PERBANDINGAN KELAYAKAN ISI BUKU TEKS PAI UNTUK KELAS VII TERBITAN ERLANGGA DAN PT. TIGA SERANGKAI DENGAN BUKU PAI KELAS VII KEMENDIKBUD SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
Hilman Shodri NIM 1111011000072
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015
ABSTRAK Hilman Shodri (1111011000072). Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku PAI Kelas VII Kemendikbud. Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran. Oleh karena itu buku teks pelajaran harus berkualitas. Maka kebutuhan terhadap penilaian yang terdapat pada buku teks pelajaran tersebut perlu diperhatikan. Dalam hal ini Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai badan yang diserahi tanggung jawab mengembangkan standar nasional pendidikan perlu menyusun instrumen penilaian buku yang baku dan mampu melakukan pembedaan buku pelajaran yang baik dan yang kurang baik. Buku teks pelajaran tersebut dinilai dari kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan. Penulis dalam hal ini lebih memfokuskan permasalahannya hanya pada kualitas isi buku teks pelajaran. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat kualitas isi buku teks pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dipakai sebagai buku acuan wajib peserta didik. Objek pada penelitian ini adalah buku teks pelajaran PAI yang diterbitkan Erlangga, Tiga Serangkai, dan Kemendikbud. Pembatasan dan perumusan masalahnya terletak pada perbandingan kualitas isi dari buku teks pelajaran yang diterbitkan Erlangga dan Tiga Serangkai dengan buku teks pelajaran yang diterbitkan Kemendikbud. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Karena penelitian ini lebih menfokuskan pada kualitas isi atau materi saja, maka instrumen penilaian kelayakan isi buku teks pelajaran menurut BSNP ada 4 subkomponen, yaitu Alignment dengan KI dan KD mata pelajaran, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, Substansi keilmuan dan life skills, Wawasan untuk maju dan berkembang, dan Keberagaman nilai-nilai sosial. Dengan instrument tersebut, maka peneliti mengumpulkan data – data yang baik dari data primer maupun data sekunder, yang nantinya data tersebut di sesuaikan dengan instrument – instrument yang telah ditetapkan. Disinilah berikutnya yang penulis lakukan adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi, dan mengklasifikasi data-data yang relevan dan yang mendukung pokok bahasan, untuk selanjutnya penulis analisis, simpulkan dalam satu pembahasan yang utuh. Sehingga dapat diketahui perbandingan kualitas isi buku teks pelajaran yang diterbitkan Erlangga dan Tiga Serangkai dengan buku teks pelajaran yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Hasil penelitian tersebut adalah, Kualitas buku teks PAI untuk kelas VII SMP terbitan Erlangga masih belum seluruhnya sesuai dan belum mencakup seluruh KI dan KD yang telah ditetapkan oleh buku terbitan Kemendikbud, akan tetapi instrument yang lainnya sudah hampir sesuai. Sedangkan Kualitas buku teks PAI untuk kelas VII SMP terbitan Tiga Serangkai sudah hampir seluruhnya sesuai dan mencakup seluruh KI dan KD yang telah ditetapkan oleh buku terbitan Kemendikbud, akan tetapi instrument yang lainnya masih belum sesuai dengan buku terbitan Kemendikbud.
i
ABSTRACT Hilman Shodri (1111011000072). The Comparison of Text Book Feasibility for Class VII PAI Erlangga and PT. Tiga Serangkai with PAI Book published by Kemendikbud. Textbooks are mandatory reference book for use in schools that contain learning material. Therefore textbooks must be qualified. Hence the need for assessment contained in textbooks that need to be considered. In this case the National Education Standards Agency (BSNP) as the agency entrusted with the responsibility to develop national education standards need to develop a standardized assessment instrument books and textbooks capable of performing distinction of good and less good. Textbooks are assessed on the feasibility of the content, language, presentation, and graphics. In this case, The writer focuses more on the quality of the content of textbooks. The research aimed to look at the quality of the content of textbooks on Islamic Education were used as a reference book compulsory learners. The object of this research is of Islamic Religion Education textbooks pubished by Erlangga, Tiga Serangkai, and Kemendikbud. Restrictions and formulation of the problem lies in the comparison of the quality of the content of textbooks published by Erlangga, Tiga Serangkai, and Kemendikbud. This research is qualitative descriptive. Because this research is more focused on the quality of the content or materials alone, the instrument feasibility assessment contents of textbooks according to BSNP there are four subcomponents, namely Alignment with KI and KD subjects, child development, community needs, substance science and life skills, insight to advance and growing, and diversity of social values. With these instruments, the researchers collected data - good data from the primary data and secondary data, which the data will be adjusted to the instrument - an instrument that has been set. The next thing the writer do is reading, studying, researching, selecting and classifying the data that is relevant and supportive subject to further analysis authors, conclude in the discussion intact. So that it can be seen comparing the quality of the content of textbooks published Erlangga and the Tiga Serangkai with textbooks published by Kemendikbud. Results of these studies are, quality textbooks for class VII SMP PAI Erlangga issue is still not fully fit and not cover the entire KI and KD are set by books published Kemendikbud, but other instruments is almost appropriate. While the quality of text books for class VII SMP PAI published by Tiga Serangkai has been almost entirely appropriate and covers the entire KI and KD are set by books published by Kemendikbud, but other instruments are still not in accordance with books published by Kemendikbud.
KATA PENGANTAR
بسم هللا ّالرمحن ّالرحمي Assalamu’alaikum Warahmatullâhi Wabarakâtuh Alhamdulillâhirabbil Alamin. Segala puji hanya bagi Allah, yang telah memberikan nikmat sehat, hidup, dan nikmat yang tidak bisa dihitung serta yang begitu mahal nilainya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku PAI Kelas VII Kemendikbud. Şalawat bertangkaikan salâm selalu senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, orang yang telah memberikan pencerahan pada hidup kita dengan ilmu pengetahuan sampai saat ini. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyadari bahwa suksesnya penulis dalam menyelesaikan skripsi ini bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri, melainkan tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, baik batuan moril ataupun materil. Oleh karena itu, sudah menjadi kepatutan untuk penulis sampaikan penghargaan yang tulus dan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Orang tua penulis, yaitu: Ayahanda tersayang Asril Said dan Ibunda tercinta Roesdawati Zein yang telah merawat, mendidik putra-putrinya dengan tulus ikhlas, dan mencukupi kebutuhan moril dan materil serta membimbing, memotivasi dan mendo’akan penulis dalam menempuh langkah hidup di dunia yang sementara ini. Serta merekalah yang telah memberikan pengorbanan yang tak terhitung nilainya dan tak terbalas bagi penulis. Terima kasih ayah dan ibu ku tercinta. 2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).
ii
3. Bapak H. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag. Dan ibu Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA selaku ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. Semoga kebijakan yang telah dilakukan selalu mengarah kepada kontinuitas eksistensi mahasiswanya. 4. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan perhatian, bimbingan, nasehat, kritik dan saran, serta motivasi yang besar dalam proses penulisan skripsi ini. 5. Bapak Dr. Fauzan, MA selaku dosen pembimbing akademik yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan konsultasi bagi penulis. 6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis dapat memahami berbagai materi perkuliahan. 7. Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (PT) dan Perpustakaan Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan berbagai referensi yang menunjang dalam penulisan skripsi ini. 8. Bapak Zulfachri Zein selaku dan sebagai paman dan motivator saya, yang selalu menyemangati saya dalam penulisan skrikpsi ini hingga selesai. Selaku keluarga saya dan sepupu serta saudara penulis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. 9. Kakak dan Abang iparku, kakak Dian Nurhidayati dan Abang Iparku Alan tersayang, yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis, semoga kita selalu menjadi anak-anak yang bisa membanggakan kedua orang tua kita. Dan untuk kedua keponakanku yang masih imut-imut, Abiyaksa Ahmad dan Balqis, semoga kalian sehat selalu. 10. Abang Aan (Farhan Muttaqien) dan Adikku Ayu (Ayu Rezky Ramadhani) yang selalu mendukung penulis dalam pembuatan skripsi ini, dan memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis.
iii
11. Teman-teman saya di Asrama Babussalam, Salsabil, Khalil, Syafiq, Abu, dan Ilham yang selalu memberikan menghibur, mendokana, dan menyemangati penulis, sekaligus sudah dianggap sebagai sahabat dekat bagi penulis. 12. Sahabat-sahabat TWOPAI angkatan 2011, UKM Flat (Bahasa) yang telah memberikan dukungan agar skripsi ini lancar dan selesai. 13. Teman-teman komunitas Sepeda Sehat UIN Jakarta yang selalu memotivasi, memberikan dorongan, menyemangati agar selalu optimis dalam penyelesaian skripsi ini. 14. Team H.A.S. Event Organizer (Abu dan Syafiq) dan PT. Sarana Cipta Unggul (Bang Lucky, Bang Arief, dan Uni Indah), yang selalu mendukung agar skripsi ini cepat selesai dan menyemangati penulis. 15. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah berjasa membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan pahala dan rahmat Allah SWT. Dan semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Âmîn Yâ Rabbal ‘Âlamîn.
Jakarta, 15 September 2015
Hilman Shodri
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ................................................................................................................ i KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................. v BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................................. 7 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 7 BAB II : KAJIAN TEORI A. Kajian Teori .................................................................................................... 9 1. Perbandingan Kelayakan Isi ..................................................................... 9 2. Pendidikan Agama Islam ......................................................................... 10 3. Buku Teks Pelajaran Agama Islam (PAI) ............................................... 10 a. Pengertian Buku Pelajaran PAI ......................................................... 10 b. Fungsi Buku Teks Pelajaran ............................................................. 12 c. Peranan Buku Teks Pelajaran ............................................................ 13 4. Standar Penilaian Kelayakan Buku Teks PAI ......................................... 14 5. Buku Pelajaran PAI Kelas VII Yang Diterbitkan Oleh Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan Buku PAI dari Kemendikbud ................................... 18 a. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga .......................... 18 b. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan PT. Tiga Serangkai ........ 19 c. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Kemendikbud .................. 20 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ....................................................................... 21 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Waktu Penelitian ........................................................................... 22
v
vi
B. Metode Penelitian ........................................................................................... 22 C. Fokus Penelitian ............................................................................................. 23 D. Prosedur Penelitian Data ................................................................................ 24 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga ............................ 29 1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta Didik ........................................................................................................ 29 a. Materi yang Disajikan ....................................................................... 29 b. Contoh-Contoh Yang Disajikan ........................................................ 39 2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill......................................................... 42 a. Mengandung Kecakapan Akademik .................................................. 42 b. Mengandung Kecakapan Personal .................................................... 43 c. Mengandung Kecakapan Sosial ......................................................... 45 3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang ................................................. 46 a. Materi Sesuai dengan Perkembangan Ilmu ....................................... 46 b. Menggunakan Fitur, Contoh Terkini/Actual, dan Rujukan ............... 48 4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial ............................................................. 49 a. Keberagaman dalam Pemilihan Contoh ............................................. 49 b. Keberagaman dalam Pemilihan Wacana ........................................... 50 B. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Tiga Serangkai ................... 50 1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta Didik ........................................................................................................ 50 a. Materi Yang Disajikan ...................................................................... 50 b. Contoh-Contoh yang Disajikan ......................................................... 62 2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill......................................................... 65 a. Mengandung Kecakapan Akademik ................................................. 65 b. Mengandung Kecakapan Personal .................................................... 67 c. Mengandung Kecakapan Sosial ......................................................... 68 3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang ................................................. 69 a. Materi Sesuai dengan Perkembangan Ilmu ....................................... 69
vii
b. Menggunakan Fitur, Contoh Terkini/Actual, dan Rujukan ............... 69 4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial ............................................................. 70 a. Keberagaman dalam Pemilihan Contoh ............................................. 70 b. Keberagaman dalam Pemilihan Wacana ........................................... 70 C. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (KEMENDIKBUD) ........................... 71 D. Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dengan Terbitan Kemendikbud ..................................................... 73 E. Tabel Perbandingan Buku Erlangga dengan Terbitan Kemendikbud ........... 79 F. Perbandingan Kelayakan isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Tiga Serangkai dengan Terbitan Kemendikbud ............................................ 81 G. Tabel Perbandingan Buku Tiga Serangkai dengan Kemendikbud ............... 88 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................... 91 B. Saran ............................................................................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 94 LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan yang benar. Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan kepribadian unggul dengan menitikberatkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak, dan keimanan. Puncak pendidikan adalah tercapainya titik kesempurnaan kualitas hidup.1 Pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. 2 Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan
1 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 2 2 Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 5
1
2
seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh.3 Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan
nasional.
Bahwasanya
pendidikan
nasional
“berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4 Dalam konteks ini, maka tujuan pendidikan nasional tidak jauh berbeda dengan tujuan Pendidikan Agama Islam. Muhaimin menjelaskan bahwa bahwa secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.5 Berdasarkan pengertian dan tujuan diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa pendidikan nasional dan pendidikan agama islam mengemban misi untuk membangun manusia sempurna (insan kamil). Salah satu cara untuk membangun bangsa dan jati diri yang utuh, dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki alat pendidikan yang berkualitas salah satunya adalah buku, serta didukung dengan materi-materi pendidikan agama yang berkualitas. Dan ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang baik. Dengan demikian, pendidikan agama islam yang menjadi bagian dari pendidikan nasional harus bermutu dan berkualitas. Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, 3
Dedy Mulyasana. loc. cit Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan , op.cit, h. 8 – 9 5 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004), h. 78 4
3
pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.6 Hal ini menjelaskan bahwa siswa harus disiapkan dari berbagai bimbingan serta pengajaran agar dapat memahami dan mengamalkan agama islam khususnya dalam pengajaran pendidikan agama islam. Sebelum dibahas pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu perlu diidentifikasi berbagai problematika yang menjadi kendala proses pembelajaran PAI. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan tentang pembelajaran PAI nantinya dapat tepat sasaran. Jika dianalisis secara mendalam eksistensi pembelajaran PAI tampak memiliki background yang sangat sulit. Kendala pembelajan PAI itu terhampar dari tataran ideologis-filosofis hingga ke tataran praktis metodologis.7 Bertolak dari berbagai hasil penelitian tentang problematika PAI di sekolah selama ini, ditemukan salah satu faktornya adalah karena pelaksanaan pendidikan agama cenderung lebih banyak digarap dari sisi-sisi pengajarannya. Guru-guru PAI sering kali hanya diajak membicarakan persoalan proses belajar mengajar, sehingga tenggelam dalam persoalan teknis-mekanis semata. Sementara itu persoalan yang lebih mendasar yaitu yang berhubungan dengan aspek pedagogisnya, kurang-kurang banyak disentuh. Padahal, fungsi utama pendidikan agama di sekolah adalah memberikan landasan yang mampu menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi beragama yang kuat.8 Persoalan PAI tersebut sangat erat kaitannya dengan kurikulum. Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang sangat erat kaitannya, tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Sistem pendidikan yang dijalankan pada zaman modern ini tidak mungkin tanpa melibatkan keikutsertaan kurikulum. Khususnya pada saat ini yang sedang berjalan adalah kurikulum 2013. Ibid, h. 75 – 76 Akhmad Sodiq, “Problematika Pengembangan Pembelajaran PAI”, Jurnal Tahzib Pendidikan Agama Islam, Vol.3, Januari 2009, h. 30 8 Rini Niswati, Analisis Perbandingan Kualitas Buku Ajar PAI Untuk Kelas VIII SMP (Studi Komparasi Buku PAI Terbitan Erlangga Dan CV. Aneka Ilmu), Skripsi Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2011) 6 7
4
Bangsa ini, dengan segala kekiniannya, membutuhkan “kendaraan” Kurikulum 2013 untuk menata berbagai aspek melalui sektor pendidikan. Karena begitu pentingnya Kurikulum 2013, maka kurikulum ini sesungguhnya bukan kurikulum program Kementerian, tapi kurikulum yang menjadi program Pemerintah. Kurikulum yang bukan hanya untuk menyiapkan dan membangun secara personal peserta didik dalam tiga aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan,
melainkan
kurikulum
yang
disiapkan
untuk
membangun
masyarakat dan membangun peradaban, sehingga menjadi bangsa yang efektif didalam menghindari tiga penyakit sosial; kemiskinan, ketidaktahuan, dan keterbelakangan peradaban.9 Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih menitikberatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.10 Kurikulum sebagai pedoman untuk pelaksanaan pendidikan butuh adanya sarana berupa buku pelajaran (buku teks). Tanpa buku pelajaran, keterampilan, konsep dan bahan yang diperlukan kurikulum tidak dapat diajarkan. Buku pelajaran merupakan sumber informasi dan sumber bahan belajar yang sangat penting, apalagi di negara-negara miskin. Lebih-lebih lagi, karena baik murid maupun guru tidak mendapatkan akses pada bahan belajar alternatif, buku pelajaran merupakan satu-satunya dasar untuk pengujian dan penilaian.11 Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Buku Teks Pelajaran
9
Sukemi, Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Media, Kurikulum Sebagai ’Kendaraan’, http://www.kemdiknas.go.id/, tanggal 25 Maret 2015 10 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996), hlm. 38 11 Altbach dan Teffera (eds.), Bunga Rampai Penerbitan dan Pembangunan, terj. P. Soemitro, (Jakarta: Grasindo, 2000), hlm. 134
5
adalah sumber Pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti.12 Dari penjelasan diatas penulis meringkas bahwa dalam pembelajaran PAI tersebut kurang-kurang banyak disentuh masalah yang berhubungan dengan aspek pedagogisnya, lebih-lebih yang berhubungan dengan materi yang disampaikan dalam pembelajaran PAI. Dalam hal ini, salah satu alat pendidikan yang berhubungan dengan aspek pedagogis adalah keberadaan buku teks pelajaran. Sehingga keberadaan buku pelajaran merupakan salah satu hal sangat signifikan yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PAI, serta dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Seiring dengan perubahan tuntutan zaman, perkembangan penerbitan buku sekolah secara nasional saat ini semakin maju. Dan memberikan dampak pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan para penerbit swasta, perlu adanya kerja sama antara pemerintah untuk mengantisipasi perkembangan zaman tersebut. Khususnya kebutuhan terhadap penilaian yang terjadi pada buku teks pelajaran yang berkembang saat ini. Untuk mengantisipasi kebutuhan penilaian buku teks pelajaran tersebut, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai badan yang diserahi tanggung jawab mengembangkan standar nasional pendidikan perlu menyusun instrumen penilaian buku yang baku dan mampu melakukan pembedaan buku pelajaran yang baik dan yang kurang baik.13 Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 2 tahun 2008 tentang buku, pasal 4 yaitu: 1) Buku teks pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan-pakainya terlebih dahulu oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik dan/atau peserta didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan;
12 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 Ayat 23 13 Pudji Muljono (Staf Profesional BSNP untuk Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran), Buletin BSNP Vol. II/No. 1/Januari 2007, hlm. 14
6
2) Kelayakan buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri. 14 Berdasarkan UU tersebut setiap penerbit (baik pemerintah maupun swasta) dalam menerbitkan buku pelajaran dan disebarluaskan ke sekolah harus dinilai dan disahkan oleh pemerintah (Kemendibud) dalam hal ini dinilai oleh BSNP atau tim yang dibentuk oleh Menteri dan selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Buku teks pelajaran tersebut dinilai dari kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan.15 Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya salah konsep, penulisan notasi yang keliru, data yang tidak akurat, pesan yang tidak jelas, bahasa yang rancu dan grafika yang kurang baik. Tetapi dalam hal ini, penulis hanya terfokus meneliti dalam segi isi atau materinya saja. Berdasarkan dari permasalahan yang telah dijelaskan di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih jauh bagaimana kelayakan isi atau materi buku pelajaran Pendidikan Agama Islam. Yang penulis tuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: “Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku PAI Kelas VII Kemendikbud”.
B. Identifikasi Masalah Secara lebih operasional, problem PAI dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Dari proses belajar-mengajar, guru PAI lebih berkonsentrasi persoalanpesoalan proses belajar mengajar, sehingga tenggelam dalam persoalan teknis-mekanis semata. Sementara itu persoalan yang lebih mendasar yaitu yang berhubungan dengan aspek pedagogisnya, kurang-kurang banyak disentuh. Khususnya buku yang berhubungan dengan buku teks pelajaran. 2. Guru terfokus dalam penggunaan satu buku saja, tanpa melihat perbandingan buku Pendidikan Agama Islam dari penerbit lain.
14 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku, Pasal 4 Ayat 1 dan 2 15 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. op. cit., Pasal 43 Ayat 5 dan 5a
7
3. Di dalam buku masih belum memuat sekurang-kurangnya bahan pelajaran yang bersangkutan untuk masing-masing tingkat, serta mendukung tercapainya KI (kompetensi Inti) dan KD (kompetensi dasar) dari mata pelajaran tersebut, 4. Penyajian materi pada buku masih belum konsisten dengan bidang ilmu yang sejenis tingkat pendidikan yang sama, 5. Buku yang diterbitkan belum sesuai dengan perkembangan IPTEK, 6. Penyajian pertanyaan kurang disesuaikan dengan informasi dan contoh (dengan atau tanpa jawaban) yang dirancang untuk membantu proses pembelajaran dan tes siswa.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Untuk dapat memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi fokus penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perbandingan kelayakan isi buku Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII terbitan Erlangga dengan buku PAI kelas VII Kemendikbud. 2. Bagaimana perbandingan kelayakan isi buku Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII terbitan PT. Tiga Serangkai dengan buku PAI kelas VII Kemendikbud.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sesuai dengan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang peneliti paparkan, yaitu sebagai berikut: 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kelayakan isi buku pelajaran PAI untuk SMP kelas VII terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dibandingkan dengan terbitan Kemendikbud sendiri yang digunakan sebagai buku
8
tambahan bagi guru dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi penerbit swasta untuk meninjau ulang kelayakan buku pelajaran PAI yang telah diterbitkan, khususnya Erlangga dan PT. Tiga Serangkai yang dibandingkan dengan buku terbitan Kemendikbud. b. Sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan di Fakultas Tarbiyah umumnya dan Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Perbandingan Kelayakan Isi Perbandingan persamaan,
tara,
pertimbangan, 16
berasal
dari
imbangan.
kata
“banding”
Sedangkan
perbedaan
yang
artinya
perbandingan
adalah
(selisih)
kesamaan.
Secara istilah kata ini berarti penyelidikan yang berusaha
mencari pemecahan melalui analisis.17 Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kelayakan berarti perihal layak (patut, pantas).18Sedangkan isi adalah sesuatu yang ada (termuat, terkandung, dan sebagainya) atau apa yang tertulis di dalam (tentang buku, surat, dan sebagainya).19 Jadi, perbandingan kelayakan isi yang dimaksud di sini adalah pertimbangan atau perbedaan tingkat baik buruknya (kelayakan) sesuatu yang terkandung atau tertulis di dalam (tentang buku, surat, dan sebagainya). Sesuatu yang terkandung disini adalah buku
16
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2008), h. 128-129 17 Echols dan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1989), hlm. 131 18 Kamus Bahasa Indonesia , op. cit., h. 891 19 Ibid., h. 600
9
10
pegangan siswa yang merupakan sumber dan media pembelajaran. Sedangkan yang dimaksud isi buku pelajaran yaitu materi-materi yang berada di dalam buku pelajaran PAI kelas VII yang diterbitkan oleh PT. Tiga Serangkai, terbitan Erlangga dan buku teks pelajaran PAI dari Kemendikbud 2. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam. Pendidikan tersebut melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.20 Sedangkan menurut Zakiah Daradjat mengatakan bahwa secara umum Pendidikan Islam itu adalah pembentukan kepribadian muslim.21 3. Buku Teks Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) a. Pengertian Buku Pelajaran PAI Buku teks berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 adalah “buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan
keimanan
dan
ketakwaan,
budi
pekerti
dan
kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetika, potensi fisik dan kesehatan
yang
disusun
berdasarkan
standar
nasional
pendidikan”.22 Menurut Mungin Eddy Wibowo bahwa Buku pelajaran adalah buku yang dijadikan pegangan siswa sebagai sumber dan media pembelajaran (instruksional). Sesuai dengan definisi tersebut, maka buku pelajaran yang digunakan di sekolah sebagai buku pegangan
20
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 4 21 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 28 22 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran, Pasal 1
11
siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum pendidikan nasional dan yang berfungsi mendukung terbentuknya kompetensi lulusan siswa.23 Buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk keperluan umum dan biasanya seorang siswa yang membaca buku masih membutuhkan bantuan orang lain (guru atau orang tua) untuk menjelaskan kandungannya.24 Dilihat dari sifat penyajian pesannya, buku cenderung informatif dan lebih menekankan pada sajian materi ajar dengan cangkupan yang luas dan umum.25 Dari uraian buku pelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa buku teks pelajaran PAI adalah buku acuan yang menjadi pegangan bagi siswa atau guru yang memuat materi (pelajaran) yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku, yang digunakan sebagai sumber atau media pembelajaran (instruksional) yang berkaitan dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk
mengembangkan
kepribadian
dan
tujuan
pedagogis
(kognitif, afektif, dan psikomotorik). Dari penjelasan tentang buku teks di atas, Dedi Supriadi menjelaskan bahwa buku teks terdiri atas buku teks poko dan buku teks pelengkap. Buku teks pokok disediakan oleh pemerintah atau Depdiknas yang disebut buku paket. Buku paket diedarkan secara cuma-cuma ke sekolah. Sedangkan buku teks pelengkap adalah buku-buku terbitan swasta yang dibeli oleh sekolah atau siswa berdasarkan pilihan setempat. Pengertian “setempat” disini bisa
23
Mungin Eddy Wibowo (Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan-BSNP), Hati-hati Menggunakan Buku Pelajaran (Wacana), http://www.suaramerdeka.com, tanggal 30-Maret-2015 24 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2012, h.98 25 Ibid., h.99
12
sekolah atau daerah.26 Dalam hal ini penulis meneliti buku teks yang dibagi menjadi buku terbitan swasta dan buku dari Kemendikbud, seperti yang telah dijelaskan oleh Dedi Supriadi tersebut. Yang kemudian disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku saat ini.
b. Fungsi Buku Teks Pelajaran Buku teks pelajaran merupakan buku yang berisikan materi atau informasi mengenai bahan pelajaran yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, buku teks pelajaran dapat berfungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk memahami kurikulum. Dina Indriana mengatakan bahwa buku teks merupakan salah satu contoh dari media bahan cetak. Media bahan cetak atau buku teks tersebut memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak; pesan dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing; dapat dipelajari kapan saja karena bisa dibawa ke mana pun; terkadang, tampilannya lebih menarik saat dilengkapi dengan gambar dan warna; dan perbaikan atau revisi bisa dilakukan dengan mudah.27 Buku teks pelajaran merupakan alat pengajaran yang merupakan sarana yang diperlukan dalam proses belajar mengajar. Nasution mengemukakan bahwa, ada beberapa manfaat buku pelajaran , diantaranya adalah : 1) Buku pelajaran membantu guru melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.
26
Dedi Supriadi, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia; Problematika Penilaian, Penyebaran, dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001), hlm. 1-2 27 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Mengenal, Merancang, dan Mempraktikkanya, (Yogyakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI), 2011, h. 63-64
13
2) Buku
pelajaran
juga
merupakan
pegangan
dalam
menentukan metode pengajaran. 3) Buku pelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru. 4) Buku pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi dapat bertahan dalam waktu yang lama. 5) Buku pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan, sekalipun guru berganti. 6) Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan-bahan standar pengajaran. 7) Buku pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap bila guru menggunakannya dari tahun ke tahun.28
c. Peranan Buku Teks Pelajaran Sebagaimana diakui bersama bahwa salah satu pendukung di dalam proses pendidikan adalah buku pelajaran. Buku pelajaran (buku teks) merupakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan. Hartono Kasmadi mengemukakan bahwa buku teks atau buku ajar merupakan sarana pembelajaran yang signifikan untuk hampir semua mata pelajaran dalam kurikulum. Aplikasi buku teks oleh guru memiliki arti luas, terutama pada informasi yang disajikan dalam mata pelajaran tertentu. Buku teks juga memberikan pengaruh dalam pengembangan mata pelajaran. Sayang, banyak penulis kurang menaruh perhatian terhadap buku teks, karena penyiapannya memerlukan kurikulum, kebutuhan guru dan siswa
28
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 103.
14
dalam pembelajaran, dan harus selalu up to date.29 Tidak diragukan lagi, buku teks yang baik sangat memberikan pendalaman terhadap bahan pelajaran yang disajikan oleh guru.30 Hal ini menunjukkan bahwa buku teks sangat berperan dalam memajukan kualitas pendidikan. Buku pelajaran (buku teks) merupakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan. Artinya buku pelajaran yang digunakan di sekolah oleh guru atau siswa harus secara jelas dapat mengkomunikasikan informasi, konsep, pengetahuan, dan mengembangkan kemampuan sedemikian sehingga dapat dipahami oleh siswa maupun guru. dengan kata lain, buku pelajaran merupakan suatu media bagi penyajian suatu subyek secara terurut bagi keperluan mengajar dan belajar sehingga bermanfaat untuk pengkonstruksian suatu situasi belajar secara spesifik.31
4. Standar Penilaian Kelayakan Buku Teks PAI Buku pelajaran memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan nasional. Karena buku tersebut merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran. Dengan buku teks yang baik, yang isinya mencakup semua KI (kompetensi Inti) dan KD (kompetensi dasar) sesuai tuntutan standar isi, penyajiannya menarik, bahasanya baku, dan ilustrasinya menarik dan tepat, maka diharapkan proses belajar pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa bisa optimal mencapai standar kompetensi lulusan (SKL). Tujuan penilaian buku teks adalah untuk memastikan bahwa bukubuku teks yang akan digunakan di sekolah-sekolah benar-benar layak pakai atau berkualitas dan memenuhi standar nasional.
29
Hartono Kasmadi (Guru besar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unnes), Peran Buku Teks dalam Pembelajaran (Karangan Khas), http://www.suaramerdeka.com, tanggal 30-Maret-2015 30 Ibid 31 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Penilaian Buku Pelajaran, (Jakarta : Pusbuk, 2005), h. 1
15
Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 43 ayat (5): “kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks dinilai oleh BNSP dan ditetapkan dengan Paraturan Menteri”.32 Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa buku pelajaran sangat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Agar keberadaan buku pelajaran yang digunakan di sekolah dapat efektif untuk menunjang pencapaian kompetensi dan bermakna terhadap prestasi belajar, maka buku-buku pelajaran harus memenuhi standar mutu.33 Berikut ini akan dikemukakan aspek-aspek dan indikator yang dinilai pada buku pelajaran pokok SLTP sebagaimana dituangkan dalam Petunjuk Teknis Penilaian Buku Pelajaran SLTP Proyek Pengembangan Buku dan Minat Baca. a. Aspek isi, 1) Memuat sekurang-kurangnya bahan pelajaran minimal yang bersangkutan untuk masing-masing tingkat, 2) Penyajian materi harus konsisten dengan bidang ilmu yang sejenis untuk tingkat pendidikan yang sama, 3) Cakupan mata pelajaran harus relevan dengan lingkup dan urutan materi yang tercantum dalam kurikulum, 4) Benar
ditinjau
dari
segi
ilmu
pengetahuan
yang
bersangkutan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, 5) Sesuai dengan perkembangan IPTEK, 6) Pertanyaan harus disesuaikan dengan informasi dan contoh (dengan atau tanpa jawaban) yang dirancang untuk membantu proses pembelajaran dan tes kemajuan siswa, 7) Informasi yang diambil dari sumber lain harus disertai penjelasan, 32 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 43 Ayat 6 33 Nasution, op.cit, h. 103.
16
8) Untuk kelas-kelas akhir, isi buku harus disertai indeks dan daftar yang dianggap perlu, 9) Wajib mencantumkan daftar pustaka.34 b. Aspek penyajian 1) Ancangan yang dipakai dalam buku harus menunjukkan ancangan yang disarankan kurikulum, 2) Lingkup dan urutan harus dirancang secara logis, mulai dari sisi yang lazim bagi siswa, baru kemudian diikuti oleh subjek yang baru, kompleks dan abstrak, 3) Saling memperkuat dengan bahan kajian yang terkait, 4) Menarik minat dan perhatian siswa, 5) Menantang dan merangsang peserta didik untuk terus mempelajari bahan kajian pelajaran yang bersangkutan, 6) Penyampaian termasuk penataan bahan pelajaran dan sistematika penulisan mengacu pada berbagai aspek kemampuan dan tingkat perkembangan siswa, 7) Dalam buku harus terdapat hierarki penyajian yang jelas dan konsisten (misalnya: bab, subbab dan judul).35 c. Aspek Bahasa 1) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, 2) Bahasa yang digunakan dalam buku harus relevan dengan pemakai, mudah dipahami, sesuai dengan kemampuan bahasa mereka dalam hal: kosakata (istilah, pilihan kata, dan ejaan), struktur kalimat dan pengaturan alinea, 3) Menggunakan
bahasa
Indonesia
yang
mampu
meningkatkan kematangan dan perkembangan siswa, 4) Berkenaan
dengan
pengalihan
huruf,
menggunakan transliterasi yang dibakukan.36
34
Dedi Supriadi, Loc.cit, hlm. 218 Ibid., h..219 36 Ibid,. 35
buku
harus
17
d. Aspek Keamanan 1) Sesuai dan tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, dan ketetapan MPR, 2) Sesuai/tidak bertentangan dengan kebijakan pemerintah, 3) Tidak bertentangan dengan hukum, peraturan, dan etika yang berlaku, 4) Tidak menimbulkan pertentangan antaraagama, suku, serta tradisi budaya setempat.37 e. Aspek Grafika 1) Ilustrasi (dan caption-nya) harus mendukung isi teks, jelas dan mudah dimengerti, 2) Pemakaian warna harus sesuai dengan kebutuhan (efisien dan ekonomis), 3) Hubungan khusus antara teks dengan ilustrasi harus konsisten, 4) Ukuran huruf dan ukuran set harus sesuai dengan usia dan pengalaman pembaca (11-12pts), 5) Panjang larik yang sesuai adalah 26-50 ems (tergantung pada ukuran set huruf), 6) Jarak larik yang sesuai adalah 1- 1,5 (misalnya 20/24 pts sampai 20/30 pts), 7) Ukuran buku yang sesuai tergantumg pada ukuran pres, misalnya A4, A5, B5, atau crown quarto.38 Dari penjelasan standar penilaian buku teks di atas, maka dalam penilaian terhadap buku teks yang dikemukakan oleh Dedi Supriadi tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan oleh Pudji Muljono pada Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah yang dilakukan oleh BSNP. Bahwasanya kelayakan isi dari sebuah buku teks salah satu 37
Ibid., Ibid., h. 220
38
18
subkomponen atau indikatornya, adalah: 1) Alignment dengan SK dan KD mata pelajaran, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, 2) Substansi keilmuan dan life skills, 3) Wawasan untuk maju dan berkembang, 4) Keberagaman nilai-nilai sosial.39 Dari penjelasan di atas, penulis lebih mendasarkan pada pendapat Dedi Supriadi. Karena menurut Dedi Supriadi, bahwa buku teks pelajaran dikategorikan menjadi dua, yaitu buku pelajaran pokok dan buku pelajaran pelengkap. Buku pelajaran yang penulis teliti termasuk dalam kategori kedua buku tersebut, yaitu buku pelajaran pokok adalah buku pelajaran PAI dari Kemendikbud dengan buku pelajaran pelengkap adalah buku pelajaran PAI terbitan PT. Tiga Serangkai dan terbitan Erlangga. Dalam membandingkan antara buku teks pelajaran PAI dari Kemendikbud dengan buku PAI terbitan PT. Tiga Serangkai dan terbitan Erlangga, penulis lebih menfokuskan pada kelayakan isi atau materi saja. Sedangkan aspek bahasa, grafika dan keamanan nasional memerlukan penelitian lebih lanjut.
5. Buku Pelajaran PAI Kelas VII Yang Diterbitkan Oleh Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan Buku PAI dari Kemendikbud Buku yang menjadi penelitian penulis adalah buku ajar PAI kelas VII SMP yang diterbitkan oleh Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan buku PAI dari Kemendikbud, sedangkan mengenai uraian tentang buku ajar tersebut akan dibahas di bawah ini: a. Buku Teks PAI untuk Kelas VII terbitan Erlangga Buku Ajar PAI kelas VIII SMP terbitan Erlangga adalah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VII terbitan Erlangga ditulis oleh Chaeroni, M. Ag., Muh. Syafrudin, 39
Pudji Muljono, loc.cit., h. 21
19
S.Ag,. dan Drs. M. Sholeh dengan editor Drs. H. Faisol dan Sani Nurlatifah, buku tersebut diterbitkan pada 2013 dengan tebal 240 halaman, yang terdiri dari 13 Bab (Asmaul Husna, Iman Kepada Malaikat, Kewajiban Menuntut Ilmu, Berempati Terhadap Sesama, Sikap Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf, Menjaga Sikap Jujur dan Amanah, Menjaga Sikap Istiqomah, Taharah, Shalat Wajib Berjamaa’ah, Shalat Jum’at, Shalat Jama’ dan Qashar, Perjuangan Nabi Muhammad SAW.dan Khulafaurrasyidin). Terdiri dari Kata pengantar, Daftar isi, Pedoman Transliterasi Arab-Latin. Penerbit Erlangga beralamatkan di Jl. H. Baping Raya No. 100 Ciracas, Jakarta 13740.40
b. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan PT. Tiga Serangkai Buku Ajar PAI kelas VII SMP terbitan PT. Tiga Serangkai adalah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VII yang diterbitkan oleh PT. Tiga Serangkai ditulis oleh Minanul Aziz dengan editor ahli Latif, buku ini diterbitkan pada 2014 dengan tebal 198 halaman, yang terdiri dari 12 Bab (Mengkaji Surah al-Mujadilah Ayat 11 dan Surah ar-Rahman Ayat 33 serta Hadits terkait, Beriman kepada Allah SWT. Berakhlak terpuji 1, Bersuci dari Hadats, Salat Berjama’ah, Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad Saw. Periode Mekah dan Madinah, Mengkaji Surah an-Nisa ayat 146, Surah al-Baqarah Ayat 153, Surah Ali Imran Ayat 134, dan Hadits Terkait, Beriman kepada Malaikat Allah Swt. berakhlak terpuji 2, Shalat Jum’at, Salat Jamak dan Salat Qasar, dan Sikap Terpuji Khulafaur Rasyidin). Yang terdiri dari Kata Pengantar, Pedoman Transliterasi Arab – Latin, Petunjuk Penggunaan Buku, Analisis Program Pengajaran
40
Chaeroni, dkk, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga, 2013)
20
dan Daftar Isi. PT. Tiga Serangkai berlokasi di Jl. Dr. Supomo 23 Solo Telp. (0271) 714344, Fax. (0271) 713607.41
c. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Buku Ajar PAI kelas VII SMP terbitan Kemendikbud adalah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VII yang diterbitkan oleh Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) yang terdiri dari Kontributor Naskah oleh Mustahdi dan Sumiyati, penelaah oleh Yusuf A. Hasan dan Ismail HM, dan penyelia penerbitan adalah Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta. Buku ini diterbitkan pada 2013 dengan tebal 168 halaman, yang terdiri dari 13 Bab (Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah, Lebih Dekat dengan Allah Swt. yang Sangat Indah Nama-Nya, Hidup Tenang dengan Kejujuran, Amanah, dan Istiqomah, Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman, Indahnya Kebersaman dengan Berjamaah, Selamat Datang Nabi Kekasihku, Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf, Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-malaikat Allah Swt., Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah, Memupuk Rasa Persatuan pada Hari yang Kita Tunggu, Islam Memberikan Kemudahan melalui salat Jamak dan Qasar, Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan, dan Al-Khulafau Ar-Rasyidin Penerus Perjuangan Nabi saw). Yang terdiri dari Kata Pengantar, Daftar Isi, Indeks, Glosarium, Daftar Pustaka, dan Ikhtisar. Diterbitkan
langsung
dari
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan Republik Indonesia.42
41 Minanul Aziz, Petunjuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 untuk Kelas VII SMP, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014) 42 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)
21
B. Hasil Penelitian yang Relevan Untuk lebih memperjelas mengenai permasalahan, peneliti akan menguraikan beberapa kepustakaan yang relevan mengenai pembahasan akan dibicarakan dalam skripsi antara lain: Penelitian serupa juga dilakukan oleh Amrih Prayoga yang berjudul “Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Fisika SMA” yang lebih menfokuskan pada teks pelajaran fisika tersebut untuk dianalisis kelayakan isinya, yang meliputi; kesesuaian isi dengan SK dan KD, substansi keilmuan, wawasan untuk maju dan berkembang. Penelitian yang dilakukan oleh Rini Niswati yang berjudul “Analisis Perbandingan Kualitas Buku Ajar PAI Untuk Kelas VIII SMP (Studi Komparasi Buku PAI Terbitan Erlangga Dan CV. Aneka Ilmu)”. Yang lebih menfokuskan pada permasalahan kualitas isi buku yang diterbitkan Erlangga Dan CV. Aneka Ilmu. Penelitian yang dilakukan oleh Silvi Nurjanah yang berjudul “Analisis Kualitas Buku Teks Kimia MA Kelas IX Di Kota Jakarta Barat ditinjau dari segi Kesesuaian Isi Dengan Kurikulum”, yang lebih menfokuskan permasalahannya pada kesesuaian buku teks kimia MA kelas XI ditinjau dari segi kesesuaian isi dengan kurikulum berdasarkan aspek materi/isi dan aspek kelayakan penyajian. Penelitian tersebut dilakukan di seluruh sekolah MA Negeri di kota Jakarta Barat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Waktu Penelitian Penelitian yang berjudul “Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai Dengan Buku PAI Kelas VII Kemendikbud” dilaksanakan beberapa bulan, dengan pengaturan waktu, yaitu dari bulan Maret 2015 sampai bulan Juli 2015 digunakan untuk melakukan pengumpulan data mengenai sumber-sumber tertulis yang diperoleh dari buku yang diteliti, yaitu buku terbitan Erlangga, Tiga Serangkai, dan terbitan Kemendikbud. Serta tambahan sumber dari teks book yang ada di perpustakaan, dan sumber lain yang mendukung penelitian, terutama yang berkaitan dengan judul tersebut. Kemudian penyusunan data dalam bentuk hasil penelitian (laporan) dari sumber-sumber yang telah ditentukan.
B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian komparasi dan kualitatif yang bersifat deskriptif. Maksudnya di antara metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah metode deskriptif. Maksud dari tujuan deskriptif tersebut menurut Bugin (2007: 68) adalah, “yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi
22
23
objek penilaian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.”43 Penelitian ini berusaha untuk melaporkan keadaan objek yang diteliti sesuai dengan apa adanya dari dokumen yang ada, yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan dokumen tersebut dari kelayakan isi buku teks pelajaran PAI terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku PAI kelas VII Kemendikbud. Dalam
penelitian
deskriptif
ini
juga
mengguanakan
metode
dokumentasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku teks pelajaran PAI tersebut. Maksud dokumentasi tersebut dalam artian yang luas adalah suatu produk karya dari kegiatan-kegiatan pengumpulan, pencatatan/perekaman tentang suatu/beberapa peristiwa dan objek-objek yang bertalian dengannya. Sedangkan dalam artian khas dokumentasi merupakan sekumpulan catatan dan rekaman tentang peristiwa-peristiwa yang telah dan sedang terjadi.44 Penelitian ini juga memuat atau memanfaatkan sumber dari pustaka. Oleh karena itu, penulis juga menambahkan penelitian kepustakaan (library
research)
yakni
penelitian
yang
memanfaatkan
sumber
perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Tegasnya, riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan.45
C. Fokus Penelitian Peneliti lebih menfokuskan pada kelayakan isi atau materi saja. Maka untuk melihat pada kelayakan isi atau materi tersebut, perlu dilihat instrumen-instrumen penilaian kelayakan isi buku teks pelajaran. Karena
43
Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2014), h.62 44 Soejono Trimo, Pengantar Ilmu Dokumentasi, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1987), h.4 45 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.1-2
24
dalam hal ini, penulis hanya terfokus meneliti dalam segi isi atau materinya saja. Penelitian ini tidak melibatkan bahasa, sajian dan kegrafikaan yang digunakan pada buku teks tersebut. Adapun instrumen penilaian kelayakan isi buku teks pelajaran menurut BSNP ada 4 sub komponen. Yang mana sub komponen tersebut berasal komponen kelayakan isi. Komponen
kelayakan
isi
ini
diuraikan
menjadi
beberapa
subkomponen atau indikator berikut : 1. Alignment dengan SK dan KD mata pelajaran, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat 2. Substansi keilmuan dan life skills 3. Wawasan untuk maju dan berkembang 4. Keberagaman nilai-nilai sosial46 Sub komponen tersebut apabila diringkas sesuai dengan buku yang berlaku saat ini. Maka penulis mengganti SK dan KD tersebut menjadi KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) dengan tidak merubah sedikitpun konteks pada maknanya. Penilaian kelayakan isi BSNP tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat Dedi Supriadi tentang penialaian kelayakan isi buku teks.
D. Prosedur Penelitian Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan metode dokumentasi dan kepustakaan. Pelulis melakukan pengumpulan dan pengolahan data adalah: 1. Teknik Pengumpulan Data Pemilihan metode penelitian akan menentukan teknik dan alat pengumpulan
data
yang
digunakan.47
Oleh
karena
itu
penulis
menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data 46
Pudji Muljono, op. cit., h. 21 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT. Indexs, 2012), h.37
47
25
dari sumber-sumber data yang ada, baik dari data primer maupun data sekunder. Untuk memperoleh data dalam pengumpulan data tersebut, maka penulis menggunakan metode dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan buku PAI yang diterbitkan Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan Kemendikbud. Sedangkan, dalam memperoleh data tersebut untuk penelitian, penulis menggunakan dua sumber, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama.48 Penulis menyebut data primer ini juga sebagai data asli, yang di antaranya adalah: a. Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII SMP terbitan Erlangga. b. Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII SMP terbitan PT. Tiga Serangkai c. Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII SMP terbitan Kemendikbud Sedangkan data sekunder
adalah
data
yang diperoleh
atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu.49 Dalam hal ini penulis juga menyebutnya sebagai data kedua atau ketiga. Di antaranya adalah: a. Buletin BSNP tentang penilaian terhadap buku teks pelajaran agama, b. Dedi Supriadi, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia: Problematika Penilaian, Penyebaran, dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan, dan Buku Sumber (Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 2001), 48 Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.45 49 Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.21-22
26
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran, d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku, dan e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. Teknik Pengelolahan data Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya yang penulis lakukan adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi, dan mengklasifikasi data-data yang relevan dan yang mendukung pokok bahasan, untuk selanjutnya penulis analisis, simpulkan dalam satu pembahasan yang utuh. Selanjutnya pengolahan data yang berasal dari empat subkomponen kelayakan isi dirinci lagi sesuai dengan subkomponen masing-masing, rinciannya sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan KI dan KD mata pelajaran dan kebutuhan peserta didik, dirinci sebagai berikut: 1) Materi yang disajikan sesuai dan mencakup semua materi yang terkandung dalam
Kompetensi
Dasar
(KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP, 2) Memuat contoh-contoh praktis yang sesuai dengan praktik kehidupan yang konkret dalam kehidupan masyarakat seharihari, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. b. Substansi keilmuwan dan life skill, dirinci sebagai berikut: 1) Mengandung kecakapan akademik, 2) Mengandung kecakapan personal, 3) Mengandung kecakapan sosial. c. Wawasan untuk maju dan berkembang, dirinci sebagai berikut: 1) Materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
27
2) Menggunakan fitur, contoh terkini/actual, dan rujukan.50 d. Keberagaman nilai-nilai sosial, dirinci sebagai berikut: 1) Keberagaman dalam pemilihan contoh 2) Keberagaman dalam pemilihan wacana Selanjutnya akan dilakukan pengolahan data yang berasal dari empat sub komponen yang telah dirinci tersebut. Yang disesuaikan dengan buku yang telah dipilih oleh peneliti, yaitu buku PAI kelas VII terbitan Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan Kemendikbud. Data ini menjadi dasar untuk analisis penyimpulan. Data tersebut meliputi semua hal yang ditemukan selama penelitian. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara deskriptif sedangkan untuk mengetahui status kelayakan buku penulis
menggunakan
metode
kualitatif
sehingga
penelitian
ini
menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan gambaran sebagai berikut:
Buku Teks Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
1) 2) 3) 4)
Penilaian Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Kesesuaian dengan KI dan KD mata pelajaran dan kebutuhan peserta didik, Substansi keilmuwan dan life skill, Wawasan untuk maju dan berkembang, dan Keberagaman nilai-nilai sosial
Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Gambar 3.1. Skema Analisis Data
50
Amrih Prayoga, Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Fisika SMA, Skripsi Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2011
28
Selanjutnya pengolahan data yang berasal dari empat subkomponen kelayakan isi tersebut dirinci lagi sesuai dengan penjelasan di atas dan kemudian peneliti membandingkan ketiga buku tersebut sesuai dengan standar yang telah dijelaskan di atas. Hal itu dilakukan setelah penulis memperoleh data-data yang berkenaan dengan penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga 1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta Didik: a. Materi yang Disajikan Materi yang terdapat pada buku terbitan Erlangga ini dibagi menjadi 13 bab, yang setiap bab tersebut memiliki Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) masing-masing. Bab I adalah berkenaan dengan pembahasan Asmaul Husna. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu: 1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya, 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
29
30
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD - 1.2, 1.2 dan 1.3, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Beriman kepada Allah SWT, 2) Memahami makna Asmaul Husna (Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir), 3) Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang yang meneladani Asmaul Husna (Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir). Bab II adalah berkenaan dengan Iman Kepada Malaikat. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1 dan KI-3, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya (KI-1), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata) (KI-3). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD - 1.3 dan 3.2, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Beriman kepada Allah SWT, 2) Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli. Bab III adalah berkenaan dengan Kewajiban Menuntut Ilmu. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
31
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata. (KI-3) Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 2.7, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Memiliki perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-’Alim, alKhabir, as-Sami’, dan al-Bashir) dan QS. Al-Mujadilah (58): 11 dan QS. Ar-Rahman (55):33
serta hadis
terkait. Bab IV adalah berkenaan dengan Berempati Terhadap Sesama. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 3.4, 2.2, dan 4.4, yang harus dikuasai siswa adalah:
32
1) Memahami makna empati terhadap sesama sesuai kandungan QS. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait. 2) Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai implementasi dari QS. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait 3) Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait. Bab V adalah berkenaan dengan Sikap Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 2.2 dan 3.4, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Memiliki perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman QS. An-Nisa (4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan QS. Ali Imran (3): 134, dan hadis terkait tentang ikhlas, sabar dan pemaaf. 2) Memahami kandungan QS. An-Nisa (4) : 146, QS. AlBaqarah (2): 153, dan QS. Ali Imran (3): 134 serta hadis terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf Bab VI adalah berkenaan dengan Menjaga Sikap Jujur dan Amanah. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu :
33
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 3.6, 2.1 dan 4.6, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Memahami makna amanah sesuai kandungan QS. AlAnfal (8): 27 dan hadis terkait, 2) Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Baqarah (2): 42 dan hadis terkait, 3) Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait. Bab VII adalah berkenaan dengan Menjaga Sikap Istiqomah. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
34
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 3.6, 2.1 dan 4.6, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Memahami istiqamah sesuai kandungan QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait 2) Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait, 3) Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait. Bab VIII adalah berkenaan dengan Taharah. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. (KI-1), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.4, 3.5 dan 4.3, yang harus dikuasai siswa adalah:
35
1) Melaksanakan
bersuci
dari
hadas
besar
dalam
kehidupan sehari-hari 2) Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar besar, 3) Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas besar dalam kehidupan sehari-hari. Bab IX adalah berkenaan dengan Salat Wajib Berjamaah. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. (KI-1), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.5, 3.6 dan 4.5, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Melaksanakan
shalat
wajib
berjamaah
sebagai
implementasi dari pemahaman rukun Islam, 2) Memahami ketentuan shalat berjamaah, 3) Mempraktikkan shalat berjamaah. Bab X adalah berkenaan dengan Salat Jumat. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. (KI-1),
36
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.6, 3.7 dan 4.6, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Melaksanakan shalat Jumat sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Jumu‘ah (62): 9, 2) Memahami ketentuan shalat Jumat, 3) Mempraktikkan shalat Jumat. Bab XI adalah berkenaan dengan Salat Jamak dan Qasar. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. (KI-1), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
37
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 3.8, 4.4 dan 1.7, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Memahami ketentuan shalat Jamak dan Qasar, 2) Mempraktikkan shalat jamak dan qasar, 3) Melaksanakan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir)
sebagai
implementasi
dari
pemahaman
ketaatan beribadah. Bab XII adalah berkenaan dengan Perjuangan Nabi Muhammad SAW. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 2.8, 3.12 dan 3.13, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Memiliki perilaku meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW. periode Mekah dan Madinah, 2) Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. periode Mekah dan Madinah, 3) Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. periode Madinah. Bab XIII adalah berkenaan dengan Khulafarurasyidin. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3, yaitu :
38
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 3.10, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Mengetahui
karakter
khalifah
dari
khulafaur
rasyidin.51 Beberapa materi yang disajikan pada buku terbitan Erlangga ini membahas sesuai dengan mazhab yang dimiliki oleh ulama Syafi’iah. Hal tersebut telihat pada bab IX yang membahas tentang salat wajib berjamaah yaitu jumlah rukun dalam shalat. Pada buku Erlangga terdapat 13 rukun dalam shalat. Hal serupa juga sesuai dengan mazhab Syafi’iyah, bahwa mereka menyebutkan jumlah fardhu shalat sebanyak tiga belas. Lima fardhu bersifat qauliyah (bacaan) dan delapan fardhu bersifat fi’liyah (gerakan).52 Mazhab Syafi’I juga telihat pada bab VIII yang membahas tentang taharah yang berkenaan dengan whudu’. Pembahasan ini terdapat pada rukun whudu’ yang berjumlah 6 rukun. Dalam buku fiqih kehidupan Menurut As-Syafi’iyah rukun wudhu itu ada 6 perkara. Mazhab ini menambahi keempat hal 51
Chaeroni, dkk, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga,
2013) 52
Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqih Empat Mazhab bagian Ibadat (Shalat 1),(Darul Ulum Press, 1996),
hal.63
39
dalam ayat Al-Quran dengan niat dan tertib yaitu kewajiban untuk melakukannya pembasuhan dan usapan dengan urut tidak boleh terbolak balik.53 Pada rukun whudu’ tersebut terdapat salah satu rukun whudu yang berkenaan dengan mengusap sebagian kepala, hal serupa juga terdapat pada ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa yang difardhukan ialah sebagian saja.54 Dalam buku perbandingan mazhab dalam hukum islam karangan Djaelan Husnan menjelaskan bahwa menurut Syafi’i hanya mengusap sebagian kepala.55 Hal tentang wudhu’ yang berkaitan dengan mazhab imam Syafi’i
juga terdapat
pada pembahasan hal-hal
yang
membatalkan wudhu’ yaitu menyentuh lawan jenis. Menurut imam Syafi’i bahwa menyentuh lawan jenis tersebut membatalkan wudhu’56. Hal ini juga terdapat pada buku terbitan Erlangga.
b. Contoh-Contoh yang Disajikan Contoh-contoh yang terdapat pada Bab I adalah berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan bukti ketaatan kita kepada Allah SWT. hal itu terlihat pada salah satu contohnya yaitu ketika kita mau belajar, maka kita berniat untuk ibadah kepada Allah SWT. sehingga dengan hal itu kita akan berdo’a kepada-Nya sebelum memulai belajar. Begitu juga seterusnya, contoh tersebut disesuaikan dengan judul yang berkaitan dengan iman kepada Allah SWT. Contoh yang ada pada Bab II juga berkenaan dengan bukti iman kepada malaikat, hal ini terlihat pada contoh yang tertera 53
Fiqih kehidupan.pdf, Jilid 2, Bab Rukun Wudu,www.fiqihkehidupan.com, 4/2/2015 Mahmoud Syaltout dan Syaikh M. Ali As-Sayis, Perbandingan Mazhab Dalam Fiqih Masalah Fiqih,(Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hal.19 55Djaelan Husnan, Perbandingan Mazhab dalam Hukum Islam, (Jakarta: Yayasan Wakaf Baitussalam Billy Moon, 2013), hal. 38 56Ibid, hal. 43 54Syaikh
40
pada gambar seseroang yang berbuat kebajikan dan beberapa jama’ah yang sedang menyolatkan jenazah, contoh ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa hidup ini terlalu singkat kalau selama hidupnya tidak dipergunakan untuk berbuat kebajikan, serta bukti iman kita kepada malaikat penyabut nyawa, yaitu malaikat Izrail. Hal ini juga ditambah dengan beberapa contoh yang lainnya sesuai dengan judul pada Bab II ini yaitu beriman kepada malaikat. Pada Bab III, terdapat contoh-contoh perilaku yang berkenaan dengan kewajiban menuntut ilmu, yaitu dengan cara rajin membaca, bertanya kepada orang yang lebih tahu, rajin berlatih, berani berpikir kreatif, dan salah satu kunci menguasai ilmu pengetahuan adalah dicatat atau ditulis. Hal ini merupakan contoh perilaku yang mencerminkan tentang bersungguhsungguh dalam menuntut ilmu. Contoh lainnya juga bisa dilihat dalam ilustrasi gambar yang terdapat pada Bab III ini. Contoh yang terdapat pada Bab IV ini sesuai dengan judulnya yaitu berempati terhadap sesama. Salah satunya contoh seseorang bapak yang menolong seorang nenek yang sedang mengais sisa-sisa daging dan tulang yang tidak jauh dari tempat pemotongan hewan dengan alasan bahwa nenek ini miskin, kemudian bapak tersebut membelikan nenek itu 2 kg daging. Contoh ini membuktikan bahwa adanya rasa empati kita terhadap sesama, yang sesuai dengan judul pada Bab IV. Contoh yang terdapat pada Bab V juga berkenaan dengan judul yang diberikan pada buku ini, yaitu berkenaan dengan sikap ikhlas, sabar, dan pemaaf. Hal itu terlihat pada pembahasan tentang pengertian ikhlas, sabar, dan pemaaf yang kemudian contoh perilaku tersebut ditambahkan dengan perbuatannya dan apa manfaat dari perbuatannya tersebut. Contoh pada bab ini juga ditambahkan pada contoh yang
41
tertera pada fitur uswatun hasanah tentang keikhlasan Salman Al-Farisi. Pada Bab VI terdapat beberapa contoh yang berkenaan dengan judul bab ini yaitu menjaga sikap jujur dan amanah. Hal itu terlihat pada contoh hidup jujur (jujur dalam jual beli), contoh sikap amanah (amanah ketika dititipkan suatu barang), serta ditambah dengan fitur uswatun hasanah tentang gelar AlAmin pada diri Rasulullah SAW. Contoh yang terdapat pada Bab VII ini juga sesuai dengan judulnya, yaitu menjaga sikap istiqomah. Salah satu contohnya adalah Istiqomah yang terbaik ada pada Rasulullah SAW. terdapat pada fitur uswatun hasanah. Begitu juga ditambah dengan contoh-contoh lainnya yang sesuai dengan judulnya. Contoh yang berkenaan dengan Taharah pada Bab VIII ini diberikan dengan menampilkan contoh-contoh praktis berupa gambar-gambar. Hal itu bisa dilihat pada gambar tentang praktik tayammum. Pada Bab IX ini yang berkenaan dengan salat wajib berjamaah, diberikan penjelasan semua hal yang berkenaan dengan shalat berikut praktik-praktik shalatnya. Contoh yang lain juga ditambah dengan adanya gambar tentang praktik sholat. Yang selalu kita lakukan setiap harinya. Begitu juga dengan shalat berjama’ahnya, juga diberikan contoh konkrit berupa gambar, penjelasan pengaturan saf, serta hal-hal yang berkaitan dengan makmum yang masbuk (terlihat pada gambar). Pada Bab X ini, yang berkenaan dengan shalat jum’at diberikan contoh berupa ketentuan melaksanakan shalat jum’at. Hal itu terlihat pada pembahasan tentang praktik salat jum’at. Hal lainnya juga dijelaskan beberapa halangan-halangan dalam salat jum’at.
42
Contoh yang pada Bab XI ini sesuai dengan judulnya, yaitu salat jamak dan qasar. Hal itu terlihat pada penjelasan salat jamak dan qasar beserta syarat-syarat apa saja yang menyebabkan seseorang boleh melakukan shalat jamak dan qasar. Kemudian contoh tersebut diperjelas dengan adanya praktik salat jamak, qasar, dan jamak qasar. Pada Bab XII dan XIII, ini berkenaan dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW. dan khulafaur rasyidin. Beberapa contoh yang masih terlihat adalah perjuangan mereka dalam menegakkan agama islam ini. Hal itu terlihat pada penjelasan kisah-kisah serta sejarah-sejarahnya. Contoh yang bisa diambil dari bab ini adalah keteladanan Nabi Muhammad SAW. dan keteladanan khulafaurrasyidin yang bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill : a. Mengandung Kecakapan Akademik Pada buku ini, setiap babnya dilengkapi dengan pertanyaanpertanyaan, soal-soal, dan hal-hal yang selalu melibatkan siswa untuk selalu berpikir dan mencari jawabannya dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada setiap babnya. Halhal tersebut adalah 1) Ulangan akhir yang ada pada setiap bab, ini terdiri dari 10 sampai 15 soal pilihan ganda, 5 sampai 10 soal essay. 2) Fitur “aku aktif”, pada fitur ini siswa diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan. Yang nantinya akan diberikan umpan balik berupa “benar” atau “salah” dari guru tersebut. Dan fitur ini juga ada berupa beberapa pertanyaan untuk membuat sebuah cerita yang telah dilakukan setelah mempelajari
43
perbabnya. Fitur ini akan meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi. 3) Fitur “tafakkur”, pada fitur ini melihat aplikasi siswa setelah mempelajari pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
Fitur
ini
berjumlah
beberapa
pertanyaan yang berisikan tentang perilaku-perilaku siswa sehari-hari, yang nantinya akan diisi siswa tersebut dengan jawaban “ya” atau “tidak”, “selalu”, “sering”, “jarang”, dan “tidak pernah” yang tentunya jawaban tersebut sesuai dengan perbuatan siswa tersebut. Fitur ini dapat dimanfaatkan sebagai cara “evaluasi” karekter yang akan, sedang, dan telah dilaksanakan siswa. 4) Pada Bab VIII, Bab lainnya yang berkenaan dengan Taharah
dan
shalat,
ditambah
dengna
fitur
“kegiatan”, ini berisikan simulasi dari thaharah (mandi wajib) dan penilaian shalat, yang akan diberikan
umpan
balik
oleh
guru
dengan
memberikan skor dari 70 hingga 100. 5) Pada Bab IX, ditambah dengan simulasi gambar yang berkenaan dengan gerakan-gerakan shalat, yang nantinya siswa akan menjawab apa namanya gerakan-gerakan shalat tersebut.
b. Mengandung Kecakapan Personal Kecakapan personal yang terdapat pada buku ini berupa aplikasi siswa, praktik siswa, dan perilaku atau perbuatan siswa di lingkungan sekitar. Kecakapan ini yang membuat kecakapan personal siswa tersebut menjadi lebih matang setelah memperlajari setiap bab-babnya yang tercantum pada buku ini. Kecakapan personal ini akan membuat siswa terbiasa dengan
44
perilaku-perilaku serta praktiknya nanti. Kecakapan personal yang akan mendukung aplikasi siswa tersebut adalah: 1) Setiap bab yang terdapat pada buku ini diberikan contoh-contoh yang mendukung kecakapan personal siswa tersebut, seperti penjelasan tentang contohcontoh diatas. 2) Terdapat fitur “mutiara hadits” pada setiap babnya, hal ini berguna untuk menambah pendalaman yang baik bagi personal siswa. Fitur ini juga merupakan hikmah yang dapat memberikan dan meyakinkan keteladanan kepada siswa. 3) Terdapat fitur “amalan siswa”, fitur ini berfungsi sebagai
bukti
pemahaman
siswa
setelah
mempelajari setiap bab yang ada di buku ini, yang nantinya bisa dilihat pada perilaku siswa dalam mengaplikasikan dan mempraktikan hal tersebut dikehidupan sehari-hari. Fitur ini juga mengajak siswa
agar
memahami
sekaligus
meng-
implementasikan pengetahuannya dalam tindakan yang konkret. 4) Pada Bab X yang berkenaan dengan salat jum’at, diberikan fitur yang berkenaan dengan perilaku siswa dalam salat jum’at, seperti mandi, memakai pakaian putih, memotong kuku, dan lainnya. Fitur ini
nantinya
akan
dijawab
siswa
dengan
memberikan tanda (ceklis “V”) apabila melakukan hal-hal tersebut, dan memberikan tanda (silang “X”) apabila tidak melakukannya. Pada Bab ini juga ditambahkan fitur “kegiatan” yang berisikan tentang kegiatan siswa perihal salat jum’at, guru akan memilih petugas-petugas salat jum’at (muazin,
45
khatib, dan imam), yang nantinya guru akan menilai peran serta siswa yang melakukan salat jum’at tersebut. 5) Pada Bab XI tentang salat jamak dan qasar, siswa diberikan beberapa gambar, dan pertanyaan tentang dimana siswa tersebut melakukan salat jamak-qasar pada saat berpergian, kemudian siswa diminta untuk menceritakan hal tersebut secara tertulis. Dalam hal ini, akan terlihat siswa-siswa yang pernah atau tidak pernah mempraktikkan salat jamak dan qasar ketika sedang dalam berpergian. 6) Pada kecakapan personal ini juga bisa dilihat pada fitur “aku aktif” dan “tafakkur”. Pada fitur ini juga menambah pendalaman kecakapan personal pada diri siswa.
c. Mengandung Kecakapan Sosial Kecakapan sosial digunakan sebagai bukti perbuatan siswa dalam melakukan perilaku yang baik di manapun, baik di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar. Kecakapan sosial ini bisa dilihat pada perbuatan-perbuatan siswa pada keluarga, guru, teman, dan masyarakat sekitar. Kecakapan sosial ini terdiri dari kecakapan akademik dan kecakapan personal yang dimiliki oleh siswa. Hal itu sudah dijelaskan pada fitur-fitur yang tercantum pada kecakapan akademik dan kecakapan personal diatas. Pada buku ini juga diberikan beberapa fitur yang akan memperdalam kecakapan sosial siswa, yaitu: 1) Fitur “uswatun hasanah/di sekitar kita”, fitur ini berisikan tentang kisah-kisah yang bermanfaat yang bisa dijadikan sebagai contoh dalam kehidupan
46
sehari-hari, dan juga mengajarkan siswa agar secara internal mampu memulai kebaikan dari diri sendiri, 2) Fitur “mutiara hikmah”, menambah
kecakapan
fitur ini juga akan sosial
siswa
dalam
perilakunya sehari-hari di lingkungan sekitar.
3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang : a. Materi Sesuai dengan Perkembangan Ilmu Materi yang tercantum pada buku ini terdiri dari pembahasan-pembahasan. Dari pembahasan tersebut, ada beberapa pembahasan yang menjelaskan sesuai dengan perkembangan ilmu yang sedang berkembang saat ini. Perkembangan ilmu tersebut sering kita temukan pada kehidupan yang kita alami sehari-hari. Pembahasan itu adalah: 1) Pada Bab I yang ada pada fitur “wawasan islami”. Pada
fitur
ini
membahas
tentang
“Manfaat
Membaca Al-Qur’an bagi kesehatan”. Hal itu sesuai dengan judul pada Bab ini, yaitu asmaul husna. 2) Pada Bab II yang terdapat pada fitur “wawasan Islami” yang berkenaan dengan “Tobat”. Hal ini menceritakan tentang seseorang yang bertobat, dan tobat
tersebut
dapat
menghilangkan
penyakit
kejiwaan. Karena islam menganggap penyakit kejiwaan itu berasal dari dosa, sedangkan dosa itu dapat dihapus dengan cara bertobat. 3) Pada Bab III yang terdapat pada fitur “wawasan Islami” yang membahas masalah “Membaca AlQur’an Mencerdaskan Otak”. 4) Pada Bab IV yang terdapat pada fitur “wawasan Islami” yang membahas masalah “Memimpin dengan Empati”. Hal ini sedang berkembang pada
47
saat ini, bahwasanya setiap calon-calon pemimpin harus memiliki sifat empati, karena agar mereka dapat memahami apakah yang sedang dirasakan oleh orang lain. 5) Pada Bab V yang ada pada fitur “wawasan islami”. Pada fitur ini membahas tentang “Memaafkan Menghilangkan Gangguan jiwa”. Hal itu sesuai dengan judul pada Bab ini, yaitu Sikap Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf. 6) Pada Bab VI yang terdapat pada fitur “wawasan Islami” yang membahas masalah “Mauizah Dari Balik Penjara”. Hal ini berkenaan dengan hal-hal yang berbentuk pada sifat kejujuran dan amanah. Kisah ini dikarenakan hilangnya sikap amanah dalam diri mereka. 7) Pada Bab VII yang terdapat pada fitur “wawasan Islami”
yang
membahas
masalah
“Ujian
Keimanan”. 8) Pada Bab VIII yang terdapat pada fitur “wawasan Islami” yang berkenaan dengan “Wudhu yang Menyehatkan”. Hal ini sesuai dengan judul pada bab ini, yaitu taharah. 9) Pada Bab IX yang terdapat pada fitur “wawasan Islami”
yang
membahas
masalah
“Salat
itu
Menyehatkan”. 10) Pada Bab X ini yang terdapat pada fitur “wawasan Islami” yang membahas masalah “Keutamaan Hari Jumat”. Ini mempunyai kedudukan tersendiri di dalam islam, karena pada hari jumat disyaratkan amalan-amalan
sunnah
yang
berlipat
ganda
48
pahalanya. Dan hari jumat merupakan hari raya pekanan. 11) Pada Bab XI yang terdapat pada fitur “wawasan Islami”
yang
membahas
masalah
“Salat
Menyembuhkan Penyakit”. Ini sesuai dengan judul pada bab ini, yaitu tentang salat jamak dan qasar. 12) Pada Bab XII yang terdapat pada fitur “wawasan Islami” yang membahas masalah “Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW”. Ini memberi pelajaran bahwa pada sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. tersebut ada hikmah-hikmah
yang kita rasakan pada
kehidupan kita sehari-hari. Salah satu contohnya adalah Nabi selalu memberikan salam terlebih dahulu kepada yang beliau temui. 13) Pada Bab XIII yang terdapat pada fitur “wawasan Islami”
yang
membahas
masalah
“kisah
khulafaurrasyidin”. b. Menggunakan Fitur, Contoh Terkini/Actual, dan Rujukan. Buku ini telah menyajikan contoh-contoh yang terkini. Hal itu dapat dilihat pada penjelasan diatas. Pada pembahasan yang terdapat pada fitur “wawasan islami” tersebut, bukan hanya menjelaskan tentang perkembangan ilmu pada saat ini, tapi juga menggunakan contoh yang terkini. Seperti yang terdapat pada Bab VIII yang terdapat pada fitur “wawasan Islami” yang berkenaan dengan “Wudhu yang Menyehatkan”. Hal ini sesuai dengan judul pada bab ini, yaitu taharah. Dan ternyata dengan berwudu kita menjadi sehat. Misalnya, membasuh telapak tangan (cuci tangan) yang dapat mencegah agar tidak terjangkit penyakit, seperti virus Hepatitis A yang bisa dicegah masuk ke
49
tubuh dengan cara mencuci tangan, dan masih banyak lagi manfaat dari wudhu tersebut. Penggunaaan fitur, contoh terkini pada buku ini akan membuat siswa paham akan materi yang disampaikan, bukan hanya memahami materi tersebut dari segi akademik, tetapi siswa juga dapat memahami materi tersebut dari segi ilmiah atau science. Hal tersebut telihat pada penjelasan pada fitur “wawasan Islami” diatas yang memberikan contoh terkini dan aktual. Sedangkan untuk rujukan pada buku ini mengambil rujukan-rujukan yang bersifat islami, baik dari gambar maupun wawasan-wawasannya. Kemudian untuk fitur-fitur tambahan pada buku ini seperti yang sudah dijelaskan diatas yaitu, Peta Konsep (menggambarkan secara garis besar satu bab yang hendak dipelajari), mutiara hadits, wawasan islami, amalan siswa, uswatun hasanah, aku aktif, tafakur, dan mutiara hikmah. 4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial : a. Keberagaman dalam Pemilihan Contoh Dalam pemilihan contoh yang tercantum pada buku ini, sudah memiliki keberagaman pada nilai-nilai sosialnya. Hal itu terlihat pada contoh-contoh yang sudah dijelaskan diatas. Baik itu berupa contoh mengenai judul per babnya maupun contohcontoh lain yang menguatkan pemahaman siswa terhadap materi yang ada pada buku ini. Seperti, yang terdapat pada Bab V tentang sikap ikhlas, sabar, dan pemaaf, yang ditambahkan dengan penjelasan yang lebih mendalam terhadap perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf dengan contoh-contoh yang mengandung nilai-nilai sosial.
50
b. Keberagaman dalam Pemilihan Wacana Pemilihan wacana-wacana pada buku ini sesuai dengan halhal yang berkaitan dengan bab-babnya masing-masing. Wacana-wacana tersebut sudah termasuk pada pembahasan mengenai perkembangan ilmu diatas. Dan kalau dilihat dari keberagaman dalam pemilihan wacana, maka buku ini sudah termasuk pada keberagaman tersebut. Hal ini terlihat pada salah satu wacana yang terdapat pada Bab III pada fitur “wawasan islami”
yang
berkenaan
dengan
membaca
Al-Qur’an
mencerdaskan otak. Ini memiliki keberagaman nilai-nilai sosial bahwa setiap manusia memiliki kecerdasan masing-masing, tetapi dengan membaca Al-Qur’an maka otak manusia tersebut akan semakin cerdas. B. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Tiga Serangkai 1. Kesesuaian Materi dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta Didik : a. Materi yang Disajikan Materi yang terdapat pada buku terbitan Tiga Serangkai ini dibagi menjadi 12 bab, yang setiap bab tersebut memiliki Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) masingmasing. Bab I adalah berkenaan dengan Mengkaji Surah AlMujadilah Ayat 11 dan Surah ar-Rahman ayat 33 serta hadis terkait. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI2, KI-3, dan KI-4 yaitu: 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya (KI-1), 2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
51
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2), 3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata (KI-3), 4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.1, 2.7, 3.3, 4.3.1, dan 4.3.2 yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Menghayati
Al-Quran
sebagai
implementasi
dari
pemahaman rukun iman, 2) Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir) dan Q.S. ArRahman (55):33 serta Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan hadis terkait, 3) Memahami kandungan Q.S. Ar-Rahman (55): 33 dan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 serta hadits terkait tentang menuntut ilmu, 4) Membaca Q.S. Al- Mujadilah (58):11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil, 5) Menunjukkan hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33 dengan lancar.
52
Bab II adalah berkenaan dengan Beriman Kepada Allah SWT. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI2, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya (KI-1), 2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2), 3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata (KI-3), 4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.2, 2.7, 3.1 dan 4.1, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Beriman kepada Allah SWT, 2) Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir), 3) Memahami makna al-Asmaul-Husna: Al-’Alim, alKhabir, as-Sami’, dan al-Bashir, 4) Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang yang meneladani al-Asmaul-Husna: Al-’Alim, alKhabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
53
Bab III adalah berkenaan dengan Berakhlak Terpuji 1 (Empati, hormat kepada orang tua dan guru). Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 2.1 dan 2.2 yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42 dan hadis terkait, 2) Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari Q.S. AlBaqarah (2): 83 dan hadis terkait. Bab IV adalah berkenaan dengan Bersuci dari Hadas. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya (KI-1), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
54
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.4, 3.8, dan 4.8, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Menerapkan ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan syariat Islam, 2) Memahami
ketentuan
bersuci
dari
hadas
besar
berdasarkan ketentuan syari’at Islam, 3) Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas besar. Bab V adalah berkenaan dengan Salat Berjamaah. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya (KI-1), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.5, 3.9, dan 4.9, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Menunaikan
shalat
wajib
berjamaah
sebagai
implementasi dari pemahaman rukun Islam, 2) Memahami ketentuan shalat berjamaah, 3) Mempraktikkan shalat berjamaah. Bab VI adalah berkenaan dengan Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad SAW. Periode Mekah dan Madinah. Dengan
55
Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2, KI-3 dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 2.8, 3.12, 3.13, 4.12, dan 4.13, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah, 2) Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah, 3) Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Madinah, 4) Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. periode Mekah, 5) Menyajikan
strategi perjuangan yang dilakukan
Nabi Muhammad Saw. periode Mekah,
56
Bab VII adalah berkenaan dengan Mengkaji Surah an-Nisa Ayat 146, Surah al-Baqarah Ayat 153, Surah Ali Imran Ayat 134, dan Hadis Terkait. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4, yaitu: 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya (KI-1), 2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2), 3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata (KI-3), 4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.1, 2.4, 3.5, 4.5.1 dan 4.5.1, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Menghayati
Al-Quran
sebagai
implementasi
dari
pemahaman rukun iman, 2) Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. An-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134, dan hadis terkait,
57
3) Memahami kandungan Q.S. An-Nisa (4) : 146, Q.S. AlBaqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 serta hadis terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf, 4) Membaca Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil, 5) Menunjukkan hafalan Q.S. An-Nisa (4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancar. Bab VIII adalah berkenaan dengan Beriman Kepada Malaikat Allah SWT. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. (KI-1), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.3, 3.2 dan 4.2, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Beriman kepada malaikat Allah SWT, 2) Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli, 3) Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat.
58
Bab IX adalah berkenaan dengan Berakhlak Terpuji 2 (Jujur, amanah, dan Istikamah). Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 3.5, 4.4, 2.3, 3.6, 4.6, 2.5, 3.7, 4.7, dan 2.6 yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Memahami makna empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa (4) : 8, dan hadis terkait, 2) Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa (4) : 8, dan hadis terkait, 3) Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait, 4) Memahami makna amanah sesuai kandungan Q.S. AlAnfal (8): 27 dan hadis terkait, 5) Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait,
59
6) Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi dari Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait, 7) Memahami istiqamah sesuai kandungan Q.S. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait, 8) Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait, 9) Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait. Bab X adalah berkenaan dengan Salat Jumat. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. (KI-1), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.6, 3.10 dan 4.10, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Menunaikan shalat Jumat sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Jumu‘ah (62): 9, 2) Memahami ketentuan shalat Jumat, 3) Mempraktikkan shalat Jumat.
60
Bab XI adalah berkenaan dengan Salat Jamak dan Qasar. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu : 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. (KI-1), 2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 1.7, 3.11 dan 4.12, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir)
sebagai
implementasi
dari
pemahaman
ketaatan beribadah 2) Memahami ketentuan shalat Jamak dan Qasar, 3) Mempraktikkan shalat jamak dan qasar. Bab XII adalah berkenaan dengan Sikap Terpuji Khulafaur Rasyidin. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2, KI-3, dan KI-4, yaitu: 1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
61
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3), 3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4). Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari KD – 2.9, 3.14 dan 4.14, yang harus dikuasai siswa adalah: 1) Meneladani sikap terpuji khulafaurrasyidin, 2) Mengetahui sikap terpuji khulafaurrasyidin, 3) Mencontohkan
perilaku
terpuji
dari
khulafaur
rasyidin.57 Beberapa materi yang disajikan pada buku terbitan Tiga Serangkai ini membahas sesuai dengan mazhab yang dimiliki oleh ulama Syafi’iah. Mazhab Syafi’I juga telihat pada bab V yang membahas tentang bersuci dari hadats yang berkenaan dengan whudu’. Pembahasan ini terdapat pada rukun whudu’ yang berjumlah 6 rukun. Dalam buku fiqih kehidupan Menurut As-Syafi’iyah rukun wudhu itu ada 6 perkara. Mazhab ini menambahi keempat hal dalam ayat Al-Quran dengan niat dan tertib yaitu kewajiban untuk melakukannya pembasuhan dan usapan dengan urut tidak boleh terbolak balik.58 Pada rukun whudu’ tersebut terdapat salah satu rukun whudu yang berkenaan 57 Minanul Aziz, Petunjuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 untuk Kelas VII SMP, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014) 58 Fiqih kehidupan.pdf, Jilid 2, Bab Rukun Wudu,www.fiqihkehidupan.com, 4/2/2015
62
dengan mengusap sebagian kepala, hal serupa juga terdapat pada ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa yang difardhukan ialah sebagian saja.59 Dalam buku perbandingan mazhab dalam hukum islam karangan Djaelan Husnan menjelaskan bahwa menurut Syafi’i hanya mengusap sebagian kepala.60 Hal selanjutnya juga terdapat pada bab yang membahas tentang salat jamak dan salat qasar. Yaitu pada sebab-sebab yang membolehkan salat jamak dan salat qasar yang meniadakan sebab-sebabnya karena keadaan sakit. Menurut imam Asy Syafi’i, tidak dibolehkan menjama’ shalat karena keadaan sakit. 61 b. Contoh-Contoh yang Disajikan Contoh-contoh yang terdapat pada Bab I adalah berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan Mengkaji Surah AlMujadilah Ayat 11 dan Surah ar-Rahman ayat 33 serta hadis terkait. Hal itu terlihat pada salah satu contohnya yang terdapat pada halaman yang membahas tentang mengamalkan surah tersebut. Adalah seorang anak yang bernama Soleh berserta teman-temannya yang semangat sekali dalam menuntut ilmu. Serta ditambah dengan contoh-contoh yang lainnya. Contoh yang ada pada Bab II juga berkenaan dengan bukti iman kepada Allah SWT. hal itu terlihat pada halaman yang berkenaan dengan berperilaku meneladani asmaul husna, seperti Allah SWT. Maha Mengetahui, oleh karena itu Allah SWT.selalu mengawasi gerak-gerik kita. Sebagai seorang pelajar, kita harus rajin dan tidak boleh membolos karena Allah
59Syaikh Mahmoud Syaltout dan Syaikh M. Ali As-Sayis, Perbandingan Mazhab Dalam Fiqih Masalah Fiqih,(Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hal.19 60Djaelan Husnan, Perbandingan Mazhab dalam Hukum Islam, (Jakarta: Yayasan Wakaf Baitussalam Billy Moon, 2013), hal. 38
61
Ibid. hal. 376
63
SWT. selalu mengawasi kita, meskipun Bapak dan Ibu Guru tidak melihatnya. Pada Bab III, terdapat contoh-contoh perilaku yang berkenaan dengan berakhlak terpuji 1 (empati, hormat kepada orang tua, dan hormat kepada guru). Salah satu contohnya terdapat pada contoh perilaku empati terhadap sesama, yaitu membantu orang yang sedang tertimpa musibah, menolong orang yang sedang kecelakaan, dan lain sebagainya. Contoh lainnya juga bisa dilihat dalam cara-cara hormat kepada orang tua dan guru yang terdapat pada Bab III ini. Contoh yang terdapat pada Bab IV ini sesuai dengan judulnya yaitu bersuci dari hadas. Karena bersuci dari hadas, maka tidak lain contohnya adalah cara atau praktek bersuci dari hadas itu sendiri, seperti praktik wudu, praktik tayamum, dan lainnya. Contoh yang terdapat pada Bab V juga berkenaan dengan judul yang diberikan pada buku ini, yaitu berkenaan dengan salat berjamaah. Hal itu terlihat pada pembahasan tentang praktik salat berjamaah tersebut, baik tata cara menjadi makmum yang muwafiq maupun tata cara menjadi makmum masbuk, hal ini juga bisa dilihat pada gambar-gambar yang memberikan contoh-contoh salat berjamaah. Pada Bab VI terdapat beberapa contoh yang berkenaan dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW. Beberapa contoh yang masih
terlihat
adalah perjuangan mereka dalam
menegakkan agama islam ini. Hal itu terlihat pada penjelasan kisah-kisah serta sejarah-sejarahnya. Contoh yang bisa diambil dari bab ini adalah keteladanan Nabi Muhammad SAW. yang bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, yang terdapat pada pembahasan meneladani perjuangan Nabi Muhammad
64
SAW. Periode Mekah dan Madinah, serta sifat-sifat Rasulullah SAW. yang bisa dijadikan teladan untuk kita. Contoh yang terdapat pada Bab VII ini juga sesuai dengan judulnya, yaitu Mengkaji Surah an-Nisa Ayat 146, Surah alBaqarah Ayat 153, Surah Ali Imran Ayat 134, dan Hadis Terkait (tentang Sabar, Ikhlas, dan Pemaaf). Salah satu contohnya adalah terdapat pada halaman yang berkenaan tentang cara mengamalkan surah tersebut dalam kehidupan sehari-hari, seperti sifat seorang anak yang bernama Mukhlis yang memiliki sifat sabar. Dan masih ada beberapa contoh yang lainnya yang mendukung penjelasan pada bab ini. Contoh yang berkenaan dengan Beriman Kepada Malaikat pada Bab VIII ini diberikan dengan menampilkan contohcontoh praktis yang terdapat pada halaman yang membahas tentang perilaku yang mengimplementasikan beriman kepada Malaikat Allah SWT. yaitu dengan cara beriman kepada malaikat dengan mempercayai malaikat Allah SWT. beserta tugas-tugasnya masing-masing (seperti, malaikat Izrail yang bertugas mencabut nyawa). Pada Bab IX ini yang berkenaan dengan berakhlak terpuji 2 (jujur, amanah, dan istikamah) terdapat contoh-contoh sesuai dengan perilaku jujur, amanah, dan istikamah. Contoh-contoh itu terdapat pada halaman yang membahas contoh perilaku jujur, contoh perilaku amanah, dan contoh perilaku istikamah. Salah satu contoh perilaku jujur adalah tidak berbohong kepada ayah dan ibu, mengakui kesalahan kalau bersalah dan meminta maaf, dan contoh-contoh lainnya yang berkaitan dengan jujur, amanah, dan istikamah. Pada Bab X ini, yang berkenaan dengan shalat jum’at diberikan contoh berupa ketentuan melaksanakan shalat jum’at.
65
Hal itu terlihat pada pembahasan tentang praktik salat jum’at. Hal lainnya juga dijelaskan tentang melaksanakan salat jumat. Contoh yang pada Bab XI ini sesuai dengan judulnya, yaitu salat jamak dan qasar. Hal itu terlihat pada penjelasan salat jamak dan qasar beserta syarat-syarat apa saja yang menyebabkan seseorang boleh melakukan shalat jamak dan qasar. Kemudian contoh tersebut diperjelas dengan adanya praktik salat jamak dan salat qasar (praktik mengerjakan salat jamak takdim, salat jamak takhir, salat qasar, dan salat jamak qasar). Pada Bab XII dan XIII, ini berkenaan dengan sikap terpuji Khulafaur Rasyidin. Beberapa contohnya adalah pada halaman yang membahas meneladani sikap terpuji Khulafaur Rasyidin, yang terdiri dari khalifah Abu Bakar as-Siddiq, Khalifah Umar bin Khattab, Khalifah Usman bin Affan, dan Khalifah Ali bin Abi Talib. 2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill : a. Mengandung Kecakapan Akademik Pada buku ini, setiap babnya dilengkapi dengan pertanyaanpertanyaan, soal-soal, dan hal-hal yang selalu melibatkan siswa untuk selalu berpikir dan mencari jawabannya dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada setiap babnya. Halhal tersebut adalah 1) Tamrinat 1 dan tamrinat 2 yang ada pada setiap bab, ini terdiri dari 10 sampai 15 soal pilihan ganda, soal isian sebanyak 10 soal, dan 5 soal essay. 2) Latihan Ulangan Umum Semester 1 dan 2, yang disajikan berupa soal-soal yang mencakup seluruh isi materi pelajaran sebagai evaluasi siswa pada setiap akhir semester
66
3) Fitur “Mulahazah”, pada fitur ini siswa diminta untuk
menjawab
dilengkapi
beberapa
dengan
pertanyaan.
Yang
gambar-gambar
yang
mendukung. Sehingga siswa dipermudah dalam menjawab
dari
pertanyaan
tersebut
dengan
komentar siswa masing-masing. Pada fitur ini, siswa diharapkan mampu memberikan komentarnya sesuai dengan apa yang dipelajari pada saat itu. 4) Fitur “Wajibah”, pada fitur ini melihat aplikasi siswa setelah mempelajari pelajaran Pendidikan Agama
Islam
yang
disajikan
dalam
bentuk
portofolio. Fitur ini berjumlah beberapa pertanyaan yang berisikan tentang perilaku-perilaku siswa sehari-hari, yang nantinya akan diisi siswa tersebut dengan jawaban “ya” atau “tidak” yang tentunya jawaban tersebut sesuai dengan perbuatan siswa tersebut. Untuk memperkuat portofolio tersebut maka diberikan dibawah fitur tersebut paraf guru dan orang tua serta nilai dari guru. 5) Fitur “Wazifah”, pada fitur ini siswa diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan dari tugas-tugas tersebut. Pada fitur ini, siswa diharapkan mampu memberikan jawabannya sesuai dengan apa yang dipelajari dalam Pendidikan Agama Islam. Fitur ini merupakan tugas buat siswa sebagai refleksi dari materi yang telah dipelajari. Wazifah merupakan penerapan
dari
kegiatan
saintifik
mengkomunikasikan. 6) Pada Bab IV yang berkenaan dengan Bersuci dari Hadats, ditambah dan dilengkapi dengan gambargambar tentang praktik wudu dan tayamum.
67
7) Pada Bab V, ditambah dengan simulasi gambar yang berkenaan dengan salat berjamaah. b. Mengandung Kecakapan Personal Kecakapan personal yang terdapat pada buku ini berupa aplikasi siswa, praktik siswa, dan perilaku atau perbuatan siswa di lingkungan sekitar. Kecakapan ini yang membuat kecakapan personal siswa tersebut menjadi lebih matang setelah memperlajari setiap bab-babnya yang tercantum pada buku ini. Kecakapan personal ini akan membuat siswa terbiasa dengan perilaku-perilaku serta praktiknya nanti. Kecakapan personal yang akan mendukung aplikasi siswa tersebut adalah: 1) Setiap bab yang terdapat pada buku ini diberikan contoh-contoh yang mendukung kecakapan personal siswa tersebut, seperti penjelasan tentang contohcontoh diatas. 2) Pada buku ini diberikan fitur “tilawah” pada setiap babnya, yang disajikan berupa ayat Al-Qur’an. Hal ini berguna untuk mengawali proses pembelajaran di kelas. 3) Setiap bab yang ada di buku ini disajikan fitur “wazifah”, seperti fitur yang sudah dijelaskan pada kecakapan akademik di atas. Wazifah merupakan bentuk
dari
penerapan
saintifik
mengkomunikasikan. Hal itu terlihat seperti pada Bab X tentang salat Jum’at, pada fitur wazifah tersebut diberikan kepada siswa laki-laki tugas membuat rangkuman materi khotbah jum’at seperti yang tertera pada fitur tersebut. 4) Terdapat fitur “mahfuzat” pada setiap babnya, yang berisikan
kata-kata
mutiara
untuk
diambil
68
hikmahnya. Hal ini berguna untuk menambah kecakapan siswa pada dirinya masing-masing atau kecakapan personal. 5) Untuk menambahkan kecakapan personal siswa, maka diberikan atau disajikan fitur “Mulahazoh” pada setiap babnya. Sebagaimana sudah dijelaskan pada
kecakapan
personal,
bahwa
fitur
ini
merupakan implementasi dari kegiatan saintifik mengamati. 3) Selanjutnya fitur “tafakur (mari merenung)”, fitur ini juga akan menambah kecakapan sosial siswa dalam
perilakunya
sehari-hari
di
lingkungan
sekitar. Karena pada fitur ini siswa bisa merenung tentang kisah-kisah yang ada pada fitur tersebut. c. Mengandung Kecakapan Sosial Kecakapan sosial digunakan sebagai bukti perbuatan siswa dalam melakukan perilaku yang baik di manapun mereka berada, baik di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar. Kecakapan sosial ini bisa dilihat pada perbuatan-perbuatan siswa pada keluarga, guru, teman, dan masyarakat sekitar. Kecakapan sosial ini terdiri dari kecakapan akademik dan kecakapan personal yang dimiliki oleh siswa. Hal itu sudah dijelaskan pada fitur-fitur yang tercantum pada kecakapan akademik dan kecakapan personal diatas. Pada buku ini juga diberikan beberapa fitur yang akan memperdalam kecakapan sosial siswa, yaitu: 1) Fitur “uswatun hasanah (kisah teladan)”, fitur ini berisikan tentang kisah-kisah teladan agar siswa termotivasi untuk berakhlak mulia. Sehingga dari
69
kisah yang bermanfaat yang bisa dijadikan sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, 2) Selanjutnya adalah fitur “Penerapan Budi Pekerti”. Pada fitur ini berupa kisah atau kegiatan siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam menerapkan budi pekerti. Diharapkan siswa bisa mengambil hikmah dari kisah-kisah tersebut.
Dan bisa
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang : a. Materi Sesuai dengan Perkembangan Ilmu Penambahan wawasan untuk maju dan berkembang yang terdapat pada buku ini, terdiri dari beberapa saja, yaitu yang tedapat pada Bab I yang membahas tentang menuntut ilmu dan ditambah dengan “kisah teladan” yang membahas bahwa menuntut ilmu dengan mencatat dan pada Bab III yang membahas tentang Adab Imam Malik terhadap Ilmu. Kemudian pada pembahasan tentang salat berjama’ah pada Bab V dan Bab X tentang salat Jumat, yang dijadikan sarana untuk silaturahmi antarumat Islam, dengan tujuan agar lebih akrab, saling menyapa, saling tukar pikiran, dan saling tolongmenolong, walaupun penjelasannya hanya sedikit dan sekilas saja. b. Menggunakan Fitur, Contoh Terkini/Actual, dan Rujukan. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa Buku ini masih beberapa saja dalam menyajikan contoh-contoh yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Hal itu dapat dilihat pada penjelasan diatas. Tetapi untuk fitur dan contoh terkini, buku ini menyajikan dalam bentuk penerapan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari siswa. Hal itu bisa dilihat pada fitur “Penerapan Budi Pekerti”. Dengan fitur dan contoh yang
70
terkini tersebut diharapkan siswa bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, karena fitur ini memberikan kisah-kisah sesuai dengan kegiatan siswa sehari-hari. Sedangkan, untuk fitur-fitur tambahan pada buku, hanya beberapa saja, ini seperti yang sudah dijelaskan diatas yaitu, Tafakur, Mulahazoh, Mahfuzat, dan Uswatun Hasanah. 4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial : a. Keberagaman dalam Pemilihan Contoh Buku ini memilih contoh-contoh yang sesuai dengan pembahasan setiap babnya. Sehingga memiliki keberagaman nilai-nilai sosial tersendiri pada setiap bab nya tersebut. Hal itu terlihat pada contoh-contoh yang sudah dijelaskan diatas. Baik itu berupa contoh mengenai judul per babnya maupun contohcontoh lain yang menguatkan pemahaman siswa terhadap materi yang ada pada buku ini. Seperti, yang terdapat pada Bab IX tentang akhlak terpuji 2, yang terdiri dari sikap jujur, amanah, dan istikamah yang ditambahkan dengan penjelasan yang lebih mendalam terhadap perilaku jujur, amanah, dan istikamah berupa contoh-contoh yang mengandung nilai-nilai sosial serta ditambah dengan hikmahnya masing-masing. Sehingga tidak melupakan keberagaman nilai-nilai sosial itu sendiri. b. Keberagaman dalam Pemilihan Wacana Buku ini berusaha memberikan keberagaman dalam pemilihan
wacana-wacana,
walaupun
wacana
tersebut
cangkupannya masih sekitar pembahasan yang disesuaikan pada bab nya masing-masing. Salah satu contoh wacana yang pada buku ini adalah terdapat pada fitur “tafakur” yaitu pada bab yang membahas salat jumat. Pada fitur tersebut membicarakan bahwa hubungan antara salat jumat dengan
71
berkumpulnya orang banyak dapat dijadikan sebagai ajang silaturahmi, saling tukar pikiran, dan saling bantu-membantu dalam kebaikan. C. Data Buku Tesk PAI untuk Kelas VII Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (KEMENDIKBUD) Buku ini merupakan buku yang terdiri dari buku siswa dan buku guru, yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini ditulis selaras dengan Kurikulum 2013 yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain itu, siswa tidak hanya
diharapkan bertambah pengetahuan dan
wawasannya, tapi juga meningkat kecakapan dan keterampilannya serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya atau yang berbudi pekerti luhur. Pembelajarannya dibagi ke dalam beberapa kegiatan keagamaan yang harus dilakukan peseta didik dalam usaha memahami pengetahuan agamanya dan mengaktualisasikannya dalam tindakan nyata dan sikap keseharian yang sesuai dengan tuntunan agamanya, baik dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial.62 Buku siswa tersebut digunakan untuk siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan pada buku tersebut. Sedangkan buku guru digunakan untuk mengajar di dalam kelas. Buku Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti disusun sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dalam kurikulum 2013. Kompetensi inti pada Kurikulum 2013 meliputi: 1. Kompetensi Inti Pertama (KI-1) yang terkait dengan spiritual; 62 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)
72
2. Kompetensi Inti Kedua (KI-2) yang terkait dengan sikap sosial; 3. Kompetensi Inti Ketiga (KI-3) yang terkait dengan pengetahuan; 4. Kompetensi Inti Keempat (KI-4) yang terkait dengan keterampilan. Sikap spiritual yang terdapat pada KI-1 dan sikap sosial yang terdapat pada KI-2 merupakan sikap dan perilaku Islami yang tumbuh dan berkembang sebagai hasil dari proses pembelajaran pada KI-3 dan KI-4. Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas 7 ini berisi: 1) Pemahaman terhadap kandungan surah ar-Rahman/55:33, surah al-Mujadalah/58:11, surah anNisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153, dan surah Ali-Imran/3:143; 2) Pemahaman makna dan hikmah beriman kepada sifat Allah Swt.: al-‘Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir serta Pemahaman makna dan hikmah beriman kepada malaikat Allah Swt. 3) Nilai akhlak dan budi pekerti yang meliputi: jujur, hormat kepada orang tua, amanah, istiqamah, empati, semangat mencari ilmu; 4) Pemahaman terhadap ketentuan ah-rah dan hikmahnya, pemahaman terhadap ketentuan salat berjamaah dan hikmahnya, pemahaman salat Jumat dan hikmahnya, serta pemahaman salat jamak dan qasar; 5) Pemahaman tentang hikmah dakwah Rasulullah saw. periode Mekah dan Madinah serta teladan al-Khulafaur alRasyidin.63 Untuk melengkapi materi, di setiap akhir bab disajikan kisahkisah teladan. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang tokohtokoh muslim yang bisa dijadikan rujukan dalam berperilaku. Penyajian buku ajar ini didesain dengan pendekatan pembelajaran berbasis active learning atau activity based, di mana di setiap bab siswa diberikan stimulus berupa aktivitas yang bervariasi, seperti: mengamati, menanya,
mengeksplorasi,
mengasosiasi,
dan
mengkomunikasikan.
Sedangkan teknik evaluasinya menggunakan pendekatan tes dan non tes, seperti: tugas, observasi, dan portofolio. Dari penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa 4 komponen yang menjadi penilaian pada penetilian ini sudah mencakup
63
Ibid
73
semua yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Komponen-komponen tersebut adalah: 1. Kesesuaian dengan KI dan KD mata pelajaran dan kebutuhan peserta didik : a. Materi yang disajikan b. Contoh-contoh yang disajikan 2. Substansi keilmuwan dan life skill : a. Mengandung kecakapan akademik b. Mengandung kecakapan personal c. Mengandung kecakapan sosial 3. Wawasan untuk maju dan berkembang : a. Materi sesuai dengan perkembangan ilmu b. Menggunakan fitur, contoh terkini/actual, dan rujukan. 4. Keberagaman nilai-nilai sosial : a. Keberagaman dalam pemilihan contoh b. Keberagaman dalam pemilihan wacana Kesesuaian 4 komponen diatas disebabkan oleh karena buku terbitan Kemendikbud tersebut sudah disusun dan ditelaah sendiri oleh berbagai pihak yang berwenang di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. D. Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dengan Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD). Buku Pendidikan Agama Islam untuk sekolah Mengengah Pertama (SMP) kelas VII terbitan Erlangga ini dalam penyajian materinya berusaha menyesuaikan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 tentang Kurikulum Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Hal tersebut terlihat dari setiap babnya tercantum KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) pada halaman awal babnya. Pada buku ini memiliki ciri khas yang ditambahkan melalui fitur-
74
fiturnya, seperti, mutiara hadis, wawasan islami, uswatun hasanah, aku aktif, tafakkur, ulangan setiap akhir bab, tafakur, dan amalan siswa. Namun ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada buku terbitan Erlangga ini dari segi kelayakan isi apabila dibandingkan dengan buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD). Hal itu adalah: 1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta Didik, Pada kedua buku ini masih ada perbedaan, hal itu terlihat pada jumlah, judul dan penempatan setiap bab-bab nya. Walaupun pada masing-masing bab yang terdapat pada masing-masing buku tersebut memiliki jumlah, judul, dan penempatan setiap bab yang berbeda, namun pada intinya buku terbitan Erlangga maupun buku terbitan Kemendikbud memiliki maksud dan tujuan yang sama setiap babnya, khususnya yang berkaitan dengan isi dan materi yang tercantum pada buku tersebut. Contohnya terdapat pada pembahasan yang berkenaan dengan sikap jujur, amanah, dan istiqamah (pada buku terbitan Erlangga dibagi menjadi 2 bab pembahasan, sedangkan pada buku terbitan Kemendikbud hanya 1 bab pembahasan) serta pada judul tentang Nabi Muhammad SAW (pada buku terbitan Erlangga dibagi menjadi
1
bab
pembahasan,
sedangkan
pada
buku
terbitan
Kemendikbud hanya 2 bab pembahasan). Secara global, buku terbitan Eralangga ini sudah mencantumkan KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) pada halaman awal babnya. Dan untuk KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) tersebut sudah sesuai dengan judul yang tertera setiap bab nya, akan tetapi ada beberapa bab yang masih belum sesuai dengan KI dan KD yang terdapat pada buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD). Contohnya pada Bab I (Asmaul Husna), pada bab ini KI buku terbitan Erlangga adalah KI-2 dan KI-3 saja. Sedangkan pada buku terbitan Kementerian Pendidikan dan
75
Kebudayaan (KEMENDIKBUD) adalah KI-1, KI-2, dan KI-3. Sedangkan untuk KD pada Bab I terbitan Erlangga ini sudah sesuai dengan KD buku terbitan Kemendikbud. Hal tersebut juga terdapat pada Bab 2 (kurang KI-4 dan KD-4.2), Bab 3 (kurang KI-1 dan KI-4, serta KD-1.1, 3.3, 4.3.1, dan 4.3.2), Bab 4 (kurang KD-2.2, 3.16, dan 4.16), Bab 5 (kurang KI-1 dan KI-4, serta KD-1.1, 4.5.1 dan 4.5.2), Bab 6 dan Bab 7 yang pada kedua bab ini buku Kemendikbud disatukan menjadi satu bab (kurang KD- 2.5 dan 3.15), Bab 12 pada buku Kemendikbud dijadikan menjadi 2 Bab (kurang KI-4 dan KD2.9, 4.12, dan 4.13), dan pada Bab 13 (KI-4 dan KD-2.10 dan 4.14). Tetapi materi yang disajikan oleh buku terbitan Erlangga secara keseluruhan sudah sesuai dengan KI dan KD yang tercantum pada buku tersebut. Selanjutnya pada buku terbitan Erlangga ini sudah memberikan contoh-contoh yang praktis dan sesuai dengan kehidupan yang konkret dalam kehidupan sehari-hari, dan sesuai dengan siswa. Hal tersebut terlihat pada penjelasan data-data buku terbitan Erlangga. Akan tetapi contoh-contoh yang diberikan oleh buku terbitan Eralangga ini berbeda dengan buku terbitan Kemendikbud. Hal tersebut terdapat pada buku terbitan Erlangga, seperti contoh yang terdapat pada Bab 5 (Sikap Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf) yang lebih mengedepankan contoh-contoh yang kompleks dan lebih mendalam. Sedangkan pada buku terbitan Kemendikbud memberikan contoh yang lebih ringkas dan mudah dipahami oleh siswa. 2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill Substansi keilmuan dan life skill yang terdapat pada buku terbitan Erlangga sudah sesuai dengan kecakapan akademik, kecakapan personal, dan kecakapan sosial yang terdapat pada buku terbitan Kemendikbud. Hal tersebut sudah dijelaskan di atas pada data buku terbitan Erlangga, hanya saja terdapat perbedaan pada nama fiturnya,
76
jumlah soalnya, serta bentuk-bentuk pertanyaanya. Contohnya pada latihan-latihan yang terdiri dari soal-soal pilihan ganda dan essay, serta fitur “aku aktif” (buku terbitan Erlangga) dan fitur “ayo berlatih (buku terbitan Kemendikbud), fitur “tafakur” (buku terbitan Erlangga) dan fitur “mari renungkan” (buku terbitan Kemendikbud), serta kecakapankecakapan lainnya yang mendukung siswa untuk selalu berpikir, mencari solusi dari setiap masalah, dan mengajak siswa untuk mempraktekkannya sehari-hari. Dalam penyesuaian KI dan KD pada setiap buku, baik buku terbitan Erlangga maupun buku terbitan Kemendikbud, sangat berpengaruh pula pada kecakapan-kecakapannya masing-masing. Salah satu contohnya terdapat pada Bab yang membahas tentang menuntut ilmu, hal tersebut terdapat soal-soal pada fitur “ayo berlatih” (buku terbitan Kemendikbud) dilengkapi dengan pertanyaan tentang hukum tajwid, hal tersebut tidak tedapat pada buku terbitan Erlangga. Perbedaan yang sangat mencolok pada substansi keilmuan dan life skill ini terletak pada kecakapan akademik dan kecakapan personalnya. Hal tersebut terlihat pada gambar-gambar, penjelasan setiap materi, dan praktik-praktik yang mendukung perkembangan dan pengetahuan siswa dari segi akademik dan personal. Contohnya pada bab yang membahas tentang Thaharah, pada buku terbitan Erlangga dilengkapi dengan penjelasan mandi wajib, wudu, dan tayammum secara rinci (sarat, rukun, sunnah, dan lainya). Sedangkan pada buku terbitan Kemendikbud menjelaskannya secara ringkas, singkat dan mudah dipahami oleh siswa. Sedangkan untuk kecakapan sosial, secara keseluruhan pada kedua buku tersebut sudah mengajak siswa untuk mempraktekkannya di kehidupan sehari-hari. Contohnya pada bab yang membahas tentang empati, baik buku terbitan Erlangga maupun buku terbitan Kemendikbud sama-sama mengajak siswa untuk berempati kepada sesama serta selalu menghormati orang tua dan guru dengan memberikan contoh setelah penjelasan materi tersebut, hal
77
tersebut juga ditambah dengan gambar-gambar yang mendukung penjelasan materi empati tersebut, Secara keseluruhan pada buku terbitan Erlangga dan terbitan Kemendikbud sudah memiliki substansi keilmuan dan life skill nya masing-masing. Hanya saja dalam penjelasan di setiap bab nya memiliki ciri khas masing-masing. Oleh karena itu, pada kedua buku tersebut sudah mencakup kecakapan akademik, kecakapan personal, dan kecakapan sosial. 3. Wawasan Untuk Maju dan Berkembang Pada kedua buku ini terdapat wawasan yang mendukung siswa untuk maju dan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk buku terbitan Erlangga wawasan untuk maju dan berkembangnya sudah dijelaskan diatas yang tedapat pada fitur “wawasan islami”. Pada penjelasan tersebut terdapat banyak wawasanwawasan yang sangat terkini dan aktual, sehingga siswa bisa mengambil hikmah dari setiap wawasan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, contohnya pada wawasan yang membahas tentang manfaat membaca Al-Qur’an bagi kesehatan. Hal senada juga terdapat pada buku terbitan Kemendikbud, seperti pada bab yang membahas tentang thaharah, pada bab tersebut membahas hikmah thaharah untuk kesehatan, yaitu mencegah kita agar terhindar dari segala macam penyakit yang berasal dari berbagai kuman dan kotoran. Hal serupa juga terdapat pada penggunaaan fitur serta contoh terkini dan aktual, hanya saja berbeda dalam memberikan nama pada fiturnya. Pada buku terbitan Erlangga diberi nama fitur “Uswatun Hasanah” dan pada buku terbutan Kemendikbud dengan nama fitur “cerita”. Contohnya terdapat pada bab yang membahas tentang iman kepada malikat Allah SWT. “imam Syafi’I sang Mujahid” (buku terbitan Erlangga), dan “kejujuran seorang santri” (buku terbitan Kemendikbud).
78
Wawasan yang berguna untuk maju dan berkembang pada kedua buku tersebut sudah memenuhi perkembangan ilmu pengetahuan yang ditandai dengan memberikan wawasan serta contoh-contoh yang mendukung kurikululum yang sejalan dengan KI dan KD nya, kemudian dibahas dengan rinci dan mudah untuk dipahami oleh setiap siswa. Untuk fitur-fitur yang terdapat pada kedua buku tersebut memiliki ciri khas masing-masing, seperti pada buku terbitan Erlangga yang memiliki
ciri
khas
pada
fitur-fiturnya
adalah
Peta
Konsep
(menggambarkan secara garis besar satu bab yang hendak dipelajari), mutiara hadits, wawasan islami, amalan siswa, uswatun hasanah, aku aktif, tafakur, dan mutiara hikmah. Sedangkan pada buku terbitan KEMENDIKUD memiliki ciri khas juga pada fitur-fiturnya, seperti peta konsep, mari renungkan, mari mengamati, mari belajar Al-Qur’an, mari memahami Al-Qur’an, dan ayo berlatih. Kedua buku tersebut memiliki ciri khas masing-masing yang berguna untuk mendukung penguasaan siswa terhadap Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Sehingga akan semakin menambah siswa untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan pengetahuannya sehari-hari. 4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial : Keberagaman dalam pemilihan contoh dan wacana pada buku Erlangga sudah memasukkan nilai-nilai sosial. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, hal tersebut menjelaskan rinci tentang keberagaman nilai-nilai sosialnya. Hanya saja keberagaman tersebut terbatas pada KI dan KD yang ada saja. Sedangkan KI dan KD yang belum termasuk pada bab tersebut masih belum dijelaskan, khususnya KI dan KD yang serupa pada buku terbitan Kemendikbud. Karena pada KI dan KD yang terdapat pada buku terbitan Kemendikbud telah mencakup seluruh hal-hal yang tercantum pada setiap babnya, khususnya
79
mengenai keberagaman nilai-nilai sosial. Salah satu contohnya adalah yang terdapat pada bab yang membahas tentang shalat Jum’at. Pada buku terbitan Kemendikbud terdapat pembahasan tentang adab-adab salat jum’at, sedangkan pembahasan ini tidak terdapat pada buku terbitan Erlangga, walaupun pada buku terbitan Erlangga membahas salat jum’at tersebut secara rinci.
E. Tabel Perbandingan Buku Erlangga dengan Buku Kemendikbud No 1
Penilaian Kesesuaian dengan KI dan KD mata pelajaran dan kebutuhan peserta didik.
2
Substansi keilmuwan dan life skill.
Erlangga
Kemendikbud
KI dan KD yang disajikan pada buku ini (Bab 1, 2, 3, 4, 4, 5, 6, 7, 12, dan Bab 13) masih belum seluruhnya sesuai dan belum mencakup seluruh KI dan KD yang telah ditetapkan. Contoh-contoh yang diberikan lebih rinci, praktis dan sesuai dengan kehidupan yang konkret dalam kehidupan seharihari, dan sesuai dengan siswa. Walaupun sudah sesuai dengan kecakapan akademik, kecakapan personal, dan kecakapan sosial, hanya saja buku ini masih terpaku pada KI dan
KI dan KD yang disajikan pada buku ini menjadi patokan KI dan KD untuk buku-buku terbitan swasta. Contoh-contoh yang diberikan pada buku ini lebih ringkas, praktis, singkat, dan mudah dipahami oleh siswa, serta sesuai dengan kehidupan sehari-sehari siswa.
Substansi keilmuwan dan life skill pada buku ini mencakup seluruh KI dan KD, dan mencakup kecakapan personal, dan kecakapan social, Serta dirancang untuk mengembangkan
80
3
Wawasan untuk maju dan berkembang
KD yang belum siswa agar dapat sesuai tersebut. memahami Sehingga KI dan pengetahuan KD yang belum agamanya dan mengterpenuhi tersebut aktualisasikannya belum dimasukkan dalam keseharipada materi yang hariannya disajikan. Walaupun nama fitur yang diberikan berbeda, namun kecakapan tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengajak siswa berpikir , menemukan solusi, dan mempraktikkannya di kehidupan seharihari Memiliki ciri khas Memberikan wawasan dalam yang sangat terkini menyampaikan dan aktual. Serta wawasan untuk penyajiannya ringkas, maju dan singkat, dan mudah berkembang sesuai dipahami oleh siswa. dengan ilmu Serta dirancang untuk pengetahuan, hal mengembangkan tersebut terlihat dari siswa agar dapat fitur-fitur yang memahami disediakan. pengetahuan Wawasan yang agamanya dan mengdisajikan sesuai aktualisasikannya dengan ilmu dalam kesehariannya pengetahuan yang fitur-fitur yang berkembang saat disajikan adalah peta ini. Serta disajikan konsep, mari dengan rinci. renungkan, mari fitur-fitur yang mengamati, mari
81
4
Keberagaman nilai-nilai sosial
disajikan adalah belajar Al-Qur’an, Peta Konsep, mari memahami Almutiara hadits, Qur’an, dan ayo wawasan islami, berlatih. amalan siswa, uswatun hasanah, aku aktif, tafakur, dan mutiara hikmah. Keberagaman dalam Keberagaman dalam pemilihan contoh pemilihan contoh dan dan wacana pada wacana pada buku buku Erlangga Erlangga sudah sudah memasukkan memasukkan nilainilai-nilai social, nilai sosial yang telah walaupun disesuaikan dengan keberagaman KI dan KD yang tersebut masih tercantum di buku. belum melengkapi KI dan KD yang belum terpenuhi sesuai yang telah ditetapkan.
F. Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Tiga Serangkai dengan Terbitan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) Buku Petunjuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 untuk Kelas VII terbitan Tiga Serangkai ini disajikan untuk menyesuaikan berdasarkan kurikulum 2013 yang meliputi Al-qur’an, hadis, akidah, akhlak, fikih, dan sejarah kebudayaan islam. Selain itu buku ini berusaha menyajikan dengan menggunakan pendekatan saintifik untuk memenuhi criteria 5 (lima) M, yaitu menanya, mengamati, mengeksplorasi, mengasosiasikan,
dan
mengkomunikasikan.
Pada
buku
ini
juga
ditambahkan fitur-fitur yang menjadi ciri khasnya, seperti tafakur, mulahazah, wazifah, mahfuzat, dan uswatun hasanah.
82
Namun ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada buku terbitan Tiga Serangkai ini dilihat dari segi kelayakan isi apabila dibandingkan dengan buku
terbitan
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
(KEMENDIKBUD). Hal itu adalah: 1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta Didik, Hal pertama yang terlihat adalah pada perbedaan jumlah bab pada kedua buku ini, pada buku terbitan Tiga Serangkai berjumlah 12 bab, sedangkan pada buku terbitan Kemendikbud berjumlah 13 bab. Walaupun terdapat perbedaan jumlah masing-masing bab namun pada intinya buku terbitan Tiga Serangkai maupun buku terbitan Kemendikbud memiliki maksud dan tujuan yang sama setiap babnya, khususnya yang berkaitan dengan isi dan materi yang tercantum pada buku tersebut. Contohnya terdapat pada pembahasan yang berkenaan tentang Perjalanan Nabi Muhammad SAW (pada buku terbitan Tiga Serangkai 1 bab pembahasan saja, sedangkan pada buku terbitan Kemendikbud dibagi menjadi 2 bab pembahasan). Buku terbitan Tiga Serangkai ini sudah mencantumkan seluruh KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) pada halaman awal bukunya. Dan untuk KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) tersebut sudah sesuai dengan judul yang tertera setiap bab nya, akan tetapi ada beberapa bab yang masih belum sesuai dengan KI dan KD yang terdapat pada buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD). Contohnya pada Bab 3 (Empati serta hormat kepada orang tua dan guru) pada bab ini KI buku terbitan Tiga Serangkai adalah KI-2 saja. Sedangkan pada buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) adalah KI-2, KI-3, dan KI-4. Sedangkan untuk KD pada Bab 3 terbitan Tiga Serangkai adalah KD-2.1 dan 2.2, hal ini belum sesuai dengan KD buku terbitan Kemendikbud yaitu KD-2.3, 3.4, 3.16, 4.4, dan 4.16. Hal tersebut juga terdapat pada Bab 9 (kurang KD-3.15), dan pada Bab 6
83
yang membahas tentang perjuangan Nabi Muhammad SAW. (terbitan Tiga Serangkai) tidak terdapat KD-2.9, seperti yang terdapat pada buku terbitan Kemendikbud yang dibagi menjadi 2 bab, yaitu Bab 6 (Selamat datang Nabi kekasihku) dan Bab 12 (Hijrah ke Madinah sebuah kisah yang Membanggakan). Tetapi materi yang disajikan oleh buku terbitan Tiga Serangkai secara keseluruhan sudah sesuai dengan KI dan KD yang tercantum pada buku tersebut. Walaupun KI dan KD pada buku terbitan Tiga Serangkai ini sudah hampir sama seperti KI dan KD terbitan Kemendikbud, akan tetapi ada hal-hal yang berbeda dalam pembahasannya. Contohnya yang terdapat pada Bab 1 (ilmu pengetahuan), pada buku terbitan Tiga Serangkai tidak ada pembahasan tentang menerapkan hukum bacaan panjang atau mad, seperti yang terdapat pada buku terbitan Kemendikbud, walaupun pada dasarnya KI dan KD kedua buku tersebut sudah sesuai. Sedangkan
dalam
memberikan
contoh,
kedua
buku
tersebut
memberikan contoh-contoh yang lebih ringkas dan mudah dipahami oleh siswa. Sehingga kedua buku tersebut (Tiga Serangkai dan Kemendikbud) memuat contoh-contoh yang praktis yang sesuai dengan kehidupan yang konkret dalam kehidupan masyarakat, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, seperti pada bab yang membahas tentang empati serta hormat kepada orang tua dan guru, keduanya sama-sama memberikan contoh yang ringkas dan mudah dipahami oleh siswa. Contoh-contoh yang lainnya juga terdapat pada fitur “penerapan budi pekerti” (buku terbitan Tiga Serangkai), dan fitur “cerita” (buku terbitan Kemendikbud). 2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill Pada buku terbitan Tiga Serangkai memiliki substansi keilmuan dan life skill yang sudah sesuai dengan kecakapan akademik, kecakapan personal, dan kecakapan sosial yang terdapat pada buku terbitan Kemendikbud. Hal tersebut sudah dijelaskan di atas pada data
84
buku terbitan Tiga Serangkai, hanya saja terdapat perbedaan pada nama fiturnya, jumlah soalnya, serta bentuk-bentuk pertanyaanya. Contohnya pada latihan-latihan yang terdiri dari soal-soal pilihan ganda dan essay, “wajibah”, “wazifah”, dan “mulahazoh” (buku terbitan Tiga Serangkai) dan soal-soal pilihan ganda dan essay, fitur “ayo berlatih”, “mari renungkan”, dan “mari mengamati” (buku terbitan Kemendikbud). Hal ini akan menambah kecakapan siswa dari segi akademik dan personal. Akan tetapi pada buku terbitan Tiga Serangkai ditambah dengan latihan ulangan umum semester 1 dan 2, hal ini juga berguna untuk menambah kecakapan siswa tersebut untuk selalu belajar, berpikir, mencari solusi dari setiap masalah, dan mengajak siswa untuk mempraktekkannya sehari-hari. Sedangkan penambahan substansi keilmuwan untuk kecakapan sosial pada diri siswa pada buku terbitan Tiga serangkai ini mencakup dari kecakapan personal dan kecakapan akademik yang dimiliki oleh setiap siswa itu sendiri, contohnya pada bab yang membahas tentang salat Jum’at, yang kecakapan sosialnya bisa dilihat pada bagian yang membahas praktik salat jum’at. Hal yang sama juga terdapat pada buku terbitan Kemendikbud, dengan nama berbeda yaitu, “aku ingin bisa salat Jum’at”. Hal ini memiliki substansi keilmuan yang sama, namun memiliki nama yang berbeda. Akan tetapi perbedaan nama tersebut tidak mengurangi substansi keilmuan yang terdapat pada masingmasing buku tersebut, baik dilihat dari kecakapan akademik, kecakapan personal, maupun kecakapan sosial. Secara keseluruhan pada buku terbitan Tiga Serangkai dan terbitan Kemendikbud sudah memiliki substansi keilmuan dan life skill nya masing-masing dengan ciri khasnya masing-masing pula. Oleh karena itu, pada kedua buku tersebut sudah mencakup kecakapan akademik, kecakapan personal, dan kecakapan sosial.
85
3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa pada buku terbitan Tiga Serangkai ini dalam penambahan wawasan untuk maju dan berkembang yang terdiri dari beberapa saja, yaitu yang tedapat pada Bab I yang membahas tentang menuntut ilmu dan ditambah dengan “kisah teladan” yang membahas bahwa menuntut ilmu dengan mencatat dan pada Bab III yang membahas tentang Adab Imam Malik terhadap Ilmu. Kemudian pada pembahasan tentang salat berjama’ah pada Bab V dan Bab X tentang salat Jumat, yang dijadikan sarana untuk silaturahmi antarumat Islam, dengan tujuan agar lebih akrab, saling menyapa, saling tukar pikiran, dan saling tolong-menolong, walaupun penjelasannya hanya sedikit dan sekilas saja. Hal tersebut berbeda dengan buku terbitan Kemendikbud yang mencakup wawasan untuk maju dan berkembang, seperti pada bab yang membahas tentang thaharah, pada bab tersebut membahas hikmah thaharah untuk kesehatan, yaitu mencegah kita agar terhindar dari segala macam penyakit yang berasal dari berbagai kuman dan kotoran. Hal yang sama juga terdapat pada bab yang membahas tentang salat berjama’ah, pada buku terbitan Kemendikbud ditambah dengan ilustrasi untuk makmum yang yang masbuq, yang terdiri dari 3 ilustrasi yang disajikan dengan ringkas dan mudah dipahami oleh siswa. Ilustrasi tersebut berguna untuk menambah wawasan siswa tentang salat berjama’ah apabila mereka terlambat/menjadi makmum masbuq. Serta pada bab yang membahas tentang jujur, amanah, dan Istiqamah. Buku terbitan Kemendikbud menambahkan wawasan untuk maju dan berkembang tersebut dengan mengajak siswa untuk berperilaku jujur, amanah, dan istiqamah serta melengkapinya dengan hikmah-hikmahnya. Dalam hikmah tersebut mencakup ilmu-ilmu yang berkembang saat ini. Wawasan untuk maju dan berkembang pada kedua buku tersebut sudah memenuhi perkembangan ilmu pengetahuan yang ditandai
86
dengan memberikan wawasan serta contoh-contoh yang mendukung kurikululum yang sejalan dengan KI dan KD nya, hanya saja jumlah wawasan yang terdapat pada buku terbitan Tiga Serangkai masih sedikit serta hanya mencakup sebatas pembahasan sekilas materimateri saja dan tidak meluas pada perkembangan ilmu pengetahuan. Hal tersebut masih belum sesuai dengan wawasan yang terdapat pada buku Kemendikbud. Sedangkan untuk fitur-fitur yang terdapat pada buku terbitan Tiga Serangkai dengan buku terbitan Kemendikbud memiliki ciri khas masing-masing. Fitur-fitur tambahan pada buku Tiga Serangkai seperti yang sudah dijelaskan diatas yaitu, Tafakur, Mulahazoh, Mahfuzat, dan Uswatun Hasanah. Sedangkan pada buku terbitan Kemendikud memiliki ciri khas juga pada fitur-fiturnya, seperti peta konsep, mari renungkan, mari mengamati, mari belajar Al-Qur’an, mari memahami Al-Qur’an, dan ayo berlatih. Kedua buku tersebut memiliki ciri khas masing-masing pada fiturfiturnya yang berguna untuk mendukung penguasaan siswa terhadap Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Sehingga akan semakin menambah siswa untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan pengetahuannya sehari-hari. 4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial : Pada buku terbitan Tiga serangkai, keberagaman buku ini memilih contoh-contoh yang sesuai dengan pembahasan setiap babnya. Sehingga memiliki keberagaman nilai-nilai sosial tersendiri pada setiap bab nya tersebut. Hal itu terlihat pada contoh-contoh yang sudah dijelaskan diatas. Baik itu berupa contoh mengenai judul per babnya maupun contoh-contoh lain yang menguatkan pemahaman siswa terhadap materi yang ada pada buku ini. Seperti, yang terdapat pada Bab IX tentang akhlak terpuji 2, yang terdiri dari sikap jujur, amanah, dan istikamah yang ditambahkan dengan penjelasan yang lebih
87
mendalam terhadap perilaku jujur, amanah, dan istikamah berupa contoh-contoh dan hikmah-hikmah yang mengandung nilai-nilai sosial. Sehingga tidak melupakan keberagaman nilai-nilai sosial itu sendiri. Hal yang sama juga terdapat pada keberagaman pada buku terbitan Kemendikbud pada bab yang sama (jujur, amanah, dan istiqomah), hanya saja pada buku terbitan Kemendikbud penjelasan mengenai hikmah (jujur, amanah, dan istiqomah) tersebut lebih rinci, jelas, dan mudah dipahamis oleh siswa. Sedangkan dalam pemilihan wacana pada buku terbitan Tiga Serangkai dan buku terbitan Kemendikbud sudah memasukkan nilainilai sosial. Hal tersebut disesuaikan dengan KI dan KD yang ada disetiap babnya masing-masing. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, hal tersebut menjelaskan rinci tentang keberagaman nilai-nilai sosialnya. Salah satu contoh wacana yang pada buku terbitan Tiga Serangkai adalah terdapat pada fitur “tafakur” yaitu pada bab yang membahas salat jumat. Pada fitur tersebut membicarakan bahwa hubungan antara salat jumat dengan berkumpulnya orang banyak dapat dijadikan sebagai ajang silaturahmi, saling tukar pikiran, dan saling bantu-membantu dalam kebaikan. Sedangkan pada buku terbitan Kemendikbud, salah satu contoh wacana yang dapat kita ambil nilainilai sosialnya adalah pada bab yang membahas iman kepada malaikat Allah SWT. terdapat pada fitur cerita “kejujuran seorang santri”, pada fitur cerita tersebut memberikan makna sosial bahwa manusia bisa saja bersembunyi dan melakukan perbuatan apa saja yang dikehendakinya dimana pun ia berada, akan tetapi ada Allah SWT. dan malaikatmalaikat-Nya yang selalu mengawasi apa dilakukan oleh manusia tersebut. Secara global, contoh dan wacana pada kedua buku tersebut memiliki ciri khas masing-masing dalam penyampaiannya melaui tulisan, yang sudah sesuai dengan KI dan KD masing-masing serta mengandung nilai-nilai sosialnya.
88
G. Tabel
Perbandingan
Buku
Tiga
Serangkai
dengan
Buku
Kemendikbud No 1
Penilaian Kesesuaian dengan KI dan KD mata pelajaran dan kebutuhan peserta didik.
2
Substansi keilmuwan dan life skill.
Tiga Serangkai
Kemendikbud
KI dan KD yang disajikan pada buku ini hampir seluruhnya sesuai (Bab 3, 6, 9, dan Bab 12) dengan KI dan KD yang telah ditetapkan. Contoh-contoh yang diberikan tidak lebih rinci, hanya terpaku pada KI dan KD yang ada, hanya saja lebih ringkas dan praktis. Sudah sesuai dengan kecakapan akademik, kecakapan personal, dan kecakapan sosial, hanya saja tidak begitu lengkap seperti yang telah ditetapkan pada KI dan KD, Walaupun nama fitur yang diberikan berbeda, namun kecakapan tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengajak siswa berpikir , menemukan solusi, dan mempraktikkannya
KI dan KD yang disajikan pada buku ini menjadi patokan KI dan KD untuk buku-buku terbitan swasta. Contoh-contoh yang diberikan pada buku ini lebih ringkas, praktis, singkat, dan mudah dipahami oleh siswa, serta sesuai dengan kehidupan sehari-sehari siswa. Substansi keilmuwan dan life skill pada buku ini mencakup seluruh KI dan KD, dan mencakup kecakapan personal, dan kecakapan sosial, Serta dirancang untuk mengembangkan siswa agar dapat memahami pengetahuan agamanya dan mengaktualisasikannya dalam keseharihariannya
89
di kehidupan seharihari 3
Wawasan untuk maju dan berkembang
wawasan untuk Memberikan wawasan maju dan yang sangat terkini berkembang hanya dan aktual. Serta sebatas materi saja, penyajiannya ringkas, tidak terlihat sesuai singkat, dan mudah dengan dipahami oleh siswa. perkembagan ilmu Serta dirancang untuk pengetahuan. mengembangkan Dan wawasan yang siswa agar dapat disajikan tidak rinci, memahami dan tidak memiliki pengetahuan ciri khas dalam agamanya dan mengmemberikan aktualisasikannya wawasan untuk dalam kesehariannya maju dan fitur-fitur yang berkembang . disajikan adalah peta fitur-fitur yang konsep, mari disajikan adalah renungkan, mari Tafakur, mengamati, mari Mulahazoh, belajar Al-Qur’an, Mahfuzat, dan mari memahami AlUswatun Hasanah. Qur’an, dan ayo berlatih.
4
Keberagaman nilai-nilai sosial
Keberagaman dalam Keberagaman dalam pemilihan contoh pemilihan contoh dan dan wacana pada wacana pada buku buku ini sudah Erlangga sudah memasukkan nilaimemasukkan nilainilai sosal, nilai sosial yang telah walaupun masih disesuaikan dengan terpaku pada KI dan KI dan KD yang KD yang ada, tercantum di buku. karena ada beberapa bab yang belum sempurna KI dan KD nya.
90
Setelah melihat penjelasan dan uraian di atas, maka secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa buku Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti yang diterbitkan oleh terbitan Erlangga dan Tiga Serangkai memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing apabila dibandingkan dengan buku yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD), hal tersebut sudah terlihat pada penjelasan, perbedaan, dan perbandingan di atas. Pada setiap buku tersebut memiliki ciri khas masing-masing dalam penyajiannya. Seperti pada buku yang diterbitkan oleh Erlangga memiliki fitur-fitur yang lebih lengkap dan banyak dibandingkan buku yang diterbitkan oleh buku Tiga Serangkai. Tetapi ciri khas yang terdapat pada masing-masing buku tersebut masih bisa dikatakan lengkap apabila belum melengkapi KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) yang telah ditetapkan pada buku terbitan Kemendikbud. Hal tersebut terlihat pada buku terbitan Erlangga yang masih belum memenuhi KI dan KD yang telah ditetapkan pada buku terbitan Kemendikbud, walaupun pada buku Erlangga tersebut memiliki contohcontoh dan fitur-fitur yang mendukung siswa untuk maju dan berkembang serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan pada buku terbitan Tiga Serangkai hampir semuanya memenuhi KI dan KD yang telah ditetapkan pada buku terbitan Kemendikbud, walaupun pada buku Tiga Serangkai masih sedikit menyajikan wawasan-wawasan serta contoh-contoh terkini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dari penjelasan di atas, telah disebutkan dan dijelaskan kelebihan dan kekurangan buku terbitan Erlangga dan buku terbitan Tiga Serangkai yang dibandingan dengan buku terbitan Kemendikbud. Menurut penulis, pada buku yang diterbitkan Erlangga lebih rinci dan jelas dalam menyajikan materi Pendidikan Agama Islam, sedangkan buku terbitan Tiga Serangkai tidak begitu rinci, namun penyajiannya lebih ringkas, singkat, dan mudah dipahami. Akan tetapi pada kenyataannya buku terbitan Kemendikbud yang digunakan pada kurikulum ini, serta buku tersebut menjadi patokan KI dan KD untuk buku-buku terbitan swasta.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian, penjelasan, dan uraian di atas, maka secara keseluruhan penulis dapat menyimpulkan bahwa buku Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti yang diterbitkan oleh Erlangga dan Tiga Serangkai memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing apabila dibandingkan dengan buku yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD), hal tersebut dapat disimpulkan pada penjelasan dibawah ini: 1. Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Terbitan Erlangga dengan Buku Kemendikbud Kesesuaian buku ini dengan KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) masih belum seluruhnya sesuai dan belum mencakup seluruh KI dan KD yang telah ditetapkan oleh buku terbitan Kemendikbud, Substansi keilmuwan dan life skill pada buku ini sudah sesuai dengan kecakapan akademik, personal, dan sosial, hanya saja buku ini masih terpaku pada KI dan KD yang belum sesuai tersebut. Wawasan untuk maju dan berkembang dalam buku ini memiliki ciri khas
dalam
menyampaikannya,
sedangkan
keberagaman
dalam
pemilihan contoh dan wacana pada buku ini sudah dimasukkan nilainilai sosialnya, walaupun masih belum melengkapi KI dan KD yang belum terpenuhi.
2. Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Terbitan Tiga Serangkai dengan Buku Kemendikbud. KI dan KD yang disajikan pada buku ini ada yang kurang seluruhnya sesuai dengan yang tertera pada buku terbitan Kemendikbud. Untuk
91
92
substansi keilmuwan dan life skill sudah sesuai dengan kecakapan akademik, personal, dan sosial, hanya saja tidak begitu lengkap seperti yang telah ditetapkan pada KI dan KD. Wawasan untuk maju dan berkembang yang tercantum hanya sebatas pada materi saja, sehingga dalam memberikan perkembangan dalam ilmu pengetahuan belum tercapai sepenuhnya. Dan untuk keberagaman yang diberikan sudah memasukkan nilai-nilai sosial, walaupun masih terpaku pada KI dan KD yang ada
3. Isi dari Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Terbitan Kemendikbud. KI dan KD yang disajikan pada buku ini menjadi patokan KI dan KD untuk buku-buku terbitan swasta. Untuk substansi keilmuwan dan life skill pada buku ini mencakup seluruh KI dan KD, dan mencakup kecakapan personal, dan kecakapan sosial. Memberikan wawasan yang sangat terkini dan aktual. Serta penyajiannya ringkas, singkat, dan mudah dipahami oleh siswa. Sedangkan Keberagaman dalam pemilihan contoh dan wacana pada buku Erlangga sudah memasukkan nilai-nilai sosial yang telah disesuaikan dengan KI dan KD yang tercantum di buku.
B. Saran Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa pemilihan buku harus benarbenar teliti dan cermat, karena informasi yang diterima siswa selain dari guru mata pelajaran salah satunya adalah dari buku. Oleh karena itu buku merupakan pedoman bagi siswa untuk menerima informasi dan pelajaran, jadi apabila di dalam buku tersebut ada kesalahan, maka siswa juga merasakan dampak dari kesalahan tersebut. Buku juga menjadi bahan pokok siswa untuk mencapai prestasi dan meningkatkan kualitas diri. Jadi untuk pihak sekolah
93
yang terlibat langsung dalam pemilihan buku, harus lebih teliti lagi dalam pemilihan buku yang cocok untuk perkembangan siswa di sekolah, khususnya dalam mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Untuk buku yang diterbitkan oleh buku Erlangga dan buku Tiga Serangkai agar lebih teliti dan cermat lagi dalam hal kelayakan isi dari buku tersebut. KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) pada buku terbitan Erlangga dan Tiga Serangkai harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) yang terdapat pada buku terbitan Kemendikbud sendiri. Sehingga dengan menyesuaikan pada standar tersebut, kelayakan isi pada buku terbitan Eralangga dan tiga Serangkai secara keseluruhan nantinya akan sesuai dengan standar dari buku terbitan Kemendikbud, baik dilihat dari kelayakan isi yang terdiri dari, kesesuaian dengan KI dan KD, substansi keilmuwan yang berkembang, wawasan untuk maju dan berkembang, serta keberagaman nilainilai sosial.
DAFTAR PUSTAKA Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam, Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Ali As-Sayis, M Syaikh dan Syaikh Mahmoud Syaltout. Perbandingan Mazhab Dalam Fiqih Masalah Fiqih, Jakarta: Bulan Bintang, 1978. Al-Jaziri, Abdurrahman. Fiqih Empat Mazhab bagian Ibadat (Shalat 1), Darul Ulum Press, 1996. Altbach dan Teffera (eds.). Bunga Rampai Penerbitan dan Pembangunan, terj. P. Soemitro. Jakarta: Grasindo, 2000. Aziz, Minanul. Petunjuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 untuk Kelas VII SMP. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014. Chaeroni, dkk, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2013. Departemen Pendidikan Nasional, Standar Penilaian Buku Pelajaran. Jakarta : Pusbuk, 2005. Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012. Farihah, Ipah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Fiqih kehidupan.pdf, Jilid 2, Bab Rukun Wudu. www.fiqihkehidupan.com. 4/2/2015 Hasan, Iqbal dan Misbahuddin. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Husnan, Djaelan. Perbandingan Mazhab dalam Hukum Islam, Jakarta: Yayasan Wakaf Baitussalam Billy Moon, 2013.
94
95
Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Mengenal, Merancang, dan Mempraktikkanya. Yogyakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI). Kasmadi, Hartono (Guru besar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unnes), Peran Buku Teks dalam
Pembelajaran
(Karangan
Khas),
http://www.suaramerdeka.com,
tanggal 30-Maret-2015 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Minanul Aziz, Petunjuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 untuk Kelas VII SMP. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004. Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Muljono, Pudji (Staf Profesional BSNP untuk Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran), Buletin BSNP Vol. II/No. 1/Januari 2007. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2012. Nasution, Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1999. Niswati, Rini. Analisis Perbandingan Kualitas Buku Ajar PAI Untuk Kelas VIII SMP (Studi Komparasi Buku PAI Terbitan Erlangga Dan CV. Aneka Ilmu), Skripsi Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2011) Tim Penyusun Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2014.
96
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 43 Ayat 6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran, Pasal 1. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 43 Ayat 5 dan 5a Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku, Pasal 4 Ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 Ayat 23 Prayoga, Amrih. Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Fisika SMA, Skripsi Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2011 Sarosa, Samiaji Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT. Indexs, 2012. Shadily dan Echols. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1989. Sodiq, Akhmad. “Problematika Pengembangan Pembelajaran PAI”, Jurnal Tahzib Pendidikan Agama Islam, Vol.3, Januari 2009. Subandijah. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996. Sukemi, Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Media, Kurikulum Sebagai ’Kendaraan’, http://www.kemdiknas.go.id/. Supriadi, Dedi Anatomi Buku Sekolah di Indonesia; Problematika Penilaian, Penyebaran, dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001. Trimo, Soejono. Pengantar Ilmu Dokumentasi. Bandung: CV. Remaja Karya, 1987.
97
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2008. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 5 Wibowo, Mungin Eddy (Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan-BSNP), Hatihati Menggunakan Buku Pelajaran (Wacana), http://www.suaramerdeka.com, tanggal 30-Maret-2015. Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008).