Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 79-88
Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908
PERAN KONSELOR DALAM PENDIDIKAN NASIONAL SEBAGAI MODEL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH Assegaf Sulton, Fayrus Abadi Slamet Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Dalam pembentukan karakter, siswa membutuhkan suatu contoh yang nyata yang dapat dijadikan rujukan akan suatu keadaan yang mungkin siswa sulit memahaminya dan membutuhkan panutan dalam penyikapannya, sehingga secara tidak langsung membentuk karakter siswa tersebut. Sosok yang paling tepat untuk dijadikan panutan dan contoh adalah seorang guru BK. Kemampuan guru BK dalam melayani siswa serta interaksi keduanya yang intensif melalui layanan yang diberikan akan menjadikan siswa mencontoh karakter seorang Guru BK. Sehingga guru BK diharapkan menjadi leader akan tercapainya pembentukan karakter siswa terutama dalam tujuan Pendidikan Nasional. Pengejawentahan karakter tersebut berupa watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian yang berasal dari internalisasi nilai, moral, dan norma. Sehingga ketika berada di sekolah konselor bisa menjadi live model atau cermin bagi para siswa dalam mengatasi permasaahan hidup. Melalui berbagai macam layanan yang diberikan konselor menginternalisasi nilai, moral dan norma kepada para siswa. Tidak dapat dipungkiri jika sosok guru BK yang memberikan konseling maupun bimbingan kelompok pasti menularkan suatu karakter yang akan berpengaruh pada pribadi siswa. Sehingga proses interaksi keduanya yang akan dijalani setiap hari membentuk diri siswa yang berkarakter. Sehingga hanya konselorlah yang menjadi sosok utama dalam pembentukan karakter di Sekolah. Mewujudkan soorang sosok guru BK yang berkarakter kuat adalah tujuan dari guru BK itu sendiri yang lahir dari niat pribadi masing-masing ataupun keadaan yang mendorong guru BK tersebut dalam tujuan itu. Kata Kunci: konselor, panutan, karakter, siswa, pendidikan
yang penting dan presisi dalam membantu
PENDAHULUAN Konselor merupakan tokoh yang sangat
siswa menyongsong kehidupan.
penting dalam peta pendidikan Nasional.
Konselor pendidikan merupakan salah
Sifatnya yang seperti air yang mampu
satu profesi yang termasuk ke dalam tenaga
mengisi segala segi kehidupan yang menjadi
kependidikan seperti yang tercantum dalam
kelebihan seorang konselor dan menjadi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
pembeda antara guru mata pelajaran yang
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
penulis mengibaratkan guru mata pelajaran
Nasional maupun Undang-undang tentang
adalah sebuah padatan yang mereka mengisi
Guru dan Dosen. Bimbingan dan konseling di
bagian tertentu saja dalam kehidupan seorang
Indonesia secara formal masuk dalam sistem
anak. Dengan demikian perlu identifikasi
pendidikan nasional mulai tahun 1975, yaitu
yang jelas mengenai apa saja peran konselor
pada saat diberlakukannya kurikulum 1975 di
dalam pendidikan nasional sehingga perannya
sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Hal ini
79
80 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 79-88
berarti bahwa sejak saat itu di mulai
gejolak dalam diri yang kadang siswa tersebut
diakuinya
tidak
bimbingan
dan
konseling
di
dapat
mengidentifikasinya
sendiri
sekolah. Suatu profesi yang diharapkan akan
sehingga membutuhkan sosok yang pas dalam
dapat
pemecahan
membantu
dan
mendukung
masalah
tersebut.
Masalah
mengembangkan seluruh kemampuan peserta
tersebut adalah masalah penting bagi siswa
didik sesuai dengan potensinya melalui
karena kalau mereka tidak bisa mengatasinya
layanan bimbingan dan konseling yang
akan mengganggu seluruh segi kehidupannya
bersifat psiko-pedagogis.
juga termasuk mengganggu prestasinya
Masyarakat Indonesia saat ini berada
Konselor diharapkan mampu mengatasi
dalam era digital dimana setiap saat mereka
semua masalah tersebut dan dikarenakan
selalu terhubung satu sama lain melalui alat
konselor bersifat cair yang mampu mengisi
media social berupa gadget. Tidak terhubung
segala segi kehidupan siswa maka konselorlah
saja dengan yang mereka kenal akan tetapi
yang akan menjadi percontohan atau model
juga terhubung dengan banyak artis dan idola
tokoh
mereka. Idola dan artis tersebut secara tidak
menyelesaikan masalah dan tempat para siswa
langsung juga akan mempengaruhi cara
berkeluh
berfikir dan perilaku seorang anak. Cara
menunjukkan masih banyak siswa yang
berfikir dan berperilaku peniruan yang salah
belum bisa berperilaku secara normatif, antara
menyebabkan banyak masalah yang tidak
lain mulai dari berperilaku tidak sopan,
sengaja timbul karena kesalahan tersebut.
berbohong (termasuk membolos), membuat
tempat
kesah.
acuan
Bukti
mereka
secara
dalam
empiris
Masalah sosial yang terjadi diasyarakat
onar, berkelahi, sampai dengan berperilaku
terutama dikalangan pelajar misalnya kurang
melanggar norma kesusilaan. Hal ini terjadi
sopan santunnya siswa terhadap orang yang
antara lain dari sisi peran yang semestinya
lebih tua merupakan kurangnya pemahaman
dilakukan oleh seorang konselor sekolah
mereka akan nilai orang tua yang merupakan
dalam pengembangan aspek pribadi dan sosial
seorang yang perlu diteladani sifat baiknya.
siswa yang belum maksimal. Walaupun
Berbeda dengan tampilan orang tua yang
konselor sekolah bukan sebagai satu-satunya
tampil di televisi yang biasanya menjadi
pihak yang harus atau paling bertanggung
seorang yang di buat mainan oleh anak-anak.
jawab terhadap kondisi tersebut, namun
Sehingga hilanglah nilai luhur orang tua.
konselor sekolah tidak bisa lepas dari
Seorang
siswa
perkembangannya
yang
dalam
mempunyai
masa banyak
tanggung jawab tersebut (Washington, et.all, 2008 ).
Sulton, Slamet, Peran Konselor Dalam... 81
Oleh
karena
itu
konselor
sekolah
agar semakin lebih baik lagi perkembangan
hendaknya merancangkan dalam program
karakternya.
kegiatannya untuk secara aktif berpartisipasi
PEMBAHASAN
dalam
Konselor dalam Pendidikan Nasional
pengembangan
dan
penumbuhan
karakter pada siswa. Kegiatan tersebut dapat
Konselor dalam pendidikan nasional
dilakukan secara mandiri yang terancang
adalah
dalam program bimbingan dan konseling, dan
bertanggungjawab
juga bersama-sama dengan pendidik lain
bimbingan dan konseling kepada peserta didik
(guru bidang studi misalnya) yang terancang
di satuan pendidikan. Konselor pendidikan
dalam program sekolah yang dilakukan secara
merupakan salah satu profesi yang termasuk
sinergis dari beberapa pihak. Berkaitan
ke dalam tenaga kependidikan seperti yang
dengan
maka
tercantum dalam Undang-undang Republik
layanan yang diberikan oleh konselor sekolah
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
dapat
Sistem Pendidikan Nasional maupun Undang-
bentuk
bersifat
kegiatan
tersebut
preventif,
kuratif,
dan
preseveratif atau developmental dalam rangka menunaikan
fungsi
yang
bertugas
memberikan
dan
layanan
undang tentang Guru dan Dosen.
dalam
Undang-undang no. 20 tahun 2003
mengembangkan karakter siswa. Layanan
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
yang bersifat preventif berarti kegiatan yang
menggariskan bahwa “Pendidikan nasional
dilakukan oleh konselor sekolah bermaksud
berfungsi mengembangkan kemampuan dan
untuk mencegah agar perilaku siswa tidak
membentuk watak serta peradaban bangsa
berlawanan dengan karakter yang diharapkan.
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Layanan yang bersifat kuratif bermakna
kehidupan
bahwa layanan konselor ditujukan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar
mengobati/memperbaiki
siswa
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
yanmg sudah terlanjur melanggar karakter
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
yang
kegiatan
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
preseveratif/developmental berarti
layanan
dan menjadi warga negara yang demokratis
yang
sekolah
serta bertanggung jawab”. Dari hal tersebut
bermaksud untuk memelihara dan sekaligus
nampak bahwa pendidikan bukan sekedar
mengembangkan perilaku siswa yang sudah
berfungsi
sesuai agar tetap terjaga dengan baik, tidak
mengembangkan
diharapkan.
diberikan
pendidikan
konselor
perilaku
Sedangkan
oleh
konselor
melanggar norma, dan juga mengembangkan
bangsa,
sebagai
bertujuan
media
kemampuan
untuk
untuk semata,
82 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 79-88
melainkan juga berfungsi untuk membentuk
karakter di sekolah. Oleh karena itu, sebagai
watak dan peradaban bangsa yang bermatabat.
pendidik konselor sekolah merupakan figur
Dari pengertian tersebut maka konselor
yang menjadi sorotan para siswa khususnya
sekolah
(guru
pembimbing
merupakan
dalam
contoh
pelaksanaan
pendidikan
sebutan konselor sekolah sesuai sebutan resmi
karakter kehidupan sehari-hari di sekolah.
untuk guru yang mempunyai tugas khusus
Lingkungan sekolah yang siswa sebagai objek
dalam bimbingan dan konseling, menurut
utama dalam pelayanan sering mengalami
Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan
permasalahan yang jika permasalahan itu
dan
mengganggu kehidupannya, konselor dapat
Kebudayaan
dan
Kepala
Badan
Administrasi Kepegawaian Nasional Nomor
membantunya
melalui
konseling.
Pada
25 Tahun 1993) tidak bisa lepas dari fungsi
konseling tersebut, yang sangat intens dapat
dan tujuan pendidikan tersebut.
menginternalisasi dan menjadikan seorang
Didalam tujuan pendidikan tersebut juga
konselor contoh atau teladan dalam mengatasi
terdapat banyak hal yang menekankan adanya
masalah konseli. Selain itu nilai-nilai hidup
pendidikan
karakter.
konselor
yang luhur serta universal yang dapat diterima
otomatis
juga
suatu
dengan baik oleh konseli ketika proses
pembelajaran mengenai pendidikan karakter.
konseling dan interaksi dengan konselor akan
Dikarenakan
berakibat baik pada karakter siswa.
sangat
Sehingga memberikan
prosefesi
kompatibel
konselorlah
hal
Sebagai teladan bagi siswa maka semua
Sehingga
aspek kepribadian, penampilan, dan tingkah
mustahil pendidikan karakter dapat terwujud
laku akan menjadi contoh siswa. Aspek
tanpa adanya campur tangan yang banyak dari
kepribadian merupakan manifestasi kondisi
seorang konselor.
psiko-biologis sosial konselor sekolah dalam
Konselor Sebagai Contoh atau Panutan
menghadapi atau menyesuaikan terhadap
mengenai
terhadap
yang
pendidikan
semua
karakter.
Konselor mempunyai banyak kesempatan
lingkungan yang baru. Para siswa
akan
untuk menjadikan siswa mempunyai karakter
melihat keseluruhan indikator sistem psiko-
yang
dapat
fisik konselor sekolah dalam berhubungan
diberikan kepada siswa melalui berbagai
dengan orang lain. Berbagai macam ciri
macam
yaitu
kepribadian yang meliputi seluruh sifat-sifat,
melalui konseling dan bimbingan kelompok,
karakter, sikap, dan sebagainya akan dinilai
konselor sekolah menjadi salah satu figur
sebagai kepribadian konselor sekolah. Dari
sentral
perspektif
kuat.
Kesempatan
layanan
dalam
BK.
tersebut
Diantaranya
pelaksanaan
pendidikan
ini,
konselor
sekolah
harus
Sulton, Slamet, Peran Konselor Dalam... 83
menyadari seluruh
aspek kepribadiannya
seorang konselor dihrapkan pula mempunyai
menjadi panutan para siswa. Demikian pula
karakter pribadi yang baik, benar dan indah.
penampilan dan tingkah laku konselor sekolah
Juga dalam interaksi yang intens dalam
menjadi panutan para siswa. Cara berpakaian,
bimbingan
berdandan, model pakaian dan seterusnya
sangat mempunyai pengaruh yang besar yang
menjadi sorotan para siswa. Oleh karena itu,
dapat dijadikan seorang Live Model
menjadi sangat sulit terlaksana pendidikan
ketika konselor menjadi leader dalam acara
karakter jika konselor sekolah tidak bisa
kelompok psikoedukasional. Dimana materi
menyesuaikan
yang
gaya
penampilannya
agar
kelompok.
dibahas
Seorang
dalam
konselor
yaitu
kelompok
sesuai dengan apa yang disampaikan. Apalagi
psikoedukasional,
aspek tingkah laku dari konselor sekolah yang
pemimpin yang mengisi acara yang tentunya
secara
langsung
akan memberikan pemahaman mengenai
berhubungan dengan siswa akan sangat
materi-materi mengenai pendidikan karakter
mempengaruhi
pendidikan
dan dilaksanakan dengan intens terhadap
karakter. Berdasarkan berbagai hal di atas
konseli serta membahas apa sajakah yang
maka kemampuan konselor sekolah untuk
menjadi tema utama sebuah pendidikan
menjadi
karakter. Yang secara tidak langsung seorang
langsung
atau
tidak
keberhasilan
panutan
atau
contoh
dalam
konselor
sangat
kepiawaiannya dalam menyampaikan materi
Artinya,
keberhasilan
menjadi
menjadi
pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter perlu.
juga
konselor
panutan
pendidikan karakter akan sangat banyak
dalam kelompok psikoedukasional.
ditentukan oleh kualitas konselor sekolah
Pembentukan Karakter Siswa
dalam menjadikan dirinya sebagai teladan.
Pengertian
pembentukan
karena
karakter
Juga seperti dalam teknik behavioral konselor
berkaitan dengan pengertian pendidikan dan
dapat berperan sebagai seorang model yang
karakter, sehinga karakter dapat terbentuk.
hidup. Live Model yaitu model hidup yang
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan
diperoleh konseli atau siswa dari konselor
sistematis dalam mengembangkan potensi
atau orang lain dalam bentuk tingkah laku
siswa (Puskur, 2010: 4). Pengertian karakter
yang sesuai, pengaruh sikap, dan nilai-nilai
adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian
keahlian
seseorang
kemasyarakatan.
Keberadaan
yang
terbentuk
dari
hasil
konselor pun dalam keseluruhan proses
internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang
konseling maupun layanan yang lain akan
diyakini dan digunakan sebagai landasan
membawa pengaruh langsung, maka dari itu
untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
84 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 79-88
bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah
baik; ini bagi siswa yang telah memiliki
nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani
sikap dan perilaku yang mencerminkan
bertindak, dapat
budaya dan karakter bangsa;
dipercaya, dan hormat
kepada orang lain (Puskur, 2010 : 5). Bila dua
2. Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan
pengertian tadi digabung, akan menjadi
nasional untuk bertanggung jawab dalam
pendidikan yang mengkarakterkan siswa.
pengembangan potensi siswa yang lebih
Lebih lanjut, pengertian pendidikan karakter
bermartabat; dan
adalah pendidikan yang mengembangkan
3. Penyaring:
untuk
menyaring
budaya
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada
bangsa sendiri dan budaya bangsa lain
diri siswa sehingga mereka memiliki nilai dan
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan
dan karakter bangsa yang bermartabat.
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya,
(Puskur, 2010 : 7)
sebagai anggota masyarakat, dan warga
Sedangkan tujuan pendidikan karakter
negara yang religius, nasionalis, produktif dan
adalah:
kreatif (Puskur, 2010 : 4).
1. Mengembangkan
potensi
Pengertian pendidikan karakter memiliki
kalbu/nurani/afektif siswa sebagai manusia
dua kata kunci. Kata kunci yang pertama
dan warga negara yang memiliki nilai-nilai
adalah isi pendidikan karakter. Isi berkaitan
budaya dan karakter bangsa;
dengan “apa yang akan dilaksanakan” dalam
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku
pendidikan karakter. Isi pendidikan karakter
siswa yang terpuji dan sejalan dengan
meliputi nilai nilai-nilai yang berasal dari
nilai-nilai universal dan tradisi budaya
pandangan
bangsa yang religius;
hidup
atau
ideologi
bangsa
Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan
yang terumuskan dalam tujuan pendidikan
tanggung jawab siswa sebagai generasi
nasional (Puskur, 2010 : 6). Kata kunci yang
penerus bangsa;
kedua karakter.
adalah Untuk
pelaksanaan dapat
pendidikan melaksanakan
pendidikan karakter, perlu diketahui fungsi
4. Mengembangkan
kemampuan
siswa
menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
dan tujuan pendidikan karakter. Adapun
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan
fungsi dan tujuan pendidikan karakter adalah :
sekolah sebagai lingkungan belajar yang
1. Pengembangan:
aman,
pengembangan
potensi
siswa untuk menjadi pribadi berperilaku
jujur,
penuh
kreativitas
dan
persahabatan,
serta
dengan
rasa
Sulton, Slamet, Peran Konselor Dalam... 85
Kebangsaan
yang
tinggi
dan
penuh
kekuatan (dignity). (Puskur, 2010 : 7)
Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam
Indonesia terdiri dari bermacam suku dan
UUD
1945.
Artinya,
nilai-nilai
yang
budaya, sehingga membutuhkan suatu nilai
terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-
yang universal yang dapat diterima oleh
nilai
semua
tidak
hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya,
budaya
dan seni. Pendidikan budaya dan karakter
masyarakat
mendiskriminasi masyarakat
sehingga
salah
satu
Indonesia,
karena
dapat
yang
bangsa
mengatur
bertujuan
kehidupan
politik,
mempersiapkan
siswa
digunakan oleh seluruh siswa di Indonesia
menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu
tanpa adanya diskriminasi terhadap pihak-
warga negara yang memiliki kemampuan,
pihak tertentu. Seorang konselor hendaknya
kemauan,
mempunyai sifat dan karakter yang kuat
Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga
seperti apa yang ditulis oleh penulis, dan
negara (Puskur, 2010 : 8).
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai
ini
bersumber
dari
agama,
dan
menerapkan
nilai
nilai
Sebuah pendidikan karakter mempunyai gambaran yang jelas berupa nilai-nilai yang
Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
akan
nasional.
kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai inilah yang
Adapun
penjelasannya
adalah
sebagai berikut.
beragama.
dan
dipraktekan
dalam
membedakan antara pendidikan karakter dan
1. Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat
difahami
pendidikan lainnya. Nilai tersebut adalah
Oleh karena itu,
sebagai berikut: religius, jujur , toleransi,
kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa
disiplin, kerja keras, kreatif , mandiri ,
selalu didasari pada ajaran agama dan
demokratis,
kepercayaannya. Secara politis, kehidupan
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang
prestasi, bersahabat/komuniktif, cinta damai,
berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan
gemar membaca, peduli lingku-ngan, peduli
itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan
sosial, tanggung-jawab.
karakter bangsa harus didasarkan pada nilainilai dan kaidah yang berasal dari agama. 2. Pancasila: negara kesatuan Republik
rasa
ingin
tahu,
semangat
Pendidikan karakter menekankan pada 2 aspek eksternal dan internal. Aspek internal atau aspek potensi meliputi aspek kognitif
Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip
(olah
pikir),
afektif
(olah
hati),
dan
kehidupan Kebangsaan dan kenegaraan yang
psikomotor (olah raga). Aspek eksternal yaitu
disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada
aspek manusia dalam konteks sosiokultur
86 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 79-88
dalam interaksinya dengan orang lain yang
yang merupakan peran dasar dari setiap
meliputi interaksi dalam keluarga, sekolah,
pendidik.
dan
masyarakat.
memiliki
ruang
Masing-masing yang
berisi
aspek
nilai-nilai
Namun pada prakteknya konselor yang merupakan
tokoh
utama
yang
menjadi
pendidikan karakter. Penjelasan ruang lingkup
panutan siswa dalam proses pembentukan
pendidikan karakter terdapat pada bagan 1.1.
karakter di Sekolah apabila pihak lain dalam sekolah
tidak
ada
kerjasama,
proses
pembentukan karakter siswa secara utuh menjadi sulit, maka dari itu sangat perlu juga semua pihak di Sekolah mendukung adanya proses
tersebut.
Semua
pihak
harus
menyetujui tujuan pendidikan karakter adalah perubahan perilaku peserta didik kearah sikap, kebiasaan dan perilaku hidup yang positif sehingga akan membentuk insan-insan yang Bagan 1.1 Ruang Lingkup Pendidikan Karakter (Puskur, 2011: 4)
Peran Konselor Dalam Pendidikan Nasional Sebagai Contoh atau Panutan Dalam Pembentukan Karakter Siswa di Sekolah Seperti dijelaskan di atas, konselor merupakan salah satu jenis tenaga pendidik, sementara itu salah satu fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan watak dan karakter bangsa. Oleh karena itu, konselor sekolah sebagai salah satu pelayan dalam pendidikan mempunyai banyak metode dan kreatifitas untuk menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa. Oleh karena itu, konselor sekolah perlu memahami bagaimana caranya
memilih,
menyampaikan,
dan
memfasilitasi program pendidikan karakter
memilki
karakter
baik,
yang
mampu
melahirkan suatu peradaban bangsa yang besar
yakni
Bangsa
Indonesia
yang
Bermartabat (Abidinsyah,2011:7). Pembentukan karakter dapat dibentuk melalui
pendidikan
semua ini bertujuan seorang
siswa
karakter,
sedangkan
untuk menjadikan
menjadi
manusia
yang
mempunyai jiwa pancasila yang menjadikan Negara Indonesia mempunyai sifat dan citacita yang mulia dan luhur seperti para pendahulu kita yang merumuskan pancasila. Yaitu membantu siswa agar menjadi lebih positif dan mampu mengarahkan diri dalam pendidikan
dan
kehidupan,
dan
dalam
berusaha keras dalam pencapaian tujuan masa depannya. Tujuan tersebut dilakukan dengan
Sulton, Slamet, Peran Konselor Dalam... 87
mengajarkan kepada siswa tentang nilai nilai
pribadi, sosial, karir dan belajar selain guru
dasar
kejujuran,
BK. Tidak dapat dipungkiri jika sosok guru
keberanian,
BK yang memberikan konseling maupun
kebebasan, persamaan, dan rasa hormat atau
bimbingan kelompok pasti menularkan suatu
kemuliaan (McBrien & Brandt, 1997).
karakter yang akan berpengaruh pada pribadi
kemanusiaan
kebaikan,
seperti
kedermawanan,
Konselor selaku panutan dalam sekolah
siswa. Sehingga proses interaksi keduanya
sudah seharusnya dapat menerapkan nilai-
yang akan dijalani setiap hari membentuk diri
nilai dan terlihat menjadi sosok yang disegani
siswa yang berkarakter. Sehingga hanya
oleh siswa yang merupakan obyek yang akan
konselorlah yang menjadi sosok utama dalam
ditiiru
pembentukan
karakternya
bagi
seorang
siswa,
karakter
di
Sekolah.
dengan demikian siswa mempunyai live
Mewujudkan soorang sosok guru BK yang
model
yang dengan mudah konseli dapat
berkarakter kuat adalah tujuan dari guru BK
bercermin terhadap konselor bagaimanakah
itu sendiri yang lahir dari niat pribadi masing-
karakter saya (konseli) yang seharusnya
masing ataupun keadaan yang mendorong
sesuai dengan cermin yaitu konselor. Oleh
guru BK tersebut dalam tujuan itu. Sehingga
karena itu, di dalam pendidikan karakter
pendidikan nasional akan terbantu dengan
semestinya memberikan kesempatan ke pada
adanya guru BK yang mendorong pendidikan
siswa untuk mengalami sifat-sifat tersebut
nasional dalam pembentukan karakter siswa.
secara
Kesimpulan
langsung.
Secara
khusus,
tujuan
pendidikan moral adalah membatu siswa agar secara
moral
lebih
bertanggung
jawab,
Kemuliaan terbesar bagi seorang konselor adalah menjadi
seorang
yang dijadikan
menjadi warga negara yang lebih berdisiplin
panutan bagi para siswa. Konselor yang sadar
(McBrien & Brandt, 1997).
akan dirinya menjadi panutan bagi para siswa
PENUTUP
karena kekomplitannya akan penyelesaian
Konselor sekolah merupakan sosok yang
masalah yang secara teoritis sangat efektif
terpenting dalam aktifitas seluruh siswa di
dalam
memandirikan
siswa,
akan
terus
sekolah, terutama jika berhubungan dengan
berusaha dalam meningkatkan segala aspek
pembentukan karakter. Seorang guru BK
yang dibutuhkan siswa dalam pemunuhan
merupakan sosok ayah yang menjadi panutan
pendidikan karakter. Sangatlah tidak mustahil
ketika di Sekolah. Hal tersebut dikarenakan
apabila seorang konselor dijadikan sebuah
tidak ada sosok lain yang mempunyai
live model di Sekolah dan sebagai cermin bagi
kemampuan penyelesaian masalah mengenai
para siswa. Karena didalam hidup mustahil
88 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 79-88
seseorang tidak mendapatkan suatu masalah, dan hanya seorang konselorlah yang sejatinya sangat peduli terhadap para siswa. Saran Maka dari itu besar harapan penulis bahwa
konselor
mempunyai
dan
mengembangkan selalu nilai dan pemahaman yang sesuai dengan karakter yang positif yang akan ditularkan kepada siswa. DAFTAR RUJUKAN Abidinsyah. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter Dalam Membangun Peradaban Bangsa Yang Bermartabat. Banjarmasin: STKIP PGRI Banjarmasin. Depdiknas, 2003. Undang undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta. Washington, E. Y, dkk. 2008. Everyone in School Should Be Involved” Preservice Counselors’ Perceptions of Democracy and the onnections Between Character Education and Democratic Citizenship Education. Journal of Research in Character Education.American School Counseling Association. 1998. American School Counseling Association's position statement on Character Education. Diunduh 1 December 2016, www.schoolcounselor.org/content.cfm ?L1=1000&L2=7. McBrien, J. L., dan Brandt, R. S. 1997. The Language of Learning: A Guide to Education Terms. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development. Puskur. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:Depdiknas. Tim penyusun. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya
Untuk Membentuk daya Saing Dan karakter Bangsa : Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa. Jakarta : Pusat kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. Tim Penyusun. 2011. Pedoman Pelaksanaan pendidikan Karakter :berdasarkan pengalaman di satuan pendidikan rintisan. Jakarta : Puskurbuk Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional.