Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA MENGGUNAKAN MEDIA PROGRAM GEOGEBRA PADA MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI ENHANCEMENT OF STUDENTS MATHEMATICAL COMUNICATION ABILITIES USING GEOGEBRA PROGRAM IN GEOMETRY TRANSFORMATION COURSE Anggun Badu Kusuma* dan Fitrianto Eko Subekti Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jl Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto 53182 Telp. (0281) 636751 * Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa semester IV kelas A Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun akademik 2014/2015 pada mata kuliah Geometri Transformasi dengan media berbantu program geogebra. Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media geogebra berhasil untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa. Peningkatan ini terlihat dari hasil observasi dan angket mahasiswa. Rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi lisan dari siklus I ke III yaitu sebesar 0,15, sedangkan rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi tertulis dari siklus I ke III yaitu 0,11. Kata kunci: geogebra, penelitian tindakan kelas, komunikasi matematis
ABSTRACT This research aimed at improving the mathematically representation skill of class A semester sixth students of mathematics education study program PurwokertoMuhammadiyah University in academic year 2014/2015 in Transformation Geometri subject using Geogebra Program media. This research belongs to action research consisting of planning, implementing, observing, and reflecting. The data analysis used was quantitative descriptive analysis. This result shows that the learning process using Geogebra media succeeded to improve the students mathematically comunication skill. The average increase in oral communication skills of the cycle I to III in the amount of 0.15, while the average increase in written communication skills from cycle I toIII,0.11. Keywords: geogebra, action research, comunication mathematics PENDAHULUAN Mata kuliah Geometri Tansformasi merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa program studi pendidikan matematika di Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada semester IV. Mata kuliah ini bertujuan untuk membekali calon guru matematika dalam salah satu cabang ilmu geometri. Mata kuliah ini membutuhkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa dikarenakan materi pembelajaran yang dilakukan berbentuk abstrak. Hal ini terjadi karena dalam mata kuliah ini berisikan simbol, rumus aturan transformasi, dan gambar yang menunjukkan adanya transformasi dari suatu titik, garis, atau bidang tertentu. Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai seseorang dalam pembelajaran matematika terutama geometri transformasi. Hal ini sesuai dengan
208
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 panduan pada kurikulum bahwa empat kemampuan yang harus dikuasai dalam pembelajaran matematika yaitu kemampuan pemahaman konsep matematika, komunikasi matematis, penalaran matematis, dan koneksi matematis (Depdiknas,2003). Komunikasi matematis menurut Book (Cangara, 2002) merupakan proses simbolik dengan tujuan untuk melakukan pertukaran informasi. Kemampuan komunikasi mempunyai pengaruh penting bagi seseorang. Semenjak lahir manusia telah dibekali dengan komunikasi, yaitu bayi memberikan tanda kepada ibunya jika mengalami ketidaknyamanan dengan berupa tangisan. Demikian pula dalam kehidupan sosial, jika seseorang ingin memperoleh sesuatu maka dia akan mengkomunikasikan hal tersebut dengan suatu tanda. Proses simbolik sebagai tanda yang menginginkan seseorang agar dapat mengubah sikap dan tingkah laku orang lain inilah yang disebut dengan kemampuan komunikasi (Book dalam Cangara, 2002). Kemampuan komunikasi ini dapat berupa kemampuan mengolah kata-kata, berbicara secara baik, dan dapat dipahami oleh lawan bicara (Evans & Russel, 1992). Secara detail kemampuan komunikasi dapat berupa kemampuan untuk mentransmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dengan menggunakan simbolsimbol seperti perkataan, gambar, figur, grafik dan sebagainya (Berelson & Steiner dalam Mulyana, 2001). Apabila siswa telah mempunyai kemampuan komunikasi matematis maka terdapat indikasi tertentu yang dimilikinya. Indikasi tersebut yaitu 1) mampu menyatakan ide matematik secara lisan, tulisan, mendemonstrasikan, dan menggambarkan dalam bentuk visual; 2) mampu menginterpretasikan dan menilai ide matematik yang disajikan dalam bentuk tulisan atau visual; dan 3) mampu menggunakan bahasa, notasi, dan struktur matematik untuk menyajikan ide dan menggambarkan hubungan pembuatan model (NCTM, 2000). Indikasi lain siswa telah mempunyai kemampuan komunikasi yaitu 1) mampu mengatur dan mengembangkan pemikiran matematika melalui komunikasi; mampu menyampaikan pemikiran matematika secara koheren dan jelas; 3) mampu menganalisis dan menilai pemikiran dan strategi matematika orang lain; 4) mampu menggunakan bahasa matematika untuk menyampaikan ide dengan tepat (John, 2008). Dari berbagai definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi adalah kecakapan individu seseorang dalam menyampaikan, menyajikan informasi, ide, emosi, keterampilan dengan menggunakan simbol-simbol baik secara lisan maupun tulisan seperti perkataan, tulisan, gambar, figur, grafik, dsb, sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Dalam penelitian ini digunakan indikator kemampuan komunikasi sebagai berikut. 1.
Kemampuan menyampaikan ide matematika secara lisan, yaitu kemampuan memberikan penjelasan dan alasan secara matematis dengan pilihan bahasa yang tepat, benar, dan mudah dipahami. 2. Kemampuan tertulis, yaitu kemampuan menuangkan ide matematis menggunakan tulisan, gambar, grafik. Kondisi mahasiswa yang mengambil mata kuliah geometri transformasi yaitu mengalami kesulitan dalam melakukan penyampaian konsep yang dimiliki. Kesulitan tersebut terkait dalam menggambarkan bentuk-bentuk transformasi yang meliputi pergeseran, rotasi, dan dilatasi dari bentuk titik, garis, dan bidang. Selain itu, mahasiswa juga mengalami kesulitan untuk menyampaikan ide transformasi terhadap suatu fungsi. Permasalahan ini merupakan permasalahan serius yang harus segera diberikan solusi, karena mereka merupakan calon guru SMP dan SMA, padahal materi geometri transformasi merupakan materi yang diajarkan di sekolah. Apabila penyampaian konsep pembelajaran ini gagal dilakukan maka dapat memberikan efek yang tidak baik kedepannya. Program Geogebra merupakan salah satu aplikasi komputer yang dapat menggambarkan bentuk geometris. Hasil tampilannya berupa bentuk geometris dimensi dua. Program ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan aplikasi program yang lain. Sebagai contohnya program ini dapat diakses dengan mudah secara gratis. Selain itu, penggunaan aplikasi program dapat digunakan secara mudah, karena dalam tampilan awal pengguna dapat mengetahui kegunaan dari masing-masing menu tab yang tersedia. Programini juga dapat menggambarkan titik, garis, sudut, kurva suatu fungsi, dan bangun datar dengan jelas. Bentuk geometris yang terbentuk dapat dilakukan proses transformasi yang meliputi translasi, dilatasi, refleksi, dan rotasi sesuai dengan keinginan pengguna Berdasarkan penjelasan dan permasalahan yang ada, maka peneliti bermaksud untuk menerapkan program geogebra dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa semester IV kelas A Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun akademik 2014/2015 pada mata kuliah Geometri Transformasi.
209
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan di kelas dengan jalan merancang, melaksanakan, mengobservasi, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja pembelajaran sehingga hasil belajar mahasiswa dapat meningkat (Rustam dan Mudilarto, 2004). Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah semester genap tahun akademik 2014/2015, bulan April 2015 – Agustus 2015.Subyek penelitiannya adalah mahasiswa semester IV kelas A tahun akademik 2014/2015 Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan observasi, angket mahasiswa, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Data yang telah diperoleh direduksi untuk membuang data yang tidak terpakai dan merangkum serta mengumpulkan data yang terpakai. Data yang bersumber dari hasil observasi dianalisis secara deskriptif. Yaitu menganalisis catatan hasil reviewer terhadap pelaksanaan pembelajaran dalam setiap siklus. Catatan reviewer ini sebagai bahan pertimbangan terhadap aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran yang meliputi komunikasi tertulis dan komunikasi lisan.Data yang bersumber dari angket kemampuan komunikasi matematis dianalisis dengan menentukan skor total untuk masing-masing indikator dan seluruh butir pernyataan dari masing-masing mahasiswa. Setelah itu ditentukan nilai rata-rata dari nilai masing masing indikator dan nilai rata-rata dari masing-masing mahasiswa. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut.
(1) Hasil rata-rata skor tersebut kemudian dideskripsikan, dengan deskripsi sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Penskoran Rata-Rata Kemampuan Komunikasi Matematis No.
Nilai
Keterangan
1.
1,00 ≤
Tidak baik
2.
1,75 < ≤ 2,50
Kurang baik
3.
2,50 < ≤ 3,25
Baik
4.
3,25 < ≤ 4,00
Sangat baik
≤ 1,75
Data bersumber dari dokumentasi dianalisis dengan mendeskripsikan data dokumnetasi yang ada untuk mendukung analisis kemampuan komunikasi matematis mahasiswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, pada setiap siklusnya dilaksanakan observasi, pemberian angket, dan dokumentasi. Apabila ditinjau dari hasil angket siswa maka hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami peningkatan kemampuan komunikasi matematis. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.
210
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
Gambar 1. Hasil angket mahasiswa
Dari grafik terlihat bahwa pada setiap siklus mengalami peningkatan kemampuan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Jika ditinjau dari masing-masing indikatornya, pada siklus I terdapat pernyataan yang berkategori kurang baik. Pernyataan yang berkategori kurang baik tersebut terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Pernyataan pada angket yang berkategori kurang pada siklus I No
Pernyataan saya
untuk
Skor
Kategori
2,34615
Kurang Baik
1
Pembelajaran yang dilakukan memudahkan menyampaikan pendapat secara klasikal
2
Saya senang jika diminta menyampaikan suatu ide atau pendapat
2,38462
Kurang Baik
3
Saya dapat menjelaskan kepada teman tentang permasalahan yang muncul dalam perkuliahan
2,42308
Kurang Baik
Selain dilihat dari hasil angket, hal ini juga terlihat dari hasil observasi. Observer menacatat bahwa pada siklus I ini hanya beberapa mahasiswa yang aktif dalam menyampaikan pendapat. Mahasiswa tersebut yaitu Tyas dan Afif. Dari hasil observasi juga diketahui bahwa mahasiswa dalam menggunakan jangka masih mengalami kesalahan. Hal ini terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2. Mahasiswa dalam Menggunakan Jangka
211
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
Pada gambar 2 terlihat bahwa mahasiswa mengalami kesalahan dalam menggambar. Mahasiswa dalam menggunakan jangka masih menggunakan dua tangan. Apabila menggunakan jangka dengan dua tangan, maka ketepatan hasil gambar kurang akurat. Karena dimungkinkan jangka akan bergeser pada saat menggambar. Catatan lain yang diberikan observer untuk siklus I yaitu mahasiswa kurang yakin dalam membaca simbol. Hal ini ditunjukkan pada saat Dosen memberikan pertanyaan, “Bagaimana cara membaca simbol ‘γ’ ?” Banyak mahasiswa ragu-ragu dalam mejawab. Disamping itu, mahasiswa juga tidak langsung menjawab permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa baru menjawab pada saat dosen memberikan pancingan, atau mereka menjawabnya dilakukan secara bersamasama. Apabila salah satu diantara mahasiswa diminta untuk menjelaskan, maka tidak ada yang langsung berinisiatif untuk menyampaikan. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul pada siklus I, pada siklus II diberikan beberapa perbaikan yaitu pemberian motivasi pada mahasiswa agar aktif dalam berpendapat. Pemberian motivasi tersebut dilakukan dengan jalan memberi nilai bagi mahasiswa yang mempunyai inisiatif sendiri untuk menyampaikan pendapat. Disamping memberikan motivasi, dosen juga memberikan contoh secara langsung tentang cara menggunakan jangka dengan benar dan pemberian pertanyaan-pertanyaan pancingan pada saat mahasiswa mengalami hambatan. Hasil dari perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini ternyata memberikan peningkatan pada indikator yang pada siklus I berkategori kurang baik. Akan tetapi peningkatan tersebut belum merubah kategorinya. Pernyataan yang berkategori kurang baikpada siklus II terlihat pada tabel berikut. Tabel 3. Pernyataan pada angket yang berkategori kurang pada siklus II No 1 2 3
Pernyataan Pembelajaran yang dilakukan memudahkan saya untuk menyampaikan pendapat secara klasikal Saya senang jika diminta menyampaikan suatu ide atau pendapat Saya dapat menjelaskan kepada teman tentang permasalahan yang muncul dalam perkuliahan
Skor
Kategori
2,42308
Kurang Baik
2,5
Kurang Baik
2,42308
Kurang Baik
Dilihat dari tabel 3 tersebut maka diketahui bahwa ketiga pernyataan tersebut masih berkategori kurang. Akan tetapi, untuk pernyataan ke dua dan tiga mengalami peningkatan skor. Selain dilihat dari hasil angket, hal ini juga terlihat dari hasil observasi. Observer menacatat bahwa pada siklus II ini mahasiswa yang aktif berpendapat sudah bertambah. Mahasiswa tersebut yaitu Nadin dan Rofiih. Dari hasil observasi juga diketahui bahwa mahasiswa sudah benar dalam menggunakan jangka, akan tetapi dalam menggambar masih sering menghapus hasil gambarnya. Hal ini terlihat pada gambar berikut.
Gambar 3. Mahasiswa dalam menggunakan jangka
212
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
Gambar 4. Mahasiswa sering menghapus hasil gambar
Pada gambar 3 terlihat bahwa mahasiswa sudah benar dalam menggunakan jangka, sedangkan gambar 4 menunjukkan bahwa mahasiswa sering menghapus dalam menggambar. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami kesalahan pada saat menggambar garis, ruas garis, dan sinar garis. Mahasiswa mengalami kebingungan dalam membedakannya. Untuk megatasi permasalahan-premasalahan yang muncul tersebut dosen masih menggunakan strategi yang sama yaitu pemberian motivasi pada mahasiswa untuk berpendapat lebih ditekankan dan mengoptimalkan penggunaan Geogebra dalam menjelaskan gambar dasar bentuk geometris seperti garis, sinar garis, sinar garis, sudut, titik sudut, dan bidang. Hasil dari perbaikan yang dilakukan pada siklus III ini memberikan dampak yang signifikan, dua pernyataan yang pada siklus I dan II berkategori kurang baik sudah menjadi berkategori baik. Akan tetapi, pada siklus ini masih terdapat satu indikator yang berkategori kurang baik. Walaupun indikator tersebut berkategori kurang baik, indikator tersebut mengalami peningkatan nilai.
Tabel 4. Pernyataan pada angket yang berkategori kurang pada siklus III No 1 2 3
Pernyataan Pembelajaran yang dilakukan memudahkan saya untuk menyampaikan pendapat secara klasikal Saya senang jika diminta menyampaikan suatu ide atau pendapat Saya dapat menjelaskan kepada teman tentang permasalahan yang muncul dalam perkuliahan
Skor
Kategori
2,69231
Baik
2,76923
Baik
2,5
Kurang Baik
Dilihat dari tabel 4 tersebut maka diketahui bahwa dua pernyataan yang pada awalnya berkategorikurang sudah berubah menjadi baik, sedangkan untuk pernyataan ke tiga masih berkategori kurang. Untuk pernyataan berkategori kurang dimungkinkan karena tidak percaya diri dan mahasiswa belum terbiasa untuk menyampaikan pendapat. Hal ini dikarenakan motivasi intrinsik mahasiswa untuk berpendapat secara klasikal masih kurang, padahal jika mahasiswa diminta menyampaikan pendapat, mereka mempunyai ide dalam menjawab pertanyaan yang ada.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran pada mata kuliah Geometri Transformasi dengan media berbantu program geogebra dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa semester IV kelas A Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun akademik 2014/2015. Akan tetapi beberapa hal yang harus ditingkatkan pada penelitian selanjutnya yaitu terhadap motivasi mahasiswa untuk menyampaikan pendapat. Motivasi disini terutama motivasi intrinsiknya.
213
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 DAFTAR PUSTAKA Allen, M.J., & Yen, W.M. (1979). Introduction to Measurement Theory. Monterey, CA: Brooks/Cole. Cangara, H. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas Evans, R & Russell, P. (1992). Manajer Kreatif. Jakarta: Binarupa Aksara. John A. (2008). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta : Erlangga. Judith & Markus Hohenwarter. (2013). Introduction to GeoGebra Version 4.4. Diakses pada tanggal 2 Januari 2014 di www.geogebra.org. Kemmis, S. &McTaggart, R. (1990). The Action Research Reader 3rd, Substantially revised. Victoria: Deakin University. Mulyana, D. (2001). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. NCTM. (2000). Principles and Standarts for School Mathematics. Reston VA: The National Council of Teachers of Mathematics Inc. Rustam dan Mudilarto. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Wilkerson, J.R., & Lang, W.J. (2007). Assessing Teacher Competency: Five Standards-based Steps to Valid Measurement Using the CAATS Model. Thousands Oaks, CA: Corwin Press.
214