PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI VOLUME BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh INDRI HASTUTI 115 10 009 JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (STAIN) SALATIGA 2014 i
ii
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI VOLUME BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh INDRI HASTUTI 115 10 009
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN) SALATIGA 2014
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298)323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama
: Indri Hastuti
Nim
: 11510009
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru MI
Judul
:
PENINGKATKAN MATERI
PRESTASI
VOLUME
MELALUI
BELAJAR
BANGUN
CONTEXTUAL
RUANG
TEACHING
AND
LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA TAHUN AJARAN 2014/2015 Telah kami setujui untuk munaqosahkan. Salatiga, 30 Oktober 2014 Pembimbing
Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd NIP.19750829 200912 2 003 iv
SKRIPSI PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI VOLUME BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DISUSUN OLEH INDRI HASTUTI NIM: 11510009 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Desember 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam (S.Pd.I). Susunan Panitia Penguji: Ketua Penguji
: Moh Khusen, M.Ag. MA.
_______________
Sekretaris Penguji
: Wahidin, M.Pd
_______________
Penguji I
: Dra.Djamiatul Islamiyah, M.Ag
_______________
Penguji II
: Muna Erawati, S. Psi., M.Si.
_______________
Penguji III
: Eni Titikusumawati, M.Pd.
_______________
Salatiga, 24 Desember 2014 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
v
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298)323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Indri Hastuti
NIM
: 11510009
Jurusan/Progdi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 3 November 2014
Indri Hastuti
vi
MOTTO
ِوإ.ْصب َِف.ْإِ َّنْمعْالْ ُعس ِرْيسرا ِ ْب غ ار ف ك ْ ب ْر َل ن ا ف ْ ت غ ر اْف ذ إ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ّ ْ ْ َ َ ْ َ ًْ ُ ْ َ َ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk (urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (Al Insyiroh ayat 6-8)
vii
PERSEMBAHAN Karya ini penulis persembahkan untuk: 1. Bapak (Mundiri) dan Ibu (Sairoh) yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan doa restu 2. Kepada suami tercinta (Ahmad Khoeroni, A.Md) yang selalu sabar menanti kelulusan istrinya. 3. Keluarga besar saya terimakasih atas doa dan motivasi pada penulis 4. Kepada Ibu Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing dan motivator serta pengarah sampai terselesainya penulisan skripsi ini 5. Kepada keluarga besar SDN Tingkir Tengah 01 yang telah membantu penelitian penulis dalam rangka penyelesaian skripsi ini 6. Seluruh bapak ibu dosen yang telah bersedia memberikan ilmu dan terimakasih atas dorongan dan motivasinya 7. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2010 yang telah memberikan kegembiraan , motivasi, dan semangat belajar 8. Para pembaca yang budiman
viii
ix
x
ABSTRAK
Hastuti,Indri. 2014. Peningkatkan Prestasi Belajar Materi Volume Bangun Ruang melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Progdi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Eni Titikusumawati, M.Pd. Kata kunci: Prestasi Belajar, Volume Bangun Ruang, CTL Penelitian ini merupakan Peningkatkan Prestasi Belajar Materi Volume Bangun Ruang melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan, yaitu apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan permasalahan di atas, jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam tiga siklus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang. Prestasi siswa pada siklus I 71,42% sebesar 20 siswa, siklus II 89,28% sebesar 25 siswa, dan siklus III 96,42 % sebesar 27 siswa yang memenuhi KKM dengan nilai (75).
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ...................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ............................................................................................
ii
JUDUL ....................................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................
v
PERTANYAAN KEASLIAN TULISAN ..............................................................
vi
MOTTO ..................................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN ...................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................
ix
ABSTRAK ..............................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
xviii
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
5
D. Hipotesis Tindakan .......................................................................
5
E. Manfaat Penelitian .......................................................................
6
F. Definisi Operasional .....................................................................
7
G. Metodologi Penelitian ..................................................................
9
xii
BAB II
1. Rancanagan Penelitian ..........................................................
9
2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ..................................
9
3. Langkah-langkah Siklus Penelitian .......................................
10
4. Instrumen Penelitian .............................................................
12
5. Pengumpulan Data ................................................................
13
6. Analisis Data .........................................................................
15
H. Sistematika Penulisan ...................................................................
16
KAJIAN PUSTAKA ..........................................................................
19
A. Prestasi Belajar .............................................................................
19
1. Pengertian Prestasi Belajar ....................................................
19
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................
19
3. Faktor yang Mempengaruhi Belajar .....................................
23
4. Prinsip-prinsip Belajar ..........................................................
23
5. Tujuan Belajar .......................................................................
25
6. Evaluasi Belajar ....................................................................
26
B. Pengertian Peningkatan ................................................................
27
C. Materi Volume Bangun Ruang yang Diaplikasikan dalam
28
Penelitian ...................................................................................... D. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ...............
29
1. Konsep Dasar Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ..........
29
2. Latar Belakang Filosofi dan Psikologis CTL ........................
31
3. Pendekatan CTL dengan Pembelajaran Konvesional
32
.............
BAB III
4. Peran Guru dan Siswa dalam CTL ........................................
34
5. Asas-asas CTL ......................................................................
35
PELAKSANAAN PENELITIAN .....................................................
41
A. Subjek Penelitian ..........................................................................
41
1. Gambaran Umum SDN Tingkir Tengah 01 ..........................
41
2. Pelaksanaan Penelitian ..........................................................
44
xiii
BAB IV
BAB IV
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ....................................................
45
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...................................................
47
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ..................................................
50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
54
A. Deskripsi Tahap Pendahuluan (Pra Siklus) ..................................
54
B. Hasil Penelitian Tiap Siklus .........................................................
56
1. Siklus I ..................................................................................
56
2. Siklus II .................................................................................
63
3. Siklus III ................................................................................
69
C. Pembahasan Hasil Siklus I, II, dan III ..........................................
77
PENUTUP ...........................................................................................
85
A. Kesimpulan ..................................................................................
85
B. Saran .............................................................................................
85
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Perbedaan pendekatan kontekstual dan pendekatan tradisional ..................
35
Tabel 3.1
Kemampuan akademik siswa kelas V di SDN Tingkir Tengah 01 .............
42
Tabel 4.1
Prestasi belajar matematika siswa kelas V pra siklus ..................................
54
Tabel 4.2
Persentase nilai prasiklus (observasi) ..........................................................
55
Tabel 4.3
Lembar pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang ......
59
Tabel 4.4
Hasil evaluasi siswa pada siklus I ................................................................
60
Tabel 4.5
Persentase nilai siklus I ..........................................................................................
61
Tabel 4.6
Lembar pengamatan guru siklus I ...............................................................
65
Tabel 4.7
Hasil evaluasi siswa pada siklus II ..............................................................
67
Tabel 4.8
Persentase nilai siklus II ..............................................................................
67
Tabel 4.9
Lembar pengamatan guru siklus III .............................................................
71
Tabel 4.10
Hasil angket siswa materi volume bangun ruang ........................................
73
Tabel 4.11
Data soal hasil angket siswa materi volume bangun ruang .........................
74
Tabel 4.12
Hasil evaluasi siswa pada siklus III .............................................................
75
Tabel 4.13
Persentase nilai siklus III .............................................................................
76
Tabel 4.14
Hasil pengamatan guru pada siklus I,II, dan III ..........................................
78
Tabel 4.15
Hasil pengamatan siswa pada siklus I, II, dan III ........................................
79
Tabel 4.16
Evaluasi hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III .................................
80
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Siklus pemecahan masalah (Arikunto,2006)
10
Gambar 2.1
Kubus satuan dan balok satuan
28
Gambar 2.2
Unsur-unsur kubus
30
Gambar 2.3
Bangun ruang kubus
30
Gambar 2.4
Bangun ruang balok
31
Gambar 4.1
Diagram prestasi belajar matematika siswa kelas V
55
Gambar 4.2
Bangun ruang kubus
57
Gambar 4.3
Bangun ruang kubus besar dan kubus satuan
58
Gambar 4.4
Diagram pengamatan guru siklus I
59
Gambar 4.5
Diagram batang prestasi belajar matematika siswa kelas V
61
Gambar 4.6
Bagun ruang kubus besar dan kubus satuan
64
Gambar 4.7
Diagram pengamatan guru siklus II
65
Gambar 4.8
Diagram prestasi belajar matematika siswa kelas V
68
Gambar 4.9
Bangun ruang balok satuan
70
Gambar 4.10
Diagram pengamatan guru siklus III
72
Gambar 4.11
Diagram hasil angket siswa melalui CTL
74
Gambar 4.12
Diagram prestasi belajar matematika siswa kelas V
76
Gambar 4.13
Diagram batang pengamatan guru siklus I, II, dan III
78
Gambar 4.14
Diagram batang hasil pengamatan siswa pada siklus I, II, dan III
79
Gambar 4.15
Diagram hasil evaluasi belajar siklus I, II, dan III
81
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus I
Lampiran 2.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus II
Lampiran 3.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus III
Lampiran 4.
Lembar pengamatan guru siklus I
Lampiran 5.
Lembar pengamatan guru siklus II
Lampiran 6.
Lembar pengamatan guru siklus III
Lampiran 7.
Lembar pengamatan siswa siklus I
Lampiran 8.
Lembar pengamatan siswa siklus II
Lampiran 9.
Lembar pengamatan siswa siklus III
Lampiran 10. Lembar angket siklus Lampiran 11. Lembar catatan lapangan siklus I Lampiran 12. Lembar catatan lapangan siklus II Lampiran 13. Lembar catatan lapangan siklus III Lampiran 14. Dokumentasi Lampiran 15. Lembar konsultasi skripsi Lampiran 16. Surat permohonan ijin penelitian Lampiran 17. Surat keterangan penelitian Lampiran 18. Nilai SKK mahasiswa Lampiran 19. Riwayat hidup penulis
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu memiliki peran yang sangat mulia, bahkan Allah akan meninggikan derajat bagi orang – orang yang beriman dan berilmu. Melalui ayat Al Qur’an, Allah mengajak setiap muslim untuk menjadi muslim yang berilmu dengan belajar, baik belajar ilmu – ilmu kealaman, matematika, filsafat, dan semua ilmu pengetahuan maupun lainnya. Hal ini ditunjukkan dalam firman Allah yaitu:
Hai
orang-orang
beriman
apabila
kamu
dikatakan
kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al Mujadilah:11)
1
Pada hakekatnya belajar merupakan proses dasar perkembangan manusia dan usaha sadar yang dilakukan un tuk memperoleh ilmu. Siswa dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 7). Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan perubahan, meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut dihasilkan dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain sehingga menghasilkan proses pendidikan yang lebih baik. Selama ini kegiatan proses pembelajaran di SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga hanya meliputi aspek pengetahuan. Masih sedikit pembelajaran yang memasukkan aspek sikap dan aspek keterampilan. Sehingga siswa dalam proses pembelajaran tidak terangsang untuk aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kondisi seperti ini juga ditemukan dalam pembelajaran Matematika siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01, yaitu kurang melibatkan siswa dalam belajar bahkan terlihat pasif. Akibatnya prestasi belajar Matematika selam 3 tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari nilai KKM sekolah yaitu 60 dengan skor rata – rata nilai ulangan harian matematika materi volume bangun ruang 59,46. Hasil survei yang dilakukan pada bulan Juli 2014 di SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga masih ditemukan adanya beberapa masalah mengenai rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika. Rendahnya prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: (a) adanya
2
beberapa siswa yang masih sering bermain sendiri di dalam kelas; (b) penggunaan metode ceramah oleh guru; (c) banyak anak laki – laki yang bicara sendiri; (d) ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan latihan saat guru memberikan soal; (e) proses belajar hanya dilakukan satu arah, hal ini disebabkan karena komunikasi guru dengan siswa dan siswa dengan guru banyak mengalami hambatan; (f) pemahaman materi oleh siswa yang belum optimal, karena minimnya alokasi waktu untuk menyampaikan materi Matematika yaitu 5 jam pelajaran; (g) siswa menganggap pelajaran matematika sebagai musuh yang menakutkan; (h) hasil evaluasi kurang memuaskan dan hasil belajar cepat hilang ketika materi telah selesai. Siswa ketika belajar matematika diharapkan benar-benar aktif. Sehingga berdampak pada ingatan siswa tentang apa yang dipelajari akan lebih lama bertahan. Suatu konsep mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas, dan menarik. Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan adalah pendekatan tertentu dalam pembelajaran, karena merupakan cara yang teratur dan terpikir secara sempurna untuk mencapai suatu
tujuan
pembelajaran
dan
memperoleh
kemampuan
dalam
mengembangkan prestasi belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Guru mengajar harus pandai menggunakan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan materi pembelajaran. “ guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar”(Sanjaya, 2006: 13). Peneliti mengamati adanya kesenjangan belajar 3
antara harapan dan kenyataan yang ada. Peneliti berharap rata-rata nilai siswa dapat tuntas semua, kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki nilai dibawah KKM. Hal
ini berhubungan erat dengan pendekatan yang
dilakukan guru dalam mengajar sehari-hari. Oleh karena itu, pada standar proses pendidikan guru didorong untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran (Sanjaya, 2006: 7). Guna mengembangkan kemampuan prestasi belajar
anak dalam
pembelajaran matematika serta teknik yang berbeda dari guru, untuk itu peneliti melakukan terobosan baru melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang merupakan
pendekatan
belajar
yang
menghadirkan dunia nyata siswa ke dalam kelas sehingga siswa seakanakan pernah mengalami dan tidak asing. Rosma (2010:5) menyatakan bahwa: Mengembangkan kemampuan matematika diperlukan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang kondusif. Artinya dengan hadirnya kegiatan pembelajaran tersebut dapat mendorong, merangsang dan menarik minat peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara optimal. Dengan kegiatan belajar yang optimal maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai. Melalui program yang tepat dan sesuai dengan harapan orang tua dapat terpenuhi. Selain itu potensi perkembangan anak dapat teraktualisasi dan berkembang. Pendekatan pembelajaran CTL ini mengajak siswa
untuk
aktif
dalam belajar, jadi guru hanya sebagai fasilitator membantu siswa untuk mencapai tujuan dari materi. Guru sebagai fasilitator lebih banyak berurusan dengan pendekatan, memberi informasi, dan mengelola kelas dengan efektif.
4
Pengetahuan dan keterampilan datang dari hasil proses menemukan sendiri, bukan dari apa yang disampaikan atau diajarkan guru. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga, dengan judul “Peningkatkan Prestasi Belajar Materi Volume Bangun Ruang melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga.” B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dijabarkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga?.
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume
bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga.
D. Hipotesis Hipotesis tindakan merupakan suatu pernyataan atau dugaan bahwa tindakan yang diberikan dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan melakukan pengembangan inovasi pembelajaran di sekolah. Hipotesis
5
tindakan menunjukkan suatu dugaan mengenai perubahan atau perbaikan apa yang akan terjadi apabila suatu tindakan dilakukan (Tukiran,2010:40). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu : melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015.
E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Mampu memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, umumnya pada peningkatan mutu pendidikan matematika melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning. b. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan bagi peneliti yang akan datang. c. Secara khusus penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pendekatan pembelajaran berupa penggeseran dari paradigma mengajar menuju ke paradigma belajar. d. Mampu meningkatkan pemahaman konsep menghitung volume bangun ruang.
6
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga meningkatkan kemampuan siswa menghitung volume bangun ruang. b. Bagi Guru Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mengatasi dan menghadapi siswa kelas V SD yang mengalami kesulitan pembelajaran
dalam
bidang
matematika
khususnya
dalam
menghitung volume bangun ruang, sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang optimal. c. Bagi Madrasah Mampu
menjadi
pendorong
untuk
selalu
mengadakan
pembaharuan, menjadi bahan kajian untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik, sehinga kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa dapat meningkat.
F. Definisi Operasional Menghindari terjadinya perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama peneliti dalam penggunaan kata pada judul dalam penelitian ini, maka dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut:
7
1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun diluar sekolah (Haryanto, 2010). 2. Contekstual Teaching and Learning (CTL) Contekstual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Johnson, 2002: 65). Pendekatan CTL ini menggabungkan beberapa metode pada aplikasi pelaksanaannya. 3. Peningkatan Peningkatan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik (Saputro, 2014). Sedangkan peningkatan yang peneliti maksudkan dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa yang mendapat nilai rendah ditingkatkan agar prestasi belajarnya lebih tinggi. 4. Volume Bangun Ruang Volume bangun ruang adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Bangun ruang merupakan sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi (Syarif, 2012) 8
G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas. Istilah “ Penelitian Tindakan Kelas “ dapat diartikan sebagai upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran (Mulyasa, 2011: 70). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus tindakan, setiap siklus terdiri dari (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi, (d) refleksi. Tiga siklus tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Subjek, lokasi dan waktu penelitian a. Subjek Penelitian Subyek yang diteliti adalah siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 28, yang terdiri dari 12 anak perempuan dan 16 anak laki – laki. Dasar pertimbangan pilihan subyek yaitu kelas V karena ditemukan permasalahan dalam pembelajaran matematika volume bangun ruang. b. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SDN Tingkir Tengah 01, Tingkir,
Salatiga.
pertimbangan: terdapat
Pemilihan
Pertama,
permasalahan
tempat
ini
didasarkan
pada
berdasarkan hasil observasi lapangan dalam
9
pembelajaran.
Kedua,
Tidak
mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Ketiga, sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang serupa sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. c. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan kurang lebih selama 3 bulan yaitu mulai bulan Juli 2014 sampai September 2014. 3. Langkah – Langkah Siklus Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Secara jelas langkahlangkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arinoto, 2014)
10
Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti memerlukan beberapa siklus /tahapan hingga dapat mencapai hasil yang sesuai dengan indikator penelitian. Adapun tahap-tahap penelitian tersebut yaitu : a. Perencanaan (Planning) Peneliti
telah
menyiapkan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, media pembelajaran, lembar evaluasi, dan lembar observasi pembelajaran menghitung volume bangun ruang. Peneliti mengarahkan siswa untuk melakukan, mengamati, dan menemukan sendiri pengetahuan yang ada. b. Pelaksanaan Tindakan (Action) Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata pelajaran matematika dengan KD menghitung volume bangun ruang melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning. c. Pengamatan (Observation) Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika melalui CTL. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator : 1) Peningkatan kemampuan siswa dalam menghitung volume bangun ruang kubus dan balok dengan kubus satuan. 2) Meningkatkan kemampuan siswa menghitung volume bangun ruang menggunakan rumus.
11
d. Refleksi (reflection) Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya mengkaji apa yang telah terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan yang dilakukan. Refleksi itu digunakan untuk menetapkan lebih lanjut dalam mencapai tujuan PTK. Guru dan peneliti secara bersama-sama membahas hasil pembelajaran. Hasil akan menentukan perlu ada tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Apabila dalam siklus pertama peneliti belum berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa maka peneliti melaksanakan siklus kedua dan seterusnya.
4. Instrumen Penelitian Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut : a. Lembar Observasi 1) Lembar Observasi bagi guru, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan guru dalam proses pembelajaran CTL. 2) Lembar observasi bagi siswa, digunakan untuk mengamati kegiatan siswa dalam proses pembelajaran CTL yang berlangsung.
12
b. Dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan mencatat/ mengabadikan kegiatan berupa foto/ melihat arsip-arsip(catatan-catatan) yang dilakukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip perencanaan pembelajaran serta hasil pekerjaan siswa yang dapat memberi informasi data serta dokumen berupa foto yang menggambarkan situasi pembelajaran matematika. c. Lembar Evaluasi Bentuk evaluasi yang digunakan adalah bentuk tes subjektif yang pada umumnya berbentuk essai (uraian). Soal-soal bentuk essai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengingat, memahami, dan daya kreatifitas yang tinggi. d. Catatan Insidental Catatan insidental digunakan sebagai catatan untuk menampung kejadian-kejadian insidental yang tidak tertampung di instrumen lainnya.
5. Pengumpulan Data Pengumpulan mengumpulkan
data
data
adalah lengkap,
cara
yang
objektif
tepat
untuk
dan
dapat
dipertanggungjawabkan serta sesuai subjek dan tujuan penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
13
a. Metode observasi Metode observasi adalah ”pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap
fenomena
atau
kejadian
yang
diselidiki.”Metode ini digunakan untuk mengamati langsung proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa di kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga. b. Metode Interview (wawancara) Wawancara
adalah metode pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti (Kusumah, 2010: 77). Wawancara memiliki sifat yang luwes, pertanyaan dapat disesuaikan dengan subjek. Metode ini digunakan untuk menggali data tentang implementasi pendekatan CTL pada mata pelajaran matematika materi volume bangun ruang. Wawancara dilakukan secara langsung oleh peneliti, sebagai narasumber adalah guru dan siswa. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan mencatat/ mengabdikan kegiatan berupa foto/melihat arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip perencanaan pembelajaran serta hasil pekerjaan siswa yang dapat memberi informasi data serta dokumen berupa foto yang menggambarkan situasi pembelajaran
14
d. Tes Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa setelah proses pembelajaran. Tes yang digunakan berbentuk tes essai, untuk mengukur kemajuan belajar siswa yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian.
6. Tehnik Analisis Data Guna menganalisis prestasi belajar siswa, maka dilakukan dengan cara memberi evaluasi berupa soal pre test diawal pembelajaran dan soal post test diakhir pembelajaran. Analisis dihitung menggunakan statistik sederhana, yaitu: a. Untuk menilai ulangan tes formatif dilakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut, sehingga diperoleh rata – rata tes formatif, dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : M
= Nilai rata-rata siswa
∑X
= Jumlah semua nilai siswa
N
= Jumlah siswa
Siswa kelas V dapat memperoleh KKM yang diharapkan peneliti, yaitu 75. b. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut:
15
Keterangan: P = Persentase ketuntasan belajar siswa f = frekuensi ketuntasan belajar siswa N = Jumlah Siswa Presentase ketuntasan belajar siswa yang peneliti harapkan adalah 90 % dari jumlah total siswa satu kelas.
H. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan proposal ini sebagai berikut : 1. Bagian Awal Terdiri dari : sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Hipotesis
16
F. Definisi Operasional G. Metodologi Penelitian H. Sistematika Penulisan
BAB II Kajian Pustaka A. Prestasi Belajar B. Pengertian Peningkatan C. Materi Volume Bangun Ruang yang Diaplikasikan dalam Penelitian D. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
BAB III Pelaksanaan Penelitian A. Subjek Penelitian B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Deskripsi Tahap Pendahuluan (Pra Siklus) B. Hasil Penelitian Tiap Siklus C. Pembahasan Hasil Siklus I, II, dan III
17
BAB V Penutup A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar adalah penguasaaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Sukmadinata (2004: 102) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan–kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Menurut Muhibbin Syah (2000: 136) bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar oleh Lilik Sriyanti
(2009: 24) sebagai berikut:
19
a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. 1) Kesehatan Kesehatan
jasmani
dan
rohani
sangat
besar
pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa, atau karena sebab lainnya ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Oleh karena itu pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar, dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar. 2) Intelegensi (Kecerdasan) Seseorang memiliki intelegensi baik (IQ-tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik, sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat pikiran sehingga prestasi belajar rendah.
20
3) Bakat Bakat
merupakan
faktor
besar
pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Bakat memang diakui sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau latihan. Misalnya belajar main piano, apabila dia memiliki bakat musik akan lebih mudah dan cepat pandai dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat itu. 4) Minat Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. 5) Motivasi Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi, motivasi untuk belajar
adalah
kondisi
psikologis
yang
mendorong
seseorang untuk belajar. 6) Cara belajar Cara
belajar
seseorang
juga
mempengaruhi
pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor psikologis, dan ilmu kesehatan akan mempengaruhi hasil yang kurang memuaskan. 7) Kemampuan Kognitif
21
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Semakin dekat penjelasan guru dengan realitas kehidupan semakin mudah anak didik menerima dan mencerna materi pelajaran yang disajikan (Handayani, 2013). b. Faktor Eksternal Faktor eksternal oleh Sumadi Suryabrata sebagaimana dijelaskan dalam buku karangan Lilik Sriyanti (2011: 23) adalah faktor-faktor yang berada di luar diri individu yang sedang belajar. Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial dan non sosial, yaitu: 1) Faktor sosial Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia, dibedakan menjadi tiga macam : a) Lingkungan keluarga Keluarga adalah lingkungan utama yang dikenal dan digeluti oleh anak didik. Pada lingkungan ini banyak indentifikasi
yang
diperoleh
keluarganya,
baik
yang
anak
berupa
dari
anggota
pendidikan
atau
bimbingan. Secara informal anak diberikan pengetahuan yang tidak diberikan di sekolahnya. Berkaitan dengan lingkungan keluarga ini, maka keluarga yang sehat akan
22
sangat berarti besar untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran kecil maupun besar. b) Lingkungan sekolah Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa lingkungan sekolah adalah merupakan lingkungan belajar secara sistematis dan terampil serta terarah. Sekolah merupakan tempat belajar yang sangat efektif (Sriyanti, 2009: 24). c) Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting
pendidikan.
terhadap
Karena
berhasil
pendidikan
atau
anak
itu
tidaknya sangat
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. 2) Faktor non sosial Faktor non sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan belajar, diantaranya berupa cuaca, alat, gedung dan sejenisnya. Faktor eksternal dan internal mempengaruhi keberhasilan belajar. Pengaruhnya bisa bersifat (mendukung) namun bisa juga negatif (menghambat) (Sriyanti, 2009: 21).
23
3. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar oleh Semiawan dalam skripsi karangan Nur Afifah (2011: 25)
ada dua unsur mekanisme
adaptasi yang terkait dalam setiap tindakan diantaranya: akomondasi (perolehan) dan asimilasi (pertukaran) informasi baru dengan yang lama dalam proses belajar. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan respon terhadap lingkungan baru. Unsur lain yang mempengaruhi belajar adalah alat bantu belajar, pendekatan, suasana belajar, kondisi siswa, motivasi, dan bahan/materi. 4. Prinsip-prinsip Belajar Prinsip belajar adalah landasan berfikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Diantara prinsipprinsip belajar yaitu: a. Perhatian dan Motivasi Motivasi
adalah
tenaga
yang menggerakkan dan
mengarahkan aktifitas seseorang. b. Keaktifan Guru dalam interaksi edukatif di harapkan benar-benar menerapkan aktivitas anak didik, yaitu : belajar sambil bekerja (learning by doing). Melakukan aktivitas atau bekerja adalah bentuk pernyataan dari anak didik bahwa pada hakikatnya belajar
24
adalah perubahan yang terjadi setelah melakukan aktivitas atau bekerja. c. Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman Belajar Keterlibatan langsung atau berpengalaman belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Implikasi bagi siswa, dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan
menyebabkan
siswa
memperoleh
pengalaman
atau
berpengalaman. Bentuk-bentuk perilaku siswa misalnya : siswa berdiskusi untuk membuat laporan, siswa melakukan reaksi kimia dan sejenisnya. Implikasi bagi guru, mengaktifkan peran individual atau kelompok kecil di dalam penyelesaian. d. Pengulangan Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Dengan kesadaran ini, diharapkan siswa tidak merasakan bosan dalam melakukan pengulangan. Implikasi bagi guru, memilah pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan. e. Tantangan Teori Medan Tantangan Teori medan (field theory) adalah siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Implikasi bagi guru, merancang dan mengelola kegiatan inkuiri dan eksperimen, memberikan tugas-tugas pemecahan masalah
25
kepada siswa. Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi pembelajaran. f. Balikan atau Penguatan Prinsip belajar yang berkaitan dengan teori belajar, tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan. Implikasi bagi siswa adalah bentuk-bentuk perilaku dalam memperoleh penguatan: segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap nilai yang dicapai. Implikasi bagi guru adalah memberikan balikan dan penguatan secara tepat, baik teknik, waktu maupun bentuknya. Implikasi bagi guru yaitu memberikan kepada siswa jawaban yang benar, mengoreksi dan membahas pekerjaan siswa, memberikan lembar jawaban atau kerja siswa. g. Perbedaan Individual Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang yang sama persis setiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini terdapat pada karakteristik psikis,
kepribadian,
sifat-sifatnya.
Perbedaan
individu
ini
berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Implikasi bagi guru yaitu para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya. Para siswa harus terus didorong memahami potensi dirinya dan selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
26
5. Tujuan Belajar Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari individu tersebut dalam melaksanakan proses belajar. Benyamin S Bloom, menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni : a. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah kognitif menurut Bloom dibedakan atas enam tingkatan dari yang sederhana hingga yang tinggi, yaitu : pengetahuan (kownledge), pemahaman
(comprehension),
penerapan
(aplication),
analisis(analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). b. Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan penyesuaian perasaan sosial. Ranah afektif menurut Karthwohl dan Bloom terdiri dari 5 jenis perilaku yang diklasifikasikan dari yang sederhana hingga yang kompleks, yakni : penerimaan (reserving), pemberian respon (responding), penilaian atau penentuan sikap (valuing), organisasi (organization), karakterisasi. c. Ranah psikomotorik mencangkup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik. 6. Evaluasi Belajar Evaluasi sebenarnya merupakan salah satukomponen pengukuran derajat keberhasilan pencapaian tujuan, dan keefektifan proses belajar
27
mengajar yang dilaksanakan. Secara terperinci evaluasi ini berfungsi sebagai : a. Mengetahui apakah siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Mengetahui kondisi belajar yang disiapkan, apakah dapat menyebabkan siswa belajar. c. Mengetahui apakah prosedur pengajaran berlangsung dengan baik. d. Mengetahui dimana letak hambatan pencapaian tujuan tertentu. Secara umum alat evaluasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : a.
Tes Tes adalah alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Berdasarkan bentuknya tes dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Tes Subjektif Tes ini pada umumnya berbentuk essai (uraian). Tes bentuk essai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata seperti: uraian jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Soal-soal bentuk essai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat
28
mengorganisir,
menginterprestasi,
menghubungkan
pengertian yang telah dimiliki. Penelitian ini peneliti menggunakan tes essai dikarenakan dapat menuntut siswa untuk dapat mengingat kembali dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreatifitas yang tinggi. 2) Tes Objektif Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. b. Non Tes Non tes digunakan untuk menilai aspek tingkah laku, seperti sikap, minat, perhatian dan karakteristik. Alat evaluasi non tes terdiri atas : 1) Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematik. Observasi langsung, yaitu pengamat mengikuti langsung kegiatan yang sedang diamati. 2) Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai, disini guru sebagai narasumber. B. Pengertian Peningkatan Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan untuk menaikkan sesuatu atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke suatu arah yang lebih baik lagi daripada sebelumnya. Setiap pembelajaran tentu memiliki tujuan agar
29
materi yang disampaikan bisa dimengerti, dipahami, dan dilaksanakan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Upaya yang dilakukan dengan berbagai cara supaya siswa dapat melakukan kegiatan sehingga akan mengalami perubahan menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pembelajar (guru) untuk membantu belajar (siswa) dalam meningkatkan proses pembelajaran sehingga dapat lebih mudah mempelajarinya. Pembelajaran dikatakan meningkat apabila adanya suatu perubahan dalam proses pembelajaran, hasil pembelajaran dan kualitas pembelajaran mengalami perubahan secara berkualitas. C. Materi Volume Bangun Ruang yang Diaplikasikan dalam Penelitian 1. Pengertian Volume Matematika mengenal isi dengan volume. Volume sebuah benda adalah banyaknya ruang yang diisi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Tim Reality, Volume adalah isi atau besarnya benda dalam ruang. Volume sebuah benda adalah banyak ruang yang diisi. Cara menghitung Volume balok dan kubus ada 2 cara yaitu: a. Kubus Satuan Menghitung volume bangun ruang digunakan digunakan kubus satuan yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk bangun ruang. Caramenghitung volumenya dengan cara membilang jumlah kubus satuan yang diperlukan untuk menyusun bangun tersebut. Yang dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:
30
Gambar 2.1Kubus satuan dan balok satuan
Gambar (1) terdapat 8 kubus satuan, ini berarti volume 8 satuan Gambar (2) terdapat 6 kubus satuan, ini berarti volume 6 satuan b. Dengan Rumus 1) Volume kubus Jika diperhatikan, maka nilai 8 satuan juga bisa didapat dengan cara mengalikan 2 X 2 X 2 satuan. Karena kubus adalah suatu balok yang mempunyai p, l, t yang sama yang disebut rusuk maka rumus kubus adalah =
Dimana r adalah rusuk 2) Volume balok Dan 6 didapat dengan mengalikan 3 X 2 X 1 satuan. Jadi dapat ditarik rumus:
31
Dimana
p= panjang l = lebar t= tinggi
2. Pengertian Bangun Ruang Bangun ruang disebut juga dimensi tiga. Bangun ruang berarti benda-benda yang berdemensi tiga atau benda yang mempunyai ruang. Bangun ruang mengandung unsur panjang, lebar, dan tinggi(ketebalan). Bagian datar dari sebuah bangun ruang disebut permukaan. Bagianbagian bangun ruang yaitusisi, rusuk dan titik sudut. Pertama, sisi adalah bagian dari bangun ruang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar bangun ruang tersebut. Kedua, rusuk adalah garis pertemuan antara dua bangun datar yang membentuk bangun ruang tersebut. Ketiga, titik sudut adalah pojok bangun ruang tersebut, yang dapat dilihat pada sebagai berikut:
Gambar 2.2 Unsur-unsur kubus
32
a. Kubus Kubus adalah suatu benda ruang yang dibatasi 6 bidang yang sama dan sebangun. Contohnya: kotak kapur dan dus makanan, dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut :
Sifat-sifat kubus 1) Mempunyai 6 buah bidang sisi yang sama luas 2) Mempunyai 12 rusuk 3) Mempunyai 8 titik sudu Gambar 2.3 Bangun ruang kubus
b. Balok Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh 6 sisi berupa segi empat, yang mana sisi berhadapan sama dan sebangun. Sifat-sifat sederhana dari balok antara lain: mempunyai 6 buah bidang sisi, bidang sisi yang berhadapan sama luas dan sebangun, mempunyai 12 rusuk, dan mempunyai 8 titik sudut, dapat dilihat pada Gambar 5 sebagai berikut:
Gambar 2.4 Bangun ruang balok
33
3. Kemampuan Menghitung Bangun Ruang Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CTL dimulai dengan mengenal masalah-masalah konteks atau nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa. Sebagai contoh permasalahan adalah berapa liter air yang dibutuhkan untuk mengisi sebuah bak mandi yang berbentuk balok. Untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut maka siswa harus mencari berapa volume bak mandi tersebut. Solusi permasalahan tersebut dicari oleh siswa dengan cara diskusi sebelumnya agar lebih efektif mereka dibagi dalam beberapa kelompok kecil disini peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator dan memberi bimbingan seperlunya sehingga jawaban ditemukan sendiri oleh siswa dan tentunya mereka akan lebih paham dibandingkan dengan guru yang memberikan jawaban. D. PendekatanContextual Teaching and Learning (CTL) 1. Konsep Dasar Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Contextual
Teaching
and
Learning (CTL)
adalah
suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006: 255). Menurut Sanjaya (2006: 255) dijelaskan bahwa konsep CTL ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL menekankan pada proses 34
keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada
proses pengalaman langsung.
Kedua, CTL
mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antar materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam
kehidupan,
artinya
CTL
bukan
hanya
mengharapkan materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari – hari. Menurun Sanjaya (2006: 256) terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL : a. Contextual Teaching and Learning merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiting konwledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang utuh yang memilikiketerkaitan satu sama lain b. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru. Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya. c. Pemahaman pengetahuan (understanding konwledge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk
35
dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari orang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan
tanggapan
tersebut
baru
pengetahuan
itu
dikembangkan. d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge),
artinya
pengetahuan
dan
pengalaman
yang
diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge), terhadap pendekatan pengembangan pengetahuan. hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan pendekatan. 2. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL a. Latar Belakang Filosofis Contextual Teaching and Learning banyak dipengaruhi oleh filsafat kontruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Peaget. Aliran filsafat kontruktivisme berangkat dari pemikiran epistemologi Gimbatista Vico (Suparno: 1997) “Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia
adalahtuan
bagaimana
membuat
dari
ciptaannya”.
sesuatu. Artinya
Mengetahui,
berarti
seseorang dikatakan
mengetahui manakala ia dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun
sesuatu
itu.
Selanjutnya
pandangan
filsafat
konstruktivismemengatakan bahwa belajar bukanlah sekadar
36
menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalamann. Pengetahuan bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru, tetapi hasil dari proses mengkonstruksikan yang dilakukan setiap individu. Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan “skema”. Skema terbentuk karena pengalaman. Contoh, pada suatu hari anak merasa
sakit
karena
terpercik
api,
maka
berdasarkan
pengalamannya terbentuk skema pada struktur kognitif anak tentang “api“, bahwa api adalah sesuatu yang membahayakan oleh karena itu harus dihindari. b. Latar Belakang Psikologis Sesuai
dengan
filsafat
yang
mendasarinya
bahwa
pengetahuan terbentuk karena peran aktif subjek, maka dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan atau pengalaman. Dari asumsi dan latar belakang yang mendasarinya, maka terdapat beberapa hal yang dapat dipahami tentang belajar dalam konteks CTL. 1) Belajar
bukanlah
menghafal,
akan
tetapi
proses
mengkontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.
37
2) Belajar bukan sekadar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas. Pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari semua yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia. 3) Belajar adalah proses pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh yang bukan hanya perkembangan intelektual akan tetapi juga mental dan emosi. 4) Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks. Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan. Oleh karena itu, pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan yang memiliki makna untuk kehidupan anak. 3. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional Ada perbedaan pokok antara pendekatan kontekstual dengan pendekatan konvensional seperti yang banyak diterapkan disekolahsekolah, yaitu : Tabel 2.1
Perbedaan pendekatan kontekstual dan pendekatan
konvensional No Pembelajaran CTL Pembelajaran Tradisional 1. Siswa secara aktif terlibat dalam Siswa adalah penerima informasi proses pembelajaran. secara pasif. 2. Siswa belajar dari teman melalui Siswa belajar secara individu kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi.
38
3.
4. 5. 6. 7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14. 15.
16.
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau yang disimulasikan Perilaku dibangun atas dasar kesadaran diri. Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman. Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri. Seorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu. Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam kontes nyata. Pemahaman siswa dikembangkan atas dasar yang sudah ada dalam diri siswa. Siswa menggunakan kemmapuan berfikir kritis, terlibat dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan membawa pemahaman masingmasing dalam proses pembelajaran. Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia diciptakan atau membangun. Karena ilmu pengetahuan itu dikembangkan oleh manusia sendiri, sementara manusia selalu mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu selalu berkembang. Siswa diminta bertanggungjawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masingmasing. Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara : proses, bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, dan lain-lain. Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks, dan setting.
39
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis. Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan. Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan. Hadiah untuk perilaku baik adalah pujian (angka) raport. Seorang tidak melakukan yang jelek karena dia takut hukuman keliru dan merugikan. Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural, rumus diterangkan sampai paham kemudian dilatihkan. Pemahaman ada diluar siswa, yang harus diterangkan, diterima, dan dihafal. Siswa secara pasif menerima rumusan atau pemahaman (membaca, mendengarkan, mencatat, menghafal) tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran. Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada diluar. Bersifat absolut dan bersifat final.
Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.
Pembelajaran hanya dikelas. Hasil belajar hanya dengan hasil tes.
terjadi diukur
Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas.
17. Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek. 18. Perilaku baikberdasar motivasi instrinsik. 19. Berbasis pada siswa. 20. Seseorang berperilaku baik karena ia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat.
Sanksi adalah hukuman dari perilaku jelek. Perilaku baik berdasar motivasi ekstrinsik. Berbasis pada guru. Seseorang berperilaku baik karena dia terbiasa melakukan begitu. Kebiasaan ini dibangun dengan hadiah yang menyenangkan
Beberapa perbedaan pokok di atas, menggambarkan bahwa CTL memang memiliki karakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi maupun proses pelaksanaan dan pengelolaannya. 4. Peran Guru dan Siswa dalam CTL Setiap siswa mempunyai gaya berbeda dalam belajar. Perbedaan yang dimiliki siswa tersebut oleh Sriyanti (2011: 25) dinamakan gaya belajar. Gaya belajar merupakan cara anak didik belajar yang sudah menjadi kebiasaan, dan kebiasaan tersebut dianggap paling tepat baginya. Ada empat gaya belajar yaitu: Somatis artinya tubuh atau raga, auditi artinya suara, visual yaitu merupakan gaya belajar melalui penglihatan, intelektual artinya gaya belajar yang dilakukan dengan perenungan atau insight. Setiap guru perlu memahami gaya belajar dalam dunia siswa dalam pembelajaran kontekstual, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa. Dalam proses pembelajaran konvesional, hal ini sering terlupakan sehingga proses pembelajaran tak ubahnya sebagai proses pemaksaan kehendak, yang menurut Paulo Freire
40
sebagai sistem penindasan.Sehubungan dengan hal itu, menurut Sanjaya (2006: 263) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap guru manakala menggunakan pendekatan CTL: a. Siswa dalan pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Anak bukanlah orang dwasa dalam bentuk kecil, melainkan organisme yang sedang berada dalam tahap-tahap perkembangan. Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka. b. Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan. c. Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang sudah diketahui. d. Belajar bagi anak adalah proses menyempurnakan skema yang telah ada (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomondasi), dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi (mempermudah) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomondasi. 5. Asas-asas CTL Contextual
Teaching
Learning
sebagai
suatu
pendekatan
pembelajaran memiliki tujuh prinsip-prinsip dasar. Menurut Sanjaya (2006: 263) dijelaskan bahwa prinsip-prinsip dasar yangdimaksud terlihat pada penjelasan berikut:
41
a. Konstruktivisme Pendekatan
yang berciri
konstruktivisme
menekankan
terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang bermakna. Karena itu, siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan
sesuatu
yang
berguna
bagi
dirinya,
dan
mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya. Atas dasar pengertian tersebut, prinsip dasar konstruktivisme yang dalam praktik pembelajaran harus dipegang guru adalah sebagai berikut: 1) Proses pembelajaran lebih utama dari pada hasil belajar. 2) Informasi bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata siswa lebih penting dari ada informasi verbalistis. 3) Siswa
mendapatkan
kesempatan
seluas-luasnya
untuk
menemukan dan menerapkan idenya sendiri. 4) Siswa diberikan kebebasan untuk menerapkan pendekatannya sendiri dalam belajar. 5) Pengetahuan
siswa
tumbuh
dan
berkembang
melalui
pengalaman sendiri. 6) Pemahaman siswa akan berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila diuji dengan pengalaman baru. b. Inkuiri Prinsip menemukan merupakan kegiatan inti CTL. Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan
42
kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Prinsip-prinsip yang bisa dipegang guru ketika menerapkaninquiry dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Pengetahuan dan keterampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri. 2) Informasi yang diperoleh siswa akan lebih mantap apabila diikuti dengan bukti-bukti atau data yang ditemukan sendiri oleh siswa. c. Bertanya (Questioning) Komponen ini merupakan pendekatan pembelajaran CTL. Pada sisi lain kenyataan menunjukkan bahwa pemerolehan pengetahuan seseorang selalu bermula dari bertanya. Prinsip–prinsip yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran berkaitan dengan komponen bertanya adalah sebagai berikut: 1) Penggalian informasi lebih efektif apabila dilakukan melalui bertanya. 2) Konfirmasi terhadap apa yang sudah diketahui lebih efektif melalui tanya jawab. 3) Dalam rangka penambahan atau pemantapan pemahaman lebih efektif dilakukan lewat diskusi (baik kelompok maupun kelas) 4) Bagi
guru,
bertanya
kepada
siswa
bisa
mendorong,
membimbing, dan menilai kemmapuan berfikir siswa.
43
Pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya untuk: (a) menggali informasi, (b) mengecek pemahaman siswa, (c) membangkitkan respon siswa, (e) mengetahui hal – hal yang diketahui siswa, (f) memfokuskan perhatian siswa pada apa yang dikehendaki guru, (g) membangkitkan lebih banyak pertanyaan bagi diri siswa, dan (h) menyegarkan pengetahuan siswa. d. Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Karena itu, pembelajaran yang dikemas dalma diskusi kelompok yang anggotanya harus heterogen, dengan jumlah yang bervariasi, sangat mendukung komponen learning community. Prinsip-prinsip yang bisa diperhatikan guru ketika menerapkan pembelajaran yang berkonstruksi pada prinsip learning community: 1) Pada dasarnya hasil belajar diperoleh dengan kerja sama atau sharing dari pihak lain. 2) Sharing terjadi apabila ada pihak yang saling memberi dan saling menerima informasi. 3) Sharing terjadi apabila ada komunikasi dua arah atau multi arah.
44
4) Masyarakat belajar terjadi apabila masing-masing pihak terlibat didalamnya sadar bahwa pengetahuan, pengalaman, keterampilan yang dimilikinya bermanfaat bagi yang lain. 5) Siswa yang terlibat dalam masyarakat belajar pada dasarnya bisa menjadi sumber belajar. e. Pemodelan (modelling) Prinsip pendekatan CTL ini menyarankan bahwa pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa. Model yang dimaksudkan bisa berupa pemberian contoh misalnya tentang cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya, mempertontonkan suatu penampilan. Cara pembelajaran seperti iniakan lebih cepat dipahami siswa dari pada hanya bercerita atu memberikan penjelasan kepada siswa tanpa ditunjukkan model atau contohnya. Prinsip modelling yang bisa diperhatikan guru ketika melaksanakan pembelajaran sebagai berikut: 1) Pengetahuan dan keterampilan diperoleh dengan mantap apabila ada model atau contoh yang bisa ditiru. 2) Model atau contoh bisa diperoleh langsung dari yang berkompeten atau ahlinya. 3) Model atau contoh bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, contoh hasil karya, atau model penampilan.
45
f. Refleksi (Reflection) Prinsip yang merupakan bagian terpenting dari pembelajaran dengan
pendekatan
CTL
adalah
perenungan
kembali
atas
pengetahuan yang baru dipelajari. Prinsip-prinsip dasar yang perlu diperhatikan guru dalam rangka penerapan refleksi adalah sebagai berikut: 1) Perenungan atas sesuatu pengetahuan yang baru diperoleh merupakan pengayaan atas pengetahuan yang sebelumnya. 2) Perenungan merupakan respon atas kejadian, aktifitas, atau pengetahuan yang baru diperolehnya. 3) Perenungan bisa
berupa
menyampaikan penilaian atas
pengetahuan yang baru diterima, membuat cacatan singkat, diskusi dengan teman, atau unjuk kerja. g. Penilaian Nyata (Authentic Asseement) Prinsip yang merupakan ciri khusus pendekatan kontekstual adalah proses pengumpulan data yang dapat memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Gambaran perkembangan pengalaman siswa ini perlu diketahui guru setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar siswa. Prinsip-prinsip dasar menjadi perhatian guru ketika menerapkan komponen penilaian autentik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
46
1) Penilaian autentik bukan menghakimi siswa, tetapi untuk mengetahui perkembangan pengalaman belajar siswa. 2) Penilaian dilakukan secara komprehensif dan seimbang antara penilaian hasil dan proses. 3) Guru menjadi penilai kontruktif yang dapat merefleksikan bagaimana siswa menghunungkan apa yang telah mereka ketahui
dengan
berbagai
konteks,
dan
bagaimana
perkembangan belajar siswa dalam berbagai konteks belajar. 4) Penilaian autentik memberikan kesempatan siswa untuk dapat mengembangkan penialaian diri dan penilaian sesama. 5) Penilaian autentik mengukur keterampilan dan performasi dengan kriteria jelas. 6) Penilaian autentik kesinambungan
dilakukan dengan berbagai alat secara
sebagai
bagian
integral
dari
proses
pembelajaran. 7) Penilaian autentik dapat dimanfaatkan oleh siswa, orang tua, dan sekolah untuk mendiaknosis kesulitan belajar, umpan balik pelajaran, dan menentukan prestasi belajar siswa.
47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Gambaran Umum SDN Tingkir Tengah 01 SDN Tingkir Tengah 01 terletak di Desa Tingkir Tengah Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Peneliti memilih tempat pendidikan sekolah dasar menurut pengamat kami letaknya sangat mendukung berada di pinggir jalan raya Tingkir-Suruh. a. Lokasi Penelitian Tempat Penelitian
: SDN Tingkir Tengah 01, Kota Salatiga
Alamat Penelitian
: Jl. Tanjung No 3 Tingkir Tengah Salatiga
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: Volume Bangun Ruang
Kelas/Semester
: V/I
b. Karakteristik Siswa Kelas V Sesuai dengan judul penelitian “ Peningkatan Prestasi Belajar Materi Volume Bangun Ruang melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning pada Siswa Kelas V SDN Tingkir Tengah 01” sebagai subjek penelitiannya adalah siswa kelas V
berjumlah 28
siswa, terdiri dari 12 siswa putri dan 16 siswa putra, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:
48
Tabel 3.1 Kemampuan akademik siswa kelas V di SDN Tingkir Tengah 01
no
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Siswa Sri Wahyuni Akbar Sapta R Afrel Ali S Ahmad Tri Wahyu Ayumi Nafisa Bagas Praditya Bagus Santa Bintang Naima Della Salsabila Farid Setya N Fathiyya Malina Heni Rahmawati Mariviana Nur A Mariviana Nur K Maulana Nur C Mugiyanto Muhamad Hasan M Muhamad Rafli R Muhamad Sadam M Nita Ayu A Nurul Aini Putri Adella Riska A Taufiq Izzudin Ulfa Afifatul M Wahyu A Arjuna Amri Yossy Hendara
L/P
Kemampuan Akademik
P L L L P L L L P L P P P P L L L L L P P P P L P L L L
Bawah Bawah Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Faktor-faktor yang akan diteliti adalah prestasi belajar siswa dengan penekanan pada: 1. Siswa Dalam penelitian ini diperoleh data berupa data prestasi belajar diantaranya: a) Aspek Kognitif (Kemampuan Siswa)
49
Aspek prestasi belajar siswa tercermin pada nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar siswa. Data diambil pada bagian akhir dari keseluruhan proses pembelajaran dalam setiap siklus dengan menggunakan perangkat tes essai. Setelah data diperoleh, selanjutnya daianalisis oleh peneliti dan pengamat untuk menentukan tingkat keberhasilan penelitian. b) Aspek Afektif (Perhatian Siswa) Penilaian afektif dapat diukur dari sikap dan perbuatan siswa. Ketertarikan siswa terhadap materi yang dibahas dengan menggunakan pendekatan CTL, ketertarikan siswa terhadap cara guru mengajar, semangat dan antusias siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, dan keinginan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika. c) Aspek Psikomotorik (Keaktifan Siswa) Aspek psikomotorik pada prestasi siswa dapat diukur melalui keaktifan siswa. Keaktifan merupakan faktor yang menentukan berhasil dan tidaknya penelitian. Hal ini tampak dari kehadiran siswa dalam kegiatan belajar mengajar, keaktifan mengerjakan tugas, dan keaktifan kerjasama.
50
2. Guru Guru merupakan variabel penelitian, yang perlu diamati dengan
tujuan
menjaring
informasi
tentang
pengaruh
keterampilan guru terhadap prestasi belajar, keaktifan, dan antusias siswa. Adapun observasi terhadap guru diantaranya persiapan
guru
dalam
mengajar,
memotivasi
siswa,
menyampaikan materi ajar, mengadakan variasi gaya mengajar, melibatkan siswa secara aktif, penguasaan materi pelajaran, mengelola kelas, dan menutup pelajaran. 2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika semester I tahun ajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Penelitian dilaksanakan menngunakan jam mata pelajaran matematika kelas V SDN Tingkir Tengah 01, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Waktu Pelaksanaan sebagai berikut: a) Kegiatan pra siklus
: 10 September 2014
b) Kegiatan siklus I
: 11 dan 12 September 2014
c) Kegiatan siklus II
: 13 September 2014
d) Kegiatan siklus III
: 15 dan 16 September 2014
51
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Siklus I a. Perencanaan Dalam tahap ini mencangkup kegiatan sebagai berikut: 1) Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama yaitu dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 September 2014. 2) Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran melalui pendekatan CTL yang akan digunakan pada siklus I adalah: Standar Kompetensi
:
Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
Kompetensi Dasar
:
Menghitung volume bangun ruang
Indikator Kompetensi :
Menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan
Menghitung volume balok menggunakan kubus satuan
3) Menyiapkan perangkat siklus I meliputi absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang. Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran volume bangun ruang. b. Tindakan Tindakan siklus I berlangsung selama 2 kali tatap muka (4 x 35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung
52
volume kubus dan balok menggunakan kubus satuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan CTL. Berikut ini adalah langkah-langkah kegiatan tindakan siklus I: 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal meliputi salam, doa, absensi, apersepsi, pemberian motivasi belajar, dan siswa diminta menunjukkan bangun ruang kubus dan balok yang ada di lingkungan sekolah. 2) Kegiatan Inti a) Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok CTL masing-masing, Setiap kelompok diberi kertas, setiap kelompok diminta untuk membuat kubus kecil-kecil dengan rusuk 2,5 cm. b) Setelah kubus-kubus kecil itu jadi, siswa diminta membuat kubus dan balok yang lebih besar atau menyusunnya dengan bentuk kubus dengan sisi 3 kubus satuan serta balok dengan panjang 4 kubus satuan, lebar 3 kubus satuan, dan tinggi 2 kubus satuan. c) Siswa secara kelompok diminta menghitung volume kubus dan balok dengan menghitung banyaknya kubus kecil yang dipakai untuk membuat bangun kubus dan balok. d) Siswa dan guru membahas hasil kerja secara bersama-sama. e) Siswa diajak menyimpulkan cara menghitung volume kubus. f) Siswa mengerjakan tugas secara kelompok dan individu.
53
3) Kegiatan Akhir Kegiatan akhir meliputi pemantapan kembali materi dengan tanya jawab lisan, pemberian evaluasi volume bangun ruang, pemberian penghargaan bagi kelompok terbaik, dan salam. c. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL untuk mengetahui sikap guru selama mengajar serta kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan siswa yang diamati peneliti adalah keaktifan, kerjasama, sikap, dan kreatifitas. Sedangkan aktifitas guru yang diamati adalah
persiapan
guru
dalam
mengajar,
memotivasi
siswa,
menyampaikan materi ajar, mengadakan variasi gaya mengajar, melibatkan siswa secara aktif, penguasaan materi pelajaran, mengelola kelas, dan menutup pelajaran. d. Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan Dalam tahap ini mencangkup kegiatan sebagai berikut: 1) Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus kedua yaitu dilaksanakan pada tanggal 13 September 2014.
54
2) Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran melalui pendekatan CTL yang akan digunakan pada siklus II adalah: Standar Kompetensi
:
Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
Kompetensi Dasar
:
Menghitung volume bangun ruang
Indikator Kompetensi :
Menghitung volume kubus menggunakan rumus.
3) Menyiapkan
perangkat
siklus
II
meliputi
absensi,
lembar
pengamatan, lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang. Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan
terhadap
seluruh
rangkaian
proses
kegiatan
pembelajaran volume bangun ruang. b. Tindakan Tindakan siklus II berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung volume kubus
menggunakan rumus. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menerapkan pendekatan CTL. Berikut ini adalah langkahlangkah kegiatan tindakan siklus II: 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal meliputi salam, doa, absensi, apersepsi, dan pemberian motivasi belajar, siswa diminta untuk menunjukkan bentuk-bentuk bangun kubus yang ada di lingkungan sekolah.
55
2) Kegiatan Inti a) Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok CTL masing-masing, siswa setiap kelompok dibagikan 2 buah bangun yang berbentuk kubus besar dan kubus satuan. b) Siswa diminta mencari volume bangun kubus besar menggunakan kubus satuan. c) Siswa mengerjakan soal volume kubus dengan diskusi kelompok, perwakilan kelompok diminta maju untuk membacakan hasil kerja kelompok. d) Kelompok lain menanggapi dan menambah bila masih ada yang kurang dari hasil presentasi kelompok yang maju. e) Guru membantu siswa menarik kesimpulan tentang cara menghitung volume kubus dengan rumus. f) Siswa mengerjakan soal menghitung volume kubus dengan diskusi kelompok. 3) Kegiatan Akhir Kegiatan akhir meliputi pemantapan kembali materi dengan tanya jawab lisan, pemberian evaluasi volume bangun ruang, pemberian penghargaan bagi kelompok terbaik, dan salam. c. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL untuk mengetahui sikap guru selama mengajar serta kegiatan siswa selama proses
56
pembelajaran. Kegiatan siswa yang diamati peneliti adalah keaktifan, kerjasama, sikap, dan kreatifitas. Sedangkan aktifitas guru yang diamati adalah
persiapan
guru
dalam
mengajar,
memotivasi
siswa,
menyampaikan materi ajar, mengadakan variasi gaya mengajar, melibatkan siswa secara aktif, penguasaan materi pelajaran, mengelola kelas, dan menutup pelajaran. d. Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III a. Perencanaan Dalam tahap ini mencangkup kegiatan sebagai berikut: 1) Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus ketiga yaitu dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 September 2014. 2) Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan CTL yang akan digunakan pada siklus III adalah: Standar Kompetensi
:
Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
Kompetensi Dasar
:
Menghitung volume bangun ruang
Indikator Kompetensi :
Menghitung volume balok menggunakan rumus.
57
3) Menyiapkan
perangkat
siklus
III
meliputi
absensi,
lembar
pengamatan, lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang. Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan
terhadap
seluruh
rangkaian
proses
kegiatan
pembelajaran volume bangun ruang. b. Tindakan Tindakan siklus III berlangsung selama 2 kali tatap muka (4 x 35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung volume balok menggunakan rumus. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan CTL. Berikut ini adalah langkah-langkah kegiatan tindakan siklus III: 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal meliputi salam, doa, absensi, apersepsi, dan pemberian motivasi belajar, siswa diminta untuk menunjukkan bentuk-bentuk bangun balok yang ada dilingkungan sekolah. 2) Kegiatan Inti a) Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok CTL masing-masing, guru menyajikan kardus yang berbentuk balok kepada siswa. b) Siswa diminta menghitung volume bangun ruang balok menggunakan kubus satuan secara kelompok. Perwakilan kelompok maju kedepan untuk membacakan hasil kerja
58
kelompok. Kelompok lain menanggapi dan menambah bila ada yang kurang. c) Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok dengan cara yang benar. d) Siswa diajak untuk menarik kesimpulan menghitung volume balok dengan rumus. e) Siswa mengerjakan soal secara kelompok. Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil kerja kelompok. 3) Kegiatan Akhir Kegiatan akhir meliputi pemantapan kembali materi dengan tanya jawab lisan, pemberian evaluasi volume bangun ruang, pemberian penghargaan bagi kelompok terbaik, dan salam. c. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL untuk mengetahui sikap guru selama mengajar serta kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan siswa yang diamati peneliti adalah keaktifan, kerjasama, sikap, dan kreatifitas. Sedangkan aktifitas guru yang diamati adalah
persiapan
guru
dalam
mengajar,
memotivasi
siswa,
menyampaikan materi ajar, mengadakan variasi gaya mengajar, melibatkan siswa secara aktif, penguasaan materi pelajaran, mengelola kelas, dan menutup pelajaran.
59
d. Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL. Pada siklus III semua siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran.
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tahap Pendahuluan (Pra Siklus) Penguasaan materi matematika untuk volume bangun ruang kubus dan balok pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01, kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015 belum optimal. Hal ini dapat diketahui dari hasil observasi pra siklus sebelum dilaksanakan tindakan siklus. Tabel 4.1 Prestasi belajar matematika siswa kelas V pra siklus Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Skor Tes 59 50 50 45 69 75 67 72 50 44 60 56 65 53 53 64 51 50 56 55 79 64 75 73 55 54 50 60
61
Tuntas/Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
1675 59,46
Jumlah Rata-rata
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dibuat tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Persentase nilai prasiklus (observasi) Kategori Tuntas Belum Tuntas Jumlah
1. 2.
Frekuensi 3 25 28
Presentase 11% 89% 100%
Jumlah Nilai 229 1446 1675
Tabel diatas dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika 89%
Persentase
100% 80% 60% 40% 20%
11%
Presentase Ketuntasan
0% Tuntas
Belum Tuntas
Ketuntasan
Gambar 4.1 Diagram Batang Prestasi belajar Matematika siswa kelas V
Berdasarkan tabel 4.2 dan diagram 4.1 tersebut dapat dijelaskan bahwa siswa kelas V masih rendah dalam kemampuan menghitung volume bangun ruang. Hal tersebut dapat dilihat dari data skor nilai yang diperoleh siswa hanya 3siswa (11%) yang mampu mendapatkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75 dan 25 siswa (89%) masih dibawah KKM. Hal ini disebabkan pembelajaran matematika di SDN Tingkir Tengah 01 kurang
62
melibatkan siswa dalam belajar bahkan terlihat pasif, sehingga hanya aspek kognitif saja yang terpenuhi. Sedangkan aspek afektif dan psikomotorik belum nampak. Guna mengembangkan kemampuan anak dalam pembelajaran matematika, untuk itu peneliti melakukan terobosan baru melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL merupakan pendekatan belajar yang menghadirkan dunia nyata siswa ke dalam kelas sehingga seakan-akan pernah mengalami dan tidak asing. Data pengamatan terhadap siswa di atas yaitu sebagai dasar diterapkannya pendekatan CTL sebelum melakukan penelitian pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01. C. Hasil Penelitian Tiap Siklus 1. Siklus I a) Perencanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 September 2014 di kelas V dengan jumlah siswa 28 siswa dengan proses belajar sebagai berikut: Setelah tanda pembelajaran dimulai guru masuk kelas V yang dipilih sebagai objek penelitian. Guru mengucapkan salam, doa, absensi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Sesuai dengan pendekatan CTL, guru mengajak siswa untuk menunjukkan bangun ruang kubus dan balok yang ada lingkungan disekolah. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok.
63
b) Tindakan Guru mengawali pembelajaran dengantanya jawab bersama siswa tentang sifat-sifat kubus dengan menunjukan bangun yang berbentuk kubus.
Gambar 4.2 Bangun ruang kubus
Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok CTL masing-masing untuk membuat kubus kecil-kecil dengan rusuk 2,5 cm.Setelah kubus-kubus kecil itu jadi, siswa diminta membuat kubus dan balok yang lebih besar atau menyusunnya dengan bentuk kubus dengan sisi 3 kubus satuan serta balok dengan panjang 4 kubus satuan, lebar 3 kubus satuan, dan tinggi 2 kubus satuan. Setelah siswa mampu menyusun kubus dan balok dengan tepat, guru memberikan arahan menghitung volume kubus dan balok menggunakan
kubus
satuan.
Siswa
secara
kelompok
diminta
menghitung volume kubus dan balok dengan menghitung banyaknya kubus kecil yang dipakai untuk membuat bangun kubus dan balok.
64
Gambar 4.3 Bangun ruang kubus besar dan kubus satuan
c) Observasi Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan cara menghitung volume kubus dilanjutkan dengansiswa mengerjakan tugas secara kelompok dan individu.Tingkat kemampuan siswa dinilai oleh guru saat kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL sedang berlangsung hingga akhir pembelajaran. 1) Lembar Pengamatan CTL untuk Guru Selama proses pembelajaran, guru kelas mengamati kemampuan guru dalam mengajar materi volume bangun ruang melalui CTL.(Data pada lampiran ke 4) Berikut hasil pengamatan guru dalam pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL. Tabel 4.3 Lembar pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01 No. 1. 2. 3.
Kemampuan Guru dalam Mengajar Kemampuan guru dalam membuka pelajaran Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar Mengadakan variasi gaya 65
Tinggi F %
Sedang f %
Rendah f %
-
-
3
15%
-
-
-
-
3
15%
-
-
-
-
2
10%
3
15%
4. 5.
mengajar Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Jumlah
1
5%
2
10%
1
5%
3
15%
1
5%
1
5%
4
20%
11
55%
5
25%
Tabel 4.3digambarkan dalam diagram berikut:
Persentase
Diagram Batang Kemampuan Guru dalam Mengajar 16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0%
15%
15%
15%
15%
10%
10% 5% 5%
0% 0%
0% 0%
5%5%
Tinggi Sedang
0%
Rendah Membuka Materi Ajar Pelajaran
Variasi Melibatkan Menutup Gaya Siswa Pelajaran Mengajar
Kemampuan Guru
Gambar 4.4 Diagram batangpengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
Berdasarkan pembelajaran
hasil
dapat
pengamatan
dikategorikan
guru
dalam
sedang dalam
proses
ketepatan
menggunakan pendekatan CTL yaitu 55%. Guru masih kurang dalam kemampuan membuka pelajaran, menyampaikan materi menggunakan pendekatan CTL, dan mendorong siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya.
66
2) Lembar pengamatan CTL untuk siswa Proses Pembelajaran juga terdapat lembar pengamatan siswa untuk mengukur aspek-aspek keberhasilan dalam belajar. (Data pada lampiran ke 7) Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan guru terhadap siswa, masuk dalam kategori baik dengan persentase 68,92%. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL secara optimal guna meningkatkan prestasi belajar dikarenakansiswa perlu beradaptasi terhadap pendekatan pembelajaran yang baru. Siswa kurang fokus terhadap pelajaran, selain itu siswa masih kesulitan pada perkalian. 3) Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V pada materi volume bangun ruang kubus dan balok, yaitu 75. Tabel 4.4 Hasil evaluasi siswa pada siklus I No.
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nilai Siklus I 0 50 70 100 60 70 100 100 90 100 100 60 80 90 100
67
Tuntas
Tidak Tuntas √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16 90 17 80 18 90 19 60 20 90 21 100 22 90 23 70 24 100 25 100 26 80 27 90 28 80 Skor Tertinggi 100 Skor Terendah 0 Rata-rata 81,78 Presentase Tabel 4.5 Persentase nilai siklus I
√ √ √
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
No. 1. 2.
Kategori Tuntas Belum tuntas
Frekuensi 20 8
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
71,42%
Presentase 71,42% 28,57%
28,57%
Jumlah Nilai 440 1850
Tabel 4.5 digambarkan dalam diagram berikut:
Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika Persentase
80%
71%
60% 40%
29%
20%
Presentase Ketuntasan
0% Tuntas Belum Tuntas Ketuntasan Prestasi Belajar
Gambar 4.5 Diagram batang prestasi belajar matematika siswa kelas V
Persentase ketuntasan siswapada siklus I adalah 71,42% dan 28,57% siswa belum tuntas dengan rata-rata 81,78. Sehingga perlu diadakan pembenahan pembelajaran pada siklus berikutnya. 68
d) Refleksi Penerapan pendekatan CTL pada materi volume bangun ruang yang menekankan pada proses keterlibatan langsung siswa secara penuh untuk menemukan materi yang akan dipelajari masih dianggap suatu bentuk belajar sambil bermain di lingkungan sekolah. Sehingga anak masih kurang fokus dalam pembelajaran lebih asyik bermain sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran CTL pada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:
Pelaksanaan proses belajar di lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian khusus dari guru agar siswa tidak asyik bermain sendiri diluar kelas.
Siswa masih kesulitan dalam menghitung perkalian dua angka sehingga menyulitkan siswa dalam menentukan volume bangun ruang.
Guru perlu lebih memahami kemampuan siswa secara individu.
2. Siklus II Siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui pendekatan CTL siklus I, perlu mendapatkan perhatian khusus dari guru. Siswa yang terlihat asyik bermain sendiri saat pembelajaran di luar kelas dan terdapat pula siswa yang kesulitan dalam menghitung perkalian dua angka. Sehingga perlu diadakan pembenahan pada siklus berikutnya.
69
a) Perencanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 September 2014 di kelas V dengan jumlah siswa 28 siswa dengan proses belajar sebagai berikut: Setelah tanda pembelajaran dimulai peneliti masuk kelas V yang dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan salam, doa, absensi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Peneliti mengajak siswa untuk menunjukkan bangun ruang kubus yang ada lingkungan disekolah. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat-sifat bangun ruang kubus. b) Tindakan Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok CTL masing-masing. Guru membagikan siswa setiap kelompok 2 buah bangun yang berbentuk kubus besar dan kubus satuan kemudian mencari volume bangun kubus besar menggunakan kubus satuan.
Gambar 4.6 Bangun ruang kubus besar dan kubus satuan
70
Guru meminta perwakilan kelompok maju untuk membacakan hasil kerja kelompok.Kelompok lain menanggapi dan menambah bila masih ada yang kurang dari hasil presentasi kelompok yang maju. Kemudian guru membantu siswa menarik kesimpulan tentang cara menghitung volume kubus dengan rumus. c) Observasi Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan cara menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan. Guru memberikan soal di papan tulis dan meminta siswa untuk mengerjakan di depan. Kemudian dilanjutkansiswa mengerjakan tugas secara kelompok dan individu.Tingkat kemampuan siswa dinilai oleh peneliti saat kegiatan pembelajaran CTL sedang berlangsung hingga akhir pembelajaran. 1) Lembar Pengamatan Pembelajaran CTL untuk Guru Selama
proses
pembelajaran,
peneliti
mengamati
kemampuan guru dalam mengajar materi volume bangun ruang kubus melalui CTL.(Data pada lampiran ke 5) Berikut hasil pengamatan guru dalam pembelajaran materi volume bangun ruang kubus melalui CTL Tabel 4.6Lembar pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
No. 1. 2.
Kemampuan Guru dalam Mengajar Kemampuan guru dalam membuka pelajaran Kemampuan guru dalam menyampaikan 71
Tinggi F %
Sedang F %
Rendah f %
1
5%
2
10%
-
-
2
10%
1
5%
-
-
3. 4. 5.
materi ajar Mengadakan variasi gaya mengajar Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
Jumlah
-
-
5
25%
-
-
1
5%
3
15%
-
-
3
15%
1
5%
1
5%
7
25%
12
60%
1
5%
Tabel 4.6 digambarkan sebagai berikut:
Persentase
Diagram Batang Kemampuan Guru dalam Mengajar 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%
25% 15% 10% 5% 0%
10% 5% 0%
5% 5%
Membuka Materi Ajar Pelajaran
15% 5%5%
Tinggi
0% 0%
Sedang
Variasi Melibatkan Menutup Gaya Siswa Pelajaran Mengajar
Rendah
Kemampuan Guru
Gambar 4.7Diagram batang pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
Berdasarkan pembelajaran
dapat
hasil
pengamatan
dikategorikan
guru
dalam
sedang dalam
proses
ketepatan
menggunakan pendekatan CTL yaitu 60%. Guru masih kurang dalam mengadakan variasi mengajar, mendorong siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, sudah cukup baik dalam memberikan kesimpulan dan menutup pelajaran. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya.
72
2) Lembar pengamatan Pembelajaran CTL untuk Siswa Proses Pembelajaran juga terdapat lembar pengamatan siswa untuk mengukur aspek-aspek keberhasilan dalam belajar. (Data pada lampiran ke 8) Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan guru terhadap siswa, masuk dalam kategori baik dengan persentase 72,67%. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya pembelajaran materi volume bangun ruang kubus menggunakan kubus satuan dan rumus melalui CTL
secara
optimal
dikarenakansiswa
guna
perlu
meningkatkan
beradaptasi
prestasi
terhadap
belajar
pendekatan
pembelajaran yang baru. 3) Indikator ketuntasan KKM yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah 75. Tabel 4.7Hasil evaluasi siswa pada siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15 16. 17. 18.
Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nilai Siklus II 50 100 100 100 100 70 100 90 100 100 100 70 100 80 100 100 100 100
73
Tuntas
Tidak Tuntas √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata Presentase
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
100 100 100 100 80 100 100 100 100 100 100 50 94,28
89,28%
10,71%
Tabel 4.8 Persentase nilai siklus II No. 1. 2.
Kategori Tuntas Belum tuntas
Frekuensi 25 3
Presentase 89,28% 10,71%
Jumlah Nilai 190 2450
Tabel 4.8digambarkan dalam diagram berikut:
Persentase
Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika 100% 80% 60% 40% 20% 0%
89%
29% Presentase Ketuntasan Tuntas Belum Tuntas Ketuntasan belajar matematika
Gambar 4.8 Diagram batang prestasi belajar matematika siswa kelas V
Persentase ketuntasan siswa pada siklus II adalah 89,28% dan 10,71% siswa belum tuntas dengan rata-rata 94,28. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa mengalami peningkatan atau
74
lebih baik dari prestasi belajar pada siklus I.Adanya peningkatan ini karena guru telah mempersiapkan pembelajaran dengan lebih baik melalui pendekatan CTL dengan mengacu pada kondisi lingkungan sekolah yang mendukung dan petunjuk dari guru yang mudah dipahami siswa. Namun masih perlu adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus berikutnya. d) Refleksi Siswa mengikuti pembelajaran lebih meningkat ini terlihat dari lembar observasi siswa ketika mengikuti pembelajaran. Selain faktor penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran, faktor individual yang berperan aktif dalam belajar juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus II ini, guru dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa kurang inisiatif dikarenakan guru belum optimal menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning.
Terlihat beberapa siswa perempuan kurang kreatif cenderung mengikuti jalannya pembelajaran atau pasif karena didominan siswa laki-laki baik pembelajaran di dalam kelas maupun pembelajaran di luar kelas.
Pemahaman siswa masih kurang selama mengikuti pembelajaran materi menghitung volume bangun ruang kubus.
75
3. Siklus III Siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui pendekatan CTL pada siklus II berlangsung cukup aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru, namun kurang inisiatif dalam mengemukakan pendapat. Hasil evaluasi siswa pada siklus II mengalami peningkatan, namun perlu diadakan pembenahan pada siklus selanjutnya. a) Perencanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 September 2014 di kelas V dengan jumlah siswa 28 siswa dengan proses belajar sebagai berikut: Setelah tanda pembelajaran dimulai peneliti masuk kelas V yang dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan salam, doa, absensi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Peneliti mengajak siswa untuk menunjukkan bangun ruang balok yang ada lingkungan disekolah. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat-sifat bangun ruang balok. b) Tindakan Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok CTL masing-masing. Siswa diminta menghitung volume bangun ruang balok menggunakan kubus satuan secara kelompok.
76
Gambar 4.9 Bangun ruang balok satuan
Perwakilan kelompok maju kedepan untuk membacakan hasil kerja kelompok.Kelompok lain menanggapi dan menambah bila ada yang kurang. Guru mengajak siswa untuk menarik kesimpulan menghitung volume balok dengan rumus.Pemantapan materi dengan siswa mencari bangun ruang balok yang ada di lingkungan sekolah secara individu, kemudian menghitung volumenya. c) Observasi Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan cara menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan. Guru memberikan soal di papan tulis dan meminta siswa untuk mengerjakan di depan. Kemudian dilanjutkansiswa mengerjakan tugas secara kelompok dan individu. Selain itu siswa juga mengerjakan soal secara individu yang mereka peroleh sendiri dari lingkungan sekolah berupa bangun-bangun ruang balok, kemudian menghitung volumenya.Tingkat kemampuan siswa dinilai oleh peneliti saat kegiatan pembelajaran CTL sedang berlangsung hingga akhir pembelajaran.
77
1) Lembar Pengamatan Pembelajaran CTL untuk Guru Selama proses pembelajaran CTL, peneliti mengamati kemampuan guru dalam mengajar materi volume bangun ruang kubus melalui CTL.(Data pada lampiran ke 6) Berikut hasil pengamatan guru dalam pembelajaran materi volume bangun ruang kubus melalui CTL. Tabel 4.9Lembar pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
1. 2. 3. 4. 5.
Tinggi f %
Sedang f %
3
15%
-
-
-
-
2
10%
1
5%
-
-
4
20%
1
5%
-
-
3
15%
1
5%
-
-
4
20%
1
5%
-
-
16
80%
4
20%
-
-
Kemampuan Guru dalam Mengajar
No.
Kemampuan guru dalam membuka pelajaran Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar Mengadakan variasi gaya mengajar Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
Jumlah
Tabel 4.9 digambarkan dalam diagram berikut: Diagram Batang Kemampuan Guru dalam Mengajar
Persentase
25% 20%
20% 15%
15%
15% 10%
10% 5%
20%
5%
5%
5%
5%
Tinggi
Sedang
0%
0%
Rendah Membuka Materi Ajar Pelajaran
Variasi Melibatkan Menutup Gaya Siswa Pelajaran Mengajar
kemampuan guru
78
Rendah F %
Gambar 4.10 Diagram batang pengamatan guru pembelajaran materi volume Bangun ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
Berdasarkan pembelajaran
dapat
hasil
pengamatan
dikategorikan
guru
baik
dalam
dalam
proses
ketepatan
menggunakan pendekatan CTL yaitu 80% pada kategori tinggi. Siswa sudah dapat beradaptasi dengan pendekatan CTL yang telah dipelajari. 2) Lembar pengamatan Pembelajaran CTL untuk siswa Proses Pembelajaran CTL juga terdapat lembar pengamatan pembelajaran
CTL
siswa
untuk
mengukur
aspek-aspek
keberhasilan dalam belajar. (Data pada lampiran ke 9) Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan guru terhadap siswa, masuk dalam kategori baik dengan persentase 80,53%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu memahami pembelajaran materi volume bangun ruang balokmelalui CTL secara optimal. Pada siklus III ini siswa sudah nampak aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam
mengikuti
pembelajaran. Siswa
sudah
menunjukkan keaktifan, kerjasama, sikap, dan kreatifitas yang tinggi. 3) Angket umpan balik Sebagai
umpan
balik
kepada
siswa
dalam
proses
pembelajaran materi volume bangun ruang melalui pendekatan CTL. (Data pada Lampiran ke.10)
79
Berikut data persentase hasil angket yang telah diberikan kepada siswa. Tabel 4.10Data hasil angket siswa pada pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL secara individu No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Ya
Nama siswa
F
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah Rata-rata
11 11 8 11 11 11 11 10 11 11 11 10 11 11 11 9 11 11 11 11 11 11 7 9 11 8 11 281
10.03
Tidak % 100% 100% 73% 100% 100% 100% 100% 91% 100% 100% 100% 91% 100% 100% 100% 82% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 64% 82% 100% 73% 100% 2556% 91.28%
F
%
3
27%
1
9%
1
9%
2
18%
4 2
36% 18%
3
27%
16 0.6
144% 8.72%
Tabel 4.11Data soal hasil angket siswa pada pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL secara klasikal No.
Butir Soal
1. 2. 3.
1 2 3
Ya f 28 26 27
Tidak % 100% 93% 96%
80
f
%
2 1
7% 4%
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah Rata-rata
26 27 26 28 28 25 25 26 292 27
93% 96% 93% 100% 100% 89% 89% 93% 1043% 95%
2 1 2
7% 4% 7%
3 3 2 16 1
11% 11% 7% 58% 5%
Tabel 4.11 digambarkan dalam diagram berikut:
Diagram Batang Hasil Angket Siswa Pembelajaran melalui CTL 95%
Persentase
100%
50%
Hasil Angket
5% 0% Ya
Tidak
hasil angket siswa
Gambar 4.11
Diagram batanghasil angket siswa pada pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL secara klasikal
Berdasarkan data angket 4.11 dapat dilihat bahwa 27 atau 95% menjawab “Ya” sedangkan 1 atau 5% siswa menjawab “Tidak”, ini terlihat bahwa siswa sudah paham terhadap materi volume bangun ruang dengan pendekatan CTL.Pemberian angket diberikan setelah proses pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL dan peneliti dapat memperoleh data mengenai keberhasilan dalam penerapan pendekatan CTL..
81
4) Indikator ketuntasan (KKM) yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah 75. Tabel 4.12Hasil evaluasi siswa pada siklus III No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata Presentase
Nilai Siklus III 70 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90 100 100 50 100 97.85
Tuntas
Tidak Tuntas √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
96,42%
3,57%
Tabel 4.13 Persentase nilai siklus III No. 1. 2.
Kategori Tuntas Belum tuntas
Frekuensi 27 1
82
Presentase 96,42% 3,57%
Jumlah Nilai 2670 70
Tabel 4.13 dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika 96% Persentase
100% 50% 4%
Presentase Ketuntasan
0% Tuntas Belum Tuntas ketuntasan belajar matematika
Gambar 4.12 Diagram prestasi belajar matematika siswa kelas V
Tingkat keberhasilan pada siklus III adalah 96,42% siswa yang tuntas dan 3,57% siswa belum tuntas dengan rata-rata 97,85. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus III ini secara klasikal siswa mengalami peningkatan atau lebih baik dari keberhasilan siklus II yaitu 89,28% menjadi 96,42%.
e) Refleksi Siswa mengikuti pembelajaran CTL lebih meningkat ini terlihat dari lembar observasi siswa ketika mengikuti pembelajaran CTL. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran CTL pada siklus III ini, nilai yang diperoleh meningkat dibandingkan dengan siklus II. Pada siklus III masih ada 1 siswa yang belum tuntas. Siswa yang belum tuntas ini adalah siswa yang sama pada siklus II. Siswa
83
tersebut memang perlu bimbingan belajar. Refleksi pada siklus III menunjukkan perubahan yang signifikan, guru dalam menyampaikan pembelajaran semakin optimal. Persentase pengamatan guru dan siswa meningkat. Siswa lebih berinisiatif dan kreatif dalam menghitung volume bangun ruang. Persentase prestasi belajar anak yang tuntas mencapai 96,42%. D. Pembahasan Hasil Siklus I, II, dan III Penelitian Tindakan Kelas ini, dilakukan 3 siklus pada materi volume bangun ruang kubus dan balok melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning. Subjek siswa kela V SDN Tingkir Tengah 01, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga pada tahun 2014/2015. Pendekatan Contextual Teaching and Learningdapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari tabel dan diagram batang hasil pengamatan setiap siklus. Tabel 4.14Hasil pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01 pada siklus I,II, dan III Skala Penilaian No.
Siklus
Tinggi
Sedang
Rendah
f
%
F
%
f
%
1.
Siklus I
4
20%
11
55%
5
25%
2.
Siklus II
7
25%
12
60%
1
5%
3.
Siklus III
16
80%
4
20%
-
-
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dibuat diagram batang tentang aktifitas pengamatan guru dari siklus I, II, dan III.
84
Diagram Batang Pengamatan Guru 90%
80%
80%
Persentase
70%
60%
55%
60%
50%
Tinggi
40% 30%
20%
25%
Sedang
25%
Rendah
20% 5%
10%
4%
0
0% Siklus I
Siklus II
Siklus III
Persentase pengamatan guru siklus I, II dan III
Gambar 4.13 Diagram batang lembar pengamatan guru siklus I, II, dan III Berdasarkan data pada gambar 4.13 menunjukkan peningkatan aktifitas guru pada pembelajaran materi volume bangun ruang kubus dan balok melalui CTL. Pendekatan CTL sangat tepat diterapkan pada materi volume bangun ruang, ini terlihat dari peningkatan presentase hasil pengamatan guru pada setiap siklus hingga mencapai skala penilaian tinggi 80%. Adapun peningkatan aktifitas siswa dapat dilihat dari tabel dan diagram batang hasil Pengamatan pembelajaran materi bangun ruang melalui CTL tiap siklus sebagai berikut: Tabel 4.15Hasil pengamatan siswa pada pembelajaran materi volume bangun ruang siklus I, II, dan III No. 1.
Skor Penilaian
Siklus Siklus I
85
Skor Nilai
%
1530
68,92%
2.
Siklus II
2035
72,67%
3.
Siklus III
2255
80,53%
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dibuat diagram batang tentang aktifitas siswa dari siklus I, II, dan III. Sebagai berikut:
Persentase
Diagram Batang Pengamatan Siswa 82.00% 80.00% 78.00% 76.00% 74.00% 72.00% 70.00% 68.92% 68.00% 66.00% 64.00% 62.00% Siklus I
80.53%
72.67% presentase nilai
Siklus II
Siklus III
Persentase pengamatan siswa siklus I, II, dan III
Gambar 4.14Diagram batang hasil pengamatan siswa pada siklus I, II, dan III
Berdasarkan data 4.14 menunjukkan peningkatan aktifitas siswa pada pembelajaran materi volume bangun ruang melalui pendekatan CTL. Terlihat presentase aktifitas siswa mulai siklus I 68,92%, siklus II 72,67%, dan siklus III 80,53% mengalami peningkatan. Mulai siklus I hingga siklus III mengalami peningkatan sekitar 11,61%. Dengan demikian pembelajaran melalui CTL sangat tepat diterapkan pada materi volume bangun ruang kubus dan balok siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01.
86
Adapun hasil belajar siswa dari siklus I, II, dan III menunjukkan peningkatan prestasi belajar, hal ini dapat dilihat dari tabel dan grafik berikut: Tabel 4.16Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I, II, dan III
Siklus I
Kriteria Ketuntasan
No.
Minimal = 75 Tuntas
1.
(Nilai Siswa ≥ 75) Tidak tuntas
2.
(Nilai Siswa < 75) Jumlah
Siklus II
Siklus III
f
%
f
%
f
%
20
71,42%
25
89,28%
27
96,42%
8
28,57%
3
10,71%
1
3,57%
28
100%
28
100%
28
100%
Berdasarkan tabel 4.16 dapat dibuat diagram batang hasil evaluasi belajar sebagai berikut:
Diagram Hasil Evaluasi Belajar 30 27 25
Frekuensi
20
25 20 Tuntas
15
Tidak Tuntas Column1
10 8 5 3 1
0
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 4.15 Grafik Hasil Evaluasi Belajar Siklus I, II, dan III
87
Berdasarkan tabel 4.16 dan diagram batang 4.15 dapat diketahui adanya peningkatan prestasi belajar, yaitu:
Pada evaluasi siklus I siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (71,42%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa (28,57%).
Pada evaluasi siklus II siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa (89,28%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa (10,71%).
Pada evaluasi siklus III siswa yang tuntas sebanyak 27 (96,42%) dan siswa yang tidak tuntas 1 siswa (3,57%). Berdasarkan data-data di atas, menunjukkan adanya peningkatan
prestasi belajar siswa pada materi volume bangun ruang kubus dan balok melaluipendekatan CTL Kedudukan pendekatan CTL terhadap prestasi belajarsebagai berikut : a. Pendekatan
CTL
sebagai
bentuk
konteks
autentik,
yaitu
pembelajaranyang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam kontekskehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah. b. Pendekatan CTL memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam. c. Pendekatan sebagai strategi pengajaran yang dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama.
88
Secara lebih sederhana pendekatan pembelajaran kontekstual berkaitan dengan prestasi belajar dapat dinyatakan menggunakan sepuluh kata kunci yaitu: kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, belajar dengan gairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis dan guru kreatif. CTL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006: 255). Siswa belajar secara langsung di lingkungan sekolah, mulai dari menghitung volume bangun kubus dan balok menggunakan kubus satuan. Siswa menghitung volume kubus dan balok menggunakan rumus, kemudian mencari bentuk-bentuk bangun ruang kubus dan balok yang ada di lingkungan sekolah untuk menghitung berapa volumenya secara langsung. Kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa kelas V SDNTingkir Tengah 01 tahun ajaran 2014/2015 dapat meningkat dengan diterapkannya pendekatan kontekstual. Peningkatan tersebut bukan hanya pada nilai akhir siswa menghitung volume bangun ruang saja, tetapi pada proses pembelajaran menghitung volume bangun ruang juga. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, peningkatan ini terlihat sebelum tindakan dan setelah tindakan dari siklus pertama hingga siklus ketiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses 89
pembelajaran. Selain keaktifan dalam mengikuti pembelajarn, terlihat pula peningkatan pada aspek keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru secara langsung, maupun kemampuan siswa memahami materi volume bangun ruang .Semakin dekat penjelasan guru dengan realitas kehidupan semakin mudah anak didik menerima dan mencerna materi pelajaran yang disajikan (Handayani, 2013) Menurut Sanjaya (2006: 255) dijelaskan bahwa dari konsep CTL ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi. Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antar materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata. Penerapan pendekatan CTL dalam menghitung volume bangun ruang pada hakikatnya adalah perwujudan tujuh komponen pokok yang terkandung
dalam
pendekatan
kontekstual.
Penerapan
komponen
bertanya(questioning)dilaksanakan berupa tanya jawab apersepsi dan tanya jawab
selama
pembelajaran
berlangsung.
Perwujudan
komponen
permodelan(modelling)adalah dengan kegiatan perwakilan siswa untuk membacakan hasil kerja kelompok. Perwujudan masyarakat belajar(learning community)
dan menemukan(inquiri)dilaksanakan dengan pembentukan
kelompok kerja untuk menemukan rumus menghitung volume bangun ruang menggunakan (contructivis)
kubus
satuan.Penerapan
komponen
kontruktivisme
adalah dengan dengan penugasan terhadap siswa untuk 90
membuat kubus dari kubus satuan. Perwujudan komponen penilaian sebenarnya(authentic assessement) adalah pelaksanaan penilaian oleh guru yang bukan hanya hasil tulisannya saja. Komponen terakhir adalah refleksi(reflection)yang
diterapkan
dengan
kegiatan
diskusi
tentang
kekurangan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Diterapkannya pendekatan kontekstual terjadi peningkatan aktivitas guru dan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa dan mendapatkan respon positif dari
siswa.
Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL meningkatkan kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa karena pendekatan CTL melibatkan interaksi antara siswa dan lingkungan, kebebasan bertanya dan berpendapat,pujian dari guru saat siswa berhasil melakukan kegiatan dengan baik. Secara umum telah menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes. Keberanian
siswa
mencetuskan
pendapat,
mengeluarkan
pendapat,
berinteraksi dengan guru, mampu medemonstrasikan, kerjasama dengan kelompok meningkat, dan menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa dalam pembelajaran yangsemakin meningkat, suasana kelaspun menjadi lebih hidup dan menyenangkan dan pada akhirnya kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa meningkat. 91
Ternyata benar bahwa melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang kubus dan balok pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01.
92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V semester I SDN Tingkir Tengah 01 Kecamatan Tingkir Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015, dalam PTK dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar tiap siklus, yaitu siklus I rata-rata kelas dari nilai evaluasi diperoleh adalah 81,78 dengan kategori baik, siklus II diperoleh rata-rata 94,28 dengan kategori sangat baik, dan siklus III diperoleh rata-rata 97,85 dengan kategori sangat baik. Hasil persentase terhadap nilai evaluasi siswa, dapat disimpulkan bahwa pada evaluasi siklus I sebanyak 71,42% siswa yang tuntas, siklus II sebanyak 89,28% siswa yang tuntas, dan siklus III jumlah siswa yang tuntas sangat memuaskan sebanyak 96,42%. Berarti dengan menggunakan pendekatan CTL siswa dapat belajar tuntas berdasarkan indikator yang ditetapkan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Mencoba penerapkan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang telah disajikan. b. Mengevaluasi pendekatan yang diterapkan sudah tepat atau belum.
93
c. Lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran matematika. 2. Bagi Siswa a. Berlatih untuk aktif, kreatif, kritis dalam menerima materi pelajaran matematika tentang volume bangun ruang. b. Memanfaatkan fasilitas sekolah yang telah tersedia dan mendukung dalam pembelajaran. c. Termotivasi untuk lebih menyukai pelajaran matematika. d. Dapat
memberikan
motivasi
kepada
siswa
untuk
lebih
meningkatkan prestasi belajar. 3. Bagi Sekolah a. Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajar meningkat. b. Sekolah berperan aktif dalam mengikutsertakan siswa dalam mengikuti setiap kegiatan yang berkaiatan dengan pembelajaran matematika, agar siswa lebih semangat belajar.
94
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Aprilia Nur. 2011. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pokok Bahasan Cahaya pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arinoto. 2014. Pelaksanaan Penelitian PTK Ilmu Pengetahuan Alam Kelas. (online), (http://catatanharianrinoto. blogspot.com/2014/03/ pelaksanaanpenelitian-ptk-ipa-kelas.html, diakses tanggal 24 Desember 2014 pukul 15.10 WIB). Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Johnson, Elaine B. 2008. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna.Bandung: Mizan Learning Center (MLC). Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center (MLC). Handayani, Sari. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. (online), (http://melihat-keindahan.bligspot.com/2013/11/faktor-faktor-yang-mem pengaruhi-belajar. html, diakses tanggal 14 Agustus 2014 Pukul 16.12 WIB). Haryanto. 2010. Pengertian Prestasi Belajar. (online), (http://www.belajar psikologi.com/pengertian-prestasi-belajar, diakses tanggal 30 Desember 2014 Pukul 11.04 WIB). Kusumah,Wijaya. 2010.Mengenal Tindakan Penelitian Kelas. Jakarta: Indeks Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Teras Sanjaya, Wina. 2006. Pendekatan Pembelajaran. Jakarta: KencanaPrenada Media Group Saputro, Wahyono. 2014. Bab II Skripsiku. (online), (http://www.scribd .com/ doc/67970579/Bab-II-Skripsiku,diakses tanggal 13 Agustus 2014 pukul 09.15 WIB).
95
Sriyanti, Lilik. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosda Karya . 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press Sukmadinata, Nana Saodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Suparno,P. (1997). Filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya Syarif, Ahmad. 2012. Sifat-sifat Bangun Ruang. (online), web-matematik. blogspot.com/2012/09/sifat-sifat-bangun-ruang.html, diakses tanggal 13 Agustus 2014 pukul 20.10 WIB). Tukiran. 2010. Penelitian Tindakan kelas. Bandung: Alfabeta Zuhaili Wahbah,et.al. 2009. Buku Pintar Al-Qur’an Seven in One. Jakarta: Almahira
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Satuan Pendidikan
: SDN Tingkir Tengah 01
Kelas/Semester
: V/I
Mapel
: Matematika
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit ( 2 x Pertemuan )
Waktu Pelaksanaan
: 11 dan 12 September 2014
I.
STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
II.
KOMPETENSI DASAR Menghitung volume bangun ruang
III.
INDIKATOR 1. Menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan 2. Menghitung volume balok dengan kubus satuan
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui peragaan siswa dapat menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan dengan benar. 2. Melalui tanya jawab siswa dapat menghitung volume balok menggunakan kubus satuan dengan benar.
V.
PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat memperkirakan banyaknya muatan suatu benda dalam kehidupan sehari-hari.
VI.
MATERI POKOK Volume sebuah benda adalah banyaknya ruang yang diisi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Tim Reality, Volume adalah isi atau besarnya benda dalam ruang. Volume sebuah benda adalah banyak ruang yang diisi. Cara menghitung Volume kubus dan balok dengan kubus satuan : Menghitung volume bangun ruang digunakan kubus satuan yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk bangun ruang. Cara menghitung volumenya dengan cara
membilang jumlah kubus satuan yang diperlukan untuk menyusun bangun tersebut sebagai berikut:
Gambar (1) terdapat 8 kubus satuan, ini berarti volume 8 satuan Gambar (2) terdapat 6 kubus satuan, ini berarti volume 6 satuan VII.
METODE Kerja kelompok, penugasan, ceramah, diskusi
VIII.
KEGIATAN PEMBELAJARAN Diskripsi Pembelajaran
Kegiatan
1. Salam, doa, absensi, menyiapkan materi ajar
10
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Menit
awal
Penerapan CTL
Alokasi
Kegiatan
Waktu
3. Siswa diajak keluar kelas untuk menunjukkan benda-benda sekitar sekolah yang berbentuk kubus dan balok. 4. Guru dan siswa tanya jawab berkaitan (Bertanya/Questioning) dengan materi volume bangun ruang yang akan dipelajari hari ini. Kegiatan inti
1. Guru
(kubus)
mempersilahkan
siswa
untuk (Masyarakat Belajar /Learning 50
bergabung dengan kelompoknya masing- Community) masing. 2.
Setiap
kelompok
diberi
kertas,
setiap
kelompok diminta untuk membuat kubus kecil-kecil dengan rusuk 2,5 cm. 3. Setelah kubus-kubus kecil itu jadi, siswa diminta membuat kubus yang lebih besar atau menyusunnya dengan bentuk kubus dengan sisi 3 kubus satuan.
(Kontruktivisme/
Menit
4. Siswa secara kelompok diminta menghitung volume
kubus
dengan
contructivism)
menghitung
banyaknya kubus kecil yang dipakai untuk membuat kubus besar. 5. Siswa dan guru membahas hasil kerja secara bersama-sama. 6. Siswa
diajak
menyimpulkan
cara
(Menemukan/Inquiry)
menghitung volume kubus. 7. Siswa mengerjakan tugas seacara kelompok. 8. Perwakilan
kelompok
maju
untuk (Pemodelan/Modelling)
mepresentasikan hasil kerja kelompok. 9. Kelompok
lain
menanggapi
hasil
kerja
kelompok lain. 10. Siswa mengerjakan soal secara individu.
Sebenarnya/Authentic Assessment)
(balok)
1. Siswa menyusun kubus-kubus kecil sehingga
10
membentuk balok dengan ukuranan panjang 4
Menit
kubus satuan, lebar 3 kubus satuan, tinggi 2 kubus satuan. 2. Siswa secara kelompok menghitung kubus
(Kontruktivisme/Contructivism)
satuan yang digunakan untuk membentuk balok. 3. siswa secara kelompok membentuk balok, sedang siswa yang lain membuat ukuran yang berbeda dan menghitung kubus satuan yang digunakan untuk membentuk balok tersebut. 4. siswa diajak untuk menyimpulkan banyak (Menemukan/Inquiry) kubus satuan penyusun balok. 5. Siswa mengerjakan tugas secara kelompok. 6. Perwakilan
kelompok
maju
(Masyarakat
Belajar/Learning
untuk Community)
membacakan jawabannya. Kelompok yang 7. Siswa mengerjakan soal secara individu.
(Pemodelan/Modelling) (Penilaian Sebenarnya/Authentic Assessment)
Kegiatan Akhir
1. Evaluasi volume bangun ruang. 2. Memantapkan kembali materi dengan tanya
(Refleksi/Reflection)
jawab secara lisan. 3. Pemberian
penghargaan
bagi
kelompok
terbaik.
IX.
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR A. Media 1. Kubus-kubus kecil satuan 2. Kardus kapur 3. Kardus makanan 4. Penghapus B. Sumber belajar 1. SOENARJO, R.J.2008.Matematika 5 : untuk SD/MI kelas5. Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,. 2. Silabus kelas V 3. Lingkungan sekitar sekolah
X.
EVALUASI A. Prosedur
: Tes Awal, Tes Akhir
B. Jenis Penilaian : Tes Tertulis dan Tes Lisan C. Bentuk
: Essai/Uraian
D. Alat Penilaian : Soal
Salatiga, 11 September 2014 Observer
Guru Kelas V
Indri Hastuti
Farida Hikmawati, S. Pd
NIM 11510009
NIP.198551122 200902 2 003 Mengetahui Kepala SDN Tingkir Tengah 01
Muhamad Rivai NIP.19600105197911 1 004
TUGAS CTL KELOMPOK Hitunglah volume bangun ruang kubus dan balok dibawah ini dengan kubus satuan ! NO 1.
SOAL
JAWABAN a. Alas kubus = 5 x 5 = 25 kubus satuan b. Tinggi kubus = 5 kubus satuan c. Jumlah kubus satuan =......x......=...... Jadi volume kubus adalah.......kubus satuan
2.
a. Alas balok =......x......=..... kubus satuan b. Tinggi balok =......kubus satuan c. Jumlah kubus satuan =......x......=...... Jadi volume balok adalah......kubus satuan
3.
a. Alas balok =......x......=......kubus satuan b. Tinggi balok =......kubus satuan c. Jumlah kubus satuan =......x......=..... Jadi volume balok adalah......kubus satuan
4.
a. Alas kubus =......x.....=......kubus satuan b. Tinggi kubus =...... kubus satuan c. Jumlah kubus satuan =......x......=...... Jadi volume kubus adalah......kubus satua
5.
a. Alas balok =......x......=......kubus satuan b. Tinggi balok =...... kubus satuan c. Jumlah kubus satuan =......x......=...... Jadi volume balok adalah......kubus satuan
SKOR
TUGAS CTL KELOMPOK Kunci Jawaban Hitunglah volume bangun ruang kubus dan balok dibawah ini dengan kubus satuan ! NO 1.
SOAL
JAWABAN
SKOR
a. Alas kubus = 5 x 5 = 25 kubus satuan b. Tinggi kubus = 5 kubus satuan c. Jumlah kubus satuan = 25 x 5 = 125
20
Jadi volume kubus adalah 125 kubus satuan 2.
d. Alas balok = 7 x 6 = 42 kubus satuan e. Tinggi balok = 4 kubus satuan f. Jumlah kubus satuan = 42 x 4 = 168 Jadi volume balok adalah 168 kubus satuan
3.
20
d. Alas balok = 6 x 3 = 18 kubus satuan e. Tinggi balok = 4 kubus satuan f. Jumlah kubus satuan = 18 x 4 = 72
20
Jadi volume balok adalah 72 kubus satuan 4.
d. Alas kubus = 6 x 6 = 36 kubus satuan e. Tinggi kubus = 6 kubus satuan f. Jumlah kubus satuan = 36 x 6 = 216 Jadi volume kubus adalah 216 kubus satua
5.
20
d. Alas balok = 4 x 3 = 12 kubus satuan e. Tinggi balok = 10 kubus satuan f. Jumlah kubus satuan = 12 x 10 = 120 Jadi volume balok adalah 120 kubus satuan
20
TUGAS CTL MANDIRI Hitunglah volume bangun ruang kubus dan balok dibawah ini dengan kubus satuan ! No. 1.
Soal
Jawaban a. Alas kubus =......x...... =...... kubus satuan b. Tinggi kubus =......kubus satuan c. Jumlah kubus satuan =......x......=...... Jadi volume kubus adalah......kubus satuan
2.
a. Alas kubus =......x...... =...... kubus satuan b. Tinggi kubus =......kubus satuan c. Jumlah kubus satuan =......x......=...... Jadi volume kubus adalah......kubus satuan
3.
a. Alas kubus =......x...... =...... kubus satuan b. Tinggi kubus =......kubus satuan c. Jumlah kubus satuan =......x......=...... Jadi volume kubus adalah......kubus satuan
4.
a. Alas kubus =......x...... =...... kubus satuan b. Tinggi kubus =......kubus satuan c. Jumlah kubus satuan =......x......=...... Jadi volume kubus adalah......kubus satuan
skor
TUGAS CTL MANDIRI Kunci jawaban Hitunglah volume bangun ruang kubus dan balok dibawah ini dengan kubus satuan ! No. 1.
Soal
Jawaban
skor
a. Alas kubus = 4 x 4 = 16 kubus satuan b. Tinggi kubus = 4 kubus satuan c. Jumlah kubus satuan = 16 x 4 = 64
25
Jadi volume kubus adalah 64 kubus satuan
2.
a. Alas kubus = 5 x 6 = 30 kubus satuan b. Tinggi kubus = 11 kubus satuan c. Jumlah kubus satuan = 30 x 11 = 330 Jadi volume kubus adalah 310 kubus satuan
3.
25
a. Alas kubus = 8 x 8 = 81 kubus satuan b. Tinggi kubus = 8 kubus satuan c. Jumlah kubus satuan = 81 x 8 = 648
25
Jadi volume kubus adalah 648 kubus satuan
4.
a. Alas kubus = 8 x 12 = 96 kubus satuan b. Tinggi kubus = 8 kubus satuan c. Jumlah kubus satuan = 96 x 8 = 768 Jadi volume kubus adalah 768 kubus satuan
25
Catatan Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal
: Kamis 11 September 2014 Jum’at 12 September 2014
Waktu
: 2 x 35 (2x Pertemuan)
Tempat
: SDN Tingkir Tengah 01
Kegiatan
Penerapan CTL
Instruksi
dengan Metode Kegiatan
Questioning
Awal
“Anak-anak hari ini kita akan belajar menghitung volume bangun kubus dan balok menggunakan kubus satuan”. “Adakah yang bisa menyebutkan contoh bangun kubus dan balok?”
Kegiatan
Learning Community
inti
“Sekarang ibu persilahkan anak-anak agar bergabung dengan kelompok CTL masing-masing”.
Contructivism
“Anak-anak sekarang hitunglah berapa banyaknya kubus kecil yang dipakai untuk membuat kubus besar
secara
kelompok”. Inquiry
“Anak-anak mari kita simpulkan bersama bagaimana cara menghitung volume bangun kubus besar, yaitu dengan cara menghitung
banyaknya
bangun
kubus
kecil
yang
digunakan untuk menyusun kubus besar”. Modelling
Satu kelompok maju ke depan untuk melakukan unjuk kerja sedangkan kelompok yang lain memperhatikan bagaimana kelompok lain mendemonstrasikan hasil kerja kelompoknya.
Authentic Assessment
Guru memberikan tanya jawab mengenai volume bangun kubus dan memberikan lembar evaluasi terhadap anakanak secara lisan tertulis.
reflection
“Anak-anak hari ini kita sudah belajar menghitung volume bangun ruang kubus dan balok menggunakan kubus satuan.
Coba kita ulas kembali bagaimana cara anak-anak menghitung volume bangun ruang kubus dan balok menggunakan kubus satuan?” Guru memberikan penghargaan berupa simbol bintang kepada kelompok yang terbaik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus II Satuan Pendidikan
: SDN Tingkir Tengah 01
Kelas
: V
Mapel
: Matematika
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Waktu Pelaksanaan
: 13 September 2014
I.
STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
II.
KOMPETENSI DASAR Menghitung volume bangun ruang
III.
INDIKATOR 1. Menghitung volume kubus menggunakan rumus
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui diskusi siswa dapat menghitung volume kubus menggunakan rumus dengan benar 2. Melalui tanya jawab siswa dapat menghitung volume kubus menggunakan rumus dengan benar.
V.
PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat memperkirakan banyaknya muatan suatu benda dalam kehidupan sehari-hari.
VI.
MATERI POKOK
Terdapat 8 kubus satuan, ini berarti volume 8 satuan
Volume kubus Jika diperhatikan, maka nilai 8 satuan juga bisa didapat dengan cara mengalikan 2 X 2 X 2 satuan. Karena kubus adalah suatu balok yang mempunyai p, l, t yang sama yang disebut rusuk maka rumus kubus adalah =
Dimana r adalah rusuk VII.
METODE Kerja kelompok, penugasan, ceramah, diskusi
VIII.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Diskripsi Pembelajaran
Penerapan CTL
Alokasi Waktu
Kegiatan
1. Salam, doa, absensi, menyiapkan materi ajar
10
awal
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Menit
3. Siswa diminta untuk menunjukkan bangun ruang kubus yang ada dilingkungan sekolah. 4. Guru dan siswa tanya jawab mengenai materi
(Bertanya/Questioning)
yang telah lalu tentang menghitung volume bangun ruang menggunakan kubus satuan. Kegiatan inti
1. Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung (Masyarakat
/Learning Community)
dengan kelompoknya masing-masing. 2.
Belajar
Siswa setiap kelompok dibagikan 2 buah bangun yang berbentuk kubus besar dan kubus satuan.
3. Siswa diminta mencari volume bangun kubus (Kontruktivisme/ contructivism)
besar menggunakan kubus satuan.
4. Perwakilan kelompok diminta maju untuk (Pemodelan/Modelling) membacakan hasil kerja kelompok. 5. Kelompok lain menanggapi dan menambah bila masih ada yang kurang dari hasil presentasi kelompok yang maju. 6. Guru membantu siswa menarik kesimpulan (Menemukan/Inquiry) tentang
cara
dengan rumus.
menghitung
volume
kubus
40 Menit
7. Siswa mengerjakan soal menghitung volume (Masyarakat kubus dengan diskusi kelompok.
Belajar
Learning Community)
8. Siswa bersama guru membahas hasil kerja kelompok. Kegiatan Akhir
4. Pemantapan materi yang disampaikan dengan (Refleksi/Reflection) tanya jawab lisan.
(Penilaian
20 Menit
5. Guru memberi soal untuk dikerjakan secara Sebenarnya/Authentic Assessment)
individu. 6. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang terbaik.
IX.
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR A. Media 1. Kubus besar 2. Kubus satuan 3. Gambar kubus B. Sumber belajar 1. SOENARJO, R.J.2008.Matematika 5 : untuk SD/MI kelas5. Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,. 2. Silabus kelas V 3. Lingkungan sekitar sekolah
X.
EVALUASI A. Prosedur
: Tes Awal, Tes Akhir
B. Jenis Penilaian : Tes Tertulis dan Tes Lisan C. Bentuk
: Essai/Uraian
D. Alat Penilaian : Soal
Salatiga, 13 September 2014
Observer
Guru Kelas V
Indri Hastuti
Farida Hikmawati, S. Pd
NIM 11510009
NIP.198551122 200902 2 003
Mengetahui Kepala SDN Tingkir Tengah 01
Muhamad Rivai NIP.19600105197911 1 004
TUGAS KELOMPOK Hitunglah bangun volume bangun ruang di bawah ini ! No
Soal
Jawaban Panjang rusuk kubus = ...... cm
1.
Maka Volume kubus = s x s x s = ...... x ...... x ...... = ...... cm
Panjang rusuk kubus = ...... cm
2.
Maka Volume kubus = s x s x s = ...... x ...... x ...... = ...... cm
Panjang rusuk kubus = ...... cm
3.
Maka Volume kubus = s x s x s = ...... x ...... x ...... = ...... cm
4.
Sebuah lampion berbentuk kubus
Diketahui : ...... ?
dibuat dari kertas berwarna merah.
Ditanyakan : ...... ?
Kerangka lampion itu dibuat dari
Penyelesaian : ...... ?
kawat. Jika panjang rusuk kubus 25
Jadi, ......?
cm, berapa meter kawat diperlukan untuk sebuah lampion?
Skor
TUGAS KELOMPOK Kunci Jawaban Hitunglah bangun volume bangun ruang di bawah ini ! No
Soal
Jawaban
Skor
Panjang rusuk kubus = 6 cm
1.
Maka Volume kubus = s x s x s = 6 cm x 6 cm x 6 cm = 216 cm3
25
Panjang rusuk kubus = 8 cm
2.
Maka Volume kubus = s x s x s = 8 cm x 8 cm x 8 cm = 512 cm
25
3
Panjang rusuk kubus = 12 cm
3.
Maka Volume kubus = s x s x s = 12 cm x 12 cm x 12 cm = 1728 cm3
4.
Sebuah lampion berbentuk kubus
Diketahui : Panjang rusuk = 25 cm Banyaknya rusuk = 12
dibuat dari kertas berwarna merah. Kerangka lampion itu dibuat dari
Ditanyakan : Panjang kawat untuk 1
kawat. Jika panjang rusuk kubus 25
lampion berbentuk kubus.
cm, berapa meter kawat diperlukan
25
Penyelesaian : Panjang kawat = 12 x 25 cm
untuk sebuah lampion?
= 300 cm =3m
Jadi, panjang kawat yang diperlukan = 3 m..
25
TUGAS CTL MANDIRI
Tentukan bangun volume bangun ruang di bawah ini ! No
Soal
Jawaban
1.
Panjang rusuk kubus = ...... cm Maka Volume kubus = s x s x s = ...... x ...... x ...... = ...... cm3
2.
Panjang rusuk kubus = ...... cm Maka Volume kubus = s x s x s 8 cm V =?
= ...... x ...... x ...... = ...... cm3
Skor
TUGAS CTL MANDIRI
Kunci jawaban Tentukan bangun volume bangun ruang di bawah ini ! No
Soal
Jawaban
1.
Skor
Panjang rusuk kubus = 9 cm Maka Volume kubus = s x s x s = 9cm x 9cm x 9cm = 729 cm3
2.
50
Panjang rusuk kubus = 8 cm Maka Volume kubus = s x s x s 8 cm V =?
= 8cm x 8cm x 8cm = 512 cm3
50
Catatan Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal
: Sabtu, 13 September 2014
Waktu
: 2 x 35 (1x Pertemuan)
Tempat
: SDN Tingkir Tengah 01
Kegiatan
Penerapan CTL
Instruksi
dengan Metode Kegiatan
Questioning
Awal
“Anak-anak hari jum’at kemaren kita sudah belajar menghitung volume bangun kubus dan balok menggunakan kubus satuan”. “Masih ingatkah anak-anak bagaimana cara menghitungnya?” “Hari ini kita akan belajar menghitung volume bangun ruang kubus menggunakan rumus”. “Sebelum belajar coba anak-anak perhatikan di lingkungan sekitar sekolah adakah contoh benda yang berbentuk bangun ruang kubus? coba sebutkan apa saja?”
Kegiatan
Learning Community
inti
“Sekarang ibu persilahkan anak-anak agar bergabung dengan kelompok CTL masing-masing”.
Contructivism
“Anak-anak sekarang hitunglah berapa banyaknya kubus kecil yang dipakai untuk membuat kubus besar dengan kelompok CTL kalian masing-masing”.
Modelling
Satu kelompok maju ke depan untuk melakukan unjuk kerja sedangkan kelompok yang lain memperhatikan bagaimana kelompok lain mendemonstrasikan hasil kerja kelompok CTL nya.
Inquiry
“Anak-anak mari kita simpulkan bersama bagaimana cara menghitung volume bangun kubus besar menggunakan rumus, 27 kubus satuan di dapat dengan cara mengalikan 3 x 3 x 3 kubus satuan. Maka rumus kubus adalah
V kubus = r x r x r ” Dimana r adalah rusuk “. Authentic Assessment
Guru memberikan tanya jawab menghitung volume bangun kubus dengan rumus dan memberikan lembar evaluasi terhadap anak-anak secara lisan tertulis.
reflection
“Anak-anak hari ini kita sudah belajar menghitung volume bangun ruang kubus menggunakan rumus. Coba kita ulas kembali bagaimana cara anak-anak menghitung volume bangun ruang kubus menggunakan rumus dengan benar?” Guru memberikan penghargaan berupa simbol bintang kepada kelompok yang terbaik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus III Satuan Pendidikan
: SDN Tingkir Tengah 01
Kelas/Semester
: V/I
Mapel
: Matematika
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Waktu Pelaksanaan
: 15 dan 16 September 2014
I.
STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun datar
II.
KOMPETENSI DASAR Menghitung volume bangun ruang
III.
INDIKATOR 1. Menghitung volume balok menggunakan rumus
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui tanya jawab siswa dapat menghitung volume balok menggunakan rumus dengan benar.
V.
PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat memperkirakan banyaknya muatan suatu benda dalam kehidupan sehari-hari.
VI.
MATERI POKOK Volume balok
Terdapat 6 kubus satuan, ini berarti volume 6 kubus satuan, 6 didapat dengan mengalikan 3 X 2 X 1 satuan. Jadi dapat ditarik rumus :
Dimana
p = panjang l = lebar t = tinggi
VII.
METODE Kerja kelompok, penugasan, ceramah, diskusi
VIII.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Diskripsi Pembelajaran
Penerapan CTL
Alokasi Waktu
Kegiatan
1. Salam, doa, absensi, menyiapkan materi ajar
10
awal
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Menit
3. Siswa diminta untuk mengamati bangun ruang balok yang ada dilingkungan sekolah. 4. Guru dan siswa tanya jawab mengenai materi
(Bertanya/Questioning)
yang telah lalu tentang menghitung volume kubus. Kegiatan inti
1. Guru menyajikan kardus yang berbentuk balok
40
kepada siswa.
Menit
2. Siswa diminta menghitung volume bangun (Masyarakat
Belajar
ruang balok menggunakan kubus satuan /Learning Community) secara kelompok. 3. Perwakilan kelompok maju kedepan untuk
(Pemodelan/Modelling)
membacakan hasil kerja kelompok. 4. Kelompok lain menanggapi dan menambah bila ada yang kurang. 5. Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok dengan cara yang benar. 6. Siswa diajak untuk menarik kesimpulan (Refleksi/Reflection) menghitung volume balok dengan rumus. 7. Siswa mengerjakan soal secara kelompok. 8. Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil kerja kelompok.
Kegiatan Akhir
1. Pemantapan materi dengan siswa mencari (Refleksi/Reflection) bangun ruang balok yang ada di lingkungan (Penilaian
20 Menit
sekolah, kemudian menghitung volumenya. 2. Guru memberi soal untuk dikerjakan secara Sebenarnya/Authentic Assessment)
individu. 3. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang terbaik.
IX.
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR A. Media 1. Kubus satuan 2. Balok 3. Gambar balok 4. Lembar soal B. Sumber belajar 1. SOENARJO, R.J.2008.Matematika 5 : untuk SD/MI kelas5. Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,. 2. Silabus kelas V 3. Lingkungan sekitar sekolah
X.
EVALUASI A. Prosedur
: Tes Awal, Tes Akhir
B. Jenis Penilaian : Tes Tertulis dan Tes Lisan C. Bentuk
: Essai/Uraian
D. Alat Penilaian : Soal
Salatiga, 15 September 2014
Observer
Guru Kelas V
Indri Hastuti
Farida Hikmawati, S. Pd
NIM 11510009
NIP.198551122 200902 2 003
Mengetahui Kepala SDN Tingkir Tengah 01
Muhamad Rivai NIP.19600105197911 1 004
TUGAS CTL KELOMPOK
Tentukan volume balok di bawah ini ! No 1.
Soal
Jawaban
Skor
Panjang balok = ...... cm Lebar balok
= ...... cm
Tinggi balok = ...... cm Maka Volume balok = p x l x t = ...... x ...... x ...... = ...... cm 2.
Panjang balok = ...... cm Lebar balok
= ...... cm
Tinggi balok = ...... cm Maka Volume balok = p x l x t = ...... x ...... x ...... = ...... cm
3.
Pak Jamaluddin membuat kolam lele
Diketahui : ......?
di kebunnya. Panjang 3 m, lebar 4 m,
Ditanyakan : ...... ?
dan dalamnya 2 m. Berapa meter Penyelesaian : kubik tanah yang digali? Volume tanah = ...m x ...m x ...m = ... m3
TUGAS CTL KELOMPOK
Kunci jawaban Tentukan volume bangun ruang balok di bawah ini ! No
Soal
1.
Jawaban
Skor
Panjang balok = 7 cm
30
Lebar balok
= 4 cm
Tinggi balok = 5 cm Maka Volume balok = p x l x t = 7cm x 4cm x 5cm = 140 cm3 2.
Panjang balok = 6 cm Lebar balok
30
= 4 cm
Tinggi balok = 12 cm Maka Volume balok = p x l x t = 6cm x 4cm x 12cm = 288 cm3
3.
Pak Jamaluddin membuat kolam lele di kebunnya. Panjang 3 m, lebar 4 m,
Lebar
dan dalamnya 2 m. Berapa meter kubik tanah yang digali?
Diketahui : Panjang = 3 m =4m
Dalam = 2 m
Ditanyakan : Banyak tanah galian?
Penyelesaian : Volume tanah = 3m x 4m x 2m = 24 m3
40
TUGAS CTL MANDIRI
Tentukan volume (v), pada bangun-bangun dibawah ini : No
Soal
Jawaban
1.
Panjang balok = ...... cm Lebar balok
= ...... cm
Tinggi balok = ...... cm Maka Volume balok = p x l x t = ...... x ...... x ...... = ...... cm 2.
Panjang balok = ...... cm Lebar balok
= ...... cm
Tinggi balok = ...... cm Maka Volume balok = p x l x t = ...... x ...... x ......
V =?
= ...... cm
7 cm
3.
Panjang balok = ...... cm Lebar balok
= ...... cm
Tinggi balok = ...... cm V=..?
Maka Volume balok = p x l x t 6 cm
= ...... x ...... x ...... = ...... cm
Skor
TUGAS CTL MANDIRI
Kunci Jawaban Tentukan volume (v), pada bangun-bangun dibawah ini : No
Soal
Jawaban
1.
Skor
Panjang balok = 8 cm Lebar balok
= 10 cm
Tinggi balok = 3 cm Maka Volume balok = p x l x t
30
= 8 x 10 x 3 = 240 cm3 2.
Panjang balok = 7 cm Lebar balok
= 5 cm
Tinggi balok = 9 cm Maka Volume balok = p x l x t = 7cm x 5cm x 9cm
V =?
= 315 cm
30
3
7 cm
3.
Panjang balok = 15 cm Lebar balok
= a cm
Tinggi balok = 8 cm Maka Volume balok = p x l x t a=
720 cm3 = 15cm x a x 8cm 720 cm3 = 120cm x a a
= 6 cm
40
Catatan Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal
: Senin, 14 September 2014 Selasa, 15 September 2014
Waktu
: 2 x 35 (2 x Pertemuan)
Tempat
: SDN Tingkir Tengah 01
Kegiatan
Penerapan CTL
Instruksi
dengan Metode Kegiatan
Questioning
“Anak-anak sabtu kemaren kita sudah belajar menghitung volume bangun kubus menggunakan rumus”.
Awal
“Masih ingatkah anak-anak bagaimana cara menghitungnya?” “Hari ini kita akan belajar menghitung volume bangun ruang balok menggunakan rumus”. “Sebelum belajar coba anak-anak perhatikan di lingkungan sekitar sekolah adakah contoh benda yang berbentuk bangun ruang balok? coba sebutkan apa saja?” Kegiatan
Learning Community
inti
“Sekarang ibu persilahkan anak-anak agar bergabung dengan kelompok CTL masing-masing”. “Anak-anak sekarang hitunglah berapa banyaknya kubus kecil yang dipakai untuk membuat kubus besar dengan kelompok CTL kalian masing-masing”.
Modelling
Satu kelompok maju ke depan untuk melakukan unjuk kerja sedangkan kelompok yang lain memperhatikan bagaimana kelompok lain mendemonstrasikan hasil kerja kelompok CTL nya. Kelompok yang melakukan unjuk kerja di depan kelas menyusun kubus satuan dengan panjang 3 kubus satuan, lebar 2 kubus satuan, tinggi 1 kubus satuan untuk dijadikan bangun balok.
Inquiry
“Anak-anak mari kita simpulkan bersama bagaimana cara menghitung volume bangun balok menggunakan rumus, setelah kita menyusun kubus satuan di dapat volume balok yaitu 6 kubus satuan. Diperoleh dengan cara mengalikan 3 x 2 x 1 kubus satuan. Maka rumus balok adalah V kubus = p x l x t ”
Reflection
“Anak-anak hari ini kita sudah belajar menghitung volume bangun ruang balok menggunakan rumus. Coba kita ulas kembali bagaimana cara anak-anak menghitung volume bangun ruang balok menggunakan rumus dengan benar?”
Authentic Assessment
Guru memberikan tanya jawab menghitung volume bangun kubus dengan rumus dan memberikan lembar evaluasi terhadap anak-anak secara lisan tertulis. Guru memberikan penghargaan berupa simbol bintang kepada kelompok yang terbaik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tabel Tabel Prestasi Belajar Matematika siswa kelas V pra siklus Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah Rata-rata
Rata-rata
=
Rata-rata
=
Skor Tes 59 50 50 45 69 75 67 72 50 44 60 56 65 53 53 64 51 50 56 55 79 64 75 73 55 54 50 60 1675 59,46
Tuntas/Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
= 59,46
Presentase = Presentase siswa yang tuntas =
X 100% x 100% = 11%
Presentase siswa yang belum tuntas =
x 100% = 89 %
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Volume Bangun Ruang melalui CTL Pelaksanaan Penelitian Siklus I
No 1.
2.
3.
4.
5.
Nama Sekolah
: SDN Tingkir Tengah 01
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: V/1
Hari/Tanggal
: 11 September 2014
Kemampuan guru dalam mengajar Kemampuan guru dalam membuka pelajaran a. Salam, memotivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Memberikan gambaran umum materi dengan mengajak siswa keluar kelas untuk menunjukkan benda-benda yang berbentuk kubus dan balok. c. Memberikan tanya jawab kepada siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar a. Materi yang disampaikan sesuai dengan pendekatan CTL, pembelajaran disertai contoh. b. Penyampaian sistematis dengan bahasa jelas dan benar mudah dipahami siswa. c. Menggunakan asas-asas sesuai pendekatan CTL Mengadakan variasi gaya mengajar a. Menampilkan sikap bersahabat. b. Berbicara dengan sopan kepada siswa, menggunakan katakata halus dalam menegur siswa. c. Menghargai setiap perbedaan pendapat siswa. d. Membantu siswa yang mendapat kesulitan ketika belajar kelompok maupun individu. e. Mendorong siswa menumbuhkan kepercayaan kepada diri sendiri. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran a. Mendorong siswa mengemukakan ide dan gagasan. b. Siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. c. Menjadikan siswa bersemangat kembali bagi yang belum berhasil. d. Memberi tugas kelompok dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran a. Simpulan materi jelas dan mencakup seluruh inti materi. b. Siswa terlibat aktif dalam membuat simpulan. c. Mengarahkan siswa agar materi ajar dipelajari kembali di rumah. d. Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi. e. Salam penutup
Jumlah
3
Skor 2
1
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4
11
5
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Materi Volume Bangun Ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kemampuan Guru dalam Mengajar Kemampuan guru dalam membuka pelajaran Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar Mengadakan variasi gaya mengajar Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
Jumlah
Tinggi f %
Sedang f %
Rendah f %
-
-
3
15%
-
-
-
-
3
15%
-
-
-
-
2
10%
3
15%
1
5%
2
10%
1
5%
3
15%
1
5%
1
5%
4
20%
11
55%
5
25%
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Volume Bangun Ruang melalui CTL Pelaksanaan Penelitian Siklus II
No 1.
2.
3.
4.
5.
Nama Sekolah
: SDN Tingkir Tengah 01
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: V/1
Hari/Tanggal
: 13 September 2014
Kemampuan guru dalam mengajar Kemampuan guru dalam membuka pelajaran a. Salam, memotivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Memberikan gambaran umum materi dengan mengajak siswa keluar kelas untuk menunjukkan benda-benda yang berbentuk kubus dan balok. c. Memberikan tanya jawab kepada siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar a. Materi yang disampaikan sesuai dengan pendekatan CTL, pembelajaran disertai contoh. b. Penyampaian sistematis dengan bahasa jelas dan benar mudah dipahami siswa. c. Menggunakan asas-asas sesuai pendekatan CTL Mengadakan variasi gaya mengajar a. Menampilkan sikap bersahabat. b. Berbicara dengan sopan kepada siswa, menggunakan katakata halus dalam menegur siswa. c. Menghargai setiap perbedaan pendapat siswa. d. Membantu siswa yang mendapat kesulitan ketika belajar kelompok maupun individu. e. Mendorong siswa menumbuhkan kepercayaan kepada diri sendiri. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran a. Mendorong siswa mengemukakan ide dan gagasan. b. Siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. c. Menjadikan siswa bersemangat kembali bagi yang belum berhasil. d. Memberi tugas kelompok dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran a. Simpulan materi jelas dan mencakup seluruh inti materi. b. Siswa terlibat aktif dalam membuat simpulan. c. Mengarahkan siswa agar materi ajar dipelajari kembali di rumah. d. Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi. e. Salam penutup
Jumlah
3
Skor 2
1
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7
12
1
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Materi Volume Bangun Ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kemampuan Guru dalam Mengajar Kemampuan guru dalam membuka pelajaran Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar Mengadakan variasi gaya mengajar Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
Jumlah
Tinggi f %
Sedang f %
Rendah f %
1
5%
2
10%
-
-
2
10%
1
5%
-
-
-
-
5
25%
-
-
1
5%
3
15%
-
-
3
15%
1
5%
1
5%
7
25%
12
60%
1
5%
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Volume Bangun Ruang melalui CTL Pelaksanaan Penelitian Siklus III Nama Sekolah : SDN Tingkir Tengah 01
No 1.
2.
3.
4.
5.
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: V/1
Hari/Tanggal
: 15 September 2014
Kemampuan guru dalam mengajar Kemampuan guru dalam membuka pelajaran a. Salam, memotivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Memberikan gambaran umum materi dengan mengajak siswa keluar kelas untuk menunjukkan benda-benda yang berbentuk kubus dan balok. c. Memberikan tanya jawab kepada siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar a. Materi yang disampaikan sesuai dengan pendekatan CTL, pembelajaran disertai contoh. b. Penyampaian sistematis dengan bahasa jelas dan benar mudah dipahami siswa. c. Menggunakan asas-asas sesuai pendekatan CTL Mengadakan variasi gaya mengajar a. Menampilkan sikap bersahabat. b. Berbicara dengan sopan kepada siswa, menggunakan katakata halus dalam menegur siswa. c. Menghargai setiap perbedaan pendapat siswa. d. Membantu siswa yang mendapat kesulitan ketika belajar kelompok maupun individu. e. Mendorong siswa menumbuhkan kepercayaan kepada diri sendiri. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran a. Mendorong siswa mengemukakan ide dan gagasan. b. Siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. c. Menjadikan siswa bersemangat kembali bagi yang belum berhasil. d. Memberi tugas kelompok dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran a. Simpulan materi jelas dan mencakup seluruh inti materi. b. Siswa terlibat aktif dalam membuat simpulan. c. Mengarahkan siswa agar materi ajar dipelajari kembali di rumah. d. Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi. e. Salam penutup Jumlah
3
Skor 2
1
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16
4
0
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Materi Volume Bangun Ruang melalui CTL di SDN Tingkir Tengah 01
Kemampuan Guru dalam Mengajar
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kemampuan guru dalam membuka pelajaran Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar Mengadakan variasi gaya mengajar Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
Jumlah
Keterangan : Rata-rata
=
Rata-rata 1,0-1,99 2,0-3.99 4,0-5,99 6,0-7,99 8,0-10,0
Presentase =
Keterangan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
X 10
Tinggi f %
Sedang f %
Rendah f %
3
15%
-
-
-
-
2
10%
1
5%
-
-
4
20%
1
5%
-
-
3
15%
1
5%
-
-
4
20%
1
5%
-
-
16
80%
4
20%
-
-
DAFTAR ABSENSI ANAK KELAS Nama Siswa Sri Wahyuni Akbar Sapta R Afrel Ali S Ahmad Tri Wahyu Ayumi Nafisa Bagas Praditya Bagus Santa Bintang Naima Della Salsabila Farid Setya N Fathiyya Malina Heni Rahmawati Mariviana Nur A Mariviana Nur K Maulana Nur C Mugiyanto Muhamad Hasan M Muhamad Rafli R Muhamad Sadam M Nita Ayu A Nurul Aini Putri Adella Riska A Taufiq Izzudin Ulfa Afifatul M Wahyu A Arjuna Amri Yossy Henda\ra
Simbol 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Materi Bangun Ruang melalui CTL Siklus I
No
Aspek yang diamati
1 Keaktifan Menyampaikan informasi kepada teman Aktif mengemukakan ide dan gagasan yang cemerlang Mengajukan pertanyaan/menjawab pertanyaan Aktif mengerjakan tugas individu/kelompok 2 Kerjasama Dapat berdiskusi dengan kelompok Bekerja sama dalam memecahkan masalah dalam kelompok 3 Sikap Mendengarkan dengan
Nama Sekolah
: SDN Tingkir Tengah 01
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: V/1
Hari/Tanggal
: Kamis / 11 September 2014 Nama Anak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
5
10
10
10
10
10
10
10
10
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
5
10
10
10
10
10
10
10
10
5
10
10
10
10
10
10
10
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
10
10
10
10
10
10
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
10
10
10
10
10
10
10
5
5
10
5
10
10
10
10
5
10
5
5
5
10
10
10
5
5
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
baik ketika teman berpendapat Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok 4 Kreatifitas Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan tugas Inisiatif siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok Skor tiap anak Jumlah Skor Total Rata-rata Keterangan : Rata-rata
5
5
5
10
10
10
5
5
10
5
5
5
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
5
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
5
5
5
5
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
5
10
10
10
10
10
5
5
10
5
10
10
10
10
5
10
50
60
70
80
80
85
70
75
80
70
70
70
75
70 70 1530 68,92
70
70
70
60
50
70
60
70
75
70
70
60
70
= =
Skala 1 2 3 4
= 68,92 Rata-rata 10 – 23 25 – 49 50 – 74 75 – 100
Presentase = =
Keterangan Kurang Sedang Baik Sangat baik
X 100% X 100% = 68,92%
Lembar Pengamatan Siswaa pada Pembelajaran Materi Bangun Ruang melalui CTL Siklus II
No
Aspek yang diamati
1 Keaktifan Menyampaikan informasi kepada teman Aktif mengemukakan ide dan gagasan yang cemerlang Mengajukan pertanyaan/menjawab pertanyaan Aktif mengerjakan tugas individu/kelompok 2 Kerjasama Dapat berdiskusi dengan kelompok Bekerja sama dalam memecahkan masalah dalam kelompok 3 Sikap Mendengarkan dengan
Nama Sekolah
: SDN Tingkir Tengah 01
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: V/1
Hari/Tanggal
: Kamis / 11 September 2014 Nama Anak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
5
5
5
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
baik ketika teman berpendapat Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok 4 Kreatifitas Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan tugas Inisiatif siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok Skor tiap anak Jumlah Skor Total Rata-rata Keterangan : Rata-rata
5
5
5
5
5
5
5
5
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
10
5
10
10
10
10
5
10
5
5
10
5
5
5
5
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
60
70
70
80
75
75
70
75
80
75
75
70
75
70 70 2035 72,67
75
70
70
65
70
70
70
75
75
75
75
75
80
= =
Skala 1 2 3 4
= 72,67 Rata-rata 10 – 23 25 – 49 50 – 74 75 – 100
Presentase = =
Keterangan Kurang Sedang Baik Sangat baik
X 100% X 100% = 72,67%
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Materi Bangun Ruang melalui CTL Siklus III
No
Aspek yang diamati
1 Keaktifan Menyampaikan informasi kepada teman Aktif mengemukakan ide dan gagasan yang cemerlang Mengajukan pertanyaan/menjawab pertanyaan Aktif mengerjakan tugas individu/kelompok 2 Kerjasama Dapat berdiskusi dengan kelompok Bekerja sama dalam memecahkan masalah dalam kelompok 3 Sikap Mendengarkan dengan
Nama Sekolah
: SDN Tingkir Tengah 01
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: V/1
Hari/Tanggal
: Kamis / 11 September 2014 Nama Anak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
5
5
5
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
5
10
10
5
5
5
10
10
10
10
5
10
10
10
10
10
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
baik ketika teman berpendapat Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok 4 Kreatifitas Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan tugas Inisiatif siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok Skor tiap anak Jumlah Skor Total Rata-rata Keterangan : Rata-rata
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
10
10
10
5
5
10
10
5
5
5
5
10
5
10
5
10
5
5
10
5
5
5
5
5
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
70
80
80
90
85
80
80
85
85
80
80
75
80
85 75 2255 80,53
80
75
85
80
80
85
75
80
80
80
80
80
85
= =
Skala 1 2 3 4
= 80,53 Rata-rata 10 – 23 25 – 49 50 – 74 75 – 100
Presentase = =
Keterangan Kurang Sedang Baik Sangat baik
X 100% X 100% = 80,53%
Angket Pembelajaran Matematika Volume Bangun Ruang Melalui CTL pada Siswa Kelas V SDN Tingkir Tengah 01
Berilah tanda √ (checklist) untuk menjawab pertanyaan dibawah ini! No 1.
Pernyataan Saya dapat melihat dan berinteraksi dengan lingkungan di luar kelas secara langsung.
2.
Saya mudah memahami pelajaran karena dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
3.
Saya mampu menghitung volume bangun ruang menggunakan kubus satuan dengan benar.
4.
Saya mampu menghitung volume bangun ruang kubus menggunakan rumus dengan benar.
5.
Saya mampu menghitung volume bangun ruang balok menggunakan rumus dengan benar.
6.
Pelajaran menjadi lebih jelas dan mudah dipahami, karena saya melaksanakan secara langsung.
7.
Saya tidak merasa jenuh saat belajar.
8.
Saya merasa senang menjawab pertanyaan dari guru mengenai volume bangun ruang.
9.
Saya lebih senang belajar kelompok, karena dapat memecahkan masalah secara bersama-sama.
9.
Saya senang mengerjakan soal-soal evaluasi secara kelompok.
11.
Saya senang mengerjakan soal-soal evaluasi secara individu. Jumlah
Jawaban Ya
Tidak
Hasil Angket Siswa pada Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan CTL
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27
Nomor Pertanyaan 4 5 6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 27 26
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
Keterangan : 1
: Ya
0
: Tidak
Presentase =
x 100%
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 25
10 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 25
11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 26
jml 11 11 8 11 11 11 11 10 11 11 11 10 11 11 11 9 11 11 11 11 11 11 7 9 11 8 11 11 292
Data Hasil Angket Siswa pada Pembelajaran Materi Volume Bangun Ruang melalui CTL secara Individu No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nama siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah Rata-rata
Ya f 11 11 8 11 11 11 11 10 11 11 11 10 11 11 11 9 11 11 11 11 11 11 7 9 11 8 11 281
10.03
Tidak % 100% 100% 73% 100% 100% 100% 100% 91% 100% 100% 100% 91% 100% 100% 100% 82% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 64% 82% 100% 73% 100% 2556% 91.28%
F
%
3
27%
1
9%
1
9%
2
18%
4 2
36% 18%
3
27%
16 0.6
144% 8.72%
Data Hasil Angket Siswa pada materi Volume Bangun Ruang Melalui CTL No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah Rata-rata
Ya f 28 26 27 26 27 26 28 28 25 25 26 292 27
Tidak % 100% 93% 96% 93% 96% 93% 100% 100% 89% 89% 93% 1043% 95%
f
%
2 1 2 1 2
7% 4% 7% 4% 7%
3 3 2 16 1
11% 11% 7% 58% 5%
Lembar Dokumentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan CTL
Siswa menghitung volume kubus besar menggunakan kubus satuan
Siswa mengerjakan tugas kelompok bersama kelompok CTL masing-masing
Peneliti membimbing siswa untuk mengejakan lembar soal CTL
Siswa bersama kelompok CTL-nya menhitung volume bangun balok menggunakan kubus satuan
Siswa mengerjakan tugas mandiri CTL
Siswa mengerjakan tugas mandiri CTL
Lembar Dokumentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan CTL
Siswa mengerjakan tugas kelompok menghitung volume balok dengan kelompok CTL-nya
Siswa menghitung volume bangun balok yang ada dilingkungan sekitar sekolah
Siswa menghitung volume balok dan kubus yang ada lingkungan sekitar sekolah
DAFTAR NILAI SKK Nama : Indri Hastuti
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PGMI
Nim
Dosen PA M.Ag
NO. 1.
2.
3.
4.
: 11510009
NAMA KEGIATAN Piagam Penghargaan OPAK STAIN Salatiga “Optimalisasi Nalar Kritis Mahasiswa” Surat Keputusan (SK) Penetapan Guru TK Islam NU Siti Hajar Tengaran 2010 Sertifikat UPT Perpustakaan “User Education” STAIN Salatiga 2010 Sertifikat Seminar Sehari “Pemahaman Makna Al Qur’an dan Hadits” 2010
: Tri Wahyu Hidayati,
PELAKSANAAN
STATUS
SKOR
25-27 Agustus 2010
Peserta
3
01 September 2010
Peserta
3
25 September 2010
Peserta
3
30 September 2010
Peserta
3
29 November 2010
peserta
3
19 Desember 2010
Peserta
6
2 Januari 2011
Peserta
3
30 Januari 2011
Peserta
2
17 Mei 2011
Peserta
3
29 Mei 2011
Peserta
3
Sertifikat Tafsir Tematik surat Al-A’raf 96-100 5.
dan Ar-Rum 41-42 dengan tema “Indonesia Menangis Darah” Sertifikat “Nasional Workshop of
6.
Entrepreuneurship and basic Cooperation” 2010 Piagam Penghargaan “Training Ustadz-
7.
Ustadzah TPQ” atas kerjasama (PESMA walisongo dan LDK STAIN Salatiga Piagam Bedah Novel BUMI CINTA
9.
“Tingkatkan Iman dengan Persaudaraan Menuju Pemimpin Insan Terdepan” oleh FS SKI Kota Salatiga Piagam Penghargaan Seminar Keperempuanan
10.
“Menumbuhkan Kembali Jiwa Kekartinian dalam Ranah Kampus” Piagam Penghargaan “Pelatihan Ustadz
11.
Ustadzah Taman Pendidikan Al-Qur’an Kota Salatiga Tahun 2011”
12.
Surat Keputusan (SK) Penetapan Guru TK Islam NU Siti Hajar Tengaran 2011”
1 Agustus 2011
Guru
3
27 Maret 2012
Peserta
3
6 Juni 2012
Peserta
6
29 Juni 2012
Peserta
2
1 Agustus 2012
Peserta
3
5 Desember 2012
Peserta
3
12 Desember 2012
Peserta
3
13 Januari 2013
Peserta
3
Piagam Public Hearing “ Meningkatkan 13.
Kepekaan dan Transparasi Kinerja Lembaga Menuju Kampus yang Amanah” oleh SEMA STAIN Salatiga Sertifikat Seminar Nasional Pendidikan
14.
“Pendidikan Multikultural Sebagai Pilar Karakter Bangsa” Sertifikat “Bimbingan Belajar Menghadapi
15.
UAS SIBA Bhs Inggris & Bhs. Arab” oleh CEC & ITTAQO STAIN Salatiga
16 17. 18.
19.
20.
Surat Keputusan (SK) Penetapan Guru TK Islam NU Siti Hajar Tengaran 2012 Sertifikat “24 Cara Mendongkrak IPK” Sertifikat “Technology Era, The Best Moment to Learn English” oleh CEC STAIN Salatiga Sertifikat Seminar Kesehatan Wanita bersama AVAIL Salatiga Piagam “Peringatan Hari Ulang Tahun TPQ Roudlotul Tarbiyah”
24-31 Maret 2013
Dewan Juri
3
Sertifikat Seminar Nasional ”Perjuangan Kaum 21.
Perempuan dalam Kesetaraan Hukum Islam di
30 April 2013
Peserta
6
1 Juli 2013
Guru
3
23 Oktober 2013
Peserta
6
7 November 2013
Peserta
3
23-24 November 2013
Peserta
3
Indonesia” 22.
Surat Keputusan Penetapan Guru TK Islam NU Siti Hajar Tengaran 2013 Piagam MTQ Mahasiswa V “HTQ Sarana
23.
Apresiasi untuk Mencetak Insan Qur’ani” oleh JQH STAIN Salatiga
24.
Piagam “Hijab and Beauty class” oleh Hijabers STAIN Salatiga Sertifikat Penerimaan Anggota Baru (PAB)
25.
JQH 2013 dengan tema ”Kristalisasi Nilai Qur’ani Menuju Insan yang Penuh Hikmah”
Sertifikat Seminar Nasioanal Pendidikan 26.
Sukses Akademik & Sukses Bakat” Tanpa
8 Maret 2014
Peserta
3
7 April 2014
Peserta
3
03 Mei 2014
Pengajar
3
02-03 Juli 2014
Peserta
3
10-12 Juli 2014
Peserta
3
1 Agustus 2014
Guru
3
6 November 2014
Pengajar
3
Stress dan Nambah Jam Belajar” Sertifikat Talk Show “How to be a Successfull 27.
Creative Preneur to Face ASEAN Economic Community 2015” STAIN Salatiga Surat Keterangan Penetapan sebagai Pengajar
28.
di TPQ Asy Syifa’ Pulutan sejak Tahun Pelajaran 2010 -2014 Sertifikat Juri Prektek Sholat “Festival
29.
Ramadhan 1435 H” Se-Desa Ngablak kec. Srumbung Kab. Magelang
30.
31.
Sertifikat “Workshop Implementasi Kurikulum 2013 bagi Guru Kelas I dan IV MI Surat Keputusan Penetapan Guru TK Islam NU Siti Hajar Tengaran 2014 Surat Keterangan Penetapan sebagai Pengajar
32.
di TPQ Roudlotul Tarbiyah Dusun Salam sejak Tahun Pelajaran 2012 -2014 Jumlah
101
Salatiga, 8 November 2014
Mengetahui, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaaan dan Kerjasama
Moh.Khusen, M.Ag, M.A NIP.19741212 199903 1 003
RIWAYAT HIDUP PENULIS Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut: Nama
: Indri Hastuti TTL
: Kab. Semarang, 1 Juni 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Alamat
: Dsn. Kadipurwo Rt 01/Rw 06
Riwayat Pendidikan: a. TK Pertiwi Tingkir Tengah b. SDN Tingkir Tengah 01 Tahun Pelajaran 2003/2004 c. Mts N Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007 d. MAN 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010 e. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Tarbiyah PGMI STAIN Salatiga Demikian daftar riwayat hidup saya, saya buat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 6 November 2014 Penulis,
Indri Hastuti
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI VOLUME BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Indri Hastuti * 11510009
[email protected]
ABTRAK Kata kunci: CTL,Prestasi Belajar, Volume Bangun Ruang Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya prestasi belajar mata pelajaran matematika materi volume bangun ruang kubus dan balok siswa kelas V, SDN Tingkir Tengah 01. Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar adalah pemahaman materi oleh siswa yang rendah dikarenakan pendekatan belajar yang belum menghadirkan dunia nyata siswa ke dalam kelas. Berdasarkan hasil pengamatan awal diketahui rata-rata nilai ulangan mata pelajaran matematika pokok bahasan volume bangun ruang siswa adalah 59,46 dengan KKM 70. Masalah utama yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga? Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Kec. Tingkir, Salatiga yang
berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 16 siswa lakilaki. Penelitian dilakukan pada semester satu pada tahun 2014/2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data dalam penelitian ini dengan pedoman atau lembar pengamatan, soal tes essay, pedoman dokumentasi, pedoman wawancara, dan angket umpan balik pada pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh bahwa dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang kelas V SDN Tingkir Tengah 0, Kec. Tingkir, Kota Salatiga. Hasil evaluasi siswa pada siklus I sebesar 71,42%, siklus II sebesar 89,28%, dan siklus III sebesar 96,42 %. Dibuktikan dengan adanya peningkatan prestasi siswa sesudah penerapan pendekatan Contextual Teaching Learning yaitu siklus I sebesar 20 siswa, siklus II sebesar 25 siswa, dan siklus III sebesar 27 siswa yang memenuhi KKM dengan nilai (75). A. PENDAHULUAN Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan perubahan, meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Selama ini kegiatan proses pembelajaran di SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga hanya meliputi aspek pengetahuan. Masih
sedikit pembelajaran yang
memasukkan aspek sikap dan aspek keterampilan. Sehingga siswa dalam proses pembelajaran tidak terangsang untuk aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kondisi seperti ini juga ditemukan dalam pembelajaran Matematika siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01, yaitu kurang melibatkan siswa dalam belajar bahkan terlihat pasif. Akibatnya prestasi belajar Matematika selama 3 tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari nilai KKM sekolah yaitu 60 dengan skor rata – rata nilai ulangan harian matematika materi volume bangun ruang 59,46. Rendahnya prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: (a) penggunaan metode ceramah oleh guru; (b)
pemahaman materi oleh siswa yang belum optimal; (c) hasil evaluasi kurang memuaskan dan hasil belajar cepat hilang ketika materi telah selesai. Hal ini berhubungan erat dengan pendekatan yang dilakukan guru dalam mengajar kurang
sehari-hari. Selain itu, dalam proses pembelajaran, anak
didorong
untuk
mengembangkan
kemampuan
berfikir.
(Sanjaya,2007:6).Guna mengembangkan kemampuan prestasi belajar
anak
dalam pembelajaran matematika serta teknik yang berbeda dari guru, untuk itu peneliti melakukan terobosan baru melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang merupakan
pendekatan
belajar
yang
menghadirkan dunia nyata siswa ke dalam kelas sehingga siswa seakanakan pernah mengalami dan tidak asing. Pendekatan pembelajaran CTL ini mengajak siswa untuk aktif dalam belajar, jadi guru hanya sebagai fasilitator membantu siswa untuk mencapai tujuan dari materi. Guru sebagai fasilitator lebih banyak berurusan dengan pendekatan, memberi informasi, dan mengelola kelas dengan efektif. Pengetahuan dan keterampilan datang dari hasil proses menemukan sendiri, bukan dari apa yang disampaikan atau diajarkan guru. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, rumusan masalah Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: Apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga? Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi Siswa: Meningkatnya kemampuan siswa menghitung volume bangun ruang, 2) Bagi Peneliti: Menambah wawasan dan memotivasi untuk kreatif dalam pembelajaran matematika, 3) Bagi Guru: Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi siswa kelas V SD yang mengalami kesulitan pembelajaran dalam bidang matematika khususnya dalam menghitung volume bangun ruang. Penelitian ini memiliki batasan-batasan: 1) penelitian meniti beratkan pada
pendekatan
Contextual
Teaching
and
Learning
(CTL)
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga, 2) Lokasi Penelitian adalah SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga, 3) Objek Penelitian adalah siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 salatiga, dengan jumlah 28 siswa yang terdiri dari 12 anak perempuan dan 16 anak laki – laki. Menghindari pemaknaan yang kurang sesuai terhadap istilah-istilah dalam penelitian ini, maka perlu didefinisikan beberapa istilah sebagai berikut: 1) Prestasi Belajar: penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran , lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru, 2) Contekstual Teaching and Learning (CTL): pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat (JohnsonElaine.B,2002:65), 3) Peningkatan: sebuah cara atau usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik (http://www.scribd.com/doc/67970579/Bab-IISkripsiku), 4) Volume Bangun Ruang: penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Bangun ruang merupakan sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi (webmatematik.blogspot.com/2012/09/sifat-sifat-bangun-ruang.html). B. KAJIAN TEORI Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi
kehidupan
nyata
sehingga
mendorong
siswa
untuk
menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya,2006:255). Prestasi belajar adalah penguasaaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan untuk menaikkan sesuatu atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke suatu arah yang lebih baik lagi daripada sebelumnya. Volume adalah isi atau besarnya benda dalam ruang. Volume sebuah benda adalah banyak ruang yang diisi.
METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus tindakan, setiap siklus terdiri dari (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi, (d) refleksi. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015. Dengan jumlah 28 siswa yang terdiri dari 12 anak perempuan dan 16 anak laki – laki. Dasar pertimbangan pilihan subyek yaitu kelas V karena ditemukan permasalahan dalam pembelajaran matematika volume bangun ruang. Penelitian dilakukan kurang lebih selama 3 bulan yaitu mulai bulan Juli 2014 sampai September 2014.
Gambar 1.1
Siklus pemecahan masalah (Arikunto,2006)
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan: 1) Observasi digunakan
untuk
mengamati proses pembelajaran guru dan siswa di kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga, 2) Interview untuk menggali data tentang implementasi pendekatan CTL pada mata pelajaran matematika materi volume bangun ruang, 3) Dokumentasi dilakukan dengan mencatat/ mengabdikan kegiatan berupa foto/melihat arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian, 4) Catatan insidental digunakan sebagai catatan untuk menampung kejadian-kejadian insidental yang tidak tertampung di instrumen lainnya, 5) Tes yang digunakan berbentuk tes essai,
untuk mengukur kemajuan belajar siswa yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian. Untuk menilai ulangan tes formatif Siswa kelas V dengan KKM yaitu 75 dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : M
= Nilai rata-rata siswa
∑X
= Jumlah semua nilai siswa
N
= Jumlah siswa
Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa yaitu 90% digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P = Persentase ketuntasan belajar siswa f = frekuensi ketuntasan belajar siswa N = Jumlah Siswa DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus karena sudah cukup mewakili data yang diperlukan untuk mengukur prestasi belajar siswa, yaitu: Siklus I 1. Perencanaan Dalam tahap ini mencangkup kegiatan: menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran melalui pendekatan CTL, Menyiapkan perangkat siklus I meliputi absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang. 2. Tindakan Tindakan siklus I berlangsung selama 2 kali tatap muka (4 x 35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung volume kubus dan balok menggunakan kubus satuan. Kegiatan Inti Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok CTL masing-masing, siswa diminta menyusun bentuk kubus dengan sisi 3 kubus satuan serta balok dengan panjang 4 kubus satuan, lebar 3 kubus satuan, dan tinggi 2 kubus satuan. Siswa secara kelompok
diminta menghitung volume kubus dan balok dengan menghitung banyaknya kubus kecil yang dipakai untuk membuat bangun kubus dan balok. 3. Observasi Kegiatan siswa yang diamati peneliti adalah keaktifan, kerjasama, sikap, dan kreatifitas. Sedangkan aktifitas guru yang diamati adalah persiapan guru dalam mengajar, memotivasi siswa, menyampaikan materi ajar, mengadakan variasi gaya mengajar, melibatkan siswa secara aktif, penguasaan materi pelajaran, mengelola kelas, dan menutup pelajaran. 4. Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus II 1. Perencanaan Dalam tahap ini mencangkup kegiatan sebagai berikut: Menyiapkan RPP, absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang. 2. Tindakan Tindakan siklus II berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung volume kubus menggunakan rumus dengan menerapkan pendekatan CTL. Siswa diminta untuk menunjukkan bentuk-bentuk bangun kubus yang ada di lingkungan sekolah. Siswa diminta mencari volume bangun kubus besar menggunakan kubus satuan. Kemudian siswa mengerjakan soal menghitung volume kubus dengan rumus. 3. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL untuk mengetahui sikap guru selama mengajar serta kegiatan siswa selama proses pembelajaran. 4. Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus III 1. Perencanaan
Dalam tahap ini mencangkup kegiatan sebagai berikut: Menyiapkan RPP, absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian, dan soal volume bangun ruang. 2. Tindakan Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menghitung volume balok menggunakan rumus. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan CTL. Siswa diminta menghitung volume bangun ruang balok menggunakan kubus satuan secara kelompok. Siswa diajak untuk menarik kesimpulan menghitung volume balok dengan rumus. Siswa mengerjakan soal secara kelompok menghitung volume bangun ruang balok. 3. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL untuk mengetahui sikap guru selama mengajar serta kegiatan siswa selama proses pembelajaran. 4. Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan CTL. Pada siklus III semua siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Hasil observasi pra siklus sebelum dilaksanakan tindakan siklus dijelaskan bahwa siswa kelas V masih rendah dalam kemampuan menghitung volume bangun ruang. Hal tersebut dapat dilihat dari data skor nilai yang diperoleh siswa hanya 3 siswa (11%) yang mampu mendapatkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75 dan 25 siswa (89%) masih dibawah KKM. Hal ini disebabkan pembelajaran matematika di SDN Tingkir Tengah 01 kurang melibatkan siswa dalam belajar bahkan terlihat pasif, sehingga hanya aspek kognitif saja yang terpenuhi. Sedangkan aspek afektif dan psikomotorik belum nampak. Siklus I Hasil pengamatan guru dalam pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL, Persentase ketuntasan siswa pada siklus I adalah 71,42% dan 28,57% siswa belum tuntas dengan rata-rata 81,78. Sehingga perlu diadakan pembenahan pembelajaran pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran CTL pada siklus I, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: Siswa masih kesulitan dalam menghitung perkalian dua angka sehingga menyulitkan siswa dalam menentukan volume bangun ruang.
Siklus II Hasil pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang kubus melalui CTL dalam proses pembelajaran dapat dikategorikan sedang dalam ketepatan menggunakan pendekatan CTL yaitu 60%. Guru masih kurang dalam mengadakan variasi mengajar, mendorong siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, sudah cukup baik dalam memberikan kesimpulan dan menutup pelajaran. Indikator ketuntasan KKM yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah 75. Persentase ketuntasan siswa pada siklus II adalah 89,28% dan 10,71% siswa belum tuntas dengan rata-rata 94,28. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa mengalami peningkatan atau lebih baik dari prestasi belajar pada siklus I. Adanya peningkatan ini karena guru telah mempersiapkan pembelajaran dengan lebih baik melalui pendekatan CTL dengan mengacu pada kondisi lingkungan sekolah yang mendukung dan petunjuk dari guru yang mudah dipahami siswa. Namun masih perlu adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus II ini, guru dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: 1) Selama proses pembelajaran berlangsung siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru, namun kurang inisiatif, 2) Pemahaman siswa terhadap materi volume bangun ruang kubus sudah cukup baik, ini terlihat dari keaktifan siswa mengikuti pembelajaran. Siklus III Hasil pengamatan guru pembelajaran materi volume bangun ruang kubus melalui CTL dalam proses pembelajaran dapat dikategorikan baik dalam ketepatan menggunakan pendekatan CTL yaitu 80% pada kategori tinggi. Siswa sudah dapat beradaptasi dengan pendekatan CTL yang telah dipelajari. Berdasarkan data angket dapat dilihat bahwa 27 atau 95% menjawab “Ya” sedangkan 1 atau 5% siswa menjawab “Tidak”, ini terlihat bahwa siswa sudah paham terhadap materi volume bangun ruang dengan pendekatan CTL. Pemberian angket diberikan setelah proses pembelajaran materi volume bangun ruang melalui CTL dan peneliti dapat memperoleh data mengenai keberhasilan dalam penerapan pendekatan CTL.
Tingkat keberhasilan pada siklus III adalah 96,42% siswa yang tuntas dan 3,57% siswa belum tuntas dengan rata-rata 97,85. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus III ini secara klasikal siswa mengalami peningkatan atau lebih baik dari keberhasilan siklus II yaitu 89,28% menjadi 96,42%. Siswa Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran CTL pada siklus III ini, nilai yang diperoleh lebih meningkat dibandingkan dengan siklus II. Pada siklus III masih ada 1 siswa yang belum tuntas. Siswa yang belum tuntas ini adalah siswa yang sama pada siklus II. Siswa tersebut memang perlu bimbingan belajar. Refleksi pada siklus III menunjukkan perubahan yang signifikan, guru dalam menyampaikan pembelajaran semakin optimal. Persentase pengamatan guru dan siswa meningkat. Siswa lebih berinisiatif dan kreatif dalam menghitung volume bangun ruang. Persentase prestasi belajar anak yang tuntas mencapai 96,42%. Pembahasan Hasil Siklus I, II, dan III Pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari tabel dan diagram batang hasil pengamatan setiap siklus. Adapun hasil belajar siswa dari siklus I, II, dan III menunjukkan peningkatan prestasi belajar, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 1.1 Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I, II, dan III
No.
1.
2.
Siklus I
Kriteria Ketuntasan Minimal = 75 Tuntas (Nilai Siswa ≥ 75) Tidak tuntas (Nilai Siswa < 75) Jumlah
Siklus II
Siklus III
f
%
f
%
f
%
20
71,42%
25
89,28%
27
96,42%
8
28,57%
3
10,71%
1
3,57%
28
100%
28
100%
28
100%
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui adanya peningkatan prestasi belajar, yaitu:
Pada evaluasi siklus I siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (71,42%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa (28,57%).
Pada evaluasi siklus II siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa (89,28%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa (10,71%).
Pada evaluasi siklus III siswa yang tuntas sebanyak 27 (96,42%) dan siswa yang tidak tuntas 1 siswa (3,57%).
Ternyata benar bahwa melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang kubus dan balok pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01. Berdasarkan data-data di atas, menunjukkan adanya peningkatan prestasi
belajar siswa pada materi volume bangun ruang kubus dan balok melalui Contextual Teaching and Learning (CTL). Kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01 tahun ajaran 2014/2015 dapat meningkat dengan diterapkannya pendekatan kontekstual. Peningkatan tersebut bukan hanya pada nilai akhir siswa menghitung volume bangun ruang saja, tetapi pada proses pembelajaran menghitung volume bangun ruang juga. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, peningkatan ini terlihat sebelum tindakan dan setelah tindakan dari siklus pertama hingga siklus ketiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain keaktifan dalam mengikuti pembelajarn, terlihat pula peningkatan pada aspek keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru secara langsung, maupun kemampuan siswa memahami materi volume bangun ruang. Semakin dekat penjelasan guru dengan realitas kehidupan semakin mudah anak didik menerima dan mencerna materi pelajaran yang disajikan
(http://melihat-keindahan.bligspot.com/2013/11/
faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-belajar. Menurut Sanjaya (2006:255) dijelaskan bahwa dari konsep CTL ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi. Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antar materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata. Penerapan pendekatan CTL dalam menghitung volume bangun ruang pada hakikatnya adalah perwujudan tujuh komponen pokok yang terkandung
dalam
pendekatan
kontekstual.
Penerapan
komponen
bertanya(questioning) dilaksanakan berupa tanya jawab apersepsi dan tanya jawab
selama
pembelajaran
berlangsung.
Perwujudan
komponen
permodelan(modelling) adalah dengan kegiatan perwakilan siswa untuk membacakan hasil kerja kelompok. Perwujudan masyarakat belajar(learning community)
dan menemukan(inquiri) dilaksanakan dengan pembentukan
kelompok kerja untuk menemukan rumus menghitung volume bangun ruang menggunakan
kubus
satuan.
Penerapan
komponen
kontruktivisme
(contructivis)
adalah dengan dengan penugasan terhadap siswa untuk
membuat kubus dari kubus satuan. Perwujudan komponen penilaian sebenarnya(authentic assessement) adalah pelaksanaan penilaian oleh guru yang bukan hanya hasil tulisannya saja. Komponen terakhir adalah refleksi(reflection) yang diterapkan dengan kegiatan diskusi tentang kekurangan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Diterapkannya pendekatan kontekstual terjadi peningkatan aktivitas guru dan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa dan mendapatkan respon positif dari
siswa.
Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL meningkatkan kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa karena pendekatan CTL melibatkan interaksi antara siswa dan lingkungan, kebebasan bertanya dan berpendapat, pujian dari guru saat siswa berhasil melakukan kegiatan dengan baik. Secara umum telah menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes. Keberanian
siswa
mencetuskan
pendapat,
mengeluarkan
pendapat,
berinteraksi dengan guru, mampu medemonstrasikan, kerjasama dengan kelompok meningkat, dan menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa dalam pembelajaran yang semakin
meningkat,
suasana
kelaspun
menjadi
lebih
hidup
dan
menyenangkan dan pada akhirnya kemampuan menghitung volume bangun ruang siswa meningkat. Ternyata benar bahwa melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang kubus dan balok pada siswa kelas V SDN Tingkir Tengah 01.
PENUTUP Pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V semester I SDN Tingkir Tengah 01 Kecamatan Tingkir Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015, dalam PTK dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar tiap siklus, yaitu siklus I rata-rata kelas dari nilai evaluasi diperoleh adalah 81,78 dengan kategori baik, siklus II diperoleh rata-rata 94,28 dengan kategori sangat baik, dan siklus III diperoleh rata-rata 97,85 dengan kategori sangat baik. Hasil persentase terhadap nilai evaluasi siswa, dapat disimpulkan bahwa pada evaluasi siklus I sebanyak 71,42% siswa yang tuntas, siklus II sebanyak 89,28% siswa yang tuntas, dan siklus III jumlah siswa yang tuntas sangat memuaskan sebanyak 96,42%. Berarti dengan menggunakan pendekatan CTL siswa dapat belajar tuntas berdasarkan indikator yang ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA Afifah,Aprilia Nur.2011.Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pokok Bahasan Cahaya pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Mangunsari Salatiga.skripsi
tidak
diterbitkan.Salatiga:Jurusan
Tarbiyah
STAIN
Salatiga. Alwi,Hasan.2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi ketiga.Jakarta: Balai Pustaka Arikunto,dkk.2008.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Bumi Aksara Johnson,Elaine B. 2008. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna.Bandung: Mizan Learning Center(MLC). Johnson,Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna.Bandung: Mizan Learning Center(MLC). Handayani,Sari.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar.(online).Tersedia: (http://melihat-keindahan.bligspot.com/2013/11/faktor-faktor-yang-mem pengaruhi-belajar. html), diakses tanggal 14 Agustus 2014 pukul 16.12 WIB.
Mudjiono,Dimyati.2002.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta Muhibbin,Syah,M.Ed.2000.Psikologi
Pendidikan
dengan
Pendekatan
Baru.Bandung: Remaja Rosdakarya Rosma.2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Teras Sanjaya,Wina. 2006. Pendekatan Pembelajaran. Jakarta: KencanaPrenada Media Group Sriyanti,Lilik.2009.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Remaja Rosda Karya Sukmadinata,Nana Saodih.2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung :Remaja Rosda Karya Suparno,P.(1997).Filsafat
konstruktivisme
dalam
pendidikan.Yogyakarta:
Kanisius. Saputro,Wahyono.2014.Bab
II
Skripsiku.(online).Tersedia:(http://www.scribd
.com/ doc/67970579/Bab-II-Skripsiku,diakses tanggal 13 Agustus 2014 pukul 09.15 WIB). Syarif,Ahmad.2012.Sifat-sifat Bangun Ruang.(online):web-matematik.blogspot .com/2012/09/sifat-sifat-bangun-ruang.html, diakses tanggal 13 Agustus 2014 pukul 20.10 WIB).
Tukiran.2010. Penelitian Tindakan kelas.Bandung: Alfabeta