PERSEPSI PEMBACA TERHADAP BERITA PEMBANGUNAN DI SURAT KABAR DAERAH
GUSMIA ARIANTI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Persepsi Pembaca terhadap Berita Pembangunan di Surat Kabar Daerah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2015 Gusmia Arianti NIM I352130011
RINGKASAN GUSMIA ARIANTI. Persepsi Pembaca terhadap Berita Pembangunan di Surat Kabar Daerah. Dibimbing oleh AMIRUDDIN SALEH dan WAHYU BUDI PRIATNA. Media massa sebagai sarana integrasi dan interaksi memiliki kemampuan yang besar untuk menyebarkan pesan-pesan pembangunan. Keberadaan surat kabar menjadi salah satu unsur yang dapat mengubah peran masyarakat dalam pembangunan, terutama bidang pertanian dan pedesaan. Bogor memiliki beberapa perusahaan surat kabar, salah satunya surat kabar Radar Bogor yang merupakan surat kabar lokal terbesar di Bogor dan menjadi acuan sumber informasi bagi masyarakat Bogor. Tujuan penelitian adalah menganalisis persepsi pembaca surat kabar daerah, faktor-faktor karakteristik pembaca yang memiliki hubungan dengan persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan dan pengaruh persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar daerah terhadap perilaku. Penelitian didesain sebagai penelitian survei deskriptif eksplanatori yang bersifat korelasional dan pengaruh. Variabel penelitian adalah karakteristik khalayak pembaca surat kabar dan unsur berita pembangunan surat kabar sebagai variabel bebas (independent variabel), perilaku pembaca sebagai variabel terikat (dependent variabel). Penelitian dilakukan di surat kabar Radar Bogor yang beralamat di Graha Pena Bogor Jl. KH. R. Abdullah Bin Muhammad Nuh No. 30 Taman Yasmin, Bogor. Penyebaran kuesioner kepada pembaca dilakukan pada wilayah Kota Bogor selama dua bulan mulai Februari - Maret 2015. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multiple Stage Sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 99 orang. Analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif korelasional dan SEM. Pembaca surat kabar Radar Bogor sebagian besar adalah laki-laki (53%), dengan rentang usia berkisar pada 20 - 29 tahun yang berpendidikan sarjana, serta tingkat pendapatan per bulan sebesar Rp 2 600 000 – 5 000 000 yang bekerja sebagai pegawai swasta atau profesional. Pembaca memperoleh surat kabar Radar Bogor dari loper koran dengan membaca surat kabar Radar Bogor kurang dari 30 bulan. Frekuensi membaca surat kabar dalam seminggu adalah tiga sampai empat kali dalam seminggu dengan frekuensi membaca selama satu jam setiap harinya. Faktor-faktor karakteristik pembaca yang memiliki hubungan dengan persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor terlihat pada tingkat pendidikan, pendapatan per bulan dan lama waktu membaca surat kabar dalam satu hari. Faktor-faktor tersebut memiliki hubungan dengan nilai berita, pemilihan topik, frekuensi berita, dan aktualisasi berita. Persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan memiliki pengaruh terhadap perilaku pembaca. Pengaruh perilaku kognitif dan afektif dilihat dari karakteristik pembaca dan persepsi tentang unsur-unsur berita. Perbedaan kognitif (pengetahuan) dan afektif (sikap) pada pembaca berdasarkan cara memperoleh surat kabar. Pengaruh kognitif berdasarkan persepsi pembaca
terhadap unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh afektif (sikap) pembaca. Kata kunci: berita pembangunan, perilaku pembaca, persepsi, surat kabar, unsur berita
SUMMARY GUSMIA ARIANTI. The Readers’ Perception on the Development News in Local Newspaper. Supervised by AMIRUDDIN SALEH and WAHYU BUDI PRIATNA. Mass media as a means of integration and interaction has a great capacity to spread messages of development. The existence of newspaper becomes one of the elements that can change the role of the society in the development, especially in agriculture and rural areas. Bogor has some local newspaper companies, one of which is Radar Bogor is the largest newspaper in Bogor and functions as reference resources of development information for the community of Bogor. The role of Radar Bogor in disseminating the news in development as part of development communication is interesting to study. This relates to the influence of the news on its readers’ behaviors. Therefore, the purposes of the study were to analyze the characteristics of the readers, factors of the characteristics of the readers that have a relationship with the readers’ perception and influence of the readers’ perception on the elements of the development news in Radar Bogor Newspaper toward their behavioral. The research was designed as a correlational and influence descriptive explanatory survey research. The research variables included the characteristics of the readers of the newspapers and elements of development news of the newspaper as the independent variables, and behavioral changes in behavior (cognitive and affective) of the readers as the dependent variables. This research was conducted at Radar Bogor Office located at Graha Pena Bogor Jl. KH. R. Abdullah Bin Muhammad Nuh No. 30 Taman Yasmin, Bogor. The questionnaires were distributed to the readers Bogor City for two months from February to March 2015. The sample selection method used in the study was Multiple Stage Sampling. The samples included 99 readers. The data analysis was carried out using the descriptive correlational analysis and SEM. The Radar Bogor newspaper readers are predominantly male (53%), with the age ranging from 20 to 29 years graduate qualification and earn a monthly income from Rp 2 600 000 to 5 000 000 working as private employees or professionals. The readers obtain the newspaper from the delivery man and have already read it less than 30 months. Frequency of reading newspapers is three to four times a week for one hour each day. The characteristic factors that have a relationship with the readers’ perception of the elements of the development news in the newspaper can be seen from their education level, monthly income, and length of time in reading the newspaper in one day. These factors have a relationship with news value, selection of topics, frequency of news and news actualization. The readers’ perception on the elements of the development news has an influence on their cognitive and affective. Differences of influence on cognitive and affective occur because of the way the readers obtain the newspaper. The cognitive of the readers based on their perceptions on the elements of development news presented in Radar Bogor Newspaper is relatively stronger than their affective.
Keywords: development news, newspapers, perception, readers’ behaviors, the elements of the development news
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
PERSEPSI PEMBACA TERHADAP BERITA PEMBANGUNAN DI SURAT KABAR DAERAH
GUSMIA ARIANTI I352130011 Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Penguji pada Ujian Tesis: Dr Ir Basita Ginting, MA
Judul Tesis : Persepsi Pembaca terhadap Berita Pembangunan di Surat Kabar Daerah Nama : Gusmia Arianti NIM : I352130011
Disetujui oleh: Komisi Pembimbing
Dr Ir Amiruddin Saleh, MS Ketua
Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi Anggota
Diketahui oleh Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr Ir Djuara P. Lubis, MS
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Ujian: 29 Juli 2015
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini ialah media massa, dengan judul Persepsi Pembaca terhadap Berita Pembangunan di Surat Kabar Daerah. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Amiruddin Saleh, MS dan Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada pihak manajemen surat kabar Radar Bogor yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2015 Gusmia Arianti
DAFTAR ISI RINGKASAN SUMMARY
iii v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
1 1 3 4 4 5
TINJAUAN PUSTAKA
5
Komunikasi Pembangunan Komunikasi Massa Teori Uses and Effects Media Massa Media Surat Kabar Berita Berita Pembangunan Persepsi Karakteristik Pembaca Kerangka Pemikiran Hipotesis penelitian METODE Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Populasi dan Sampel Penelitian Data dan Instrumen Penelitian Definisi Operasional Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Surat Kabar Radar Bogor Karakteristik Pembaca Surat Kabar Radar Bogor Persepsi Pembaca mengenai Unsur-Unsur Berita Pembangunan Hubungan Faktor Karakteristik dengan Persepsi Pembaca Mengenai Unsur-unsur Berita Pembangunan Perbedaan Karakteristik Pembaca terhadap Perilaku Pembaca
5 6 7 11 12 13 15 16 17 18 21 21 21 21 22 23 24 25 26 26 29 29 33 40 46 46 50
Surat Kabar Radar Bogor Pengaruh Unsur-Unsur Berita Pembangunan pada Surat Kabar Radar Bogor terhadap Perilaku Pembaca
50 53 53
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran
59 59 59
DAFTAR PUSTAKA
60
LAMPIRAN
63
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Urutan sepuluh surat kabar teratas di Bogor berdasarkan jumlah pembaca pada tahun 2013 Distribusi surat kabar Radar Bogor per hari pada tahun 2014 Rentang kriteria skor persepsi pembaca Radar Bogor Indeks kelayakan model dalam uji kecocokan SEM Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan kebutuhan membaca surat kabar Radar Bogor pada tahun 2015 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan prioritas tema berita pembangunan yang disukai pada tahun 2015 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan prioritas kolom/rubrikasi yang disukai pada tahun 2015 Skor persepsi pembaca mengenai pemilihan topik berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 Skor persepsi pembaca mengenai nilai berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 Skor persepsi pembaca mengenai jenis berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 Skor persepsi pembaca mengenai aktualitas berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 Skor persepsi pembaca mengenai urgensi berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 Skor persepsi pembaca mengenai frekuensi kemunculan berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 Skor persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 Nilai koefisien korelasi karakteristik pembaca dengan unsur-unsur berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor tahun 2015 Hasil koefisien uji beda karakteristik dengan perilaku pembaca Radar Bogor tahun 2015 Hasil uji kecocokan untuk model struktural tahun 2015
2 22 27 28 37 38 39 41 42 43 44 44 45 45 48 51 56
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kerangka pemikiran penelitian Logo surat kabar Radar Bogor Alur berita surat kabar Radar Bogor Sebaran pembaca berdasarkan jenis kelamin tahun 2015 Sebaran pembaca berdasarkan usia tahun 2015 Sebaran pembaca berdasarkan pendidikan tahun 2015 Sebaran pembaca berdasarkan pendapatan per bulan tahun 2015 Sebaran pembaca berdasarkan pekerjaan tahun 2015 Sebaran pembaca berdasarkan cara memperoleh surat kabar Radar Bogor tahun 2015
20 30 31 33 34 34 35 36 36
10 Persepsi pembaca surat kabar Radar Bogor 11 Hasil uji beda aspek kognitif berdasarkan cara memperoleh surat kabar tahun 2015 12 Hasil uji beda aspek afektif berdasarkan cara memperoleh surat kabar tahun 2015 13 Model persamaan struktural dan besar hubungan tahun 2015 14 Model persamaan struktural dan nilai-t tahun 2015
45 51 52 55 55
DAFTAR LAMPIRAN 1 2
Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner tahun 2015 Hasil uji SEM pengaruh unsur-unsur berita pembangunan terhadap perilaku pembaca
63 65
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah penting bagi banyak negara berkembang pada awal tahun 70-an salah satunya berkaitan dengan bagaimana memberdayakan anggota masyarakat dalam aktivitas pelaksanaan program pembangunan yang dirancang pemerintah, dengan tujuan untuk terwujudnya peningkatan kesejahteraan di kalangan masyarakat itu sendiri (Mardikanto 2010). Para akademisi berpendapat bahwa fenomena ini dianggap sebagai masalah yang dapat dipecahkan melalui pendekatan komunikasi terutama komunikasi massa, sehingga ditemukan solusi yang dikenal dengan komunikasi pembangunan. Komunikasi pembangunan menggunakan komunikasi untuk mengubah atau memperbaiki cara hidup masyarakat suatu negara, dengan menggunakan jenis perbedaan pesan untuk mengubah kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Pesan pembangunan dirancang untuk mengubah perilaku orang atau untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Komunikasi pembangunan dapat didefinisikan sebagai penggunaan komunikasi bagi masyarakat untuk mempromosikan pembangunan (Choudhury 2011). Komunikasi pembangunan menganggap proses komunikasi merupakan aspek penting dalam dimensi pembangunan nasional berbasis informasi, salah satunya melalui kebijakan pemberitaan suatu media. Komunikasi pembangunan mengutamakan kegiatan mendidik dan memotivasi masyarakat, dengan tujuan menanamkan gagasan-gagasan, sikap mental dan mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan oleh suatu negara berkembang. Media massa merupakan unsur penting dan strategis dalam menentukan serta mendorong proses perubahan kearah pengembangan demokrasi dan tata kelola kepemerintahan yang baik di Indonesia. Media massa sebagai sarana integrasi dan interaksi memiliki kemampuan yang besar untuk menyebarkan pesan-pesan pembangunan. Media massa selama ini memberikan pengaruh dalam memberitakan tentang isu-isu penting kepada khalayaknya (Choudhury 2011). Agenda setting yang digunakan oleh media memberikan dampak pada masyarakat bahwa media menentukan isu (hal-hal) yang dibicarakan dan dipikirkan oleh masyarakat. Media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pendapat umum (opini public) dengan menjaring berita, artikel atau tulisan yang akan disiarkannya. Studi tentang keefektivan media massa dalam hal ini surat kabar mengenai pembangunan telah menghasilkan kesimpulan, bahwa surat kabar di negaranegara dunia ketiga mampu memainkan peranan yang penting dengan ikut menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Keberadaan surat kabar menjadi salah satu unsur yang dapat mengubah peran masyarakat dalam pembangunan, terutama bidang pertanian dan pedesaan. Indonesia mengalami perubahan besar dalam keterbukaan informasi setelah era pemerintahan orde baru, sehingga pemeritahan dijalankan dengan lebih transparan. Pasca orde baru, kehidupan pers nasional mengikuti main stream kepemimpinan nasional yang mengacu pada plattform reformasi dengan melakukan demokratisasi yang seluas-luasnya. Reformasi mengkondisikan pers nasional menjadi bebas dalam berekspresi, perangkat-perangkat yang sifatnya
2
mengatur, seperti kebijakan pemerintah berupa development support communication, menjadi terhapus dalam aplikasi kehidupan pers. Era reformasi ini dinilai membuat pers terbebas dari pengaturan pemerintah. Perubahan paradigma perlakuan negara terhadap pers nasional berimplikasi pada aplikasi proses komunikasi pembangunan. Era reformasi ini, sulit ditemui hasil-hasil studi yang memfokuskan kajiannya terhadap fenomena jurnalisme pembangunan. Jurnalisme pembangunan menepatkan media sebagai agen perubahan (agent of change), yang diharapkan mampu mendorong masyarakat tradisional terbelakang menjadi masyarakat modern (Barus 2010). Menurut Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2012) penyebaran media untuk suatu jangka waktu tertentu di suatu wilayah dapat mempercepat dan memperbaiki pelaksanaan suatu proyek yang bertujuan menginformasikan dan memotivasi masyarakat yang terpengaruh oleh proyek tersebut. Surat kabar memiliki kemampuan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang banyak untuk satu waktu, sehingga dinilai efektif untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat untuk mendukung program pembangunan. Bogor memiliki beberapa perusahaan surat kabar, salah satunya surat kabar Radar Bogor yang merupakan surat kabar lokal terbesar di Bogor dan menjadi acuan sumber informasi pembangunan bagi masyarakat Bogor (Tabel 1). Surat kabar Radar Bogor merupakan salah satu perusahaan media massa cetak lokal yang pertama di Bogor, yang berdiri pada tanggal 7 Oktober 1998. Perkembangan surat kabar Radar Bogor saat ini mengalami pertumbuhan yang pesat, sehingga dianggap sebagai perusahaan media massa cetak lokal yang terkemuka di Bogor. Tabel 1 Urutan sepuluh surat kabar teratas di Bogor berdasarkan jumlah pembaca pada tahun 2013 Nama surat kabar Pos Kota Kompas Top Skor Radar Bogor Seputar Indonesia Koran Tempo Media Indonesia Lampu Hijau Republika Jurnal Bogor
Jumlah pembaca (orang) 186 000 179 000 148 000 135 000 76 000 72 000 56 000 49 000 44 000 37 000
Sumber: Nielsen Readership Study dalam Laporan Tahunan Radar Bogor (2014a)
Hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen Readership Study menunjukkan surat kabar Radar Bogor berada pada posisi empat dari sepuluh merek surat kabar ternama. Surat kabar Radar Bogor merupakan surat kabar lokal yang menduduki posisi pertama dan mampu bersaing dengan surat kabar nasional lainnya. Surat kabar Radar Bogor merupakan anak perusahaan Jawa Pos yang mengalami pertumbuhan yang pesat dari tahun ke tahun. Oplah cetak surat kabar Radar Bogor lebih kurang 4 000 000 eksemplar pada tahun 2013. Surat kabar Radar Bogor melakukan pendistribusian secara meluas ke berbagai daerah di Bogor, terutama Kota Bogor dengan persentase penjualan mencapai 70 persen. Kota Bogor merupakan pusat aktivitas masyarakat, sehingga kebutuhan akan pentingnya
3
informasi sangat tinggi. Surat kabar Radar Bogor menyajikan berita yang beragam. Mayoritas isi berita berasal dari berita lokal, khusunya Bogor dengan persentase 80 persen, proporsi berita nasional sebanyak 15 persen dan berita internasional sebanyak lima persen, yang menyajikan berita-berita aktual dan faktual yang terjadi saat ini mulai berita (news), olahraga (sport) hingga gaya hidup masyarakat metropolis (lifestyle). Peran surat kabar sebagai agent of change diharapkan mampu memberi pencerahan untuk masyarakat, artinya pesan yang menerangkan program-program pembangunan secara jelas. Upaya untuk mengetahui peran surat kabar Radar Bogor dalam mendukung jurnalisme pembangunan dinilai menjadi penting untuk ditelusuri, karena banyak surat kabar yang tidak lagi ”diatur” pemerintah dalam mengimplementasikan jurnalisme pembangunan. Keterlibatan khalayak dalam menentukan konten dari media massa sangat dibutuhkan, mengingat khalayak bebas dalam memilih media yang akan mereka gunakan. Perilaku pembaca sering kali berorientasi pada tujuan (goal oriented) ketika memilih media dan menikmati apa yang disajikan oleh media. Kepuasan pembaca terhadap media sangat ditentukan oleh informasi dan kepuasan yang telah mereka antisipasi sebelumnya. Persepsi antar pembaca terhadap pemberitaan pembangunan bisa berbeda, walaupun objek yang dipersepsikan sama. Persepsi sangat menentukan dalam pemberian arti pesan yang diterima oleh pembaca. Rakhmat (1999) mendefinisikan persepsi sebagai proses pemberian makna pada sensasi, sehingga individu memperoleh pengetahuan baru atau proses mengubah sensasi menjadi informasi. Informasi yang dihasilkan dari proses persepsi oleh pembaca sangat beragam. Perbedaan persepsi pada akhirnya menghadirkan perbedaan sikap dan perilaku pembaca terhadap pemberitaan pembangunan. Sampai saat ini belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengetahui secara pasti pemberitaan pembangunan di surat kabar Radar Bogor yang materi pemberitaannya sesuai dengan kebutuhan khalayak. Penelitian dibutuhkan untuk mempelajari persepsi pembaca terhadap pemberitaan pembangunan pada surat kabar Radar Bogor yang mempengaruhi perilaku pembaca. Rumusan Masalah Kebutuhan mendapatkan informasi dan berita menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Informasi dan berita menjadi sumber pengetahuan baru yang dibutuhkan dalam rangka aktualisasi diri dan kebutuhan sosial lainnya. Pembangunan nasional di Indonesia dalam segala aspek kehidupan masyarakat tidak terlepas dari perkembangan media massa. Media massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi-informasi yang berkaitan dengan pembangunan. Keunggulan dan sifat yang dimiliki oleh surat kabar dapat mewakili fungsi komunikasi massa bahwa surat kabar dapat menyiarkan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi khalayak. Keunggulan dari surat kabar dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai sarana menginformasikan programprogram pembangunan. Surat kabar selain memberitakan informasi secara akurat, juga membeberkan detail peristiwa berdasarkan hari per hari (mengikuti kemajuan berita tersebut). Surat kabar juga memiliki kelebihan yaitu terdokumentasi sehingga dapat dicari kembali apabila sewaktu‐waktu diperlukan. Surat kabar
4
memiliki jangkauan yang luas, terbit setiap hari sehingga dapat dengan mudah menyebar ke daerah‐daerah secara serentak dan efektif. Salah satu surat kabar lokal yang memberikan informasi mengenai program pembangunan adalah surat kabar Radar Bogor. Surat kabar Radar Bogor merupakan surat kabar lokal terbesar yang ada di Bogor dan pendistribusiannya telah menyebar keseluruh wilayah Bogor. Kebebasan pers setelah masa pemerintahan reformasi membuat semua warga negara dibebaskan untuk membuat perusahaan pers dan tidak dibatasi dalam pemberitaannya. Kebebasan pers disalahartikan dengan cara perusahaan pers menyajikan pemberitaan yang mengutamakan keuntungan (profit) dan mengabaikan pemberitaan yang mendukung program pembangunan. Pemberitaan di surat kabar hanya mementingkan kebutuhan redaksional dan kurang memperhatikan kebutuhan informasi khalayak. Teori uses and effect menjelaskan bahwa pilihan jenis dan isi media oleh khalayak akan memberikan pengaruh terhadap persepsi mereka, perbedaan ini pada akhirnya akan memberikan perbedaan terhadap perilaku khalayak tersebut. Tujuan pemberitaan pembangunan adalah untuk menginformasikan dan membujuk masyarakat untuk terlibat dalam program pembangunan, dengan adanya pengaruh perilaku kognitif dan afektif yang disebabkan oleh persepsi pembaca terhadap satu hal maka dirasa perlu untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai persepsi pembaca berita pembangunan dan pengaruhnya terhadap perilaku khalayak. Adapun rumusan masalah penelitian adalah: 1. Bagaimana persepsi pembaca tentang berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor? 2. Bagaimana faktor-faktor karakteristik pembaca yang berhubungan dengan unsur-unsur berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor? 3. Bagaimana pengaruh unsur-unsur berita pembangunan terhadap perilaku pembaca surat kabar Radar Bogor? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menjawab beberapa masalah penelitian yang berkaitan dengan teori uses and effect pada perilaku pembaca surat kabar Radar Bogor, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis persepsi pembaca tentang berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor. 2. Menganalisis faktor-faktor karakteristik pembaca yang berhubungan dengan unsur-unsur berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor. 3. Menganalisis pengaruh unsur-unsur berita pembangunan terhadap perilaku pembaca surat kabar Radar Bogor. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi surat kabar Radar Bogor untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menjalankan usahanya dalam mendukung program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemeritah, swasta dan masyarakat. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi corong informasi yang mampu mendukung program pembangunan
5
Indonesia yang berkelanjutan. Penelitian diharapkan menjadi referensi untuk penelitian lanjutan yang berhubungan dengan persepsi pembaca dan dampak berita terhadap perilaku pembaca, khususnya pembaca surat kabar. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di surat kabar Radar Bogor untuk menganalisis perilaku pembaca terkait dengan berita pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan. Analisis persepsi pembaca surat kabar Radar Bogor berfokus pada pembaca yang berada di wilayah Kota Bogor, dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan pusat pemerintahan sehingga berbagai arus informasi banyak berkembang di daerah ini. Aktivitas yang diamati adalah persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor dan pengaruhnya terhadap perilaku pembaca.
TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Pembangunan Pembangunan menurut Imoh (2013) merupakan perubahan yang berhubungan dengan lingkungan internal dan eksternal sosio-ekonomi dan politik. Menurut Adedokun et al. (2010) pembangunan sebagai proses peningkatan pengetahuan manusia, keterampilan, sikap, meningkatkan rasa percaya diri, kemandirian, dan kebanggaan diri untuk menghadapi dunia. Pembangunan sebagai kekuatan rakyat untuk memecahkan masalah dengan kebijaksanaan, pengalaman dan sumber daya yang dimiliki dengan tujuan untuk menghilangkan kemiskinan dan kelaparan. Pembangunan identik dengan perkembangan meliputi segala aspek yang bertujuan untuk kemajuan sosial melalui proses modernisasi, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan aspek pendukungan pembangunan lainnya di suatu negara yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro (community). Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/ perbaikan dan pertumbuhan. Komunikasi merupakan komponen kunci dalam pembangunan berkelanjutan. Komunikasi akan membantu melibatkan masyarakat dalam pembangunan dan dapat memotivasi khalayak untuk berpartisipasi dalam perencanaan aktivitas pembangunan (Adedokun et al. 2010; Kheerajit & Flor 2013). Kheerajit dan Flor (2013) menyatakan bahwa komunikasi pembangunan memainkan peran utama dalam distribusi informasi di negara-negara berkembang. Komunikasi tidak hanya untuk menginformasikan tetapi juga mempengaruhi perilaku penerima informasi. Komunikasi pembangunan diperkenalkan sebagai sebuah pendekatan integral pembangunan pedesaan. Komunikasi diberikan kepada masyarakat mengenai isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan, program kesehatan, pertanian, populasi, perempuan dan gizi. Penerapan model sistem komunikasi pembangunan pada dasarnya berasal dari teori-teori ekonomi yang dominan dari Barat, yang menekankan pada peran komunikasi, yaitu informasi dan persuasi (Imoh 2013).
6
Menurut Adedokun et al. (2010) dari perspektif pembangunan pedesaan, komunikasi dipandang sebagai sebuah proses sosial yang dirancang untuk membawa bersama-sama setiap anggota masyarakat dalam proses dua arah, antara pengirim dan penerima informasi untuk menciptakan pengetahuan. Komunikasi pembangunan berfokus pada dua area yaitu: diseminasi informasi dan motivasi masyarakat. Komunikasi yang kaitannya dengan pembangunan masyarakat pedesaan, merupakan proses interaktif dimana informasi, pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk pembangunan dipertukarkan antara anggota masyarakat dan penyedia informasi, baik secara pribadi atau melalui media seperti radio, cetak, telepon dan cybernetics. Komunikasi digunakan untuk mengumpulkan dan mempertukarkan informasi antara semua yang bersangkutan dalam perencanaan pembangunan dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan mengenai isu pembangunan yang dihadapi dan solusinya. Komunikasi digunakan untuk memobilisasi tindakan masyarakat dan membantu dalam memecahkan masalah serta kesalahpahaman yang mungkin timbul selama rencana pembangunan. Komunikasi pembangunan melibatkan perubahan terencana dalam pengetahuan, sikap dan praktek, yang mempengaruhi bukan hanya seorang individu tetapi bagian lain dari sistem (Kheerajit & Flor 2013). Pendapat tentang komunikasi pembangunan menunjukkan bahwa bagi masyarakat yang ingin maju memerlukan wawasan yang luas sebagai titik tolak untuk mendorong dan mengembangkan hasrat mengubah kehidupan ke arah kemajuan. Perhatian masyarakat perlu difokuskan pada upaya pembangunan sehingga diharapkan kreasi, aspirasi dan keikutsertaan masyarakat dapat didayagunakan secara lebih bermanfaat (Nasution 2007). Tujuan komunikasi pembangunan yang efektif adalah masyarakat memiliki informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dan keterampilan yang relevan untuk meningkatkan mata pencaharian mereka (Adedokun et al. 2010). Kheerajit dan Flor (2013) mengungkapkan bahwa komunikasi pembangunan efektif harus memotivasi orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang direncanakan. Adedokun et al. (2010) menambahkan bahwa komunikasi yang efektif akan membantu dalam menggerakkan orang-orang dari model belajar secara individu, pada perilaku pembangunan kolektif dan berbasis partisipasi, penghargaan dan ekuitas. Komunikasi yang efektif adalah alat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan hubungan sosial. Komunikasi pembangunan yang efektif dapat berdampak terhadap perilaku masyarakat, seperti memberikan motivasi msyarakat untuk ikut serta dalam program pembangunan. Komunikasi Massa Effendy (2003) bahwa komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa. Komunikasi massa terdiri dari lembagalembaga dan teknik dimana kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan simbol-simbol kepada audien yang tersebar luas dan bersifat heterogen. Karakteristik komunikasi massa menurut Effendy adalah sebagi berikut: 1. Komunikasi massa bersifat umum, yaitu pesan komunikasi disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.
7
2.
Komunikan bersifat heterogen, yaitu orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktivan tujuan yang sama; tetapi orang-orang tersebut tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas, dan tidak terorganisir. 3. Media massa menimbulkan keserempakan, yaitu kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 4. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi, disebabkan oleh teknologi dari penyebaran yang massal dan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum. Model-model komunikasi massa menurut Tubbs and Moss (1996) terdiri dari: 1. Model jarum suntik (hypodermic needle model) Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap, yaitu dari media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audience. Model ini mengasumsikan media massa secara langsung, cepat dan mempunyai efek yang amat kuat atas khalayak. Model ini tidak melihat adanya peubah-peubah antara yang bekerja diantara permulaan stimulus dan respons akhir yang diberikan oleh khalayak. Model ini cenderung sangat melebihkan peranan komunikasi massa dengan media massanya. 2. Model alir dua tahap (two step flow model) Model ini menyatakan, pesan-pesan media massa tidak seluruhnya mencapai khalayak secara langsung, sebagian besar malahan berlangsung secara bertahap. Model ini dikembangkan sebagai suatu studi klasik tentang perilaku memilih. 3. Model alir satu tahap (one step flow model) Model ini menyatakan, saluran-saluran media massa berkomunikasi secara langsung kepada khalayak, dalam arti pesan-pesan media mengalir tanpa harus melalui opinion leader. Berbeda dengan model hipodermyc needle, model ini mengakui pesan-pesan komunikasi penerima-penerima yang seluruhnya sama, efek yang ditimbulkan juga tidak selalu sama. Model ini tidak menyebutkan secara eksplisit hubungan diantara sesama audien. 4. Model alir banyak tahap (multi step flow model) Model ini merupakan gabungan dari semua model yang menyatakan, pesanpesan media massa menyebar kepada khalayak melalui suatu interaksi yang sangat kompleks. Media mencapai khalayak dapat secara langsung dan dapat pula melalui macam-macam penerusan secara beranting, baik melalui pemuka-pemuka masyarakat maupun melalui situasi saling berhubungan antara sesama anggota khalayak. Teori Uses and Effects Katz (1959) yang dikutip West dan Turner (2007) menunjukkan kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Karz menyatakan tentang adanya perubahan teoritis dari suatu khalayak yang pasif ke suatu khalayak yang aktif, setelah banyak studi komunikasi yang kurang berhasil menunjukkan efek dari media massa yang langsung dan menyeluruh pada khalayaknya. Katz mengatakan bahwa
8
peneliti-peneliti komunikasi harus lebih sedikit perhatian pada apa yang dilakukan oleh media kepada khalayaknya dan lebih banyak perhatian pada apa yang dilakukan khalayak terhadap suatu media. McQuail (1994) menyatakan bahwa pendekatan ini mempunyai keragaman, termasuk di dalamnya adalah alokasi waktu pada media yang berbeda, hubungan penggunaan media dan penggunaan waktu untuk kegiatan lain, penyesuaian diri dan hubungan sosial, fungsi media yang berbeda atau tipe isi, dan berbagai alasan penggunaan media massa. Penelitian dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi dibalik penggunaan media oleh audien atau mencari tahu mengapa orang memilih media tertentu dan memberikan perhatian terhadap efek langsung suatu media bukan media lainnya. Uses and effects pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl pada tahun 1979. Teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran uses and effects. Pengetahuan mengenai penggunaan media akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media dapat memiliki banyak arti. Penggunaan media dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Penggunaan media dalam konteks lain dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori uses and effects lebih kepada pengertian yang kedua (West dan Turner 2007). Menurut Windahl, karakteristik individu, ekspekstasi, serta persepsi terhadap media, dan tingkat rutinitas mengakses media akan mengarahkan khalayak pada suatu keputusan apakah akan atau tidak akan menggunakan isi dari media massa yang dikonsumsinya. Berdasarkan teori ini maka dapat dijabarkan antara lain: 1 Karakteristik Individu Karakteristik individu sebagai audience dipengaruhi oleh pola pikir audience yang kita ketahui dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama lingkungan sosial audience itu sendiri. Lingkungan sosial seperti keluarga, pergaulan, dan tingkat ekonomi serta pola konsumsi mempengaruhi sikap audience ketika mengkonsumsi media massa. Audience akan berusaha untuk mencari saluran televisi (media massa) yang sesuai dengan karakteristik mereka. 2 Ekspektasi Media Ekspekstasi terhadap media juga mempengaruhi tingkat konsumsi media massa dari audience. Ekspektasi yang dimaksud adalah harapan mengenai jenis program yang memenuhi kebutuhan audience pada saat itu. Misal kebutuhan audience akan informasi dipenuhi melalui program acara berita. 3 Persepsi Media Persepsi terhadap media itu sendiri juga mempengaruhi keinginan audience dalam mengkonsumsi media massa. Audience cenderung mengkonsumsi media yang memiliki nama baik, terpercaya, dan bermanfaat bagi audience sendiri. Audience tidak akan percaya pada media massa yang memiliki nama buruk atau skandal. Misal audience tidak akan mengakses media massa yang menyebarkan isu bohong dan tidak bermanfaat bagi audience sendiri. 4 Rutinitas Mengakses Media
9
Rutinitas mengakses sebuah media akan sebuah kebiasaan yang menguntungkan bagi media massa. Kebiasaan ini tercipta hasil dari kepercayaan audience dan manfaat yang diperoleh audience ketika mengakses media massa. Kebiasaan ini akan mempengaruhi pula media mana yang akan diakses ketika audience memerlukan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka diantara begitu banyak media massa yang ada. Teori uses and gratifications mengemukakan bahwa khalayak aktif dalam menggunakan media, khalayak memilih tidak saja jenis tetapi juga isi pesan dalam surat kabar. Pilihan khalayak atas media sesuai dengan motif yang ada pada dirinya, walaupun tujuan akhir penggunaan media untuk pemuasan kebutuhanya akan informasi (Miller 2002; Giles 2003). Teori penggunaan dan efek (uses and effects) mengemukakan bahwa pilihan jenis dan isi media surat kabar dilakukan oleh khalayak. Khalayak yang berbeda memiliki perhatian yang berbeda pada jenis dan isi media yang sama atau berbeda, sehingga berbeda juga persepsinya. Perbedaan ini pada akhirnya akan membedakan predisposisinya terhadap objek, gagasan dan ide tertentu dari isi media. Efek media surat kabar yaitu efek isi media yang diterima individu akan menimbulkan efek pada individu. Pesan media ini dapat juga sebagai bahan pertukaran pesan dalam komunikasi antar individu dalam lingkungan sosialnya. Teori Uses and effects menyatakan bahwa kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa. McQuail (1994) mengemukakan perilaku khalayak dalam lingkungan sosialnya memiliki beberapa aspek, termasuk perhatian pada media selayaknya memperhatikan hubungan dengan kelompok persebayaan/kelompok pergaulan. Penggunaan pada jenis dan isi media ini sesuai dengan motif untuk memenuhi kebutuhan, yang berbeda antara satu komunikan dengan komunikan lainya. Orang yang berbeda dapat memilih jenis dan isi media yang sama maupun berbeda, pilihan pada media dapat juga pada lebih dari satu media untuk isi yang sama. Penyebaran informasi melalui komunikasi massa bermedia akan menimbulkan efek pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Efek yang timbul karena pesan yang ada dalam media massa akan dibaca sehingga terjadi proses pengolahan pesan dalam diri individu. Efek media massa memiliki empat tipologi besar. Pertama, efek media yang direncanakan. Sebuah efek yang diharapkan terjadi baik oleh media massa sendiri ataupun orang yang menggunakan media massa untuk kepentingan berbagai penyebaran informasi. Kedua, efek media massa yang tidak direncanakan atau tidak dapat diperkirakan. Efek yang benar-benar diluar kontrol media, di luar kemampuan media ataupun orang lain yang menggunakan media untuk penyebaran informasi. Jadi, pada efek kedua ini, efek media terjadi dalam kondisi tidak dapat diperkirakan dan tidak dapat di kontrol. Ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek, secara cepat, instan, dan keras memengaruhi seorang atau masyarakat. Keempat, efek media massa dalam waktu yang lama, sehingga mempengaruhi sikap-sikap adopsi inovasi, kontrol sosial sampai dengan perubahan kelembagaan, dan persoalan-persoalan perubahan budaya.
10
Umumnya kita lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada media, tetapi kepada apa yang dilakukan media kepada kita. Hal inilah yang merupakan efek media massa. Terdapat tiga pendekatan dalam melihat efek media massa, yaitu sebagai berikut: 1. Pendekatan yang pertama ialah kita cenderung melihat efek media massa, baik yang berkaitan dengan pesan maupun media itu sendiri. 2. Pendekatan yang kedua ialah melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak kimuniksi massa. Perubahan ini meliputi perubahan kognitif (penerima informasi), perubahan efektif (perubahan perasaan atau sikap), dan perubahan behavioral (perubahan perilaku). 3. Pendekatan yang ketiga meninjau satuan Observasi yang dikenai efek komunikasi massa, meliputi individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa. Terdapat tiga aspek efek pesan dari media massa, diantaranya: 1. Efek kognitif Komunikasi massa tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetap cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang ligkungan. Citra inilah yang mempengaruhi cara kita berperilaku. Media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi apa yang dianggap penting oleh masyarakat. Misalnya, headline surat kabar hari ini tentang kecelakaan kereta api maka kita menganggap kecelakaan itulah yang penting. Kita mungkin akan membicarakan topik dengan teman-teman dan keluarga. Media massa juga berperan dalam menyampaikan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang baik. Dengan kata lain, media massa dapat memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Hal inilah yang disebut efek prososial. 2. Efek afektif Charles K. Atkin, misalnya menyimpulkan bahwa media massa dapat mempengaruhi orientasi afektif, tetapi dampaknya tidak sebesar pada orientasi kognitif. Beberapa penelitian dalam komunikasi politik membuktikan adanya pengaruh media massa terhadap perubahan sikap. Sementara Joseph Kiapper mengatakan, dalam hubungannya dengan pembentukan dan perubahan sikap, pengaruh media massa dapat disimpulkan pada lima prinsip umum. a. Pengaruh komunikasi diantaranya oleh predisposisi personal, proses selektif, dan kenggotaan kelompok (faktor personal). b. Faktor-faktor tadi membuat komunikasi massa berfungsi untuk memperkokoh sikap dan pendapat yang ada selain juga berfungsi sebagai media pengubah. c. Apabila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada “konversi” dari satu sisi ke sisi yang lain. d. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidangbidang di mana pendapat orang lemah, misalnya pada iklan komersial.
11
e.
3.
Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru apabila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh. Efek behavioral Efek behavioral mengacu kepada perilaku khalayak, pada tindakan dan gerakan yang tampak pada kehidupan sehari-hari meliputi pola tindakan kegiatan atau kebiasaan berperilaku. Media Massa
Media massa memiliki peran dalam menyebarkan pesan-pesan pembangunan. Peran media massa menjadi kurang maksimal disebabkan oleh akses masyarakat ke media massa tidak selalu menjamin paparan dan pemahaman pesan media massa. Asumsi bahwa paparan media massa membuat informasi publik yang secara otomatis menyatukan program pembangunan keliru, karena individu selektif mengekspos diri mereka sendiri untuk memberikan perhatian, mempertahankan dan menanggapi pesan media massa (Imoh 2013). Media massa merupakan sumber kekuatan, dan mempunyai peran penting dalam perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Peranan ini dipengaruhi oleh aturan atau norma yang diwujudkan dalam suatu kebijakan yang menghubungkan institusi media dengan masyarakat (Castrechini et al. 2014). Media massa menciptakan produk yang ditawarkan kepada khalayak dengan cara memprediksi keinginan khalayak. Media menggunakan berbagai alat untuk mendukung pernyataan, misalnya seleksi kata, menghubungkan laporan dan gambar, dinamika, pengulangan, dan emosi (Pavelka 2014). Media massa memiliki kekuatan untuk melampirkan makna sebuah isu bahwa penonton dapat kemudian menggunakannya sebagai bingkai untuk membahas dan menafsirkan masalah. Media massa memiliki kekuatan untuk menetapkan makna terhadap isu tertentu. Pelaku media beranggapan media massa sebagai cara yang efisien untuk mengungkapkan perspektif mereka. Pertama, media massa merupakan sumber informasi yang relevan mengenai suatu masalah. Kedua, aktor berusaha untuk mengekspresikan nilai-nilai dan kepentingan mereka dalam perdebatan media untuk mengatur agenda dan pengaruh perumusan kebijakan, terutama pada isu-isu yang cenderung menjadi konflik. Aktor yang berbeda kemudian bersaing untuk mendapatkan akses ke media (Kleinschmit & Sjostedt 2013). Salah satu peran media massa adalah informasi yang disampaikan oleh media massa mampu membangun realitas dalam masyarakat. Realitas ini dianggap sebagai pengetahuan sejati, sehingga diekspresikan melalui aksi sosial dan wacana (Imtihani 2014). Kheerajit dan Flor (2013) menyatakan bahwa ketika komunikasi dikaitkan dengan pembangunan berarti proses interaktif di mana informasi, pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk pembangunan dipertukarkan antara anggota masyarakat dan penyedia informasi baik secara pribadi atau melalui media seperti radio, cetak, telepon dan cybernetics. Menurut Nasution (2007) media massa memiliki peranan dalam kegiatan pembangunan yang dapat membantu dalam beberapa hal, diantaranya: 1. Menyebarluaskan informasi tentang pembangunan, yakni perlunya keterangan mengenai pembangunan ke seluruh penjuru masyarat, karena pada pokoknya untuk mengubah kehidupan seluruh lapisan masyarakat.
12
Mengajarkan melek huruf serta keterampilan lainnya, yakni melakukan caracara atau kegiatan yang lebih modern dibanding cara-cara dahulu serta mampu melakukannya sendiri. 3. Masyarakat berkesempatan turut ambil bagian dalam pembuatan keputusan di negaranya, yakni masyarakat perlu dimotivasi untuk mengubah nasibnya dan mencapai kehidupan yang lebih baik. McQuail (2000) mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan media massa selama ini, yakni: 1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan/promosi. 2. Sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat. 3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat. 4. Wahana pengembangan kebudayaan, tatacara, mode, gaya hidup, dan norma. 5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat. 2.
Media Surat Kabar Media tidak hanya sekedar penyebar informasi, namun memiliki sejumlah tanggung jawab ikut aktif melibatkan diri dalam interaksi sosial dan kadangkala menunjukkan arah atau memimpin, dan berperanserta dalam menciptakan hubungan dan integrasi. Media bergerak ditandai oleh adanya penyebaran kekuasaan, yang diberikan kepada individu, kelompok, dan kelas sosial secara tidak merata. McQuail (2000), menyebutkan media seringkali dipandang sebagai alat kekuasaan yang efektif karena kemampuannya untuk melakukan salah satu atau lebih dari beberapa hal seperti: menarik dan mengarahkan perhatian, membujuk pendapat dan anggapan, mempengaruhi pilihan sikap, memberikan status dan legitimasi, mendefinisikan dan membentuk persepsi realitas. Salah satu media yang sering digunakan dalam membentuk persepsi realitas adalah surat kabar. Surat kabar telah lama dipergunakan untuk penyebaran informasi. Surat kabar tidak hanya berfungsi sebagai alat informasi, Suwardi (1993) menjelaskan bahwa fungsi-fungsi dari surat kabar adalah sebagai berikut: 1. Fungsi menyiarkan informasi, berbagai informasi dengan cepat dan akurat dapat disampaikan oleh surat kabar. Pembaca menjadi pembeli ataupun berlangganan surat kabar karena ingin mengetahui informasi apa yang terjadi di berbagai tempat di dunia. 2. Fungsi mendidik, surat kabar secara tidak langsung memberikan fungsi pendidikan pada pembacanya. Ini bisa dilihat dari materi isi seperti artikel, feature dan tajuk. Materi isi tersebut disamping memberikan informasi juga menambah perbendaharaan pengetahuan pembacanya walaupun bobot pemahaman tiap pembaca berbeda-beda. 3. Fungsi mempengaruhi, berita pada surat kabar secara tidak langsung mempengaruhi para pembacanya, sedangkan tajuk rencana dan artikel dapat memberikan pengaruh langsung kepada pembacanya. Pengaruh ini pada mulanya timbul dari persepsi pembaca terhadap suatu masalah yang kemudian membentuk opini pada pembacanya. Suwardi menambahkan isi dari suatu surat kabar terdiri dari berita utama yang terletak di halaman depan, berita biasa, rubrik opini, reportase, wawancara,
13
feature, iklan, cerita pendek dan cerita bergambar. Semua komponen diramu sedemikian rupa agar pembaca tertarik membaca dan menjadi pelanggan surat kabar itu. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi akan berlangsung dengan melibatkan unsur-unsur sebagai berikut: sumber, pesan, saluran, penerima dan efek. Menurut Effendy (1993), surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri; publisitas (isi surat kabar tersebut disebarluaskan kepada publik), periodisitas (surat kabar terbit secara teratur setiap hari, seminggu sekali atau dua mingguan), universalitas (isi surat kabar tersebut bersifat umum yang menyangkut segala aspek kehidupan) dan aktualitasi (yang dimuat surat kabar mengenai permasalahan aktual). Effendy menambahkan terdapat empat ciri atau karakteristik yang dapat dikatakan sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh surat kabar, antara lain: 1. Publisitas (publicity) Publisitas mengandung arti penyebaran kepada khalayak atau kepada publik. Isi atau informasi dalam surat kabar terdiri dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan umum. 2. Periodesitas (periodicity) Periodesitas berarti keteraturan dalam penerbitannya. Keteraturan ini bisa satu kali sehari bisa juga satu atau dua kali terbit dalam seminggu. 3. Universalitas (universality) Universalitas berarti kemestaan dan keragaman, isi surat kabar diperoleh dari berbagai penjuru dunia. 4. Aktualitasi (actuality) Aktualitasi berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya”. Berita adalah laporan mengenai peristiwa yang terjadi kini, atau mengenai peristiwa yang baru dan benar terjadi. Aktualitasi sebagai ciri surat kabar adalah kecepatan laporan, tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran berita. Berita Berita yang disediakan oleh media massa adalah sumber informasi yang paling penting tentang urusan publik di masyarakat demokratis modern. Industri media memainkan peran yang mendasar dalam menjaga keputusan informasi mereka, dan juga pada isu-isu dan peristiwa yang berkaitan dengan pengambilan keputusan publik. Salah satu hal yang paling tentang berita di media massa adalah hipotesis agenda-setting, dimana editor dan jurnalis memiliki tingkat kebebasan yang tinggi dalam menentukan apa yang layak diberitakan dan apa yang tidak, dan pilihan ini mempengaruhi persepsi masyarakat tentang yang isu-isu relevan (Larcinese et al. 2011). Terdapat beberapa unsur-unsur dalam berita (Larcinese et al. 2011; Castrechini et al. 2014) diantaranya: 1. Pemilihan Topik Memilih topik merupakan cara dan urutan menyajikan topik di media cetak, elektronik dan digital yang harus mengikuti sejumlah norma-norma dan kriteria. Norma-norma dan kriteria tergantung pada sosial dan budaya waktu dan ruang, sebagian pada integrasi ekonomi global. Keberadaan topik meningkatkan probabilitas bahwa berita akan diterbitkan yang akan mempengaruhi nilai ekonomi suatu berita. Topik berita berdasarkan kategori
14
berita yang tidak bias, akurat, lengkap, jelas, menarik, berita yang informatif dan benar, memiliki kemampuan mendidik, berasal dari sumber yang dapat dipercaya, dan jujur. 2. Nilai Berita Nilai berita dibagi berdasarkan: kepentingan, kedekatan, sifat dramatis dan nilai negatif, penekanan terhadap sesuatu selalu dapat menarik perhatian dan minat penonton. 3. Aktualitasi dan urgensi berita Pembaca menganggap suatu peristiwa penting dalam waktu tertentu (misalnya masalah politik, ekonomi, ekologi, dan budaya) umumnya dipandang sebagai topikal dan mendesak. Contoh dari aktualitasi dan urgensi adalah pada saat darurat nasional, atau dalam waktu perang atau krisis politik. Aktualitasi terdiri dari sesuatu yang baru saja terjadi dan sedang ramai dibicarakan, serta diberitakan secepatnya. Urgensi merupakan berita yang penting dan mendesak untuk diketahui khalayak. Selain ketiga hal tersebut, aspek lain yang terdapat didalam sebuah berita adalah ketersediaan berita (ini berkaitan dengan kesempatan untuk diperhatikan oleh mediator), frekuensi (seberapa sering menyajikan berita, dan berita dengan durasi yang lebih lama dianggap menjadi nilai yang lebih tinggi). Berita dengan intensitas emosional yang kuat, baik positif maupun negatif, mungkin tercantum di antara nilai-nilai berita. Perhatian dan minat pembaca berdasarkan pada beberapa aspek berikut: berita negatif (seperti kematian, kecelakaan mobil, kecelakaan, bencana alam, kejahatan, melanggar hak asasi dan konflik perang), berita hiburan (infotainment dan olahraga), konflik dan kontroversial berita (pembaca disediakan informasi dengan pemandangan yang bertentangan terhadap suatu hal), dan berita yang dapat diantisipasi atau berita yang jelas (jenis berita yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak meningkatkan keraguan ketika dilaporkan). Para pembaca juga tertarik dengan berita yang tak terduga dan luar biasa. Secara luas diketahui bahwa emosi memiliki dampak pada cara dimana realitas dapat diproses dan diingat terutama untuk emosi negatif (diantaranya rasa takut, khawatir dan ancaman). Nilai berita menentukan bukan hanya peristiwa apa saja yang akan diberitakan pers, melainkan bagaimana peristiwa tersebut dikemas. Secara umum, Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2012) meringkas nilai berita sebagai berikut: 1. Aktualitasi (timeliness): peristiwa yang disajikan merupakan hal terbaru dan terkini. Semakin aktual, semakin baru peristiwanya terjadi, semakin tinggi nilai beritanya. 2. Kedekatan (proximity): peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca, akan lebih menarik perhatian. Peristiwa tersebut dapat memiliki kedekatan secara geografis atau psikologis. 3. Terkenal (prominence): berhubungan dengan orang terkenal yang terlibat dengan peristiwa yang menjadi pemberitaan. 4. Dampak (consequence): luasnya dampak suatu peristiwa, kejadian yang menyangkut sejumlah besar orang serta berarti bagi kehidupan khalayak. 5. Emosi atau naluri (human interest): peristiwa tersebut menggugah perasaan khalayak yang membaca. Dunia jurnalistik umumnya mengenal beberapa jenis berita yang muncul dalam media massa cetak. Jenis-jenis berita diantaranya berita langsung (straight
15
news), berita ringan (soft news), berita kisah (feature) dan pelaporan mendalam (indepth reporting) (Sumadiria 2011): 1. Berita langsung (straight news): bentuk pelaporan untuk berita yang penting untuk segara diketahui pembaca. Fakta yang dilaporkan adalah fakta yang dapat diukur dengan penginderaan secara langsung. Jenis berita ini sangat dibatasi oleh waktu. 2. Berita ringan (soft news): jenis berita ini tidak terkait dengan aktualitasi tapi memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita ringan bisa berupa sampingan dari berita langsung tetapi ada juga yang berdiri sendiri. 3. Berita kisah (feature): berita kisah mementingkan nilai manusiawi dan informasi bagi khalayak. Biasanya digunakan untuk menceritakan profil seseorang atau bagaimana hal yang menarik terjadi. 4. Pelaporan mendalam (indepth reporting): jenis berita yang digunakan untuk menuliskan permasalahan secara lebih lengkap, mendalam dan analitis sehingga khalayak pembaca mendapat informasi secara lebih komprehensif. Berita Pembangunan Menurut McQuail yang dikutip oleh Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2012) menjelaskan terdapat teori pers pembangunan yang dikaitkan dengan negara-negara Dunia Ketiga yang tidak memiliki ciri-ciri sistem komunikasi yang sudah maju, seperti berikut ini: infrastruktur komunikasi, keterampilanketerampilan profesional, sumberdaya-sumberdaya produksi dan kultural, serta audiens yang tersedia. Tujuan dari negara-negara Dunia Ketiga adalah pembangunan, sehingga pers harus digunakan secara positif dalam pembangunan nasional, untuk otonomi dan identitas kebudayaan nasional. Gagasan utama jurnalisme pembangunan adalah pemberitaan mengenai peristiwa-peristiwa nasional maupun internasional haruslah memberikan kontribusi yang positif kepada pembangunan negeri bersangkutan (Kusumaningrat & Kusumaningrat 2012). Fokus utama jurnalisme pembangunan bukan pada berita sehari-hari, melainkan proses-proses pembangunan jangka panjang. Tema berita pembangunan diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Pembangunan, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan penaatan aturan-aturan, tindakan-tidakan yang diambil berkenaan dengan pembangunan dan bermuatan hukum. Misalnya masalah perijinan terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan, penertiban sehubungan dengan kegiatan yang menyangkut pembangunan, termasuk pula proses hukum akibat kegiatan yang berkenaan dengan pembangunan dan sebagainya yang sejenis. 2. Kebijakan pembangunan, identifikasi terhadap pemberitaan tentang hal-hal yang berhubungan dengan upaya terpadu untuk melaksanakan pembangunan yang meliputi kebijaksanaan pemanfaatan, penataan, penelitian, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan pembangunan. Misalnya kegiatan-kegiatan loka karya, seminar, pembahasan-pembahasan tentang pembangunan, studi perbandingan termasuk program-program pembangunan dan seluruh produk yang dihasilkannya seperti Peraturan Daerah, Surat Keputusan, dan sebagainya yang sejenis.
16
3.
4. 5.
6. 7. 8.
9.
Pendidikan pembangunan, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan upaya-upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap pembangunan, seperti kampanye, sosialisasi, pembinaan dan bimbingan kepada masyarakat berkenaan dengan kegiatan pembangunan. Dampak pembangunan, identifikasi terhadap berita-berita yang berkenaan dengan kegiatan pembangunan. Konflik pembangunan, identifikasi terhadap berita-berita yang berkenaan dengan konflik pemanfaatan sumber daya (air, darat, udara), keluhan, kritik, protes, demo yang berkenaan dengan kegiatan pembangunan dan sebagainya. Budaya, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan kearifan lokal (indigenous local). Kelembagaan, identifikasi terhadap pemberitaan berkenaan dengan infrastruktur yang ada, baik formal maupun informal. Partisipasi Pembangunan, identifikasi terhadap pemberitaan mengenai aktifitas masyarakat baik pribadi atau kelompok dalam kegiatan-kegiatan pembangunan dan sebagainya yang sejenis. Propaganda, identifikasi terhadap pemberitaan yang terkait dengan pencitraan buruk terhadap pembangunan. Persepsi
Persepsi merupakan inti komunikasi, melalui persepsi individu berusaha menafsirkan informasi yang berhasil ditangkap melalui panca indra. Rakhmat (1999) menerjemahkan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan meyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, sehingga memberikan makna pada stimuli inderawi. Mulyana (2008) menambahkan, melalui pengindraan, stimuli indrawi tersebut dikirimkan ke otak untuk kemudian dipelajari untuk selanjutnya ditafsirkan. DeVito (2011) persepsi adalah proses dimana seseorang menjadi sadar akan banyaknnya stimulus yang mempengaruhi indra yang dimiliki. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan yang seseorang serap dan makna yang diberikan ketika mencapai kesadaran. Proses pembentukan persepsi memiliki tiga langkah, yaitu terjadinya stimulasi alat indra, pengaturan stimulasi alat indera dan penafsiran evaluasi. Persepsi terdiri dari dua bagian, yakni persepsi atas lingkungan fisik dan persepsi atas manusia. Kedua tipifikasi ini merupakan inti dari komunikasi di mana hakikat dari komunikasi adalah bagaimana kesesuaian makna dan ekspektasi yang kita tangkap secara indrawi dengan substansi dari objek atau manusia sesungguhnya. Objek-objek di sekitar ditangkap melalui indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga manusia dapat mengamati objek tersebut. Perkembangan manusia mengakibatkan semakin bertambah usia, maka akan bertambah pengalaman dan kemampuannya membedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan mengorganisasikan hal-hal di luar dirinya. Rakhmat (1999) mengemukan terdapat faktor-faktor personal yang dapat mempengaruhi persepsi, adalah: 1. Pengalaman, tidak selalu didapatkan melalui proses belajar formal, namun pengalaman dapat bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi dalam hidup seseorang.
17
2. Motivasi, terkait motif biologis, ganjaran dan hukuman, karakteristik kepribadian, dan perasaan terancam yang disebabkan oleh persona stimuli. 3. Kepribadian, dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi. Proyeksi adalah mengekternalisasikan pengalaman subjektif secara tidak sadar. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal yang memenuhi kepentingan personalnya. Objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Faktor fungsional terjadi melalui makna atas objek yang dipersepsikan oleh manusia. Faktor struktural memandang bahwa sifat stimuli objeklah yang menentukan mengapa kita menafsirkannya. Objek yang dipersepsi adalah identik, kemudian orang-orang yang mempersepsikannya memiliki kesamaan fungsionalisasi persepsi namun tetap saja menghasilkan perbedaan persepsi, maka sesungguhnya kondisi tersebut disebabkan oleh: 1) derajat atensi dan ekspektasi atas objek, 2) derajat kepentingan, dan 3) karakteristik kepribadian. Ravich dan Steiner (Zhang 2008) efek psikologi dari media massa mencakup kognisi, perasaan, dan hasrat. Kognisi mengacu pada pengetahuan, informasi dan fakta-fakta dalam bidang pemikiran. Kognisi adalah pendekatan yang diperlukan untuk memasukkan aspek perasaan. Perasaan adalah sikap dan rasa untuk hal-hal tertentu. Media massa menawarkan informasi yang kaya dalam bidang kognisi, menciptakan perasaan diterima secara luas oleh eksternalisasi informasi, dan menyadari efek maksimum informasi komunikasi. Keinginan adalah semacam kepercayaan dan pembelian dalam arti psikologis untuk stimulus berita. Karakteristik Pembaca McQuail (1997) yang dikutip oleh Giles (2003) mengidentifikasi sejumlah cara yang berbeda dimana khalayak telah dikonseptualisasikan dalam penelitian media dan komunikasi. Sebuah perbedaan penting menyangkut sumber khalayak, tergantung pada apakah khalayak diyakini ada sebelum media, atau apakah media menciptakan khalayak. Perspektif semacam ini diadopsi ketika kita membuat perbedaan antara masyarakat umum dan tokoh media (penting untuk khalayak dalam pengikutsertaan media). Khalayak dapat dianggap sebagai sebuah "kumpulan kepuasan" bagi mereka yang menganggap media berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Khalayak dalam kasus ini, masih dipandang sebagai kelompok sosial yang keberadaannya mendahului media. Pendekatan fungsional ini untuk pekerjaan media dalam asumsi bahwa jika kebutuhan kelompok tidak terpenuhi oleh media, maka media tersebut akan gagal. Giles membedakan antara khalayak "saluran" dan khalayak "media" berdasarkan kepentingan khusus khalayak tersebut. Jenis khalayak media adalah salah satu yang terlontar dalam menanggapi suatu media baru, contohnya, khalayak internet dan hanya terdiri dari pengguna media tertentu tersebut. Khalayak dengan minat khusus yang terdiri dari orang-orang pengkonsumsi media terkonsentrasi pada konten yang spesifik. Dua jenis khalayak ini diyakini terbentuk setelah pengenalan awal media dan isinya, meskipun banyak ahli menyatakan bahwa penonton mendahului media (misalnya, penonton untuk siaran olahraga).
18
Grossberg et al. (1998) mengartikan khalayak sebagai berikut: 1. Khalayak sebagai bukan-privasi, dimana yang terjadi di tempat terbuka, bisa diamati, bisa diakses oleh orang lain, seperti ‘terbuka untuk umum’. 2. Khalayak sebagai umum, berkaitan dengan atau berasal dari semua warga negara, seperti dalam kepentingan umum atau opini publik. 3. Khalayak sebagai komunal, atau milik pemerintahan atau diatur, seperti televisi publik atau utilitas publik. Grossberg et al. (1998) menyiratkan khalayak sebagai keterbukaan, masyarakat, kewarganegaraan, diskusi, debat dan hubungan antara media dan masyarakat. Media secara jelas melayani fungsi khalayak dalam dua cara penting yakni pertama, media menjadi kunci instrumen utama pada kepublikan yang dapat diartikan dimana media menyampaikan informasi dan beragam isu secara terbuka; media merupakan sebuah publisitas. Kedua, media memegang porsi kunci sebagaimana yang disebut sebagai ruang publik, beragam bentuk forum dimana isu dan peristiwa kontroversial bisa menjadi bahan perdebatan, sesuatu yang penting dari demokrasi, jika yang dimaksud dengan demokrasi sebagai manifestasi dari kehendak publik yang diinginkan dan dibutuhkan. Khalayak pada media cetak memiliki karakteristik tersendiri dan sangat heterogen. Menurut Schramm (1954), mengemukakan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hal apa saja yang hendak dibaca. Faktor-faktor itu adalah usia, pendidikan, jenis kelamin, dan status sosial-ekonomi. Secara umum, pembaca muda menyukai artikel-artikel hiburan, sedangkan mereka yang lebih berumur menyukai informasi dan masalah-masalah umum. Pembaca dewasa lebih banyak membaca berita ketimbang pembaca muda yang lebih tertarik pada gambar-gambar atau fotonya saja. Pembaca yang berpendidikan cenderung mencari informasi, sedangkan yang kurang berpendidikan lebih suka dengan artikel-artikel hiburan. Brallay (2010) karakteristik khalayak sangat didasarkan pada karateristik demografi yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan dan etnis. Karakteristik pembaca berkaitan erat dengan karakteristik individu yang sangat penting bagi pemahaman terhadap informasi yang diterima. Lionberger dan Gwin (1982) mengungkapkan bahwa peubah penting dalam mengkaji masyarakat lokal antaranya adalah karakteristik individu meliputi: usia, tingkat pendidikan, dan ciri psikologis. Kerangka Pemikiran Indikasi kehidupan surat kabar yang sebagian besar tidak diatur pemerintah dalam mengimplementasikan jurnalisme pembangunan, maka surat kabar bebas dalam menentukan bentuk pemberitaannya, hal ini berdampak pada kualitas dan kuantitas berita yang disajikan tidak proporsional. Surat kabar saat ini berusaha untuk menyajikan pemberitaan yang dapat meningkatkan oplahnya, sehingga berita yang disajikan merupakan berita yang memiliki nilai jual. Penentuan informasi maupun berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor diharapkan tidak hanya berdasarkan pada pedoman kebijakan redaksional surat kabar saja. Pembaca dalam hal ini memiliki peran yang penting untuk menentukan informasi dan berita pembangunan yang mereka butuhkan. Surat
19
kabar Radar Bogor harus mengetahui informasi dan berita pembangunan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat Bogor. Persepsi pembaca terhadap pemberitaan pembangunan di surat kabar Radar Bogor sangat penting untuk diteliti mengingat media merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mendorong individu melakukan sebuah perubahan. Analisis peran surat kabar Radar Bogor dalam pemberitaan pembangunan yang bertolak dari fungsi dan peran media massa secara umum yang terdiri dari pemberi informasi, mendidik, memberi hiburan dan melaksanakan kontrol sosial (Barus 2010). Efektivitas peran surat kabar Radar Bogor dilihat dari pemberi informasi, pembuatan keputusan dan pendidik dilakukan dengan menganalisis persepsi pembaca terhadap berita pembangunan. Penelitian ini tidak melakukan analisis hubungan peran surat kabar Radar Bogor dengan persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan. Analisis karakteristik khalayak pembaca dilakukan secara deskriptif, selanjutnya dilakukan identifikasi faktor-faktor karakteristik pembaca yang memiliki hubungan dengan persepsi pembaca tentang unsur-unsur berita pembangunan. Analisis persepsi berdasarkan rataan skor persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor. Uji beda dilakukan untuk menganalisis perbedaan karakteristik pembaca terhadap perilaku kognitif dan afektif pembaca. Analisis persepsi pembaca terhadap kebutuhan informasi yang mereka harapkan dari Radar Bogor dengan menggunakan analisis structural equation modeling (model persamaan struktural/ SEM). Analisis persepsi pembaca dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembanggunan di Radar Bogor yang mempengaruhi perilaku pembaca. Karakteristik pembaca terdiri dari: jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, lama menjadi pembaca dan lama waktu untuk membaca surat kabar (Schramm 1954; Brallay 2010). Unsur-unsur berita yang diamati meliputi: pemilihan topik, nilai berita, jenis berita, aktualisasi berita, urgensi berita dan frekuensi kemunculan berita pembangunan yang dibutuhkan oleh masyarakat (Larcinese et al. 2011; Castrechini et al. 2014). Perilaku yang diamati meliputi: kognitif, afektif (Zhang 2008). Pembaca yang menjadi objek analisis adalah masyarakat yang berada di wilayah Kota Bogor dengan pertimbangan wilayah ini merupakan pusat pemerintahan, sehingga arus informasi banyak beredar diwilayah ini. Pembaca yang menjadi objek analisis merupakan pembaca yang secara rutin dan sering membaca surat kabar Radar Bogor, minimal 10 kali dalam satu bulan. Unsur-unsur berita merupakan peubah bebas dalam penelitian ini. Pendekatan dilakukan dengan menggunakan unsur-unsur yang dikembangkan dalam penelitian terdahulu. Larcinese et al. (2011) mengkategorikan unsur-unsur berita yang terdiri dari pemilihan topik, nilai berita, aktualisasi dan urgensi berita, ketersediaan berita, frekuensi berita, personalisasi, emosi, konfik dan kontroversi. Castrechini et al. (2014) mengkategorikan menjadi bentuk berita dan isi berita. Ngatif et al. (2005) membagi menjadi: penyajian berita, proporsi, liputan, isi, ruang lingkup, arah kebijakan berita. Siswanto (2012) membagi menjadi luas halaman, aktualitasi, kuantitas, kualitas, format dan kategori bidang pembangunan. Larcinese et al. (2011) menyajikan topik berita berdasarkan kategori berita yang tidak bias, akurat, lengkap, jelas, menarik, berita yang informatif dan benar,
20
memiliki kemampuan mendidik, berasal dari sumber yang dapat dipercaya, dan jujur. Nilai berita yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari aktualitasi, kedekatan, terkenal, dampak, ukuran dan emosi (Kusumaningrat dan Kusumaningrat 2012). Jenis berita terdiri dari berita langsung, ringan, kisah dan pelaporan mendalam (Sumadiria 2011). Aktualitasi berita terdiri dari sesuatu yang baru saja terjadi dan sedang ramai dibicarakan, serta diberitakan secepatnya. Urgensi merupakan berita yang penting dan mendesak untuk diketahui khalayak. Frekuensi kemunculan berita terdiri dari seberapa sering dan lamanya berita tersebut disajikan (Pavelka 2014). Peran media massa tidak hanya dilihat dari pengaruhnya terhadap psikologis dan pengetahuan, tetapi kemanfaatan yang dapat diambil oleh masyarakat pembacanya untuk digunakan sebagai alat mengubah posisinya ketempat yang lebih baik. Akan tetapi diketahui pula bahwa media massa memiliki keterbatasan dalam mengubah psikologis sasaran. Media massa hanya menyentuh aspek kognitif, sehingga informasi dan pengetahuan yang dimiliki tidak sampai mengubah sikap dan perilaku (Schramm & Lerner 1976). Zhang (2008) efek psikologi dari media massa mencakup kognisi, perasaan, dan hasrat. Perilaku pembaca sebagai dampak penggunaan media mampu merubah sikap pembaca karena sudah menyentuh perasaan dari pembaca terhadap terpaan suatu berita. Secara lebih rinci kerangka pemikiran terdapat pada Gambar 1. Peran surat kabar Radar Bogor: - Pemberi informasi - Mendidik - Menghibur - Fungsi kontrol
Karaketristik pembaca (X1) X1.1 Jenis kelamin X1.2 Usia X1.3 Pendidikan terakhir X1.4 Pekerjaan X1.5 Pendapatan X1.6 Lama menjadi pembaca X1.7 Lama waktu membaca
Persepsi pembaca mengenai unsurunsur berita (X2) X2.1 Pemilihan topik X2.2 Nilai berita X2.3 Jenis berita X2.4 Aktualisasi berita X2.5 Urgensi berita X2.6 Frekuensi kemunculan berita
Perilaku pembaca (Y) Y.1 Kognitif Y.2 Afektif
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
21
Hipotesis penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, diajukan hipotesis penelitian (H1) sebagai berikut: 1. Faktor-faktor karakteristik pembaca berhubungan nyata dengan persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor. 2. Faktor-faktor karakteristik pembaca berbeda nyata dalam perilaku pembaca surat kabar Radar Bogor. 3. Persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor berpengaruh nyata terhadap perilaku pembaca.
METODE Desain Penelitian Desain penelitian adalah perencanaan mendetail yang digunakan sebagai panduanuntuk mencapai tujuan penelitian. Penelitian didesain sebagai penelitian survei deskriptif eksplanatori yang bersifat korelasional dan pengaruh. Metode survei merupakan metode yang mengambil sampel dari satu kelompok populasi dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan informasi yang spesifik. Penelitian deskriptif korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk menerangkan, menggambarkan, dan hubungan-hubungan antar peubah-peubah yang diteliti. Deskriptif korelasional dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor karakteristik pembaca yang memiliki hubungan dengan persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor. Fokus penelitian adalah menganalisis pengaruh persepsi pembaca surat kabar Radar Bogor mengenai unsur-unsur berita pembangunan terhadap perilaku pembaca (kognitif dan afektif). Oleh karena itu, pada penelitian peubah yang digunakan terdiri dari karakteristik khalayak pembaca surat kabar dan persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan sebagai peubah bebas (independent variable), dan perilaku pembaca surat kabar Radar Bogor sebagai peubah terikat (dependent variable). Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di surat kabar Radar Bogor yang beralamat di Graha Pena Bogor Jl. KH. R. Abdullah Bin Muhammad Nuh No. 30 Taman Yasmin, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan bahwa surat kabar Radar Bogor dalam proses pengembangan diri dan telah cukup lama bergerak dalam bidang industri surat kabar. Penelitian diawali dengan uji coba instrumentasi selama tiga hari terhadap 30 responden pembaca surat kabar Radar Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan selama dua bulan mulai Februari-Maret 2015.
22
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah pembaca surat kabar Radar Bogor yang berada pada wilayah Kota Bogor yang beroplah 7 700 eksemplar, dengan pertimbangan wilayah ini merupakan wilayah distribusi terbesar surat kabar Radar Bogor. Distribusi surat kabar Radar Bogor pada tahun 2003 berkembang dan telah membuka jaringan redaksional dan pemasaran di Sukabumi, Cianjur dan Depok. Tahun 2012 pendistribusian di pusatkan pada wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, karena telah dibentuknya anak perusahaan Radar Cianjur dan Radar Sukabumi. Pendistribusian terbesar surat kabar Radar Bogor berada di wilayah Kota Bogor (Tabel 2). Hal tersebut disebabkan Kota Bogor merupakan pusat aktivitas masyarakat, baik untuk pendidikan, perkantoran swasta maupun pemerintahan, sehingga kebutuhan akan pentingnya informasi cenderung lebih tinggi. Tabel 2 Distribusi surat kabar Radar Bogor per hari pada tahun 2014 Wilayah Kota Bogor Kabupaten Bogor Total
Jumlah (eksemplar) 7 700 3300 11 000
Persentase (%) 70.00 30.00 100.00
Sumber: Radar Bogor 2014b
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah Multiple Stage Sampling, yaitusampel yang ditarik dari kelompok populasi, tetapi tidak semua anggota populasi menjadi anggota sampel (Nazir 1988). Teknik ini dilakukan dua tahap yang terdiri dari pemilihan kecamatan untuk menjadi subpopulasi dan pemilihan pembaca untuk dijadikan sampel penelitian. Pertama, pemilihan kecamatan yang dijadikan subpopulasi dilakukan dengan memilih dua dari enam kecamatan yang ada di Kota Bogor, dan yang terpilih adalah Kecamatan Bogor Tengah dan Kecamatan Bogor Utara. Kedua, pemilihan responden dilakukan secara convenience sampling yang merupakan bagian dari non-probability sampling. Convenience sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sumarwan et al. 2011). Responden harus memenuhi syarat sebagai berikut: responden yang kebetulan ditemui berkenan diwawancarai, sering membaca surat kabar Radar Bogor, dan sebanyak mungkin dapat memberikan informasi yang dipercaya. Kategori sering membaca surat kabar Radar Bogor adalah pembaca telah membaca lebih dari 10 kali dalam satu bulan. Ukuran populasi pembaca surat kabar Radar Bogor tidak diketahui dengan pasti, sehingga jumlah sampel yang digunakan berdasarkan pendekatan jumlah penjualan surat kabar rata-rata per hari. Menurut wawancara dengan pihak manajemen, jumlah penjualan surat kabar per hari lebih kurang 11 000 eksemplar dengan jumlah proporsi penjualan surat kabar di Kota Bogor sebesar 70 persen dari penjualan (7 700 eksemplar), maka jumlah populasi per hari surat kabar Radar Bogor diasumsikan sebanyak 7 700 orang. Jumlah responden yang diambil sebagai sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar 2001) yaitu:
23
𝑛=
𝑁 1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan: n =Jumlah responden yang diambil N =Jumlah populasi atau rata-rata penjualan yaitu 7 700 eksemplar e =Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan responden yang masih dapat ditolerir, sebesar 10 persen.
7700
maka, 𝑛 = 1+7700(0.1)² = 98,7≈ 99 orang Berdasarkan Rumus Slovin, jumlah responden yang diambil adalah 99 orang. Data dan Instrumen Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder baik secara deskriptif, kualitatif maupun kuantitatif. Data primer berasal dari peubah yang diteliti, berupa karakteristik pembaca, persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan dan perilaku pembaca yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner. Responden yang dipilih adalah 99 pembaca yang memutuskan membeli, mengeluarkan uang untuk melakukan pembelian dan membaca surat kabar Radar Bogor. Data primer dalam penelitian digunakan untuk mengetahui persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa data dan informasi dari perusahaan pada periode terkait dengan penelitian, serta gambaran umum usaha. Data sekunder juga diperoleh melalui penelusuran kepustakaan melalui buku, literatur, internet dan tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam penelitian. Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk melengkapi dan mendukung data-data primer yaitu data yang didapat dari literatur dan instansi terkait. Instrumentasi merupakan proses penyusunan instrumen yang digunakan sebagai alat ukur dalam suatu penelitian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner yang berisi daftar pertanyaan dan pernyataan yang berhubungan dengan peubah-peubah penelitian. Instrumen penelitian sangat menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian meliputi: 1. Karakteristik pembaca Karakteristik pembaca terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan per bulan, lama menjadi pembaca, frekuensi membaca surat kabar dan lama membaca surat kabar. 2. Unsur-unsur berita Unsur-unsur berita terdiri dari pemilihan topik, nilai berita, jenis berita, aktualisasi berita, urgensi berita dan frekuensi kemunculan berita (Larcinese et al. 2011; Castrechini et al. 2014). 3. Perilaku Indikator perilaku pembaca dalam penelitian adalah pengetahuan (kognitif) dan sikap (afektif) (Zhang 2008).
24
Definisi Operasional Definisi operasional adalah penjelasan pengertian tentang beberapa peubah yang diukur yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Peubah dikelompokkan ke dalam kategori-kategori untuk memudahkan pengumpulan data, masing-masing peubah dikategorikan dengan skala pengukuran sebagai berikut: 1. Karakteristik pembaca (X.1) merupakan ciri-ciri atau sifat yang melekat pada pribadi pembaca surat kabar. Penjelasan mengenai karakteristik pembaca adalah sebagai berikut: a. Jenis kelamin (X1.1) merupakan perbedaan status biologis pembaca, diukur dengan menggunakan skala nominal yang digolongkan menjadi laki-laki dan perempuan. b. Usia (X1.2) merupakan masa hidup yang telah dilalui pembaca sampai pada saat penelitian ini dilaksanakan, diukur dengan menghitung jumlah tahun dari usia pembaca sampai dengan ulang tahun kelahiran terdekat saat menjadi responden, dengan menggunakan skala rasio yang dinyatakan dalam tahun. c. Tingkat pendidikan (X1.3) merupakan lamanya pembaca memperoleh pendidikan formal, diukur berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh pembaca, dengan menggunakan skala ordinal. d. Pendapatan (X1.4) merupakan penghasilan keluarga pembaca setiap bulan dengan satuan rupiah, dengan menggunakan skala rasio yang dinyatakan dalam jumlah rupiah. e. Pekerjaan (X1.5) merupakan status pekerjaan yang dilakukan pembaca, diukur dengan menggunakan skala nominal. f. Lama menjadi pembaca (X1.6) merupakan rentang waktu pembaca menggunakan surat kabar untuk mengakses informasi sampai dengan saat penelitian ini dilaksanakan, diukur dengan jumlah waktu (bulan) sejak pertama kali pembaca menggunakan surat kabar, dengan menggunakan skala rasio yang dinyatakan dalam bulan. g. Frekuensi membaca (X1.7) merupakan rentang waktu pembaca menggunakan surat kabar untuk mengakses informasi sampai dengan saat penelitian ini dilaksanakan, diukur dengan jumlah dalam satu minggu, dengan menggunakan skala rasio yang dinyatakan dalam kali. h. Lama waktu membaca (X1.8) merupakan rentang waktu yang digunakan pembaca untuk membaca surat kabar dalam jumlah waktu (jam) per hari, dengan menggunakan skala rasio yang dinyatakan dalam jam. 2. Unsur-unsur berita (X.2) merupakan sifat atau ciri sebuah berita, diukur menggunakan skala ordinal dengan lima kategori jawaban yaitu 1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4= setuju dan 5= sangat setuju. Penjelasan mengenai unsur-unsur berita adalah sebagai berikut: a. Pemilihan topik (X2.1) diukur berdasarkan cara dan urutan menyajikan topik di media cetak. b. Nilai berita (X2.2) diukur berdasarkan ukuran yang dipakai untuk memilah-milah peristiwa untuk diangkat sebagai berita yang terdiri dari aktualitasi, kedekatan, terkenal, dampak, emosi dan naluri.
25
c.
3.
Jenis berita (X2.3) bentuk penyajian berita diantaranya berita langsung, berita ringan, feature dan pelaporan mendalam. d. Aktualitasi berita (X2.4) diukur berdasarkan peristiwa yang baru saja terjadi atau kekinian. e. Urgensi berita (X2.5) diukur berdasarkan penting atau tidaknya suatu berita dalam rentang waktu tertentu. f. Frekuensi kemunculan berita (X2.6) kekerapan atau keseringan berita muncul tentang suatu masalah dan dalam periode tertentu. Perilaku pembaca (Y) merupakan perilaku yang terjadi pada diri pembaca setelah menerima informasi dari surat kabar, diukur menggunakan skala ordinal dengan lima kategori jawaban yaitu 1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4= setuju dan 5= sangat setuju. Penjelasan mengenai perilaku adalah sebagai berikut: a. Kognitif (Y1) tingkat pengetahuan pembaca yang diukur berdasarkan pemahaman pembaca tentang pemberitaan pembangunan. b. Afektif (Y2) tingkat persuasif yang dirasakan oleh pembaca yang diukur berdasarkan ketertarikan terhadap pemberitaan pembangunan dan kemauan mengikuti program pembangunan. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Suatu instrumen dikatakan layak untuk digunakan dalam pengukuran apabila telah memenuhi syarat dalam validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan). Validitas adalah ketepatan alat ukur dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan sebelum pengolahan data yang menunjukkan ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam mengukur peubah yang akan diukur (Umar 2001). Uji validitas yang digunakan adalah korelasi produk momen (product moment correlation). Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi antar skor masing-masing items pertanyaan dengan skor total pada setiap peubah dengan persen kelonggaran (5%) dan derajat bebas adalah n-2=28, didapat nilai r-tabel adalah 0.361. Jika nilai r-hitung > 0.361 maka items valid dan digunakan dalam penelitian, sedangkan item pertanyaan atau pernyataan yang tidak valid, maka dimodifikasi kembali susunan kata-kata atau kalimatnya agar lebih dipahami oleh responden. Pengujian dilakukan terhadap 30 orang pembaca awal yang digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas serta sesuai dengan syarat-syarat yang ada dalam ruang lingkup penelitian. Hasil pengujian tingkat validitas menunjukan bahwa r-hitung atribut dalam pertanyaan tersebut memiliki nilai koefisien validitas 0.369 sampai dengan 0.780 dan tidak ada yang lebih kecil dari r-tabel 0.361. Hal ini menunjukan bahwa atribut dalam surat kabar Radar Bogor dinyatakan valid (Lampiran 1). Reliabilitas menurut Singarimbun dan Effendi (2010) adalah sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan tetap konsisten jika dilakukan pengulangan terhadap pengukuran. Metode yang dilakukan pada uji reliabilitas penelitian ini adalah metode Alpha (Cronbach’s). Uji nyata dilakukan pada taraf nyata 0.05, artinya pertanyaan yang diajukan kepada pembaca dikatakan reliabel, bila nilai alpha lebih besar dari r
26
kritis (r hitung). Program yang digunakan untuk melakukan olah statistik dalam pengujian validitas dan reliabilitas pada penelitian ini adalah Microsoft SPSS versi 19.0 for windows. Berdasarkan hasil pengujian dalam teknik tersebut menunjukan bahwa nilai koefisien reliabilitas alpha cronbach’s sebesar 0.886. Nilai alpha tersebut lebih dari 0.60, hal ini menunjukkan bahwa atribut-atribut tersebut adalah reliable. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: (1) Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya; (2) Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung pada subjek penelitian untuk menguji kebenaran jawaban responden pada kuesioner, (3) Kepustakaan yaitu membaca buku-buku yang terkait, mempelajari hasil penelitian terdahulu, data-data dari lembaga terkait dan perusahaan yang tersedia serta literatur-literatur relevan yang menunjang. Analisis Data Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan pembersihan data (cleaning data), dikoding dan ditabulasikan dengan menggunakan Microsoft Excel 2010. Hasil tabulasi data tersebut, selanjutnya diolah dengan menggunakan software SPSS versi 19.0. Analisis data pada pendekatan penelitian kuantitatif, menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial yang disajikan dalam bentuk tabel, bagan dan uraian. Analisis statistik deskriptif (frekuensi, persentase, kuartil dan total rentang skor) digunakan untuk menganalisis deskripsi peubah karakteristik dan persepsi pembaca surat kabar Radar Bogor. Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hubungan antara faktor karakteristik dengan persepsi pembaca tentang unsur-unsur berita pembangunan dengan menggunakan analisis korelasi rank Spearman. Uji beda digunakan untuk melihat perbedaan karakteristik pembaca terhadap perilaku kognitif dan afektif. Analisis pengaruh peubah independen (unsur berita) terhadap peubah dependen menggunakan teknik structural equation modeling (model persamaan struktural/ SEM). Pengujian dengan SEM digunakan karena pengukuran peubah persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan, dan peubah perilaku pembaca dilakukan dengan menggunakan peubah latennya. Korelasi rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan faktor karakteritik pembaca dengan persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang telah ditetapkan. Korelasi rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan faktor-faktor karakteristik yang minimal memiliki data ordinal. Hasil pengujian bernilai positif artinya adanya hubungan antara kedua peubah yang berkorelasi adalah searah, maksudnya apabila nilai dari peubah X semakin naik atau tinggi maka semakin tinggi pula nilai dari peubah Y tersebut atau sebaliknya jika nilai variabel X turun maka semakin turun pula nilai peubah Y. Jika nilai rs = 0, maka kedua peubah
27
tidak berkorelasi. Jika nilai rs = 1 maka semakin kuat hubungan korelasi kedua peubah tersebut, kategori nilai rs pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai 0 < rs < 0.2, maka kedua peubah dikategorikan berkorelasi sangat lemah 2. Jika nilai 0.2 ≤ rs < 0.4, kedua peubah dikategorikan berkorelasi lemah 3. Jika nilai 0.4 ≤ rs < 0.6, kedua peubah dikategorikan berkorelasi sedang 4. Jika nilai 0.6 ≤ rs < 0.8, kedua peubah dikategorikan berkorelasi kuat 5. Jika nilai 0.8 ≤ rs < 1, kedua peubah dikategorikan berkorelasi sangat kuat. Analisis persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan dibentuk berdasarkan nilai indeks tertinggi dan nilai indeks terendah dari jawaban responden dalam kuesioner. Penelitian ini menggunakan rumus rentang skor atau kriteria sebagai berikut: RS =
n (m−1) m
Keterangan: RS = rentang skala n = jumlah sampel m = jumlah alternatif jawaban tiap item
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan: RS =
99 (5−1) 5
= 79.20
Perhitungan skor 1. Skor terendah adalah 99, didapat dari perhitungan (jumlah sampel x bobot terendah = 99 x 1) 2. Skor tertinggi (skor ideal) adalah 495, didapat dari perhitungan (jumlah sampel x bobot tertinggi = 99 x 5) Tabel 3 Rentang kriteria skor persepsi pembaca Radar Bogor Rentang skor 99.00 – 178.20 >178.20 – 257.40 >257.40 – 336.60 >336.60 – 415.80 >415.80 – 495.00
Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Model persamaan struktural adalah model yang menggambarkan hubungan kausal antara peubah eksogen (peubah penyebab) dan peubah endogen (peubah akibat). Hubungan antara peubah-peubah penelitian menggunakan analisis model persamaan struktural didasarkan pada peubah laten yang memiliki indikatorindikator yang baik. Peubah laten merupakan konsep abstrak yang hanya dapat diamati secara tidak langsung. Peubah laten ini ada dua yaitu peubah eksogen dan peubah endogen. Peubah teramati merupakan peubah yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris dan sering disebut sebagai indikator (Wijayanto 2008). Tujuan utama SEM adalah untuk mendapatkan model hipotesis yang sesuai (fit), atau dapat menggambarkan data sampel. Apabila ditemukan model yang belum fit atau disebut dengan misfit model, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencari penyebabnya, sehingga terbentuk model yang dapat menggambarkan data sampel. Hubungan antara peubah terukur dengan peubah
28
latennya digambarkan dengan muatan faktor (factor loading). Muatan faktor ini menunjukkan seberapa besar peubah-peubah terukur mampu mengukur peubah laten. Muatan faktor dapat diperlakukan sebagai koefisien validitas. Kesalahan pengukuran dalam model pengukuran menunjukkan seberapa besar peubahpeubah terukur mengukur hal lain di luar peubah laten. Ada tiga informasi penting untuk memahami bahwa suatu peubah terukur merupakan indikator yang baik dari peubah laten, yaitu (1) nilai standarized solution (solusi terstandarisasi) yang menggambarkan nilai muatan faktor, nilai standard error (kesalahan standar) yang menggambarkan nilai kesalahan, dan tvalue (nilai-t) yang menunjukkan signifikasi dari muatan faktor. Peubah terukur dipilih sebagai indikator, jika memiliki nilai solusi terstandarisasiyang tinggi, nilai kesalahan standar yang kecil, serta nilai-t lebih besar dari ≥ 1.96. Tabel 4 Indeks kelayakan model dalam uji kecocokan SEM Ukuran goodness of fit RMR (Root Mean Square Residual) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) GFI (Goodness of Fit)
AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) CFI (Comparative Fit Index) CN (critical N)
Tingkat kecocokan yang bisa diterima Residual rata-rata antar matriks (korelasi atau kovarian) teramati dan hasil estimasi. Standardized RMR ≤ 0.05/ ≤ 0.1 adalah good fit. Rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan terjadi dalam populasi dan bukan dalam sampel. RMSEA ≤ 0.08 adalah good fit, sedang RMSEA< 0.05 adalah close fit Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. GFI ≥ 0.90 adalah good fit, sedang 0.8< IFI< 0.90 adalah marginal fit Nilai berkisar antara 0–1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. AGFI ≥ 0.90 adalah good fit, sedang 0.8
Sumber: Wijayanto (2008)
Menurut Bollen dan Long dikutip Wijayanto (2008) prosedur SEM secara umum akan mengandung tahap-tahap sebagai berikut: 1. Spesifikasi model: tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan struktural, sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini diformulasikan berdasarkan suatu teori atau penelitian sebelumnya. 2. Identifikasi: tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada didalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya. 3. Estimasi: tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang tersedia. Pemilihan model estimasi yang digunakan seringkali ditentukan berdasarkan karakteristik dari peubah-peubah yang dianalisis.
29
4.
Uji kecocokan: tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data. Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau Goodness of Fit (GOF) dapat digunakan untuk melaksanakan langkah ini. 5. Respesifikasi: tahap ini berkaitan dengan respesifikasi model berdasarkan atas hasil uji kecocokan tahap sebelumnya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dibantu dengan Microsoft SPSS versi 19.0 for windows, LISREL 8.3 dan Microsoft Office Excel 2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Surat Kabar Radar Bogor Sejarah Pendirian Resesi ekonomi yang dimulai tahun 1997 mengakibatkan jatuhnya pemerintahan yang dipimpin Jenderal Soeharto. Era orde baru berubah menjadi era reformasi, yaitu dari sistem pemerintahan yang cenderung otoriter beralih ke demokrasi. Kebebasan untuk mengemukakan pendapat dan memperoleh informasi menjadi terbuka lebar pada masa ini. Era reformasi telah membuka peluang usaha yang sangat menjanjikan, khususnya yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi. Hal ini didukung oleh kemudahan untuk memperoleh izin pendirian usaha media massa, dan ditiadakannya sangsi pemberendelan media oleh pemerintah apabila pemberitaan oleh media tidak pro pemerintah. Pengajuan izin usaha media massa tidak hanya dilakukan di pusat, namun terjadi pula di berbagai daerah. Alfian Mujani, Wahyudi Diani, H. Margiono dan Dahlan Iskan menangkap peluang bisnis tersebut, pada tanggal 7 Oktober 1998 mendirikan Radar Bogor Express. Surat Kabar terbit pertama kalinya pada tanggal 2 November 1998, dengan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) dari Departemen Penerangan (Deppen) No. 651/MENPEN/SIUP/28 Oktober 1998, dan diterbitkan oleh PT. Bogor Express Media. Kata express selanjutnya dihilangkan karena alasan kata tersebut memberi kesan seperti perusahaan transportasi, maka diubah menjadi Radar Bogor. Radar merupakan kependekan dari radio detected and range, yang berarti penyelidikan dan penelusuran. Penamaan surat kabar Radar Bogor mempunyai pengertian luas, yaitu surat kabar pagi yang membuat berita-berita kejadian atau peristiwa terkini, cepat, mendalam, dan eksklusif. Usaha media massa ini tidak lepas dari upaya pelebaran sayap usaha dari manajemen Jawa Pos Group, yang berkantor pusat di Surabaya. Alasan lainnya adalah kebutuhan masyarakat yang semakin besar terhadap informasi yang bersifat lokal. Fokus pada pemberitaan lokal menjadikan surat kabar Radar Bogor mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat Bogor. Produksi awal surat kabar Radar Bogor di tahun 1998, hanya berkisar antara 2 000 – 4 000 eksemplar, yang didistribusikan di Kota dan Kabupaten Bogor serta Kabupaten Sukabumi. Surat kabar Radar Bogor seiring dengan perkembangan bisnis yang semakin membaik, tanggal 1 April 2006 sampai saat ini telah berkantor di gedung yang sangat representatif yang diberi nama Graha Pena dan berlokasi di Jl. Abdullah Bin Muhammad Nuh No 30 Taman Yasmin Bogor. Hasil kerja keras perusahaan dan kepercayaan masyarakat serta mitra bisnis, menjadikan surat kabar Radar
30
Bogor mampu terus berkembang menjadi koran terbesar di Bogor dan sekitarnya. Surat kabar Radar Bogor telah masuk hitungan budget iklan secara nasional di biro iklan propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Logo, Visi, Misi, Motto Surat Kabar Radar Bogor Surat kabar Radar Bogor memiliki logo perusahaan sebagaimana disajikan pada Gambar 2:
Gambar 2 Logo surat kabar Radar Bogor Sumber: Radar Bogor 2014a
: “Memberikan informasi yang detail dan sebenar mungkin dengan fakta yang sebenarnya kepada masyarakat, khususnya masyarakat Bogor.” Misi : “Sebagai kontrol terhadap kinerja aparat pemerintah dan juga untuk memberikan berita yang aktual dan terpercaya kepada institusi dan masyarakat.” Tujuan : “Memberikan informasi dan berita setiap hari yang aktual, faktual, dan terpercaya kepada masyarakat.” Motto : ”Besar karena tersebar”. Surat kabar Radar Bogor menyajikan berita yang beragam, mayoritas isi beritanya berasal dari berita lokal, khusunya Bogor dengan persentase 80 persen dan proporsi berita nasional sebanyak 15 persen serta berita internasional lima persen. Surat kabar ini menyajikan berita-berita aktual dan faktual yang terjadi saat ini mulai berita, olahraga, hingga gaya hidup masyarakat metropolis.
Visi
Karakteristik Perusahaan Surat Kabar Radar Bogor Setiap media cetak memiliki ciri khas yang berbeda. Ciri khas atau karakteristik yang dimiliki surat kabar Radar Bogor dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Letak geografis Faktor ini sangat mempengaruhi isi sebuah berita. Secara otomatis, ketika sebuah surat kabar lokal berada di Kota Bogor, maka isi pemberitaan akan lebih menitikberatkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kota Bogor dan sekitarnya. 2. Kultur masyarakat Faktor ini sangat relevan dengan yang pertama, kultur masyarakat dimana surat kabar tersebut berada akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap isi dari pemberitaan surat kabar tersebut. 3. Kebutuhan masyarakat Surat kabar akan lebih menarik perhatian jika nilai berita yang disampaikan sesuai dengan perubahan masyarakat. Informasi yang aktual dan faktual menjadi kebutuhan masyarakat dalam era teknologi seperti sekarang ini. 4. Format ukuran Surat kabar mempunyai kondisi fisik dan ukuran yang berbeda dalam konteks ini, ukuran surat kabar yang tidak sesuai, misalnya ukuran yang terlalu kecil atau terlalu besar akan berdampak pada pengaruh psikologis minat pembaca.
31
Karakteristik yang dimiliki oleh surat kabar Radar Bogor dapat dilihat dari kondisi fisik dan ukurannya, jumlah halaman, harga jual, pola pemberitaan dansasaran pemberitaan. Kondisi fisik dan ukuran dengan panjang 54 cm dan lebar 34 cm. Format ukuran ini dibuat agar pembaca tidak mengalami kesulitan dalam membaca dan memperoleh informasi dari surat kabar Radar Bogor. Jumlah halaman untuk setiap penerbitan surat kabar ini antara 16-20 halaman dan harga jual per eksemplarnya Rp. 3 000. Flow of News (Alur Berita) Surat Kabar Radar Bogor Berita diperoleh dengan berbagai cara seperti wawancara mendatangi tempat yang memungkinkan munculnya peristiwa dan menindaklanjuti berita sebelumnya. Kegiatan mencari berita pada prinsipnya bisa dikerjakan setiap saat, bergantung pada peristiwa yang terjadi dan ada tidaknya penugasan dari redaksi. Proses penyampaian informasi kepada pembaca surat kabar Radar Bogor dilakukan melalui banyak proses (Gambar 3). Sumber Berita: - Pendapat - Peristiwa
Wartawan
Redaktur
Pemimpin Redaksi
Redaktur Pelaksana
Editor Bahasa
Pra cetak
Percetakan
Agen
Pembaca
Gambar 3 Alur berita surat kabar Radar Bogor Sumber: Radar Bogor, 2014a
Surat kabar Radar Bogor lahir sebagai media massa yang memenuhi masyarakat Bogor akan informasi mengenai dinamika peristiwa dan perkembangan kehidupan yang terjadi di Bogor dengan penyajian secara mendalam. Rubrikasi di Radar Bogor disajikan beragam peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat Bogor secara transparan, mendalam, jernih dan manusiawi. Surat kabar Radar Bogor tidak hanya menyajikan informasi yang hanya melempar isu tanpa fakta yang jelas, dan tidak berusaha untuk melokalkan konteks persoalan nasional. Surat kabar Radar Bogor terbit setiap hari dimana satu eksemplar terdiri dari 20 halaman. Tentu saja harus dipersiapkan siasat untuk menghadapi surat kabar lain yang selalu menyajikan berita-berita hangat (straight news). Berita-berita yang disajikan surat kabar Radar Bogor ditulis lebih mendalam (deep news) sehingga tetap manarik bagi yang membaca. Surat kabar Radar Bogor juga memiliki website yang dapat diakses oleh masyarakat. Website tersebut menyajikan informasi-informasi terkini dan sesuai dengan informasi yang ada di dalam surat kabar. Website tersebut dapat diakses dengan alamat www.radarbogor.co.id yang di update pukul 10.00 WIB setiap harinya. Beberapa syarat surat kabar telah dipenuhi oleh surat kabar Radar Bogor, diantaranya:
32
Publisitas Surat kabar Radar Bogor diterbitkan untuk publik. Meski sasaran pembacanya adalah masyarakat Bogor dan sekitarnya, tetapi siapa saja boleh membeli dan membacanya. 2. Periodisitas Periode penerbitan surat kabar Radar Bogor bersifat tetap dan teratur yaitu diterbitkan setiap hari. 3. Aktualitasi Berita yang diterbitkan merupakan berita-berita yang sedang diperbincangkan masyarakat bahkan surat kabar Radar Bogor berusaha untuk menggali lebih dalam. 4. Universalitas Surat kabar Radar Bogor menampilkan berbagai berita pada surat kabarnya. Berita-berita tersebut berupa informasi politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, hiburan, olahraga bahkan menampilkan juga opini masyarakat. 5. Kontinuitas Surat kabar Radar Bogor berusaha untuk menyajikan informasi secara lebih lengkap dan mendalam. Apabila masih ada kelanjutannya, maka diteruskan pada edisi berikutnya. Hal ini ditujukan untuk menyajikan informasi lebih akurat dan memuaskan keinginan pembaca. Isi materi dari surat kabar Radar Bogor sama dengan surat kabar lainnya, yang terdiri dari empat hal yaitu: 1. Berita atau teks Berita yang disajikan meliputi informasi seputar daerah Bogor dan sekitarnya. Selain itu, ada juga rubrik hiburan, olahraga dan opini. Surat kabar Radar Bogor membagi halaman untuk beberapa wilayah. Kota Bogor diberikan bagian paling besar yaitu dua halaman yang terdiri dari halaman Utara&Barat, dan Timur&Selatan karena sebagian besar pembaca surat kabar Radar Bogor berada di wilayah Kota Bogor. Khusus pada hari Jumat surat kabar Radar Bogor memberikan sisipan Bogor Ekspres yang memberikan informasi seputar gaya hidup masyarakat Bogor dan sekitarnya, yang biasanya menyajikan informasi tentang pusat perbelanjaan, lokasi-lokasi kuliner dan bisnis yang ada di Bogor dan sekitarnya. 2. Gambar dan ilustrasi Gambar dan ilustrasi bisa diperoleh dari fotografer, kantor berita, internet dan sumber lain yang dapat mendukung pemberitaan. 3. Elemen grafis Terdiri dari tiga unsur yaitu garis, bingkai dan latar. 4. Iklan Iklan terdiri dari iklan baris, kolom dan display. Iklan baris adalah iklan berbentuk teks minimal tiga baris. Iklan kolom merupakan iklan yang lebih dari satu baris dan berbentuk kolom yang biasanya disertai gambar atau desain grafis, display berisi lebih dari satu kolom. 1.
33
Karakteristik Pembaca Surat Kabar Radar Bogor Analisis karakteristik pembaca digunakan untuk mengetahui gambaran karakteristik pembaca surat kabar Radar Bogor. Karakteristik pembaca dijelaskan dengan peubah jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pendapatan per bulan, pekerjaan, cara memperoleh surat kabar, lama menjadi pembaca, frekuensi membaca dalam satu minggu, lama waktu yang digunakan untuk membaca per hari, tema berita pembangunan yang disukai dan kolom surat kabar yang paling diminati. Pembaca surat kabar Radar Bogor sebagian besar berdomisili di Kota Bogor. Kota Bogor dipilih sebagai objek penelitian karena merupakan wilayah penjualan tertinggi surat kabar Radar Bogor. Kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Utara merupakan wilayah yang terpilih untuk menjadi objek penelitian. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak manajemen, wilayah tersebut memiliki tingkat penjualan yang tinggi karena merupakan pusat pemerintahan Kota Bogor sehingga berbagai arus informasi banyak berkembang di daerah ini.
Keterangan:
47% 53%
laki-laki perempuan
Gambar 4 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan jenis kelamin tahun 2015 Hasil penyebaran yang dilakukan terhadap pembaca surat kabar Radar Bogor, diketahui bahwa sebagian besar pembaca berjenis kelamin laki-laki yakni mencapai 53 persen (Gambar 4). Hasil penelitian mengindikasi bahwa laki-laki lebih senang membaca surat kabar Radar Bogor dibandingkan perempuan. Hal ini sesuai dengan konsumen yang dibidik oleh surat kabar Radar Bogor, yaitu masyarakat yang bekerja di pemerintahan, pengusaha dan orang-orang yang memiliki kepentingan bisnis di Kota Bogor yang mayoritas adalah laki-laki. Lakilaki menggunakan surat kabar sebagai sumber informasi untuk menunjang aktivitas sosialnya, seperti informasi yang berkaitan dengan bisnis yang dijalankan bahkan untuk mengingkatkan pergaulan sosial. Sebagian besar perempuan beralasan bahwa membaca surat kabar Radar Bogor karena dipengaruhi oleh pembaca laki-laki yang merupakan teman, suami maupun anggota keluarga. Rata-rata perempuan yang membaca surat kabar Radar Bogor dipengaruhi oleh suaminya.
34
20% 41% 17%
Keterangan: 20 - 29 tahun 30 - 39 tahun 40 - 49 tahun 50 - 59 tahun
22%
Gambar 5 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan usia tahun 2015 Usia adalah salah satu faktor sosial yang berpengaruh terhadap aktivitas manusia dalam bekerja guna untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Usia merupakan salah satu karakteristik responden yang sangat penting untuk diketahui. Pembaca Radar Bogor memiliki tingkat usia yang beragam. Sebagian besar pembaca Radar Bogor berada pada kisaran usia 20-29 tahun (Gambar 5). Rentang usia ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar pembaca surat kabar Radar Bogor tergolong usia dewasa pada fase pertumbuhan dan produktif. Usia 20-29 tahun umumnya berada pada posisi mapan dalam pekerjaan, sehingga cenderung lebih memilih untuk membaca surat kabar agar mendapat lebih banyak informasi aktual dan terpercaya. Surat kabar Radar Bogor digunakan oleh pembaca untuk memperoleh informasi seputar wilayah Bogor dan sekitarnya. Pola membaca dari sisi usia menampilkan bahwa pembaca surat kabar sekurang-kurangnya sebagai hiburan dan dalam taraf yang lebih tinggi surat kabar dijadikan sumber informasi dan titik pandang atas apa yang terjadi pada masyarakat.
5% 25%
48% 22%
Keterangan: SMA Akademi/Diploma Sarjana Pascasarjana
Gambar 6 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan pendidikan tahun 2015 Tingkat pendidikan menunjukkan status, prestise, dan kewibawaan serta perilaku seseorang karena kegiatan belajar mengajar yang diselesaikannya menghasilkan penambahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pendidikan individu berpengaruh terhadap kemampuan dalam memilih dan menentukan kebutuhan akan informasi yang lebih akurat dan terpercaya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin besar kemampuannya dalam mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan. Informasi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam membaca surat kabar. Pola membaca yang didasarkan atas pendidikan menggunakan surat kabar
35
sebagai hiburan, berita sensasional, dan materi gambar. Pembaca surat kabar Radar Bogor memiliki pendidikan yang beragam. Sebagian besar pembaca berpendidikan Sarjana, hal ini mengindikasikan bahwa pembaca surat kabar Radar Bogor memiliki pendidikan relatif tinggi. Ini terkait dengan pola konsumsi dan kemampuan menganalisa untuk memilih surat kabar secara teliti. Surat kabar Radar Bogor terbukti sering dibaca oleh pembaca dari semua level pendidikan. Pembaca dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan selektif dalam memilih berita yang akan dibaca. Surat kabar Radar Bogor banyak dibaca oleh pembaca yang berpendidikan sarjana, berarti kualitas berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tergolong baik. Surat kabar Radar Bogor menyajikan berita yang aktual, terkini dan beragam sehingga ini menjadi salah satu pilihan konsumen. 7% 7% 35%
51%
Keterangan: Rp 0 - Rp 2 500 000 Rp 2 600 000 - Rp 5 000 000 Rp 5 100 000 - Rp 7 500 000 Rp 7 600 000 - Rp 10 000 000
Gambar 7 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan pendapatan per bulan tahun 2015 Pendapatan yang dianalisis adalah pendapatan per bulan yang diterima pembaca. Sumber pendapatan pembaca bervariasi sesuai dengan pekerjaannya. Bagi pembaca yang belum berpenghasilan maka pendapatan diartikan sebagai uang saku yang diterima selama sebulan dan bagi rumah tangga diartikan sebagai pendapatan suami perbulannya. Gambar 7 menjelaskan bahwa informasi yang diperoleh bahwa sebagian besar adalah pembaca yang berpendapatan Rp 2 600 000 – Rp 5 000 000. Pendapatan tersebut dalam golongan kelas menengah. Hal ini mengindikasikan pembaca dengan penghasilan menengah mampu mengeluarkan sebagian penghasilan untuk membeli surat kabar. Pekerjaan yang dilakukan oleh pembaca sangat mempengaruhi gaya hidupnya (pola dimana orang hidup untuk menghabiskan waktu serta uangnya) dan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestis, kehormatan dan respek. Sebanyak 99 orang pembaca yang dijadikan sebagai responden, diperoleh hasil bahwa sebagian besar memiliki jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta dan profesional yang mengaku surat kabar Radar Bogor digunakan sebagai bahan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan aktivitas yang terjadi di Bogor. Informasi tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan bisnis mereka. Berita pada surat kabar Radar Bogor berisi berita untuk daerah Bogor dan sekitarnya, dimana informasi tersebut dibutuhkan oleh masyarakat untuk kemajuan Kota Bogor, serta memenuhi kebutuhan informasi bagi para pebisnis.
36 3% 3% 9% 23%
Keterangan: Pelajar/mahasiswa PNS Pegawai Swasta/Profesional Wirausaha Pensiunan Ibu rumah tangga
22%
40%
Gambar 8 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan pekerjaan tahun 2015 Surat kabar khususnya koran lokal sebagai salah satu sumber informasi dapat dibeli dengan beberapa cara, diantaranya berlangganan dan eceran. Beberapa karakteristik yang dapat dilihat dari pembeli eceran adalah tidak terdapat ikatan untuk membeli dalam jangka waktu tertentu, tidak terdapat ikatan tempat pembelian, dan tidak terdapat ikatan untuk membeli merk yang sama. Surat kabar Radar Bogor memiliki jaringan distribusi yang luas dan mampu mencapai pelosok-pelosok. Kegiatan menjual produk surat kabar pada umumnya dilakukan dengan tiga cara yaitu: penjualan tetap (langganan), penjualan tidak tetap (retail/eceran), penjualan secara barter (Djuroto 2000). Proses pembelian dilakukan ketika pembaca merasa produk yang dipilihnya dinilai dapat memecahkan masalah dan merupakan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dimilikinya. Kebijakan yang diberikan manajemen meminta kepada setiap kurir harus mengantarkan surat kabar maksimal pukul 06.00 WIB sudah tiba di rumah pelanggan terakhir. Agen meminta kepada tim ekspedisi untuk mengantarkan surat kabar ke pusat pengambilan surat kabar maksimal pukul 04.00 WIB. Apabila tim ekspedisi dari surat kabar Radar Bogor datang terlambat, maka surat kabar tersebut sudah tidak bisa disirkulasikan lagi. Surat kabar Radar Bogor memiliki empat agen besar yang mengedarkan surat kabar kepada pengepul dan lapak-lapak diberbagai daerah di Bogor. Sebagian besar pembaca surat kabar Radar Bogor memperoleh surat kabar dari loper koran yang tersebar di beberapa tempat di daerah Bogor Utara dan Bogor Tengah. 5% Keterangan: 19%
33%
1% 20% 22%
Gambar 9
Loper koran Eceran Langganan Agen Kantor Keluarga
Sebaran pembaca berdasarkan cara memperoleh surat kabar Radar Bogor tahun 2015
37
Pembaca berdasarkan pengalamannya mencari atau memilih dan menggunakan berita dari surat kabar tertentu, karena berfikir bahwa dari surat kabar tersebut bisa memenuhi kebutuhannya. Pembaca berusaha melakukan segala sesuatunya, seperti melakukan perhatian terpusat pada informasi yang sedang menjadi sorotan. Pemenuhan kebutuhan informasi pembaca sangat ditentukan oleh kualitas informasi yang disajikan oleh surat kabar. Salah satu indikator untuk melihat kualitas informasi suatu surat kabar, didasarkan pada kecenderungan lamanya pembaca mengkonsumsi media tersebut. Pembaca surat kabar Radar Bogor rata-rata menggunakan surat kabar Radar Bogor sebagai acuan sumber informasi mereka kurang dari 30 bulan. Sebagian responden mengakui bahwa mereka menggunakan surat kabar Radar Bogor untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan Bogor saja, karena untuk berita-berita yang bersifat nasional mereka cenderung menggunakan media massa nasional salah satunya Kompas. Semakin banyaknya media komunikasi alternatif, seperti media massa internet yang menyediakan informasi secara lengkap, murah dan mudah membuat masyarakat lebih memilih media tersebut sebagai sumber informasi. Perubahan pola penggunaan media tersebut membuat waktu yang dikeluarkan untuk membaca surat kabar menjadi sedikit, bahkan sudah tidak pernah membaca surat kabar lagi. Hal ini mengindikasikan pembaca tidak mau berlangganan dengan surat kabar, selain itu diakibatkan oleh biaya yang harus dikeluarkan pembaca untuk membeli surat kabar tersebut. Tabel 5 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan perilaku membaca surat kabar Radar Bogor pada tahun 2015 Perilaku membaca Lama menjadi pembaca 1 – 30 bulan 31 – 60 bulan 61 – 80 bulan 81 – 120 bulan Frekuensi membaca dalam seminggu 1 - 2 kali 3 - 4 kali 5 - 6 kali 7 kali Lama membaca dalam sehari 0.5 jam 1 jam 1.5 jam 2 jam
Jumlah (orang)
Persentase (%)
85 13 0 1
85.86 13.13 0.00 1.01
6 66 21 6
6.10 66.67 21.21 6.06
12 55 16 16
12.10 55.50 16.20 16.20
n = 99 pembaca
Seseorang berperilaku karena terdorong oleh kebutuhan, berdasarkan pada apa yang difikirkan, dilakukan dan dirasakan ketika mencari, menemukan dan menggunakan informasi. Pembaca berdasarkan pengalamannya mencari atau memilih dan menggunakan berita dari surat kabar tertentu karena berfikir, bahwa dari surat kabar tersebut dapat memenuhi kebutuhannya, sehingga pembaca berusaha untuk loyal terhadap surat kabar tersebut. Lama menjadi pembaca menggambarkan ketertarikan seseorang untuk menggunakan surat kabar dalam pemenuhan informasinya. Berdasarkan Tabel 5 sebagian besar pembaca
38
menggunakan surat kabar Radar Bogor 1 – 30 bulan, kategori ini merupakan pembaca baru. Hal ini mengindikasikan bahwa beberapa waktu terakhir masyarakat Bogor membutuhkan informasi yang bersifat lokal, sehingga banyak masyarakat yang menggunakan surat kabar Radar Bogor sebagai acuan sumber informasinya. Frekuensi membaca surat kabar mempengaruhi persepsi pembaca terhadap suatu peristiwa. Pembaca surat kabar Radar Bogor rata-rata membaca surat kabar sebanyak tiga sampai dengan empat kali dalam satu minggu. Frekuensi tersebut menggambarkan bahwa pembaca menggunakan surat kabar Radar Bogor sebagai sumber informasi yang disukai. Sebagian besar pembaca merupakan pelanggan dan memiliki ketertarikan untuk membaca surat kabar Radar Bogor. Selain itu, sebagian besar pembaca dapat membaca surat kabar Radar Bogor selama satu jam setiap harinya. Hal ini menggambarkan bahwa pembaca memang menyempatkan waktu untuk membaca surat kabar Radar Bogor. Hal ini mengindikasikan bahwa surat kabar masih menjadi alternatif sumber informasi yang digunakan oleh pembaca untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Tabel 6 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan prioritas tema berita pembangunan yang disukai pada tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total
Prioritas tema pembangunan Pembangunan Budaya Pendidikan pembangunan Kelembagaan Kebijakan pembangunan Propaganda Partisipasi pembangunan Dampak pembangunan Konflik pembangunan
Jumlah pembaca (orang) 32 24 15 12 8 4 2 1 1 99
Persentase (%) 32.32 24.24 15.15 12.12 8.08 4.04 2.02 1.01 1.01 100.00
Isi berita pembangunan adalah karakteristik pemberitaan pembangunan yang dapat dilihat melalui pola pemberitaan yang dilakukannya. Pola pemberitaan pembangunan oleh surat kabar adalah kategorisasi format penyajian di dalam surat kabar yang dibagi menurut bentuk penyajian atau ruang rubrikasi, tema berita atau isu dan masalah, sumber informasi atau narasumber, kecenderungan isi atau teknik penulisan. Berita dengan tema pembangunan adalah identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan penaatan aturan-aturan, tindakan-tidakan yang diambil berkenaan dengan pembangunan dan bermuatan hukum. Misalnya masalah perizinan terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan, penertiban sehubungan dengan kegiatan yang menyangkut pembangunan, termasuk pula proses hukum akibat kegiatan yang berkenaan dengan pembangunan dan sebagainya yang sejenis. Tema kebijakan pembangunan merupakan identifikasi terhadap pemberitaan tentang hal-hal yang berhubungan dengan upaya terpadu untuk melaksanakan pembangunan yang meliputi kebijaksanaan pemanfaatan, penataan, penelitian, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan pembangunan. Misalnya kegiatan-kegiatan loka karya, seminar, pembahasan-pembahasan
39
tentang pembangunan, studi perbandingan termasuk program-program pembangunan dan seluruh produk yang dihasilkannya seperti Peraturan Daerah, Surat Keputusan, dan sebagainya yang sejenis. Tema berita pendidikan pembangunan mengidentifikasi pemberitaan yang berkenaan dengan upaya-upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap pembangunan, seperti kampanye, sosialisasi, pembinaan dan bimbingan kepada masyarakat berkenaan dengan kegiatan pembangunan. Topik tentang dampak pembangunan adalah identifikasi terhadap berita-berita yang berkenaan dengan kegiatan pembangunan. Tema mengenai konflik pembangunan merupakan identifikasi terhadap berita-berita yang berkenaan dengan konflik pemanfaatan sumber daya (air, darat, udara), keluhan, kritik, protes, demo yang berkenaan dengan kegiatan pembangunan dan sebagainya. Budaya adalah identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan kearifan lokal (indigenous local). Tema kelembagaan adalah identifikasi terhadap pemberitaan berkenaan dengan infrastruktur yang ada, baik formal maupun informal. Partisipasi pembangunan merupakan identifikasi terhadap pemberitaan mengenai aktifitas masyarakat baik pribadi atau kelompok dalam kegiatankegiatan pembangunan dan sebagainya yang sejenis. Tema propaganda adalah identifikasi terhadap pemberitaan yang terkait dengan pencitraan buruk terhadap pembangunan. Tema berita yang paling disukai oleh pembaca surat kabar Radar Bogor adalah tema pembangunan. Berita pembangunan adalah identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan penaatan aturan-aturan, tindakan-tidakan yang diambil berkenaan dengan pembangunan dan bermuatan hukum. Contoh masalah perizinan terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan, penertiban sehubungan dengan kegiatan yang menyangkut pembangunan, termasuk pula proses hukum akibat kegiatan yang berkenaan dengan pembangunan dan sebagainya yang sejenis. Berita pembangunan yang disajikan surat kabar Radar Bogor menjadi tema yang disukai oleh pembaca karena tema berita tersebut menyajikan informasi yang berkaitan dengan wilayah Bogor. Pembaca merasa penting mengetahui pembangunan apa saja yang terjadi wilayahnya. Tabel 7 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan prioritas kolom/rubrikasi yang disukai pada tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total
Prioritas tema pembangunan Berita utama Olah raga Ekonomi Metropolis Xpresi Pendidikan Rubrik Mingguan Bogor Ekspres Bogor Raya
Jumlah pembaca (orang) 52 11 10 9 8 4 2 2 1 99
Persentase (%) 52.53 11.11 10.10 9.09 8.08 4.04 2.02 2.02 1.01 100.00
40
Kolom atau rubrikasi yang paling disenangi oleh pembaca surat kabar Radar Bogor adalah rubrik berita utama (Tabel 7). Berita utama memang menjadi aspek yang dapat menarik pembaca untuk menggunakan sebuah surat kabar. Kebutuhan untuk mengetahui informasi mengenai berita utama sangat besar, sehingga perusahaan surat kabar harus mampu menarik perhatian pembaca dengan menempatkan berita utama. Berita utama mampu meningkatkan penjualan surat kabar lebih dari biasanya. Hal ini dikarenakan pembaca memiliki kecenderungan untuk melihat berita utamanya terlebih dahulu dibandingkan berita-berita lainnya. Pemilihan berita-berita dengan daya tarik yang tinggi dilakukan oleh tim redaksional, untuk menarik pembaca terutama yang memiliki nilai kekinian, aktual dan penting untuk pembaca. Persepsi Pembaca mengenai Unsur-Unsur Berita Pembangunan Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa pada sejumlah besar orang. Bagi kebanyakan orang, media massa pada umumnya dipandang sekedar sebagai sumber hiburan. Masyarakat saat ini telah semakin bergantung pada media massa, baik secara sosial maupun personal. Secara sosial, diketahui bagaimana media masa telah memainkan peran sangat penting dalam kehidupan politik, ekonomi, budaya ataupun agama. Pengaruh media di tingkat personal terlihat pada ketergantungan anggota masyarakat terhadap media. Banyak orang kota yang misalnya tidak bisa tinggal cukup lama di sebuah desa terpencil, hanya karena mereka merasa tak bisa memperoleh media massa, dan bukan karena merasa tak cocok dengan adat istiadat setempat. Media massa telah menjadi sesuatu yang hadir sangat erat dengan kehidupan sehari-hari, seseorang karena itu berpengaruh terhadap perilaku sehari-hari orang tersebut. Media massa memiliki potensi untuk membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat atau persepsi masyarakat terhadap suatu hal. Persepsi masyarakat terhadap pemberitaan surat kabar bisa positif ataupun negatif tergantung bagaimana pikiran yang terbentuk di benak masyarakat setelah mendapat informasi tentang suatu objek. Persepsi mempunyai sifat subjektif, karena bergantung pada kemampuan dan keadaan dari masing-masing individu, sehingga akan ditafsirkan berbeda oleh individu yang satu dengan yang lain. Menurut Nurudin (2007), fokus utama efek yang ditimbulkan media adalah tidak hanya bagaimana media mempengaruhi audience, tetapi juga bagaimana audience mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya. Faktor interaksi yang terjadi pada individu turut mempengaruhi pesan yang diterimanya. Teori uses and effect menjelaskan bahwa khalayak yang berbeda memiliki perhatian yang berbeda pada jenis dan isi media yang sama atau berbeda, sehingga membuat adanya perbedaan persepsi. Perbedaan persepsi pembaca memberikan dampak pada perbedaan perilakunya. Perbedaan perilaku dapat ke arah positif maupun negatif, tergantung bagaimana pembaca menafsikan informasi yang disajikan di surat kabar. Persepsi pembaca mengenai berita pembangunan akan mempengaruhi perilakunya, sehingga dapat mendorong, menghambat ataupun cenderung netral terhadap kegiatan pembangunan yang diinformasikan pada surat kabar. Persepsi
41
pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor berdasarkan pemilihan topik berita pembangunan diketahui bahwa sebagain besar persepsi pembaca termasuk tinggi (Tabel 8). Tabel 8 Skor persepsi pembaca mengenai pemilihan topik berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemilihan Topik Topik berita pembangunan tidak bias Berita pembangunan sudah akurat Berita pembangunan sudah lengkap Berita pembangunan informatif Berita pembangunan mampu mendidik pembaca Sumber informasi dapat dipercaya Radar Bogor jujur dalam menyampaikan berita pembangunan Berita pembangunan sudah disajikan secara jelas Berita pembangunan sudah menarik Berita pembangunan berasal dari informasi yang benar Rata-rata
Total Rataan Skor 332 409 397 359 405
Kategori Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
402 416
Tinggi Sangat tinggi
407
Tinggi
412 402
Tinggi Tinggi
394.1
Tinggi
Persepsi pembaca mengenai topik berita pembangunan yang disajikan surat kabar Radar Bogor tidak mengandung bias. Artinya berita pembangunan yang disajikan oleh surat kabar Radar Bogor merupakan berita yang tidak mengandung prasangka, dam merupakan hal yang sebenarnya terjadi. Berita dikatakan akurat jika penulisan setiap pernyataan, nama, tanggal, usia, kutipan, kata atau kalimat definitif tercantum secara jelas dan tidak samar. Keakurasian berita berpengaruh besar terhadap kredibilitas sebuah media. Persepsi pembaca mengenai berita pembangunan yang disajikan surat kabar Radar Bogor telah akurat. Sumber informasi dalam berita pembangunan disajikan secara lengkap dan tidak ada yang disamarkan. Persepsi pembaca mengenai tingat kejujuran dalam menyajikan informasi pada surat kabar Radar Bogor adalah sangat tinggi. Pembaca menilai surat kabar Radar Bogor menjunjung tinggi kejujuran dalam menyampaikan berita pembangunan. Persepsi pembaca mengenai pemilihan topik berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor yang berkaitan dengan penyajian informasi yang benar adalah tinggi. Pembaca menilai surat kabar Radar Bogor menyajikan berita pembangunan dengan bahasa yang informatif dan mudah dipahami serta dapat mendidik masyarakat. Nilai berita adalah ukuran-ukuran yang dipakai wartawan untuk memilahmilah peristiwa untuk diangkat sebagai berita. Sebuah peristiwa dinilai terlebih dahulu apakah memenuhi nilai berita atau tidak. Nilai berita menyediakan standar dan ukuran bagi wartawan sebagai kriteria dalam praktik kerja jurnalistik. Nilai berita menentukan bukan hanya peristiwa apa saja yang akan diberitakan pers, melainkan bagaimana peristiwa tersebut dikemas. Nilai berita menjadi ukuran yang berguna untuk menentukan layak berita (newsworthy). Peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai berita misalnya yang mengandung konflik, bencana dan kemajuan, dampak, kemasyhuran, kedekatan dan seks.
42
Nilai berita pembangunan adalah berkaitan dengan penyajian berita pembangunan yang memberikan informasi dan memotivasi pembaca untuk dapat berperan serta dalam program pembangunan. unsur dari berita pembangunan adalah penting (significance), aktualitas (timeliness), kedekatan (proximity), terkenal (prominence), ukuran (magnitude) dan emosi atau naluri. Tabel 9 Skor persepsi pembaca mengenai nilai berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6
Nilai Berita Nilai berita yang penting sudah disajikan dengan baik Nilai berita yang aktual sudah disajikan dengan baik Nilai berita yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca sudah disajikan dengan baik Nilai berita yang berhubungan dengan orang yang terkenal sudah disajikan dengan baik Nilai berita yang menyangkut kehidupan masyarakat sudah disajikan dengan baik Nilai berita yang menggugah perasaan sudah disajikan dengan baik Rata-rata
Total Rataan Skor 343
Kategori Tinggi
365
Tinggi
405
Tinggi
404
Tinggi
406
Tinggi
383
Tinggi
384.33
Tinggi
Penting (significance) merupakan kejadian atau fakta yang sangat penting atau bermakna bagi kehidupan pembaca. Termasuk di sini adalah hal-hal yang mengancam eksistensi pembaca atau berbahaya bagi kehidupan pembaca. Persepsi pembaca mengenai nilai berita penting yang disajikan oleh surat kabar Radar Bogor adalah tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa surat kabar Radar Bogor telah menyajikan berita pembangunan yang bermakna bagi pembaca, contohnya berita mengenai peningkatan kualitas sarana dan prasarana yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bogor. Aktualitas (timeliness) merupakan peristiwa yang disajikan terbaru dan terkini. Persepsi pembaca mengenai nilai aktualitas berita pembangunan yang disajikan oleh surat kabar Radar Bogor adalah tinggi. Pembaca menilai bahwa surat kabar Radar Bogor telah menyajikan berita pembangunan yang terbaru bagi masyarakat. Kedekatan (proximity) adalah peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca. Peristiwa tersebut dapat memiliki kedekatan secara geografis atau psikologis. Persepsi pembaca mengenai nilai kedekatan berita pembangunan yang disajikan surat kabar Radar Bogor adalah tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa pembaca menilai bahwa surat kabar Radar Bogor telah menyajikan berita pembangunan yang berkaitan dengan wilayah mereka. Pembaca akan tertarik membaca sebuah berita apabila berita tersebut memiliki kedekatan baik secara geografis atau tempat tinggal mereka, maupun berdasarkan kedekatan psikologis. Terkenal (prominence) adalah berita pembangunan yang berhubungan dengan orang terkenal yang terlibat dengan peristiwa yang menjadi pemberitaan.
43
Pembaca menilai berita pembangunan yang mengandung unsur keterkenalan yang disajikan surat kabar Radar Bogor adalah tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa selama ini pembaca menilai bahwa surat kabar Radar Bogor telah menyajikan berita pembangunan yang berkaitan dengan keterlibatan tokoh masyarakat Bogor dalam pelaksanaan program pembangunan. Ukuran (magnitude) merupakan kejadian yang menyangkut sejumlah besar orang serta berarti bagi kehidupan khalayak. Artinya berita pembangunan yang disajikan memberikan dampak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat. Persepsi pembaca mengenai nilai berita pembangunan yang menyangkut sejumlah besar masyarakat adalah tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa surat kabar Radar Bogor menyajikan berita pembangunan yang memberikan dampak kepada masyarakat Bogor pada umumnya. Emosi atau naluri (human Interest) merupakan peristiwa yang dapat menggugah perasaan khalayak yang membaca. Persepsi pembaca mengenai unsur emosi dalam berita pembangunan yang disajikan surat kabar Radar Bogor adalah tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa surat kabar Radar Bogor telah menyajikan berita pembangunan yang dapat menggugah perasaan pembaca. Dunia jurnalistik umumnya mengenal beberapa jenis berita yang muncul dalam media massa cetak. Jenis-jenis berita diantaranya berita langsung (straight news), berita ringan (soft news), berita kisah (feature) dan pelaporan mendalam (indepth reporting). Tabel 10 menjelaskan persepsi pembaca mengenai jenis berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor. Tabel 10 Skor persepsi pembaca mengenai jenis berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 No 1 2 3
4 5 6
Jenis Berita Berita pembangunan yang penting untuk segara diketahui pembaca sudah disajikan dengan baik Berita pembangunan yang memiliki daya tarik bagi pembacanya sudah disajikan dengan baik Berita pembangunan berupa kisah yang mementingkan nilai manusiawi sudah disajikan dengan baik Berita yang menuliskan permasalahan secara lebih lengkap sudah disajikan secara baik Berita yang menuliskan permasalahan secara lebih mendalam sudah disajikan dengan baik Berita yang menuliskan permasalahan secara lebih analitis sudah disajikan dengan baik Rata-rata
Total Rataan Skor 369
Kategori Tinggi
392
Tinggi
415
Tinggi
400
Tinggi
407
Tinggi
323
Tinggi
384.33
Tinggi
Berita langsung (straight news) adalah bentuk pelaporan untuk berita yang penting untuk segara diketahui pembaca. Fakta yang dilaporkan adalah fakta yang dapat diukur dengan penginderaan secara langsung. Jenis berita ini sangat dibatasi oleh waktu. Berita ringan (soft news) merupakan jenis berita ini tidak terkait dengan aktualitas tapi memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita ringan bisa berupa sampingan dari berita langsung tetapi ada juga yang berdiri sendiri. Berita
44
kisah (feature): berita kisah mementingkan nilai manusiawi dan informasi bagi khalayak. Biasanya digunakan untuk menceritakan profil seseorang atau bagaimana hal yang menarik terjadi. Pelaporan mendalam (indepth reporting) adalah jenis berita yang digunakan untuk menuliskan permasalahan secara lebih lengkap, mendalam dan analitis sehingga khalayak pembaca mendapat informasi secara lebih komprehensif. Persepsi pembaca mengenai jenis-jenis berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor adalah tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa pembaca menilai bahwa surat kabar Radar Bogor telah mampu menyajikan berita pembangunan sesuai dengan kategorinya, sehingga informasi yang disajikan telah sesuai dengan jenis berita pembangunannya. Tabel 11 Skor persepsi pembaca mengenai aktualitas berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 No 1 2 3
Aktualitas berita Radar Bogor menyajikan berita aktual tentang pembangunan di daerah Bogor Radar Bogor menyajikan berita yang sangat ramai diperdebatkan orang Ketika terjadi kegiatan pembangunan, surat kabar Radar Bogor langsung memberitakan keesokan harinya Rata-rata
Total Rataan Skor 364
Kategori Tinggi
334
Tinggi
391
Tinggi
363.00
Tinggi
Aktualitas berita merupakan laporan mengenai peristiwa yang terjadi kini, atau laporan mengenai peristiwa yang baru terjadi dan dilaporkan dengan benar. Aktualitas berita pembangunan pada penelitian ini adalah berkaitan dengan kecepatan dalam menyampaikan sebuah informasi tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran sebuah berita. Pembaca menilai bahwa Radar Bogor telah baik dalam menyajikan berita aktual tentang pembangunan di daerah Bogor. Persepsi pembaca mengenai berita yang sangat ramai diperdebatkan orang yang disajikan oleh Radar Bogor adalah tinggi. Pembaca menilai bahwa ketika terjadi kegiatan pembangunan, surat kabar Radar Bogor langsung memberitakan keesokan harinya. Secara umum, persepsi pembaca mengenai aktulitas berita pembangunan yang disajikan oleh Radar Bogor adalah tinggi. Tabel 12 Skor persepsi pembaca mengenai urgensi berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 No 1 2
Urgensi berita Radar Bogor menyajikan berita aktual tentang pembangunan di daerah Bogor Radar Bogor menyajikan berita yang sangat ramai diperdebatkan orang Rata-rata
Total Rataan Skor 407
Kategori Tinggi
396
Tinggi
401.50
Tinggi
Pembaca menilai bahwa Radar Bogor menyajikan berita tentang suatu peristiwa pembangunan dengan baik. Artinya penyajian berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor sudah sesuai dengan kebutuhan pembaca. Frekuensi kemunculan berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor dinilai sudah baik oleh pembaca. Berita tentang peristwa pembangunan disajikan dalam periode tertentu. Penyajian berita disesuaikan dengan tingkat kepentingan berita tersebut
45
bagi masyarakat. Berita tentang suatu peristiwa yang penting akan disajikan lebih sering daripada berita lainnya. Tabel 13 Skor persepsi pembaca mengenai frekuensi kemunculan berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 No 1 2
Frekuensi kemunculan berita Radar Bogor menyajikan berita tentang suatu peristiwa pembangunan dengan baik Berita tentang peristwa pembangunan disajikan dalam periode tertentu Rata-rata
Total Rataan Skor 392
Kategori Tinggi
370
Tinggi
381.00
Tinggi
Persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor dapat diketahui dengan melakukan perhitungan skor jawaban pada setiap indikator yang diberikan kepada pembaca untuk unsur berita yang berkaitan dengan pemilihan topik, nilai berita, jenis berita, aktualitas berita, urgensi berita dan frekuensi kemunculan berita (Tabel 14). Tabel 14 Skor persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6
Unsur-unsur berita Pemilihan topik Nilai berita Jenis berita Aktualitas berita Urgensi berita Frekuensi kemunculan berita Rata-rata 99.00
178.20
Total Skor 394.10 384.33 384.33 363.00 401.50 385.00 385.38
257.40
Kriteria Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi 415.80
336.60
495.00
385.38
Sangat rendah
rendah
sedang
tinggi
Sangat tinggi
Gambar 10 Persepsi pembaca surat kabar Radar Bogor Harapan pembaca umumnya merupakan prakiraan atau keyakinan tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli surat kabar. Pembaca akan menggunakan surat kabar jika dirasa mampu memenuhi kebutuhannya, sehingga informasi tersebut memberikan dampak terhadap perilakunya. Kinerja surat kabar dilihat dari persepsi pembaca terhadap apa yang ia terima setelah membaca surat kabar tersebut. Berita dari media akan lebih efektif bila isi media tersebut memang memenuhi apa yang menjadi harapan pembacanya. Pengaruh yang dirasakan oleh pembaca adalah munculnya persepsi yang beraneka ragam terhadap isu umum yang muncul, sehingga pembaca dapat menarik kesimpulan bahwa isu yang bersangkutan memang penting untuk dilihat dan dipahami. Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa persepsi pembaca mengenai unsurunsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor adalah tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa pembaca memiliki penilaian yang tinggi mengenai unsurunsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor. Pembaca menilai
46
informasi yang disajikan surat kabar Radar Bogor sudah sesuai dengan kebutuhannya. Persepsi pembaca mengenai pemilihan topik berita pembangunan adalah tinggi. Pemilihan topik menjadi faktor penting dalam sebuah surat kabar, pilihan topik berita yang diutarakan surat kabar Radar Bogor ini mencoba untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Bogor. Surat kabar Radar Bogor ingin memegang teguh visinya yaitu memberikan informasi kepada masyarakat Bogor dengan cara memberi porsi pemberitaan lebih besar yaitu 80 persen. Persepsi pembaca mengenai nilai berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor adalah tinggi. Pembaca menilai berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor sudah baik karena memberikan informasi yang memiliki dampak terhadap aktivitas pembangunan, memiliki kedekatan geografis maupun psikologis dengan pembaca dan menyajikan informasi yang menjadi fokus perbincangan. Persepsi pembaca mengenai jenis-jenis berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor adalah tinggi. Pembaca menilai surat kabar Radar Bogor telah menyajikan berbagai jenis berita pembangunan, diantaranya straight news, feature dan depth news. Aktualitas merupakan komponen penting dari sebuah industri media massa. Pembaca menilai surat kabar Radar Bogor telah menyajikan berita dari suatu kejadian/peristiwa tepat waktu. Berita yang disajikan cepat dan tepat waktu akan lebih menarik perhatian. Semakin dekat dengan waktu aktual, nilai menarinya akan semakin tinggi. Persepsi pembaca mengenai urgensi berita adalah tinggi. Pemberitaan pembangunan yang disajikan oleh Radar Bogor telah sesuai dengan kepentingan dari pembaca. Hal ini mengindikasikan wartawan dan tim redaksi Radar Bogor telah mampu memilih berita-berita pembangunan yang penting bagi masyarakat Bogor. Frekuensi berita sebagai suatu stimulus yang mempengaruhi respons dalam hal selektivitas kognisi. Suatu pesan yang sering diulang-ulang, akan lebih menarik perhatian seseorang daripada pesan yang kurang banyak diungkapkan. Tujuan media massa salah satunya adalah untuk membujuk, dengan pengulangan terpaan pesan efektif tidak saja untuk menarik perhatian tetapi juga dalam menentukan pilihan terhadap suatu objek. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi pembaca mengenai unsurunsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor adalah tinggi, artinya surat kabar Radar Bogor telah menyajikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pembaca. Tim redaksi dan wartawan surat kabar Radar Bogor, sebaiknya terus meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberitaan pembangunan karena dibutuhkan oleh para pembacanya. Hubungan Faktor Karakteristik dengan Persepsi Pembaca Mengenai Unsur-unsur Berita Pembangunan Media massa menurut Effendy (2003) memiliki komunikan yang terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama; tetapi orang-orang tersebut tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas, dan tidak terorganisir. Seorang psikolog melihat faktor pribadi yang ikut mempengaruhi efek media massa yang terjadi pada diri audience berbeda dengan seorang sosiolog. Sosiolog melihat individu sebagai gejala sosial, artinya bagaimana individu berhubungan dengan orang lain, sehingga mempengaruhi proses efek
47
yang terjadi. Karakteristik khalayak pembaca sangat tergantung pada kebutuhan informasi yang ingin dimiliki. Pembaca merupakan individu yang aktif dalam memilih atau menyeleksi berita. Berita yang menurut pembaca dapat memenuhi kebutuhan mereka yang akan dibaca, sedangkan berita yang tidak sesuai dengan kebutuhannya akan diabaikan. Tidak semua individu memiliki kebutuhan yang samadalam mendapatkan informasi dari sebuah surat kabar. Perbedaan kebutuhan informasi tersebut mengakibatkan terjadinya perbedaan persepsi pembaca terhadap berita tersebut. Adanya perbedaan persepsi mengindikasikan akan terjadi perbedaan pengetahuan dan sikap pembaca terhadap informasi yang disampaikan oleh berita dalam surat kabar tersebut. Blumler dan Abelman menjelaskan bahwa pengguna sering melakukan pemilihan media yang sesuai dengan norma dan nilai yang ada (Gerlich et al. 2012). Khalayak ketika membaca, memiliki peran aktif dalam memilih media yang akan dibacanya. Teori uses and effect menjelaskan bahwa khalayak memiliki kebebasan dalam memilih media yang akan dibaca. Teori ini menganggap khalayak adalah aktif, berarti khalayak dianggap sebagai bagian penting dari penggunaan media dan diasumsikan mempunyai tujuan tertentu. Seseorang akan menggunakan media jika dirasa media tersebut dapat memenuhi kebutuhan informasinya. Salah satu alasan mengapa masyarakat senang membaca surat kabar adalah karena surat kabar memberikan informasi tentang apa yang orang katakan mengenai berbagai hal. Surat kabar memiliki kegunaan terhadap yang membacanya. Seseorang membaca surat kabar karena memiliki motif tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. Menurut Schramm (1954), faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan media yang akan dibaca ditentukan oleh usia, pendidikan, jenis kelamin, dan status sosial-ekonomi. Secara umum, pembaca muda menyukai artikel-artikel hiburan, sedangkan pembaca yang lebih berumur menyukai informasi dan masalah-masalah umum. Pembaca dewasa lebih banyak membaca berita ketimbang pembaca muda yang lebih tertarik pada gambar-gambar atau fotonya saja. Khalayak yang berpendidikan cenderung mencari informasi, sedangkan yang kurang berpendidikan lebih suka dengan artikel-artikel hiburan. Seorang pegawai bank atau pembaca yang bekerja di sektor ekonomi lain lebih senang membaca berita yang berkaitan dengan ekonomi daripada membaca berita tentang politik. Pembaca yang bekerja di sektor ekonomi ini akan lebih menyukai berita yang ada pada rubrik ekonomi daripada rubrik Expresi (rubrik umum dan hiburan). Jenis kelamin dan usia merupakan faktor pertama yang mempengaruhi efek sebuah pesan. Menurut Black dan Whitney (1988) dalam Nurudin (2007) jenis kelamin dan usia akan ikut mempengaruhi pada kelompok sosial mana individu tersebut akan bergabung, sehingga mempengaruhi penerimaan pesan media massa. Schramm menjelaskan bahwa organisasi atau lingkungan tempat individu tersebut bergabung akan ikut menentukan bagaimana pesan media massa itu mempengaruhi perilaku induvidu. Penelitian ini tidak menganalisis hubungan antara jenis kelamin dan pekerjaan dengan persepsi pembaca terhadap unsur-unsur berita pembangunan.
48
Tabel 15 Nilai koefisien korelasi karakteristik pembaca dengan unsur-unsur berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor tahun 2015 Karakteristik pembaca Usia Pendidikan Pendapatan Lama menjadi pembaca Frekuensi membaca Lama waktu membaca
Koefisien korelasi (rs) unsur-unsur berita pembangunan Pemilihan Nilai Jenis Aktualitasi Urgensi Frekuensi topik berita berita berita berita berita 0.06 0.12 0.01 0.04 0.09 0.04 0.22* 0.26** 0.09 0.16 0.11 0.19 0.20* 0.36** 0.07 0.10 0.16 0.16 -0.17 -0.05 -0.01 -0.11 -0.05 -0.05 -0.01 0.34**
0.13 0.19
Ket : **Berhubungan sangat nyata pada p<0.01 *Berhubungan nyata pada p<0.05
-0.04 0.16
0.03 0.31**
0.12 0.20
0.01 0.43**
rs=koefisien korelasi rank Spearman
Berdasarkan Tabel 15, terdapat beberapa faktor karakteristik yang memiliki hubungan dengan persepsi mengenai unsur-unsur berita pembangunan diantaranya pendidikan, pendapatan dan lama waktu membaca surat kabar Radar Bogor. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi atau banyak memiliki pengalaman dalam bidang tertentu biasanya memiliki tingkat kecerdasan yang relatif lebih baik dalam menyerap atau menyeleksi suatu informasi secara objektif dan terbuka dengan mempertimbangkan benar salah, baik-buruk, penting atau tidak penting tentang sesuatu hal, sehingga bisa mempersepsi dan menempatkan suatu hal pada porsi yang sebenarnya. Tingkat pendidikan seseorang sangat mempengaruhi cara mereka bertindak dan berperilaku. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tingkat pendidikan memiliki hubungan sangat nyata positif (p < 0.01) dengan nilai berita surat kabar Radar Bogor. Pendidikan yang berbeda akan menentukan proses penerimaan pesan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi nilai berita yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, khalayak dengan pendidikan yang tinggi akan cenderung memilih berita dengan nilai yang tinggi. Nilai berita yang tinggi menurut Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2012) harus memenuhi syarat sebuah berita tersebut mengandung fakta yang sangat penting, terbaru, memiliki kedekatan dengan pembaca, menggugah perasaan dan menyangkut kepentingan sejumlah besar kehidupan khalayak. Pembaca dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan selektif memilih berita yang dibaca, karena memiliki kebutuhan untuk mencari informasi yang mengandung fakta penting dan terbaru. Kebutuhan akan informasi yang penting dan terbaru digunakan untuk menunjang aktualitasasi diri individu tersebut didalam lingkungan sosialnya. Tingkat pendidikan berhubungan nyata positif (p < 0.05) dengan pemilihan topik berita. Semakin tinggi tingkat pendidikan khalayak maka semakin selektif dalam menentukan topik berita yang akan dibaca. Pembaca yang berpendidikan rendah biasanya menyukai berita seks, kriminal, dan kejahatan lain dan beritaberita bombastis. Surat kabar Pos Kota (Jakarta), Memorandum (Surabaya) dan Meteor (Semarang) lebih ditujukan pada kalangan mengengah ke bawah, karena lebih menyukai berita-berita seperti itu. Pendidikan merupakan elemen penting pembangunan dan perkembangan sosial-ekonomi masyarakat. Tingginya pendidikan seseorang akan dapat menopang hidupnya untuk lebih layak yaitu lebih tingginya tingkat pendapatan
49
yang diperoleh. Ini berarti menunjukkan hubungan langsung tingkat pendidikan terhadap pendapatan, yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pendapatan. Pendapatan per bulan akan ikut menentukan pemilihan berita yang dibaca serta surat kabar mana yang dijadikan bahan bacaan setiap harinya. Khalayak dengan pendapatan menengah mungkin hanya berlangganan satu surat kabar, tetapi pembaca yang mempunyai uang banyak akan berlangganan lebih dari satu surat kabar. Pendapatan akan ikut menentukan media massa yang akan dikonsumsi yang akhirnya akan ikut membentuk efek pada diri seseorang. Pendapatan per bulan memiliki hubungan yang sangat nyata positif (p < 0.01) dengan nilai berita. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, maka semakin tinggi nilai berita yang dipilih. Pendapatan per bulan memiliki hubungan yang nyata positif (p < 0.05) dengan pemilihan topik. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka semakin selektif dalam memilih topik berita. Surat kabar berbentuk komoditas yang berwujud lembaran-lembaran, sehingga informasi yang terdapat didalamnya menjadi barang ekonomi yang ditawarkan penerbit kepada pelanggannya. Surat kabar menjadi media bisnis bagi penerbit yang mencari, mengumpulkan, mengolah dan mencetak berita untuk selanjutnya dijual agar diperoleh keuntungan. Kegiatan penerbitan surat kabar tidak hanya dipandang dari fungsinya sebagai media informasi, hiburan dan kontrol sosial tetapi sekaligus merupakan kegiatan ekonomi yang dimulai dari kegiatan memproduksi hingga menjual surat kabar yang dilakukan penerbit berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis (Prijati 2012). Seseorang berperilaku karena terdorong oleh kebutuhan, fokusnya pada apa yang dipikirkan, dilakukan dan dirasakan oleh seseorang ketika mencari, menemukan dan menggunakan informasi. Berkaitan dengan hal ini, maka pembaca berperilaku membaca surat kabar karena terdorong oleh kebutuhan informasi tentang sesuatu hal. Pembaca berdasarkan pengalamannya mencari atau memilih dan menggunakan berita dari surat kabar tertentu karena berfikir, bahwa dari surat kabar tersebut bisa memenuhi kebutuhannya, sehingga pembaca berusaha melakukan segala sesuatunya, seperti melakukan perhatian terpusat pada informasi terhadap satu jenis berita tertentu. Setiap orang memiliki motivasi tertentu dalam mengkonsumsi media massa. Jenis berita yang tersaji disurat kabar tidak hanya yang berkaitan dengan informasi seputar ekonomi, bisnis, politik dan budaya. Lama waktu membaca surat kabar Radar Bogor memiliki hubungan sangat nyata positif (p < 0.01) dengan aktualitas berita. Semakin memiliki nilai kekinian suatu berita untuk pembaca, maka ia akan semakin sering membaca surat kabar tersebut. Aktualitasi berita menentukan frekuensi seseorang dalam membaca berita, semakin berita tersebut memiliki nilai kebaruan dan hangat maka pembaca akan semakin sering dan meluangkan waktu yang lebih lama untuk membaca surat kabar Radar Bogor. Lama waktu membaca miliki hubungan sangat nyata positif (p < 0.01) dengan frekuensi berita di surat kabar Radar Bogor. Semakin lama khalayak membaca surat kabar sangat tergantung pada seberapa sering berita tersebut di muat dalam surat kabar Radar Bogor. Ketika berita yang disajikan merupakan berita tentang suatu peristiwa yang baru saja terjadi atau kekinian dan penting bagi pembaca, maka pembaca akan lebih lama dalam membaca berita dalam surat kabar tersebut. Pembaca memiliki kecenderungan untuk mengikut berita-berita yang memiliki dampak dan kedekatan dengannya. Lama waktu
50
membaca surat kabar memiliki hubungan sangat nyata positif (p < 0.01) dengan pemilihan topik. Semakin lama membaca surat kabar maka pembaca akan semakin selektif dalam memilih topik berita yang dibaca. Dengan demikian, hipotesis tentang “Faktor-faktor karakteristik pembaca berhubungan nyata dengan persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor” dapat diterima. Peubah karakteristik pendidikan dan pendapatan per bulan memiliki hubungan dengan pemilihan topik dan nilai berita; lama waktu membaca surat kabar dalam satu hari berhubungan dengan pemilihan topik, frekuensi berita, dan aktualisasi berita. Perbedaan Karakteristik Pembaca terhadap Perilaku Pembaca Surat Kabar Radar Bogor Pengaruh media massa terasa lebih kuat, karena pada masyarakat modern khalayak memperoleh banyak informasi tentang dunia melalui media massa. Media massa menjadi penting karena memang memiliki kekuatan, bukan sekedar mampu menyampaikan pesan kepada jutaan khalayak sekaligus. Tetapi lebih karena media menjalankan fungsi mendidik, mempengaruhi, menginformasikan dan menghibur. Komunikasi massa memiliki tiga dampak, diantaranya: kognitif (pengetahuan), afektif (emosional dan perasaan) dan konatif (tindakan). Tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi pada bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat (opinion). Perubahan sikap ialah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang terorganisir dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek (Cangara 2013). Penelitian menganalisis dua efek yang ditimbulkan oleh penggunaan media massa, diantaranya: 1. Efek kognitif Komunikasi massa tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetap cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang ligkungan. Citra inilah yang mempengaruhi cara kita berperilaku. Media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi apa yang dianggap penting oleh masyarakat. Misalnya, headline surat kabar hari ini tentang kecelakaan kereta api maka kita menganggap kecelakaan itulah yang penting. Kita mungkin akan membicarakan topik dengan teman-teman dan keluarga. Media massa juga berperan dalam menyampaikan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang baik. Dengan kata lain, media massa dapat memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Hal inilah yang disebut efek prososial. 2. Efek afektif Media massa dapat mempengaruhi orientasi afektif, tetapi dampaknya tidak sebesar pada orientasi kognitif. Beberapa penelitian dalam komunikasi politik membuktikan adanya pengaruh media massa terhadap perubahan sikap. Media massa berperan dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang baik. Proses pengaruh media disebabkan oleh beberapa faktor dalam proses penerimaan media. Pesan yang diperoleh tidak langsung mengenai individu, tetapi “disaring”, dipikirkan, dan dipertimbangkan apakah seseorang mau menerima pesan-pesan media massa tersebut atau tidak. Faktor inilah yang menjadi penentu besar tidaknya faktor efek yang dilakukan oleh media. Latar
51
belakang pembaca dalam hal ini karakteristik sangat menentukan efek penggunaan media massa. Karakteristik dan lingkungan pembaca sangat menentukan perilaku pembaca, termasuk dalam memilih dan menggunakan media massa. Keluarga dan kelompok rujukan memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan dan perubahan perilaku. Beberapa faktor yang diikut mempengaruhi proses penerimaan pesan menurut Nurudin (2007) adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Faktor karakteristik pembaca sebagian besar mempengaruhi perilaku baik kognitif ataupun afektif dari pembaca. Berdasarkan uji beda yang dilakukan antara perbedaan karakteristik pembaca terhadap kognitif (pengetahuan) dan afektif (sikap) diperoleh hasil sebagai berikut (Tabel 16) Tabel 16 Hasil koefisien uji beda karakteristik dengan perilaku pembaca Radar Bogor tahun 2015 Karakteristik pembaca Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pendapatan Pekerjaan Cara memperoleh surat kabar Lama menjadi Pembaca Frekuensi Membaca
Koefisien uji beda (F-hitung) perilaku pembaca Kognitif Afektif 0.48 0.02 0.95 1.36 0.58 1.09 1.38 2.22 1.21 1.27 3.36** 3.98** 0.57 0.37 1.27 1.10
Ket : **Berhubungan sangat nyata pada p<0.01
F-hitung = Nilai distribusi uji f Anova
Tabel 16 menunjukan bahwa terdapat perbedaan kognitif (pengetahuan) dan afektif (sikap) pada pembaca berdasarkan cara pembaca memperoleh surat kabar. Pembaca yang membeli surat kabar di loper koran, eceran pinggir jalan, langganan, agen, dari kantor dan koran milik keluarga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kognitif dan afektif pada pembaca. 85,00 80,00 Keterangan: 1 = Loper koran 2 = Eceran 3 = Langganan 4 = Agen 5 = Kantor 6 = Keluarga
75,00 70,00 65,00 1
2
3
4
5
6
Gambar 11 Hasil uji beda aspek kognitif pembaca berdasarkan cara memperoleh surat kabar Radar Bogor tahun 2015 Pembaca yang berlangganan surat kabar Radar Bogor memiliki keinginan untuk mengetahui berita-berita penting (straight news) tentang Bogor dan
52
sekitarnya lebih cepat dari pada pembaca yang tidak berlangganan. Pembaca yang berlangganan surat kabar memiliki kecenderungan akan memilih jenis berita yang akan dibaca untuk pertama kalinya, sebelum melanjutkan dengan membaca berita lainnya. Pembaca yang membeli surat kabar Radar Bogor di agen memberikan pengaruh yang rendah terhadap kognitif dan afektif pembaca (Gambar 11 dan Gambar 12). Hal ini menunjukkan bahwa pembaca yang membeli surat kabar Radar Bogor di agen hanya dilakukan sesekali saja. Pembelian surat kabar di agen dilakukan pembaca hanya untuk mengisi waktu luang sehingga informasi yang disampaikan di surat kabar Radar Bogor tidak memberikan pengaruh pengetahuan yang lebih besar untuk pembaca. Pembaca yang memperoleh surat kabar Radar Bogor dari keluarga (suami/istri/anak) memberikan pengaruh lebih besar terhadap kognitif dan afektif pembaca. Peran keluarga sangat besar dalam menentukan perilaku seseorang. Adanya kelompok rujukan (reference group) yang primer yaitu keluarga dijadikan sebagai alat ukur untuk menilai diri sendiri dan membentuk sikap. Anggota keluarga memiliki kecenderungan berperilaku berdasarkan apa yang mereka lihat dilingkungan. Mulyana (2008) menyatakan bahwa konsep diri seseorang yang paling umum dipengaruhi oleh keluarga dan orang-orang dekat lainnya di sekitar individu (significant others). Dijelaskannya lebih lanjut, bahwa orang-orang terdekatlah yang akan pertama membentuk dan menentukan konsep diri seseorang, sehingga sangat mempengaruhi keinginan dan perilaku individu. Hal ini dibutuhkan individu agar peran yang dilakukannya dapat diterima, yang dijadikannya sebagai modal berinteraksi lebih lanjut. Dengan demikian, peran komunikasi menjadi sangat menentukan karena merupakan dasar untuk pengembangan individu sepanjang hidupnya, selama individu melakukan interaksi. Selain peran keluarga, pembaca lebih fokus membaca berita yang disarankan oleh keluarga sehingga memberikan dampak yang besar terhadap perilaku kognitif dan afektif pembaca. 90,00 85,00 80,00
Keterangan: 1 = Loper koran 2 = Eceran 3 = Langganan 4 = Agen 5 = Kantor 6 = Keluarga
75,00 70,00 65,00 1
2
3
4
5
6
Gambar 12 Hasil uji beda aspek afektif pembaca berdasarkan cara memperoleh surat kabar Radar Bogor tahun 2015 Hipotesis faktor-faktor karakteristik pembaca berbeda nyata dalam perilaku pembaca surat kabar Radar Bogor diterima. Faktor cara memperoleh surat kabar mampu menggambarkan adanya perbedaan perilaku kognitif dan afektif pembaca. Pembaca yang memperoleh surat kabar dari keluarganya memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap perilaku kognitif dan afektifnya. Dengan demikian,
53
hipotesis yang menyatakan, bahwa “Faktor-faktor karakteristik pembaca berbeda nyata dalam perilaku pembaca surat kabar Radar Bogor”, dapat diterima, meskipun hanya satu faktor karakteristik, yaitu cara memperoleh surat kabar. Pengaruh Unsur-Unsur Berita Pembangunan pada Surat Kabar Radar Bogor terhadap Perilaku Pembaca
Informasi merupakan salah satu kebutuhan yang dirasakan penting oleh masyarakat. Masyarakat membutuhkan informasi yang berhubungan dengan segala perkembangan dan kejadian yang terjadi baik dilingkungan sendiri, maupun dilingkungan luar bahkan lingkungan dunia. Karena itu, surat kabar sebagai salah satu media yang menyampaikan informasi kepada masyarakat memiliki peranan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi itu sendiri. Media massa dikonsumsi oleh khalayak yang sangat luas dan beragam, memiliki dampak penting terhadap bentuk dan isi komunikasi. Media massa memiliki umpan balik yang tidak bisa langsung diperoleh, sementara khalayak tersebut tidak dikenal si pengirim pesan, sehingga pengirim pesan harus yakin pesannya bisa diterima atau dipahami khalayaknya. Cara termudah adalah dengan mengasumsikan bahwa khalayak memiliki kapasitas intelektual terbatas, senang dihibur, dan memiliki ketertarikan rendah untuk terlalu terlibat dalam subjek yang dangkal. Dengan demikian, kehadiran khalayak yang luas dan beragam akan mendorong lahirnya pesan-pesan yang tidak menuntut kapasitas intelektual tinggi seraya memiliki isi hiburan yang tinggi. Khalayak media dibagi menjadi dua yaitu: media seeking dan content-seeking Media seeking adalah situasi di mana kita menggunakan media karena tindakan konsumsi itu (membaca, menonton, dan mendengar) lebih penting dari pada isi (yang dibaca, yang ditonton, dan yang didengar). Content-seeking, kita memutuskan untuk menggunakan media justru karena isinya. Content-seeking mendapat perhatian Iebih besar dari yang lain, secara khusus kita benar-benar mencarinya, ini disebut information-seeking dimana isi media yang dikonsumsi benar-benar terseleksi. Berdasarkan perbedaan di atas, tidak heran jika seorang media-seeker menghabiskan waktu membaca koran yang Iebih lama dibandingkan seorang yang information-seeker. Seorang media-seeker akan membacakan koran mulai dari halaman satu sampai terakhir secara teratur. Sementara itu, seorang informationseeker akan membaca secara khusus berita yang dicarinya. Situasi ini akan membentuk pola penggunaan media yang berbeda pada masing-masing orang. Reaksi pembaca terhadap media dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu a) Perspektif perbedaan individual memandang bahwa sikap dan organisasi personalpsikologis individu akan menentukan bagaimana pembaca memilih stimuli dan lingkungan dan bagaimana ia memberikan makna pada stimuli itu. Faktot-faktor yang mempengaruhi itu meliputi potensi biologis, sikap, nilai, kepercayaan, serta pengalaman. Perbedaan ini menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula. b) Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial yang reaksinya pada stimuli tertentu itu cenderung lama. Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama dan akan memberi respon kepadanya dengan cara yang hampir sama
54
pula. c) Perspektif hubungan sosial menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal dalam mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Dengan demikian, hubungan-hubungan interpersonal dapat berpengaruh pada proses, penerimaan, pengelolaan dan penyampaian informasi dari media. Salah satu faktor yang mempengaruhi pendapat, sikap, hingga pada menampilkan perilaku adalah persepsi pembaca berita surat kabar yang telah terbentuk sebelumnya. Suatu pemberitaan akan berpengaruh kepada penerima berita sehingga membentuk suatu persepsi yang dihasilkan atas interpretasi yang timbul dari kognitif (pemikiran/pendapat) pembaca. Sesuai dengan efek komunikasi, bahwa pesan yang disampaikan akan mempengaruhi kognitif, afektif dan konatif pembaca. Keseluruhan proses mulai dari media, dikemas menjadi sebuah berita, hingga kepada pengaruh ataupun efek yang dihasilkan, adalah ruang lingkup dalam komunikasi. Ketika yang menjadi fokusnya adalah berita pembangunan, maka berita pembangunan termasuk ke dalam komunikasi pembangunan dan pengaruh yang dihasilkan adalah pengaruh pembangunan. Fungsi surat kabar sebagai penyampaian informasi tidak hanya berdampak pada perkembangan informasi yang dimiliki masyarakat yang membacanya, tetapi dapat menyebar lebih luas kepada masyarakat yang tidak membaca surat kabar tesebut, yaitu dengan cara pembicaraan dari mulut ke mulut, selain itu berdampak pada perubahan sikap pada masyarakat. Surat kabar banyak diminati oleh masyarakat, karena harganya yang terjangkau dan dapat dicari di berbagai tempat. Walaupun di zaman sekarang sudah ada media elektronik lain yang lebih canggih dalam penyampaian informasi yang lebih cepat dan teraktual, misalnya internet. Namun surat kabar tidak kalah menariknya dengan internet dalam penyampain informasi, karena masih banyak masyarakat yang belum bisa mengakses internet. Surat kabar mempunyai beberapa efek kepada masyarakat. Adanya perubahan sikap dari masyarakat sebagai efek dari adanya informasi, terbentuknya opini publik yang terjadi di masyarakat, dan sifat dari surat kabar tehadap masyarakat. Informasi merupakan salah satu peubah pembentuk sikap individu. Krech mengungkapkan bahwa “informasi yang diperoleh seseorang atau kelompok orang dapat membentuk atau menentukan sikap orang atau kelompok itu” (Regar 2009). Informasi akan mempengaruhi sikap masyarakat karena kesesuaian dengan informasi yang ada dengan sikap yang ada sebelumnya. Informasi yang diterima individu dapat melalui komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok ataupun komunikasi dengan media massa. Pesan yang datang akan memepengaruhi individu sehingga akan berpengaruh pada respon setiap individu terhadap gagasan yang terkandung dalam pesan. Perubahan sikap tersebut meliputi efek kognitif, efek afektif dan efek konatif. Regar menambahkan aspek kognitif berhubungan dengan pengetahuan dan penilaian-penilaian yang dimiliki masyarakat terhadap informasi, aspek afektif mengenai perasaan, emosional mengenai suka atau tidak terhadap informasi, sedangkan aspek behavioral mengenai kesiapan untuk mengikuti tindakan apa yang terkandung dalam suatu pesan atau gagasan. Semua individu mempunyai potensi dalam perubahan sikap akibat informasi yang diproses oleh individu tersebut. Selain itu surat kabar dapat memberitahukan, menjelaskan dan menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan kepada masyarakat (Jahi 1988).
55
Gambar 13 Model persamaan struktural dan besar hubungan tahun 2015
Keterangan: X2.1= topik berita, X2.1= nilai berita, X2.3= jenis berita, X2.4= aktualitasi berita, X2.5=urgensi berita, X2.6= frekuensi kemunculan berita, Y1.1= persepsi kognitif topik berita, Y1.1= persepsi kognitif nilai berita, Y1.3= persepsi kognitif jenis berita, Y1.4= persepsi kognitif aktualitasi berita, Y1.5=persepsi kognitif urgensi berita, Y1.6= persepsi kognitif frekuensi kemunculan berita Y2.1= persepsi afektif topik berita, Y2.1= persepsi afektif nilai berita, Y2.3= persepsi afektif jenis berita, Y2.4= persepsi afektif aktualitasi berita, Y2.5=persepsi afektif urgensi berita, Y2.6= persepsi afektif frekuensi kemunculan berita.
Gambar 14 Model persamaan struktural dan nilai-t tahun 2015
56
Analisis terhadap model struktural merupakan evaluasi yang mencakup pemeriksaan pada signifikan koefisien-koefisien untuk setiap peubah yang diestimasi. Besarnya nilai koefisien mengindikasikan pengaruh yang makin kuat untuk setiap peubah yang diestimasi. Nilai koefisien yang makin besar dari suatu peubah, berarti peubah tersebut makin penting dalam hubungan kausal pada model. Hasil persamaan struktural (Gambar 13 dan 14) menunjukan bahwa indikator yang baik dan signifikan yang mereperentasikan peubah perilaku kognitif adalah pemilihan topik, nilai berita, jenis berita, aktualitasi berita dan urgensi berita. Berdasarkan hasil analisis pada model persamaan struktrual diperoleh nilai Chi-square (ᵡ2)= 194,08 untuk df = 123, dengan nilai-p = 0,00005, nilai RMSEA = 0,077 (Gambar 12). Pengujian signifikan dari model persamaan struktural diperlihatkan pada Gambar 13. Hasil nilai-t indikator pemilihan topik berita, nilai berita, jenis berita, aktualitasi berita, dan urgensi berita terhadap peubah perilaku kognitif dan afektif adalah signifikan (nilai-t ≥ 1,96), sedangkan indikator frekuensi kemunculan berita hanya signifikan terhadap peubah perilaku afektif saja. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin lama seseorang menggunakan media massa maka akan memberikan dampak terhadap perubahan sikapnya terhadap informasi yang diterima. Tabel 17 Hasil uji kecocokan untuk model struktural tahun 2015 Goodness ofFit RMR (Root Mean Square Residual) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) GFI (Goodness of Fit) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) CFI (Comparative Fit Index) CN (critical N)
Yang dianjurkan ≤ 0,05 / ≤ 0,1
Hasil Analisis 0.063
Kesimpulan Good Fit
≤ 0.08
0.077
Good Fit
≥ 0.90
0.98
Good Fit
≥ 0.90
0.98
Good Fit
≥ 0.90 ≥ 200
1.00 243.33
Good Fit Good Fit
Nilai-nilai kecocokan untuk model persamaan struktural, seperti untuk nilai RMSEA = 0.077, GFI = 0.98 dan nilai CN = 243.33 mengindikasikan telah menunjukan kesesuaian dengan data penelitian. Nilai-nilai tersebut mengindikasikan bahwa peubah unsur-unsur berita yang dipersepsikan sesuai (fit) untuk menjelaskan perilaku kognitif dan afektif pembaca. Berdasarkan hasil pengujian kecocokan model struktural, maka diketahui bahwa indikator-indikator pada peubah bebas unsur-unsur berita (pemilihan topik, nilai berita, jenis berita, aktualitasi berita, urgensi berita dan frekuensi berita yang dipersepsikan) yang menjadi pertimbangan perilaku kognitif dan afektif (peubah terikat) pembaca sebagai efek dari membaca surat kabar Radar Bogor adalah sudah sesuai. Berdasarkan hasil analisis model struktural (Gambar 13) perilaku kognitif berdasarkan persepsi pembaca terhadap unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor relatif lebih kuat (0.93) dibandingkan dengan perilaku afektif (sikap) pembaca dengan nilai koefisien adalah 0.90. Hal ini mengindikasikan kuatnya pengaruh perilaku kognitif yang diakibatkan oleh persepsi pembaca terhadap unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor. Pengaruh kognitif muncul akibat seseorang membaca informasi dari berita yang disajikan surat kabar terhadap suatu peristiwa. Efek yang muncul akibat membaca suatu
57
informasi adalah terjadinya perubahan pengetahuan, dari pembaca yang tidak mengetahui mengenai suatu hal menjadi tahu. Menurut McLuhan, perilaku afektif akan muncul jika pembaca telah mengetahui dan memahami tentang suatu hal (Rakhmat 1999). Oleh karena itu, pengaruh persepsi pembaca terhadap perilaku afektif lebih rendah dibandingkan dengan perilaku kognitifnya. Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Dampak kognitif dari membaca surat kabar adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang bersifat informatif bagi dirinya. Melalui media massa dalam hal ini surat kabar, pembaca memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah dikunjungi secara langsung. Menurut Rakhmat (1999), media massa adalah perpanjangan alat indra kita. Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi. Media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Pemilihan topik berita pembangunan yang tidak mengandung bias, disajikan secara akurat, lengkap, informatif, dapat mendidik, sumber berita yang dapat dipercaya, jujur, jelas, menarik dan berasal dari informasi yang benar dapat mempengaruhi pengetahuan pembaca terhadap informasi yang berkaitan dengan pembangunan yang terjadi di wilayah Bogor. Berita pembangunan yang penting merupakan kejadian atau fakta yang sangat penting atau bermakna bagi kehidupan pembaca. Termasuk di sini adalah hal-hal yang mengancam eksistensi pembaca atau berbahaya bagi kehidupan pembaca. Berita pembangunan yang aktual merupakan peristiwa yang disajikan terbaru dan terkini. Berita pembangunan yang kedekatan (proximity) adalah peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca. Peristiwa tersebut dapat memiliki kedekatan secara geografis atau psikologis. Berita pembangunan yang terkenal (prominence) adalah berita pembangunan yang berhubungan dengan orang terkenal yang terlibat dengan peristiwa yang menjadi pemberitaan. Berita pembangunan yang menyangkut sejumlah besar orang serta berarti bagi kehidupan khalayak, atau berita pembangunan yang disajikan memberikan dampak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat. Berita pembangunan yang mengandung emosi atau naluri (human Interest) merupakan peristiwa yang dapat menggugah perasaan khalayak yang membaca. Beberapa unsur dari nilai berita tersebut memberikan pengaruh yang tinggi terhadap kognitif pembaca. Berita yang penting bagi pembaca, sesuatu yang baru saja terjadi, hal yang memiliki kedekatan dengan pembaca, pemberitaan tentang orang yang terkenal serta dapat menggugah perasaan pembaca memberikan dampak terhadap perubahan pengetahuan (kognitif) dan sikap (afektif) pembaca. Pengaruh berita pembangunan yang penting untuk segera diketahui oleh masyarakat, memiliki daya tarik, mengandung daya tarik, mementingkan nilai manusiawi, lebih lengkap, mendalam, dan penuh analisis memberikan dampak terhadap pengetahuan dan sikap pembaca. Aktualitas berita merupakan laporan mengenai peristiwa yang terjadi kini, atau laporan mengenai peristiwa yang baru terjadi dan dilaporkan dengan benar. Aktualitas berita pembangunan pada penelitian ini adalah berkaitan dengan kecepatan dalam menyampaikan sebuah informasi tanpa menyampingkan
58
pentingnya kebenaran sebuah berita. Pembaca menilai bahwa ketika terjadi kegiatan pembangunan, surat kabar Radar Bogor langsung memberitakan keesokan harinya. Berita pembangunan yang disajikan oleh surat kabar Radar Bogor merupakan berita mengenai peristiwa yang baru terjadi dan hal yang sangat ramai diperdebatkan memberikan pengaruh terhadap kognitif dan afektif pembaca. Hal ini mengindikasikan bahwa berita yang disampaikan tepat waktu dapat menambah pengetahuan pembaca dan dapat merubah sikap pembaca terhadap informasi tersebut. Afektif menekankan aspek perasaan dan kebutuhan mencapai tingkat emosional tertentu. Pengaruh perilaku afektif lebih rendah dari pada kognitif yang dipersepsikan oleh pembaca karena efek afektif lebih sulit dari pada efek kognitif. Dampak perilaku secara afektif kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Contohnya adalah, setelah mendengar atau membaca berita, maka muncul perasaan jengkel, marah atau senang pada diri khalayak. Pengaruh afektif lebih rendah daripada kognitif menandakan bahwa sekali pun pembaca membaca mengenai suatu hal dan merubah pengetahuannya, belum tentu pembaca akan memberikan respon terhadap berita yang dibacanya. Pengetahuan tidak selalu menjamin bahwa seseorang akan melakukan sesuatu terhadap hal yang telah diketahui sebelumnya. Hasil penelitian dari analisis struktural model diketahui bahwa persepsi unsur-unsur berita signifikan mempengaruhi kognitif sebesar 0.93. Hal ini berarti setiap peningkatan satu satuan pada peubah unsur-unsur berita pembangunan, rata-rata akan meningkatkan 93 persen pada kognitif, dengan asumsi pengaruh yang lain tetap. Persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor yang tinggi memberikan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan (kognitif). Persepsi yang tinggi mengakibatkan pembaca yang pada awalnya tidak mengetahui tentang suatu peristiwa pembangunan, menjadi mengetahui peristiwa tersebut. Persepsi pembaca tentang unsur-unsur berita signifikan mempengaruhi afektif sebesar 0.90. Hal ini berarti setiap peningkatan satu satuan pada peubah unsur-unsur berita pembangunan, rata-rata akan meningkatkan 90 persen pada afektif, dengan asumsi pengaruh yang lain tetap (ceteris paribus). Persepsi pembaca yang tinggi memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan sikapnya mengenai berita pembangunan yang disajikan oleh surat kabar Radar Bogor. Pembaca setelah membaca berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor, akan memahami isi berita tersebut dan memberikan dampak pada perubahan sikap mereka untuk memberikan respon terhadap berita yang disajikan. Unsur-unsur berita pembangunan ditentukan oleh enam indikator, yaitu pemilihan topik (X2.1), nilai berita (X2.2), jenis berita (X2.3), aktualitasi berita (X2.4), urgensi berita (X2.5) dan frekuensi kemunculan berita (X2.6). Nilai berita (X2.2) menurut persepsi pembaca merupakan faktor penting dalam berita pembangunan. Nilai berita pembangunan merupakan acuan yang dapat digunakan untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik, mempertimbangkan dan memutuskan, mana berita terpenting dan terbaik untuk dimuat, disiarkan, atau ditayangkan melalui media kepada masyarakat luas. Tidak semua berita diperlukan oleh setiap pembacanya, berita yang tidak diperlukan oleh seorang pembaca adalah berita
59
yang tidak memenuhi kepentingannya (interest) dan tidak berguna baginya. Nilai berita pembangunan menurut pembaca adalah ditentukan oleh kegunaan berita tersebut baginya. Semakin banyak kegunaan suatu berita bagi seseorang makin tinggi nilai berita baginya. Sebaliknya, makin sedikit kegunaan berita bagi seseorang maka makin rendah nilai berita itu baginya. Koefisien determinasi (R2) dari model untuk kognitif adalah 0.87 yang mengindikasikan bahwa persepsi pembaca tentang unsur-unsur berita mampu menjelaskan 87 persen dari varian dalam kognitif pembaca surat kabar Radar Bogor. Koefisien determinasi (R2) untuk kognitif lebih besar daripada afektif dengan nilai 0.82 yang artinya persepsi pembaca tentang unsur-unsur berita pembangunan mampu menjelaskan 82 persen dari afektif pembaca surat kabar Radar Bogor. Nilai 82 persen menjelaskan bahwa peubah unsur-unsur berita dapat mendorong terjadinya sikap (afektif) pembaca terhadap berita pembangunan. Hasil koefisien determinasi afektif lebih kecil daripada kognitif mengindikasikan bahwa, seorang individu yang mengetahui tentang suatu hal (memiliki pengetahuan) tidak menjamin akan merubah sikapnya (afeksi). Berdasarkan uraian diatas, hipotesis penelitian yang menyatakan, bahwa “Persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor berpengaruh nyata terhadap perilaku pembaca”, dapat diterima. Persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor memberikan pengaruh terhadap perilaku kognitif dan afektif pembaca
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
2.
3.
Persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor adalah tinggi, artinya surat kabar Radar Bogor telah menyajikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pembaca. Persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor memiliki hubungan dengan karakteristik pembaca terlihat pada tingkat pendidikan yang berhubungan dengan nilai berita dan pemilihan topik; pendapatan per bulan memiliki hubungan dengan nilai berita; dan lama waktu membaca surat kabar dalam satu hari memiliki hubungan dengan pemilihan topik, frekuensi berita, dan aktualisasi berita. Persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan memiliki pengaruh terhadap perilaku pembaca. Karakteristik pembaca untuk cara memperoleh surat kabar Radar Bogor menimbulkan perbedaan perilaku baik pada kognitif maupun afektif. Persepsi pembaca memberikan pengaruh lebih besar terhadap perilaku kognitif. Saran
1.
Redaksi pemberitaan pembangunan di surat kabar Radar Bogor perlu meningkatkan nilai berita, pemilihan topik, aktualitas dan frekuensi untuk setiap berita pembangunannya yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Bogor.
60
2. 3.
Pemerintah perlu memanfaatkan surat kabar lokal sebagai sarana untuk mengefektifkan komunikasi pembangunan. Perlu penelitian lanjutan dengan populasi yang lebih luas dan aspek pemberitaan pembangunan yang lebih terperinci untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA Adedokun MO, Adeyemo CW, Olorunsola EO. 2010. The impact of communication on community development. J Communication. 1(2): 101105. Barus SW. 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta (ID): Erlangga. Brallay B. 2010. Alabama newspaper readers perception of newspaper credibility [internet]. Alabama (US): University of Alabama. hlm 1-27; [diunduh 2014 Des 26]. http://comj.ua.edu/wp-content/uploads/2010/07/Bralley-finalcredibility.pdf Cangara H. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta (ID): RajaGrafindo Persada. Castrechini A, Pol E, Olmos JG. 2014. Media representations of environmental issues: From scientific to political discourse. Revue Européenne de Psychologie Appliqué, siap terbit. Choudhury PS. 2011. Media in development communication. Global Media Journal. 2(2): 2249-5835. DeVito JA. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Edisi Kelima. Tanggerang (ID): Karisma Publishing Group. Djuroto T. 2000. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya. Effendy OU. 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya. __________. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung (ID): Citra Aditya Bakti. Gerlich RN, Drumheller K, Sollosy M. 2012. The reading motive scale: A uses and gratification study of what drives people to read. Academy of Marketing Studies Journal. 16: 95-107. Giles D. 2003. Media Psychology. New Jersey (US): Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Grossberg L, Wartella EA, Whitney DC, Wise JM. 1998. Media Making Mass Media in a Popular Culture. United State of America (US): Sage Publications. Imoh GO. 2013. Application of development communication in Africa’s rural development- need for a paradigm shift. Global Journal of Arts Humanities and Social Sciences. 1(4): 15-33. Imtihani N. 2014. The mass-media role in conflict resolution (A case study of Kompas daily coverage on Aceh conflict 2003-2005). Environmental Sciences. 20: 451-458. http://dx.doi.org/10.1016/j.proenv.2014.03.057 Jahi A. 1988. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-negara Dunia Ketiga: Suatu Pengantar. Jakarta (ID): Gramedia.
61
Kheerajit C, Flor AG. 2013. Participatory development communication for natural resources management in Ratchaburi Province, Thailand. Social and Behavioral Sciences. 103: 703–709. http://dx.doi.org10.1016/ j.sbspro.2013.10.390 Kleinschmit D, Sjo¨stedt V. 2013. Between science and politics: Swedish newspaper reporting on forests in a changing climate. Environmental Science and Policy. 35:117–127. http://dx.doi.org/10.1016/j.envsci. 2013.02.011 Kusumaningrat H, Kusumaningrat P. 2012. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya. Larcinese VR, Puglisi R, Snyder JM Jr. 2011. Partisan bias in economic news: Evidence on the agenda-setting behavior of U.S. newspapers. Journal of Public Economics. 95: 1178–1189. http://dx.doi.org/10.1016/ j.jpubeco.2011.04.006 Lionberger HF, Gwin PH. 1982. Communication Strategic: A Guide For Agricultural Change Agent. Illinois (US): The Interstate Printer and Publishers, Inc. Mardikanto T. 2010. Komunikasi Pembangunan: Acuan Bagi Akademisi, Praktisi, dan Peminat Komunikasi Pembangunan. Surakarta (ID): UNS Pr. McQuail D. 1994. Communication Models for The Study of Mass Communication, 2ndedition. New York (US): Logman. ________ . 2000. Mass Communication Theory, 4th edition. United State of America (US): Sage Publications. Miller K. 2002. Communication Theories. New York (US): The McGraw-Hill. Mulyana D. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya. Nasution Z. 2007. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada. Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. Ngatif MS, Harsoyo, Subejo. 2005. Pemberitaan pertanian oleh surat kabar daerah: Studi kasus pada rubrik Kanda Raharja SKH Kedaulatan Rakyat. STPP Yogyakarta. 1(2): 111-124. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta (ID): RajaGrafindo Persada. Pavelka J. 2014. The factors affecting the presentation of events and the media coverage of topiks in the mass media. Social and Behavioral Sciences. 140: 623-629. http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.482 Prijati. 2012. Analisis minat beli konsumen surat kabar Jawa Pos di Surabaya. JAMBSP. 8 (3): 362-381. Radar Bogor. 2014a. Laporan Tahunan Radar Bogor. Bogor (ID): Radar Bogor. __________. 2014b. Data Penjualan Radar Bogor 2014. Bogor (ID): Radar Bogor. Rakhmat J. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya. Regar PM. 2009. Pengaruh komunikator politik terhadap sikap masyarakat mengenai pemilihan kepala daerah langsung di Kota Gorontalo. Jurnal Penelitian Komunikasi Opini Publik. 9: 56-93. Singarimbun M, Effendi S. 2010. Metode Penelitian Survei. Jakarta (ID): LP3ES.
62
Schramm W. 1954. The Process and Effects of Mass Communication. Urbana (US): University of Illinois Pr. Schramm W, Lerner D. 1976. Communication and Change. Honolulu (US): University Press of Hawaii. Siswanto S. 2012. Surat kabar nasional dan diseminasi informasi pembangunan: Sebuah analisis isi. INSANI. 2 (13): 72-85. Sumadiria ASH. 2011. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya. Sumarwan U, Jauzi A, Mulyana A, Karno BN, Mawardi PK, Nugroho W.2011. Riset Pemasaran dan Konsumen. Bogor (ID): IPB Pr. Suwardi H. 1993. Peranan Pers dalam Politik di Indonesia. Jakarta (ID): Pustaka Sinar Harapan. Tubbs SL, Moss S. 1996. Human Communication: Konteks-konteks Komunikasi. Edisi Kedua. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya. Umar H. 2001. Strategic Manajement in Action. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. West R, Turner LH. 2007. Introducing Communication Theory Analysis and Application. New York (US): McGraw-Hill. Wijayanto SH. 2008. Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8 Konsep dan Tutorial. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Zhang X. 2008. On perspectives of audience studies. Asian Social Science. 4(12): 38-41.
63
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner tahun 2015 No X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15 X2.16 X2.17 X2.18 X2.19 X2.20 X2.21
Correlations Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Perilaku 0.604 0.000** 0.423 0.020 0.548 0.002 0.374 0.042 0.575 0.001 0.627 0.000 0.397 0.030 0.487 0.032 0.410 0.027 0.413 0.026 0.780 0.037 0.370 0.049 0.410 0.050 0.621 0.039 0.371 0.047 0.703 0.000** 0.686 0.000** 0.510 0.004 0.521 0.018 0.384 0.048 0.392 0.043
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
64
X2.22
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
X2.23 X2.24 X2.25 X2.26 X2.27 X2.28 X2.29
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .886
30
0.369 0.047 0.517 0.047 0.722 0.000** 0.380 0.043 0.375 0.041 0.551 0.002 0.460 0.011 0.466 0.009
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
65
Lampiran 2 Hasil uji SEM pengaruh unsur-unsur berita pembangunan terhadap perilaku pembaca DATE: 5/26/2015 TIME: 19:16
L I S R E L 8.30 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Chicago, IL 60646-1704, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-99 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file D:\SEMMIA\DATA.SPJ: Observed Variables X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Y2.5 Y2.6 Correlation Matrix From File D:\SEMMIA\DATA.COR Sample Size = 99 Latent Variables X2 Y1 Y2 Relationships X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 = X2 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 = Y1 Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Y2.5 Y2.6 = Y2 Y1 Y2 = X2 Path Diagram OPTIONS ME=UL AD=OFF IT=500 SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN Y2 AND Y1 TO FREE SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN Y1.5 AND Y1.1 TO FREE SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN Y2.4 AND Y1.1 TO FREE SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN Y2.5 AND Y1.5 TO FREE
66
SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN Y2.6 AND Y2.5 TO FREE SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN X2.3 AND Y2.4 TO FREE SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN X2.5 AND Y2.5 TO FREE SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN X2.5 AND X2.3 TO FREE SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN X2.6 AND Y2.4 TO FREE SET THE ERROR COVARIANCE BETWEEN X2.6 AND X2.4 TO FREE End of Problem Sample Size = 99
Correlation Matrix to be Analyzed Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 -------- -------- -------- -------- -------- -------Y1.1 1.00 Y1.2 0.62 1.00 Y1.3 0.49 0.62 1.00 Y1.4 0.34 0.36 0.37 1.00 Y1.5 0.64 0.46 0.43 0.30 1.00 Y1.6 -0.08 -0.05 0.13 0.09 0.13 1.00 Y2.1 0.54 0.58 0.46 0.47 0.41 -0.07 Y2.2 0.68 0.67 0.58 0.37 0.55 0.01 Y2.3 0.66 0.65 0.64 0.38 0.46 -0.06 Y2.4 0.36 0.49 0.50 0.39 0.38 0.04 Y2.5 0.38 0.40 0.36 0.25 0.56 0.19 Y2.6 0.39 0.40 0.25 0.13 0.49 0.12 X2.1 0.56 0.64 0.51 0.34 0.47 -0.10 X2.2 0.39 0.54 0.57 0.29 0.36 0.09 X2.3 0.53 0.43 0.39 0.43 0.43 0.03 X2.4 0.38 0.53 0.25 0.11 0.37 -0.05 X2.5 0.46 0.37 0.46 0.24 0.48 0.14 X2.6 0.34 0.46 0.33 0.24 0.37 -0.10 Correlation Matrix to be Analyzed Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Y2.5 Y2.6 -------- -------- -------- -------- -------- -------Y2.1 1.00 Y2.2 0.63 1.00
67
Y2.3 Y2.4 Y2.5 Y2.6 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6
0.66 0.42 0.32 0.37 0.55 0.37 0.44 0.27 0.30 0.31
0.70 0.61 0.50 0.48 0.67 0.50 0.55 0.41 0.48 0.35
1.00 0.54 0.46 0.34 0.63 0.51 0.54 0.43 0.46 0.33
1.00 0.29 0.36 0.48 0.52 0.63 0.48 0.31 0.57
1.00 0.61 0.41 0.42 0.28 0.23 0.52 0.19
1.00 0.34 0.36 0.29 0.44 0.32 0.38
Correlation Matrix to be Analyzed X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 -------- -------- -------- -------- -------- -------X2.1 1.00 X2.2 0.53 1.00 X2.3 0.45 0.51 1.00 X2.4 0.37 0.43 0.51 1.00 X2.5 0.35 0.45 0.57 0.45 1.00 X2.6 0.45 0.50 0.48 0.61 0.23 1.00
Number of Iterations = 10 LISREL Estimates (Unweighted Least Squares) Y1.1 = 0.75*Y1, Errorvar.= 0.43 , R² = 0.57 (0.071) (0.16) 10.54 2.70 Y1.2 = 0.80*Y1, Errorvar.= 0.36 , R² = 0.64 (0.085) (0.16) 9.44 2.27 Y1.3 = 0.70*Y1, Errorvar.= 0.52 , R² = 0.48 (0.079) (0.16) 8.85 3.32 Y1.4 = 0.48*Y1, Errorvar.= 0.77 , R² = 0.23 (0.066) (0.15) 7.26 5.23 Y1.5 = 0.64*Y1, Errorvar.= 0.59 , R² = 0.41 (0.076) (0.16)
68
8.46
3.74
Y1.6 = 0.028*Y1, Errorvar.= 1.00 , R² = 0.00078 (0.052) (0.14) 0.54 6.99 Y2.1 = 0.69*Y2, Errorvar.= 0.52 , R² = 0.48 (0.052) (0.15) 13.32 3.35 Y2.2 = 0.86*Y2, Errorvar.= 0.25 , R² = 0.75 (0.10) (0.16) 8.50 1.56 Y2.3 = 0.83*Y2, Errorvar.= 0.31 , R² = 0.69 (0.098) (0.16) 8.46 1.93 Y2.4 = 0.68*Y2, Errorvar.= 0.54 , R² = 0.46 (0.092) (0.16) 7.32 3.45 Y2.5 = 0.52*Y2, Errorvar.= 0.73 , R² = 0.27 (0.082) (0.15) 6.31 4.81 Y2.6 = 0.53*Y2, Errorvar.= 0.72 , R² = 0.28 (0.078) (0.15) 6.76 4.80
X2.1 = 0.78*X2, Errorvar.= 0.39 , R² = 0.61 (0.048) (0.16) 16.18 2.47 X2.2 = 0.72*X2, Errorvar.= 0.49 , R² = 0.51 (0.048) (0.16) 14.79 3.07 X2.3 = 0.70*X2, Errorvar.= 0.51 , R² = 0.49 (0.049) (0.16) 14.18 3.24 X2.4 = 0.59*X2, Errorvar.= 0.66 , R² = 0.34 (0.047) (0.15) 12.44 4.27 X2.5 = 0.59*X2, Errorvar.= 0.65 , R² = 0.35
69
(0.047) 12.58
(0.15) 4.22
X2.6 = 0.55*X2, Errorvar.= 0.70 , R² = 0.30 (0.048) (0.15) 11.42 4.55 Error Covariance for Y1.5 and Y1.1 = 0.16 (0.12) 1.35 Error Covariance for Y2.4 and Y1.1 = -0.14 (0.11) -1.28 Error Covariance for Y2.5 and Y1.5 = 0.23 (0.11) 2.13 Error Covariance for Y2.6 and Y2.5 = 0.33 (0.11) 3.09 Error Covariance for X2.3 and Y2.4 = 0.20 (0.11) 1.89 Error Covariance for X2.5 and Y2.5 = 0.24 (0.11) 2.31 Error Covariance for X2.5 and X2.3 = 0.16 (0.11) 1.44 Error Covariance for X2.6 and Y2.4 = 0.23 (0.11) 2.20 Error Covariance for X2.6 and X2.4 = 0.28 (0.11) 2.63 Y1 = 0.93*X2, Errorvar.= 0.13, R² = 0.87 (0.051) 18.21 Y2 = 0.90*X2, Errorvar.= 0.18, R² = 0.82 (0.047) 19.08 Error Covariance for Y2 and Y1 = 0.15 (0.045) 3.42 Correlation Matrix of Independent Variables
70
X2 -------1.00
Covariance Matrix of Latent Variables Y1 Y2 X2 -------- -------- -------Y1 1.00 Y2 1.00 1.00 X2 0.93 0.90 1.00
Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 123 Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 194.08 (P = 0.00) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 71.08 90 Percent Confidence Interval for NCP = (37.11 ; 112.98) Minimum Fit Function Value = 0.67 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.73 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.38 ; 1.15) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.077 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.055 ; 0.097) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.022 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 2.96 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (2.61 ; 3.39) ECVI for Saturated Model = 3.49 ECVI for Independence Model = 29.17 Chi-Square for Independence Model with 153 Degrees of Freedom = 2822.58 Independence AIC = 2858.58 Model AIC = 290.08 Saturated AIC = 342.00 Independence CAIC = 2923.29 Model CAIC = 462.64 Saturated CAIC = 956.77 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.063 Standardized RMR = 0.063 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.98 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.98
71
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.71 Normed Fit Index (NFI) = 0.98 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.03 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.79 Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.02 Relative Fit Index (RFI) = 0.97 Critical N (CN) = 243.33
The Problem used
52736 Bytes (= 0.1% of Available Workspace)
Time used:
0.281 Seconds
72
73
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 25 Januari 1990 sebagai anak sulung dari pasangan Gusri dan Ariasmiwarni. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2013, penulis diterima di Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan pada Program Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari BPPDN Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). Selama mengikuti Sekolah Pascasarjana, penulis tergabung dalam sebuah himpunan profesi, yaitu Forum Komunikasi Pembangunan Indonesia (Forkapi). Penulis bekerja sebagai pengajar di Program Keahlian Komunikasi, Program Diploma IPB.