** ***
Page 1 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
PERAN ORANG TUA PADA PENDIDIKAN ANAK DI DESA PASOKAN KECAMATAN WALEA BESAR KABUPATEN TOJO UNA-UNA*
**Ansar Manggarai, *** Jusdin Puluhulawa, ***Roni Lukum
Ansar
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini memberikan persiapan yang baik demi keberhasilan pendidikan anak. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, sedangkan alat pengumpulan data adalah panduan observasi, panduan wawancara, dan dokumentasi. Analisis dalam penelitian ini disajikan secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa di Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Kabupaten Tojo Una-una sebagian besar keluarga/orang tua belum memahami arti sesungguhnya tentang pentingnya peran orang tua terhadap pendidikan anak sebab masih banyak orang tua yang lebih memprioritaskan untuk bekerja seharian di kebun, para orang tua ibu dan ayah selalu disibukan dengan kerja masing-masing, sehingga minat anak untuk sekolah menurun karena tida ada bimbingan dari orang tua dan membuat anak-anak begitu bebas dalam bergaul sehingga si anak mudah terpengaruh dengan teman sebaya, serta kesadaran orang tua dalam membimbing dan mendidik di rumah sangat rendah, karena mereka menganggap semua itu sudah menjadi tanggung jawab sekolah kami cukup membiayai anak-anak saja untuk keperluan sekolah. Kata Kunci : Orang Tua, Pendidikan, Anak
** ***
Page 2 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
ABSTRACT The purpose of this study provide a good preparation for the successful education of children. The method used is descriptive. Data collection technique used observation, interview, and documentation, while the data collection tool is a guide observation, interview, and documentation. The analysis in this study are presented in descriptive qualitative. Based on the results of research and discussion, the authors conclude that in the village of Great Walea Supply District of Tojo Una-una most families / parents do not understand the true meaning of the importance of the role of parents for children's education because many parents to prioritize for work all day in the garden, the parents mom and dad are always busy with their work, so that the interest of children to school decreased as nonexistent guidance from parents and make children so free in the mix so that the child is easily influenced by peers, as well as awareness of parents in guiding and educating at home is very low, because they consider it has become the responsibility of our schools enough refinance only children for school. Keywords: Parents, Education, Kids
PENDAHULUAN Di dalam pelaksanaan pendidikan , orang tua mempunyai tanggung jawab yang utama dan pertama, dan meskipun anak sudah bersekolah tetapi kebutuhan dan tangung jawab berada di pihak orang tua. Pendidikan yang diterima anak di sekolah relatif singkat, karena keterbatasan waktu dan perhatian guru secara individual. Hal ini guru harus menghadapi anak didik berkisar 43 sampai 45 orang siswa dalam satu kelas dengan alokasi waktu 45 menit tiap jam pelajaran. Sehingga guru tidak mungkin untuk mengawasi secara individual, karena terbatasnya waktu, terlalu banyak anak didik, kurangnya guru serta kurannya ruangan. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan anak di sekolah perlu ditunjang dengan kegiatan belajar di rumah dengan cara mengulang/mempelajari pelajaran yang diterima di sekolah serta mengerjakan pekerjaan rumah. Juga dengan adanya pengawasan secara wajar dan kontinyu serta bimbingan yang dapat mengarahkan anak untuk dapat meningkatkan kegiatan belajar, sehingga mereka merasa dirinya diakui dan dihargai oleh orang tuanya yang mengakibatkan sedikit demi sedikit cara berfikir anak akan berubah serta akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak adalah faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar diri anak dan faktor internal yaitu faktor yang berada di dalam diri anak. Seperti dikemukakan oleh Moh. Surya (dalam Handoko 2014 : 5),” salah satu faktor yang ada dalam diri siswa adalah penyesuaian sosial siswa di sekolah, dan salah satu faktor yang ada di luar diri siswa adalah keluarga.” Dengan demikian keluarga adalah sangat penting dalam kehidupan manusia karena keluarga merupakan fundamen dalam perkembangan selanjutnya dan merupakan iklim pendidikan yang sebenarnya dikehendaki alam, maka tepatlah apabila dikatakan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang tidak dapat digantikan oleh lembaga lain. Oleh karena itu keluarga berkewajiban membantu dan memperhatikan anak, kewajiban tersebut antara lain :
** ***
Page 3 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
1. Ikut memperhatikan anak secara kontinyu baik bagi mereka yang menghadapi kesulitan maupun yang lancar dalam belajar. 2. Memberikan dorongan kepada anak untuk lebih giat belajar baik di rumah maupun di sekolah. 3. memberikan bantuan moril maupun material yang diperlukan anak untuk belajar. Moh. Surya (dalam Handoko1979 : 43), Masalah yang akan diteliti yaitu peran orang tua pada pendidikan anak sehingga anak akan terbantu dalam meningkatkan prestasi belajarnya, karena melihat kondisi yang ada di Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Kabupaten Tojo Una-Una masih banyak anak yang tergolong kurang berprestasi bahkan sampai putus sekolah hal ini tergambar dari data yang ada, diman masyarakat desa pasokan yang tidak tamat sekolah dasar sekitar 3,1%, SMP 17,7% dan SMA 23,3%. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi, diantara kurangnya peran orang tua di Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Kabupaten Tojo Unauna ialah kondisi ekonomi keluarga yang masih tergolong rendah menyebabkan orang tua tidak mempunyai banyak waktu untuk memperhatikan pergaulan anak dalam lingkungan sosial yang dapat memperngaruhi pendidikan anak, bahkan rata-rata anak-anak wajib sekolah lebih cenderung diexploitasi orang tua untuk membantu ekonomi keluarga. Sehingga mereka lupa kewajibannya masuk sekolah. maka dari itu peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya sangat lah penting dalam lingkungan keluarga, agar nanti anak dapat menjadi warga negara yang baik serta anak dapat diharapkan mampu menjaga dan melaksanakan hak asasi manusia yang adil dan beradap dan mampu menjaga kualiatas ilmu pengetahuan, moralitas lingkungan hidup, baik tingkalaku dalam hidup bermasyarakat. Orang tua merupakan suatu usaha keluarga untuk membina kepribadiannya anak agar mengetahui norma-norma atau aturan di dalam masyaratakat guna untuk membangun dan menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang mencintai tanah air. Dengan demikian orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan oleh karenanya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga masyarakat dan pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah. Berdasarkan latar belakang penelitian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Peran orng tua pada pendidikan anak di Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Kabupaten Tojo Una-una ”
PENGERTIAN PERAN Menurut Luqman Ali pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka, menyebutkan pengertian peranan sebagai berikut: a. Peran adalah pemain yang diandaikan dalam sandiwara maka dia adalah pemain sandiwara atau pemain utama; b. Peran adalah bagian yang dimainkan seorang pemain dalam sandiwara, ia berusaha bermain dengan baik dalam semua peran yang dibebankan kepadanya; c. Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.
** ***
Page 4 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
Lebih lanjut lagi, M. Rusli Karim (dalam Handoko 2014 : 10) memberikan batasan tentang peran di antaranya sebagai berikut: a. Peran adalah norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau kedudukan seseoprang dalam masyarakat. Peran dalam arti merupakan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat. b. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam kehidupan masyarakat sebagai organisasi. c. Peran juga dapat diartikan sebagai perilaku penting bagi struktur sosial. Melihat dari beberapa pengertian peranan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian peranan dalam hal ini pelaku atau seorang pemain dalam melaksanakan tugas dan wewenang yang dibebankan kepadanya yang sesuai dengan tanggung jawab organisasi tersebut, untuk dapat melaksanakan sesuai dengan target dan tujuan yang telah ditetapkan PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN Orang tua seharusnya memahami bahwa merekalah sebagai penanggung jawab utama dalam pendidikan putra-putrinya. Dan secara umum, berhasil tidaknya pendidikan seorang anak biasanya dihubungkan dengan perkembangan pribadi orang tuanya dan baik tidaknya hubungan, komunikasi dan role model dalam keluarga. Menurut Sadulloh (2011: 131) “Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama memiliki peran yang sangat besar, karena mereka bukan saja sekedar mendidik anak agar ia menjadi besar, pandai berbagai macam hal, tapi mereka terutama membantu perkembangan anak dalam segi kemanusiaan, hati nurani, dan moralnya”. Sedangkan menurut Endah premeswari (1999 : 67) Indicator peran orang tua adalah perhatian kegiatan terhadap pelajaran anak di sekolah dan menekankan pandangan tentang pentingnya pendidikan dalam pencapaian prestasi belajar. Berdasarkan penjelasan di atas shaefer (dalam Khairawati, 2001: 29) membedakan ada beberapa bentuk peranan orang tua terhadap anak berdasarkan tingkatannya, yaitu: Sekedar memanfaatkan layanan, Memberikan sumbangan, Kehadiran dalam pertemuan, Konsultasi, Keterlibatan dalam menyampaikan layanan, Keterlibatan dalam implementasi, Peran serta dalam semua tahapan pembuatan keputusan, yakni mulai dari tahapan identifikasi masalah, studi kelayakan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pendidikan yang kaya tercipta secara optimal melalui kolaborasi dari orang tua dan guru, sehingga tercipta harmoni yang sempurna antara rumah dan sekolah. Ini merupakan suatu proses yang dapat membantu anak-anak untuk mengenal diri mereka sendiri dan komunitas di mana mereka berada. Hal ini memampukan mereka untuk dapat membuat keputusan yang bebas tetapi bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga masyarakat dan pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah. ** ***
Page 5 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
a. Fungsi Orangtua Pada Pendidikan Anak Fungsi pokok orangtua ada tiga bagian, seperti pendapat dibawah yaitu “fungsi ketuhanan, fungsi sosial dan fungsi ekonomi”. Fungsi ketuhanan adalah suatu tanggung jawab orangtua yang paling pokok, karena dengan adanya agama akan dapat menjamin keselamatan anak, baik didunia maupun akhirat. b. Kewajiban Orang Tua Pada Pendidikan Anak Menurut M. Arifin Aminuddin Rasyid (1991 : 257) ada empat kewajiban orangtua dalam keluarga yaitu : a. Memelihara dan membesarkan dengan memberi makan, minum dan perawatan agar ia dapat hidup berkelanjutan. b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun secara rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau lingkungan yang dapat membahayakan dirinya. c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak, sehingga bila ia dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain. d. Membahagiakan anak-anaknya untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir hidup muslim. Berdasarkan kutipan di atas jelas bahwa untuk membina mental seseorang segala sesuatu yang dapat merusak pembinaan yang kita laksanakan baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat harus dijauhi, hal tersebut disebabkan segala unsur-unsur yang bertentangan dengan agama yang terdapat dalam masyarakat, akan menghambat pertumbuhan moral agama pada anak bahkan mungkin menghancurkannya sama sekali. Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa kewajiban orangtua itu sangat kompleks, disamping ia harus memenuhi segala kebutuhan anak-anaknya, tetapi mereka juga harus membina anak-anaknya sehingga mereka dapat hidup ditengah-tengah masyarakat dengan mental yang sehat. FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI PENDIDIKAN ANAK
PERAN
ORANG
TUA
PADA
Menurut Harun Rasyid (dalam Khairawati, 2001:33) kendala yang sering menjadi tantangan dalam meningkatkan peranan orangtua, di-antaranya adalah faktor sosial ekonomi, kondisi geografis, tantangan kultural masyarakat untuk menyekolahkan anaknya masih rendah, dan tingkat kesadaran masyarakat untuk berperanan masih rendah. hal ini dikuatkan dalam penelitian Maryaningtyas (2005), bahwa faktor ekonomi adalah salah satu factor yang dapat berkontribusi terhadap timbulnya kecemasan orang tua, dan ditegaskan lagi oleh Hidayat (2004), bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang dari berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan berbagai laktor dari luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. Tingkat pengetahuan
** ***
Page 6 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
seseorang yang rendah akan cenderung lebih mudah mengalami kecemasan dibanding seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi. Berberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua menurut para ahli yaitu sebagai berikut a. Kondisi ekonomi keluarga Menurut Maryaningtyas (2005), bahwa faktor ekonomi adalah salah satu faktor yang dapat berkontribusi terhadap timbulnya kecemasan orang tua. Keluarga dari status sosial yang berbeda mempunyai pandangan yang berbeda tentang cara mendidik anak yang tepat dan dapat diterima, sebagai contoh: ibu dari kelas menengah kebawah lebih menentang ketidak sopanan anak dibanding ibu dari kelas menengah ke atas. Begitupun juga dengan orang tua dari kelas buruh atau nelayan lebih menghargai penyesuaian dengan standar eksternal, sementara orangtua dari kelas menengah lebih menekankan pada penyesuaian dengan standar perilaku yang sudah terinternalisasi. b. Lingkungan social Pola pengasuhan suatu keluarga turut dipengaruhi oleh tempat dimana keluarga itu tinggal. Apabila suatu keluarga tinggal dilingkungan yang otoritas penduduknya berpendidikan berpendidikan rendah serta tingkat sopan santun yang rendah maka anak dapat dengan mudah juga menjadi ikut terpengaruh. Lingkungan tempat tinggal suatu keluarga akan mempengaruhi cara orang tua dalam mendidik anak . Hal ini bisa dilihat bila suatu keluarga tinggal di kota besar, maka orang tua kemungkinan akan banyak mengkontrol karena merasa khawatir, misalnya melarang anak untuk pergi kemana-mana sendirian. Hal ini sangat jauh berbeda jika suatu keluarga tinggal di suatu pedesaan, maka orang tua kemungkinan tidak begitu khawatir jika anak-anaknya pergi kemana mana sendirian (Sukanto 2004 hal. 43). c. Tingkat kesadaran masyarakat masih rendah Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyelenggaraan pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Sehingga orang tua masih sangat minim memberikan andil dan keikutsertaannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan (M. Ngalim Purwanto, 1995: 127). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kurangnya peran orang tua dalam mendidik anak di pengaruhi tingkat sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggal dan kesadaran masyarakat masih rendah. contoh Tingkat ekonomi Sebab tanpa disadari bahwa permasalahan ekonomi dalam keluarga akan berdampak pada anak. Orang tua terkadang melampiaskan kekesalan dalam menghadapi permasalahan pada anak. Anak usia prasekolah yang belum mengerti tentang masalah perekonomian dalam keluarga hanya akan menjadi korban dari orang tua. Kemudian lingkungan tempat tinggal, sebab anak jika kurang dikontrol orang tuanya membuat anak terbut begitu bebas dalam pergaulan dengan teman sebayanya.
** ***
Page 7 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
USAHA-USAHA ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN Dalam hal ini ada beberapa langkah yang dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam peranannya mendidik anak, antara lain adalah: 1. Orang Tua Sebagai Panutan dan cermin utama anak. Orang tua adalah orang yang sangat dibutuhkan serta diharapkan oleh anak. Karena bagaimanapun mereka merupakan orang yang pertama kali dijadikan sebagai figur dan teladan di rumah tangga. Dan selain itu orang tua juga harus memiliki sifat keterbukaan terhadap anak-anaknya, sehingga dapat terjalin hubungan yang akrab dan harmonis antara orang tua dengan si anak, dan begitu juga sebaliknya. Sehingga nantinya dapat diharapkan oleh anak sebagai tempat berdiskusi dalam berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan pendidikan, ataupun yang berkaitan dengan pribadinya. (Muhammad Taqi Falsafib,2003) Di sinilah peranan orang tua dalam menentukan akhlak si anak. Kalau orang tua memberikan contoh yang baik, maka anak pun akan mengambil contoh baik tersebut, dan sebaliknya. 2. Orang Tua Sebagai Motivator Anak Anak mempunyai motivasi untuk bergerak dan bertindak, apa bila ada sesuatu dorongan dari orang lain, lebih-lebih dari orang tua. Hal ini sangat diperlukan terhadap anak yang masih memerlukan dorongan. Motivasi bisa membentuk dorongan, pemberian penghargaan, pemberian harapan atau hadiah yang wajar, dalam melakukan aktivitas yang selanjutnya dapat memperoleh prestasi yang memuaskan. (Mhd. Tabrani. ZA, Kajia, hal. 123) Dalam hal ini orang tua sebagai motivator anak harus memberikan dorongan dalam segala aktivitas anak, misalnya dengan menjanjikan kepada anak akan hadiah apabila nanti dia berhasil dalam ujian. Karena dengan motivasi yang diberikan oleh orang tua tersebut anak akan lebih giat lagi dalam belajar. 3. Orang tua sebagai fasilitator anak Pendidikan bagi si anak akan berhasil dan berjalan baik, apabila fasilitas cukup tersedia. Namun bukan semata-mata berarti orang tua harus memaksakan dirinya untuk mencapai tersedianya fasilitas tersebut. Akan tetapi, setidaknya orang tua sedapat mungkin memenuhi fasilitas yang diperlukan oleh si anak, dan ini tentu saja ditentukan dengan kondisi ekonomi yang ada. (Muhammad Taqi, hal. 87) Selain dari hal tersebut di atas orang tua semestinya juga dapat diajak untuk bekerja sama dalam mendapatkan dan memperoleh inovasi sistem belajar mereka yang efisien dan efektif, sehingga anak tetap terkoordinir sebagaimana mestinya. METODE PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Lexy Moleong (2005: 6) “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.” Strategi penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi ** ***
Page 8 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap. Lokasi penelitian yang dijadikan obyek atau sasaran dalam penelitian ini. Sebagaimana dijelaskan dalam konseptualisasi penelitian yaitu, tentang peran orang tua pada pendidikan anak di Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Kabupaten Tojo Una-una. Alasan dipilihnya desa ini adalah karena didesa pasokan masih banyak pendidikannya yang masih rendah. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, sedangkan alat pengumpulan data adalah panduan observasi, panduan wawancara, dan dokumentasi. Analisis dalam penelitian ini disajikan secara deskriptif kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Peran orang tua pada pendidikan anak Pentingnya suatu pendidikan berbangsa dan bernegara agar terciptanya keseibangan antara hak dan kewajiban bagi setiap warga negra dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan berbegara . Dan menjadi suatu penjelasan, bahwa sesuatu hal yang mungkin sebagian besar orang menganggapnya tidak penting pada hakikatnya memiliki peranan yang menentukan kelangsungan hidup kita di masa yang akan datang. Melalui pendidikan Kewarganegaraan, masyarakat diharapkan mampu memahami, menganalisa, dan menjawab masalah-masalah yang di hadapi secara konsisten dan berkesinambungan dalam cita-cita dan tujuan nasional seperti yang di gariskan dalam pembukaan UUD 1945. Maka dari itu untuk mewujutkan tujuan di atas orang tua seharusnya berperan penting dan berkewajiban untuk mengatur, membimbing dan mendidik agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa. a. Pandangan (Mindset) orang tua pada pendidikan Diharapkan dari peran orang tua dalam memberikan persiapan yang baik untuk anak-anak demi keberhasilan pendidikan yang dijalani. Menurut Ibu Along dan Pak Anas bahwa pendidikan itu penting dalam kehidupan karena dengan pendidikan anak-anak bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang baik untuk dirinya sehingga tidak diperbodoh orang lain, oleh karnya kami berusaha menyekolahkan anak-anak agar kehidupan mereka lebih baik dari kami. Sehingga menjadi warga negara yang libih baik (Wawancara 8 Febuari 2015). Menurut Sadulloh (2011: 131) “Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama memiliki peran yang sangat besar, karena mereka bukan saja sekedar mendidik anak agar ia menjadi besar, pandai berbagai macam hal, tapi mereka terutama membantu perkembangan anak dalam segi kemanusiaan, hati nurani, dan moralnya”. Oleh karena itu tidaklah dapat dipungkiri bahwa sebenarnya orang tua mempunyai fungsi yang tidak hanya sebagai penerus keturunan saja. Mengingat banyak hal-hal mengenai kepribadian seseorang yang didapat dari keluarga untuk anak. b. Kewajiban, mengasuh, membimbing, dan memotivasi Menurut M. Arifin Aminuddin Rasyid (1991 : 257) ada empat kewajiban orangtua dalam keluarga yaitu Memelihara dan membesarkan dengan memberi makan, minum dan perawatan agar ia dapat hidup berkelanjutan, Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun secara rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau lingkungan yang dapat membahayakan dirinya, Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak, sehingga bila ia dewasa mampu ** ***
Page 9 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
berdiri sendiri dan membantu orang lain, dan Membahagiakan anak-anaknya untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir hidup muslim. Hal ini sama dengan apa yang di katakana Ibu Along bahwa saya tahu dengan kewajiban saya sebagai orang tua tentunya mendidik anak-anak supaya mereka tahu mana yang baik dan mana yang buruk, saya mendidik anak dengan menyuruh mereka untuk sekolah, belajar dan mengaji, dan alhamdullilah anak-anak saya yang dua sampai saat ini masih sekolah SMA dan SD (Wawancara 10 Febuari 2015). Sedangkan menurut Ibu Murtin berbeda ia berganggapan bahwa saya memang kurang tahu dengan kewajiban orang tua terhadap anak-anak, hanya saja saya melihat orang-orang yang berpendidikan di desa ini kehidupan mereka saja sama dengan kami yang tidak mempunyai pendidikan jadi buat apa saya menyekolahkan anak-anak sampai keperguruan tinggi hasilnya juga pengangguran (Wawancara 10 Febuari 2015) hal ini di kuatkan dengan apa yang dikemukakan oleh Moh. Surya (dalam Handoko 2014 : 5) faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar diri anak dan faktor internal yaitu faktor yang berada di dalam diri anak. salah satu faktor yang ada dalam diri siswa adalah penyesuaian sosial siswa di sekolah, dan salah satu faktor yang ada di luar diri siswa adalah keluarga atau orang tua. Maka dari itu dalam meningkatkan pendidikan anak selain pihak sekolah orang tua berperan dengan memberikan kegiatan belajar di rumah. c. Merawat atau melindungi anak. Menurut M. Arifin Aminuddin Rasyid (1991 : 257) orang tua dalam keluarga yaitu Memelihara dan membesarkan dengan memberi makan, minum dan perawatan agar ia dapat hidup berkelanjutan, Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun secara rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau lingkungan yang dapat membahayakan dirinya. Oleh karena itu orang tua diwajibkan untuk memperhatikan kesehatan anak-anak sebelum pergi kesekolah. Hal ini supaya proses belajar mengajar mereka di sekolah tidak terganggu. Menurut Ibu Sara ketika diminta tanggapannya bahwa kalau anak-anak saya sebelum berangkat ke sekolah saya menyuruh mereka untuk sarapan pagi serta memberikan uang jajan. Supaya mereka tidak kelaparan disekolah. Sebab kalau anak-anak kelaparan akan mengganggu konsentrasi anak pada saat belajar dan bisa membuat mereka jatuh sakit (Wawancara 9 Febuari 2015). Hal ini berbeda dengan orang tua yang ekonominya tergolong rendah meskipun mereka tahu bahwa memperhatikan kesahatan anak sangatlah penting untuk membuat anak-anak nyaman pada saat belajar. Menurut Ibu Asni ketika diwawancarai tentunya orang tua harus memperhatikan kesehatan anak pada saat pergi ke sekolah. hanya saja saya kurang memberikan uang jajan pada anak-anak sebab keluarga kami ekonominya kurang mampu. sehingga berbeda dengan orang tua yang memberikan uang jajan pada anak-anak supaya anak-anak mereka bisa membeli makan di sekolah (Wawancara 9 Febuari 2015). Dengan kondisi masyarakat di Desa Pasokan yang mayoritas mata pencahariannya hanya sebagai petani. Sehingga aktifitas kesehariannya dengan berkebun dan melaut dimana hanya pada malam hari keluarga dapat berkumpul lalu menggunakan waktunya untuk beristirahat. Hal ini mengakibatkan peran orang tua dalam memperhatikan anak seperti merawat, membimbing kegiatan belajar di rumah atau mengulangi pelajaran anak dari sekolah akan berkurang.
** ***
Page 10 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
Maka dari analis diatas menunjukan sikap positif orang tua yang berikan kepada anak maka akan mendapat pengaruh yang baik bagi anak, dan juga sebaliknya. Orang tua faktor penting dalam segala aspek perkembangan anak dalam membimbing, mendidik guna meningkatkan kegiatan belajar anak dalam ilmuh pengetahuan, maka faktor tersebut sangat mempengaruhi mentalitas anak dan tumbuh kembang anak, karena anak akan meniru kebiasaan kebiasaan orang tuanya di rumah dan nantinya akan berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat. Sedikit waktu yang digunakan untuk berkumpul dengan keluarga mengakibatkan peran orang tua dalam memperhatikan pendidikan anak di rumah berkurang. Faktor-faktor mempengaruhi peran orang tua pada pendidikan anak Orang tua atau ayah dan ibu dituntut keras dalam hal membinan jati diri anak dan membesarkannya, kesibukan-kesibukan orang tua bisa diimbangi dengan sikap dan dorongan metal yang baik dari orang tua walau tak sepenuhnya bisa menjaga anak, namun harus ada suatu ketegasan dan disiplin diri yang ditanamkan kepada anak agar anak bisa membawa diri ke arah yang lebih baik. Menurut Harun Rasyid (dalam Khairawati, 2001:33) kendala yang sering menjadi tantangan dalam meningkatkan peranan orangtua, diantaranya adalah faktor ekonomi keluarga yang tergolong rendah, kondisi geografis, tantangan kultural masyarakat untuk menyekolahkan anaknya masih rendah, dan tingkat kesadaran masyarakat untuk berperanan masih rendah. Selain itu faktor yang sulit diatasi dan cukup berpengaruh terhadap peranan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan adalah tingkat kesadaran masyarakat itu sendiri. Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyelenggaraan pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Sehingga orang-tua masih sangat minim memberikan andil dan keikutsertaannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan (M. Ngalim Purwanto, 1995: 127). a. Ekonomi keluarga tergolng rendah Setiap keluarga mempunyai tingkatan ekonomi yang berbeda-beda. Pada tingkatan yang rendah tentunya aktivitas utama adalah bagaimana untuk memenuhi kebutuhan primer keluarga melalui dari kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal (Purwanto, 112 : 2007). Sehingga masyarakat di Desa Pasokan yang diteliti menyebutkan beberapa faktor yang menjadi alasan bekerja, di antaranya adalah karena alasan ekonomi, adanya kepercayaan dan dorongan dari keluarga, keaktifan diri, dan hal-hal yang berhubungan dengan aspek pengaruh ibu lainnya yang berkerja. Menurut Ibu Along dan Pak Anas banyak anak-anak yang putus sekolah hanya dipengaruhi oleh kurangnya ekonomi keluarga. Jalan satu-satunya untuk menyekolahkan anak-anak ketingkat pendidikan yang lebih tinggi orang tua seharusnya mampu membiayai keperluan sekolah. oleh karnanya kami berusaha untuk menyekolahkan anak-anak agar kehidupan mereka lebih baik dari kami (Wawancara 8 Januari 2015). Dan menurut Ibu Ni dan Pak Risman anak kami putus sekolah hanya karena faktor ekonomi keluarga kami yang rendah sehingga kami tidak mampu lagi membiayai pendidikan anak sampai keperguruan tinggi. Kami sudah bersukur anak kami bisa tamat SMA (Wawancara 10 Januari 2015). Sedangkan menurut pada ade bahwa yang membuat anak-anak putus sekolah atau tidak lanjut sekolah karena rendahnya ekonomi keluarga kami sehingga kami tidak mampu ** ***
Page 11 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
melanjutkan sekolah anak-anak kejenjang pendidikan yang lebih tinggi (Wawancara 9 Januari 2015). Hal ini dikuatkan dalam penelitian Maryaningtyas (2005), bahwa faktor ekonomi adalah salah satu factor yang dapat berkontribusi terhadap timbulnya kecemasan orang tua, maka jalan satu-satunya untuk menyekolahkan anak-anak ketingkat pendidikan yang lebih tinggi orang tua seharusnya mampu membiayai keperluan sekolah. Sedangkan menurut Menurut pak risman dan ibu Ni Kerungannya ekonomi keluarga yang menjadi salah satu faktor terhadap pendidikan anak didesa pasokan sehingga menyebabkan banyak anak-anak tidak tamat sekolah atau putus sekolah. Namun jika dilihat lebih jauh memang orang tua disibukkan dengan aktifitas sehari-hari yang membuat kelonggaran waktu anakanak begitu bebas sehingga anak-anak lupa dari pantauan orang tua, disitulah tumbuh kembang anak mulai memahami kehidupan sekitarnya. Yang membuat pengaruh mental, psikologis, pergaulannya menjadi seadanya bahkan kurang baik. b. Lingkungan sosial Peran dan tanggung jawab orang tua terhadapa anak serta pengawasan dan membimbing akan berpengaruh besar bagi anak. Karena orang tua pertama dan terdekat serta figur bagi anak. Apapun yang orang tua lakukan maka anak akan meniru baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Ibu Salna orang tua dalam peranannya hanya mengarahkan saja tanpa ada tindakan tindakan khusus yang membuat kepribadian anakanak akan termotivasi untuk sekolah (Wawancara 10 Januari 2015). Sedangkan Ibu ladek menjelaskan pada dasarnya Ornag tua disini jarang memperhatikan atau mengarahkan anakanaknya pada waktu jam sekolah, melihat banyak anak-anak pada jam sekolah mereka hanya pergi ditempat keramain dan berkumpul di rumah temannya(Wawancara 10 Januari 2015). Hal ini di jelaskan lagi oleh Soekanto bahwa Pola pengasuhan suatu keluarga turut dipengaruhi oleh tempat dimana keluarga itu tinggal. Apabila suatu keluarga tinggal dilingkungan yang otoritas penduduknya berpendidikan berpendidikan rendah serta tingkat sopan santun yang rendah maka anak dapat dengan mudah juga menjadi ikut terpengaruh. Lingkungan tempat tinggal suatu keluarga akan mempengaruhi cara orang tua dalam mendidik anak . Hal ini bisa dilihat bila suatu keluarga tinggal di kota besar, maka orang tua kemungkinan akan banyak mengkontrol karena merasa khawatir, misalnya melarang anak untuk pergi kemana-mana sendirian. Hal ini sangat jauh berbeda jika suatu keluarga tinggal di suatu pedesaan, maka orang tua kemungkinan tidak begitu khawatir jika anak-anaknya pergi kemana mana sendirian (Sukanto 2004 hal. 43). Oleh karna itu di desa pasokan masih banyak orang tua dalam peranannya hanya mengarahkan saja tanpa ada tindakan tindakan khusus yang membuat anak begitu bebas dalam pergaulan maupun dalam mengambil sikapnya sebagai anak-anak yang biasa hidup bebas dan tanpa aturan yang mengikat diri dari peraturan kehidupan. Maka dari itu anak dalam kehidupan sosialnya sering meniru dan pergaulan sebelumnya seakan nantinya berjalan satu arah, jika anak sering bergaul dengan kelompok baik maka anak tersebut akan baik, jika anak bergaul dengan kelompok buruk maka itu akan menyesatkan nantinya. c. Kesadaran masyarakat masih rendah Selain faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi peran orang tua dalam mendidik anak ada faktor yang sulit diatasi dan cukup berpengaruh terhadap peranan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan adalah tingkat kesadaran masyarakat itu sendiri. Masih
** ***
Page 12 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyelenggaraan pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Sehingga orang-tua masih sangat minim memberikan andil dan keikutsertaannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan (M. Ngalim Purwanto, 1995: 127). Serta menurut Ibu lia bahwa Di disa pasokan sebagian masyarakatnya masih banyak beranggapan bahwa penyelenggaraan pendidikan masih sepenuhnya tanggung jawab sekolah.hal ini menyebabkan para orang tua tidak optimal dalam membimbing pendidikan anak (Wawancara 10 Januari 2015). Sedangkan menurut Pak Igo dan Ibu Weli meskipun pihak sekolah melakukan sosialisasi pada orang tua siswa yang menjadi penghambat ialah kekurangnya ilmu pengetahuan orang tua sehingga mengakibatkan kurangnya orang tua dalam mendidik anak-anak dirumah (Wawancara 10 Januari 2015). Hal ini ditegaskan oleh Hidayat (2004), bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang dari berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan berbagai laktor dari luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. Tingkat pengetahuan seseorang yang rendah akan cenderung lebih mudah mengalami kecemasan dibanding seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi. sehingga para orang tua kurang memperhatikan pedidikan anak yang bisa mereka buat hanyalah membiayai keperluan pendidikan anak-anak. Berdasarkan ketiga faktor diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dari sekian banyak faktor yang menyebabkan peran orang tua pada pendidikan anak pada umumnya, namun khususnya yang ada di desa pasokan kecamatan walea besar kabupaten tujo una-una yang menyebabkan anak-anak tidak lanjut sekolah atau putus sekolah adalah faktor ekonomi keluarga yang tergolng renda,faktor lingkungan sosial dan tingkat kesadaran masyarakat masih renda. Dari ketiga faktor di atas yang mendominasi kurangnya peran orang tua pada anak adalah faktor ekonomi. Usaha-usaha orang tua pada pendidikan anak. Salah satu tujuan yang ingin dicapai seperti yang tercantum pada Undang-Un-dang RI Nomor 20 Tahun 2003 tersebut adalah meningkatkan potensi peserta didik yang mandiri, dengan melalui jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal. Perkembangan pendidikan yang semakin meningkat, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan membuka kesempatan bagi anak untuk memperoleh pendidi-kan dari berbagai jenis dan jenjang pendidikan mulai dari tingkat SD, SLTP, SMU, sampai pada tingkat pendidikan tinggi, baik pada jenis pendidikan umum, kejuruan maupun keagamaan. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan orang tua Di Desa Pasokan dalam upaya menopang prestasi belajar anaknya, sebagai berikut: 1. Orangtua sebagai penuntun atau cermin utama anak Orang tua adalah orang yang sangat dibutuhkan serta diharapkan oleh anak. Karena bagaimanapun mereka merupakan orang yang pertama kali dijadikan sebagai figur dan teladan di rumah tangga. Dan selain itu orang tua juga harus memiliki sifat keterbukaan terhadap anak-anaknya, sehingga dapat terjalin hubungan yang akrab dan harmonis antara orang tua dengan si anak, dan begitu juga sebaliknya. Sehingga nantinya dapat diharapkan oleh anak sebagai tempat berdiskusi dalam berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan pendidikan, ataupun yang berkaitan dengan pribadinya. (Muhammad Taqi Falsafib,2003). Hal ini berbeda dengan menurut Ibu Ni dan Pak risman dimana mendidik anak hanya ** ***
Page 13 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
sekedar memberitahukan saja kepada anak-anak supaya mereka bisa membedakan mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk dalam bergaul dengan orang lain (Wawancara 11 Januari 2015). Anak selalu bercermin dan bersandar kepada lingkungan terdekatnya. Dalam hal ini tentunya lingkungan keluaraga yaitu orang tua. Orang tua harus memberikan teladan yang baik dalam segala aktivitasnya kepada anak (Mhd. Tabrani. ZA, Kajia, hal. 120). 2. Orang tua sebagai motivator anak Orang tua memotivasi untuk bergerak dan bertindak suatu anak, apa bila ada sesuatu dorongan dari orang lain, lebih-lebih dari orang tua. Hal ini sangat diperlukan terhadap anak yang masih memerlukan dorongan, ini sangat sesuai dengan pendapat Suryabrata (dalam Djaali 2011: 101) “Motivasi adalah sesuatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Menurut Ibu Lia bahwa saya memberikan motivasi kepada anak-anak seringkali saya memberikan barang yang diasukai apalagi kalau anak-anak saya berprestasi di sekolahnya saya selalu memberikan hadia agar mereka lebih giat lagi (Wawancara 11 Januari 2015). Hal ini di dukung oleh Mhd. Tabrani. ZA Kajia menurut beliau Motivasi bisa membentuk dorongan, pemberian penghargaan, pemberian harapan atau hadiah yang wajar, dalam melakukan aktivitas yang selanjutnya dapat memperoleh prestasi yang memuaskan. Sedangkan Ibu Along berbeda dengan apa yang diutarakan ketika dimintai tanggapan bahwa saya jarang meberikan motivasi kepada anak-anak saya, sebab memberikan hadia atau membelikan barang yang dia sukai saya tidak mampu dikarenakan ekonomi keluarga saya rendah (wawancara 11 Januari 2015). Orang tua sebagai motivator anak harus memberikan dorongan dalam segala aktivitas anak, misalnya dengan menjanjikan kepada anak akan hadiah apabila nanti dia berhasil dalam ujian. Karena dengan motivasi yang diberikan oleh orang tua tersebut anak akan lebih giat lagi dalam belajar. 3. Menyediakan fasilitas belajar yang memadai Pendidikan anak akan berhasil dan berjalan baik, apabila fasilitas cukup tersedia. Namun bukan semata-semata berati orang tua harus memaksakan dirinya untuk mencapai tersedinya fasilitas tersebut. Akan tetapi setidaknya orang tua sedapat mungkin memenuhi fasilitas yang diperlukan si anak, dan ini tentu saja ditentukan dengan kondisi ekonomi yang ada (Muhamad Taqi, hal 87). Sebagaimana seperti yang diungkapkan Slameto (2013: 63) “Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku dan lain-lain”. Dengan demikian adanya kesediaan dari orang tua untuk memenuhi kebutuhan fasilitas belajar anaknya dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Semakin banyak sumber belajar yang dapat diakses oleh anak, semakin baik bagi anak untuk memperkaya pengetahuan anak. Sedangkan menurut Bapak Musar bahwa sebagian besar masyarakat di desa pasokan bahwa para orang tua memfasilitasi anak-anaknya cukup hanya membelikan kebutuhan sekolah saja, sedangkan kalau memberikan barang-barng yang lain seperti meja belajar, lampu belajar atau pun yang lain-lain yang bukan berhubungan dengan kebutuhan primer sekolah mereka beranggapan bahwa hanya buang-buang biaya saja (Wawancara 11 Januari 2015). Maka dari analis di atas menunjukan sikap positif bagi orang tua yang memberikan pengaruh yang baik bagi anak. Dengan cara demikianlah usaha yang dilakukan orang tua ** ***
Page 14 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
dapat membantu meningkatkan pendidikan anak, semoga dengan cara yang telah dilakukan dalam mengembangkan potensi anak tersebut dengan dijalankan secara terus menerus, tanpa mengenal batas maka insya Allah hal itu akan bermanfaat yang lebih baik bagi masa depan anak serta dapat ciptakan perkembangan SDM manusia di indonesia lebih berkualitas. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti secara keseluruhan maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa peran orang tua pada pendidikan anak di Desa Pasokan Kec. Walea Besar Kab. Tojo Una-una yang diteliti dari fungsi orang tua sebagai mindset anak, kewajiban, mengasuh, membimbing memotivasi dan merawat atau melindungi anak belum begitu optiman atau tidak memuaskan. Dari hasil penelitian yang disimpulkan peneliti hal in ternyata disebabkan oleh berbagai hal, bukan hanya dari internal orang tua seperti tingkat pengetahuan pendidikan orang yang rendah, ternya faktor eksternal seperti faktor ekonomi keluarga, faktor lingkungan sosial, dan tingkat kesadaran masyarakat masih tergolong rendah, dan peneliti berasumsi bahwa perlu ada kesadaran yang lebih tinggi dari semua sumber daya baik pemerintah, sekolah dan orang tua yang dekat dengan lingkungan masyarakat desa tersebut agar pemerintah sebaiknya memberikan bantuan dana kepada keluarga yang kurang mampu seperti memberikan bantua dalam bidang pendidikan seperti pemberian beasiswa kepada anak-anak petani dan nelayan yang kurang mampu sehingga standar pendidikan masyarakat di desa pasokan dapat meningkat. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut a. Peran orang tua pada pendidikan anak di desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Kabupaten Tojo Una-Una adalah selain sebagai pelindung anak orang tua juga berkewajiban pula memberi bimbingan namun para orang tua disini mengisi kesehariannya dengan bekerja di kebun atau mencari ikan dilaut hanya di malam harilah keluarga dapat berkumpul serta menggunakan waktunya untuk beristirahat. Hal ini mengakibatkan sedikit waktu yang digunakan keluarga berkumpul sehingga orang tua dalam mengontrol pendidikan anak tidak optimal. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya peran orang tua pada pendidikan anak di desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Kabupaten Tojo Una-Una adalah faktor ekonomi, lingkungan sosial, dan tingkat kesadaran masyarakat masih tergolong rendah. Dari faktor yang telah disebutkan tadi faktor yang paling mendominasi adalah faktor keadaan ekonomi keluarga. c. Upaya-upaya yang dilakukan orang tua pada pendidikan anak di desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Kabupaten Tojo Una-una adalah orang tua sebagai penuntun utama anak dalam lingkungan keluarga, orang tua sebagai motivator anak dan orang tua sebagai fasilitator anak dalam menyediakan kebutuhan belajar yang memadai namun bukan semata-mata berarti orang tua harus maksakan untu mencapai tersedianya fasilitas tersebut akan tetapi setidaknya orang tua sedapat mungkin memenuhi fasilitas yang dibutuhkan si anak.
** ***
Page 15 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.
SARAN Dari kesimpulan diatas, dapat dikemukankan saran-saran sebagai berikut : 1. Sebaiknya pemerintah harus mengadakan penyuluhan untuk pensosialisasian adanya pengetahuaan cara-cara mendidik anak dan tanggung jawab antara orang tua dan anak serta batasan-batasan dalam kehidupan berumah tangga dan meluangkan waktu orang tua untuk lebih memperhatikan pendidikan si anak, sehingga tercipta keselarasan berkeluarga. 2. Pemerintah sebaiknya memberikan bantuan dana kepada keluarga yang kurang mampu serta memberikan bantuan dalam bidang pendidikan seperti pemberian beasiswa kepada anak-anak petani dan nelayan yang kurang mampu sehingga standar pendidikan masyarakat di desa pasokan dapat meningkat. 3. Sebaiknya orang tua lebih bersikap toleran dan terbuka terhadap anak-anaknya mengenai kekurangan dalam keluarga sehingga terjadi peningkatan kepercayaan dan pemahaman antara orang tua dan anak untuk bisa saling mengerti serta memahami tanpa harus dipaksa atau diberi hukuman dan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika. J Moleong Lexy, 2008. Metodologi penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung Khairawati, 2001, Partisipasi Masyarakat (Orang Tua) Terhadap Penyeleng-garaan Pendidikan Dasar Tingkat SLTP pada Pesantren di Kalimantan Barat, Tesis, Universitas Negeri Yogyakarta. Luqman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta: 1994. M. Arifin, (1989), Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara. Maryaningtyas, N. (2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan orang tua, Semarang: Universitas Diponegoro. Uyoh Sadulloh dkk. 2011. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabet Riana, Skripsi. 2011. Hubungan Minat dan Cara Belajar dengan Prestasi Siswa. diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Malang. http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/pretasi-belajar.html. diakses 4 januari 2015. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suryabrata, Sumadi. 1993. Pisikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. ** ***
Page 16 Penelitian Skripsi Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Mahasiswa Dosen Pembimbing.