
TAHUN 2015
2.947
21.010
6.094
6.491
4.341
897
1.718
TH 2014
2.653
5.252
5.456
3.895
868
4.561
Asumsi
295
800
6.094
3.273
779
1.596
95%
2.400
6.052
3.656
655
4.254
21
2.695
3.631
731
1.489
a. Jumlah Itik Betina Produktif
80%
1.617
726
3.887
per bulan
20%
323
1.360
dari C.1.f. dari C.2.a.
3.587
3.727
1.255
3.454
3.473
3.191
1.215
2.965
3.116
2.765
1.091
2.526
917
2.332
2.619
2.257
2.925
2.025
1.024
1.702
2.905
1.901
1.017
dari C.2.c.
1.888
453
35%
b. DOD Mati c. DOD Hidup (a b) d. DOD dijual e. DOD dipelihara (c-d)
841
1.293
b. Produksi Telur
1
2
86
Lampiran
Lampiran 7. Kebutuhan Dana No. 1
2
3
Rincian Biaya Proyek Sumber dana Investasi a. Kredit b. Dana sendiri Jumlah dana investasi Sumber dana modal kerja a. Kredit b. Dana sendiri Jumlah dana modal kerja Sumber Total dana a. Kredit b. Dana sendiri Jumlah dana
Jumlah (Rp) 134.062.500 72.187.500 206.250.000 90.323.676 48.635.826 138.959.502 224.386.176 120.823.326 345.209.502
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
87
Provinsi Bengkulu
87
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
87
Lampiran
Lampiran 8. Anguran Pokok & Bunga Kredit Investasi Jumlah Kredit (Rp) Jangka Waktu Kredit (tahun) Bunga per tahun % Bunga per bulan % Jumlah Angsuran (bulan) Sistem Perhitungan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
88
88
Pokok 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958
Bunga 2.234.375 2.172.309 2.110.243 2.048.177 1.986.111 1.924.045 1.861.979 1.799.913 1.737.847 1.675.781 1.613.715 1.551.649 1.489.583 1.427.517 1.365.451 1.303.385 1.241.319 1.179.253 1.117.188 1.055.122 993.056 930.990 868.924 806.858 744.792 682.726 620.660 558.594 496.528 434.462 372.396
: : : : : :
134.062.500 3 20,00% 1,67% 36 Bunga menurun Total 5.958.333 5.896.267 5.834.201 5.772.135 5.710.069 5.648.003 5.585.938 5.523.872 5.461.806 5.399.740 5.337.674 5.275.608 5.213.542 5.151.476 5.089.410 5.027.344 4.965.278 4.903.212 4.841.146 4.779.080 4.717.014 4.654.948 4.592.882 4.530.816 4.468.750 4.406.684 4.344.618 4.282.552 4.220.486 4.158.420 4.096.354
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Saldo Akhir 130.338.542 126.614.583 122.890.625 119.166.667 115.442.708 111.718.750 107.994.792 104.270.833 100.546.875 96.822.917 93.098.958 89.375.000 85.651.042 81.927.083 78.203.125 74.479.167 70.755.208 67.031.250 63.307.292 59.583.333 55.859.375 52.135.417 48.411.458 44.687.500 40.963.542 37.239.583 33.515.625 29.791.667 26.067.708 22.343.750 18.619.792
32 33 34 35 36 TOTAL
3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 3.723.958 134.062.500
310.330 248.264 186.198 124.132 62.066 41.335.938
4.034.288 3.972.222 3.910.156 3.848.090 3.786.024 175.398.438
14.895.833 11.171.875 7.447.917 3.723.958 0
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
89
Provinsi Bengkulu
89
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
89
Lampiran
Lampiran 9. Anguran Pokok & Bunga Kredit Modal Kerja Jumlah Kredit (Rp)
:
90.323.676
Jangka Waktu Kredit (tahun)
:
1
Bunga per tahun %
:
20,00%
Bunga per bulan % Jumlah Angsuran (bulan) Sistem Perhitungan
: : :
1,67% 12 Bunga menurun
Bulan
Pokok
Bunga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TOTAL
7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 7.526.973 90.323.676
0 1.379.945 1.254.496 1.129.046 1.003.596 878.147 752.697 627.248 501.798 376.349 250.899 125.450 8.279.670
90
90
Total 7.526.973 8.906.918 8.781.469 8.656.019 8.530.569 8.405.120 8.279.670 8.154.221 8.028.771 7.903.322 7.777.872 7.652.423 98.603.347
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Saldo Akhir 82.796.703 75.269.730 67.742.757 60.215.784 52.688.811 45.161.838 37.634.865 30.107.892 22.580.919 15.053.946 7.526.973 0
Lampiran
Lampiran 10. Proyeksi Populasi, Penjualan
Biaya
No.
2015
1
2
Uraian
5
Satuan
2.947
116.467
158.333
213.737
butir
b. DOD Itik
1.293
11.565
15.200
20.519
ekor
c. Itik Dara
728
3.418
5.322
7.326
ekor
d. Itik Dewasa
520
4.096
6.905
9.722
ekor
a. Telur Itik
2.653
93.174
126.666
170.990
butir
b. DOD Itik
453
4.048
5.320
7.182
ekor
c. Itik Dara
218
1.025
1.597
2.198
ekor
65
512
863
1.215
ekor
Penjualan
HPP/Unit a. Telur Itik
585
585
585
585
Rp/butir
b. DOD Itik
4.366
4.366
4.366
4.366
Rp/ekor
c. Itik Dara
38.233
38.233
38.233
38.233
Rp/ekor
0
0
0
0
Rp/ekor
Harga Jual a. Telur Itik
2.000
2.000
2.000
2.000
Rp/butir
b. DOD Itik
12.000
12.000
12.000
12.000
Rp/ekor
c. Itik Dara
35.000
35.000
35.000
35.000
Rp/ekor
d. Itik Dewasa Afkir
40.000
40.000
40.000
40.000
Rp/ekor
a. Telur Itik
1.551.961
54.515.273
74.111.521
100.044.847
Rp/Tahun
b. DOD Itik
1.976.559
17.672.353
23.227.193
31.354.922
Rp/Tahun
c. Itik Dara
8.350.183
39.203.504
61.047.353
84.030.195
Rp/Tahun
0
0
0
0
Rp/Tahun
11.878.702
111.391.130
158.386.067
215.429.965
Rp/tahun
a. Telur Itik
5.305.008
186.347.491
253.332.604
341.979.510
Rp/Tahun
b. DOC Itik
5.432.561
48.572.368
63.839.816
86.178.836
Rp/Tahun
c. Itik Dara
7.644.000
35.888.028
55.884.522
76.923.684
Rp/Tahun
d. Itik Dewasa Afkir
2.600.000
20.481.205
34.523.316
48.610.742
Rp/Tahun
20.981.569
291.289.091
407.580.259
553.692.773
Rp/tahun
HPP/Operasional
d. Itik Dewasa Afkir Jumlah Biaya Operasional 6
2017
Nilai
a. Telur Itik
d. Itik Dewasa Afkir 4
2016
dan
Jumlah Populasi/Produksi
d. Itik Dewasa Afkir 3
Des-14
Operasional
Nilai penjualan
Jumlah Nilai penjualan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
91
Provinsi Bengkulu
91
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
91
Lampiran
Lampiran 11. Proyeksi Rugi/Laba Usaha Itik Talang Benih (dalam rupiah penuh) No
Uraian
1
Pendapatan
2
Pengeluaran a. Biaya operasional
Tahun 3
Jumlah
291.289.091
407.580.259
553.692.773
1.252.562.122
111.391.130
158.386.067
215.429.965
485.207.162
41.250.000
41.250.000
41.250.000
123.750.000
c. Biaya bunga
30.995.816
13.778.646
4.841.146
49.615.608
183.636.946
213.414.713
261.521.110
658.572.770
107.652.145
194.165.546
292.171.662
593.989.353
3
Laba sebelum pajak
4
Pajak 15%
16.147.822
29.124.832
43.825.749
89.098.403
5
Laba/rugi
91.504.323
165.040.714
248.345.913
504.890.950
6
Profit margin
31,41%
40,49%
44,85%
40,31%
92
Tahun 2
b. Penyusutan Jumlah
92
Tahun 1
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Lampiran 12. Perhitungan BEP Usaha Budidaya Itik Talang Benih No .
Tahun
Uraian
1
Hasil Penjualan Produk
2
Biaya Variabel
2015
2016
2017
291.289.09 1
407.580.25 9
553.692.77 3
a Bibit
3
- Telur Itik
5.894.453
- DOD Itik
15.521.603
- Itik Dara
25.480.000
- Itik Dewasa
20.800.000
b Pakan
68.226.563
114.145.38 8
158.874.36 4
c Pajak
16.147.822
29.124.832
43.825.749
Sub Jumlah
152.070.44 0
143.270.21 9
202.700.11 3
31.200.000
31.200.000
31.200.000
Biaya Tetap a Tenaga kerja b Produksi
11.964.567
13.040.680
25.355.601
c Biaya Penyusutan
41.250.000
41.250.000
41.250.000
d Bunga Kredit
30.995.816
13.778.646
4.841.146
115.410.38 3 332.447.93 4
99.269.325 181.291.84 1
102.646.74 7 195.212.97 7
166.224
90.646
97.606
Sub Jumlah BEP Nilai Penjualan (Rp) BEP Produksi (butir telur) *) BEP Rata-rata : 1. Nilai penjualan (Rp) 2. Jumlah Penjualan/produksi (butir telur) *)
236.317.584 118.159
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
93
Provinsi Bengkulu
93
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
93
Lampiran
Lampiran 13. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih Uraian
Tahun 0
tahun 1
tahun 2
tahun 3
291.289.091
407.580.259
553.692.773
Cash inflow 1. Penjualan 2. Kredit Investasi 3. Kredit Modal Kerja 4. Dana Sendiri
0 134.062.500 90.323.676 120.823.326
5. Nilai sisa
82.500.000
Total inflow
345.209.502
291.289.091
407.580.259
636.192.773
0
291.289.091
407.580.259
636.192.773
3. Biaya operasional
111.391.130
158.386.067
215.429.965
4. Angsuran pokok
135.011.176
44.687.500
44.687.500
5. Biaya bunga bank
30.995.816
13.778.646
4.841.146
Total inflow untuk IRR Cash outflow 1. Investasi
206.250.000
2. Modal Kerja
90.323.676
6. Pajak 15%
16.147.822
29.124.832
43.825.749
Total outflow
296.573.676
293.545.944
245.977.045
308.784.360
Total outflow untuk IRR
206.250.000
127.538.952
187.510.899
259.255.714
48.635.826
-2.256.853
161.603.214
327.408.413
-206.250.000
163.750.139
220.069.360
376.937.059
48.635.826
46.378.973
207.982.187
535.390.599
1,0000
0,8333
0,6944
0,5787
-206.250.000
136.458.450
152.825.944
218.134.872
Net cashflow Net cashflow Untuk IRR Kumulatif net cashflow DF 20% Disc. net cashflow Net B/C rasio NPV (Rp)
2,46 301.169.266
IRR
87,92%
PBP (tahun)
2,42
94
94
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Lampiran 14. Cashflow Budidaya Itik Talang Sensitivitas Penjualan Turun) Penjualan Turun : Biaya tetap :
Uraian
Benih
35,60%
Menjadi :
64,40%
100,00%
Menjadi :
100,00%
Tahun 0
tahun 1
(Analisis
tahun 2
tahun 3
Cash inflow 1. Penjualan 2. Kredit Investasi 3. Kredit Modal Kerja 4. Dana Sendiri
0
187.590.175
262.481.687
134.062.500 90.323.676 120.823.326
5. Nilai sisa Total inflow
356.578.146
82.500.000 345.209.502
187.590.175
262.481.687
439.078.146
0
187.590.175
262.481.687
439.078.146
3. Biaya operasional
111.391.130
158.386.067
215.429.965
4. Angsuran pokok
135.011.176
44.687.500
44.687.500
5. Biaya bunga bank
30.995.816
13.778.646
4.841.146
6. Pajak 15%
16.147.822
29.124.832
43.825.749
Total inflow untuk IRR Cash outflow 1. Investasi 2. Modal Kerja
206.250.000 90.323.676
Total outflow
296.573.676
293.545.944
245.977.045
308.784.360
Total outflow untuk IRR
206.250.000
127.538.952
187.510.899
259.255.714
48.635.826
-105.955.769
16.504.642
130.293.786
Net cashflow Net cashflow Untuk IRR Kumulatif net cashflow DF 20% Disc. net cashflow Net B/C rasio
-206.250.000
60.051.223
74.970.788
179.822.432
48.635.826
-57.319.944
-40.815.302
89.478.484
1,00
0,83
0,69
0,58
-206.250.000
50.042.686
52.063.047
104.063.907
0,9996
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
95
Provinsi Bengkulu
95
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
95
Lampiran
NPV (Rp)
-80.360
IRR
19,98%
PBP (tahun)
Keterangan
4,96
= 1. Setelah 3 Tahun inventaris dilaksanakan peremajaan. 2. Biaya operasional disiapkan sebelum proses produksi. 3. DF 20%
96
96
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Lampiran
Lampiran 15. Cashflow Budidaya Itik Talang Sensitivitas Biaya Operasional Naik) Penjualan Tetap : Biaya Naik :
Uraian
Benih
100,00%
Menjadi :
100,00%
91,97%
Menjadi :
191,97%
Tahun 0
tahun 1
(Analisis
tahun 2
tahun 3
407.580.259
553.692.773
Cash inflow 1. Penjualan 2. Kredit Investasi 3. Kredit Modal Kerja 4. Dana Sendiri
0
291.289.091
134.062.500 90.323.676 120.823.326
5. Nilai sisa
82.500.000 345.209.502
291.289.091
407.580.259
636.192.773
0
291.289.091
407.580.259
636.192.773
3. Biaya operasional
213.837.552
304.053.733
413.560.903
4. Angsuran pokok
135.011.176
44.687.500
44.687.500
5. Biaya bunga bank
30.995.816
13.778.646
4.841.146
6. Pajak 15%
16.147.822
29.124.832
43.825.749
Total inflow Total inflow untuk IRR Cash outflow 1. Investasi 2. Modal Kerja
206.250.000 90.323.676
Total outflow
296.573.676
395.992.366
391.644.711
506.915.298
Total outflow untuk IRR
206.250.000
229.985.374
333.178.565
457.386.652
48.635.826
-104.703.275
15.935.548
129.277.474
-206.250.000
61.303.717
74.401.694
178.806.120
48.635.826
-56.067.450
-40.131.901
89.145.573
1,00
0,83
0,69
0,58
-206.250.000
51.086.431
51.667.843
103.475.764
Net cashflow Net cashflow Untuk IRR Kumulatif net cashflow DF 20% Disc. net cashflow Net B/C rasio
0,9999
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
97
Provinsi Bengkulu
97
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
97
Lampiran
NPV (Rp)
-19.962
IRR
19,99%
PBP (tahun)
Keterangan
4,98
= 1. Setelah 3 Tahun inventaris dilaksanakan peremajaan. 2. Biaya operasional disiapkan sebelum proses produksi. 3. DF : 20%
98
98
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Lampiran
Lampiran 16. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis Sensitivitas Penjualan Turun dan Biaya Operasional Naik) Penjualan Turun :
25,67%
Menjadi :
74,33%
Biaya Naik :
25,67%
Menjadi :
125,67%
Uraian
Tahun 0
tahun 1
tahun 2
tahun 3
216.515.181
302.954.406
411.559.838
Cash inflow 1. Penjualan 2. Kredit Investasi 3. Kredit Modal Kerja 4. Dana Sendiri
0 134.062.500 90.323.676 120.823.326
5. Nilai sisa Total inflow
82.500.000 345.209.502
216.515.181
302.954.406
494.059.838
0
216.515.181
302.954.406
494.059.838
3. Biaya operasional
139.985.233
199.043.770
270.730.837
4. Angsuran pokok
135.011.176
44.687.500
44.687.500
5. Biaya bunga bank
30.995.816
13.778.646
4.841.146
6. Pajak 15%
16.147.822
29.124.832
43.825.749
Total inflow untuk IRR Cash outflow 1. Investasi 2. Modal Kerja
206.250.000 90.323.676
Total outflow
296.573.676
322.140.047
286.634.748
364.085.232
Total outflow untuk IRR
206.250.000
156.133.055
228.168.602
314.556.586
48.635.826
-105.624.866
16.319.658
129.974.606
-206.250.000
60.382.127
74.785.804
179.503.252
48.635.826
-56.989.040
-40.669.382
89.305.224
1,00
0,83
0,69
0,58
-206.250.000
50.318.439
51.934.586
103.879.197
Net cashflow Net cashflow Untuk IRR Kumulatif net cashflow DF 20% Disc. net cashflow
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
99
Provinsi Bengkulu
99
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
99
Lampiran
Net B/C rasio
0,9994
NPV (Rp)
-117.778
IRR
19,97%
PBP (tahun)
4,97
Keterangan
= 1. Setelah 3 Tahun inventaris dilaksanakan peremajaan. 2. Biaya operasional disiapkan sebelum proses produksi. 3. DF : 20%
100
100
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Lampiran 17. Rumus dan Cara Perhitungan Untuk Akses Keuangan
1. Menghitung Jumlah Angsuran. Angsuran kredit terdiri dari angsuran pokok ditambah dengan pembayaran bunga pada periode angsuran. Jumlah angsuran pokok tetap setiap bulannya. Periode angsuran (n) adalah adalah selama 36 bulan untuk kredit investasi dan 12 bulan untuk kredit modal kerja. Cicilan pokok
= Jumlah Pinjaman dibagi periode angsuran (n).
Bunga
= i% x jumlah (sisa) pinjaman.
Jumlah angsuran = Cicilan Pokok + Bunga. 2. Menghitung Jumlah penyusutan/depresiasi dengan metode garis lurus dengan nilai sisa 0 (nol) Penyusutan = Nilai Investasi/Umur Ekonomis. 3. Menghitung Net Present Value (NPV). NPV merupakan selisih antara
present
value dari revenue
dan
present value dari biaya. Adapun rumus untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut: NPV
R1 – Ct 1 i t
Keterangan: Rt
= Revenue atau keuntungan proyek yang diperoleh pada tahun ket
Ct
= Biaya atau ongkos yang dikeluarkan dari adanya proyek pada
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
101
Provinsi Bengkulu
101
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
101
Lampiran
tahun ke-t. Tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap merupakan modal atau dana rutin/operasional. I
= Tingkat suku bunga atau merupakan social opportunity cost of capital.
n
= Umur Proyek.
Untuk menginterpretasikan kelayakan suatu proyek, dapat dilihat dari hasil perhitungan NPV sebagai berikut: a. Apabila NPV > 0 berarti proyek layak untuk dilaksanakan secara finansial b. Apabila NPV = nol, berarti proyel mengembalikan dananya perssis sama besar dengan tingkat suku bunganya (bunganya (Social Opportunity of Capital-nya). c. Apabila NPV < 0, berarti proyek tidak layak untuk dilanjutkan karena proyek tidak dapat menutupi social opportunity cost of capital yang digunakan.
4. Menghitung Internal Rate of Return (IRR). IRR merupakan nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan 0 (nol). IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dari suatu proyek, sepanjang setiap benefit bersih yang diperoleh secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan i yang sama dan diberi bunga selama sisa umur proyek. Cara perhitungan IRR dapat didekati dengan rumus dibawah ini: IRR
102
102
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Keterangan: IRR
= Nilai Internal Rate of Return, dinyatakan dalam %. = Net Present Value pertama pada DF terkecil = Net Present Value kedua pada DF terbesar = Tingkat suku bunga /discount rate pertama. = Tingkat suku bunga /discount rate kedua.
Kelayakan
suatu
proyek
dapat
didekati
dengan
mempertimbangkan nilai IRR sebagai berikut: a. Apabila nilai IRR sama atau lebih besar dari nilai tingkat suku bunganya maka proyek tersebut layak untuk dikerjakan. b. Apabila nilai IRR lebih kecil atau kurang dari tingkat suku bunganya maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikerjakan. 5.
Menghitung Net R/C. Net revenue-cost ratio atau perbandingan manfaat dan biaya bersih suatu proyek
adalah perbandingan
sedemikian rupa
sehingga pembilangnya terdiri atas present value total dari revenue bersih dalam tahun di mana revenue bersih itu bersifat positif, sedangkan penyebut terdiri atas present value total dari revenue bersih dalam tahun di mana revenue itu bersifat negatif. Cara menghitung Net R/C dapat menggunakan rumus dibawah ini:
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
103
Provinsi Bengkulu
103
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
103
Lampiran
NET R/C
Keterangan: Net RC
= Nilai revenue - cost ratio.
NPV R-C Positif
= Net present value positif.
NPV R-C Negatif.
= Net present value negatif.
Hasil perhitungan Net R/C dapat diterjemahkan sebagai berikut: a. Apabila nilai Net R/C > 1, maka proyek layak dilaksanakan. b. Apabila nilai Net R/C < 1, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. 6. Menghitung Titik Impas (Break Even Point). Titik impas atau titik pulang pokok atau Break Even Point (BEP) adalah suat keadaan dimana tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran pada suatu proyek, sehingga pada keadaan tersebut proyek tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Terdapat beberapa rumus untuk menghitung titik impas yang dapat dipilih, namun dalam penelitian ini digunakan rumus pada huruf a, b dan c di bawah ini :
a. Titik Impas Rp b. Titik Impas Satuan
/ 1
c. Jika biaya variabel dan biaya tetap tidak dipisahkan maka pencarian
titik impas
dapat menggunakan
prinsip total
pendapatan = total pengeluaran. Total Pendapatan = Harga x Jumlah produk yang dihasilkan. Total Pengeluaran = Jumlah semua biaya yang diperlukan proyek.
104
104
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Jadi harga produk x jumlah produk yang dihasilkan = Total Pengeluaran. d. Titik Impas n
7. Menghitung PBP (Pay Back Period atau Lama Pengembalian Modal) PBP digunakan untuk memperkirakan lama waktu yang dibutuhkan proyek untuk mengembalikan investasi dan modal kerja yang ditanam. Cara menterjemahkan PBP untuk menetapkan kelayakan suatu proyek adalah sebagai berikut: a. Apabila nilai PBP lebih pendek dari jangka waktu proyek yang ditetapkan maka suatu proyek dinyatakan layak. b. Apabila nilai PBP lebih lama dari jangka waktu proyek maka suatu proyek dinyatakan tidak layak.
8. Menghitung Discount Factor (DF). DF dapat didefinisikan sebagai: “Faktor yang dipergunakan untuk memperhitungkan nilai sekarang dari suatu jumlah yang diterima di
masa dengan mempertimbangkan tingkat bunga yang berlaku
atau disebut juga“ faktor nilai sekarang (present worth factors)” DF diperhitungkan apabila suatu proyek periode
lebih
dari
satu
kali.
Dalam
bersifat hal
multi-period atau ini periode
lazim
diperhitungkan dengan semester atau tahun. Nilai dari DF berkisar dari 0 sampai dengan 1 Cara memperhitungkan DF adalah dengan rumus sebagai berikut:
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
105
Provinsi Bengkulu
105
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
105
Lampiran
Rumus DF per tahun
1 1
,
r = suku bunga n = tahun 0, 1, ……….. n ; sesuai dengan tahun proyek
106
106
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih