Pertemuan V: Dasar Selular Reproduksi dan Pola Pewarisan Sifat
Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011
Hubungan Antara Pembelahan Sel dan Reproduksi Bagaimana Bintang Laut Diproduksi: Melalui dan Tanpa Reproduksi Seksual • Siklus hidup organisme multiselular meliputi: - Pertumbuhan/Perkembangan - Reproduksi • Pembelahan sel merupakan pusat reproduksi sel dan organisme
• Perkembangan embrio (morula) bitang laut • Kluster sel akan kontinu membelah dalam proses perkembangan
Bintang laut dewasa
Reproduksi Seksual dan Aseksual Hewan • Bintang laut meregenerasi satu lengannya yang hilang • Regenerasi berupa pembelahan sel berulang
Bintang laut meregenerasi satu lengannya Bintang laut memulihkan lengannya
Apakah Zuriat Mirip Tetuanya? • Amoeba: menghasilkan zuriat yang identik persis sama (reproduksi aseksual) • Manusia: memproduksi zuriat (anak) yang mirip (reproduksi seksual)
Amoeba
Manusia
Manusia
Sel Berasal dari Sel Sebelumnya • Semua sel berasal dari sel • Reproduksi selular disebut pembelahan sel • Pembelahan sel memungkinkan: embrio berkembang menjadi organisme dewasa kehidupan kontinu dari generasi ke generasi • Reproduksi Prokariot: fisi biner (membagi menjadi dua) Kromosom prokariot Membran plasma
Dinding sel
Kromosom berduplikasi dan berpisah Sel memanjang dan sel-sel bergerak Membelah menjadi 2 sel
Siklus Sel Eukariot dan Mitosis • Sel eukariot mempunyai lebih banyak gen dari pada sel prokariot • Kromosom eukariot : besar dan kompleks berduplikasi setiap pembelahan sel • Kromosom: Terdapat dalam nukleus, mengandung banyak gen Mengandung molekul DNA sangat panjang dengan ribuan gen Terpaket sebagai kromatin Hanya terlihat selama waktu pembelahan sel
Kromosom tumbuhan (eukariot) terwarnai ungu
Siklus Sel: Penggandaan Sel Dua fase utama siklus sel: • Interfase - kromosom mengganda - komponen sel dibuat •
Fase Mitotik - Pembelahan sel terjadi: mitosis dan sitokinesis
Siklus sel
Interfase
Siklus Sel
INTERFASE
PROFASE
Sentrosom (dengan sepasang sentriol)
spindel awal mitotis
sentrosom
Kromatin
Membran nukleolus Membran inti
Plasma
kromosom, terbelah menjadi dua kromatid bersaudara
fragmen selubung nukleus
kinetokhor
spindel mikrotubul
Siklus Sel
METAFASE METAFASE
ANAFASE ANAFASE
lempengan Metafase
TELOFASE DAN SITOKINESIS TELOFASE DAN SITOKINESIS kerutan belahan
pembentukan nukleolus
spindel kromosom bersaudara
pembentukan selubung nukleus
Perbedaan Sitokinesis pada Hewan dan Tumbuhan Sitokinesis pada hewan
Sitokinesis pada tumbuhan kerutan belahan
kerutan belahan
pembentukan lempengan dinding sel diding sel mula-mula
cincin kontraksi mikrofilamen
dinding sel baru
Dinding sel baru dinding sel
dua sel bersaudara
pembawa bahan dinding sel
lempengan sel
dua sel bersaudara
Pada Media, Sel Hewan Membelah Setelah Menyentuh Permukaan Padat Inhibisi kebergantungan-kepadatan Sel menjangkar ke permukaan padat dan membelah
Berhenti membelah setelah bersentuhan dan satu lapisan sel penuh (Inhibisi kebergantungan-kepadatan)
Bila sel dicungkil, sel sekitarnya akan membelah Untuk mengisi kembali sampai penuh satu lapisan dan berhenti (Inhibisi kebergantungan-kepadatan)
Faktor pertumbuhan adalah protein yang dikeluarkan sel yang merangsang sel lainnya membelah Setelah satu lapisan sel terbentuk, sel berhenti membelah
Penambahan faktor pertumbuhan, merangsang pembelahan sel lebih lanjut
Satu lapisan Sel-sel berukuran lebih kecil
Hubungan Pertumbuhan Tak Terkontrol, Sel Kanker Penghasil Tumor Malignan Sel kanker mempunyai siklus sel abnormal: • Membelah secara berlebihan dapat membentuk massa abnormal disebut tumor • Radiasi dan khemoterapi efektif sebagai pengobatan kanker sebab menginterfensi pembelahan sel
sel kanker
pembuluh getah bening
pembuluh darah
sistem Kontrol
tumor
sel kanker tidak memberikan respon secara normal ke sistem kontrol siklus sel
jaringan glandular
tumor tumbuh dari sel kanker tunggal
sel kanker sel kanker menyebar melalui menginvasi jaringan pembuluh getah bening dan tetangganya darah ke bagian tubuh lainnya
Fungsi Mitosis Pertumbuhan
Pergantian Sel
Reproduksi aseksual
sel mati
epidermis
sel membelah
kulit akar bawang
Hydra
Meiosis dan Pindah Silang Kromosom Homolog Berpasangan Sel somatik setiap spesies mempunyai banyaknya kromosom tertentu
• Sel manusia mempunyai 46 kromosom (23 pasang kromom homolog) • Sel mengandung 2 set kromosom disebut diploid • Sel gamet mengandung 1 set kromosom, haploid • Sel gamet dihasilkan dari pembelahan meiosis kromosom homolog
sentromer
kromatid bersaudara
Meiosis dan Siklus Hidup Manusia Meiosis mereduksi banyaknya kromosom diploid haploid
Siklus Hidup Manusia gamet haploid (n = 23)
Pembelahan 2 kali: Meiosis I: • Kromosom berduplikasi, kromatid homolog berpasangan
sel telur
meiosis
sel sperma
fertilisasi
• Pindah silang bisa terjadi • Pasangan homolog berpisah,
zigot diploid 2n = 46
• Sentromer belum berpisah • Terbentuk 2 sel mitosis dan perkembangan
Meiosis I Kromosom homolog berpasangan
berpisah
Kromatid bersaudara berpisah INTERFASE
PROFASE I
letak pindah silang
kromatid bersaudara kromatin
spindel
METAFASE I lempengan metafase
ANAFASE I kromatid bersaudara tetap melekat
tetrad sentromer
kromosom homolog berpisah
Meiosis II Kromatid bersaudara berpisah Telofase I dan Sitokinesis
PROFASE II
METAFASE II
ANAFASE II
kromatid bersaudara berpisah
TELOFASE II dan Sitokinesis
sel haploid terbentuk
Perbandingan Mitosis dan Meiosis MITOSIS
MEIOSIS Letak pindahsilang
MEIOSIS I PROFASE I
PROFASE kromosom duplikat (dua kromatid bersaudara)
kromosom bereplikasi
METAFASE
2n = 4
kromosom terletak pada lempengan metafase kromatid bersaudara berpisah ketika anafase
ANAFASE TELOFASE
Tetrad terbentuk dari kromosom homolog bersinapsis
kromosom bereplikasi tetrad terletak pada lempengan metafase
METAFASE I
ANAFASE I TELOFASE I
kromosom homolog berpisah ketika anafase I; Kromatid bersaudara tetap bersatu dua sel meiosis I
2n dua sel hasil mitosis
kromosom tidak bereplikasi lagi; kromatid bersaudara berpisah ketika anafase II
MEIOSIS II
n
n n empat sel hasil meiosis II
n
Kemungkinan Cara Kromosom Homolog Berpasangan Kemungkinan 1 2n = 4 n=2
Kemungkinan 2 Dua peluang yang sama kromosom bepasangan pada Metafase I
Metafase II
n n=2 2=4
gamet Kombinasi 1
Kombinasi 2
2
2 =4
Kombinasi 3
Kombinasi 4
Kromosom Homolog Membawa Versi Gen Berbeda gen warna bulu coklat C c putih
gen warna mata hitam E e merah
pasangan kromosom homolog
C C
E E
c c
e e
kromosom pada 4 gamet
Pindahsilang, Rekombinan, dan Keragaman Genetik gen warna bulu
gen warna mata
TETRAD 1 kromatid homolog putus
2
kromatid homolog nyambung
kiasma
3
tetrad kiasma
4
kromosom homolog berpisah pada Anafase I kromstid berpisah pada Anafase II Akhir Meiosis kromosom Tipe Tetua kromosom rekombinan
sentromer
kromosom rekombinan kromosom Tipe Tetua
gamet dengan empat tipe genetik
Perubahan Banyaknya Kromosom Pembuatan Karyotipe kultur darah
larutan Hipotonik paket sel Darah putih dan merah
fixatif pewarnaan
sel darah putih
sentrifuge
3 1
1
fluid
3
2
Sepasang kromosom homologous
sentromer kromatid bersaudara
4
4
5
5
Ketaknormalan Meiosis: Perubahan Banyaknya Kromosom nondisjunction in meiosis I
normal meiosis I
normal meiosis II
nondisjunction in meiosis II
gamet Gamet n+1
n+1
n–1
n–1 n+1
banyaknya kromosom Sel telur
sel Sperma
n–1
n
n
banyaknya kromosom n+1 Zigot 2n + 1 n (normal)
Kelebihan Kromosom 21: Sindrom Down Kemungkinan melahirkan anak Sindrom Down meningkat, kalau umur Ibu meningkat
3 kromosom 21 (2n + 1)
(per 1000 kelahiran) umur Ibu
Perubahan Struktur Kromosom 1
“cri du chat” (tangis kucing) delesi kromosom 5
delesi
2
Perubahan kromosom dalam sel somatik: kanker contoh
kromosom
duplikasi
homolog
kromosom 9
3 inversi kromosom 22
translokasi resiprokal
4 kromosom
non-homolog
translokasi
resiprokal
“kromosom Philadelphia” gen penyebab Kanker aktif
“Chronic myelogenous leukemia” (CML)
Pola Pewarisan Sifat
GENETIKA: Ilmu yang mempelajari pewarisan sifat (hereditas) • Awalnya, orang bertani atau berternak akan menyeleksi tumbuhan atau hewan yang unggul untuk dibudidayakan • Sampai abad ke 20: banyak orang percaya kekeliruan bahwa sifat-sifat di dapat selama hidupnya diteruskan ke anaknya • Sifat-sifat dari kedua tetuanya bercampur pada zuriatnya dan tak dapat balik (Teori Percampuran (“Blending”)
Genetika Moderen dimulai, setelah percobaan kuantitatif pada tanaman kapri (Pisum sativum) oleh Mendel
Pola Pewarisan Sifat: Apakah Mengikuti Pola Pewarisan Monohibrid?
Tipe Liar
Tipe Liar
Tipe Liar
Tipe Liar Generasi I
Biru langit
Tipe Liar
Burung parkit Kuning + biru
1/4
hijau
Teori Percampuran (Blending) ?
3/4 Tipe Liar
Biru langit Generasi II
Percobaan Genetika Persilangan Mendel putih
1
Warna bunga
1
ungu
putih
stamen digunting dari bunga ungu
Posisi bunga
2 axial
karpel
terminal
stamen Warna biji
karpel
3
kuning
Bentuk biji
4
Bentuk Polong
5
Warna polong
6
Tinggi tanaman
bulat
rata
hijau
hijau
TETUA (P)
keriput
bergelombang
biji dari polong ditanam
4 Zuriat (F1)
tinggi
pndek
karpel sudah dipolinasi matang 3 menjadi polong
Mendel mempelajari 7 sifat
kuning
7
2
polen dari stamen bunga putih ditranfer ke karpel bunga ungu
Prinsip Mendel (Segregasi Satu Sifat ) Model Genetika (alel) Tanaman P
P GENERASI P (tetua galur murni) Bunga ungu
Semua berbunga ungu
Generasi F1
Gamet
Bunga putih
PP
pp
semua P
Semua p
Tanaman F1 (hibrid)
Gamete Fertilizasi antar tanaman F1 (F1 x F1)
semua Pp
1/
2
Segregasi
1/
P
P
2
p
P PP
Tanaman F2 Generasi F2 3/
4
berbunga ungu
Rasio Fenotipe 3 ungue : 1 putih 1/
4
berbunga putih
p
p Pp
Pp pp
Rasio Genotipe 1 PP : 2 Pp : 1 pp
Hukum Segregasi (Hukum Mendel I)
Sepasang gen (alel) heterosigot
A
A a
gamet
Alel = bentuk ALTERNATIF dari Gen
a
Pada waktu pembentukan gamet, alel dari sepasang gen suatu sifat bersegregasi (berpisah)
Kromosom Homologous Membawa Dua Alel untuk Setiap Sifat Bentuk alternatif untuk suatu gen (alel) berada pada lokus yang sama di kromosom homologous LOKUS GEN P
P
a
a
ALEL DOMINAN
B
b ALEL RESESIF
GENOTIPE:
PP HOMOZiGOT untuk alel dominan
aa HOMOZIGOT untuk alel resesif
Bb HETEROZIGOT
Hukum Berpadu Bebas (Independent Assortment) (Hukum Mendel II)
R
r
Y
y
pasangan gen bebas
R
r
y
Y
atau
R
r
R
r
Y
y
y
Y
gamet
gamet
Pada waktu pembentukan gamet F1, masing-masing alel dari gen sifat pertama (Y atau y) berpadu bebas dengan masing-masing alel dari gen sifat kedua (R atau r)
Prinsip Berpadu Bebas (Independent Assortment) pada Pengamatan Dua Sifat secara Bersamaan
P
Licin, Kuning (RRYY)
F1
x
Keriput, Hijau (rryy)
Licin, Kuning (RrYy)
Hukum Mendel II
F2 Pada waktu pembentukan gamet F1, masing-masing alel dari gen sifat pertama (Y atau y) berpadu bebas dengan masing-masing alel dari gen sifat kedua (R atau r)
Kromosom sebagai Dasar Prinsip Mendel
Gen-Gen Tidak Selalu Bebas pada Kromosom Berbeda A
B
a
b
A B
a
b
tetrad
A
b
pindahsilang
gamet
Pindahsilang
rekombinan , keragaman genetik
a
B
Silsilah Keluarga Digunakan untuk Menentukan Pola Pewarisan dan Genotipe Individu Manusia
Dd Joshua Lambert
Dd Abigail Linnell
D_ John Eddy
?
D_ Abigail Lambert
D_ Hepzibah Daggett
?
dd Jonathan Lambert
Dd Elizabeth Eddy
resesif Dd
Dd
dd
Dd
Dd
Dd dd Tuli
Tuli Tidak female
Normal male
Sifat Dominan dan Resesif pada Manusia
Sistem Penentu Seks pada Hewan
• Sistem X-Y
• Sistem X-O
• Sistem Z-W
Banyaknya Kromosom
6 + XY
6+ XX
+
Sistem Penentu Seks pada Hewan • Pola pewarisan sifat gen ada pada kromosom X • Jantan membawa satu kromosom X (XY) dan betina dua (XX) • Ilustrasi pola pewarisan warna mata putih (r) pada lalat buah, sifat terpaut-X gen resesif Betina
Jantan
Betina
Jantan
XRXR
Xr Y
XRXr
XRY
XR
Xr
XRXr XRY
Xr
XRXR
Xr XR
XRY XrY
R = alel mata-merah r = alel mata-putih
Jantan
XRXr
XR
XR Y
Betina
Xr Y Xr
XR Y
Xr
XRXr Xr Xr
XRY XrY
Y
Pewarisan Sifat pada Manusia Buta warna, alel resesif terpaut sex (kromosom-X) Sistem X-Y
Queen Victoria
Albert
Alice
Achondroplasia, alel dominan (autosom)
Alexandra
Louis Czar Nicholas II of Russia Alexis
Hemofilia, alel resesif terpaut seks
Pengembangan Pola Pewarisan Mendel: Kasus Dominan Tak-Penuh
1
2
1
Pengembangan Pola Pewarisan Mendel: Kasus Kodominan dan Alel Ganda Alel Ganda: dalam satu lokus/gen > 2 alel Contoh: Golongan Darah pada manusia Sistem ABO = 3 alel
Alel IA bersifat kodominan terhadap alel IB Alel IA dan IB bersifat dominan terhadap alel I0
Pengembangan Pola Pewarisan Mendel: Epistasis (Kasus Segregasi Fenotipe F2 = 9 : 7) Pleiotropi: satu gen terekspresi dalam banyak sifat Sifat Epistasis (Poligenik) : suatu sifat dikendalikan oleh lebih dari satu (banyak) gen
Contoh PLEIOTROPI: Sel Sabit Darah Merah Individual homozygous for sickle-cell allele Sickle-cell (abnormal) hemoglobin Abnormal hemoglobin crystallizes, causing red blood cells to become sickle-shaped
sel sabit
sickle cells
Clumping of cells and clogging of small blood vessels
Breakdown of red blood cells
Physical weakness
Impaired mental function
Anemia
Heart failure
Paralysis
Pain and fever
Brain damage
Pneumonia and other infections
Accumulation of sickled cells in spleen
Damage to Spleen other organs damage
Rheumatism
Kidney failure
Sifat Poligenik: Suatu Sifat Dikendalikan oleh Banyak Gen
Poligen pada warna kulit manusia
terima kasih