PERSEPSI SISWA TENTANG KEPEMIMPINAN GURU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DI SMPN KEC. LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu PersyaratanMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
Oleh: RAHMALYA YULINAST 01050/2008
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
ABSRAK Judul
Penulis Pembimbing
: Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar : Rahmalya Yulinast : 1. Dra. Ermita, M.Pd 2. Dra. Elizar Ramli, M.Pd
Penelitian ini dilatar belakangi oleh menurunnya kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas dilihat dari aspek mengajar dan mendidik. Adapun pertanyaan penelitian yang diajukan adalah : 1). Bagaimanakah persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar dalam hal mengajar, 2). Bagaimanakah persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar dalam hal mendidik. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar yang berjumlah 1976 orang. Penarikan sampelnya menggunakan rumus cohran yaitu dengan kapasitas 5 % dari jumlah populasi yaitu menjadi 102 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified proporsional sampling. Penentuan sampelnya berdasarkan tingkat kelas dan jenis kelamin siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket yang telah di ujicobakan terlebih dahulu. Hasil ujicoba menunjukkan valid dan reliable. Data dianalisis dengan skor rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang kepemimpinan dalam pelaksanaan tugas termasuk dalam kategori baik yaitu dengan skor rata-rata 3.98. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan memotivasi siswa sudah baik dengan skor rata-rata 4.33. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan mempengaruhi siswa sudah baik dengan skor rata-rata 3.87 dan persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan menggerakkan siswa cukup dengan skor rata-rata 3.49. Secara umum persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan skor rata-rata yaitu 3.89. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan memotivasi sudah baik dengan skor rata-rat 3.93 dan persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan mempengaruhi siswa sudah baik dengan skor rata-rata 4.04 serta persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan menggerakkan siswa sudah baik dengan skor rata-rata 4.24, secara umum persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik sudah baik dengan skor rata-rata 4.07. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa semua yang dilakukan guru dalam memimpin siswa di lokal terutama dalam hal mengajar dan mendidik sudah sesuai dengan yang diharapkan . Namun,perlu untuk ditingkatkan lagi demi mencapai tujuan pendidikan yang seutuhnya. i
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Segala puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Studi Program Sarjana (S1) Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah menerima bantuan dan semangat dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Rektor Universitas Negeri Padang 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang 3. Ketua Jurusan Administrsi Pendidikan, beserta staf pengajar Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang 4. Ibu Dra. Ermita, M.Pd( selaku pembimbing I) dan Ibu Dra. Elizar Ramli, M.Pd ( selaku pembimbing II ) yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun skripsi ini. 5. Seluruh Kepala Sekolah di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar yang telah mengizinkan penulis dalam melakukan penelitian. 6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan moril dan materil selama penyelesaian skripsi ini 7. Teman-teman seperjuangan AIP 2008 yang selalu memberikan bantuan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
ii
8. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berpartisipasi memberikan dorongan dan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepentingan dan kemajuan pendidikan dimasa yang akan datang. Amin.
Padang, April 2013 Penulis
Rahmalya Yulinast NIM. 01050/2008
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK...................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
4
C. Pembatasan Masalah....................................................................
6
D. Perumusan Masalah .....................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .........................................................................
7
F. Pertanyaan Penelitian ..................................................................
7
G. Kegunaan Penelitian ....................................................................
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi ......................................................................
9
B. Kepemimpinan ............................................................................
10
C. Pelaksanaan Tugas Guru ..............................................................
12
D. Kepemimpinan Guru dalam Mengajar Siswa ...............................
27
E. Kepemimpinan Guru dalan Mendidik Siswa ................................
31
F. Kerangka Konseptual ..................................................................
35
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian .........................................................................
37
B. Definisi Operasional ....................................................................
37
C. Populasi dan Sampel ....................................................................
37
D. Jenis dan Sumber Data.................................................................
40
E. Instrumen Penelitian ....................................................................
41
IV
F. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
43
G. Teknik Analisis Data ...................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...........................................................................
46
B. Pembahasan .................................................................................
57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .....................................................................................
63
B. Saran ...........................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
65
LAMPIRAN ................................................................................................
67
V
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Populasi Penelitian ..................................................................................
38
2. Hasil Perhitungan Sampel ................................................................. .....
39
3. Sampel Penelitian .............................................................................. .....
40
4. Skala Kategori Penilaian ................................................................... .....
45
5. Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mengajar dengan Memotivasi Siswa ............................................................................. .....
47
6. Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mengajar dengan Mempengaruhi Siswa ........................................................................ .....
49
7. Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mengajar dengan Menggerakkan Siswa .............................................................................
50
8. Rekapitulasi Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mengajar 51 9. Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mendidik dengan Memotivasi Siswa ..................................................................................
52
10. Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mendidik dengan Mempengaruhi Siswa .............................................................................
54
11. Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mendidik dengan Menggerakkan Siswa .............................................................................
55
12. Rekapitulasi Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mendidik ......................................................................................
56
13. Rekapitulasi Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar ...........................................................................
vi
57
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Konseptual ...............................................................................
vii
36
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Angket Penelitian ...............................................................................
67
2. Analisis Hasil Uji Coba Angket Penelitian .........................................
73
3. Uji Validitas dan Reliabilitas ...............................................................
75
4. Tabulasi Data Penelitian .....................................................................
82
5.
84
Surat Izin Penelitian ...........................................................................
0 viii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, makmur dan jauh dari kebodohan. Namun, untuk mewujudkan maksud diatas bukan hal mudah. Membutuhkan waktu, dukungan dari seluruh komponen bangsa serta usaha yang harus direncanakan secara matang, berkelanjutan dan berlangsung terus-menerus. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya ini antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya tenaga pendidik, pengembangan/penulisan materi ajar, serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran. Dengan demikian tenaga pendidik memiliki peran serta tanggung jawab untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam hal ini tenaga pendidik harus mampu mentransfer ilmu yang dimilikinya kepada siswa. Adakalanya seorang tenaga pendidik tidak mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya karena cara mengajar yang terlalu monoton sehingga para siswa kehilangan minat belajar. Hilangnya minat belajar bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk itu, guru harus mampu memimpin para siswa nya 1
2
di kelas, agar minat belajar dan prestasi siswa tidak hilang serta pudar begitu saja. Berbagai faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan di sekolah, salah satunya adalah peranan guru. . Ini terlihat bila ada korelasi yang sinergis antara guru, metode pembelajaran dan siswa. Disinilah tampak pentingnya jalinan kerjasama yang berupa keharmonisan hubungan antara siswa dengan guru. Guru menempati kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Peranan serta tugas guru tidaklah mudah seperti yang dibayangkan, namun sebaliknya tugas dan peranan guru sebagai pendidik sebenarnya sangat beragam, seperti yang dikutip oleh Usman (2003 :9) antara lain “guru baik sebagai pemimpin di dalam kelas, ia juga sebagai informator, motivator, direktor,inisiator, fasilitator, mediator dan evaluator”. Peranan guru dalam dunia pendidikan sangatlah penting, oleh karena itu guru harus mempunyai tanggung jawab penuh atas pekerjaannya. Tugas guru adalah mengajar serta mendidik siswa. Jadi bukan hanya semata-mata mengkritik siswa-siswa di dalam kelas.
Guru merupakan satu-satunya
pemimpin di kelas dalam proses belajar mengajar. Bila tidak ada kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang guru, maka siswa tidak akan punya rasa takut ataupun segan kepada guru. Malahan guru itu akan dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai angin lalu semata. Kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang guru dapat digunakan untuk mempengaruhi, menggerakkan serta memotivasi siswa untuk melakukan hal-hal yang positif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
3
Bukan hanya sekedar itu, kepemimpinan guru dalam melaksanakan tugas juga begitu sangat penting dan diperhitungkan terutama dalam hal mengajar dan mendidik siswa. Dalam mengajar, guru dituntut untuk bisa mentransfer ilmu-ilmu yang ada menyangkut dengan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang (kognitif). Bila guru tidak bisa menyampaikan ilmu-ilmu itu lewat materi pembelajaran maka siswa tidak akan tertarik untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Begitu pula dengan mendidik, guru diharapkan menjadi contoh teladan yang dapat ditiru oleh siswa dalam berbagai hal. Apabila guru sudah menjadi panutan, maka siswa dengan sendirinya akan mengidolakan guru tersebut. Ini akan berpengaruh baik terhadap tumbuh kembang siswa dalam bertindak. Penelitian ini dilakukan di SMPN Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar.Ada 8 buah sekolah yang akan diteliti.Disana masih kurang terlihat kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas mendidik dan mengajar. Selain itu alasan mengambil di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar karena fenomena yang terjadi sudah berlangsung sekian lama. Untuk itu saya ingin menyelidiki permasalahan ini lebih lanjut demi keberhasilan pendidikan terutama di sekolah yang sedang saya teliti ini. Berdasarkan fenomena yang penulis amati di SMPN Kecamatan Lintau Buo, hal ini dapat dilihat sebagai berikut : 1. Sebagian guru masih belum mampu memberikan dorongan/motivasi kepada siswanya yang lengah dalam belajar. Tapi, guru harus tetap bisa mengembalikan suasana belajar yang kondusif di kelas. Misalnya saja
4
dengan memberikan berbagai penguatan seperti pujian, hadiah dan lain sebagainya guna untuk mengembalikan perhatian siswa pada pembelajaran. 2. Sebagian guru masih belum mampu mempengaruhi siswa dalam berprilaku. Sehingga masih ada siswa yang bertindak sesuka hatinya. Hal ini tidak baik untuk kembangkan. Untuk itu guru harus mampu mengajak siswa yang seperti ini kembali ke alur yang sebenarnya. Dengan pengaruh positif yang diberikan guru, akan bisa mengajak siswa kembali kepada koridor yang sebenarnya. 3. Sebagian guru masih belum mampu untuk menggerakkan siswa-siswa agar sesegera mungkin untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Ini bisa saja terjadi karena penjelasan guru yang tidak jelas, sehingga tidak bisa dimengerti oleh siswanya. Dengan penjelasan yang tepat dan jelas akan membuat siswa untuk bergerak cepat dalam penyelesaian tugas-tugas yang ada. Sehubungan dengan fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut permasalahan ini dengan judul penelitian yaitu Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. B. Identifikasi Masalah Kepemimpinan itu bisa saja dalam hal mempengaruhi. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk mendapatkan uang, barang dan keenakan hidup akan menunjukkan pola kepemimpinan yang
5
berbeda dengan orang yang berpandangan bahwa kepemimpinan itu sebagai pelayanan bagi kesejahteraan orang yang dipimpinnya dan fasilitas kepemimpinan sebagai sarana untuk meningkatkan kepemimpinan seorang guru ke arah yang lebih baik, terutama dalam proses belajar mengajar di sekolah. Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Tugas seorang guru adalah mendidik serta mengajar siswa. Guru sebagai seorang pemimpin harus bisa mempengaruhi, menggerakkan serta memotivasi siswa kearah yang lebih baik. Kepemimpinan guru bisa terlihat dari proses mengajar dan mendidik siswa di dalam ataupun diluar kelas. Dengan begitu banyaknya tugas guru sebagai pemimpin, maka untuk penelitian kali ini penulis lebih terfokus pada cara guru memotivasi, menggerakkan dan mempengaruhi siswa. Identifikasi masalahnya bisa terlihat dari : 1. Sebagian guru masih belum mampu untuk mendorong siswa
lebih
bersemangat dalam belajar. Ini dikarenakan guru yang belum begitu mampu
untuk
memberikan
pujian,
hadiah
kepada
siswa.Padahal
keterampilan sebagai guru dalam memberikan penguatan baik lewat pujian ataupun hadiah kepada siswa bisa membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar dengan baik. 2. Sebagian guru masih belum mampu untuk mempengaruhi siswa dalam bertindak. Prilaku yang ditampilkan oleh seorang siswa kadang-kadang bisa mengganggu berjalannya proses belajar mengajar di dalam kelas.
6
Untuk itu dibutuhkan sebuah pengaruh yang bersifat positif dari guru kepada siswa. 3. Sebagian guru masih belum mampu untuk menggerakkan siswa-siswa untuk dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan cepat. Kelalaian siswa ini juga disebabkan oleh kurang jelasnya informasi yang diberikan oleh guru. Apabila informasi yang diberikan oleh guru sudah tepat dan jelas, maka hal ini akan membuat siswa bergerak dengan cepat dalam penyelesaian tugas sekolah. Kenyataannya di lapangan terlihat bahwa masih ada sebagian guru yang belum mampu untuk menerapkan kepemimpinannya dalam hal memotivasi, mempengaruhi dan menggerakkan siswa. Ini sangat berdampak kepada pelaksanaan tugas guru yang belum mencapai hasil maksimal sesuai dengan tujuan pendidikan. C. Pembatasan Masalah Guru harus mampu menjadi seorang pemimpin sejati di dalam kelas. Kepemimpinan itu harus tampak disaat melaksanakan tugas baik mengajar atau mendidik siswa. Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan seseorang untuk dapat mempengaruhi,mengajak, menuntun, membawa, mendorong serta menggerakkan orang lain agar mau menerima pengaruh tersebut
untuk
dipersepsikan
mencapai tentang
tujuan
cara
tertentu.
guru
Dari
kepemimpinan
memotivasi,mempengaruhi
bisa serta
menggerakkan siswa. Begitu pula dengan pelaksanaan tugas guru, tugas guru terbagi atas mengajar,mendidik dan melatih siswa. Pembatasan tugas guru kali
7
ini adalah dalam hal mengajar dan mendidik. Kedua hal ini yang harus dipersepsi oleh siswa secara mendalam sesuai dengan kenyataan yang ada. Begitu beragamnya kegiatan kepemimpinan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tugas, dengan berbagai kekurangan serta keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini, maka penulis akan membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalahnya adalah Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang ditemui Di SMPN Kecamatan Lintau Buo, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mengajar di SMP N Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar ? 2. Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mendidik di SMP N Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar ? F. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah :
8
1. Bagaimanakah Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar dalam hal mengajar ? 2. Bagimanakah Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan
Guru dalam
Pelaksanaan Tugas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar dalam hal mendidik ? G. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang terkait dalam suatu organisasi lembaga sekolah yaitu : 1. Kepala Dinas untuk melihat perkembangan guru dalam memimpin siswa di kelas. 2. Pengawas untuk mengontrol guru dari kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat mengajar maupun mendidik. 3.
Kepala sekolah untuk memantau perkembangan guru dalam memimpin siswa disaat proses belajar mengajar berlangsung.
4. Guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar serta dapat memperluas
ilmu pengetahuan serta pemahaman guru tentang cara
mengajar dan mendidik yang baik.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Persepsi Persepsi pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan maupun penciuman. Persepsi berasal dari bahasa ingris yaitu perception, yang bearti tanggapan/ daya memahami. Menurut Anton M. Moelino (2001 : 898), persepsi diartiakan sebagai apa yang diterima oleh panca indra. Sedangkan, menurut Irwanto (2007: 45) berpendapat bahwa persepsi adalah proses diterimanya ransangan (objek, kualitas) sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti. Depdikbud (2002 : 25) menyatakan persepsi adalah suatu pengamatan, pengorganisasian dan penilaian terhadap suatu objek yang disadari oleh suatu pemikiran dan pengetahuan. Pada dasarnya persepsi merupakan keadaan kejiwaan yang ada pada setiap diri orang sehingga melahirkan tingkah laku melalui pemahaman tentang lingkungan sekitarnya. Persepsi seseorang terhadap suatu objek/ peristiwa yang sama tapi berbeda. Dengan demikian tingkah laku orang lain karena persepsinya. Kita baru bisa memberikan persepsi terhadap orang lain apabila kita sudah mengenalinya. Kita tidak bisa berpersepsi kalau baru satu kali bertemu karena ini bisa menyebabkan salah tafsir terhadap orang tersebut, makanya dibutuhksn berulang-ulang kali untuk melihat orang yang akan kita persepsi. 9
10
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memberikan tanggapan terhadap apa yang kita lihat, yang kita dengar dan yang kita rasakan. Tanggapan yang kita lakukan disebut juga dengan persepsi. Menurut Widayatun (2001 : 110) mengemukakan bahwa persepsi/ tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan
memmenunjukkan bagaimana kita melihat,
mendengar, merasakan, memberi serta meraba (kerja indra) di sekitar kita. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan tanggapan, penilaian/pendapat seseorang terhadap suatu objek/peristiwa yang diterimanya dari panca indra berlandaskan atas pemikiran dan pengetahuan seseorang. Pengertian persepsi pada penelitian ini mengenai tanggapan Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. B. Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan Melalui kepemimpinan dapat tercipta pengaruh yang dapat mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu dengan semangat sesuai dengan harapan yang ingin kita wujudkan. Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
11
Menurut Kootz dalam sagala (2002:19) “ Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka mau berusaha dengan sepenuh hati dan antusias untuk mencapai tujuan ”. Jadi, kepemimpinan adalah
sekumpulan
dari
serangkaian
kemampuan
dan
sifat-sifat
kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa. 2. Pengertian Kepemimpinan Guru Kepemimpinan
merupakan
segenap
proses
mempengaruhi,
mendorong serta sebagai penggerak untuk diri seseorang guna untuk penetapan dan pencapaian tujuan. Menurut Sardiman ( 2001:123) “ Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah”. Jadi, yang dimaksud dengan kepemimpinan guru adalah semua orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan siswa baik secara individual/klasikal dengan cara mempengaruhi, menggerakkan serta mendorong seseorang untuk berbuat sesuai dengan koridor, baik di dalam ataupun di luar lingkungan sekolah. 3. Pentingnya Kepemimpinan Kepemimpinan ditafsirkan sebagai hubungan yang erat antara seorang dan sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama. Hubungan
12
itu ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari seorang .Orang ini biasanya disebut yang memimpin atau pemimpin, sedangkan kelompok
manusia
yang
mengikutinya
disebut
yang
dipimpin.
Kepemimpinan sangat penting dalam kehidupan kita. Bila hal ini tidak ada , maka kita tidak akan tahu mana yang merupakan arah tujuan kita. Semua akan kacau balau dan terpecah belah. Begitu pula dengan seorang guru. Guru harus bisa menjadi pemimpin bagi siswa-siswanya. Agar siswa-siswa bisa tahu arah tujuan pembelajaran yang akan dicapainya. Dalam hal ini, guru bisa memberikan pengaruh positif sehingga siswa bersemangat untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Hal ini akan bisa menggerakkan siswa kepada hal-hal yang baik seperti dalam penguasaan materi yang mantap serta bisa bertindak yang sopan dimanapun para siswa berada. Semuanya ini bisa disalurkan pada saat guru mengajar dan mendidik siswa di dalam ataupun di luar kelas. Tidak terkecuali pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Jika guru sudah berhasil mempengaruhi siswa, maka aktivitas lainnya seperti menggerakkan dan memotivasi akan lebih mudah dilaksanakan. C. Pelaksanaan Tugas Guru Sebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru khususnya ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar mensosialisasikan sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi khusus yakni ramuan dari
13
pengetahuan
sikap
danm
keterampilan
keguruan
yang
akan
ditransformasikan kepada anak didik atau siswanya. Seorang guru baru dikatakan sempurna jika fungsinya sebagai pendidik dan juga berfungsi sebagai pengajar. Dalam hal ini pendidik yang memiliki sarana dan serangkaian usaha dalam memajukan pendidikan. Seorang guru menjadi pendidik yang sekaligus sebagai seorang pengajar mampu mempengaruhi dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembanganya dengan jelas memberikan langkah dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Sebagai pendidik guru harus bisa mempengaruhi dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan menggerakkan perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk dalam hal ini yang terpenting ikut memecahkan persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi
siswa.
Dengan
demikian
diharapkan
menciptakan
perkembangan yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental. Tugas guru juga bisa dilihat melalui PP terbaru berdasarkan angka kredit. Lahirnya Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dipandang sebagai moment penting perjalanan profesi guru di Indonesia. Terbitnya KEPMENPAN ini telah mengukuhkan guru sebagai jabatan fungsional, dimana proses kenaikan pangkat dan jabatan guru yang semula dilakukan secara otomatis dan periodik (per 4 tahun) diubah
14
menjadi berdasarkan angka kredit, sehingga memungkinkan guru untuk dapat mengajukan kenaikan pangkat dan golongan kurang dari 4 tahun. Walaupun dalam kasus-kasus tertentu, khususnya untuk kenaikan pangkat dari golongan IV.a ke IV.b dan seterusnya, peraturan ini tampaknya menjadi kontra-produktif, karena banyak guru yang terganjal oleh ketentuan yang mewajibkan guru untuk membuat Karya Tulis Ilmiah. Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan profesi dan tuntutan kompetensi Guru saat ini, keputusan menteri ini tampaknya diperlukan berbagai penyesuaian. Oleh karena itu, pemerintah melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menerbitkan peraturan baru yang tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya. Kerangka isi peraturan tersebut terdiri dari 18 Bab dan 47 pasal, ditandatangani oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, per 10 November 2009. Hal – hal pokok yang bisa saya garis bawahi dari isi peraturan baru ini adalah: a. Penilaian unsur utama untuk kegiatan pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, dihitung sacara paket berdasarkan penilaian kinerja guru yang akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan
15
Nasional (pasal 15). Dalam peraturan terdahulu penilaian dilakukan berdasarkan masing-masing sub komponen secara parsial. b. Kegiatan pengembangan profesi dalam bentuk publikasi ilmiah dan karya inovatif sudah harus dilakukan oleh para guru yang akan naik ke golongan III.c (pasal 17 ayat 2). Semula, ketentuan ini hanya berlaku bagi para guru yang akan naik ke golonganl IV.b dan seterusnya. Dalam pandangan saya, isi peraturan ini terkandung makna dan semangat bahwa saat ini pekerjaan guru tidak lagi dipandang sebagai sebuah pekerjaan yang asal-asalan, tetapi merupakan sebuah pekerjaan profesional yang dibingkai oleh kaidah-kaidah profesi yang standar. Dalam Undang-undang pendidikan No 20 tahun 2003, menyatakan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta partisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan, menurut UU guru dan dosen No 14 tahun 2005, menyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Usman (2007:7) menyatakan bahwa tugas guru diantaranya yaitu sebagai orang yang mendidik, mengajar dan melatih. Berkaitan dengan tugas guru, minimal ada 2 tugas pokok guru dalam pendidikan yang perlu
16
diketahui sebagai guru baru atau calon guru. Kedua tugas pokok tersebut adalah : 1) Mengajar Mengajar berarti menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Menjadikan siswa dari tidak tahu menjadi mengetahui tentang berbagai disiplin ilmu sesuai mata pelajaran masing-masing. Fokus utamanya adalah aspek kognitif (intelektual) siswa. Tugas mengajar dilaksanakan dengan berbagai strategi dan metode, serta media pembelajaran yang sesuai. Pada hakekatnya proses mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana menyelidiki. Dapat dipahami bahwa aktivitas yang sangat menonjol dalam pengajaran ada pada siswa. Namun, bukan berarti peran guru tersisihkan, tetapi diubah, kalau guru dianggap sebagai sumber pengetahuan, sehingga guru selalu aktif dan siswa selalu pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru adalah seorang pemandu dan pendorong agar siswa belajar secara aktif dan kreatif. Nasution (2000:8) mengemukakan bahwa mengajar adalah segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.. Disana akan terjadi suatu kegiatan menyampaikan bahan pelajaran kapada pelajar agar dapat menerima, menanggapi, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Mengajar
17
merupakan segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Rumusan mengajar adalah upaya dalam memberi rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Secara klasik, kata-kata mengajar diartikan sebagai penyampaian sejumlah pengetahuan karena pandangan yang seperti ini, maka guru dipandang sebagai sumber pengetahuan dan siswa dianggap tidak mengerti apa – apa. Secara modern menolak pandangan klasik seperti diatas, oleh sebab itu pandangan tersebut kini mulai ditinggalkan. Orang mulai beralih ke pandangan bahwa mengajar tidaklah sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan berusaha membuat suatu situasi lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar. Dalam proses mengajar akan kelihatan sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang sama – sama aktif melakukan kegiatan. perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (guru) dengan tujuan membantu dan memudahkan orang lain (siswa) untuk melakukan kegiatan belajar di sekolah. Usman
(2004:3)
mengemukakan
bahwa
mengajar
adalah
membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Hamalik (2001:44-53) juga
18
mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Kegiatan guru dalam mengajar bisa dilihat antara lain : a. Merencanakan Pembelajaran Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah. Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya. Dengan demikian
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
pada
hakikatnya
merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lain, dan memuat langkah-langkah
pelaksanaannya,
membentuk kompetensi.
untuk
mencapai
tujuan
atau
19
b. Melaksanakan Pembelajaran Melaksanakan
pembelajaran
merupakan
kegiatan
interaksi
edukatif antara peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Penjelasan kegiatan tatap muka adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan tatap muka atau pembelajaran terdiri dari kegiatan penyampaian materi pelajaran, membimbing dan melatih peserta didik terkait dengan materi pelajaran, dan menilai hasil belajar yang terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap muka, 2) Menilai hasil belajar yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran tatap muka antara lain berupa penilaian akhir pertemuan atau penilaian akhir tiap pokok bahasan merupakan bagian dari kegiatan tatap muka, 3) Kegiatan tatap muka dapat dilakukan secara langsung atau termediasi dengan menggunakan media antara lain video, modul mandiri, kegiatan observasi/eksplorasi, 4) Kegiatan tatap muka dapat dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas, laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan, 5) Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau tatap muka sesuai dengan durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah/madrasah
20
Sebelum pelaksanaan kegiatan tatap muka, guru diharapkan melakukan persiapan, antara lain pengecekan dan penyiapan fisik kelas/ruangan,
bahan
pelajaran,
modul,
media,
dan
perangkat
administrasi. c. Menilai Hasil Pembelajaran Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Melalui penilaian hasil pembelajaran diperoleh informasi yang bermakna untuk meningkatkan proses pembelajaran berikutnya serta pengambilan keputusan lainnya. Menilai hasil pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi dengan tatap muka seperti ulangan harian dan kegiatan menilai hasil belajar dalam waktu tertentu seperti ujian tengah semester dan akhir semester. Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan dan pengukuran sikap serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek fisik atau produk jasa. Pendidikan mempunyai differensial dan tidak berdiri sendiri. Pendidikan itu memiliki perbedaan di jenjang manapun baik dari segi mengajar dan mendidik, kedua hal ini saling mendukung dan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Setelah menguraikan pengertian pendidikan, mendidik, pembelajaran, maka mesti pula dijabarkan apa itu mengajar. Terdapat perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa
21
orang mungkin terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal, terdapat perbedaan yang mendasar antara keduanya. Mengajar merupakan kegiatan teknis keseharian seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis. Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak semua pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah mendidik. Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan perubahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai absolut dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang
22
mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Dari kesemua pendapat di atas, mengajar merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan yang beragam terutama dalam pentransferan ilmu pengetahuan dari guru ke siswa sehingga terciptanya suasana belajar yang kondusif . Disaat proses belajar mengajar berlangsung diharapkan siswa bisa menerima dan menanggapi penyampaian bahan pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru . Tanggapan siswa merupakan stimulus/rangsangan dari guru guna melihat sejauh mana perkembangan siswa tersebut di dalam kelas. Pada hakekatnya, disaat proses belajar mengajar berlangsung, guru/pendidik harus bisa menunjukkan jiwa kepemimpinannya.ini bertujuan agar siswa bisa lebih terarah disaat belajar. Ini akan berdampak positif kepada diri siswa dengan memperlihatkan ketertarikannya pada mata pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru. 2) Mendidik. Tugas guru sebagai pendidik boleh dibilang agak sulit. Mendidik berkaitan dengan sikap dan tingkah laku (afektif) siswa . Mendidik berarti mengubah sikap dan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Pameo “Guru Kencing Berdiri, murid kencing berlari” akan benar-benar jadi kenyataan bila guru tidak memahami tugas yang satu ini. “Mendidik”
dapat
diartikan
sebagai
suatu
usaha
untuk
mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan baik secara jasmani
23
maupun rohani. Oleh karena itu “Mendidik” dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik. “Mendidik” tidak sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer of values. “Mendidik” diartikan secara utuh, baik matra kognitif, psikomotorik maupun afektif, agar tumbuh sebagai manusia yang berpribadi. Dari segi isi, mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika ditinjau dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama. Kemudian bila ditilik dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih menggunakan keteladan dan pembiasaan. Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan perubahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai absolut dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang
24
mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik. Tidak setiap guru mampu mendidik walaupun ia pandai mengajar, untuk menjadi pendidik guru tidak cukup menguasai materi dan keterampilan mengajar saja, tetapi perlu memahami dasar-dasar agama dan norma-norma dalam masyarakat, sehingga guru dalam pembelajaran mampu menghubungkan materi yang disampaikannya dengan sikap dan keperibadiaan yang harus tumbuh sesuai dengan ajaran agama dan norma-norma dalam masyarakat. Jadi, jika hasil pengajaran dapat dilihat dalam waktu singkat atau paling lama tiga tahun, keluaran pendidikan tidak dapat dilihat sebagai satu hasil yang segmentatif. Hasil pendidikan tercermin dalam sikap, sifat, perilaku, tindakan, gaya menalar, gaya merespons, dan corak pengambilan keputusan peserta didik atas suatu perkara. Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh instingnya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan
25
dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen. Menurut Slameto (2001:40), mendidik bukan hanya “Transfer of Knowledge” tetapi juga “Transfer of Value”. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi penolong bagi umat manusia. Mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mendidik menurut Darmodiharjo dalam Sodulloh (2010:7) menunjukkan usaha yang lebih ditujukan kepada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa susila, ketakwaan, dan lain-lainnya.Sejalan dengan itu, Marimba dalam Hasbullah (2009:8) menguraikan arti mendidik sebagai proses bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Lain halnya dengan Hamalik (2011:51), mendidik hanya dibatasi sebagai pemberian bimbingan belajar kepada murid.
26
Menurut Wijanarko (2005:3) mendidik adalah menyampaikan pengajaran, norma-norma dan nilai-nilai hidup, aturan dan hukum. Pandangan ini menguraikan pengertian mendidik sebagai kegiatan membimbing pertumbuhan anak, jasmani dan rohaninya dengan sengaja bukan saja untuk kepentingan pengajaran sekarang melainkan utamanya untuk kehidupan seterusnya dimasa depan. Kembali pada hal yang di atas. Proses terjadinya mendidik bukan hanya transfer of knowledge tapi juga mengacu kepada transfer of value. Maksudnya disini bukan hanya fokus kepada penyampaian ilmu pengetahuan tapi juga kepada penyampaian nilai. Penyampaian nilai yang dimaksud adalah pembentukan nilai moral,nilai etika,norma,aturan dan sebagainya. Siswa dibentuk sedemikian rupa agar memiliki budi pekerti/prilaku/akhlak/kepribadian yang baik. Ini sangat berguna bagi siswa dimanapun ia berada. Jika siswa sudah memiliki moral yang baik, maka si siswa akan merasa aman berada disekitar lingkungannya. Sebelum mendidik siswa, guru haruslah terlebih dahulu mendidik dirinya sendiri, agar guru bisa menjadi contoh teladan bagi siswanya. Untuk itu guru dituntut harus punya keberanian dalam memimpin siswanya. Ini diharapkan agar guru dan siswa bisa memberikan pengaruh positif bagi siapapun yang melihat mereka, baik dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
27
D. Kepemimpinan Guru dalam Mengajar Siswa Sardiman (2007 : 48) menyatakan bahwa mengajar adalah “suatu aktivitas mengorganisasi
atau
mengatur
lingkungan
sebaik-baiknya
yang
menghubungkan dengan anak-anak sehingga terjadi proses belajar”. Dalam hal ini guru akan mencoba mentransfer ilmu yang mereka punya kepada siswa agar siswa mengerti dengan apa pun yang disampaikan oleh guru mereka. Jika pentransferan ilmu itu terjadi dengan sempurna. Maka ini akan mempercepat pola analisis anak dengan baik sehingga terjadi proses belajar mengajar yang maksimal. Mengajar sangat berbeda pula dengan mendidik. Mengajar merupakan salah satu tugas guru yang lebih terfokus kepada penyaluran berbagai ilmu pengetahuan (kognitif). Guru juga membutuhkan cara untuk menyampaikan ilmu-ilmunya kepada siswa agar siswa bisa tertarik dan cepat menyerap ilmuilmu yang sedang disalurkan oleh guru tersebut. Apabila kedua tugas guru baik dalam mengajar ataupun mendidik bisa terkoordinir dengan baik . Maka sekolah akan bisa menciptakan siswa-siswa yang berkualitas baik dari segi sikap ataupun pengetahuan. Hal ini bisa terwujud bila siswa dengan guru mau untuk bekerja sama guna untuk menuju kepada tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Begitu pentingnya cara mengajar dan mendidik yang baik untuk dikuasai oleh seorang guru. ini bisa memperlancar pelaksanaan tugas guru. Pelaksanaan tugas guru merupakan sesuatu yang bearti dalam pencapaian tujuan pendidikan
28
terutama dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan tugas guru dilakukan melalui bermacam cara baik secara langsung ataupun yang tidak langsung. 1. Kepemimpinan guru dalam mengajar dilihat dari cara memotivasi siswa Memotivasi berarti dorongan yang merupakan hasrat/keinginan seseorang untuk berbuat sesuatu. Pada dasarnya, siswa adalah manusia biasa yang terkadang memilki kejenuhan dalam melakukan rutinitas sehari-hari. Untuk itu guru sebagai pemimpin perlu mendorong/ memotivasi siswa agar mau dan memiliki kesadaran melaksanakan tugasnya dengan baik. Mulyasa (2007:143) mengatakan Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Jadi motivasi merupakan suatu upaya guru untuk menggerakkan siswa agar dapat melakukan tugasnya dengan baik. Motivasi sangatlah penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai hasil yang maksimal. Motivasi hanya dapat diberikan kepada siswa yang mau untuk mengerjakan tugasnya. Oleh sebab itu, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk berprilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Memotivasi siswa lewat mengajar bisa dilakukan dengan berbagai cara misalya, dengan menegur siswa yang lengah dalam belajar untuk mau kembali memfokuskan fikirannya di dalam kelas. Bukan hanya itu, dengan menyebutkan nama-nama siswa baik yang nakal ataupun yang rajin bisa
29
membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. Asalkan guru bisa menjadi motivator yang baik untuk siswa. Dengan memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi maka akan meningkatkan minat belajar siswa di lokal. Ini bisa diterapkan pada saat menerima rapor atau pada saat siswa menang pada sebuah lomba dan siswa tersebut diumumkan namanya di hadapan umum. Ini membuat siswa menjadi lebih bearti dan merasa berguna untuk orang lain. Tapi, hal ini diharapkan agar siswa siswa tidak memiliki rasa ria maupun rasa bangga yang berlebihan dihadapan teman-temannya yang lain. Karena ini akan bisa menyebabkan iri dan dengki dari pihak lain. Untuk itu perlu diberikan motivasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Begitu pula dalam penerapan atau penggunaan strategi yang berbeda setiap harinya. Ini akan mengundang semangat belajar siswa karena siswa tidak akan bosan dengan cara belajar yang beragam. Bila penggunaan strategi belajar yang monoton akan membuat siswa menjadi tidak bersemangat di kelas. Cara mengajar guru yang penuh dengan variasi akan menambah dorongan semangat siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Kepemimpinan guru dalam mengajar dilihat dari cara mempengaruhi siswa Untuk
menigkatkan
kemampuan
siswa
dalam
pembelajaran
dibutuhkan adanya pengaruh dari guru agar siswa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Memberikan pengaruh positif merupakan tugas utama guru. Dengan adanya pengaruh dari guru maka cara siswa menyelesaikan tugas akan menjadi lebih baik. Pengaruh juga merupakan
30
suatu proses untuk membantu individu, pengaruh diberikan oleh guru tidak bersifat memaksa melainkan mengarahkan individu ke suatu tujuan yang telah ditetapkan secara maksimal. Mempengaruhi
seseorang
pada
prinsipnya
dilakukan
secara
berkelanjutan, hal ini mengandung arti bahwa kegiatan mempengaruhi bukan merupakan suatu kegiatan secara kebetulan, sewaktu-waktu, tidak disengaja, asal saja melainkan kegiatan yang dilakukan secara sistematis, sengaja, berencana, berkelanjutan, terarah kepada pencapaian tujuan, artinya senantiasa diikuti secara terus menerus sampai sejauh mana individu telah mencapai tujuan dan penyesuaian dirinya. Pengaruh yang diberikan oleh guru merupakan suatu proses membantu siswanya. Dengan kata lain membantu bukan berarti suatu paksaan. Dengan mengajak siswa belajar ke rumah guru bisa menjauhi siswa dari ketertinggalan pelajaran. Malahan siswa disuruh membuat kelompok sendiri ataupun kelompok yang sudah dipersiapkan guru. Bagi siswa yang malas untuk datang belajar ke rumah guru, diberi alternatif untuk mengikuti berbagai les. melalui cara ini, guru bisa memberikan pengaruh positif agar semua siswa minat untuk belajar secara serius. 3. Kepemimpinan guru dalam mengajar dilihat dari cara menggerakkan siswa Menggerakkan adalah usaha untuk menjaga agar yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki. Sebagai pemimpin, guru adalah orang yang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya. Guru harus berupaya memberikan arahan yang
31
baik yang dapat membawa para siswa mancapai mutu yang diharapkan. Membicarakan mengenai penggerak maka kita akan selalu berhubungan dengan manajemen. Menggerakkan
merupakan
pemberian
petunjuk
serta
untuk
mengetahui arah yang jelas. Penggerakkan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan tetap melalui jalur yang telah ditetapkan. Jadi secara tegas dapat dipahami bahwa diperlukan pengarahan yang jelas oleh pengarah/pimpinan yaitu guru yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain yaitu
siswa agar mereka mau berusaha dengan sebaik-baiknya dalam
mencapai tujuan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menggerakkan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang pimpinan yang dalam hal ini adalah guru di dalam memberikan petunjuk-petunjuk dan anjurananjuran kepada siswa secara optimal agar memperoleh hasil yang baik. Disaat proses belajar mengajar dilaksanakan, siswa diajak untuk mau mengeluarkan pendapatnya dihadapan umum, bagi siswa yang tidak mengikuti dengan seksama sebaiknya diberikan hukuman yang setimpal, tapi hukuman yang diberikan itu harus yang mendidik dan bisa membuat siswa jera. Dengan hal itu akan bisa mengembalikan fokus siswa dalam belajar E. Kepemimpinan Guru dalam Mendidik Siswa Mulyasa (2007:37) menyatakan bahwa “ guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya”.
32
Untuk menjalankan peranannya sebagai guru disaat proses belajar mengajar berlangsung, guru perlu mengetahui keadaan siswa terlebih dahulu agar siswa benar-benar siap untuk ditunjuk ajari oleh guru dalam hal bersikap yang baik selama kegiatan belajar itu dilakukan. Cara mendidik siswa oleh guru lebih difokuskan kepada sikap (afektif) yang akan ditonjolkan oleh siswa baik dilingkungan keluarga, masyarakat dan terutama di lingkungan sekolah. Sikap buruk yang diperlihatkan siswa harus di ubah kepada sikap/prilaku yang lebih baik agar siswa bisa nyaman dan aman dalam bertindak. hal ini sangatlah sulit oleh guru. Guru membutuhkan tenaga ekstra guna mencari cara untuk membawa siswa bersikap secara positif dalam kehidupan sehari-hari. 1. Kepemimpinan guru dalam mendidik dilihat dari cara memotivasi siswa Menurut Winardi (2001:120) bahwa istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “ movere” yang bearti dorongan/daya penggerak to move artinya sebab, alasan dari, pikiran, dasar dorongan bagi seseorang untuk berbuat/ ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia. Sedangkan defenisi lain yang dikemukakan oleh Gray dikutip oleh Winardi (2001 : 123) : Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal/eksternal bagi seseorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dalam hal melaksanakan kegiatankegiatan tertentu. Jadi, motivasi itu adalah kegiatan yang merupakan dorongan individu untuk melakukan sesuatu yang diingini/dikehendaki . dalam proses kerjanya, motivasi punya kerja menggerakkan, menopang dan menyeleksi
33
perbuatan manusia. Motivasi merupakan sesuatu potensi individu yang menjadi landasan bagi proses pembinaan dan pengalaman pribadi. Cara guru memotivasi siswa dengan mendidik bisa terlihat diantara lain dengan cara berpenampilan rapi ke sekolah akan membuat pesona baru sehingga kondisi tersebut enak untuk dipandang. Hal ini lebih baik diawali oleh guru, sehingga siswa meniru hal tersebut. Cara seperti itu bisa membawa siswa ke arah yang baik. Dengan berpenampilan yang baik akan membuat siswa menjadi lebih percaya diri di hadapan semua orang. Sekolah mempunyai tata tertib. Aturan sekolah diharapkan bisa diikuti dan taati oleh semua siswa. Disini guru memiliki andil yang sangat besar agar bisa membawa semua siswa untuk mau mematuhi peraturan yang ada. Bila guru bisa menunjukkan
cara bersikap yang pantas
dihadapan siswa maka siswa akan ikut dengan sendirinya untuk bertingkah laku yang baik sesuai dengan aturan. 2. Kepemimpinan guru dalam mendidik dilihat dari cara mempengaruhi siswa Pengaruh adalah pemberian sugesti dari seseorang individu dari setiap umur untuk menolong orang lain dalam mengatur kegiatan hidupnya, mengembangkan pendirian hidupnya, membuat keputusan dan memikul beban hidupnya sendiri. Guru dapat mempengaruhi siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Depdikbud
(2005)
menyatakan
bahwa
pemberian pengaruh merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan
34
oleh seseorang agar dapat memahami dirinya, mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam penyelesaian tugas yang ada. Guru berusaha memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya masalah tersebut guru dapat memberikan pengaruh kepada siswa guna peningkatan/perbaiikan. Pemberian pengaruh bisa dilakukan secara individu atau kelompok terhadap siswa. Pemberian pengaruh secara individu dilakukan guru melalui pertemuan secara pribadi dengan siswa. Sebaliknya, pemberian pengaruh kepada kelompok dapat dilakukan melalui diskusi antara guru dengan siswa yang bersangkutan.
Guru harus sering menasehati siswa
tentang berbagai hal. Banyak sekali siswa yang suka diam di kelas. Padahal dengan bersuara di kelas akan membuat siswa untuk tidak canggung berdiskusi dihadapan umum atau dalam pemecahan masalah, siswa bisa mencarikan solusinya melalui musyawarah. Untuk bermusyarah pun siswa harus pandai berbicara dengan baik. Oleh sebab itu guru harus bisa mempengaruhi siswa agar mau berlatih dengan berbagai hal yang bermanfaat. 3. Kepemimpinan guru dalam mendidik dilihat dari cara menggerakkan siswa Menggerakkan menurut Ahmad (2001 : 41 ) merupakan upaya untuk memberikan informasi , petunjuk serta pengaruh pada siswa yang dipimpinnya agar terhindar dari penyimpangan , kesulitan/kegagalan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan Depdikbud (2005) menyatakan bahwa
35
menggerakkan bahwa berfungsi agar dikalangan guru dan siswa terdapat kekompakan dalam menghadapi persoalan yang tampak. Dalam hal ini pergerakan/ menggerakkan siswa yang diberikan oleh guru dapat berupa pemberian petunjuk tentang tugas, memberikan gambaran yang jelas tentang cara penyelesaian tugas, memberikan informasi dan perbaikan. Dengan adanya proses menggerakkan siswa, ini akan mempermudah guru merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil kerja siswa dalam proses belajar mengajar. Guru diharapkan bisa memberikan petunjuk yang jelas tentang cara bepenampilan yang pantas ke sekolah, cara mematuhi segala aturan yang ada dan guru berusaha menunjukkan cara bergaul yang sehat dengan sesama baik yang ada di lingkungan sekolah atau lingkungan yang lain seperti di rumah dan masyarakat. Dalam proses menggerakkan siswa juga terlihat cara guru menuntun siswa yang nakal tapi penuh dengan kasih sayang agar tercipta suasana damai di lokal. F. Kerangka Konseptual Kepemimpinan itu adalah suatu sikap mempengaruhi, menggerakkan atau mengubah prilaku orang lain sesuai dengan yang diharapkan. Begitu pula dengan guru yang memiliki tugas yang berat dalam mendidik dan mengajar siswa, baik di dalam ataupun di luar kelas guna mencapai tujuan pendidikan. Dalam penelitian ini penulis mengkaji tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Berhubung cara-cara yang digunakan
36
dalam kepemimpinan begitu luas maka penulis membatasinya dengan hanya mengkaji tentang kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas sebagai pendidik dan pengajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam kerangka konseptual berikut ini :
Kepemimpinan Guru
Tugas Guru
1. Mengajar 2. Mendidik
Kegiatan kepemimpinan
Tujuan Pendidikan
. Memotivasi . Mempengaruhi . Menggerakkan
Gambar 1. Kerangka Konseptual tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Disain Penelitian Penelitian ini dapat digolongkan dalam bentuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang tujuannya untuk menceritakan serta mengungkapkan suatu kondisi yang sebagaimana adanya di lapangan. Penelitian ini mengungkapkan tentang Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam pelaksanaan Tugas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian Kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk
mempengaruhi,menggerakkan
serta
memotivasi
siswanya agar tetap semangat dalam mencapai tujuan pembelajaran. Variabel dalam penelitian ini adalah kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas sebagai pendidik dan pengajar dengan indikator dalam hal memotivasi, mempengaruhi serta menggerakkan siswa. C. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar yang berjumlah 1976 orang yang terdiri dari 8 sekolah.
37
38
Tabel 1 Sebaran Populasi penelitian
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Sekolah
VII LK PR SMPN 1 Lintau Buo 92 74 SMPN 2 Lintau Buo 44 63 SMPN 3 Lintau Buo 80 81 SMPN 4 Lintau Buo 78 69 SMPN 5 Lintau Buo 30 31 SMPN Satu Atap Mawar 9 7 SMPN Satu Atap Abdul Rahman 9 9 SMPN Satu Atap Tanjung Lansek 3 3 Total 345 337
Strata Kelas VIII LK PR 89 79 57 56 80 83 69 68 30 32 5 4 18 12 4 9 352 343
Jumlah Populasi IX LK PR 48 65 447 52 48 320 80 80 484 57 64 405 30 32 185 2 0 27 17 24 89 0 0 19 286 313 1976
b. Sampel Melihat jumlah populasi yang cukup besar, maka penulis mengambil sampel dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified Proporsional Sampling. Strata yang dipertimbangkan untuk menentukan besarnya sampel adalah jenis kelamin dan kelas. Penentuan besarnya pengambilan sampel ini ditentukan dengan menggunakan rumus Cochran (1991:86) yaitu:
Keterangan: : Besar sampel tahap pertama :
Taraf kepercayaan dalam penelitian ditetapkan 95% = 1,96
Pertimbangan kesalahan sampling pada situasi tertentu atau : batas toleransi kesalahan sampling sebesar 10 % P
: Besar proporsi kelompok dalam strata
Q
: 1–P
39
Proporsi pada setiap strata Berdasarkan strata populasi yang telah ditetapkan, ditentukan populasi setiap strata. Perhitungan proporsi tersebut dilakukan dengan cara berikut : a). Strata jenis kelamin LK = 983 orang proporsinya P1 = 983/1976 = 0.49 PR = 993 orang proporsinya q1=1-0.49 =0.51 b). Strata kelas Kelas VII,VIII,IX = 983 orang proporsinya P2 = 983/1976 = 0.49 Kelas VII,VIII,IX = 993 orang proporsinya q2 = 1-0,49 = 0.51
= = = 96 Dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh besarnya sampel untuk masing-masing strata seperti Tabel 2. Tabel 2 Hasil Perhitungan Sampel No
Strata
P
Q
No
1
Jenis kelamin *
0.49
0,51
0,01
96
2
Kelas
0.49
0.51
0.01
96
40
Persentase sampel ditentukan oleh perbandingan jumlah sampel dengan jumlah populasi yaitu :
dibulatkan menjadi
5%. Tabel 3 Sebaran Sampel Penelitian
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Strata dengan sampel 5 % Kelas Jumlah Sekolah Sampel VII VIII IX LK PR LK PR LK PR SMPN 1 Lintau Buo 5 4 4 4 2 3 22 SMPN 2 Lintau Buo 2 3 3 3 3 2 16 SMPN 3 Lintau Buo 4 4 4 4 4 4 24 SMPN 4 Lintau Buo 4 3 3 3 3 3 19 SMPN 5 Lintau Buo 1 1 1 2 1 2 8 SMPN Satu Atap Mawar 1 1 1 1 1 0 5 SMPN Satu Atap Abdul Rahman 0 0 1 1 1 1 4 SMPN Satu Atap Tanjung Lansek 1 1 1 1 0 0 4 Total 17 19 15 18 18 15 102
D. Jenis dan Sumber data Berdasarkan sumbernya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Sedangkan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah semua siswa yang dijadikan sampel. Data bersumber dari siswa-siswa SMPN Kecamatan Lintau Buo. Data-data ini juga didapatkan di perpustakaan dan bahan lainnya.
41
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian siswa adalah angket model skala likert dengan lima (5) alternatif jawaban yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak pernah (TP). Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah: 1. Membuat kisi-kisi angket dengan cara: a. Menentukan indikator dari setiap sub variabel yang akan diteliti. b. Menyusun pernyataan (item) berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. c. Mengkonsultasikan item-item tersebut dengan pembimbing. d. Melakukan uji coba kepada 20 orang siswa diluar sampel penelitian untuk dapat menentukan: 1) Validitas Untuk mencari validitas angket, penulis menggunakan rumus korelasi Spearman Rank (rho). Rumus korelasi Spearman Rank yang digunakan yaitu:
Keterangan: rho = koefisien korelasi = jumlah kuadrat selisih ranking N = banyak subjek
42
= 1-
6 D2 N ( N 2 1)
= 1- 6 (309.75) 20(20² –1) = 1 – 1858.5 7980 = 1 – 0.233 = 0,767 r hitung adalah 0,767 r table dengan kepercayaan 95%, N = 20 adalah 0,450 r hitung > r tabel, bearti instrumen valid 0,768 > 0,450 Bearti
angket
mengenai
persepsi
siswa
tentang
kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar adalah Valid 2) Reliabilitas Sedangkan
untuk
mencari
reliabilitas
angket,
menggunakan rumus alpha Arikunto (2008:196) yaitu:
Keterangan: reabilitas yang dicari = jumlah varians total = varians total n = jumlah responden
penulis
43
=
30
1-
30 – 1 =
30
25,192 12168
1 – 0,002
29 = (1,0) (0,998) = 0,998 r tabel dengan kepercayaan 95% dan N = 20 adalah 0,444 r hasil > r tabel 0,998 > 0,444, bearti Reliabel F. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dari responden, penulis menggunakan teknik kuesioner atau angket. Pengumpulan data akan dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang dijadikan objek penelitian sebanyak dua kali. Kunjungan pertama memberikan angket kepada siswa-siswa yang dijadikan sampel. Kunjungan kedua untuk mengambil kembali angket yang telah diisi. Pengisian angket oleh responden diberikan waktu selama 1 minggu agar angket dapat diisi dengan baik. G. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisa sesuai dengan tujuan pertanyaan penelitian. Untuk menganalisis data tersebut digunakan teknik ratarata. Adapun prosedur analisis data yang dikemukakan, sebagai berikut:
44
a. Verifikasi data, yaitu memeriksa semua angket yang telah diisi responden untuk mengetahui kelengkapan jawabannya b. Melakukan tabulasi data dan member skor jawaban. Pemberian skor jawaban pada setiap butir yang positif adalah sebagai berikut: jawaban SL diberi skor 5, SR diberi skor 4, KD diberi skor 3, JR diberi skor 2 dan TP diberi skor 1. Sedangkan untuk butir pertanyaan yang negatif sebaliknya. c. Menghitung rata-rata dari masing-masing indikator menurut (Zafri, 2000: 84), dengan rumus: d.
= Keterangan: = rata-rata yang akan dicari = jumlah skor = jumlah responden
e. Menentukan baik tidaknya kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar, dengan menggunakan kategori yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 45), pada Tabel 4 berikut:
45
Tabel 4 Skala Kategori Penilaian Kategori
Skala
4,6 – 5,0
Sangat Baik
3,6 – 4,5
Baik
2,6 – 3,5
Cukup
1,6 – 2,5
Kurang
1 – 1,5
Sangat Kurang
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Bab ini berisi tentang deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian mengenai Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar, dilihat dari aspek memotivasi, mempengaruhi serta menggerakkan siswa. Adapun hasil penelitian tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 1. Persepsi Siswa tentang kepemimpinan Guru dalam Mengajar Siswa Data dalam mengajar siswa dapat dilihat dari 3 hal pokok yaitu : a. Mengajar siswa dengan memotivasinya b. Mengajar siswa dengan mempengaruhinya c. Mengajar siswa dengan menggerakkannya
1) Persepsi Siswa Tantang Kepemimpinan guru dalam Mengajar dengan Memotivasi Siswa Gambaran persepsi siswa tentang kepemimpinan
guru dalam
mengajar dengan cara memotivasi siswanya dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini :
46
47
Tabel 5 Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru Dalam Mengajar Dengan Memotivasi Siswa SL No 1
2
3
4
5
Kegiatan guru dalam memotivasi siswa
F
S
SR F
KD S
F
Menyebut nama siswa yang rajin dalam proses belajar mengajar guna 72 360 25 menumbuhkan semangat belajar bagi siswa lain
100 5
Menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar agar menambah daya 67 335 8 tarik siswa dalam pembelajaran
S
JR
TP
F S F S
15 0 0
Jumlah N
fx
Skor Ratarata fx N
0
0
102 475 4.61
32
17 51 7 14 3
3
102 435 4.26
Mencoba memadupadankan strategi pembelajaran yang sesuai dengan siswa 80 400 10 sehingga siswa tertarik untuk belajar setiap harinya
40
10 30 2
0
0
102 474 4.65
Memberikan hadiah/pujian kepada siswa yang berprestasi di sekolah supaya hal 50 250 10 ini bisa menjadi pemacu semangat bagi siswa lain untuk lebih giat dalam belajar
40
27 81 2
1
1
102 376 3.69
Memberikan salam atau ucapan semangat kepada siswa sebelum 75 375 6 pembelajaran dimulai
24
15 45 4 8
2
2
102 454 4.45
Rata-Rata 4.33
Pada Tabel 5 terlihat bahwa persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan cara memotivasi siswa yang memiliki skor tertinggi adalah ( 4.65) dengan mencoba memadupadankan strategi pembelajaran yang sesuai dengan siswa sehingga siswa tertarik untuk belajar setiap harinya. Skor rata-rata nomor dua yang tertinggi (4.61) yaitu guru sengaja menyebut nama siswa yang rajin dalam proses belajar mengajar guna menumbuhkan semangat belajar bagi siswa yang lain. Sedagkan skor yang paling rendah (3.69) yakni guru memberikan hadiah atau pujian kepada siswa yang berprestasi di sekolah.
48
Secara umum skor rata-rata persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar
dengan memotivasi adalah ( 4.33). Skor ini
termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar terutama menyangkut hal memotivasi adalah baik.
2) Persepsi Siswa tentang Kepemimpinan Guru dalam Mengajar dengan Mempengaruhi Siswa Gambaran
persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam
mengajar dengan mempengaruhi siswa dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini :
49
Tabel 6 Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mengajar dengan Mempengaruhi Siswa SL Kegiatan guru dalam mempengaruhi siswa
No
F
S
SR F
S
KD F
S
JR F
1
Membuat siswa agar mau bertanya 30 150 4 tentang hal yang belum dipahami
2
Menyuruh siswa untuk membentuk kelompok belajar sendiri agar sesama 40 200 10 40 35 105 2 siswa bisa membantu kekurangan mereka masing-masing
3
4
5
S
TP F
S
Skor Ratarata fx fx N
Jumlah N
16 36 108 20 40 12 12 102 326
4 15 15 102 364
3.20
3.57
Memperbolehkan siswa belajar kelompok guna menambah 60 300 6 pengetahuan siswa
24 21 63 10 20 5
5 102 412
4.04
Memancing siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dalam proses belajar 70 350 5 mengajar sehingga suasana di kelas terasa lebih hidup
20 24 72
1
2
2
2 102 446
4.37
Membantu siswa yang kurang paham 60 300 7 dengan tugas
28 30 90
4
8
1
1 102 427
4.19
Rata-Rata 3.87
Pada Tabel 6 terlihat persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mempengaruhi siswa yang skor rata-rata tertingginya (4.37) adalah guru memancing siswa untuk mengeluarkan pendapat dalam proses belajar mengajar sehingga suasana kelas terasa lebih hidup dan skor yang paling rendah adalah (3.20) yaitu guru mendorong siswa untuk mau bertanya dalam belajar. Secara umum skor rata-rata guru dalam mengajar dengan mempengaruhi siswa adalah (3.87), skornya termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian guru mengajar dengan mempengaruhi siswa sudah baik.
50
3) Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mengajar dengan Mempengaruhi Siswa Gambaran persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan menggerakkan siswa dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini : Tabel 7 Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mengajar dengan Menggerakkan Siswa SL Kegiatan guru dalam menggerakkan siswa
No
F
SR S
F
KD S
F
S
JR
TP
Skor Ratarata fx fx N
Jumlah
F
S
F
S
N
1
Mengarahkan siswa menjawab 50 250 14 56 35 105 pertanyaan dengan benar
2
4
1
1
102 366
3.59
2
Mencarikan alternatif untuk siswa agar menjawab pertanyaan 90 450 dengan baik
15
2
4
0
0
102 489
4.79
Melatih siswa untuk beradu pendapat disaat terjadinya diskusi 40 200 10 40 46 138 di kelas
5
10
1
1
102 289
2.83
Menegur siswa yang tidak memperhatikan proses diskusi di 1 kelas agar siswa lebih fokus disaat diskusi berlangsung
3
4
5
Memberikan sanksi setimpal kepada siswa malas belajar
Rata-Rata
5
yang yang 75 375
5
20
5
2
8
10
30
50 100 39 39 102 182
1.78
2
8
24
72
1
4.48
2
0
0
102 457
3.49
Pada Tabel 7 terlihat persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan menggerakkan siswa mengarah pada skor rata-rata tertinggi (4.79) yaitu guru mencarikan alternatif lain agar siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Skor rata-rata terendah (1.78) mengacu pada
guru menegur siswa yang tidak memperhatikan proses diskusi.
51
Secara umum skor rata-rata guru dalam mengajar dengan menggerakkan siswa adalah (3.49), dengan kategori cukup. Dengan demikian dapat dilihat bahwa persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan menggerakkan siswa cukup.
4). Rekapitulasi persepsi siswa
tentang kepemimpinan guru dalam
mengajar Tabel 8 Rekapitulasi Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mengajar No
Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru Dalam Mengajar
Skor Kategori rata-rata
1
Memotivasi Siswa
4.33
Baik
2
Mempengaruhi Siswa
3.87
Baik
3
Menggerakkan siswa
3.49
Cukup
Rata-rata
3,89
Baik
Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa skor rata-rata persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar adalah 3.89 yang berada pada kategori baik. 2. Persepsi Siswa tentang kepemimpinan Guru dalam Mendidik Siswa Data dalam mendidik siswa dapat dilihat dari 3 hal pokok yaitu : a. Mendidik siswa dengan memotivasinya b. Mendidik siswa dengan mempengaruhinya c. Mendidik siswa dengan menggerakkannya
52
1) Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mendidik dengan Memotivasi Siswa Gambaran persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan memotivasi siswanya dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini : Tabel 9 Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mendidik dengan Memotivasi Siswa SL No 1
Kegiatan guru dalam memotivasi siswa
F
SR S
F
KD S
F
JR
TP
Jumlah fx
Skor Ratarata fx N
S
F
S
F
S
N
117
0
0
0
0
102
389
3.81
Datang ke sekolah dengan penampilan rapi sehingga siswa 20 termotivasi untuk berpenampilan lebih baik
100
43 172 39
Menunjukkan cara bertingkah laku yang baik supaya siswa tidak punya 20 kebisaan nakal nantinya
100
5
20
3
9
34
68
40
40
102
237
2.32
Memberikan teguran kepada siswa yang suka berisik di kelas agar siswa tersebut tidak merusak 56 konsentrasi dan semangat belajar siswa yang lain
280
43 172
3
9
0
0
0
0
102
461
4.52
4
Tidak membiarkan siswanya untuk 79 tidak mematuhi tata tertib sekolah
395
20
1
3
2
1
1
1
102
481
4.72
5
Menunjukkan cara bertutur kata yang baik agar siswa bisa pula 47 meniru hal tersebut terutama dilingkungan sekolah
235
40 160 15
45
0
0
0
102
440
4.31
2
3
80
Rata-Rata 3.93
Pada Tabel 9 terlihat bahwa persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam memotivasi siswa yang memiliki skor rata-rata tertinggi adalah ( 4.72) dengan guru tidak membiarkan siswanya untuk tidak mematuhi tata tertib sekolah. Skor rata-rata nomor dua yang tertinggi (4.52) yaitu guru menegur siswa yang berisik di kelas. Sedagkan skor yang paling rendah (2.32) yakni guru menunjukkan cara bertingkah laku yang baik.
53
Secara umum skor rata-rata persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik siswa dengan memotivasi adalah ( 3.93). Skor ini termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik terutama menyangkut hal memotivasi adalah baik. 2). Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mendidik dengan Mempengaruhi Siswa Gambaran persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan mempengaruhi siswa dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini :
54
Tabel 10 Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mendidik dengan Mempengaruhi Siswa Skor SL SR KD JR TP Jumlah RataKegiatan guru dalam rata No mempengaruhi siswa fx fx F S F S F S F S F S N N 1
2
3
4
5
Menunjukkan cara bergaul yang baik kepada siswa agar siswa tersebut tidak terjerumus 42 210 20 kepada hal yang negatif seperti pergaulan bebas
80
35 105
5
10
0
0
102
405
3.97
Menasehati siswa dalam berbagai hal, terutama soal 45 225 32 128 24 akhlak
72
1
2
0
0
102
427
4.19
Memperlihatkan cara berbicara yang sopan kepada siapapun di 20 100 80 320 sekolah
2
6
0
0
0
0
102
326
3.20
Memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa untuk 100 500 mematuhi tata tertib sekolah
0
0
0
0
0
0
102
508
4.98
0
0
0
0
102
393
3.85
2
8
Mempertunjukkan salah satu cara penyelesaian masalah 200 100 47 188 35 105 yang baik lewat musyawarah
Rata-Rata
4.04
Pada Tabel 10 terlihat persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mempengaruhi siswa yang skor rata-rata tertingginya (4.98) adalah guru memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa untuk mematuhi tata tertib sekolah dan skor rata-rata yang paling rendah adalah (3.20) yaitu guru memperlihatkan cara berbicara yang sopan kepada siapapun. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan mempengaruhi siswa adalah (4.04), skornya termasuk dalam
kategori baik.
Dengan
demikian
persepsi
siswa
tentang
55
kepemimpinan guru dalam mendidik dengan mempengaruhi siswa sudah baik. 3). Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mendidik dengan Menggerakkan Siswa Gambaran tentang persepsi siswa tentang kepemimpianan guru dalam mendidik dengan menggerakkan siswa dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini : Tabel 11 Persepsi Siswa Tentang kepemimpinan Guru dalam Mendidik dengan Menggerakkan Siswa SL No 1
2
3
5
Kegiatan guru dalam menggerakkan siswa
F
SR S
KD
JR
TP
Skor Ratarata fx fx N
Jumlah
F
S
F
S
F
S
F
S
N
Memberikan petunjuk yang jelas tentang cara berpenampilan yang baik ke sekolah
90
450 12
48
0
0
0
0
0
0
102 498
4.88
Memberikan petunjuk yang jelas tentang cara mematuhi tata tertib sekolah
45
225 57 228
0
0
0
0
0
0
102 453
4.44
Menjelaskan cara bergaul yang baik dengan orang yang ada disekitar siswa
75
375 20
7
21
0
0
0
0
102 476
4.67
Menerapkan cara berbahasa yang santun kepada siswa di sekolah agar siswa tergerak hatinya untuk berprilaku lebih baik
12
60
55 220 30
90
4
8
1
1
102 379
3.72
Menghadapi siswa yang nakal dengan penuh kasih sayang supaya siswa enggan untuk mengganggu teman sebayanya
20
100 24
45 135 11 22
2
2
102 355
3.48
Rata-Rata
80
96
4.24
56
Pada Tabel 11 terlihat persepsi siswa tentangkepemimpinan guru dalam mendidik dengan menggerakkan siswa mengarah pada skor ratarata tertinggi (4.88) yaitu guru memberikan petunjuk yang jelas tentang cara berpenampilan yang baik ke sekolah. Skor rata-rata terendah (3.48) mengacu pada guru menghadapi siswa yang nakal dengan penuh kasih sayang. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan menggerakkan siswa adalah ( 4.24), dengan kategori baik. Dengan demikian dapat dilihat bahwa persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan menggerakkan siswa baik. 4). Rekapitulasi persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik Tabel 12 Rekapitulasi Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Mendidik No
Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru Dalam Mendidik
Skor rata-rata
Kategori
1
Memotivasi Siswa
3.93
Baik
2
Mempengaruhi Siswa
4.04
Baik
3
Menggerakkan siswa
4.24
Baik
Rata-rata
4.07
Baik
Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa rata-rata persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik adalah 4.07 yang berada pada kategori baik.
57
5). Data Rekapitulasi Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar Tabel 13 Rekapitulasi Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru Dalam Pelaksanaan Tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar Skor rata-rata
Kategori
1
Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar Kepemimpinan guru dalam mengajar
3.89
Baik
2
Kepemimpinan Guru dalam mendidik
4.07
Baik
Rata-rata
3.98
Baik
No.
Dari tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar adalah 3.98. ini termasuk dalam kategori baik. Jika dilihat dari kedua sub variabel di atas, maka kepemimpinan guru dalam mendidik lebih tinggi skornya daripada kepemimpinan guru dalam mengajar. Bearti kepemimpinan guru dalam mengajar harus lebih ditingkatkan lagi guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang seutuhnya.
B. Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan data di atas seperti yang telah dilihat secara seksama serta telah direkapitulasi mengenai Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru dalam Pelaksanaan Tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar, maka ada hal-hal yang perlu untuk dilihat kembali :
58
1. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan memotivasi siswa Hasil
penelitian
memperlihatkan
persepsi
siswa
tentang
kepemimpinan guru dalam hal mengajar dengan memotivasi siswa adalah baik dengan skor rata-rata
4.33. Disitu terlihat bahwa guru telah
memotivasi serta mendorong siswa dengan baik disaat terjadinya proses belajar mengajar. Terlihat pada skor rata-rata 3.69 yaitu dalam pemberian hadiah/pujian kepada siswa yang berprestasi masih rendah. Untuk itu hal ini perlu ditingkatkan lagi. Mulyasa
(2007:143)
mengatakan
motivasi
adalah
tenaga
pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Jadi motivasi merupakan suatu upaya guru untuk mendorong siswa agar mau belajar dengan tekun baik di dalam kelas ataupun diluar kelas. Motivasi sangatlah penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai hasil yang maksimal. Wujud kesuksesan guru dalam memotivasi siswa dalam belajar akan terlihat pada hasil belajar siswa yang meningkat dari waktu ke waktu. Dengan adanya motivasi belajar dalam diri siswa akan bisa meningkatkan keinginan internal siswa untuk berhasil. 2. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan mempengaruhi siswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan mempengaruhi siswa adalah
59
baik dengan skor rata-rata 3.87. disini sudah terlihat bahwa guru sudah mampu dengan baik mempengaruhi siswa dalam belajar. Pada skor 3.20 terlihat masih rendahnya usaha guru untuk mau membuat siswa bertanya mengenai hal yang belum dipahami. Untuk itu hal ini masih perlu untuk ditingkatkan lagi. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran dibutuhkan adanya pengaruh positif dari guru agar siswa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Memberikan pengaruh positif merupakan tugas pokok dari guru. Dengan adanya pengaruh yang baik dari guru dalam belajar akan membantu siswa untuk menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Pengaruh dari guru juga merupakan suatu proses untuk membantu individu,pengaruh yang diberikan oleh guru tidak bersifat memaksa melainkan mengarahkan individu ke suatu tujuan yang telah ditetapkan secara maksimal. Pengaruh yang ditonjolkan oleh guru akan berdampak baik kepada siswa,bila cara menyampaiannya dilakukan dengan benar. 3. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan menggerakkan siswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mengajar dengan menggerakkan siswa adalah cukup dengan skor rata-rata 3.49. Sudah bisa kita lihat bahwa usaha guru dalam menggerakkan siswa dalam belajar terbilang cukup. Ada dua buah skor rata-rata terendah yaitu 2.83 dan 1.78. Pada skor rata-rata 2.83 terlihat
60
masih rendahnya kemampuan siswa untuk beradu pendapat disaat diskusi berlangsung sedangkan pada skor rata-rata 1.78 terlihat masih kurangnya pemberian teguaran oleh guru disaat terjadinya diskusi. Kedua hal ini harus menjadi perhatian oleh guru agar bisa lebih ditingkatkan lagi. Menggerakkan siswa dengan pemberian petunjuk dan arah yang jelas. Penggearakkan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan tetap pada jalur yang sudah dibuat. Disinilah diperlukan adanya campur tangan dari guru guna memuluskan tujuan siswa dalam belajar. Ini bertujuan agar siswa bisa mencapai hasil yang maksimal. Dari hasil penelitian guru harus lebih meningkatkan dirinya untuk dapat menggerakkan siswa dalam belajar agar mencapai hasil yang lebih maksimal dari yang sebelumnya. 4. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan memotivasi siswa Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan memotivasi siswa adalah baik deng skor yang didapatkan adalah 3.93. Bearti bisa ditarik kesimpulan bahwa guru sudah mendidik siswa dengan baik terutama dalam hal memotivasi. Pada skor rata-rata 2.32 masih terlihat rendahnya dorongan guru untuk menunjukkan cara bertingkah laku yang baik. Untuk itu hal ini perlu disikapi sesegera mungkin. Kemampuan guru dalam mendidik siswa sangatlah diperhitungkan. karena mendidik adalah salah satu faktor tersulit untuk dilakukan. Dimana guru dituntut untuk bisa mengubah sikap siswa yang kurang baik ke arah
61
yang lebih baik. Menurut Wijanarko (2005:3) mendidik adalah menyampaikan pengajaran, norma-norma dan nilai-nilai hidup, aturan dan hukum. Dapat ditelaah bahwa sebelum siswa merubah sikapnya diharapkan terlebih dahulu guru yang merubahnya. Keberhasilan guru dalam merubah tingkah laku siswa ke arah yang baik merupakan kepuasan tersendiri oleh guru. 5. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan mempengaruhi siswa Hasil penelitian yang menunjukkan
persepsi siswa tentang
kepemimpinan guru dalam mendidik dengan mempengaruhi siswa adalah baik dengan skor 4.04. hasil ini menunjukkan bahwa para guru di SMPN se-kecamatan lintau buo kabupaten tanah datar telah mampu menerapkan kepemimpinannya dalam mendidik terutama dalam hal mempengaruhi siswa dengan baik. Pada skor rata-rata 3.20 yaitu guru masih kurang mampu untuk memperlihatkan cara berbicara yang sopan di sekolah. Ini harus menjadi perhatian oleh kepala sekolah agar menindak lanjutinya agar bisa berubah kea rah yang lebih baik. Proses terjadinya hal mendidik bukan hanya dari transfer knowledge tapi juga mengacu kepada transfer of value. Maksudnya disini bukan hanya penyampaian ilmu pengetahuan tapi juga penyampaian nilai. Diharapkan guru mampu untuk memberikan pengaruh yang baik dalam mendidik siswa di sekolah. Agar siswa menjadi anak yang terdidik dan bermoral dimanapun mereka berada.
62
6. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan menggerakkan siswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam mendidik dengan menggerakkan siswa adalah baik dengan skor rata-rata 4.24. Hasil ini menunjukkan bahwa guru-guru telah mampu untuk menggerakkan siswa untuk berprilaku lebih baik dari sebelumnya. Pada skor rata-rata terendah yaitu 3.48 masih terlihat guru yang kurang mampu menghadapi siswa yang nakal dengan penuh kasih sayang. Hal ini harus dituntaskan dalam penanganannya agar bisa menjadi lebih baik. Kemampuan guru dalam mendidik dengan menggerakkan siswa dikatakan baik disebabkan guru telah mampu untuk mengarahkan siswanya untuk mau berprilaku sesuai dengan yang diharapkan. Semoga dengan cara ini siswa bisa bertindak dengan bijak di lingkungan keluarga,sekolah maupun masyarakat. Sebelum mendidik siswa, guru haruslah terlebih dahulu mendidik dirinya sendiri agar guru bisa menjadi contoh teladan bagi siswanya. Untuk itu guru dituntut harus punya keberanian dalam memimpin siswanya.
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilihat secara seksama pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar dalam hal mengajar baik dengan skor rata-rata secara umum 3.89. 2. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar dalam hal mendidik baik dengan skor rata-rata secara umum 4.07. 3. Secara umum persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas di SMPN Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar adalah baik dengan skor rata-rata 3.98
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan antara lain: 1. Kepala Dinas diharapkan bisa melihat semua kelemahan tentang kepemimpian guru yang ada di sekolah-sekolah supaya bisa diminimalisir demi kemajuan pendidikan dimasa mendatang. Untuk itu kepala dinas perlu melakukan pertemuan dengan guru guna membicarakan kendalakendala yang terjadi di lapangan, 63
64
2. Pengawas juga diharapkan untuk bisa mengontrol perkembangan kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas agar bisa berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu pengawas perlu melakukan kunjungan kerja secara berkala guna melihat berbagai kegiatan guru di sekolah 3. Kepala sekolah diharapkan dapat memperlihatkan cara memimpin yang baik kepada bawahannya yaitu guru sehingga guru bisa menjadikan kepala sekolah sebagai panutannya dalam berkarir. Untuk itu kepala sekolah perlu mengadakan rapat rutin bulanan di sekolah guna mencari solusi dari berbagai masalah yang ada selama guru mengajar dan mendidik siswa. 4. Guru sebagai pemimpin di dalam kelas hendaknya bisa memperlihatkan cara memimpin siswa dalam mengajar maupun mendidik. Karena guru adalah salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pendidikan. Untuk itu guru harus mencari sesuatu yang baru disaat mengajar maupun mendidik agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Cara ini dimaksudkan agar siswa tidak mudah bosan di kelas.
65
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Djauzak.2001. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Cochran,William.G.1991.Teknik Penarikan Sampel. Jakarta : Universitas Terbuka Depdikbud.2005. Program Kegiatan Belajar.jakarta : Depdikbud Dirjen Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara Hamalik,Oemar.2001. Administrasi Dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Bandung : Mandar Maju Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Irwanto.2007.Psikologi Umum. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Moelino, Anton M.2001.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara Mulyasa.2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Nasution, S. 2000. Azas-azas Kurikulum. Bandung: Jemars Sadulloh, Uyoh, Drs.,dkk. 2010. Pedagogic (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfebata Sagala,Saiful.2002. Administrasi Pendidikan Kontenporer. Bandung : Alfabeta Sardiman.2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana,Nana.2005.Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Offset Tri Rusmi, Widayatun.2001. Ilmu Prilaku. Jakarta : CV. Infomedika Usman,Moh,Uzer.2003.Menjadi Guru Profesional. Bandung :Remaja Rosdakarya Wijanarko, Jarot. 2005. Mendidik Anak Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 65
66
Winardi.2001.Motivasi Dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta : Grafindo Persada Zafri.2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Padang : FIP UNP
67
LAMPIRAN ANGKET PENELITIAN No
Pernyataan
1
Bapak/ibu guru sengaja menyebut nama siswa yang rajin dalam proses belajar mengajar guna menumbuhkan semangat belajar bagi siswa lain
2
Bapak /ibu guru menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar agar menambah daya tarik siswa dalam pembelajaran
3
Bapak/ibu guru mencoba memadupadankan strategi pembelajaran yang sesuai dengan siswa sehingga siswa tertarik untuk belajar setiap harinya
4
Bapak/ibu guru memberikan hadiah/pujian kepada siswa yang berprestasi di sekolah supaya hal ini bisa menjadi pemacu semangat bagi siswa lain untuk lebih giat dalam belajar
5
Bapak/ibu guru tidak lupa memberikan salam atau ucapan semangat kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai
6
Siswa yang kurang berani bertanya tentang hal-hal yang belum dipahaminya, bapak ibu guru mendorong siswa tersebut untuk mau bertanya
7
Bapak/ibu guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok belajar sendiri agar sesama siswa bisa membantu
SL
SR
KD
JR
TP
68
kekurangan mereka masing-masing
8
Untuk menambah pengetahuan siswa di luar jam belajar, bapak/ibu guru memperbolehkan siswa belajar kelompok
9
Bapak/ibu guru memancing siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dalam proses belajar mengajar sehingga suasana di kelas terasa lebih hidup
10
Bapak/ibu guru tidak membiarkan siswanya yang kurang mengerti dengan tugas, malahan bapak/ibu guru membantu siswa agar cepat paham dengan tugas yang sudah ada.
11
Jika ada siswa yang salah dalam menjawab pertanyaan, bapak/ibu guru mengarahkan siswa tersebut sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan benar
12
Jika ada siswa lain yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru maka guru mencarikan alternatif lain agar siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan baik
13
Untuk menghilangkan kekakuan siswa di lokal, bapak/ibu guru melatih siswa untuk beradu pendapat disaat terjadinya diskusi antara guru dengan siswa
14
Bapak/ibu guru menegur siswa yang tidak memperhatikan proses diskusi di kelas agar siswa lebih fokus disaat diskusi berlangsung
15
Bapak/ibu guru memberikan sanksi yang setimpal kepada siswa yang malas
69
belajar
16
Bapak/ibu guru datang ke sekolah dengan penampilan rapi sehingga siswa termotivasi untuk berpenampilan lebih baik
17
Bapak/ibu guru menunjukkan cara bertingkah laku yang baik supaya siswa tidak punya kebisaan nakal nantinya
18
Bapak/ibu guru memberikan teguran kepada siswa yang suka berisik di kelas agar siswa tersebut tidak merusak konsentrasi dan semangat belajar siswa yang lain
19
Bapak/ibu guru tidak membiarkan siswanya untuk tidak mematuhi tata tertib sekolah
20
Bapak/ibu guru menunjukkan cara bertutur kata yang baik agar siswa bisa pula meniru hal tersebut terutama dilingkungan sekolah.
21
Bapak/ibu guru menunjukkan cara bergaul yang baik kepada siswa agar siswa tersebut tidak terjerumus kepada hal yang negatif seperti pergaulan bebas
22
Di setiap ada waktu bapak/ibu guru menasehati siswa dalam berbagai hal, terutama soal akhlak
23
Bapak/ibu guru memperlihatkan cara berbicara yang sopan kepada siapapun di sekolah
24
Bapak/ibu guru memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa untuk mematuhi tata tertib sekolah
70
25
Bapak/ibu guru mempertunjukkan salah satu cara penyelesaian masalah yang baik lewat musyawarah
26
Bapak/ibu guru memberikan petunjuk yang jelas tentang cara berpenampilan yang baik ke sekolah
27
Bapak/ibu guru memberikan petunjuk yang jelas tentang cara mematuhi tata tertib sekolah
28
Bapak/ibu guru menjelaskan cara bergaul yang baik dengan orang yang ada disekitar siswa
29
Bapak/ibu menerapkan cara berbahasa yang santun kepada siswa di sekolah agar siswa tergerak hatinya untuk berprilaku lebih baik
30
Bapak/ibu guru menghadapi siswa yang nakal dengan penuh kasih sayang supaya siswa enggan untuk mengganggu teman sebayanya
71
KISI-KISI ANGKET PENELITIAN Judul : Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru Dalam Pelaksanaan Tugas Di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar Variabel
Sub Variabel
Kepemimpinan guru dalam pelaksanaan tugas
Kepemimpinan guru dalam hal mengajar
Indikator Memotivasi
No Item 1-5
Mempengaruhi 6-10 Menggerakkan 11-15
Kepemimpinan guru dalam hal mendidik
Memotivasi
16-20
Mempengaruhi 21-25 Menggerakkan 26-30
72
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Bacalah pernyataan-pernyataan berikut dengan seksama. Selanjutnya pilihlah satu alternatif jawaban dari beberapa alternatif yang tersedia, pilihan jawaban tersusun dalam bentuk selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), tidak pernah (TP). Kepada siswa/siswi diminta untuk memilih salah satu jawaban yang dianggap cocok dengan memberikan tanda check list (√) pada kolom yang sudah disediakan. Untuk memudahkan siswa/siswi menentukan pilihan diberikan pedoman sebagai berikut : No
Pernyataan
1
Guru Memberikan hadiah kepada siswa yang rajin belajar
SL
SR
KD
JR
TP
√
Keterangan SL
: Selalu
SR
: Sering
KD
: Kadang-kadang
JR
: Jarang
TP
: Tidak Pernah
Jika siswa/siswi ingin menggantikan pilihan maka beri tanda silang (×) pada jawaban yang keliru tersebut, selanjutnya pilih alternatif jawaban lain yang tersedia dengan memberi tanda check list (√). Atas kesediaan siswa/siswi, saya ucapkan terima kasih.
DATA HASIL UJI COBA ANGKET PENELITIAN PERSEPSI SISWA TENTANG KEPEMIMPINAN GURU DALAM PELAKSANAAN TUGAS RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ∑X ∑ X²
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
9 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 500
0
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
100 500
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
14 1 4 2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 9 23
100 500
NO ITEM 16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
SOAL 17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
73
1
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98 484
19 1 4 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 8 20
100 500
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 500
24 5 5 5 5 5 5 3 0 5 0 5 5 0 5 5 2 5 0 4 2 71 333
25 5 5 5 5 5 5 3 0 0 0 5 0 0 2 0 2 3 0 4 2 47 221
26 5 5 5 5 2 5 3 2 0 0 0 0 2 2 0 2 0 0 3 0 42 163
27 5 5 5 5 0 2 3 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 3 0 34 134
28 5 5 0 2 3 0 3 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 2 3 0
29 0 5 0 0 0 3 3 0 0 3 0 2 0 0 0 0 0 2 2 0 27 93
SKOR
30 1 4 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 64
4 13 5 2 5 5 22 4 4 3 3 4 2 4 4 8 3 4 19 4 7 20
SKOR KUADRA TOTAL MAK T SKOR 125 129 16641 130 143 20449 120 125 15625 120 122 14884 110 115 13225 115 120 14400 100 122 14884 100 104 10816 105 109 11881 100 103 10609 105 108 11664 105 109 11881 100 102 10404 105 109 11881 105 109 11881 100 108 11664 105 108 11664 100 104 10816 100 119 14161 100 104 10816 16641 2143 243605
74
75
HASIL UJI COBA DARI RAHMALYA YULINAST (2008/01050) A. Uji Validitas dengan Rumus Rho Spearmen atau Tata Jenjang
Mencari validitas angket dengan menggunakan rumus Rho Spearman atau tata jenjang sebagai berikut:
= 1-
6 D2 N ( N 2 1)
TABEL PENILAIAN PENGGUNAAN TATA JENJANG
NO
RESPONDEN
1
A
2
B
3
C D
5
E
6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
11
K
12
L
13
M
Skor Max
Skor Total
125
129
130
143
120
125
120
122
110
Rank & Skor Max(1)
Rank & Beda (D) Skor 1-2 Total(2)
D²
2
2
0
0
1
1
0
0
3.5
3
0.5
0.25
3.5
4.5
-0.5
0.25
115
115
120
100
122
100
104
105
109
100
103
105
108
105
109
100
102
6
8
-2
4
5
6
-1
1
16.5
4.5
12
144
16.5
17
-0.5
0.25
9.5
10.5
-1
1
16.5
19
-2.5
6.25
9.5
14
- 4.5
20.25
9.5
10.5
-1
1
16.5
20
-3.5
12.25
76
14
N
15
O
16
P
17
Q
105
109
105
109
100 105
108
18
R
100
S
100
119
19
100
104
T
10.5
-1
1
9.5
10.5
-1
1
16.5
14
2.5
6.25
9.5
14
-4.5
20.25
16.5
17
-0.5
0.25
16.5
7
9.5
90.25
16.5
17
-0.5
0.25
108
104
20
9.5
Sub Total : 309.75
6 D2 = 1N ( N 2 1)
= 1- 6 (309.75) 20(20² –1) = 1 – 1858.5 7980 = 1 – 0.233 = 0,767 Dari hasil perhitungan diperoleh Rho=0,767 sedangkan taraf kepercayaan 95% dengan N=20 adalah 0,450 karena r hitung > r tabel, yaitu 0,767 > 0,450 maka angket dinyatakan Valid.
77
B. Uji reliabilitas angket dengan rumus Alpha
2
n
r11
n
1
1
2
i
t
Keterangan : σ²i σ²t n
= Reliabilitas yang dicari = Jumlah varians item = Varians total = Jumlah item
a.
Langkah pertama mencari varians masing-masing item, Arikunto (1997:107) yaitu :
x² - ( x)² σ2t =
N N
Contoh mencari soal : 1. σ² = 500 – (100)² 20 20 = 500 – 500 20 = 0 ( untuk item soal 1-8, 10-13, 15-17, 20-23 ) 9. σ² = 5 – (5)² 20 20 = 5 – 1.25 20
78
= 3.75 20 = 0,187 14. σ² = 23 – (9)² 20 20 = 23 – 4.05 20
= 18.95 20 = 0,947 18. σ² = 484 – (98)² 20 20 = 484 – 480.2 20
= 0,19 19. σ² = 20 – (8)² 20 20 = 20 – 3.2 20
= 0,84 24. σ² = 333 – (71)² 20 20
79
= 333 – 252.05 20
= 4. 047 25. σ² = 221 – (47)² 20 20 = 221 – 110.45 20
= 5.527 26. σ² = 163 – (42)² 20 20 = 163 – 88.2 20
= 3.74 27. σ² = 134– (34)² 20 20 = 134 – 57.8 20 = 3.81
80
28. σ² = 93 – (27)² 20 20 = 93 – 36.45 20 = 2.827 29. σ² = 64 – (20)² 20 20 = 64 – 20 20 = 2.2 30. σ² = 20 – (7)² 20 20 = 20 – 2.45 20 = 0.877 b. Langkah kedua, menjumlahkan hasil varians semua item ( σ²t ) Rumus : σ²t =
+
……….. + σ30
= 0 + 0,187 + 0,947 + 0,19 + 0,84+ 4.047 + 5.527 + 3.74 + 3.81 + 2.827 + 2.2 + 0.877 = 25.192
81
c. Langkah ketiga, menggunakan rumus varians total (σ²t)
Rumus : σ²t =
²-(
)²
N N = 243605 – (2143)² 20 20 = 243605 – 229,622 20 = 12168
d. Langkah keempat, menggunakan rumus Alpha concbach : 2
K 1 K 1
r =
30
b 2 t
1-
30 – 1 =
25,192 12168
1 – 0,002
30 29
= (1,0) (0,998) = 0,998
Jadi
dengan n 20 taraf kepercayaan 95% =0,444 = 0,998 0,998 > 0,444 berarti angket yang diuji cobakan Reliabel
NO
ITEM ANGKET
SL
%
SR
%
KK
%
JR
%
TP
%
Poin 1-5, mengajar dengan memotivasi siswa 1
72
5
360
25
4
100
5
3
15
0
2
0
0
1
0
102
475
2
67
5
335
8
4
32
17
3
51
7
2
14
3
1
3
102
435
3
80
5
400
10
4
40
10
3
30
2
2
4
0
1
0
102
376
4
50
5
250
10
4
40
27
3
81
2
2
4
1
1
1
102
474
5
75
5
375
6
4
24
15
3
45
4
2
8
2
1
2
102
454
6
30
5
150
4
4
16
36
3
108
20
2
40
12
1
12
102
326
7
40
5
200
10
4
40
35
3
105
2
2
4
15
1
15
102
364
8
60
5
300
6
4
24
21
3
63
10
2
20
5
1
5
102
412
9
70
5
350
5
4
20
24
3
72
1
2
2
2
1
2
102
446
10
60
5
300
7
4
28
30
3
90
4
2
8
1
1
1
102
427
11
50
5
250
14
4
56
35
3
105
2
2
4
1
1
1
102
416
12
90
5
450
5
4
20
5
3
15
2
2
4
0
1
0
102
489
13
40
5
200
10
4
40
46
3
138
5
2
10
1
1
1
102
389
14
1
5
5
2
4
8
10
3
30
50
2
100
39
1
39
102
182
15
75
5
375
2
4
8
24
3
72
1
2
2
0
1
0
102
457
744
60
3720
110
48
440
260
36
780
56
24
112
42
12
42
20
5
100
43
4
172
39
3
117
0
2
0
0
1
0
Poin 6-10, mengajar dengan mempengaruhi siswa
Poin 11-15, mengajar dengan menggerakkan siswa
TOTAL
3.89
Poin 16-20, mendidik dengan meotivasi siswa 16
0
102
389
82
1 17
20
5
100
5
4
20
3
3
9
34
2
68
40
1
40
102
237
18
56
5
280
43
4
172
3
3
9
0
2
0
0
1
0
102
461
19
79
5
395
20
4
80
1
3
3
1
2
2
1
1
1
102
481
20
47
5
235
40
4
160
15
3
45
0
2
0
0
1
0
102
440
21
42
5
210
20
4
80
35
3
105
5
2
10
0
1
0
102
405
22
45
5
225
32
4
128
24
3
72
1
2
2
0
1
0
102
427
23
20
5
100
80
4
320
2
3
6
0
2
0
0
1
0
102
426
24
100
5
500
2
4
8
0
3
0
0
2
0
0
1
0
102
508
25
20
5
100
47
4
188
35
3
105
0
2
0
0
1
0
102
393
26
90
5
450
12
4
48
0
3
0
0
2
0
0
1
0
102
498
27
45
5
225
57
4
228
0
3
0
0
2
0
0
1
0
102
453
28
75
5
375
20
4
80
7
3
21
0
2
0
0
1
0
102
476
29
12
5
60
55
4
220
30
3
90
4
2
8
1
1
1
102
379
20
5
100
24
4
96
45
3
135
11
2
22
2
1
2
102
355
584
60
2920
401
48
1604
157
36
471
41
24
82
41
12
41
Poin 21-25, mendidik dengan mempengaruhi siswa
Poin 26-30, mendidik dengan mempengaruhi siswa
poin 1-30 tertera dalam angket 30
TOTAL
4.07
83
84
85
86