PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA
Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (3107.203.002)
1. Pendahuluan • Latar Belakang • Perumusan Masalah • Batasan Masalah • Tujuan Penelitian • Manfaat Penelitian
Tantangan yang semakin ketat dan kompleks di hampir semua sektor usaha, Harapan customer atas produk yang lebih baik,
Dibutuhkan metode baru dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, Manajemen rantai pasok salah satu solusi terkait penghantaran produk ke end user
Manajemen rantai pasok konteks proyek konstruksi kegiatan mengatur seluruh pihak yang terlibat dalam mensuplai sumberdaya dari hulu hingga hilir rantai kegiatan
Penerapan konsep yang relatif baru juga berpeluang menghasilkan risiko yang baru Diperlukan pendekatan dalam mengelola risiko melalui manajemen risiko.
Adanya kebutuhan yang membahas lebih dalam tentang manajemen rantai pasok proyek konstruksi gedung sebagai langkah melengkapi penelitianpenelitian yang ada
1) Bagaimana tingkat risiko para pihak yang terlibat dalam pola hubungan rantai pasok proyek konstruksi gedung. 2) Faktor risiko apa saja yang paling dominan terhadap para pihak yang terlibat dalam pola hubungan rantai pasok proyek konstruksi gedung. 3) Bagaimana hubungan antara tingkat risiko dengan faktor risiko dalam rantai pasok proyek konstruksi gedung.
1) Mengetahui tingkat risiko pihak-pihak yang terlibat dalam pola hubungan rantai pasok proyek konstruksi gedung. 2) Mendapatkan faktor risiko yang paling dominan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pola hubungan rantai pasok proyek konstruksi gedung. 3) Mengetahui hubungan antara tingkat risiko dengan faktor risiko dalam konteks rantai pasok proyek konstruksi.
Dapat memberikan wawasan baru pada bidang manajemen risiko terkait rantai pasok di Indonesia.
1) Objek penelitian adalah para pelaku proyek konstruksi gedung yang sedang dalam proses konstruksi di Kota Surabaya. 2) Persepsi risiko hanya diambil dan difokuskan pada para pelaku yang terlibat dalam proses konstruksi gedung yaitu; kontraktor, subkontraktor, dan supplier. 3) Persepsi risiko pihak subkontraktor dan supplier yang ditinjau bukan merupakan subkontraktor maupun supplier yang ternominasi oleh owner.
4) Kategori-kategori jaringan dalam rantai pasok yang ditinjau pada penelitian ini yaitu kategori jaringan fisik, jaringan finansial, jaringan informasi, jaringan relasional, dan jaringan inovasi. 5) Bentuk kontrak yang ditinjau dalam penelitian adalah bentuk konvensional yaitu, penyedia jasa utama dalam melaksanakan pekerjaan dapat dibantu oleh sub penyedia jasa melalui ikatan kontrak kerjasama. Sedangkan supplier merupakan organisasi yang terikat kontrak kerjasama dengan penyedia jasa utama atau sub penyedia jasa.
2. Tinjauan Pustaka
Suatu
metode terintegrasi diantara pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menghasilkan produk atau jasa dimulai pada proses mendapatkan bahan baku dari supplier menuju ke proses produksi dan berakhir pada proses penghantaran kepada pengguna akhir yang berlandaskan pada semangat kolaborasi demi mewujudkan tujuan bersama yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
- The Project Management Institute 2004; - Australian/New Zealand Standard 4360; - The Association of Project Management 1997.
Sebagai
suatu sistem pendekatan pengambilan keputusan untuk mengurangi dampak & probabilitas keadaan yang tidak diharapkan serta meningkatkan dampak & probabilitas keadaan yang diharapkan terhadap pencapaian sasaran proyek.
Planning
Identification
Qualitative Analysis
Quantitative analysis
Response Planning
Monitoring & Control
Define Project
Focus PRAM
Identification
Assessment
Planning
Management
Establish Context
Risk Identification
Risk Analysis
Risk Evaluation
Risk Treatment
Monitoring & Review
Beberapa kategori jaringan yang dikelola dalam manajemen rantai pasok (Cavinato, et.al, 2006) yaitu: – – – – –
Jaringan Fisik Jaringan Finansial Jaringan informasi Jaringan Relational Jaringan Inovasi
3. Metodologi Penelitian
Populasi penelitian: Pelaku proyek konstruksi bangunan gedung yang sedang dalam proses konstruksi di Kota Surabaya Sampel penelitian: Kontraktor, subkontraktor dan supplier Responden: para pengambil keputusan baik sebagai pimpinan proyek atau pimpinan perusahaan dalam organisasi kontraktor, subkontraktor dan supplier dari proyek bersangkutan (lampiran A)
Didasarkan pada tujuan dari manajemen rantai pasok yaitu berupaya dalam peningkatan kinerja proyek melalui kerjasama strategis, terintegrasi dan berjangka panjang diantara pihak-pihak yang terlibat pada proyek tersebut, sehingga dapat meningkatkan daya layan kepada pengguna akhir (end user).
Kuesioner: - Tujuan: mendapatkan persepsi risiko responden - Lampiran B Wawacara: - Tujuan: mendapatkan data subkontraktor dan supplier pada proyek bersangkutan
Pernyataan Frekuensi Terjadinya Risiko
Nilai
Keterangan
5
Jika frekuensi kemungkinan munculnya kejadian risiko > 50 %
Sering terjadi
4
Jika frekuensi kemungkinan munculnya kejadian risiko 25-50 %
Kadang – kadang terjadi
3
Jika frekuensi kemungkinan munculnya kejadian risiko 10-25 %
Hampir tidak pernah terjadi
2
Jika frekuensi kemungkinan munculnya kejadian risiko < 10 %
Tidak pernah terjadi
1
Apabila frekuensi kemungkinan munculnya kejadian risiko tidak ada
Selalu terjadi
Pernyataan Frekuensi Terjadinya Risiko
Nilai
Keterangan
5
Apabila risiko ketidaktepatan > 50 % terhadap hasil (delivery)
Besar
4
Apabila risiko ketidaktepatan 40-50 % terhadap hasil (delivery)
Sedang
3
Apabila risiko ketidaktepatan 20-40 % terhadap hasil (delivery)
Kecil
2
Apabila risiko ketidaktepatan 10-20 % terhadap hasil (delivery)
Sangat kecil
1
Apabila risiko ketidaktepatan < 10 % terhadap hasil (delivery)
Sangat besar
Analisis Probabilitas & Dampak Tujuan: mengetahui besar/kecil nilai risiko variabel melalui matriks probabilitas-dampak Rumus: R = P x I Cara : 1) Menghitung mean probabilitas dan mean dampak setiap responden 2) Menghitung nilai risiko (R) 3) Pemetaan pada diagram Probability-Impact
No
Peneliti
Penelitian
Metode Analisis
Metode Pengukuran
1
Ke, et.al. (2009)
Risk in China’s PPP Projects
Mean
Skala 1-5
2
Wagner and Bode (2005)
Risk Management in Supply Chain
Mean
Skala 1-5
3
Bing, et.al. (1999)
Risk Management in International Joint Venture
Mean
Skala 1-5
4
Shen (1997)
Risk Management
Mean
Skala 1-8
Analisis Faktor Tujuan: mengetahui besar/kecil nilai risiko variabel melalui matriks probabilitas-dampak Rumus: R = P x I Cara :
1) Menghimpun data faktor 2) Menggunakan nilai R sebagai data analisis 3) Melakukan pengelompokkan ke dalam beberapa faktor dominan berdasarkan output hasil analisis software 4) Menentukan nama faktor baru sesuai variabel penyusun
4. Hasil Analisis & Pembahasan
1. Variabel Kontraktor terhadap Subkontraktor No.
Kategori
1 2 3
A1 Jaringan fisik
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kode
A2 A3 A4
Jaringan keuangan Jaringan informasi Jaringan relasional
Jaringan inovasi
B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 E1 E2
Uraian Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar Keterlambatan penyelesaian pekerjaan Perubahan desain atau terjadi pekerjaan “tambah-kurang” pada saat proses konstruksi berlangsung Kesalahan harga dengan yang tertera pada kontrak kerja sama Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem pembayaran Manipulasi informasi oleh subkontraktor Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi Keterlambatan pemecahan masalah sengketa Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor Koordinasi yang lemah dengan subkontraktor Pembengkakan biaya konstruksi dengan adanya metode konstruksi yang baru Ketidakpastian kualitas hasil pekerjaan dengan adanya metode konstruksi yang baru
2. Variabel Kontraktor terhadap Supplier No.
Kategori
Kode
Uraian
F1
Spesifikasi dan mutu material yang terkirim tidak sesuai dengan kontrak
F2
Ketidakstabilan supply material oleh supplier
3
F3
Risiko keterlambatan yang diakibatkan oleh proses mendapatkan material pengganti
4
G1
Risiko akibat eskalasi kenaikan harga material
G2
Risiko akibat fluktuasi (perubahan naik-turun) kurs mata uang
G3
Terjadi peningkatan tarif pajak barang atau jasa
H1
Manipulasi informasi oleh supplier
I1
Keterlambatan pemecahan masalah sengketa
I2
Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan supplier
10
I3
Kesulitan mencari supplier pengganti
11
J1
Pembengkakan biaya material dengan adanya metode konstruksi yang baru
J2
Munculnya penolakan dari owner
1 2
5
Jaringan fisik
Jaringan keuangan
6 7
Jaringan informasi
8 9
12
Jaringan relasional
Jaringan inovasi
3. Variabel Subkontraktor terhadap Kontraktor No. Kategori Kode Uraian 1 K1 Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak 2 K2 Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar 3 K3 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan 4 Jaringan K4 Kekurangan tenaga kerja yang dimiliki subkontraktor fisik Permasalahan keamanan di lingkungan proyek yang mengancam pekerja, 5 K5 material dan peralatan 6 K6 Menurunnya produktifitas pekerja atau peralatan 7 K7 Birokrasi perizinan yang berbelit Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya subkontraktor 8 L1 karena keuangan kontraktor yang bermasalah Jaringan 9 keuangan L2 Harga kurang kompetitif 10 L3 Terjadi peningkatan tarif pajak barang atau jasa 11 M1 Ketidakjelasan pihak kontraktor dalam memberikan informasi 12 Jaringan M2 Minimnya kepercayaan subkontraktor terhadap Kontraktor informasi Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam 13 M3 mengelola pertukaran informasi 14 N1 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas 15 Jaringan N2 pelanggaran yang telah dilakukan relasional 16 N3 Kurangnya kesadaran kontraktor dalam membina hubungan jangka panjang
4. Variabel Subkontraktor terhadap Supplier No.
Kategori
1 2 3
P1 P2 Jaringan fisik
4 5 6 7
8
Jaringan keuangan Jaringan informasi
9 10 11 12 13 14
Kode
Jaringan relasional Jaringan inovasi
Uraian
P4
Cacat pada material Keterlambatan supplai material Kesalahan desain oleh konsultan perencana selama proses konstruksi berlangsung sehingga mengganggu suplai material Ketidakstabilan suplai material oleh supplier
Q1
Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem pembayaran
Q2
Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa
R1
Ketidakjelasan supplier dalam memberikan informasi
R2
Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi
S1
Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak kerjasama
S2 S3 S4 S5
Keterlambatan pemecahan masalah sengketa Supplier sering saling melempar tanggung jawab Koordinasi yang lemah dengan supplier Kesulitan mencari supplier pengganti Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan persyaratan yang telah ditetapkan terkait adanya inovasi
P3
T1
5. Variabel Supplier terhadap Kontraktor No.
Kategori
1 2 3
U1 Jaringan fisik
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kode U2 U3 U4
Jaringan keuangan Jaringan informasi
Jaringan relasional Jaringan inovasi
V1 V2 W1 W2 W3 X1 X2 X3 Y1 Y2
Uraian Kegagalan pengiriman material karena lokasi proyek yang kurang jelas/sulit dilalui Perizinan pengadaan material khusus yang berbelit Pembatasan impor material dan peralatan Risiko akibat persyaratan ketat yang berlaku di sekitar lingkungan proyek terkait pengadaan material ke lokasi Pembayaran yang terlambat/bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor yang bermasalah Harga kurang kompetitif Ketidakjelasan kontraktor dalam memberikan informasi Minimnya kepercayaan supplier terhadap kontraktor Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan pada proses pertukaran informasi Hubungan psikologis supplier yang terganggu dengan adanya konsekuensi atas pelanggaran yang telah dilakukan Kurangnya kesadaran kontraktor dalam membina hubungan jangka panjang Kontraktor sering melempar tanggung jawab Tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi yang baru Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan persyaratan yang telah ditetapkan terkait adanya inovasi
6. Variabel Supplier terhadap Subkontraktor No. Kategori 1 Jaringan 2 fisik 3 4 5 6 7 8 9
Jaringan keuangan Jaringan informasi
Jaringan 10 informasi 11 12 13 14 15
Kode Z1 Z2 Z3 AA2 AA3 AA4
Tidak tersedianya bahan baku Pembatasan impor material dan peralatan Birokrasi perizinan pengadaan material khusus yang berbelit Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan subkontraktor yang bermasalah Harga kurang kompetitif Risiko akibat kenaikan harga bahan bakar Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa
AB1
Minimnya kepercayaan supplier terhadap subkont`raktor
AB2
AC4
Manipulasi informasi oleh subkontraktor Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak kerjasama Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas pelanggaran yang telah dilakukan Kurangnya kesadaran subkontraktor dalam membina hubungan jangka panjang Subkontraktor sering melempar tanggung jawab
AD1
Tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi yang baru
AA1
AB3 AC1
Jaringan relasional Jaringan inovasi
Uraian
AC2 AC3
Probabilitas
1. Hasil Penilaian Risiko kon-sub VH
5
H
4
ME
3
L
2
VL
1
A3,A4 A1,B1,C1, A2,B2, C2,D2,E1 D1,D3,E2
1 VL
2 L
3 ME Dampak negatif
1.
Sangat Rendah
3.
Sedang
2.
Rendah
4.
Tinggi
5.
4 H
5 VH
Sangat tinggi
Probabilitas
2. Hasil Penilaian Risiko kon-supp VH
5
H
4
ME
3
I2
F2,G3
L
2
F3,G1,H1, I3,J1,J2
F1,G2,I1
VL
1 1
2
3
4
5
VL
L
ME
H
VH
Dampak Negatif 1.
Sangat Rendah
3.
Sedang
2.
Rendah
4.
Tinggi
5.
Sangat tinggi
Probabilitas
3. Hasil Penilaian Risiko sub-kon VH
5
H
4
ME
3
L
2
VL
1
K1,K6, L1,O1 K3,K5,K7, L3,M2,M3, N1,N2,N3
1 VL
2 L
3 ME Dampak Negatif
1.
Sangat Rendah
3.
Sedang
2.
Rendah
4.
Tinggi
5.
K2,K4, L2,M1,N4
4 H
5 VH
Sangat tinggi
Probabilitas
4. Hasil Penilaian Risiko sub-supp VH
5
H
4
T1
ME
3
P3,Q1,R1, R2,S1,S2, S4,S5
L
2
Q2
VL
1 1 VL
2 L
3 ME Dampak Negatif
1.
Sangat Rendah
3.
Sedang
2.
Rendah
4.
Tinggi
5.
P1,P2, P4,S3
4 H
5 VH
Sangat tinggi
Probabilitas
5. Hasil Penilaian Risiko Supp-Kon VH
5
H
4
ME
3
U3
L
2
U2,X1
VL
1
V1,V2, W3,X3
Y1
U1,U4,X2, W1,W2,Y2
1
2
3
4
5
VL
L
ME
H
VH
Dampak Negatif 1.
Sangat Rendah
3.
Sedang
2.
Rendah
4.
Tinggi
5.
Sangat tinggi
Probabilitas
6. Hasil Penilaian Risiko Supp-Sub VH
5
H
4
ME
3
L
2
VL
1
AA1 Z1,AA2,AA3, AB3,AD1 Z2,Z3,AA4, AB2,AC1,AC3
AC2
1 VL
2 L
AB1, AC4
3 ME Dampak Negatif
1.
Sangat Rendah
3.
Sedang
2.
Rendah
4.
Tinggi
5.
4 H
Sangat tinggi
5 VH
1. Analisis Faktor Persepsi Risiko Kontraktor terhadap Subkontraktor Faktor
Kode
Risiko dominan I
D2
Risiko dominan II Risiko dominan III Risiko dominan IV Risiko dominan V
C1 D1 E1 B1 E2 A4 A2 A3 B2
Uraian Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor Manipulasi informasi oleh subkontraktor Keterlambatan pemecahan masalah sengketa Pembengkakan biaya konstruksi dengan adanya metode konstruksi yang baru Kesalahan harga dengan yang tertera pada kontrak kerja sama
Ketidakpastian kualitas hasil pekerjaan dengan adanya metode konstruksi yang baru Perubahan desain atau terjadi pekerjaan “tambah-kurang” pada saat proses konstruksi berlangsung Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar Keterlambatan penyelesaian pekerjaan Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem pembayaran
D3
Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi Koordinasi yang lemah dengan subkontraktor
A1
Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak
C2
Nilai
0.908 0.865 0.774 0.879 0.821 0.751 0.777 0.733 0.616 0.923 0.778 0.870 0.609
2. Analisis Faktor Persepsi Risiko Kontraktor terhadap Supplier Faktor
Kode
Risiko dominan I Risiko dominan II
G1 I3 H1 G3 J1 J2 F3
Risiko dominan III
G2 F1 I2
Risiko dominan IV Risiko dominan V
Uraian Risiko akibat eskalasi kenaikan harga material Kesulitan mencari supplier pengganti Manipulasi informasi oleh supplier Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa Pembengkakan biaya konstruksi Munculnya penolakan dari owner Risiko keterlambatan yang diakibatkan oleh proses mendapatkan material pengganti Risiko akibat fluktuasi (perubahan naik-turun) kurs mata uang Spesifikasi dan mutu material yang terkirim tidak sesuai dengan kontrak Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan supplier
Nilai 0.831 0.827 0.815 0.928 0.852 0.729 0.867 0.673 0.487 0.445
I1
Keterlambatan pemecahan masalah sengketa
0.862
F2
Ketidakstabilan supply material oleh supplier
0.866
3. Analisis Faktor Persepsi Risiko Subkontraktor terhadap Kontraktor Faktor Kode L1
Risiko dominan I
N4 K2 K6 L2 K1 K3 M1 K5
Risiko dominan II Risiko dominan III
N1 K7 L3
N3 M2 M3
Uraian Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya subkontraktor karena keuangan kontraktor yang bermasalah Kontraktor sering melempar tanggung jawab Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar Menurunnya produktifitas pekerja atau peralatan Harga kurang kompetitif Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak Keterlambatan penyelesaian pekerjaan Ketidakjelasan pihak kontraktor dalam memberikan informasi Permasalahan keamanan di lingkungan proyek yang mengancam pekerja, material dan peralatan Keterlambatan pemecahan masalah sengketa Birokrasi perizinan yang berbelit Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa Kurangnya kesadaran kontraktor dalam membina hubungan jangka panjang Minimnya kepercayaan subkontraktor terhadap kontraktor Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi
Nilai 0.880
0.821 0.797 0.766 0.751 0.726 0.726 0.650 0.594 0.860 0.851 0.833
0.645 0.781 0.765
4. Analisis Faktor Persepsi Risiko Subkontraktor terhadap Supplier Faktor Risiko dominan I
Kode
Ketidakstabilan suplai material oleh supplier Cacat pada material
0.901 0.841
S1
Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak kerjasama
0.71
R1
Ketidakjelasan supplier dalam memberikan informasi
0.637
S4 S3
Koordinasi yang lemah dengan supplier Supplier sering saling melempar tanggung jawab
0.635 0.872
Q1
Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem pembayaran
0.818
S2 T1 Q2 P2
Risiko dominan
Nilai
P4 P1
R2 Risiko dominan II
Uraian
Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi Keterlambatan pemecahan masalah sengketa Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan persyaratan yang telah ditetapkan terkait adanya inovasi Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa Keterlambatan supplai material
0.77 0.759 0.742 0.728 0.708
P3
Kesalahan desain oleh konsultan perencana selama proses konstruksi berlangsung sehingga mengganggu suplai material
0.706
S5
Kesulitan mencari supplier pengganti
0.835
5. Analisis Faktor Persepsi Risiko Supplier terhadap Kontraktor Faktor
Kode V1
Risiko dominan I
V2 X3 W3 Y1 U4
Uraian Pembayaran yang terlambat/bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor yang bermasalah Harga yang kurang kompetitif Kontraktor sering melempar tanggung jawab Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan pada proses pertukaran informasi Tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi yang baru Risiko akibat persyaratan ketat yang berlaku di sekitar lingkungan proyek terkait pengadaan material ke lokasi Minimnya kepercayaan supplier terhadap kontraktor Kegagalan pengiriman material karena lokasi proyek yang kurang jelas/sulit dilalui Perizinan pengadaan material khusus yang berbelit
Nilai 0.920 0.900 0.892 0.847 0.832 0.759
Risiko dominan I
W2
Risiko dominan II
U2 Y2
Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan persyaratan yang telah ditetapkan terkait adanya inovasi
0.753
Risiko dominan III
X2
Kurangnya kesadaran kontraktor dalam membina hubungan jangka panjang
0.839
U3
Pembatasan impor material dan peralatan
0.823
Risiko dominan IV
X1
Hubungan psikologis supplier yang terganggu dengan adanya konsekuensi atas pelanggaran yang telah dilakukan
0.832
U1
0.695 0.628 0.914
6. Analisis Faktor Persepsi Risiko Supplier terhadap Subkontraktor Faktor
Risiko dominan I
Kode
Uraian
Nilai
AB1
Minimnya kepercayaan supplier terhadap subkontraktor Kurangnya kesadaran subkontraktor dalam membina hubungan jangka panjang Harga kurang kompetitif
0.936
AC3 AA2 AA1
Risiko dominan I
AC2 AC4 Z1
Risiko dominan II
AD1
Risiko dominan II Risiko dominan III
AB2 AC1 AA3 Z2
AB3
Z3
Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan subkontraktor yang bermasalah Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas pelanggaran yang telah dilakukan Subkontraktor sering melempar tanggung jawab Tidak tersedianya bahan baku Tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi yang baru Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi Manipulasi informasi oleh subkontraktor Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak kerjasama Risiko akibat kenaikan harga bahan bakar Pembatasan impor material dan peralatan
Birokrasi perizinan pengadaan material khusus yang berbelit
0.875 0.845 0.806 0.694 0.649 0.934 0.829 0.747 0.684 0.572 0.552 0.864
0.811
5. Kesimpulan
Kesimpulan I Berdasarkan hasil analisis risiko yang telah dilakukan didapatkan persepsi risiko terbesar yang terjadi antara: 1. Kontraktor terhadap subkontraktor yaitu, - keterlambatan penyelesaian pekerjaan dan - perubahan desain atau terjadi pekerjaan “tambahkurang” pada saat proses konstruksi berlangsung, 2. Kontraktor terhadap supplier yaitu, - ketidakstabilan supply material oleh supplier; - terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa
…Kesimpulan I 3. Subkontraktor terhadap kontraktor yaitu, - spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak; - menurunnya produktifitas pekerja atau peralatan; - pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya subkontraktor oleh kontraktor; - pembengkakan biaya dengan adanya metode konstruksi yang baru 4. Subkontraktor terhadap supplier yaitu, - spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan persyaratan yang telah ditetapkan terkait adanya inovasi,
…Kesimpulan I 5. Supplier terhadap kontraktor yaitu, - tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi yg baru, 6. Supplier terhadap subkontraktor yaitu, - pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan subkontraktor yang bermasalah.
Kesimpulan II Berdasarkan hasil analisis faktor yang telah dilakukan didapatkan faktor-faktor dominan yang terjadi antara: 1. Kontraktor terhadap subkontraktor didominasi oleh faktor sanksi, kejujuran dan kemampuan. 2. Kontraktor terhadap supplier: faktor biaya, alternatif supplier dan kejujuran 3. Subkontraktor terhadap kontraktor: faktor keuangan dan tanggung jawab.
…Kesimpulan II
4. Subkontraktor terhadap supplier: faktor kemampuan dan hukum. 5. Supplier terhadap kontraktor: faktor finansial, kemampuan dan tanggung jawab. 6. Supplier terhadap subkontraktor: faktor kedekatan, kemampuan dan tanggung jawab.
Kesimpulan III Berdasarkan hasil analisis – analisis yang telah dilakukan didapatkan hubungan antara tingkat risiko dengan faktor risiko dalam rantai pasok proyek konstruksi pada masingmasing hubungan kerjasama yaitu : 1. Kontraktor terhadap subkontraktor variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor kemampuan. 2. Kontraktor terhadap supplier: variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor biaya dan penolakan serta kelompok faktor kemampuan
…Kesimpulan III 3. Subkontraktor terhadap kontraktor: variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor keuangan dan tanggung jawab serta kelompok faktor sumberdaya.
4. Subkontraktor terhadap supplier: variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor kemampuan dan hukum, serta kelompok faktor kemampuan, tanggung jawab dan finansial.
…Kesimpulan III
5. Supplier terhadap kontraktor: variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor finansial, kemampuan dan tanggung jawab. 6. Supplier terhadap subkontraktor: variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor kedekatan hubungan, kemampuan dan tanggung jawab.
LAMPIRAN
Thank You for Your Attention