SALINAN
PERATURAN WALIKOTA BINJAI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BINJAI, Menimbang
:
a.
bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 133 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Ngeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah perlu ditetapkan tata cara pemberian dan pertanggungjawaban belanja hibah dan bantuan sosial;
b.
bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 42 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, telah ditetapkan Peraturan Walikota Binjai Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah yang Bersumber dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kota Binjai dan Peraturan Walikota Binjai Nomor 19 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kota Binjai;
c.
bahwa menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Walikota Binjai Nomor 8 Tahun 2012 dan Peraturan Walikota Binjai Nomor 19 Tahun 2012 dimaksud dalam huruf b; d. bahwa ……………….
Mengingat
:
d.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta untuk tertib administrasi pengelolaan belanja hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Binjai, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan, serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
1.
Undang-Undang Nomor 9 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);
2.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3298);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
8. Undang …………….
8.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
9.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
10. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesian Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1986 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Binjai, Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat dan Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3322); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 16. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 18. Peraturan …………….
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 450) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 540); MEMUTUSKAN: Menetapkan :
PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Binjai. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Binjai. 3. Walikota adalah Walikota Binjai. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Binjai. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Binjai. 6. Asisten Administrasi Umum adalah Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Kota Binjai. 7. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat Kepala BPKAD adalah Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Binjai. 8. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. 9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. 10. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat BPKAD adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Binjai. 11. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala BPKAD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. 12. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah BPKAD selaku perangkat daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD. 13. Tim ……………….
13. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang. 14. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan Keputusan Walikota dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Walikota dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan. 15. Rencana Kerja dan Anggaran PPKD yang selanjutnya disingkat RKA-PPKD adalah rencana kerja dan anggaran BPKAD selaku Bendahara Umum Daerah. 16. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program, kegiatan dan anggaran SKPD. 17. Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD yang selanjutnya disingkat DPAPPKD adalah dokumen pelaksanaan anggaran BPKAD selaku Bendahara Umum Daerah. 18. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPASKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran. 19. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. 20. Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. 21. Resiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar. 22. Naskah Perjanjian Hibah Daerah selanjutnya disingkat NPHD adalah naskah perjanjian hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah antara pemerintah daerah dengan penerima hibah. 23. Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila termasuk organisasi non pemerintahan yang bersifat nasional dibentuk berdasarkan ketentuan perundang-undangan. 24. Instansi vertikal adalah instansi pemerintah yang melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah di wilayah kota Binjai.
BAB II ……………..
BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan Walikota meliputi penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggung jawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD. Pasal 3 (1) (2)
(3)
Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat berupa uang, barang atau jasa. Belanja Hibah berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk: a. tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan aset tetap lainnya; b. hewan dan tumbuhan; dan c. aset tetap tidak berwujud seperti perangkat lunak. Belanja hibah berupa jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk bantuan teknis, pendidikan, pelatihan, penelitian dan jasa lainnya. Pasal 4
(1) (2)
Bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat berupa uang atau barang. Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk: a. peralatan dan mesin, gedung dan bangunan dan asset tetap lainnya; b. hewan dan tumbuh-tumbuhan; c. aset tetap tidak berwujud seperti perangkat lunak. BAB III TUJUAN, SASARAN, KRITERIA DAN PERSYARATAN HIBAH Bagian Kesatu Tujuan Hibah Pasal 5
(1)
(2)
Tujuan pemberian hibah untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan Pemerintah Daerah yang ditetapkan setiap tahun anggaran dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat. Pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang ditetapkan setiap tahun. Bagian Kedua Sasaran Hibah Pasal 6
(1)
Hibah dapat diberikan kepada: a. pemerintah; b. pemerintah daerah lainnya; c. perusahaan daerah; d. masyarakat ……………..
(2) (3) (4) (5)
(6)
(7)
d. masyarakat; dan/atau e. organisasi kemasyarakatan. Hibah kepada Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a diberikan kepada satuan kerja pada kementerian/lembaga pemerintah non kementerian yang wilayah kerjanya berada dalam daerah. Hibah kepada pemerintah sebagaiman dimaksud pada ayat (2) dikelola dan dilaksanakan dalam mekanisme APBN dan APBD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Hibah kepada pemerintah daerah lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, diberikan kepada daerah otonom baru hasil pemekaran daerah sebagaimana diamanatkan peraturan perundang-undangan. Hibah kepada perusahaan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, diberikan kepada Badan Usaha Milik Daerah dalam rangka penerusan hibah yang diterima pemerintah daerah dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hibah kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d diberikan kepada kelompok orang yang memiliki kegiatan tertentu dalam bidang perekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan, kesenian, adat istiadat, lingkungan hidup, kepemudaan, pertanian, peternakan, perikanan, pembedayaan perempuan dan keolahragaan non-profesional; Belanja Hibah kepada organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e diberikan kepada organisasi kemasyarakatan yang dibentuk berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi organisasi semi pemerintah, organisasi non pemerintah, lembaga ketahanan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan kelompok masyarakat. Bagian Ketiga Kriteria Hibah Pasal 7
(1) (2) (3)
Pemerintah Daerah dapat memberikan hibah sesuai kemampuan keuangan daerah. Pemberian hibah dan bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib. Pemberian hibah dan bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat. Pasal 8
Pemberian Hibah oleh Pemerintah Daerah kepada penerima hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, memenuhi kriteria: a. peruntukannya telah ditetapkan yang menjadi urusan pemerintahan daerah yaitu peningkatan fungsi pemerintahan, layanan dasar umum, dan pemberdayaan aparatur; b. melaksanakan kegiatan yang menjadi urusan pemerintahan daerah, yaitu peningkatan fungsi pemerintahan, layanan dasar umum dan pemberdayaan aparatur; c. untuk kegiatan dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan Pemerintah Daerah yang berskala nasional/internasional/regional; d. untuk ..................
d. e. f.
untuk melaksanakan kegiatan sebagai akibat kebijakan pemerintah yang mengakibatkan penambahan beban APBD; tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus-menerus setiap tahun anggaran, kecuali ditentukan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundangundanganan; dan memenuhi persyaratan penerima hibah. Bagian Keempat Persyaratan Hibah Pasal 9
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Hibah kepada pemerintah dan pemerintah daerah lainnya diberikan dengan persyaratan paling sedikit: a. penggunaan ditujukan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan fungsi Pemerintah Daerah dan pemerintah daerah lainnya; b. penerima hibah berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Daerah, kecuali ditentukan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. mempertimbangkan kinerja pengelolaan belanja hibah sebelumnya, akumulasi belanja hibah yang pernah diterima dan/atau kegiatan sejenis yang telah dilaksanakan. Hibah kepada perusahaan daerah diberikan dengan persyaratan paling sedikit: a. penggunaan ditujukan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan pemerintahan darah dan layanan umum dasar; b. penerima hibah berkedudukan sebagai perusahaan daerah; c. mempertimbangkan kinerja pengelolaan belanja hibah sebelumnya, akumulasi belanja hibah yang pernah diterima dan/atau kegiatan sejenis yang telah dilaksanakan. Hibah kepada masyarakat diberikan dengan persyaratan paling sedikit: a. memiliki kepengurusan yang jelas; b. penerima hibah berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Daerah; c. mempertimbangkan kinerja pengelolaan belanja hibah sebelumnya, akumulasi belanja hibah yang pernah diterima dan/atau kegiatan sejenis yang telah dilaksanakan. Hibah kepada organisasi kemasyarakatan diberikan dengan persyaratam paling sedikit: a. memiliki kepengurusan yang jelas; b. telah terdaftar pada Pemerintah Daerah paling kurang 3 tahun, kecuali ditentukan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Daerah; d. memiliki sekertariat/alamat tetap dan jelas; dan e. mempertimbangkan kinerja pengelolaan belanja hibah sebelumnya, akumulasi belanja hibah yang pernah diterima dan atau kegiatan sejenis yang telah dilaksanakan. Apabila dalam NPHD dipersyaratkan untuk menyediakan dana pendamping, maka hibah diberikan kepada penerima hibah yang bersedia menyediakan dana pendamping.
BAB IV .....................
BAB IV TUJUAN, SASARAN, KRITERIA BANTUAN SOSIAL Bagian Kesatu Tujuan Bantuan Sosial Pasal 10 (1) (2)
Tujuan pemberian bantuan sosial untuk melindungi anggota/kelompok masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Resiko sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi : a. resiko yang terkait dengan siklus hidup seperti kelaparan, penyakit kekurangan gizi, cacat fisik, usia lanjut, masyarakat terlantar, anak yatim piatu; b. resiko yang terkait dengan kondisi ekonomi seperti fakir miskin, pelajar/mahasiswa, tuna wisma, keluarga tidak mampu; c. resiko yang terkait dengan lingkungan seperti kekeringan, banjir, gempa bumi, tanah longsor, bencana alam lainnya. Bagian Kedua Sasaran Bantuan Sosial Pasal 11
(1) (2)
Bantuan sosial diberikan dapat diberikan kepada anggota/kelompok masyarakat. Anggota/kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana, atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum; b. lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, dan bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok, dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Pasal 12
(1)
(2) (3)
(4)
Bantuan sosial berupa uang kepada individu dan/atau keluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a, terdiri dari bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang direncanakan dan yang tidak dapat direncanakan sebelumnya. Bantuan sosial yang direncanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan kepada individu dan/atau keluarga yang sudah jelas nama, alamat penerima dan besarannya pada saat penyusunan APBD. Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan untuk kebutuhan akibat resiko sosial yang tidak dapat diperkirakan pada saat penyusunan APBD yang apabila ditunda penanganannya akan menimbulkan resiko sosial yang lebih besar bagi individu dan/atau keluarga yang bersangkutan. Pagu alokasi anggaran yang tidak dapat direncanakan sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak melebihi pagu alokasi anggaran yang direncanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Paragraf 3 .......................
Paragraf 3 Kriteria Bantuan Sosial Pasal 13 (1) (2)
Pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial sesuai kemampuan keuangan daerah. Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib dengan memperhatikan atas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat. Pasal 14
(1)
(2) (3)
(4) (5) (6)
Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1), memenuhi kriteria paling sedikit: a. selektif; b. memenuhi persyaratan penerima bantuan; c. bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali dalam keadaan tertentu dapat bekelanjutan; d. sesuai tujuan penggunaan. Kriteria selektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diartikan bahwa bantuan sosial hanya diberikan kepada calon penerima yang ditujukan untuk melindungi dari kemungkinan resiko sosial. Kriteria persyaratan penerima bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. memiliki identitas yang jelas; dan b. berdomisili dalam wilayah adminitratif pemerintahan daerah. Kriteria bersifat sementara dan tidak terus menerus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diartikan bahwa pemberian bantuan sosial tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran. Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, diartikan bahwa bantuan sosial dapat diberikan setiap tahun anggaran sampai penerima bantuan telah lepas dari resiko sosial. Kriteria sesuai tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d bahwa tujuan pemberian bantuan sosial meliputi: a. rehabilitasi sosial; b. perlindungan sosial; c. pemberdayaan sosial; d. jaminan sosial; e. penanggulangan kemiskinan; dan f. penanggulangan bencana. Pasal 15
(1)
(2)
Rehabilitasi Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (6) huruf a ditujukan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan sosialnya secara wajar. Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (6) huruf b ditujukan untuk mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. (3) Pemberdayaan ………………
(3)
(4)
(5)
(6)
Pemberdayaan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (6) huruf c ditujukan untuk menjadikan seseorang atau kelompok masyarakat yang mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (6) huruf d merupakan skema yang melembaga untuk menjamin penerima bantuan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (6) huruf e merupakan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan. Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (6) huruf f merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk rehabilitasi. Pasal 16
(1)
Jenis-jenis kegiatan yang dapat diberikan belanja bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (6) adalah: a. kegiatan rehabilitasi sosial, meliputi: 1. pelatihan vokasional; 2. pembinaan kewirausahaan; 3. bimbingan mental spiritual; 4. bimbingan fisik; 5. pelayan aksesibilitas; 6. bimbingan sosial dan konseling; 7. bantuan dan aistensi sosial; dan/atau 8. bimbingan resosialisasi. b. kegiatan perlindungan sosial, meliputi : 1. bantuan langsung; 2. Penyediaan kelembagaan; 3. penguatan kelembagaan; 4. advokasi sosial; dan/atau 5. bantuan hukum. c. kegiatan pemberdayaan sosial, meliiputi: 1. peningkatan kemauan dan kemampuan; 2. pelatihan komputer; 3. pemberian simulasi; 4. peralatan usaha dan tempat usaha; 5. Meningkatkan akses pemasaran hasil usaha; 6. penataan lingkungan; 7. penguatan keserasian sosial; dan 8. pendampingan. d. kegiatan jaminan sosial, meliputi tunjangan berkelanjutan dan bantuan iuran asuransi kesejahtraan sosial. e. kegiatan penanggulangan kemiskinan, meliputi : 1. penyuluhan dan bimbingan sosial; 2. layanan sosial; 3. penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha; 4. penyediaan akses pelayanan pendidikan dasar; 5. penyedian akses pelayanan perumahan dan permukiman; dan 6. penyedian akses pelatiahan, modal usaha, dan pemasaran hasil usaha. f. kegiatan ………………
(2)
f. kegiatan penanggulangan bencana, meliputi : 1. penyediaan dan penyiapan pasokan pemenuhan kebutuhan dasar, berupa air bersih dan saritasi, pangan, sandang, kesehatan, dan penampungan; 2. pemulihan darurat prasarana dan sarana; 3. bantuan perbaikan rumah masyarakat; 4. santunan duka cita; dan 5. santunan kecatatan. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f, dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan fisik dan/atau non fisik. Pasal 17
(1) (2)
(3)
Bantuan sosial dapat berupa uang atau barang yang diterima langsung oleh penerima bantuan sosial. Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah uang yang diberikan secara langsung kepada penerima seperti beasiswa bagi anak miskin, yayasan pengelolaan yatim piatu, nelayan miskin, masyarakat lanjut usia, terlantar, cacat berat dan tunjangan kesehatan putra putri pahlawan yang tidak mampu. Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah barang yang diberikan secara langsung kepada penerima seperti bantuan kendaraan operasional untuk sekolah luar biasa swasta dan masyarakat tidak mampu, bantuan perahu untuk nelayan miskin, bantuan makanan/pakaian kepada yatim piatu/tuna sosial, ternak bagi kelompok masyarakat kurang mampu. BAB V PENGAJUAN DAN EVALUASI PERMOHONAN HIBAH Bagian Kesatu Pengajuan Permohonan Hibah Pasal 18
(1) (2)
(3)
Pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan mengajukan permohonan tertulis belanja hibah kepada Walikota. Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibubuhi cap dan ditandatangani oleh: a. pimpinan/ketua/kepala atau sebutan lain instansi/satuan kerja bagi pemerintah; b. kepala daerah bagi pemerintah daerah lainnya; c. direktur utama atau sebutan lain bagi perusahaan daerah; dan d. ketua dan sekretaris atau sebutan lain bagi masyarakat dan organisasi kemasyarakatan. Ketentuan mengenai pembubuhan cap dikecualikan bagi permohonan tertulis dari masyarakat. Pasal 19
(1)
Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) paling sedikit dilengkapi dokumen: a. proposal yang paling sedikit memuat: 1. latar belakang; 2. maksud dan tujuan; 3. rincian ………………
(2)
(3)
(4) (5)
3. rincian rencana kegiatan; dan 4. jadwal kegiatan dan rencana penggunaan belanja hibah. b. surat keterangan tanggung jawab dan c. surat pernyataan kesediaan menyediakan dana pendamping apabila diperlukan Dalam hal permohonan diajukan oleh organisasi kemasyarakatan selain dilengkapi dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melampirkan persyaratan administrasi dan untuk tujuan penggunaan bangunan/fisik dilengkapi dengan dokumen teknis. Persyaratan administasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. akta notaris mengenai pendirian lembaga atau dokumen lain yang dipersamakan; b. surat pernyataan tanggung jawab; c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); d. surat keterangan domisili lembaga dari kelurahan setempat; e. izin operasioanal tanda daftar lembaga dari instansi yang berwenang; f. bukti kontrak sewa gedung/bangunan bagi lembaga yang kantornya menyewa; g. salinan fotocopy kartu tanda penduduk yang masih berlaku atas nama ketua dan sekertaris atau sebutan lain; dan h. salinan rekening bank yang masih aktif atas nama lembaga dan/atau pengurus belanja hibah. Dokumen teknis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 meliputi gambar rencana dan konstruksi bangunan atau dokumen lain yang sejenis. Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (3) huruf a, huruf c, huruf e, dan huruf f untuk belanja hibah kepada masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang berkaitan dengan tempat peribadatan, pondok pesantren dan kelompok swadaya masyarakat yang bersifat non formal dan pengelolaannya berupa partisipasi swadaya masyarakat. Pasal 20
(1)
(2)
Surat permohonan, proposal, persyaratan administrasi dan dokumen teknis belanja hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) disampaikan dan diadministrasikan/dicatat melalui Bagian Umum Sekretariat Daerah selanjutnya diteruskan kepada Walikota melalui Asisten Administrasi Umum dan Sekretaris Daerah. Proposal yang telah diterima oleh Walikota selanjutnya didisposisi kepada Kepala BPKAD untuk dicatat dan didistribusikan kepada SKPD sesuai bidangnya yang meliputi: a. pendidikan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Binjai; b. kesehatan, dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Binjai; c. pekerjaan umum bidang jalan, jembatan pengairan dan gedung dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai; d. perumahan dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai; e. perencanaan pembangunan dan penanaman modal dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Binjai; f. perhubungan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kota Binjai; g. lingkungan hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Binjai; h. kependudukan .................
h. kependudukan dan catatan sipil dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Binjai; i. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dilaksanakan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Binjai; j. sosial, keagamaan/peribadatan dan pendidikan agama dilaksanakan oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Binjai; k. ksejahteraan sosial dan ketenagakerjaan dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Binjai; l. koperasi, perindustrian dan perdagangan, usaha kecil dan menengah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Kota Binjai; m. pariwisata dan kesenian, kepemudaan dan olah raga serta kebudayaan dan adat istiadat dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Binjai; n. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Binjai; o. pemberdayaan masyarakat kelurahan dilaksanakan oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan Kota Binjai; p. kearsipan dilaksanakan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Binjai; q. komunikasi dan informatika dilaksanakan oleh Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Binjai; r. pertanian, peternakan dan perikanan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Binjai; s. otonomi daerah dan pemerintahan umum dilaksanakan oleh Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Binjai; t. perusahaan daerah dan perekonomian dilaksanakan oleh Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Binjai. Bagian Kedua Evaluasi Permohonan Hibah Pasal 21 (1) (2) (3)
(4) (5) (6)
SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) melakukan evaluasi keabsahan dan kelengkapan persyaratan permohonan belanja hibah sesuai pedoman yang berlaku. Kepala SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan hasil evaluasi belanja hibah berupa rekomendasi kepada Walikota melalui ketua TAPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ia Peraturan Walikota ini. Ketua TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah, yang dituangkan dalam Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah (DNC-PBH), sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ib Peraturan Walikota ini. Hasil pertimbangan Ketua TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai DNC-PBH untuk selanjutnya disampaikan kepada Walikota sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ic Peraturan Walikota ini. Walikota menetapkan persetujuan atau penolakan DNC-PBH berdasarkan hasil evaluasi SKPD dan pertimbangan TAPD. Persetujuan Walikota terhadap DNC-PBH dituangkan dalam bentuk lembar persetujuan Walikota dan menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran belanja hibah dan rancangan KUA dan PPAS, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Id Peraturan Walikota ini. BAB VI ……………….
BAB VI PENGAJUAN DAN EVALUASI PERMOHONAN BANTUAN SOSIAL Bagian Kesatu Pengajuan Permohonan Bantuan Sosial Pasal 22 (1) (2)
Perorangan, keluarga, dan/atau masyarakat serta lembaga non pemerintah mengajukan permohonan tertulis Belanja Bantuan Sosial kepada Walikota. Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan ketentuan : a. bagi lembaga non pemerintahan, dibubuhi cap dan ditandatangani oleh ketua dan sekretaris atau sebutan lain; dan b. bagi individu, keluarga, dan/atau masyarakat, ditandatangani oleh pemohon dan diketahui serta dibubuhi cap Lurah. Pasal 23
(1)
(2)
Permohonan tertulis bagi lembaga non pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf a, dilengkapi proposal yang paling sedikit memuat informasi tentang : a. latar belakang; b. maksud dan tujuan; c. hasil yang diharapkan; d. lokasi pelaksanaan; e. waktu pelaksanaan; f. data umum organisasi/lembaga; g. alamat lengkap; h. daftar personalia pelaksana dan susunan kepengurusan lembaga; i. rencana anggaran biaya; j. nomor rekening bank yang masih berlaku; k. NPWP lembaga; dan l. penutup. Selain proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), permohonan Belanja Bantuan Sosial bagi lembaga non pemerintah, wajib melampirkan persyartan administrasi, meliputi : a. akta notaries mengenai pendirian lembaga atau dokumen lain yang dipersamakan; b. surat pernyataan tanggung jawab; c. surat keterangan domisili lembaga dari Kelurahan setempat; d. izin operasional / tanda daftar lembaga dari instansi yang berwenang; e. bukti kontrak sewa gedung/ bangunan, bagi lembaga yang kantornya menyewa; f. salinan fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku atas nama ketua dan sekretaris atau sebutan lain; dan g. salinan rekening bank yang masih aktif atas nama lembaga. Pasal 24
Permohonan tertulis bagi individu, keluarga, dan/atau masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf b, paling sedikit memuat informasi tentang: a. maksud dan tujuan penggunaan; b. jumlah Belanja Bantuan Sosial yang dimohonkan; c. identitas lengkap penerima bantuan sosial, terdiri atas: 1. nama lengkap; 2. tempat/tanggal lahir; 3. alamat lengkap; 4. nomor ……………
d. e.
4. nomor KTP; 5. pekerjaan/aktivitas; 6. status perkawinan; dan 7. nomor rekening bank. salinan/fotocopy nomor rekening atas nama penerima bantuan sosial; dan salinan/fotocopy KTP yang masih berlaku. Pasal 25
(1)
(2)
Surat permohonan, proposal dan persyaratan administrasi Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dan Pasal 24 disampaikan dan diadministrasikan/dicatat melalui Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Binjai dan selanjutnya diteruskan kepada Walikota melalui Asisten Administrasi Umum dan Sekretaris Daerah. Proposal yang telah diterima oleh Walikota selanjutnya didisposisikan kepada Kepala BPKAD untuk dicatat dan didistribusikan kepada SKPD sesuai bidangnya, yang meliputi: a. kepemudaan, keolahragaan, kesennian dan kepariwisataan dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Binjai; b. kemiskinan, pengangguran, lanjut usia, anak-anak terlantar, penanggulangan bencana, pengembangan Karang Taruna dan wirausaha dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Binjai; c. perkoperasian dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Kota Binjai; d. pendidikan, dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Binjai; e. kesehatan, dilaksankan oleh Dinas Kesehatan Kota Binjai; f. penanggulangan bencana, dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Binjai dan Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Binjai; g. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dilaksanakan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Binjai; h. pemberdayaan masyarakat kelurahan, dilaksanakan oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan Kota Binjai; dan i. sosial kemasyarakatan, dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Pollitik dan Perlindungan Masyarakat Kota Binjai. Bagian Kedua Evaluasi Permohonan Bantuan Sosial Pasal 26
(1) (2)
(3)
SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) melakukan evaluasi keabsahan dan kelengkapan persyaratan permohonan belanja bantuan sosial sesuai pedoman yang berlaku. Kepala SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan hasil evaluasi belanja bantuan sosial berupa rekomendasi kepada Walikota melalui ketua TAPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran IIa Peraturan Walikota ini. Ketua TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah, yang dituangkan dalam Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Bantuan Sosial (DNC-PBBS), sebagaimana tercantum dalam Lampiran IIb Peraturan Walikota ini. (4) Hasil ....................
(4) (5) (6)
Hasil pertimbangan Ketua TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai DNC-PBBS untuk selanjutnya disampaikan kepada Walikota sebagaimana tercantum dalam Lampiran IIc Peraturan Walikota ini. Walikota menetapkan persetujuan atau penolakan DNC-PBBS berdasarkan hasil evaluasi SKPD dan pertimbangan TAPD. Persetujuan Walikota terhadap DNC-PBBS dituangkan dalam bentuk lembar persetujuan Walikota dan menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran belanja bantuan sosial dan rancangan KUA dan PPAS, sebagaimana tercantum dalam Lampiran IId Peraturan Walikota ini. BAB VII PENGANGGARAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL Bagian Kesatu Hibah Pasal 27
(1) (2) (3)
Hibah berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD. Hibah berupa barang atau jasa dicantumkan dalam RKA-SKPD. RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) menjadi dasar penganggaran hibah dalam APBD sesuai peraturan perundang-undangan. Pasal 28
(1) (2)
(3)
Hibah berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek belanja hibah, dan rincian obyek belanja hibah pada PPKD. Obyek belanja hibah dan rincian obyek belanja hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: b. pemerintah; c. pemerintah daerah lainnya; d. perusahaan daerah; e. masyarakat; dan f. organisasi kemasyarakatan. Hibah berupa barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diformulasikan ke dalam program dan kegiatan, yang diuraikan ke dalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah barang atau jasa dan rincian obyek belanja hibah barang atau jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada SKPD. Pasal 29
(1) (2)
Walikota mencantumkan daftar nama penerima, alamat penerima dan besaran hibah dalam Lampiran III Peraturan Walikota tentang Penjabaran APBD. Format Lampiran III Peraturan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III Peraturan Walikota ini, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota tentang Penjabaran APBD.
Bagian Kedua ……………….
Bagian Kedua Bantuan Sosial Pasal 30 (1) (2) (3)
Bantuan sosial berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD. Bantuan sosial berupa barang dicantumkan dalam RKA-SKPD. RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi dasar penganggaran bantuan sosial dalam APBD sesuai peraturan perundang-undangan. Pasal 31
(1)
(2)
(3)
Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja bantuan sosial, obyek belanja bantuan sosial, dan rincian obyek belanja bantuan sosial berkenaan pada PPKD. Obyek belanja bantuan sosial dan rincian obyek belanja bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. individu dan/atau keluarga; b. masyarakat; dan c. lembaga non pemerintahan. Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja bantuan sosial barang dan rincian obyek belanja bantuan sosial barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada SKPD. Pasal 32
(1)
(2)
Walikota mencantumkan daftar nama penerima, alamat penerima dan besaran bantuan sosial dalam Lampiran IV Peraturan Walikota tentang Penjabaran APBD, tidak termasuk bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya. Format Lampiran IV Peraturan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Walikota ini, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota tentang Penjabaran APBD. BAB VIII PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN HIBAH Bagian Kesatu Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pasal 33
(1) (2) (3) (4)
Berdasarkan Peraturan Walikota tentang Penjabaran APBD sebagaimana dibuat dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari DPA-PPKD dan DPA-SKPD Pelaksanaan anggaran hibah berupa uang berdasarkan atas DPA-PPKD. Pelaksanaan anggaran hibah berupa barang atau jasa berdasarkan atas DPA-SKPD.
Bagian Kedua ..................
Bagian Kedua Naskah Perjanjian Hibah Daerah Pasal 34 (1) (2) (3) (4) (5)
(6) (7) (8) (9)
Setiap pemberian hibah dituangkan dalam NPHD yang ditandatangani bersama oleh Walikota dan penerima hibah. NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada penjabaran APBD dan DPA. Kepala BPKAD selaku PPKD menyiapkan NPHD untuk belanja hibah berupa uang. Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyiapkan NPHD untuk belanja hibah berupa barang dan jasa. NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat ketentuan mengenai: a. pemberi dan penerima hibah; b. tujuan pemberian hibah; c. besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima; d. hak dan kewajiban; e. tata cara penyaluran/penyerahan hibah; dan f. tata cara pelaporan hibah. Kepala BPKAD dan kepala SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) bertanggung jawab atas substansi NPHD. NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam rangkap 4 terdiri dari 2 (dua) bermaterai cukup. Walikota dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani NPHD. NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran V Peraturan Walikota ini. Bagian Ketiga Penetapan Daftar Penerima Hibah Pasal 35
(1)
(2) (3) (4)
Walikota menetapkan daftar penerima hibah beserta besaran uang atau jenis barang atau jasa yang akan dihibahkan dengan Keputusan Walikota berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Walikota tentang Penjabaran APBD. Daftar penerima hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar penyaluran/penyerahan hibah. Penyaluran/penyerahan hibah dari Pemerintah Daerah kepada penerima hibah dilakukan setelah penandatanganan NPHD. Pencairan hibah dalam bentuk uang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS). Bagian Keempat Pencairan Belanja Hibah Paragraf 1 Umum Pasal 36
Pencairan/penyaluran hibah dilakukan setelah penandatanganan NPHD.
Paragraf 2 ……………….
Paragraf 2 Pencairan Hibah Berupa Uang Pasal 37 (1) (2)
Pencairan hibah didasarkan pada DPA-PPKD dan NPHD. Pencairan hibah berupa uang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung dan disalurkan melalui Rekening Kas Umum Daerah ke rekening penerima hibah. Pasal 38
(1)
Penerima hibah berupa uang mengajukan permohonan pencairan belanja hibah kepada Walikota melalui kepala BPKAD selaku PPKD, dengan dilengkapi persyaratan administrasi meliputi: a. hibah untuk pemerintah dan pemerintah daerah lainnya, terdiri dari: 1. surat permohonan pencairan belanja hibah dilengkapi rincian rencana penggunaan belanja hibah sesuai yang tercantum dalam DPA; 2. NPHD; 3. salinan/fotocopy kartu tanda penduduk atas nama pimpinan instansi atau kepala daerah penerima belanja hibah; 4. salinan atau fotocopy rekening bank yang masíh aktif atas nama instansi dan/atau rekening kas umum daerah lainnya; 5. kuitansi rangkap 4 terdiri dari 2 (dua) bermaterai cukup, vitanda tangani dan dibubuhi cap instansi serta dicantumkan nama lengkap pimpinan instansi atau kepala daerah; 6. surat pernyataan tanggung jawab. b. hibah untuk perusahaan daerah, terdiri dari: 1. surat permohonan pencairan belanja hibah yang dilengkapi rincian rencana penggunaan belanja hibah sesuai yang tercantum dalam DPA; 2. NPHD; 3. salinan/fotocopy kartu tanda penduduk atas nama direksi atau sebutan lain perusahaan daerah atau perseroan penerima belanja hibah; 4. salinan atau fotocopy rekening bank yang masíh aktif atas nama perusahaan daerah atau perseroan penerima belanja hibah; 5. kuitansi rangkap 4 terdiri dari 2 (dua) bermaterai cukup, ditanda tangani dan dibubuhi cap perusahaan daerah atau perseroan serta dicantumkan nama lengkap direksi atau sebutan lain; 6. surat pernyataan tanggung jawab. c. hibah untuk masyarakat, terdiri dari: 1. surat permohonan pencairan belanja hibah dilengkapi rincian rencana penggunaan belanja hibah sesuai yang tercantum dalam DPA; 2. NPHD; 3. salinan/fotocopy kartu tanda penduduk atas nama ketua kelompok masyarakat penerima belanja hibah; 4. salinan atau fotocopy rekening bank yang masih aktif atas nama ketua kelompok masyarakat penerima belanja hibah; 5. kuitansi rangkap 4 terdiri dari 2 (dua) bermaterai cukup, ditanda tangani oleh ketua/pimpinan atau debutan lain ketua kelompok masyarakat penerima belanja hibah dan dibubuhi cap kelompok masyarakat serta dicantumkan nama lengkap ketua/pimpinan atau sebutan lain ketua kelompok masyarakat penerima belanja hibah; 6. surat pernyataan tanggung jawab. d. hibah ……………….
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
d. hibah untuk organisasi kemasyarakatan, terdiri dari: 1. surat permohonan pencairan belanja hibah dilengkapi rincian rencana penggunaan belanja hibah sesuai yang tercantum dalam DPA; 2. NPHD; 3. salinan/fotocopy kartu tanda penduduk atas nama ketua/pimpinan/pengurus lembaga/organisasi penerima belanja hibah; 4. salinan atau fotocopy rekening bank yang masih aktif atas nama lembaga/organisasi; 5. kuitansi rangkap 4 terdiri dari 2 (dua) bermaterai cukup, ditandatangani ketua/pimpinan organisasi kemasyarakatan dan dibubuhi cap lembaga/organisasi serta dicantumkan nama lengkap ketua/pimpinan atau sebutan lain ketua/pimpinan organisasi kemasyarakatan; 6. surat pernyataan tanggung jawab; (ditambah : Pakta Integritas, Surat Ket. Domisili, akte notaris/ surat ket. Terdaftar) Format Surat Permohonan Pencairan Belanja Hibah dan Daftar Rincian Penggunaan Belanja Hibah sebagaimana Lampiran VI Peraturan Walikota ini. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Permohonan Belanja Hibah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII Peraturan Walikota ini; Kepala BPKAD selaku PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya memerintahkan kepada bendahara belanja hibah untuk membuat surat permintaan pembayaran langsung (SPP-LS). Apabila dokumen persyaratan pencairan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dinyatakan lengkap maka PPK-PPKD menerbitkan surat perintah membayar (SPM) untuk ditandatangani Kepala BPKAD selalu PPKD. Setelah SPM diterbitkan selanjutnya kuasa bendahara umum daerah menerbitkan surat perintah pencairan dana (SP2D). Penerbitan SPP, SPM dan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 39
Penerima belanja hibah berupa uang bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran dan keabsahan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1). Paragraf 3 Penyaluran Belanja Hibah Berupa Barang atau Jasa Pasal 40 (1) (2) (3)
SKPD terkait melakukan proses pengadaan barang atau jasa sesuai DPASKPD dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang dan jasa pemerintah. SKPD terkait mencatat barang atau jasa hasil pengadaan pada jenis belanja barang dan jasa, objek, rincian objek, belanja hibah barang atau jasa berkenaan, yang akan diserahkan kepada penerima belanja hibah. Penyerahan hibah barang atau jasa dilakukan oleh kepala SKPD terkait kepada penerima hibah, setelah dilengkapi persyaratan sebagai berikut: a. hibah untuk pemerintah dan pemerintah daerah lainnya terdiri atas: 1. berita acara serah tarima dalam rangkap 4 terdiri dari dua bermaterai cukup, ditandatangani dan dibubuhi cap instansi atau daerah lainnya serta dicantumkan nama lengkap pimpinan instansi atau Walikota; 2. NPHD; 3. salinan ………………..
3. salinan/fotocopy KTP atas nama pimpinan instansi atau walikota/bupati penerima belanja hibah; dan 4. surat pernyataan tanggung jawab. b. hibah untuk perusahaan daerah, terdiri atas: 1. berita acara serah terima dalam rangkap 4 terdiri dari dua bermaterai cukup, ditandatangani dan dibubuhi cap perusahaan daerah atau perseroan serta dicantumkan nama lengkap direksi atau debutan lain; 2. NPHD; 3. salinan/fotocopy KTP atas nama direksi atau debutan lain perusahaan daerah atau perseroan; 4. surat pernyataan tanggung jawab; dan 5. persyaratan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. c. hibah untuk organisasi kemasyarakatan, terdiri atas: 1. berita acara serah tarima dalam rangkap 4 terdiri dari dua bermaterai cukup, ditandatangani dan dibubuhi cap lembaga/organisasi serta dicantumkan nama lengkap ketua/pimpinan lembaga/organisasi penerima bantuan hibah; 2. NPHD; 3. salinan/fotocopy KTP atas nama ketua/pimpinan lembaga/organisasi; dan 4. surat pernyataan tanggung jawab. d. hibah untuk masyarakat, terdiri atas: 1. berita acara serah tarima dalam rangkap 4 terdiri dari dua bermaterai cukup, ditandatangani serta dicantumkan nama lengkap penerima belanja hibah; 2. NPHD; 3. salinan/fotocopy KTP atas nama penerima belanja hibah; dan 4. surat pernyataan tanggung jawab. Paragraf 4 Kewajiban dan Larangan Bagi Penerima Hibah Pasal 41 (1) (2)
(1) (2) (3) (4)
Penerima hibah wajib menggunakan hibah sesuai NPHD dan/atau perubahan NPHD. Penerima hibah dilarang mengalihkan hibah yang diterima kepada pihak lain. (tambah : Perubahan rencana rincian penggunaan dana agar mendapat persetujuan oleh Walikota Binjai) BAB IX PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN BANTUAN SOSIAL Bagian Kesatu Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pasal 42 Berdasarkan Peraturan Walikota tentang Penjabaran APBD sebagaimana dibuat dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari DPA-PPKD dan DPA-SKPD. Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa uang berdasarkan atas DPAPPKD. Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa barang atau jasa berdasarkan atas DPA-SKPD. Bagian Kedua ...............
Bagian Kedua Pakta Integritas Pasal 43 (1) (2)
(3) (4)
Setiap pemberian bantuan sosial dituangkan dalam Pakta Integritas yang ditandatangani oleh Walikota dan penerima bantuan sosial. Pakta Integritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat: a. pemberi dan penerima bantuan sosial; b. penggunaan bantuan sosial; c. besaran/rincian bantuan sosial yang akan diterima; d. tata cara pelaporan bantuan sosial. Walikota dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani Pakta Integritas. Pakta Integritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran VIII Peraturan Walikota ini. Bagian Ketiga Penetapan Daftar Penerima Bantuan Sosial Pasal 44
(1) (2)
(3)
(4) (5) (6)
Walikota menetapkan daftar penerima dan besaran bantuan sosial dengan keputusan Walikota berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Walikota tentang Penjabaran APBD. Penyaluran dan/atau penyerahan bantuan sosial didasarkan pada daftar penerima bantuan sosial yang tercantum dalam Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12. Penyaluran/penyerahan bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 didasarkan pada permintaan tertulis dari individu dan/atau keluarga yang bersangkutan atau surat keterangan dari pejabat yang berwenang serta mendapat persetujuan Walikota setelah diverifikasi oleh SKPD terkait. Pencairan bantuan sosial berupa uang dilakukan dengan cara pembayaran langsung (LS). Dalam hal bantuan sosial berupa uang dengan nilai sampai dengan Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) pencairannya dapat dilakukan melalui mekanisme tambah uang (TU). Penyaluran dana bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilengkapi dengan kuitansi bukti penerimaan uang bantuan sosial. Bagian Keempat Pencairan Belanja Bantuan Sosial Paragraf 1 Pencairan Belanja Bantuan Sosial Berupa Uang Pasal 45
(1)
Penerima bantuan sosial berupa uang mengajukan permohonan pencairan belanja bantuan sosial kepada Walikota melalui kepala BPKAD selaku PPKD, dengan dilengkapi persyaratan administrasi meliputi:
a. bantuan ……………..
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
a. bantuan sosial untuk individu, terdiri dari: 1. surat permohonan pencairan belanja bantuan sosial; 2. salinan/fotocopy kartu tanda penduduk atas nama penerima bantuan sosial; 3. salinan atau fotocopy rekening bank yang masíh aktif atas nama penerima bantuan sosial; 4. kuitansi rangkap 4 terdiri dari 1 (satu) bermaterai cukup, ditandatangani dan dicantumkan nama lengkap penerima bantuan sosial; 5. surat pernyataan tanggung jawab. b. bantuan sosial untuk keluarga, terdiri dari: 1. surat permohonan pencairan belanja bantuan sosial; 2. salinan/fotocopy kartu tanda penduduk atas nama kepala keluarga penerima bantuan sosial; 3. salinan atau fotocopy rekening bank yang masíh aktif atas nama kepala keluarga penerima bantuan sosial; 4. kuitansi rangkap 4 terdiri dari 1 (satu) bermaterai cukup, ditandatangani dan dicantumkan nama lengkap kepala keluarga penerima bantuan sosial; 5. surat pernyataan tanggung jawab. c. bantuan sosial untuk kelompok masyarakat dan/atau lembaga non pemerintah, terdiri dari: 1. surat permohonan pencairan belanja bantuan sosial, dilengkapi rincian rencana penggunaan belanja bantuan sosial; 2. salinan/fotocopy kartu tanda penduduk atas nama ketua/pimpinan pengurus lembaga/organisasi penerima bantuan sosial; 3. salinan atau fotocopy rekening bank yang masíh aktif atas nama lembaga/organisasi penerima bantuan sosial; 4. kuitansi rangkap 4 terdiri dari 1 (satu) bermaterai cukup, ditandatangani dan dibubuhi cap lembaga/organisasi atau sebutan lain; 5. surat pernyataan tanggung jawab. (ditambah : Pakta integritas, ket. Domisili, akte notaris/ surat ket. Terdaftar) Format Surat Permohonan Pencairan Belanja Bantuan Sosial dan Daftar Rincian Penggunaan Bantuan Sosial sebagaimana Lampiran IX Peraturan Walikota ini. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Permohonan Belanja Bantuan Sosial sebagaimana tercantum dalam Lampiran X Peraturan Walikota ini. Kepala BPKAD selaku PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya memerintahkan kepada bendahara belanja bantuan sosial untuk membuat surat permintaan pembayaran langsung (SPP-LS). Apabila dokumen persyaratan pencairan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dinyatakan lengkap maka PPK-PPKD menerbitkan surat perintah membayar (SPM) untuk ditandatangani Kepala BPKAD selalu PPKD. Setelah SPM diterbitkan selanjutnya kuasa bendahara umum daerah menerbitkan surat perintah pencairan dana (SP2D). Penerbitan SPP, SPM dan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 46
Penerima belanja bantuan sosial berupa uang bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran dan keabsahan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1). Paragraf 2 ……………
Paragraf 2 Penyaluran Belanja Bantuan Sosial Berupa Barang Pasal 47 (1) (2)
(3)
SKPD terkait melakukan proses pengadaan barang sesuai DPA-SKPD dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang dan jasa pemerintah. SKPD terkait mencatat barang atau jasa hasil pengadaan pada jenis belanja barang dan jasa, objek, rincian objek, belanja bantuan sosial barang atau jasa berkenaan, yang akan diserahkan kepada penerima belanja bantuan sosial. Penyerahan bantuan sosial barang dilakukan oleh kepala SKPD terkait kepada penerima bantuan sosial, setelah dilengkapi persyaratan sebagai berikut: a. bantuan sosial untuk individu terdiri atas: 1. berita acara serah terima barang dalam rangkap 4 terdiri dari 2 (dua) bermaterai cukup, ditandatangani dan dicantumkan nama lengkap penerima bantuan sosial; 2. salinan/fotocopy KTP atas nama penerima bantuan sosial; dan 3. surat pernyataan tanggung jawab. b. bantuan sosial untuk keluarga terdiri atas: 1. berita acara serah terima barang dalam rangkap 4 terdiri dari 2 (dua) bermaterai cukup, ditandatangani dan dicantumkan nama lengkap kepala keluarga penerima bantuan sosial; 2. salinan/fotocopy KTP atas nama kepala keluarga penerima bantuan sosial; dan 3. surat pernyataan tanggung jawab. c. bantuan sosial untuk kelompok masyarakat dan/atau lembaga non pemerintah, terdiri atas: 1. berita acara serah terima barang dalam rangkap 4 terdiri dari 2 (dua) bermaterai cukup, ditandatangani dan dicantumkan nama lengkap ketua/pimpinan atau sebutan lain kelompok masyarakat/lembaga non pemerintah penerima bantuan sosial; 2. salinan/fotocopy KTP ketua/pimpinan atau sebutan lain kelompok masyarakat/lembaga non pemerintah penerima bantuan sosial; dan 3. surat pernyataan tanggung jawab. Paragraf 3 Kewajiban dan Larangan Bagi Penerima Bantuan Sosial Pasal 48
(1) (2)
Penerima bantuan sosial wajib menggunakan bantuan sosial sesuai peruntukan yang dicantumkan dalam proposal permohonan yang diajukan dan sesuai yang ditetapkan dalam DPA. Penerima bantuan sosial dilarang mengalihkan bantuan sosial yang diterima kepada pihak lain. BAB X PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN HIBAH Bagian Kesatu Pelaporan Pasal 49
(1)
Penerima hibah berupa uang menyampaikan laporan penggunaan hibah kepada Walikota melalui Kepala BPKAD selaku PPKD dengan tembusan SKPD terkait. (2) Penerima ................
(2)
Penerima hibah berupa barang atau jasa menyampaikan penggunaan hibah kepada Walikota melalui kepala SKPD terkait.
laporan
Pasal 50 (1) (2)
Belanja hibah berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja hibah pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan. Belanja hibah berupa barang atau jasa dicatat sebagai realisasi objek belanja hibah pada jenis belanja barang dan jasa dalam program dan kegiatan pada SKPD terkait. Pasal 51
(1) (2)
PPKD melakukan pencatatan realisasi belanja hibah, untuk selanjutnya dicantumkan pada laporan keuangan pemerintah daerah dalam tahun anggaran berkenaan. Hibah berupa barang yang belum diserahkan kepada penerima hibah sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca. Pasal 52
(1)
(2)
Realisasi hibah berupa barang dan/atau jasa dikonversikan sesuai standar akuntansi pemerintahan pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Format konversi dan pengungkapan hibah berupa barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XI Peraturan Walikota ini. Bagian Kedua Pertanggungjawaban Pasal 53
Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian hibah meliputi: a. usulan dari calon penerima hibah kepada Walikota; b. Keputusan Walikota tentang penetapan daftar penerima hibah; c. NPH; d. pakta integritas dari penerima hibah yang menyatakan bahwa hibah yang diterima akan digunakan sesuai dengan NPHD; dan e. SPM/SP2D dan bukti tranfer uang atas pemberian hibah berupa uang atau bukti serah tarima barang/jasa atas pemberian hibah berupa barang/jasa. Pasal 54 (1) (2)
Penerima hibah bertanggung jawab secara formal dan material atas penggunaan hibah yang diterimanya. Pertanggung jalaban penerima hibah meliputi: a. laporan penggunaan hibah b. surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa hibah yang diterima telah digunakan sesuai NPHD; dan c. bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-undangan bagi penerima hibah berupa uang atau salinan bukti serah tarima barang/jasa bagi penerima hibah berupa barang/jasa. (3) Pertanggungjawaban ……………..
(3)
(4) (5)
Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b disampaikan kepada Walikota paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahun anggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai peraturan perundang-undangan; Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c disimpan dan dipergunakan oleh penerima hibah selaku objek pemeriksaan. Format Laporan Penggunaan Belanja Hibah tercantum dalam Lampiran XII Peraturan Walikota ini. BAB XI PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN SOSIAL Bagian Kesatu Pelaporan Pasal 55
(1) (2)
Penerima bantuan sosial berupa uang menyampaikan laporan penggunaan hibah kepada Walikota melalui Kepala BPKAD selaku PPKD dengan tembusan SKPD terkait. Penerima bantuan sosial berupa barang menyampaikan laporan penggunaan bantuan sosial kepada Walikota melalui kepala SKPD terkait. Pasal 56
(1) (2) (3)
Belanja bantuan sosial berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja hibah pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan. Belanja bantuan sosial berupa barang dicatat sebagai realisasi objek belanja bantuan sosial pada jenis belanja barang dan jasa dalam program dan kegiatan pada SKPD terkait. Belanja bantuan sosial berupa barang yang belum diserahkan kepada penerima belanja bantuan sosial sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca. Pasal 57
(1)
(2)
PPKD membuat rekapitulasi penyaluran bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 paling lambat tanggal 5 Januari tahun anggaran berikutnya. Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat nama penerima, alamat dan besaran bantuan sosial yang diterima oleh masing-masing individu dan/atau keluarga. Pasal 58
(1) (2)
PPKD melakukan pencatatan realisasi belanja bantuan sosial, untuk selanjutnya dicantumkan pada laporan keuangan Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran berkenaan. Bantuan sosial berupa barang yang belum diserahkan kepada penerima bantuan sosial sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca. Pasal 59
(1) Realisasi bantuan sosial berupa barang dikonversikan sesuai standar akuntansi pemerintahan pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah. (2) Format ..................
(2) Format konversi dan pengungkapan bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XI Peraturan Walikota ini. Bagian Kedua Pertanggungjawaban Pasal 60 (1)
Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah atas pemberian bantuan sosial meliputi: a. usulan/permintaan tertulis dari calon penerima bantuan sosial atau surat keterangan dari pejabat yang berwenang kepada Walikota. b. keputusan Walikota tentang penetapan daftar penerima bantuan sosial; c. pakta integritas dari penerima bantuan sosial yang menyatakan bahwa bantuan sosial yang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan; dan d. bukti transfer/penyerahan uang atas pemberian bantuan sosial berupa uang atau bukti serah terima barang atas pemberian bantuan sosial berupa barang. (2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c dikecualikan terhadap bantuan sosial bagi individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya. Pasal 61
(1) (2)
(3)
(4) (5)
Penerima bantuan sosial bertanggungjawab secara formal dan material atas penggunaan bantuan sosial yang diterimanya. Pertanggungjawaban penerima belanja bantuan sosial meliputi: a. laporan penggunaan bantuan sosial oleh penerima bantuan sosial; b. surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa bantuan sosial yang diterima telah digunakan sesuai dengan usulan; dan c. bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-undangan bagi penerima bantuan sosial berupa uang atau salinan bukti serah terima barang bagi penerima bantuan sosial berupa barang. Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b disampaikan kepada Walikota paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahun anggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai peraturan perundang-undangan. Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c disimpan dan dipergunakan oleh penerima bantuan sosial selaku obyek pemeriksaan. Format Laporan Penggunaan Belanja Bantuan Sosial tercantum dalam Lampiran XIII Peraturan Walikota ini. BAB XII MONITORING DAN EVALUASI Pasal 62
(1) (2) (3)
Kepala BPKAD selaku PPKD dan kepala SKPD selaku pengguna anggaran melakukan monitoring dan evaluasi atas pemberian, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan belanja hibah dan bantuan sosial. Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Walikota dengan tembusan Inspektorat Kota Binjai. Inspektorat Kota Binjai melakukan pengawasan terhadap pemberian, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan belanja hibah, sesuai peraturan perundang-undangan. Pasal 63 ………………..
Pasal 63 Dalam hal hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) terdapat penggunaan hibah dan bantuan sosial yang tidak sesuai dengan usulan yang telah disetujui, penerima hibah dan bantuan sosial yang bersangkutan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 64 Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial mulai tahun anggaran 2014 berpedoman pada Peraturan Walikota ini. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 65 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku: 1. Peraturan Walikota Binjai Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah Yang Bersumber dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kota Binjai; dan 2. Peraturan Walikota Binjai Nomor 19 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kota Binjai; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 66 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Binjai. Ditetapkan di Binjai pada tanggal 15 April 2014 WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM Diundangkan di Binjai pada tanggal 15 April 2014 SEKRETARIS DAERAH KOTA BINJAI, ttd. ELYUZAR SIREGAR BERITA DAERAH KOTA BINJAI TAHUN 2014 NOMOR 7 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
Ia : : :
PERATURAN WALIKOTA BINJAI 7 TAHUN 2014 15 APRIL 2014 TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT SURAT PENGANTAR KEPALA SKPD KEPADA WALIKOTA BINJAI TENTANG HASIL EVALUASI PERMOHONAN BELANJA HIBAH KOP SURAT SKPD …..,………………….20XX Nomor Sifat Lampiran Hal
: : : 1 (satu) Berkas : Hasil Evaluasi Permohonan Belanja Hibah TA. 20xx
Yth. Walikota Binjai di –
Binjai
Sesuai dengan Peraturan Walikota Binjai Nomor….Tahun 2014 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan, serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, kami telah melakukan Evaluasi atas permohonan Belanja Hibah dan mempertimbangkan prioritas serta keterkaitan dengan penyelenggaraan program dan kegiatan Pemerintah Kota Binjai. Jumlah Permohonan sebanyak...........proposal senilai Rp......................dan berdasarkan hasil evaluasi yang telah disetujui sebanyak ......... proposal senilai Rp............................., yang terdiri dari : No
I
II
Data Pemohon
Rencana Penggunaan
Jumlah Hibah yang dimohon (Rp)
Permohonan belanja hibah berupa barang
Jumlah Hibah yang Direkomendasi kan (Rp)
1…….. 2.dst Permohonan belanja hibah berupa jasa 1…. 2.dst Jumlah
Demikian kami sampaikan, agar menjadi maklum. Kepala SKPD…………. (nama jelas pimpinan/ditandatangani/dicap)
WALIKOTA BINJAI, ttd. Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
MUHAMMAD IDAHAM
Ket
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
Ib : : :
PERATURAN WALIKOTA BINJAI 7 TAHUN 2014 15 APRIL 2014 TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH (DNC-PBH) PERSETUJUAN WALIKOTA BINJAI TAHUN ANGGARAN …………… Nama SKPD : ……………………………. Jenis Belanja Hibah : Uang/Barang/Jasa*) No
1 1. 2. 3.
Nama Alamat Rencana Lengkap Lengkap Penggunaan Calon Penerima
2 ……… ……… Dst…….
3
Besaran Belanja Hibah (Rp)
Permohonan
4
5
Hasil Pertimbangan Evaluasi TAPD SKPD 6 7
TOTAL Binjai, tanggal/bulan/tahun Sekretaris Daerah Kota Binjai Selaku Ketua TAPD (Nama/NIP) *) coret yang tidak perlu
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
Ket.
8
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
Ic : : :
PERATURAN WALIKOTA BINJAI 7 TAHUN 2014 15 APRIL 2014 TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT SURAT PENGANTAR KETUA TAPD KEPADA WALIKOTA BINJAI TENTANG PERTIMBANGAN PERMOHONAN BELANJA HIBAH KOP SURAT SEKDA …..,………………….20XX (tempat), (tgl/bln/tahun) Nomor Sifat Lampiran Hal
: : : 1 (satu) Berkas : Hasil Pertimbangan Permohonan Belanja Hibah Tahun Anggaran 20XX
Kepada Yth. Walikota Binjai di –
BINJAI
Sesuai dengan Peraturan Walikota Binjai Nomor ..... Tahun 2014 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta memperhatikan hasil evaluasi permohonan belanja hibah dari SKPD terkait, kami telah melakukan penelaahan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan mempertimbangkan prioritas pemenuhan belanja urusan wajib yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hasil penelaahan tersebut, kami melaporkan bahwa yang melakukan evaluasi permohonan sebanyak……………..proposal senilai Rp…………….dan berdasarkan hasil penelaahan kami dapat dipertimbangkan untuk disetujui sebanyak……..proposal senilai Rp. …………., yang terdiri dari : No. S
Nama SKPD
1. 2. Dst.
Jumlah Proposal Uang Barang
Uang
Nilai (Rp) Barang
Jumlah Sebagai bahan pertimbangan Bapak, kami sampaikan Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah untuk masing-masing SKPD. Demikian atas perkenaan dan persetujuan Bapak diucapkan terima kasih. Sekretaris Daerah Kota Binjai Selaku Ketua TAPD (Nama/NIP)
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
Id : : :
PERATURAN WALIKOTA BINJAI 7 TAHUN 2014 15 APRIL 2014 TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT PERSETUJUAN WALIKOTA DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH (DNC-PBH) DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA HIBAH (DNC-PBH) PERSETUJUAN WALIKOTA BINJAI TAHUN ANGGARAN …………… Nama SKPD : ……………………………. Jenis Belanja Hibah : Uang/Barang/Jasa*) No
1 1. 2. 3.
Nama Alamat Rencana Lengkap Lengkap Penggunaan Calon Penerima
2 ……… ……… Dst…….
3
Besaran Belanja Hibah (Rp)
Permohonan
4
5
Hasil Pertimbangan Evaluasi TAPD SKPD 6 7
TOTAL Binjai, tanggal/bulan/tahun WALIKOTA BINJAI, (nama jelas) *) coret yang tidak perlu
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
Ket.
8
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
IIa PERATURAN WALIKOTA BINJAI : 7 TAHUN 2014 : 15 APRIL 2014 : TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT SURAT PENGANTAR KEPALA SKPD KEPADA WALIKOTA BINJAI TENTANG HASIL EVALUASI PERMOHONAN BELANJA BANTUAN SOSIAL KOP SURAT SKPD …..,………………….20XX Nomor Sifat Lampiran Hal
: : : 1 (satu) Berkas : Hasil Evaluasi Permohonan Belanja Bantuan Sosial TA. 20xx
Yth. Walikota Binjai di –
Binjai
Sesuai dengan Peraturan Walikota Binjai Nomor….Tahun 2014 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan, serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, kami telah melakukan Evaluasi atas permohonan Belanja Bantuan Sosial dan mempertimbangkan prioritas serta keterkaitan dengan penyelenggaraan program dan kegiatan Pemerintah Kota Binjai. Jumlah Permohonan sebanyak...........proposal senilai Rp......................dan berdasarkan hasil evaluasi yang telah disetujui sebanyak ......... proposal senilai Rp............................., yang terdiri dari : No
I
II
Data Pemohon
Rencana Penggunaan
Jumlah Bantuan Sosial yang dimohon (Rp)
Permohonan belanja bantuan sosial berupa uang 1…….. 2.dst Permohonan belanja bantuan sosial berupa barang 1…. 2.dst Jumlah
Jumlah Bantuan Sosial yang Direkomendasi kan (Rp)
Demikian kami sampaikan, agar menjadi maklum.
Kepala SKPD…………. (nama jelas pimpinan/ditandatangani/dicap)
WALIKOTA BINJAI, ttd. Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
MUHAMMAD IDAHAM
Ket
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
IIb PERATURAN WALIKOTA BINJAI : 7 TAHUN 2014 : 15 APRIL 2014 : TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA BANTUAN SOSIAL DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA BANTUAN SOSIAL (DNC-PBBS) PERSETUJUAN WALIKOTA BINJAI TAHUN ANGGARAN …………… Nama SKPD : ……………………………. Jenis Belanja Bantuan Sosial : Uang/Barang*) No
1 1. 2. 3.
Nama Alamat Rencana Lengkap Lengkap Penggunaan Calon Penerima
2 ……… ……… Dst…….
3
Besaran Belanja Bantuan Sosial (Rp)
Permohonan
4
5
Hasil Pertimbangan Evaluasi TAPD SKPD 6 7
Ket.
8
TOTAL Binjai, tanggal/bulan/tahun Sekretaris Daerah Kota Binjai Selaku Ketua TAPD (Nama/NIP) *) coret yang tidak perlu
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
IIc PERATURAN WALIKOTA BINJAI : 7 TAHUN 2014 : 15 APRIL 2014 : TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT SURAT PENGANTAR KETUA TAPD KEPADA WALIKOTA BINJAI TENTANG PERTIMBANGAN PERMOHONAN BELANJA BANTUAN SOSIAL KOP SURAT SEKDA …..,………………….20XX (tempat), (tgl/bln/tahun) Nomor Sifat Lampiran Hal
: : : 1 (satu) Berkas : Hasil Pertimbangan Permohonan Belanja Bantuan Sosial Tahun Anggaran 20XX
Kepada Yth. Walikota Binjai di –
BINJAI
Sesuai dengan Peraturan Walikota Binjai Nomor ..... Tahun 2014 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta memperhatikan hasil evaluasi permohonan belanja bantuan sosial dari SKPD terkait, kami telah melakukan penelaahan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan mempertimbangkan prioritas pemenuhan belanja urusan wajib yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hasil penelaahan tersebut, kami melaporkan bahwa yang melakukan evaluasi permohonan sebanyak……………..proposal senilai Rp…………….dan berdasarkan hasil penelaahan kami dapat dipertimbangkan untuk disetujui sebanyak……..proposal senilai Rp. …………., yang terdiri dari : No. S
Nama SKPD
1. 2. Dst.
Jumlah Proposal Uang Barang
Uang
Nilai (Rp) Barang
Jumlah Sebagai bahan pertimbangan Bapak, kami sampaikan Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Bantuan Sosial untuk masing-masing SKPD. Demikian atas perkenaan dan persetujuan Bapak diucapkan terima kasih. Sekretaris Daerah Kota Binjai Selaku Ketua TAPD (Nama/NIP)
WALIKOTA BINJAI, ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
MUHAMMAD IDAHAM
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
IId PERATURAN WALIKOTA BINJAI : 7 TAHUN 2014 : 15 APRIL 2014 : TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT PERSETUJUAN WALIKOTA DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA BANTUAN SOSIAL (DNC-PBBS) DAFTAR NOMINATIF CALON PENERIMA BELANJA BANTUAN SOSIAL (DNC-PBBS) PERSETUJUAN WALIKOTA BINJAI TAHUN ANGGARAN …………… Nama SKPD : ……………………………. Jenis Belanja Bantuan Sosial : Uang/Barang*) No
1 1. 2. 3.
Nama Alamat Rencana Lengkap Lengkap Penggunaan Calon Penerima
2 ……… ……… Dst…….
3
Besaran Belanja Bantuan Sosial (Rp)
Permohonan
4
5
Hasil Pertimbangan Evaluasi TAPD SKPD 6 7
TOTAL Binjai, tanggal/bulan/tahun WALIKOTA BINJAI, (nama jelas) *) coret yang tidak perlu
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
Ket.
8
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
III : : :
PERATURAN WALIKOTA BINJAI 7 TAHUN 2014 15 APRIL 2014 TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
LAMPIRAN III PERATURAN WALIKOTA BINJAI NOMOR TANGGAL TENTANG DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI HIBAH YANG DITERIMA
NO
NAMA PENERIMA
ALAMAT PENERIMA
JUMLAH (Rp.)
1 2 3 Dst
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
IV : : :
PERATURAN WALIKOTA BINJAI 7 TAHUN 2014 15 APRIL 2014 TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
LAMPIRAN IV PERATURAN WALIKOTA BINJAI NOMOR TANGGAL TENTANG DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI BANTUAN SOSIAL YANG DITERIMA
NO
NAMA PENERIMA
ALAMAT PENERIMA
JUMLAH (Rp.)
1 2 3 Dst
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
V : : :
PERATURAN WALIKOTA BINJAI 7 TAHUN 2014 15 APRIL 2014 TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH (NPHD) NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH (NPHD) ANTARA PEMERINTAH KOTA BINJAI DENGAN ...............................................................................1) Pada hari ini ..............., tanggal ......., bulan ........, tahun ........., bertempat di ..................................................., kami yang bertanda tangan di bawah ini: I. Nama : ................................................. Jabatan : .................................................2) NIP : ................................................. Alamat : Jl............................................... ................................................. Bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Binjai, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA II. Nama : ................................................. Jabatan : ................................................. No. KTP/SIM : ................................................. Alamat : Jl............................................... ................................................. Bertindak untuk dan atas nama .................................................... 3), selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA melakukan kesepakatan dengan ketentuan sebagai berikut : Tujuan Pemberian Hibah Pasal 1 Hibah dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA bertujuan untuk mendukung tujuan pembangunan Pemerintah Kota Binjai terkai dengan urusan pemerintahan ....... di bidang ................ dalam bentuk program ........ dan kegiatan ................ Bentuk dan Besaran/Rincian Hibah Pasal 2 PIHAK PERTAMA memberikan hibah berupa uang, barang dan/atau barang kepada PIHAK KEDUA. Pasal 3 (1) Hibah diberikan berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sejumlah Rp.........................................(.......................terbilang................................) (2) Hibah diberikan berupa barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 setara dengan nilai uang sejumlah Rp..................(......................terbilang..........................) Rincian barang yang dihibahkan berupa : 1. ............................. sebanyak .........unit, dengan nilai Rp....................................... 2. ............................. sebanyak .........unit, dengan nilai Rp....................................... 3. ............................. sebanyak .........unit, dengan nilai Rp....................................... 4. ............................. sebanyak .........unit, dengan nilai Rp....................................... 5. ............................. sebanyak .........unit, dengan nilai Rp....................................... 6. ........dst................................................................. (3) Hibah diberikan berupa jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 setara dengan nilai uang sejumlah Rp................(.............terbilang..........................) Rincian barang yang dihibahkan berupa: 1. ............................. sebanyak .........unit, dengan nilai Rp....................................... 2. ............................. sebanyak .........unit, dengan nilai Rp.......................................
3. 4. 5. 6.
............................. sebanyak .........unit, dengan nilai Rp....................................... ............................. sebanyak .........unit, dengan nilai Rp....................................... ............................. sebanyak .........unit, dengan nilai Rp....................................... ........dst................................................................. Penggunaan Hibah Pasal 4
PIHAK KEDUA akan menggunakan hibah yang diberikan PIHAK PERTAMA sesuai rencana penggunaan hibah sebagaimana tercantum dalam proposal dan/atau usulan permohonan hibah yang disampaikan kepada Walikota Binjai. Hak dan Kewajiban Pasal 5 (1) Hak PIHAK PERTAMA adalah : a. Melakukan pemeriksaan secara berkala/insidentil dan pemeriksaan final atas penggunaan hibah yang diterima oleh PIHAK KEDUA; b. Menghentikan/membatalkan pemberian hibah pencairan berikutnya (jika pencairan dilakukan secara bertahap) apabila PIHAK KEDUA tidak menggunakan hibah sebagaimana tertuang dalam usulan/proposal yang diajukan kepada Walikota Binjai; c. Menerima laporan penggunaan hibah yang diterima oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Walikota Binjai Nomor.......Tahun...... tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatam dan Belanja Daerah Walikota Binjai. (2) Kewajiban PIHAK PERTAMA adalah : a. Memberikan/menyerahkan hibah kepada PIHAK KEDUA sejumlah yang dianggarkan dalam APBD Walikota Binjai Tahun Anggaran....., sebagaimana tersebut dalam Pasal 3; b. Memonitor dan mengevaluasi penggunaan hibah oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan tujuan dan penggunaan hibah. Pasal 6 (1) Hak PIHAK KEDUA adalah : a. Menerima hibah dari PIHAK PERTAMA sejumlah yang dianggarkan dalam APBD Walikota Binjai Tahun Anggaran......, sebagaimana tersebut dalama Pasal 3; b. Menggunakan hibah yang diterima dari PIHAK PERTAMA sesuai dengan penggunaan yang tercantum dalam usulan/proposal yang diajukan kepada Walikota Binjai. (2) Kewajiban PIHAK KEDUA adalah : a. Membuka diri untuk diperiksa oleh pejabat yang ditugaskan guna melakukan pemeriksaan secara berkala/insidentil dan pemeriksaan final atas penggunaan hibah yang diterima dari PIHAK PERTAMA; b. Menyampaikan laporan penggunaan hibah kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Walikota Binjai Nomor...... Tahun...... tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Walikota Binjai. Penyaluran/Penyerahan Hibah Pasal 7 PIHAK PERTAMA menyalurkan/menyerahkan hibah kepada PIHAK KEDUA paling lambat 7 (tujuih) hari kerja setelah NPHD ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. Pasal 8 (1) Hibah berupa uang dilakukan secara sekaligus/bertahap 4) melalui transfer dari Rekening Kas PIHAK PERTAMA ke Rekening Kas PIHAK KEDUA. (2) PIHAK KEDUA wajib menyampaikan/menyerahkan Nomor Rekening Kas PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pasal 9 (1) Hibah berupa barang dan/atau jasa diserahkan secara sekaligus/bertahap3) dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA; (2) Penyeraham hibah berupa barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilandasi dengan Berita Acara serah terima hibah barang dan/atau jasa yang ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA.
Pelaporan Hibah Pasal 10 (1) PIHAK KEDUA wajib menyusun laporan pertanggungjawaban penggunaan hibah yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA; (2) Laporan pertanggungjawaban penggunaan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada Peraturan Walikota Binjai Nomor....... Tahun..... .tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawabam dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Walikota Binjai. Pasal 11 Bukti transfer dari Rekening Kas PIHAK PERTAMA ke Rekening Kas PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan Berita Acara serah terima hibah barang dan/atau jasa yang ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) sebagai alat bukti sah yang wajib dicantumkan dalam laporan pertanggungjawaban belanja hibah. Pasal 12 (1) PIHAK KEDUA menyatakan bersedia diperiksa oleh aparat pemeriksa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; (2) Kebenaran material atas penggunaan hibah menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA. Sanksi Pasal 13 (1) PIHAK KEDUA bersedia menerima sanksi dari PIHAK PERTAMA apabila tidak menggunakan hibah sesuai dengan tujuan penggunaan hibah dan/atau melanggar ketentuan peraturan perundangundangan; (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Penutup Pasal 14 Demikian NPHD ini dibuat rangkap 4 (empat) dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA di atas materai yang cukup, dalam keadaan sadar tanpa adanya unsur paksaan dari pihak manapun. PIHAK KEDUA,
PIHAK PERTAMA, (jabatan)
ttd dan cap (di atas materai cukup) (Nama Lengkap)
ttd dan cap (di atas materai cukup) (Nama Lengkap) NIP.
Catatan: 1) 2) 3) 4)
Dicantumkan nama Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Perusahaan Daerah, Masyarakat dan/atau Organisasi Kemasyarakatan. Dicantumkan jabatan Walikota atau pejabat yang ditunjuk Walikota untuk mewakili penandatanganan NPHD. Dicantumkan selaku yang mewakili/atas nama Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Perusahaan Daerah, Masyarakat dan/atau Organisasi Kemasyarakatan. Dapat dipilih/coret yang tidak perlu, apakah disalurkan sekaligus atau secara bertahap.
WALIKOTA BINJAI, ttd. Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
MUHAMMAD IDAHAM
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
VI : : :
PERATURAN WALIKOTA BINJAI 7 TAHUN 2014 15 APRIL 2014 TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT SURAT PERMOHONAN PENCAIRAN DAN RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN BELANJA HIBAH KOP SURAT PEMERINTAH/PEMERINTAH DAERAH/PERUSAHAAN DAERAH/MASYARAKAT/ORGANISASI KEMASYARAKATAN …..,………………….20XX (tempat), (tgl/bln/tahun) Nomor Sifat Lampiran Hal
: : : 1 (satu) Berkas : Permohonan Pencairan Belanja Hibah TA. 20xx
Kepada Yth. Walikota Binjai c/q. Kepala BPKAD Kota Binjai di – BINJAI
Bahwa berdasarkan Peraturan Walikota Binjai tentang Penjabaran APBD Tahun ........, bersama ini kami mengajukan permohonan pencairan belanja hibah berupa uang/ barang*) sebesar ................... dengan rincian rencana penggunaan sebagaimana terlampir. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan persyaratan pencairan belanja hibah sesuai dengan Peraturan Walikota Binjai tentang Tata Cara Penganggaran,
Pelaksanaan
dan
Penatausahaan,
Pertanggungjawaban
dan
Pelaporan serta monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Demikian permohonan kami, atas perkenan dan bantuan Bapak diucapkan terima kasih.
Hormat kami, Pemohon (nama jelas pimpinan/ditandatangani/dicap)
FORMAT RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN BELANJA HIBAH RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN BELANJA HIBAH BERUPA UANG/BARANG *)
Nama Penerima Alamat Lengkap No 1 2 3 4 5 Dst.
: :
Nama Kegiatan/Penggunaan
Jumlah (Rp)
Keterangan
Jumlah
Hormat kami, Pemohon (nama jelas pimpinan/ditandatangani/dicap)
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
VII PERATURAN WALIKOTA BINJAI : 7 TAHUN 2014 : 15 APRIL 2014 : TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PERMOHONAN BELANJA HIBAH Lambang (Nama Lembaga/Organisasi Pelaksana)
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PERMOHONAN BELANJA HIBAH
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama Jabatan Bertindak untuk dan atas nama Alamat Nomor KTP Telepon/HP/Fax E-mail
: : : : : : : :
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
Dengan ini, menyatakan dengan sebenarnya bahwa untuk memenuhi tujuan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana Belanja Hibah : 1. Bertanggung jawab penuh baik formal maupun materiil atas penggunaan belanja hibah yang diterima. 2. Akan menggunakan belanja hibah sesuai dengan rencana penggunaan proposal yang telah disetujui. Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.
Penerima Belanja Hibah
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
VIII PERATURAN WALIKOTA BINJAI : 7 TAHUN 2014 : 15 APRIL 2014 : TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT PAKTA INTEGRITAS ANTARA PEMERINTAH DAERAH DENGAN PIHAK PENERIMA BANTUAN SOSIAL PAKTA INTEGRITAS ANTARA PEMERINTAH KOTA BINJAI DENGAN .............................................1) Pada hari ini.............tanggal............., tahun............., bertempat di Kantor Walikota Binjai, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :............................................. Jabatan :.............................................2) NIP :............................................. Alamat : Kantor Walikota Binjai Jl. Jenderal Sudirman No. 6 Binjai Bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Binjaiselanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. Nama :............................................. Jabatan :............................................. No. KTP/SIM :............................................. Alamat : Jl............................................. l. .............................................. Bertindak untuk dan atas nama.................................3), selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA melakukan kesepakatan yang dituangkan pada Pakta Integritas sebagai berikut : 1. PIHAK PERTAMA memberikan bantuan sosial kepada PIHAK KEDUA bertujuan untuk ........................................... 2. PIHAK PERTAMA memberikan bantuan sosial kepada PIHAK KEDUA, berupa : a. Uang sejumlah Rp.......................................(.............. terbilang..............) b. Barang setara dengan nilai uang sejumlah Rincian barang yang diberikan berupa : 1............................................................................. 2............................................................................. 3............................................................................. 4............................................................................. 5............................................................................. 6............................................................................. 3. Jumlah uang dan /atau sebagaimana dimaksud pada angka 2 (dua) diatas telah diserahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan jumlah yang cukup. 4. PIHAK KEDUA akan menggunakan bantuan sosial yang diberikan PIHAK PERTAMA sesuai rencana penggunaannya sebagaimana tercantum dalam usulan permohonan bantuan sosial yang disampaikan kepada Walikota Binjai. 5. PIHAK KEDUA wajib menyusun laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan sosial yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.
6. Laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada Peraturan Walikota Binjai Nomor...........................Tahun...........................tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan, serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 7. Bukti Transfer dan Rekening Kas PIHAK PERTAMA ke Rekening Kas PIHAK KEDUA atau bukti kuitansi sebagai alat bukti sah yang wajib dicantumkan dalam laporan pertanggungjawaban belanja bantuan sosial. 8. PIHAK KEDUA menyatakan besedia diperiksa oleh aparat pemeriksa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Kebenaran material atas penggunaan bantuan sosial menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA. 10.PIHAK KEDUA bersedia menerima sanksi dari PIHAK PERTAMA apabila tidak menggunakan bantuan bantuan sosial sesuai dengan tujuan penggunaan bantuan sosial dari atau melanggar ketentuan peraturan perundangundangan. 11.Sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 10 (sepuluh) ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Demikian Pakta Integritas ini dibuat rangkap 2 (dua) dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA diatas materai yang cukup, dalam keadaan sadar tanpa adanya unsur paksaaan dari pihak manapun. PIHAK KEDUA, Ttd dan cap (diatas materai cukup) (Nama Lengkap)
PIHAK PERTAMA, (jabatan) Ttd dan cap diatas materai cukup) (Nama Lengkap) NIP.
Catatan 1) Dicantumkan anggota /kelompok masyarakat penerima bantuan sosial. 2) Dicantumkan jabatan Walikota atau Pejabat yang di tunjuk Walikota untuk mewakili penandatanganan Pakta Integritas. 3) Dicantumkan selaku yang mewakili/atas nama anggota kelompok masyarakat.
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
IX : : :
PERATURAN WALIKOTA BINJAI 7 TAHUN 2014 15 APRIL 2014 TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT SURAT PERMOHONAN PENCAIRAN DAN RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL KOP SURAT PEMERINTAH/PEMERINTAH DAERAH/PERUSAHAAN DAERAH/MASYARAKAT/ORGANISASI KEMASYARAKATAN …..,………………….20XX (tempat), (tgl/bln/tahun) Nomor Sifat Lampiran Hal
: : : 1 (satu) Berkas : Permohonan Pencairan Belanja Bantuan Sosial TA. 20xx
Kepada Yth. Walikota Binjai c/q. Kepala BPKAD Kota Binjai di – BINJAI
Bahwa berdasarkan Peraturan Walikota Binjai tentang Penjabaran APBD Tahun ........, bersama ini kami mengajukan permohonan pencairan belanja bantuan sosial berupa uang/ barang*) sebesar ................... dengan rincian rencana penggunaan sebagaimana terlampir. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan persyaratan pencairan belanja bantuan sosial sesuai dengan Peraturan Walikota Binjai tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Demikian permohonan kami, atas perkenan dan bantuan Bapak diucapkan terima kasih.
Hormat kami, Pemohon (nama jelas pimpinan/ditandatangani/dicap)
FORMAT RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL BERUPA UANG/BARANG *)
Nama Penerima Alamat Lengkap No 1 2 3 4 5 Dst.
: :
Nama Kegiatan/Penggunaan
Jumlah (Rp)
Keterangan
Jumlah
Hormat kami, Pemohon (nama jelas pimpinan/ditandatangani/dicap)
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
X : : :
PERATURAN WALIKOTA BINJAI 7 TAHUN 2014 15 APRIL 2014 TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PERMOHONAN BELANJA BANTUAN SOSIAL Lambang (Nama Lembaga/Organisasi Pelaksana)
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PERMOHONAN BELANJA BANTUAN SOSIAL
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama Jabatan Bertindak untuk dan atas nama Alamat Nomor KTP Telepon/HP/Fax E-mail
: : : : : : : :
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
Dengan ini, menyatakan dengan sebenarnya bahwa untuk memenuhi tujuan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana Belanja Bantuan Sosial : 3. Bertanggung jawab penuh baik formal maupun materiil atas penggunaan belanja Bantuan Sosial yang diterima. 4. Akan menggunakan belanja Bantuan Sosial sesuai dengan rencana penggunaan proposal yang telah disetujui. Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun. Penerima Belanja Bantuan Sosial
WALIKOTA BINJAI, ttd. Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
MUHAMMAD IDAHAM
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
XI : : :
PERATURAN WALIKOTA BINJAI 7 TAHUN 2014 15 APRIL 2014 TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT KONVERSI DAN PENGUNGKAPAN HIBAH BERUPA BARANG DAN/ATAU JASA SERTA BANTUAN SOSIAL BERUPA BARANG I. FORMAT LAPORAN REALISASI ANGGARAN SKPD: PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …… SKPD ……………… LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER….
Nomor Urut 1 1.1 1.1.1 1.1.2 1.1.4 2 2.1 2.1.1 2.2 2.2.1 2.2.2. 2.2.2.1 2.2.2.2.1 2.2.2.2 2.2.2.2.1 2.2.2.3
2.2.2.XX 2.2.3
*) **)
Uraian Pendapatan Pendapatan Asli Daerah Pendapatan pajak daerah *) Pendapatan retribusi daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Jumlah Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Hibah Barang Hibah barang/jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat Belanja Bantuan Sosial Barang Bantuan sosial barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat Belanja barang untuk diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat selain hibah dan bantuan sosial **) Barang/jasa selain hibah dan bantuan sosial Belanja Modal Jumlah Surplus / (Defisit)
Anggaran Setelah Perubahan
(Dalam Rupiah) Realisasi
Lebih (Kurang)
Khusus untuk SKPD yang melaksanakantugas pemungutan pajak. Termasuk penganggaran hadiah yang diberikan pada kegiatan dalam suatu perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi.
II. FORMAT LAPORAN REALISASI ANGGARAN PPKD: PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …… LAPORAN REALISASI ANGGARAN PPKD UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER….
No Urut 1 1.1 1.1.1 1.1.3 1.1.4 1.2 1.2.1 1.2.1. 1 1.2.1. 2 1.2.2 1.2.3 1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5 2 2.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8 3. 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5 3.1.6 3.2 3.2.1
Uraian Pendapatan Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Pendapatan Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dariProvinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya Jumlah Pendapatan Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga Jumlah Belanja SURPLUS/(DEFISIT) Pembiayaan Daerah Penerimaan Pembiayaan Daerah Penggunaan SiLPA Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan Piutang Daerah Jumlah Penerimaan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Pembentukan Dana Cadangan
Anggaran Setelah Perubahan
(Dalam Rupiah) Lebih Realisasi (Kurang )
3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.3
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Neto Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
III. FORMAT KONSOLIDASI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH A. KONSOLIDASI LAPORAN PEMERINTAH DAERAH No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12.1 12.3 12.4 12.5 12.6 12.7 12.8 12.9 13 13.1 13.2 13.2.1 13.2.1.1 13.2.2 13.2.2.1
13.2.2.2
REALISASI
Uraian Pendapatan Pendapatan Asli Daerah Pendapatan pajak daerah Pendapatan retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah Jumlah Pendapatan Asli Daerah Dana perimbangan Lain-lain pendapatan yang sah Jumlah pendapatan Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Hibah Barang Hibah barang/jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/asyarakat Belanja Bantuan Sosial Bantuan sosial barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat Belanja barang untuk diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat selain hibah dan bantuan sosial **)
ANGGARAN
KEUANGAN
SATKER 1
SATKER 2
xxx xxx
xxx xxx
Xxx Xxx
xxx
xxx
Xxx
xxx xxx
xxx xxx
Xxx Xxx
PPKD
Gabunga n
xxx xxx
Xxx Xxx
xxx
xxx
xxx
Xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx
xxx xxx
xxx xxx
Xxx Xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
13.2.3 13.3 14 15 16 17 18 19 20
Barang/jasa selain hibah dan bantuan sosial Belanja modal Jumlah belanja Surplus / defisit Pembiayaan daerah Penerimaan pembiayaan Pengeluaran pembiayaan Pembiayaan neto Sisa lebih pembiayaan tahun berkenaan ( SILPA )
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx
xxx xxx xxx
xxx xxx
Xxx Xxx Xxx
xxx xxx xxx xxx
Xxx Xxx Xxx Xxx
B. KONVERSI HIBAH BARANG DAN/ATAU JASA SERTA BANTUAN SOSIAL BERUPA BARANG DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12. 1 12. 3 12. 4 12. 5 12. 6 13
14
Uraian Pendapatan Pendapatan Asli Daerah Pendapatan pajak daerah Pendapatan retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah Jumlah Pendapatan Asli Daerah Dana perimbangan Lain-lain pendapatan yang sah Jumlah pendapatan Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai
Gabunga n xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Bunga
xxx
Subsidi
xxx
Hibah Bantuan Sosial Belanja Langsung Belanja pegawai Belanja Barang dan Jasa 1) Hibah barang/jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat 2) Bantuan sosial barang/jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat 3) Barang/jasa selain 1) dan 2) Belanja modal Jumlah belanja
Uraian Pendapatan Pendapatan Asli Daerah Pendapatan pajak daerah Pendapatan retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Pemd a xxx xxx xxx
Lain-lain PAD yang sah Jumlah Pendapatan Asli Daerah Dana transfer Lain-lain pendapatan yang sah
xxx xxx
Jumlah pendapatan Belanja Belanja Operasi Belanja Pegawai
xxx
xxx xxx
xxx xxx
Belanja Barang
xxx
xxx
Bunga
xxx
xxx
Subsidi
xxx
xxx xxx xxx xx
Hibah Bantuan Sosial Belanja Modal
xxx xxx xxx
xx xx xxx xxx
Jumlah belanja
xxx
15 16 17 18 19 20
Surplus / defisit Pembiayaan daerah Penerimaan pembiayaan Pengeluaran pembiayaan Pembiayaan neto Sisa lebih pembiayaan tahun berkenaan (SILPA)
xxx xxx xxx xxx xxx
Surplus / defisit Pembiayaan daerah Penerimaan pembiayaan Pengeluaran pembiayaan Pembiayaan neto Sisa lebih pembiayaan tahun berkenaan (SILPA)
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
xxx xxx xxx xxx xxx
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
XII PERATURAN WALIKOTA BINJAI : 7 TAHUN 2014 : 15 APRIL 2014 : TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT LAPORAN PENGGUNAAN BELANJA HIBAH …………….., ………………………………… Nomor Sifat Lampiran Hal
: : : : Laporan Penggunaan Belanja Hibah TA. 20xx
Kepada Yth. PPKD / Kepala SKPD *) di –
BINJAI
Sehubungan dengan Belanja Hibah Tahun 20xx yang telah kami terima sebesar Rp. ……………………… yang peruntukkannya …………………….. (sebutkan peruntukkannya), berikut kami sampaikan Laporan Penggunaaan Belanja Hibah. Adapaun jumlah hibah yang kami/saya terima adalah sebesar Rp. ……………………… dan telah digunakan sebesar Rp. ……………………… untuk ……………………….. <sebutkan rincian peruntukkannya>. Laporan Penggunaan Belanja Hibah telah disusun sesuai dengan fakta kejadian dan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tujuan transparansi dan akuntabilitas penggunaan belanja hibah, kami bersedia dan siap untuk dilakukan pemeriksaan oleh instansi pengawasan fungsional sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih. Penerima Belanja Hibah Catatan : Coret yang tidak perlu *)
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
XIII PERATURAN WALIKOTA BINJAI : 7 TAHUN 2014 : 15 APRIL 2014 : TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
FORMAT LAPORAN PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL …………….., ………………………………… Nomor Sifat Lampiran Hal
: : : : Laporan Penggunaan Belanja Bantuan Sosial TA. 20xx
Kepada Yth. PPKD / Kepala SKPD *) di –
BINJAI
Sehubungan dengan Belanja Bantuan Sosial Tahun 20xx yang telah kami terima sebesar Rp. ……………………… yang peruntukkannya …………………….. (sebutkan peruntukkannya), berikut kami sampaikan Laporan Penggunaaan Belanja Bantuan Sosial. Adapun jumlah Bantuan Sosial yang kami/saya terima adalah sebesar Rp. ……………………… dan telah digunakan sebesar Rp. ……………………… untuk ……………………….. <sebutkan rincian peruntukkannya>. Laporan Penggunaan Belanja Bantuan Sosial telah disusun sesuai dengan fakta kejadian dan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tujuan transparansi dan akuntabilitas penggunaan belanja Bantuan Sosial, kami bersedia dan siap untuk dilakukan pemeriksaan oleh instansi pengawasan fungsional sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih. Penerima Belanja Bantuan Sosial Catatan : Coret yang tidak perlu *)
WALIKOTA BINJAI, ttd. MUHAMMAD IDAHAM Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA BINJAI, ttd. SALMADENI NIP. 19710331 199803 2 003