PERUBAHAN RELEVANSI NILAI DALAM INFORMASI AKUNTANSI SETELAH ADOPSI IFRS Trisninik Ratih Wulandari Arum Kusumaningdyah Adiati Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan Surel:
[email protected] http://dx.doi.org/DOI: 10.18202/jamal.2015.12.6033 Abstrak: Perubahan Relevansi Nilai Dalam Informasi Akuntansi Setelah Adopsi IFRS. Tujuan penelitian ini untuk menguji perbedaan kualitas informasi akuntansi pada periode sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Kualitas informasi akuntansi diukur dengan proksi relevansi nilai dengan melihat perubahan pada R2 dari hasil regresi antara harga saham dengan nilai buku perlembar saham dan laba perlembar saham sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Populasi diambil dari perusahaan
Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL Volume 6 Nomor 3 Halaman 341-511 Malang, Desember 2015 ISSN 2086-7603 e-ISSN 2089-5879
Tanggal Masuk: 17 April 2015 Tanggal Revisi: 20 Nopember 2015 Tanggal Diterima: 29 Desember 2015
manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 dan tahun 2012, dengan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aplikasi standar berbasis IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi dan terdapat perubahan struktural antara harga saham dengan nilai buku perlembar saham dan laba perlembar saham.
Abstract: Changes in Value Relevance of Accounting Information Upon adoption of IFRS. This study aimed to examine the quality differences of accounting information in the period before and after the adoption of IFRS. The accounting quality was measured by relevance proxy value by looking at the change in R2 of the regression results between the stock price with the book value per share and earnings per share before and after the adoption of IFRS. Population was taken from manufacturing companies listed in ISE in the period 2007 and 2012 through multiple linear regression. Results showed that that the application of IFRS-based standards can improve the quality of accounting information and there is a structural change between the stock price with the book value per share and earnings per share. Kata Kunci : Relevansi nilai, Adopsi IFRS; price model, Perusahaan manufaktur
International Financial Reporting Standards (IFRS) yang sebelumnya bernama International Accounting Standards (IAS) diterbitkan untuk mencapai tujuan International Accounting Standards Committee (IASC) yang berubah nama menjadi International Accounting Standards Board (IASB) yaitu menyusun standar pelaporan keuangan internasional yang berkualitas tinggi. Tujuan tersebut sesuai dengan keinginan negara G20 yang melaksanakan pertemuan di London untuk mempunyai a single set of highquality global accounting standards dalam rangka menyediakan informasi keuangan
yang berkualitas di pasar modal internasio nal. Indonesia sebagai anggota G20 mempunyai komitmen untuk menggunakan standar akuntansi global yang telah disepakati. Untuk menindaklanjuti pertemuan di London tersebut, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada Desember 2008 telah mengumumkan rencana konvergensi standar akuntansi lokal yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Rencana pengonvergensian ini direncanakan akan terealisasi pada tahun 2012. Konvergensi IFRS diharapkan dapat memfasilitasi pertum-
412
Wulandari, Adiati, Perubahan Relevansi Nilai dalam Informasi Akuntansi ...
buhan di pasar ekuitas Indonesia dengan menyediakan laporan keuangan berkualitas tinggi dan dengan demikian dapat melayani kebutuhan investor dan perusahaan. Tetapi sampai saat masih terdapat perbedaan pendapat tentang manfaat adopsi IFRS secara konseptual dikalangan akademisi dan praktisi termasuk di Indonesia. Pendukung adopsi IFRS berpendapat bahwa konvergensi IFRS akan meningkatkan kualitas informasi seperti meningkatkan daya banding dan transparansi pelaporan keuangan di seluruh dunia yang diharapkan dapat mengurangi biaya modal bagi perusahaan (Armstrong et al. 2010). Asbaugh dan Pincus (2001) menyatakan bahwa keakuratan analisis yang dilakukan oleh analis keuangan meningkat setelah perusahaan mengadopsi atau menggunakan standar akuntansi internasional (IFRS). Menurut Asbaugh dan Pincus (2001) meningkatnya keakuratan analisis dari para analis keuangan tersebut disebabkan karena standar akuntansi internasional mensyaratkan pengungkapan kondisi keuangan yang lebih rinci daripada standar akuntansi lokal. Selain itu ada juga argumentasi bahwa IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi karena penggunaan fair value lebih dapat merefleksikan kondisi ekonomik perusahaan (Barth et al. 2008). Penelitian tentang efek adopsi IFRS mandatory yang dilakukan oleh Zeghal et al. (2012) dan Chua et al. (2012) juga menemukan bahwa penerapan IFRS dapat meningkatkan kualitas akuntansi dan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Capkun et al. (2007), Liu dan Liu (2007), Jeanjean dan Stolowy (2008) dan Kargin (2013) juga memberikan dukungan atas adopsi IFRS dengan menyatakan bahwa penggunaan IFRS lebih memiliki value relevance dibandingkan sebelum penggunaan IFRS. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Callao et al. (2007), Christensen et al. (2008), Paananen dan Lin (2009), Outa (2011), serta Karampinis dan Hevas (2011) menunjukkan bukti empiris yang bertentangan. Mereka menunjukkan tidak ada peningkatan signifikan dalam kualitas informasi akuntansi setelah adopsi IFRS. Penelitian tentang pengaruh adopsi IFRS pada peningkatan kualitas informasi akuntansi di Indonesia masih sangat terbatas. Seperti halnya dengan negara-negara lain, hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia juga masih menunjukan perbedaan mengenai peningkatan kualitas informasi
413
akuntansi setelah adopsi IFRS. Penelitian yang dilakukan oleh Rohmah dan Yuni (2013) menyimpulkan bahwa kualitas informasi akuntansi yang diproksikan dengan re levansi nilai akan meningkat setelah adopsi IFRS. Demikian juga hasil penelitian Suprihatin dan Tresnaningsih (2013) menyatakan bahwa pada awal adopsi IFRS laba perlembar saham mengalami peningkatan dalam relevansi nilai sedangkan nilai buku ekuitas tidak meningkat. Tetapi setelah adopsi IFRS berjalan beberapa waktu, relevansi nilai untuk laba perlembar saham dan nilai buku ekuitas sama-sama meningkat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Cahyonowati dan Ratmono (2012) menyatakan bahwa aplikasi standar berbasis IFRS di Indonesia belum dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi yang diproksikan dengan relevansi nilai. Adopsi IFRS juga harus memperhatikan faktor tambahan seperti pengaturan kelembagaan negara dan insentif perusahaan yang memainkan peran penting dalam menentukan kualitas akuntansi (Ball et al. 2000; Leuz et al. 2003; Othman dan Zeghal 2006, Christensen et al. 2008; Paananen dan Lin (2009). Penelitian yang dilakukan oleh Shima dan Yang (2012) juga menjelaskan dampak adopsi IFRS terhadap kualitas laba dipengaruhi oleh hubungan politik dan ekonomi, tingkat ketergantungan pada utang luar negeri dan sistem hukum common law. Penelitian Ball dan Robin (2003) menemukan tidak ada perbedaan dampak adopsi IFRS antara negara yang masuk kluster negara common law dan code law. Sedangkan Amstrong et al. (2010) menemukan terjadi reaksi negatif bagi perusahaan yang berdomisili di negara-negara code law. Francis dan Schipper (2006) dalam penelitiannya mendefinisikan relevansi nilai informasi akuntansi sebagai kemampuan angka-angka akuntansi untuk merangkum informasi yang mendasari harga saham, sehingga relevansi nilai diindikasikan dengan sebuah hubungan statistikal antara informasi keuangan dengan harga atau return saham. Sedangkan Barth et al. (2008), Paananen and Lin (2009), Kousenidis et al. (2010), Kwong (2010), Outa (2011), Chua et al. (2012) dan Zeghal et al. (2012) menjelaskan kualitas informasi akuntansi yang tinggi diindikasikan dengan adanya hubungan yang kuat antara harga atau return saham dengan laba dan nilai buku ekuitas karena kedua informasi akuntansi tersebut mencer-
414
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 412-420
minkan kondisi ekonomi perusahaan. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Lev (1989) menyatakan bahwa value relevance sangat erat hubungannya dengan kualitas laba, sehingga penggunaan reaksi pasar sekuritas untuk mengukur kualitas laba mulai banyak digunakan. Salah satu informasi reaksi pasar dapat dilihat dari laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan (misalnya book value dan laba perlembar saham (EPS). Laporan keuangan tersebut juga dapat membantu investor untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Analisis relevansi nilai pada umumnya mengacu pada kekuatan penjelas (explanatory power/R2) dari sebuah regresi antara harga atau return saham dengan laba bersih dan nilai buku ekuitas. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya hampir seluruhnya menggunakan sampel dari semua jenis industri. Penelitian ini ingin melihat dampak adopsi IFRS pada satu jenis industri saja yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga penelitian ini bertujuan menguji apakah adopsi IFRS yang telah dimulai secara bertahap pada tahun 2008 dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, penelitian ini menggunakan proksi yang sama dengan yang dilakukan oleh Liu dan Liu (2007), Barth et al. (2008), Paananen dan Lin (2009), Kousenidis et al.(2010), Kwong (2010), Outa (2011) Agostino et al. (2011), dan Kargin (2013) yaitu kualitas informasi akuntansi diukur dengan proksi relevansi nilai (value relevance). Proksi ini digunakan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barth et al. (2008) yang menyatakan informasi akuntansi yang berkualitas tinggi adalah informasi dengan tingkat relevansi nilai yang tinggi. Konsisten dengan penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini menganalisis pengaruh adopsi IFRS secara keseluruhan dan bukan pengaruh dari setiap standar yang diadopsi. METODE Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007 dan tahun 2012. Sampel akhir dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
Perusahaan tersebut mempublikasikan data laporan keuangan secara konsisten selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Perusahaan tersebut telah melakukan Initial Public Offering (IPO) sejak tahun 2007. Tersedia data yang diperlukan seperti harga saham, book value, Earning Pershare (EPS) dan leverage, dan Total Aset. Penelitian ini menganalisis kualitas informasi akuntansi sebelum dan sesudah adopsi IFRS yang diproksikan dengan relevansi nilai (value relevance). Adopsi penuh IFRS di Indonesia baru dilakukan pada tahun 2012. Meskipun demikian, adopsi telah dilakukan secara bertahap mulai tahun 2008. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan ketersediaan data, maka periode setelah adopsi (post IFRS period) dipilih tahun 2012. Untuk periode sebelum adopsi dipilih tahun 2007. Jumlah total perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 adalah 139 perusahaan (idx statistic triwulan 1 2013). Tetapi jumlah sampel akhir yang digunakan setelah dilakukan purposive sampling tinggal 89 perusahaan untuk tahun 2007 dan 88 perusahaan untuk tahun 2012. Hal tersebut dapat ditunjukan pada Tabel 1. Jumlah awal pengamatan untuk tahun 2007 dan 2012 sama yaitu sebesar 139 perusahaan. Setelah diteliti ternyata perusahaan yang melaksanakan IPO setelah tahun 2007 ada 27 perusahaan dan perusahaan yang tidak mengalami perubahan harga selama tahun 2007 sampai tahun 2012 ada 2 perusahaan, sehingga sampel sementara yang digunakan ada 110 perusahaan untuk masing-masing tahun 2007 dan 2012. Ketika dilakukan pengujian uji asumsi klasik ternyata hasilnya tidak memenuhi (terjadi heteroskedatisitas dan tidak normal). Oleh sebab itu agar dapat memenuhi uji asumsi klasik data diolah ulang dengan menggunakan double log (Ghozali 201:203). Dari hasil uji asumsi klasik dengan menggunakan double log terdapat 21 perusahaan tidak bisa dipakai untuk tahun 2007 (pre_IFRS adoption) dan 22 perusahaan untuk tahun 2012 (post_IFRS adoption). Akhirnya jumlah peng amatan yang digunakan untuk tahun 2007 sebesar 89 perusahaan, sedangkan untuk tahun 2012 ada 88 perusahaan. Data penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber yang saling melengkapi seperti laporan keuangan perusahaan, IDX Fact Book, ICMD, dan harga saham bulanan dari website BEI.
Wulandari, Adiati, Perubahan Relevansi Nilai dalam Informasi Akuntansi ...
415
Tabel 1. Prosedur Pemilihan Sampel Keterangan
2007
2012
Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2013*
139
139
Perusahaan yang melakukan IPO setelah tahun 2007
(27)
(27)
Jumlah perusahaan yang tidak mengalami perubahan harga saham selama tahun 2007 sampai dengan 2012
(2)
(2)
Jumlah sampel perusahaan yang harus dihilangkan kerena penggunaan double log
(21)
(22)
89
88
Jumlah amatan (observasi) sampel akhir *idx statistik triwulan pertama tahun 2013 Penelitian ini menggunakan data sekunder dari annual report perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007 (untuk sampel sebelum adopsi IFRS) dan tahun 2012 (untuk sampel setelah adopsi IFRS). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif, uji linear berganda dengan price model yang dikembangkan oleh Ohlson (1995) dan chow test. Konsisten dengan penelitian mengenai dampak adopsi IFRS yang dilakukan oleh Barth et al. (2008), pengujian relevansi nilai menggunakan model harga (price model) yang dikembangkan oleh Ohlson (1995) dengan persamaan sebagai berikut: Pit+1 = β0 + β1BVEPSit + β2NIPSit + β3TAit+ β4PERit + β5LEVit + εit Keterangan: Pit+1 = Harga saham tanggal 31 Maret dalam t+1, BVEPSit = Nilai buku ekuitas per lembar saham pada tahun t, NIPSit = Laba bersih per lembar saham (earnings pershare) pada tahun t, = Total Asset pada tahun t sebagai TAit variabel kontrol, PERit = Price Earning Ratio (stock price/ EPS) pada tahun t sebagai variabel kontrol, LEVit = Leverage (Total Hutang/Total Aset)pada tahun t sebagai variabel kontrol, dan Ε = Error. Model di atas diestimasi dengan regresi linear berganda untuk data periode sebelum dan sesudah adopsi IFRS secara terpisah. Pengujian relevansi nilai menggunakan nilai Adjusted R2 yang diperoleh dari hasil esti-
masi tersebut. Jika nilai Adjusted R2 lebih besar secara signifikan untuk data periode setelah adopsi IFRS maka menunjukkan peningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi. Sebaliknya jika tidak ada peningkatan signifikan atau justru penurunan dalam Adjusted R2 maka hal ini menunjukkan tidak ada perubahan relevansi nilai informasi akuntansi sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Analisis selanjutnya menggunakan chow-test. Teknik statistik ini dipilih karena dapat menguji perubahan struktural (structural change) hubungan antara variabel dependen dan beberapa variabel independen selama kurun waktu tertentu (Ghozali 2012:181). Terjadinya perubahan struktural menunjukkan bahwa nilai parameter variabel-variabel informasi akuntansi mungkin menjadi tidak sama selama kurun waktu 2007 sampai 2012 karena peristiwa adopsi IFRS. Chow test dapat digunakan untuk menguji kesamaan koefisien (equality of coefficient) dalam data runtun waktu dengan mengklasifikasikan kelompok amatan menjadi “sebelum” dan “sesudah”. Pengujian equality of coefficient dengan chow test ini menggunakan residuals sum of squares (RSS) dengan formula berikut (Ghozali, 2012: 182): (RSSr-RSSur)/k F = ______________________ (RSSur)/(n1+n2-2k) Keterangan: RSS r = Sum of square residual (2007 s.d 2012) RSS ur = RSS 1 + RSS 2 k = jumlah variabel/parameter yang diamati n1 = jumlah sampel tahun 2007 n2 = jumlah sampel tahun 2012
416
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 412-420
RSSr diperoleh dari hasil estimasi regresi sejumlah k parameter untuk seluruh amatan. RSSUR merupakan RSS1+RSS2 yang diperoleh dari dari hasil estimasi regresi untuk periode “sebelum” dan “sesudah” dengan jumlah amatan masing-masing sebesar n1 dan n2. HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif dari variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam model pengujian relevansi nilai disajikan pada Tabel 2. Model yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan model yang digunakan dalam penelitian Barth et al.(2008). Variabel yang digunakan adalah harga pasar saham (P), nilai buku ekuitas (BVEPS) dan harga perlembar saham (NIPS), selain itu ditambahkan variabel kontrol Total Asset (TA), Price Earning Ratio (PER) dan Leverage (LEV) untuk menghindari hasil yang bias. Hasil statistik diskriptif pada Tabel 2 menunjukkan adanya peningkatan harga saham rata-rata sebelum adopsi IFRS (2007) sebesar 6,5600 menjadi 7,1735 pada periode setelah adopsi IFRS (tahun 2012). Demikian juga untuk rata-rata nilai buku ekuitas juga mengalami kenaikan dari 6,5417 (sebelum adopsi) menjadi 6,8903 (setelah adopsi). Untuk rata-rata laba bersih perlembar saham juga mengalami peningkatan sebelum adopsi sebesar 4,0696 menjadi 4,7162 setelah adopsi IFRS. Adanya kenaikan nilai rata-rata baik harga saham, nilai buku ekuitas dan laba bersih perlembar saham mengindikasikan terjadi perbaikan kinerja akuntansi pada tahun 2012 (setelah adopsi IFRS) dibandingkan tahun 2007 (sebelum adopsi IFRS).
Penelitian yang meneliti tentang dampak adopsi IFRS yang diproksikan dengan relevansi nilai disajikan pada Tabel 3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan metode yang dikembangkan oleh Barth et al. (2008), yaitu dengan menggunakan price model yang diestimasi dengan regresi berganda untuk masing-masing periode. Selain menggunakan variabel yang dikembangkan oleh Barth et al.(2008), penelitian ini menambahkan tiga variabel kontrol yaitu total aset, price earning ratio (PER) dan leverage (LEV). Hasil pengujian pada Tabel 3 menunjukan model ini layak untuk digunakan karena nilai F untuk masing-masing periode signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 231,390 (tahun 2007) dan 461,977 (tahun 2012). Pengujian peningkatan kualitas informasi akuntansi yang diproksikan dengan relevansi nilai difokuskan pada perubahan nilai Adjusted R2 sebelum dan setelah adopsi IFRS. Jika nilai Adjusted R2 meningkat maka kualitas informasi akuntansi juga meningkat setelah adopsi IFRS (Barth et al 2008; Outa 2011; Chua et al. 2012; Zeghal et al. 2012). Pada Tabel 3 menunjukkan terdapat kenaikan Adjusted R2. Pada tahun 2007 (sebelum adopsi) nilai Adjusted R2 sebesar 0,929 menjadi 0,966 pada tahun 2012 (setelah adopsi). Hasil ini menunjukan bahwa adopsi IFRS di Indonesia mempunyai pengaruh terhadap relevansi nilai yang diukur dengan laba bersih perlembar saham (NIPS) dan nilai buku ekuitas perlembar saham (BVEPS). Bukti empiris ini menunjukan terdapat perubahan relevansi nilai perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia
Tabel 2. Statistik Deskriptif N
Min
Max
Mean
SD
LnP
110
3.91
10.88
6.5600
1.64642
LnBVEPS
Periode adopsi IFRS Sebelum IFRS
Sesudah IFRS
102
3.43
12.00
6.5417
1.52509
LnNIPS
91
-25
10.89
4.0696
2.16895
Valid N
89
LnP
110
3.91
13.82
7.1735
1.99034
LnBVEPS
104
2.83
12.72
6.8903
1.57655
LnNIPS
89
-12
11.84
4.7162
2.25732
LnValid N
88
Keterangan : LnP = logaritma natural dari harga saham tanggal 31 Maret dalam t+1, LnBVEPS = logaritma natural dari book value pershare, LnNIPS = loogaritma natural dari Net income pershare.
Wulandari, Adiati, Perubahan Relevansi Nilai dalam Informasi Akuntansi ...
417
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel
Sebelum adopsi IFRS (tahun 2007)
Setelah adopsi IFRS (tahun 2012)
Koefisien
Nilai P
Koefisien
Nilai P
Konstanta
-0.217
0.656
-0.414
0.347
LnBVEPS
0.111
0.049
0.074
0.149
LnNIPS
0.838
0.000
0.903
0.000
LnTA
0.044
0.202
0.061
0.033
LnPER
0.835
0.000
0.776
0.000
LnLEV
0.126
0.188
-0.090
0.264
Nilai F
231.390
0.000
461.977
0.000
Adjusted R 2
0.929
0.966
Keterangan : LnBVEPS = logaritma natural dari book value pershare, LnNIPS = logaritma natural dari Earning pershare, LnTA = logaritma natural dari Total asset, LnPER = logaritma natural dari Price Earning Ratio, LnLEV = logaritma natural dari leverage sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya (Liu dan Liu 2007; Barth et al. 2008; Paananen dan Lin 2009; Chua et al. 2012; Zeghal et al. 2012; dan Kargin, 2013) yang menyatakan terdapat kenaikan nilai relevansi setelah adopsi IFRS. Analisis selanjutnya dari Tabel 3 adalah koefisien laba perlembar saham mengalami peningkatan dari 0,838 menjadi 0,903 setelah adopsi IFRS. Sedangkan koefisien nilai buku mengalami penurunan dari 0,111 menjadi 0,074. Hasil ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan nilai relevansi untuk laba bersih perlembar saham tetapi tidak terjadi peningkatan untuk nilai buku perlembar saham. Tidak adanya perubahan dalam nilai buku perlembar saham kemungkinan disebabkan karena penggunaan fair value pada IFRS.
Tehnik chow test digunakan untuk menguji perubahan struktural (structural change) hubungan antara variabel dependen dan beberapa variabel independen selama kurun waktu tertentu (Ghozali 2012:181). Chow test dapat digunakan untuk menguji kesamaan koefisien (equality of coefficient) dalam runtun waktu dengan mengklasifikasikan kelompok amatan menjadi sebelum dan sesudah. Pengujian ini menggunakan Residuals sum of squares (RSS). Hasil Chow Test dapat ditunjukkan pada Tabel 4. Hasil dari Tabel 4 menunjukkan F hitung (2,93) lebih tinggi dari F tabel (2,15). Hal ini berarti terjadi structural change model relevansi nilai informasi akuntansi dengan menggunakan variabel harga saham (variabel dependen) dan nilai buku perlembar saham serta laba perlembar saham (variabel independen). Sedangkan untuk me-
Tabel 4. Hasil Equality of Coefficient dengan Chow Test_Total Notasi
Keterangan
Nilai
RSS r
Sum of square residual (2007 s.d 2012)
RSS 1
Sum of square residual (2007)
16.293
RSS 2
Sum of square residual (2012)
11.591
RSS ur
RSS 1 + RSS 2
k
Jumlah parameter yang diestimasi
n1
Jumlah amatan sebelum adopsi IFRS
89
n2
Jumlah amatan setelah adopsi IFRS
88
Hitung F Tabel F
((RSS r-RSS ur/k)/(RSS ur)/(n 1+n 2-2k)
30.853
27.884 6
2.93 2.15
418
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 412-420
Tabel 5. Hasil Equality of Coefficient dengan Chow Test_BVEPS Notasi
Keterangan
Nilai
RSS r
Sum of square residual (2007 s.d 2012)
RSS 1
Sum of square residual (2007)
110.681
RSS 2
Sum of square residual (2012)
123.102
RSS ur
RSS UR1 + RSS UR2
k
Jumlah parameter yang diestimasi
n1
Jumlah amatan sebelum adopsi IFRS
102
n2
Jumlah amatan setelah adopsi IFRS
104
Hitung F Tabel F
241.173
233.783 2
((RSS r-RSS ur/k)/(RSS ur)/(n 1+n 2-2k)
lihat apakah terjadi structural change model relevansi nilai informasi akuntansi dengan menggunakan variabel harga saham sebagai variabel dependen dan nilai buku perlembar saham dapat dilihat pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat dilihat nilai hitung F (6,39) lebih tinggi dibandingkan tabel F (3,04). Hal ini berarti juga terjadi structural change model relevansi nilai informasi akuntansi dengan menggunakan variabel harga saham sebagai variabel dependen dan nilai buku perlembar saham sebagai variabel independen. Demikian juga pada Tabel 6 menunjuk an F hitung (7,11) lebih tinggi dibandingkan F tabel (3,05). Hal ini juga berarti terjadi structural change model relevansi nilai informasi akuntansi dengan menggunakan variabel harga saham sebagai variabel dependen dan laba perlembar saham sebagai variabel independen. SIMPULAN Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris apakah adopsi IFRS yang telah dimulai secara bertahap pada
6.39 3.04
tahun 2008 dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Pengujian dilakukan dengan menggunakan satu model yang dikembangkan oleh Barth et al. (2008), yaitu menguji kualitas informasi dengan melihat perubahan dari relevansi nilai pada periode sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Penelitian ini menggunakan dua macam uji yaitu uji statistik regresi berganda dan chow test. Hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan uji statistik regresi berganda menunjukan terdapat perubahan relevansi nilai informasi akuntansi setelah adopsi IFRS. Pengujian ini juga menunjukan perubahan relevansi nilai terjadi pada nilai laba perlembar saham (NIPS) tetapi tidak pada nilai buku perlembar saham (BVEPS). Hal ini terjadi kemungkinan karena penggunaan fair value dalam penilaian laporan keuangan perusahaan setelah adopsi IFRS. Hasil dari pengujian chow test antara harga saham dengan nilai buku perlembar saham (BVEPS) dan laba perlembar saham (NIPS) menunjukan terjadi structural change
Tabel 6. Hasil Equality of Coefficient dengan Chow Test_NIPS Notasi
Keterangan
Nilai
RSS r
Sum of square residual (2007 s.d 2012)
RSS 1
Sum of square residual (2007)
75.441
RSS 2
Sum of square residual (2012)
72.131
RSS ur
RSS UR1 + RSS UR2
K
Jumlah parameter yang diestimasi
n1
Jumlah amatan sebelum adopsi IFRS
91
n2
Jumlah amatan setelah adopsi IFRS
89
Hitung F Tabel F
((RSS r-RSS ur/k)/(RSS ur)/(n 1+n 2-2k)
159.492
147.572 2
7.11 3.05
Wulandari, Adiati, Perubahan Relevansi Nilai dalam Informasi Akuntansi ...
model relevansi nilai informasi akuntansi. Demikian juga hasil chow test untuk variabel harga saham dengan nilai buku perlembar saham serta harga saham dengan laba perlembar saham juga menunjukan hasil yang sama yaitu terjadi structural change model relevansi nilai informasi dengan menggunakan variabel harga saham sebagai variabel dependen dan nilai buku perlembar saham maupun laba perlembar saham sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukan terdapat perubahan relevansi nilai informasi akuntansi untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Penelitian yang akan datang dapat dikembangkan dengan melihat dampak adopsi IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi dengan fokus pada salah satu standar yang diadopsi. Selain itu penelitian selanjutnya juga bisa mempertimbangkan variabel-variabel yang lain seperti tata kelola perusahaan dan tingkat kepemilikan sebagai variabel moderasi hubungan antara adopsi IFRS dengan relevansi nilai. Penelitian selanjutnya juga dapat mempertimbangkan proksi yang lain dari kualitas informasi akuntansi seperti earning management dan timely loss recognition. Penelitian ini hanya menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan tujuan agar fokus pada salah satu jenis industri. Tetapi dengan hanya menggunakan satu jenis industri jumlah data yang tersedia tidak terlalu besar sehingga data sangat sensitif terhadap adanya perubahan. DAFTAR RUJUKAN Agostino, M., D. Drago, dan D. Silipo. 2011. “ The Value Relevance of IFRS in the European Banking Industry.” Review Quantity Finance Accounting, Vol. 36, hlm 437–457. Armstrong, C.S., M.E. Barth, A.D. Jagolinzer, dan E.J. Riedl. 2010. “Market reaction to the adoption of IFRS in Europe.” Accounting Review, Vol. 85, No. 1, hlm 31–61. Ashbaugh, H., dan M.Pincus. 2001. “Domestic Accounting Standards, International Accounting Standards, and the Predictability of Earnings.” Journal of Accounting Research, Vol. 39, hlm 417–434. Ball, R., A. Robin, dan J.S. Wu. 2003. “Incentives Versus standards: Properties of Accounting Income in Four East Asian Countries.” Journal of Accounting
419
& Economics, Vol. 36, hlm 235–270. Ball, R., S.P. Kothari, dan A. Robin. 2000. “The Effect of International Institutional Factors on Properties of Accounting Earnings.” Journal of Accounting & Economics, Vol. 29, hlm 1–51. Barth, M., W. Landsman, dan M. Lang. 2008. “International Accounting Standards and Accounting Quality.” Journal of Accounting Research, Vol. 46, No. 3, hlm 467–498. Cahyonowati, N., dan D. Ratmono. 2012. “Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 2, hlm 105-115. Callao, S., J.Jarne, dan J. La´ınez. 2007. “Adoption of IFRS in Spain: Effect on the Comparability and Relevance of Financial Reporting.” Journal of International Accounting, Auditing and Taxation, Vol. 16, hlm 148–178 Capkun, V., A. Cazavan-Jeny, T. Jeanjean, dan L. Weiss. 2008. Earnings Management and Value Relevance during the Mandatory Transition to IFRS in Europe. Working paper, HEC Paris, ESSEC Business School, and The Fletcher School. Available at: http://papers. ssrn.com/sol3/papers.cfm? abstract_ id¼1125716 Christensen, H.B., E. Lee, dan M. Walker. 2008. Incentives or Standards: What Determines Accounting Quality Changes around IFRS Adoption? Working paper, Manchester Business School. Chua, Y., C. Cheong, dan G. Gould. 2012. “The Impact of Mandatory IFRS Adoption on Accounting Quality: Evidence from Australia.” Jounal of International Accounting Research, Vol. 11, No. 1, hlm 119-146. Outa, E. 2011. The Impact of International Financial Reporting Standards (IFRS) Adoption on the Accounting Quality of Listed Companies in Kenya. International Journal of Accounting and Financial Reporting, Vol. 1. No.1, hlm 212-241. Francis, J., P. Olsson, and K. Schipper. 2006. Earnings Quality. Foundations and Trends in Accounting, Vol. 1, No. 4, hlm 259-340. Ghozali, I. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20, Edisi 6. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. IDX Fact Book (2012). Diunduh dari www. idx.co.id
420
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 412-420
IDX Statistik (2013). Diunduh dari www.idx. co.id Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan per I Juni 2012. Jeanjean, T., dan H. Stolowy. 2008. “Do Accounting Standards Matter? An Exploratory Analysis of Earnings Management before and after IFRS Adoption.” Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 27, hlm 480–494. Karampinis, N. dan D. Hevas. 2011. “Mandating IFRS in an Unfavorable Environment: The Greek Experience.” The International Journal of Accounting, Vol. 46, hlm 304-332. Kargin, S. 2013. “The Impact of IFRS on the Value Relevance of Accounting Information: Evidence from Turkish Firms.” International Journal of Economics and Finance, Vol. 5, No.4, hlm 71-80. Kousenidis, D., A. Ladas, dan C. Negakis. 2010. “Value Relevance of Accounting Information in the Pre- and PostIFRS Accounting Periods.” European Research Studies, Vol. 13, No. 1, hlm 145-154. Kwong, L. 2010. “The Value Relevance of Financial Reporting in Malaysia: Evidence from Three Different Financial Reporting Periods.” International Journal of Business and Accountancy, Vol. 1, No. 1, hlm 1-19. Leuz, C., D. Nanda, dan P. Wysocki. 2003. “Earnings Management and Investor Protection: an International Comparison.” Journal of Financial Economics, Vol. 69, hlm 505–527 Liu, J., dan C. Liu. 2007. “Value Relevance of Accounting Information in Different Stock Market Segments: The Case of Chinese A-, Band H-shares.” Journal of
International Accounting Research, Vol. 6, No. 2, hlm 55–81. Othman, H., dan D. Zeghal. 2006. “A Study of Earnings-Management Motives in the Anglo-American and Euro-Continental accounting models: The Canadian and French cases.” The International Journal of Accounting, Vol. 41, hlm 406–435 Paananen, M., dan H. Lin. 2009. “The development of accounting quality of IAS and IFRS over time: The case of Germany.” Journal of International Accounting Research, Vol. 8, No.1, 31–55. Badan Pengawas Pasar Modal. 2012. Peraturan Bapepam No : X.K.2 Tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaaan Publik. (www.bapepam.go.id.) diunduh tanggal 25 November 2015 Rohmah, A. dan R. Yuni. 2013. Dampak Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Pasca Adopsi IFRS terhadap Relevansi Nilai dan Asimetri Informasi. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XVI, Manado. Shima, K.M., dan C.Y. David . 2012. “Factors Affecting the Adoption of IFRS.” International Journal of Business, Vol. 17, hlm 276-298. Suprihatin, S., dan E.Tresnaningsih. 2013. Pengaruh Konvergensi International Financial Reporting Standards terhadap Relevansi Nilai Informasi Akuntansi: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi(SNA) XVI, Manado. Zeghal, D., S. Chtourou dan Fourati. 2012. “The Effect of Mandatory Adoption of IFRS on Earnings Quality: Evidence from the European Union.” Journal of International Accounting Research, Vol. 11, No. 2, hlm 1–25.