PERANAN ORANG TUA DALAM MENANGANI DAMPAK NEGATIF TAYANGAN TELEVISI TERHADAP ANAK USIA DINI (Studi Deskriptif di Kelompok Bermain Niagara Desa TanimulyaKecamatan Ngamprah)
Oleh: Eva Aryanty Mahasiswi PLS STKIP SILIWANGI 2010 NIM.10030197 Abstrak Televisi merupakan media massa elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mengakses informasi dan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan ditelevisi. Televisi dapat menimbulkan dampak baik positif maupun negatif bagi pemirsanya, khususnya pada anak usia dini. Pengenalan televisi pada anak usia dini sangat diperlukan agar anak dapat mengambil sisi positif dari tayangan yang disiarkan oleh televisi selain itu dapat menambah pengetahuan anak. Rasa ingin tahu terhadap informasi menyebabkan pengaruh media terhadap anak semakin besar dengan adanya berbagai macam teknologi yang canggih.Dampak negatif dari acara televisi lebih besar daripada dampak positifnya. Dari televisi, anak-anak dapat menyaksikan semua tayangan pada program apapun sampai tayangan yang seharusnya belum layak atau pantas mereka tonton. Banyak acara-acara distasiun televisi yang kurang berkualitas dan mendidik yang bisa menjerumuskan anak pada halhal yang negatif.Seperti acara kekerasan, seks, tindak kriminal kejahatan dan masih banyak acara yang tidak selayaknya menjadi perhatian anak.Acara-acara yang menyajikan sarana edukatif sangat sedikit sekali.Dalam hal ini, peranan orang tua sangat penting dalam mengatasi dampak tersebut.Dalam perkembangannya, lingkungan sangat berpengaruh dalam psikologs anak, sehingga anak tidak bisa terlepas dari bimbingan orang tuanya.Orang tua berperan dalam mengawasi, mengontrol dan memperhatikan segala aktivitas anaknya dirumah. Tak lupa para pendidik disekolah memberikan perhatian dan pengertian akan bahayanya menonton televisi terlalu lama karena akan mempengaruhi tingkah laku anak baik dirumah maupun disekolah. Karena anak belum memiliki kemampuan untuk mengkritisi materi tayangan televisi yang ditontonnya. Kata Kunci: televisi, dampak televisi, anak usia dini, peran orang tua
menarik minat dan membuat pemisarnya menjadi ketagihan untuk menyaksikan acara-acara yang ditayangkan oleh televisi. Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment, entertainment, iklan, film kartun, siaran berita sampai pada sinetron-sinetrom dan film-film yang berbau kekerasan, televisi mampu membius pemirsanya mulai dari kalangan anak-anak, remaja sampai dengan orang tua untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas sedemikian dengan dibubuhi assesoris-assesoris yang menarik, sehingga membuat pemirsanya terkagum-kagum dengan acara yang disajikan. Tidak jarang membuat pemirsannya lebih suka berlama-lama di depan televisi dari pada melakukan aktivitas yang lainnya. Tetapi sekarang televisi telah menjelma sebagai sahabat yang aktif mengunjungi anak-anak.Bahkan di lingkungan keluarga yang para orang tuanya sibuk bekerja di luar rumah, televis telah berfungsi ganda, yaitu sebagai penyaji hiburan sekaligus sebagai pengganti peran orang tua dalam mendampingi keseharian anak-anak.Ironisnya, di tengah-tengah peran vitalnya selaku media hiburan keluarga, dunia
A. PENDAHULUAN Dewasa ini teknologi sudah semakin maju.Dimana orang dalam memerlukan berita atau informasi sudah sangat mudah memperolehnya.Dari sekian banyak kemajuan teknologi salah satu diantaranya adalah pesawat televisi.Berbicara mengenai televisi, tentu ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya, yakni yang menyajikan, yang disajikan dan yang menikmati. Keunggulan televisi adalah pada audio visualnya.Sebagai media audio visual, TV mampu merebut beberapa saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. TV mampu membuat orang pada umumnya mengingat dari apa yang mereka lihat dan dengar dilayar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Esensi acara televisi adalah industri ,karena itu ingin ditonton sebanyak mungkin oleh orang. Untuk mencapai target itu harus banyak unsur hiburannya yang bisa diukur dengan rating. Televisi mampu menghadirkan berbagai macam program acara didalamnya yang telah mampu 1
pertelevisian kini telah mengalami disorientasi dalam ikut mendidik penontonnya.Sebagaimana dikemukakan oleh Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Titie Said, dunia pertelevisian kini terancam oleh unsur-unsur vulgarisme, kekerasan, dan pornografi (Koran Republika,Edisi 23-9-2003). Ketiga unsur tersebut hampir-hampir menjadi sajian rutin di sejumlah stasiun televisi serta dapat ditonton secara bebas bahkan oleh kalangan anakanak.Padahal ketiga unsur itu mestinya dicegah agar tidak ditonton oleh anak-anak mengingat kondisi psikologis mereka yang belum mampu membedakan mana hal-hal yang positif dan mana hal-hal yang negatif dari sebuah tanyangan TV. Harus kita akui, belakangan ini berbagai tayangan televisi cenderung disajikan secara kurang selektif dan muatannya yang mayoritas berisi hiburan yang belum tentu layak ditonton oleh anak terutama untuk anak usia dini. Dimana anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai lompotan perkembangan karena itu usia dini dikatakan golden age (usia emas) yaitu usia yang berharga dibanding usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik dengan karakteristik khas, baik secara fisik, psikis, sosial dan moral. Sehingga anak usia dini mampu menyerap informasi yang ia dapat baik melalui media televisi. Ketika anak melihat lalu ia menirukannya. Daya pikir anak yang terbatas, mendorongnya selalu ingin meniru apa yang dilihatnya dari TV. Keinginan anak untuk belajar menjadikan anak aktif dan eksploratif, terkadang lingkungan sekitarnya yang menjadi penghambat anak untuk mengembangkan kemampuannya untuk belajar dan seringkali mematikan keinginan anak untuk berekplorasi karena anak menjadi pasif saat ia hanya duduk terdiam menyaksikan televisi. Anak hanya mendengar dan melihat apa yang ditanyangkan oleh televisi tanpa didampingi oleh orang tua. Dalam situasi demikian tentu saja akan bersifat kontra produktif jika beberapa stasiun televisi menayangkan berbagai acara yang kurang memupuk upaya penanaman nilai agama dan budi pekerti. Untuk itu, sudah saatnya para pengelola televisi dituntut kesediaannya dalam memperbanyak volume acara yang membawakan pesan-pesan edukatif, positif. Sebaliknya mengurangi tayangan TV yang membawakan pesan-pesan negatif seperti sinetron yang bertemakan percintaan atau kekerasan yang dilakukan oleh anak di sekolah Tayangan televisi yang tidak mendidik lama kelamaan akan mempengaruhi pola perilaku anak usia dini ,dimana mereka mulai mengenal lingkungan sekitarnya dan mengeksplor apa yang ia lihat dan ia dengar. Hal ini menjadi sangat ironis ketika anak
lebih suka berlama-lama didepan televisi, bahkan hampir lupa akan waktu makannya. Ini merupakan problematika yang terjadi dilingkungan kita sekarang ini dan perlu perhatian khusus bagi orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas anak dirumah dan untuk para pendidik di sekolah memberikan perhatian dan pengertian akan bahayanya menonton TV terlalu lama karena akan mempengaruhi tingkah laku anak baik dirumah maupun disekolah. Bertolak dari uraian diatas, maka dipandang perlu untuk melakukan analisis mengenai pengaruh orang tua dalam menangani dampak negatif tayangan televisi terhadap anak usia dini di Kelompok Bermain (KOBER) Niagara Desa Tanimulya Kecamatan Ngamprah.
B.
1.
KAJIAN TEORI PENELITIAN
DAN
METODE
Kajian Teori Dalam penelitian ini kajian teori dari permasalah peranan orang tua dalam menangani dampak negatif televisi di KOBER Niagar Desa Tanimulya Kecamatan Ngamprah sebagai berikut: a. Peranan orang adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap sebagai seorang yang mempunyai tanggung jawab dalam satu keluarga, dalam hal ini khususnya peran terhadap anaknya dalam hal pendidikan, keteladanan, kretif sehingga timbul dalam diri anak semangat hidup dalam pencapaian keselarasan didunia ini (Abdul Hafizh, 2009:8). Dalam penelitian ini peran ibu yang sangat memegang peranan penting dalam penelitian ini. Peran ibu sebagai ibu dari anak-anaknya memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. b. Dampak negatif televisi adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang negatif dari pengaruh televisi.Tayangan televisi yang bisa mendatangkan dampak negatif bagi anak usia dini seperti tayangan sinetron, cerita yang menampilkan kekerasan, menebarkan ketakutan/cerita horror, atau unrealistic programs. c. Anak usia dini menurut NAEYC ( National Association for The Education of Young Children), yang menyatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 ahun, yang tercakup dalam program pendidikan ditaman penitipan anak, penitipan 2
anak pada keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD (NAEYC,1992).
KOBER Niagara bernaung dibawah Yayasan Pratama Darmawan yang juga menaungi TK dan SDT Niagara. KOBER Niagara berdiri tahun 2005 yang dulu bernama Play Group (PG) kemudian diganti menjadi KOBER pada tanggal 2010 dan sudah terakreditasi dengan nilai B. KOBER Niagara didirikan oleh Ibu Daryani Darmawan, S.Pd, M.M selaku ketua yayasan Niagara sedangkan KOBER Niagara dipimpin oleh Ibu Siti Rahayu selaku Kepala KOBER-TK dengan kualifikasi pendidikan D1 PGTK. KOBER Niagara mempunyai tenaga pendidik/ guru 4 orang dengan kualifikasi pendidikan 2 orang S1 , dan 2 orang SMA dan tenaga non pendidik (TU 1 orang, 1 orang penjaga sekolah). Sejak berdiri tahun 2005 sampai dengan sekarang KOBER Niagara telah memiliki jumlah murid 159 siswa/i dengan siswa/i yang telah lulus 149 peserta didik. Pada penelitian ini yang dijadikan sampel jumlah keseluruhan peserta didik tahun 2012-2013 yang berjumlah 10 anak, laki-laki 5 orang dan perempuan 5 orang. Mata pencaharian/pekerjaan orang tua murid di KOBER Niagara sangat beragam dari jumlah 10 murid, data yang didapat dimana 7 orang memiliki profesi sebagai pegawai swasta, 1 orang tua berprofesi sebagai polisi dan 2 orang tua murid berprofesi sebagai wiraswasta. Tingkat Pendidikan Orang Tua /Wali Peserta Didik di KOBER Niagara berdasarkan data yang didapat bahwa dari jumlah 10 orang, 7 orang yang berpendidikan Sarjana Stara 1 (S1), 3 orang berpendidikan setara SMA yaitu 1 orang pendidikan terakhir STM dan 2 orang pendidikan terakhir SMA.
2.
Metode Penelitian dan teknik pengumpulan data Penelitian ini menggunakan metode deskriptifmenurut Whitney dalam Nazir (1977:63) bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tersebut termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses– proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Sejalan dengan hal tersebut, Winarno Surakhmad (1990-140) menjelaskan ciri-ciri metode deskriptif, yaitu :(1) memusatkan diri pada pemecahan masalahmasalah yang aktual; (2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa serta menginterpretasikan hasil data. Pendekatan metode penelitian ini adalah pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,2007:3) bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data ynag digunakan adalah observasi, wawancara, angket, dokumentasi dan studi literatur. D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum KOBER Niagara Secara geografis letak KOBER Niagara sangat strategis karena berada di dalam Perumahan Puri Cipageran Indah 2 yang letaknya di tengah-tengah wilayah Tanimulya, selain itu mudah dijangkau oleh angkutan umum. Adapun batasan wilayah kerja lembaga ini adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Pakusarakan II b. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Desa Rawa Tengah c. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Pakusarakan I d. Sebelah Selatan berbatsan dengan wilayah Desa Cidahu Lingkungan Kober Niagara juga sangat mendukung proses pembelajaran dalam artian tidak terletak dilingkungan yang ramai dan bising. Seperti terminal atau pasar. Lingkungan sekitar KOBER Niagara meliputi SDT Niagara, SMUN 2 Ngamprah, TK Smart Kids, RA Taman Alif, Kantor Kelurahan Tanimulya dan beberapa PAUD RW.
2. Dampak negatif dari tayangan televisi bagi anak usia Dini Di KOBER Niagara Menurut Effendy (1986: 122), “Pengaruh televisi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, sudah banyak mengetahui merasakannya, baik pengaruh positif ataupun negatifnya.Acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan persepsi, dan perasaan para penonton.Sehingga mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah.Sebab salah satu pengaruh psikologis televisi seakan-akan menghipnotis penonton sehingga mereka seolah-olah hanyut dalam keterlibatan kisah atau peristiwa yang disajikan televisi.Setiap orang akan senang jika menonton tayangan yang disukainya di televisi”. Berikut beberapa hal yang dilakukan orang tua untuk menangani dampak negatif dari televisi pada anak usia dini adalah: a. berpengaruh terhadap perkembangan otak 3
b. menurunnnya atau hilangnya minat membaca dan motivasi anak sehingga anak tidak mempunyai semangat belajar c. perubahan perilaku pada karekter dan mental penontonnya d. menjadikan anak menjadi konsumtif karena tayangan iklan yang menawarkan berbagai macam produk memikat dan membuat ketagihan sehingga anak menjadi malas e. Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi menjadi manusia individualais dan sendiri f. meningkatnya agresifitas dan kriminalitas g. terlalu sering nonton televisi dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola fikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, dan perkembangan kognitifnya. Dampak-dampak negatif dalam acara televisi menurut Mansur (1993:37)antara lain: 1. Menyia-nyiakan waktu 2. Melalaikan tugas dan kewajiban 3. Mengganggu kesehatan 4. Menjadikan anak menjadi konsumtif karena tayangan iklan yang menawarkan berbagai macam produk 5. Mempengaruhi dan menurunkan prestasi belajar anak Siaran-siaran televisi telah meracuni otak anakanak dengan berbagai macam tayangan yang belum sepantasnyamenjadi tontonan mereka.Anak-anak belum mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta mana yang pantas dan tidak pantas.Mereka hanya tahu bahwa televisi itu bagus, mereka merasa senang dan terhibur serta merasa penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara berikutnya.Media televisi mempunyai daya tiru yang sangat kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.Dampak negatif ini menjadi perhatian orang tua untuk membatasi waktu menonton televisi, mengawasi serta menyeleksi tayangan yang pantas ditonton oleh anak-anak.
Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting, karakter dan kepribadian anak dipengaruhi oleh lingkungannya, terutama dari orang tuanya.Setiap orang tua mempunyai tanggung jawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannnya. Oleh sebab itu hal-hal sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak positif dan negatif yang akan ditimbulkan. Sebenarnya, banyak dampak yang diakibatkan oleh tontonan televisi. Berikut beberapa hal yang dilakukan orang tua untuk menangani dampak negatif dari televisi pada anak usia dini adalah: 1. Memilih acara yang sesuai dengan usia anak. Jangan biarkan anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak. 2. Mendampingi anak menonton TV. tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol dan orang tua bisa memperhatikan acara yang layak atau yang tidak untuk ditonton. Sehingga anak selalu dalam pengawasan orang tua. 3. Manfaatkan waktu yang sedikit tersebut sekaligus sebagai sarana belajar anak. Duduklah bersama anak dan diskusikan isi tayangan pilihannya. Siapkan kegiatan alternatif pengganti agar anak tidak lagi merengek dan kembali menonton televisi. 4. Mengajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi serta positif dengan orang lain.Sekali-kali refreshing untuk menghilangkan kejenuhan akibat seringnya nonton televisi dengan acara yang bisa meracuni pikiran anak. Mengajak anak mengenal lingkungan sekitar. Dengan itu anak bisa belajar dari lingkungan dan bersosialisasi dengan orang lain. 5. Memperbanyak membaca buku dan meletakkan buku ditempat yang mudah dijangkau anak-anak.Kegiatan ini sangat positif bagi anak-anak, karena dengan membaca buku anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan yang positif yang sangat bermanfaat untuk perkembangannya. Anak menjadi cerdas dengan membaca buku daripada menonton acara televisi yang tidak layak ditonton. Hal ini merupakan alternatif lain yang membuat anak lupa dengan seringnya menonton televisi.Memperbanyak mendengarkan radio, memutar kaset-kaset atau mendengarkan musik sebagai pengganti menonton televisi.Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena dengan mendengarkan televisi, anak akan terlatih
3. Peranan Orang Tua dalam menangani Dampak Negatif Dari Televisi Terhadap Anak Usia Dini Pendidikan keluarga sebagai dasar pembentukan kepribadian anak.Peranan ayah dan ibu sangat menentukan bagi faktor perkembangan kepribadian anak.Mereka yang bertanggung jawab seluruh keluarga. Merekalah yang menentukan kondisi perkembangan anak, kemana keluarga itu akan dibawa, warna apa yang diberikan kepada keluarga. Anak-anak sebelum dapat bertanggung jawab sendiri, masih sangat menggantungkan orang tuanya. 4
kemampuan mendengar. Jika dibandingkan dengan menonton televisi hanya merangsang anak untuk mengikuti alur cerita tanpa menganalisis lebih lanjut yang dilihat dan didengar.
(a) Tidak terjalin kerjasama yang baik dengan orang tua (b) Tidak diadakan penyuluhan secara langsung (parenting class) baik kepada anak maupun orang tuanya. (c) Guru tidak mempunyai informasi yang cukup tentang program anak-anak Berdasarkan hasil pengamatan tentang peranan orang tua dalam menangani dampak negatif tayangan televisi di KOBER Niagara Desa Tanimulya Kecamatan Ngamprah, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa tayangan televisi terbukti cukup efektif dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku dan sikap anak dalam kesehariannya, sebab televisi telah berfungsi sebagai media peniruan yang paling dekat dengan anak.Media televisi dapat menjadi perangkap ampuh membuat anak-anak duduk pasif selama berjam-jam setiap hari. Dalam hal ini peran orang tua dalam memberikan pengawasan pemilihan tayangan televisi dapat menjadi langkah preventif agar anak tidak keliru dalam memilih acara yang ditontonnya, terutama peran ibu sangat diperlukan karena ibu adalah lingkungan sosial terdekat anak, anak akan lebih menurut atau meniru apa yang ibunya lakukan, maka dari itu sebagai ibu yang tugasnya mendidik, mengasuh dan memberikan perlindungan kepada anaknya harus lebih memberikan pengawasan dan bimbingan dalam menemani anak menonton tayangan televisi yang beredukatif dan layak ditonton oleh anak seusianya. Agar tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dikemudian hari.
4. Faktor penghambat dalam menangani dampak negatif dari televisi terhadap anak usia dini Berikut yang menjadi faktor penghambat dalam menangani dampak negatif dari tayangan televisi bagi anak usia dini : a. Faktor Lingkungan keluarga (faktor internal) 1) Dari orang tua Orang merupakan lingkungan terdekat anak, anak biasanya banyak belajar dari lingkungan rumah dan tumbuh kembang anak tergantung lingkungan keluarga apakah mendukung atau malah menghambat. Berikut beberapa faktor yang mendatangkan dampak negatif tayangan televisi dari orang tua itu sendiri antara lain : (a) Orang tua yang hanya mempunyai waktu yang sedikit dirumah (b) Penempatan televisi di kamar anak (c) Tidak konsistennya orang tua dalammenerapkan aturan menonton TV dirumah. (d) Sikap orang tua dalam keluarga (e) Tidak adanya pilihan alternatif selain menonton televisi (f) Tidak ada pendampingan saat anak menonton televisi 2) Dari Anak a) Anak tunggal Anak merasa kesepian dirumah sehingga hanya televisilah teman anak dirumah dan penghibur bagi dirinya. b) Anak yang susah diatur Biasanya orang tua pun merasa tak mampu untuk mengatasi anak seperti ini, anak akan bertindak sesuai apa yang ia mau, kalau anak betah menonton TV maka ia akan berlamalama didepan layar TV, tanpa ada yang bisa melarangnya. c) Anak pemalas Anak ini biasanya lebih suka melakukan halhal yang sifat santai, malas keluar rumah dan hanya senang berlama-lama duduk santai dilayar televisi. d) Anak dengan rasa keingin tahuan yang tinggi Anak seperti ini ingin mengetahui apa yang ada dilayar televisi semua acara yang membuatnya penasaran atau film yang mengasah anak untuk berpikir sangat disukai oleh anak ini. b. Faktor Lingkungan (eksternal) 1) Dari lingkungan sekolah
E. KESIMPULAN Televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang sangat digemari anak-anak. Hal tersebut bisa membawa dampak negatif yaitu berpengaruh terhadap perkembangan otak, menurun atau hilangnya minat membaca, memberikan perubahan perilaku dan mental anak, meningkatkan kriminalitas, membuat ketagihan sehingga anak malas belajar, dan lain-lain..Dari sekian banyak tayangan yang disajikan televisi, kebanyakan dapat mempengaruhi sikap penontonnya setelah atau pada saat melihat tayangan televisi. Sehingga hal ini baik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilaku penontonnya baik pengaruh yang positif maupun pengaruh yang negatif. Tayangan televisi yang menyajikan acara hiburan atau acara bernuansa kekerasan maka biasanya anakanak cenderung menyukai tayangan tersebut karena apa yang ditonton di tayangan televisi biasanya anak cenderung akan menirunya sehingga takut akan merusak sikap perilaku anak. 5
Peranan orang tua dalam mengatasi dampak tersebut sangatlah penting yaitu dalam mengawasi dan memeperhatikan perkembangannya.Agar kita sebagai orang tua menjadi contoh teladan untuk anak kita tentang bagaimana memilih program televisi yang baik bagi anak dan keluarga kita.
Tim
Pustaka Familia. (2006). Warna-Warni Kecerdasan Anak.Yogyakarta.: Kanisius.
Sumber lain: Anonim. (2012). Makalah Pendidikan Anak Usia Dini.[Online].Tersedia:http://pendidikananak2. blogspot.com/2012/04/makalah-pendidikananak-usia-dini.html [Akses 12 November 2012] Daud, Abu. (2010). Intensitas Menonton Televisi. [Online].Tersedia:http://abudaud2010.blogspot .com/2010/07/intensitas-menonton-televisi 1.html [akses 12 November 2012] Haryanto.(2010).Tugas Ibu dalam Keluarga. [Online]. Tersedia: Tugas Ibu Dalam Keluarga _ belajarpsikologi.com.htm [Akses 21 Januari 2013]. Hutajulu, Marya.(2012). Dampak Sinetron Terhadap Perkembangan Anak. [Online]. Tersedia: maryahutajulu.blogspot.com/2012/9/dampaksinetron-terhadap-perkembangan.html [Akses 21 Januari 2013]. Indah,Puspa.(2011).PengertianTelevisi.[Online].Ters edia:http://www.scribd.com/doc/55982007/12/ Pengertian-Televisi [Akses 30 Agustus 2012]. Rasyid, Syifa. (2011). Dampak Negatif Media Televisi Terhadap Perilaku Anak.[Online].Tersedia:Dampak-NegatifMedia-Televisi-Terhadap-Perilaku-Anak Selsai.htm [Akses 12 November 2012]. Triana, Harzika. (2012). Makalah Tentang Dampak Negatif Televisi Terhadap Anak.[Online].Tersedia:http://harzikatrianasast raatmadja.blogspot.com/2012/05/makalahtentang-dampak-negatif-dari.html [Akses 12 November 2012].
F. DAFTAR PUSAKA Aisyah, Siti. (2009). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Bandung:Universitas Terbuka Arikunto,Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta Chen, Milton. (2005). Mendampingi Anak Menonton Televisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka Effendy, Onong Uchjana .(2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Gunarti, Winda, et al. (2010). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini . Jakarta: Universitas Terbuka. Himpaudi. (2011). Rahasia Melejitkan Prestasi & Merangsang Masa Depan Anak Yang Cermelang. Bandung. (a) O’flynn, Louise dan Orange,.Teresa (2007). The Media Diet For Kids. Jakarta: Serambi Nasution.(1992). Metode Penelitian NaturalistikKualitatif. Bandung:Tarsito Noorfina, Ridha. (2012). Tayangan Wisata Kuliner di Televisi Terhadap Tindakan Menonton Ibu Rumah Tangga di Komp Rispa Kelurahan Gedung Johor Medan. Skripsi pada Program Studi Ilmu Komunikasi USU: tidak diterbit. Nugraha, Ali, et al. (2011). Program Pelibatan Orang tua dan Masyarakat. Jakarta: Universitas Terbuka Riduwan.( 2003). Dasar-dasar Penelitian. Bandung: Alpabeta. Rohaeti, Euis Eti .(2011). Macam-macam Metode Penelitian. Handout pada Mata Kuliah DasarDasar Penelitian, Bandung Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Surakhmad, Winarno. (1990). Pengantar PenelitianPenelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik.Bandung : Tarsito. Surbakti,E.B.(2008). Awas Tayangan Televisi Tayangan Misteri dan Kekerasan Mengancam Anak Anda. Jakarta: Elex Media Komputindo 6
7
8