NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
49
Perencanaan Sistem Drainase Pada Sungai Buntung Kabupaten Sidoarjo
ABSTRAK: Sungai Buntung terletak di kabupaten Sidoarjo, pada musim hujan daerah sekitar sungai Buntung sering mengalami banjir, khususnya pada kecamatan Waru. Hal ini disebabkan oleh kapasitas alur sungai yang tidak mampu mengalirkan debit air sehingga pada musim penghujan air tidak dapat tertampung dan mengakibatkan banjir. Lahan-lahan yang telah banyak berubah fungsi menjadi perumahan ataupun kawasan ekonomi lainnya menyebabkan penyerapan air menjadi berkurang. Air hujan sedikit sekali yang mampu diserap oleh tanah, lebih banyak yang mengalir langsung sebagai aliran permukaan. Dengan adanya berbagai masalah yang timbul akibat kondisi tersebut, akhirnya timbul pertanyaan apakah kondisi sistem drainase saat ini dapat ditingkatkan untuk mengatasi debit banjir rencana untuk 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun. Untuk mengatasi keadaan tersebut direncanakan perbaikan sungai dengan membuat dimensi baru yang dapat menampung debit air yang mengalir pada sungai.
Kata kunci : Perencanaan, Drainase, Sungai Buntung 1. PENDAHULUAN Sungai Buntung terletak pada Kabupaten Sidoarjo, bagian hulu dari Kecamatan Krian kemudian mengalir ke Kecamatan Taman, Kecamatan Waru dan Kecamatan Waru sampai muara ( selat Madura ) ± 34 km. Pada waktu hujan, sebagian air hujan akan mengalir di permukaan tanah berupa limpasan air. Apabila sistem drainasenya tidak berfungsi dengan sepenuhnya, maka akan timbul masalah genangan-genangan yang diakibatkan kurang lancarnya pengaliran lewat saluransaluran drainase. Setiap musim hujan, air pada saluran Buntung seringkali meluber ke daerah sekitarnya khususnya pada kecamatan Waru. Daerah genangan banjir meliputi daerah Waru, Kepuhsari, Ngingas, Djati, Wedoro, Kepukiriman, Tambakrejo, sampai daerah hilir sungai. Genangan air yang terjadi pada daerah tersebut mencapai ketinggian 0,05 m sampai 0,5 m dan berlangsung selama 1 sampai 2 hari selama musim penghujan. Banjir yang terjadi pada luapan sungai Buntung disebabkan beberapa faktor antara lain adalah penyempitan palung sungai dan kemiringan sungai yang landai sehingga mengakibatkan kemampuan daya tampung sungai tidak memenuhi syarat sehingga terjadi luapan banjir. serta akibat berkembangnya rumah penduduk kearah Sungai yang menyebabkan menyempitnya lebar kali. Selain itu juga disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal kebersihan, yang mengakibatkan Sungai Buntung dipenuhi sampah dan tumbuh-tumbuhan air. Dengan meninjau keadaan sungai Buntung maka diperlukan suatu penanganan yang lebih baik dan perlu dibuat perencanaan teknis tentang pengendalian banjir yang mengakibatkan kerugian pada tiap tahun. Perumusan masalah ini dibatasi oleh : 1. Berapa kemampuan aliran sungai Buntung pada ruas bagian hulu sampai hilir agar tidak terjadi bencana banjir ?
50
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
2. Bila muka air pasang, maka berapa besar pengaruh pasang surut air laut terhadap muka air pada sungai Buntung ? 3. Bagaimana normalisasi sungai yang tepat untuk penanggulangan banjir ?
Dengan adanya permasalahan diatas, ruang lingkup pembahasan dalam laporan penelitian ini meliputi : 1. Data curah hujan yang digunakan yaitu mulai tahun 1995 sampai 2004. 2. Tidak membahas teknik pelaksanaan. 3. Desain dan analisis hanya meninjau permasalahan sistem drainase dengan tidak mempertimbangkan aspek atau perilaku sosial maupun ekonomi. Namun demikian perilaku sosial maupun pertimbangan ekonomi digunakan hanya sebagai acuan untuk menetapkan sistem saluran. 4. Tidak membahas mengenai analisa sedimen. TEORI PENUNJANGBanjir di Perkotaan. Terjadinya genangan atau banjir pada beberapa wilayah dii sebuah kota disebabkan karena adanya beberapa permasalahan, seperti curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah tidak dapat masuk ke saluran air karena tertahan oleh bangunan ataupun kondisi topografi saluran yang lebih tinggi. Pada beberapa kasus banjir dii perkotaan, saluran tepi jalan yang seharusnya sebagai penangkap air hujan tidak berfungsi sama sekali. Hal tersebut menyebabkan air hujan tertahan ( menggenang ) di sekitar jalan, sehingga akan mengganggu transportasi bahkan pada kondisi ekstrim bisa merusak jalan itu sendiri. Pada kasus seperti ini, genangan tersebut akan mengering dengan cara meresap kedalam tanah atau menunggu hingga terjadi penguapan. METODOLOGI PENELITIAN Data Genangan. Data genangan yang perlu diketahui yaitu pada peta genangan, peta ini menunjukkan daerah- daerah tertentu yang tergenang selama musim hujan. Sungai Buntung bagian tengah (kecamatan Taman), terdapat beberapa desa yang tergenang, diantaranya : a. Desa Kedungboto, dengan luas genangan 6 Ha dan tinggi genangan 0,5 m. b. Desa Kletek, dengan luas genangan 2 Ha dan tinggi genangan 0,5 m. c. Desa Trosobo, dengan luas genangan 5 Ha dan tinggi genangan 0,5 m. d. Desa Tambak Rejo, dengan luas genangan 10 Ha dan tinggi genangan 0,4 m. e. Desa Tambak Sumur, dengan luas genangan 20 Ha dan tinngi genangan 0,4 m. Data Saluran Di Lapangan. Sesuai dengan kondisi sungai Buntung di lapangan, maka data-data saluran yang diperoleh adalah sebagai berikut : - Panjang sungai = 34 Km - Kapasitas sungai (debit) = 94 m 3 /dt - Masih berupa saluran pembuang Sumber : Dinas PU Pengairan Kabupaten Sidoarjo
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
51
PERHITUNGAN DAN ANALISA HIDROLOGI Analisa Hidrologi . Dalam perhitungan ini digunakan data curah hujan harian maksimum yang nantinya diolah menjadi data debit untuk dipakai sebagai data dasar dalam perencanaan. Data tersebut diperoleh dari 4 stasiun pengamat hujan, yaitu stasiun hujan Bakalan, stasiun Krian, stasiun Panokawan, dan stasiun Ketegan. Kemudian dilakukan perhitungan tinggi hujan jangka pendek dan dirata-rata. Dari hujan rata-rata ini dihitung tinggi hujan rencana dengan periode ulang 2 tahun, 5 tahun 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun dan 100 tahun. Setelah diperoleh tinggi hujan rencana, maka dapat ditentukan besarnya intensitas hujan dan perhitungan yang dipakai. Perhitungan Hujan Rata-Rata. Metode yang dipakai untuk perhitungan hujan harian maksimum rata-rata pada daerah aliran dipakai metode Thiessen. Alasan menggunakan Thiessen karena tugas akhir ini titik-titik pengamatan didalam daerah tidak tersebar merata. Didalam analisa ini, dihitung berdasarkan masing-masing stasiun penakar hujan yang dipakai juga berdasarkan penggambaran dari Poligon Thiessen. Perhitungan prosentase luas daerah pengaruh stasiun hujan Daerah Aliran Sungai Buntung dengan rumus sebagai berikut: Wi =
Ai A
Luas DAS Sungai Buntung = 106 km2
8,75 = 0,083 106 4,5 = 0,042 Koefisien daerah pengaruh stasiun hujan Krian = 106 23,25 Koefisien daerah pengaruh stasiun hujan Ponokawan = = 0,219 106 69,5 Luas daerah pengaruh stasiun hujan Ketegan = = 0,656 106
Koefisien daerah pengaruh stasiun hujan Bakalan
=
Perhitungan luas daerah pengaruh stasiun hujan Daerah Aliran Sungai Buntung diatas ditabelkan sebagai berikut:
Prosentase luas daerah pengaruh stasiun hujan Daerah Aliran Sungai Buntung No
Stasiun Curah Hujan
1 Bakalan 2 Krian 3 Ponokawan 4 Ketegan Jumlah
Luas Daerah Pengaruh (km2)
Koefisien Curah Hujan Daerah
8,75 4,5 23,25 69,5 106
0,083 0,042 0,219 0,656
52
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
Perhitungan curah hujan maksimum rata-rata Daerah Aliran Sungai Buntung ditabelkan pada tabel sebagai berikut: Perhitungan curah hujan maksimum pada Daerah Aliran Sungai Buntung berdasarkan Stasiun Bakalan TOTAL No
Tanggal Kejadian
Stasiun Bakalan
Stasiun Krian
Stasiun Panokawan Stasiun Ketegan
R (mm)
0,083
R (mm)
0,042
R (mm)
0,219
R (mm)
0,656
1
20 Jun 1995
130
10,790
109
4,578
101
22,119
75
49,200
86,687
2
22 Mar 1996
97
8,051
50
2,100
100
21,900
0
0
32,051
3
11 Mar 1997
79
6,557
114
4,788
126
27,594
5
2,825
41,764
4
29 Okt 1998
120
9,960
43
1,806
69
15,111
20
13,120
39,997
5
15 Apr 1999
96
7,968
99
4,158
120
26,280
0
0
38,406
6
26 Feb 2000
83
6,889
51
2,142
45
9,855
80
52,480
71,366
7
9 Mar 2001
83
6,889
61
2,562
42
9,198
25
16,400
35,052
8
4 Des 2002
76
6,308
47
1,974
68
14,892
30
19,680
42,854
9
11 Mar 2003
120
9,960
134
5,628
106
23,214
15
9,840
48,642
10
13 Jan 2004
70
5,810
27
1,134
8
1,752
60
39,360
48,056
Perhitungan curah hujan maksimum pada Daerah Aliran Sungai Buntung berdasarkan Stasiun Krian No
Tanggal Kejadian
Stasiun Krian
Stasiun Panokawan
Stasiun Ketegan
Stasiun Bakalan TOTAL
R (mm)
0,042
R (mm)
0,219
R (mm)
0,656
R (mm)
0,083
1
20 Jan 1995
109
4,578
101
22,119
75
49,20
130
10,790
86,687
2
3 Mar 1996
67
2,814
42
9,198
0
0
37
3,071
15,083
3
11 Mar 1997
114
4,788
126
27,594
5
3,28
79
6,557
42,219
4
29 Mei 1998
144
6,048
0
0
0
0
0
0
6,048
5
20 Nov 1999
102
4,284
68
14,892
0
0
37
3,071
22,247
6
1 Jan 2000
134
5,628
87
19,053
40
22,60
9
0,747
48,028
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
53
7
6 Mar 2001
103
4,326
74
16,206
75
49,20
15
1,245
70,977
8
29 Jan 2002
101
4,242
25
5,475
0
0
51
4, 330
13,950
9
11 Mar 2003
134
5,628
106
23,214
15
9,84
120
9,960
48,642
10
15 Mar 2004
81
3,402
88
19,272
10
6,56
66
5,478
34,712
Perhitungan curah hujan maksimum pada Daerah Aliran Sungai Buntung berdasarkan Stasiun Panokawan Stasiun Panokawan Stasiun Krian R (mm) 0,219 R (mm) 0,042
Stasiun Ketegan Stasiun Bakalan R (mm) 0,656 R (mm) 0,083
No
Tanggal Kejadian
1
20 Jun 1995
101
22,119
109
4,578
75
49,200
0
0
75,897
2
22 Mar 1996
100
21,900
50
2,100
76
49,856
97
8,051
81,907
3
11 Mar 1997
126
27,594
114
4,788
5
3,280
79
6,557
42,219
4
29 Apr 1998
130
28,470
144
6,048
40
26,240
97
8,051
68,809
5
15 Apr 1999
120
26,280
99
4,158
0
0
96
7,968
38,406
6
1 Jan 2000
87
19,053
134
5,628
40
26,240
9
0,747
51,668
7
13 Des 2001
97
21,243
90
3,780
54
35,424
30
2,490
62,937
8
27 Des 2002
92
20,148
83
3,486
15
9,840
31
2,573
36,047
9
11 Mar 2003
106
23,214
134
5,628
15
9,840
120
9,960
48,642
10
15 Mar 2004
88
19,272
81
3,402
10
6,560
66
5,478
34,712
TOTAL
Perhitungan curah hujan maksimum pada Daerah Aliran Sungai Buntung berdasarkan Stasiun Ketegan No
Tanggal Kejadian
Stasiun Ketegan Stasiun Bakalan Stasiun Krian R (mm) 0,656 R (mm) 0,083 R (mm) 0,042
Stasiun Panokawan R (mm) 0,219
TOTAL
1
16 Okt 1995
90
59,040
0
0
0
0
0
0
59,040
2
9 Feb 1996
104
68,224
97
8,051
50
2,100
83
18,177
96,552
3
11 Jan 1997
195
127,920
39
3,237
21
0,882
17
3,723
135,762
4
29 Des 1998
80
52,480
50
4,150
22
0,924
54
11,826
69,380
54
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
5
17 Jan 1999
75
49,200
15
1,245
0
0
0
0
50,445
6
26 Feb 2000
80
52,480
83
6,889
51
2,142
45
9,855
75,425
7
22 Jan 2001
85
55,760
30
2,490
70
2,940
65
14,235
75,425
8
31 Jan 2002
60
39,360
23
1,909
30
1,260
78
17,082
59,611
9
15 Feb 2003
90
59,040
46
3,818
85
3,570
88
19,272
85,7
10
14 Mar 2004
90
59,040
23
1,909
43
1,806
63
13,797
76,552
Curah Hujan Harian Maksimum Rata-Rata NO
TANGGAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TOTAL (mm)
20 Juni 1995 9 Februari 1996 11 Januari 1997 29 Des 1998 17 Jan 1999 26 Febriari 2000 22 Januari 2001 31 Januari 2002 15 Februari 2003 14 Maret 2004
86,687 96,552 135,762 69,38 50,445 75,425 75,425 59,611 85,7 76,552 X = 811,539
X
X
n 811,539 = 10
= 81,154 mm Analisa Frekuensi. Analisa frekuensi adalah analisa untuk menentukan dan meramalkan peroide ulang tentang pengulangan suatu kejadian beserta probabilitasnya. Untuk menentukan metode yang sesuai, maka terlebih dahulu harus dihitung besarnya parameter statistik yaitu Cs (koefisien asimetri), Ck (koefisien kurtosis), dan Cv (koefisien variant).
Perhitungan Statistik Data Hujan 2 x x3 xx xx
x x
Ranking
xR
(m)
1
2
3
4
5
1
50,445
-30,709
943,043
-28959,898
889329,498
2
59,611
-21,543
464,101
-9998,125
215389,598
3
69,38
-11,774
138,627
-1632,195
19217,466
4
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
55
4
75,425
-5,729
32,821
-188,034
1077,247
5
75,425
-5,729
32,821
-188,034
1077,247
6
76,552
-4,602
21,178
-97,462
448,525
7
85,7
4,546
20,666
93,948
427,088
8
86,687
5,533
30,614
169,388
937,222
9
96,552
15,398
237,098
3650,841
56215,653
10
135,762
54,608
2982,034
162842,894
8892524,774
811,539
4903,003
125693,317
10076644,32
X X
2
S
=
Cs =
Ck = Cv =
n 1
4903,003 23,340 10 1
n. Xi X
3
n 1n 2S
3
n. Xi X
10 x125693,317 1,373 10 110 223,3403
4
(n 1).(n 2).( S )
4
10 x10076644,32 4,716 4 9 x8 x23,340
S 23,340 0,288 X 81,154
Pemilihan Jenis Sebaran Teoritis. Langkah selanjutnya yaitu menentukan jenis sebaran yang akan dipakai. Beberapa jenis sebaran yang sering digunakan antara lain Metode Gumbel, Metode Normal, Metode Log Normal 2 Parameter, Metode Pearson Type III, dan Metode Log Pearson Type III. Dari kelima jenis sebaran diatas yang paling mendekati dengan hasil analisa frekuensi adalah Distribusi Log Normal 2 Parameter dan Distribusi Log Pearson Type III agar dapat digunakan sebagai Pembanding. Perhitungan Distribusi Log Normal 2 Parameter
Log LogX
Log Log
No
X
Log X
1
50,445
1,703
-0,192
0,0369
-0,0070848
2
59,611
1,775
-0,12
0,0144
-0,001728
3
69,38
1,841
-0,054
0,0029
-0,0001566
4
75,425
1,878
-0,017
0,0003
-0,0000051
5
75,425
1,878
-0,017
0,0003
-0,0000051
6
76,552
1,884
-0,011
0,0001
-0,0000011
7
85,7
1,933
0,038
0,0014
0,0000532
LogX LogX
2
3
56
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
8
86,687
1,938
0,043
0,0018
0,0000774
9
96,552
1,985
0,09
0,0081
0,000729
10
135,762
2,133
0,238
0,0566
0,0134708
= 0,1228
= 0,0053
18,948
n log x log x
3
Cs
=
(n 1).( n 2). S log x
3
10.(0,053) 0,063 9 x8 x(0,01168)
S log x 0,1168 0,062 log x 1,895
Cv
=
Ck
log x log x =
3
n.S log x
3
0,0053 = 0,333 3 10.0,1168
Menurut ( Soewarno, hidrologi jilid 1 ), pada tr = 2 tahun Nilai k = -0,0250 Jadi persamaannya sebagai berikut :
LogX LogX k .SLogX LogX 1,895 k .0,1168 Perhitungan selanjutnya ditabelkan sebagai berikut : Perhitungan Hujan Rencana dengan Metode Log Normal 2 tr (tahun)
LogX
SLogX
K
LogX
X
2
1,895
0,1168
-0,0250
1,8921
77,997
5
1,895
0,1168
0,8307
1,9920
98,181
10
1,895
0,1168
1,2997
2,0468
111,379
20
1,895
0,1168
1,6955
2,0930
123,889
50
1,895
0,1168
2,1530
2,1465
140,110
100
1,895
0,1168
2,4791
2,1846
152,953
Perhitungan Distribusi Log Pearson Type III
Log LogX
Log Log Log LogX
No
X
Log X
1
50,445
1,703
-0,192
0,0369
-0,0070848
0,00136161
2
59,611
1,775
-0,12
0,0144
-0,001728
0,00020736
3
69,38
1,841
-0,054
0,0029
-0,0001566
0,00000841
4
75,425
1,878
-0,017
0,0003
-0,0000051
0,00000009
LogX LogX
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
57
5
75,425
1,878
-0,017
0,0003
-0,0000051
0,00000009
6
76,552
1,884
-0,011
0,0001
-0,0000011
0,00000001
7
85,7
1,933
0,038
0,0014
0,0000532
0,00000196
8
86,687
1,938
0,043
0,0018
0,0000774
0,00000324
9
96,552
1,985
0,09
0,0081
0,000729
0,00006561
10
135,762
2,133
0,238
0,0566
0,0134708
0,00320356
= 0,1228
= 0,0053
= 0,0049
18,948 n
Cs
n log x log x i 1
3
n 1n 2n 3Slog x
3
log x log x Ck = n.( S log x)
Cv =
4
4
=
10 x0,053 0,660 9 x8 x7 x(0,1168)3
0,0049 = 2,632 4 10.0,1168
0,1168 SLogX = = 0,062 log x 1,895
Menurut ( Soewarno, hidrologi jilid 1 ), pada tr = 2 tahun Nilai k = - 0,116 Jadi persamaannya sebagai berikut:
LogX T Log X + K .S log x
LogX 2 = 1,895 + ( -0,116 x 0,1168) = 1,8815 X2 = 76,120 Perhitungan Hujan Rencana dengan Metode Log Pearson Type III tr (tahun)
LogX
SLogX
K
LogX
X
2
1,895
0,1168
-0,116
1,8815
76,120
5
1,895
0,1168
0,790
1,9873
97,111
10
1,895
0,1168
1,333
2,0507
112,381
25
1,895
0,1168
1,967
2,1247
133,274
50
1,895
0,1168
2,407
2,1761
150,016
100
1,895
0,1168
2,824
2,2248
167,819
Dari kedua metode diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Metode Log Pearson Type III lebih sesuai, karena hasil dari perhitungan Cs, Ck, dan Cv mendekati nilai karakteristik distribusi frekuensi. Dan dalam Metode ini dapat dilihat hasil hujan rencana pada t tahun memiliki nilai yang lebih besar dibanding dengan Metode Log Normal 2 Parameter.
58
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
Uji Kesesuaian Distribusi. Untuk menentukan kecocokan ( the goodness of fit test ) distribusi frekuensi dari sample data terhadap peluang yang dipilih, maka dalam penelitian ini menggunakan dua macam pengujian, yaitu secara horizontal dengan Metode Smirnov Kolmogorov dan secara vertikal dengan Metode Chi Kuadrat ( Chi – Square ). Perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi Dengan Metode Smirnov Kolmogorov No
Xi
Log Xi
Pe Pt
Peluang Agihan Empiris
Teoritis
Pe (%)
Pt (%)
(%)
1
76,120
1,882
14,286
51,000
36,714
2
97,111
1,987
28,571
80,000
51,429
3
112,381
2,051
42,857
89,000
46,143
4
133,274
2,125
57,143
95,000
38,657
5
150,016
2,176
71,429
98,000
26,571
6
167,819
2,225
85,714
99,000
13,286
Harga Cr dari tabel 2.11.
= 0,530
= 0,514
Harga max
Karena max < Cr sehingga pemilihan Distribusi Log Pearson Type III dapat diterima Perhitungan Uji Kesesuaian Dengan Metode Chi – Kuadrat No
Xi Xt 2
Peluang Agihan
Xi Xt 2
Empiris Xi (mm)
Teoritis Xt (mm)
1
76,120
69,000
50,6944
0,73470
2
97,111
97,000
0,0123
0,00127
3
112,381
113,000
0,3832
0,00339
4
133,274
133,000
0,0751
0,00565
5
150,016
150,000
0,0036
0,00024
6
167,819
167,800
0,0036
0,00002
Jumlah
Harga X2Cr dari tabel 2.10.
= 11,070
Harga X2hitung
= 0,746
Xt
0,746
Karena X2hitung < X2Cr sehingga pemilihan Distribusi Log Pearson Type III dapat diterima. Hujan Effektif. Daerah aliran Sungai Buntung merupakan daerah datar dibagian hulu sampai dengan hilir, daerah datar tersebut adalah daerah persawahan sehingga
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
59
koefisien pengaliran ditetapkan sebesar 0,6. Perhitungan hujan effektif Sungai Buntung untuk beberapa periode ulang dihitung dalam tabel berikut. Perhitungan Curah Hujan Effektif Periode ulang 2 5 10 25 50 100
Distribusi
hujan
Hujan maks harian ( R24 ) 76,120 97,111 112,381 133,274 150,016 167,819
Hujan Effektif 45,672 58,267 67,429 79,964 90,010 100,691
effektif setiap jam daerah aliran sungai Buntung R2
R5
R10
R25
R50
R100
76,120
97,11
112,381
133,274
150,016
167,819
0,585
44,530
56,810
65,743
77,965
87,759
98,174
2
0,151
11,494
14,664
16,970
20,124
22,652
25,341
3
0,107
8,145
10,391
12,025
14,260
16,052
17,957
4
0,085
6,470
8,254
9,552
11,328
12,751
14,265
5
0,072
5,481
6,992
8,091
9,596
10,801
12,083
Jam ke
Rt
1
Perhitungan Debit Banjir Metode Nakayasu Parameter-parameter daerah aliran sungai Buntung untuk perhitungan debit banjir dihitung sebagai berikut : Luas daerah sungai Buntung ( A ) = 106 km 2 Panjang sungai ( L ) 15 km , maka : Tg = 0,4 + ( 0,058 . L ) = 0,4 + ( 0,058 . 32,5 ) = 2,285 jam karena waktu hujan ( Tr ) 0 Tr 1 , maka diasumsikan Tr = 0,75 . Tg Tr = 0,75 . Tg = 0,75 . 2,285 = 1,714 jam Koefisien pembanding = ( 1,5 – 3 ) Koefisien pembanding diambil = 2, karena daerah pengalirannya biasa. T0,3 = . Tg = 2 . 1,714 = 3,428 jam Tp = Tg + ( 0,8 ., Tr ) = 2,285 + ( 0,8 . 1,714 ) = 3,656 jam Qmaks = ( 1/3,6 ) . ( A. Ro / ( 0,3 . Tp + T 0,3 ))
60
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
= ( 1/3,6 ) . ( 106. 1 / ( 0,3. 3,656 + 3,428 )) = 5,171 m 3 /dt t 3,656 Untuk lengkung naik : t Tp Untuk lengkung turun I : Tp t Tp + T0,3 3,656 t 3,656 + 3,428 3,656 jam t 7,084 jam Untuk lengkung turun II : Tp + T0,3 t Tp + T0,3 + 1,5 . T0,3 7,083 t 3,656 + 3,428 + 1,5 . 3,428 7,083 jam t 12,226 jam Untuk lengkung turun III : t Tp + T0,3 + 1,5 . T0,3
t 12,226 jam
Persamaan Lengkung Hidrograf Nakayasu No
Karakteristik
Notasi
Persamaan
1
Lengkung naik
Qdo
Qp . (t/Tp)2.4
2
Lengkung turun tahap 1
Qd1
Qp . 0.3 ((t-Tp)/T0.3))
3
Lengkung turun tahap 2
Qd2
Qp . 0.3 ((t–Tp+0.5.T0.3)/ (1.5.T0.3)
4
Lengkung turun tahap 3
Qd3
Qp . 0.3 ((t-Tp+1.5.T0.3) / (2.T0.3)
Unit Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
T (Jam)
61
Notasi
Rumus
Qa
0,00
0,00
1,00 2,00
0,230 2,4
Qd0
Qp. (t/Tp)
1,216
3,00
3,217
3,66
5,171
4,00 5,00
4,584 Qd1
Qp.0,3
((t-Tp)/T0,3)
3,226
6,00
2,269
7,00
1,581
8,00
1,252
9,00 10,00
Qd2
Qp.0,3
((t-Tp + 0,5 . T0,3)/(1,5 . T0,3)
0,990 0,784
11,00
0,620
12,00
0,491
13,00
0,406
14,00
0,341
15,00
0,286
16,00
0,240
17,00
0,201
18,00 19,00
Qd3
Qp.0,3
(t-Tp + 1,5 . T0,3)/(2 . T0,3)
0,169 0,142
20,00
0,119
21,00
0,100
22,00
0,084
23,00
0,070
24,00
0,059
Perhitungan Hidrograf Nakayasu Daerah Aliran Sungai Buntung, Periode 2 Tahun
62
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
1
2
3
4
5
Debit
26,72
6,90
4,89
3,88
3,29
Total
Jam Ke
UH
0,00
0,000
1,00
0,230
6,15
0,00
2,00
1,216
32,49
1,59
0,00
3,00
3,217
85,96
8,39
1,12
0,00
3,66
5,171
138,17
22,20
5,95
0,89
0,00
167,21
4,00
4,584
122,48
35,68
15,73
4,72
0,76
179,37
5,00
3,226
86,20
31,63
25,29
12,48
4,00
159,60
6,00
2,269
60,63
22,26
22,42
20,06
10,58
135,95
7,00
1,581
42,24
15,66
15,78
17,79
17,01
108,47
8,00
1,252
33,45
10,91
11,10
12,52
15,08
83,06
9,00
0,990
26,45
8,64
7,73
8,80
10,61
62,24
10,00
0,784
20,95
6,83
6,12
6,13
7,47
47,50
11,00
0,620
16,57
5,41
4,84
4,86
5,20
36,88
12,00
0,491
13,12
4,28
3,83
3,84
4,12
29,19
13,00
0,406
10,85
3,39
3,03
3,04
3,26
23,57
14,00
0,341
9,11
2,80
2,40
2,41
2,58
19,30
15,00
0,286
7,64
2,35
1,99
1,91
2,04
15,93
16,00
0,240
6,41
1,97
1,67
1,58
1,62
13,24
17,00
0,201
5,37
1,66
1,40
1,32
1,34
11,08
18,00
0,169
4,52
1,39
1,17
1,11
1,12
9,31
19,00
0,142
3,79
1,17
0,98
0,93
0,94
7,82
20,00
0,119
3,18
0,98
0,83
0,78
0,79
6,56
21,00
0,100
2,67
0,82
0,69
0,66
0,66
5,50
22,00
0,084
2,24
0,69
0,58
0,55
0,56
4,62
23,00
0,070
1,87
0,58
0,49
0,46
0,47
3,87
24,00
0,059
1,58
0,48
0,41
0,39
0,39
3,25
0,00
0,00 6,15 34,08 95,47
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
63
Perhitungan Hidrograf Nakayasu Daerah Aliran Sungai Buntung Periode 5 Tahun Jam Ke
UH
0,00 1,00 2,00 3,00 3,66 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00 19,00 20,00 21,00 22,00 23,00 24,00
0,000 0,230 1,216 3,217 5,171 4,584 3,226 2,269 1,581 1,252 0,990 0,784 0,620 0,491 0,406 0,341 0,286 0,240 0,201 0,169 0,142 0,119 0,100 0,084 0,070 0,059
1 34,09 0,00 7,84 41,45 109,67 176,28 156,27 109,97 77,35 53,90 42,68 33,75 26,73 21,14 16,74 13,84 11,62 9,75 8,18 6,85 5,76 4,84 4,06 3,41 2,86 2,39 2,01
2 8,80
3 6,23
4 4,95
5 4,20
0,00 2,02 10,70 28,31 45,50 40,34 28,39 19,97 13,91 11,02 8,71 6,90 5,46 4,32 3,57 3,00 2,52 2,11 1,77 1,49 1,25 1,05 0,88 0,74 0,62
0,00 1,43 7,58 20,04 32,22 28,56 20,10 14,14 9,85 7,80 6,17 4,88 3,86 3,06 2,53 2,12 1,78 1,50 1,25 1,05 0,88 0,74 0,62 0,52
0,00 1,14 6,02 15,92 25,60 22,69 15,97 11,23 7,83 6,20 4,90 3,88 3,07 2,43 2,01 1,69 1,42 1,19 0,99 0,84 0,70 0,59 0,50
0,00 0,97 5,11 13,51 21,72 19,25 13,55 9,53 6,64 5,26 4,16 3,29 2,60 2,06 1,71 1,43 1,20 1,01 0,84 0,71 0,60 0,50
Debit Total 0,00 7,84 43,48 121,80 213,30 228,80 203,56 173,41 138,37 105,95 79,40 60,59 47,04 37,24 30,06 24,62 20,31 16,89 14,14 11,87 9,97 8,36 7,02 5,90 4,93 4,15
64
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
Perhitungan Hidrograf 10 tahun Jam Ke
UH
0,00 1,00 2,00 3,00 3,66 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00 19,00 20,00 21,00 22,00 23,00 24,00
0,000 0,230 1,216 3,217 5,171 4,584 3,226 2,269 1,581 1,252 0,990 0,784 0,620 0,491 0,406 0,341 0,286 0,240 0,201 0,169 0,142 0,119 0,100 0,084 0,070 0,059
Nakayasu Daerah Aliran Sungai Buntung, Periode 1 39,45 0,00 9,07 47,97 126,91 204,00 180,84 127,27 89,51 62,37 49,39 39,06 30,93 24,46 19,37 16,02 13,45 11,28 9,47 7,93 6,67 5,60 4,69 3,95 3,31 2,76 2,33
2 10,18
3 7,21
4 5,73
5 4,85
0,00 2,34 12,38 32,75 52,64 46,67 32,84 23,10 16,09 12,75 10,08 7,98 6,31 5,00 4,13 3,47 2,91 2,44 2,05 1,72 1,45 1,21 1,02 0,86 0,71
0,00 1,66 8,77 23,19 37,28 33,05 23,26 16,36 11,40 9,03 7,14 5,65 4,47 3,54 2,93 2,46 2,06 1,73 1,45 1,22 1,02 0,86 0,72 0,61
0,00 1,32 6,97 18,43 29,63 26,27 18,48 13,00 9,06 7,17 5,67 4,49 3,55 2,81 2,33 1,95 1,64 1,38 1,15 0,97 0,81 0,68 0,57
0,00 1,12 5,90 15,60 25,08 22,23 15,65 11,00 7,67 6,07 4,80 3,80 3,01 2,38 1,97 1,65 1,39 1,16 0,97 0,82 0,69 0,58
Debit Total 0,00 9,07 50,31 140,95 246,83 264,76 235,54 200,64 160,07 122,56 91,85 70,10 54,42 43,08 34,78 28,48 23,50 19,55 16,36 13,74 11,53 9,67 8,12 6,82 5,71 4,80
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
65
Perhitungan Hidrograf Nakayasu Daerah Aliran Sungai Buntung Periode 25 Tahun
Jam Ke
UH
0.00 1.00 2.00 3.00 3.66 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00
0.000 0.230 1.216 3.217 5.171 4.584 3.226 2.269 1.581 1.252 0.990 0.784 0.620 0.491 0.406 0.341 0.286 0.240 0.201 0.169 0.142 0.119 0.100 0.084 0.070 0.059
1 46.78 0.00 10.76 56.88 150.49 241.90 214.44 150.91 106.14 73.96 58.57 46.31 36.68 29.00 22.97 18.99 15.95 13.38 11.23 9.40 7.91 6.64 5.57 4.68 3.93 3.27 2.76
2 12.07
3 8.56
4 6.80
5 5.76
0.00 2.78 14.68 38.83 62.41 55.33 38.94 27.39 19.08 15.11 11.95 9.46 7.48 5.93 4.90 4.12 3.45 2.90 2.43 2.04 1.71 1.44 1.21 1.01 0.84
0.00 1.97 10.41 27.54 44.26 39.24 27.61 19.42 13.53 10.72 8.47 6.71 5.31 4.20 3.48 2.92 2.45 2.05 1.72 1.45 1.22 1.02 0.86 0.72
0.00 1.56 8.27 21.88 35.16 31.17 21.94 15.43 10.75 8.51 6.73 5.33 4.22 3.34 2.76 2.32 1.94 1.63 1.37 1.15 0.97 0.81 0.68
0.00 1.32 7.00 18.53 29.78 26.40 18.58 13.07 9.11 7.21 5.70 4.52 3.57 2.83 2.34 1.96 1.65 1.38 1.16 0.97 0.82 0.69
Debit Total 0.00 10.76 59.66 167.14 292.70 313.98 279.38 238.01 189.92 145.41 108.97 83.16 64.56 51.11 41.26 33.79 27.88 23.19 19.41 16.30 13.68 11.48 9.64 8.09 6.77 5.69
66
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
Perhitungan Hidrograf Nakayasu Daerah Sungai Buntung, Periode 50 Tahun
Jam Ke
UH
0.00 1.00 2.00 3.00 3.66 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00
0.000 0.230 1.216 3.217 5.171 4.584 3.226 2.269 1.581 1.252 0.990 0.784 0.620 0.491 0.406 0.341 0.286 0.240 0.201 0.169 0.142 0.119 0.100 0.084 0.070 0.059
1 52.66 0.00 12.11 64.03 169.41 272.30 241.39 169.88 119.49 83.26 65.93 52.13 41.29 32.65 25.86 21.38 17.96 15.06 12.64 10.58 8.90 7.48 6.27 5.27 4.42 3.69 3.11
2 13.59
3 9.63
4 7.65
5 6.48
0.00 3.13 16.53 43.72 70.27 62.30 43.84 30.84 21.49 17.01 13.45 10.65 8.43 6.67 5.52 4.63 3.89 3.26 2.73 2.30 1.93 1.62 1.36 1.14 0.95
0.00 2.21 11.71 30.98 49.80 44.14 31.07 21.85 15.23 12.06 9.53 7.55 5.97 4.73 3.91 3.28 2.75 2.31 1.94 1.63 1.37 1.15 0.96 0.81
0.00 1.76 9.30 24.61 39.56 35.07 24.68 17.36 12.09 9.58 7.57 6.00 4.74 3.76 3.11 2.61 2.19 1.84 1.54 1.29 1.09 0.91 0.77
0.00 1.49 7.88 20.85 33.51 29.70 20.90 14.70 10.24 8.11 6.42 5.08 4.02 3.18 2.63 2.21 1.85 1.56 1.30 1.10 0.92 0.77
Debit Total 0.00 12.11 67.16 188.15 329.49 353.44 314.46 267.88 213.73 163.65 122.64 93.59 72.66 57.52 46.44 38.03 31.38 26.10 21.84 18.34 15.40 12.92 10.85 9.11 7.62 6.40
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
67
Perhitungan Hidrograf Nakayasu Daerah Aliran Sungai Buntung, Periode 100 Tahun
Jam Ke
UH
0.00 1.00 2.00 3.00 3.66 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00
0.000 0.230 1.216 3.217 5.171 4.584 3.226 2.269 1.581 1.252 0.990 0.784 0.620 0.491 0.406 0.341 0.286 0.240 0.201 0.169 0.142 0.119 0.100 0.084 0.070 0.059
1 58.90 0.00 13.55 71.62 189.48 304.57 270.00 190.01 133.64 93.12 73.74 58.31 46.18 36.52 28.92 23.91 20.08 16.85 14.14 11.84 9.95 8.36 7.01 5.89 4.95 4.12 3.48
2 15.20
3 10.77
4 8.56
5 7.25
0.00 3.50 18.48 48.90 78.60 69.68 49.04 34.49 24.03 19.03 15.05 11.92 9.42 7.46 6.17 5.18 4.35 3.65 3.06 2.57 2.16 1.81 1.52 1.28 1.06
0.00 2.48 13.10 34.65 55.69 49.37 34.74 24.44 17.03 13.48 10.66 8.44 6.68 5.29 4.37 3.67 3.08 2.58 2.16 1.82 1.53 1.28 1.08 0.90
0.00 1.97 10.41 27.54 44.26 39.24 27.61 19.42 13.53 10.72 8.47 6.71 5.31 4.20 3.48 2.92 2.45 2.05 1.72 1.45 1.22 1.02 0.86
0.00 1.67 8.82 23.32 37.49 33.23 23.39 16.45 11.46 9.08 7.18 5.68 4.50 3.56 2.94 2.47 2.07 1.74 1.46 1.23 1.03 0.86
Debit Total 0.00 13.55 75.12 210.44 368.54 395.32 351.73 299.64 239.08 183.06 137.18 104.69 81.28 64.34 51.94 42.54 35.10 29.19 24.43 20.51 17.23 14.45 12.13 10.19 8.52 7.16
Perhitungan Debit Rencana dengan Metode Rasional Untuk debit rencana 2 tahun : Q=
1 . 0,6 . 11,13 . 106 3,6
= 196,63 m3/dt. Untuk debit rencana 5 tahun : Q=
1 . 0,6 . 14,20 . 106 3,6
= 250,87 m3/dt. Dengan cara yang sama, yaitu memasukkan hujan maksimum harian pada tiap-tiap periode ulang, maka perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :
68
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
Perbandingan Metode Rasional dan Nakayasu Debit Rencana Q2 tahun Q5 tahun Q10 tahun Q25 tahun Q50 tahun Q100 tahun
Metode Rasional (m3/dt)
Metode Nakayasu (m3/dt)
196,63 250,87 290,44 344,32 387,61 433,54
179,37 228,80 264,76 313,98 353,44 395,32
Kemiringan Dasar Sungai. Kemiringan dasar yang digunakan dalam perencanaan ini mengikuti kemiringan yang ada. Adapun kemiringan dasar Sungai dapat dilihat pada gambar 4.4 yaitu sebesar 0,00031 Perhitungan Kapasitas Sungai Buntung. Sasaran dalam perencanaan ini adalah untuk mengamankan daerah Kabupaten Sidoarjo dari luapan banjir sungai Buntung, yang disebabkan oleh kurangnya kapasitas sungai untuk menampung debit yang ada. Untuk mengetahui hal tersebut perlu diadakan analisa kapasitas sungai.
+5.313 I +3.678
2M
+5.349 II +2.963
4M
III
IV
+1.875
3M
V
+2.864
+1.888
3M
VI
3M
4M
Penampang Melintang Po Pada Sungai Buntung Q = AxV = 42,291 x 1,064 = 44,998 m 3 / dt Perhitungan Dimensi Sungai Buntung Karena kapasitas alur Sungai tidak mampu mengalirkan debit rencana pada 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun, maka perencanaan dimensi Sungai berdasarkan masing-masing periode ulang rencana -
Untuk debit Q 2 tahun = 179,37 m3/dt Koefisien kekasaran (n) = 0,025 Kemiringan dasar rencana = 0,00031 Kemiringan talud =1:2 Direncanakan b dasar sungai = 28 m A = (28 + 2h) h
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
69
22 1
P = 28 + 2h R = A/P
2
1 1 (28 2h)h 3 .0,000312 V = . 0,025 28 2h 2 2 1
Q banjir
=AxV
179,37
1 1 (28 2h)h 3 .0,000312 . = 0,025 28 2h 2 2 1
2
dengan cara coba-coba di dapat h = 3,586 m Hasil perhitungan dimensi Sungai Buntung selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut : Perhitungan Dimensi Sungai Buntung Q = 10th Q = 5 th Q = 2 th 179,37 m3/dt 228,80 m3/dt 264, 76 m3/dt
Uraian
Q = 25th 313,98 m3/dt
Q = 50th 353,44 m3/dt
Q = 100 th 395,32 m3/dt
Lebar dasar Sungai (b)
28 m
28 m
28 m
28 m
28 m
28 m
Kemiringan talud
1: 2
1: 2
1: 2
1: 2
1: 2
1: 2
0,00031
0,00031
0,00031
0,00031
0,00031
0,00031
3,586 m
4,123 m
4,468 m
4,912 m
5,250 m
5,580 m
126,13 m2
149,44 m2
165,03 m2
185,79 m2
202,13 m2
218,51 m2
Keliling Basah (P)
44,04 m
46,44 m
47,98 m
49,97 m
51,48 m
52,95 m
Kecepatan (V)
1,42 m/dt
1,54 m/dt
1,60 m/dt
1,69 m/dt
1,75 m/dt
1,81 m/dt
Tinggi jagaan
0,6 m
0,6 m
0,6 m
0,6 m
0,6 m
0,6 m
Lebar tanggul
3m
3m
3m
3m
3m
3m
Kemiringan dasar Sungai (I) Tinggi muka air (h) Luas Penampang Basah (A)
Perhitungan Profil Aliran Akibat Pasang Surut Air Laut dengan Direct Step Pada perencanaan profil aliran ini dilakukan pada kondisi setelah dilakukan perbaikan dimensi Sungai. Karaketeristik Sungai buntung dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Untuk debit (Q) rencana 25 tahun : Z = Elevasi Dasar Existing + h = 187,50 + 2 = 189,50
70
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
H=Z+(V
2 2g
) = 189,55
= 189,50 + 0,05 = 189,55 Hf = Io – If rata-rata (∆X) = 0,0001 (-284,80) = - 0,0028 Perencanaan Tinggi Jagaan dan Lebar Mercu Tanggul Tinggi jagaan adalah jarak vertikal dari puncak tanggul hingga muka air banjir. Jarak ini harus dapat mencegah air akibat gelombang permukaan air sehingga diperkirakan air tidak meluap dan mengakibatkan banjir. Dari tabel 2.4 dan 2.5 maka ditetapkan tinggi jagaan sebesar 0,6m dan mercu tanggul 3 m. Hal tersebut disebabkan karena debit rencana yang mengalir sebesar 313,98 m3/dt. Perhitungan Rembesan Tanggul Dalam menganalisa garis rembesan tanggul ditentukan pada saat air terisi penuh. Metode yang dipakai menggunakan metode Casagrande. Ujung bagian hilir tanggul dianggap sebagai awal koordinat sumbu x, sedangkan sumbu y berdasarkan pada persamaan sebagai berikut : Untuk Sungai buntung diketahui : Y
Y
Lebar mercu tanggul Tinggi tanggul Kemiringan lereng Tinggi air
=3m = 4,912 + 0,6 = 5,512 m =1:2 = 4,912 m = 26,560
=
2.Y0X (Y0 ) 2
=
2.(0,65) X (0,65 ) 2
=
1,3 .X 0,42
Perhitungan Garis Rembesan X - 0,33 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Y = (1,3 x + 0,42)½ 0 0,64 1,31 1,73 2,07 2,37 2,63 2,86 3,08 3,28 3,48 3,66
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
71
11 12 13 14 15 16 17 18 18,9
a Δa
3,84 4,00 4,16 4,32 4,46 4,61 4,75 4,88 4,99
Y0 1 Cos26,56
3,22 Δa
0,65 1 0,894
a 6,13 3,22 = 2,91 m Perhitungan Stabilitas Lereng Tanggul. Analisa stabilits lereng ditinjau pada kondisi tanggul kosong. Perhitungan stabilitas tanggul di hitung pada saat mengalirkan debit rencana Q 25 tahun sebesar 313,98 m/dt Perhitungan Stabilitas Lereng Tanggul Sungai Buntung pada saat air kosong No Pias
A (m ) 2
t
W
X
Sin x
Cos x
Tg
T W Sin x
N
W cos x tg W cos X
1
3,38
1,51
5,10
- 310
0,52
0,83
0,73
2,65
4,39
3,20
2
7
1,51
10,57
17,50
0,30
0,95
0,73
3,17
10,04
7,32
3
9,3
1,51
14,04
- 60
0,10
0,99
0,73
1,40
13,90
10,15
4
15,53
1,51
23,45
80
0,14
0,99
0,73
3,28
23,22
16,95
5
16,5
1,51
24,92
22,50
0,38
0,92
0,73
9,47
22,93
16,74
6
14,25
1,51
21,52
390
0,63
0,78
0,73
13,56
16,79
12,26
7
5,88
1,51
8,88
57
0,84
0,54
0,73
7,46
4,40
3,50
26,55
96,07
70,13
Fs
c.L (N.U)tgθ .T
0,06.20,5 (96,07 0).0,73 26,55 Fs 2,65 1,2............(aman) Fs
KESIMPULAN DAN SARAN
0
72
Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S )
Kesimpulan . Setelah dilakukan perhitungan dan analisa tentang perencanaan perbaikan Sungai buntung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kondisi exsisting Sungai buntung tidak dapat menampung air, khususnya pada musim penghujan, sehingga mengakibatkan banjir pada tiap tahun. 2. Untuk menampung debit air, maka dibuat suatu dimensi baru yang sesuai dengan kondisi yang ada, debit banjir rencana menggunakan Q25 tahun = 313,98 m3/dt 3. Dimensi Sungai buntung setelah diadakan normalisasi yaitu lebar dasar Sungai (b) 28m, tinggi muka air rencana (h) 4,912 m, kemiringan dasar (I) 0,00031, tinggi tanggul sebesar 5,512 m. 4. Pengaruh pasang surut air laut dihitung secara sederhana dengan tahapan langsung. Sesuai hasil perhitungan perencanaan maka pasang surut air laut tidak mempengaruhi aliran Sungai. Saran. Setelah menganalisa beberapa penyebab banjir yang selalu terjadi pada tiap tahun, maka ada beberapa saran yang diperlukan untuk penanggulangan banjir, yaitu: 1. Agar saluran air dapat berfungsi dengan baik, maka perlu pemeliharaan yaitu dengan pembersihan sungai dan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di Sungai tersebut, karena dapat menyebabkan penumbatan pada aliran Sungai sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar. 2. Agar Sungai mengalami erosi sebaiknya dibuat bangunan terjun. REFERENSI Anggrahini, Ir, MSc, Hidrolika Saluran Terbuka, CV Citra Media, Surabaya, 1997. CD. Soemarto, Ir, B.I.E. Dipl. H, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, surabaya, 1986. Chow, Ven Te, Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta, 1989. Harto, Sri, Hidrologi Terapan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1980. Soewarno, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data Jilid 1, Nova, Bandung, 1995. Sosrodarsono, Suyono, Hidrologi Untuk Pengairan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1987. Sosrodarsono. S dan Tominaga. M, Perbaikan dan Pengaturan Sungai, Penerbit PT Pradnya Paramita, 1994.