PERENCANAAN TRANSPORTASI Pembuatan
model-model transportasi. Model: sesuatu yang dapat menggambarkan keadaan yang ada. Model dapat berupa: – verbal – fisik – matematis
Model verbal Menggambarkan keadaan yang ada dalam bentuk kalimat-kalimat, seperti: Suatu kota yang dipenuhi dengan pepohonan yang rindang dengan sungai yang mengalir dan taman-taman yang indah.
Model fisik Menggambarkan
keadaan yang ada dengan ukuran yang lebih kecil, misal: – model bendungan – model saluran – model jembatan – maket bangunan
Model matematis Menggambarkan keadaan yang ada dalam bentuk persamaan-persamaan matematis Digunakan pada perencanaan transportasi. Misalnya: jumlah lalulintas sebanding dengan jumlah penduduk.
Model matematis transportasi deskriptif:
menjelaskan keadaan yang ada, atau keadaan jika dilakukan suatu perubahan terhadap keadaan yang ada prediktif: meramalkan keadaan yang akan datang planning: meramalkan keadaan yang akan datang dengan rencana-rencana perubahannya
Model empat langkah (four step model) Bangkitan
perjalanan (trip generation
model) Distribusi perjalanan (trip distribution model) Pemilihan jenis kendaraan (modal split) Pemilihan rute perjalanan (traffic assignment)
Bangkitan Perjalanan (Trip Generation) Pembangkit
perjalanan: rumah Untuk mengetahui bangkitan: wawancara dari rumah ke rumah Bangkitan yang berasal dari luar daerah studi: survai asal tujuan Kantor, sekolah, pertokoan, rumah sakit: penarik perjalanan
Daya tarik
Daya tarik zona asal: jumlah penduduk, jumlah pekerja, kepemilikan mobil/motor Daya tarik zona tujuan: – pertokoan: jumlah/luasan toko – perkantoran: jumlah pekerja, jenis perkantoran – universitas/sekolah: jumlah mahasiswa/dosen/guru/karyawan – gedung olahraga: daya tampung, jenis olahraga – rumah sakit: jumlah tempat tidur, fasilitas – restauran: jumlah tempat duduk, jenis masakan
Pemilihan Jenis Kendaraan (modal split) Jika tersedia pelbagai macam kendaraan (moda) menuju ke tempat tujuan, seperti: Kendaraan pribadi (mobil, sepeda motor) Angkutan umum: becak, bus, kereta api
Dasar pemilihan moda
perjalanan – jalan raya: • jarak relatif pendek sampai menengah • biaya relatif murah untuk perjalanan pendek
– jalan rel: • perjalanan jarak menengah dan jauh
– kapal/feri: • jarak menengah sampai jauh
– pesawat: • jarak jauh
pelaku perjalanan: – – – –
income car ownership social standing kepadatan (perumahan, arus lalulintas)
sistem transportasi – waktu – tingkat pelayanan – biaya
Maksud – waktu - biaya
Maksud: bisnis – waktu cepat – biaya tidak menjadi kendala utama Maksud: rekreasi – waktu tidak menjadi kendala utama Maksud: keperluan keluarga – Untuk menengok keluarga: waktu tidak menjadi kendala utama – Keluarga sakit/meninggal: waktu menjadi kendala utama
Elastisitas Permintaan % perubahan permintaan ______________________________
% perubahan harga Bila > 1: elastis = 1: unitary elastis < 1: tidak elastis Contoh: apabila harga karcis bus naik, maka pengguna bus turun
Elastisitas pendapatan % perubahan permintaan _________________________________
% perubahan pendapatan
Contoh: pendapatan naik, maka jumlah mobil pribadi naik
Elastisitas silang % perubahan kuantitas suatu komoditi _______________________________________________
% perubahan harga komoditi yang lain
Contoh: harga tiket pesawat turun, maka jumlah penumpang kereta api turun
Pemilihan rute perjalanan (traffic assignment) Semua
memilih rute yang terpendek dan tercepat (all or nothing assignment) Probabilitas dari pelbagai alternatif: yang terbaik yang terbanyak Berdasarkan pembatasan kapasitas
Program Aplikasi TFTP program
dari Belanda(TU DELFT) mudah digunakan jumlah link dan jumlah noda sangat terbatas cara hitungan sudah terpogram, tidak dapat membuat program sendiri
Contoh Tampilan TFTP
PROGRAM APLIKASI EMME-2 Program
dari Canada Program mempunyai kemampuan sangat tinggi, dengan jumlah link dan node dapat dikatakan tidak terbatas formula dapat dibuat sendiri sesuai kebutuhan, misalnya: hitungan kapasitas dan waktu tempuh dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
ANALISIS DAN PEMODELAN TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/2
(Studi Kasus : Kawasan Kampus UGM)
Batasan Masalah
Daerah dan Jaringan Jalan UGM Moda Variabel-variabel Simpang EMME/2 Lokasi STUDI
Tahap Pemodelan
•Peta dasar •Data ruas jalan •MAT •Data Volume •Data Transit •Data Fungsi
Hasil pembebanan
Nama Jalan
Jl. Teknika Selatan Jl. Agro Jl. Kaliurang Jl. Notonagoro Jl. Pancasila Jl. Bhinneka Ti Jl. Yacaranda Jl. Sardjito Jl. Cik di Tiro Jl. Colombo
Hasil Pembebanan Kondisi Awal
Volume (smp/jam)
Kecepatan (km/jam)
489 403,5 1801,38 281 502 307,83 495 379 1663 1035,33
38,21 35,53 15,87 38,94 39,71 39,52 35,14 35,51
Jl. Co lo m b o
Jl. Cik d i Tir o
Jl. S a r d jito
Jl. Y a c a r a n d a
Jl. B h in n e ka Ti
Jl. Pa n c a s ila
Jl. N o to n a g o r o
Jl. K a liu r a n g
Jl. A g r o
Jl. Te kn ika S e la ta n
V o lu m e (s m p /ja m )
TAHAp validasi & Kalibrasi
2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
Analisis Statistik
Lapangan
Model
Nama Jalan
Perbandingan Volume Model dan Lapangan Goodness of Fit Analisis Regresi
Pembebanan setelah Validasi Hasil Pembebanan setelah Validasi Base Network
2000
1800
1600
Volum e (s m p/jam )
1400
1200
Lapangan
1000
Model 800
600
200
Nam a Jalan
Jl. Colombo
Jl. Cik di Tiro
Jl. Sardjito
Jl. Yacaranda
Jl. Bhinneka Ti
Jl. Pancasila
Jl. Notonagoro
Jl. Kaliurang
Jl. Agro
0 Jl. Teknika Selatan
Perbandingan Volume Model dan Lapangan
400
Pembebanan setelah Kalibrasi mat
Hasil Pembebanan setelah kalibrasi MAT
2000
1600 1400 1200
Lapangan
1000
Model
800 600 400 200
Nama Jalan
Jl. Colombo
Jl. Cik di Tiro
Jl. Sardjito
Jl. Y ac aranda
Jl. Bhinneka Ti
Jl. Panc asila
Jl. Notonagoro
Jl. Kaliurang
Jl. A gro
0 Jl. Teknika Selatan
V olume (smp/jam)
1800
Perbandingan Volume Model dan Lapangan
Pembuatan skenario
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
Hasil pembebanan skenario Skenario 1 (Gate System)
Skenario 2 (Semi Gate)
Skenario 3 (Flexible Gate)
Perbandingan Volume
Nama Jalan Jl. Teknika Selatan Jl. Agro Jl. Kaliurang Jl. Notonagoro Jl. Pancasila Jl. Bhinneka Ti Jl. Yacaranda Jl. Sardjito Jl. Cik di Tiro Jl. Colombo
Eksisting 485,8 754,5 1860,68 468,3 614,9 410,8 644,65 864,58 1403 1358
Volume (smp/jam) Skenario 1 Skenario 2 699
719
874 1956,50 1164 509 800,0 522,83 780 1859 1507
728 1444,23 370 949,3 893,3 358,33 663 915 605
Skenario 3 612,33 747 1067,08 524 1051 871,38 435,67 439 586 573
Nama Jalan
Grafik Perbandingan Volume Jl. Colombo
Jl. Cik di Tiro
Jl. Sardjito
Jl. Yacaranda
Jl. Bhinneka Ti
Jl. Pancasila
Jl. Notonagoro
Jl. Kaliurang
Jl. Agro
Jl. Teknika Selatan
Volume 2500
2000
1500 Eksisting
Skenario 1
Skenario 2
1000 Skenario 3
500
0
Analisis simpang mirota 7,00
Derajat Kejenuhan (DS)
6,00 5,00 Eksisting
4,00
Skenario1 Skenario 2
3,00
Skenario 3
2,00 1,00 0,00 Jl. C. Simanjuntak
Jl. Terban
Jl. Sardjito
Jl. Kaliurang
Nama Jalan
Derajat Kejenuhan Simpang Mirota
Perbandingan kondisi
Jalan Kaliurang
Jalan Kaliurang Jalan Kaliurang
BNI’46
Simpang Mirota
KFC
Simpang Mirota
Simpang Mirota
Jalan Terban
Jalan Terban Jalan Terban
Skenario 1
Ghraha Sabha Pramana Jalan Bhinneka Tunggal Ika Jalan Pancasila (Boulevard UGM)
Mirota Kampus
Mirota Kampus
Skenario 2
Jalan Kaliurang Jalan Bhinneka Tunggal Ika Gedung Purna Budaya
KFC
Skenario 3
Jalan Kaliurang
titik konflik
titik konflik Pusat Pelatihan Bahasa BNI’46
Jalan Pancasila titik konflik