1
Perkembangan Bayi yang diberikan ASI Eksklusif dan Tidak Eksklusif Penulis Anes Mella Pratamai, Tri Budiatiii Data Penulis 1. Anes Mella Pratama: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424. Email :
[email protected] Ns. Tri Budiati, M. Kep., Sp. Kep. Mat. Pembimbing Penelitian dan Staf Akademik Keperawatan Maternitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Abstrak
Keberhasilan perkembangan seorang bayi ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Hal ini dipengaruhi oleh nutrisi terbaik dan ASI merupakan nutrisi terbaik untuk perkembangan otak manusia. Jika perkembangan otak bayi optimal, maka perkembangan motorik, bahasa, kemandirian sosial bayi akan optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perkembangan pada bayi yang diberikan ASI Eksklusif dan Tidak Eksklusif. Desain penelitian analitik komparatif dengan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner menggunakan convenience sampling dengan total 60 sampel. Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif beresiko 9,5 kali mengalami penyimpangan perkembangan daripada bayi yang diberikan ASI eksklusif. Kata Kunci
: ASI, ASI eksklusif, Ibu, perkembangan bayi Abstract
The development of infants is determined by their brains’ growth and development. This depends on the quality of nutrition that the infants get, and breastmilk is known as the best nutrition for brain development. Optimal development of brain in infants fosters optimal development of their motor skills, language, and social independency. The objective of this research is to investigate the difference between infants that received exclusive breastfeeding treatment and ones that received nonexclusive breastfeeding. using analytical research design and cross-sectional method. Data were collected using questionnaire, and the samples were selected using convenience sampling method, with the total of 60 samples. The result shows that there is a significant correlation between the act of exclusive breastfeeding and infant's development. Infants that received nonexclusive breastfeeding are 9,5 times more likely to experience deviation development than infant that received exclusive breastfeeding. Keywords
Pendahuluan
: breastmilk, exclusive breastfeeding, infant development
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia memiliki tingkat perkembangan sumber
Perkembangan bayi…, Anes Mella Pratama, FIK UI, 2013
2
jika
meskipun pada usia berikutnya kebutuhan
dibandingkan dengan negara lain. Hal ini
gizinya sudah terpenuhi. Dikarenakan pada masa
terbukti dari daftar Human Development Indeks
ini adalah periode emas (golden period) tetapi
(HDI) yang terakhir dikeluarkan United Nations
juga masa kritis (critical period) (Rahayu,
Development
yang
2013). Periode emas merupakan masa dimana
menyatakan bahwa Indonesia menempati urutan
otak anak berkembang sangat pesat dan paling
ke 118 dari 187 negara di dunia dibidang
cepat menyerap informasi. Periode emas berada
kesehatan, sedangkan di Asia pasifik, Indonesia
pada batas umur anak 0-3 tahun. (Mariana,
berada di posisi ke 11 dari 21 negara. (UNDP,
2011).
daya
manusia
yang
cukup
Programme
rendah
(UNDP)
2011). Pada periode emas, seorang bayi mengalami Indonesia pada tahun 2010 memiliki prevalensi
perkembangan yang cukup pesat (Enggar, 2007).
status gizi balita berdasarkan berat badan per
Perkembangan tersebut meliputi aspek motorik
tinggi badan (BB/TB) sebagai berikut: 17,9%
kasar, motorik halus, kemandirian sosial dan
balita dengan
prevalensi berat kurang yang
bahasa (Narendra, 2002). Periode pertama
terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13,0% gizi
setelah kelahiran ini merupakan masa yang
kurang. Bila dibandingkan dengan pencapaian
sangat penting karena terdapat periode kritis
sasaran Millenium Development Goals (MDG)
pertumbuhan otak. Masa ini disebut juga
tahun 2015 yaitu target prevalensi gizi kurang di
windows of opportunity, yang berdampak buruk
suatu negara adalah 15,5% maka prevalensi
jika tidak diperhatikan dan berdampak baik jika
berat kurang secara nasional harus diturunkan
pada masa tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-
minimal sebesar 2,4% dalam periode 2011
baiknya. Pada masa ini anak harus mendapat gizi
sampai 2015. (Riskesdas, 2010).
yang optimal agar kelak mencapai tahap perkembangan yang optimal. Oleh karena itu
Kekurangan
gizi
pada
masa
bayi
akan
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan
pada semua bayi dianjurkan untuk mendapat ASI (Narendra 2002).
perkembangan mental serta kemampuan motorik anak yang tidak bisa diperbaiki pada periode
ASI merupakan makanan yang terbaik untuk
selanjutnya (Rahayu, 2013). Mereka yang
bayi. Tidak ada satupun makanan yang dapat
bertahan hidup akibat kekurangan gizi yang
menggantikan
bersifat permanen, kualitas hidup selanjutnya
kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek
sangat rendah dan tidak dapat diperbaiki
gizi, aspek kekebalan dan aspek kejiwaan
ASI,
Perkembangan bayi…, Anes Mella Pratama, FIK UI, 2013
karena
ASI
memiliki
3
(Lestari, 2009). Pemberian ASI pada bayi secara
target sasaran RPJMN 2010-2014 dan standar
eksklusif diberikan selama 0-6 bulan dan
minimal pelayanan yaitu 80% (BPS 2010,
selanjutnya di berikan sampai 24 bulan. (Depkes
Dinkes Depok 2012, Muliya 2011).
RI, 2003). Selain
itu,
menurut
data
yang
tersedia,
Kota Depok yang memiliki jumlah penduduk
permasalahan ASI eksklusif di kecamatan Beji
sekitar
hasil
Depok masih menjadi perhatian utama dimana
pencacahan Sensus Penduduk 2010, yang terdiri
cakupan ASI eksklusif pada tahun 2012 adalah
atas 879.325 penduduk laki-laki dan 857.240
di puskesmas dan posyandu Beji dari 322 bayi
penduduk
Rencana
terdapat 180 bayi yang diberikan ASI eksklusif,
Nasional
di puskesmas dan posyandu Kemiri Muka
2010-2014
terdapat 1204 bayi dan hanya 892 bayi yang
pembangunan
diberikan ASI eksklusif dan di puskesmas dan
kesehatan, 2 diantaranya sangat dipengaruhi oleh
posyandu Tanah Baru terdapat 710 bayi dan
upaya pemberian Air Susu Ibu (ASI) yaitu
hanya 353 bayi yang diberikan ASI esksklusif
menurunnya
(Dinkes, 2012).
1.736.565
perempuan.
Pembangunan (RPJMN) ditetapkan
jiwa
Jangka
kota
angka
Dalam Menengah
Depok
empat
berdasarkan
tahun
sasaran
kematian
bayi
dan
menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. Permasalahan ASI Eksklusif di kota
Metode
Depok masih menjadi perhatian utama dimana
Penelitan ini adalah penelitian analitik kategorik
cakupan ASI eksklusif sejak tahun 2007 hingga
tidak berpasangan untuk mengetahui apakah ada
2012 di kota Depok yaitu: 49, 80% pada tahun
perbedaan perkembangan yang terjadi pada bayi
2007, 66,63% pada tahun 2008, 45,77% pada
yang diberikan ASI eksklusif (0-6 bulan) dengan
tahun 2009, 39,3% pada tahun 2010, dan 52,2%
perkembangan bayi yang tidak diberikan ASI
pada tahun 2012 Hal tersebut masih jauh dari
secara eksklusif.
Sampel merupakan populasi yang setuju ikut
memberikan ASI eksklusif, 30 ibu lainnya tidak
dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel
memberikan ASI eksklusif dan 6 kuesioner
yang dilakukan adalah convinience sampling
lainnya drop out. Instrumen yang digunakan
yaitu ibu yang memiliki bayi usia 6 hingga 12
berupa kuesioner yang terdiri dari kuesioner data
bulan dan sedang memeriksakan kesehatan
demografi, kuesioner pemberian ASI eksklusif
anaknya di posyandu atau puskesmas ketika
yang telah diuji keterbacaan, dan kuesioner
pengumpulan data. Jumlah sampel yang diambil
perkembangan pada bayi yang diambil dari
adalah 66 ibu yang terdiri dari 30 ibu yang
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
Perkembangan bayi…, Anes Mella Pratama, FIK UI, 2013
5
Peneliti
memberikan
lembar
persetujuan
consent)
yang
kemudian
(informed ditandatangani kesediaan penelitian.
responden
responden Data
sebagai
untuk
yang
bentuk
terlibat
dalam
diperoleh
Tidak Bekerja
27
45
26
43,4
53
Tabel 1 Menampilkan karakteristik responden berdasarkan usia ibu, usia bayi, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu.
diolah
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis
univariat
menggunakan
dan
analisis
bivariat.
Tabel 2
Peneliti
univariat
Karakteristik Responden Berdasarkan Perkembangan Bayi (n=60)
untuk
mengetahui gambaran karakteristik responden
Variabel
dan analisis bivariat untuk mengetahui apakah
ASI Eks Klusif n=30
%
ASI Tidak Eks klusif n=30
Sesuai
24
40
11
Meragukan Penyimpangan
3 3
5 5
6 13
ada perbedaan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dan perkembangan bayi. Hasil A. Karakteristik Responden
Tabel
Tabel 1 Karekteristik Responden Berdasarkan Usia Bayi, Usia Ibu, Pendidikan Ibu, dan Pekerjaan Ibu di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan Beji (n=60)
1
Menampilkan
Total
% 18 ,3 10 21 ,6 7
35 9 16
karakteristik
responden berdasarkan perkembangan bayi. B. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan pada Bayi Tabel 3
Variabel
ASI Eks Klusif n=30
%
Tidak Eks klusif n=30
Total
%
15 15
25 25
18 12
30 20
33 27
20 10
24,4 26,3
21 9
25,6 23,7
30 30
Usia Bayi 6-9 Bulan 9-12 Bulan Usia Ibu < 35 tahun ≥ 35 tahun Pendidikan Ibu ≤ SMP (Rendah) ≥ SMA (Tinggi) Pekerjaan Ibu Bekerja
11
18,35
15
25
26
19
31,65
15
25
34
3
5
4
6,65
7
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan Beji (n=60) Perkembangan pada Bayi Usia 6-12 Bulan
ASI Ekskl usif
%
Tidak Eks klusif
%
Nilai p
Sesuai
24
40
11
18, 3
0,05
Meragukan
3
5
6
10
0,05
Perkembangan bayi…, Anes Mella Pratama, FIK UI, 2013
OR
CI 95 %
4,4
2,2 40, 07
6 Penyimpangan
3
5
13
21, 67
0,01
9,5
2,2 dengan tahap meragukan 40, 07
perkembangan umur nya, 9 bayi dan
16
bayi
mengalami
penyimpangan perkembangan. Selain pemberian ASI eksklusif, terdapat beberapa faktor lain yang
Tabel 3 menunjukkan data mengenai hubungan
mempengaruhi perkembangan yang terjadi pada
pemberian ASI eksklusif dan perkembangan
bayi tersebut diantaranya faktor berat badan
pada bayi.
ketika bayi lahir, faktor sosial ekonomi, faktor
Pembahasan
pemberian stimulus perkembangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu telah memberikan makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mereka usia 6 hingga 12 bulan. Makanan tambahan lain yang diberikan umumnya berupa madu, jeruk, pisang, serta bubur cair, sedangkan minuman tambahan lain yang diberikan oleh ibu berupa air putih, susu formula, air kelapa, sari buah. Hal ini sesuai
Umur responden ibu bervariasi yaitu mulai dari umur 19-60 tahun. Rata-rata berumur 30 tahun dan yang paling banyak berumur 25 dan 35 tahun dengan frekuensi masing-masing sebanyak 6
responden.
Umur
responden
dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu <35 tahun dan ≥35 tahun. Dari hasil analisis proporsi sebagian besar responden berada pada kelompok <35 tahun.
dengan penelitian Novita (2008) di kota Depok tepatnya di wilayah puskesmas Pancoran Mas
Hal ini sejalan dengan penelitian Kristina (2003)
yang menunjukkan bahwa pemberian ASI
tentang pemberian ASI eksklusif kepada bayi 0
eksklusif masih rendah. Hanya sebesar 20,4%
sampai
ibu yang berdomisili di wilayah tersebut yang
mempengaruhi di Indonesia. yang menyatakan
memberi bayi nya ASI eksklusif. Hal ini masih
bahwa tidak dijumpai hubungan yang bermakna
sangat jauh jika dibandingkan dengan rencana
antara umur dengan pemberian ASI eksklusif
strategis Depkes tahun 2005-2009 yakni sebesar
pada bayi 0 sampai 4 bulan. Penelitian tersebut
80%. Masih menurut Novita (2008), kegagalan
berbeda dengan penelitian yang dilakukan
pemberian
Kusnadi
ASI
eksklusif
kepada
bayi
4
bulan
(2007)
dan
yang
faktor-faktor
menjelaskan
yang
bahwa
disebabkan oleh pemberian makanan atau
proporsi ASI eksklusif pada umur ibu kurang
minuman pada bayi dimulai pada tiga hari
dari 35 tahun lebih besar (18,9%) dibandingkan
pertama kelahiran.
dengan ibu yang berumur 35 tahun atau lebih (16,8%)
Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan dari 60 responden, terdapat 35 bayi yang sesuai
Perkembangan bayi…, Anes Mella Pratama, FIK UI, 2013
7
Sebagian besar ibu yang menjadi responden
perkembangan bila dibandingkan dengan bayi
dalam penelitian ini berpendidikan tinggi (≥
yang tidak diberikan ASI eksklusif.
SMA). Namun hal ini tidak mempengaruhi kuantitas dan kualitas pemberian ASI eksklusif. Sejalan dengan hal tersebut, dua penelitian yang dilakukan (2012)
di
sebelumnya Puskesmas
oleh
Rahmadhanny
Rumbai
Kecamatan
Rumbai Pesisir tahun 2011 dan Wijayanti (2005) di
Lampung
hubungan
juga
yang
menyatakan
bermakna
tidak
antara
ada
tingkat
pendidikan ibu dengan perilaku pemberian ASI eksklusif pada bayi. Hasil penelitian yang berbeda dikemukakan oleh Patmawati (2004) di Bekasi menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan perilaku pemberian ASI eksklusif pada bayi.
Hal
tersebut
dapat
terjadi
karena
ASI
mengandung zat-zat penting yang dibutuhkan oleh bayi diantaranya protein, karbohidrat, dan lemak yang terkumpul dikelenjar alveolar payudara. Berikut kelebihan komposisi ASI jika dibandingkan dengan susu formula lainnya: pertama, protein dalam ASI lebih mudah dicerna daripada protein yang tersedia dalam susu formula. Protein dalam ASI mengandung sekitar 6% kalori. Selain itu, Laktosa adalah karbohidrat utama. Karbohidrat dalam ASI mengandung sekitar 42% kalori. Kemudian, kolesterol sebagai zat yang paling esensial dalam perkembangan otak paling tinggi terkandung dalam ASI. Lemak
Mayoritas ibu yang diteliti tidak bekerja di luar
dalam ASI mengandung sekitar 52% kalori. ASI
rumah. Ibu lebih memilih untuk menjadi ibu
juga mengandung vitamin dan mineral yang
rumah tangga. Hanya sedikit ibu yang bekerja di
ditransfer dari plasma maternal dan terakhir, ASI
luar
tidak
mengandung antibodi dari system maternal yang
mempengaruhi kuantitas dan kualitas pemberian
dapat mengurangi bahaya infeksi bayi baru lahir
ASI eksklusif mereka kepada bayinya. .
(Chapman
rumah.
Namun
hal
tersebut
Kemudian, dari penelitian ini juga didapatkan hasil yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan perbedaan perkembangan pada bayi umur 6 hingga 12 bulan di Puskesmas kecamatan Beji kota Depok. Hasil penelitian
pemberian
dan ASI
Durham secara
2010).
Sehingga,
eksklusif
dapat
meningkatkan perkembangan pada bayi karena semua unsur nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk mencapai tahap perkembangan tersebut, dapat dipenuhi oleh ASI.
menunjukkan bayi yang diberi ASI eksklusif
Penelitian lain yang juga memiliki hasil yang
beresiko 9,5 kali mengalami perkembangan yang
sama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ni
sesuai
Made Lidya dan Rodiah (2011) di Puskesmas
daripada
mengalami
penyimpangan
Karang Anyar yang menunjukkan signifikansi
Perkembangan bayi…, Anes Mella Pratama, FIK UI, 2013
8
antara
pemberian
ASI
eksklusif
dengan
lama
(>6
bulan)
dapat
meningkatkan
perkembangan pada bayi umur 3 hingga 6 bulan.
kecerdasaan intelektual anak hingga 3,8 poin
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh
lebih tinggi dari anak yang tidak diberikan ASI
Thorsdottir et al di Iceland (2005) menyebutkan
eksklusif. Peningkatan kecerdasan intelektual
bahwa terjadi hubungan yang positif antara
pada bayi, akan berdampak pada peningkatan
durasi menyusui ASI eksklusif dalam hitungan
perkembangan motorik kasar, motorik halus,
bulan dengan komponen motorik pada anak dan
bahasa, dan kemandirian sosial pada bayi.
pada keseluruhan indeks perkembangan anak sampai umur 6 tahun, menyesuaikan dengan jenis kelamin dan faktor sosial ekonomi (pendidikan ayah dan ibu serta pendapatan keluarga).
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 44,45% bayi yang diberikan ASI eksklusif mengalami
perkembangan
yang
sesuai.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Bodnarchuk
Sedangkan 27,1% yang tidak diberikan ASI
dan Jenifer (2005) di Kanada juga mengatakan
eksklusif
bahwa panjangnya durasi menyusui dapat
perkembangan. Hasil penelitian menyatakan
mempertinggi
dan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
perkembangan motorik bayi; perkembangan
pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan
motorik (khususnya kemampuan merayap pada
pada bayi. Bayi usia 6 hingga 12 bulan yang
bayi) dapat menjadi pemicu perubahan yang
tidak diberikan ASI eksklusif beresiko 9,5 kali
berarti dalam kemampuan kognitif bayi.
mengalami
kemampuan
kognitif
Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh
mengalami
penyimpangan
penyimpangan
perkembangan
daripada bayi yang diberikan ASI eksklusif.
Wieslaw et al (2012) di Eropa dengan desain
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
kohort, didapatkan data bahwa anak yang
ibu, pemberi pelayanan kesehatan, keluarga dan
mendapatkan ASI eksklusif hingga 3 bulan
masyarakat, institusi pendidikan serta penelitian
penuh, memiliki rata-rata angka kecerdasan
selanjutnya. Ibu yang menyusui sebaiknya
intelektual
tinggi
mencari informasi lebih banyak mengenai
dibandingkan dengan anak lainnya. Sedangkan
pemberian ASI eksklusif dan manfaatnya untuk
anak yang diberikan ASI hingga 4-6 bulan
bayi melalui media elektronik, media cetak,
memiliki rata-rata angka kecerdasan intelektual
pemberi pelayanan kesehatan, keluarga maupun
2,6 poin lebih tinggi dibandingkan anak lainnya.
masyarakat sehingga informasi yang diperoleh
Dan keuntungan untuk anak yang disusui lebih
dapat memotivasi para ibu untuk memberikan
(IQ)
2,1
poin
lebih
Perkembangan bayi…, Anes Mella Pratama, FIK UI, 2013
9
nutrisi terbaik pertama kali yang diberikan untuk
Fakultas
bayi yaitu ASI eksklusif. Pemberi pelayanan
Indonesia; Ns. Tri Budiati, M.Kep.,Sp.Kep.Mat
kesehatan (dokter, perawat, bidan, kader-kader
sebagai dosen pembimbing dalam penyusunan
poyandu) diharapkan dapat menyusun strategi
Skripsi ini, serta Ibu Kuntarti, SKp., M. Biomed
promosi kesehatan yang lebih informatif dan
sebagai ketua Prodi Sarjana FIK UI. Selain itu
komunikatif tentang pentingnya pemberian ASI
Penulis ingin berterima kasih pada Orang tua
ekslusif. Selain itu, tenaga kesehatan juga
tercinta yang telah memberikan dukungan baik
diharapkan
secara
mampu
meningkatkan
Ilmu
materil
Keperawatan
maupun
Universitas
spiritual,
kepala
bimbingan/konseling dan penyuluhan mengenai
puskesmas Kemiri Muka Dua, Tanah Baru dan
cara pemberian ASI ekslusif yang benar dan
Beji, Depok yang telah memberikan izin untuk
tepat. Keluarga dan masyarakat diharapkan
melakukan penelitian di wilayah tersebut.
mampu menjadi support system selama proses
Referensi
pemberian ASI eksklusif. Institusi pendidikan diharapkan
dapat
pembelajaran
meningkatkan
yang
kurikulum
menjelaskan
tentang
pemberian ASI eksklusif dan hubungannya dengan perkembangan pada bayi. Demi
memperoleh
representative diharapkan
hasil
penelitian
mengenai penelitian
suatu
yang
populasi,
selanjutnya
dapat
memperluas area penelitian sehingga sampelnya menjadi
lebih
digeneralisasi
besar, untuk
sehingga populasi
dapat dengan
karakteristik yang sama. Diharapkan peneliti selanjutnya juga dapat meminta bantuan anggota kesehatan perkembangan
lainnya pada
ketika bayi,
memeriksa
sehingga
hasil
penelitian menjadi lebih objektif. Ucapan Terima Kasih Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D, selaku dekan
Chapman, L., & Durham, M. (2010). Maternalnewborn nursing: the critical components of Nursing Care. Philadelphia: F.A. Davis Company. Bodnarchuk, & Jennifer, L. (2005). The breastfeeding triangle: crawling as a mediator of breastfeeding duration and cognitive development at 2 years of age. UMI Dissertations Publishing. Departemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman umum gizi seimbang (panduan untuk petugas). Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Dahlan, S. M. (2008). Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Sagung Seto. Fitri, E.L., & Putra K.R., (2007). Perbedaan tingkat perkembangan anak usia 1-2 tahun menurut denver development screening test antara yang diberikan asi eksklusif dan yang diberikan non asi eksklusif di kelurahan sumber sari kecamatan lowokwaru malang. Mei 10, 2013. http://elibrary.ub.ac.id
Perkembangan bayi…, Anes Mella Pratama, FIK UI, 2013
10
Human Development Indeks. (2011). 07 April 2013. http://www.genevaacademy.ch/docs/UNDP.pdf Kristina, (2003). Pemberian ASI eksklusif kepada bayi 0 sampai 4 bulan dan Faktor-faktor yang mempengaruhi di indonesia. Tesis FKM UI. Kusnadi. (2007). Analisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di kabupaten tangerang tahun 2006 (analisis data sekunder survey kinerja berdasarkan indikator kabupaten sehat 2010). Tesis FKM UI. Lestari, D., (2009). Faktor ibu yang berhubungan dengan pemberian asi eksklusif di indonesia tahun 2007. Skripsi FKM UI. Lidya, N.M., & Rodiah. (2011). Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak usia 3 sampai 6 bulan di puskesmas karanganyar. 27 Desember 2012. http://ejournal.dinkesjatengprov.go.id. Mariana, E., R., (2011) . Peran Orangtua pada Periode Emas (Golden Age) pada Anak Usia 0-3 tahun. March 20, 2013. http://alulum.baak.web.id Narendra, MB., Titi SS., Soetjiningsih., Hariyono, S., Gde Ranuh. (2002). Buku ajar 1 tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto.
Novita, D. (2008). Hubungan karakteristik ibu, faktor pelayanan kesehatan, immediate breastfeeding dan pemberian kolostrum dengan praktek pemberian asi eksklusif di wilayah kerja puskesmas pancoran mas depok tahun 2008. Skripsi FKM UI. Rahayu, (2013). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dan perkembangan bayi usia 3-10 bulan di kota bogor. Maret 20 2013. http://repository.ipb.ac.id Riset kesehatan dasar (2010). November 26, 2012. http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/ buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_ris kesdas_2010.pdf Thorsdottir, et. al., (2005). Maternal Body Mass Index, Duration of Exclusive Breastfeeding and Children’s Developmental Status at The Age of 6 Years. European Journal of Clinical Nutrition. January 25, 2005. Wieslaw, J., Frederica, P., Jeffrey, J., Maria, B., Elzbieta, M., Elzbieta, F., Irena, K., Ilona, L., Anita, S., Agata, S. (2012). Effect of Exclusive Breastfeeding on The Development of Children’s Cognitive Function in The Krakow Prospective Birth Cohort Study. European Journal of Pediatrics. 8, 151.
Perkembangan bayi…, Anes Mella Pratama, FIK UI, 2013
Perkembangan bayi…, Anes Mella Pratama, FIK UI, 2013