PERUSAHAAN ASURANSI 1.
Pengertian Asuransi Defenisi asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang pasal 246 : “ asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu” Defenisi asuransi menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian : “ Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang di dasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
2.
Manfaat Asuransi Asuransi memberikan manfaat bagi tertanggung, penanggung, dan pemerintah. Manfaat yang diterima tertanggung baik sebagai individu atau sebagai pengusaha dari jasa asuransi yaitu : 1) Rasa aman dan perlindungan 2) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil 3) Polis asuransi dapat dijadikan jaminan memperoleh kredit dan dapat dijadikan sebagai kelengkapan memperoleh kredit. 4) Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
3.
1) 2)
Manfaat bagi penanggung adalah sebagai berikut : Mendorong peningkatan kegiatan usaha Memperoleh keuntungan
1) 2) 3)
Manfaat bagi pemerintah adalah sebagai berikut : Mendorong peningkatan investasi di berbagai bidang usaha Mendorong peningkatan kesempatan kerja Meningkatkan penerimaan pajak.
Jenis-jenis Usaha Asuransi Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia dewasa ini jika dilihat dari berbagai segi adalah sebagai berikut; 1. Dilihat dari segi fungsinya a. Asuransi Kerugian (non life insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam Undang-Undang No 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Asuransi menjelaskan bahwa asuransi kerugian menjalankan usaha memberikan jasa untuk menanggulangi suatu resiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak diperkenankan melakukan usaha di luar asuransi kerugian dan reasuransi. Yang termasuk asuransi kerugian adalah; Asuransi kebakaran (kebakaran, peledakan, dan lainlain) Asuransi pengangkutan (Marine Hul Policy, Marine Cargo Policy, freight) Asuransi aneka (asuransi yang bukan termasuk dalam asuransi kebakaran dan pengangkutan seperti: asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan, pencurian, dan lain-lain). b. Asuransi Jiwa (life insurance) Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan penanggulangan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Jenis-jenis asuransi jiwa adalah : Asuransi berjangka (Term insurance) Asuransi tabungan (Endowment insurance) Asuransi seumur hidup (Whole life insurance) Anuity contrak insurance (Anuitas) c. Reasuransi (reinsurance) Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam pertanggungan ulang terhadap resiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis asuransi ini sering disebut asuransi dari asuransi dan asuransi ini di golongkan kedalam : Bentuk treaty Bentuk facultative Kombinasi dari keduanya. 2.
Dilihat dari segi kepemilikannya Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi tersebut, baik asuransi kerugian, asuransi jiwa ataupun reasuransi. a. Asuransi milik pemerintah b. Asuransi milik swasta nasional c. Asuransi milik perusahaan asing d. Asuransi milik campuran
4. Resiko dan Ketidak Pastian Secara umum risiko merupakan kemungkinan terjadi hal yang tidak di inginkan yang menimbulkan kerugian. Dalam industri asuransi, risiko di
definisikan sebagai ketidak pastian dari kerugian financial atau kemungkinan tarjadi kerugian. 5. Jenis Resiko dan Cara Penanganan Resiko Dalam industri asuransi terdapat 3 jenis risiko, yaitu: 1) Risiko murni Risiko murni (pure risk) adalah suatu resiko yang bila mana terjadi akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi tidak menimbulkan kerugian akan tetapi juga tidak memberikan keuntungan. 2)
Risiko spekulatif Risiko spekulatif (speculative risk) adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya 2 kemungkinan yaitu peluang mengalami kerugian financial atau peluang memperoleh keuntungan.
3)
Risiko individu Risiko individu (individual risk) adalah risiko yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ; memiliki rumah, membeli mobil, melakukan investasi, dalam kegiatan bisnis, dan sebagainya. Risiko individu dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu; a) Risiko pribadi Adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang memperoleh manfaat ekonomi. b) Risiko harta Adalah risiko terjadinya kerugian keuangan karena harta yang kita miliki rusak, hilang, atau di curi. c) Risiko tanggung gugat Adalah risiko yang mungkin kita alami sebagai wujud tanggung jawab atas kerugian atau lukanya pihak lain. Untuk menanggulangi risiko yang dihadapi digunakan 5 cara, yaitu; 1) Menghindari risiko Yaitu tidak melakukan kegiatan yang kemungkinan memberikan peluang terjadinya kerugian. 2) Mengurangi risiko Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menmgurangi kemungkinan terjadinya kerugian. 3) Menahan risiko Yaitu kita tidak melakukan kegiatan apa-apa yang dapat menimbulkan resiko. 4) Membagi risiko Yaitu melibatkan pihak lain untuk menghadapi risiko. 5) Mentransfer risiko Yaitu memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain, biasanya kepada perusahaan asuransi.
6. Prinsip-prinsip Asuransi Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan mengandung prinsip-prinsip asuransi. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan di kemudian hari antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya. Prinsip asuransi yag di maksud adalah : 1. Insurable interest merupaan hal yang berdasarkan hokum untuk mempertanggungkan seatu resiko berkaitan dengan keuangan yang di akui sah secara hukum antara tertanggung dan suatu yang dipertanggungkan dan dapat menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum. Semua ini tergambar dari kontrak asuransi. 2. Utmost good faith atau “itikad baik” dalam penetapan setiap suatu kontrak haruslah didasarkan kepada itikad baik antara tertanggung dan penanggung mengenai seluruh informasi baik material maupun immaterial. 3. Indemnity atau ganti rugi artinya mengendalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi kerugian seperti pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut. 4. Proximate cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan dan intervensi kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independent. 5. Subrogation merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian. Artinya dengan prinsip ini penggantian kerugian tidak mungkin lebih besar dari kerugian yang benar-benar dideritanya. 6. Contribution suatu prinsip di mana penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seseorang tertanggung, meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu sama besarnya. 7. Reasuransi Reasuransi adalah pertanggungan ulang atas suatu asuransi, atau dengan kata lain asuransi dari suatu asuransi. Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1992, yang dimaksud dengan perusahaan reasuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa pertanggungan ulang atas risiko yang dihadapi perusahaan asuransi kerugian atau asuransi jiwa. Ini merupakan cara pengalihan sebagian atau keseluruhan risiko kepada penanggung lain. Pihak yang menyerahkan pertanggungan (tertanggung) dinamakan ceding company, sementara pihak penanggung disebut reinsurer. Manfaat yang dapat diterima ceding company dari jasa reasuransi antara lain:
a. Mengurangi risiko, karena sebagian atau seluruh resiko telah di tanggung oleh reinsurer. b. Menjaga stabilitas usaha. Bila terjadi klaim yang melebihi kapasitas keuangan tertanggung, maka akan dipikul secara bersama dengan reinsure. Sehingga kemungkinan tertanggung mengalami kesulitan dana yang mengakibatkan kestabilan usahanya terganggu dapat dikurangi.
ANJAK PIUTANG / FACTORING 1. Pengertian Anjak piutang Anjak piutang atau factoring adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambil alihan atau pengelolaan hutang piutang seatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan. Anjak piutang menurut keputusan Mentri keuangan no.1251/KMK.013/1988 tgl 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek seatu perusahaan dari tranksaksi perdagangan dalam atau luar negri. 2. Sejarah Perkembangan Anjak Piutang Anjak piutang di kenal pertama kali di Eropa pada abad ke 18 dan semkin maju seiring dengan munculnya Revolusi industri di Inggris pada akhir abad tersebut, pada waktu itu banyak perusahaan di Inggris yang menjual produknya ke Amerika namun proses tranksaksinya mereka tidak langsung kepada pembeli, sehingga tidak mengatahui pembelinya dan kurang mengatahui prosedur penagihan piutangnya. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan-perusahaan mengembangkan seatu program dengan tidak bertindak sebagai perantara dalam kegiatan penjualan produknya dan selanjutnya di sebut factor atau agen. Selanjutnya di Amerika kegiatan Anjak piutang di mulai dari pembiayaan industri kecil dimanaawalnya di mulai dari kegiatan Bank. Di Indonesia kegiatan Anjak Piutang mulai di kenal sejak di keluarkannya kebijaksanaan 19 Desember 1988. 3. Kegiatan Anjak Piutang Kegiatan utama perusahaan Anjak Piutang adalh mengambil alih pengurusan piutang seatu perusahaan dengan seatu tanggung jawab tertentu, tergantung kesepakatan dengan pihak kreditur (pihak yang mempunyai piutang). Usaha-usaha yang di jalankan oleh perusahaan Anjak piutang berkaitan dengan pengambilalihan dan pengelolaaan piutang seatu perusaahaan, tergantung pihak kreditur.
Berdasarkan surat keputusan Mentri Keuangan No.1251/KMK.013/1988 Tgl 20 Desember 1988, dapat di simpulkan bahwa kegiatan Anjak piutang meliputi antara lain: 1. Mengambil alihan tagihan seatu perusahaan dengan Fee tertentu 2. Pembelian Piutang perusahaan tranksaksi dengan harga yang sesuai kesepakatan. 3. Mengelola usaha penjualan kredit seatu perusahaan. Dalam prakteknya keuntungan yang di peroleh biaya-biaya yang di bebankan kepada para nasabahnya terdiri dari : 1. Jasa penagihan (Service charge). Yaitu biaya yang di bebankan oleh perusahaan Anjak Piutang kepada kliennya. 2. biaya administrasi Yaitu biaya yang diterima oleh perusahaan Anjak Piutang setelah melakukan pengelolaan perusahaan kreditor oleh klien dan besarnya pun tergantung dari kesepakatan yang di buat bersama. 4. Pihak-pihak yang Terlibat dan Fasilitas yang diberikan. Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang terlibat, yaitu: 1. Perusahaan anjak piutang (factor) yaitu perusahaan atau pihak yang menawarkan jasa anjak piutang. 2. Klien (supplier) Klien adalah pihak yang menggunakan jasa perusahaan anjak piutang. 3. Nasabah (customer) Nasabah adalah pihak yang mengadakan transaksi dengan klien Fasilitas yang dapat diberikan perusahaan anjak piutang dalam penagihan atau pengelolaan penjualan kreditnya kepada kreditur dilihat dari berbagai sisi sebagai berikut: 5. Jasa-jasa dan Biaya yang diberikan Pada dasarnya ada dua jenis jasa yang di tawarkan dalam usaha anjak piutang yaitu: 1. jasa pembiayaan jasa pembiayaan dapat dilakukan dengan cara menyediakan pembiayaan dimuka (prefinancing). Yang besarnya berkisar antara 60%-80% dari total piutang setelah di lakukan kontrak anjak piutang dan penyerahan bukti-bukti penjualan barang. Dalam hal jasa pembiayaan, kontrak perjanjian dapat dibuat berdasarkan with recourse, yaitu apabila debitur tidak melunasi kewajibannya, maka
resiko kredit menjadi tanggung jawab pihak kreditur. Sedangkan berdasarkan without recourse, yaitu semua resiko yang tidak terbayar dalam suatu penagihan piutang menjadi tanggung jawab pihak perusahaan anjak piutang. 2. jasa non pembiayaan. Produk jasa-jasa non pembiayaan yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang antara lain: a. investigasi kredit (credit investigation) b. sales ledger administration atau sales accounting, merupakan jasa penatausahaan yang dilakukan klien. c. Pengawasan kredit dan penagihannya. d. Perlindungan terhadap resiko kredit. 6. Manfaat yang diberikan 1. Manfaat bagi klien Manfaat yang dapat diterima klien terdiri dari manfaat karena menerima jasa pembiayaan dan manfaat yang diterima karena jasa non pembiayaan. 1. Manfaat Melalui Jasa Pembiayaan a. Peningkatan penjualan Adanya jasa pembiayaan memungkinkan klien melakukan penjualan dengan cara kredit. b. Kelacaran modal kerja Jasa anjak piutang memungkinkan klien untuk mengkonversikan piutangnya yang belum jatuh tempo menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif mudah dan cepat. c. Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang. Pembayaran dengan cara without recourse memungkinkan adanya pengalihan sebagai resiko tidak tertagihnya piutang pada factor. 2. Manfaat Melalui Jasa Non Pembiayaan a. memudahkan penagihan piutang b. efisiensi usaha c. peningkatan kualitas piutang d. memudahnya perencanaan cash flow. 2. Manfaat bagi factor Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam bentuk fee dari pihak klien. fee tersebut terdiri dari 1. Discount fee/charge Fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor karena factor memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas piutang yang diberikan oleh factor. 2. Service fee/charge Fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor karena factor memberikan jasa non pembiayaan yang nilainya ditentukan
sebesar persentase tertentu dari piutang atas dasar beban kerja yang akan dilakukan oleh factor. 3. Manfaat bagi customer Customer memperoleh manfaat berupa : 1. Kesempatan untuk melakukan pembelian dengan kredit. 2. Pelayanan penjualan yang lebih baik. MODAL VENTURA Pengertian Modal Ventura Pengetian perusahaan modal vetura sesuai dengan keputusan presiden nomor 61 tahun 1988 adalah “Badan usaha yang melakukan suatu pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiaayaan Tujuan Pendirian Modal Ventura Secara garis besar maksud dan tujuan pendirian modal ventura antara lain adalah : 1. Untuk pengembangan suatu proyek tertentu, misalnya proyek penelitian, dimana proyek ini biasanyatanpa memikirkan keuntungan semata,akan tetapi lebih bersifat pengebangan ilmu pengetahuan. 2. Pengembangan suatu teknologi baru, atau pengebangan produk baru. Pembiaayan untuk usaha ini baru memporoleh keuntungan dalam jangka panjang 3. Pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan. Tujuan pembiaayan dengan pengambialihan kepemilikan uasaha perusahaan lain lebih banya diarahkan untuk mencari keuntungan. 4. Kemitraaan dalam rangka pengetasan kemiskinan, dengan tujuan untuk membantu para pengusaha lemah kekurangan modal akan tetapi tidak punya jaminan mateeril,sehingga sulit memperoleh pinjaman. Dengan adanya penyetaan modal dari modal ventura akan dapat membantu menghadapi kesulitan keuangannya. 5. Alih teknologi yang dilakukan perusahaan yang masih menggunakan teknologi lama, sehinggadapat menigkatkan kapasitas produksi dan mutu produknya 6. Membantu perusahaan yang sedang kekurangan likuiditas 7. Membantu pendirian perusahaan baru,diman tingkat resiko kerugiannya sangat besar Landasan Hukum Untuk Mendirikan Modal Ventura: Peraturan yang menjadi landasan hukum yang dimaksud adalah: 1. Keputusan mentrikeuangan nomor 46/kmk.017/1995 tanggal 3 oktober 1995 tentang pendirian dan pembinaan perusahaan modal ventura. 2. peraturan pemerintah nomor4 tahun 1995 tentang pajak penghasilan bagi perusahaan modal ventura.
3. keputusan mentri keungan nomor227/kmk.01/1994 tanggal 9 juni 1994 tentang sector-sektor UsahaPerusahaanPasangan Usaha dari perusahan modal ventura 4. Peratura pemerintah nomor 62 tahun 1992 tentang sector-sektor Usaha Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) Perusahaan modal ventura 5. Keputusan Mentri Keungan nomr 1251/kmk.013/1998 tanggal 20 desember 1998 tentang ketentuan dantata cara pelaksanaan lembaga pembiayaan. 6. Keppres nomor 61 tahun 1988 tentang lembaga pembiayaan Mekanisme modal ventura Mekanisme modal ventura dapat di bedakan dalam dua bentuk pendekatan, yaitu; 1. single tier approach adalah bentuk pengelolaan dimana perusahaan modal ventura menghimpun dana dan mengelola dana yang investasikan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan pasangan usaha (investee company). Dalam hal ini, perusahaan modal ventura berfungsi sebagai perusahaan penyedia dana (fund company) dan sebagai perusahaan pengelola dana (management company) 2. two tier approach adalah bentuk pengelolaan modal ventura yang melibatkan dua badan usaha terpisah, dimana yang satu sebagai perusahaan yang menyediakan dana (fund company) dan yang lain sebagai perusahaan pengelola (management company) yang melakukan pengelolaan fund company yang bersangkutan. Adapun keuntungan bagi masing-masing pihak yang terlibat dalam kegiatan modal ventura adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahan Modal ventura a. Memperoleh keuntungan berupa deviden dari penyertaan modalnya dalam bentuk saham b. Memperoleh keuntungan berupa capital gain dari hasil selisih dari tranaksi penjualan dan pembelian surat-surat berharga (Saham) c. Memperoleh keuntungan berupa bagi hasil untuk uasaha tertentu sesuai dengan perjanjian yang sudah dibuatnya. 1. Bagi Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) a. Membantu penambahan modal usaha bagi perusahaan yang sedang mengalami kekurangan modal (likuiditas) b. Memperbaiki teknologi melalui pengalihan dari teknologi lama ke teknologi baru sehingga dapat membatu meningkatkan kapasitas produksi dan penigkatan mutu produknya c. Membantu pengembangan usaha melalui perluasan pasar dan pengembangan usaha baru seperti melalui deversifikasi usaha . d. Mengurangi resiko kerugian. Maksudnya jika perusahaan beroprasi dengan modal sendiri, maka esiko kerugiannya ditanggung sendiri,namun apabila dijalakan bersama dengan modal ventura maka resiko dapat disebarkan antara keduanya
Sumber Dana Modal Ventura: Sumber- sumber dana yang dapat dipilih adalah sebagai berikut: 1. Dari dalam perusahaan Dana dari sumber ini dapat diperoleh melalui : a. Setoran modal dari para pemegang saham b. Cadangan laba yang belum terpakai c. Laba yang ditahan 2. Dari luar perusahaan Dana dari sumber ini dapat diperoleh dari : a. Investor baik perorangan maupun industri b. Pinjaman dari perusahaan asuransi c. Pinjaman dari dunia perbankan d. Pinjaman dari perusahaa dana pension Sedangkan pertimbangan untuk memilh dana dari sumber dana diatas adalah : 1. Jangka waktu pinjaman apakah panjang atau pendek 2. Sifat pinjaman lunak atau komersil 3. suku bunga atau biaya yang dibebankan dengan membandingkan dengan sumber dana lainnya 4. persyaratan untuk memperoleh pinjaman , termasuk syarat pengembaliaanya Jenis-jenis Pembiayaan Ventura Jenis-jenis pembiaayan yang dilakukan oleh perusahan modal ventura: 1. Equity Financing Yaitu merupakan jenis pembiayan langsung. Dalam halini perusahaan modal ventura melakukan penyertaan langsung pada perusahaan pasangan usaha (ppu) dengan cara mengambil bagian dari sejumlah saham milik ppu 2. Semi Equity Financial Yaitu merupakan pembiayaan dengan membeli obligasi koversi yang diterbitkan oleh perusahaan ppu 3. Mendirikan perusahaan baru . dalam hal ini perusahaan modal ventura bersama-sama dengan ppu mendirikn usaha yang baru sama sekali 4. Bagi Hasil Pembiyaan jenis ini merupakan pembiayaan kepada usaha kecil yang belum memilki bentuk badan hukum perseroan terbatas (PT) namuntidak tertutup kemungkinan dengan yang berbadan hukum PT, apabila kedua pihak saling menginginkannya Tahap pembiayaan modal ventura Dapat dibagi dalam tiga tahap, antara lain: 1. tahap pengembangan (development stage) Merupakan tahap yang paling sulit karena perusahaan yang dibiayai baru berdiri dimana tingkat resiko kegagalan usaha sangat tinggi. Tahap pengembangan ini dapat dibedakan dalam beberapa tahap pembiayaan yang dilihat dari kondisi yang dibiayai, yaitu :
-. Seed financing Pada tahap ini, kegiatan usaha perusahaan pasangan usaha adalah melakukan kegiatan penelitian dan riset untuk mengukur viability suatu ide atau konsep yang akan menjadi suatu proyek atau objek pembiayaan. Sedangkan peranan perusahaan modal ventura adalah menyediakan sejumlah dana sebagai modal untuk membantu memulai kegiatan awal perusahaan. Selain itu, pada tahap ini perusahaan belum memiliki keuntungan usaha sama sekali. -. Start up financing Pembiayaan yang diberikan adalah untuk membiayai pekerjaan yang masih berkisar pada riset dan pengembangan dan sementara itu, perusahaan modal ventura bersama dengan perusahaan pasangan usaha memulai untuk melakukan pemasaran. -. First round financing Pada tahap ini seluruh usaha dan kemampuan dikerahkan untuk mensukseskan peluncuran komersil prototype produk. Selain itu, biasanya dana atau modal perusahaan sudah menipis sehingga sangat dibutuhkan tambahan modal -. Second round financing Setelah suatu gagasan dapat dibukti menjadi satu kenyataan dengan berhasilnya menciptakan suatu prototype produk, lengkap dengan analisis pasar dan ekonomi lainnya, maka usaha yang telah mulai memperlihatkan awal keberhasilan tersebut akan mendapat banyak tawaran bantuan pembiayaan dari masyarakat modal ventura. 2. tahap ekspansi (expansion stage) setelah menciptakan tahap peluncuran produk ini, perusahaan harus mampu meyakinkan suatu turnover dan cash flow yang didukung oleh berbagai macam pelanggan. Pada tahap ini, kredit bank sudah mudah diperoleh. Pada tahap ekspansi, pembiayaan modal ventura dapat diberikan dalam bentuk: -. Third round financing Perusahaan dapat dikatakan telah menjalankan operasinya dengan struktur formal. Oleh karena itu perencanaan strategi dalam tahap ini sangat penting. Perusahaan ini yang telah mencapai kondisinya dapat menambah permodalannya tanpa melalui pembiayaan dari perusahaan modal ventura atau bank, tetapi dapat degan cara penawaran umum melalui pasar modal atau go public. -. Bridge financing (mezzanine) Cara pembiayaan dapat dilakukan untuk menambah likuiditas, melalui initial public offering (IPO) dimana akan menyebabkan restrukturisasi pemilikan saham, pembayaran atau pengurangan utang yang membuat perusahaan dapat lebih feasble dan langkah-langkah lain yang merupakan prasyarat bagi modal ventura untuk go public dengan berhasil. Selain itu, IPO merupakan penjualan saham kepada masyarakat dan biasanya merupakan saham perusahaan yang masih baru beroprasi atau perusahaan-perusahaan yang masih kecil dan baru berkembang. Oleh karena itu, saham tersebut memiliki resiko yang tinggi untuk memperoleh keuntungan. 1. tahap akuisisi (acquistion stage) Meruapakan tahap dimana perusahaan mengalami perubahan atau perpindahan kepemilikan. Pemindahan kepemilikan tersebut salah satu mekanismenya dapat dengan cara leverage buy out (LBO) dimana konsep ini merupakan produk wall street yang berkaitan dengan bisnis modal ventura. Pada
tahap ini, pembiayaan modal ventura dapat diberikan dalam bentuk: gat konversi pada perusahaan yang disertai. 2. long term perspective Investasi dilakukan berdasarkan berdasarkan prespectif jangka panjang dimana pemodal ventura dalam melakukan investasinya tidak mengharapkan perolehan keuntungan dengan cara memperdagangkan efek-efeknya secara jangka pendek tetapi hanya untuk melakukan penyertaan pada perusahaan yang sedang berkembang. 3. active investment Perusahaan modal ventura dalam melakukan investasi dituntut untuk ikut aktif dalam pengelolaan yang dibiayainya sampai pada tingkat tertentu.