PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SD
Skripsi Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Indri Widiyastuti 1401409087
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
i
PERNYATAAN KEASLIAN Penanda tangan di bawah ini: nama
: Indri Widiyastuti
NIM
: 1401409087
jurusan
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
judul skripsi : Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Model Pembelajaran Think Talk Write dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas IV SD menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 21 Mei 2013
Indri Widiyastuti NIM 1401409087
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi atas nama Indri Widiyastuti, NIM 1401409087 berjudul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Model Pembelajaran Think Talk Write dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas IV SD” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada, hari
: Rabu
tanggal
: 29 Mei 2013
Semarang, 21 Mei 2013 Menyetujui Pembimbing I,
Pembimbing II,
Umar Samadhy, M.Pd.
A. Zaenal Abidin, M.Pd.
NIP 19560401982031003
NIP 195605121982031003
Mengetahui Ketua Jurusan PGSD,
Hartati, M.Pd. NIP 195510051980122001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi atas nama Indri Widiyastuti, NIM 1401409087 berjudul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Model Pembelajaran Think Talk Write dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas IV SD” telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada, hari
: Jum’at
tanggal
: 28 Juni 2013
Panitia Ujian Skripsi Ketua,
Sekretaris,
Hardjono, M.Pd.
Moch Ichsan, M.Pd.
NIP 195108011979031007
NIP 195006121984031001 Penguji Utama,
Sukarir Nuryanto, M.Pd. NIP 196008061987031001 Penguji I,
Penguji II,
Umar Samadhy, M.Pd .
A. Zaenal Abidin, M.Pd.
NIP 19560401982031003
NIP 195605121982031003
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO Berpikirlah (think) dengan apa yang akan kita ucapkan (talk) dan tuliskan (write) karena keduanya membutuhkan keindahan. Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri (J.K. Rowling).
PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur kepada Allah Swt. skripsi ini saya persembahkan kepada: Kedua orang tuaku tersayang, Bapak Liljani dan Ibu Sugiyati yang senantiasa mendoakan, memberi motivasi baik moral material maupun spiritual Almamaterku
v
PRAKATA Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Model Pembelajaran Think Talk Write dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas IV SD”. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak antara lain: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2.
Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
3.
Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang.
4.
Umar Samadhy, M.Pd., Pembimbing I.
5.
A. Zaenal Abidin, M.Pd., Pembimbing II.
6.
Hj. Endang Poerwanti, S.Pd., Kepala SDN Mangunsari Semarang.
7.
Ary Sotyarini, M.Pd., guru kelas IV SDN Mangunsari.
8.
Kakakku Anton Budhi Setiyawan dan Rini Widiastuti.
vi
Demikian yang dapat peneliti sampaikan, semoga bantuan, doa, dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan dan mendapat berkah yang berlimpah dari Allah Swt. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada peneliti dan pembaca pada umumnya. Semarang, 21 Mei 2013
Peneliti
vii
ABSTRAK Widiyastuti, Indri. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Model Pembelajaran Think Talk Write dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas IV SD. Skripsi. Jurusan PGSD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (I) Umar Samadhy, M.Pd., dan Pembimbing (II) A. Zaenal Abidin, M.Pd., 212 hlm. Berdasarkan refleksi prasiklus diperoleh permasalahan bahwa pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas IV SDN Mangunsari belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dari: (1) guru belum menguasai keterampilan mengajar; (2) aktivitas siswa rendah dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil evaluasi menulis narasi siswa rendah, dengan persentase ketuntasan belajar siswa hanya 20% dengan rata-rata kelas 64,8. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri atas dua pertemuan dan dilaksanakan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN Mangunsari Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) keterampilan guru pada siklus I memperoleh kategori baik kemudian meningkat pada siklus II dengan kategori sangat baik; (2) aktivitas siswa siklus I memperoleh kategori baik kemudian meningkat pada siklus II tetapi masih dengan kategori baik; (3) hasil belajar siswa berupa keterampilan menulis narasi siklus I memperoleh nilai rata-rata 74 dengan persentase ketuntasan 65% dan meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 80,75 dengan persentase ketuntasan siswa 80%. Simpulan penelitian adalah melalui model pembelajaran TTW dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan siswa menulis narasi, dan disarankan agar guru dapat memilih model dan media yang sesuai dengan materi pelajaran, salah satunya adalah dengan model pembelajaran TTW dengan media audio visual sehingga keaktifan siswa dalam KBM dapat tercapai.
Kata kunci: menulis narasi, model pembelajaran TTW, media audio visual
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….
i
PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………………...
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………………….....
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
v
PRAKATA .....................................................................................................
vi
ABSTRAK .....................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................
xiii
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….......…………………………………..
1
1.2 Rumusan Masalah dan Penyelesaian Masalah …….......……………….
6
1.2.1 Rumusan Masalah ………………………………….......…………….
6
1.2.2 Penyelesaian Masalah ………………………………........…………..
7
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………….......………….
8
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………….......…………...
9
1.4.1 Manfaat Teoretis ……………………………..........…...….…………
9
1.4.2 Manfaat Praktis …………….....…………….......……….......……….
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori …………………………….......………………………….
11
2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ……….......………………………
11
2.1.1.1 Hakikat Belajar ……………………….............……………………
11
2.1.1.2 Hakikat Pembelajaran …………………….............………………..
12
ix
2.1.2 Kualitas Pembelajaran .......………………………………........……..
12
2.1.2.1 Keterampilan Guru ………………....…..............…………………..
14
2.1.2.2 Aktivitas Siswa ..…………………….................…………………..
17
2.1.2.3 Hasil Belajar ……………………………..............……………...….
18
2.1.3 Hakikat Bahasa Indonesia ………………….......…………………….
21
2.1.3.1 Hakikat Bahasa ……....…………………….............………………
21
2.1.3.3 Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ………….............…………….
21
2.1.4 Keterampilan Menulis ……………….......…………………………...
23
2.1.4.1 Pengertian Menulis …………………...………….............………...
23
2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran Menulis …………………….............……….
24
2.1.4.3 Manfaat Pembelajaran Menulis …………….............……………...
25
2.1.4.4 Tahap – tahap Menulis …………….……….............……..………..
26
2.1.5 Keterampilan Menulis Karangan Narasi ………….......……………...
27
2.1.5.1 Menulis Karangan ……………….............…………………………
27
2.1.5.2 Penggolongan Karangan …………………………….............……..
27
2.1.5.3 Karangan Narasi …………………………………..............………..
28
2.1.5.4 Komponen – komponen Narasi ………………..............…………..
29
2.1.5.5 Langkah – langkah Menulis Narasi …………….............….………
32
2.1.6 Model Pembelajaran TTW ……………………………........………....
32
2.1.6.1 Pengertian Model Pembelajaran TTW ……………………..............
32
2.1.6.2 Langkah – langkah Model Pembelajaran TTW …………................
34
2.1.6.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran TTW …….............
34
2.1.6.4 Peran Guru dalam Model Pembelajaran TTW ……………..............
35
2.1.7 Media Pembelajaran Audio Visual ……………………………..........
35
2.1.7.1 Pengertian Media Pembelajaran Audio Visual ……….............……
35
2.1.7.2 Peran dan Fungsi Media Pembelajaran …………………….............
36
2.1.7.3 Manfaat Media Pembelajaran ……………………………...............
38
2.1.8 Teori Pembelajaran yang Mendasari Model Pembelajaran TTW
39
2.1.8.1 Teori Belajar Penemuan (Discovery) ……….................…………...
39
2.1.8.2 Teori Belajar Konstruktivisme …...………..............……………….
39
x
2.1.9 Penerapan Model Pembelajaran TTW dengan Media Pembelajaran
40
Audio Visual ……………..............................………………………... 2.1.10 Indikator Keterampilan Guru, Aktivitas Siswa dan Keterampilan Menulis Narasi melalui TTW ..………...............................................
41
2.2 Kajian Empiris …………………….......……………………………….
42
2.3 Kerangka Berpikir …………………….......……………………………
45
2.4 Hipotesis Tindakan ……………………….......………………………..
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian ....................................................................................
49
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................
50
3.3 Rancangan Penelitian ……………………….......…………………..….
50
3.4 Perencanaan Tahap Penelitian ……………….......………………….....
53
3.4.1 Siklus I ............………………………………….......………………..
53
3.4.2 Siklus II ........……………………….......…………………………….
59
3.5 Data dan Cara pengumpulan Data ……….......………………………...
59
3.5.1 Sumber Data ……………………………………........……………….
59
3.5.2 Jenis Data ………………………………………….......……………..
60
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………….......………………
66
3.6 Teknik Analisis Data …………………………………........…………...
68
3.6.1 Kuantitatif …………………………………………….......………….
68
3.6.2 Kualitatif …………………………………………….......…………...
71
3.7 Indikator Keberhasilan …………………….......……………………….
76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................
77
4.2 Pembahasan ..............................................................................................
108
4.3 Implikasi Hasil Penelitian ........................................................................
122
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ..................................................................................................
124
5.2 Saran ........................................................................................................
125
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
126
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Ketuntasan dan Ketidaktuntasan Siswa ........................................
49
Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Individual .....................................................
69
Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar .................................................
71
Tabel 3.4 Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa .............................................................................
73
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Keterampilan Guru ..........................................
74
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa ...............................................
75
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Narasi ..........................
75
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I ...................
78
Tabel 4.2 Data Aktivitas Siswa Siklus I .......................................................
83
Tabel 4.3 Hasil Keterampilan Siswa Menulis Narasi Siklus I ......................
90
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus I .........
91
Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II ..................
94
Tabel 4.6 Data Aktivitas Siswa Siklus II ......................................................
99
Tabel 4.7 Hasil Keterampilan Siswa Menulis Narasi Siklus II ....................
104
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus II......... 106
xii
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Bagan Skema Kerangka Berpikir ................................................
47
Bagan 3.1 Bagan Langkah - langkah PTK ...................................................
51
xiii
DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 4.1 Skor Keterampilan Guru Siklus I ...............................................
81
Diagram 4.2 Skor Aktivitas Siswa Siklus I .....................................................
89
Diagram 4.3 Hasil Keterampilan Menulis Narasi Siklus I ..............................
90
Diagram 4.4 Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I ........................................
91
Diagram 4.5 Skor Keterampilan Guru Siklus II ..............................................
98
Diagram 4.6 Skor Aktivitas Siswa Siklus II ...................................................
104
Diagram 4.7 Hasil Keterampilan Menulis Narasi Siklus II ............................. 105 Diagram 4.8 Persentase Ketuntasan Siswa Siklus II ....................................... 106
xiv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Guru Membuka Pelajaran ........................................................
198
Gambar 2 Siswa Mempersiapkan Diri dalam Menerima Pelajaran ........
198
Gambar 3 Guru Menggali Pengetahuan Siswa .........................................
199
Gambar 4 Siswa Bertanya dan Menjawab Pertanyaan .............................
199
Gambar 5 Guru Menyajikan Materi Pembelajaran ................................... 200 Gambar 6 Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru tentang Materi .........
200
Gambar 7 Guru Menanyangkan Media Audio Visual ..............................
201
Gambar 8 Siswa Memperhatikan Media yang Ditayangkan Guru ...........
201
Gambar 9 Guru Membagikan LKS ........................................................... 202 Gambar 10 Siswa Mengerjakan LKS .........................................................
202
Gambar 11 Guru Membimbing Siswa dalam Kelompok ...........................
203
Gambar 12 Siswa Bekerja dalam Kelompok untuk Berdiskusi .................. 203 Gambar 13 Guru Membimbing Jalannya Diskusi ......................................
204
Gambar 14 Siswa Menulis Hasil Diskusi ...................................................
204
Gambar 15 Siswa Membacakan Hasil Diskusi di Depan Kelas .................
205
Gambar 16 Guru Memberi Penguatan ........................................................
205
Gambar 17 Guru Menutup Pelajaran ..........................................................
206
Gambar 18 Siswa Mengerjakan Evaluasi ...................................................
206
xv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Surat Izin Penelitian Unnes ...................................................... 130
Lampiran 2
Surat Bukti Penelitian ..............................................................
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................. 132
Lampiran 4
Lembar Observasi Keterampilan Guru ....................................
134
Lampiran 5
Lembar Observasi Aktivitas Siswa ..........................................
138
Lampiran 6
Lembar Penilaian Menulis Narasi ............................................ 142
Lampiran 7
Lembar Wawancara .................................................................
Lampiran 8
Catatan Lapangan ..................................................................... 147
Lampiran 9
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I Pertemuan 1 ...... 148
131
145
Lampiran 10 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I Pertemuan 2 ...... 152 Lampiran 11 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II Pertemuan 1 ....
156
Lampiran 12 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II Pertemuan 2 ....
160
Lampiran 13 Rekap Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I .....................
164
Lampiran 14 Rekap Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II ....................
165
Lampiran 15 Rekap Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .....................
166
Lampiran 16 Rekap Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ....................
167
Lampiran 17 Hasil Belajar Siswa Siklus I ..................................................... 168 Lampiran 18 Hasil Belajar Siswa Siklus II ...................................................
169
Lampiran 19 Hasil Wawancara dengan Kolaborator ....................................
170
Lampiran 20 RPP Siklus I Pertemuan 1 ........................................................
171
Lampiran 21 RPP Siklus I Pertemuan 2 ........................................................
186
Lampiran 22 Dokumentasi Foto .................................................................... 198 Lampiran 23 Hasil Belajar Siswa Siklus I ..................................................... 207 Lampiran 24 Hasil Belajar Siswa Siklus II ...................................................
xvi
210
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang terdapat da-
lam UUD 1945 alinea 4, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan maka dibuatlah UU dan Peraturan Menteri yang berkaitan dengan pendidikan. Berdasarkan Standar Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan, pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Hal ini merupakan dasar bagi siswa untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional dan global (BSNP 2006:119). Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; 2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagaimana bahasa persatuan dan bahasa Negara; 3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan keratif untuk berbagai tujuan; 4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial; 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah 1
2
budaya bangsa dan intelektual manusia Indonesia. Ruang lingkup dalam pembelajaran bahasa Indonesia mencakup mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (BSNP 2006:120). Pembelajaran bahasa memiliki empat aspek keterampilan yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan menulis adalah salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Keterampilan menulis dapat diklasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang itu adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan dan hasil dari produk menulis. Berdasarkan klasifikasi sudut pandang kedua keterampilan menulis menghasilkan pembagian produk menulis atau lima kategori, yaitu: karangan narasi, eksposisi, deskripsi, argumentasi dan persuasi (Syarif, 2009:7). Tarigan (2008:22) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan di SD tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan berbahasa lainnya yaitu menyimak, berbicara dan membaca. Keterampilan menulis mempunyai peranan sebagai sarana pengungkapan pendapat, pengalaman dan perasaan dengan baik melalui komunikasi tidak langsung. Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan, seperti kemampuan menguasai gagasan yang dikemukakan, menggunakan unsurunsur bahasa, menggunakan gaya dan ejaan serta tanda baca.
3
Berdasarkan temuan Depdiknas (2007) menunjukkan terdapat permasalahan standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia, misalnya ada guru yang belum dapat melakukan pemetaan kompetnsi dasar dari empat aspek berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis), ada juga guru yang mengalami hambat-an dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang tepat untuk mencapai kompe-tensi dasar yang telah ditetapkan. Permasalahan lain ada guru yang mengalami kesulitan dalam merumuskan materi pokok/pembelajaran yang sesuai dengan ka-rakteristik daerah/sekolah, perkembangan peserta didik dan potensi daerah. Se-lain itu juga masih ada guru yang belum menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dalam kegiatan pembelajarannya sehingga siswa kurang begitu tertarik dan cepat bosan dalam mengikuti pelajaran. Permasalahan di atas juga terjadi di SD Negeri Mangunsari Semarang. Hasil observasi selama PPL dan wawancara di sekolah tanggal 18 September 2012 menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan masih menunjukkan pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan menulis karangan masih belum optimal, hal ini disebabkan karena: 1) guru kurang variatif dalam menggunakan model pembelajaran pada saat menyampaikan materi; 2) kurang maksimalnya guru dalam menggunakan media dan alat peraga yang mempermudah penyampaian materi; 3) motivasi yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar kurang; 4) siswa tidak antusias; 5) rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran; 6) ada siswa yang membuat gaduh yang menyebabkan keramaian pada
4
saat proses pembelajaran berlangsung; dan 7) sulitnya siswa untuk berinteraksi dan bekerjasama dalam kelompok. Hal itu berdampak pada evaluasi menulis karangan pada siswa kelas IV masih di bawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 72. Data hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 85 dan skor terendah 47 dengan rata-rata kelas adalah 64,8. Data yang diperoleh dari 20 siswa kelas IV ternyata sekitar 20% tuntas, sedangkan sisanya 80% masih belum tuntas. Dengan memperhatikan kendala proses, pelaksanaan pembelajaran serta hasil, maka perlu untuk ditingkatkan kualitas proses pembelajarannya agar siswa SD tersebut terampil menulis karangan narasi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan diskusi tim peneliti dengan guru kelas IV untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan keterampilan guru, peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan media audio visual. Yamin dan Ansari (2012:84) menyatakan bahwa model pembelajaran TTW dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin. Model pembelajaran ini didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial. TTW mendorong siswa untuk berpikir, berbicara kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik. Model pembelajaran TTW digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum menuliskannya. Model pembelajaran TTW
5
memperkenankan siswa untuk mempengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum menuliskannya. Menurut Fitria (2011) kelebihan model pembelajaran TTW adalah sebagai berikut: 1) siswa menjadi lebih kritis; 2) semua siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran; dan 3) siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari. Faktor lain peneliti memilih model TTW karena adanya penelitian dari Tabaymolo (2010) dengan penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) di Kelas V SDN Ranggeh Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruan Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar (berdiskusi dalam kelompok) pada siklus I sebesar 46,1%, siklus II sebesar 61,3% dan siklus III sebesar 92,2%. Ketuntasan belajar (keterampilan menulis deskripsi) yang diperoleh pada saat pratindakan sebesar 15,3%, siklus I sebesar 46,1%, siklus II sebesar 65,3% dan siklus III sebesar 84,5%. Dalam pelaksanaannya pembelajaran dengan menerapkan model TTW akan lebih bermakna jika didukung dengan penggunan media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran audio visual yang dapat membantu mempermudah siswa dalam menulis karangan. Menurut Asyhar (2012:73) media audio visual adalah media yang dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi. Melalui media ini sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa ketika mengikuti proses pembelajaran akan lebih tertarik untuk memperhatikan dan memahami.
6
Penelitian ini memiliki banyak manfaat. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan narasi dalam pelajaran bahasa Indonesia, karena siswa merasa tertarik dan tidak bosan dengan pembelajaran yang dilakukan, sedangkan manfaat untuk guru yaitu meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dan memiliki kemampuan memahami gaya belajar sesuai karakteristik siswa sehingga dalam pembelajaran akan tercipta keharmonisan guru dan siswa yang menyatu dalam pembelajaran. Dari ulasan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji lebih lanjut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Model pembelajaran Think Talk Write dengan Media Audio Visual pada siswa Kelas IV SD.
1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PENYELESAIAN MASALAH 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. Apakah melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis karangan narasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SDN Mangunsari Semarang? Adapun rumusan khusus masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut. 1) Apakah melalui penerapan model pembelajaran TTW dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada guru kelas IV SDN Mangunsari Semarang?
7
2) Apakah melalui penerapan model pembalajaran TTW dengan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN Mangunsari Semarang? 3) Apakah melalui penerapan model pembelajaran TTW dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN Mangunsari Semarang?
1.2.2
Penyelesaian Masalah Dari rumusan masalah tersebut, maka alternatif tindakan yang dapat dila-
kukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran TTW dengan media audio visual yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Yamin dan Ansari (2012:90) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TTW sebagai berikut. 1) Guru membagikan teks bacaan berupa lembaran aktivitas siswa yang memuat situasi masalah bersifat open-ended dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya. 2) Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil dari hasil bacaan secara individual untuk dibawa ke forum diskusi (think). 3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok untuk membahas isi catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. 4) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (write).
8
Selanjutnya penggabungan sintaks model TTW dengan media audio visual sebagai berikut. 1) Guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. 2) Guru melakukan apersepsi. 3) Guru menjelaskan materi pembelajaran. 4) Guru menggunakan media pembelajaran audio visual sebagai sumber belajar. 5) Guru membagikan LKS. 6) Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil berupa hal yang diketahuinya dan tidak diketahuinya (think). 7) Siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang. 8) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk membahas isi catatan (talk). 9) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman ke dalam tulisan dalam bentuk karangan narasi (write). 10) Perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. 11) Perwakilan dari kelompok lain untuk memberikan tangapan. 12) Guru mengumumkan hasil kelompok terbaik. 13) Guru memberikan penjelasan secukupnya.
1.3 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan umum penelitian ini adalah: meningkatkan kualitas pembelajaran menulis karangan narasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SDN Mangunsari Semarang.
9
Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah: 1) meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran TTW dengan media audio visual; 2) meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi melalui penerapan model pembelajaran TTW dengan media audio visual; 3) meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan narasi melalui penerapan model pembelajaran TTW dengan media audio visual.
1.4
MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan: 1) sebagai tambahan khasanah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan pembaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khusunya tentang pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual dan pelaksanaannya; 2) untuk memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan pada umumnya dan dapat menjadi landasan penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis ditujukkan untuk: 1) guru (1) dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi dan memperbaiki pembelajaran yang sudah berlangsung; (2) membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran;
10
(3) menambah wawasan dalam memilih model dan media pembelajaran; (4) sebagai bahan referensi bahan diskusi dalam kelompok kerja guru agar mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran. 2) siswa (1) meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia; (2) memotivasi siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia; (3) menciptakan pengalaman belajar siswa yang menyenangkan; (4) melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. 3) sekolah (1) digunakan sebagai arsip bagi sekolah; (2) digunakan untuk memotivasi guru lain dalam hal perbaikan pembelajaran; (3) menumbuhkan kerjasama antarguru untuk memperbaiki mutu pendidikan secara berkelanjutan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
KAJIAN TEORI Kajian teori meliputi: 1) hakikat belajar dan pembelajaran; 2) kualitas
pembelajaran; 3) hakikat bahasa Indonesia; 4) keterampilan menulis; 5) keterampilan menulis karangan narasi; 6) model pembelajaran TTW; 7) media pembelajaran audio visual; 8) teori pembelajaran yang mendasari pembelajaran TTW; 9) penerapan model pembelajaran TTW dengan media audio visual; dan 10) indikator keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil keterampilan menulis karangan narasi melalui model pembelajaran TTW.
2.1.1
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
2.1.1.1 Hakikat Belajar Slameto (2010:2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya Gagne (dalam Rifa’i dan Anni, 2009:82) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Sedangkan menurut Hamalik (2004:55) belajar merupakan perubahan melalui aktivitas, praktik dan pengalaman.
11
12
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang sehingga terjadi perubahan individu melalui aktivitas, praktik dan pengalaman dengan lingkungannya yang berlangsung selama periode waktu tertentu yang tidak berasal dari proses pertumbuhan.
2.1.1.2 Hakikat Pembelajaran Menurut Isjoni (2011:11) pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya guru untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Anitah, dkk (2008:1.18) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah suatu peristiwa yang sengaja direncanakan agar dapat memudahkan individu dalam menempuh suatu proses belajar (Pribadi, 2011:15). Berdasarkan pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar yang sengaja direncanakan untuk menempuh suatu proses belajar yang dilakukan oleh siswa sehingga siswa itu memperoleh kemudahan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.2 Kualitas Pembelajaran Hamdani (2011:194) menyatakan bahwa kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektifan. Etzioni (dalam Hamdani, 2011:194) secara defenitif, efektifitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan
13
keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembel-ajaran. Sedangkan menurut Uno (2007:153) kualitas pembelajaran merupakan pemikiran yang tertuju pada suatu benda atau keadaan yang baik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan mutu atau kefektifan pemikiran yang tertuju pada suatu keadaan yang baik sebagai tingkat keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan atau sasaran berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap. Depdiknas (2007:7) menyebutkan bahwa terdapat tujuh indikator kualitas pembelajaran: 1) keterampilan guru mengelola pembelajaran, yaitu kecakapan melaksanakan pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran; 2) aktivitas siswa, yaitu segala bentuk kegiatan siswa baik secara fisik maupun nonfisik; 3) hasil belajar siswa, yaitu perubahan perilaku setelah mengalami aktivitas belajar; 4) iklim pembelajaran, mengacu pada interaksi antar komponen-komponen pembelajaran seperti guru dan siswa; 5) materi, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa; 6) media pembelajaran, merupakan alat bantu untuk memberikan pengelaman belajar kepada siswa; dan 7) sistem pembelajaran di sekolah, yaitu proses yang terjadi di sekolah. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji kualitas pembelajaran yang ditekankan pada tiga aspek, yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
14
2.1.2.1 Keterampilan Guru Menurut Mulyasa (2011:69) keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Keterampilan dasar bagi seorang guru sangat penting, karena hal ini menyangkut efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Turney (dalam Mulyasa, 2011:69) mengemukakan 8 keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu: keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perseorang. (1) Keterampilan Bertanya Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Menurut Anitah, dkk (2008:7.5) kegiatan bertanya yang dilakukan guru tidak hanya bertujuan untuk meperoleh informasi tetapi juga untuk meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. (2) Keterampilan Memberikan Penguatan Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku tersebut. Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal (Mulyasa, 2011:77-78).
15
(3) Keterampilan Mengadakan Variasi Hasibuan dan Moedjiono (2009:64) mengemukakan bahwa menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantuasiasan serta berperan serta secara aktif. (4) Keterampilan Menjelaskan Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Oleh sebab itu keterampilan menjelaskan perlu ditingkatkan agar dapat mencapai hasil yang optimal (Mulyasa, 2011: 80) (5) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Hasibuan dan Moedjiono (2009:73) menyatakan bahwa membuka pelajaran diartikan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Sedangkan menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2011:84). (6) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009:88) diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan masalah. Selanjutnya Mulyasa (2011:89) dalam bukunya menyatakan bahwa dalam membimbing
16
diskusi kelompok kecil perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) memusatkan perhatian siswa pada topik diskusi; 2) memperluas masalah atau urunan pendapat; 3) menganalisis pandangan siswa; 4) meningkatkan partisipasi siswa; 5) menyebarkan kesempatan berpartipasi; dan 6) menutup diskusi. (7) Keterampilan Mengelola Kelas Mengelola kelas adalah salah satu peran guru untuk menjaga kondisi kelas tetap nyaman saat pembelajaran berlangsung. Menurut Mulyasa (2011:91) dalam bukunya menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. (8) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorang Pengajaran kelompok kecil dan perseorang akan membuat hubungan guru dan siswa lebih akrab, yang berarti guru dapat mengenal siswanya lebih baik. Siswa akan menganggap gurunya sebagai orang yang siap membantunya bila mengalami masalah (Anitah, dkk, 2008:8.51). Dari uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menerapkan delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dimilki oleh guru seperti keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorang maka akan tercapai tujuan pembelajaran yang efektif.
17
2.1.2.2 Aktivitas Siswa Menurut Ahmadi (2004:131) aktivitas adalah arah atau sikap terhadap pekerjaan. Di dalam satu set terdapat berbagai alternatif objek atau materi. Apabila tidak ada aktivitas belajar maka tidak akan banyak yang diperoleh dari belajar. Khalik (2010) menyebutkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan aktivitas siswa adalah suatu sistem belajar yang menekankan keaktifan siswa. Dierich (dalam Sardiman, 2011:99) menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran sebagai berikut. (1) Visual activities yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. (2) Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. (3) Listening activities sebagai contoh mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. (4) Writing activities misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. (5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. (6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain melalukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. (7) Mental activities sebagai contoh misalnya, menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. (8) Emotional activities seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup. Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas siswa merupakan segala tindakan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran
18
dengan praktik mendengarkan, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksikan rangsangan dan memecahkan masalah sehingga mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif.
2.1.2.3 Hasil Belajar Menurut Rifa’i dan Anni (2009:85) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Sedangkan menurut Sudjana (2011:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Bloom dalam taksonomi bloom versi baru menyebutkan perilaku intelektual yang dalam garis besar terbagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik (Sudjana, 2011:22). 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan kognisi atau penalaran/pemikiran dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”. Menurut Krathwohl (dalam Purnomo, 2011) menyatakan bahwa berikut ini struktur dari dimensi proses kognitif menurut taksonomi yang telah direvisi. (1)Mengingat (Remembering) yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kategori ini meliputi: mengenali (recognizing) dan memanggil/mengingat kembali (recalling). (2)Memahami (Understanding) yaitu menentukan makna dari pesan dalam pelajaran-pelajaran meliputi oral, tertulis ataupun grafik. Kategori ini meliputi: menjelaskan (explaining), mencontohkan (exemplifying), mengklasifikasi (classifying), membandingkan (comparing), merangkum
19
(summarizing), menyimpulkan (inferring), dan menginterpretasi (interpreting). (3)Menerapkan (Applying) yaitu mengambil atau menggunakan suatu prosedur tertentu bergantung situasi yang dihadapi. Kategori ini meliputi: mengeksekusi (executing) dan mengimplementasi (implementing). (4)Menganalisis (Analyzing) yaitu memecah-mecah materi hingga ke bagian yang lebih kecil dan mendeteksi bagian apa yang berhubungan satu sama lain menuju satu struktur atau maksud tertentu. Meliputi: membedakan (differentianting), mengelola (organizing) dan menghubungkan (attributing). (5)Menilai (Evaluating) yaitu membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar. Meliputi: memeriksa (checking) dan mengkritisi (critiquing). (6)Mencipta (Creating) yaitu menyusun elemen-elemen untuk membentuk sesuatu yang berbeda atau membuat produk original. Meliputi: menghasilkan (generating), merencanakan (planning) dan memproduksi (producing). 2) Ranah Afektif Bloom (dalam Ruminiati, 2007:3.25) menggradasikan ranah afektif menjadi lima tingkatan sebagai berikut. (1)Penerimaan Berhubungan dengan kensensitifan. Sebagai contoh, kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan. (2)Partisipasi Berhubungan dengan kesediaan memperhatikan. Misalnya, ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan. (3)Penilaian Mencakup penerimaan yang mengakui penilaian atau pendapat orang lain. (4)Pengorganisasian Mencakup sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, menganggap nilai dalam suatu skala penilaian yang digunakan sebagai pedoman untuk bertindak. (5)Pembentukan Pola Hidup Mencakup kehidupan pribadi. Sebagai contoh, mempertimbangkan sesuatu dengan detail.
20
3) Ranah Psikomotorik Bloom (dalam Ruminiati, 2007:3.25) menyatakan bahwa ranah psikomotor terdiri atas tujuh jenis perilaku, sebagai berkut: (1)Persepsi Mencakup kemampuan memilah-milah hal-hal secara khas setelah menyadari adanya perbedaan. (2)Kesiapan Mencakup kemampuan penempatan diri dalam gerakan jasmani dengan rohani. (3)Gerakan Terbimbing Mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh dari guru. (4)Gerakan yang Terbiasa Mencakup kemampuan memberi salam kepada guru sebelum masuk kelas, ini sudah tidak usah dibimbing karena ini sudah biasa dilakukan. (5)Gerakan Kompleks Mencakup kemampuan sikap moral cara membantu teman yang membutuhkan bantuan dengan sikap yang menyenangkan, terampil dan cekatan. (6)Penyesuaian Pola Gerakan Mencakup kemampuan mengadakan penyesuaian dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru. (7)Kreativitas Mencakup kemampuan berperilaku yang disesuaikan dengan sikap dasar yang dimilikinya sendiri. Berdasarkan pendapat di atas mengenai hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil belajar adalah pencapaian yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran yang menunjukkan tingkat keberhasilan guru dalam mengajar yang mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
21
2.1.3 Hakikat Bahasa Indonesia 2.1.3.1 Hakikat Bahasa Kentjono (dalam Solchan, 2008:1.4) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Menurut Widjono (2008: 14) bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yakni sistematik, mana suka, ujar, manusiawi dan komunikatif (Santosa, 2008:1.2). Tarigan (dalam Khairil, 2011) mengemukakan adanya delapan prinsip dasar hakikat bahasa, yaitu: 1) bahasa adalah suatu sistem; 2) bahasa adalah vokal; 3) bahasa tersusun dari lambang-lambang arbitari; 4) setiap bahasa bersifat unik; 5) bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan; 6) bahasa ialah alat komunikasi; 7) bahasa berhubungan erat dengan tempatnya berada; dan 8) bahasa itu berubahubah. Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa hakikat bahasa adalah sistem lambang vokal yang arbitari yang bersifat unik dan komunikatif untuk berkomunikasi menyesuaikan tempat sehingga bahasa itu berubahubah.
2.1.3.2 Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Bahasa Indonesia di sekolah digunakan sebagai bahasa pengantar sejak SD sampai Perguruan Tinggi, sedangkan sebagai mata pelajaran pokok diajarkan sejak SD sampai SLTA. Di Perguruan, BI diajarkan sebagai mata kuliah dasar
22
umum pada jurusan nonbahasa Indonesia, walaupun di SD, BI diajarkan sebagai mata pelajaran pokok, akan tetapi pada kelas-kelas rendah untuk daerah-daerah tertentu masih digunakan bahasa daerah sebagai alat berinteraksi dalam proses belajar mengajar di kelas. Pembelajaran BI diajarkan secara penuh sebagai mata pelajaran dengan menggunakan BI sebagai alat berinteraksi dalam proses belajar mengajar diberikan pada kelas-kelas tinggi (Solchan, 2008:10.6). Standar kompetensi mata pelajaran BI bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah berkomunikasi dan belajar sastra belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh sebab itu, pembelajaran BI mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia. Ruang lingkup standar kompetensi pelajaran BI di SD terdiri atas aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Solchan, 2008:11.6). Solchan (2008:11.7) menyatakan bahwa pembelajaran BI dilaksanakan secara terpadu antara empat aspek keterampilan berbahasa (kompetensi dasar), kebahasaan (kompetensi kebahasaan) dan sastra. Dari keempat aspek keterampilan tersebut pembelajarannya dapat difokuskan pada salah satu saja, sedang aspek yang lain sebagai variasi kegiatan belajar siswa, tujuannya agar keempat keterampilan tersebut dikuasai siswa secara seimbang, baik dan pembelajaran tidak monoton. Menurut Santosa (2008:5.19) berikut ini adalah ketentuan pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.
23
1. Ketentuan untuk kelas 1 dan 2 Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi penekanan mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan.Kegiatan pembelajaran mneggunakan pendekatan tematik untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. Pengelolaan waktunya diserahkan ke sekolah masing-masing. 2. Ketentuan untuk kelas 3, 4, 5 dan 6 Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi penekanan mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis. Mulai kelas 3 menggunakan pendekatan mata pelajaran tunggal sesuai dengan jenis mata pelajaran dalam struktur kurikulum.
2.1.4 Keterampilan Menulis 2.1.4.1 Pengertian Menulis Murray (dalam Kristiantari, 2011:99) berpendapat bahwa: 1) menulis itu berpikir; 2) menulis merupakan proses; 3) menulis merupakan interaksi global dan khusus; dan 4) tidak hanya satu cara dalam menulis. Lebih jauh menurut Tarigan (2008:22) menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Selanjutnya Suparno (2007:1.3) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
24
Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa menulis adalah proses interaksi global dan khusus untuk melahirkan pikiran atau perasaan yang diturunkan atau dilukiskan melalui lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut menggunkan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran Menulis Tujuan menulis menurut Tarigan (2008:9) adalah: 1) membantu siswa dalam ekspresi tulis; 2) mendorong siswa mengekspresikan diri secara bebas dalam tulisan; 3) mengajar siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis; 4) mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis melalui menuliskan sejumlah maksud penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas. Sedangkan tujuan menulis menurut Syarif (2009:6) adalah: 1) menginformasikan segala sesuatu baik itu fakta, data maupun peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman 2) membujuk, melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap; 3) mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan, melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah; 4) menghibur, fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya.
25
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah membantu untuk mendorong dan mengajarkan para siswa dalam mengembangkan ekspresi bahasa tulis secara bertahap dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas sehingga dapat menginformasikan segala sesuatu baik fakta, data maupun peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang sifatnya membujuk, mendidik ataupun menghibur yang terdapat maupun yang terjadi di muka bumi.
2.1.4.3 Manfaat Pembelajaran Menulis Tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung (Tarigan, 2008:22-23). Menulis bermanfaat dalam memudahkan para pelajar berpikir, menolong kita berpikir secara kritis, memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi dan menyusun urutan bagi pengalaman serta dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Sedangkan menurut Santosa (2008:6.14) menulis dilakukan untuk menghasilkan sebuah tulisan. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan manfaat menulis adalah memudahkan kita untuk berpikir kritis, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, membantu menjelaskan isi pikiran-pikiran kita serta dapat menggali pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat memperluas wawasan menjelaskan permasalahan dan memberikan informasi untuk menghasilkan sebuah tulisan.
26
2.1.4.4 Tahap – tahap Menulis Menulis sebagai sebuah proses melibatkan serangkaian kegiatan yang terbagi atas beberapa tahap. Tompkins (dalam Kristiantari, 2011:104) menyatakan tahap menulis terdiri dari 5 tahap, yaitu: 1) tahap pramenulis; 2) tahap pengedrafan; 3) tahap perbaikan; 4) tahap penyuntingan; dan 5) tahap publikasi. Berbeda hal dengan Suparno dan Yunus (2008:1.14) mengemukakan hanya terdapat tiga tahap dalam proses menulis yaitu: 1) tahap prapenulisan; 2) tahap penulisan; dan 3) tahap pascamenulis. 1) Tahap Pramenulis Tahap ini adalah tahap persiapan dalam menulis. Tahap ini merupakan fase mencari, menemukan dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh. Menurut Kristiantari (2011:104) dalam tahap meliputi: 1) memilih topik; 2) mengumpulkan dan mengorganisasikan ide; 3) mengidentifikasi pembaca yang akan membaca tulisannya; 4) mengidentifikasi tujuan kegiatan menulis; dan 5) memilih bentuk tulisan berdasarkan pembaca dan tujuan menulis. 2) Tahap Penulisan Dalam tahap ini kita mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan ke dalam tulisan (Suparno dan Yunus, 2008:1.22). Pada tahap ini kita menuliskan pokok-pokok ide ke dalam draf kasar. 3) Tahap Pascamenulis Pada tahap ini merupakan tahap penyuntingan atau perbaikan sebelum dipublikasikan.
27
2.1.5 Keterampilan Menulis Karangan Narasi 2.1.5.1 Menulis Karangan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2005:423) karangan adalah tulisan berupa cerita, buku, ciptaan, gubahan, dsb. Sedangkan mengarang adalah menulis dan menyusun cerita, puisi, buku dsb. Menurut Herani (2012) mengarang adalah kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan kejadian atau peristiwa. Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa mengarang adalah rangkaian kegiatan menyusun dan menulis gagasan menjadi suatu bentuk cerita, buku, sajak dan sebagainya melalui bahasa tulisan untuk dipahami oleh pembaca.
2.1.5.2 Pengolongan Karangan Menurut Rudiansyah (2012) karangan memiliki berbagai macam, menurut jenisnya karangan dibedakan sebagai berikut. 1) Karangan deskripsi menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar pembaca dapat merasakan sendiri objek yang digambarkan, karangan ini merupakan cerita tentang keadaan suatu objek. 2) Karangan eksposisi memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya, karangan ini mengemukakan data dan fakta yang meyakinkan.
28
3) Karangan narasi menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu, karangan ini berupa tahapan-tahapan suatu peristiwa. 4) Karangan persuasi bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. 5) Karangan ilmiah membahasa masalah-masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu. Ragam bahasa yang digunakan bersifat teknis, yang hanya dapat dipahami oleh masyarakat tertentu yang sesuai dengan bidangnya. 6) Karangan ilmiah populer membahas masalah-masalah keilmuan, karangan ini menggunakan ragam bahasa yang dipahami oleh masyarakat umum. 7) Karangan khas melukiskan suatu pernyataan dengan lebih terperinci sehingga yang dilaporkan dapat tergambar dalam imajinasi pembaca. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa jenis-jenis karangan dibedakan menjadi tujuh, yaitu: 1) karangan deskripsi; 2) karangan eksposisi; 3) karangan narasi; 4) karangan persuasi; 5) karangan ilmiah; 6) karangan ilmiah popular; dan 7) karangan khas.
2.1.5.3 Karangan Narasi Narasi adalah tulisan yang menceritakan sebuah kejadian. Narasi kebanyakan dalam bentuk fiksi seperti novel, cerpen, dongeng, dan sebagainya. Narasi tidak selamanya bersifat fiktif, ada juga narasi yang bersifat faktual (ini lebih dikenal dengan recount) seperti rangkaian sejarah, hasil wawancara naratif, transkrip interogasi, dan sebagainya (Zainurrahman, 2011:37). Selanjutnya menurut Keraf (2010:136) narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
29
Lebih jauh Suparno (2008:4.31) menyatakan bahwa karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya atau kronologis agar pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Sebuah karangan narasi dikembangkan dengan memperhatikan prinsip dasar narasi yaitu alur (plot), penokohan, latar, titik pandang, pemilihan detil peristiwa. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa karangan narasi adalah karangan yang menggambarkan dengan jelas serangkaian peristiwa atau kejadian dalam bentuk fiksi maupun nonfiksi agar pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. 2.1.5.4 Komponen – komponen Narasi Sebuah karangan memiliki struktur yang berbeda, yang membedakan jenis karangan yang satu dengan yang lainnya. Struktur dapat dilihat dari bermacammacam segi penglihatan. Keraf (2008:145) menyatakan bahwa struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya: 1) alur, 2) penokohan, 3) latar, dan 4) sudut pandang. 1) Alur (plot) Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain. Alur merupakan rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi itu, yang berusaha memulihkan situasi narasi ke dalam suatu situasi yang seimbang dan harmonis (Keraf, 2008:147148).
30
2) Penokohan Menuurut Suparno dan Yunus (2008:4.41) ciri khas karangan narasi adalah mengisahkan tokoh cerita yang bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu peristiwa dan kejadian. 3) Latar Latar ialah tempat dan waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh (Suparno dan Yunus, 2008:4.42). Menurut Kristiantari (2011: 134) mengemukakan bahwa latar dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1) latar waktu, berhubungan dengan penempatan waktu; 2) latar tempat, berkaitan dengan tempat terjadinya peristiwa dalam cerita; dan 3) latar sosial, berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan dalam cerita. 4) Sudut Pandang (point of view) Keraf (2008:191) menyatakan bahwa sudut pandang dalam narasi menyatakan bagaiman fungsi seorang narator dalam sebuah narasi, apakah ia mengambil bagian langsung dalam seluruh rangkaian kejadian atau sebagai pengamat terhadap objek dari seluruh aksi dalam narasi. Selanjutnya Suparno dan Yunus (2008:4.44) mengemukaakn sudut pandang dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah. Kristiantari (2011:135) menambahkan dalam menampilkan cerita narasi, narator akan menempatkan dirinya pada posisi yang berbeda-beda. Beberapa posisi penulis menurut Kristiantari (2011: 135), yaitu: (1) penulis sebagai pelaku utama; (2) pelaku sebagai pelaku tetapi bukan pelaku utama; (3) penulis serba hadir; dan (4) penulis sebagai peninjau.
31
(1) Penulis sebagai Pelaku Utama Narator menceritakan perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan dirinya sendiri sebagai partisipan utama dari seluruh narasi, sebenarnya narator menceritakan kisahnya sendiri (Keraf, 2008:193). (2) Penulis sebagai Pelaku tetapi Bukan Pelaku Utama Menurut Kristiantari (2011:135) menyatakan penulis dikatakan sebagai pelaku tetapi bukan pelaku utama karena cerita tersebut merupakan kisah orang lain yang terjadi pelaku utama dan penulis hanya terlibat di dalamnya. (3) Penulis Serba Hadir Penulis tidak berperan apa-apa, pelaku utamanya orang lain dan mengunakan kata ganti “dia” atau kadang-kadang disebut nama tokohnya. Walaupun demikian penulis serba tahu atau bahkan apa yang ada dalam benak pelaku cerita (Kristiantari, 2011:135). (4) Penulis sebagai Peninjau Di sini seakan-akan penulis tidak tahu apa yang akan dilakukan pelaku cerita atau apa yang ada dalam benaknya. Penulis sepenuhnya hanya mengatakan atau menceritakan apa yang dilihatnya (Kristiantari, 2011:135). Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu: 1.) hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan, 2.) memberkan pengalaman estetis kepada pembaca (Suparno dan Yunus, 2008:4.32).
32
2.1.5.5 Langkah – langkah Menulis Narasi Langkah-langkah menulis karangan narasi menurut Suparno dan Yunus (2008:4.50) sebagai berikut. 1) Menentukan tema dan amanat. 2) Menetapkan sasaran pembaca. 3) Merancang peristiwa-peristiwa dalam bentuk skema alur. 4) Membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan dan akhir cerita. 5) Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita. 6) Menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
2.1.6 Model Pembelajaran TTW 2.1.6.1 Pengertian Model Pembelajaran TTW Pembelajaran TTW adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan meteri tersebut kepada anggota dalam kelompoknya (Zulkarnaini, 2011:149). Menurut Yamin dan Ansari (2012:84) pada dasarnya TTW dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis.
33
Suyatno (2009:66) pembelajaran TTW ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi dan kemudian membuat laporan hasil presentasi. Seperti yang dikemukakan oleh Martunis (dalam Zukarnaini, 2011:149) bahwa model pembelajaran TTW beranggotakan 3-5 secara heterogen dalam kemampuan dengan melibatkan siswa berpikir atau berdiskusi dengan dirinya sendiri setelah membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Menurut Kuswari (2011) prosedur pembelajaran menulis menggunakan Model TTW melalui 3 fase. 1) Think (berpikir) Menurut Kuswari (2011) aktivitas berpikir siswa dapat terlihat dari proses membaca suatu teks soal, kemudian membuat catatan kecil dari apa yang telah dibaca berupa apa yang diketahui dan tidak diketahui dari teks soal, serta bagaimana langkah-langkah penyelesaian masalah. 2) Talk (berbicara) Menurut Yamin dan Ansari (2012:86) fase talk (berbicara) memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Huinker dan Laughlin (dalam Yamin dan Ansari, 2012:86) menyatakan bahwa berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Sedangkan Kuswari (2011) menyatakan bahwa pada tahap kedua ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 3-5 orang siswa yang heterogen agar
34
siswa dapat saing membantu anggotanya. Selanjutnya, mereka berkomunikasi menggunakan kata-kata yang mereka pahami. 3) Write (menulis) Menurut Kuswari (2011) tahap yang terakhir adalah write, siswa menuliskan hasil diskusi pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Yamin dan Ansari (2012:87) menyatakan bahwa aktivitas menulis berarti mengkonstruksikan ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antarteman, kemudian siswa mengungkapkannya ke dalam bentuk tulisan.
2.1.6.2
Langkah – langkah Model pembelajaran TTW Yamin dan Ansari (2012:90) mengemukakan langkah-langkah pem-
belajaran dengan menggunkan model TTW adalah sebagai berikut. 1) Guru membagikan teks bacaan berupa Lembaran Aktivitas Siswa yang memuat situasi masalah bersifat open-ended dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya; 2) Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi (think); 3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok untuk membahas sisi catatan (talk), guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar; 4) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (write).
2.1.6.3 Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran TTW Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan dan kelemahan suatu model pembelajaran perlu diketahui oleh peneliti yang akan menggunakan model pembelajaran tersebut. Kelebihan dari suatu model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan mengapa memilih model pembelajaran tersebut, sedangkan kelemahnnya perlu diketahui agar pene-
35
liti mampu mengantisipasi kelemahan yang terdapat dari model pembelajaran tersebut. Menurut Fitria (2011) berikut ini adalah kelebihan model pembelajaran TTW: 1) siswa menjadi lebih kritis; 2) semua siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran; dan 3) siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari. Sedangkan kelemahannya adalah: 1) siswa akan cukup merasa terbebani dengan tugas yang banyak; dan 2) waktu untuk satu materi cukup banyak.
2.1.6.4 Peran Guru dalam Model Pembelajaran TTW Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penguanaan TTW sebagaimana yang dikemukakan Silver dan Smith (dalam Yamin dan Ansari, 2012:90). 1) Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang setiap siswa untuk berpikir. 2) Mendengarkan secara hati-hati ide siswa. 3) Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan. 4) Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi. 5) Memutuskan kapan memberi informasi, mengkalrifikasi persoalan-persoalan, menggunakan model membimbing dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan. 6) Memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.
2.1.7 Media Pembelajaran Audio Visual 2.1.7.1 Pengertian Media Pembelajaran Audio Visual Menurut Asyhar (2012:8) meyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
36
Media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Menurut Sukiman (2012:184) media pembelajaran berbasis audio visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan yang dapat dilihat dan didengar oleh indera penglihatan dan pendengaran sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
2.1.7.2 Peran dan Fungsi Media Pembelajaran Menurut Riyana (dalam Asyhar, 2012:29) melalui media suatu proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyful learning), misalnya siswa memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna yang menarik. Bagi siswa yang senang berkreasi selalu ingin menciptakan bentuk atau objek yang diinginkannya. Dengan menggunakan media berteknologi seperti halnya komputer, multimedia, internet dll sangat membantu peserta didik dalam belajar dan memperkaya pengetahuan. Levie dan Lentz (dalam Arsyad, 2011:16) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, yaitu: 1) fungsi atensi; 2) fungsi afektif; 3) fungsi kognitif; dan 4) fungsi kompensatoris. 1) Fungsi Atensi Media pembelajaran dapat mengambil perhatian siswa terhadap materi yang dibahas atau sedang dipelajari. Menurut Arsyad (2011:17) menyatakan bahwa
37
fungsi atensi ini bertujuan untuk mengarahkan perhatian siswa agar berkonsentrasi kepada isi pelajaran, sehingga kemungkinan memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar. 2) Fungsi Afektif Menggunakan media pembelajaran yang tepat dan menarik dapat meningkatkan penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Menurut Asyhar (2012: 36) fungsi afektif media pembelajaran dapat menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu sehingga akan menimbulkan minat siswa terhadap materi pembelajaran. 3) Fungsi Kognitif Fungsi kognitif dari suatu media pembelajaran dimaksudkan bahwa media tersebut dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman baru kepada siswa tentang sesuatu (Asyhar, 2012:37). Oleh karena itu hampir semua media pembelajaran memiliki fungsi kognitif, sehingga dapat mengembangkan kemam-puan kognitif siswa. 4) Fungsi Kompensatoris Fungsi kompensatoris media pembelajaran mampu membantu siswa yang lemah dalam memahami teks dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali (Arsyad, 2011:17). Oleh karena itu melalui media pembelajaran dapat membantu siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
38
2.1.7.3 Manfaat Media Pembelajaran Beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran sebagai berikut Midun (dalam Asyhar, 2012:41): 1) dapat memperluas sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas; 2) siswa akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran; 3) memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada siswa; 4) menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat siswa; 5) memberikan informasi yang akurat dan terbaru; 6) menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat siswa serta mengambil perhatian untuk mengikuti materi yang disajikan; 7) merangsang siswa untuk berfikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih lanjut; 8) meningkatkan efisiensi pembelajaran; dan 9) dapat memecahkan masalah pendidikan atau pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro. Selanjutnya Arsyad (2011:26) menambahkan beberapa manfaat media pembelajaran sebagai berikut: 1) memperjelas penyajian pesan dan informasi; 2) meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar; 3) mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu; dan 4) dapat memberikan kesamaan pengalaman tentang peristiwa di lingkungan mereka. Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran seperti menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi dan dilihat oleh siswa hal ini dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
39
waktu sehingga dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran, meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, serta mampu merangsang siswa untuk berpikir kritis.
2.1.8 Teori Pembelajaran yang Mendasari Model Pembelajaran TTW Suatu model pembelajaran yang berkembang memiliki teori yang mendasari berkembangnya model pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar model pembelajaran yang berkembang tersebut sesuai dengan karakterisik siswa. Menurut Kuswari (2011) teori belajar yang mendasari model pembelajaran TTW antara lain adalah teori belajar penemuan (discovery) dan konstruktivisme.
2.1.8.1 Teori Belajar Penemuan (Discovery) Menurut Dahar (dalam Trianto, 2009:38) salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan (discovery learning). Bruner mengangap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara imajinatif oleh manusia dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
2.1.8.2 Teori Belajar Konstruktivisme Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa pengetahuan baru dikonstruksi sendiri oleh siswa secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya (Lapono, 2008:1.25). Dalam penelitian ini, yang menjadi landasan teori yang sesuai dengan model pembelajaran TTW adalah teori belajar penemuan dan teori belajar konstruk-
40
tivisme. Keduanya sama-sama menekankan bahwa siswa belajar harus mencari dan membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya.
2.1.9 Penerapan Model Pembelajaran TTW dengan Media Audio Visual Berdasarkan sintaks pembelajaran TTW yang dikemukan oleh Yamin dan Ansari, penulis dalam pelaksanaannya memodifikasi sintaks pembelajaran TTW, adapun sintaksnya adalah sebagai berikut. 1) Guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. 2) Guru melakukan apersepsi. 3) Guru menjelaskan materi pembelajaran. 4) Guru menggunakan media pembelajaran audio visual sebagai sumber belajar. 5) Guru membagikan LKS. 6) Siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang. 7) Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil berupa hal yang diketahuinya dan tidak diketahuinya (think). 8) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk membahas isi catatan (talk). 9) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman ke dalam tulisan dalam bentuk karangan narasi (write). 10) Perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. 11) Perwakilan dari kelompok lain untuk memberikan tangapan. 12) Guru mengumumkan hasil kelompok terbaik. 13) Guru memberikan penjelasan secukupnya.
41
2.1.10 Indikator Keterampilan Guru, Aktivitas Siswa dan Keterampilan Menulis Narasi melalui TTW Merujuk pada teori yang mendasari model pembelajaran TTW oleh Yamin dan Ansari dan media audio visual oleh Asyhar dan Arsyad lalu berdasarkan kajian teori mengenai kualitas pembelajaran di atas serta mengenai keterampilan menulis karangan narasi, maka dalam penelitian ini keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan menulis karangan narasi merupakan variabel yang diteliti. Indikator-indikator keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan menulis karangan narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual. Dengan adanya indikator tersebut, maka diharapkan peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan menulis karangan narasi akan terlihat. Berikut ini adalah indikator keterampilan guru: 1) melaksanakan pra pembelajaran; 2) membuka pelajaran; 3) menggali pengetahuan siswa; 4) menyajikan materi pembelajaran; 5) membimbing siswa ke dalam kelompok; 6) membimbing jalannya diskusi; 7) menggunakan media audio visual; 8) memberikan penguatan kepada siswa dan; 9) menutup pelajaran. Sedangkan indikator aktivitas siswa adalah: 1) mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran; 2) bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran; 3) memperhatikan penjelasan guru tentang materi pembelajaran; 4) memperhatikan media yang ditayangkan oleh guru; 5) bekerja dalam kelompok untuk berdiskusi; 6) menulis karangan berdasarkan video yang diputar oleh guru; 7) mempresentasikan hasil karangan narasi di depan kelas; 8) membacakan karangan di depan kelas; dan 9) memberikan komentar atas penampilan kelompok lain.
42
Selanjutnya indikator keterampilan menulis karangan narasi adalah: 1) kesesuaian tema dengan isi; 2) ketepatan ejaan dan tanda baca; 3) terdapat alur, latar dan tokoh; 4) ketepatan diksi atau pilihan kata; dan 5) kerapian bentuk karangan dan tulisan.
2.2
KAJIAN EMPIRIS Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan
terhadap model pembelajaran TTW dan penggunaan media audio visual dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti tidak mungkin berdiri sendiri. Artinya, penelitian tersebut pasti pernah dilakukan oleh peneliti lain dan kecil kemungkinan kalau sebuah penelitian belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, karena pada dasarnya sebuah penelitian yang dilakukan adalah untuk melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya. Apabila penelitian sebelumnya masih memilki kekurangan, maka kekurangan-kekurangan itulah yang perlu dilengkapi dengan mengadakan penelitian lebih lanjut. Demikian pula dengan penelitian ini, penelitian ini juga berpijak pada penelitian sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian penulis yang dapat dijadikan sebagai tinjuan pustaka. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut. Tabaymolo (2010) dengan penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) di kelas IV SDN Ranggeh Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruan Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Malang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi
43
peningkatan ketuntasan belajar (berdiskusi dalam kelompok) pada siklus I sebesar 46,1%, siklus II sebesar 61,3%, dan siklus III sebesar 92,2%. Ketuntasan belajar (keterampilan menulis deskripsi) yang diperoleh pada saat pra tindakan sebesar 15,3%, siklus I sebesar 46,1%, siklus II sebesar 65,3%, dan siklus III sebesar 84,5%. Hasil yang diperoleh dengan mengunakan model pembelajaran TTW pada penelitian di atas sesuai dengan yang diharapkan yaitu terjadinya peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I sampai dengan siklus III. Pembelajaran menulis karangan deskripsi menggunakan ini lebih meningkatkan prestasi siswa sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TTW merupakan salah satu alternatif untuk mneingkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi. Persamaan penelitian Tabaymolo (2010) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni sama-sama mengkaji tentang keterampilan menulis menggunakan model pembelajaran TTW. Kelas yang menjadi subjek penelitian juga sama-sama kelas IV SD. Adapun yang menjadi perbedaan adalah penelitian yang dilakukan Tabaymolo adalah tentang keterampilan menulis deskripsi, sedangkan peneliti mengkaji tentang menulis narasi. Penelitian lain oleh Rosida (2013) dengan judul penelitian “Penerapan Teknik TTW (Think-Talk-Write) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Gisikdrono 02 Semarang". Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik Think Talk Write(TTW) dapat di terapkan dengan baik untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi di kelas V SDN Gisikdrono 02
44
Kota Semarang dengan melihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu dari rata-rata kelas sebesar 70,43 %, meningkat menjadi 86,12%. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran TTW mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis puisi. Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Rosida dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti menggunakan model pembelajaran TTW dan bidang kajian keterampilan menulis. Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek penelitian yang diteliti oleh Rosida adalah siswa kelas V, sedangkan peneliti adalaah siswa kelas IV. Penelitian lain yang dilakukan oleh Hafsah (2011) dengan judul “Penerapan Teknik Permainan Bahasa Berbasis Media Audio Visual untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Klari Boyolali.” Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru mengalami peningkatan, dari siklus I memperoleh skor 25 dengan kategori baik menjadi skor 29 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I memperoleh skor ratarata 15,03 dengan kategori baik dan siklus II memperoleh skor rata-rata 16,51 dengan kategori baik. Hasil kemampuan membaca siswa menunjukkan persentase ketuntasan klasikal belajar siswa terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 50%, siklus II sebesar 80%.
45
Dari penelitian di atas dapat diketahui bahwa melalui media audio visual mampu meningkatakan kemampuan membaca permulaan siswa kelas II. Selain itu dengan menggunakan media audio visual keterampilan guru juga meningkat dengan kategori baik meningkat menjadi sangat baik. Aktivitas siswa yang juga merupakan salah satu variabel yang diteliti juga terjadi peningkatan dengan kategori baik dengna perolehan skor dari rata-rata skor 15,03 meningkat menjadi 16,51. Relevansi penelitian Hafsah dengan penelitian ini terletak pada media penelitian, yaitu sama-sama meneliti tentang media audio visual dengan desain penelitian yaitu penelitian tindakan kelas. Perbedaan penelitian Hafsah dengan penelitian ini adalah Hafsah menggunkan teknik permainan bahasa untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan, sedangkan penelitian ini menggunakan model pembelajaran TTW untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi. Dari kajian empiris tersebut didapatkan informasi bahwa model pembelajaran TTW dan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menulis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai acuan oleh peneliti bahwa penerapan model pembelajaran TTW dengan media audio visual merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan siswa menulis narasi.
2.3
KERANGKA BERPIKIR Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD terdapat empat keterampilan
menulis yang harus dikuasi dan diajarkan kepada siswa. Empat keterampilan tersebut yaitu keterampilan menulis, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menyimak. Menulis dianggap sebagai sebuah proses ataupun
46
suatu hasil. Menulis adalah suatu proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan. Pembelajaran menulis menuntut kerja keras guru untuk menciptakan suatu pembelajaran di kelas menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan sehingga akan membuat siswa merasa senang dan merasa dipaksa untuk menciptakan sebuah karangan atau tulisan dan sebaliknya siswa akan merasa senang ketika diajak guru untuk menciptakan sebuah karangan atau tulisan. Pada proses pembelajaran menulis karangan, terlihat bahwa kondisi awal siswa kelas IV SDN Mangunsari kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Motivasi siswa rendah dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil keterampilan menulis siswa masih rendah. Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa guru tidak maksimal dalam menggunkan media pembelajaran. Guru masih belum menggunkan metode dan media pembelajaran yang bervariasi yang dapat membuat siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran masih rendah. Melihat kondisi tersebut, peneliti bersama tim kolaborasi merencanakan untuk dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran TTW dengan media audio visual dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi. Melalui pembelajaran dengan model ini siswa akan menemukan sendiri pengetahuan dan pemahamnnya. Melalui model pembelajaran ini siswa melalui 3 tahapan penting yaitu tahap berpikir (think), berbicara (talk) dan menulis (write). Melalui penerapan model pembelajaran TTW akan membantu siswa untuk lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaannya akan menggunakan media audio visual agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti
47
pembelajaran dan membantu guru untuk lebih kreatif dalam memilih dan mengembangkan media pembelajaran. Skema Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
1)
Keterampilan guru mengelola pembelajaran rendah.
2)
Aktivitas siswa rendah.
3)
Keterampilan menulis karangan siswa rendah.
1)
Guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.
2)
Guru melakukan apersepsi.
3)
Guru menjelaskan materi pembelajaran.
4)
Guru menggunakan media pembelajaran audio visual sebagai sumber belajar.
5)
Guru membagikan LKS.
6)
Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil berupa hal yang diketahuinya dan tidak diketahuinya (think).
Pelaksanaan Tindakan
7)
Siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang.
8)
Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk membahas isi catatan (talk).
9)
Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman ke dalam tulisan dalam bentuk karangan narasi (write).
10) Perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. 11) Perwakilan dari kelompok lain untuk memberikan tangapan. 12) Guru mengumumkan hasil kelompok terbaik. 13) Guru memberikan penjelasan secukupnya.
Kondisi Akhir
1)
Keterampilan guru meningkat.
2)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat.
3)
Keterampilan siswa menulis karangan narasi meningkat
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
48
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN Melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan siswa dalam menulis narasi kelas IV SD.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
SUBJEK PENELITIAN Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah guru dan sis-
wa kelas IV SDN Mangunsari Semarang. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 20 yang terdiri dari 11 siswa putra dan 9 siswa putri. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mangunsari Semarang. Berikut adalah pengklasifikasian ketuntasan dan ketidaktuntasan. Pengklasifikasian ketidaktuntasan siswa dengan kategori ringan, sedang dan berat. Tabel 3.1 Ketuntasan dan Ketidaktuntasan Siswa No
Nama
1. 2. 3. 4.
AT FN AZ BP
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
FF NA AW AC AI RN KI AP NR ATP
1. 2. 3.
RE BT ZF
1. 2. 3.
SH DN RA
Rata-rata Skor Keterangan Tuntas 85 Tuntas (T) 85 T 82 T 80 T Tidak Tuntas Kategori Ringan 70 Tidak Tuntas (TT) 70 TT 70 TT 70 TT 70 TT 67 TT 67 TT 65 TT 65 TT 65 TT Tidak Tuntas Kategori Sedang 63 TT 63 TT 60 TT Tidak Tuntas Kategori Berat TT 58 TT 53 TT
49
50
3.2 VARIABEL PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual; 2) aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual; 3) keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual.
3.3
RANCANGAN/PROSEDUR PENELITIAN Prosedur menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2005:
672) adalah cara memecahkan sesuatu masalah yang dilakukan langkah demi langkah; cara melakukan kegiatan yang disusun secara rapi dan sistematis. Prosedur dalam penelitian tindakan kelas disini berarti bahwa cara memecahkan suatu masalah yang dilakukan langkah demi langkah dimana masalah tersebut terjadi dalam suatu kelas sehingga pelaksanaannya harus disusun secara rapi dan sistematis. Menurut Arikunto (2009:16) secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam melaksanakan penelitian tindakan, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Adapun penjelasan untuk masingmasing tahap akan digambarkan melalui bagan tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan oleh peneliti. Berikut adalah gambaran dari rangkaian tahapan atau langkah-langkah dari penelitian tindakan kelas.
51
Perencanaan
Siklus I
Refleksi
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Observasi Lanjut ke siklus III jika tujuan dan indikator belum berhasil Bagan 3.1 Langkah-langkah PTK (Arikunto 2009:16)
Berdasarkan gambar bagan 3.1, dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan tahapan sebagai berikut. 1) Perencanaan Perencanaan adalah tahapan pertama dalam penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (2009:17), perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu dilaksanakan. Tahap ini meliputi: (1) mengkaji silabus pembelajaran kelas IV kemudian memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran menulis karangan narasi;
52
(2) menelaah materi pembelajaran menulis karangan narasi serta menelaah indikator bersama tim kolaborasi; (3) menyusun RPP sesuai indikator dan skenario pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran TTW; (4) menyiapkan media pembelajaran berupa LCD, laptop dan video pembelajaran; (5) menyiapkan alat evaluasi untuk penilaian; (6) menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa; (7) menyiapkan lembar wawancara dan catatan lapangan.
2) Pelaksanaan Tindakan Menurut Arikunto (2009:18) tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Peneliti akan menggunakan model pembelajaran TTW dan media audio visual dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi. Adapun pelaksanaan tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari dua pertemuan.
53
3) Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2009:19). Peneliti menggunakan lembar wawancara, lembar penilaian keterampilan guru dan siswa, catatan lapangan, dokumen serta lembar soal dalam pengumpulan data-data di lapangan. Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan siswa menulis karangan narasi menggunakan model pembelajaran TTW.
4) Refleksi Menurut Asrori (2009:105), kegiatan pada langkah ini adalah mencermati, mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang terkumpul pada langkah observasi. Penulis bersama tim kolaborasi menganalisis tindakan yang sudah dilakukan serta ketercapaian indikator yang telah ditetapkan, kemudian mengevaluasi proses serta hasil dari tindakan pada siklus pertama, mengidentifikasi dan mendaftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama serta merancang perbaikan untuk siklus kedua.
3.4
PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN Siklus penelitian ini terdiri dari dua siklus siklus, dimana setiap siklus ter-
diri dari dua kali pertemuan.
3.4.1
Siklus I Materi: menulis karangan narasi.
54
1) Perencanaan Adapun perencanaan yang akan dilaksanakan peneliti sebagai berikut: (1) memilih materi karangan narasi serta menelaah indikator bersama tim kolaborasi; (2) menyusun rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TTW; (3) menyiapkan sumber dan media pembelajaran; (4) menyiapkan lembar evaluasi; (5) menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa
2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan peneliti adalah. Pertemuan 1 a. Kegiatan Awal (1)
Siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran.
(2)
Salah satu perwakilan siswa memimpin berdoa.
(3)
Presensi.
(4)
Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan bertanya: siapa yang sering menonton sinetron? sinetron apa yang ditonton? siapa tokohnya?
(5)
Guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi yang akan dipelajari.
55
(6)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(7)
Pemberian motivasi kepada siswa agar aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (1)
Siswa memperhatikan tayangan power poin tentang ciri-ciri karangan narasi yang ditampilkan oleh guru.
(2)
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi pembelajaran.
(3)
Tanya jawab antara guru dan siswa.
(4)
Siswa dibagikan LKS.
(5)
Siswa mencatat hal-hal penting yang dari tayangan power poin yang disajikan (think).
(6)
Siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggota 3-5 orang.
(7)
Siswa berinteraksi dengan teman sekelompok untuk membahas catatan mereka (talk).
(8)
Siswa menuliskan hasil diskusinya (write).
(9)
Perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
(10) Kelompok lain memberikan tanggapan. (11) Guru mengumumkan hasil kelompok terbaik. (12) Pemberian penghargaan bagi kelompok terbaik. (13) Guru memberi penguatan dan menambahkan poin-poin penting yang belum terbahas selama proses pembelajaran berlangsung. (14) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.
56
(15) Refleksi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. c. Kegiatan Akhir (1)
Siswa bersama guru membuat simpulan mengenai materi yang telah dipelajari.
(2)
Siswa mengerjakan evaluasi berupa tes tertulis.
(3)
Siswa diberikan tindak lanjut berupa PR untuk mencari contoh cerita narasi berdasarkan tayangan yang ada di TV.
(4)
Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Pertemuan 2 a. Kegiatan Awal (1)
Siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran.
(2)
Perwakilan siswa untuk memimpin doa.
(3)
Presensi.
(4)
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya: bagaimana PR yang sudah dikerjakan? apa tema yang kalian ambil? bagaimana tokoh-tokohnya?
(5)
Guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi yang akan dipelajari.
(6)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa hari ini akan mempelajari untuk menulis karangan narasi.
(7)
Pemberian motivasi kepada siswa agar aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
57
b. Kegiatan Inti (1)
Siswa memperhatikan tayangan video “Upin Ipin”.
(2)
Tanya jawab mengenai isi video.
(3)
Siswa dibagikan LKS.
(4)
Siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang.
(5)
Siswa mencatat hal penting dari video yang diputar (think).
(6)
Siswa berinteraksi dan berdiskusi mengenai isi video (talk).
(7)
Siswa menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan narasi (write).
(8)
Perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diksusinya.
(9)
Kelompok lain memberikan tanggapan.
(10) Guru mengumumkan hasil kelompok terbaik. (11) Guru memberikan penghargaan. (12) Guru memberikan penguatan dan menambahkan poin-poin yang belum terbahas selama proses belajar berlangsung. (13) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya. (14) Refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. c. Kegiatan Akhir (1)
Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
(2)
Siswa mengerjakan soal evaluasi berupa menulis karangan narasi.
(3)
Siswa diberikan tindak lanjut berupa perbaikan/pengayaan.
(4)
Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya.
58
3) Observasi Selama tindakan berlangsung, anggota peneliti sebagai kolaborator mencatat apapun yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran TTW dengan media audio visual. Ini dimaksudkan agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus selanjutnya. Adapun langkahlangkah observasi sebagai berikut. (1) Melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi sesuai indikator yang ditetapkan melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual. (2) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi sesuai indikator yang ditetapkan melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual. (3) Melakukan pengamatan terhadap keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi sesuai indikator yang ditetapkan melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual.
4) Refleksi Pada siklus I ini refleksi dilakukan dengan menggemukakan kembali apa yang telah dilakukan dalam pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan model pembelajaran TTW dengan media audio visual, yaitu: (1) mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada siklus I; (2) mengkaji proses pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus I; (3) mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan pada proses pembelajaran di siklus I;
59
(4) mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I; (5) berdasarkan hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran, peneliti bersama kolaborator merencanakan perencanaan tindak lanjut dari siklus I yaitu dengan menyusun perencanaan untuk siklus II.
3.4.2
Siklus II Materi: menulis karangan narasi
1) Perencanaan Adapun perencanaan yang akan dilaksanakan oleh peneliti meliputi: (1) memilih materi karangan narasi serta menelaah indikator bersama tim kolaborasi; (2) menyususn rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TTW; (3) menyiapkan sumber dan media pembelajaran; (4) menyiapkan lembar evaluasi; (5) menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa.
2) Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1 a. Kegiatan Awal (10 menit) (1)
Siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran.
(2)
Salah satu perwakilan siswa memimpin berdoa.
(3)
Presensi.
60
(4)
Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan bertanya: kesulitan apa yang dialami sewaktu menulis karangan?
(5)
Guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi yang akan dipelajari.
(6)
Guru membacakan hasil penilaian evaluasi sebelumnya.
(7)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(8)
Pemberian motivasi kepada siswa agar aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (40 menit) (1)
Siswa memperhatikan tayangan power poin tentang ciri-ciri karangan narasi yang ditampilkan oleh guru.
(2)
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi pembelajaran.
(3)
Tanya jawab antara guru dan siswa.
(4)
Siswa dibagikan LKS.
(5)
Siswa memperhatikan tayangan video “Upin Ipin” yang diputar oleh guru.
(6)
Siswa mencatat hal-hal penting yang dari video yang diputar (think).
(7)
Siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggota 3-5 orang.
(8)
Siswa berinteraksi dengan teman sekelompok untuk membahas catatan mereka (talk).
(9) Siswa menuliskan hasil diskusinya (write). (10) Perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. (11) Kelompok lain memberikan tanggapan.
61
(12) Guru mengumumkan hasil kelompok terbaik. (13) Pemberian penghargaan bagi kelompok terbaik. (14) Guru memberi penguatan dan menambahkan poin-poin penting yang belum terbahas selama proses pembelajaran berlangsung. (15) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas. (16) Refleksi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. c. Kegiatan Akhir (20 menit) (1)
Siswa bersama guru membuat simpulan mengenai materi yang telah dipelajari.
(2)
Siswa mengerjakan evaluasi berupa tes tertulis.
(3)
Siswa diberikan tindak lanjut berupa PR untuk membuat cerita narasi berdasarkan tayangan yang ada di TV.
(4)
Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Pertemuan 2 a. Kegiatan Awal (10 menit) (1)
Siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran.
(2)
Perwakilan siswa untuk memimpin doa.
(3)
Presensi.
(4)
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya: sebutkan contoh-contoh karangan narasi atau bentuk narasi yang pernah dilihat atau dibacanya?
62
(5)
Guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi yang akan dipelajari.
(6)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(7)
Pemberian motivasi kepada siswa agar aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (35 menit) (1)
Siswa memperhatikan tayangan video “Upin Ipin”.
(2)
Tanya jawab mengenai isi video.
(3)
Siswa dibagikan LKS.
(4)
Siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang.
(5)
Siswa mencatat hal penting dari video yang diputar (think).
(6)
Siswa berinteraksi dan berdiskusi mengenai isi video (talk).
(7)
Siswa menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan narasi (write).
(8)
Perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diksusinya.
(9)
Kelompok lain memberikan tanggapan.
(10) Guru mengumumkan hasil kelompok terbaik. (11) Guru memberikan penghargaan. (12) Guru memberikan penguatan dan menambahkan poin-poin yang belum terbahas selama proses belajar berlangsung. (13) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya. (14) Refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung.
63
c. Kegiatan Akhir (25 menit) (1)
Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
(2)
Siswa mengerjakan soal evaluasi berupa menulis karangan narasi.
(3)
Siswa diberikan tindak lanjut berupa perbaikan/pengayaan.
(4)
Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya.
3) Observasi Pada saat siklus II berlangsung peneliti juga melakukan pengamatan atau observasi pada saat melaksanakan model pembelajaran TTW dengan media audio visual. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat selanjutnya diolah oleh peneliti. Langkah-langkah observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah: (1) melakukan pengamatan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi sesuai indikator yang ditetapkan melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual; (2) melakukan pengamatan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi sesuai indikator yang ditetapkan melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual; (3) melakukan pengamatan peningkatan keterampilan siswa menulis karangan narasi sesuai indikator yang ditetapkan melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual.
64
4) Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan dengan mengkaji dan mengolah data yang diperoleh dari observasi selama tindakan pada siklus II dilakukan. Nilai yang diperoleh siswa pada siklus ini dibandingkan dengan nilai yang terjadi pada siklus I. (1) Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada siklus II. (2) Mengkaji proses pelaksanaan pembelajaran yang terjadi pada siklus II. (3) Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan pada proses pembelajaran siklus II. (4) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II. (5) Mengkaji keberhasilan dan kendala pada proses pembelajaran siklus II dengan membandingkan kondisi pada siklus I. (6) Menyimpulkan hasil pelaksanaan siklus II, jika tujuan dan indikator penelitian sudah tercapai maka penelitian dihentikan. Namun jika tujuan dan indikator belum tercapai maka dilanjutkan pada siklus III.
3.5
DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA Data dan cara pengumpulan data meliputi:1) sumber data; 2) jenis data;
dan 3) teknik pengumpulan data.
3.5.1
Sumber Data Sumber data peneilitian ini diperoleh melalui: 1) guru; 2) siswa; 3) data
dokumen; dan 4) catatan lapangan.
65
1) Guru Peneliti memperoleh sumber data yang berasal dari guru melalui lembar wawancara dan lembar observasi keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan model pembelajaran TTW. 2) Siswa Peneliti memperoleh data yang berasal dari siswa melalui hasil observasi siswa selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua dan hasil evaluasi. 3) Data Dokumen Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes dan hasil pengamatan selama proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan. 4) Catatan Lapangan Peneliti juga menggunakan sumber data catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran, berupa keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan model pembelajaran TTW.
3.5.2
Jenis Data Jenis data berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
3.5.2.1 Data Kuantitatif Menurut Sugiyono (2011:23) data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau yang diangkakan (scoring). Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar siswa kelas IV SDN Mangunsari berupa keterampilan menulis karangan narasi yang diperoleh siswa melalui model pembelajaran TTW.
66
3.5.2.2 Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang berbentuk kategori atau atribut (Herrhyanto dan Hamid, 2008:1.3). Data kualitatif menerangkan minat siswa dalam belajar, suasana kelas dan aktifitas siswa yang dapat diperoleh dari lembar observasi mengenai aktifitas siswa baik secara individu maupun kelompok. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru, aktifitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran TTW.
3.5.3
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data diperoleh melalui teknik tes dan teknik non tes.
3.5.3.1 Teknik Tes Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah (Rasyid dan Mansur, 2009:11). Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sejauh mana pencapaian atau prestasi belajar siswa. Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa.
3.5.3.2 Teknik Nontes Teknik nontes meliputi:1) observasi; 2) wawancara; 3) dokumentasi; dan 4) catatan lapangan.
67
1) Observasi Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan dengan menggunakan berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati (Poerwanti, dkk, 2008:3.22). Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengetahui data keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. 2) Wawancara Wawancara adalah suatu teknik yang langsung berhubungan dengan responden (Sukestiyarno dan Wardono, 2009:48). Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data latar belakang siswa, digunakan untuk mengambil data awal untuk identifikasi masalah. Wawancara yang dilakukan berdasarkan panduan wawancara yang telah disusun dalam suatu pertanyaan kepada responden. 3) Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2010:221). Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui proses belajar mengajar siswa dan guru sesudah dilakukan tindakan. 4) Catatan Lapangan Menurut Asrori (2009:55) alat ini merupakan catatan tentang kesan-kesan dan penafsiran peneliti terhadap segala sesuatu yang terjadi selama tindakan kelas dilakukan oleh guru dalam pembelajaran nyata. Catatan lapangan ini tentunya
68
diarahkan kepada segala sesuatu yang menarik perhatian guru dan dipandang penting dalam kaitannya dengan upaya perbaikan pembelajaran. Dalam penelitian ini catatan lapangan berisi catatan selama proses pembelajaran berupa data keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunkaan model pembelajaran TTW.
3.6
TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data yang akan dianalisis adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. 3.6.1
Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar yang dianalisis menggunakan teknik
analisis deskriptif dengan menentukan mean, median, modus, skor terendah, skor tertinggi. Data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk persentase. Adapun langkah-langkahnya menurut (Poerwanti, dkk, 2008:6.3) adalah sebagai berikut: 1) Menentukan nilai berdasarkan skor teoritis N = x100 Keterangan: N = Nilai St = Skor teoritis 2) Menentukan mean Me =
B = Skor yang diperoleh
69
Keterangan: Me = Mean (rata-rata) ∑
= Epsilon (baca jumlah)
Xi = Nilai x ke I sampai ke n n
= Jumlah individu
(Sukestiyarno dan Wardono, 2009:21) 3) Menentukan ketuntasan belajar secara klasikal dan penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase. Adapun rumusnya menurut Herrhyanto dan Hamid (2008:2.23) adalah sebagai berikut: f’ =
x 100%
Keterangan : ∑f = jumlah frekuensi fn = frekuensi yang muncul f’ = persentase frekuensi Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa SDN Mangunsari Semarang dengan KKM individual dan klasikal yang dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Individual Kriteria Ketuntasan ≥ 72 < 72
Kualifikasi Tuntas Tidak Tuntas
Sumber : Kurikulum SDN Mangunsari Mata Pelajaran Bahasa 2012/2013
70
Dengan demikian dapat ditentukan jumlah siswa yang tuntas dengan yang tidak tuntas. Penyajian data disajikan dengan membuat distribusi frekuensi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut (Arikunto 2007:294-295). a. Mengidentifikasi nilai tertinggi dan terendah. b. Menentukan rentangan nilai yaitu mengurangkan nilai paling rendah dari nilai paling tinggi. c. Menentukan banyak kelas. K (banyaknya kelas) = 1 + (3,3) log n I (lebar kelas)
=R:K
d. Membuat distribusi frekuensi dengan lebar kelas dan banyaknya kelas interval. e. Memasukkan setiap nilai ke dalam kelas interval. Adapun untuk menentukan kriteria ketuntasan hasil belajar adalah sebagai berikut: nilai maksimum adalah 100 dan nilai minumnya adalah 72. Predikat nilai yang digunakan yaitu “sangat baik, baik”. R = nilai tertinggi – nilai terndah = 100-72 = 28 K= 2 (karena menggunakan 2 kriteria) i = = = 14
71
Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Hasil Belajar
Kategori
Kualifikasi
87 – 100
Sangat Baik
Tuntas
72 – 86
Baik
Tuntas
57 – 71
Cukup
Tidak Tuntas
40 – 56
Kurang
Tidak Tuntas
3.6.2 Kualitatif Data kualitatif berupa data hasil observasi keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan siswa menulis narasi dengan menggunakan model pembelajaran TTW, serta hasil catatan lapangan dan wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Menurut Poerwanti, dkk (2008:6.9) dalam mengolah data keterampilan guru, aktivitas siswa dan unjuk kerja dapat dilakukan langkah sebagai berikut: 1) menentukan skor terendah; 2) menentukan skor tertinggi; 3) mencari median; 4) membagi rentang nilai menjadi 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang. Kemudian setelah langkah kita tentukan, kita dapat menghitung data skor dengan cara sebagai berikut: N = (T – R) + 1
72
Keterangan: N = banyaknya skor T = skor tertinggi R = skor terendah
Maka untuk mencari median dan rentang nilai, bisa ditentukan dengan rumus seperti di bawah ini (Herrhyanto dan Hamid, 2008:5.3): K2 = median Letak K2 = (n+1) untuk data ganjil atau genap K1 = kuartil pertama Letak K1 =
(n+2) untuk data genap atau K1 =
(n+1) untuk data
(n+2) untuk data genap atau K3 =
(n+1) untuk data
ganjil K3 = kuartil ketiga Letak K3 = ganjil K4 = kuartil keempat = T Maka didapat: klasifikasi kategori nilai klasikal untuk lembar pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran model TTW.
73
Tabel 3.4 Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa Skala Penilaian
Kategori
K3 ≤ skor ≤ T
Sangat Baik
K2 ≤ skor < K3
Baik
K1 ≤ skor < K2
Cukup
R ≤ skor < K1
Kurang
Selanjutnya dari perhitungan di atas, maka dapat dibuat tabel klasifikasi tingkatan nilai untuk menentukan kategori nilai pada keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil keterampilan menulis narasi. a. Pedoman Penilaian Keterampilan Guru Jumlah indikator yang dipakai adalah10 dengan setiap indikator terdiri dari 4 deskriptor. Sehingga diperoleh skor terendah (R) adalah 10, sedangkan skor tertinggi (T) adalah 40. Predikat skor yang dipakai adalah “sangat baik, baik, cukup, kurang”. N = (T – R) +1 = (40-10)+1 = 31 Setelah itu kita mencari median (K2), K1, dan K3. K2 = median Letak K2
K3 = kuartil ketiga = (n +1)
Letak K1 =
( n +1)
Letak K3
= (n +1 )
= (31 +1)
=
( 31+1 )
= (31+1 )
= x 32
=
x 32
=
= 16
=8
Jadi K2 adalah 25
Jadi K1 adalah 17
x 32
= 24 Jadi K3 adalah 33 K4= skor maksimum
74
Kemudian kita peroleh kriteria penilaian keterampilan guru sebagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Keterampilan Guru Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
b. Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa Jumlah indikator yang dipakai untuk penilaian aktivitas siswa adalah10 dengan setiap indikator terdiri dari 4 deskriptor. Sehingga diperoleh skor terendah (R) adalah 10, sedangkan skor tertinggi (T) adalah 40. Predikat skor yang dipakai adalah “sangat baik, baik, cukup, kurang”. N = (T – R) +1 = (40-10)+1 = 31 Setelah itu kita mencari median (K2), K1, dan K3. K2 = median Letak K2
K3 = kuartil ketiga = (n +1)
Letak K1 =
( n +1)
Letak K3
= (n +1 )
= (31 +1)
=
( 31+1 )
= (31+1 )
= x 32
=
x 32
=
= 16
=8
Jadi K2 adalah 25
Jadi K1 adalah 17
x 32
= 24 Jadi K3 adalah 33 K4= skor maksimum
Kemudian kita peroleh kriteria penilaian aktivitas siswa sebagai berikut:
75
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
c. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Jumlah indikator yang dipakai dalam keterampilan menulis narasi adalah 5 indikator dengan setiap indikator terdiri dari 4 deskriptor dengan nilai tertinggi tiap indikator adalah 20 dengan ketentuan sebagai berikut. Jika deskriptor tampak 1 maka skor yang diperoleh 5. Jika deskriptor tampak 2 maka skor yang diperoleh 10. Jika deskriptor tampak 3 maka skor yang diperoleh 15. Jika deskriptor tampak 4 maka skor yang diperoleh 20. Sehingga diperoleh skor terendah (R) adalah 25, sedangkan skor tertinggi (T) adalah 100. Predikat skor yang dipakai adalah “sangat baik, baik, cukup, kurang”. Baru kemudian kita peroleh kriteria penilaian keterampilan menulis narasi sebagai berikut: Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Skor 86 ≤ skor ≤ 100
Kategori Sangat baik
72 ≤ skor < 86
Baik
49 ≤ skor < 72
Cukup
25 ≤ skor < 49
Kurang
76
3.7 INDIKATOR KEBERHASILAN Model pembelajaran TTW dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDN Mangunsari Semarang dengan indikator sebagai berikut. 1) Meningkatnya keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi melalui model pembelajaran TTW dengan kriteria minimal baik dengan skor 25 ≤ skor < 33. 2) Meningkatnya aktivitas siswa pada pembelajaran menulis karangan narasi melalui model pembelajaran TTW dengan kriteria minimal baik dengan skor 25 ≤ skor < 33. 3) Meningkatnya keterampilan siswa menulis narasi dengan perolehan kriteria baik (72 – 86) dan ketuntasan klasikal dalam pembelajaran menulis karangan narasi sebesar 75%.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL PENELITIAN Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian tindakan kelas melalui model
pembelajaran TTW dengan media audio visual yang diperoleh dari hasil tes dan nontes. Penelitian ini berlangsung dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Peneliti bekerjasama dengan teman sejawat dan guru kelas IV SDN Mangunsari, yaitu Ibu Ary Sotyarini sebagai observer keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui dan mengukur keterampilan siswa menulis karangan narasi menggunakan model pembelajaran TTW.
4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I 4.1.1.1 Deskripsi Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I Hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
77
78
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I
No
Indikator
Rata-rata Skor
1. Melaksanakan Prapembelajaran 4 2. Membuka Pelajaran 2,5 3. Menggali Pengetahuan Siswa 2,5 4. Menyajikan Materi Pembelajaran 2,5 5. Menggunakan Media Audio Visual 2,5 6. Membagikan LKS yang Harus Dikerjakan Siswa (think) 3 7. Membimbing Siswa ke dalam Kelompok (talk) 3 8. Membimbing Jalannya Diskusi (write) 3 9 Memberikan Penguatan kepada Siswa 2 10. Menutup Pelajaran 3 Jumlah Skor Total 28 Kategori Baik Keterangan: 33 ≤ skor ≤ 40 (sangat baik), 25 ≤ skor < 33 (baik), 17 ≤ skor < 25 (cukup), 10 ≤ skor < 17 (kurang)
Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi keterampilan guru di atas dapat diketahui bahwa keterampilan guru dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 diperoleh jumlah rata-rata skor total 28 dengan kategori B (baik). Hal ini ditunjukkan dengan rincian indikator adalah sebagai berikut. a. Melaksanakan Prapembelajaran Keterampilan guru dalam melaksanakan pra pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Untuk pertemuan 1 guru memperoleh skor 4, begitu pula pada pertemuan 2 guru juga memperoleh skor 4. Hal ini ditunjukkan dari guru melaksanakan semua deskriptor yang ada yaitu: mempersiapkan ruangan; mempersiapkan media yang akan digunakan; mempersiapkan sumber belajar; dan mengecek kehadiran siswa.
79
b. Membuka Pelajaran Keterampilan guru membuka pelajaran memperoleh skor rata-rata 2,5. Pada pertemuan 1 memperoleh skor 2 dengan deskriptor yang tampak yaitu: guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sedangkan pada pertemuan 2 deskriptor yang tampak 3 sehingga memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang tampak yaitu: guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan sudah memberi motivasi kepada siswa. c. Menggali Pengetahuan Siswa Keterampilan guru menggali pengetahuan siswa memperoleh skor rata-rata 2,5. Pada pertemuan 1 memperoleh skor 2 dengan deskriptor yang tampak yaitu: mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan dipelajari dan memberikan permasalahan berkaitan dengan materi. Sedangkan pada pertemuan 2 memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang tampak yaitu: mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang dipelajari; mengkaitakan materi dengan kehidupan sehari-hari; dan menggali pengetahuan siswa dengan mengkaitakan pengalaman siswa. d. Menyajikan Materi Pembelajaran Keterampilan guru dalam menyajikan materi pembelajaran memperoleh skor rata-rata 2,5. Pada pertemuan 1 guru memperoleh skor 2 dengan deskriptor yang tampak yaitu guru menyampaikan materi sesuai rencana pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi. Sedangkan pada pertemuan 2 guru memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang nampak yaitu guru menyampaikan materi sesuai rencana pembelajaran, menggu-
80
nakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi dan guru menjelaskan dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. e. Menggunkan Media Audio Visual Keterampilan guru dalam menggunakan media audio visual memperoleh skor rata-rata 2,5. Pada pertemuan 1 memperoleh skor 2 dengan deskriptor yang tampak yaitu: aplikatif dan inovatif serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Sedangkan pada pertemuan 2 memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang tampak yaitu: menggunakan media audiovisual dengan tepat; aplikatif dan inovatif; serta memberi kesempatan siswa untuk bertanya. f. Membagikan LKS yang Harus Dikerjakan Siswa (Think) Keterampilan guru membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa memperoleh skor rata-rata 3. Pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang tampak yaitu: membagi kepada setiap kelompok; memberi penjelasan tentang pengerjaan LKS; dan menggunakan kalimat yang jelas dalam memberi petunjuk. g. Membimbing Siswa ke dalam Kelompok (Talk) Keterampilan guru dalam membimbing siswa ke dalam kelompok memperoleh skor rata-rata 3. Pada pertemuan 1 memperoleh skor 3 dan pada pertemuan 2 juga memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang tampak yaitu: mengatur tempat duduk siswa sesuai kelompok; berkeliling dan membimbing kerja siswa dalam kelompok; dan memberi kesempatan pada setiap kelompok untuk bertanya.
81
h. Membimbing Jalannya Diskusi (Write) Keterampilan guru dalam membimbing jalannya diskusi memperoleh skor ratarata 3. Pada pertemuan 1 memperoleh skor 3 dengan 3 deskriptor yang tampak yaitu: menegur siswa yang mengganggu jalannya diskusi; memperjelas masalah diskusi; dan memantau siswa ketika melakukan diskusi. Pada pertemuan 2 juga memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang tampak juga sama. i. Memberikan Penguatan Kepada Siswa Keterampilan guru memberikan penguatan memperoleh skor rata-rata 2. Pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 memperoleh skor 2 dengan deskriptor yang nampak sama yaitu: memberikan penguatan secara verbal dan memberikan penguatan secara nonverbal. j. Menutup Pelajaran Indikator keterampilan yang terakhir yaitu keterampilan guru dalam menutup pelajaran memperoleh skor rata-rata 3. Pada pertemuan 1 memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang tampak yaitu: memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami; memberikan evaluasi; dan memberikan penugasan kepada siswa. Hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual pada siklus I dapat di atas ditampilkan dalam diagram berikut ini.
82
4 3,5 3 2,5 rata-rata skor
2 1,5 1 0,5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
indikator
Diagram 4.1 Skor Keterampilan Guru Siklus 1
4.1.1.2 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual pada siklus I diperoleh data sebagai berikut.
83
Tabel 4.2 Data Aktivitas Siswa Siklus I
No
Indikator
Pertemuan 1 Siswa yang Jum Mendapat lah Deskriptor Skor 1 2 3 4
Ratarata skor
Pertemuan 2 Siswa yang Jum Mendapat lah Deskriptor Skor 1 2 3 4
Ratarata
Ratarata
Skor
Mempersiapkan Diri dalam 1. 3 5 8 4 53 2,65 0 5 10 5 60 3,0 Menerima pelajaran Bertanya dan Menjawab 2. Pertanyaan 0 4 12 4 60 3,0 0 4 10 6 62 3,1 dalam Pembelajaran Memperhatikan Media 3. yang Dita3 8 9 0 46 2,3 2 5 9 4 55 2,75 yangkan Oleh Guru Memperhatikan Penje4. lasan Guru 0 4 11 5 61 3,05 0 4 10 6 62 3,1 tentang Materi Pembelajaran Mengerjakan LKS yang 5. 0 5 12 3 58 2,9 0 5 10 5 60 3,0 Dibagikan oleh Guru (think) Bekerjasama dalam Kelom6. pok untuk 1 7 8 4 55 2,75 1 8 8 3 53 2,65 Berdiskusi (talk) Menulis Hasil 7. 1 2 13 4 60 3,0 0 3 13 4 61 3,05 Diskusi (write) Membacakan 8. Hasil Diskusi 0 10 5 5 55 2,75 0 3 12 5 62 3,1 di Depan Kelas Memberikan Komentar atas 9. penampilan 5 6 5 4 48 2,4 0 2 14 4 62 3,1 Temantemannya Mengerjakan 10. 3 5 12 0 49 2,45 0 5 15 0 50 2,5 Evaluasi Jumlah Kategori Keterangan: 33 ≤ skor ≤ 40 (sangat baik), 25 ≤ skor < 33 (baik), 17 ≤ skor < 25 (cukup), 10 ≤ skor < 17 (kurang)
2,825
3,05
2,525
3,075
2,95
2,7
3,025 2,925
2,75
2,475 28,1 Baik
84
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 diperoleh jumlah rata-rata skor 28,1 dengan kategori B (baik). Penjelasan secara rinci mengenai skor tiap indikator tersebut adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan Diri dalam Menerima Pelajaran Pada indikator aktivitas siswa mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran memperoleh rata-rata skor 2,825. Untuk pertemuan 1 memperoleh rata-rata 2,65. Hal tersebut ditunjukkan dari terdapat 3 siswa yang melakukan 1 deskriptor yaitu siswa datang tepat waktu; 5 siswa melakukan 2 deskriptor yaitu siswa tertib dan rapi dalam kelas dan siswa mempehatikan penjelasan guru; 8 siswa melakukan 3 deskriptor yaitu siswa datang tepat waktu, siswa tertib dan rapi dalam kelas, dan siswa memperhatikan penjelasan guru; 4 siswa melakukakan 4 deskriptor yaitu datang tepat waktu, siswa mempersiapkan bahan dan buku untuk kegiatan belajar, siswa tertib dan rapi dalam kelas, dan siswa memperhatikan penjelasan guru. Untuk pertemuan 2 mendapat rata-rata 3,0. Hal ini ditunjukkan dari 5 siswa melakukan 4 deskriptor; 15 siswa melakukan 3 deskriptor; dan 5 siswa melakukan 2 deskriptor. b. Bertanya dan Menjawab Pertanyaan dalam Pembelajaran Pada indikator aktivitas siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran memperoleh rata-rata skor 3,05. Pada pertemuan 1 siswa mendapat rata-rata 3,0. Hal ini ditunjukkan dari 4 siswa melakukan 2 deskriptor yaitu siswa bertanya mengenai materi yang kan dipelajari dan siswa mengemukakan
85
pendapat sesuai topik yang dibahas; 12 siswa melakukan 3 deskriptor yaitu siswa bertanya mengenai materi yang akan dipelajari, siswa mengemukakan pendapat sesuai topik yang dibahas, dan siswa menjawab pertanyaan dari guru; 4 siswa melakukan 4 deskriptor yaitu siswa bertanya mengenai materi yang akan dipelajari, siswa mengemukakan pendapat sesuai topik yang dibahas, siswa menjawab pertanyaan guru, dan siswa aktif bertanya mengenai hal yang belum dipahaminya. Sedangkan pada pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,1 yang ditunjukkan dari 4 siswa melakukan 2 deskriptor; 10 siswa melakukan 3 deskriptor; dan 6 siswa melakukan 4 deskriptor. c. Memperhatikan Media yang Ditayangkan Oleh Guru Pada indikator aktivitas siswa memperhatikan media yang ditayangkan oleh guru memperoleh rata-rata 2, 525. Hal ini ditunjukkan dari pertemuan 1 memperoleh skor 2,3 dengan 3 siswa melakukan 1 deskriptor yaitu siswa memperhatikan media yang dibawa guru dengan sikap duduk baik; 8 orang melakukan 2 deskriptor yaitu siswa memperhatikan media yang dibawa guru dengan sikap duduk baik dan siswa tidak berbicara dengan temannya; kemudian 9 siswa melakukan 3 deskriptor yaitu siswa memperhatikan media yang dibawa oleh guru dengan sikap duduk baik, siswa tidak berbicara dengan temannya, dan siswa mencatat hal-hal penting. Untuk pertemuan 2 sudah ada peningkatan rata-rata dengan perolehan rata-rata 2,75. Hal ini ditunjukkan dari 2 siswa melakukan 1 deskriptor; 5 siswa melakukan 2 deskriptor; 9 siswa melakukan 3 deskriptor; dan 4 siswa melakukan 4 deskriptor.
86
d. Memperhatikan dan Mendengarkan Penjelasan Guru Tentang Materi Pembelajaran Pada indikator aktivitas siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai materi pembelajaran memperoleh rata-rata skor 3,075. Pada pertemuan 1 siswa mendapat rata-rata 3,05. Hal ini ditunjukkan dari 4 siswa melakukan 2 deskriptor yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru dan siswa mendengarkan penjelasan guru; 11 siswa melakukan 3 deskriptor yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa mendengarkan penjelasan guru, dan siswa bersikap duduk baik dan tidak gaduh; 5 siswa melakukan 4 deskriptor yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa besrikap duduk baik dan tidak gaduh, serta siswa mencatat materi yang disampaikan guru. Sedangkan pada pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,1 yang ditunjukkan dari 4 siswa melakukan 2 deskriptor; 10 siswa melakukan 3 deskriptor; dan 6 siswa melakukan 4 deskriptor. e. Mengerjakan LKS yang Dibagikan Oleh Guru (think) Pada indikator aktivitas siswa mengerjakan LKS yang dibagikan guru memperoleh skor rata-rata 2,95. Hal ini ditunjukkan dari pada pertemuan 1 memperoleh rata-rata 2,9 dengan 3 siswa melakukan 4 deskriptor yaitu memperhatikan guru ketikan menyampaikan penjelasan tugas LKS, membaca LKS dengan tidak membuat kegaduhan, mengerjakan LKS dengan tidak membuat kegaduhan, dan mempersiapkan hal yang harus dikerjakan; 12 siswa melakukan 3 deskriptor; dan 5 siswa melakukan 2 deskriptor. Pada pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,0. Hal ini ditunjukkan dari 5 siswa melakukan 4
87
deskriptor; 10 siswa melakakukan 3 deskriptor; dan 5 siswa melakukan 2 deskriptor. f. Bekerja dalam Kelompok untuk Berdiskusi (talk) Pada indikator aktivitas siswa bekerja dalam kelompok untuk berdiskusi memperoleh rata-rata skor 2,7. Pada pertemuan 1 memperoleh rata-rata 2,75. Hal ini ditunjukkan dari 4 siswa melakukan 4 deskriptor yaitu aktif dalam kelompok, memberi pendapat dalam kelompok, bekerjasama dalam kelompok dan tertib saat bekerja dalam kelompok; 8 siswa melakukan 3 deskriptor; 7 siswa melakukan 1 deskriptor; dan 1 siswa melakukan 1 deskriptor. Pada pertemuan 2 memperoleh rata-rata 2,65 yang ditunjukkan dari 3 siswa melakukan 4 deskriptor; 8 siswa melakukan 3 deskriptor; 8 siswa melakukan 2 deskriptor; dan 1 siswa melakukan 1 deskriptor. g. Menuliskan Hasil Diskusi (write) Pada indikator aktivitas siswa menulis hasil diskusi memperoleh skor rata-rata 3,025. Pada pertemuan 1 mendapat rata-rata 3,0 yang ditunjukkan dari 4 siswa melakukan 4 deskriptor yaitu menyiapkan peralatan menulis, menulis tanpa membuat kegaduhan, menulis hasil ide diskusi dengan teman sekelompok, dan siswa tidak mencontek kelompok lain; 13 siswa melakukan 3 deskriptor; 2 siswa melakukan 2 deskriptor; dan 1 siswa melakukan 1 deskriptor. Untuk pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,05 yang ditunjukkan dari 4 siswa melakukan 4 deskriptor; 13 siswa melakukan 3 deskriptor; dan 3 siswa melakukan 2 deskriptor.
88
h. Membacakan Hasil Diskusi di Depan Kelas Pada indikator aktivitas membacakan hasil diskusi di depan kelas memperoleh skor rata-rata 2,925. Pada pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 2,75. Hal ini ditunjukkan dari 5 siswa melakukan deskriptor 4 yaitu siswa berani maju ke depan kelas, ketepatan intonasi membaca, suara terdengar lantang dan jelas, dan siswa membacakan karangannya secara runtut; kemudian 5 siswa melakukan 3 deskriptor; 10 siswa melakukan 2 deskriptor. Pada pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,1 yang ditunjukkan dari 5 siswa melakukan 4 deskriptor; 12 siswa melakukan 3 deskriptor; dan 3 siswa melakukan 2 deskriptor. i. Memberikan Komentar Atas Penampilan Teman-temannya Pada indikator aktivitas siswa memberikan komentar atas penampilan temantemannya memperoleh skor rata-rata 2,75. Pada pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 2,4. Hal ini ditunjukkan dari 4 siswa melakukan 4 deskriptor; 5 siswa melakukan 3 deskriptor; 6 siswa melakukan 2 deskriptor; dan 5 siswa melakukan 1 deskriptor. Untuk pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,1 yang ditunjukkan dari 4 siswa melakukan 4 deskriptor; 14 siswa melakukan 3 deskriptor; dan 2 siswa melakukan 2 deskriptor. j. Mengerjakan Evaluasi Pada indikator aktivitas siswa mengerjakan evaluasi dengan perolehan skor rata-rata 2,475. Pada pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 2,45. Hal ini ditunjukkan dari 12 siswa melakukan deskriptor 3; 5 siswa melakukan 2 deskriptor; dan 3 siswa melakukan 1 deskriptor. Untuk pertemuan 2 memperoleh skor
89
rata-rata 2,5 yang ditunjukkan dari 15 siswa melakukan 3 deskriptor dan 5 siswa melakukan 2 deskriptor. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual pada siklus I dapat ditampilkan dalam diagram berikut:
3,5 3 2,5
rata-rata 2 skor 1,5 1 0,5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
indikator Diagram 4.2 Skor Aktivitas Siswa Siklus I 4.1.1.3 Paparan Hasil Keterampilan Siswa Menulis Karangan Narasi Siklus I Hasil pengamatan keterampilan siswa menulis narasi siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
90
Tabel 4.3 Hasil Keterampilan Siswa Menulis Narasi Siklus I No
Jumlah Siswa yang Mendapat Skor 5 10 15 20 1 5 11 3 3 5 8 4
Indikator
1. 2.
Jumlah Skor
Rata-rata
Kesesuaian Tema dengan Isi 280 14 Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca 265 13,25 Terdapat Alur, Latar dan Tokoh 3. 1 0 5 14 360 18 dalam Karangan 4. Ketepatan Diksi atau Pilihan Kata 2 5 7 6 285 14,25 5. Kerapian tulisan 2 6 8 5 290 14,5 Jumlah Skor Rata-rata 74 Kategori Baik Keterangan: 100 ≤ skor ≤ 86 (sangat baik), 72 ≤ skor < 86 (baik), 49 ≤ skor < 72 (cukup), 25 ≤ skor < 49 (kurang)
Berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa keterampilan menulis narasi dalam pembelajaran menulis narasi melalui model TTW dengan media audio visual pada siklus I memperoleh skor 74 dengan kategori B (baik). Hasil pengamatan keterampilan siswa pada siklus I dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
20 15
rata-rata 10 5 0 1
2
3
4
5
indikator
Diagram 4.3 Hasil Keterampilan Menulis Narasi Siklus I
Hasil belajar keterampilan menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual dikonversikan dalam data kuantitaif yang disajikan dengan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
91
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus I Hasil Belajar 87 – 100 72 – 86 57 – 71 40 – 56
Kategori Kriteria Sangat baik Tuntas (T) Baik T Cukup Tidak Tuntas (TT) Kurang TT Jumlah Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Persentase Siswa Tuntas Persentase siswa Tidak Tuntas Rata-rata
Frekuensi 3 10 5 2 20
Persentase 15% 50% 25% 10% 100% 95 40 13 7 65% 35% 74
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa pada siklus I persentase ketuntasan sebesar 65% dengan siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 7 siswa dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 40. Hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
70% 60% 50% persentase
40%
Tuntas
30%
Tidak Tuntas
20% 10% 0%
Diagram 4.4 Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I
4.1.1.4 Refleksi Setelah penulis dan tim kolaborator melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil catatan lapangan, selanjutnya dilakukan re-
92
fleksi oleh penulis terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Hasil refleksi siklus I sebagai berikut. a.
Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran memperleh skor 28 dengan kategori baik. Hal ini sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, namun guru masih belum maksimal dalam menggunakan media yang ada, seperti pengeras suara yang suaranya kurang jelas.
b.
Guru belum memberikan contoh karangan narasi sehingga siswa masih ada yang merasa kebingungan.
c.
Pada observasi aktivitas siswa memperoleh skor 28,1 dengan kategori baik, ini sesuai dengan indikator yang ditetapkan, namun masih ada siswa yang cenderung bersama-sama saat menyampaikan tanggapan.
d.
Pada proses pembentukan kelompok guru masih membebaskan siswa untuk memilih sendiri kelompoknya sehingga siswa cenderung bergombol dengan teman yang merasa dekat sehingga siswa masih belum dapat bekerja sama dalam kelompok untuk mengerjakannya karena mereka cenderung untuk berbicara selain itu juga masih ada 1 orang yang selalu dikucilkan dalam kelompok.
e.
Hasil belajar keterampilan menulis narasi hanya mencapai ketuntasan 65% padahal indikator keberhasilannya adalah 75%, maka perlu dilakukan penelitian di siklus II.
4.1.1.5 Revisi Berdasarkan refleksi pada siklus I, pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual belum mencapai hasil yang
93
diharapkan, maka perlu dilanjutkan siklus II dengan 2 kali pertemuan yang akan dilaksanakan tanggal 27 Maret 2013 dan 30 Maret 2013. Siklus II akan dilaksanakan dengan segala perbaikan masalah dalam siklus I. Pada siklus II, guru akan memperbaiki pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus sebelumnya sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan pada indikator keberhasilan sebagai berikut: a.
meningkatkan kemampuan mengelola pembelajaran dan melakukan perbaikan dengan memperhatikan deskriptor yang belum tampak dalam siklus I;
b.
dalam menyajikan materi pembelajaran dengan memberikan contoh sebuah karangan narasi ;
c.
guru akan membagi siswa secara heterogen agar mereka mampu bekerja sama dalam kelompok dan mampu berinteraksi dengan teman yang lainnya sehingga teman sekelompoknya tidak itu-itu saja.
d.
dalam menggunkan media guru akan mencari speaker yang suaranya keras sehingga suara dalam video akan terdengar lebih jelas;
e.
dalam memberikan penguatan akan dilakukan tidak hanya secara klasikal namun juga secara individu;
f.
membuat perencanaan untuk siklus II.
4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II 4.1.2.1 Deskripsi Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II Data hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual pada siswa kelas IV
94
SDN Mangunsari siklus II dalam pertemuan I dan Pertemuan II diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II No
Indikator
Rata-rata
1. Melaksanakan Prapembelajaran 4 2. Membuka Pelajaran 3 3. Menggali Pengetahuan Siswa 3 4. Menyajikan Materi Pembelajaran 3,5 5. Menggunakan Media Audio Visual 3,5 6. Membagikan LKS yang Harus Dikerjakan Siswa 3,5 7. Membimbing Siswa ke dalam Kelompok 3,5 8. Membimbing Jalannya Diskusi 4 9 Memberikan Penguatan kepada Siswa 3,5 10. Menutup Pelajaran 3,5 Jumlah Skor Total 35 Kategori Sangat Baik Keterangan: 33 ≤ skor ≤ 40 (sangat baik), 25 ≤ skor < 33 (baik), 17 ≤ skor < 25 (cukup), 10 ≤ skor < 17 (kurang)
Berdasarkan hasil observasi keterampilan guru siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 diperoleh jumlah rata-rata skor total 35 dengan kategori A (sangat baik). Hasil keterampilan guru di atas didukung dengan hasil wawancara, catatan lapangan dan foto-foto saat pembelajaran berlangsung. Adapun rincian skornya adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan Prapembelajaran Keterampilan guru dalam melaksanakan pra pembelajaran memperoleh ratarata skor 4. Pada pertemuan 1 memperoleh skor 4 dengan deskriptor yang nampak yaitu: mempersiapkan ruangan; mempersiapkan media yang akan digunakan; mempersiapkan sumber belajar; dan mengecek kehadiran siswa. Pada per-
95
temuan 2 juga mendapat skor 4 dengan deskriptor yang tampak sama pada pertemuan 1. b. Membuka Pelajaran Keterampilan guru dalam membuka pelajaran memperoleh skor rata-rata 3. Pada pertemuan 1 memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang tampak yaitu: melakukan apersepsi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan memberi motivasi kepada siswa. Sedangkan pada pertemuan 2 memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang tampak: bertanya mengenai materi sebelumnya; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan memberi motivasi kepada siswa. c. Menggali Pengetahuan Siswa Keterampilan guru menggali pengetahuan siswa memperoleh rata-rata skor 3. Pada pertemuan 1 memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang tampak yaitu: mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan dipelajari; mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari; dan menggali pengetahuan siswa dengan mengkaitkan pengalaman siswa. Begitu pula pada pertemuan 2 juga memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang tampak juga sama. d. Menyajikan Materi Pembelajaran Keterampilan guru dalam menyajikan materi pembelajaran memperoleh ratarata skor 3,5. Pada pertemuan 1 skor yang diperoleh 3 dengan deskriptor yang tampak yaitu: menyampaikan materi sesuai rencana pembelajaran; menjelaskan dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti; dan menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi. Pada pertemuan 2 skor yang
96
diperoleh 4 dengan deskriptor yang tampak sama pada pertemuan 1 namun ditambah dengan guru sudah mampu memusatkan perhatian siswa. e. Menggunkan Media Audio Visual Keterampilan guru menggunakan media audio visual memperoleh skor ratarata 3,5. Dengan perolehan skor pada pertemuan 1 yaitu 3 dan pertemuan 2 dengan 4 skor. Deskriptor yang tampak pada pertemuan 1 yaitu: menggunakan media audio visual dengan tepat; aplikatif dan inovatif; dan memberi kesempatan siswa untuk berpartisipasi. Sedangkan deskriptor yang tampak dalam pertemuan 2 yaitu: menggunakan media audio visual dengan tepat; aplikatif dan inovatif; memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi; dan menjelaskan materi melalui media. f. Membagikan LKS yang Harus Dikerjakan Siswa (Think) Keterampilan guru membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa memperoleh rata-rata skor 3,5. Pada pertemuan 1 guru memperoleh skor 4 dengan semua deskriptor tampak yaitu: membagi kepada setiap kelompok; memberikan penjelasan mengenai pengerjaan LKS; menggunakan kalimat yang jelas dalam memberikan petunjuk; dan memberi contoh pengerjaan. Namun pada pertemuan 2 skor yang diperoleh 3 dengan deskriptor yang tampak yaitu: membagi kepada setiap kelompok; memberikan penjelasan mengenai pengerjaan LKS; dan menggunakan kalimat yang jelas dalam memberi petunjuk. g. Membimbing Siswa ke dalam Kelompok (Talk) Keterampilan guru membimbing siswa ke dalam kelompok memperoleh skor rata-rata 3,5. Pada pertemuan 1 skor yang diperoleh 3 dengan deskriptor yang
97
tampak yaitu: mengatur tempat duduk siswa sesuai kelompok; berkeliling membimbing kerja siswa dalam kelompok; dan memberi kesempatan pada setiap kelompok untuk bertanya. Sedangkan pada pertemuan 2 memperoleh skor 4 dengan deskriptor yang tampak sama seperti pertemuan 1 namun disini deskriptor yang tampak bertambah yaitu dengan guru sudah membagi kelompok secara heterogen. h. Membimbing Jalannya Diskusi (Write) Keterampilan guru dalam membimbing jalannya diskusi memperoleh skor ratarata 4. Pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 semua deskriptor tampak, dengan deskriptor yang tampak yaitu: menegur siswa yang menggnggu jalannya diskusi; memperjelas masalah diskusi; memantau siswa ketika melakukan diskusi; dan memberi motivasi agar aktif dalam diskusi. i. Memberi Penguatan kepada Siswa Keterampilan guru dalam memberi penguatan memperoleh skor rata-rata 3,5. Pada pertemuan 1 skor yang diperoleh 3 dengan deskriptor: memberi penguatan secara verbal; memberi penguatan secara nonverbal; dan memberi penguatan dengan segera ketika muncul tingkah laku siswa yang diharapkan. Pada pertemuan 2 skor yang diperoleh 4 dengan deskriptor yang tampak sama pada pertemuan 2 ditambah dengan tampak satu lagi deskriptor yaitu memberikan penguatan kepada individu tertentu secara jelas dengan menyebutkan namanya. j. Menutup Pelajaran Keterampilan guru menutup pelajaran memperoleh rata-rata skor 3,5. Pada pertemuan 1 skor yang diperoleh 3 dengan deskriptor yang tampak yaitu: mem-
98
beri kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami; memberikan evaluasi; dan memberi penugasan. Sedangkan dalam pertemuan 2 memperoleh skor 4 dengan semua deskriptor tampak yaitu: membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran; memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami; memberikan evaluasi; dan memberi penugasan. Hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW pada siklus II dapat ditampilkan dalam diagram berikut:
4 3,5 3 2,5 rata-rata 2 skor 1,5 1 0,5 0 1
2
3
4
5
6
7
indikator
Diagram 4.5 Skor Keterampilan Guru Siklus II
8
9
10
99
4.1.2.2 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.6 Data Aktivitas Siswa Siklus II
N o
Indikator
Pertemuan 1 Siswa yang Jum Mendapat -lah Deskriptor skor 2 3 4
Ratarata Skor
Pertemuan 2 Siswa yang Jum Mendapat -lah Deskriptor skor 1 2 3 4
Ratarata skor
1 Mempersiapkan 1. Diri dalam Mene2 3 13 2 55 2,7 0 6 4 10 64 3,2 rima Pelajaran Bertanya dan Menjawab Per2. 0 1 15 4 60 3,0 0 7 7 6 59 2,95 tanyaan dalam Pembelajaran Memperhatikan Media yang Dita3. 1 3 10 6 61 3,05 0 9 3 8 59 2,95 yangkan oleh Guru Memperhatikan Penjelasan Guru 3. 0 3 13 4 61 3,05 0 2 10 8 66 3,3 tentang Materi Pembelajaran Mengerjakan LKS 5. yang Dibagikan 0 2 13 3 63 3,15 0 7 8 6 62 3,1 oleh Guru (think) Bekerjasama dalam Kelompok 6. 1 6 8 5 57 2,85 0 3 8 9 66 3,3 untuk Berdiskusi (talk) Menulis Hasil 7. 0 1 15 4 63 3,15 0 4 11 5 61 3,05 Diskusi (write) Membacakan Ha8. sil Diskusi di De0 2 14 4 62 3,1 0 2 14 4 62 3,1 pan Kelas Memberikan Komentar atas Pe9. 0 0 12 5 62 3,1 0 3 11 6 63 3,15 nampilan Temantemannya Mengerjaan Eva10 0 3 14 3 60 3 0 0 16 4 64 3,,2 luasi Jumlah 604 30,2 646 32,3 Kategori Baik Baik Keterangan: 33 ≤ skor ≤ 40 (sangat baik), 25 ≤ skor < 33 (baik), 17 ≤ skor < 25 (cukup), 10 ≤ skor < 17 (kurang)
Ra-tarata
2,95
2,975
3,0
3,175
3,125
3,075
3,1 3,1
3,125
3,1 31,25 Baik
100
Berdasarkan observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 diperoleh jumlah rata-rata skor 31,25 dengan kategori B (baik) dengan rincian skor sebagai berikut: a. Mempersiapkan Diri dalam Menerima Pelajaran Pada indikator aktivitas siswa mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran memperoleh skor rata-rata 2,95. Pada pertemuan 1 memperoleh rata-rata skor 2,75. Hal ini ditunjukkan dengan terdapat 2 siswa melakukan 4 deskriptor, 13 siswa melakukan 3 deskriptor, 3 siswa melakukan 2 deskriptor, dan 2 siswa melakukan 1 deskriptor. Untuk pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,2 yang ditunjukkan dari 10 siswa melakukan 4 deskriptor, 4 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 6 siswa melakukan 2 deskriptor. b. Bertanya dan Menjawab Pertanyaan dalam Pembelajaran Indikator aktivitas siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran memperoleh rata-rata skor 2,975. Untuk pertemuan 1 mendapat skor rata-rata 3,0 yang ditunjukkan dari 4 siswa melakukan 4 deskriptor, 15 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 1 siswa melakukan 2 deskriptor. Sedangkan pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 2,95 yang ditunjukkan dari 6 siswa melakukan 4 deskriptor, 7 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 7 siswa melakukan 2 deskriptor. c. Memperhatikan Media yang Ditayangkan Oleh Guru Pada indikator aktivitas siswa memperhatikan media yang ditayangkan oleh guru memperoleh rata-rata skor 3,0. Pada pertmuan 1 memperoleh skor rata-
101
rata 3,05. Hal ini ditunjukkan dengan 6 siswa melakukan 4 deskriptor, 10 siswa melakukan 3 deskriptor, 3 siswa melakukan 2 deskriptor, dan 1 siswa melakukan 1 deskriptor. Untuk pertemuan 2 mendapat skor rata-rata 2,95. Hal ini ditunjukkan dengan 8 siswa melakukan 4 deskriptor, 3 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 9 siswa melakukan 2 deskriptor. d. Memperhatikan Penjelasan Guru tentang Materi Pembelajaran Pada indikator aktivitas siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru tentang materi pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,175. Pada pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 3,05. Hal ini ditunjukkan dengan 4 siswa melakukan 4 deskriptor, 13 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 3 siswa melakukan 2 deskriptor. Sedangkan pada pertemuan 2 mendapat skor rata-rata 3,3. Hal ini ditunjukkan dengan 8 siswa melakukan 4 deskriptor, 10 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 2 siswa melakukan 2 deskriptor. e. Mengerjakan LKS yang Dibagikan Oleh Guru (Think) Pada indikator aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru memperoleh skor rata-rata 3,125. Pada pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 3,15. Hal ini ditunjukkan dengan 5 siswa melakukan 4 deskriptor, 13 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 2 siswa melakukan 2 deskriptor. Untuk pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,1 yang ditunjukkan dengan 6 siswa melakukan 4 deskriptor, 8 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 7 siswa melakukan 2 deskriptor.
102
f. Bekerjasama dalam Kelompok untuk Berdiskusi (Talk) Untuk indikator aktivitas siswa bekerja dalam kelompok untuk berdiskusi memperoleh skor rata-rata 3,075. Pada pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 2,85 yang ditunjukkan dengan 5 siswa melakukan 4 deskriptor, 8 siswa melakukan 3 deskriptor, 6 siswa melakukan 2 deskriptor, dan 1 siswa melakukan 1 deskriptor. Sedangkan pada pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,3 yang ditunjukkan dengan 9 siswa melakukan 4 deskriptor, 8 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 3 siswa melakukan 2 deskriptor. g. Menulis Hasil Diskusi (Write) Pada indikator aktivitas siswa menulis hasil diskusi memperoleh rata-rata skor 3,1. Pada pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 3,15. Hal ini ditunjukkan dengan 4 siswa melakukan 4 deskriptor, 15 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 1 siswa melakukan 2 deskriptor. Pada pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,05 yang ditunjukkan dengan 5 siswa melakukan 4 deskriptor, 11 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 4 siswa melakukan 2 deskriptor. h. Membacakan Hasil Diskusi di Depan Kelas Pada indikator aktivitas siswa membacakan diskusi di depan kelas memperoleh skor rata-rata 3,1. Pada pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 3,1 yang ditunjukkan dengan 4 siswa melakukan 4 deskriptor, 14 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 2 siswa melakukan 2 deskriptor. Untuk pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,1. Hal ini ditunjukkan dengan 4 siswa melakukan 4 deskriptor, 14 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 2 siswa melakukan 2 deskriptor.
103
i. Memberikan Komentar Atas Penampilan Teman-temannya Indikator aktivitas siswa dalam memberikan komentar atas penampilan temantemannya memperoleh skor rata-rata 3,125. Pada pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 3,1 dan pada pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,15. Untuk pertemuan 1 ditunjukkan dengan 5 siswa melakukan 4 deskriptor, 12 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 3 siswa melakukan 2 deskriptor. Sedangkan untuk pertemuan 2 ditunjukkan dengan 6 siswa melakukan 4 deskriptor, 11 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 3 siswa melakukan 2 deskriptor. j. Mengerjakan Evaluasi Pada indikator siswa melakukan evaluasi memperoleh skor rata-rata 3,1. Pada pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 3,0 dan pada pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata 3,2. Hal ini ditunjukkan dengan pada pertemuan 1 terdapat 3 siswa melakukan 4 deskriptor, 14 siswa melakukan 3 deskriptor, dan 3 siswa melakukan 2 deskriptor. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual dapat ditampilkan dalam diagram berikut:
104
3,2 3,15 3,1 3,05 rata-rata skkor
3 2,95 2,9 2,85 2,8 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
indikator
Diagram 4.6 Skor Aktivitas Siswa Siklus II
4.1.2.3 Paparan Hasil Keterampilan Siswa Menulis Karangan Narasi Siklus II Hasil pengamatan keterampilan siswa menulis narasi siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.7 Hasil Keterampilan Siswa Menulis Narasi Siklus II No 1. 2.
Indikator
Jumlah Siswa yang Memperoleh Skor 5 10 15 20 1 1 9 9 1 3 13 3
Jumlah Skor
Rata-rata
Kesesuaian Tema dengan Isi 335 16,75 Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca 290 14,5 Terdapat Alur, Latar dan Tokoh 3. 0 0 6 14 370 18,5 dalam Karangan 4. Ketepatan Diksi atau Pilihan Kata 0 4 11 5 305 15,25 5. Kerapian Tulisan 2 2 7 9 315 15,75 Jumlah Skor Rata-rata 80,75 Kategori Baik Keterangan: 100 ≤ skor ≤ 86 (sangat baik), 72 ≤ skor < 86 (baik), 49 ≤ skor < 72 (cukup), 25 ≤ skor < 49 (kurang)
105
Berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa keterampilan menulis narasi dalam pembelajaran menulis narasi melalui model TTW dengan media audio visual pada siklus II memperoleh skor 80,75 dengan kategori B (baik). Hassil pengamatan keterampilan siswa pada siklus II dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
20 18 16 14 12 rata-rata 10 skor 8 6 4 2 0 1
2
3
4
5
indikator Diagram 4.7 Hasil Keterampilan Siswa Menulis Narasi Siklus II
Hasil belajar keterampilan menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dikonversikan dalam data kuantitaif yang disajikan dengan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
106
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus II Hasil Belajar 87 – 100 72 – 86 57 – 71 40 – 56
Kategori Kriteria Sangat baik Tuntas (T) Baik T Cukup Tidak Tuntas (TT) Kurang TT Jumlah Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Persentase Siswa Tuntas Persentase siswa Tidak Tuntas Rata-rata
Frekuensi 6 10 3 1 20
Persentase 30% 50% 15% 5% 100% 100 55 16 4 80% 20% 80,75
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa pada siklus II persentase ketuntasan sebesar 80% dengan siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa. Hasil belajar siswa siklus II dapat di lihat pada diagram di bawah ini:
80% 70% 60% 50% persentase 40% 30% 20% 10% 0%
Tuntas Tidak Tuntas
Diagram 4.8 Persentase Ketuntasan Siswa Siklus II
107
4.1.2.4 Refleksi Berdasarkan analisis hasil yang telah dicapai pada proses pembelajaran siklus II secara keseluruhan telah berhasil. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut. a. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran siklus II memperoleh skor 35 yang masuk dalam kategori sangat baik dan hal tersebut sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan maka indikator keterampilan guru tercapai dengan sangat baik. b. Pada siklus II hasil observasi aktivitas siswa diperleh jumlah skor 31,25 dengan kategori baik dan sesuai dngan indikator yang telah ditetapakan maka indikator aktivitas siswa tercapai dengan baik. c. Ketuntasan belajar klasikal adalah 80% dengan rata-rata siswa 80,75. Perolehan skor tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. d. Namun masih ada 4 siswa belum tuntas. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi 4 siswa tersebut adalah dengan memberikan bimbingan individual kepada siswa tersebut yang dapat dilakukan di luar jam pelajaran. Selain itu dukungan dari keluarga sangat berperan dalam memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. e. Secara keseluruhan pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW pada kelas IV SDN Mangunsari Semarang telah berhasil. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan persentase ketuntasan hasil belajar menulis narasi sebesar 80%. Dengan demikian, kegiatan
108
penelitian telah mencapai target indikator keberhasilan, maka penelitian ini dihentikan.
4.2
PEMBAHASAN
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian Pembahasan pelaksaan pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan siswa dalam menulis narasi pada setiap siklusnya.
4.2.1.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus I 4.2.1.1.1 Keterampilan Guru Siklus I Keterampilan guru pada indikator melaksanakan prapembelajaran merupakan keterampilan guru dalam membuka pelajaran. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009:73) menyatakan bahwa membuka pelajaran diartikan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Pada indikator keterampilan guru melaksanakan prapembelajaran terdiri dari 4 deskriptor yaitu: mempersiapkan ruangan, mempersiapkan media yang akan digunakan; mempersiapkan sumber belajar; dan mengecek kehadiran siswa. Indikator kedua pada keterampilan guru yaitu membuka pelajaran. Indikator ini terdiri dari 4 deskriptor yaitu: bertanya mengenai materi sebelumnya; melakukan apersepsi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan memberi motivasi kepada siswa. Membuka pelajaran diartikan sebagai perbuatan guru untuk mencipta-
109
kan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari (Hasibuan dan Moedjiono, 2009:73). Indikator ketiga pada keterampilan guru yaitu menggali pengetahuan siswa. Indikator ini termasuk keterampilan guru dalam bertanya. Deskriptor dalam indikator ini yaitu: mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan dipelajari; mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari; memberikan permasalahan berkaitan dengan materi; dan menggali pengetahuan siswa dengan mengkaitkan pengalaman siswa. Menurut Anitah, dkk (2008:7.5) kegiatan bertanya yang dilakukan guru tidak hanya bertujuan untuk meperoleh informasi tetapi juga untuk meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Indikator keempat pada keterampilan guru menyajikan materi pembelajaran. Indikator ini termasuk keterampilan menjelaskan. Indikator ini terdiri dari beberapa deskriptor yaitu: menyampaikan materi sesuai rencana pembelajaran; menjelaskan dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti; menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi; dan memusatkan perhatian siswa. Menurut Mulyasa (2011:80) menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Indikator kelima pada aspek menggunakan media audio visual. Indikator ini merupakan keterampilan menggunakan variasi. Deskriptornya adalah: menggunakan media audio visual dengan tepat; menjelaskan materi melalui media; aplikatif dan inovatif; dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisi-
110
pasi. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009:64) mengemukakan bahwa menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantuasiasan serta berperan serta secara aktif. Indikator keenam yaitu membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa. Indikator ini termasuk dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorang. Pengajaran kelompok kecil dan perseorang akan membuat hubungan guru dan siswa lebih akrab, yang berarti guru dapat mengenal siswanya lebih baik. Siswa akan menganggap gurunya sebagai orang yang siap membantunya bila mengalami masalah (Anitah, dkk, 2008:8.51). Deskriptor dalam indikator ini yaitu: membagi kepada setiap kelompok; memberikan penjelasan dalam pengerjaan LKS; menggunakan kalimat yang jelas dalam memberikan petunjuk; dan memberi contoh pengerjaan LKS. Indikator ketujuh yaitu keterampilan guru adalah membimbing siswa ke dalam kelompok. Indikator ini termasuk keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Deskriptor dalam indikator ini adalah: membagi kelompok secara heterogen; mengatur tempat duduk siswa sesuai kelompok; berkeliling membimbing kerja siswa dalam kelompok; dan memberi kesempatan pada setiap kelompok untuk bertanya. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009:88) diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan masalah.
111
Indikator kedelapan yaitu membimbing jalannya diskusi. Indikator ini merupakan keterampilan mengelola kelas. Deskriptor keterampilan ini yaitu: menegur siswa yang mengganggu jalannya diskusi; memperjelas masalah diskusi; memantau siswa ketika melakukan diskusi; dan memberi motivasi agar aktif dalam diskusi. Menurut Mulyasa (2011:91) pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Indikator kesembilan yaitu memberikan penguatan kepada siswa. Indikator ini merupakan keterampilan memberi penguatan. Deskriptor keterampilan ini meliputi: memberi penguatan secara verbal; memberi penguatan secara nonverbal; memberi penguatan kepada individu tertentu secara jelas dengan menyebutkan namanya; dan memberikan penguatan dengan segera ketika muncul tingkah laku/respon siswa yang diharapkan. Menurut Mulyasa (2011:77-78) Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku tersebut. Indikator kesepuluh yaitu menutup pelajaran. Indikator ini merupakan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Deskriptor indikator ini meliputi: membimbing/memfasilitasi siswa menyimpulkan hasil pembelajaran; memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami; memberi evaluasi; memberi penugasan kepada siswa. Menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2011:84).
112
Berdasarkan pembahasan di atas dapat dijelaskan bahwa guru sudah melaksanakan prapembelajaran, membuka pelajaran, menggali pengetahuan siswa, menyajikan materi pembelajaran, membimbing siswa ke dalam kelompok, membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa, membimbing jalannya diskusi, menggunakan media audio visual, memberikan penguatan kepada siswa, dan menutup pelajaran. Keterampilan guru pada siklus I pertemuan 1 memperoleh skor 26 dengan kategori baik. Kemudian keterampilan guru siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 30 dengan kriteria baik. Keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor rata-rata 28 dengan kategori baik.
4.2.1.1.2 Aktivitas Siswa Siklus I Indikator pertama yaitu mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran. Indikator ini termasuk aktivitas emosional (emotional activities). Menurut Sardiman (2011:101) emotional activities misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup. Deskriptor dalam indikator ini adalah siswa datang tepat waktu; mempersiapkan bahan dan buku untuk kegiatan belajar; tertib dan rapi dalam kelas; dan memperhatikan penjelasan guru. Indikator kedua yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran. Indikator ini termasuk oral activities. Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi (Sardiman, 2011:99). Deskriptor indikator ini yaitu: bertanya mengenai materi yang akan dipelajari; mengemukakan pendapat sesuai topik yang dibahas; menjawab pertanyaan dari guru; dan aktif bertanya.
113
Indikator ketiga yaitu memperhatikan media yang ditanyangkan oleh guru. Indikator ini termasuk visual activities. Menurut Sardiman (2011:101) visual activities yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. Deskriptor indikator ini yaitu: memperhatikan media yang dibawa guru dengan sikap duduk baik; tidak berbicara dengan temannya; memberikan umpan balik berupa tanggapan; dan mencatat halhal penting. Indikator keempat yaitu memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru tentang materi pembelajaran. Indikator ini termasuk kegiatan mendengarkan (listening activities). Kegiatan mendengarkan yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio (Hamalik, 2009:172). Deskriptor indikator ini yaitu: memperhatikan penjelasan dari guru; medengarkan penjelasan guru, mencatat materi yang disampaikan guru; dan bersikap baik dan tidak membuat kegaduhan. Indikator kelima yaitu mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru. Indikator ini termasuk visual activities, write activities, dan emotional activities. Menurut Sardiman (2011:99) visual activities yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. Write activities menurut Sardiman (2011:99) misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. Sedangkan emotional activities menurut Sardiman (2011:99) misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup. Deskriptor aktivitas ini yaitu: memperhatikan guru ketika menyampaikan penjelasan tugas LKS; membaca LKS dengan tanpa
114
membuat kegaduhan; mengerjakan LKS tanpa membuat kegaduhan; dan mempersiapkan hal yang harus dikerjakan. Indikator keenam yaitu bekerja dalam kelompok untuk berdiskusi. Aktivitas ini termasuk oral activities dan mental activities. Oral activities menurut Sardiman (2011:99) misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. Selanjutnya menurut Sardiman (2011:99) mental activities misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. Deskriptor indikator ini yaitu: aktif dalam kelompok; memberi pendapat dalam kelompok; bekerjasama dalam kelompok; dan tertib saat bekerja dalam kelompok. Indikator ketujuh yaitu menulis karangan berdasarkan video yang diputar oleh guru. Indikator ini termasuk writing activities. Menurut Sardiman (2011:99) writing activities misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. Deskriptor indikator ini meliputi: menyiapkan peralatan tulis; menulis tanpa membuat kegaduhan; menulis hasil ide diskusi dengan teman sekelompok; dan tidak mencontek hasil kelompok lain. Indikator kedelapan yaitu membacakan karangan di depan kelas. Indikator ini termasuk emotional activities dan visual acivities. Emotional activities misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup (Sardiman, 2011:99). Sedangkan visual activities misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain (Sardiman, 2011:99). Deskriptor indikator ini meliputi: berani maju ke depan ke-
115
las; ketepatan intonasi membaca; suara terdengar lantang dan jelas; dan membaca secara runtut. Indikator kesembilan yaitu memberikan komentar atas penampilan temantemannya. Disini termasuk oral activities. menurut Sardiman (2011:99) oral activities misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. Deskriptor indikator ini meliputi: mengangkat tangan sebelum mengemukakan pendapat; berbicara setelah ditunjuk; menggunakan bahasa yang sopan saat berbicara; dan berbicara dengan lantang saat mengemukakan pendapat. Indikator kesepuluh yaitu mengerjakan evaluasi. Indikator ini termasuk writing activities. Menurut Sardiman (2011:99) writing activities misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. Deskriptor indikator aktivitas ini yaitu: mengerjakan tanpa membuat kegaduhan; mengerjakan tanpa mencontek; mengerjakan dengan tepat waktu; dan mengerjakan tanpa banyak bertanya. Berdasarkan temuan pelaksanaan pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW diperoleh aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 memperoleh skor 26,85 dan pada pertemuan 2 diperoleh skor 29,35 sehingga memperoleh jumlah skor rata-rata 28,1 dengan kategori baik.
4.2.1.1.3 Hasil Belajar Keterampilan Menulis Narasi Siklus I Indikator pertama adalah kesesuaian tema dengan isi. Tema merupakan kerangka untuk berpikir dan mengembangkan isi karangan. Menurut Zainurrahman (2011:12) penulis harus membuat sebuah kerangka dasar yang akan menjadi pemandu dalam proses menulisnya.
116
Indikator kedua adalah ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca. Ketepatan pengguanaan tanda baca serta penulisaan yang sesuai dengan ejaan sangat penting dalam penulisan sebuah karangan. Penggunaan huruf besar, tanda titik (.), tanda koma (,), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Indikator ketiga adalah terdapat alur, latar dan tokoh. Dalam karangan narasi alur, latar dan tokoh adalah hal yang harus ada karena inilah yang membedakan karangan narasi dengan jenis karangan lainnya. Keraf (dalam Suparno dan Yunus 2008:4.41) menyatakan bahwa alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain. Latar menurut Suparno dan Yunus (2008:4.42) adalah tempat atau waktu terjadinya peristiwa yang dialami tokoh. Sedangkan dalam penokohan perlu diadakan pemilihan dan pembatasan tokoh yang akan bertindak dalam karangan narasi (Suparno, 2008:4.41). Indikator keempat yaitu ketepatan diksi atau pillihan kata. Kata adalah ungkapan yang ada dalam pikiran penulis. Menurut Zainurrahman (2011:84) dalam mengembangkan paragraf, penulis harus memperhatikan kata yang digunakan agar mewakili ide yang ingin disampaikan. Indikator kelima yaitu kerapian bentuk karangan dan tulisan. Kerapiaan bentuk karangan akan menambah nilai estetika dari sebuah karangan yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh dalam keterampilan menulis narasi adalah memperoleh skor 74 dengan kategori baik. Hasil belajar siswa memperoleh skor tertinggi adalah 95 dan skor terendah adalah 40. Jumlah siswa yang tuntas dalam siklus I sebanyak 7 orang, sedangkan jumlah siswa yang tuntas adalah sebesar 13 siswa.
117
Dengan demikian persentase ketuntasan siklus I adalah sebesar 65% dengan ratarata 74.
4.2.1.2 Hasil Observasi Keterampilan Guru, Aktivias Siswa dan Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus II 4.2.1.2.1 Keterampilan Guru Siklus II Keterampilan guru pada indikator melaksanakan prapembelajaran merupakan keterampilan guru dalam membuka pelajaran. Pada indikator keterampilan guru melaksanakan pra pembelajaran terdiri dari 4 deskriptor yaitu: mempersiapkan ruangan, mempersiapkan media yang akan digunakan; mempersiapkan sumber belajar; dan mengecek kehadiran siswa. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009:73) menyatakan bahwa membuka pelajaran diartikan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Indikator kedua pada keterampilan guru yaitu membuka pelajaran. Membuka pelajaran diartikan sebagai perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat ke-pada apa yang akan dipelajari (Hasibuan dan Moedjiono, 2009:73). Indikator ini terdiri dari 4 deskriptor yaitu: bertanya mengenai materi sebelumnya; melakukan apersepsi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan memberi motivasi kepada siswa. Indikator ketiga pada keterampilan guru yaitu menggali pengetahuan siswa. Indikator ini termasuk keterampilan guru dalam bertanya. Menurut Anitah, dkk (2008:7.5) kegiatan bertanya yang dilakukan guru tidak hanya bertujuan untuk meperoleh informasi tetapi juga untuk meningkatkan terjadinya interaksi an-
118
tara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Deskriptor dalam indikator ini yaitu: mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan dipelajari; mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari; memberikan permasalahan berkaitan dengan materi; dan menggali pengetahuan siswa dengan mengkaitkan pengalaman siswa. Indikator keempat pada keterampilan guru menyajikan materi pembelajaran. Indikator ini termasuk keterampilan menjelaskan. Menurut Mulyasa (2011:80) menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Indikator kelima pada aspek menggunakan media audio visual. Indikator ini merupakan keterampilan menggunakan variasi. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009:64) mengemukakan bahwa menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantuasiasan serta berperan serta secara aktif. Indikator keenam yaitu membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa. Indikator ini termasuk dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorang. Pengajaran kelompok kecil dan perseorang akan membuat hubungan guru dan siswa lebih akrab, yang berarti guru dapat mengenal siswanya lebih baik. Siswa akan menganggap gurunya sebagai orang yang siap membantunya bila mengalami masalah (Anitah, dkk, 2008:8.51).
119
Indikator ketujuh yaitu keterampilan guru adalah membimbing siswa ke dalam kelompok. Indikator ini termasuk keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009:88) diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan masalah. Indikator kedelapan yaitu membimbing jalannya diskusi. Indikator ini merupakan keterampilan mengelola kelas. Menurut Mulyasa (2011:91) pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Indikator kesembilan yaitu memberikan penguatan kepada siswa. Indikator ini merupakan keterampilan memberi penguatan. Menurut Mulyasa (2011: 77-78) penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku tersebut. Indikator kesepuluh yaitu menutup pelajaran. Indikator ini merupakan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2011:84). Pada siklus II berdasarkan hasil pengamatan pertemuan 1 memperoleh skor 33 dengan kategori baik. Untuk keterampilan guru siklus II pertemuan 2 memperoleh skor 37 dengan kategori sangat baik. Sehingga siklus II diperoleh rata-rata skor 35 dengan katergori sangat baik.
120
4.2.1.2.2 Aktivitas Siswa Siklus II Indikator pertama yaitu mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran. Indikator ini termasuk aktivitas emosional (emotional activities). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sardiman (2011:101) emotional activities misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup. Indikator kedua yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran. Indikator ini termasuk oral activities. Sardiman (2011:99) menyatakan bahwa oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. Indikator ketiga yaitu memperhatikan media yang ditanyangkan oleh guru. Indikator ini termasuk visual activities. Menurut Sardiman (2011:101) visual activities yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. Indikator keempat yaitu memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru tentang materi pembelajaran. Indikator ini termasuk kegiatan mendengarkan (listening activities). Hamalik (2009:172) dalam bukunya menyatakan bahwa kegiatan mendengarkan yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. Indikator kelima yaitu mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru. Indikator ini termasuk visual activities, write activities, dan emotional activities. Menurut Sardiman (2011:99) visual activities yang termasuk di dalamnya misalnya
121
membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. Write activities menurut Sardiman (2011:99) misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. Sedangkan emotional activities menurut Sardiman (2011:99) misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup. Indikator keenam yaitu bekerja dalam kelompok untuk berdiskusi. Aktivitas ini termasuk oral activities dan mental activities. Oral activities menurut Sardiman (2011:99) misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. Selanjutnya menurut Sardiman (2011:99) mental activities misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. Indikator ketujuh yaitu menulis karangan berdasarkan video yang diputar oleh guru. Indikator ini termasuk writing activities. Menurut Sardiman (2011:99) writing activities misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. Indikator kedelapan yaitu membacakan karangan di depan kelas. Indikator ini termasuk emotional activities dan visual acivities. Emotional activities misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup (Sardiman, 2011:99), sedangkan visual activities misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain (Sardiman, 2011:99). Indikator kesembilan yaitu memberikan komentar atas penampilan temantemannya. Disini termasuk oral activities. menurut Sardiman (2011:99) oral
122
activities misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. Indikator kesepuluh yaitu mengerjakan evaluasi. Indikator ini termasuk writing activities. Menurut Sardiman (2011:99) writing activities misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. Pada siklus II berdasarkan hasil observasi pertemuan 1 memperoleh skor 30,2. Kemudian pertemuan 2 memperoleh skor 32,3. Sehingga pada siklus II memperoleh skor rata-rata 31,25 dengan kategori baik.
4.2.1.2.3 Hasil Belajar Keterampilan Menulis Narasi Siklus II Berdasarkan data pada siklus I keterampilan menulis narasi memperoleh jumlah skor rata-rata 74 dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan perolehan skor dengan jumlah skor rata-rata 80,75 dengan kategori baik. Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai hasil konversi perolehan indikator keterampilan menulis narasi. Hasil belajar siswa pada siklus I mencapai rata-rata 74 dengan persentase ketuntasan sebesar 65%. Pada siklus II hasil belajar siswa memperoleh rata-rata 80,75 dengan persentase ketuntasan sebesar 80%. Nilai tertinggi yang diperoleh dalam siklus II adalah 100, sedangkan nilai terendahnya adalah 55.
4.2.1 Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan siswa menulis narasi
123
dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW. Kenyataan tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran TTW dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN Mangunsari. Selain itu implikasi yang didapat dari penelitian ini yaitu implikasi teoretis, praktis dan pedagogis. Implikasi teoretis penelitian ini yaitu sebagai tambahan khasanah ilmu pengetahuan tentang pembelajaran menulis narasi menggunkan model pembelajaran TTW dengan media audio visual. Implikasi praktis penelitian ini adalah memotivasi dan menambah wawasan guru dan peneliti lain untuk melakukan penelitian tindakan kelas atau perbaikan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran TTW. Selain itu model pembelajaran TTW dengan media audio visual dapat meningkatkan minat siswa untuk mengikutiproses pembelajaran. Implikasi pedagogis dari penelitian ini adalah memberikan gambaran yang jelas mengenai keberhasilan menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual pada siswa kelas IV SDN Mangunsari. Selain itu peningkatan ini meliputi peningkatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan siswa menulis narasi meningkat.
BAB V PENUTUP
5.1
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada pembelajaran menulis
narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual pada siswa kelas IV SDN Mangunsari dapat disimpulkan bahwa: a.
keterampilan guru dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I memperoleh skor 28 dengan kriteria baik meningkat menjadi 35 dengan kriteria sangat baik pada siklus II;
b.
aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual mengalami peningkatan, pada siklus I memperoleh skor 28,1 dengan kriteria baik, pada siklus II jumlah skor 31,25 dengan kriteria baik;
c.
keterampilan siswa menulis narasi yang ditunjukkan dengan hasil belajar menulis karangan narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual mengalami peningkatan, pada siklus I nilai rata-rata 74 dengan persentase ketuntasan 65%, pada siklus II nilai rata-rata 80,75 dengan persentase ketuntasan 80%.
124
125
5.2
SARAN Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan diharapkan mampu mem-
beri pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui model pembelajaran TTW. Saran dari penulis adalah sebagi berikut: a.
dalam meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran TTW dengan media audio visual sebaiknya: (1) guru menyiapkan media pembelajaran yang menarik minat siswa; (2) guru harus menggali pengetahuan awal siswa dan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari; (3) guru juag harus memotivasi siswa agar aktif saat pembelajaran berlangsung; (4) guru harus memberikan penguatan baik secara verbal maupun non verbal dan secara individu;
b.
dalam meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran menulis narasi menggunakn model pembelajaran TTW dengan media audio visual sebaiknya: siswa harus dibiasakan berani bertanya mengenai hal yang belum dipahaminya dan bekerja sama dalam kelompok untuk mengajarkan siswa belajar mandiri tanpa tergantung terhadap guru;
c.
dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa pada pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran TTW dengan media audio visual sebaiknya: siswa memiliki kesadaran untuk terus berlatih menulis karangan narasi dengan memperhatikan kesesuaian tema dengan isi, ketepatan ejaan dan tanda baca; adanya alur, latar dan penokohan, ketepatan diksi atau pilihan kata; serta kerapian bentuk karangan dan tulisan.
126
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A & W. Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta. Anitah, Sri, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Asrori, Mohammad. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta. BSNP. 2007. Standar Isi Tingkat Satuan SD/MI. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. . 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa. Diunduh dari http://puskurbuk.net/web/download/prod2007/49_ Kajian%20Kebijakan%20Kurikulum%20Bahasa.pdf tanggal01/01/2013 pukul 12.33 WIB Fitria. 2011. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran. (http://fitria507.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekuranganmetode.html diunduh pada tanggal 28 Januari 2013 pukul 01.49 WIB). Hafsah, Nur Ida. 2011. Penerapan Teknik Permainan Bahasa Berbasis Media Audi Visual untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Klari Boyolali. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas negeri Semarang. Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hasibuan, J.J & Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
127
Herani., 2012., Pengertian Mengarang dan Menulis. (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2252939-pengertian-mengarang-dan menulis/#ixzz2WIcRN9YU, diakses 01Januari 2013 pukul 16.20). Herrhyanto, Nar & H.M. Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Isjoni. 2012. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Khairil. 2012. Hakikat dan Fungsi Bahasa. (http://khairilusman. wordpress.com/2011/11/12/hakikat-dan-fungsi-bahasa/pada tanggal 01/01/-2013 pukul 15.15 WIB). Kuswari, Usep. 2011. Model Pembelajaran Menulis dengan Teknik Think Talk Write (TTW). (http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._ BAHASA_DAERAH/-195901191986011USEP_KUSWARI/MODEL_ PEMBELAJARAN_MENULIS_DENGAN_TEKNIK_THIK.pdf, diakses 01 Januari 2013 pukul 12.53 WIB). Kristiantari, Rini. 2011. Menulis Deskripsi dan Narasi. Jakarta: Media Ilmu. Lapono, Nabisi. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas. Mulyasa, E. 2011.Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Poerwanti, Endang dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas. Pribadi, Benny. A. 2011. Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: PT. Dian RakyatPurnomo.2011. Taksonomi Bloom Terbaru. (http://infocahaya. blogspot.com/ 2011/02/taksonomi-bloom-terbaru.html, diakses 01 Januari 2013 pukul 03.38 WIB). Rasyid, Harun & Mansur. 2009. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima.
128
Rosida, Rian. 2013. Penerapan Teknik TTW (Think-Talk-Write) untuk Meningkatkan Keterampilna Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Gisikdrono 02 Semarang". Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar: Universitas Negeri Semarang. Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Depdiknas. Rudiansyah. 2012. Menulis Karangan. (http://sdnbbu8.wordpress.com/2012/08/07/menulis-karangan/, diakses 01 januari 2013 pukul 16.16). Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Solchan, dkk. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukestiyarno & Wardono. 2009. Statistika. Semarang Press.
Semarang: Universitas Negeri
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT. pustaka Insan Madani. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Sulistyaningsih, Eny. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangasem III Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. (
129
http://eprints.uns.ac.id/219/1/-16947210920101-0221.pdf diakses 16 Januari 2013 pukul 11.30 WIB). Suparno & Mohamad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Syarif, E, Zulkarnaini & Sumarmo. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Depdiknas. Tabavmolo, Roswita. 2010. Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Model Think-Talk-Write (TTW) di Kelas IV SDN Ranggeh Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Pra Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. (http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/-9013, Diakses 29 Desember 2012 pukul 13.00 WIB). Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto.2009. Mendesain Model Pemeblajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Uno, Hamzah B. 2007. Model pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Wagiran & Mukh Doyin. 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Negeri Semarang Press. Widjono. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo. Yamin, Martinis & Bansu I. Ansari. 2012. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Referensi (GP Press Group). Zainurrahman. 2011. Menulis: dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta. Zulkarnaini. 2011. Model Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
130
Lampiran 1
SURAT IZIN PENELITIAN UNNES
131 Lampiran 2 SURAT KETERANGAN PENELITIAN
132 Lampiran 3 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Judul: Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Model Pembelajaran Think Talk Write dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas IV No 1.
Variabel
Indikator
Sumber Data
Alat/Instrumen 1) Lembar
Keterampilan
1) Melaksanakan prapembelajaran
1) Guru
guru dalam
2) Membuka pelajaran
2) Foto
pembelajaran
3) Menggali pengetahuan siswa
3) Catatan
menulis
4) Menyajikan materi
karangan narasi melalui model pembelajaran TTW
lapangan
pembelajaran
observasi 2) Catatan lapangan 3) Wawancara
5) Menggunakan media audio visual 6) Membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa 7) Membimbing siswa ke dalam kelompok 8) Membimbing jalannya diskusi 9) Memberikan penguatan kepada siswa 10) Menutup pelajaran
2.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi
1) Mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran 2) Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran
melalui model
3) Memperhatikan media yang
pembelajaran
ditayangkan oleh guru
TTW
4) Memperhatikan penjelasan guru tentang materi pembelajaran 5) Mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru (think) 6) Bekerja dalam kelompok untuk berdiskusi (talk) 7) Menulis hasil diskusi (write)
1) Siswa 2) Foto 3) Catatan lapangan
1) Lembar observasi 2) Catatan lapangan
133
8) Membacakan hasil diskusi di depan kelas 9) Memberi komentar atas penampilan teman-temannya 10) Mengerjakan evaluasi 3.
Keterampilan
1) Kesesuaian tema dengan isi
1) Siswa
siswa menulis
2) Ketepatan ejaan dan tanda baca
2) Foto
narasi melalui
3) Terdapat alur, latar dan tokoh
model pembelajaran TTW
dalam karangan 4) Ketepatan diksi atau pilihan kata 5) Kerapian tulisan
1) Tes tertulis
134
Lampiran 4 LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS….PERTEMUAN….
Nama Guru
: ….
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Materi
: Menulis Karangan Narasi
Hari/Tanggal
: ….
Petunjuk
:
1) Bacalah dengan cermat 10 indikator keterampilan guru yang sudah ditetapkan. 2) Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Jika deskriptor tidak tampak sama sekali dan tampak 1, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 1. Jika deskriptor tampak 2, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 2. Jika deskriptor tampak 3, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 3. Jika deskriptor tampak 4, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 4. Contoh pengerjaan: Jika tampak deskriptor tampak 1, maka beri tanda (√) pada tingkat kemampuan 1. No 1.
Indikator
Deskriptor
Melaksanakan
a.
Mempersiapkan ruangan
prapembelajaran
b.
Mempersiapkan media yang akan digunakan
c.
Mempersiapkan sumber belajar
d.
Mengecek kehadiran siswa
Check (√) √
Tingkat kemampuan 1 √
2
3
4
Skor 1
135
No 1.
Indikator
Deskriptor
Melaksanakan
a.
Mempersiapkan ruangan
prapembelajaran
b.
Mempersiapkan media yang akan digunakan
c.
Mempersiapkan sumber belajar
2.
Membuka pelajaran
d.
Mengecek kehadiran siswa
a.
Bertanya mengenai materi sebelumnya
b.
Melakukan apersepsi
c.
Menyampaiakan tujuan pembelajaran
d.
Memberi motivasi kepada siswa
3.
Menggali
a.
pengetahuan siswa
Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan matrei yang akan dipelajari
b.
Mengkaitkan materi dengan kehidupan seharihari
c.
Memberikan permasalahan berkaitan dengan materi
d.
Menggali pengetahuan siswa dengan mengkaitkan pengalaman siswa
4.
Menyajikan materi
a.
pembelajaran
Menyampaiakan materi sesuai rencana pembelajaran.
b.
Menjelaskan dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti
c.
Menggunkaan media pembelajaran dalam menyampaikan materi
d.
Memusatkan perhatian siswa
Tingkat kemampuan
Check (√)
1
2
3
4
Skor
136
5.
Menggunakan media
a.
audio visual
Menggunakan media audio visual dengan tepat
b.
Menjelaskan materi melalui video
c.
Aplikatif dan inovatif
d.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi
6.
Membagikan LKS
a. Membagi kepada setiap
yang harus dikerjakan siswa
kelompok b. Menggunakan kalimat yang
(think)
jelas dalam petunjuk pelakasaan LKS c. Memberikan penjelasan tentang pengerjaan LKS d. Memberi contoh pengerjaan LKS
7.
Membimbing siswa
a.
ke dalam kelompok (talk)
Membagi kelompok secara heterogen
b.
Mengatur tempat duduk siswa sesuai kelompok
c.
Berkeliling membimbing kerja siswa dalam kelompok
d.
Memberi kesempatan pada setiap kelompok untuk bertanya
8.
Membimbing
a.
Menegur siswa yang
jalannya diskusi
menganggu jalannya
(write)
diskusi b.
Memperjelas masalah diskusi
c.
Memantau siswa ketika melakukan diskusi
d.
Memberi motivasi agar aktif dalam diskusi
9.
Memberikan
a.
Memberikan penguatan
137
penguatan kepada siswa (keterampilan
secara verbal b.
member penguatan)
Memberikan penguatan secara non verbal
c.
Memberikan penguatan kepada individu tertentu secara jelas dengan menyebutkan namanya
d.
Memberikan penguatan dengan segera ketika muncul tingkah laku/respon siswa yang diharapkan
10
Menutup pelajaran
.
(keterampilan
siswa menyimpulkan hasil
membuka dan
pembelajaran
menutup pelajaran)
a.
b.
Membimbing/memfasilitasi
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami
c.
Memberikan evaluasi
d.
Memberikan penugasan kepada siswa JUMLAH SKOR
Jumlah Skor………., Kategori…… Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
Semarang,
Maret 2013 Observer
……………………….
138 Lampiran 5 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS….PERTEMUAN….
Nama Siswa
: ….
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Materi
: Menulis Karangan Narasi
Hari/Tanggal
: ….
Petunjuk
:
1) Bacalah dengan cermat 10 indikator aktivitas siswa yang sudah ditetapkan. 2) Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Jika deskriptor tidak tampak sama sekali dan tampak 1, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 1. Jika deskriptor tampak 2, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 2. Jika deskriptor tampak 3, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 3. Jika deskriptor tampak 4, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 4. Contoh pengerjaan: Jika deskriptor tampak 1, maka beri tanda (√) pada tingkat kemampuan 1. N o 1.
Indikator
Deskriptor
Mempersiapka
a.
Siswa datang tepat waktu
n diri dalam
b.
Siswa mempersiapkan bahan dan
menerima
buku untuk kegiatan belajar
pelajaran
c.
Siswa tertib dan rapi dalam kelas
(aktivitas
d.
Siswa memperhatikan penjelasan
emosional)
guru
Check (√) √
Tingkat kemampuan 1 √
2
3
4
Skor 1
139
N
Indikator
o 1.
Deskriptor
Mempersiapkan diri
a.
Siswa datang tepat waktu
dalam menerima
b.
Siswa mempersiapkan
pelajaran
bahan dan buku untuk kegiatan belajar c.
Siswa tertib dan rapi dalam kelas
d.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
2.
Bertanya dan
a.
menjawab pertanyaan dalam
Siswa bertanya mengenai materi yang akan dipelajari
b.
pembelajaran
Siswa mengemukakan pendapat sesuai topik yang dibahas
c.
Siswa menjawab pertanyaan dari guru
3.
Memperhatikan
d.
Siswa aktif bertanya
a.
Siswa memperhatikan
media yang
media yang dibawa guru
ditayangkan oleh
dengan sikap duduk baik
guru
b.
Siswa tidak berbicara dengan temannya
c.
Siswa memberikan umpan balik berupa tanggapan
d.
Siswa mencatat hal-hal penting
4.
Memperhatikan dan
a.
mendenagrkan penjelasan guru
dari guru b.
tentang materi pembelajaran
Memperhatikan penjelasan
Mendengarkan penjelasan guru
c.
Mancatat materi yang disampaikan guru
d.
Bersikap baik dan tidak gaduh
5.
Mengerjakan LKS yang dibagikan oleh
a.
Memperhatikan guru ketika menyampaikan penjelasan
Tingkat kemampuan
Check (√)
1
2
3
4
Skor
140
guru (think)
LKS b.
Membaca hal yang harus dilaksanakan dalam LKS sesuai petunjuk
c.
Mengerjakan LKS dengan tidak membuat kegaduhan
d.
Mempersiapkan hal-hal yang harus dikerjakan
6.
Bekerja sama dalam
a.
kelompok untuk berdiskusi (talk)
Siswa aktif dalam kelompok
b.
Siswa member pendapat dalam kelompok
c.
Siswa dapat bekerjasama dengan kelompok
d.
Siswa tertib bekerja dalam kelompok
7.
Menulis hasil
a.
diskusi (write)
Siswa menyiapkan peralatan tulis
b.
Menulis tanpa membuat kegaduhan
c.
Siswa menulis hasil ide diskusi dengan teman sekelompok
d.
Siswa tidak mencontek hasil kelompok lain
8.
Membacakan hasil
a.
diskusi di depan kelas.
Siswa berani maju ke depan kelas
b.
Ketepatan intonasi membaca
c.
Suara terdengar lantang dan jelas
d.
Siswa mempresentasikan hasil karangan tanpa menutupi wajahnya
9.
Memberikan
a.
Siswa mengangkat tangan
komentar atas
sebelum mengemukakan
penampilan teman-
pendapat
141
temannya
b.
Siswa berbicara setelah ditunjuk
c.
Siswa menggunakan bahasa yang sopan saat berbicara
d.
Siswa berbicara dengan lantang saat mengemukakan pendapat
10.
Mengerjakan evaluasi
a. Mengerjakan tanpa membuat kegaduhan b. Mengerjakan tanpa mencontek c. Mengerjakan dengan tepat waktu d. Mengerjakan tanpa banyak bertanya JUMLAH SKOR
Jumlah Skor……., Kategori……… Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
Semarang,
Maret 2013
Observer
………………………
142
Lampiran 6 LEMBAR PENILAIAN PRODUK MENULIS KARANGAN NARASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL TTW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL
Nama Siswa
: ….
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Materi
: Menulis Karangan Narasi
Hari/Tanggal
: ….
Petunjuk
: ….
1) Bacalah dengan cermat 5 indikator produk menulis karangan narasi yang sudah ditetapkan. 2) Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Jika deskriptor tidak tampak sama sekali dan tampak 1, maka beri tanda check (√) pada perolehan skor 5. Jika deskriptor tampak 2, maka beri tanda check (√) pada perolehan skor 10. Jika deskriptor tampak 3, maka beri tanda check (√) pada perolehan skor 15. Jika deskriptor tampak 4, maka beri tanda check (√) pada perolehan skor 20. Contoh pengerjaan: Jika deskriptor tampak 1, maka beri tanda (√) pada perolehan skor 5. No 1.
Indikator Kesesuaian tema
Deskriptor a.
dengan isi
Tema yang dipilih sesuai dengan tema yang ditentukan
b.
Judul sesuai dengan tema
c.
Isi karangan mencakup tema yang diambil
a.
Isi karangan runtut
Skor
Chec k (√)
5
√
√
10
15
20
Skor 5
143
Instrumen Penilaian! No 1.
Indikator Kesesuaian tema
Deskriptor d.
dengan isi
Tema yang dipilih sesuai dengan tema yang ditentukan
e.
Judul sesuai dengan tema
f.
Isi karangan mencakup tema yang diambil
2.
Ketepatan ejaan dan
g.
Isi karangan runtut
a.
Ketepatan dalam penggunaan
tanda baca
tanda titik b.
Ketepatan dalam penggunaan tanda koma
c.
Ketepatan dalam penggunaan huruf kapital
d.
Ketepatan dalam penggunaan ejaan
3.
Terdapat alur, latar
a.
Terdapat alur yang jelas
atau setting dan tokoh
b.
Terdapat latar yang jelas
c.
Terdapat tokoh yang jelas
d.
Terdapat alur, latar dan tokoh sesuai cerita
4.
Ketepatan diksi atau
a.
Tepat dalam memilih kata
pilihan kata
b.
Kata dan istilah yang dipakai mudah dipahami
c.
Kata yang dipilih tidak menimbulkan kerancuan arti
d.
Tidak ada penggunaan kata yang berlebihan
5.
Kerapian tulisan
a.
Tulisan mudah dibaca
b.
Tidak ada coretan
c.
Tulisan jelas
d.
Tulisan karangan dalam bentuk paragraf JUMLAH SKOR
Jumlah Skor….., Kategori…..
Skor
Check (√)
5
10
15
20
Skor
144
Skor 86 ≤ skor ≤ 100
Kategori Sangat baik
72 ≤ skor < 86
Baik
49 ≤ skor < 72
Cukup
25 ≤ skor < 49
Kurang
Semarang,
Maret 2013 Observer
……………………….
145
Lampiran 7 LEMBAR WAWANCARA DENGAN KOLABORATOR PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SD
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari Semarang
Nama Guru
: ….
Hari/ Tanggal
: ….
Pertanyaan
:
1. Bagaimana pendapat Ibu dengan pembelajaran menulis narasi menggunakan model pembelajaran TTW dengan media audio visual yang baru saja dilaksanakan? Jawab: …………………………………………………………………………………
2. Apakah menurut Ibu model pembelajaran TTW dengan media audio visual seperti yang baru saja dilaksanakan cocok untuk diterapkan pada pembelajaran menulis karangan narasi? Jawab: …………………………………………………………………………………
3. Apakah menurut Ibu model pembelajaran TTW dengan media audio visual yang baru saja dilaksanakan berhasil meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi? Jawab: …………………………………………………………………………………
4. Apakah menurut Ibu model pembelajaran TTW dengan media audio visual yang baru saja dilaksankan berhasil meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi?
146
Jawab: …………………………………………………………………………………
5. Apakah menurut Ibu model pembelajaran TTW dengan media audio visual yang baru saja dilaksankan berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi? Jawab: …………………………………………………………………………………
Semarang, Maret 2013 Observer,
……………………….
147
Lampiran 8 CATATAN LAPANGAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SD
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari Semarang
Kelas
: IV
Subyek
: Guru, Siswa, Proses Pembelajaran
Petunjuk
: Catatalah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa dan proses pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan model pembelajaran TTW dengan media audio visual!
Catatan
:
……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………. Semarang, Maret 2013 Observer,
……………………….
148
Lampiran 9 HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS I PERTEMUAN 1
Nama Guru
: Indri Widiyastuti
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Materi
: Menulis Karangan Narasi
Hari/Tanggal
: Rabu/ 13 Maret 2013
Petunjuk
:
1) Bacalah dengan cermat 10 indikator keterampilan guru yang sudah ditetapkan. 2) Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Jika deskriptor tidak tampak sama sekali dan tampak 1, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 1. Jika deskriptor tampak 2, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 2. Jika deskriptor tampak 3, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 3. Jika deskriptor tampak 4, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 4. Contoh pengerjaan: Jika tampak deskriptor tampak 1, maka beri tanda (√) pada tingkat kemampuan 1. No 1.
Indikator
Deskriptor
Melaksanakan
a. Mempersiapkan ruangan
prapembelajaran
b. Mempersiapkan media yang akan digunakan c. Mempersiapkan sumber belajar d. Mengecek kehadiran siswa
Check (√) √
Tingkat kemampuan 1 √
2
3
4
Skor 1
149
No 1.
Indikator
Deskriptor
Tingkat kemampuan
Check (√)
Melaksanakan
a. Mempersiapkan ruangan
√
prapembelajaran
b. Mempersiapkan media yang
√
1
2
3
4 √
Skor 4
akan digunakan c. Mempersiapkan sumber
√
belajar d. Mengecek kehadiran siswa 2.
Membuka pelajaran
√
a. Bertanya mengenai materi
√
2
√
2
√
2
√
2
sebelumnya b. Melakukan apersepsi
√
c. Menyampaiakan tujuan
√
pembelajaran d. Memberi motivasi kepada siswa 3.
Menggali pengetahuan siswa
a. Mengajukan pertanyaan
√
berkaitan dengan matrei yang akan dipelajari b. Mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari c. Memberikan permasalahan
√
berkaitan dengan materi d. Menggali pengetahuan siswa dengan mengkaitkan pengalaman siswa 4.
Menyajikan materi pembelajaran
a. Menyampaiakan materi
√
sesuai rencana pembelajaran. b. Menjelaskan dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti c. Menggunkaan media
√
pembelajaran dalam menyampaikan materi d. Memusatkan perhatian siswa 5.
Menggunakan media
a. Menggunakan media audio
150
audio visual
visual dengan tepat b. Menjelaskan materi melalui video c. Aplikatif dan inovatif
√
d. Memberi kesempatan
√
kepada siswa untuk berpartisipasi 6.
Membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa (think)
a. Membagi kepada setiap
√
√
3
√
3
√
3
kelompok b. Menggunakan kalimat yang
√
jelas dalam petunjuk pelaksanaan LKS c. Memberikan penjelasan
√
tentang pengerjaan LKS d. Memberi contoh pengerjaan 7.
Membimbing siswa ke dalam kelompok (talk)
a. Membagi kelompok secara heterogen b. Mengatur tempat duduk
√
siswa sesuai kelompok c. Berkeliling membimbing
√
kerja siswa dalam kelompok d. Memberi kesempatan pada
√
setiap kelompok untuk bertanya 8.
Membimbing jalannya diskusi (write)
a. Menegur siswa yang
√
menganggu jalannya diskusi b. Memperjelas masalah
√
diskusi c. Memantau siswa ketika
√
melakukan diskusi d. Memberi motivasi agar aktif dalam diskusi 9.
Memberikan penguatan kepada siswa (keterampilan member penguatan)
a. Memberikan penguatan
√
secara verbal b. Memberikan penguatan secara non verbal c. Memberikan penguatan
√
√
2
151
kepada individu tertentu secara jelas dengan menyebutkan namanya d. Memberikan penguatan dengan segera ketika muncul tingkah laku/respon siswa yang diharapkan 10
Menutup pelajaran
.
(keterampilan
siswa menyimpulkan hasil
membuka dan
pembelajaran
menutup pelajaran)
√
a. Membimbing/memfasilitasi
b. Memberi kesempatan
3
√
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami c. Memberikan evaluasi
√
d. Memberikan penugasan
√
kepada siswa 26
JUMLAH SKOR
Jumlah Skor 26 , Kategori Baik
Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
Semarang, 13 Maret 2013 Observer
Ary Sotyarini, M.Pd NIP 197908262008012017
152
Lampiran 10 HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS I PERTEMUAN 2
Nama Guru
: Indri Widiyastuti
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Materi
: Menulis Karangan Narasi
Hari/Tanggal
: Kamis/ 14 Maret 2013
Petunjuk
:
1) Bacalah dengan cermat 10 indikator keterampilan guru yang sudah ditetapkan. 2) Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Jika deskriptor tidak tampak sama sekali dan tampak 1, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 1. Jika deskriptor tampak 2, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 2. Jika deskriptor tampak 3, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 3. Jika deskriptor tampak 4, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 4. Contoh pengerjaan: Jika tampak deskriptor tampak 1, maka beri tanda (√) pada tingkat kemampuan 1. No 1.
Indikator
Deskriptor
Melaksanakan
a. Mempersiapkan ruangan
prapembelajaran
b. Mempersiapkan media yang akan digunakan c. Mempersiapkan sumber belajar d. Mengecek kehadiran siswa
Check (√) √
Tingkat kemampuan 1 √
2
3
4
Skor 1
153
No 1.
Indikator
Deskriptor
Tingkat kemampuan
Check (√)
Melaksanakan pra
a. Mempersiapkan ruangan
√
pembelajaran
b. Mempersiapkan media yang
√
1
2
3
4 √
Skor 4
akan digunakan c. Mempersiapkan sumber
√
belajar d. Mengecek kehadiran siswa 2.
Membuka pelajaran
√
a. Bertanya mengenai materi
√
3
√
3
√
3
√
3
sebelumnya b. Melakukan apersepsi
√
c.
√
Menyampaiakan tujuan pembelajaran
d.
Memberi motivasi kepada
√
siswa 3.
Menggali pengetahuan siswa
a. Mengajukan pertanyaan
√
berkaitan dengan matrei yang akan dipelajari b. Mengkaitkan materi dengan
√
kehidupan sehari-hari c. Memberikan permasalahan berkaitan dengan materi d. Menggali pengetahuan
√
siswa dengan mengkaitkan pengalaman siswa 4.
Menyajikan materi pembelajaran
a. Menyampaiakan materi
√
sesuai rencana pembelajaran. b. Menjelaskan dengan bahasa
√
yang jelas dan mudah dimengerti c. Menggunkaan media
√
pembelajaran dalam menyampaikan materi d. Memusatkan perhatian siswa 5.
Menggunakan media
a. Menggunakan media audio
√
154
audio visual
visual dengan tepat b. Menjelaskan materi melalui video c. Aplikatif dan inovatif
√
d. Memberi kesempatan
√
kepada siswa untuk berpartisipasi 6.
Membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa (think)
a. Membagi kepada setiap
√
√
3
√
3
√
3
kelompok b. Menggunakan kalimat yang
√
jelas dalam petunjuk pelakasaan LKS c. Memberikan penjelasan
√
tentang pengerjaan LKS d. Memberi contoh pengerjaan 7.
Membimbing siswa ke dalam kelompok (talk)
a. Membagi kelompok secara heterogen b. Mengatur tempat duduk
√
siswa sesuai kelompok c. Berkeliling membimbing
√
kerja siswa dalam kelompok d. Memberi kesempatan pada
√
setiap kelompok untuk bertanya 8.
Membimbing jalannya diskusi (write)
a. Menegur siswa yang
√
menganggu jalannya diskusi b. Memperjelas masalah
√
diskusi c. Memantau siswa ketika
√
melakukan diskusi d. Memberi motivasi agar aktif dalam diskusi 9.
Memberikan penguatan kepada siswa (keterampilan member penguatan)
a. Memberikan penguatan
√
secara verbal b. Memberikan penguatan secara non verbal c. Memberikan penguatan
√
√
2
155
kepada individu tertentu secara jelas dengan menyebutkan namanya d. Memberikan penguatan dengan segera ketika muncul tingkah laku/respon siswa yang diharapkan 10
Menutup pelajaran
.
(keterampilan
siswa menyimpulkan hasil
membuka dan
pembelajaran
menutup pelajaran)
√
a. Membimbing/memfasilitasi
b. Memberi kesempatan
3
√
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami c. Memberikan evaluasi
√
d. Memberikan penugasan
√
kepada siswa 30
JUMLAH SKOR
Jumlah Skor 30, Kategori Baik
Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
Semarang, 14 Maret 2013 Observer
Ary Sotyarini, M.Pd NIP 197908262008012017
156
Lampiran 11 HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS II PERTEMUAN 1
Nama Guru
: Indri Widiyastuti
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Materi
: Menulis Karangan Narasi
Hari/Tanggal
: Rabu/ 27 Maret 2013
Petunjuk
:
1) Bacalah dengan cermat 10 indikator keterampilan guru yang sudah ditetapkan. 2) Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Jika deskriptor tidak tampak sama sekali dan tampak 1, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 1. Jika deskriptor tampak 2, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 2. Jika deskriptor tampak 3, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 3. Jika deskriptor tampak 4, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 4. Contoh pengerjaan: Jika tampak deskriptor tampak 1, maka beri tanda (√) pada tingkat kemampuan 1. No 1.
Indikator
Deskriptor
Melaksanakan
a. Mempersiapkan ruangan
prapembelajaran
b. Mempersiapkan media yang akan digunakan c. Mempersiapkan sumber belajar d. Mengecek kehadiran siswa
Check (√) √
Tingkat kemampuan 1 √
2
3
4
Skor 1
157
No 1.
Indikator
Deskriptor
Tingkat kemampuan
Check (√)
Melaksanakan
a. Mempersiapkan ruangan
√
prapembelajaran
b. Mempersiapkan media yang
√
1
2
3
4 √
Skor 4
akan digunakan c. Mempersiapkan sumber
√
belajar
2.
Membuka pelajaran
d. Mengecek kehadiran siswa
√
a. Bertanya mengenai materi
√
√
3
√
3
√
3
√
3
sebelumnya b. Melakukan apersepsi
√
c. Menyampaiakan tujuan
√
pembelajaran d. Memberi motivasi kepada siswa 3.
Menggali pengetahuan siswa
a. Mengajukan pertanyaan
√
berkaitan dengan matrei yang akan dipelajari b. Mengkaitkan materi dengan
√
kehidupan sehari-hari c. Memberikan permasalahan berkaitan dengan materi d. Menggali pengetahuan
√
siswa dengan mengkaitkan pengalaman siswa 4.
Menyajikan materi pembelajaran
a. Menyampaiakan materi
√
sesuai rencana pembelajaran. b. Menjelaskan dengan bahasa
√
yang jelas dan mudah dimengerti c. Menggunkaan media
√
pembelajaran dalam menyampaikan materi d. Memusatkan perhatian siswa 5.
Menggunakan media
a. Menggunakan media audio
√
158
audio visual
visual dengan tepat b. Menjelaskan materi melalui video c. Aplikatif dan inovatif
√
d. Memberi kesempatan
√
kepada siswa untuk berpartisipasi 6.
Membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa (think)
a. Membagi kepada setiap
√
√
4
kelompok b. Menggunakan kalimat yang
√
jelas dalam petunjuk pelakasaan LKS
√
c. Memberikan penjelasan tentang pengerjaan LKS d. Memberi contoh pengerjaan 7.
Membimbing siswa ke dalam kelompok (talk)
√ √
a. Membagi kelompok secara
3
heterogen b. Mengatur tempat duduk
√
siswa sesuai kelompok c. Berkeliling membimbing
√
kerja siswa dalam kelompok d. Memberi kesempatan pada
√
setiap kelompok untuk bertanya 8.
Membimbing jalannya diskusi (write)
a. Menegur siswa yang
√
√
4
menganggu jalannya diskusi b. Memperjelas masalah
√
diskusi c. Memantau siswa ketika
√
melakukan diskusi d. Memberi motivasi agar aktif
√
dalam diskusi 9.
Memberikan penguatan kepada siswa (keterampilan member penguatan)
a. Memberikan penguatan
√
secara verbal b. Memberikan penguatan
√
secara non verbal c. Memberikan penguatan
√
√
3
159
kepada individu tertentu secara jelas dengan menyebutkan namanya d. Memberikan penguatan dengan segera ketika muncul tingkah laku/respon siswa yang diharapkan 10
Menutup pelajaran
.
(keterampilan
siswa menyimpulkan hasil
membuka dan
pembelajaran
menutup pelajaran)
√
a. Membimbing/memfasilitasi
b. Memberi kesempatan
3
√
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami c. Memberikan evaluasi
√
d. Memberikan penugasan
√
kepada siswa 33
JUMLAH SKOR
Jumlah Skor 30, Kategori Baik
Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
Semarang, 27 Maret 2013 Observer
Ary Sotyarini, M.Pd NIP 197908262008012017
160
Lampiran 12 HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS II PERTEMUAN 2
Nama Guru
: Indri Widiyastuti
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Materi
: Menulis Karangan Narasi
Hari/Tanggal
: Sabtu/ 30 Maret 2013
Petunjuk
:
1) Bacalah dengan cermat 10 indikator keterampilan guru yang sudah ditetapkan. 2) Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Jika deskriptor tidak tampak sama sekali dan tampak 1, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 1. Jika deskriptor tampak 2, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 2. Jika deskriptor tampak 3, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 3. Jika deskriptor tampak 4, maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 4. Contoh pengerjaan: Jika tampak deskriptor tampak 1, maka beri tanda (√) pada tingkat kemampuan 1. No 1.
Indikator
Deskriptor
Melaksanakan
a. Mempersiapkan ruangan
prapembelajaran
b. Mempersiapkan media yang akan digunakan c. Mempersiapkan sumber belajar d. Mengecek kehadiran siswa
Check (√) √
Tingkat kemampuan 1 √
2
3
4
Skor 1
161
No 1.
Indikator
Deskriptor
Tingkat kemampuan
Check (√)
Melaksanakan
a. Mempersiapkan ruangan
√
prapembelajaran
b. Mempersiapkan media yang
√
1
2
3
4 √
Skor 4
akan digunakan c. Mempersiapkan sumber
√
belajar
2.
Membuka pelajaran
d. Mengecek kehadiran siswa
√
a. Bertanya mengenai materi
√
√
3
√
3
sebelumnya b. Melakukan apersepsi
√
c. Menyampaiakan tujuan pembelajaran d. Memberi motivasi kepada
√
siswa 3.
Menggali pengetahuan siswa
a. Mengajukan pertanyaan
√
berkaitan dengan matrei yang akan dipelajari b. Mengkaitkan materi dengan
√
kehidupan sehari-hari c. Memberikan permasalahan berkaitan dengan materi d. Menggali pengetahuan
√
siswa dengan mengkaitkan pengalaman siswa 4.
Menyajikan materi pembelajaran
a. Menyampaiakan materi
√
√
4
√
4
sesuai rencana pembelajaran. b. Menjelaskan dengan bahasa
√
yang jelas dan mudah dimengerti c. Menggunkaan media
√
pembelajaran dalam menyampaikan materi d. Memusatkan perhatian
√
siswa 5.
Menggunakan media
a. Menggunakan media audio
√
162
audio visual
visual dengan tepat b. Menjelaskan materi melalui
√
video c. Aplikatif dan inovatif
√
d. Memberi kesempatan
√
kepada siswa untuk berpartisipasi 6.
Membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa (think)
a. Membagi kepada setiap
√
√
3
kelompok b. Menggunakan kalimat yang
√
jelas dalam petunjuk pelakasaan LKS c. Memberikan penjelasan
√
tentang pengerjaan LKS d. Memberi contoh pengerjaan 7.
Membimbing siswa ke dalam kelompok (talk)
a. Membagi kelompok secara
√
√
4
√
4
√
4
heterogen b. Mengatur tempat duduk
√
siswa sesuai kelompok c. Berkeliling membimbing
√
kerja siswa dalam kelompok d. Memberi kesempatan pada
√
setiap kelompok untuk bertanya 8.
Membimbing jalannya diskusi (write)
e. Menegur siswa yang
√
menganggu jalannya diskusi f. Memperjelas masalah
√
diskusi g. Memantau siswa ketika
√
melakukan diskusi h. Memberi motivasi agar aktif
√
dalam diskusi 9.
Memberikan penguatan kepada siswa (keterampilan member penguatan)
a. Memberikan penguatan
√
secara verbal b. Memberikan penguatan
√
secara non verbal c. Memberikan penguatan
√
163
kepada individu tertentu secara jelas dengan menyebutkan namanya d. Memberikan penguatan
√
dengan segera ketika muncul tingkah laku/respon siswa yang diharapkan 10
Menutup pelajaran
.
(keterampilan
siswa menyimpulkan hasil
membuka dan
pembelajaran
menutup pelajaran)
a. Membimbing/memfasilitasi
b. Memberi kesempatan
√
√
4
√
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami c. Memberikan evaluasi
√
d. Memberikan penugasan
√
kepada siswa 37
JUMLAH SKOR
Jumlah Skor 37, Kategori Sangat Baik
Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
Semarang, 30 Maret 2013 Observer
Ary Sotyarini, M.Pd NIP 197908262008012017
164 Lampiran 13 Rekap Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I No Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Melaksanakan prapembelajaran Membuka pelajaran Menggali pengetahuan siswa Menyajikan materi pembelajaran Menggunakan media audio visual Membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa (think) 7. Membimbing siswa ke dalam kelompok (talk) 8. Membimbing jalannya diskusi (write) 9 Memberikan penguatan kepada siswa 10. Menutup pelajaran Jumlah Skor Total Kategori
Pertemuan 1
Pertemua n2
4 2 2 2 2
4 3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
2
2
3 26 Baik
3 30 Baik
Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
165 Lampiran 14
Rekap Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II No Indikator 1. 2. 3. 4.
Melaksanakan prapembelajaran Membuka pelajaran Menggali pengetahuan siswa Menyajikan materi pembelajaran Membimbing siswa ke dalam 5. kelompok Membagikan LKS yang harus 6. dikerjakan siswa 7. Membimbing jalannya diskusi 8. Menggunakan media audio visual Memberikan penguatan kepada 9 siswa 10. Menutup pelajaran Jumlah Skor Total Kategori
Pertemuan 1
Pertemuan 2
4 3 3 3
4 3 3 4
3
4
4
3
4 3
4 4
3
4
3 33 Baik
4 37 Sangat Baik
Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
166 Lampiran 15
Rekap Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I No Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran Memperhatikan media yang ditayangkan oleh guru Memperhatikan penjelasan guru tetang materi pembelajaran Mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru (think) Bekerjasama dalam kelompok untuk berdiskusi (talk) Menulis hasil diskusi (write) Membacakan hasil diskusi di depan kelas Memebrikan komentar atas penampilan teman-temannya Mengerjakan evaluasi Jumlah Kategori
Pertemuan 1 RataJumlah rata
Pertemuan 2 RataJumlah rata
53
2,65
60
3,0
46
2,3
55
2,75
61
3,05
62
3,1
60
3,0
62
3,1
58
2,9
60
3,0
55
2,75
53
2,65
60
3,0
61
3,05
55
2,75
62
3,1
48
2,4
62
3,1
49 545
2,45
50
2,5
27,25
587
Baik
29,35 Baik
Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
Semarang, Maret 2013
167 Lampiran 16
Rekap Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II No Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran Memperhatikan media yang ditayangkan oleh guru Memperhatikan penjelasan guru tetang materi pembelajaran Mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru (think) Bekerjasama dalam kelompok untuk berdiskusi (talk) Menulis hasil diskusi (write) Membacakan hasil diskusi di depan kelas Memebrikan komentar atas penampilan teman-temannya Mengerjakan evaluasi Jumlah Kategori
Pertemuan 1 RataJumlah rata
Pertemuan 2 RataJumlah rata
55
2,7
64
3,2
61
3,05
59
2,95
61
3,05
66
3,3
60
3,0
59
2,95
63
3,15
62
3,1
57
2,85
66
3,3
63
3,15
61
3,05
62
3,1
62
3,1
62
3,1
63
3,15
60 604
3 30,2
64 646
3,,2 32,3
Baik
Baik
Skor 33 ≤ skor ≤ 40
Kategori Sangat baik
25 ≤ skor < 33
Baik
17 ≤ skor < 25
Cukup
10 ≤ skor < 17
Kurang
Semarang, Maret 2013
168 Lampiran 17 HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20
Nama Siswa AP ZF FF RN BP KI FN AZ RE DN NA SH NR ATP BT AT AW AC AI RA
Perolehan Skor Tiap Indikator 1 2 3 4 5 72 10 5 20 10 10 72 5 20 15 10 10 72 10 15 15 20 20 72 10 15 20 15 15 72 20 10 20 15 20 72 15 15 20 20 15 72 15 20 20 20 15 72 15 15 20 10 15 72 15 10 20 5 10 72 15 5 5 10 10 72 20 15 15 20 15 72 20 15 20 20 20 72 15 20 20 20 15 72 15 10 20 15 15 72 10 15 20 15 20 72 15 15 20 15 20 72 10 5 15 5 5 72 15 20 20 15 15 72 15 10 20 10 10 72 15 10 15 15 5 Jumlah Nilai Rata-rata Rata-rata Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Persentase Ketuntasan Persentase Ketidaktuntasan
KKM
Jumlah Kualifikasi Skor 65 TT 60 TT 80 T 75 T 85 T 85 T 90 T 75 T 60 TT 45 TT 85 T 95 T 90 T 75 T 80 T 85 T 40 TT 85 T 65 TT 60 TT 1480 74 13 7 65% 35%
Keterangan: T
= Tuntas
TT
= Tidak Tuntas Semarang, Maret 2013
169
Lampiran 18 HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20
Nama Siswa AP ZF FF RN BP KI FN AZ RE DN NA SH NR ATP BT AT AW AC AI RA
Perolehan Skor Tiap Indikator 1 2 3 4 5 72 15 5 20 10 5 72 15 10 15 10 20 72 15 15 20 15 10 72 20 15 20 15 10 72 15 15 20 20 15 72 15 15 20 15 20 72 20 20 20 20 20 72 15 20 20 15 5 72 15 10 20 10 20 72 15 15 15 15 20 72 20 15 15 15 20 72 20 15 20 15 15 72 20 15 20 20 20 72 15 10 15 15 15 72 20 15 20 20 20 72 20 15 20 20 15 72 15 15 15 15 15 72 20 20 20 15 15 72 10 15 20 10 5 72 20 15 15 15 15 Jumlah Nilai Rata-rata Rata-rata Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Persentase Ketuntasan Persentase Ketidaktuntasan
KKM
Jumlah Kualifikasi Skor 55 TT 70 TT 75 T 80 T 85 T 85 T 100 T 75 T 75 T 80 T 85 T 85 T 95 T 70 TT 95 T 90 T 75 T 90 T 60 TT 80 T 1615 80,75 16 4 80% 20%
Keterangan: T
= Tuntas
TT
= Tidak Tuntas Semarang, Maret 2013
170
Lampiran 19 HASIL WAWANCARA DENGAN KOLABORATOR
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari Semarang
Nama Guru
: Ary Sotyarini, M.Pd
Hari/ Tanggal
: 30 Maret 2013
Pertanyaan
:
1. Bagaimana pendapat Ibu dengan pembelajaran menulis narasi menggunakan model pembelajaran TTW dengan media audio visual yang baru saja dilaksanakan? 2. Apakah menurut Ibu model pembelajaran TTW dengan media audio visual seperti yang baru saja dilaksanakan cocok untuk diterapkan pada pembelajaran menulis karangan narasi? 3. Apakah menurut Ibu model pembelajaran TTW dengan media audio visual yang baru saja dilaksanakan berhasil meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi? Jawab: 4. Apakah menurut Ibu model pembelajaran TTW dengan media audio visual yang baru saja dilaksankan berhasil meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi? 5. Apakah menurut Ibu model pembelajaran TTW dengan media audio visual yang baru saja dilaksankan berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi? Jawaban: 1.
Cukup, menarik perhatian siswa
2.
Cocok
3.
Berhasil meningkatkan keterampilan guru
4.
Berhasil
5.
Berhasil Semarang, 30 Maret 2013 Observer,
171 Lampiran 20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN II
Nama Sekolah
: SDN Mangunsari
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Hari/Tanggal
:
Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.
Kompetensi Dasar 8.1
Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.).
I.
Indikator 1. Siswa dapat menulis karangan narasi dengan dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik dan tanda koma). 2. Siswa dapat menulis karangan narasi dengan memperhatikan perwatakan tokoh.
II.
Tujuan Pembelajaran 1. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menulis karangan narasi dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik dan tanda koma). 2. Dengan diberikan tayangan video “Upin Ipin”, siswa dapat menulis karangan narasi dengan memperhatikan perwatakan tokoh utama.
172
III. Materi Pembelajaran Karangan Narasi
IV. Strategi Pembelajaran 1. Model Pembelajaran: TTW 2. Metode Pembelajaran: diskusi, tanya jawab, dan ceramah
V.
Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal (1) Siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran. (2) Perwakilan siswa untuk memimpin doa. (3) Presensi. (4) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya: bagaimana PR yang sudah dikerjakan? apa tema yang kalian ambil? bagaimana tokoh-tokohnya? kesulitan apa yang kalian alami ketika menulis karangan narasi? (5) Guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi yang akan dipelajari. (6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa hari ini akan mempelajari untuk menulis karangan narasi. (7) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Kegiatan Inti (1) Siswa mengamati tayangan video “Upin Ipin”. (eksplorasi) (2) Siswa dibagikan LKS. (elaborasi) (3) Siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang. (elaborasi) (4) Siswa mencatat hal penting dari video yang diputar (think). (elaborasi)
173
(5) Siswa berinteraksi dan berdiskusi mengenai isi video (talk). (elaborasi) (6) Siswa menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan narasi (write). (elaborasi) (7) Perwakilan
setiap
kelompok
untuk
mempresentasikan
hasil
diskusinya. (elaborasi) (8) Kelompok lain memberikan tanggapan. (elaborasi) (9) Siswa
mendengarkan
pengumuman
hasil
kelompok
terbaik.
(konfirmasi) (10) Guru memberikan penghargaan. (konfirmasi) (11) Guru memberikan penguatan dan menambahkan poin-poin yang belum terbahas selama proses belajar berlangsung. (konfirmasi) (12) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya. (konfirmasi) (13) Refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. (konfirmasi) c. Kegiatan Akhir (1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. (2) Siswa mengerjakan soal evaluasi berupa menulis karangan narasi. (3) Siswa diberikan tindak lanjut berupa perbaikan/pengayaan. (4) Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya.
VI. Penilaian 1. Prosedur Tes 1) Tes awal : ada, pada saat apersepsi 2) Tes proses : ada, pada saat diskusi kelompok 3) Tes akhir : ada, pada saat evaluasi 2. Jenis Tes 1) Lisan 2) Tertulis
174
3. Bentuk Tes 1) Pilihan ganda 2) Uraian 4. Alat Tes 1) Lembar soal tes tertulis 2) Lembar observasi 5. Kriteria penskoran (terlampir)
VII. Sumber dan Media Pembelajaran 1.Sumber Belajar 1) BSNP. 2006. Silabus Pembelajaran Kelas IV. Jakarta: Depdiknas. 2) Nur’aini, Umri, dkk. 2008. Bahasa Indonesia 4: untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: BSE. 3) Warsidi, Edi. 2008. Bahasa Indonesia membuatku cerdas 4: untuk kelas IV Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas 4) Lingga, Hanu.2011. Pedoman EYD Ejaan yang Disempurnakan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher. 5) Suparno. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
175
2. Media Pembelajaran 1) Video Upin Ipin.
176
BAHAN AJAR
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV / 2
Alokasi Waktu
:
Hari/tanggal
:
Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.
Kompetensi Dasar 8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.). Indikator 1. Siswa dapat menulis karangan narasi dengan dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik dan tanda koma). 2. Siswa dapat menulis karangan narasi dengan memperhatikan perwatakan tokoh utama.
1. Komponen Karangan Narasi 1) Alur (plot) Dalam sebuah cerita alur dan jalan cerita itu berbeda. Jalan cerita memuat tentang kejadian, tetapi suatu kejadian ada karena ada sebabnya. Yang menggerakkan kejadian tersebut adalah alur, yaitu segi rohaniah dari kejadian. Bagian-bagian dari alur: a) pengenalan, pengarang mulai mengenalkan situasi dan memperkenal-kan tokohtokoh cerita sebagai pendahuluan; b) konflik, pengarang mulai menampilkan pertikaian yang terjadi diantara tokoh; c) klimaks,
177
pertikaian semakin meruncing; d) pemecahan masalah, alur menurun menuju pemecahan masalah dan penyelesaian cerita. 2) Penokohan Ciri khas karangan narasi adalah mengisahkan tokoh cerita yang bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu peristiwa dan kejadian. 3) Latar Latar ialah tempat dan waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. 2. Penggunaan Ejaan 1) Penggunaan Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama (1) Kata pada awal kalimat. Contoh: Kereta api telah tiba (2) Unsur-unsur nama orang. Contoh: Galih, Bu Santi 2) Penggunaan Tanda Titik (.), dipakai untuk: (1) Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh : Galih seorang anak laki-laki yang jujur. (2) Memisahkan angka jam dan menit. Contoh : pukul 06.45 (pukul 6 lewat 45) 3) Penggunaan Tanda Koma (,), dipakai untuk: (1) Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Contoh : Untuk membayar becak, Bu Santi mengambil uang (2) Penulisan rupiah yang dinyatakan dengan angka. Contoh : Rp 10.000,00 4) Penggunaan Tanda Pisah(-), dipakai untuk: (1) Diantara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai ke” atau “sampai dengan”. Contoh: 1910 – 1945, Jakarta - Bandung (2) Kata ulang Contoh : tiba-tiba, malam-malam
178
LEMBAR KERJA SISWA
Nama
:
Kelas
:
No. Presensi :
Petunjuk Pengerjaan: 1. Perhatikan baik-baik video dan penjelasan guru! 2. Tulislah hal-hal yang kamu ketahui dan tidak kamu ketahui dari media yang diputarkan oleh guru!
1. Tulislah hal-hal yang belum kamu pahami! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………
179
LEMBAR KERJA KELOMPOK
Nama kelompok: Anggota: 1. 2. 3. Petunjuk Pengerjaan: 1. Perhatikan baik-baik video dan penjelasan guru! 2. Tulislah hal-hal yang kamu ketahui dan tidak kamu ketahui dari media yang diputarkan oleh guru! 3. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-5 orang! 4. Diskusikan mengenai hal-hal yang belum kamu pahami! 5. Kerjakan soal yang ada dalam LKS!
1. Diskusikan pertanyaan di bawah ini! 1) Sebutkan tokoh yang terdapat dalam video? 2) Dimanakah latar cerita tersebut terjadi? 3) Bagaimana alur cerita tersebut? 4) Hikmah apa yang dapat diambil dari cerita tersebut? 2. Buatlah cerita narasi berdasarkan video yang diputar oleh guru! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………
180
KISI-KISI PENULISAN SOAL EVALUASI
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV / 2
Alokasi Waktu
:
Hari/tanggal
:
Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.
Kompetensi Dasar
8.1 Menyusun ka-
Indikator Pencapaian
- Siswa dapat menulis
rangan tentang
karangan narasi dengan
berbagai topik
dengan memperhatikan
sederhana
perwatakan tokoh utama
dengan
dan penggunaan ejaan
memperhatikan
(huruf besar, tanda titik dan
penggunaan
tanda koma).
ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.).
Jenis Soal
Uraian
Ranah
Nomor
Kognitif
Soal
C6
1
181
SOAL EVALUASI
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV / 2
Alokasi Waktu
:
Hari/tanggal
:
Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.
Kompetensi Dasar 8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.).
1. Buatlah sebuah karangan narasi dengan ketentuan sebagai berikut: - Tema: Pengalaman. - Tokoh utama Upin dan Ipin, yang berwatak penakut. - Ditulis sebanyak 1 halaman buku tulis. - Terdapat tokoh, alur, latar dan sudut pandang. - Menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan ejaan huruf besar, tanda titik, dan tanda koma.
182
KUNCI JAWABAN 1. Penialain dalam menulis karangan narasi yang dibuat oleh siswa sesuai kebijaksanaan guru. Aspek yang penting adalah kesesuian tema dengan isi, ketepatan ejaan dan tanda baca, terdapat rangkaian peristiwa, terdapat alur, latar atau setting dan tokoh, ketepatan diksi atau pilihan kata, dan kerapian bentuk karangan dan tulisan dengan masing-masing indikator memiliki skor 20 dengan kriteria penilaian terlampir.
183
LEMBAR PENILAIAN PRODUK MENULIS KARANGAN NARASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL TTW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL
Nama Siswa
: ….
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Materi
: Menulis Karangan Narasi
Hari/Tanggal
: ….
Petunjuk
: ….
1) Bacalah dengan cermat 5 indikator produk menulis karangan narasi yang sudah ditetapkan. 2) Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Jika deskriptor tidak tampak sama sekali dan tampak 1, maka beri tanda check (√) pada perolehan skor 5. Jika deskriptor tampak 2, maka beri tanda check (√) pada perolehan skor 10. Jika deskriptor tampak 3, maka beri tanda check (√) pada perolehan skor 15. Jika deskriptor tampak 4, maka beri tanda check (√) pada perolehan skor 20. Contoh pengerjaan: Jika deskriptor tampak 1, maka beri tanda (√) pada perolehan skor 5. No 1.
Indikator Kesesuaian tema
Deskriptor a.
dengan isi
Tema yang dipilih sesuai dengan tema yang ditentukan
b.
Judul sesuai dengan tema
c.
Isi karangan mencakup tema yang diambil
d.
Isi karangan runtut
Skor
Chec k (√)
5
√
√
10
15
20
Skor 5
184
Instrumen Penilaian! No 1.
Indikator Kesesuaian tema
Deskriptor a.
dengan isi
Tema yang dipilih sesuai dengan tema yang ditentukan
b.
Judul sesuai dengan tema
c.
Isi karangan mencakup tema yang diambil
2.
Ketepatan ejaan dan
d.
Isi karangan runtut
a.
Ketepatan dalam penggunaan
tanda baca
tanda titik b.
Ketepatan dalam penggunaan tanda koma
c.
Ketepatan dalam penggunaan huruf kapital
d.
Ketepatan dalam penggunaan ejaan
3.
Terdapat alur, latar
a.
Terdapat alur yang jelas
atau setting dan tokoh
b.
Terdapat latar yang jelas
c.
Terdapat tokoh yang jelas
d.
Terdapat alur, latar dan tokoh sesuai cerita
4.
Ketepatan diksi atau
a.
Tepat dalam memilih kata
pilihan kata
b.
Kata dan istilah yang dipakai mudah dipahami
c.
Kata yang dipilih tidak menimbulkan kerancuan arti
d.
Tidak ada penggunaan kata yang berlebihan
5.
Kerapian tulisan
a.
Tulisan mudah dibaca
b.
Tidak ada coretan dalam karangan
c.
Tulisan jelas
d.
Tulisan karangan dalam bentuk paragraf JUMLAH SKOR
Skor
Check (√)
5
10
15
20
Skor
185
Jumlah Skor….., Kategori….. Skor 86 ≤ skor ≤ 100
Kategori Sangat baik
72 ≤ skor < 86
Baik
49 ≤ skor < 72
Cukup
25 ≤ skor < 49
Kurang
186 Lampiran 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN 2
Nama Sekolah
: SDN Mangunsari
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Hari/Tanggal
:
Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.
Kompetensi Dasar 8.1
Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.).
I.
Indikator 1. Siswa dapat menulis karangan narasi dengan dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik dan tanda koma). 2. Siswa dapat menulis karangan narasi dengan memperhatikan tokoh, alur, latar dan sudut pandang.
II.
Tujuan Pembelajaran 1. Dengan diberikan tayangan video, siswa dapat menulis karangan narasi dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik dan tanda koma). 2. Dengan diberikan tayangan video “Upin Ipin”, siswa dapat menulis karangan narasi dengan memperhatikan tokoh, alur, latar dan sudut pandang.
187
III. Materi Pembelajaran Karangan Narasi
IV. Strategi Pembelajaran 1. Model Pembelajaran: TTW 2. Metode Pembelajaran: diskusi, tanya jawab, dan ceramah
V.
Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal 1) Siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran. 2) Perwakilan siswa untuk memimpin doa. 3) Presensi. 4) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya: bagaimana PR yang sudah dikerjakan? kesulitan apa yang kalian alami ketika menulis karangan narasi? 5) Guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi yang akan dipelajari. 6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa hari ini akan mempelajari untuk menulis karangan narasi. 7) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Kegiatan Inti 1) Siswa mengamati tayangan video “Upin Ipin”. (eksplorasi) 2) Siswa dibagikan LKS. (elaborasi) 3) Siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang. (elaborasi) 4) Siswa mencatat hal penting dari video yang diputar (think). (elaborasi) 5) Siswa berinteraksi dan berdiskusi mengenai isi video (talk). (elaborasi)
188
6) Siswa menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan narasi (write). (elaborasi) 7) Perwakilan
setiap
kelompok
untuk
mempresentasikan
hasil
diskusinya. (elaborasi) 8) Kelompok lain memberikan tanggapan. (elaborasi) 9) Siswa
mendengarkan
pengumuman
hasil
kelompok
terbaik.
(konfirmasi) 10) Guru memberikan penghargaan. (konfirmasi) 11) Guru memberikan penguatan dan menambahkan poin-poin yang belum terbahas selama proses belajar berlangsung. (konfirmasi) 12) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya. (konfirmasi) 13) Refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. (konfirmasi) 3. Kegiatan Akhir 1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2) Siswa mengerjakan soal evaluasi berupa menulis karangan narasi. 3) Siswa diberikan tindak lanjut berupa perbaikan/pengayaan. 4) Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya.
VI. Penilaian 1. Prosedur Tes 1) Tes awal : ada, pada saat apersepsi 2) Tes proses : ada, pada saat diskusi kelompok 3) Tes akhir : ada, pada saat evaluasi 2. Jenis Tes 1) Lisan 2) Tertulis 3. Bentuk Tes 1) Uraian
189
4. Alat Tes 1) Lembar soal tes tertulis 2) Lembar observasi 5. Kriteria penskoran (terlampir)
VII. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber Belajar 1) BSNP. 2006. Silabus Pembelajaran Kelas IV. Jakarta: Depdiknas. 2) Nur’aini, Umri, dkk. 2008. Bahasa Indonesia 4: untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: BSE. 3) Warsidi, Edi. 2008. Bahasa Indonesia membuatku cerdas 4: untuk kelas IV Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas 4) Lingga, Hanu.2011. Pedoman EYD Ejaan yang Disempurnakan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher. 5) Suparno. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
190
2. Media Pembelajaran 1) Video Upin Ipin. 2) Power poin.
191
BAHAN AJAR
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV / 2
Alokasi Waktu
:
Hari/tanggal
:
Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.
Kompetensi Dasar 8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.). Indikator 1. Siswa dapat menulis karangan narasi dengan dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik dan tanda koma). 2. Siswa dapat menulis karangan narasi dengan memperhatikan tokoh, alur, latar dan sudut pandang.
1. Komponen Karangan Narasi 1) Alur (plot) Dalam sebuah cerita alur dan jalan cerita itu berbeda. Jalan cerita memuat tentang kejadian, tetapi suatu kejadian ada karena ada sebabnya. Yang menggerakkan kejadian tersebut adalah alur, yaitu segi rohaniah dari kejadian. Bagian-bagian dari alur: a) pengenalan, pengarang mulai mengenalkan situasi dan memperkenalkan tokohtokoh cerita sebagai pendahuluan; b) konflik, pengarang mulai menampilkan pertikaian yang terjadi diantara tokoh; c) klimaks, pertikaian
192
semakin meruncing; d) pemecahan masalah, alur menurun menuju pemecahan masalah dan penyelesaian cerita. 2) Penokohan Ciri khas karangan narasi adalah mengisahkan tokoh cerita yang bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu peristiwa dan kejadian. 3) Latar Latar ialah tempat dan waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. 2. Penggunaan Ejaan 1) Penggunaan Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama (1) Kata pada awal kalimat. Contoh: Kereta api telah tiba (2) Unsur-unsur nama orang. Contoh: Galih, Bu Santi 2) Penggunaan Tanda Titik (.), dipakai untuk: (1) Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh : Galih seorang anak laki-laki yang jujur. (2) Memisahkan angka jam dan menit. Contoh : pukul 06.45 (pukul 6 lewat 45) 3) Penggunaan Tanda Koma (,), dipakai untuk: (1) Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Contoh : Untuk membayar becak, Bu Santi mengambil uang (2) Penulisan rupiah yang dinyatakan dengan angka. Contoh : Rp 10.000,00 4) Penggunaan Tanda Pisah(-), dipakai untuk: (1) Diantara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai ke” atau “sampai dengan”. Contoh: 1910 – 1945, Jakarta - Bandung (2) Kata ulang Contoh : tiba-tiba, malam-malam
193
LEMBAR KERJA SISWA
Nama
:
Kelas
:
No. Presensi :
Petunjuk Pengerjaan: 3. Perhatikan baik-baik video dan penjelasan guru! 4. Tulislah hal-hal yang kamu ketahui dan tidak kamu ketahui dari media yang diputarkan oleh guru!
2. Tulislah hal-hal yang belum kamu pahami! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………
194
LEMBAR KERJA KELOMPOK
Nama kelompok: Anggota: 1. 2. 3. Petunjuk Pengerjaan: 6. Perhatikan baik-baik video dan penjelasan guru! 7. Tulislah hal-hal yang kamu ketahui dan tidak kamu ketahui dari media yang diputarkan oleh guru! 8. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-5 orang! 9. Diskusikan mengenai hal-hal yang belum kamu pahami! 10. Kerjakan soal yang ada dalam LKS!
3. Diskusikan pertanyaan di bawah ini! 5) Sebutkan tokoh yang terdapat dalam video? 6) Dimanakah latar cerita tersebut terjadi? 7) Bagaimana alur cerita tersebut? 8) Hikmah apa yang dapat diambil dari cerita tersebut? 4. Buatlah cerita narasi berdasarkan video yang diputar oleh guru namun diganti dengan alur bahwa Ihsan yang sedang sakit perut dengan latar di Sekolah! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………
195
KISI-KISI PENULISAN SOAL EVALUASI
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IV / 2 Alokasi Waktu : Hari/tanggal
:
Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.
Kompetensi Dasar
8.1 Menyusun ka-
Indikator Pencapaian
- Siswa dapat menulis
rangan tentang
karangan narasi dengan
berbagai topik
dengan memperhatikan
sederhana
tokoh, alur, latar, sudut
dengan
pandang dan penggunaan
memperhatikan
ejaan (huruf besar, tanda
penggunaan
titik dan tanda koma).
ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.).
Jenis Soal
Uraian
Ranah
Nomor
Kognitif
Soal
C6
1
196
SOAL EVALUASI
Nama Sekolah
: SD Negeri Mangunsari
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV / 2
Alokasi Waktu
:
Hari/tanggal
:
Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.
Kompetensi Dasar 8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.).
2. Buatlah sebuah karangan narasi dengan ketentuan sebagai berikut: - Tema: Kesehatan - Latar Rumah Ipin - Tokoh utama kak Ros sedang sakit - Tokoh menggunakan tokoh yang ada dalam video Upin dan Ipin - Ditulis sebanyak 1 halaman buku tulis. - Terdapat tokoh, alur, latar dan sudut pandang. -
Menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan ejaan huruf besar, tanda titik, dan tanda koma.
197
KUNCI JAWABAN Pertemuan I 1.
Penilaian dalam menulis karangan narasi yang dibuat oleh siswa sesuai kebijaksanaan guru. Aspek yang penting adalah kesesuian tema dengan isi, ketepatan ejaan dan tanda baca, koherensi antar kalimat, terdapat rangkaian peristiwa, terdapat alur, latar atau setting dan tokoh, ketepatan diksi atau pilihan kata, dan kerapian bentuk karangan dan tulisan
198
Lampiran 22 Dokumentasi Foto
Gambar 1. Guru membuka pelajaran
Gambar 2. Siswa mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran
199
Gambar 3. Guru menggali pengetahuan siswa
Gambar 4. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan
200
Gambar 5. Guru menyajikan materi pembelajaran
Gambar 6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi
201
Gambar 7. Guru menanyangkan media audio visual
Gambar 8. Siswa memperhatikan media yang ditayangkan guru
202
Gambar 9. Guru membagikan LKS
Gambar 10. Siswa mengerjakan LKS
203
Gambar 11. Guru membimbing siswa dalam kelompok
Gambar 12. Siswa bekerja dalam kelompok untuk berdiskusi
204
Gambar 13. Guru membimbing jalanya diskusi (menegur siswa yang mengganggu jalannya diskusi)
Gambar 14. Siswa menulis hasil diskusi
205
Gambar 15. Siswa membacakan hasil diskusi di depan kelas
Gambar 16. Guru memberi penguatan
206
Gambar 17. Guru menutup pelajaran (membuat simpulan)
Gambar 18. Siswa mengerjakan evaluasi
207 Lampiran 23 HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS
Indikator Perolehan Skor
1 20
2 10
3 20
4 15
5 20
208
Indikator Perolehan Skor
1 15
2 20
3 20
4 20
5 15
209
Indikator Perolehan Skor
1 15
2 10
3 20
4 10
5 10
210 Lampiran 24
HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II
Indikator Perolehan Skor
1 15
2 15
3 20
4 20
5 15
211
Indikator Perolehan Skor
1 20
2 15
3 20
4 20
5 20
212
Indikator Perolehan Skor
1 10
2 15
3 20
4 10
5 5